Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.


Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan olehku ini, Vina benar-benar sangat kewalahan dan kemaluannya telah sangat basah kuyup.

“Maasss…, aakkhh…, aakkkhh!”, Vina mengerang halus,

Kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit kepalaku untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambutku keras-keras. Aku melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depan Vina yang masih terduduk di tepi kasur, aku menarik Vina dari atas kasur dan kemudian Aku gantian duduk di tepi kasur dan kedua tanganku menekan bahu Vina ke bawah, sehingga sekarang posisi Vina berjongkok di antara kedua kakiku dan kepalanya tepat sejajar dengan bagian bawah perutnya. Vina sudah tahu apa yang diinginkan olehku, namun tanpa sempat berpikir lagi, tanganku telah meraih belakang kepala Vina dan dibawa mendekati kejantananku.

Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Vina, kepala penisku telah terjepit di antara kedua bibir mungil Vina, yang dengan terpaksa dicobanya dan dikulum alat vitalku ke dalam mulutnya. Ku lihat Vina bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutnya. Rasanya sangat seksi melihat gadis yang sudah telanjang tapi masih memakai jilbab sedang menyedot penis

Beberapa saat kemudian Aku melepaskan diri, badannya yang ringan itu dan membaringkan di atas ranjang. Kemudian Aku mulai berusaha memasuki tubuh Vina. Tangan kananku menggenggam batang penis dan digesek-gesekkan pada clitoris dan bibir kemaluan Vina, hingga Vina merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Aku terus berusaha menekan senjataku ke dalam kemaluan Vina yang memang sudah sangat basah itu.


Pelahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir kemaluan Vina. Dengan kasar Aku tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke depan sehingga pinggulku menempel ketat pada pinggul Vina. Beberapa saat kemudian aku mulai menggoyangkan pinggulku, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat dan bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Vina berusaha memegang lenganku, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penisku pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Vina mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajahku, dengan takjub. Vina berusaha bernafas dan …:”

“Mass…, aahh…, ooohh…, ssshh”,

Sementara aku tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas.

Vina sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Aku menggerakkan tubuhku, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya. Setiap kali aku menarik penisnya keluar, dan menekan masuk penisku ke dalam vagina Vina, maka klitoris Vina terjepit pada batang penisku dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penisku yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Vina menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

Aku tersebut terus menyetubuhi Vina dengan cara itu. Sementara tanganku yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada bagian dada Vina dan meremas-remas kedua payudara Vina secara bergantian. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuatku segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi aku terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks.

Ia memiringkan kepalanya, dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil,

“Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”.

Vina melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak hingga larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulang copot berantakan.


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30