Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.


Chapter 4


“Haduh, habis ngewe cape nih, lapar.”

Aku lihat Vina sudah memakai pakaiannya kembali lengkap.

“Vin, kamu ada yang nyariin gak kalau nginep di hotel ini?” tanyaku.

“Gak ada sih tuan, aku kan di sini kuliah terus dapat kerja, orang tuaku di kampung. Saudaraku gak tinggal bareng. Jadi aku bebas tuan.”

“Wah, asyik banget nih. Malam ini kita bisa indehoy lagi hihi.” Ujarku.

“Iya tuan, aku gimana tuan aja. Aku kan udah jadi budak seks tuan.” Ujar Vina.

“Eh Vin, kita makan yuk di lobi hotel. Kamu yang bayar ya.” Ujarku.

“Siap tuan. Aku akan melayani tuan dengan sebaik-baiknya.”

Kami berdua turun lewat lift ke lobi hotel, di sana ada restoran yang menyediakan makanan. Beberapa orang menatap kami dengan sinis, mungkin aneh saat ada cewek cantik jalan dengan aku yang jelek ini. Paling aku dianggap supirnya. Aku pegang tangan Vina saat berjalan, biarin supaya orang-orang iri denganku.

Kami pun duduk di meja makan, memanggil pelayan dan memesan makanan. Sambil menunggu makanan kami melanjutkan perbincangan tadi di kamar.

“Emang kamu gak punya pacar vin?” tanyaku.

“Hhm.. aku gak punya tuan, terakhir pacaran setahun lalu tapi dah putus.” Kata Vina.

“Loh kenapa putus?” tanyaku.

“Dia selingkuh, padahal aku dah setia sama dia. Dia janji nikahin aku tapi malah milih wanita lain.” Cerita Vina.

“Wah, bodoh banget ya laki-laki itu, padahal kamu kurang apa coba? Dah cantik, semok, aduhay. Pasti banyak banget cowok yang pengen jadi suami kamu.” Ujarku.

“Ah, namanya lelaki, cewek secantik dan seksi apapun, kalau dah didapatkan, pasti gampang bosen. Makanya aku lagi fokus karir dulu, bahagiain orang tua.”

“Hahaha… eh, ngomong-ngomong pas kamu pacaran udah pernah ngapain aja?”

“Ehm.. baru ciuman sama petting sih, pas cowoku pengen merawanin aku, aku selalu nolak. Dia pernah remas2 tetek, aku pernah sepong dan kocok kontolnya sampai keluar.” Ujar Vina.

“Wow, aku jadi pengen hehe..” ujarku

“Boleh tuan, untuk tuan apa sih yang nggak.. hihi”

Makananpun datang, kami dengan lahap memakan makanan yang tersedia. Sebelum kami kembali ke kamar, aku memberitahukan beberapa hal kepada Vina.

“Vin, dengar ya, kamu adalah budak seksku sekarang, tapi di kantor kita bersikap seperti biasa, jangan sampai ada yang tahu. Kamu gak boleh bilang apa-apa terkait ini ya.” Ujarku.

“Siap tuan, aku akan jaga rahasia ini.” Ujar Vina.

***

Kami berdua kembali ke kamar, ingin melaksanakan persetubuhan kembali. Tenagaku dan Vina sudah pulih kembali. Vina mulai bersimpuh didepan ku dan memelorotkan celana dan celana dalamku. Tiba-tiba kontolku menyembul dan memang kontolku sudah mulai keras dari tadi. Vina tampak kaget, karena kontol hitamku yang telah tegak ada di depan mukanya.

“Sekarang, raih kontolku, Vina sayang…, kamu belai, ciumin dan jilatin kontolku”, perintahku selanjutnya pada Vina. Vina mulai melaksakan perintahku. Mula-mula tangannya mengocok kontolku. Bibirnya yang tipis mendekati kontolku. Dia mulai mencium ujung kontol ku.



“Ayo Vina…, jilat dan kulum kontolku…”, perintahku pada Vina, yang di lanjutkan dengan anggukan dari Vina. Vina mulai menjilati kontolku. Mulai dari ujung kontol sampai ke pelirku.

“Ah…, ya begitu Vin asayang…, terus jilatan mu enak sekali…, sekarang mulai masukan kontolku ke mulutmu”, kataku sambil memegangi jilbab milik Vina.

Vina melanjutkan mengulum kontolku.

“sruupp….,ahh… enak sekali…. sruupp”, Vina tampak menikmati oral pertamanya kepadaku.

“Ahh…. Bagus enak sekali Vina…..”, kataku sambil menjambak jilbab yang di kenakannya.

“ Ahh… kamu cepat belajar….seponganmu enak sekali… , kamu menyukainya sayang?”, tanyaku.

Vina mengangguk dan sambil terus mengulum kontolku…., aku menggerakan pantatku seolah sedang melakukan penetrasi. Vina tampak kelabakan, karena jilbabnya di jambak dan aku memaju mundurkan pantatku. Sampai mentok wajah Vina di selangkanganku. Tampaknya kontolku sampai di rongga kerongkongannya…, vina tampak pucat. Aku menarik lagi jilbabnya. Kemudian aku hentakkan kembali.

“srrruuuuppp…. Aacchh”, Vina yang mulai terbiasa, dan malah menikmati oranya kepadaku. Vina terus melakukan emutan di kontolku.

“Ahh… Vina sayang, enak sekali seponganmu…, aku sebentar lagi keluar…, kamu harus meminum semua pejuku….” Kataku kepada Vina. Disertai anggukan Vina yang terus melakukan oral terhadap kontolku.



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30