Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.


” Ouuuuuuuuuuuuh kak.. Salma jadi basah kak..”

” Iya sayang .. kakak Juga ”

Kugerakkan pinggulku turun naik penuh irama , pelan pelan penisku menyentuh clitoris Salma..

” A aaa duh kak..”


Cengkraman tangan Salma seperti mau merobek kulit punggungku. Dia mulai teransang dengan hebatnya, matanya sayu dan redup, bibirnya merekah setengah terbuka dan basah oleh hasrat kewanitaan yang minta dipuasi.


Sementara aku mulai merasakan cairan panas mengaliri batang penisku, itu adalah cairan vagina Salma yang keluar bagaikan mata air pegunungan sukabumi., kental dan licin. Kedua tanganku mulai membelai payudara nya, kubelai-belai susu kenyal itu, dengan gerakan melingkar bawah ke atas dan berakhir diputingnya yang tegak berdiri. Aku menyadari ini belumlah saat yang tepat untuk melakukan penetrasi, gadis berjilbab ini harus diberi kenikmatan puncak senggama dengan cara lain, setelah nikmat klimaks itu dia cicipi buat pertama kali didalam hidupnya, barulah hal itu akan kulakukan. Pelan pelan kedua kaki Salma kudorong kepinggir, sekarang vagina nya terbentang jelas dihadapan penisku. Bulunya sedikit kepirangan ( ngak pernah disampoin kali ) tepat diatas clitorisnya bulu tersebut membentuk lingkaran kecil seakan disiapkan buat tempat pendaratan lidahku.Aku sudah mau menjilat clitoris itu sambil menunduk tapi tiba tiba

”Kak jangan dijilat ya Salma pasti ngak tahan, kata teman teman kalau vagina dijilat, Salma pasti lansung klimaks.. oooouuuuuuh padahal Salma masih kepingin lebih lama ngerasain seperti ini. ” ujar salam

Ku urungkan niat untuk menjilat vagina yang sudah terbuka lebar tersebut. Kulit diseputar vagina itu putih dan bersih, sementara ketika bibir vagima kusibak dengan jariku, kelihatan warna merah membayang dipinggir bibir dan lubang vagina yang sekarang telah dipenuhi cairan putih bening nan wangi.

Kakinya kuangkat lebih tinggi dan sedikit mengangkang sehingga bibir vagina Salma betul betul terbuka menantang penisku.

” Salma sayaang… kita peting aja dulu ya.”

“Peting itu apa kak..”

” Nih . begini nih ” jawabku

Sambil meletakkan Batang penisku persis ditengah tengah bibir vaginanya dan dengan gerakkan turun naik yang berirama penisku mulai menggosok bibir vagina dan clitoris. Aku merasakan tangan Salma mulai menekan pinggulku agar batang penisku lebih erat menempel di vaginanya. Gerakkanku semakin cepat dan pingul Salma mulai turun naik seirama tarian dangdut penisku. Lendir vagina Salma semakin banyak membuat penisku dengan leluasa bergerak didekapan vaginanya. Akibat licin dan hangat, serta sensasi clitoris yang tersentuh oleh ujung penisku, aku mulai merasakan gerakan sperma menyeruak ingin menyemprot, kukendalikan diri agar air bah sperma ku jangan tumpah duluan sebelum Salma dapat kupuaskan.

” Oooooooooooommmmmm Kak.. Salma ngerasa melayang.dan ooooouuuuuh.... ada yang mendesak dari bawah vaginaku. Ohhhh apa ini kok rasanya seperti ini. Kaaaaakkkkk nggak tahan.. "

"Kak tolong gosokkan penisnya yang kencang…ooooooooooouhhhhhhhhhhh dia datang ouhhhhhhhhh.. " cerocos salam

Sebelum Salma terkulai lemas karena klimaks pertamanya, akupun merasakan gerakan sperma yang tiba tiba kuat menekan dari sela sela kedua torpedoku, terus meniti batang, terus kebagian kepala dan

”oooooooooooooooooOOOOOOOOuuuu"

Sekarang tepat diujung penis "OOOuuhhhh .."


"Salma.. kakak gak tahaannnnn ssssssayang.”

Spermaku muncrat menyirami pusar Salma yang putih bersih, sperma itu begitu kental seperti ingus yang udah mingguan nginap dihidung., diam dan sama sekali tidak meleleh ke bawah, sekalipun dia dipinggir perut Salma.


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30