Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.


"Kak Vin, Gery boleh cium kamu ya.?" Pinta Gery.

Vina mengangguk tanda setuju.

Gery memandang wajahnya yang cantik, kecantikan yang memantik nafsu birahinya. Lalu dia mencium dengan perlahan keningnya. Dari kening Gery cium bibirnya dengan perlahan. Vina kemudian membalas ciuman Gery, mereka beradu lidah. Terasa Vina sudah sangat lihai dan berpengalaman soal ini.

"Mmmuuuaaacchhh.. mmmmhhh... slurp... mmmhhh.."

Lidah mereka beradu dengan khidmat. Mata Vina terpejam menikmati pergumulan ini. Tangan Gery mulai nakal menuju payudara Vina yang sangat menonjol dari balik bajunya. Jilbabnya yang masih terpasang menambah keanggunan sekaligus birahinya terhadap Vina. Montok, empuk dan sekal. Gery meremas-remas payudaranya, terlihat mata Vina menikmati saat organ intimnya disentuh. Perlahan matanya menjadi sendu pertanda menikmati sentuhan Gery. Kontol Gery sudah tegak dari balik celananya, seolah protes ingin segera dikeluarkan dari sarangnya.

"Aaaahhh.. kak Vina, kamu pandai sekali ciumannya." Ujar gery memuji Vina.

"Ini masih belum apa-apa loh, masih pemanasan." ujar Vina sambil tersipu malu.

Mereka pun selesai berciuman, Gery tak sabar ingin melanjutkan untuk menikmati tubuhnya.

"Kak Vina, kamu berdiri ya." Ujar Gery.

Vina pun turun dari ranjang lalu berdiri menghadap Gery yang duduk di ranjang. Gery melepaskan pakaian atasannya, terpampanglah sebuah pemandangan indah, tubuh yang halus dan putih dihiasi dua gunung yang masih tertutup bra putih. Tangan Gery mulai menjelajah pundak, tangan dan perut Vina.

"Kak Vina, mulus banget sih kulit kamu, putih lagi." Puji Gery kepada Vina.

"Hihi iya donk," ujar Vina sambil malu-malu.

Lalu dengan tiba-tiba Gery melepaskan pengait bra Vina.

"Kak Vina, aku mau nenen ya." Ujar Gery kepada Vina dengan senyuman mesum.

Vina pun mengangguk tanda setuju, Gery kemudian agak memajukan tubuh Vina sampai payudaranya tepat berada di depannya. Dia memilin-milin putingnya yang berwarna coklat, dijelajahi senti demi senti payudara putihnya, urat-uratnya terlihat jelas. Benar-benar payudara impian setiap lelaki, Gery beruntung karena bisa menikmatinya. Lalu dengan lahap dia mulai mengemut-ngemut payudaranya. Vina pun terlihat merintih-rintih dan menikmati sedotan dan remasanku pada payudaranya.

10 menit berlalu, setelah puas nenen pada payudara Vina, Gery pun membuka celana panjang dan celana dalamnya. Terpampanglah burungnya yang hitam legam dan lumayan yang tadi mencoba memuaskan Salma namun gagal. Gery pun memelorotkan rok yang dipakai Vina dan celana dalamnya. Kini Vina sudah bugil hanya tinggal jilbabnya saja yang tersisa. Jembutnya terlihat rapi, pertanda Vina rajin merawat bagian kewanitaannya.

Gery pun kemudian berdiri di hadapan Vina, lalu aku arahkan tangan Vina untuk memegang penisku.

"Kak Vina, coba pegang burung aku ya." pintaku.

Vina pun memegang penisnya, spontan Gery terasa dialiri listrik karena mulusnya tangan Vina. Vina pun perlahan mengocok penisnya, aaahhh.. Gery hanya bisa mendesah keenakan. Gery menyuruhnya melakukan blowjob, Vina pun mengulum kontol Gery dengan lahap. Terlihat dia sudah ahli soal ini. Gery terlihat menahan nikmat saking enaknya di BJ oleh Vina. “Ah udah kak, aku mau keluar..” Vina menghentikan kulumannya.

Gery membaringkan Vina, untuk melakukan penetrasi ke memeknya. Perlahan Gery memasukan kontolnya ke memek Vina.

"Aaaahh.. aaaahh.. aaahhh" Gery mulai mendesah,

Penisnya mulai berdenyut-denyut karena jepitan memek Vina.

Ternyata vagina Vina masih sangat sempit, dan tidak..

Gery pun tidak tahan.. Lalu

crot.. crot.. air maninya pun tumpah masuk ke dalam vaginanya. Aaahhh.. Sialan, aku gagal lagi. Ujar Gery. Ternyata memang harus pakai tisu magic atau obat kuat, ujar pun ambruk di atas Vina.

“Yah.. Cepet banget kamu keluarnya Ger…” Tanya Vina

“Ah kak Vina, katanya mau ngajarin Gery.”

“Hihi.. iya sory, kirain kamu gak secepet ini. Kalau begini sih kasian Salma.”

“Yah..” ujar Gery.

T A M A T


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30