Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.

Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin
Vina


Chapter 1



Namaku Paijo, aku hanyalah seorang office boy di sebuah kantor cabang perusahaan telekomunikasi di Bogor. Pekerjaan sehari-hariku bersih-bersih kantor dan melayan para karyawan serta staff. Aku belum menikah di usia 30 tahun ini, karena masih mengumpulkan biaya modal nikah. Walau begitu aku rutin bermasturbasi untuk memenuhi kebutuhan libidoku.

Salah satu yang sering jadi bahan coli ku hari ini adalah Vina, seorang karyawati berhijab berusia 25 tahun yang menurutku sempurna. Wajahnya cantik, bodynya aduhai, toketnya besar. Selain karyawan Vina juga seorang selebgram. Foto-fotonya di IG sering aku nikmati sebagai bacolku setiap malam. Aku juga sering mengintip dan curi-curi pandang kepada Vina di kantor,

“Aaaaahhhh… Sayangg… Aaaahhhh… Vina ku sayang… Aaaaaahhhh….” Aku membayangkan meremas-remas toket Vina, lalu menelanjanginya, menciuminya, lalu menggenjotnya…. Akhirnya aku mengeluarkan air maniku yang cukup banyak. Aku ke kamar mandi sebentar lalu tertidur.

“Selamat pagi Bu Vina”, ujarku kepada si montok yang kutaksir.

“Eh mas paijo, rajin amat nih sudah bersih-bersih.” Kata Vina kepadaku.

“Iya nih bu, hehe.. Bu Vina makin cantik aja..” aku mencoba mengakrabkan diri.

“Ih bisa aja nih, aku kerja dulu ya mas Paijo..” ujar Vina menuju ruangannya.

Duh, kapan ya aku bisa jadi suaminya Vina. Pasti enak banget kalau bisa ngentotin Vina. Pikiranku melayang-layang.


***


“Pak Paijo, tolong bereskan gudang ya. Keluarkan barang-barang yang tidak diperlukan.” Ujar bosku.

“Ah siap pak.! Saya kerjakan.” Ujarku.

Akupun beres-beres gudang, tiba-tiba aku menemukan sebuah benda yang mirip lampu Aladdin.

“Kok benda begini ada di sini? Mirip yang di film-film?” kataku dalam hati.

Akupun iseng menggosok benda itu, siapa tahu keluar jin. Setelah aku gosok, ternyata benar, tiba-tiba ada asap yang keluar dari benda itu. Lalu munculah sesosok jin dengan penampilan kakek tua berambut putih namun masih bugar.

“Eh buset, kok beneran kayak di film?” aku pun jadi ingat film Kabayan yang juga punya pembantu jin.

Aku mencoba mencubit tanganku dan menampar wajahku sendiri, sialan sakit. Berarti ini bukan mimpi, ini nyata.

“Siapa kamu?” tanyaku kepada sosok di depanku.

“Hahaha.. aku adalah jin penunggu lampu ini, siapapun yang menggosok lampu itu akan kukabulkan tiga permintaannya.”

“Wow, serius, kayak di film beneran nih. Boleh apa saja kan permintaannya?” tanyaku.

“Boleh, aku punya kesaktian yang bisa mengabulkan apa saja permintaanmu.” Ujar jin itu.

Ah segera saja aku membayangkan Vina, aku ingin bisa ngentot dia.

“Jin, aku ingin bisa mantap mantap sama Vina.” Ujarku.

“Hahaha.. Gampang itu..” Lalu jin itu pun memejamkan mata dan membukanya lagi.

“Selamat, keinginanmu sudah terkabul. Hihi..” ujar jin itu.

“Kok gak terjadi apa-apa?” dalam hati ku bertanya.

Tiba-tiba hpku berdering, wah ada telepon dari Vina.

“Halo Bu Vina”

“Eh Mas Paijo, siang ini kita makan siang bareng yuk!” ujar Vina

“Wah, eh iya bu. Siap…”

“Oke, ditunggu ya Mas Paijo.”

“Oke bu..”

“Wah beneran berhasil kamu jin hehe. Aduh aku kok jadi deg degan nih.” Ujarku..

“Hahaha.. Om jin mau balik dulu ke lampu ya tuan.. Nanti kalau perlu lagi tinggal gosok. Jaga lampu itu baik-baik..” ujar jin tersebut.

“Oke siap jin…” lalu jin tersebut menghilang.




1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30