Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.

Karena stamina yang sudah terkuras dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan Vina semakin melemah. Aku pindahkan kedua tanganku ke arah pinggangnya dan tanganku mulai membantu mengangkat dan mendorong pinggul Vina agar terus bergooyang. Aku lihat kontolku timbul tenggelam dibekap lubang memeknya yang hangat. Rintihan tak pernah berhenti keluar dari mulutnya. 

“shh…ah…sshhh…ahhh..” 

Goyangannya teratur, setelah sekian lama dengan posisi itu, vina mulai bangkit lagi libidonya, dengan tenaga sisa vina mulai membantu tangaku dengan menggerakkan pinggulnya lebih cepat lagi. Kedua tangannya kini merangkul kepalaku dan membenamkannya ke kedua gunug kembarnya yang besar dan halus. Aku tahu vina akan mengalami klimaksnya yang ketiga. Aku kulum dan lumat payudaranya, kepala vina menengadah merasakan nikmat yang tiada tara atas rangsangan pada dua titik tersensitifnya. Tak berselang kemuvinan, Vina merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. 

"Terus…, terus…, "

Vina tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Vina tak peduli lagi, 

“Aaduuuh…, eeeehm..ahh…maasss…aahhh…”, 

Vina memekik lirih sambil menjambak rambutku memeluknya dengan kencang itu. 

Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku.Kemudian kembaliku gendong dan meletakkan Vina di atas meja dengan pantat Vina terletak pada tepi dipan dan kasur, kedua kakinya terjulur ke lantai. Aku mengambil posisi vinantara kedua paha Vina yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kananku menuntun kontolku ke dalam lubang memek Vina yang telah siap di depannya. Aku mendorong kontolku masuk ke dalam dan menekan badannya. 

Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Vina yang terkapar lemas dan pasrah terhadap apa yang akan aku lakukan.Badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan kontolku. 

Vina benar-benar telah KO dan dibuat benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram Sprei. Dan aku sekarang merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam kontolku yang menimbulkan perasaan geli pada ujung kontolku. Aku mengeram panjang dengan suara tertahan, 

“Agh…, terus”, dan pinggulku menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirku menempel ketat dan batang kontolku terbenam seluruhnya di dalam liang memek Vina. 

Dengan suatu lenguhan panjang, 

“Sssh…, ooooh!”, 

sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, aku merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maniku ke dalam memek Vina. Ada kurang lebih lima detik aku tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Vina yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke seluruh rongga memeknya.

Setelah aku berbaring, menikmati sisa-sisa kenikmatan, tiba-tiba Vina berteriak..

“Aaaaaarrrggghhhh…. Tidak….. Mas Paijo…. Apa yang sudah kita lakukan???...”

“Waduh? Kok efeknya sudah gak berjalan ya? Sial… Vina dah sadar kayaknya..”



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30