Pras dijadikan Gig0l0

cewek amoy


Nama aku prasetyo, sering disingkat dengan Pras danku masih berusia 18 tahun, aku baru tiba di Ibukota bersama seorang teman akrabku sedari Kecil, nyolong mangga tetangga, dan bolos sekolah alias Partner in Crime.

Dari terminal bus, kami berdua berpisah dikarenakan berbeda tempat tinggal, temanku Roy tinggal dengan Pamannya, yang katanya adik bungsu dari Ibunya yang memiliki delapan bersaudara, Sedangkan aku tinggal bareng dengan abang sulungku Bambang yang telah duluan merantau dan sukses di Ibukota, Usia Abangku denganku memang jauh, duabelas tahun, dikarenakan kami lima bersaudara, hanya si sulung dan bungsu yakni aku yang laki-laki, sisanya perempuan, mungkin jika aku terlahir sebagai perempuan, kedua Orang tua aku mungkin masih akan terus memproduksi anak terus sampai dapat yang laki-laki.

Aku terakhir berjumpa dengan Mas Bambang, panggilanku ke abangku , sekitar enam tahun yang lalu, Saat dia menikah, istrinya bernama Susi dan berusia dua tahun lebih tua dari Mas Bambang. Kisah asmara mereka terjalin saat Mas Bambang masih berprofesi sebagai personel security alias Satpam Apotik Farmasi tempat Mbak Susi kerja, dari perkenalan di sana berlanjut ke pelaminan. Mbak Susi orangnya ramah dan walaupun wajahnya biasa saja tetapi Manis terlihat saat tersenyum, itu yang menjadi nilai plusnya, dan di mataku lebih plus lagi karena size Payudaranya.

Keluarga Mbak Susi juga lebih berada, Mbak Susi memodali Mas Bambang membuka sendiri usaha Security Company, dari pengalaman kerjanya, dia merekrut dan melatih sendiri anggotanya, dengan dukungan koneksi dari keluarga Mbak Susi, Mas Bambang mendapatkan banyak kontrak kerja penempatan anggotanya.

Aku tentu saja diajak untuk ikut bergabung dengan usaha Security Companinya. Aku berjalan menuju parkiran mobil, aku mencari lokasi pertemuan dengan Mas Bambang. Terkejut juga saat menemukan Mas Bambang, walaupun sering video call tapi melihat kondisinya sekarang ini,

“Mas Bambang, Ini beneran elu, bukan cloningan Ivan Gunawan?” aku tertawa melihat Mas Bambang yang gemuk sekali sekarang, padahal sewaktu berangkat merantau kurus kerempeng sepertiku saat ini.

“Haha.. Nanti setelah dicekoki sama masakan ipar lu, elu bakalan segendut gue juga Pras,” Mas bambang merangkul dan menepuk pundakku.

“Huahaha.. jangan dulu deh, masih jomblo nih..mana laku gue kalo segendut Mas,” aku elus perut buncit Mas bambang.

“Oh yah, itu no problem, ntar bisa dikenalin sama ipar lu, koneksi cewek cakepnya banyak, grup arisannya banyak yang masih jomblo,” Mas Bambang menepuk tanganku dari perutnya.

“Waduh.. Mas, masa adik lu yang ganteng ini kualitasnya cuma dapat perawan tua”

“Haha. Belum liat, lu bilang perawan tua, itu anggota arisan Ipar elu itu banyak yang yang status mahasiswi, takutnya mereka yang ogah dapat pacar wong udik kayak elu,”

“Haha.. Beneran Mas!, Kalo beda usia gakpapa, yang penting cantik dan kaya Mas,” aku tertawa senang.

“Haha.. Pede amat lu Pras, Amat saja kurasa gak sepede elu.. haha” Ledek Mas Bambang.


Aku masuk ke Mobil Mas Bambang dan duduk disamping pengemudi, aku tertawa melihat kondisi Mas Bambang yang perutnya hampir bergesekan dengan setir mobil. Butuh waktu sejam lebih kita baru tiba dirumah Mas Bambang dari Terminal Bus.

Aku turun dan ku ambil koperku dari bagasi mobil Mas Bambang, ku ikuti Mas Bambang dari belakang menuju pintu rumahnya, Mas Bambang tinggal di kompleks perumahan yang lumayan besar dan sepi, rumah Mas Bambang berlantai dua dengan model standar perumahan, sederet sama semua modelnya, tanpa pagar, halamannya memang memiliki area parkir untuk dua mobil. Wow, Sejenak aku terpesona juga dengan keberhasilan Mas bambang.

Ketika Hendak masuk , terdengar suara mobil masuk ke Halaman, aku melihat sebuah sedan merek eropa berhenti dan dari pintu belakang terbuka turun seorang bocah usia sekitar 5 tahun, Kemudian dari posisi mengemudi turun seorang Wanita yang berpayudara Besar, Pinggul Besar, Perut Besar dan Paha juga Besar. Astaga-naga terkejut aku melihat wanita tersebut yang notabene Kakak Ipar Saya, Mbak Susi, Istrinya Mas Bambang. Masih Ingat aku terakhir kali jumpa saat pernikahan mereka dulu memang Mbak Susi tidaklah langsing amat, akan tetapi ukuran sekarang loncat dua kali lipat, yang dulunya size L sekarang jadi XXL, alamak,

“Hee.. Prasetyo yah, sudah besar yah sekarang, hm… Tinggi sekali elu,” Mbak Susi Tersenyum Padaku.

“Yah Mbak..kan dikasih makan sama orangtua, kalo gak nambah besar yah sia-sia usaha mereka,ha..ha,” aku tertawa lepas.

“Hihi.. Bener juga, oh yah... David, ini Paman Kamu, adik papa kamu,”

“Halo Paman,” David sedikit membungkuk dan menuntun Tanganku ke jidatnya.

“eh..Halo David, Santun yah.. Anak yang baik budi,”

“Ha..ha.. Ayo masuk dulu, lu cicipi dulu masakan Iparmu ini,” Mas Bambang membalikkan Badannya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya.

“Yuk.. dik Pras, Elu pasti laparkan?” Mbak Susi menepuk pundakku, tetapi kemudian tangannya meremas-remas lenganku,

“Oh.. Kekar juga yah, Hi..hi..”

“Ah, ceking Mbak,” aku berdesir juga melihat Mbak Susi melirik ke arahku dan matanya berkedip dan bersinar-sinar menatapku.

“Hi..hi.. Jangan cemas, gizi kamu pasti akan Mbak jaga,”

“Terima Kasih, Mbak.. Tapi separuh saja dari jatah Mas Bambang, masih jomblo gue, gimana dapat jodoh kalo seukuran dia,”

“Hi..hi… Selera tiap orang beda,” Tertawa Mbak Susi mendengar perkataanku.

Sesampainya di dalam rumah dengan desain yang minimalis, tetapi jelas terlihat materialnya mahal dan kesan mewahnya jelas. Ketika makanan disajikan, daging dengan beberapa variasi dan ikan serta sayuran hijau yang organik menurut Mbak Susi, benar-benar sehat dan bergizi, aku sampai nambah berkali-kali. Aku disediakan Kamar tersendiri di lantai dasar, walaupun besar, rumah tersebut tidak memiliki pembantu yang menetap, hanya pembantu kontrakan yang datang pagi dan pulang siang.

Beberapa Hari kemudian, aku dibawa Mas Bambang ke kantornya, Lokasi di sebuah kompleks perumahan yang agak di luar kota, sebuah rumah tua dengan halaman yang cukup luas, tersedia sasana untuk latihan beladiri yang dilengkapi dengan alat-alat fitnes yang cukup lengkap. Seterusnya aku digembleng di sana setiap hari bersama dengan anggota securitynya, Mulai dari Latihan Beladiri, membentuk Badanku dan ikut berlari Keliling kompleks.

Setelah sebulan lebih aku tinggal bersama Mas Bambang sekeluarga, aku mengetahui rahasia sukses Mas Bambang rupanya berasal dari Mbak Susi yang punya bisnis eksklusif. Mbak Susi yang pandai bergaul memiliki kenalan dengan banyak Istri-istri Pejabat, Pengusaha dan Putri-putri mereka. Mereka semua menjadi Pelanggan eksklusif bisnis Mbak Susi yang memasok kebutuhan lifestyle mereka yang banyak dibebani dengan stress, dengan background farmasi dia, Mbak Susi bisa memperoleh pasokan berbagai jenis obat Penenang, anti depresan dan obat tidur yang biasanya hanya bisa dibeli jika memiliki resep dokter atau psikiater.

Dari keterangan Mbak Susi, banyak dari pelanggannya itu mengalami depresi akibat stress, mulai dari kecurigaan terhadap suaminya memiliki simpanan diluar, gagal investasi, merasa kurang diperhatikan suami, orangtua hingga pertikaian sesama saudara. Mereka malu jika mengunjungi klinik Psikiater karena status suami ataupun orang tuanya, Mbak Susi melalui koneksinya dengan sales farmasi dan dokter dengan mudah memperoleh anti depresan dan menjual ke mereka dibawah tangan. Sudah tentu margin obat tersebut besar mengingat susah didapati dan harga jualnya yang lumayan karena kebanyakan juga import.

Aku juga diajarkan mengemudi oleh Mbak Susi , aku juga sering dibawa olehnya ke butik dan salon langganannya. Mbak Susi juga meminta agar aku jangan ikut latihan outdoor agar kulitku tidak legam terbakar panas Matahari, Mas Bambang setuju saja. Aku sudah tiga bulan lebih bergabung dengan Team Mas Bambang, tetapi hingga sekarang belum sekalipun ditugaskan, malahan aku seperti ditugaskan jadi Bodyguard Mbak Susi, nyupirin dia antar jemput anaknya, shopping, salon hingga nemenin dia arisan. Selama bersama dia, aku ditraining gimana membawa diri dan berbicara dengan Tante-tante kaya tersebut, seperti dilarang memanggil Tante, tetapi Mbak walaupun sudah extra keriput, lebih banyak mendengar dan menjaga postur tubuh dan tambahan wawasan topik pembicaraan yang sesuai. Walaupun tambah kekar berkat latihan beladiri dan fitness teratur tetapi aku merasa berubah jadi Alay setelah ikut Mbak Susi, mulai dari baju warna-warni hingga kosmetik perawatan kulit semuanya ditentukan dia, aku juga dicekoki olehnya berbagai suplemen Import yang aku juga kurang tahu kegunaan dan khasiatnya.

Suatu Hari, aku ditugaskan Mbak Susi untuk mengantar pesanannya ke sebuah hotel berbintang, Pembelinya itu Mbak Vonny, Istri seorang Dirjen BUMN. Setahuku Mbak Vonny itu usianya seharusnya sudah lewat empat puluhan, karena putri sulungnya sudah duduk dibangku SMA. Penampilan Mbak Vonny berperawakan mungil mirip artis Yuni shara dan dia suka memakai bulu mata palsu, sehingga terlihat lentik panjang dan sayu. Mbak Susi memberikanku banyak wejangan dan Pantangan sebelum aku Berangkat dengan alasan Mbak Vonny itu pelanggan yang paling Royal dan paling banyak belanjaannya, aku dilarang mengecewakan dirinya.

Setelah sampai di Hotel, Sesuai Chatku dengan Mbak Vonny, aku melapor ke reception, dan setelah in house call konfirmasi, oleh reception aku diberikan Key Card agar bisa menggunakan lift menuju lantai kamar Mbak Vonny. Aku pencet tombol bel, tidak ada sahutan, aku Chat lagi Mbak Vonny, dijawab agar aku masuk langsung saja. Kuletakkan Key Card di handle Pintu dan setelah terdengar nada suara approve, kubuka pintunya dan masuk ke dalam kamar.

Masuk ke dalam kamar yang lumayan luas, sepertinya tipe kamar diatas standar, aku tidak melihat sosok Mbak Vonny, tetapi sayup-sayup terdengar suara Blower Rambut dari dalam kamar mandi, Hm.. baru selesai mandi sepertinya Mbak Vonny, aku keluarkan obat pesanan Mbak Vonny, lalu duduk di Sofa yang tersedia dalam kamar menunggunya. Sesaat Kemudian Pintu Kamar mandi terbuka dan muncullah Mbak Vonny yang hanya berbalut Handuk ditubuhnya berjalan menuju ke arahku. Rambutnya yang pendek dengan style yang benar-benar mirip Yuni shara. Walaupun hanya berbalut Handuk, wajah Mbak Vonny sudah terbalut make up, bulu mata palsu, bedak, eye shadow hingga lips gloss, sehingga terlihat seperti seorang model baju model balutan handuk. Kulitnya putih mulus terawat, pahanya mulus tidak terlihat selulit dan diatas handuknya terlihat Belahan Payudaranya itu, glek.. Pengen sekali aku dekapkan wajahku di sana.

“Hallo Mbak Vonny,” aku Berdiri dan menyapanya, kualihkan mataku dari tubuhnya ke wajahnya.

“Oh Dik Pras, lama nunggu yah,” Mbak Vonny tersenyum sepertinya tahu tadi mataku menggerayangi tubuhnya.

“Ah.. gak Mbak, i..ini pesanannya,” aku gugup juga saat Mbak Vonny duduk disampingku, aroma harum parfum yang digunakan Mbak Vonny menggoda sekali.

Mbak Vonny menerima paketnya dan meletakkannya di coffee table samping sofa,

“Dik Pras mau minum apa, ambil saja di mini bar,”

“Ehm, cukup Pras saja panggilnya Mbak, dan terima kasih tapi gak perlu,”

“Oh.. kalo gitu Pras cukup panggil gue Vonny,”

“Hah.. tapi.. Tapi kayaknya kurang sopan Mbak Vonny,”

“Hi..hi.. Cuma selama kita berdua aja Pras,”

Mbak Vonny tertawa menggeser badannya hingga posisinya hampir menyandar ke Saya. Jantungku berdebar kencang ketika merasakan hembusan nafasnya saat berbisik kepadaku,

“Hm.. Pras, susi ada pesan apa buat elu,”

Aku terdiam sejenak mencoba mengingat semua pesan Mbak Susi, tapi yang terpikir cuma endingnya saja,

“Errr.. Dia ada pesan jangan mengecewakan Mbak..eh… Vonny,”

“Hi.. hi, itu saja Pras,”

“He eh..itu saja”

“Hm.. kalo gitu elu jangan bikin gue kecewa Pras,”

Mbak Vonny sengaja menghembus telingaku, Berdesir darahku, apalagi saat tangan Vonny menyusup masuk kemejaku dan membelai dadaku yang bidang, Birahiku langsung memuncak. Aku berpaling menatap wajah Vonny yang dekat sekali, matanya dengan lentik bulu mata palsunya yang sayu menatapku, hidungnya mancung dan Vonny dengan aksi menggigit bibir mungilnya, sangat-sangat menggairahkan. Hanya sedikit kerut yang terlihat di sisi matanya, selain itu tidak ada lagi, wajahnya mulus terawat bebas dari flek, Vonny menutup matanya seakan-akan menantangku, Ayo cium diriku. Ku kecup bibirnya yang langsung disambut dengan gigitan lembut Vonny pada bibirku, dengan agresif Vonny mengulum bibirku dan menyodorkan lidahnya ke dalam mulutku, kusambut lidahnya, ku hisap dan kutahan lidahnya dengan gigiku, aroma unik terasa olehku saat kedua liur kami bertemu, aroma yang sangat merangsang, Kupeluk erat Vonny dan kuelus paha mulusnya.

Vonny melepaskan ciumannya dan terengah-engah mengatur nafasnya, Sementara aku lanjut mencium dagunya, perlahan turun menciumi lehernya. Aku yang sudah sekian bulan digembleng di sasana Mas Bambang selain berhasil membentuk dada yang bidang dengan eight pack di perutku, aku juga dilatih pernafasan agar tidak mudah lelah. Dari lehernya perlahan aku turun mencium belahan payudaranya dan kemudian kulepaskan handuk yang membalut tubuhnya sehingga terlihatlah kedua Payudaranya yang kencang menantang, Hm.. ini sudah pasti silicon karena dengan usianya tidak mungkin ini Payudara natural. Puting payudaranya mulai mengeras menantangku untuk mencium dan mengulumnya, kumainkan lidahku di putingnya, Kuremas Payudaranya yang satu lagi. Payudara Vonny terasa kenyal dengan sensasi kelembutan unik membuat tanganku terus menerus meremasnya. Tubuh Vonny menggelinjang dan mendesah menikmati permainan lidah dan tanganku di payudaranya,

“Ah.. sss..ah,”

Melihat Posisi Vonny yang kurang nyaman di sofa, aku lalu membopong tubuh mungil Vonny dengan Princess Style, Kubawa dan kuletakkan perlahan di atas ranjang king size Hotel. Karena statusnya seorang tante kaya, dari tubuhnya yang terawat, Walaupun birahiku sudah memuncak tetapi masih ada kesadaran untuk memperlakukan Vonny bak porselen vase yang rentan pecah. Kutelanjangi diriku secepatnya, dada bidangku dengan perut eight pack dan Penisku yang sudah tegak menantang memukau Vonny, ditambah Bodyku yang kekar tetapi kurus membuat Penisku terlihat gemuk besar dan panjang,

“wow..Pras, punyamu besar sekali,nanti mainnya yang pelan yah!”

“He eh.Mba...eh Vonny,”

Aku memuaskan mataku yang memandang tubuh telanjang Vonny yang mulus dan langsing, tidak ada bulu ketek, hingga bulu kemaluanya juga tidak ada, bersih, terlihat vaginanya dengan bibir vaginanya yang merah muda merekah menantangku. Aku lalu membuka lebih lebar kedua pahanya dan ku dekati area kemaluannya, hm , sangat terawat karena tercium olehku aroma antiseptik yang bercampur dengan aroma unik vagina Vonny, tak sabar, kucium lembut vaginanya, dari ujung atas perlahan ke bibir Vaginanya, kujilati sisi kiri dan kanan bergantian, karena sangat bersih, aku jilati hingga bagian bawah vaginanya terus hingga anusnya, lalu naik lagi melanjutkan permainan lidahku di vagina Vonny, Aroma unik cairan yang membasahi vaginanya sangat merangsang diriku membuatku terus menerus menjilati vagina Vonny, ingin sekali kumasukkan lidahku ke dalam vagina Vonny mencari sumber Cairan dengan aroma unik itu, tubuh Vonny menggeliat kencang menahan nikmat,

“Oh..ah..ah..teruskan Pras.. Ah..ah..”

Vonny mendesah dan kedua tangannya menahan kepalaku agar tetap berada di posisi kemaluannya. Aku lanjutkan permainan lidahku, Aroma alami vagina Vonny yang bercampur dengan aroma obat perawatan kemaluan wanita membuatku gemas ingin memakan vaginanya, tentu saja aku tidak bisa menggigitnya hanya bisa terus mengecup, mencium dan menjilati terus vagina Vonny. Aku lalu menggunakan tanganku membuka lebar bibir vagina Vonny agar lebih leluasa aku jilati, ini membuat Vonny makin kuat menggelinjang menahan nikmat permainan oralku, yang tentu saja kupelajari dari bokep JAV yang banyak aku Download. Aku lalu memasukkan jariku ke dalam Vagina Vonny, hangat terasa olehku, kuelus-elus lembut dinding dalam vagina Vonny, terasa olehku sebuah tonjolan, dengan jariku ku elus-elus tonjolan tersebut membuat Vonny mengerang kuat,

“Ergh… ah… ah…, cu..cukup Prassss...ah..masss...sukin punya mu...ah..ah ”

Kedua tangan Vonny lalu menarik kepalaku dari kemaluannya, aku ikuti saja arahan Vonny, aku lalu membuka lebar-lebar paha Vonny agar penisku yang besar bisa leluasa memasuki vagina Vonny, Ku Arahkan penisku ke Vagina Vonny, walaupun penisku besar, tetapi dengan mudah masuk ke vagina Vonny karena sudah basah sekali oleh cairan birahi Vonny bercampur dengan ludahku.

“Oh..ah..Pras tahan dulu..hm,“

Vonny memeremkan matanya menikmati penisku dalam Vaginanya. Kedua tangan Vonny lalu menangkap kedua pipiku dan mengarahkan wajahku bertatapan langsung dengan wajahnya. Dengan kedua tanganku menahan tubuhku seperti posisi push up, perlahan kugerakkan pinggulku naik turun. Kunikmati jepitan dinding vagina Vonny yang hangat mencengkram penisku,

“Huh.. ah..ah..” gantian aku yang mendesah menikmati cengkraman hangat vagina Vonny.

“Ah...ah...ah...ah..,”

Vonny mendesah dan matanya sayu menatapku menikmati penisku. Ternyata latihan yang kujalani selama ini di sasana Mas Bambang sangat bermanfaat juga di atas ranjang. Dengan satu tangan menahan tubuhku, tanganku yang lain meremas-remas Payudara Vonny yang indah bergantian kiri dan kanan. Aku percepat genjotan penisku di vagina Vonny membuatnya mendesah dan mengerang kuat,

“Oh.. ah..ah..Prasss… pe..peluk aa..kuu..,”

Aku lalu memeluk Vonny dan kucium lehernya , telinganya dan tengkuknya, terasa olehku Vonny menggigit bahuku, kubiarkan saja. Kucium aroma parfum yang harum dan merangsang di Leher Vonny membuat birahi makin memuncak, terasa olehku geli-geli nikmat yang makin memuncak rasanya di penisku.

“ oh..ah.. Prassss...akuuu..mau ooorr….ah..ah..”

Vonny mengangkat pinggulnya dan kedua kakinya merangkul kuat pinggulku sehingga penisku masuk sedalam-dalamnya di vaginanya, Tindakannya juga membuatku tidak mampu menahan ejakulasiku, kutembakkan semua spermaku ke dalam vagina Vonny.

“Oohhh… arghh.. Ah..,”

“Ah..ah.. Huh..ah..,”

Kami berdua mengerang bersama menikmati orgasme yang bersamaan. Aku peluk Vonny sejenak, lalu kulepaskan pelukanku, kuraih tissue di samping ranjang, kubersihkan penisku dan vagina Vonny yang mengeluarkan spermaku yg kutembakkan tadi, kemudian kami berdua ke kamar mandi membersihkan diri.

Dalam Kamar mandi, Vonny kembali menciumi diriku, tentu saja kubalas dan ciumannya, tubuh Mungilnya aku angkat dan aku dudukan di meja wastafel, lalu aku jongkok di depannya, ku ciumi dan kujilati vaginanya, lalu aku berdiri dan mengarahkan penisku memasuki vaginanya Vonny yang masih dalam posisi duduk di wastafel, aku genjot Penisku keluar-masuk vagina Vonny, Kami berdua berciuman penuh nafsu.

Aku lalu meremas Bokong Vonny dan kemudian kupeluk dirinya dan menggendongnya dengan posisi penisku tetap dalam vaginanya,Berkat fitnes yang teratur, Body mungil Vonny dengan mudah aku bawa keluar kamar mandi, kedua tangan Vonny merangkul leherku ,sementara Bokongnya aku tahan dengan kedua tanganku sambil melakukan gerakan naik turun pinggulnya,

“Hi..hi.ah..ah..it's so fun Pras..” Vonny tertawa cekikikan menikmati sex upstanding style ini.

“Hm.. yang penting lu gak kecewa Vonny,”

“Ah.. ah..ini pertama kali aku ML dengan posisi gini pras, ah..lu memang memuaskan,”

Sampai di luar Kamar mandi kurebahkan Vonny di atas Ranjang, Kucabut penisku saat Vonny beringsut ke tengah Ranjang, dia lalu membalikkan badannya dan melakukan posisi nungging, aku mengerti bahwa Vonny ingin aku lakukan Doggy Style bareng dia. Dengan posisi nungging dan Bokongnya mengarah padaku, terlihat rekahan merah muda vagina di belahan bokongnya, Kuarahkan Penisku dan kumasukkan ke dalam vagina Vonny. Kedua tanganku lalu meraih pinggangnya dan kudorong pinggulnya ke arahku agar penisku bisa masuk lebih dalam ke vagina Vonny. Kudorong mundur-maju pinggul Vonny,

“Ah..ah.. oh..Prasss… lebih..cepat lagi.. Lagi,”

Vonny mendesah dan ikut menggerakkan Pinggulnya berlawanan dengan gerakanku sehingga saat aku dorong pinggulku maju, Vonny mendorong mundur pinggulnya, efeknya membuat penisku yang besar dan panjang masuk sedalam-dalamnya di vaginanya Vonny. Kedua Pantat berisi Vonny, indah dan lunak sekali saat bertabrakan dengan tubuhku, entah Asli atau hasil operasi silikon, aku tidak peduli, yang pasti sangat-sangat menggairahkan Bokongnya Vonny. Posisi Doggy style ini bertahan hingga Vonny mengalami orgasme dan aku kembali berejakulasi, menyemprotkan semua spermaku ke dalam vagina Vonny. Kami lalu kembali ke kamar mandi membersihkan diri.

Ketika keluar dari Kamar mandi, Vonny menahan diriku memakai baju, dia lalu menarik diriku ke atas ranjang dan berdua kami rebahan diatas ranjang telanjang, dia memelukku dan mengelus-ngelus dadaku yang bidang. Dia lalu mulai bercerita tentang dirinya dan perselingkuhan suaminya.bla..bla..Sesuai arahan Mbak Susi, aku jadi pendengar yg setia dengan sesekali he eh,mengangguk..dan menyetujui pendapatnya jika ditanya, kuberikan dia girlfriend experience. Lalu dia mengambil bir untukku dan air mineral untuknya.

Ketika dia sudah puas ngoceh, Vonny lalu memposisikan dirinya diatas tubuhku, dia lalu menciumi diriku dan perlahan turun ke dadaku dan menjilat putingku, hm...hangat dan geli-geli nikmat permainan lidah Vonny. Kubiarkan saja Vonny melakukan apapun yang dia inginkan, sepertinya setelah mendengar keluh-kesahnya mungkin dia ingin memuaskan diriku. Aku menikmati permainan lidah Vonny perlahan dari dadaku hingga ke perutku, sensasi mandi ala kucing, enak sekali. Vonny lalu turun hingga bagian kemaluanku, perlahan dia jilat batang penisku turun hingga kantung zakarku,

“Oh.. argh.. ah..ah..,” aku mengerang menikmati permainan oral Vonny.

Vonny lalu kembali menjilati batang penisku,lalu mengecup kepala penisku sebelum memasukkannya ke dalam mulutnya. Penisku merasakan kehangatan mulut Vonny, kemudian nikmat sensasi geli-geli nikmat permainan lidah Vonny dalam mulutnya. Aku mengerang dan menahan posisi tubuhku agar Vonny tetap leluasa melakukan oral sex pada penisku. Tangan Vonny juga mengelus kantung zakarku dan juga melakukan gerakan mengocok pada batang penisku yang tidak muat ke dalam mulut mungilnya Vonny, sesekali Vonny keluarkan Penisku dari mulutnya, mengecup dan mengocok penisku ,menjilati batang penisku, lalu memasukkan kembali penisku ke dalam mulutnya, lanjut mengulum dan menghisap, Vonny melakukannya berulang-ulang, Sensasinya nikmaatttt sekali membuatku mengerang dan mendesah kuat.

Vonny tersenyum melihatku menggeliat dan mengerang menahan nikmat, dia lalu mengambil posisi menduduki diriku, tangannya menahan penisku agar pas masuk ke dalam vaginanya, dia mendesah saat Penisku memasuki Vaginanya,

“Ah..ss..ah..,”

Vonny memejamkan matanya menikmati penisku, dengan posisi cow girl, Penisku bisa masuk penuh ke dalam vaginanya.Perlahan dia naik-turunkan pinggulnya, penisku menikmati genjotan kehangatan vagina Vonny. Kedua tangan diletakkan di dadaku, Vonny menahan tubuhnya dan mempercepat genjotan pinggulnya. Payudaranya berguncang hebat mengikuti gerakan tubuhnya, indah sekali, Kedua tanganku lalu menangkap kedua payudara tersebut, mengelus dan meremasnya. Enak sekali sensasinya, sepertinya Vonny pasti menghabiskan biaya yang tidak sedikit untuk payudara tersebut, karena saat aku remas tidak terasa olehku sensasi kenyal aneh, tetapi seperti natural sekali, ukurannya juga proporsional dengan Body Vonny, aku elus paha mulus Vonny yang juga bebas dari selulit, wow, tidak terasa olehku adanya pengaruh usia pada body Vonny, semuanya terasa kencang,

“Uh..ah..ah..”

“Argh..ah...huh..,”

Desahan kami berdua mengisi keheningan kamar, Vonny sesekali merebahkan dirinya memelukku , menciumi putingku, menggeser-geser pinggulnya membuat penisku seperti diputar-putar oleh vaginanya, hm..nikmat sekali sensasinya. Aku menikmati sekali posisi woman on top ini karena kedua tanganku ini bebas bergerilya menggerayangi body Vonny menyeluruh. Kurasakan genjotan pinggul Vonny makin cepat membuatku merasakan sensasi nikmat sekitar dari pinggulku semuanya menuju ke penisku petanda sudah hampir ejakulasi,

“Oh..ah..ah...Vonny..aa..akuu.. sssuu..sudah mau nembak,”

“Ah.. ah.. aakuu...jugaaa praaasssss…, kkita bababa..rengann ”

Tanganku terus meremas-remas Payudara Vonny, lalu turun memegang pinggul Vonny dan membantu mempercepat genjotannya, Tak sanggup aku menahan ejakulasiku, aku naikkan sedikit pinggulku sehingga penisku melesak semakin dalam ke vagina Vonny dan kutembakkan spermaku, walaupun ketiga kali, terasa masih banyak olehku sperma yang keluar. Vonny juga mengejang sejenak saat dia orgasme, dia lalu memelankan goyangan pinggulnya, lalu berhenti dan mendekap erat diriku.

“Huh.. hm.. Puas sekali Pras hari ini aku rasain,”

“Hm.. sama Vonny, aku juga,”

Aku biarkan Vonny memelukku dan mengatur nafasnya, dia pasti lelah dengan posisi cow girl tadi. Sejenak kami berpelukan, baru kemudian kami ke kamar mandi membersihkan diri, keluar dari kamar mandi, Vonny tidak menahan diriku lagi memakai baju.

“Sebenarnya aku gak rela kamu pulang secepat ini Pras,”

“Vonny masih mau lanjut?”

“Aku ada undangan malam ini,”

“Oh.. next time aj Vonny,”

“Hmmm.. Next time elu pagi baru bisa pulang..hi..hi,”

“Untuk Vonny seminggu gak pulang pun ok..he..he,”

“Oh.. ingat janjimu yah Pras.next time,”

“He eh..no problem,Vonny”

Aku lalu merapikan diri dan sebelum pamit, kami berdua berciuman sejenak, lalu aku Pun meninggalkan Hotel dan langsung pulang balik melapor ke Mbak Susi. Ketika aku jumpa dengan Mbak Susi, dia menatapku dengan senyum penuh arti dan mengangguk seperti puas dengan tugas pengantaranku,

“Mbak Vonny puas sekali dengan pelayananmu Pras,”

“Hah..Ma..maksud Mbak,” aku gugup mengetahui Mbak Susi

tahu aksi ML antara diriku dengan Vonny.

“Hi.. hi.. Itu sudah bagian dari servis Pras,”

“Hah?”

“Mana kunci mobil.. Mbak mau jemput david,”

“I.iii.. Ni Mbak,”

“Gak usah cemas Pras, elu gak mengecewakan, nanti Mbak ajarin kamu teknik yang lebih mantap,” Mbak Susi mengerling nakal pada ku,

”Oh yah ini buat elu, pokoknya elu ikuti Mbak Susi rezeki lu pasti lebih baik,”

Mbak Susi memberikanku kartu ATM berwarna Hitam mengkilap,

“Passwordnya 123456,”

“Ii...ini, beneran buat gue Mbak?”

“Beneran donk, sebagian dari Mbak, sebagian lagi Tips gede buat elu dari Mbak Vonny,”

“Thank You Mbak,”

“Ok.. Mbak berangkat duluan,”

Aku memandangi Kartu ATM nya dan menghela nafas dengan berat, aku duduk dan merenung, apakah mau lanjut atau meninggalkan rumah ini, aku sadar Mbak Susi selain sales obat juga jadi mucikari dan aku ini salah seorang pelacur pria yang dia jual... Teganya dia jual diriku, adik iparnya sendiri !.. Oh my God.

part 2 Prof.Dr Rosa Malik M.Psi

Psikolog

Aku tertegun sejenak melihat plakat nama yang tertera di pintu, seorang Profesor, Wow mantap sekali client Mbak Susi, aku cemas juga apabila nanti wujud Profesor ini sudah ubanan dan keriput dengan payudara yang sudah tergantung jatuh ke bawah ,apakah bisa memuaskannya?

“Masuk,” Suara merdu wanita terdengar setelah aku ketuk Pintunya.

Aku buka pintunya dan masuk ke dalam ruangan yang agak remang, cahaya matahari tertahan oleh gorden tebal dan lampu dengan cahaya moonlight. Ruangan tersebut besar dan luas, sekitar 6 x 6 m dan tinggi lebih dari 3m, terdapat rak penuh buku dan sebuah sofa panjang serta sebuah sofa tunggal yang terkesan siapapun yang duduk akan santai sekali posturnya. Dan sebuah meja yang besar dengan desain klasik, di balik meja duduk seorang wanita cantik yang berusia sekitar tiga puluhan , rambutnya hitam panjang, Hidung yang mancung dengan bibir sensualnya, mirip sekali dengan artis Sophia Latjuba. Penampilannya dengan kemeja hitam melapisi blazer warna cerahnya dengan kancing bagian atas terbuka, benar -benar membuat diriku terpesona, aku terdiam seperti patung di pintu kantornya,

“Hi..hi.. Saudara Prasetyo yah.. Jangan takut, Silahkan masuk,”

Dr Rosa tertawa memperlihatkan barisan gigi putihnya yang rapi diantara kedua lesungnya yang dalam sekali terlihat saat dia tertawa.

“Oh. ah.. Iyah, Selamat Sore , Mbak Rosa yah?”

Gugup juga aku di depan wanita cantik ini, Dalam hati aku heran juga, dengan kecantikannya untuk apa dia sewa Gigolo, deretan pria ganteng pasti antri membayar dirinya.

“Hm. Kamu memang berbeda dengan suami Susi, kamu ganteng dan Tinggi,, memang nilai komersial kamu lebih baik hingga Susi berani investasi besar, hi..hi,”

“Eh, Mbak Rosa akrab yah dengan Mbak Susi,”

“Yah, Dia adik kelasku dulu, Pintunya dikunci Pras,”

“Baik Mbak,”

Aku Kunci pintunya dan saat aku membalikkan badanku , terkejut juga aku lihat Mbak Rosa sudah keluar dari balik meja dan melepaskan bajunya.Semua bajunya dia letakkan diatas meja, Sementara aku hanya bisa melongo memandangi keindahan di depan mataku, walaupun masih terbalut oleh pakaian dalam, Pesona Body perfect Mbak Rosa sangat memukau, kakinya jenjang, pahanya mulus tanpa selulit, Perutnya rata, Payudaranya yang proporsional, tidak kecil tetapi juga tidak besar sekali, sangat pas sekali dengan bentuk pinggang kecilnya dan pinggulnya yang tonggek. Mbak Rosa lalu lanjut melepaskan pakaian dalamnya, diletakkan di atas meja semuanya, Dia lalu mengambil clipboard dan Ballpoint dari meja kerjanya. Mbak Rosa dengan tubuh telanjangnya berjalan ke Sofa tunggal, lalu duduk dan mengangkang memperlihatkan bulu-bulu halus yang terawat rapi dibentuk seperti panah yang mengarah ke vaginanya.

“Glek,” kutelan ludahku melihat pesona keindahan kemaluan Mbak Rosa.

“Hm.. tunggu apalagi Pras?” Mbak Rosa menantangku.

Aku yang sedari tadi terangsang oleh kecantikan Mbak Rosa, tak sabaran, langsung menelanjangi diriku secepatnya, aku lalu bergerak ke arah Mbak Rosa. Melihat kedua payudaranya yang putih mulus dengan kedua puting mungilnya yang berwarna pink cerah, tak sabaran, aku langsung mencium putingnya dan memainkan lidahku di putingnya, sementara tanganku meremas-remas payudaranya. Perlahan Tanganku turun mengelus perut rata Mbak Rosa dan turun mengelus pahanya dan kembali naik membelai bulu-bulu halus kemaluannya dan permukaan vaginanya. Kumasukkan jari tengahku ke vagina Mbak Rosa, Kucari tonjolannya dan ku elus-elus.

Tidak ada desahan, tidak ada geliat dari tubuh Mbak Rosa, walaupun aku merasakan ada cairan yang melembabkan permukaan Vagina Mbak Rosa. Aku lalu jongkok di antara kedua paha Mbak Rosa dan mulai mengecup vaginanya, lalu menjilati clitoris dan bibir vaginannya, tetapi tetap tidak ada reaksi dari Mbak Rosa, Dari posisi kemaluan Mbak Rosa, aku melirik ke wajah Mbak Rosa, tapi terhalang oleh clipboardnya dan terlihat olehku dengan santainya tangan Mbak Rosa mencoret-coret sesuatu di clipboardnya. Aku intensifkan permainan jariku dan lidahku di vagina Mbak Rosa, tetapi tetap tidak ada desahan dan geliat birahi Mbak Rosa. Dalam hati aku bertanya mungkinkah Mbak Rosa menyewa aku karena ada kesulitan seksual pada dirinya? aku lalu berdiri dan memperlihatkan Penisku yang besar tegak menantang, berharap dikulum oleh bibir sensualnya Mbak Rosa.

“Nope.. Thank You pras,”

Mbak Rosa tersenyum padaku, dia tahu yang kuinginkan dan dia menolaknya, Mbak Rosa lalu berdiri, lalu dia berjalan memutari diriku, lalu dia berjalan ke mejanya, mengambil meteran kain yang biasanya digunakan penjahit, dia lalu melingkari penisku dengan meteran itu , mencatat di clipboard nya, kemudian mengukur panjangnya penisku, bagian atas dan bawahnya, Mbak Rosa mengelus dan dengan tangan nya mengukur kantung zakarnya, lalu kembali dia mencoret sesuatu di clipboard nya.

“Sebentar yah Pras, tahan terus penismu tetap tegak,”

Mbak Rosa lalu kembali ke mejanya, dia gantikan meteran kain tersebut dengan stopwatch, Dia lalu terus memandangi penisku dan berjalan ke sofa panjang dengan clipboard nya dan stop watch, kemudian duduk santai sambil memandangi diriku, Kami berdua bertahan dengan posisi tersebut lima menitan lebih.

“Hm.. daya tahan yang bagus,”

Mbak Rosa tersenyum padaku, lalu kembali dia mencatat sesuatu di clipboardnya, kemudian dia berganti posisi rebah dengan kedua kakinya membuka lebar,

“Masukin pras penismu ke vaginaku sekarang,”

Aku merasa diriku saat ini seperti seekor tikus lab sedang dipelajari, walaupun dalam hatiku sedikit kecewa dengan sikap Mbak Rosa tetap aku Ikuti instruksinya. Aku bergerak ke arahnya, kuarahkan penisku ke vaginanya, terasa olehku hangat cengkraman dinding vagina Mbak Rosa pada penisku. Hm nikmat sekali. Setelah aku masukkan penisku, aku lalu gerakkan pinggulku dan memaju-mundurkan penisku, kedua tanganku menahan tubuhku, ketika berganti posisi hendak memeluk Mbak Rosa, ditahan olehnya dan dia menggeleng-geleng kepalanya,

“Tahan posisi ini terus sampai kamu ejakulasi Pras,”

Walaupun Tetap pada posisi push up, Tangan aku bergantian meremas-remas Payudara indah Mbak Rosa, Hm.. lunak alami. Karena posisi yang monoton, aku mempercepat gerakan pinggulku agar cepat ejakulasi. Mungkin karena pengaruh suplemen dari Mbak Susi yang teratur aku konsumsi dan meskipun kecantikan Mbak Rosa sangat menggairah , dan cengkraman Vagina Mbak Rosa lumayan ketat, Lama juga baru akhirnya birahiku memuncak dan kutembakkan spermaku ke dalam Vagina Mbak Rosa.

“Huh..argh..ah.ah...,”

Aku mengerang nikmat saat spermaku muntah di dalam vagina Mbak Rosa, aku lalu mencabut keluar penisku, sementara Mbak Rosa mencatat sesuatu di clipboardnya, baru kemudian dia mengambil tissue dan membersihkan vaginanya dari spermaku. Mbak Rosa Lalu tersenyum padaku, kemudian bergerak ke arah meja dan memakai bajunya. Mbak Rosa lalu duduk di balik mejanya dan membuka-buka lembaran form di clipboardnya, membaca dan mempelajarinya seakan-akan aksi seksual kami barusan itu hanya pemeriksaan antara dokter dan pasien. Aku juga memakai bajuku kembali, kemudian duduk di sofa panjang bekas lokasi pertempuran kami tadi. Mbak Rosa lalu mengambil sebotol Air mineral dan melemparkannya ke arahku dan tepat kutangtap,

“Minum dulu dan tunggu sebentar Pras,”

“Oh..Okay Mbak,”

Aku membuka botol air mineral tersebut dan meminumnya, dikarenakan posisiku tadi, aksi seksual sebelumnya cukup menguras staminaku. Aku minum perlahan sambil memperhatikan kecantikan Mbak Rosa saat serius mempelajari clipboardnya. Sesaat kemudian, Mbak Rosa berdiri dan kemudian duduk disampingku, Posisinya santai dengan satu tangan menopang dagunya.

“Gue harap, gak mengecewakan Mbak,”

“Oh..hi..hi Kamu pikir Gue order jasa kamu,”

“Oh. bukan begitu Mbak Rosa, tadi dipesan Mbak Susi, gue gak boleh kecewain Mbak Rosa,”

“Ha.ha.. , se..se stop dengan Mbak Rosa.. Kamu ganti dengan dokter... DOKTER, ha..ha,”

Tawa lepas Mbak Rosa memenuhi ruangan prakteknya,

“Mak… maksud Mbak Rosa..eh..do..do..dokter Rosa gimana?” Gugup juga saya, apakah ada kesalah pahaman.

“Hi..hi.. aku pasti kecewa Pras, Jika kuorder kamu dengan kualitas servis tadi,” Mbak Rosa tersenyum padaku lalu melanjutkan,”Mbak Susi yang meminta jasa aku untuk mentraining kamu,”

“Training Gue?” aku kebingungan,” Apa yang ditraining mba..eh dokter?”

“Tentu saja teknik untuk memuaskan Pasanganmu,”

“Oh.. Maksudnya Mbak Susi minta dokter Rosa mengajarkan teknik bercinta,”

“Yah. tepat Pras. Aku ini psikolog yang spesialisasi keharmonisan pasangan hidup, tetapi khusus untuk susi, aku terima permintaannya untuk mengajarkan teknik bercinta terbaik untuk kamu, dan test uji tadi juga khusus kamu saja yang alamin, itu karena aku suka sama postur badan dan kegantengan kamu..hi..hi, gak semua pasienku pernah diuji seperti tadi,”

“Oh.. terima kasih buat pujiannya,’ aku tersipu.

“Hi..hi.. Okay, Kita balik serius, ini hasil uji tadi, untuk teknik memuaskan pasanganmu, dibawah standar yah, untuk ukuran penis kamu, hm.. di atas ukuran standar asia dan harus kuakui daya tahan kamu bagus sekali bisa bertahan 22 menit 15 detik,” Mbak Rosa memandangi area kemaluanku dan mengangguk-angguk kepadaku.

“Oh..jadi gimana agar bisa di atas standar semua dokter,” aku antusias bertanya.

“Wow..wow..semua ada tahapannya Pras,”

“Oh.. dari mana mulainya dok,”



“Hi.. hi.. Setelah aku pelajari semua hasil tes tadi, Ini rangkuman latihan fitness yang perlu kamu intensifkan, Lalu kamu harus bisa gunakan lidahmu untuk melukis angka delapan di kolom kertas ini,” Mbak Rosa memberikan beberapa lembar kertas yang sudah ada garis kotak kotak.

“Gunakan lidah ?” Aku heran.

“Benar Pras, dengan kopi kental sebagai media tintanya, kamu lukis angka delapan dalam kotak ini dengan lidahmu, awalnya mungkin berantakan.. Kecepatan tidak diutamakan, tapi hasil yang maksimal.. Kamu atur saja waktunya, minimal sehari dua kali kamu usahakan lukis, nanti Minggu depan kamu datang lagi dengan hasilnya,”

Berikutnya Mbak Rosa juga ada menulis resep obat untuk melancarkan darah agar aku mudah ereksi dan Obat untuk menguatkan kinerja Jantungku. Mbak Rosa juga memberikan aku buku yang berjudul Multi Orgasme dan menyuruhku mempelajari semua langkah-langkah yang tertulis di dalamnya sesempurna mungkin, buku tersebut dilengkapi dengan beberapa stiker warna- warni di beberapa halamannya dan coretan tulisan tangan Mbak Rosa untuk memperjelas detailnya, Setelahnya aku berpamitan dengan Mbak Rosa.

Mbak Susi tertawa juga saat tahu kesalah pahaman antara aku dengan Mbak Rosa, aku serahkan resep obat Mbak Rosa, dan disediakan oleh Mbak Susi obat tersebut. Aku juga belajar melukis angka delapan dengan menggunakan kopi dan lidahku, juga belajar untuk menguasai Multi orgasme. Untuk latihan fitness nya, aku tetap berlatih di sasana Mas Bambang. Seminggu kemudian gak sabaran aku sudah ingin sekali mengunjungi Mbak Rosa, Sensualitas Body sempurna nya tetap terbayang olehku, semoga saja masih dapat test uji bareng dirinya.

“Hm.. Masih belum sempurna, minggu depan harus lebih baik,” Mbak Rosa menilai hasil lukisan angka delapan dengan lidahku.

“Okay dokter,”

“Sekarang kita lanjutkan training kamu,” Mbak Rosa menelanjangi dirinya dan berjalan ke arahku.

“Oh..siap dokter,” Dengan cepat aku menelanjangi diriku.

“Nanti kamu ulangi apa yang kulakukan,”

Mbak Rosa duduk disampingku, lalu dia menarik kepalaku mendekati wajahnya dan dia menciumku, dia melumat bibir atasku , lalu lidahnya masuk sebentar ke dalam mulutku dan kemudian menggigit lembut bibir bawahku, Mbak Rosa lalu memasukkan kembali lidahnya dan memutari lidahku, menghisap lidahku, hm.. aku merasakan aroma peppermint saat aku kami berdua berciuman, otak aku tidak bisa mengingat apa yang telah dilakukan oleh Mbak Rosa, aku hanya merasakan nikmat French Kiss Mbak Rosa.

“Sekarang kamu ulangi,” Mbak Rosa melepaskan ciumannya.

“Hah.. oh..ok dokter,” aku lalu menciumnya dan memasukkan lidahku menghisap lidah Mbak Rosa.

“Hei.. apakah tadi aku ada langsung memasukkan lidahku?” Mbak Rosa mendorongku sehingga ciuman kita lepas.

“Oh..ha..ha… maaf dokter, Gue gak Ingat lagi,” aku tertawa kecut dengan tanganku mengelus bagian belakang kepalaku.

“Hmp.. Jangan langsung dengan lidah, ciuman bibir dulu, kemudian bibir atas, lalu baru masukkan lidahmu hanya sejenak, kemudian bibir bawah, kamu gigit pelan dan sedot, dan terakhir baru kamu masukkan lidahmu,”

“Oh..ok,” aku mencoba mengingat langkah-langkah tersebut.

“Kamu putari lidahku dan lakukan gerakan angka delapan lidahmu dalam mulutku,” Mbak Rosa Lalu menutup matanya menungguku menciumnya.

Nikmatnya berciuman dengan Mbak Rosa membuatku kesulitan konsentrasi untuk mengikuti langkah-langkah Mbak Rosa, Jadinya kita mengulanginya hingga beberapa kali.

“Jangan terlalu lama berciuman, tidak semua orang mampu bertahan pernafasannya..Kamu harus ingat ini, turun cium lehernya baru lanjut berciuman bibir kembali,”

“Oh..Akan kucoba mengingatnya,”

“Sekarang kita lanjutkan ke permainan puting, Kamu coba mengingat apa yang ku lakukan dan mengulanginya..ingat itu Pras,”

“He..eh,” aku cuma bisa nyengir.

Kututup mataku, menikmati permainan lidah Mbak Rosa, terasa olehku putingku dicium olehnya, lalu lidahnya memutari putingku, dari luar memutar hingga ke putingku , lalu dicium, dan kemudian dikulum olehnya, terasa olehku permainan lidah Mbak Rosa di putingku, hm..nikmat sekali, membuatku lupa langkah sebelumnya,

“Ah..ah..ah..ss,” aku mendesah menahan nikmatnya permainan lidah Mbak Rosa.

“Hmp.. cukup.. Giliran kamu sekarang,” Mbak Rosa berhenti menjilati putingku.

Aku lalu mencoba mengingat langkah-langkah permainan lidah Mbak Rosa, Perlahan aku kecup puting Mbak Rosa, lalu aku kulum-kulum putingnya. Tok, aku merasa sakit di kepalaku saat Mbak Rosa mengetuk kepalaku dengan ballpoint montblanc nya.

“Jangan langsung kau kulum, mulai dari areal luar areola, itu bagian warna kecoklatan sekitar puting, perlahan kau buat lingkaran dari luar hingga ke bagian puting, baru kamu kulum, ulangi,” Mbak Rosa menginstruksikan.

“Oh.. ok,” aku mencoba melakukan langkah-langkah sesuai instruksi Mbak Rosa.

“Hm..benar, kamu kecup dulu sebelum kamu kulum, nanti coba lingkari putingku,ingat gunakan lidahmu untuk melukis angka delapan di putingku,”

Aku ikuti petunjuk Mbak Rosa, kulukis angka delapan di puting Mbak Rosa dengan lidahku,

“Yah, bagus, ganti variasi permainan lidahmu, putari putingku, jilat dari atas ke bawah, kiri ke kanan bergantian.. Yah benar..bagus,”

Mbak Rosa mengelus-elus kepalaku saat lidahku memainkan putingnya sesuai instruksinya. Tanpa sadar tanganku meremas-remas payudaranya, Tok.. kembali kepalaku diketuk oleh Mbak Rosa dengan Ball Pointnya,

“Jangan langsung meremas, elus dulu, pijat bagian luar payudara, perlahan kamu pijat hingga ke tengah, baru kamu remas semuanya,”

Aku ulangi lagi, Kuelus-elus Payudara Mbak Rosa, dari bawah hingga ke bagian putingnya dan turun kembali ke bawah, dengan jari telunjuk dan jempol aku memijay bagian paling luar Payudara Mbak Rosa, lalu perlahan kupijat makin ke tengah hingga putingnya ku pilin sebentar baru aku Remas-remas seluruh Payudaranya.

“Hm...Bagus Pras, sekarang Gantian puting yang satu lagi kamu mainkan, ingat langkah-langkahnya, Kenikmatan itu berhubungan dengan kesabaran, yang kamu layani itu bukan pemula. Tetapi wanita yang sudah merasakan nikmat ML sepuluh tahun lebih,”

Aku kembali mengulangi permainan lidahku di puting Mbak Rosa yang satu lagi, tanganku juga mulai mengelus payudara satunya lagi , hanya kali ini tanganku diarahkan oleh Mbak Rosa, Dia mengatur ritme tanganku, berapa lama mengelus, memijat dan meremas Payudaranya.

“Dan ingat selalu Pras.. Jangan sesekali kamu gigit putingnya jika tidak diminta oleh partner kamu, jangan karena gemas, kamu gigit putingnya, tidak ada kenikmatan dari gigitan, kecuali dia punya fetish tersendiri,”

“Oh.noted Dokter,” aku lanjutkan lagi permainan lidah dan tangan di payudara Mbak Rosa.

“Ok, stop Pras, lanjut ke bagian bawah, ingat langkah-langkah berikut ini, kecup dulu klitoris, baru kamu jilat dari bawah ke atas, kiri ke kanan bergantian , baru kamu jilat memutar dan angka delapan bergantian,”

“Ah..ok..ok,’ dengan semangat kujawab.

Perlahan ku kecup klitorisnya Mbak Rosa, lalu kujilati sesuai instruksi Mbak Rosa, sesekali kepala ku diketuk Ballpoint montblanc nya jika terlalu cepat,

“Ingat Pras, kesabaran itu memberikan kenikmatan maksimal,”

Aroma dari unik vagina Mbak Rosa yang bercampur dengan antibiotik pembersih sangat merangsang, tak sadar tanganku bergerak hendak memasukkan jariku ke dalam vagina Mbak Rosa, Tuk. kembali kepalaku diketuk ballpoint montblanc, hadeh selain buat tanda tangan cek jutaan, berfungsi juga sebagai alat ketok kepala pasien,

“Belum saatnya Pras, turun jilati bibir hingga area antara vagina dan analku, itu lokasi yang sensitif, untuk permainan jari nanti ku beri aba-aba,”

Ku ikuti intrusi Mbak Rosa, setelah terbiasa dengan aroma vagina Mbak Rosa, aku bisa menahan ritme permainan lidahku, tidak menggebu-gebu lagi, Dengan sabar kujilati bibir vagina Mbak Rosa bergantian, lalu turun jilati bagian bawah vagina Mbak Rosa, hingga lubang anusnya, lalu naik lagi, dengan sabar kujilati bagian antara vagina dengan anus itu dengan sabar,

“Hm.. bagus Pras, nanti kamu masukin jarimu, jangan langsung ke G spot , tapi sedikit demi sedikit, baru terakhir ke bagian G Spot dan elus perlahan,”

Aku belai dengan lembut dulu vagina Mbak Rosa, baru perlahan ku masukkan jariku sedikit-demi sedikit ke dalam vagina Mbak Rosa, sesuai instruksinya aku tidak langsung kedalam mencari G spot Mbak Rosa, Kucabut dulu jari ku baru kembali perlahan kumasukkan dan baru kucari tonjolan G spot Mbak Rosa, Setelah ku dapat lalu ku elus-elus.

“Yah sudah benar Pras,”

Kagum juga aku dengan Mbak Rosa, dia sepertinya mati rasa gitu, tidak ada erangan. Geliat ataupun gerakan nikmat,

“Ok. Pras, lanjut dengan penetrasi,”

Aku berdiri dan mengambil posisi untuk melakukan penetrasi penisku ke vagina Mbak Rosa.

“Pras, kamu sudah kamu hafal semua trik di buku multi orgasme yang ku pinjamkan?”

“Oh.. sudah Mbak..eh Dokter,”

“Bagus. Sekarang kamu praktekkan,”

Penisku yang sedari tadi tegak menahan birahi, tak sabar ku arahkan ke vagina Mbak Rosa, begitu ku masukkan penisku ke vagina Mbak Rosa, Tok. kembali kepalaku diketuk ballpoint montblanc,

“Katanya sudah hafal, apa yang kamu lakukan, masukkan sedikit dulu penismu, masih ingat teknik itu,”

“Ah.. yah..yah, sorry dokter, gue sudah gak tahan,he..he.” aku cengengesan.

“Ingat Pras, kamu bukan alpha male yg dipuaskan, tapi tugas kamu memuaskan pasanganmu, kamu harus bisa mengontrol birahimu , itu bagian dari job description kamu,” Mbak Rosa mengingatkan Saya.

“Okay dokter,”

Aku tahan birahiku dan kucoba mengingat teknik yang diajarkan di buku Multi orgasme. Aku lalu memasukkan penisku sedikit demi sedikit perlahan, setelah kepala penisku masuk, aku tarik keluar lagi, setelah itu aku masukkan lagi, kali ini lebih dalam sedikit, satu inci dari kepala penisku, lalu ku keluarkan lagi, ku ulangi lagi dengan penisku lebih dalam, kemudian kembali hanya aku masukkan kepala penisku saja, tetapi tiba-tiba aku lalu memasukkan Penisku sedalam-dalamnya ke Vagina Mbak Rosa, Kubiarkan sejenak penisku dalam vagina Mbak Rosa, baru perlahan ku lanjutkan dengan gerakan maju mundurkan penisku di vagina Mbak Rosa, Nikmat cengkraman Hangat dinding Vagina Mbak Rosa, membuat aku kembali lupa dengan birahi menggebu-gebu semakin cepat kugenjotkan penisku ke vagina Mbak Rosa, Tok,

Kembali Ballpoint montblanc Mbak Rosa mengetuk kepalaku membuat aku kembali sadar untuk memelankan gerakan penisku,

“Ulangi kembali ke awal Pras, ingat variasinya, masukkan sedikit kembali,”

“Huh, ah..ah.. Iyah dokter,” aku mengerang menahan birahiku.

Aku lalu kembali mengatur hanya sedikit bagian Penisku masuk ke vagina Mbak Rosa, lalu kembali sedikit demi sedikit masuk dan kemudian tiba-tiba memasukkan semua dan melakukan gerakan maju-mundur dengan ritme yang teratur, dan kemudian kembali ku ulangi lagi dengan penetrasi yang sedikit. Walaupun kulakukan dengan teratur di bawah ketukkan ballpoint harga jutaan, Kemolekan tubuh Mbak Rosa dengan aroma parfum import sangat merangsang sekali, birahiku tak tertahankan. Aku merasa geli-geli nikmat menuju ke pinggulku tanda hampir ejakulasi, kupercepat gerakan penisku, tetapi kembali, tuk, kepalaku diketuk oleh Ballpoint harga jutaan,

“Hei..tahan birahimu Pras, Kamu baru pertama kali, berhenti dulu pras,”

Aku berhenti dengan penisku tetap didalam vagina Mbak Rosa, Kucoba menahan agar spermaku tidak menembak keluar,

“Atur Nafasmu, Coba tarik kembali orgasme mu sesuai instruksi di buku,”

“Hmmm...ahh,” aku tarik nafasku dan kutahan sejenak baru ku hembuskan sesuai teknik pernafasan yang diajarkan buku tersebut. Kurasakan orgasme yang tadi berkumpul di penisku perlahan terasa tertarik kembali ke pinggulku dan perlahan terasa menghilang.

“Hm.. sekarang perlahan kamu ulangi lagi teknik penetrasi tadi, ingat saat orgasme kembali berhenti, seharusnya jika sudah terbiasa kamu tidak perlu berhenti cukup memelankan saja ritme gerakanmu,”

“Oh.. ok dokter,”

Aku lalu kembali melakukan teknik penetrasi, dari masuk sedikit demi sedikit dan kemudian memasukan semua penisku di vagina Mbak Rosa, sambil sesekali tanganku mengelus tubuh mulus Mbak Rosa, sesekali aku remas Payudara Mbak Rosa dan memainkan putingnya sesuai teknik yang diajarkan Mbak Rosa. Ketika aku orgasme dan hampir ejakulasi, kembali aku berhenti, dengan teknik multi orgasme ini dimana aku berhenti saat orgasme dan tidak ejakulasi, aku mampu melakukannya dengan Mbak Rosa hampir sejam,

“Ok, Pras sampai disini aja dulu hari ini,”

“Uh.. ah..ah,”

aku mendesah menikmati hangat cengkraman vagina Mbak Rosa, aku tidak peduli dengan Mbak Rosa seakan-akan tidak merasakan sedang melakukan aksi seksual tetapi sedang mengamati kelinci percobaan yang sedang di uji.

“Dok.. ah..ah..bo..bo..leh nembak dulu,”

“Hi..hi.. Boleh Pras..,” Tawa kecil Mbak Rosa.

Aku menggenjot lebih cepat dan kurasakan nikmat Orgasme mulai timbul di sekitar penisku, Terasa berbeda sekali orgasme ini, nikmatnya menjalar ke pinggul dan ke punggungku hingga ke ubun-ubun saat ejakulasi, kutembakkan spermaku di dalam vagina Mbak Rosa, Sperma yang tertahankan sebelumnya sebanyak lima atau enam kali rasanya tidak habis-habisnya muntah dari penisku.

“Argh..ah..ah..sssss...ah..ah..”

Aku mengerang nikmat sambil memeluk erat tubuh sexy Mbak Rosa, aku merasa sangat nikmat sekali saat ejakulasi dengan teknik multi orgasme ini, Walaupun lelah dengan posisi misionaris aku bertahan menggenjot Mbak Rosa dari awal hingga selesai. Kami berdua lalu memakai kembali baju kami, dan kemudian seperti pertemuan sebelumnya, Mbak Rosa mengevaluasi aksi seksual kami dan memberikan penilaiannya, aku tidak peduli dengan hasilnya , yang pasti proses evaluasinya nikmat sekali. Di Pertemuan berikutnya aku sudah mampu bisa melakukan beberapa posisi berbeda , butuh waktu sebulan buat aku kuasai teknik multi orgasme tanpa perlu berhenti lagi, cukup memelankan saja ritme dan mampu melakukan hingga 2 jam lebih sebelum ejakulasi.


cerita sex yes.. ahhh.. fuck my pussy... oh.. good dick.. Big cock... Yes cum inside my pussy.. lick my nipples... my tits are tingling.. drink milk in my breast.. enjoying my milk nipples... play with my big tits.. fuck my vagina until I get pregnant.. play "Adult sex games" with me.. satisfy your cock in my wet vagina..
Klik Nomor untuk lanjutannya
x
x