Malam telah larut dan jam telah menunjukan pukul 9 malam. Sedari siang tadi kakakku bersama suaminya menghadiri pertemuan sebuah Network Marketing dan diteruskan dengan pertemuan khusus para leaders. Untuk menghilangkan suntuk, aku connect ke internet dan berbagai macam situs aku buka, seperti biasa pasti terdapat banyak situs dewasa yang asal nyerobot.
Biasanya aku langsung close karena aku enggak enak dengan kakakku, namun malam ini mereka tak ada dirumah, hanya bersama dengan seorang baby siters keponakanku, namanya Imah baru berumur 18 Tahun dan berasal dari Wonosobo.
Memang agak kolotan dan dusun sekali, namun kalau aku perhatikan lagi Imah memiliki body yang lumayan bagus dengan wajah yang tak terlalu jelek. Kita biasa mengobrolkan acara televisi atau terkadang Im-im (panggilan Imah sehari-hari) aku ajari internet meskipun hasilnya sangat buruk.
Ngocoks Entah kenapa malam ini keinginanku untuk melihat situs dewasa sangat besar dan libidoku naik waktu aku lihat foto-foto telanjang di internet, tanpa aku sadari Im-im keluar dari kamar dan berjalan ke arahku entah telah berapa lamadia berdiri disampingku ikut memperhatikan foto-foto telanjang yang ada di monitor komputer.
“Apa enggak malu ya..?” tanya Im-im yang membuatku kaget dan segera aku ganti situsnya dengan yang “normal”.
Dengan berusaha tenang, aku minta Imah mengulangi pertanyaannya.
“Itu lho tadi, gambar perempuan telanjang yang Mas buat, emangnya nggak malu kalau dilihat orang?”
Memang Imah sangat lugu dan kampungan kalau soal beginian.
Dengan santai aku jawab sembari menyuruhnya duduk disebelahku.
“Begini Im, ini foto bukan aku yang buat, orang yang buat ini (sembari aku perlihatkan lagi situs yang memuat foto telanjang tadi), mereka kan model yang dibayar jadi ngapain malu kalau dapat duit.”
Kemudian Im-im melihat lebih seksama satu per satu foto telanjang itu dengan posisi tubuh agak membungkuk sesampai terlihat jelas bulatan kenyal buah dadanya, telah sejak lama aku menikmati pemandangan ini dan aku sangat terobsesi untuk tidur dengan Im-im.
Aku tersentak kaget waktu Imah bertanya soal foto dimana seorang lelaki sedang menjilati kemaluan perempuan.
“Apa nggak geli perempuannya dijilati kayak gitu terus lagian mau- maunya lelaki itu jilatin punya perempuannya padahalkan tempat pipis?”.
Dengan otak yang telah kotor aku mulai berfikir bagaimana aku memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.
“Gini Im, kemaluannya perempuan kalau dijilatin oleh lelaki malah enak, memang awalnya geli tapi lama- lama ketagihan perempuannya. Kamu belum pernah coba kan?” tanyaku pada Im-im sembari tanganku membuka foto-foto yang lebih hot lagi.
“Belum pernah sama sekali, tapi kalau ciuman bibir dan susuku diremes telah pernah, aku takut kalau nanti bunting”. (memang Im-im sangat terbuka tentang pacarnya yang di Bogor dan pernah suatu hari cerita kalau pacarnya ngajak tidur di hotel tapi Im-im nggak mau).
“Kalau Cuma kayak gitu nggak bakal bikin bunting, gemana kalau kamu coba, nanti kalau kamu bunting aku mau tanggungjawab dan nggak perlu bingung soal uang, terus kalau ternyata kamu nggak bunting, kamu nanti aku ajari gaya-gaya yang ada difoto ini. Gimana?”
Dan Im-im cuma diam sembari lihatin wajahku, sebenarnya aku tahu dia naksir aku telah lama tapi karena posisi dia hanya babysiters yang membuatnya nggak PD.
“Benar ya.. janji lho?” pintanya dengan sedikit ragu.
Dengan wajah penuh semangat aku bersumpah untuk menepati janjiku, meskipun aku enggak ada niat untuk menepati janjiku.
aku putuskan sambungan internet dan mulai “melatih” Im- im dengan diawali teknik berciuman yang telah pernah dia rasakan dengan pacarnya, sentuhan halus bibirnya yang lembut membuatku membalas dengan ganas sampai tanpa terasa tanganku telah meremas payudara Imah yang memang masih kencang.
Desahan halus mulai muncul waktu bibirku menelusuri lehernya yang agak berbulu seolah Im-im menikmati semua pelatihan yang aku berikan.
aku merasa cumbuan ini kurang nyaman, aku dan Imah pindah ke dalam kamar Im-im, perlahan aku rebahkan tubuhnya dan bibirku bergantian menjelajah bibir dan lehernya sedangkan tanganku berusaha membuka kaos dan BH-nya dan kini separoh tubuh Imah telah bugil membuat libidoku tak karuan.
Tanpa ada keluhan apapun Imah terus mendesah nikmat dan tangannya membimbing tangan kiriku meremas teteknya yang bulat sedangkan payudara kanannya aku lumat dengan bibirku sampai terdengar jeritan kecil Im-im. Entah berapa lama aku mencumbu bagian atas tubuhnya dan sebenarnya keinginanku untuk bercinta telah sangat besar namun aku tahu ini bukan waktu yang tepat.
Perlahan aku turunkan celana pendek dan celana dalamnya bersama sampai Imah sepenuhnya bugil dan ini yang membuat dia malu. Untuk membuat Imah tak merasa canggung aku mencumbunya lebih ganas lagi sesampai kini Imah mendesah lebih keras lagi dan tangan kanannya meremas kaosku untuk menyalurkan gairahnya yang mulai memuncak.
Bibirku kini mulai menjalar kebawah menuju kemaluannya yang tertutup kumpulan bulu hitam, perlahan aku angkat kedua pahanya sampai posisi selakangannya terlihat jelas. Samar-samar terlihat lipatan berwarna merah di kemaluannya dan aku tahu baru aku yang melihat surga dunia milik Im-im.
Kini bibirku mulai menjilati kemaluannya yang mulai banjir dengan halus agar Im- im tak merasa geli dan ternyata rencanaku berjalan lancar, desahan yang tadi menghiasi cumbuanku dengan Imah kini mulai diselingi lenguhan dan jeritan kecil yang menandakan kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakan babysiters keponakanku.
Semakin lama semakin banyak lendir yang keluar dari kemaluannya yang membuatku lebih bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh Imah kejang dan suara lenguhannya menjadi gagap sedangkan kedua tangannya meremas kuat kasurnya. dengan diiringi lenguhan panjang Imah mencapai klimak, tubuhnya bergerak tak beraturan dan aku lihat sepasang teteknya mengeras sesampai membuatku ingin meremasnya dengan kuat.
Setelah kenikmatannya perlahan turun seiring tenaganya yang habis terkuras membuat tubuhnya yang bugil menjadi lunglai, dengan kepasrahannya aku menjadi sangat ingin segera menembus kemaluannya dengan kemaluanku yang sedari tadi telah tegang.
“Imah merasa sangat aneh, bingung aku jelasin rasanya” katanya dengan perlahan.
“Belum pernah aku merasakan hal ini sebelumnya, aku takut kalau terjadi apa-apa,” sembari memelukku erat.
Sembari kukecup keningnya, aku jawab kekhawatiranya.
“Ini yang disebut kenikmatan surga dunia dan kamu baru merasakan sebagian. Imah nggak perlu takut atau khawatir soal ini, kan aku mau tanggungjawab kalau kamu bunting,” sembari kubalas pelukannya.
Sekilas aku lupa libidoku dan berganti dengan perasaan ingin melindungi seorang perempuan, kemudian tanpa disengaja tangan Im-im menyentuh kemaluanku sesampai membuat kemaluanku kembali menegang. Wajah Imah tersipu malu waktu aku lihat wajahnya yang memerah, kucium bibirnya dan tanpa menunggu komandoku Im-im membalasnya dengan lebih panas lagi dan kini Imah terlihat lebih PD dalam mengimbangi cumbuanku.
Biasanya aku langsung close karena aku enggak enak dengan kakakku, namun malam ini mereka tak ada dirumah, hanya bersama dengan seorang baby siters keponakanku, namanya Imah baru berumur 18 Tahun dan berasal dari Wonosobo.
Memang agak kolotan dan dusun sekali, namun kalau aku perhatikan lagi Imah memiliki body yang lumayan bagus dengan wajah yang tak terlalu jelek. Kita biasa mengobrolkan acara televisi atau terkadang Im-im (panggilan Imah sehari-hari) aku ajari internet meskipun hasilnya sangat buruk.
Ngocoks Entah kenapa malam ini keinginanku untuk melihat situs dewasa sangat besar dan libidoku naik waktu aku lihat foto-foto telanjang di internet, tanpa aku sadari Im-im keluar dari kamar dan berjalan ke arahku entah telah berapa lamadia berdiri disampingku ikut memperhatikan foto-foto telanjang yang ada di monitor komputer.
“Apa enggak malu ya..?” tanya Im-im yang membuatku kaget dan segera aku ganti situsnya dengan yang “normal”.
Dengan berusaha tenang, aku minta Imah mengulangi pertanyaannya.
“Itu lho tadi, gambar perempuan telanjang yang Mas buat, emangnya nggak malu kalau dilihat orang?”
Memang Imah sangat lugu dan kampungan kalau soal beginian.
Dengan santai aku jawab sembari menyuruhnya duduk disebelahku.
“Begini Im, ini foto bukan aku yang buat, orang yang buat ini (sembari aku perlihatkan lagi situs yang memuat foto telanjang tadi), mereka kan model yang dibayar jadi ngapain malu kalau dapat duit.”
Kemudian Im-im melihat lebih seksama satu per satu foto telanjang itu dengan posisi tubuh agak membungkuk sesampai terlihat jelas bulatan kenyal buah dadanya, telah sejak lama aku menikmati pemandangan ini dan aku sangat terobsesi untuk tidur dengan Im-im.
Aku tersentak kaget waktu Imah bertanya soal foto dimana seorang lelaki sedang menjilati kemaluan perempuan.
“Apa nggak geli perempuannya dijilati kayak gitu terus lagian mau- maunya lelaki itu jilatin punya perempuannya padahalkan tempat pipis?”.
Dengan otak yang telah kotor aku mulai berfikir bagaimana aku memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.
“Gini Im, kemaluannya perempuan kalau dijilatin oleh lelaki malah enak, memang awalnya geli tapi lama- lama ketagihan perempuannya. Kamu belum pernah coba kan?” tanyaku pada Im-im sembari tanganku membuka foto-foto yang lebih hot lagi.
“Belum pernah sama sekali, tapi kalau ciuman bibir dan susuku diremes telah pernah, aku takut kalau nanti bunting”. (memang Im-im sangat terbuka tentang pacarnya yang di Bogor dan pernah suatu hari cerita kalau pacarnya ngajak tidur di hotel tapi Im-im nggak mau).
“Kalau Cuma kayak gitu nggak bakal bikin bunting, gemana kalau kamu coba, nanti kalau kamu bunting aku mau tanggungjawab dan nggak perlu bingung soal uang, terus kalau ternyata kamu nggak bunting, kamu nanti aku ajari gaya-gaya yang ada difoto ini. Gimana?”
Dan Im-im cuma diam sembari lihatin wajahku, sebenarnya aku tahu dia naksir aku telah lama tapi karena posisi dia hanya babysiters yang membuatnya nggak PD.
“Benar ya.. janji lho?” pintanya dengan sedikit ragu.
Dengan wajah penuh semangat aku bersumpah untuk menepati janjiku, meskipun aku enggak ada niat untuk menepati janjiku.
aku putuskan sambungan internet dan mulai “melatih” Im- im dengan diawali teknik berciuman yang telah pernah dia rasakan dengan pacarnya, sentuhan halus bibirnya yang lembut membuatku membalas dengan ganas sampai tanpa terasa tanganku telah meremas payudara Imah yang memang masih kencang.
Desahan halus mulai muncul waktu bibirku menelusuri lehernya yang agak berbulu seolah Im-im menikmati semua pelatihan yang aku berikan.
aku merasa cumbuan ini kurang nyaman, aku dan Imah pindah ke dalam kamar Im-im, perlahan aku rebahkan tubuhnya dan bibirku bergantian menjelajah bibir dan lehernya sedangkan tanganku berusaha membuka kaos dan BH-nya dan kini separoh tubuh Imah telah bugil membuat libidoku tak karuan.
Tanpa ada keluhan apapun Imah terus mendesah nikmat dan tangannya membimbing tangan kiriku meremas teteknya yang bulat sedangkan payudara kanannya aku lumat dengan bibirku sampai terdengar jeritan kecil Im-im. Entah berapa lama aku mencumbu bagian atas tubuhnya dan sebenarnya keinginanku untuk bercinta telah sangat besar namun aku tahu ini bukan waktu yang tepat.
Perlahan aku turunkan celana pendek dan celana dalamnya bersama sampai Imah sepenuhnya bugil dan ini yang membuat dia malu. Untuk membuat Imah tak merasa canggung aku mencumbunya lebih ganas lagi sesampai kini Imah mendesah lebih keras lagi dan tangan kanannya meremas kaosku untuk menyalurkan gairahnya yang mulai memuncak.
Bibirku kini mulai menjalar kebawah menuju kemaluannya yang tertutup kumpulan bulu hitam, perlahan aku angkat kedua pahanya sampai posisi selakangannya terlihat jelas. Samar-samar terlihat lipatan berwarna merah di kemaluannya dan aku tahu baru aku yang melihat surga dunia milik Im-im.
Kini bibirku mulai menjilati kemaluannya yang mulai banjir dengan halus agar Im- im tak merasa geli dan ternyata rencanaku berjalan lancar, desahan yang tadi menghiasi cumbuanku dengan Imah kini mulai diselingi lenguhan dan jeritan kecil yang menandakan kenikmatan luar biasa yang sedang dirasakan babysiters keponakanku.
Semakin lama semakin banyak lendir yang keluar dari kemaluannya yang membuatku lebih bergairah lagi, tiba-tiba seluruh tubuh Imah kejang dan suara lenguhannya menjadi gagap sedangkan kedua tangannya meremas kuat kasurnya. dengan diiringi lenguhan panjang Imah mencapai klimak, tubuhnya bergerak tak beraturan dan aku lihat sepasang teteknya mengeras sesampai membuatku ingin meremasnya dengan kuat.
Setelah kenikmatannya perlahan turun seiring tenaganya yang habis terkuras membuat tubuhnya yang bugil menjadi lunglai, dengan kepasrahannya aku menjadi sangat ingin segera menembus kemaluannya dengan kemaluanku yang sedari tadi telah tegang.
“Imah merasa sangat aneh, bingung aku jelasin rasanya” katanya dengan perlahan.
“Belum pernah aku merasakan hal ini sebelumnya, aku takut kalau terjadi apa-apa,” sembari memelukku erat.
Sembari kukecup keningnya, aku jawab kekhawatiranya.
“Ini yang disebut kenikmatan surga dunia dan kamu baru merasakan sebagian. Imah nggak perlu takut atau khawatir soal ini, kan aku mau tanggungjawab kalau kamu bunting,” sembari kubalas pelukannya.
Sekilas aku lupa libidoku dan berganti dengan perasaan ingin melindungi seorang perempuan, kemudian tanpa disengaja tangan Im-im menyentuh kemaluanku sesampai membuat kemaluanku kembali menegang. Wajah Imah tersipu malu waktu aku lihat wajahnya yang memerah, kucium bibirnya dan tanpa menunggu komandoku Im-im membalasnya dengan lebih panas lagi dan kini Imah terlihat lebih PD dalam mengimbangi cumbuanku.
Teteknya aku remas dengan keras sesampai Im-im mengerang kecil. Kini bajuku dibuka oleh sepasang tangan yang sedari tadi hanya mampu meremas keras kasur yang kini telah acak-acakan spreinya dan aku imbangi dengan melepas celana pendekku dan segera terlihat kemaluan yang telah tegang karena aku terbiasa tak memakai CD waktu dirumah.
Melihat pemandangan itu, Imah malu dan menjadi sangat kikuk waktu tangannya aku bimbing memegang kemaluanku dan setelah terbiasa dengan pemandangan ini aku membuat gaya 69 dengan Imah berada diatas yang membuatnya lebih leluasa menelusuri kemaluanku.
Setelah beberapa lama aku bujuk untuk mengulumnya, akhirnya Im-im mau melakukan dan menjadi sangat menikmati, sedangkan aku terus menghujani kemaluannya dengan jilatan lidahku yang memburunya dengan ganas. Karena tak kuat menahan rasa nikmat yang menyerang seluruh tubuhnya,
Im-im tak mampu meneruskan kulumannya dan lebih memilih menikmati jilatan lidahku di kemaluannya dan aku tahu Imah menginginkan kenikmatan yang lebih lagi sesampai tubuh bugilnya aku rebahkan sedangkan kini tubuhku menindihnya sembari aku teruskan bibirku menjelajahi bibirnya yang memerah.
Perlahan tanganku menuntun tangan kanan Im-im untuk memegang kemaluanku sampai berada tepat di depan mulut kemaluannya, aku gosok-gosok kemaluanku di lipatan kemaluannya dan mengakibatkan sensasi yang menyenangkan, erat sekali tangannya memelukku sembari telus mengerang nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya yang mulai parau.
Kemaluannya semakin basah dan perlahan kemaluanku yang tak terlalu besar mendesak masuk ke dalam kemaluannya dan usahaku tak begitu berhasil karena hanya bisa memasukkan kepala kemaluanku. Perlahan aku mencoba lagi dan dengan inisiatif Im-im yang mengangkat kedua kakinya sampai selakangannya lebih terbuka lebar yang membuatku lebih leluasa menerobos masuk kemaluannya dan ternyata usahakutak sia-sia.
Dengan sedikit menjerit Imah mengeluh, “Aduh.. sakit. Pelan-pelan dong” dengan terbata-bata dan lemah kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Waktu seluruh kemaluanku telah masuk semua, aku diam sejenak untuk merasakan hangatnya lubang kemaluannya.
Perlahan aku gerakkan kemaluanku keluar-masuk liang kemaluannya sampai menjadi lebih lancar lagi, semakin lama semakin kencang aku gerakkan kemaluanku sampai memasuki liang paling dalam.
Berbagai rancauan yang aku dan Imah keluarkan untuk mengekspresikan kenikmatan yang kita alami telah tak terkendali lagi, hampir 15 menit aku menggenjot kemaluannya yang baru pertama kali dimasuki kemaluan sampai aku merasa seluruh syaraf kenikmatanku tegang.
Rasa nikmat yang aku rasakan waktu spermaku keluar dan memasuki lubang kemaluannya membuat seluruh tubuhku menegang, aku lumat habis bibirnya yang memerah sampai Im-im dan kedua tanganku meremas teteknya yang mengeras.
Akhirnya aku bisa merasakan tubuh Im-im yang lama ada dianganku. Kita berdua tergolek lemah seolah tubuhku tak bertulang, kupeluk tubuh Imah dengan erat agar dia tak galau dan setelah tenagaku pulih aku berusaha memakaikan baju padanya karena Im-im tak mampu berdiri lagi.
Waktu aku hendak mengenakan CD aku lihat sedikit bercak merah dipahanya dan aku bersihkan dengan CD ku agar Im-im tak tahu kalau perawannya telah aku renggut tanpa dia sadari. Kita berdua melakukan hal itu berulangkali dan Imah semakin pintar memuaskanku dan selama ini dia tak bunting yang membuatnya sangat PD.
Tanpa disadari 2 tahun aku menikmati tubuhnya gratis meskipun kini Imah tak menjadi babysiters keponakanku sebab kakakku telah pindah rumah mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan ke daerah lain. Sekarang Im-im menjadi penjaga rumahku dan sekaligus pemuas nafsuku waktu pacar- pacarku tak mau aku ajak bercinta.
Waktu lebaran seperti biasa Imah pulang kampung selama 2 minggu dan yang membuatku kaget dia membawa seorang perempuan sebayadgn Imah dan bernama Dina yang merupakan sepupunya. Memang lebih cantik dan lebih seksi dari Imah yang membuatku berpikir kotor waktu melihat tubuh yang dimiliki Dina yang lugu seperti Imah 2 tahun lalu.
Pada malam harinya, setelah kita melepas rasa kangen dengan bercinta hampir 2 jam, Imah tiba-tiba menjadi serius waktu dia mengutarakan maksudnya.
“Mas, aku telah 2 tahun melayani Mas untuk membereskan urusah rumah dan juga memberikan kepuasan diranjang seperti yang aku berikan waktu ini,” Imah terdiam sejenak.
“aku ingin tahu, apakah ada keinginan Mas untuk menikahiku meskipun sampai waktu ini aku tak bunting. Apa Mas mau menikahiku?” lanjutnya.
Aku terhenyak dan diam waktu disodori pertanyaan yang tak pernah terlintas sedikitpun selama 2 tahun ini. Lama aku terdiam dan tak tahu mau berkata apa dan akhirnya Imah meneruskan perkataannya.
“Imah tahu kalau Mas nggak ada keinginan untuk menikahiku dan aku nggak menuntut untuk menjadi suamiku, 2 tahun ini aku merasa sangat bahagia dan sebelum itu aku telah mencintai Mas dan menjadi semakin besar waktu aku tahu Mas sangat perhatian denganku.”
Imah terdiam lagi dan aku memeluknya erat penuh rasa sayg dan Imah pun membalas pelukanku.
“Tapi.. aku ingin lebih dari ini. akuingin bisa menikmati cinta dan kasih sayg seorang suami dan itu yang membuatku menerima pinangan seorang pria yang rumahnya tak jauh dari desaku.” lanjutnya.
Aku terhenyak dan menjadi lebih bingung lagi dan belum bisa menerima kabar yang benar-benar mengagetkanku. Kita berdua hanya bisa diam dantanpa terasa meleleh air mataku dan aku baru merasa bahwa aku ternyata benar-benar menginginkannya, namun ternyata telah terlambat.
Keesokan harinya aku mengantar Imah ke terminal untuk kembali pulang ke desanyadan menikah dengan seorang duda tanpa anak, menurutnya calon suaminya akan menerimanya meskipun dia telah tak perawan. dengan langkah gontai aku kembali ke mobilku dan melalui hari-hariku tanpa Imah.
Melihat pemandangan itu, Imah malu dan menjadi sangat kikuk waktu tangannya aku bimbing memegang kemaluanku dan setelah terbiasa dengan pemandangan ini aku membuat gaya 69 dengan Imah berada diatas yang membuatnya lebih leluasa menelusuri kemaluanku.
Setelah beberapa lama aku bujuk untuk mengulumnya, akhirnya Im-im mau melakukan dan menjadi sangat menikmati, sedangkan aku terus menghujani kemaluannya dengan jilatan lidahku yang memburunya dengan ganas. Karena tak kuat menahan rasa nikmat yang menyerang seluruh tubuhnya,
Im-im tak mampu meneruskan kulumannya dan lebih memilih menikmati jilatan lidahku di kemaluannya dan aku tahu Imah menginginkan kenikmatan yang lebih lagi sesampai tubuh bugilnya aku rebahkan sedangkan kini tubuhku menindihnya sembari aku teruskan bibirku menjelajahi bibirnya yang memerah.
Perlahan tanganku menuntun tangan kanan Im-im untuk memegang kemaluanku sampai berada tepat di depan mulut kemaluannya, aku gosok-gosok kemaluanku di lipatan kemaluannya dan mengakibatkan sensasi yang menyenangkan, erat sekali tangannya memelukku sembari telus mengerang nikmat tanpa memperdulikan lagi suaranya yang mulai parau.
Kemaluannya semakin basah dan perlahan kemaluanku yang tak terlalu besar mendesak masuk ke dalam kemaluannya dan usahaku tak begitu berhasil karena hanya bisa memasukkan kepala kemaluanku. Perlahan aku mencoba lagi dan dengan inisiatif Im-im yang mengangkat kedua kakinya sampai selakangannya lebih terbuka lebar yang membuatku lebih leluasa menerobos masuk kemaluannya dan ternyata usahakutak sia-sia.
Dengan sedikit menjerit Imah mengeluh, “Aduh.. sakit. Pelan-pelan dong” dengan terbata-bata dan lemah kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Waktu seluruh kemaluanku telah masuk semua, aku diam sejenak untuk merasakan hangatnya lubang kemaluannya.
Perlahan aku gerakkan kemaluanku keluar-masuk liang kemaluannya sampai menjadi lebih lancar lagi, semakin lama semakin kencang aku gerakkan kemaluanku sampai memasuki liang paling dalam.
Berbagai rancauan yang aku dan Imah keluarkan untuk mengekspresikan kenikmatan yang kita alami telah tak terkendali lagi, hampir 15 menit aku menggenjot kemaluannya yang baru pertama kali dimasuki kemaluan sampai aku merasa seluruh syaraf kenikmatanku tegang.
Rasa nikmat yang aku rasakan waktu spermaku keluar dan memasuki lubang kemaluannya membuat seluruh tubuhku menegang, aku lumat habis bibirnya yang memerah sampai Im-im dan kedua tanganku meremas teteknya yang mengeras.
Akhirnya aku bisa merasakan tubuh Im-im yang lama ada dianganku. Kita berdua tergolek lemah seolah tubuhku tak bertulang, kupeluk tubuh Imah dengan erat agar dia tak galau dan setelah tenagaku pulih aku berusaha memakaikan baju padanya karena Im-im tak mampu berdiri lagi.
Waktu aku hendak mengenakan CD aku lihat sedikit bercak merah dipahanya dan aku bersihkan dengan CD ku agar Im-im tak tahu kalau perawannya telah aku renggut tanpa dia sadari. Kita berdua melakukan hal itu berulangkali dan Imah semakin pintar memuaskanku dan selama ini dia tak bunting yang membuatnya sangat PD.
Tanpa disadari 2 tahun aku menikmati tubuhnya gratis meskipun kini Imah tak menjadi babysiters keponakanku sebab kakakku telah pindah rumah mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan ke daerah lain. Sekarang Im-im menjadi penjaga rumahku dan sekaligus pemuas nafsuku waktu pacar- pacarku tak mau aku ajak bercinta.
Waktu lebaran seperti biasa Imah pulang kampung selama 2 minggu dan yang membuatku kaget dia membawa seorang perempuan sebayadgn Imah dan bernama Dina yang merupakan sepupunya. Memang lebih cantik dan lebih seksi dari Imah yang membuatku berpikir kotor waktu melihat tubuh yang dimiliki Dina yang lugu seperti Imah 2 tahun lalu.
Pada malam harinya, setelah kita melepas rasa kangen dengan bercinta hampir 2 jam, Imah tiba-tiba menjadi serius waktu dia mengutarakan maksudnya.
“Mas, aku telah 2 tahun melayani Mas untuk membereskan urusah rumah dan juga memberikan kepuasan diranjang seperti yang aku berikan waktu ini,” Imah terdiam sejenak.
“aku ingin tahu, apakah ada keinginan Mas untuk menikahiku meskipun sampai waktu ini aku tak bunting. Apa Mas mau menikahiku?” lanjutnya.
Aku terhenyak dan diam waktu disodori pertanyaan yang tak pernah terlintas sedikitpun selama 2 tahun ini. Lama aku terdiam dan tak tahu mau berkata apa dan akhirnya Imah meneruskan perkataannya.
“Imah tahu kalau Mas nggak ada keinginan untuk menikahiku dan aku nggak menuntut untuk menjadi suamiku, 2 tahun ini aku merasa sangat bahagia dan sebelum itu aku telah mencintai Mas dan menjadi semakin besar waktu aku tahu Mas sangat perhatian denganku.”
Imah terdiam lagi dan aku memeluknya erat penuh rasa sayg dan Imah pun membalas pelukanku.
“Tapi.. aku ingin lebih dari ini. akuingin bisa menikmati cinta dan kasih sayg seorang suami dan itu yang membuatku menerima pinangan seorang pria yang rumahnya tak jauh dari desaku.” lanjutnya.
Aku terhenyak dan menjadi lebih bingung lagi dan belum bisa menerima kabar yang benar-benar mengagetkanku. Kita berdua hanya bisa diam dantanpa terasa meleleh air mataku dan aku baru merasa bahwa aku ternyata benar-benar menginginkannya, namun ternyata telah terlambat.
Keesokan harinya aku mengantar Imah ke terminal untuk kembali pulang ke desanyadan menikah dengan seorang duda tanpa anak, menurutnya calon suaminya akan menerimanya meskipun dia telah tak perawan. dengan langkah gontai aku kembali ke mobilku dan melalui hari-hariku tanpa Imah.
cerita sex yes, fuck my pussy. good dick. Big cock. Yes cum inside my pussy. lick my nipples. my tits are tingling. drink milk in my breast. enjoying my milk nipples. play with my big tits. fuck my vagina until I get pregnant. play "Adult sex games" with me. satisfy your cock in my wet vagina. Asian girl hottes gorgeus. lonte, lc ngentot live, pramugari ngentot, wikwik, selebgram open BO