Cerita Sex Dewsa - Kenikmatan yang Bu Ambar rasakan bag-1

cewek amoy
Bu Ambar


PROLOG

####


"kenapa.."

"bagaimana bisa.."

"kenapa berakhir seperti ini.."

"apa yang sedang kulakukan ini.."

"berhubungan dengan lelaki yang bukan suamiku"

"meskipun aku tidak menginginkannya, tapi aku tidak bisa berhenti melakukannya"


####


"ugh.. uhmm.. slreepp"

"yah bagus begitu akh shhh"

"mnnhhh.. mnngghhh"

suara desahan dan erangan memenuhi salah satu toilet di sebuah tempat perbelanjaan yang masih sepi pagi itu. suara itu berasal dari satu satunya bilik yang tertutup rapat di dalam toilet yang terletak di lantai teratas tersebut.

di balik pintu itu, terdapat sepasang laki laki dan wanita yang tengah memacu birahi.

si wanita memakai baju terusan yang terangkat hingga pinggang dan bagian depan yang terbuka sedang berjongkok di hadapan lelaki yang berdiri di hadapannya. mulutnya begitu penuh dijejali penis hitam lelaki itu.mulutnya terus menghisap batang penis itu sambil kepalanya juga bergerak maju mundur.

sementara itu tangan kiri lelaki itu mencengkeram erat rambut si wanita sedangkan tangan kanannya meremas remas buah dadanya yang tidak lagi di tutupi bh.

penis itu begitu cepat dan kasar menghujam dalam mulut wanita itu hingga ke tenggorokannya.

"akhhh.. aku mau keluar.. akh"

"hngg.. enghhh.. mmfuuuahhh"

lelaki itu mencapai orgasme nya dan penisnya menyemburkan sperma dalam mulut wanita yang tengah mengulum penisnya.

cairan sperma yang berwarna putih kental memenuhi rongga mulut bercampur dengan air liur.

"jangan di telan dulu biar kulihat dulu mulutmu" kata si lelaki

setelah orgasmenya selesai lelaki itu mencabut penisnya dari mulutnya.

cairan putih sperma meleleh dari mulut wanita itu dan menetes mengenai buah dadanya yang menggantung bebas.

"aaakk.. " wanita itu membuka mulutnya.

lelaki itu begitu puas melihat mulut wanita di hadapannya penuh dengan sperma miliknya.

sementara itu si wanita terlihat dengan susah payah mendongakkan kepala sambil membuka mulutnya, dia berusaha menjaga sperma tidak tumpah dari mulutnya.

"nah bagus, terus jaga pejuhku dimulutmu" kata lelaki itu sambil tertawa "jangan di telan dulu, kalau belum ku suruh"

wanita itu berdiri dari posisi jongkoknya.

baju terusan yang dipakainya terlihat acak acakan, begitu juga dengan bh yang dipakai juga sudah tertarik ke atas sehingga buah dadanya menggantung tanpa penyangga.

"kamu pakai celana dalam yang kuberikan kemarin?"

"hnn.." si wanita hanya menjawab dengan mendengus karena mulutnya penuh dengan sperma.

"hehehe pas sekali kamu pakai" tawa lelaki itu "pas dipakai lonte kaya kamu"

"mnnhhh.. "

lelaki itu melihat ke arah selangkangan wanita yang ditutupi celana dalam berwarna biru.

namun celana dalam yang dipakai wanita itu mempunyai bukaan tepat pada bagian vaginannya, sehingga belahan vaginanya justru terpampang bebas.

selain itu sebuah vibrator kapsul terlihat menjejali mulut vagina wanita itu, terdapat kabel yang tersambung ke wadah baterai yang diselipkan di antara tali pinggang celana dalamnya.

"wah lihat, memekmu sudah basah seperti ini" lelaki itu mencabut vibrator itu dari dalam vagina si wanita. "kamu suka ya?"

"hhhnn.." lagi lagi wanita itu hanya mendengus menjawab pertanyaan si lelaki.

"sekarang kamu berbalik"

lelaki itu mendorong tubuhnya berbalik menghadap dinding toilet.

tangannya bertumpu pada closet sementara lelaki itu siap menyetubuhinya dari belakang.

"akhhh"

penis lelaki itu menghujam masuk tanpa hambatan dalam vagina yang sudah basah kuyup milik wanita itu.

tangannya mencengkeram pinggulnya selagi penisnya menjejali rongga vagina wanita di depannya itu.

"ahhh.. kontol masukk"

"memekmu sempit sekali, kontolku rasanya seperti dipijit" kata lelaki itu sambil menggenjot vaginanya. "kamu suka kan dientot seperti ini?"

"akh yah.. genjot lebih keras.. aku suka sekali akhhh"

penis lelaki itu bergerak harmonis maju mundur dalam vagina wanita itu.

sementara tubuh wanita itu bergoyang seirama dengan sodokan penis dalam vaginanya, buah dadanya yang menggantung bebas bergoncang goncang setiap kali sodokan itu mentok dalam rahimnya.

"ahhhgg" desah wanita itu. "akh memekku seperti diaduk aduk akhhh"

"bagaimana jika suami dan anakmu melihatmu seperti ini?"

"akh ini semua salahmu, aku jadi begini"

"jangan menyalahkan orang lain atas kelakuanmu sendiri" bentak lelaki itu "kamu harus dihukum"

lelaki itu memasukkan ibu jari tangan kanannya dalam lubang anus wanita itu.

hal ini membuat wanita itu semakin menggelinjang keenakan.

"akkhhh"

"aku akan keluar di dalam akh"

"ahhh.. jangan.. jangan di dalam"

"akkhhh.. "

lelaki kembali mencapai orgasme namun kali ini dalam vagina wanita itu.

sperma menyembur dalam ujung vagina wanita itu dan masuk dalam rahimnya.

"aaahhh.. ah.. ahhh"

"ja.. jangann"

lelaki itu menumpahkan sisa sisa sperma dalam vagina wanita itu hingga tuntas.

"sekarang bersihkan kontolku dengan mulutmu"

"ya.. "

lelaki itu kembali menjejalkan penisnya dalam mulut wanita itu.

sementara itu lidah wanita itu membersihkan sisa sisa sperma dari penis dalam mulutnya.

####

PART 1


hembusan angin meniup daun daun di pepohonan pagi itu, membuatnya bergoyang goyang tak tentu arah.

sinar matahari dari ufuk timur membuat udara dingin pagi itu mulai menghangat.

bau tanah yang basah masih tercium setelah hujan deras semalam, menambah romantika keindahan pagi itu.

di salah satu rumah di komplek perumahan mewah di kota semarang, tinggallah sebuah keluarga kecil di dalamnya.

anak bernama andi yang baru berusia 12 tahun hanya tinggal bersama ibu dan ayahnya karena dia anak tunggal.

andi kecil kini duduk di kelas 6 SD swasta di dekat rumahnya.

sang kepala keluarga, ayah nadi, yang bernama arifin adalah seorang pegawai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi.

di usianya yang menginjak 40 tahun, kini dia menjawab manajer di tempatnya bekerja.

tanggung jawabnya mengawasi proyek membuat arifin sering sibuk dengan pekerjaannya.

tidak banyak yang bisa diceritakan tentang arifin karena tidak ada yang spesial dari fisiknya selain kulitnya yang cukup putih untuk seukuruan laki laki pada umumnya.

sedangkan sang istri bernama ambar, wanita berusia 37 tahun itu selain seorang ibu di rumah juga seorang wanita karir.

dia bekerja di sebuah perusahaan farmasi di semarang, background pendidikan farmasi yang dia miliki telah membawanya menjadi kepala salah satu divisi riset di perusahaannya.

dulu dia sempat berhenti bekerja setelah melahirkan andi namun kembali diminta bekerja di perusahaannya karena keahliannya dan pengalamannya dalam riset obat.

namun selain karirnya yang cemerlang ada hal lain yang menjadi daya tarik ambar, terutama di mata laki laki.

tubuh ambar yang montok selalu membuat nafsu birahi lelaki menjadi memuncak.

meskipun tubuhnya tidak terlalu tinggi yaitu hanya sekitar 155 cm, namun tubuhnya yang sintal selalu menarik perhatian orang disekitarnya.

payudara berukuran 36d dipadu dengan bokong seksinya menjadi kombinasi mematikan yang ampuh membuat lelaki tergoda untuk mencicipinya.

meskipun selalu berpakaian sopan ketika di dalam dan luar rumah nyatanya tidak menghentikan dirinya menjadi tontonan lelaki di sekitarnya.

####


"dik bangun dik" ambar membangunkan andi yang masih terlelap tidur.

"ehmm.. ngh" andi hanya bergerak membetulkan posisi tidurnya.

"dik sudah pagi lho, ayo bangun trus mandi" ambar kembali membangunkan anak semata wayangnya itu sambil mengusap kepalanya.

"oaheeemm.. bentar lagi bu"

"kok sebentar lagi, ini sudah jam 6 nanti kamu telat ke sekolah lho"

akhirnya andi bangun dari tidurnya meskipun dengan mata masih terpejam, sang ibu menarik tangannya agar segera bangkit dari kasur.

"ayo langsung mandi" kata ambar "nanti, ibu tunggu sarapan bareng"

ambar lalu menyampirkan handuk di pundak anaknya itu, sebelum dia masuk ke kamar mandi.

sementara itu ambar kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dia dan anaknya.

suaminya tidak sedang berada di rumah, sudah lebih dari 3 minggu suaminya pergi mengurusi proyek perusahaan tempatnya bekerja.

namun karena lokasinya terletak di pulau kalimantan, arifin, sang suami tidak bisa sering pulang karena jarak dan akses ke lokasi yang cukup sulit.

hari ini seperti biasa, ambar akan berangkat bekerja setelah mengantar anaknya ke sekolah, karena perusahaan obat tempatnya bekerja searah jalan dengan lokasi sekolah anaknya.

####

pagi itu suasana sunyi di rumah ambar, tidak ada pembicaraan apapaun antara dia dan anaknya selama sarapan bersama.

mereka sibuk sarapan sambil melakukan kegiatan masing masing, ambar sibuk dengan smartphonenya sedang andi asyik menonton siaran berita pagi di televisi.

"sudah habis dik sarapannya?"

"sudah bu"

"itu susunya dihabisin"

"tapi andi sudah kenyang"

"itu tinggal dikit susunya, ayo anak ibu harus dihabisin susunya"

andi terpaksa menghabiskan susu putih hangat di hadapannya, meskipun dengan muka ditekuk cemberut.

"sudah? ayo berangkat"

"sudah bu"

"ndak ada yang ketinggalan?"

"ndak bu"

"ya sudah ayo berangkat sudah jam setengah 7 ini"

#####

setelah membereskan peralatan makan yang kotor, ambar dan anaknya segera berangkat menggunakan mobil.

tidak butuh waktu lama untuk sampai di sekolah andi, cukup 10 perjalanan mobil sampailah mereka di depan gerbang sekolah dasar swasta itu.

anak anak berlarian masuk ke dalam sekolah karena kebetulan hari ini adalah hari senin dan akan diadakan upacara bendera.

begitu juga dengan andi, setelah turun dari mobil langsung berlari ke arah gerbang sekolah yang dijaga salah satu guru pengajar di sd itu.

"jangan lari lari dik" ambar berjalan mengikuti andi dari belakang ke arah depan gerbang sekolah.

di depan gerbang sekolah sesosok pria berbadan tambun tengah berdiri sambil mengawasi anak anak yang masuk ke dalam sekolah.

laki laki itu tidak lain adalah pak siswanto, kepala sekolah yang merangkap guru matematika di sekolah itu.

"selamt pagi pak" sapa ambar ramah.

"eh..iya.. selamat pagi bu ambar" sapa pak siswanto balik "nganter anaknya bu?"

pak siswanto langsung mengenali ambar yang memang cukup menarik diantara orang tua murid lainnya.

"iya pak, ini sekalian berangkat kerja"

"o.. lha pak arif kok ndak sekalian bu?"

"suami saya sedang mengurusi proyek di kalimantan, jadi cuma berdua sama anak saya"

"o begitu tho bu"

"kalo begitu saya permisi dulu pak, mohon titip anak saya di sekolah pak"

"oh iya bu pasti"

ambar segera berbalik berjalan ke arah mobil nya yang terparkir di seberang jalan, sementara pak siswanto memelototi ambar dari belakang.

matanya tidak bisa lepas dari bokong bulat ambar yang bergoyang seiring langkah kakinya menjauh darinya.

beberapa kali pak siswanto membetulkan posisi batang penis di balik celana kain hitam yang dia pakai, sebelum akhirnya ambar masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan pak siswanto yang masih berdiri mematung di tempatnya tadi.

####




PART 2

setelah sampai di tempat kerjanya dan memarkirkan mobil, ambar segera masuk ke dalam gedung pabrik tempatnya bekerja.

di depan pintu masuk, ada meja resepsionis yang dijaga petugas keamanan untuk pemeriksaan identitas dan keamanan.

ambar menunjukkan kartu tanda pengenal perusahaan miliknya meskipun dia sudah mengenal akrab sang petugas yang sedang berjaga.

"selamat pagi bu ambar"

"selamat pagi mas bowo"

setelah pemeriksaan identitas, petugas bernama bowo itu segera mengambil metal detector dari mejanya.

"maaf bu, saya periksa tasnya"

"iya mas silakan"

petugas itu memeriksa tas kerja ambar dengan metal detector tadi selama beberapa saat, setelah itu dia beralih ke arah ambar.

"maaf bu tolong tangannya"

ambar merentangkan tangannya ke arah samping karena akan dilakukan pemeriksan badan oleh petugas.

karena poisi tangannya yang mengangkat, membuat buah dadanya yang memang berukuran besar semakin membusung ke depan.

petugas keamanan tadi beberapa kali menelan ludah saat memeriksa sekeliling tubuh ambar dengan metal detector di tangannya.

bokong yang semok dan payudara indah membusung membuat hormon kelaki lakian bowo meningkat dan membuatnya terangsang.

belum lagi wangi tubuh ambar yang khas membuat penisnya semakin mengeras di balik celana kerjanya.

namun bowo tidak bisa berlama lama menikmatinya karena tugasnya yang sudah selesai dan tidak ada hal mencurigakan yang mengharuskannya melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"sudah bu, silakan"

"makasih mas, mari mas"

"iya bu, sama sama"

ambar segra masuk ke dalam gedung pabrik, menyusuri lorong lorong pabrik yang dingin karena hembusan pendingin udara yang memang dikondisikan seperti itu.

sementara itu lagi lagi, dari kejauhan goyangan bokongnya menjadi santapan mata lelaki yang tidak lain adalah bowo si petugas keamanan.

####


sesampainya di ruangan divisinya, ambar segera melepas blazer biru yang dipakainya dan segera menggantinya dengan jas lab putih khas laboratorium.

sementara itu rekan kerja ambar di ruangan itu langsung memusatkan perhatian mereka pada sosok ambar yang baru masuk ke dalam ruangan.

terutama pandangan rekan laki laki yang lekat pada tubuh ambar yang memang cukup menggoda bagi mereka.

pagi itu ambar memakai rok span berwarna biru senada dengan blazer yang sudah dilepasnya tadi dan kemeja putih yang cukup menempel pas pada tubuhnya.

meskipun sudah dilapisi jas lab putih di luarnya, namun semua itu tidak bisa menyembunyikan keseksian tubuhnya.

"bu ambar, ini laporan sampel kemarin" rekan kerjanya yang bernama joko menyerahkan laporan pada ambar.

"oh iya, sebentar saya periksa dulu"

ambar membolak balik kertas laporan ditangannya dan dengan serius membacanya, sampai sampai tidak menyadari bahwa rekan kerja yang dihadapannya sedari tadi melihat ke arah dadanya.

"ini sudah diuji semua?"

"eh iya bu itu yang mau saya laporkan"

"memang ada masalah?"

"ehm begini bu sampai saat ini kami belum menemukan relawan untuk mengujinya"

"lho bukannya kemarin sudah ada yang masuk"

"iya memang benar, tapi setelah uji kelayakan dan pemeriksaan, tidak ada yang memenuhi syarat"

"lho dari 8 orang kemarin ndak ada yang masuk kriteria?"

"benar bu"

"ehm..padahal tenggat waktu rilis produk tinggal sebentar lagi" amabr mulai cemas "belum lagi kita masih harus sertifikasi produk"

"lalu tindakan kita bagaimana bu?"

"nanti biar saya bicarakan kepada jajaran direksi dulu, sekarang lebih baik kita selesaikan dulu laporan pengantar uji klinis untuk sampel sampel tadi"

"baik bu"

####

di salah satu ruangan di perusahaan itu ambar berdiri di depan layar proyektor lcd yang sedang emnunjukkan laporan divis yang dipimpinnya.

dihadapannya duduk di meja panjang, jajaran direksi perusahaan tempatnya bekerja sedang mendengarkan laporannya pada rapat itu.

namun selain mendengarkan pemaparan ambar, mereka juga asik menikmati bulatan daging nan bulat di dada ambar yang membusung.


"jadi untuk laporan uji klinis sudah kami selesaikan"

"yang jadi hambatan kami sampai saat ini belum menemukan relawan untuk pengujian obat"

"bukannya kemarin sudah disiapkan dari perusahaan" tanya manajer produksi

"memang benar pak tapi hasil pemeriksaan tidak ada yang memenuhi kriteria"

"trus bagaimana? deadline nya tinggal 4 bulan lagi" tambah manajer pemasaran.

"kami usahakan segera pak, tapi kita harus bersiap siap untuk merubah tanggal produksi"

"tidak bisa, kita sudah terikat kontrak pada klien, kalo sampai terlambat kita bisa kena penalti" potong manajer pemasaran
.
"tapi saya tidak bisa membuatnya seperti itu pak, karena untuk sertifiksai obat paling tidak butuh waktu 3 bulan"

"sudah sudah, bu ambar , masalah ini saya serahkan pada anda saya harap akhir bulan ini laporan hasil uji obat sudah jadi, bagaimana sanggup?" kata general manajer

"saya usahakan pak"

"ya sudah, sekian dulu rapat hari ini, silakan melanjutkan pekerjaan masing masing"

####

hari sudah sore dan langit mendung mulai menurunkan air hujan dan ambar menyelesaikan pekerjaan di ruangannya. kepalanya berpikir keras untuk menyelesaikan masalah yang dia hadapai, semua usaha dia lakukan agar laporan pengujian pemakaian obat selesai tepat waktu.

"bu ambar, saya duluan" kata rekan kerjanya yang bernama wawan dari balik pintu ruangannya.

"oiya mas silakan"

ambar menyandarkan kepalanya dan mengambil nafas dalam dalam, dia berpikir tidak ada gunanya dia tinggal lebih lama di kantor. selain tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapinya juga anaknya sedang menunggu kepulangannya sendirian di rumah.

akhirnya ambar membereskan barang barangnya dan segera keluar ruangan kerjanya untuk pulang ke rumah.

####



PART 3

ambar berlari lari menembus hujan gerimis di parkiran kantornya, buah dadanya bergoyang goyang seiring dengan derap langkahnya.

namun ketika membuka pintu mobil ambar menyadari sesuatu yang salah mobilnya, dia mengamati dengan seksama keadaan mobilnya. ban mobil bagian belakang sebelah kanan ternyata kempis, kondisinya sudah benar benar rata karena anginnya sudah banyak keluar.

ambar semakin bingung karena dalam keadaan hujan seperti ini dia tidak bisa mengganti ban mobilnya yang kempis. dia hanya clingak clinguk ke segala arah untuk mencari orang yang bisa membantunya.

sementara itu dari kejauhan, bowo si petugas keamanan melihat ambar yang terlihat tengah kebingungan di tengah hujan. dia segera bergegas menghampiri ke arah mabar setelah sebelumnya membawa payung dari bawah meja kerjanya.

"ada apa bu?"

"eh mas bowo, ini mas ban saya bocor"

"wah iya bu, sampai habis gitu"

"mas bisa tolong gantiin ban"

"bisa bu, biar lihat dulu bu"

"oh iya mas, saya buka bagasinya dulu"

cklek, pintu bagasi belakang mobil putih berjenis sedan itu mulai terbuka, bowo segera membuka bagasi belakang.

"sini mas, biar saya bawakan payungnya"

"oh ini bu"

bowo terlihat membuka bagian dasar mobil ambar, dia melihat lihat ban cadangan serta peralatan dongkrak.

"ini ban dan dongkraknya ada bu"

"jadi bisa mas?"

"tapi ini ban cadangannya juga kelihatannya bocor"

"oh gitu mas"

ambar tidak tahu menahu sekali soal kondidi mobilnya, dia hanya menggunakan mobilnya sedang urusan kondisi menjadi pekerjaan suaminya.

"sudah ibu naik taksi saja, mobilnya di tinggal saja dulu, nanti saya tambalkan dulu bannya dan baru diganti besok baru dibawa pulang"

"oh iya bener juga mas, lagian anak saya sudah nungguin saya di rumah sore begini"

"ya sudah bu saya panggilkan taksi dulu"

####

sudah hampir setengah jam ambar menunggu taksi yang sudah dipanggilkan bowo, namun taksi yang ditunggu tak kunjung datang.

"ini kok lama ya mas taksinya"

"kurang tahu bu, tadi saya sudah telepon poolnya"

"mungkin jam sibuk ya mas"

"mungkin bu"

"wah padahal sudah gelap, anak saya gimana di rumah"

"gimana kalo naik bus saja bu, nunggu dari depan"

"oh iya ya mas"

"kalo begitu saya pinjam payungnya dulu ya mas"

"silakan bu"

"terima kasih sebelumnya ya mas bantuannya"

"sama sama bu"

ambar berjalan menembus hujan dengan payung, namun karena hujan disertai angin membuat kemeja putih yang dipakainya menjadi basah.

blazer yang dia pakai tadi tertinggal di mobil namun karena bis yang akan dia tumpangi sudah datang dia terpaksa naik dan tidak sempat kembali untuk mengambil blazernya karena dia harus segera pulang.

####

saat naik ke dalam bus, ternyata tempat duduk sudah penuh, ambar terpaksa berdiri dalam perjalanan pulang naik bus itu.

setelah beberapa saat bis berjalan, sedikit demi sedikit bis mulai penuh dengan penumpang.

terutama saat sampai di depan halte beberapa penumpang lelaki masuk sehingga membuat posisi berdiri ambar terdorong ke bagian belakang bis.

sementara itu penumpang laki laki disekitarnya mulai melihat bagian dadanya yang terlihat penuh dengan kemeja yang dipakainya.

belum lagi air hujan yang membuatnya basah membuat bh yang dipakainya menjadi tercetak jelas di kain putih kemejanya. bh berwarna krem dengan model full cup berhiaskan renda itu terlihat jelas menyangga payudaranya oleh penumpang lelaki disekitarnya.

namun karena ambar tidak menyadarinya, dia hanya tenang tenang saja dengan hal itu dan tidak memikirkannya. ambar yang berdiri menghadap ke arah kaca samping bis, di depannya ada laki laki setengah baya yang duduk terkantuk kantuk.

posisi kepala si lelaki yang sedang mengantuk itu tepat di depan dada ambar yang membusung indah. goyangan bis yang berjalan membuat beberapa kali kepala lelaki tadi terbentur payudara amabr yang berukuran besar.

meskipun merasa risih, ambar tidak berpikiran buruk terhdap lelaki itu karena dia pikir hal itu tidak sengaja. dia hanya berusaha menutup bagian dadanya dengan tas kerja yang dia bawa untuk melindungi bagian dadanya agar tidak membentur kepala lelaki itu.

####

pukul 6.20 petang ambar tiba di halte dekat pintu gerabang masuk perumahan tempat tinggalnya.

setelah bis berhenti dia segera turun dan membuka payung untuk melindungi diri dari hujan.

ambar berlari lari kecil menembus hujan sepanjang perjalanan dari halte ke rumahnya.

"dek ibu pulang"

"kok lama banget sih ma?"

"tadi mobil ibu bocor, jadi naik bis deh"

"oh gitu ya"

"udah makan?"

"belum, lauk udah habis buat makan pulang sekolah tadi"

"yaudah ibu mandi dulu habis itu ibu masak buat makan bareng, masih kuat kan?"

"masih dong bu"

"yaudah ibu mandi dulu, kamu nonton tv saja dulu"

baru saja ambar berjalan ke arah kamarnya, andi sang anak memanggilnya kembali.

"bu.."

"apa dek?"

"itu rok ibu ada yang nempel"

"masa? apa yang nempel?"

ambar membalikkan tubuhnya berusaha melihat apa yang menempel di rok span yang dia pakai.

ternyata di roknya menempel cairan putih kental mirip ingus tepat di bagian pantatnya dan mengalir sampai ujung bawah dan seabgian mengenai kaki putihnya.

"ini apa ya?" batinnya heran

namun ambar tidak mabil pusing dengan cairan yang menempel pada roknya itu dan segera masuk ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian.

####



PART 4

sore itu ambar termenung di ruangan kerjanya yang terletak di salah satu sudut bagian divisi riset dan pengembangan perusahaan tempatnya bekerja.

dihadapannya bertumpuk tumpuk file laporan calon peserta pengujian obat yang tengah dikembangkan perusahaannya.

namun tak satupun dari sekian banyak calon tidak satupun yang lolos dan memenuhi kriteria sebagai peserta pengujian obat.

ambar berpikir keras bagaimana dia harus menyelesaikan masalah yang dihadapinya ini sedang tenggat waktu hanya sampai akhir bulan.

dia mengangkat gagang telepon dan menekan angka angka untuk disambungkan interkom pada orang yang dia tuju.

selama beberapa saat tidak ada jawaban dari ujung lain telepon yang ambar coba hubungi, hanya nada tunggu yang terdengar di telinganya.

"apa sudah pulang ya?" batin ambar

dia melihat jam dinding di ruangannya dan waktu menunjukkan pukul setengah 5 sore saat itu.

"ah coba kuhubungi lagi"

ambar kembali menghubungi dengan telepon dan kali ini tidak lama kemudia terdengar jawaban dari ujung lain.

"selamat sore bu, ada yang bisa dibantu?"

"eh..iya pak tolong ke ruangan saya segera"

"baik bu, saya segera kesana"

tidak lama kemudian dari balik pintu muncullah sesosok lelaki berusia 40 tahunan seumuran dengan usia suami ambar.

lelaki itu adalah pak yono, kepala laboratorium klinis yang dibawahi oleh divisi riset dan pengembangan yang dikepalai ambar.

"selamat sore"

"eh iya silakan duduk pak"

"ada keperluan apa bu?"

"begini pak saya mau membicarakan soal pengujian obat baru kita"

"o kalo itu masih belum ada subjek yang memenuhi kriteria bu"

"maka dari itu saya mau bicara dengan bapak?"

"maksudnya bu?"

"begini pak bagaimana jika saya sendiri yang mengajukan diri menjadi subjek pengujian obat"

"wah bagaimana ya bu? masalahnya meskipun nanti ibu memenuhi kriteria namun setahu saya secara legal hal itu tidak dibenarkan untuk menggunakan subjek dari personil dalam perusahaan"

"saya tahu itu pak, dan saya paham, tapi tenggat waqktu tinggal sebentar, kalo terus diundur saya takut perusahaan kita harus membayar penalti karena wanprestasi yang kita lakukan"

"wah bagaimana ya bu..?"

"bapak tenang saja saya yang bertanggung jawab"

"tapi bu.. "

"tugas bapak hanya memeriksa saya apakah memenuhi syarat atau tidak, jika nantinya ada konsekuensi hukum yang terjadi saya yang menanggung"

"baiklah bu"

"kalo begitu sore ini juga saya minta pemeriksaan diri saya sebagai subjek pengujian, untuk selanjutnya menjadi urusan saya"

####


ambar dan pak yono kemudian berjalan menuju ruangan laboratorium klinis tempat pak yono bekerja.

setelah memastika keadaan aman, pak yono sibuk mengisi blangko kosong untuk catatan medis calon subjek pengujian obat"

"untuk identitas biar saya yang isi pak"

"baik bu"

"sekarang langsung pemeriksaan saja"

pak yono mengambil berbagai peralatan dari meja kerjanya, tangannya penuh membawa peralatan untuk mengukur kesehatan ambar sebagai subjek pengujian.

mulai dari stetoskpo, tensimter, termometer sampai pita ukur dia bawa bersamanya ke arahmeja periksa tempat amabr berada.

"mari bu saya periksa dulu"

"silakan pak"

amabr merebahkan tubuhnya diatas meja periksa, sehingga dadanya semakin membusung dihadapan pria yang bukan suaminya.

blus ketat berwarna pink terlihat sesak menampung buah dada ambar yang berukuran diatas rata rata wanita pada umumnya.

beberapa kali pak yono berusaha membetulkan letak penis di balik celananya, meskipun berusaha seprofesional mungkin melakukan tugasnya namun tetap saja tubuh ambar yang montok mustahil dia abaikan.

satu persatu tahap pemeriksaan dilakukan pada ambar, dengan teliti pak yono berusaha mengukur kondisi tubuh atasannya itu.

"sudah selesai bu"

"sudah semua pak?"

"masih ada tes darah, tapi hasilnya tidak bisa langsung keluar"

"terus bagaimana pak?"

"malam ini saya akan lembur untuk menyelesaikan tes darah ibu, sehingga paling cepat nanti tengah malam sudah keluar"

"terima kasih pak atas kerjasamanya, untuk selanjutnya nanti biar saya yang mengerjakan"

"baik bu"

"kalo begitu saya pulang dulu"

"silakan"

####

ambar meninggalkan temapt kerjanya untuk kembali ke rumah, sepanjang perjalanan dia berdoa agar dia memenuhi syarat untuk menjadi subjek tes obat barunya.

saat ini tidak ada yang dia bisa lakukan selain hanya menunggu laporan dari pak yono, yang tengah berusaha menyelesaikan tes darahnya.

dia sadar yang dia lakukan ini tidak benar, namun dia terpakas melakukannya karena sudah tidak ada jalan lain.

meskipun secara medis hasil pengujiannya valid namun secara hukum yang dia lakukan tidak bisa dibenarkan karena telah melanggar klausa perjanjian antara perusahaannya dengan si klien.

dia sadar resiko yang dihadapinya dengan melakukan semua ini, tapi dia berusaha agar serapi mungkin menutupi pekerjaannya ini.

ambar berusaha sesedikit mungkin membagikan informasi ini pada orang lain diperusahaannya.

semakin sedikit orang yang tahu maka kemungkinan terbongkarnya rencana ini akan semakin kecil sehingga resiko dia menghadapi konsekuensi hukum juga bisa dihindari.

PART 5

malam itu ambar dan andi tengah menonton siaran berita di tv bersama di ruang keluarga.

meskipun begitu ambar sedari tadi hanya fokus menunggu laporan dari pak yono di hp nya, meskipun sebelumnya sudah diberitahu paling cepat tengah malam"

"bu kok dari tadi perhatiin hape terus"

"eh ndak kok dik"

"dari bapak ya?"

"ndak, ini urusan kantor ibu"

"oh.. ngomong ngomong bapak pulang kapan ya bu?"

"masih lama dik, masih sebulan lebih"

"kok lama ya?"

"adik sudah kangen sama bapak? kan bisa telepon"

"yah kalo telpon sih ndak puas"

"ya sudah yang sabar nunggu bapak, adik doain bapak biar bapak sehat disana"

"iya bu"

ambar termenung mendengar kerinduan andi pada ayahnya, dalam hatinya dirinyapun tidak jauh berbeda. meskipun sudah terbiasa ditinggal mengurusi proyek namun tetap saja berat rasanya amabr untuk hidup tanpa suami di rumah.

selain itu sebagai wanita ambar juga membutuhkan pelampiasan birahi yang semakin memuncak seiring waktu.

sudah 3 minggu sejak terakhir kali dia berhubungan dengan sang suami, yaitu pada malam keberangkatannya ke kalimantan. itupun tidak bisa all out karena dia sadar suaminya harus menjaga kondisinya untuk perjalanan jauh.

belum lagi kini hubungan nya dengan sang suami mulai berkurang secara kualitas dan kuantitas. kesibukan mereka berdua membuat keduanya urung untuk saling melepaskan hasrat suami istri mereka satu sama lain.

#####

jam menunjukkan pukul 1.30 dinihari, andi sudah terlelap tidur di kamarnya sejak 4 jam yang lalu.

sementara itu ambar masih terjaga tidak bisa tidur bahkan untuk memejamkan mata sejenak. dia masih menunggu laporan dari pak yono, yang seharusnya sudah selesai saat itu namun belum juga ada hasilnya. menit demi menit berlalu, mata ambar mulai terserang kantuk, sedikit demi sedikit dia mulai tertidur karena lelah menunggu.

namun ketika dia berusaha memabaringkan tubuhnya tiba tiba hapenya berbunyi.

tiiitt tiiittt tiiittt

ambar kembali terjaga, matanya terbuka lebar mendengar suara dering hapenya itu, yang dia tunggu akhirnya tiba. dia mengambil hape di meja kecil di samping tempat tidurnya dan dengan berdebar membuka pesan masuk dari pak yono.

"ibu masuk kriteria, pengujian bisa dilakukan"

ambar senang bukan main, beban dipundaknya sedikit berkurang dengan kabr dari pak yono tadi setidaknya dia bisa menguji obat barunya itu.

"terima kasih pak, medikasi akan saya lakukan sendiri"

amabr lalu beristirahat, rasanya dia lelah sekali menunggu hasil pemeriksaannya semalaman ini.

dia harus menyiapkan diri karena mulai besok dia harus menguji sendiri obat yang dibuatnya.

####

pagi itu ambar dan andi sarapan bersama seperti biasanya, tidak ada yang istimewa sampai selesai sarapan.

setelah membereskan meja makan dan membawa peralatan ke dapur, ambar merogoh kantong blazer yang dipakainya. dia mengambil botol berisi obat berwarna putih berbentuk tablet, dia lalu mengmbil satu lalu diminumnya dengan bantuan air putih.

"ibu minum apa?"

ambar kaget ketika anaknya ternyata sejak tadi berdiri memperahtikan dirinya yang minum obat yang dia uji.

mendengar pertanyaan anaknya dia berusaha bersikap biasa, dan mencoba menjawabnya dengan asal karena tidak mungkin dia memberitahu yang sebenarnya.

"ini vitamin dik"

"oh andi boleh minta?"

"jangan, ini rasanya pahit, buat adik ambil yang di kulkas aja ya"

"ah kirain yang rasa jeruk"

"buat orang gede masa rasa jeruk, sudah siap berangkat"

"sudah"

"yuk masuk mobil"

####

sesampainya di kantor ambar langsung menuju ruang kerja pak yono yang ada di ujung bangunan pabrik. dia masuk kedalam laboratorium dan melihat belum ada siapa siapa disana, hanya lampu ruangan kerja pak yono yang terlihat menyala.

dia segera menghampiri ruangan tersebut dan membuka pintu tanpa mengetuk pintu sebelumnya.

cklek

ambar terkejut melihat pak yono tengah ganti baju, dia sedang melepas celana ketika ambar masuk ruangannya.

"ma.. maaf pak"

"eh..iya"

ambar lalu menunggu pak yono diruang utama laboratorium, namun entah kenapa pikirannya penuh dengan kejadian tadi.

amabr kini menjadi terngiang dengan yang baru saja dilihatnya, pak yono yang sedang mengganti baju. penis berwarna hitam dan berurat terlihat menjulur di selangkangan pak yono yang bertubus kurus.

meskipun tidak tegang namun ukurannya cukup besar bahkan hampir menyamai milik suaminya saat tegang.

ambar larut dalam lamunannya membandingkan penis suaminya dengan penis rekan kerja nya itu yang jauh lebih besar. namun ditengah lamunannya, dia disadarkan oleh suara pak yono.

"maaf bu menunggu lama"

"eh iya maaf pak tadi saya ndak ketuk pintu dulu"

"oh ndak apa apa saya juga yang ceroboh, ada apa ya bu?"

"begini pak saya mau minta blangko pengisian subjek pengujiannya untuk saya isi"

"ibu sudah mulai konsumsi obatnya"

"sudah tadi pagi"

"sudah ada perubahan yang ibu rasakan?"

"ehm ini rasanya payudara saya mulai berdenyut denyut"

"ehm kalo begitu obatnya sudah bekerja, tinggal menunggu bekrja sempurna saja bu"

"iya pak"

"tapi kalo boleh saya sarankan, untuk memacu produksi air susunya bisa dibantu dengan memberi rangsangan pada kelenjar payudara ibu"

"itu tidak apa apa pak? tidak akan merusak data pengujiannya nanti"

"tidak bu justru perlakuan itu akan mengkondisikan ibu sama seprti ibu yang menyusui, sehingga hasil pengujian lebih mendekati kondisi riil"

"oh begitu ya pak"

"ibu bisa memakai pompa asi agar lebih mudah nantinya dalam merangsang kelenjar payudara ibu dan melakukan pengumpulan produk asi jika nantinya sudah keluar"

"oh baik pak"

####

PART 6

seminggu sudah sejak ambar mulai proses medikasi pada dirinya sendiri, dan sejauh ini obatnya menunjukkan tanda tanda yang menggembirakan.

payudara nya kini selalu terasa berdenyut denyut, rasanya juga lebih penuh dan kadang terasa nyeri, namun itu hal yang biasa bagi wanita yang sedang memproduksi asi.

payudaranya yang berukuran besar kini semakin bertambah besar dengan produksi asi di dalamnya.

jika sebelumnya dia memakai bh berukuran 36d kini dia mulai membeli bh baru karena bh yang lama sudah tidak muat.

setidaknya ukuran payudaranya kini menjadi 38e, atau naik satu cup dari ukurannya sebelumnya.

bahkan untuk memudahkan dirinya memeras payudaranya dia kini memakai bh menyusui yang bisa dibuka bagian depannya tanpa harus membuka kaitan belakangnya.

seperti malam itu setelah menunggu andi tidur lebih dahulu ambar diam diam menyiapkan alat untuk memeras susunya.

pompa asi yang dia bawa dari kantor dia keluarkan lalu dirangkai dengan cekatan oleh tangannya diatas meja makan.

lalu tangannya perlahan mulai melepas kancing piyama bergambar hello kitty yang dia pakai.

setelah itu dia membuka kaitan depan bh menyusui yang dia pakai,sehingga tersembulah buah dada putih berhiaskan puting dan areola berwarna coklat gelap.

dari ujung puting payudaranya ambar melihat ada tetesan cairan berwarna putih dan rembesan basah di bh nya.

"bagus, sudah keluar" batin ambar

dia segera mengarahkan ujung corong penghisap ke kedua payudaranya setelah sebelumnya menghidupkan mesin penghisapanya.

ngguuunngg

suara mendengung pelan terdengar dari mesin sedot bertenaga listrik itu saat menghisap payudara besar ambar.

puting ambar tertarik tarik maju mundur dalam corong penghisap seiring dengan gerakan pompa asi.

serrr serrr

air susu mulai memancar dari puting payudara ambar, dan cairan itu mengalir lalu tertampung dalam botol yang terhubung dengan corong penghisap.

####

jam dinding menunjukkan pukul 1.30 dinihari ketika andi terbangun dari tidurnya yang lelap.

nguuungg nguuunngg

"suara apa itu ya?"

andi mendengar suara aneh dari luar kamarnya, dan karena penasaran dia mencoba mencari sumber suara itu.

perlahan dia membuka pintu kamarnya dan benar saja suara itu semakin terdengar jelas oleh andi.

setelah dia cari cari ternyata suara itu berasal dari arah dapur yang terletak dibagian belakang rumahnya.

karena penasaran dia mencoba berjalan kearah dapur yang malam itu terlihat terang karena hanya di dapur yang lampunya menyala.

dari balik pintu menuju ke arah dapur, dia mencoba mengintip sumber suara mendengung yang dia dengar itu.

betapa kaget dirinya ketika melihat sang ibu yang duduk di meja makan tengah bertelanjang dada.

belum lagi andi melihat di payudara ibunya ada sebuah alat yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

benda yang menempel pada payudara ibunya itu terhubung oleh sebuah selang bening pada alat lain yang dari tadi mendengung itu.

bayu melihat sang ibu sedang memejamkan matanya ketika alat itu menghisap hisap payudara ibunya itu.

"apa yang dilakukan ibu malam malam begini?"

"itu pake buka baju segala?"

"eh tetek ibu kok ada yang menempel ya?"

batin andi penuh dengan pertanyaan heran ketika melihat kegiatan yang dilakukan ibunya malam itu.

"eeeerrgghhh"

suara desahan ambar yang cukup keras membuat andi yang sedari tadi mengintip menjadi terkejut.

"eh ibu ndak apa apa kan ya?" batin andi cemas sambil terus mengintip.

tampak cairan putih di botol yang tersambung di corong hisap mulai bertambah sedikit demi sedikit.

andi terus memandangi tubuh ibunya sendiri terutama bagian payudara ibunya yang berukuran besar dengan puting coklatnya.

payudara ibunya terdapat garis garis hijau tipis yang terlihat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.

"argghhh eghhh shhh" suara desahan ambar semakin keras.

andi sangat ketakutan ketika dia melihat dan mendengar ibunya mendesah kecang sekali.

namun anehnya sang ibu masih memejamkan matanya dari tadi dan raut wajahnya menunjukkan sesuatu yang berbeda.

andi bingung harus berbuat apa, apakah dia membiarkan saja ibunya dalam keadaaan seperti itu atau harus membangunkannya.

andi semakin panik ketika melihat tubuh montok milik ibunya yang telanjang mulai bergetar getar.

"akhhh.. ssshhh"

suara desahan ambar semakin keras dan gerakan tubuhnya juga semakin jelas, andi tidak tahu apa yang terjadi dengan ibunya.hingga..


"akhhh"

sekali lagi ibunya mendesah keras sekali namun kali ini diikuti dengan tubuh ibunya yang menengang dan bergetar hebat.

raut wajah andi semakin pucat penuh ketakutan dan dia segera berlaari masuk ke dalam kamarnya.

dia mengambil selimutnya dan berusaha memejamkan matanya lagi agar dia tidak lagi melihat apa yang baru saja dia lihat.

####

sementara itu ambar di meja makan tengah mengatur nafasnya kembali yang terengah engah.

dia baru saja mengalami mengalami orgasme hebat setelah payudara nya diperas untuk dikeluarkan air susunya.

payudara ambar merupakan titik paling sensitif dari tubuhnya.

"akh.. aku keluar gara gara diperas susuku"

memang sudah lama sekali sejak ambar berhubungan seks, dan ketika payudaranya diperas sudah cukup membuat dirinya orgasme hebat.

"akh susunya sudah penuh"

ambar senang sekali payudaranya sudah menghasilkan banyak air susu yang merupakan tanda bahwa obat yang dia minum bekerja.

kini tugas ambar hanya tinggal rutin melakukan pemerahan susu untuk mengisi data pengujian obat yang diperlukan.




BERSAMBUNG...



Kenikmatan yang Bu Ambar rasakan bag-2


Klik Nomor untuk lanjutannya
x
x