Cerita Dewsa - Bu Ambar Digeber orang Kantor bag-3



Kenikmatan yang Bu Ambar rasakan bag-1

Kenikmatan yang Bu Ambar rasakan bag-2



tante bohay tobrut cewek amoy


PART 14

"saya penasaran apakah ibu bisa tahan dengan ini"

pak sis mengambil sebuah vibrator dari saku celananya, lalu menjeptikannya pada puting payudara ambar.

"apa ini pak akhhh"

"ini vibrator bu, biar ibu tambah enak"

pak siwanto lalu menghidupkan vibrator itu sehingga membuat puting ambar yang tegang bergetar hebat karenanya.

"kyaaahhh"

"jangan lupa disini juga"

pak siswanto juga menjepitkan satu buah pada klitoris ambar yang berwarna merah dan berukuran sebesar kacang.

"aaahhh"

"ibu kan berteriak keenakan dengan ini"

pak siswanto juga memasukkan sebuah vibrator tongkat berukuran besar dalam vagina ambar secara paksa.

"akkhhh.. "

"gimana bu haha"

"saya keluar pak saya keluar akhhh"

pak siswanto mengoleskan obat perangsang itu juga pada penisnya setelah dia melepas celananya. dia melumuri seluruh permukaan penisnya dengan obat perangsang itu hingga terlihat mengkilat oleh pantulan cahaya.

"akh itu belum semua ibu, sekarang baru yang sebenarnya"

pak siswanto memasukkan penisnya dalam anus ambar yang sempit membuatnya berteriak kesakitan.

"hyyyaaa.. ..sakit pak akhhh"

"ayo bu keluar sekeras mungkin seperti pelacur"

pak siswanto mulai menggenjot anus ambar dengan penisnya yang terlihat sesak di dalamnya.

"ahhhnn.. ahhh.. sudah pak"

"ayo sayang.. kocok juga memekmu..."

pak siswanto menggerakkan vibrator tongkat dalam vagina ambar dengan tangannya membuatnya semakin menggelinjang tidak karuan.

"akkhhh.. agghhh"

pak siswanto juga meremas remas puting payudara ambar sebelah kiri dengan jari jari tangannya sesekali putingnya juga ditarik dan dipelintir.

"akhhh.. memekku pak akhhh"

"gimana bu ennak hahaha?"

"iyyya ak ennak akhhh"

pak siswanto terus menerus menggenjot anus ambar dengan liar hingga ambar sampai orgasme untuk kesekian kalinya hari itu.

"hahah ibu benar benar pelacur yang ndak bisa berhenti orgasme"

"akkhhh memekku pak akhhh"

"sekarang saat pelatihan baru buat ibu"

"akhhh iya pak"

"terima pejuhku bu akhhh"

"akhhh pejuhhh pejuhhh"

setelah memuntahkan semua spermanya dalam anus ambar, pak siswanto menarik penisnya dari anusnya dan menusukkan kedalam memek ambar. pak siswanto memompa penisnya didalam memek ambar beberapa saat dan mencabutnya lagi, tampak penisya yang sudah lemas keluar dari vagina ambar.

"akh jangan dicabut akhhh"

"kenapa bu masih mau lagi?"

"akh memek saya pak masih gatal akh"

"tapi ibu harus pulang sekarang, anak ibu sudah nunggu di depan tuh"

"akkhh tapi pak akh"

"udah bu, ndak apa apa, yang penting ini dipakai terus ya vibratornya"

"ya pak"

"mulai sekarang ibu harus mematuhi perintah saya, paham?"

"i.. iya pak"

"sudah bu sekarang pulang, itu dipakai dulu pakaiannya"

ambar pun menuruti semua perkataan pak siswanto dan segera memakai bajunya kembali dengan vibartor masih terpasang di puting, klitoris dan vaginanya.

####

"akhhh.. ssshhh.. "

ambar berjalan keluar meninggalkan ruangan tempat nya melayani nafsu bejat laki laki yang berprofesi sebagai guru sekaligus seorang kepala sekolah itu.

ambar berjalan dengan kaki menyeret karena selangkangannya yang penuh dengan vibrator. belum lagi anus nya yang baru saja diperawani pak siswanto.

ambar melihat dari kejauhan andi anak semata wayangnya tengah duduk di depan kelas dan berjalan menghampirinya. sperma pak siswanto yang begitu banyak mengalir dari lubang anusnya melewati paha hingga betisnya saat ambar berjalan. Untungnya keadaan sekolah sudah sepi sehingga tidak ada yang melihat dan andi pun sepertinya tidak menyadari atau melihatnya.

"adik nungguin ibu ya?"

"iya, darimana sih bu?"

"habis ketemu pak siswanto"

"tapi kok lama banget sih?"

"iya maaf, ngobrol ndak liat jam tadi"

"yaudah yuk ma pulang"

"yuk"

wajah ambar nampak memerah dan berkeringat karena sedari tadi semua bagian sensitif tubuhnya bergetar karena vibrator yang terpasang. hal itu tidak lepas dari perhatian sang anak yang menyadari hal aneh terjadi pada ambar sejak mereka bertemu.

"ibu kenapa tho?"

"emang kenapa dik?"

"kok dari tadi keringetan terus padahal ac nya dingin lho"

"ndak tau ini dik"

ambar berusaha mengelak dan berbohong dari pertanyaan anak semata wayangnya itu dari apa yang sebenarnya terjadi.

karena sebenarnya semenjak mereka bertemu tadi sudah 3 kali ambar mengalami orgasme karena bagian sensitifnya yang terus dirangsang.

"ibu sakit ya?"

"eh ibu cuma ndak enak badan paling dik" jawab ambar sekenanya. "eh adik mau makan apa?"

ambar berusaha mengalihkan topik pembicaraan agar andi tidak terus bertanya apa yang sedang terjadi pada dirinya.

"ehm terserah ibu aja"

"nanti goreng nugget aja dik"

"iya deh bu"

suasana kembali hening di dalam mobil yang tengah melaju menembus jalanan berdebu sore itu antara ibu dan anak didalamnya.

"eh iya dik sekolahnya gimana?"

"ndak gimana gimana kok bu"

"ibu dapat laporan kalo nilai kamu kurang"

".. "

"dik makanya jangan main terus ya"

"andi kan kalo maen juga cuma sebentar"

"iya tapi sekarang adik sudah kelas 6 lho, mau masuk smp harus rajin rajin belajar ya?"

"iya"

"janji ya?"

"iya adik janji"

####




PART 15

ambar berangkat pagi pagi ke kantor untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, hari ini dia harus mengumpul data pengujian obat baru.

tanpa membuang waktu lagi dia segera berjalan langsung menuju ruangannya untuk menyiapkan data data yang sudah terkumpul.

dia harus membuat laporan untuk di presentasikan kepada jajaran manager berdasarkan data pengujian yang dia dapat.

dia begitu lega karena hasil pengujian obat yang dikembangkan seperti yang diharapkan sehingga bisa segera disertifikasi.

meskipun begitu, masih ada perasaan yang mengganjal dalam dirinya terutama menyangkut legalitas hasil pengujian yang dia lakukan.

dia hanya bisa berharap pada pak yono, kepala laboratorium klinis bisa menjaga rahasia dibalik pengujian itu sehingga tidak bocor ke orang lain.

ambar melihat jam dinding di ruangannya sudah menunjukkan pukul setengah 9, dia harus segera menyiapkan diri untuk meeting.

"mas anwar bisa bantu saya bawa berkas berkas ini"

"baik bu"

ambar mengambil tas berisi laptop dan segera berjalan keluar ruangan untuk menuju ke ruang rapat di lantai 3.

sementara itu dibelakangnya anwar mengikuti sambil membawa berkas berkas data, namun mata lelaki itu terus menatap goyangan pinggul ambar.

bokong ambar yang begitu semok bergoyang dan berguncang kesana kemari seiring dengan langkah kakinya.

begitu juga dengan betis kaki ambar yang membunting padi dibawah rok span yang menempel pas pada pahanya yang tak kalah menggoda.

"cklek"

ambar membuka pintu ruang rapat yang masih lenggang karena peserta rapat yang masih belum ada satupun yang datang.

ambar segera menghidupkan lampu ruangan yang belum dinyalakan semua agar keadaan di dalam bisa lebih terang.

"mas anwar itu ditaru di meja saja"

"disini bu?"

"iya, terima kasih ya mas"

"iya sama sama bu, ada yang bisa dibantu lagi?"

"ehm sudah ndak ada mas"

"kalo begitu saya permisi dulu bu?"

"oiya mas silakan"

ambar segera larut dalam kesibukannya menyiapkan bahan bahan meeting karena sebentar lagi jajaran direksi akan segera tiba.

####

ambar menejelaskan tiap slide presentasinya dengan sistematis dihadapan jajaran direksi yang duduk dihadapannya.

Mata para jajaran direksi dengan tenang memfokuskan perhatian mereka pada sosok ambar yang begitu menggoda insting kejantanan mereka. Mereka begitu tergoda melihat ukuran buah dada ambar yang terlihat semakin besar dari yang selama ini mereka ketahui.

namun yang tidak mereka sadari bahwa payudara besar itu semakin bertambah besar karena penuh dengan produksi air susu.

"jadi kesimpulannya, pengujian menghasilkan data yang sesuai dengan harapan kita"

"ehm bagus bagus" kata general manager, pak heri.

"mungkin ada yang kurang jelas?"

semua peserta rapat tampak membaca kertas di tangan mereka dan mengangguk anggukan kepala tanda puas dengan penjelasan ambar.

"terus bisa didaftarkan untuk sertifikasi kapan?"

"ehhhmm.. segera pak, saya masih mengisi berkas berkas penunjangnya"

"baiklah, mungkin ada yang kamu butuhkan lagi?"

"mungkin hanya persetujuan dari jajaran direksi"

"kalo itu gampang, ada lagi?"

"sudah pak cukup"

"bagus, segera saja diselesaikan saya akan mengabari klien kita soal progress kita ini"

"baik pak"

"kalo begitu rapat hari ini cukup sekian, selamat atas keberhasilan kita, silakan kembali ke pekerjaan masing masing, selamat siang"

pak heri berdiri dari kursinya bersama dengan manager yang lain dan berjalan keluar meninggalkan ruangan bersama.

sementara itu ambar masih tinggal di ruang rapat untuk membereskan peralatannya untuk presentasi tadi. ambar tersenyum ketika membaca pesan masuk setelah smartphone miliknya yang berbunyi. dia beitu gembira ketika meninggalkan ruangan rapat dan langsung menuju ke ruangannya.

#####

ambar sudah bersiap siap pulang meskipun masih siang untuk segera menjemput andi dari sekolah juga selain itu suaminya akan pulang hari ini.

"aku harus segera menjemput andi"

ambar memacu mobil sedan miliknya melintasi jalanan terik siang itu menuju SD tempat anaknya sekolah.

"nanti masak apa ya?"

"apa aku bikin rendang aja ya? mumpung bahannya ada lengkap di rumah"

ambar begitu senang memikirkan kepulangan suaminya sebentar lagi, dia tidak sabar suaminya sampai di rumah.

tidak hanya dirinya, pastinya juga dengan andi, anak semata wayangnya pasti gembira sekali ayahnya sebentar lagi pulang. sudah semenjak beberapa waktu yang lalu andi selalu menanyakan perihal kepulangan arifin dari proyeknya di kalimantan. selain itu dia membutuhkan sosok yang bisa melindungi dirinya terutama mengingat masalah yang menimpanya akhir akhir ini.

sebagai seorang wanita dewasa normal kehadiran suami di sampingnya pasti akan membuat dirinya jauh lebih mudah menjalani hidup.

"heemm.. ndak sabar rasanya nunggu mas arif pulang"

#####

sementara itu di tempat lain 2 sosok lelaki tampak sibuk mengamati sebuah layar monitor yang tengah menyala. mereka sibuk melihat monitor yang sedang menampilkan gambar sebuah ruangan dengan seorang wanita di dalamnya.

"jadi ini yang mau kamu kasih liat ke saya"

"iya pak"

"kapan tanggal rekaman ini?"

"ini rekaman tanggal 14 pak"

"ada yang lain?"

"ada pak selama hampir tiap hari selama 2 minggu"

"tempatnya juga sama?"

"sama pak, dan waktunya juga hampir bersamaan tiap harinya"

"heeemm. jadi begitu ya"

kedua laki laki itu tidak bisa melepaskan tatapan matanya dari layar monitor selama percakapan tadi.

mereka juga berkali kali membetulkan posisi selangkangan mereka yang menjadi lebih sesak.

PART 16

kreceeeekk.. crekk.. kcrekk

suara air mengalir dari keran yang mengenai peralatan porselain di bak cuci piring memenuhi dapur rumah ambar minggu pagi itu.

tangan ambar memegang spons kuning yang penuh dengan busa dari sabun yang akan dipakai untuk mencuci piring kotor.

namun berbeda dengan wajah ambar yang terlihat memerah dengan tetesan keringat membasahi kulitnya, pandangannya matanya pun terlihat kosong.

ambar merasa dia kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri, vaginanya terasa berdenyut denyut kencang sekali.

dia tidak bisa berpikir jernih karena tubuhnya terasa panas dan sensitif, begitu panas seakan tubuhnya sedang terbakar.

"bu.. ibu"

andi datang dari belakang sambil membawa piring kotor di tangannya namun ambar tidak merespon panggilan anaknya itu.

"ibu" panggil andi lebih keras.

"eh iya dik" jawab ambar dengan suara bergetar.

"ini piringnya bu"

"oh.. iya dik"

"mama kok dari tadi ngelamun terus sih"

"eh.. itu.."

"ibu lagi sakit ya?"

"eh ibu ndak apa apa kok dik"

ambar terpaksa berbohong kepada anaknya sendiri meskipun dia sudah benar benar peduli pada dirinya.

"adik ini perhatian sekali sama ibu"

"ya udah andi main dulu ya bu"

namun tiba tiba vagina ambar terasa bergetar hebat membuat dirinya tidak bisa menahan posisi tubuhnya berdiri.

piring di tangannya pun terjatuh di bak cucian sehingga menimbulkan suara yang mengagetkan andi yang baru saja akan pergi.

"bu.. ibu"

andi yang khawatir dengan ibunya segera kembali dan mencoba menolong ibunya yang kini sudah terduduk di atas lantai.

"bu.. ibu" andi begitu cemas melihat keadaan ibunya.

"eh..ibu cuma pusing sedikit kok dik"

"eh yang benar bu?"

"iya, sudah biar ibu duduk di kursi sebentar"

andi membantu ibunya berdiri dan ikut memapah ibunya duduk di kursi kayu meja makan yang tidak jauh dari situ.

"sudah adik main saja"

"tapi ibu ndak apa apa kan?"

"iya"

"ya sudah adik keluar dulu ya bu"

"hati hati ya, jangan jauh jauh mainnya"

ambar menunggu hingga andi yang keluar dari pintu hilang dari pandangan matanya, rasanya ada sesuatu yang akan meledak dalam dirinya.

"haaahhh.. aku sudah ndak tahan lagi"

ambar segera menarik rok coklat yang dia pakai saat itu dan memasukkan tangannya ke balik rok itu.

"ahhh.. .vaginaku.. akkhhh.. ."

"aaahhh.. akhhh"

"akhhh panas sekali akhhh"

"wauhhh.. .aku mau keluar akhhh keluar"

"akh kenapa ndak berhenti berhenti akhhh"

"akhhh tidak bisa akhhh"

"aku mau keluar ssshhh akh tolong"

ambar tiba tiba beranjak dari duduknya dan berdiri di dekat ujung meja makan kayu berwarna coklat itu.

dia mengarahkan vaginanya ke salah satu sudut lancip meja yang ada di dekatnya dan mulai menggesek gesekkannya.

"akhhh kenapa sejak bangun vaginaku seperti ini akhh"

"akhhh sendirian seperti ini akhhhaku mau keluar akhhh"

ambar terus menggesek gesekkan vaginanya yang berwarna merah pada tepian meja itu hingga cairan vaginanya yang begitu banyak membasahinya.

"akkhhh ennak sekali akhhh"

"hhhahhh.. meja akhhh ennak sekali"

ambar mendongakkan kepala menahan nikmat yang dihasilkan oleh gesekan permukaan meja kayu dengan daging vaginanya itu.

namun setelah sekian lama menggosokkan vaginanya dia merasa hal itu semakin tidak cukup untuk membuatnya orgasme.

ambar beralih dari meja makan itu dan menuju kulkas yang terletak di seberang meja makan di hadapannya.

"akhhh kontol aku butuh kontol"

"akhhh.. apa akhhh"

ambar membuka kulkas itu dan melihat isinya yang penuh dengan bahan bahan makanan yang sebagian besar belum dimasak.

dia berjongkok di depan kulkas dan membuka kompartemen paling bawah yang berisi berbagai macam sayur sayuran segar.

"akkhhh.. kontol akhhh"

dia mengambil terong hijau dan segera memasukkannya dalam vaginanya yang sedari tadi berdenyut denyut tidak karuan.

"akkhh.. hnnhhh akhhh yahhh enhhhakk"

"auhhh.. ehhhmm"

tangan kanan ambar memegang terong yang ujungnya menghujam keluar masuk dalam lubang vaginanya sendiri itu.

dia juga mengambil timun yang dia masukkan dalam lubang vaginanya yang beberapa saat yang lalu sudah diperawani pak siswanto.

"akhhh ya akhhh dalem akhhh"

"akhhh ennak skeali akhhh ennakk"

tidak lupa ambar mengambil sosis siap makan berukuran besar dan segera mengulum sosis itu dengan mulutnya.

sesekali dia juga menjamah puting payudaranya dari luar baju yang masih dia pakai dan menarik nariknya untuk menambah kenikmatan yang dia rasakan.

dalam kepalanya dia sedang berfantasi tengah mengulum penis pak siswanto yang berukuran besar, lebih besar dari milik suaminya.

"hahhh.. kwonttoll"

ambar merasakan orgasmenya sudah dekat semakin intens melakukan kocokan pada vagina dan anusnya dengan sayuran itu.

klitorsnya yang semakin besar hingga seukuran kacang tidak lepas dari jari jarinya yang sedari tadi bergerilya.

"aihhhgg.. akhhh"

"aaahhh.. ahiii.. aaahhh"

"akkhhh ini luar biasa akhhh"

"aku mau keluar akhhh keluarrr"

"ahhh.. hyaaa.. aaahhh"

"aku keluar aku keluarrr"

srettt srett serrr

####




PART 17

sore itu ambar tengah menunggu kedatangan suaminya di ruang tenga bersama anak semata wayangnya, andi.

suaminya baru sampai hari ini karena kemarin kepulangannya ditunda akibat penerbangan yang dibatalkan karena cuaca buruk.

namun ambar masih memikirkan tentang penis besar milik pak siswanto yang sejak hari itu terus menerus memenuhi pikirannya.

"akhh aku pengen.. kontol"

"apa bu?"

ambar begitu terkejut karena tidak sadar menyebut kata kata kotor itu ketika ada anaknya di dekatnya.

dia tidak menyangka dia menyebut kata kata itu meskipun cukup pelan namun bisa disengar oleh anaknya yang duduk tidak jauh darinya.

"eh ndak kok dik ibu lagi nginget inget botol kecap dimana ya?"

"ohh"

suasana kembali tenang namun pikiran ambar masih saja dipenuhi bayangan penis pak siswanto yang menghujam dalam vaginanya.

"kok bapak lama ya bu?"

"sabar sebentar lagi pasti sampai"

tidak lama kemudian terdengar suara klakson mobil yang diikuti munculnya sebuah taksi berwarna biru di depan rumahnya.

"itu bapak"

#####

semenjak masturbasi yang dilakukannya tadi pagi, birahi ambar sedikit demi sedikit sudah mulai mereda.

dia bingung kenapa akhir akhir ini dia begitu mudah terangsang oleh hal hal yang begitu sepele.

tetapi begitu ambar mengingat kejadian yang telah dialaminya entah kenapa dia kembali merasakan birahinya meningkat.

dia merasakan tidak pernah merasakan cukup dan tidak pernah merasa puas, namun untungnya saat ini suaminya berada di rumah.

satu satunya hal yang dia inginkan saat ini adalah ..

#####

malam itu setelah dari kamar mandi, ambar berjalalan masuk ke dalam kamarnya tempat suaminya tengah beristirahat setelah perjalanan panjang.

bagitu mabar melangkah masuk dalam kamar dia segera meredupkan lampu yang masih menyala terang dan menutup pintu dibelakangnya.

ambar membuka kimono yang dia pakai sambil berjalan ke arah kasur, menunjukkan lingerie hitam yang begitu tipis.

gerakan ambar naik ke atas kasur membuat guncangan yang membangunkan suaminya yang sudah mulai ketiduran.

"akhhh sayang"

"akhhh"

"sudah tidur yang? ayo bangun dulu"

"hmm"

namun suami ambar nampak tidak begitu tertarik meladeni godaan ambar karena sudah terlalu mengantuk dan ingin tidur.

"ayo yang"

"akh aku capek yang, besok aja ya"

ambar naik ke atas kasur dan menduduki perut suaminya yag setengah tertidur dengan tubuh setengah telanjang.

"akh ndak, sudah berbulan bulan kita ndak begini akhh"

"yang sudah ya aku capek"

"tolong lah"

ambar memaksa suaminya untuk melayaninya dan mulai memelorotkan celana kolor yang dipakai suaminya saat itu.

ambar memegang penis milik suaminya yang masih lemas itu dan mulai menjilatinya agar bisa bangun dan tegang.

"akhhh yang"

"sudah kamu santai saja.. biar aku yang bikin berdiri"

ambar mengulum penis kecil milik suaminya itu sambil sesekali dikocok lembut dengan tangannya yang halus.

"akhhh.. akh"

"hhhnn.. akh"

"fuaahhh"

"akhhh yang"

"mnhhh"

"akhhgg"

penis milik suami ambar sedikit mulai sedikit mulai mengeras dan tegang dalam genggaman tangan ambar.

"akh sudah mulai keras kan"

"hhhnn.. eghh?"

"akh gimana yang enak kan? iya kan?"

"akh terus lebih dalem akh"

"mmnnhhh"

####

semnetara itu andi sedang berjalan ke rah kamar mandi karena ingin buang air kecil ketika dia mendengar suara dari dalam kamar orang tuanya.

dia melihat bayangan dari celah pintu kamr yang tidak tertutup rapat, memancing keingin tahuannya sebagai seorang yang menginjak remaja.

dia mencoba mengintip dari balik celah pintu melihat apa yang sebenarnya terjadi dalam kamar orang tuanya.

"akh yang aku mau.. "

"haaahhh jangan dulu jangan keluar dulu"

ambar menghentikan kulumannya pada penis suaminya yang kini sudah tegang sempurna dan basah oleh air liurnya.

"kalo mau keluar, kamu harus keluar di dalem akhh"

"akh yang kamu kenap sih akh"

"ndak apa yang, aku cuma pengen akh"

ambar mulai mengarahkan vginanya ke atas penis suaminya dan perlahan memasukaknya dalam vaginanya.

"akh ayo masukakahhh"

"akhhh"

"akhhh sshhh ehhmm masukk akhh"

selesai penis itu masuk dalam vaginanya ambar segera menggerakkan tubuhnya naik turun diatas suaminya yang tengah berbaring.

"akhhh memekku basah yang akhhh terusss yang dalem"

"ahhh.. ah.. ahhh"

"yah begitu akh terusss"

batang penis itu menghujam keluar masuk bagaikan pistn mesin yang bergerak dinamis seiring gerakan tubuh ambar.

"akhhh nikmatnya akhhh sudah lama sekali akhh"

"ahhh.. ahaaa"

"enak sekali akhhh ngentot enaaakk"

tubuh ambar yang bergoyang hebat membuat payudara yang berukuran besar berguncang naik turun tidak karuan.

ambar yang begitu menikmati persetubuhannya dengan suaminya tidak menyadari bahwa andi sedang mengintip dari luar kamarnya.

"akkhhhterus.. yang dalem akhhh"

"ahhhaaa"

"akhhh.. hahhh"

andi yang mengintip persetubuhan orang tuanya tersebut mulai memburu nafasnya dan tanpa ia sadari penisnya mulai berdiri.

"akhh yang aku mau.. "

"akh jangan dulu akhhssshhh"

"ahhhaaa"

"ahhh"

"kamu keluar yang akhhh kamu keluar"

"hnn.. ahhh"

namun mabar yang belum orgasme merasa tidak bisa berhenti dan mengajak suminya melanjutkan kembali.

"akhhh pejuhmu banyak ayo lagi sayang"

"aku capek besok lagi ya"

suami ambar menarik selimut dan berbalik memunggungi ambar yang masih tinggi birahinya.

"ayo tidur saja"

"yang.. ayo sekali lagi"

ambar memohon mohon pada suaminya agar mereka bersetubuh sekali lagi namun suaminya terlalu capek dan tidak menanggapinya.

"yang jika ndak mau, nanti aku.. aku"

#####




PART 18

seminggu sudah ambar berhenti meminum obat untuk melancarkan asi karena data yag dia perlukan sudah terpenuhi.

namun efek obat itu tidak hilang, payudaranya terus menerus menghasilkan asi dan membuatnya harus rutin memerasnya.

awalnya dia berpikir tidak lama lagi produksi susunya akan berkurang dan dia tidak harus memeras susu dari payudaranya lagi.

namun perkiraan ambar salah, payudaranya terus menghasikan susu dengan jumlah konstan dari hari ke hari.

dia terpaksa memeras susu dari payudaranya dimana saja saat payudaranya mulai terasa sakit.

jika di rumah dia bisa dengan mudah memerah air susunya tanpa takut terlihat orang lain namun saat di kantor dia tdak bisa setipa saat memeras.

tentu saja dia tidak ingin ada rekan kerjanya yang melihat dia memeras susu dan mencurigainya atas pengujian obat yang dia lakukan sendiri.

#####

sore itu ambar dalam perjalanan pulang sambil terburu buru, ingin sekali rasanya dia segera sampai di rumah.

rasa nyeri di payudaranya begitu terasa menandakan susu di dalamnya sudah penuh dan harus segera diperas.

pompa elektrik yang dia bawa dari kantor menjadi teman setianya untuk memeras air susu dari payudaranya yang begitu besar.

rasanya payudara ambar begitu pans dan sensitif sehingga sedikit gesekan saja bisa membuat air susunya memancar keluar.

begitu juga dengan vagina ambar yang kini selalu basah karena sensitivitas payudaranya yang sedang menghasilkan susu.

begitu sampai di rumah ambar segera memarkirkan mobilnya di garasi dan masuk ke dalam rumahnya.

ternyata andi sedang menonton tv sedangkan suaminya tidak ada di rumah, mungkin sedang keluar pikirnya acuh.

"sudah pulang bu"

"udah dik"

ambar segera berlalu masuk ke dalam kamar tanpa menanggapi lagi msabutan andi yang sebenarnya sudah menunggunya dari tadi.

ambar mulai melucuti pakaiannya dan mengambil pompa susu yang dia letakkan di lemari kecil di bawah meja riasnya.

ketika mencoba menghidupkan pompa itu dan menempelkannya ke buah dadanya, ambar merasa ada yang tidak beres dengan pompa itu.

dia tidak merasakan sedotan pada kedua payudaranya meskipun mesin penghisapnya sudah berbunyi tanda menyala.

dia mengecek sambungan selang dan lainnya namun tidak menemukan asal masalah yang membuat pompa itu tidak bekerja.

karenasudah tidak tahan lagi, ambar memutuskan untuk memeras susunya secar manual dengan kedua tangannya sendiri.

awalnya memeras sendiri cukup membantu, namun susu yang diperas hanya sedikit sedikit sementara tanganya mulai pegal karena memeras terus menerus.

ambar hampir putus asa dan ingin rasanya menangis karena rasa nyeri di payudaranya yang tidak tertahan lagi hingga akhirnya

"andi"

"ya andi"

ambar tiba tiba mendapat ide untuk meminta bantuan andi untuk memers susunya yang semakin memenuhi buah dadanya.

namun dia sedikit ragu karena andi kini sudah menginjak remaja, ambar malu jika harus menunjukkan payudaranya pada andi.

belum lagi apakah andi mau untuk melakukan hal ini mengingat sudah lama dia tidak melakukannya sejak dia kecil.

namun rasa sakit membuat ambar tidak berpikir lebih jauh lagi toh andi anaknya sendiri setidaknya dia mencoba bicara dulu.

soal andi mau atau tidak itu urusan nanti pikirnya sembari keluar dari dalam kamarnya menghampiri anaknya.

"dik"

"iya bu"

ambar duduk di dekat anaknya yang tidak mengalihkan pandangannya dari layat tv yang sedang menampilkan siaran sepak bola lokal.

"dik"

"iya bu?" andi baru menoleh

"ibu mau minta bantuan sama adik"

"bantuan apa bu? andi sudah laper nih"

"eh iya lapar.. ehmm ini"

ambar mulai ragu ragu lagi untuk meminta bantuan andi untuk membantu memeras air susu dari payudaranya.

"ehmm adik mau ndak bantuin ibu meres susu?"

DEgg

andi begitu terkejut mendengar kata kata ibunya dan menoleh tidak percaya pada ibunya yang duduk di sampingnya.

"eh meres susu?"

"iya.. kalo ndak mau ndak apa apa"

baru saja ambar akan beranjak pergi dengan perasaan malu ketika tiba tiba andi memanggilnya lagi.

"eh ibu"

"iya dik"

"andi mau"

andipun menjawab meskipun dengan wajah yang juga mulai memerah, mendengar hal itu ambar merasa senag sekali.

"yang bener dik?"

"iya bu"

"enaknya dimana ya dik?"

"yaudah disini saja bu"

"disini?"

ambar kemabli duduk di samping andi sementara itu tangannya mulai melucuti kembali pakaiannya yang tadi sudah di kancingkan lagi.

sementara itu andi dengan jantung berdegup kencang menunggu satu persatu kancing yang menghalangi pandangannya dari payduara ibunya lepas.

entah kenapa dia begitu senang ketika diminta untuk memeras susu langsung dari payudara ibunya sendiri.

ketika ambar selesai melepas pakaiannya maka terpampanglah buah dada besar yang dulu dia pakai menyusui andi yang kibi sudah besar.

"eh iya dik tadi kan katanya lapar kenapa ndak netek aja sekalian?"

ambar sudah semakin berani dengan permintaannya namun hal itu justru ditanggapi antusias oleh andi.

"yang bener bu?"

"iya dik"

andi mendekatkan keplanya ke arah payudara ibunya, dia membuka mulutnya sipa mencaplok puting ibunya yang sudah tegang sempurna.

"ehhmm.. crepp crepp crepp"

"shhh.. eghhh"

ambar mendesah keenakan karena rasa nikmat sekaligus lega saat susunya dihisap andi dengan kuat.

hisapan mulut andi ditambah sedikit senggolan lidah dan giginya entah kenapa menghasilkan senasi kenikmatan yang berbeda.

ambar berusaha menjaga kesadarannya dan mencoba tdak terlalu menikmatinya karena ini adalah anaknya sendiri.

dia merasa bukan hal yang bijak dan benar jika dia terlalu menikmati andi yang sedang menyusu pada payudaranya.

namun sebagai wanita normal hal ini tidak bisa dihindari, vaginanya terasa semakin basah seiring dengan sedotan andi menghisap susu.

"egghhhmm.. aghhh"

sementara itu andi mulai nakal dan memainkan puting ibunya yang lain dengan jari jarinya.

meskipun awalnya tidak setuju namun ambar hanya mendiamkan dan membiarkan andi bermain dengan payudaranya.

hampir setengah jam andi menyusu bergantian pada payudara ambar, kini susu dalam payudara sudah kosong dan dia tidak merasa kesakitan lagi.

"sudah ya dik"

andi melepas puting ibunya dari mulutnya, sementara mabr mulai mengancingkan kembali bajunya.

"dik jangan bilang siapa siapa ya?"

"iya bu, adik ndak akan bilang ke siapa siapa"

"tapi lain kali adik mau kan bantuin ibu lagi?"

"iya dong bu hehehe"

#####

PART 19

pagi itu ambar tengah menikmati secangkir teh hangat di ruang kerjanya sambil mengecek laporan laporan yang masuk padanya.

ambar merasa hidupnya begitu tenang dan indah saat ini, setelah semua tanggung jawab pekerjaannya sudah ia selesaikan.

semuanya menjadi lebih sempurna karena suami yang dicintainya kini sedang berada di rumah untuk waktu yang cukup lama.

meskipun begitu masih ada hal yang membuat dirirnya selalu gelisah, hal itu tidak lain adalah kehidupan ranjangnya bersama sang suami.

setelah kepulangan sang suami, harapannya untuk dapat memuaskan nafsu seksnya yang menggebu ternyata jauh dari kenyataan.

selain frekuensi berhubungan intim yang bisa dikatakan jarang, ditambah lagi keadaan suaminya yang tidak bisa mengimbangi dirinya.

hal ini diperparah oleh kenyataan bahwa ambar sudah dua kali merasakan penis lain yang sama sekali bukan milik suaminya.

pertama pada sore yang kelam itu ketika dia diperkosa preman dibalik sebuah bangunan tua dan kedua oleh guru anaknya sendiri yang melecehkannya.

penis kedua lelaki itu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan milik suaminya, baik dari segi ukuran dimensi panjang dan diameter.

namun juga kenyataan bahwa kedua penis itu mampu memuaskan nafsu birahinya dengan memeberikan berkali kali orgasme hebat.

memikirkan hal itu membuat vagina ambar kembali basah, tidak terasa jari jarinya mulai mengelus elus bibir vagina dari balik celana dalamnya.

ketika sedang asyik bermain dengan dirinya sendiri, ambar dikejutkan dengan suara ketukan pintu ruangan kerjanya.

TOK TOK TOK

ambar langsung buru buru menarik tangannya dari balik rok hitam yang dipakainya dan segera memperbaiki posisi duduknya.

"ya, masuk"

"permisi bu" muncul sosok wanita yang tidak asing baginya

"iya, ada apa mbak?"

"ibu diminta ke ruangan pak general manager sekarang juga di ruangannya"

"oh.. ada apa ya mbak?"

"kurang tahu bu, tapi ibu diminta menemui beliau sekarang juga"

"ya sudah saya akan menemui beliau"

"saya permisi dulu bu"

"iya, silakan"

sekretsaris pribadi pak heri meninggalkan ambar dengan penuh pertanyaan karena dipanggil untuk menemuinya mendadak seperti ini.

ambar hanya berharap tidak ada masalah yang terjadi sehingga tidak ada yang perlu dia khawatirkan untuk saat ini.

#####

TOK TOK TOK

sekretaris pak heri mengetuk pintu masuk ruangan pak heri yang segera dijawab oleh pak heri dari dalam.

"pak bu ambar sudah di sini"

"oiya, suruh masuk, dan nanti jangan di ganggu dulu"

"baik pak"

ambar dipersilakan masuk ke dalam ruangan dan sekretaris pak heri segera meninggalkannya berdua dalam ruangan pak heri.

"silakan duduk"

"terima kasih pak"

ambar pun mengambil kursi lalu duduk dihadapan pak heri yang tampak serius, hal itu membuatnya semakin bingung dengan apa yang terjadi.

"kamu tahu kenapa kamu saya penggil kesini?"

"uhmm.. tidak pak"

"benar kamu tidak tahu"

"benar pak"

PLaaaKK

pak heri membanting map yang ambar kenali sebagai laporan hasil pengujian obat yang telah dia lakukan.

"saya sudah tahu semuanya"

"apa maksud bapak, saya tidak mengerti"

"soal pengujian obat baru kita, kamu sendiri kan yang mengujinya?"

menyadari rahasianya terbongkar ambar terkejut bukan main, dia tidak menyangka usahanya sejauh ini bisa terbongkar.

"maafkan saya pak maaf"

"maaf kamu bilang hah"

"saya tidak tahu dengan apa yang harus saya lakukan waktu itu"

"kamu tahu konsekuensi dari perbuatanmu ini?"

".. iya pak maafkan saya"

"jika ketahuan klien dan badan sertifikasi obat bisa bisa kita harus mengulang dari awal dan itu berarti biaya yang sangat besar"

".. "

"belum lagi penalti yang harus kita bayar, dan anda bu ambar, bisa bisa anda di pidanakan karena kecerobohan anda ini"

"tolong pak .. saya terpaksa melakukannya saat itu"

"untungnya hal ini baru saya saja yang tahu"

pak heri beranjak dari duduknya di kursi putar berukuran besar itu dan mulai berjalan menggelilingi ruangan.

"saya bisa saja membantumu dengan merahasiakan semua ini"

"terima kasih pak terima kasih"

"eits tapi ada syaratnya.. hehe"

"apapun itu pak"

pak heri tersenyum mendengar jawaban ambar dan diam diam tangannya memeluk ambar dari belakang sambil berkata..

"asalkan kamu mau melayani saya"

pak heri mulai meremas remas buah dada ambar yang sedikit memberontak melepaskan diri dari luar pakaian yang masih menutupi tubuhnya.

"akhhh.. pakk"

"bagaimana kamu setuju?"

ambar masih kalut dengan terbongkarnya rahasia yang dia simpan selama ini dan mencoba memikirkan jalan keluar.

namun semua jalan terasa tertutup, untungnya pak heri bersedia menutupinya meskipun dia harus menyerahkan tubuhnya sebagai imbalan.

ambar awalnya berpikir dia harus menolaknya namun setelah dia pikir pikir hal ini lebih baik daripada harus berhadapan dengan hukum.

terlebih lagi bukan pertama kali bagi dirinya berhubungan seks dengan lelaki yang bukan suaminya.

"baik pak"

"hahahaha bagus bagus.. sekarang saya mau lihat hasil kerja obat itu"

"maksud bapak?"

"sekarang cepat buka pakaianmu"

#####




PART 20

ambar mulai melepas kancing baju blouse berwarna putih yang dia pakai satu persatu di hadapan pak heri, bosnya sendiri.

sedangkan pak heri hanya terus tersenyum penuh kemenangan dan berkali kali menelan ludah karena pemandangan di depannya.

setelah kancing baju terlepas semua, terlihatlah belahan payudara ambar yang terlihat akan meloncat keluar dari bh yang dia pakai.

"ck.. ck.. ck lihat itu susu mu mau keluar hahaha"

"sudah begini pak"

"sudah apanya, ayo dilepas semua, itu bh nya juga"

ambar melanjutkan melepas lengan blouse dari kedua tangannya sehingga tubuh atasnya hanya tertutupi oleh bh kekecilan itu.

lalu tangan ambar ke belakang punggungnya dan meraih kaitan bh lalu melepaskannya tanpa kesulitan yang berarti.

perlahan bh ambar mulai melorot dan menampakkan buah dadanya secara utuh membuat penis pak heri mulai menegang dari balik celananya.

"wah ternyata susu ibu itu lebih besar dari kelihatannya di luar hahaha"

pak heri berjalan mendekat ke arah ambar dan menundukkan kepala di depan payudara ambar sambil memperhatikan bulatan daging itu dengan seksama.

"ini susunya sampai netes netes begini, saya boleh ngicipin ya?"

"bo.. boleh pak"

pak heri segera menyosorkan mulutnya lalu mengulum puting ambar yang begitu besar untuk menyusu pada payudara ambar.

"crepp.. crepp.. crepp"

"akhhh.. ehhhmm.. sshhh"

"sreeepp.. manis sekali susu dari tetek mu bu srepp"

"akhhh.. nngghhh.. ughhh"

tangan pak heri masuk ke balik rok ambar dan menyelinap ke dalam celana dalam yang dipakai ambar.

dia menggesek gesek bibir vagina ambar dengan jari jarinya yang kasar sambil sesekali menyentil nyentil klitorisnya.

"akhhh.. pak.. shhh"

jari jari tangan pak heri mulai masuk ke dalam vagina ambar dan mulai mengocoknya dengan perlahan lahan.

"wah ternyata sudah basah begini"

"akh pak ssshhh"

"weheheh bisa bisa lantai ruangan ku basah gara gara kamu ini"

"akhhh engghhh pak ssshhh"

pak heri semakin mempercepat kocokan tangannya pada vagina ambar membuatnya menggelinjang menahan nikmat.

"ahhh.. ahhh"

"memek mu benar benar sudah panas sekali padahal baru segini"

"aahhhaaa.. .hyaaa"

pak heri menggigit gigit kedua puting ambar secara bergantian membuat ambar berteriak kesakitan sekaligus nikmat.

"ahhh.. hahhh.. mgghhh"

"anda pasti sudah terangsang berat haha lihat tangan saya sampai basah kuyup begini"

"hyaaa.. akhhh.. ah.. ah"

"siap siap bu saya akan memberikan yang lebih nikmat lagi"

pak heri membuka rits celananya dan membebaskan penisnya yang sudah benar benar keras dari balik celana dalamnya.

penis pak heri yang mengacung tegak di dekatkan pada wajah ambar lalu di gesek gesekkan pada pipi ambar yang putih mulus.

"lihat ini kontolku sudah ngaceng seperti ini"

"ahhh.. shhh"

"ayo kamu pengen ini kan"

"akhhh.. iii.. iya"

pak heri mendekatkan penisnya kemulut ambar dan ambar pun menyambutnya dengan menjulurkan lidah menjilati kepala penis pak heri.

"hyahhh.. mmnng"

"akhhh.. .tapi ini belum saatnya"

pak heri menarik penisnya kembali lalu mencengkeram kedua buah dada ambar lalu melesakkan penisnya di belahan payudaranya.

"sekarang aku akan ngentot susumu dulu haha"

"akkhhh.. hyaahhh"

pak heri menekan buah dada ambar dari samping sehingga membuat penisnya terjepit di tengah tengah payudara ambar.

penis itu digerakkan maju mundur seakan akan sedang menyodok sebuah vagina sementara tangannya masih bermain pada buah dada ambar.

"akhhh.. ennak sekali.. sempit akh"

"ah.. ah.. ah"

"ayo dijilati kepala kontolku bu"

"srep.. srepp"

tangan tangan pak heri juga dengan iseng bermain dengan puting ambar dengan menarik dan mencubitnya sehingga membuat ambar semakin bergerak tidak karuan.

"mmghh.. akhhh"

"anda benar benar menjadi lonte sekarang hahaha"

"hhnn.. hnnhhh.. akhhh"

pak heri semakin mempercepat genjotannya pada belahan payudara ambar, gerakan tubuhnya semakin liar dan bertenaga.

"akhhh susumu benar benar enak.. mirip memek akhhh"

"mmnn..mngg..uhnn"

"ini sekarang terima hadiah dari saya akhhh"

"ahhh.. ahhh.. ahhh"

"akhh akan kusemprotkan pejuhku di wajahmu akhhh"

crett crettt crett

pak heri mencapai orgasmenya dan menumpahkan spermanya di seluruh wajah ayu ambar yang sudah tidak berdaya.

"ahhh.. ahhh.. aaahhh"

"mnngghh"

"ahkk.. ehhhmm"

"fwahhh..uahhh.. ehhmm"

"hah.. hahh.. hah"

"selanjutnya anda mau kontol saya dimana?"

#####


sementara itu di rumah, andi sudah pulang sekolah karena guru guru di sekolah akan mengadakan rapat bersama pengurus yayasan.

setelah masuk rumah dan meletakkan tasnya di atas kursi sofa, andi segera menuju kamar mandi untuk mencuci kaki.

ketika berjalan ke arah kamar mandi, andi melewati tumpukan cucian kotor di dekat mesin cuci.

perhatiannya teralihkan oleh sebuah celana dalam yang ada di bagian atas tumpukan baju baju yang belum di cuci itu.

dia mengambil celana dalam yang itu dari atas tumpukan dan mendekatkannya ke arah mukanya.

"ini.. punya.. ibu"

andi mendekatkan lagi celana dalam milik ambar itu ke wajahnya dan memperhatikan setiap permukaan kain celana dalam itu.

"ada nodanya ehmm.. dan baunya"

kepala andi menjadi melayang ketika dia menghirup bau yang muncul dari celana dalam milik ibunya sendiri itu.

"akhhh.. ..ibu"

#####

BERSAMBUNG...


Kenikmatan yang Bu Ambar rasakan bag-4

Klik Nomor untuk lanjutannya
x
x