Cerita Dewasa - Paijo Bukanlah Aladdin

Klik Next / Nomor untuk membaca kelanjutannya.


Chapter 2


“Yah, gimana mas, aku kan belum nyepong kontol mas Paijo?” Tanya Vina

“Wah, nanti aja Vin di hotel. Dah mau beres nih jam makan siang.” Ujarku

“Oke deh kalo gitu..” kata Vina..



Akupun kembali ke ruang kerja menyelesaikan tugas-tugas. Yang jelas aku sudah tak sabar ingin segera sore dan mantap mantap dengan karyawan terseksi di kantor itu. Aku merasa menjadi orang paling beruntung sedunia karena bisa mendapatkan kenikmatan seks gratis berkat bantuan jin lampu.



Aku melihat Vina sudah mengendarai mobilnya, dengan segera aku mengambil motorku dan mengikuti Vina dari belakang. Tak lama kami sudah sampai di hotel. Aku mencoba mencari aman agar tidak dicurigai dengan menunggu di luar. Setelah Vina memesan kamar dan naik lift, aku kemudian mengikutinya.



“Kamar 418” Vina mengabariku lewat whatsapp.

Aku pun segera masuk dan naik ke atas dengan lift. Aku ketuk pintu, Vina membukanya. Pakaiannya belum diganti masih yang tadi, namun aku pasti akan bisa melihatnya telanjang.



“Eh ayo masuk mas.” Ujar Vina.

Aku kemudian masuk ke kamar dan duduk di kursi yang ada di kamar. Vina sudah berbaring di atas kasur menyalakan TV.

“Gak buru-buru kan mas?” ujar Vina.

“Eh nggak Vin, santai aja hihi.” Ujarku, walau sebenarnya si Joni sudah gak sabar pengen ngerasin memek kamu Vin.

Vina lalu melepas blus yang baju, jilbab dan celananya, tinggal celana dalam dan bra yang masih menempel di tubuhnya. Aku hanya melongo tidak percaya, ternyata lebih indah dari yang kubayangkan. Perfect, sudah montok, putih, mulus lagi. Tak ada cacat. Ingin rasanya aku langsung menindih dan ngentot Vina, namun aku coba menahan diri.



“Vin, body kamu bagus banget, body goals banget pokoknya. Beruntung banget pacar kamu wkwkwkwk” ujarku.

“Ih, kan pacar aku mas Paijo hihi” ujar Vina.

Si Joni ku sudah ngaceng maksimal walau masih ditutupi celana.

“Mas, aku mau mandi dulu ya.” Ujar Vina.

“Oke Vin. Mau aku mandiin? Hihi” tanyaku.

“Ih mas nakal wkwkw” ujar Vina.

Vina kemudian masuk kamar mandi dan mandi. Aku kemudian membuka bajuku tinggal tersisa sempakku saja. Vina keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. Terlihat di tangannya ada bra dan celana dalamnya. Wah Vina telanjang guys.



“Ayo mas Paijo mau mandi dulu?” Tanya Vina.

“Iya vin..” aku kemudian masuk kamar mandi, aku mandi dengan cepat saja. Pengen cepet-cepet ngentot sih.

Aku kemudian keluar dengan hanya mengenakan handuk. Aku lihat Vina juga masih mengenakan Handuk saja di atas kasur. Aku segera mendekat dan berbaring di samping Vina.

“Vin, aku boleh mints sesuatu gak?”

“mau minta apa mas? Tanya Vina

“Aku pengen kamu pakai jilbab, bawahnya gak apa2 telanjang.” Ujarku.

“Oh kirain apa.” Ujar Vina. Vina lalu segera memakai jilbabnya. Dia membuka handuknya, terlihatlah tubuh telanjang hanya dengan jilbab.

“Gimana mas? Aku seksi kan?” Tanya Vina menggodakku

“Aaaahhh iya Vin.. cowok-cowok pasti sange ngelihat kamu begini.” Ujarku.

“Ayo atuh a, sini biar Vina layanin. Tadi kan belum sempet disepong di kantor.” Ujar Vina

Aku segera mendekati Vina lalu membuka handuk, aku dalam keadaan telanjang juga.

“Vin, kamu seksi banget..” ujarku..

“Hihi ayo atuh Vina dipeluk, jangan didiemin aja..”

Mata kami saling menatap, wajah kami semakin mendekat…dekat dan dekat…sehingga aku rasakan nafasnya menentuh wajahku. Tangan kananku meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang di dagunya itu. Sedikit aku tarik dagunya sehingga bibirnya terbuka, sengal nafasnya bisa aku rasakan. Matanya terkatup. 



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30