Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.


Chapter 7


Aku baru selesai menikmati Salma, sekaligus memerawaninya. Pak Ustaz terbelalak melihat murid mengajinya mendesah-desah di bawah genjotanku. Aku yakin kontolnya ngaceng kembali melihat adegan live di depannya. Salma terbaring lemas dengan aurat yang terbuka.

“Pak Ustaz, ini rahasia kita bertiga ya. Kalau mau pak ustadz boleh menikmati Salma, tapi jangan bilang ke siapapun.” Ujarku..

“Gila kamu jo, pakai ilmu apa si Salma bisa nurut begini sama kamu? Pasti pakai pelet ya?” ujar Heru.

“Hehe.. ada deh pak ustadz, rahasia perusahaan. Yang penting pak Ustaz juga kecipratan berkah juga kan? Hihi” ujarku.

“Iya sih jo, tapi aku merasa berdosa juga nih.” Ujar Heru.

“Halah, nikmatin aja taz, soal dosa ga perlu dipikirin. Yang penting kenikmatan duniawi.” Ujarku..

“Hush, kamu kok gitu Jo..” ujar Heru.

“Yaudah, daripada debat, gimana kalau kita garap lagi Salma satu ronde lagi?” ajakku..

“Ayo deh, aku juga dah ngaceng lagi Jo..” ujar Heru.

Akhirnya Salma digarap Paijo dan Heru sampai muka dan badannya penuh dengan peju mereka berdua.

***

Paijo dan Vina kembali masuk kerja, Salma kembali ke sekolah seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa. Mereka beraktifitas normal seperti biasa, menyelesaikan kewajibannya guna mendapatkan nafkah dan penghasilan masing-masing. Di sela-sela istirahat, Paijo kemudian berpikir terkait kenikmatan yang telah didapatkan. Dia ingin mendapatkan kenikmatan-kenikmatan lainnya. Jatah permintaan dari jin lampu tinggal satu lagi. Dia juga memikirkan kira-kira apa yang akan dia minta sebagai permintaan terakhir.

Aku sih masih nafsu sama Vina dan Salma, Cuma namanya laki-laki kalau sudah berhasil menaklukan satu wanita pasti ingin menambah lagi taklukannya. Kalau sudah berhasil merasakan satu sensasi ingin mencoba sensasi lainnya. Itulah yang kurasakan sekarang. Tentu saja aku gak akan melepas Salma dan Vina, aku akan tetap menggunakan mereka untuk memuaskan hasratku.

Aku bertemu Vina di kantor, dia tersenyum kepadaku. Aku balik tersenyum kepadanya, lalu aku mengedipkan mata. Dia balas mengedipkan mata. Memang aku tidak ingin para penghuni kantor ini tahu kalau aku dekat dengan dia. Ah, aku benci harus sembunyi-sembunyi begini terus. Aku kemudian punya ide bagus. Aku segera mengambil lampu di tasku, lalu aku masuk gudang yang sepi tak ada siapapun. Aku menggosok lampu tersebut, keluarlah jin sakti yang bisa mengabulkan permintaanku.

“Hahaha... Akhirnya tuan memanggilku lagi... mau minta apa lagi tuan?” tanya jin.

“Wah.. jatahku tinggal satu permintaan lagi ya?” tanyaku.

“Iya tuan, aku hanya dapat mengabulkan permintaanmu satu kali lagi.” Ujarnya.

“Baik, aku minta bisa berubah wujud menjadi cowok yang ganteng. Apa kamu bisa?” tanyaku.

“Wahh itu gampang sekali tuan.” Lalu si jin memejamkan mata dan membukanya kembali.

“Sudah tuan” ujar jin.

“Mana? Aku belum berubah wujud?” tanyaku.

“Tuan tinggal memejamkan mata, lalu ucapkan mantra ini, sim salabim jadilah ganteng, pasti langsung berubah. Ujar jin tersebut.

Aku mencoba mengikuti arahan si jin, kupejamkan mataku lalu kubaca mantra yang diberikan. Dan, tiba-tiba aku merasa tubuhku lebih tinggi dan kekar. Wow, tubuhku berubah, bagaimana dengan mukaku? Jin itu memberiku cermin, aku kaget karena aku ganteng banget. Mirip artis Jeffry Nichols. Kalau ganteng begini sih tanpa perlu pelet pasti perempuan berlomba-lomba dekat sama aku.

“Oke jin, makasih ya. Gak bisa minta lagi donk ya aku ke kamu.” Ujarku

“Hahaha... kamu sudah gak bisa, tapi orang lain masih bisa hahaha” ujar jin.

“Wah, berarti nanti aku tinggal suruh yg lain gosok lampu, kamu bisa mengabulkan permintaannya ya?” ujarku

“Benar tuan..”

“Eh, ini gimana cara kembali jadi Paijo lagi?” ujarku

“Tinggal pejamkan mata lalu baca mantra, kembali menjadi Paijo.” Ujar jin.

“Oke..”



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30