Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.


“Acckkhhh….keluar sayang…., minum pejuku…..”, Vina hampir tersedak ketika pejuku meluncur dengan deras dan banyak. Tapi tampak rakus meminum semua pejuku. Ada sedikit yang tertumpah di jilbanya. Vina mulai menjilati sisa peju yang masih menempel di kontolku.



“Sekarang kamu lonteku, buka semua bajumu dan celanamu… kamu telanjang…. Dan sisakan jilbab yang kamu pakai….”, perintahku kepada Vina.

Vina mulai membuka semua bajunya…., sehingga yang tersisa hanya jilbab. Payudara Vina terlihat montok sangat menggairahkan, memek si cantik berjilbab tampak terawat dengan bulu-bulu tipis di sekitar vaginanya. Vina sekarang sudah tanpa busana kecuali jilbab yang dikenakannya.

“Mendekatlah kemari lonteku…..”, perintahku kepada Vina.

Vina mulai mendekatiku….., ku remas-remas bongkahan payudaranya…. Dan aku pun mulai menyusu pada payudara si cantik berjilbab tersebut.

“Emmhhh, tubuhmu wangi sayang…., kamu pantas buat di entot sama aku”, kata-kata ku meluncur. Sambil terus menete pada payudara si cantik berjilbab. Sementara tanganku mulai memasuki selangkangan Vina dan mulai memasuki vagina sang gadis berjilbab sambil mencari klitoris Vina.

“EEmmhhh……”, Vina tampak melenguh ketika klitoris nya mulai ketemu oleh aku. Aku mulai memainkan klitoris Vina si cantik berjilbab. Semakin lama vagina si cantik makin basah tubuh Vina tampak melemah, dia mulai terjatuh di atas ranjang.

“Ahhh….. enakk……. Tuan….. “, Vina tampak menikmatinya. Aku mulai mendekatkan bibirku di vagina si cantik. “Emmhhh…. Wangi sekali memek kamu sayang……”, kataku sambil terus menjilat vagina si cantik berjilbab tersebut. Lidahku bermain liar di vaginanya. Kadang sambil aku masukan dua jariku kedalam vagina si cantik tersebut.

Vina makin menggelinjang, dan kakinya menjepit kepalaku…, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya. Seolah tidak mau berhenti untuk terus di jilat vagina si cantik berjilbab tersebut dan diriku pun semakin liar menjilat, dan menyedot vagina si cantik berjilbab tersebut.

“srruuppp….. sruuuppppp…..”, terus aku menjilati vagina Vina.

“Acckkkhhh…… Vina pengen pipis……, Ackkhhhh enak….. ooohhh….”, ucap Vina, yang tidak ku hiraukan ucapan Vina. Aku terus menyedot liang vagina si cantik berjilbab tersebut.

Dan akhirnya “acckkkkhhhhh………. Enak…… nikmat…….”, cairan cinta Vina yang sudah terangsang berat keluar…., dan memenuhi mukaku….

“Ackkhhh Vina…. Memek kamu enak sekali…., kamu memang lonte yang ingin di entot…”, sekarang kontolku sudah mendekati lubang vagina si cantik berjilbab, yang sudah kelelahan setelah orgasme pertamanya.

“Sekarang…. Nikmatilah kontolku ini lonteku….”, kontolku ku gesek kan diatas vagina Vina… “emmhhh….”, vina tampak sayu dan sendu, sedangkan diriku menggenjot vagina si cantik berjilbab…

Dengan lembut aku mencium kening, hidung, pipi dan sambil menghembuskan nafasku mencium telinga Vina yang membuat gairah dalam tubuhnya kembali berkobar dan seluruh bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.

“Bibir Vina indah..” itu yang terdengar sebelum oleh Vina sebelum diriku melumat kedua belah bibir sensualnya, Vina tampak menikmat sekali rasanya dicumbui

Lalu aku mulai menggerakan pantatku dan mulai mengobok-obok isi liang vagina Vina.

“Ohh.. Vina.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat..” kataku terus mengocok vagina Vina maju dan mundur dan Vinapun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dan sakit tadi terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulut Vinamulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan.

“Akhh.. Tuan.. Aduuh.. ohh..” lama aku memacu birahinya dan Vinapun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya tubuh Vina mengejang dan sambil memeluk erat tubuhku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dari dalam rahim Vina, Vinapun orgasme untuk yang kedua. Untuk beberapa saatku menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuh Vina sambil melumat bibirnya. Vina benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, matanya terpejam sambil melingkarkan kedua kakinya kepadaku. Sementara jilbab Vina sudah tampak tak karuan. Kulepaskan kontolku dari vaginanya.



“Bagaimana kamu masih mau lagi sayang…???”, tanyaku kepada Vina dan dia yang telah diliputi oleh nafsu birahi hanya mengangguk.

Kini kuperintahkan Vina menaiki kontolku. Tidak terlalu sulit kontolku memasuki vagina itu karena sudah basah dan licin. Erangan Vina turut mengiringi proses penetrasi itu hingga akhirnya kontolku itu tertancap seluruhnya.


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30