Mayang Bispak baru kenal

cewek amoy
Mayang


Seorang gadis beli, berumur 18 tahun, sebut saja namanya Mayang "nama samaran". Sejak awal bertemu Gadis ini, aku sudah tertarik dengan gaya polosnya, tetapi aku sendiri tidak menyangka bisa dengan mudah mendapatkan dan menikmati tubuhnya. Simak dengan baik kisah ini!!

Berawal dari ajakan temanku untuk ikut liburan selama beberapa hari ke Kota Kuningan. Pada Awalnya aku raguuntuk ikut bersama temanku, tetapi pada akhirnya aku memutuskan untuk ikut.

Hari pertama setelah aku sampai lokasi, Adhi teman yang mengajakku liburan, membawaku untuk nongkrong di Toserba Circle K, sesampainya di sana dia menemui beberapa teman lamanya, sekalian saja cuci mata. Karena disekitar toserba Circle K (CK) juga merupakan salah satu pusat tongkrongan favorit anak muda di daerah Kuningan.

Pada saat mengisi pulsa di salah satu outlet yang dijaga oleh temannya Adhi, Tiba-tiba ada seorang gadis yang menepuk pundakku dari belakang yang dikira aku adalah teman wanita itu.

Gadis itu berkata “Dicariin di Timezone malah ada di sini,” katanya tanpa Basa basi dan lantangya.

Muka gadis itu mendadak merah merona malu ketika sadar bahwa aku bukanlah orang yang dia maksud .

“Aduh, maaf mas ya saya kira teman saya, eh malah salah sasaran.. hehehe..” Ujarnya pelan, lalu dia mendekat kepada Jay "penjaga outlet" yang tertawa melihat kejadian itu.

“Makanya, jangan asal tepuk pundak orang aja, May” Jay berkata disela tawanya, ternyata Jay dan gadis itu telah saling mengenal.

“Maaf banget ya, saya kira.. hehe” Gadis itu tidak meneruskan ucapannya karena aku potong.

“Gak papa, kok.” Ujarku sambil tersenyum sembari tebar pesona. Wajib tebar pesona, soalnya gadis itu manis gila cuy.

“Di gebug lagi juga gak apa2, Neng’” timpal Adhi sambil mengedipkan matanya padaku.

Gadis itu masih tersipu, lalu dia cepat-cepat berlalu dari tempat itu.

“Kemana, May?” tanya Jay sebelum gadis itu menghilang.

“Masuk lagi, waktu istirahat dah abis.” Jawab Mayang, lalu dia menghilang di balik mobil-mobil yang diparkir di depan outlet.

“Namanya Mayang, Dia SPG,” Jay menerangkan sebelum Adhi sempat buka suara untuk menanyakan siapa gadis itu.

“Halagh.. tau az Lu, Jay. Gue blom nanya Lu udah jawab duluan,” Adhi terkekeh.

“Gue udah bisa baca dari sorot mata keranjang Lu itu,”

Aku pura-pura sibuk menulis chat WA, namun dalam hatiku aku berusaha mengingat baik-baik nama gadis itu. Mayang, SPG H&R Toserba Yogya.

2 hari berlalu sejak kejadian itu. Tidak ada kejadian istimewa lain, tiap hari Adhi mengajakku mengunjungi tempat2 yang dulu biasa dia jadikan tempat nongkrong bersama teman2 lamanya. Aku bahkan hampir lupa soal pertemuanku dengan Mayang. Hingga akhirnya pada Malam Minggu Adhi mengajak aku untuk menonton acara Mentari on the Street, acara pentas musik band lokal yang rutin diadakan setiap malam minggu oleh salah satu radio di Kuningan.

Di sana aku kembali melihat Mayang. Dia sedang asyik menonton aksi panggung salah satu band lokal sambil dipeluk dari belakang oleh seorang cowok.

“Wah, udah punya cowok dia,” ujar Adhi yang juga melihat Mayang.

“Wajar lah, cewek manis gitu..” jawabku sambil mengalihkan pandangan ke arah panggung.

Lalu aku dan Adhi sibuk menertawakan aksi vokalis norak yang kehabisan nafas ketika meneriakkan reff lagu Crawling-nya Linkin Park.

Selang beberapa lagu, aku kembali melirik tempat di mana tadi aku melihat Mayang. Gadis itu masih sedang bersama cowoknya, namun kali ini tidak mesra seperti tadi. Mereka seperti sedang bertengkar, lalu Si Cowok pergi begitu saja sambil menunjuk-nunjuk Mayang dengan marah.

Dari jauh aku bisa melihat mata gadis itu berkaca-kaca, dia menggigit bibir menahan tangis. Secara naluri aku langsung menghampirinya.

“Ada apa, May? Kok Kamu bertengkar ama dia?” tanyaku kemudian.

Mayang menatapku selama beberapa detik, “Ah, Kamu yang ketemu aku di Outlet nya Jay ya?”

“Iya, namaku Yudha. Sori bukan mo ikut campur, aku hanya gak tega melihat kamu hampir nangis di tempat seramai ini.”

“Ah, sudahlah.. Gak perlu di bahas,” Mayang memalingkan wajahnya, mungkin dia merasa canggung karena aku melihatnya hampir menangis.

“Surya memang begitu orangnya, moody banget”.

“Oh, jadi cowok kamu namanya Surya?”

Mayang mengangguk.

“Dha, mau bantu aku ngga?”

“Tentu,” jawabku.

“Bisa anterin aku pulang gak? Aku gak berani pulang sendiri malem-malem gini”

“Memangnya rumah KAmu di mana?”

“Di Kadugede,”

Aku tidak tahu KAdugede itu sebelah mana, tapi siapa peduli? Toh Mayang bisa menunjukkan jalan.

“Ok,” jawabku kemudian.

“Aku ngambil kunci motor dulu ya”.

LAlu aku menghampiri Adhi dan memnjam kunci motornya.

“Wah, dapet rejeki Lu”. Ledek Adhi sambil melemparkan kunci motor yang aku pinta.

Aku mengedipkan mata.

Sepanjang perjalanan pulang, aku tahu Mayang menangis di belakangku. Tapi aku pura-pura tidak tahu, aku tidak mau dia merasa canggung.

Sesampainya di rumah, Mayang memintaku untuk masuk sebentar. Di rumah itu hanya ada neneknya yang telah tertidur pulas di kamar belakang. Mayang bercerita bahwa orang tuanya tinggal di Bandung.

“Silakan di minum Dha.” Kata Mayang sambil menyimpan gelas minuman ke atas meja di depanku.

Aku mengangguk.

“Aku ganti baju dulu, ya.” Lanjut Mayang kemudian, lalu dia berlalu ke kamarnya.

Kamar Mayang terletak tidak jauh dari ruang tamu, saat sedang berganti pakaian, aku mendengar Mayang bertengkar lagi dengan surya di telepon. Entah apa yang mereka permasalahkan, yang jelas aku mendengar Mayang bertengkar sambil menangis. Setelah pertengkaran itu, Mayang tidak juga keluar dari kamarnya. Setelah menunggu selama 30 menit lebih, akhirnya aku memberanikan diri untuk menghampiri Mayang di kamarnya.

Mayang sedang menangis di atas tempat tidur ketika aku masuk.

“Mungkin sebaiknya aku pulang ya” Ujarku sambil duduk di pinggir tempat tidur.

Mayang tersentak, “Aduh, Maaf Dha. Aku gak bermaksud nyuekin Kamu”

“Gak papa kok, aku maklum.”

“Entahlah, Dha. Aku bingung, hubunganku dengan surya akhir2 ini semakin kacau.”

Nada bicara Mayang menunjukkan bahwa dia sedang butuh teman bicara, akhirnya aku membatalkan niatku untuk pulang dan berusaha sebijak mungkin memberikan kata-kata penghibur untuk Mayang. Setelah beberapa lama, akhirnya Mayang menghapus air matanya lalu duduk di sampingku.

“Nah, gitu dong, jangan sedih melulu” Ujarku sambil mengambil ponsel dari saku celanaku.

“Aku foto ya, beri aku senyuman.”

Mayang tersenyum

Klik Nomor untuk lanjutannya
cerita sex yes, fuck my pussy. good dick. Big cock. Yes cum inside my pussy. lick my nipples. my tits are tingling. drink milk in my breast. enjoying my milk nipples. play with my big tits. fuck my vagina until I get pregnant. play "Adult sex games" with me. satisfy your cock in my wet vagina. Asian girl hottes gorgeus

1 2