Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.


“Mmhhh…enak Vina, memekmu legit sekali !” gumamku merasakan himpitan dinding vagina Vina terhadap kontolku.

Tanpa menghiraukan ocehanku, Vina mulai menggoyangkan tubuhnya naik-turun. Sesekali ia meliukkan pinggulnya sehingga aku merasa kontolnya seperti dipelintir. Secara refleks tangannya yang saling genggam dengan tanganku itu membimbingnya ke salah satu payudaranya seolah meminta meremasinya. Aku mulai memainkan payudara Vina dan tangan satunya menelusuri tubuh yang molek milik Vina, merasakan kulitnya yang halus dan lekuk tubuhnya yang indah. Vina sudah semakin hanyut dalam persetubuhan.

“Yah…terus Vina, enak…terushh !” desahku itu seiring genjotan Vina yang semakin liar karena semakin dikuasai birahi. Dari bawah diriku juga ikut menggerakkan pinggul, sehingga tumbukkan diriku dan Vina saling berlawanan arah dan menyebabkan kontol itu menusuk lebih dalam. Vina tidak menghiraukan yang lain lagi selain birahinya yang menuntut pemuasan.

“Gimana Vina? Enak ga kontol saya ?” tanya diriku yang telah menaklukkan seorang gadis berjilbab.

“Aahh…ahhh…enak Tuaann…terus…goyang terus Tuaann!” erang Vina.

Tidak sampai lima menit setelah itu, Vinamulai sampai ke puncak, otot-otot vaginanya berkontraksi dengan cepat dan makin basah. Dia menambah kecepatan goyangannya sehingga aku juga makin mendesah.

“Oohhh !” Vinamenggelinjang dahsyat di atas tubuhku.

Selama beberapa saat tubuhnya menegang tak terkendali, dinding vaginanya makin meremasi kontolku yang masih perkasa meski Vinasudah untuk ketiga kalinya orgasme.

“Vinamasih mau kan?” tanyaku dekat telinganya, “mau kan lonte, jawab dong!” tanyanya lagi, kali ini sambil meremas payudaranya.

“Iya…hhhsshh…mau Tuuaann mau!” karena tak kuat menahan keinginan untuk orgasme untuk yang kesekian kalinya, Vinamenjawab terengah-engah.

Kembaliku menjejali vagina Vinadengan kontolku yang masih tegak dan keras. Sambil bepegangan pada pinggang ramping Vinaakupun terus menyodok-nyodokan kontolnya. Sentakan-sentakan kuat itu menyebabkan tubuh Vinaikut bergoncang-goncang, diatas ranjang tempat tangan vinamenahan sodokanku, Desahan-desahan nikmat keluar dari mulutnya, matanya setengah terpejam. Tanganku merambat ke atas hingga menjambak jilbab merahnya. Vinasemakin tak sanggup menahan gelombang birahinya, ia semakin melenguh-lenguh dan nafasnya semakin memburu, sebentar lagi puncak kenikmatan itu akan dicapainya. Namun pada saat Vinaakan orgasme aku menghentikan genjotan, aku memang sedang mempermainkan birahi si cantik berjilbab ini.

Vina terpaksa menggerakkan sendiri pinggulnya agar tetap bergesekan dengan kontol diriku.

. “Oohh…ayo Tuuaann, puasin saya…saya…saya gak tahan lagi…mmhh!” Vina akhirnya memohon supaya diantar ke puncak kenikmatan oleh diriku. memang Vina sudah tak sanggup lagi menahan keinginan untuk orgasme.

Tubuh Vina tersentak-sentak dan makin terdesak ke ranjang, payudaranya yang montok itu kini tertekan pada ranjang. Desahan Vina semakin menjadi ketika gelombang orgasme itu kembali menerpanya, tubuhnya menggelinjang dahsyat seakan melepaskan segala nikmat yang tadi tertunda. Akhirnya Vina mendesah panjang dan seluruh otot-otot tubuhnya mengejang, yang datang kali ini adalah multiorgasme sehingga tubuhnya berkelejotan tak terkendali, sungguh luar biasa seperti melayang ke surga saja rasanya, dari pengalaman seks selama dua tahun dengan kekasihnya saja. Matanya merem-melek dan pandangannya seperti berkunang-kunang selama terhempas gelombang orgasme itu, sensasi itu berlangsung selama 2-3 menit lamanya hingga akhirnya tubuhnya melemas seperti tak bertulang, dan tubuh Vinapun ambruk di ranjang.

Saat itu aku belum mencapai klimaks, aku melanjutkan hujaman-hujamannya terhadap liang vagina gadis itu. Lima menit kemudian barulah kontolku menumpahkan lahar panas di dalam vagina Vina.

“Uuggghh…asyiknya…. Eemmhhh nikmat!” lenguh diriku sambil menekan dalam-dalam kontol yang menyemburkan sperma.

Kontolku masih menyodok vaginanya namun kecepatannya kian menurun. Di paha dalam Vina nampak cairan kewanitaannya yang bercampur dengan sperma pria itu meleleh keluar dari selangkangannya. Setelah genjotan aku berhenti, aku mendekap tubuh gadis itu. Dipeluk tubuh Vina dengan kontol masih menancap di vaginanya walau sudah mulai kendor karena mulai menyusut. Aku memeluknya sambil memijat pelan payudaranya. Vina merasakan betapa banyak cairan orgasme yang keluar dan spermaku yang tertumpah di dalam sana hingga sebagian meleleh keluar dan terasa basah. Perlahan-lahan kontolku mulai melembek dan akhirnya keluar dari vagina Vina.

Aku tersenyum puas setelah selesai menyetubuhi tubuh cantik Vina dan Vinapun mulai tertidur diatas ranjang.


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30