Cerita Dewasa - Lastri di kerjain Juragan S-2

Lastri di kerjain Juragan S-1

cewek amoy
Lastri


Lastri diberitahu bagaimana awal hubungan Nining dengan Sastro. tentang bagaimana mereka kerap bercinta di belakang suami Nining. dan sampai akhirnya Nining melahirkan 3 anak terakhirnya yang semuanya adalah benih Sastro.

dengan berbaring di samping Lastri,Nining menceritakan bagaimana dia memanfaatkan peristiwa kecelakaan yang dialami Aris untuk menjebaknya pada Sastro.

Lastri hanya bisa mendengar kenyataan pahit itu dengan pasrah. badannya yang lemah tak berdaya hanya dapat menerima perlakuan kedua orang itu.

"creek... creee..ecrekk"

Sastro di sebelah kirinya selama 30 menit terakhir terus bermain dengan vaginanya. rok bawahan yang dia pakai kini sudah melorot hingga lutut. sedangkan tangan Sastro sudah berada dalam celana dalamnya. jari jarinya terus menusuk nusuk vagina Lastri hingga mendapat tiga orgasme beruntun. kini celana dalamnya sudah basah kuyup akibat cairan orgasmenya sendiri.

"slrruup... slrupp"

sementara Nining berada di sisi lain sedang asyik bermain dengan buah dada Lastri. mulutnya sedang mengulum pentil milik Lastri. Nining menghisap pentil Lastri kuat kuat seakan ingin mengeluarkan air susu dari dalamnya. memang bukan hal yang mustahil. karena saat ini dalam rahim Lastri sedang tumbuh janin hasil dari benih Sastro, sehingga dalam beberapa bulan payudara Lastri akan bengkak karena penuh dengan susu untuk calon bayinya nanti.

"ampun pak.. ahhh... sudahhh" hanya itu yang bisa Lastri katakan.

bosan bermain dengan vagina Lastri, Sastro bangkit dan kini sudah mengangkangi kepala Lastri. dengan paksa dia menjejalkan penisnya ke dalam mulut Lastri. Lastri yang sudah tidak berdaya hanya bisa menerima benda hitam panjang itu memasuki rongga mulutnya.

"hemmphhh... hemmhh... hemphhh"

sedangkan kepala Nining kini sudah berada di atas selangkangan Lastri. lidahnya mulai menjilati vagina Lastri yang basah. dijilatinya cairan disekitar vagina Lastri sambil memainkan klitoris Lastri.

10 menit menghujamkan penisnya dalam mulut Lastri kini Sastro hampir orgasme untuk kedua kalinya hari ini. dia menjambak rambut Lastri ketika penisnya kembali memuntahkan lahar panas.

Crrooott!!! Crrooott!!! Crroott!!!

mulut Lastri penuh dengan sperma Sastro. bersamaan dengan itu, dia juga mencapai orgasmenya untuk keempat kalinya. cairan orgasmenya muncrat keluar membasahi wajah Nining.

setelah selesai berejakulasi Sastro segera memakai pakaiannya. dia berpamitan untuk pulang.

"aku pulang dulu ya" kata Sastro sambil meremas buah dada Nining.

keadaan Lastri yang sedang lemah justru membuat Sastro tidak leluasa menikmatinya.

==X=X==

Hari ini Lastri sudah kembali fit dan bisa beraktivitas seperti biasa. semalam suaminya pulang. dia menceritakan perihal kehamilannya. tidak seperti yang dia takutkan Aris menyambut dengan gembira kehamilannya kali ini. dia kelihatan senang sekali akan ada bayi kecil yang meramaikan rumah ini. meskipun tanpa dia ketahui calon yang ada dalam rahim istrinya itu bukan berasal dari benihnya.

Aris yang kurang paham tentang perhitungan kehamilan, tidak curiga ketika mendengar usia kehamilan istrinya sudah berumur 2 bulan.

"bukne mulai sekarang ndak usah capek-capek, kasihan bayi yang di dalem"

"iya, sudah sana berangkat keburu siang nanti"

==X=X==

perlahan namun pasti tubuh Lastri mulai terbiasa menerima penis Sastro dalam vaginanya. setelah mengalami berkali kali gempuran kenikmatan dari Sastro, kini tubuhnya mulai merindukan penis milik Sastro itu. tanpa Lastri sadari dirinya merasakan kenikmatan menjadi seorang pelacur. hanya tinggal satu benteng yang belum hancur saat ini, hatinya saat ini masih belum bisa menerima bahwa kini dia telah menjadi seorang budak seks Sastro.

pagi itu entah kenapa dia semangat sekali berangkat ke rumah Sastro. perubahan hormon selama kehamilan dia menjadi penyebab seringnya perasaan hatinya berubah. Saat ini ingin rasanya segera bertemu dengan ayah dari anak dalam rahimnya itu.

sesampainya di rumah Sastro, dia heran pintu depan tidak tertutup. apakah sedang ada tamu. dia naik ke teras lalu mengetuk pintu.

"tok tok tok"

namun tidak ada jawaban. kembali Lastri mengetuk pintu kayu itu.

"tok tok tok"

rasanya tidak enak masuk ke rumah orang tanpa permisi. namun karena sudah terbiasa sehari hari masuk ke rumah itu, akhirnya Lastri memberanikan diri masuk.

ketika masuk ke ruang tamu, dia melihat ada suara ribut dari kamar tidur utama. awalnya dia karena mengira ada pencuri masuk rumah, dengan ragu ragu dia memberanikan diri mengintip ke dalam kamar.

"hafffu... hafffu"

"mnfuu... mnb... mnnn"

ternyata ada Nining di dalam kamar dengan posisi nungging dan bersandar pada sebuah meja rias dengan kaca berukuran besar. Nining dalam keadaan telanjang.

"mnfuuu... fuuu.

sedangkan Sastro sedang menggenjot Nining dari belakang. dia menghujam hujamkan penisnya ke dalam vagina Nining. dari belakang tangan Sastro memijit mijit pentil Nining. air susu muncrat membasahi kaca yang ada didepan Nining.

"lihat nduk, kamu benar-benar mirip sapi hahahaha" kata Sastro pada Nining.

Tanpa terasa Lastri ikut terangsang. Tangannya mulai mengelus elus vaginanya dari luar.

"ayo nduk.. Nining, kita perlihatkan pada Lastri penampilan terabik kita hahaha"

Lastri terkejut ternyata Sastro menyadari kehadirannya yang sedang mengintp ke dalam kamar. karen aterlalu fokus melihat persetubuhan Nining dan Sastro dia tidak menyadari bahwa bayangan dirinya yang sedang mengintip terlihat dari kaca di depan Nining.

"ayo perlihatkan bagaimana seorang wanita yang sedang disetubuhi oleh kontol pria yang bukan suaminya"

"uahhh... .nghhh.. mnhh.. mnfuu"

Sastro semakin mempercepat genjotannya.

"desahan mu menggairahkan ndukkk"

"heekkkhh... akhhh... lebih cepat pak ahhkku mau keluar"

"kita keluar bersama sama ndukk... aku juga mau keluar"

"tumpahkan pejuhmu di dalam rahimku pahkk... aku ingin hamil anakmu lagi"

Crott!! Crott!! Crott!!

Sastro ngecrot dalam vagina Nining.

"ahhh.. aahhh"

"seandainya suamimu ada disini ndukkk, apa yang ingin kamu katakan?"

"mashhh... maafkan ahhhku. karena telah dihamili oleh kontol lain selain milikmu, mulai sekarang khammuu harus bekerja lebih keras agar bisa menghidupi semua anak pak Sastro di rumah kita. dan selama kamu tidak di rumah. pak Sastro akan selalu menumpahkan bibit-bibit bayinya dalam rahimku ini sampai aku bisa hamil anaknya lagi" kata Nining

==X=X==

memasuki minggu ke sepuluh kehamilan, tubuh Lastri mulai menunjukkan perubahan. perut Lastri mulai agak membuncit, serta perubahan toket Lastri tambah berisi. pakaian yang biasa dia pakai sehari hari kini terasa ketat dan tidak nyaman.

pakaian dalamnya kini banyak yang tidak muat, terutama beha miliknya. jika di dalam rumah dengan leluasa dia tidak memakai pakaian dalam. namun ketika keluar rumah terpaksa dia memakai beha yang mulai kekecilan itu dengan konsekuensi menjadi terasa sesak.

sore itu, waktu Lastri baru saja selesai mandi. dia memakai kain batik yang dililitkan pada tubuhnya, karena kain itu tidak cukup lebar maka tidak semua bagian tubuh Lastri tertutupi. jika dipakai terlalu keatas maka sarea vagina akan terpampang bebas, namun jika terlalu ke bawah kedua buah dadanya akan menyembul bebas.

Lastri memakainya tepat di tengah, sehingga bagian bawah tubuhnya hanya menampakkan paha putis mulusnya sedangkan bagian atas terlihat belahan dadanya.

ketika masuk ke dapur ternyata ada Eko disana.

"lho nak Eko, sampai jam berapa?" tanya Lastri masih dalam kondisi berbalut kain batik.

"baru saja bu" balas Eko sambil salim pada Lastri.

Eko mencium wangi sabun pada permukaan kulit Lastri. dia menjadi terangsang melihat mertuanya yang sedang hamil dalam berpakaian seperti itu.

"lha Anis mana?"

"Anis baru saja keluar bu, sama bapak (Aris), beli sate"

"yasudah kamu istirahat dulu, capek tho habis perjalanan ke sini"

Kemdian Lastri berbalik dan berjalan menuju kamar, dibelakangnya Eko mengikutinya. sepanjang perjalanan masuk ke ruang tengah mata Eko tak lepas menatap bongkahan pantat montok Lastri. bokong Lastri yang tidak tertutup sempurna bergerak gerak seiring dia berjalan.

Lastri bukannya tak sadar akan hal itu. dia tahu selama berbicara dengan menantunya tadi, mata Eko tak lepas dari belahan dadanya. sadar tubuhnya ternyata masih menggiurkan bagi anak muda seperti Eko, 

Ada rasa bangga muncul dalam dirinya. bahkan ketika masuk ke dalam kamar, Lastri sengaja tidak menutup penuh pintu kamar, ada sedikit celah yang cukup lebar untuk dapat melihat ke dalam kamar dari posisi Eko duduk.


Tak lama kemudian Anis dan Aris pulang dari beli Sate. Anis sangat antusias dengan kehamilan Lastri, tidak henti hentinya Anis mengelus elus perut ibunya yang mulai agak membuncit itu. dia senang sekali akan mempunyai adik. sebab selama lebih dari 22 tahun, dia selalu menjadi anak tunggal dalam keluarga ini. meskipun jarak Anis dan adiknya nanti cukup jauh dia tidak peduli.

Malam itu Lastri hanya memakai kaos berbahan katun. dan tanpa daleman sehingga buah dada dan pentil payudaranya tercetak jelas di kaos. dia tidak merasa malu, meskipun ada Eko menantunya. dia tidak menganggap Eko sebagai orang lain sehingga dia tidak risih berpakaian seperti itu.

Saat makan malam, kondisi ruang makan yang tidak terlalu besar membuat pergerakan Lastri tidak bebas. ketika Lastri meletakkan sayur diatas meja secara tidak sengaja bongkahan payudaranya menyenggol tangan Eko.

Eko terkejut ketika merasakan empuknya gundukan besar toket mertuanya itu. Ketika asik makan, tiba tiba Anis menyeletuk

"ibuk ihhh, itu buk teteknya kelihatan" kata Anis sambil menunjuk pada payudara Lastri yang tercetak jelas di kaos.

"iya, bune ini, bune ndak pake beha ya?" tambah Aris

"ndak pak, wong BHnya sudah kekecilan semua" jawab Lastri sekenanya.

"ih ibu ndak malu ihhh" kata Anis

"malu kenapa?"

"tetek ibu gede banget, lagian disinikan ada mas Eko, ibu ndak malu teteknya keliatan sama mas Eko?"

"ya ndak lah, kenapa harus malu sama Eko? iyya ndak nak Eko?" jawab Lastri sambil sikunya menyenggol tangan Eko yang duduk disampingnya.

"ii... iya bu" jawab Eko gugup.

==X=X==

malam itu Anis dan Eko menginap di rumah. setelah malam semakin larut, satu persatu anggota keluarga beranjak masuk ke dalam kamar untuk tidur. tidak terkecuali Lastri juga masuk kedalam kamar.

"mas main yuk" ajak Lastri

"hah main apa?" tanya Aris

"main ini" kata Lastri sambil menunjuk kearah selangkangannya.

"sudah malem bu, bapak besok kan harus berangkat pagi"

"ahhh bapak ini" rajuk Lastri

"lagian ibu lagi hamil muda, bapak takut terjadi apa-apa sama kandungan ibu"

"ndak apa-apa pakne. ayo lah sekali saja pakne"

"sudahlah bu, tidur saja" kata Aris sambil berbalik memunggungi Lastri.

Lastri hanya bisa diam menahan nafsu. dia tidak bisa tidur karena nafsunya yang belum tersalurkan. waktu terus berlalu hingga jam menunjukkan pukul setengah satu dinihari, Aris sudah terlelap tidur. 

Sedangkan Lastri yang tidak kuat menahan gejolak nafsu akhirnya bangkit dari tempat tidur. perlahan dia membuka pintu kamarnya dan melangkah keluar. dia berjalan jalan memutari seisi ruang tengah seperti mencari sesuatu.

Lampu kamar Anis sudah padam menandakan penghuninya sudah tidur. Lastri lalu berjalan mendekati tumpukan pakaian di samping meja setrika. di dalam kegelapan dia terlihat mengambil sesuatu dari dekat tumpukan pakaian tadi dan memasukkannya dalam saku.

Setelah itu dia berjalan kearah dapur. dia duduk di ats amben kayu yang beralaskan tikar pandan di atasnya. dia melihat pada tumpukan sayuran diatas amben. sayur itu adalah bahan masakan untuk keesokan harinya. Perhatiannya tertuju pada sebatang pare berukuran besar, dia mengambilnya lalu mengulumnya hingga pare itu kini basah dengan air liurnya.

Dia menyibakkan rok kulot yang dia pakai, terlihat dia tidak memakai celana dalam. digosokkan pare itu ke bibir vaginanya.

"essshh... shh"

"ehemm..ashh... hemmm"

Vagina Lastri mulai basah akibat gesekan pare itu. Lastri mulai mengarahkan salah satu ujung pare itu ke lubang vaginanya. karena sudah basah pare itu dengan mudah masuk ke vagina Lastri. permukaan berbintik pare yang bergesekan dengan dinding vagina membuatnya mendesah keenakan.

"ahhh... shhh"

Setelah batang pare mentok dalam vaginanya, Lastri mendiamkan pare dalam posisi seperti itu dan mulai membuka kaosnya hingga diatas dada. meskipun masih berpakaian lengkap namun semua organ pribadi Lastri terpampang bebas, vagina yang tertancap pare serta buah dada montok Lastri kini tidak tertutup sehelai benangpun.

Tangan kanannya merogoh kedalam saku roknya. dia mengambil benda kecil dari dalam saku yang ternyata 2 buah jepit jemuran. dia memegang masing masing satu buah dalam tangan lalu secara bersamaan dijepitkan ke kedua puting payudaranya.

Dia meringis saat merasakan rasa sakit pada puting payudaranya namun rasa sakit itu perlahan berubah menjadi senasi nikmat yang menjalar ke seluruh tubuh.

lalu Lastri merebahkan tubuhnya. dia kembali beralih pada pare yang tertancap pada vaginanya, perlahan pare itu digerakkan keluar masuk dalam vaginanya. dia menggunakan pare itu sebagai pengganti penis yang tidak dia dapatkan untuk memuaskan nafsunya.

"ahhh... ehh... hempphh" dia hanya mendesah pelan tertahan takut penghuni rumah lain terbangun karena suara desahannya.

selama seperempat jam dia terus mengocokkan pare itu dalam vaginanya. hingga akhirnya dia mendapat orgasme.

"hapmm... ehhhmm... ah... ahh... ahhh... ahh"

puas mendapat orgasme, dia lalu melepas pare dan jepitan jemuran yang ada di tubuhnya. dia puas mendapatkan orgasme untuk malam ini. dia kembali ke kamar untuk menyusul suaminya tidur.

yang tidak disadari Lastri saat itu, Eko yang baru saja dari kamar mandi melihat dari balik pintu belakang, semua kegiatan masturbasi yang dilakukan Lastri. bahkan dia mengabadikan momen itu menggunakan kamera hape android miliknya.


==X=X==


Anis sedang berdiri di depan pintu rumah. dia mengetuk-etuk pintu rumah itu. tadi pagi dia bersama sang suami sudah kembali ke kontrakan mereka. namun karena hape Anis tertinggal, siang itu Anis kembali ke rumah untuk mengambilnya sendirian.

"kok ndak ada yang jawab ya?"

"apa bu`e sedang pergi?"

Anis berjalan memutari rumah lewat samping. dia mencoba masuk lewat pintu belakang, namun ternyata dikunci dari dalam.

"nduk Anis, ada apa?" kata Nining.

"eh bulik nining, ini Anis mau ambil hape tadi ketinggalan, tapi kok rumah sepi ya? pintunya juga dikunci semua."

"coba kamu cari di tempat pak sastro, mungkin ibu mu di sana"

"oiya, ibu dulu kan pernah bilang kalau sekarang kerja di rumah pak sastro" batin Anis

"terima kasih bulik, Anis nyusul ibu dulu"

Sedangkan dirumah Sastro, terlihat sang empunya Rumah sedang duduk di ruang tengah, tiba-tiba dia beranjak dari tempat duduknya. dia mendekati Lastri yang sedang mengepel lantai rumah dari belakang.

Lastri yang sedang sibuk memegang kain lap basah yang dia sapukan ke seluruh permukaan lantai.

Sastro menarik tubuh Lastri sehingga dia duduk dalam keadaan bersimpuh. Sastro kembali meremas remas payudaranya setelah selama beberapa hari hanya mendiamkannya saja.

"uugh..."

"kelihatannya anakku sehat nduk dalam perutmu" kata Sastro.

"apakah kamu gak kangen aku nduk?" kata Sastro.

tangan Sastro menyingkap baju yang dipakai Lastri sehingga menampakkan perut Lastri yang mulai membuncit. dia mengelus elus lembut perut Lastri dengan tangan kirinya sedang tangan kanannya masih meremas payudara Lastri yang masih terbungkus baju.

"inhhi bukanh anakmu pakhh... ah... ahh" jawab Lastri berkelit. padahal dia tahu benar bahwa janin dalam perutnya adalah anak Sastro.

"ahh..mpun pak, kasihani sa... mphh... shh"

Sastro dengan cepat mencium Lastri dari belakang. dia mengecup bibir Lastri sambil lidahnya menjilati bibir Lastri. Lastri kaget ketika dia dicium Sastro secara tiba tiba.

"ughn... mh... hahh"

"nnmm..."

Awalnya Lastri menolak ciuman Sastro. Tapi kelihaian Sastro, dia mulai menyambut ciumanitu dengan ikut memainkan lidahnya. dia terengah engah karena harus meladeni ciuman Sastro dan menahan nikamt saat diremas remas kedua buah dadanya.

"ada apa? ada apa denganku?" batin Lastri

"jantungku berdetak cepat dan dadaku terasa panas setelah berciuman dengan pak Sastro"

"aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, bahkan ketika bersama mas Aris" batin Lastri.

Sastro memasukkan tangannya dalam rok Lastri dan mengelus elus vagina lstri yang sudah basah dari luar.

"heeh... janghan pak"

"lihat nduk vagina mu sudah basah seperti ini hanya karena ciuman" jawab Sastro.

"tubuhmu ndak bisa bohong nduk dengan perasaan mu sebenarnya" lanjut Sastro sambil menunjukkan tangannya yang basah akibat cairan vagina Lastri.

"jangan pahhkk..ahh"


Sastro melucuti pakaian Lastri sehingga bagian atasnya tinggal tersisa BH krem berenda yang hampir tidak bisa menahan buah dada Lastri yang tumbuh semakin besar.

"lihat nduk, tetekmu sudah mulai membesar"

"ahh ahh"

"nanti setelah bayinya lahir, kamu harus terus menyusuinya nduk"

BH Lastri sudah terlepas dan kedua buah dadanya menjadi terpampang bebas.

"agar bayinya sehat, kamu harus menghasilkan banyak susu nduk" kata Sastro sambil memelintir puting payudara Lastri.

"hyannhh... ahh" teriak Lastri.

"oleh karena itu, mulai sekarang tetekmu harus diperlakukan khusus nduk"

"eh..perlakuan khusus" batin Lastri.

Tiba-tiba Sastro mengangkat tubuh Lastri dengan kedua tangan. Dia membawa Lastri masuk ke dalam kamarnya lalu membaringkan dia diatas kasur. setelah itu dia mulai mengikat kedua tangan Lastri dengan kain pada pojok sandaran tempat tidur kayunya.

"pak, lepasin Lastri"

tubuh Lastri tidak bisa bergerak.

Sastro membuka lemari besar yang ada di kamarnya. Lastri melihat banyak benda aneh yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Sastro terlihat sibuk mencari sesuatu lalu kembali dengan membawa sebuah kardus besar.

Dia meletakkan kardus itu di samping tempat tidur dan mulai membongkar isinya. satu persatu barang dalam kardus dikeluarkan. pertama sepasang mangkok plastik bening berdiameter seukuran gelas besar, silinder plastik besar dengan garis pengukur di samping, beberapa selang plastik, lalu alat yang mirip vacum cleaner.

"jangan pak, jangan" Lastri ketakutan melihat benda benda itu

Sastro dengan terampil merangaki benda benda itu. lalu memencet tombol diatasnya dan tiba tiba mesin itu mendengung hidup.

Sastro duduk di samping Lastri dan mengarahkan mankok plastik bening tadi masing masing pada buah dada Lastri.

"siap ya nduk" tanya Sastro

"jangan pak" Lastri memelas

Tapi Sastro seakan tak mendengar jawaban Lastri. Dia hidupkan alat itu. dan..

"kyaahh... tihdakk" jerit Lastri

Lastri kaget ketika mangkok hisapan kuat di puting payudaranya. rasanya seperti ditarik tarik oleh tangan yang tak terlihat.

"ughh... sudah pak... ahh... ah"

"gimana nduk enaakk? hahaha"

"sudah pak, sudah ahh"

Lastri yang awalnya merasa takut sekaligus sakit pada kedua payudaranya mulai tenang. dia merasakan kenikmatan yang berbeda ketika payudara dihisap seperti itu.

"ahh... ehhmm... ah"

"ohh nikmat sekali... hahh"

"ah.. tidak ini salah" batin Lastri.

Lastri mulai melawan untuk melepaskan diri.

"lihat nduk vaginamu semakin basah, kamu suka diginiin nduk? hahaha"

"ndak pakkk, cukupp... ahh"

"ingat nduk ini semua demi anak kita" kata Sastro sambil mengelus elus perut Lastri.

"anak kita?" tiba-tiba Lastri termenung.

"kamu tidak ingin anak kita nanti tumbuh sehat?"

Lastri hanya terdiam.

"makanya nduk, kamu harus nurut, anggap saja ini pengorbanan buat anak kita"

Lastri mulai terpengaruh mendengar kata kata Sastro. perlahan dia mulai mengendurkan perlawanannya.

"jangan sampai anak kita nanti sampai kelaparan karenakmu tidak menghasilkan banyak susu nduk"

"ah.. iya ini demi anakku" batin Lastri yang mulai tidak bisa berpikir jernih.

sudah hampir setengah jam, Lastri pasrah buah dadanya disedot oleh mesin itu. sudah tiga kali Lastri mendapatkan orgasme hebat selama buah dadanya dihisap seperti itu. dia merasa lemas, namun entah kenapa vaginanya semakin gatal.

"ck... ck... ck.. lihat ini nduk" kata Sastro

Ketika melihat cairan orgasme Lastri membasahi kasur.

"kamu pengen ini nduk?" kata Sastro sambil menunjukkan penisnya yang berurat mengacung sempurnya dengan gagah di selangkangannya.

"ah... aku tidak pernah merasa seperti ini"

Lastri merasa sangat menginginkan sekali penis Sastro menggenjot vaginanya. sudah lama rasanya tubuh Lastri tidak bisa merasakan kenikmatan penis yang telah berhasil menanamkan benih dalam rahimnya itu.

Sastro sudah mengangkang dia atas paha Lastri. dia sudah siap menyetubuhi Lastri. ketika dia mengarahkan penisnya masuk ke vagina Lastri.

"janhngan pakkk, aku mohhonhh"

"diam nduk jangan bergerak" kata Sastro ketika Lastri merapatkan pahanya.

"tolong pahkk jangan" kata Lastri meskipun sebenarnya dia sangat menginginkan penis Sastro.

"kamu sampai basah begini cuma gara disedot tetekmu nduk"

"ahh.. ndak pak"

"kamu tidak pengen kontolku ini nduk?"

"ingat nduk jika aku mengontoli kamu, itu akan mempercepat produksi susumu nduk" lanjutnya

"hah... susuku?" batin Lastri

"jika kamu tidak memproduksi banyak susu anak kita nanti yang sengsara nduk"

"ah .. anak kita?" kata Lastri mulai bicara.

"iya nduk, ini semua demi anak kita"

"ah.. aku ingin kontol enak.. ah bukan.. ini demi anakku" batin Lastri

Lastri sudah terpengaruh. meski tahu ini salah, namun dia membiarkan Sastro menyetubuhinya.

apalagi sudah hamil anak Sastro, tidak ada yang harus ditakutkan lagi jika pak Sastro menyetubuhinya begitu pikir Lastri.

"kalau begitu silakan pak, demi anak kita... "

Penis Sastro sudah mulai memasuki vagina Lastri. dia memasukkan penisnya perlahan karena dia tahu anaknya ada di dalam sana.

"ini nduk, anakmu akan ketemu bapaknya"

"ah... ahh"

Penis Sastro sudah masuk semua dalam vagina Lastri.

"oh.. hemm"

"gimana nduk? enak kan?"

"ah... aahh... panas"

Sastro mulai menggerakkan pinggulnya naju mundur.

"hahh... aghh"

Lastri mulai merasakan kenikmatan penis Sastro.

"ah.. kontol pak Sastro nikmat sekali" batin Lastri

"aduhh nduk, vaginamu enak nduk, rasanya anget dan sempit ahh"

"ah jangan ngomong begitu pak ahh"

"oh... behnnar kamu nduk ini semuahh dehmi anak kita"

Lastri hanya mengangguk membenarkan kata kata Sastro.

"ahh.. pak aku mau keluar... aku mau.. ahh"

Lastri mendapat orgasmenya yang keempat hari itu setelah baru saja mulai disodok Sastro.

"gimana nduk enakk" kata Sastro sambil msaih menggenjot Lastri dalam posisi misionary.

"gimana rasa kontolku nduk ahaha?"

"ahh.. ehnaaakk pak kontolmu enhakk" kata Lastri mulai berani bicara kotor

"ahh... vagina mu juga enhaakk ndukk"

"ahh... lebih dalem pak... lebih cepat"

"hahaha... apa? kamu minta lebih cepat nduk? begini lebih cepat?" kata Sastro sambil mempercepat genjotannya.

"ihyaaa... pahhkkk.. ahh"

Sastro meraih kenob mesin hisap yang ada disampingnya dia memutarnya sampai maksimal.

"akh pentilku pak akh"

"kenapa ndukeh pentilmu?"

"akhh sakit pahkk"

"sudahh.. pakhh.. ahh"

"ingat nduk, ini demi anak kita"

"ahh... ahh iyyaa demi anak kita" kata Lastri ketik hisapan ekstra kuat di buah dadanya berubah nikmat.

"ahh... pentilku panas pak ahh nikmat"

"ahh... aku mau keluar ndukk" kata Sastro diujung orgasme setelah menggenjot Lastri hampir 20 menit.

"ahh... apa?"

"aku akan keluar di dalam vagina mu nduk ahh"

"jahngan pak ahh... jangan"

"aku akan menyirami anak kita dengan pejuhku ndukk ahh"

"tuu.. tu.ngguu pak... fuahh"

"terima pejuhku nakk" kata Sastro sambil memegang perut buncit Lastri.

serr... Crott... Crott

Mereka berdua mencapai orgasme secara bersamaan. sperma Sastro memenuhi rongga vagina Lastri.

"ahh vaginaku penuh pakkk"

"aku merasakan sperma panasmu pak ahh" kata Lastri selama orgasme

Sastro encabut penisnya dari vagina Lastri sehingga spermanya yang kental dan putih meleleh keluar tak tertampung vagina Lastri

Tubuh mereka berdua basah oleh keringat. Sastro beranjak dari tubuh Lastri dan mematikan alat hisap serta melepas mangkok pada payudara Lastri

Sementara itu, dari balik jendela. Anis menyaksikan persetubuhan ibunya dan Sastro. dia hampir tidak percaya dengan yang dia lihat dan dengar.

"bagaimana ibu sampai tega" batin Anis

"ibu sudah berselingkuh"

"dan ternyata anak yang dikandung ibu bukan anak bapak"

Disamping itu dia juga terangsang melihat ibunya yang sedang hamil disetubhi oleh pria yang lebih cocok sebagai kakeknya. bagaimana gerakan liar penis Sastro yang jauh lebih besar dari milik suaminya.

Bahkan selama melihat persetubuhan Sastro dan ibunya tadi dia juga ikut mengocok vaginanya dengan jari. dia mendapapat orgasme dua kali selama melihat ibunya disetubuhi Sastro.

Setelah itu, perlahan dia meninggalkan jendela kamar Sastro dan berjalan pulang. sepanjang perjalanan otaknya kosong setelah melihat persetubuhan tadi.

"gimana nduk? ketemu ibu?" tanya Nining tiba tiba mengagetkan.

"eh.. endak bulik.. ibu ndak ada" kata Anis bohong

" yasudah ditunggu aja, mungkin sebentar lagi pulang" jawab Nining sambil tersenyum penuh makna.

Nining tersenyum mengetahui kebohongan Anis. karena Nining lah tadi yang memberitahu soal kedatangann Anis pada Sastro. dan dengan sengaja membiarkan Anis melihat Sastro sedang menyetubhi ibunya yang sedang hamil. ya Anis memang menjadi target Sastro selanjutnya setelah berhasil mendapatkan Lastri, ibunya

Kembali ke rumah Sastro..

Lastri bangkit dan mulai memunguti bajunya yang berceceran dimana mana. ketika akan memakai CD dan BH, tiba tiba Sastro merebutnya dari tangannya.

"mulai sekarang ndak usah pake CD dan BH lagi" perintah Sastro

"tapi pak... "

"udah kamu nurut saja, kalau kamu pake BH nanti produksi susumu tidak lancar nduk"

"baik pak"

Seperti seorang istri, Lastri menuruti semua perintah Sastro. dia segra memakai baju dan berjalan pulang. pentil Lastri yang masih tegang dan tidak tertutup BH tercetak jelas di baju putih yang dia pakai. cahaya matahari semakin memperjelas bayangan puting payudara yang tercetak dibaju tipisnya itu.

sementara itu dari sela-sela paha Lastri sperma Sastro mulai meleleh turun bahkan ada yang sampai dibawah lutut. jika ada orang yang melihat pasti akan curiga dengan apa yang baru saja Lastri lakukan.

"darimana mbakyu kok baru pulang? itu ditungguin Anis dari tadi?" goda Nining yang sudah tahu apa yang baru saja dialami Lastri.

Lastri kaget mendengar Anis berada di rumah. dia segera masuk ke halaman rumah tanpa menjawab pertanyaan Nining.

"eh.. nduk, kok kesini lagi?"

"eh iya bu, hape Anis ketinggalan"

"o, sudah lama nunggu?"

"belum.. baru dateng" jawab Anis bohong

"ya sudah ayo masuk" kata Lastri sambil membuka kunci pintu.

Anis mengikuti Lastri masuk rumah dari belakang. dia melihat bayangan tubuh ibunya yang tidak memakai daleman bahkan dibelakng lutut ibunya terdapat lelehan sperma yang kental milik Sastro.

Melihat itu Anis menjadi terkejut. bagaimana mungkin orang setua Sastro memiliki sperma sebanyak dan sekental itu.

"ya sudah kamu ambil sana hapemu"

Anis segera masuk ke kamar dan mengambil hapenya.

"Anis langsung pulang ya bu?"

"ndak makan dulu?"

"ndak usah bu"

"yaudah, ati-ati ya"

"iya bu" jawab Anis sambil mencium tangan ibunya.

Setelah melepas kepergian Anis dari teras rumah. Dia segera masuk kembali. ingin rasanya dia tidur, setelah menerima kenikmatan penis Sastro. Lastri segera membaringkan diri dan tertidur. mungkin sambil bermimpi sedang digenjot Sastro... entahlah.

== skip ==


Nining kembali teringat masa lalu dalam hidupnya bagaimana dia dikecewakan oleh lelaki yang dicintainya, dan akhirnya bagaimana dia bisa jatuh dalam pelukan Sastro. dia teringat luka ketika sahabatnya sendiri merebut lelaki yang dia cintai.

== FLASHBACK NINING ==

Dendam Nining bermula..

Malam itu, di sebuah gubuk kecil ditengah ladang singkong yang luas. dengan diterangi cahaya bulan purnama yang sedikit berselimut awan.

"ahm... nhmm"

"haaa... nnhh"

"haah... ."

"jangan mas, jangan disini, aku malu"

"kenapa dik? ndak ada siapa-siapa kok"

"ah... "

Aris menyelipkan kedua tangannya dari bawah ketiak Nining. Aris menggapai payudara Nining dan mengelus elusnya dari balik kaos tipis yang Nining pakai.

"ahh... "

tangan Aris mulai meremas remas gundukan payudara Nining yang masih terbungkus pakaian itu. dia meremas remas payudaranya.

"mmhh... enakk mas"

"kalo kaosnya dibuka pasti lebih enak dik" kata Aris mulai menyusupkan tangannya dari bawah kaos Nining.

"tapi mas... nanti kalo ada orang gimana?"

"aku jamin ndak ada orang, wong malem malem gini"

Aris menarik kaos yang dipakai Nining ke atas. lalu dia melepaskan kaitan BH dan menariknya lepas dari tubuh Nining. Nining sudah telanjang dada, payudaranya menyembul siap untuk dijamah.

"ahh... "

"mm... ya terus mas... terus"

Nining hanya mendesah ketika Aris mulai memainkan puting payudaranya. Aris menyentil-nyentilkan dan menarik narik puting payudara Nining dengan jari jarinya.

"dik liat ke belakang"

dengan tatapan mata yang sayu, Nining menengok ke samping, ke arah wajah Aris. tanpa aba-aba, Aris langsung mencium bibir Nining. hisapan pada bibir Nining yang mesra disambut pula oleh Nining.

"mmhh... "

"ahh... slruup"

Mereka saling memainkan dan membelitkan lidah masing masing. air liur mereka bercampur dan menetes dari sela sela bibir mereka ketika berciuman.

Perlahan Aris mendorong tubuh Nining untuk berbaring di atas kayu gubuk itu. perlahan dia melepas ciumannya dan mulai merayap kebawah. dia menciumi setiap jengkal kulit yang dia lewati, dagu, leher, dada dan perut Nining tidak lepas dari ciuman bibirnya.

dia sudah berhadapan langsung dengan selangkangan Nining yang masih terbungkus rok. dia memelorotkan rok itu hingga ke bawah lutut.

vagina Nining hanya menyisakan celana dalam. Aris juga mulai memelorotkan celana dalam Nining dengan pelan. Nining pun juga membantu dengan sedikit mengangkat pinggulnya sehingga celana dalamnya bisa terlepas dengan mudah.

"ahhemm"

Nining hanya mendesah ketika Aris mulai menjilati vaginanya. lidah basah Aris mulai menusuk nusuk liang vagina Nining. dia memainkan lidahnya dalam permukaan bibir vagina Nining.

"iyahh massshh... teruushh"

"iya itu ya disitu ahahh"

"lagi mas lagiiii ahh"

Nining tidak menyangka sensasinya sehebat ini ketika Aris memainkan lidah pada vaginanya.

"mas ehnnakkk... terus"

tidak hanya lidah Aris yang bermain, kedua jari tangan kanan Aris mulai merayap ke vagina Nining. dimainkan mainkan bibir vagina Nining dengan jari jari itu.

"ohh... hmm"

Aris semakin memainkan jari jarinya dalam vagina Nining. dia sudah mengobok obok Nining yang sudah basah kuyup karena air liurnya.

"ahh... mas Aris ahh"

"ahhku mau keluar ahh"

"sudah mas sudahh"

"rasanya ahhku sudah ndakk kuat"

"ahh..."

tubuh Nining menegang. dari vaginanya muncrat cairan orgasme yang banyak sehingga membasahi tubuh Aris dan lantai gubuk itu. nafas Nining terengah engah, dia tidak menyangka akan mengalami orgasme sehebat itu.

setelah melihat keadaan Nining pulih, Aris segera meraih tubuh Nining dan menariknya.

"aduh mas... mau kemana"

namun Aris hanya diam dan berjalan keluar gubuk. dia lalu duduk diatas pematang sawah yang tertutup rumput. celana Aris sudah terlepas sehingga menampakkan batang penisnya yang disinari oleh bulan purnama.

seolah sudah paham, Nining segera menghampiri Aris lalu duduk mengangkangi penisnya. perlahan dia menurunkan pinggulnya.

"ekkhh... "

Nining mendesah ketika penis Aris mengenai bibir vaginanya. dia berniat mendiamkan sebentar sebelum penis Aris memasuki vaginanya, namun tiba tiba Aris menghentakkan penisnya masuk dalam vagina Nining.

"akhh... "

Aris yang sudah tidak sabar segera menggenjot Nining dari bawah. vagina Nining yang sudah basah memudahkan genjotan yang dilakukan Aris.

"ahhkk... "

Payudara Nining yang bergantung bebas itu bergoncang hebat seiring dengan hentakan penis Aris dalam vaginanya.

"auhh... hemm"

Kedua insan berbeda kelamin itu asik bersetubuh di tengah ladang yang ditanami pohon singkong. tubuh mereka yang bermandikan keringat terlihat mengkilat memantulkan cahaya bulan purnama.

"aku mau keluar dik"

"aku juga mas"

"akhh... "

Mereka berdua mendapatkan orgasme bersamaan. mereka saling berpelukan sambil mengatur kembali nafas mereka.

Nining lalu melorot ke bawah. dia menjilati penis Aris yang belepotan sperma. dia membersihkan setiap centi permukaan penis Aris dengan mulutnya sampai tidak ada sperma yang tersisa.

sebulan sejak kejadian malam itu

halaman rumah Lastri sudah penuh tertutupi tenda. hiasan bunga dan kain putih menghiasi tiap sudut tempat itu. kursi kursi tertata rapi dengan tamu yang duduk di atasnya.

sementara itu, di depan Aris dan Lastri nampak bahagia mengumbar tawa. di samping kedua orang tua mereka duduk bahagia pada resepsi pernikahan anak mereka. alunan musik campursari mengiringi resepsi pernikahan Aris dan Lastri hari itu.

namun, jauh di belakang kursi tamu, Nining duduk sendiri melihat kedua mempelai, Dia tidak menampakkan kebahagiaan di wajahnya. meskipun berbalut make up dan pakaian indah di tubuhnya namun kesedihan nampak terpancar dari wajahnya.

bagaimana tidak Aris orang yang selama ini dia cintai, bersanding di pelaminan bersama orang lain. seakan melupakan janji mereka berdua yang akan mengarungi hidup bersama. semuanya sudah Nining berikan pada Aris, bahkan kehormatannya sebagai wanita dia lepaskan untuk bisa mendapatkannya.

namun itu semua belum seberapa, ketika mengetahui sahabatnya sejak kecil adalah orang yang beruntung dipinang Aris. Lastri adalah teman bermainnya, sejak kecil mereka selalu bersama.dia tidak menyangka sahabatnya itu akan tega mengkhianatinya.

Takdir mempertemukan Aris dan Lastri, Nining tak kuasa menahannya. Aris lebih memilih Lastri daripada Nining sebagai sang belahan jiwa. Nining hanya diam menahan perih di dada. tanpa terasa pipi Nining basah oleh air mata.

23 tahun sudah sejak cintanya dikhianati. namun rasa sakit itu tak kunjung pergi. meskipun Nining juga sudah bersuami, hatinya masih sakit ketika melihat kemesraan Aris dan Lastri.

lebih dari dua puluh tahun Nining memendam kecewa, rasa yang lambat laun berubah menjadi dendam yang tak terlihat. dibalik senyumnya didepan Lastri, Nining memendam benci yang dia simpan rapat. perlahan dia mulai menyusun siasat.

==skip==

Masih di scane FLASHBACK DENDAM NINING....

6 tahun yang lalu

desa itu mengadakan hajatan tahunan desa. oleh karena, itu digelarlah acara wayang kulit semalam suntuk di sekitar halaman makam desa itu. warga berbondong-bondong berkumpul di sana untuk menyaksikannya. tidak terkecuali Nining, dia bersama suami dan anak pertamanya tidak melewatkan hiburan itu.

saat itu Nining duduk di atas batang pohon yang sudah ambruk. sedangkan suami dan anaknya berada agak di depan duduk di atas tanah dengan berlaskan sandal yang mereka pakai.

Karena posisi Nining memang agak ke belakang maka agak sulit untuknya melihat dengan jelas. apalagi di tambah lalu lalang warga yang lewat di depannya semakin membuat dia kesulitan melihat ke arah panggung.

Nining lalu berdiri dan berjalan menuju samping panggung untuk melihat lebih jelas. dia berdiri tepat di bawah pohon sengon yang cukup besar. dari situ, dia bisa melihat dengan jelas pertunjukkan wayang yang ada di depannya.

di tengah tengah menonton pertunjukkan datanglah beberapa pemuda 20 tahunan yang ikut menonton dari posisi Nining berada. awalnya tidak ada yang aneh, namun lama lama posisi pemuda pemuda itu semakin menjepit Nining.

Nining yang bertubuh lebih kecil dibanding mereka tidak bisa bergerak apalagi ada parit yang cukup lebar di depannya yang mustahil bisa dia lewati. tidak hanya itu Nining juga merasakan sesuatu menggesek gesek pantatnya.

Nining yang merasa risih ingin berpindah dari situ namun sepertinya dia dihalang halangi oleh pemuda pemuda tadi.

"permisi sebentar mas, aku mau le... mphh"

tiba tiba mulut Nining di bekap oleh tangan salah satu pemuda tadi. suaranya yang tertahan semakin tidak terdengar karena suara sound system yang ada di sekitar panggung.

Nining di seret ke bagian belakang panggung. meskipun daerah tengah panggung cukup terang, namun tidak ada penerangan sama sekali di sekitar panggung. Nining mencoba untuk meronta dan melawan namun tenaganya bukan tandingan pemuda pemuda itu.

Nining lalu di letakkan di belakang panggung tepat di depan posisi dalang berada. salah satu pemuda itu lalu memelorotkan celana dalam Nining dan meyumpalkannya di mulut Nining.

"hmpfff... hempff" hanya itu yang bisa keluar dari mulut Nining.

ada tiga orang yang saat itu memegangi Nining. seorang pemuda masing masing memegangi salah satu tangan Nining. sedangkan pemuda terakhir menduduki pahanya sehinga tidak bisa bergerak sama sekali.

Karena kondisi yang gelap dia bahkan tidak bisa melihat wajah pemuda itu dengan jelas. pemuda yang ada di depannya mulai melepas celananya dan penisnya yang tidak terlalu besar mengacung tegang di hadapan Nining.

sedangkan kedua pemuda yang memegangi tangannya mulai bermain main dengan buah dada Nining. tanpa aba aba pemuda yang ada di depannya memasukkan penisnya dalam vagina Nining.

"hekk..."

Nining terkejut ketika penis pemuda itu menyetak masuk dalam vaginanya. penis pemuda itu langsung menghujam dengan cepat. vagina Nining yang belum cukup basah menjadi sakit menerima hujaman penis itu.

belum ada lima menit pemuda yang menggenjotonya tadi sudah orgasme. dia mengeluarkan spermanya dalam vagina Nining. setelah itu dia berganti dengan pemuda yang memegangi tangan kanan Nining untuk bergiliran menyetubuhinya.

sama seperti sebelumnya tidk sampai lima menit pemuda itu sudah memuntahkan spermanya dalam vagina Nining. begitu juga dengan pemuda terakhir juga tidak sampai lima menit sudah ejakulasi.

Nining hanya bisa pasrah ketika pemuda terakhir menembakkan sperma dalam vaginanya. namun tiba tiba terdengar suara setengah berteriak

"hayo... siapa itu" kata orang yang sedang mengarahkan lampu senter pada mereka.

Karena ketahuan, pemuda tadi segera berlari meninggalkan Nining yang tergolek lemas tak berdaya. mereka lari ketakutan karena tidak menyangka perbutan mereka ketahuan.

"kamu ndak apa apa tho nduk" tanya suara itu.

Nining bingung harus menjawab apa. sementara tangannya masih sibuk membetulkan posisi pakaiannya yang sudah acak acakkan.

ternyata suara itu milik Sastro sesepuh di desanya. mengetahui hal itu Nining bingung dengan kejadian yang baru saja menimpanya.

"eh..pak Sastro"

"kamu ndak apa apa kan nduk?"

"iya, pak aku ndak apa apa, tapi tolong jangan beritahu siapa siap tentang kejadian ini pak?"

Nining takut kejadin yang menimpanya ini menjadi aib keluarga.

"kalau begitu mari aku antar pulang"

"tapi pak, pakaian aku rusak begini?"

"ya sudah sekarang kamu pakai jaketku ini, trus kita lewat jalan pinggir kampung biar ndak ada yang liat"

Nining mengikuti di belakang Sastro berjalan pelan menyusuri jalan pinggir kampung. sesekali Sastro menyorotkan lampunya ke samping untuk melihat kondisi sekitar. ketika sampai di halam belakang rumah Nining yang ditumbuhi pohon bambu lebat, mereka berhenti dan Nining melepas jaket Sastro yang dia pakai dan mengembalikannya.

namun ketika tangan Nining menyerahkan jaket itu tiba tiba tangan Sastro menariknya hingga dalam pelukan Sastro.

"kamu diam saja, kalau ndak mau kejadian tadi tersebar ke mana mana"

"jangan pak jangan"

Sastro meremas remas buah dada Nining sambil bibirnya menciumi leher dan dada Nining.

"sudah pak sudah... ahh"

Nining merasakan nikmat ketika Sastro menciumi leher sekaligus meremas remas puting payudaranya. Nining mulai mengendorkan perlawanannya.

"slruup" suara mulut Sastro mnghisap puting payudara Nining.

"gimana enak nduk?"

Nining hanya mengangguk, setelah di perkosa 3 orang pemuda dia jatuh dalam pelukan orang tua renta. dia tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya malam ini

"sekarang kamu buka bajumu nduk"

seperti kerbau, Nining menuruti semua perintah Sastro. dia melucuti satu persatu pakaian yang dipakainya di depan lelaki tua yang bukan suaminya. di tengah malam dingin dan dibawah lindungan pohon bambu tubuh telanjang Nining terpampang di depan mata Sastro.

"duh, susumu nduk"

Puting susu Nining menegang karena terkena terpaan dinginnya angin malam. Sastro menuntun Nining menuju tangga masuk ke dapur Nining. Sastro duduk di atas tangga dan memberi aba aba pada Nining untuk duduk di pangkuannya.

Nining menduduki penis Sastro. perlahan dia menurunkan pinggulnya sehingga penis itu mulai memasuki vaginanya. dia merasakan sesuatu yang berbeda. penis Sastro ternyata terasa penuh dalam vaginanya jauh lebih besar dari milik suaminya apalagi milik pemuda pemuda tadi yang sudah memperkosanya.

"sshh... ehmm"

"clrepp... crepp"

Nining mendesah ketika Sastro menghisap kedua payudaranya. dia merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan. semenjak kelahiran anaknya 18 tahun yang lalu suaminya mulai jarang memberinya nafkah batin. bahkan ketika sang suami meminta berhubungan dia melakukannya tanpa pemanasan dan hanya mementingkan diri sendiri.

bukannya kenikmatan yang Nining dapat, hanya rasa sakit dalam vagina dan perasaan tanggung karena belum dapat menuntaskan birahi yang memuncak sementara sang suami sudah ejakulasi.

namun penis Sastro yang tertanam dalam vaginanya terasa nikmat apalagi ditambah perlakuan Sastro pada puting payudaranya yang merupakan titik paling sensitif pada tubuhnya.

setelah mendiamkan selama beberapa saat Nining mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun. vaginanya yang basah karena sperma pemuda tadi bercampur dengan cairan kewanitaannya semakin mempermudah penis Sastro yang berukuran besar memasuki rngga vaginanya.

"eshh... ehmm... akkkhh"

"crepp..crpp"

suara desahan mengiringi persetubuhan mereka. tubuh keduanya pun mulai basah oleh keringat masing masing. seperti tadi Nining masih duduk di pangkuan Sastro sambil terus menggoyangkan penis dalm vaginanya. sementara Sastro tetap memeluk Nining dari depan dan terus menyusu pada puting payudara Nining secara bergantian. namun Sastro mulai ikut menggerakkan pinggulnya mengikuti gerakan Nining yang semakin cepat.

selama 15 menit mereka terus bersetubuh hingga akhirnya Sastro meminta Nining berganti posisi. kedua tangan Nining bertumpu pada tembok rumahnya

sedangkan dari belakang Sastro menggenjot vaginanya dengan liar.

"auhh... hemmnduk ahhku mahhu keluar... ahh"

"iya pahkk, aku jughaaa"

"aku keluar di dalam ya nduk"

"terserah ahh... njenengan pahkk..ahh"

crottt... serrr.serr

"akhh... .hemm"

Mereka berdua orgasme secara bersamaan. Sastro menembakkan spermanya dalam vagina subur Nining. ini adalah keempat kalinya dalam malam ini vagina Nining dimasuki sperma lelaki yang bukan milik suaminya.

Malam itu mereka menghabiskan malam berduadi rumah Nining. sementara sang suami dan anaknya menonton wayang, tanpa mereka ketahui Nining di rumah sedang menerima sodokan nikmat dari Sastro.

Malam itu mereka melanjutkan persetubuhan mereka sampai dua kali. dan persetubuhan itu selalu diakhiri dengan Sastro menembakkan sperma kentalnya dalam rahim Nining.

semenjak saat itu Nining dan Sastro menjalin hubungan gelap. ketika suaminya berangkat bekerja dan anaknya sekolah diam diam Sastro seharian menyetubuhi Nining di rumahnya sendiri.

== FLASHBACK NINING END ==

Dan kini pembalasan itu akhirnya tiba, duka dalam hatinya perlahan mulai sirna. melihat Lastri digenjot penis yang bukan milik suaminya. buah dadanya bergoyang goyang seperti wanita hina.

==Skip==


seminggu sudah sejak anis mengetahui perselingkuhan lastri dengan Sastro.
sejak kejadian itu anis terus menerus memikirkan apa yang menjadi penyebab ibunya itu sampai jatuh ke pelukan lelaki tua macam Sastro.

selain itu anis juga bingung bagaimana dia harus menyikapi kejadian ini. apakah dia harus memberitahu ayahnya? apakah dia harus diam saja?

namun sejauh ini anis hanya mendiamkannyasaja. anis juga mulai mengerti bahwa ibunya selalu menyempatkan berhubungan seks setiap kali pergi ke rumah Sastro.

itu berarti rata rata 3 kali sehari ibunya itu digagahi Sastro setiap hari. jumlah itu bahkan lebih sering daripada yang anis lakukan bersama eko saat masih pengantin baru dulu.

anis heran bagaimana mungkin Sastro yang sudah setua itu masih tinggi nafsu dan staminanya untuk menggarap ibunya. bahkan sampai memberi calon adik bayi baru yang kini sedang tumbuh dalam perut ibunya.

anis kadang sampai malu sendiri melihat ibunya yang sudah berumur lebih dari 40 tahun masih bisa hamil.

sedangkan dia sendiri yang masih muda sampai saat ini belum dikaruniai keturunan. apalagi mengingat usia perkawinan anis yang sudah memasuki tahun ketiga, desakan dari keluarga sang suami agar anis segera hamil semakin besar.

sore itu anis kembali pulang ke rumah untuk menengok sang ibu yang sendirian karena aris, ayahnya sudah berangkat menyetor pasir sejak tadi pagi.

bersama dengan eko, anis tiba di rumah yang tampak sepi itu.

"kok sepi ya dik" tanya eko

"mungkin ibu baru keluar mas" jawab anis tampak yakin mengetahui keberadaan ibunya saat itu.

"tapi memangnya ndak apa apa, ibu keluar sendiri? memangnya ibu kemana tho?"

"mungkin ke rumah pak sastro"

"lho ibu masih kerja di sana? memangnya ndak capek ya?"

"ya masih mas, lha gimana lagi wong ibu yang mau lagian katanya kerjanya enak dan ndak capek capek banget"

mendengar ucapannya sendiri, pikiran anis melayang membayangkan apa yang terjadi di rumah Sastro saat ini. mungkin saat ini ibunya sedang bergoyang diatas penis Sastro seperti yang dia lihat saat itu.

hampir setengah jam menunggu ibunya pulang, hari sudah semakin gelap saat jam dinding menunjukkan pukul setengah 6 petang, di luar nampak lastri berjalan memasuki halaman rumah.

"eh kamu pulang nis? kok ndak ngabari ibu dulu" tanya lastri pada anaknya itu.

"iya, ini tadi juga dadakan bu, habis nunggu mas eko pulang kerja baru ke sini" jawab anis sambil salim pada lastri.

ketika anis mencium tangan lastri, hidungnya mencium bau anyir yang sangat kuat dari tubuh ibunya. tidak salah lagi, anis tahu itu adalah bau sperma. hal ini semakin menguatkan dugaannya bahwa ibunya memang baru saja berhubungan seks dengan Sastro.

"tapi kok sampai sore begini bu?" tanya eko, sang menantu, bergantian salim kepada lastri.

"iya ini tadi disuruh mijitin pak sastro, lagi kurang enak badan katanya" jawab lastri sambil tersenyum penuh arti.

"ya sudah ibu mandi dulu, sudah sore ini" kata lastri meninggalkan anis dan eko duduk berdua di ruang tengah.

"ibu hebat ya dik? meskipun sudah cukup berumur dan sedang hamil masih tetap bekerja" kata eko yang hanya dibalas senyuman pahit oleh anis.

lastri segera meraih handuk dan alat mandi yang tergantung di dekat pintu keluar belakang. dengan hati-hati dia menuruni tangga belakang dan menuju kamar mandi yang ada di samping sumur itu.

"grekk... klek"

lastri menutup pintu kamar mandi tanpa atap itu, lalu meletakkan alat mandi yang dia bawa di bibir sumur dan menggantungkan handuk di gantungan paku di sampingnya.

lastri mulai mencopoti jilbab yang dia pakai dan meletakkannya di ember cucian kotor. setelah itu lastri melepas kancing atas daster terusan yang dipakai dan meloloskannya dari bawah ke atas.

srettt

kini terpampanglah tubuh mulus lastri yang tidak tertutupi sehelai benangpun. lastri tidak memakai celana dalam dan bra di balik daster batik dan jilbab coklat yang dipakainya.

rambutnya yang hitam panjang terikat di belakang namun nampak kusut. lehernya yang putih nampak banyak bekas kemerah merahan di sekitarnya. puting susunya nampak tegang mengacung sempurna.

permukaan buah dadanya terlihat bercak bercak putih yang masih belum kering. permukaan vaginannya mulus tanpa rambut kemaluan di atasnya. perutnya kini semakin membuncit dengan bayi tumbuh di dalamnya. dan semua itu tidak lain adalah hasil perbuatannya bersama Sastro.

Sastro lah yang menarik narik rambutnya saat lastri sedang mengoral penisnya. Sastro lah yang memberi cupangan di leher ketika sedang merangsangnya. Sastro lah yang memompa payudaranya agar asinya segera keluar.

Sastro lah yang menyemprotkan sperma di sekitar buah dadanya. Sastro lah yang meminta lastri mencukur rambut kemaluannya. dan Sastro juga lah yang telah berhasil menanamkan bibit bayi dalam perut lastri.

lastri mengingat ingat apa yang baru saja dilakukan bersama Sastro. persetubuhan hebat yang tidak pernah dia rasakan bersama suaminya. penis besar Sastro yang selalu memenuhi setiap ruang vaginanya.

persetubuhan yang mereka akhiri dengan orgasme hebat dan Sastro menyemprotkan sperma kental nan panas dalam mulutnya. sperma yang begitu banyak sampai sampai tidak tertampung dalam mulutnya.

kini lastri seperti kecanduan dengan sperma Sastro. sudah beberapa hari ini lastri selalu meminta Sastro mengeluarkan sperma dalam mulutnya. dan dengan senang hati lastri menerima semburan demi semburan sperma itu tanpa ada setetespun yang tersisa.

lastri meminum sperma Sastro yang penuh dengan protein itu setelah menunjukkannya pada Sastro. dia merasa sperma Sastro sangat enak dan berkhasiat. semenjak awal kehamilan lastri selalu mual dan muntah.

namun setelah meminum sperma Sastro entah kenapa rasa mual itu seperti hilang. jika orang pada umumnya merasa jijik untuk meminum sperma, lastri sendiri justru yang memintanya.

agar kebutuhan nutrisi bayi dalam perutnya terpenuhi, lastri sering mengkonsumsi makanan yang dicampur sperma Sastro di dalamnya. itu semua dilakukan agar makanan yang dia konsumsi tidak dimuntahkan kembali dan bayinya dengan Sastro bisa tumbuh sehat.

setelah mengingat ingat yang dilakukannya bersama Sastro, lastri segera menciduk air dari ember besar dan mengguyurkannya ke tubuhnya. tubuh montok lastri kini basah dengan air sumur yang jernih itu. rasanya semua capek akibat persetubuhannya dengan Sastro hilang dan menyisakan kenikmatan saja di tubuhnya.

lastri menggosok giginya sekaligus menghilangkan bau sperma agar anis dan eko tidak curiga. dia juga menyabuni seluruh tubuhnya agar bau bau sperma Sastro tidak tercium di tubuhnya.

dia tidak melewatkan untuk menyabuni setiap permukaan tubuhnya, selain agar tubuhnya bersih juga untuk memanjakanSastro ketika menyetubuhinya. ketika menyabuni buah dadanya secara tidak sengaja tangan lastri menyenggol puting payudaranya.

rasanya seperti listrik mengalir ke seluruh tubuhnya ketika permukaan kulit tangannya menggesek puting payudara hitamnya. sejak awal puting payudara lastri memang merupakan salah satu bagian sensitifnya, dan kini saat kehamilannya memasuki minggu ke 12 puting payudaranya semakin terasa sensitif.

belum lagi secara rutin 3 kali sehari, setiap kali lastri datang ke rumah Sastro payudaranya dipompa dengan alat pemeras susu setidaknya selama 1 jam sambil Sastro menyetubuhinya, sehingga kini hampir setiap saat puting payudara lastri selalu tegang sempurna.

senggolan, gesekan kain, cipratan air, bahkan hembusan angin selalu membuat puting payudaranya terangsang dan menegang.

selesai mandi lastri segera mengeringkan tubuhnya, dia membalut tubuh montoknya dengan kain batik yang dia bawa sebelum mandi, kain yang berukuran cukup besar itu bahkan tidak bisa menutup tubuh lastri yang semakin membesar di sana sini.

ketika dipakai kain itu hanya dapat menutupi paha bagian atas lastri sampai buah dadanya dan meninggalkan paha dan belahan dadanya tidak tertutupi apa apa. dia membungkuskan handuk pada rambutnya agar cepat kering.

setelah merapikan alat mandinya, lastri keluar dari kamar mandi. dia menyeberangi halaman belakang rumahnya dan masuk ke dalam dapur lewat pintu belakang. di dapur terlihat anis sedang sibuk di depan kompor tampak sedang memasak sesuatu.

"masak nduk?"

"iya bu, ini sayur bening sama goreng tempe sisa dagangan" jawab anis tanpa mengalihkan pandangan dari pekerjaannya.

lastri segera melanjutkan masuk ke ruang tengah dan disana tidak nampak siapa siapa. eko yang tadi duduk di sini bersama anis sudah tidak ada.

"mungkin keluar" batin lastri.

segera lastri masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu rapat.

lastri melepaskan ikatan handuk di rambutnya. rambut hitam panjangnya masih terlihat basah tergerai menghiasi kepalanya. lalu lastri melepas ikatan kain di tubuhnya dan kini tubuh telanjang lastri yang montok kembali terpampang bebas.

buah dadanya yang sebelum hamil berukuran 40b kini sudah bertambah semakin besar, dengan dihiasi areola berwarna hitam dengan seukuran lingkar tutup gelas dan pentil berwarna senada yang tegang seukuran ibu jari, menggantung bebas dan beradu dengan perutnya yang juga semakin besar membuncit berisi buah hatinya bersama Sastro.

bukannya segera memakai baju lastri justru menuju meja rias dan mengambil botol krim pencerah kulit, dengan telaten dia mengoleskannya ke setiap permukaan kulit tubuhnya. tangan, kaki, dan badannya tidak terlewat se centipun.

setelah itu baru lah lastri beranjak dan menuju lemari untuk mengambil pakaian. dia mengambil kaos gombrong serta celana kulot, dan langsung memakainya tanpa pakaian dalam. memang semenjak kehamilan lastri mulai jarang memakai pakaian dalam apalagi di dalam rumah. ukuran tubuhnya yang semakin besar membuat pakaian dalamnya kekecilan dan juga tubhnya yang gampang merasa gerah membuatnya lebih nyaman tanpa pakaian dalam.

selesai berganti baju, lastri segera melipat kain batik penutup tubuhnya tadi dan keluar menuju dapur untuk membantu anis menyiapkan makanan.

dari balik jendela samping kamar lastri, sepasang mata eko, sang menantu dan lensa kamera hape androidnya merekam semua gerak gerik lastri dalam kamar tadi. eko yang berdiri di luar berselimut kegelapan petang tidak terlihat dari dalam kamar lastri yang lebih terang. dengan posisi celana yang sudah melorot, eko mengocok penisnya dan menyemprotkan sperma ke dinding luar rumah lastri.

saat makan malam tiba, lastri, anis dan eko sudah berada di meja makan. sedari tadi eko terus melirik dan memperhatikan gundukan buah dada mertuanya yang tidak terbungkus bh itu, tonjolan puting payudara tercetak cukup jelas di kaos yang dipakai lastri.

bahkan ketika sedang menyiapkan piring, dengan sengaja eko menyenggolkan tangannya ke payudara ibu mertuanya itu dengan berpura pura membantu mengambil piring yang lastri bawa. perasaan berdesir mengalir dalam tubuh eko ketika akhirnya berhasil menyentuh payudara montok milik lastri itu.

cewek amoy
Lastri


lastri agaknya juga terkejut pada awalnya namun tidak berpikir lebih jauh karena mengira itu tidak di sengaja. selama makan eko tidak bisa melepaskan pikirannya dari payudara ibu mertuanya itu dan berulang kali membenarkan letak penisnya yang tegang di dalam celana.

namun kesenangan eko harus segera berakhir, setelah makan malam dia harus kembali ke kontrakan karena harus masuk kerja keesokan harinya.

"bener, ndak mau nginep sini dulu nak eko?" tanya lastri

"iya bu, besok masuk shift pagi soalnya" jawab eko yang sebenarnya ingin sekali memuaskan hasratnya melihat tubuh montok mertuanya.

"biar anis saja yang nginep disini" tambah eko

"ya sudah hati hati yaa di jalan" kata lastri

"ya bu" jawab eko sambil salim pada lastri.

"hati hati ya mas" kata anis kini salim pada suaminya itu.

"ya sudah bu, dik aku pulang dulu"

eko menghidupkan sepeda motor bebeknya itu dan segera berjalan keluar. anis dan lastri yang tadi mengantar kepergian eko juga sudah masuk kembali ke dalam rumah. sepanjang perjalanan dalam pikiran eko selalu terbayang tubuh montok ibu mertuanya tadi yang dia intip ketika sedang berganti baju. dia berniat akan melakukannya lagi jika ada kesempatan lain.

sementara itu di dalam rumah, lastri dan anis sedang menonton tv yang sampai saat ini masih berada dalam kamar lastri. dengan bersandar pada bantal yang ditumpuk lastri menonton tv dengan selonjoran kaki. kedua tangannya mengelus elus perut buncitnya sambil tetap menonton tv. anis yang ada di sampingnya memperhatikan hal itu sejak dari tadi.

"ibu, kelihatan senang sekali ya?" tanya anis pada lastri

"hemmm, iya tho?" jawab lastri

"dari tadi anis perhatiin ibu ngelus elus perut terus" kata anis yang kini ikut mengelus elus perut membuncit ibunya itu.

"oh, ibu cuma ingat waktu ibu hamil kamu nduk, udah lama sekali"

"eh? kenapa bu?"

"nduk, kalo nanti kamu hamil pasti kamu tahu rasanya"

anis hanya diam, keadaan kembali senyap hanya terdengar suara berita dari tv. anis kini berbaring di samping ibunya, kepalanya menempel pada perut lastri sambil memeluk ibunya dari samping kiri.

kini lastri berganti mengelus elus rambut anis yang tidak tertutupi jilbab. lastri melihat wajah anis seperti sedang memikirkan sesuatu.

"nduk"

"iya buk" jawab anis tanpa mengalihkan pandangannya dari tv.

"kamu ada masalah ya? kok dari tadi kelihatan bingung"

"ndak ada apa apa kok bu"

"bener?"

"iya bu, anis ndak apa apa kok"

"ya sudah kalo ada masalah cerita sama ibu"

suasana kembali hening, anis masih tetap memeluk ibunya sembari berbaring. namun kini jari jari tangannya sudah tidak mengusap perut ibunya namun mulai merayap naik ke gundukan payudara lastri.

jari jari tangan kanan anis mulai mengelus elus payudara lastri yang hanya tertutupi kaos yang dipakainya. lastri mengira anis mulai mengantuk dan tidak sengaja menyentuh buah dadanya.sehingga dia hanya mendiamkan meskipun mulai merasakan nafsunya kembali bergejolak karena perbuatan putrinya itu.

namun lama lama lastri semakin terangsang dan gerakan jari jari anis mulai menggerayangi puting payudara lastri.

"sudah nduk"

"kenapa bu?"

"jangan begini ah, ibu geli"

"anis mau netek boleh ndak bu?"

lastri terkejut anis tiba tiba meminta hal aneh seperti itu. meskipun anis anaknya sendiri dan sama sama wanita lastri enggan menuruti permintaan putrinya tersebut.

"ah kamu ini nduk, sudah ah ibu sumpek" jawab lastri sambil berusaha menyingkirkan pelukan tangan anis di antara perut dan payudaranya.

"tapi ibu suka kalo diginiin sama pak sastro" jawab anis enteng sambil kini jari jarinya menarik narik puting payudara lastri yang sudah tegang dari balik kaos yang dipakainya.

"jeddderr" bagai petir menyambar di musim kemarau.

"akh... ndukk..maksudmu apa?" lastri terkejut mendengar perkataan anis.

"anis sudah tahu bu" tangan anis semakin erat memeluk lastri dan kini semakin jelas memainkan puting payudara ibunya.

"sudah tahu?"

"anis sudah tahu hubungan ibu dengan pak sastro"

lastri hanya diam tak bisa bicara apa apa, dia hanya membiarkan anis semakin bebas bermain dengan payudaranya. dia bingung mengetahui perselingkuhannya dengan Sastro terbongkas oleh anaknya.

"anis waktu itu tidak sengaja melihat ibu sedang ngentot sama pak sastro"

"ah... anis jaga mulutmu nduk... " kata lastri setengah membentak ketika mendengar kata ngentot dari mulut anis.

namun seperti mengacuhkan perkataan ibunya anis masih bermain main dengan buah dada lastri yang kini di remas remas dalam genggaman tangannya.

"dan anis juga sudah tahu... "

tangan anis kembali berpindah ke perut lastri dan mulai mengusap usapnya lagi.

"... kalo adik bayi ini adalah anaknya pak sastro."

lastri kembali terkejut, anis tidak hanya tahu perihal perselingkuhannya namun juga tahu asal usul anak dalam perutnya itu. sedangkan tangan anis perlahan mulai menarik kaos yang dipakai lastri ke atas.

Tanpa Lastri sadari kaos gombrong yang dipakainya mulai tertarik keatas menampakkan perutnya yang besar dan semakin keatas sehingga tersingkap sampai diatas payudaranya.

Anis kini telah berhasil menelanjangi tubuh bagian atas ibunya. Kini payudara Lastri terpampang bebas di depan matanya. Anis menempelkan pipinya ke payudara kanan Lastri. Sedangkan payudara Lastri yang lain kini sudah menjadi sasaran jari jari nakal anis.

"ah sudah nduk" kata Lastri ketika Anis memelintir puting payudara kirinya.

"gimana bu? Ibu suka?"

"sudah nduk ibu... Ahhh" teriak Lastri.

Kini Anis sudah mencaplok pentil payudara kanan Lastri. Dia menghisap payudara Lastri dengan kuat sama seperti saat dia masih bayi sambil sesekali menggigit lembut putingnya.

"ahshhh... Ssshhudahh nduk" desah Lastri yang sudah terangsang hebat

selesai dengan payudara kiri Lastri tangan Anis merayap turun lagi dan masuk menyelinap dalam celana Lastri.

"ibu sudah basah begini"

Anis kini mulai bermain main dengan vagina Lastri sambil tetap mulutnya menyusu pada payudara ibunya itu.

"ahkkk... Ahkkk... Ahkk"

tubuh Lastri tersengal sengal menerima tusukan jari Anis pada vaginanya.

"slruuuppp... Anis ndak akan cerita ke siapa siapa... Slruuup" kata Anis sambil menyusu pada ibunya "asal ibu mau menuruti permintaan anis"

"shhh..akkhh" desis Lastri sambil mengangguk menyanggupi syarat anis.

"bagus kalau begitu sekarang ibu nikmati saja"

Anis semakin mempercepat kocokan jarinya pada lubang tempatnya lahir dulu. Kini tiga jarinya mengocok cepat vagina ibunya sambil memainkan kelentitnya. Cukup lama Anis mengocok vagina Lastri hingga akhirnya... "akhhh... Akhhh... Akhh"

Lastri orgasme karena kocokan jari anak perempuannya sendiri. Baru kali ini dia merasakan orgasme yang berbeda karena dilakukan perempuan lain yang juga anaknya sendiri. Anis menarik jarinya keluar dari dalam celana Lastri.

Tangannya basah kuyup karena cairan orgasme Lastri. Diarahkan jari jarinya ke mulutnya dan dijilati cairan di jari jarinya itu sampai bersih. Lalu dengan mulut yang masih penuh dengan cairan orgasme Lastri dia mencium bibir ibunya. Lastripun menyambut dan mebuka mulutnya. Mereka saling memainkan lidah dan bertukar cairan dalam mulut mereka.

Malam itu dihabiskan oleh sepasang ibu dan anak perempuannya dengan saling memuaskan. Dengan bertelanjang kedua insan sejenis itu menjelajahi petualangan birahi mereka yang baru.

---------------------------

Pagi itu Lastri dan Sastro tengah berhubungan seks di rumah Sastro. Lastri yang baru saja datang harus langsung melayani nafsu Sastro.

"hah... Haaahh... Hahhh... "

Nafas mereka berdua terengah engah ketika Sastro menggenjot Lastri dengan posisi menyamping. Kedua tangan Sastro memeluk tubuh Lastri sambil mengelus-elus perut dan payudara Lastri yang kian membesar. Sedangkan paha Lastri membuka dan penis Sastro menyodoknya dari belakang.

"ada apa nduk? Ada masalah yo" tanya Sastro "apa kamu butuh sesuatu, ayo ngomong tho"

"mboten pak, bukan, bukan itu" jawab Lastri

"lha trus apa nduk? Ngomong tho siapa tahu aku bisa bantu"

"Anis pak"

Lastri merubah posisinya sehingga penis Sastro terlepas dari vaginanya. Lastri membalik badannya sehingga kini dia menghadap Sastro yang kini sudah bersandar pada tempat tidur.

"kenapa anakmu nduk?"

Posisi Lastri yang tepat berada di samping pinggang Sastro membuat penis pak sastro berada dalam jangkauannya. Dia meraih penis tegang itu dan mulai mengocoknya pelan.

"sepertinya dia tahu hubungan kita pak"

Sastro awalnya sedikit kaget, namun dia tidak ambil pusing dengan hal itu.

"trus kalo dia tahu kenapa? Kamu takut?"

Lastri hanya diam dan hanya fokus pada kocokannya pada penis Sastro. Kini lidahnya ikut bermain dengan menjilati buah zakar Sastro yang penuh dengan sperma.

"crepp... Crepp" suara jilatan lidah Lastri.

"kamu takut kalo anakmu tahu kamu suka ngemut kontol seperti ini nduk? Hahaha"

"slrupp... Slrupp" kini Lastri mengulum penis Sastro. Mulutnya terlalu penuh untuk menjawab pertanyaan Sastro.

"kamu takut dia tahu kamu suka disogok pake kontolku ini? Hahahaa" Sastro melontarkan pertanyaan pertanyaan provokatif pada Lastri. "dan bahkan sampai hamil seperti ini"

Sastro memegang kepala Lastri yang kini berada diselangkangannya. Dia menarik penisnya keluar dan mendorong Lastri berbaring. Dia memposisikan dirinya di depan Lastri dan siap menyetubuhinya dengan posisi misionary.

"ahh"

Lastri mendesah ketika penis Sastro memasuki liang vaginanya. Meskipun sudah sering dimasuki, rasanya vagina Lastri masih terasa sesak jika dimasuki penis Sastro.

"ahh"

"ahhh"

Desahan Lastri semakin keras ketika Sastro mulai menggenjotnya kembali.

"ah pak kontolmu besar sekali pak ahhh"

"ahhh... Kamu yang semakin sempit nduk" kata Sastro sambil memegangi perut Lastri.

"aku mau keluar pak... Ahhk... Akh" Lastri hampir mencapai orgasme pertamanya hari itu.

Sastro masih menggenjot Lastri dengan teratur hingga... "akhhh... Aku keluarhhh" Lastri mencapai klimaksnya.

"haaahhh.. Hahh... Berhenti sebentar pak" kata Lastri sambil menahan gerakan tubuh Sastro.

Sastro heran dengan sikap Lastri yang cukup aneh hari ini.

"kenapa nduk? Kamu sakit?"

"ndak pak, aku ndak sakit. Ini soal Anis pak"

"kenapa kamu masih takut Anis melaporkan hubungan kita pada orang lain seandainya dia tahu tentang hal ini?" kata Sastro berusaha santai.

Meski sebenarnya dia juga khawatir jika sampai hubungan mereka ketahuan orang lain, bukan hanya tanggapan orang lain disekitarnya dan resiko jeratan hukum yang harus dia terima, namun juga ketakutan petualangannya ini akan segera berakhir.

"bukan pak, justru Anis mau minta tolong" jawab Lastri santai

"maksud kamu apa nduk?" kini Sastro yang menjadi sedikit bingung.

"nduk, ayo masuk sini" panggil Lastri pada seseorang di balik pintu

Anis sudah berdiri di pintu kamar tempat Lastri dan Sastro memadu kasih. Dia hanya diam melihat ibunya sedang dalam keadaan telanjang bersama lelaki tua yang tidak lain tetangga mereka.

"ayo nduk sini" panggil Lastri pada Anis

Lastri beranjak dari tempat tidur meninggalkan Sastro yang masih terkejut tidak percaya melihat Anis sudah berada disana. Belum lagi raut wajahnya tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali.

"ayo nduk katanya mau minta tolong" kata Lastri sambil menarik tangan Anis ke arah tempat tidur.

"ayo nduk, bilang ke pak sastro katanya mau minta tolong... "

"eh?"

"ayo nduk, kamu bilang sekarang mumpung pak sastro ada"

Namun Anis masih diam rupanya dia terpaku pada ukuran penis Sastro yang luar biasa besar. Jauh melebihi ukuran penis suaminya.

"yaudah biar ibu yang bilang." sahut Lastri "ini pak Anis minta dibuatin bayi sama seperti ibunya, soalnya kata Anis suaminya ndak bisa bikin dia hamil"

Sastro awalnya sangat terkejut mendengar perkataan Lastri. Namun selebihnya dia merasa lega sekaligus senang karena bukan hanya petualangannya kini bisa berlanjut tapi bahkan mendapat mangsa baru yang menyerahkan dirinya untuk menjadi pelampiasan nafsunya.

"hahhhaaaaa... " tawa Sastro "kamu bikin bapak kaget nduk. Ternyata kamu juga mau dibuatin bayi? Hahaha yasudah ayo sini"

Sastro tidak sabar menikmati mangsa barunya. Sementara itu Lastri membimbing Anis agar berbaring diatas tempat tidur. Dia menarik pakaian rok panajng Anis ke atas sehingga terpampanglah vagina gundul yang berwarna merah segar. Lastri menguspakan tangannya ke vagina Anis.

"ahh" desah Anis pelan ketika tangan ibunya mengenai vaginanya.

"wah kamu sudah basah sekali nduk"

"uh... Umm"

"silahkan masuk pak silakan, Anis sudah siap"

Sastro mulai merayap naik ke tempat tidur. Dia mengarahkan penisnya ke vagina Anis. Perlahan kepala penisnya mulai masuk.

"shhh... Aduh sakit" Anis mendesah kesakitan ketika batang penis Sastro mulai memasuki vaginanya.

Karena belum pernah hamil dan melahirkan, maka vagina Anis jauh lebih sempit dari milik Lastri, apalagi penis suaminya yang kecil tidak membuat vagina Anis menjadi longgar bahkan masih seperti perawan.

Lastri membuka kancing bagian atas baju Anis. Jilbab yang dipakainyanya kini tersingkap menampakkan leher putih nan jenjang milik Anis. Lastri menarik keatas bh milik Anis lalu menghisap pentil payudara anaknya sendiri.

"ah... Shhh..ehnakkk"

Lastri melakukan itu untuk mengurangi rasa sakit pada vagina Anis yang tengah dipenetrasi oleh Sastro. Dia mengulum dan menghisap pentil payudara Anis secara bergantian dengan mulutnya, tangannya juga tidak tinggal diam dan membantu memberi rangsangan pada payudara Anis.

Tanpa aba aba Sastro menghentakkan penisnya ke dalam vagina Anis. Anis berteriak kesakitan ketika penis yang berukuran jumbo itu mengoyak vaginanya.

"ah... sakiitt"

Ini pertama kalinya penis sebesar itu berada dalam vagina Anis. Dan ini juga pertama kalinya Sastro merasakan vagina sesempit milik Anis. Sastro mendiamkan penisnya untuk memberi kesempatan Anis menenangkan diri sebelum mulai menggenjotnya.

"sudah siap nduk?"

Anis mengangguk lemah. Sastro mulai menggerakkan penisnya namun rasanya sempit sekali. Dia tidak mau terburu buru karena justru akan menyakiti Anis. Perlahan dia menggerakkan penis, sedikit demi sedikit dia menambah kecepatan.

"ahh... Uhhhmm"

"sempit sekali nduk"

"ahhh... Akhhh... Kahh"

tidak butuh waktu lama bagi Sastro untuk mencapai orgasme.

"akhhh..aku mau keluar ndukk"

"silakan pak silakan keluarkan di dalam" jawab Lastri disela sela menyusu pada Anis.

"ssshiap ndukkk..terima pejuhku ihniii... Akhh"

crett.. crett. crettt

Sastro memuntahkan benih benih suburnya di dalam rahim Anis yang masih sangat muda. Calon calon bayi memenuhi rongga vagina Anis. Perasaan panas menjalar di seluruh tubuhnya.

Lastri mengambil bantal dan meletakkannya di bawah bokong Anis, agar sperma Sastro tidak keluar dari vagina Anis sehingga kemungkinan Anis hamil semakin besar.

==X=X==

Hari sudah sore, kini dalam kamar itu terdapat 3 tubuh telanjang dimana seorang lelaki tua sedang menggarap tubuh sepasang ibu dan anak perempuannya. Sastro tengah menyetubuhi Anis untuk ke empat kalinya hari itu. Dan tiga persetubuhan sebelumnya selalu diakhiri dengan sperma Sastro menyirami rahim subur Anis. Sementara itu Lastri disela sela membantu persetubuhan Anis melakukan kegiatan rutinnya yaitu memeras susunya dengan alat penghisap. Payudara memerah akibat disedot oleh mesin penghisap itu selama hampir dua jam.

"tulululut... Tulululut"

Terdengar bunyi suara hp Anis. Lastri meraih hp itu karen Anis masih sibuk dengan kegiatannya. Dilihatnya nama pemanggil di layar hp itu dan ternyata itu panggilan dari Eko, suami Anis.

"hah... Halo" sapa Anis

"halo dik kamu dimana?"

"Eko ini ibu ah... "

"oh ibu, maaf Anisnya mana ya? Kok rumah sepi"

"o ahh... Anis sedang bantu bantu ibu di rumahh pak sastro"

"oh... Yasudah..eh bu itu suara apa kok seperti mesin?"

"oh ini suara blender"

"oh bisa bicara dengan Anis sebentar bu?"

"ini Anisnya sedang buat santan jadi ndak bisa pegang hp"

"oh yasudah, Eko tunggu di rumah ya bu"

Eko menutup telepon tanpa mengetahui di seberang sana istrinya tengah digarap oleh Sastro.

==X=X==

Hari sudah petang, setelah selesai dengan kegiatan mereka Lastri dan Anis segera berpakaian kembali untuk pulang. Mereka meninggalkan rumah Sastro dengan rahasia baru diantara mereka. Namun kini Anis berjalan agak mengangkang karena selangkangannya masih sakit akibat penis jumbo Sastro.

Ditengah perjalanan mereka berbincang bincang.

"gimana nduk kamu suka?" tanya Lastri

"iya bu, Anis puas sekali" jawab Anis sambil tersipu malu.

"makanya nduk jangan salahin ibu kalo ibu sampai hamil begini gara gara ketagihan kontol pak sastro hihihi"

"ah ibu bisa saja"

"nduk nanti kalau sudah di rumah ajak suamimu bercinta"

"tapi kan Anis capek bu"

"jangan gitu nduk, mentang mentang sudah dapat barang baru trus barang lama ditinggal" kata Lastri " lagi pula ini agar suamimu tidak curiga nantinya kalo kamu sudah hamil"

"oh gitu ya bu" jawab Anis "eh ibu ndak pake daleman ya?"

"iya, kenapa nduk?"

"memangnya ndak malu sama mas Eko nanti bu?"

"malu kenapa?"

"ini tetek ibu keliatan di baju ibu" kata Anis msabil meremas payudara ibunya itu.

"biarin"

"nanti kalo mas Eko pengen gimana?"

"yaudah dikasih aja hihihi, lagian nanti nduk kalo kamu hamil pasti tetekmu juga tambah besar dan rasanya pasti males pake daleman"

Setibanya di rumah, Lastri dan Anis disambut oleh Eko yang sedari tadi memainkan hp di tangannnya.

"sudah lama mas?" tanya Anis

"ndak dik,baru saja kok"

"oh... Mau dibuatin teh anget mas?"

"boleh"

"mau makan sekalian mas, ada sayur terong buatan ibu?"

"ndak usah dik, mas masih kenyang, nanti saja bareng kamu sekalian"

Anis segera menuju dapur untuk membuatkan teh sang suami. Meskipun tubuhnya terasa capek karena seharian di genjot Sastro dia tetap melayani suami sahnya itu.

"ini mas diminum" kata Anis sambil membawa segelas kecil teh panas.

"makasih dik"

Sementara itu Lastri di kamar sedang mengambil baju ganti, dia ingin segera mandi karena badannya terasa lengket setelah seharian bekerja keras di rumah Sastro.

Di tengah tengah mengambl baju ganti, Lastri mendapat ide nakal di kepala nya. Dia mengambil kain batik yang biasa dipakai setelah mandi untuk mengganti handuk. Dia melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya dan menggantinya dengan kain batik yang dililitkan ke tubuhnya.

Lalu dengan santai Lastri keluar kamar. Terlihat Anis dan Eko sedang serius bicara sesuatu. Lastri yang tertarik ikut duduk di kursi berhadapan dengan Eko.

"ada apa nduk kok kayanya serius banget?"

Kain batik yang menutupi tubuh Lastri menjadi tertarik ketika dia duduk menampakkan paha putih berisi milik Lastri. Eko yang tadi fokus pada pembicaraaannya dengan Anis kini terpakasa menoleh pada Lastri dan melihat pemandangan syur di depannya.

Mata Eko menjelajahi setiap lekuk tubuh montok mertuanya. Mulai dari wajah ayu yang tak kalah dengan Anis, istrinya, leher jenjang putih yang tanpa cela, payudara membusung yang menunjukkan belahan yang tidak tertutup kain, perut buncit berisi calon adik untuk Anis dan paha putih mulus yang terpampang di depannya. Eko menjadi teringat video ibu mertuanya yang ada di hp nya. Dia membayangkan seandainya dia bisa ikut menikmati tubuh montok mertuanya itu.

"mas... Mas... Mas Eko" panggil Anis

"eh iya dik" Eko tersadar dari lamunannya sendiri.

"kok malah bengong?"

"eh iya... Bbbegini bu, ibu kan sedang hamil dan sudah memasuki minggu ke 13 kenapa ibu ndak berhenti dulu bekerja di rumah pak sastro?"

"oh... Masalah itu toh. Sebenarnya bapak juga maunya gitu tapi bagaimana lagi ibu sudah dikasih uang buat tiga bulan"

"ya tapi kan bisa dibicarakan dengan pak sastro bu?"

"ya gimana lagi, kalo tahu ibu hamil, ibu ndak akan terima pekerjaan dari pak sastro itu" jawab Lastri bohong.

"ya sudah, begini saja bu, mulai minggu depan biar Anis nginep disini kalo bapak ndak di rumah, biar bisa jaga ibu?"

"ya kalo ibu manut saja"

Mendengar hal itu senyum tersungging di bibir Anis. Dengan ide suaminya, Anis kini lebih rutin dan mudah untuk bertemu dengan kekasih barunya, Sastro.


==X=X==

kehamilan Lastri kini sudah menginjak usia 14 minggu. buah dada Lastri pun juga sudah mulai menghasilkan air susu, meskipun dalam jumlah yang belum terlalu banyak. meskipun kehamilan Lastri baru berjalan 4 bulan, selain karena ukuran payudara Lastri yang cukup besar juga rangsangan dengan mesin hisap di rumah Sastro setiap hari membuat air susu Lastri sudah keluar. memasuki trimester kedua ini Lastri mulai rutin memeriksakan kandungannya ke bidan, dengan diantar aris sang suami yang nampak bahagia dengan calon bayi dalam perut istrinya.

meskipun tanpa dia ketahui istrinya telah berselingkuh dengan pria lain ketika aris sedang bekerja keras mencari nafkah. seandainya aris tahu bahwa calon bayi dalam perut istrinya itu adalah hasil benih Sastro yang tidak lain pemilik truk yang dia bawa apakah dia masih mau mengantar Lastri untuk memeriksakan kandungan seperti ini.sementara itu Lastri masih menyimpan sedikit rasa bersalah dalam hati. namun ketika dihadapkan dengan kenikmatan yang dia dapat dari genjotan Sastro, rasa bersalah itu berubah menjadi sensasi kenikamatan yang selalu Lastri rindu-rindukan.

pagi itu setelah ijin kepada Sastro, aris mengantar Lastri ke puskesmas. sengaja mereka datang pagi-pagi sekali agar tidak harus antri dan selesai lebih cepat, selain Lastri harus ke rumah Sastro untuk tugas harian, aris juga harus berangkat kembali setelah 2 hari satu malam berada di rumah. selesai dari puskesmas dengan berboncengan sepeda motor,Lastri dan aris menyusuri jalanan untuk kembali ke rumah.

"sudah ya bune aku langsung berangkat" kata aris sambil memarkiran motor di dalam rumah.

"iya pakne ati-ati"

"kamu juga bune, jaga anak kita ya" kata aris sambil mengelus perut Lastri yang semakin terlihat buncit.

"ya sudah sana, nanti keburu kesiangan"

raungan mesin diesel terdengar ketika truk yang di bawa aris mulai berjalan keluar dar halaman rumah. perlahan truk dengan bak berwarna hijau itu mulai hilang dari pandangan Lastri. Lastri kini bersiap ke rumah Sastro. nmun sebelumnya Lastri berganti pakaian terlebih dahulu. seperti perintah Sastro sebelumnya Lastri tidak boleh memakai pakaian dalam ketika datang ke rumah Sastro. maka dilepaslah bh dan celana dalam yang terpaksa dia pakai karena ada suaminya, aris.

"sudah siap semuanya" batin Lastri.

Lastri menjinjing keranjang kecil berisi sayur dan lauk untuk Sastro. jika biasanya Lastri sehari tiga kali mengantar sayur dan lauk untuk Sastro kini atas permintaan Sastro Lastri membawa sekalian untuk satu hari. hal itu dilakukan karena sekarang Lastri hampir sepanjang hari berada di rumah Sastro, sehingga waktu mereka berdua lebih panjang untuk saling memuaskan nafsu satu sama lain.

Lastri menyusuri jalanan kampung dengan berjalan kaku, tangan kirinya menjinjing keranjang berisi sayur. sedangkan tangan kanannya sedari tadi mengelus elus perutnya seakan akan menenangkan janin dalam perutnya yang seperti tidak sabar bertemu bapak sebenarnya. masuk ke halaman rumah Sastro yang sangat luas dan ditumbuhi berbagai macam pohon buah buahan. terlihat pintu rumah Sastro terbuka ketika Lastri menapakai satu perstu tangga rumah dengan model joglo kuno itu.

"permisi pak" kata Lastri sambil mengetuk daun pintu yang sudah terbuka.

Sastro yang duduk di kursi tamu sedang membaca koran menolehkan pandangannya.

"masuukkk..nduk"

Lastripun masuk ke dalam ruang tamu ke arah tempat Sastro berada. dia meletakkan keranjangnya di samping kursi. lalu dia mendekati Sastro dan berjongkok di depannya. Lastri langsung menaikkan kain sarung yang dipakai Sastro saat itu. hingga penis Sastro yang masih lembek kini berada dihadapan Lastri. meskipun masih lembek, namun batang penis Sastro terlihat sangat gemuk.

"crupp... slrupp" Lastri langsung menjilati batang penis Sastro.

perlahan penis Sastro mulai berkedut dan membesar dari ukuran semula. Lastri kini mencaplok batang penis yang hampir tidak muat dimulutnya itu. dihisapnya kuat kuat penis Sastro sehingga kini btang penis itu basah dengan air liur Lastri. Sastro yang tadi masih asyik membaca koran kini mulai menderu nafasnya, lenguhan lenguhan pendek keluar dari mulut Sastro.

"ughh... shh"

Lastri nampak kesusahan ketika berusaha mengulum batang penis Sastro yang berukuran jumbo itu. bahakn ketika penis itu sudah mentok ke tenggorokan, belum semua batang penis Sastro masuk ke dalam mulutnya.

"slruupp... ugh... .sruppp" suara mulut Lastri yang penuh dengan penis Sastro.

Lastri berpindah pada kantong zakar Sastro yang menggantung, dihisapanya satu persatu biji zakar Sastro sehingga membuatnya belingsatan. Sastro meletakkan korannya dan menarik Lastri keapngkuannya. disingkapnya rok longgar Lastri yang dibaliknya sudah tidak memakai celana dalam. vagina Lastri yang kini selalu basah semakin memudahkan penis Sastro masuk kevaginanya.

clepp

"uhh... pakhhh" lenguh Lastri ketika penis itu kemabli memasuki lubang vaginanya. "ssshhh..ehnakkk ndukk"

"terus goyang pak... ahhh... goyang kontolmu"

"uh ndukkk... enakk"

Sastro mulai melepas empat kancing teratas blus yang dipakai Lastri. disibakkan blus itu ke samping sehingga kini buah dada Lastri membusung indah dihadapannya. buah dada itu bergoyang naik turun seiring dengan genjotan penis Sastro. Sastro meraih payudara Lastri, dihispnya pentil Lastri yang sudah tegang dari tadi. plek plek plek plek plek plek plek

"oughhh... shhh... ehnakkkh pahkk" rintih Lastri.

plek plek plek plek plek plek plek

"trus pak hisap susuku pak"

"creppp crepp"

air susu mulai mengalir keluar ketika Sastro menyusu sambil menggenjot Lastri. liang vagina Lastri terasa penuh oleh penis Sastro. penis keras nan besar itu menyodok seperti piston dalam vaginanya.

"aku mau keluar pahhkk... ."

"ayo bareng nduk"

"akhhh"

serr serrr serr

Lastri danSastro mengalami orgasme bersama cairan sperma dan cairan orgasme lsatri bercampurr dalam vagina Lastri. mereka saling berpelukan sambil menunggu orgasme mereka selesai.

"habis ini kamu ikut aku ya nduk"

"ugh... kkemana pahkk" tanya Lastri terbata karen anfasnya tersengal sengal.

"sudah pokoknya ikut saja"

setelah beristirahat sebentar, mereka memakai pakaian mereka kemabali. lalu Sastro menggandeng tangan Lastri keluar rumah menuju ke crv putih yang terparkir di depan rumah Sastro.

----------------------------

crv putih itu berjalan meninggalkan rumah dan menyusuri jalanan menuruni lereng bukit tempat mereka tinggal. 30 menit perjalanan mobil itu sudah sampai di kota kabupaten, namun tidak ada tanda tanda akan segera sampai ke tujuan yang dimaksud. selama perjalanan Lastri terus bertanya tanya kemanakah mereka akan pergi.

"pak kita itu mau kemana tho?"

"sudah kamu ndak usah bingung, ndak apa apa kok"

"tapi... "

"tapi apa nduk?"

"ndak apa apa pak aku pakaian seperti ini?" Lastri ragu dengan pakaiannya saat itu.

"kamu ndak usah malu nduk"

meskipun sudah biasa tidak memakai pakaian dalam ketika di rumah, namun beda halnya jika harus ke tempat umum. Lastri masih teringat dulu ketika dia masuk ke minimarket tanpa memakai pakaian dalam, dia mendapat cibiran dari remaja remaja yang sedang nongkrong disana. dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika dia berada di tempat ramai dengan pakaian seperti itu terlebih di siang hari seperti ini.

mobil masih melaju kencang dan kini sudah memasuki pinggiran kota bengawan. lalu lintas yang mulai padat berbeda dengan keadaan di daerah kabupaten mereka yang jarang terjadi kemacetan. sesekali mobil harus berhenti karena terkena lampu merah. waktu menunggu ketika berhenti itu kembali dimanfaatkan Sastro untuk menggerayangi tubuh Lastri kembali. Sastro mulai melucuti pakaian Lastri kembali. dia meremas remas payudara Lastri yang masih meneteskan air susu dengan gemas. sesekali dia mencubit dan menarik pentil payudara Lastri yang hitam tegang. Lastripun juga tidak kalah, roknya kini sudah tersingkap ke atas, sehngga vagina gundulnya kini terpampang bebas. jari jarinya mengorek orek liang vaginanya sendiri.

"akhhh... shhh enakkk pak"

sementara Sastro menggerayangi tubuhnya sambil menyetir. kini Lastri sudah semakin larut dalam permainannya sendiri. dia dalam posisi setengah berbaring setelah menurunkan sandaran kursinya. dia tidak peduli dengan kendaraan lain di sekitarnya. meskipun siang hari karena crv Sastro memakai kaca film maka kemungkinan dilihat dari luar sangat kecil begitu juga dengan suara desahan Lastri yang semakin tidak karuan tidak akan terdengar karena kabin mobil yang kedap dan suara bising diluar.

clek clek clek

suara kocokan jari Lastri pada vaginanya. meskipun baru saja tadi mendapat genjotan Sastro namun kini Lastri sudah kembali bernafsu. dari hari ke hari seiring perjalanan kehamilannya nafsu seksnya semakin besar. dia butuh pelampiasan sepanjang waktu, namun begitu aris sang suami nampakanya sangat khawatir dengan kehamilan beresiko Lastri ini sehingga sering menolak ketika diajak berhubungan seks. kalaupun mau, itu hanya menggosok gosokkan penisnya di vagina Lastri,yang pada kenyataannya bukan meredakan nafsu Lastri namun justru semakin membuat Lastri bernafsu. untungnya ada Sastro kekasih Lastri yang setiap hari dengan senang hati menungganngi Lastri dan menyirami calon bayi dalam perut Lastri dengan lahar panasnya.

"pak engghh ughhh" Lastri melenguh ketika kini tangan Sastro ikut bermain di vaginannya.

tangan hitam kasar itu menggosok gosok kelentit Lastri dengan kasar.

"akhh pakhhh aku mau keluar"

Sastro semakin mempercepat kocokannya. jari jarinya semakin kasar memasuki lubang vagina Lastri hingga akhirnya... crettt creeett crett

cairan orgasme Lastri memancar keras seiring dengan klimaks yang dialami Lastri. karena posisi Lastriyang setengah berbaring membuat ciparatan cairan itu mengenai dasboard bahkan ada yang mengenai kaca mobil. hampir selama 1 menit Lastri mengalami orgasme tanpa henti. nafasnya tersengal sengal, buah dadanya naik turun seiring dengan gerakan nafas Lastri yang cepat.

"wah hebat kamu nduk"

Lastri hanya tersenyum lemas

"mobilku sampai basah begini hahahaa"

setelah itu, tidak lama mobl memasuki halaman parkir sebuah rumah sakit. mobil berputar putar sebentar untuk mencari area kosong untuk parkir. mobil berhenti di sudut gedung di dekat pohon akasia.

"klek"

Sastro menarik hand rem elektrik di konsol tengah dan mematikan mesin. sadar sudah sampai di tujuan, Lastri yang sedari tadi terbaring memejamkan mata kini terbangun, baju dan roknya masih terbuka setelah permainan dalam mobil tadi. Lastrimengambil tissu lalu mengelap cairan orgasme yang membasahi kakinya. dia membetulkan posisi roknya lalu mengancingkan bajunya satu persatu. ketika hendak mengancingkan kancing teratasnya Sastro memegangi tangannya dan menghentikannya. Sastro justru membuka kembali 2 kancing yang sudah tertutup sehingga menampakkan belahan payudara Lastri yang besar.

"Lastri malu pak"

"ndak apa apa, santai saja, harusnya kamu bangga nduk punya tubuh montok seperti ini"

"nanti kalau dilihat orang gimana pak?"

"ya ndak apa apa wong cuma lihat, sudah ayo turun."

mereka turun dari mobil dan mulai berjalan beriringan di area rumah sakit itu. tangan Sastro memeluk pinggang Lastri, dan tanpa sungkan Lastri juga merapatkan tubuhnya pada Sastro. kini mereka berdua nampak seperti pasangan suami istri sebenarnya, di tempat yang jauh dari rumah kemungkinan bertemu dengan orang yang mengeanli mereka sangatlah kecil. sehingga kini mreka dengan bebas bermesara mesraan di depan umum.

mereka memasuki pintu masuk rumah sakit, melewati meja resepsionis dan langsung menuju ke arah lift. mereka masuk ke dalam lift dan Sastro memencet tombol lantai 6, lantai teratas.karena saat itu keadaan cukup lengang, tidak lama pintu lift kembali terbuka, dan sampailah mereka di lantai tujuan mereka. Lastri hanya berjalan mengikuti Sastro hingg sampailah mereka di ujung lorong. Sastro embuka pintu dan masuk ke dalamnya.

"selamat siang ada yang bisa dibantu?" tanya wanita muda yang duduk dimeja.

"aku mau ketemu pak salim"

"sudah ada janji sebelumnya, pak?"

"belum, tolong bilang aku sastro"

wanita itu mengangkkat gagang telepon dan memencet sebuah tombol sebelum berbicara sesuatu yang kurang jelas. tidak lama wanita itu menutup telepon lalu berdiri.

"silakan masuk pak, dokter salim ada didalam ruangan."

Sastro lalu berjalan masuk kedalam pintu di depan meja wanita itu.

"wah, sastro lama ndak ketemu" sapa lelaki tua yang seumuran dengan Sastro. namun tubuh lelaki ini gendut dan putih tidak seperti Sastro yang kurus hitam. di ruangan yang ternyata cukup besar itu terpampang foto foto lelaki itu bersama tokoh tokoh penting yang cukup Lastri kenal. di berbagai sudut tertulis RSIA kasih bunda, dari sini Lastri menyadari bahwa dia berada di rumah sakit ibu dan anak.

"ayo sini duduk, sini" kata lelaki tua itu. setelah menyalami Sastro dan Lastri.

"piye kabarmu lim?" tanya Sastro terlihat akrab dengan lelaki itu.

"ya seperti yang kamu lihat hahaha" balas lelaki yang berama salim itu.

"lama ndak ketemu kamu makin makmur saja lim"

"haha bisa saja kamu tro, oiya ini siapa?" tanya Salim pada Lastri

"aku Lastri pak" jawab Lastri canggung bertemu orang baru seperti itu.

"wah ini istri barumu itu tro, hahaha"

Lastri terkejut mendengar kata kata dokter salim. dia tidak mengerti siapa Salim ini karena begitu akrab dengan Sastro.

"hahaha iya lim, aku dulu pernah cerita tho haha?"

"masih tetanggamu juga?" tanya Salim

"iya, masih satu kampung"

Lastri semakin bingung dari maksud perkataan Salim itu. bagaimana dia bisa tahu kalau Lastri masih bertetangga dekat dengan Sastro.

"lha si nining itu gimana kabarnya?"

Lastri semakin bingung bagaimana dokter ini tahu Nining. dan apa sebenarnya hubungan dokter ini dengan Sastro.

"dia sehat, sekarang anakanya sudah besar"

"iya, dia terakhir datang kesini juga pas lahiran itu?"

Lastri semain bengung. "lahiran?" seingat Lastri Nining memang melahirkan di rumah sakit di luar kota, namun karena dulu tidak sempat menjenguk di rumah sakit dia tidak tahu kalau rumah sakit ini tempatnya.

"lha sekarang nduk alstri ini juga mau periksa?" tanya Salim lagi pada Sastro.

"iya lim, tolong ya"

"hahaha, gampang"

Salim segera berdiri dia berjalan menuju pintu samping dan membukanya. ternyata pintu itu terhubung ke ruangan lain yang nampak seperti ruangan periksa. nampak berbagai peralatan medis seperti di puskesmas namun lebih lengkap dan caya. paks astro dan Lastri mengikuti dari belakang.

"pak ini mau ngapain?" tanya Lastri

"kamu periksa kandungan dulu nduk"

"tapi kan tadi pagi sudah pak?"

"tadi pagi kan sama suami kamu, sekarang bapaknya bayi juga mau tahu tho gimana keadaan anaknya" jawab Sastro sambil mengsupa perut Lastri.

Salim nampak sibuk mempersiapkan meja periksa dan perlatan lainnya. setelah itu dia berbalik dan mempersilakan Lastri ke meja periksa.

"silahkan masuk duduk disini dulu"

Lastri hanya ikut saja dengan perintah Salim. dia duduk diatas meja periksa seprti yang ada di puseksmas. lalu Salim mengambil tensimeter dan stetoskpo di di rak samping.

"silakan berabring dulu"

Lastri pun berabring, Salim memasang tensimeter pada lengan kirinya. Sastro kini sudah berdiri di samping Lastri berhadap hadapan dengan Salim yang ada disisi lain tempat Lastri berabring. lalu tanpa seijin Lastri langsung membuka baju Lastri yang tidak dikancingkan bagian atasnya. Lastri terkejut dan berusaha menutup bajunya.

"apa ini pak?" Lastri terlihat sedikit kesal.

"sudah nduk ndak apa apa" kata Sastro menenangkan Lastri.

Lastri bingung harus bagaimana dia tahu dokter itu akan memasang stetoskpo di dadnya namun kelihatan seenaknya tanpa meminta ijin pada Lastri lebih dulu. belum lagi fakta bahwa Lastri tidak memakai bh membuat payudara akan semakin terlihat nanti.

"tapi pak... "

"sstt... ndak apa apa" dokter salim menyuruh Lastri tenang.

dia kembali membuka baju Lastri, dia meletakkan stetoskopnya di dada lstri yang membusung. rasa dingin dari stetoskop megenai permukaan kulit Lastri.

"tekanan darahnya normal, detak jantung bagus"

"begitu ya lim"

Lastri hanya diam saja ketika dokter itu menyudahi pemeriksaan awalnya. lalu menarik meja berisi alat usg yang terlihat caya daripada milik puskemas. dia menghidupkannya lalu mengambil botol.

"sekarang usg dulu, tolong diangkat bajunya"

karen Lastri memakai blus maka dia harus melepas kancing baju bawah nya dan karena blus yang dia pakai lumayan pas ditubuhnya maka mau tak mau semua kancing harus dilepas agar perutnya bisa terbuak seluruhnya. Sastro mebantu Lastri yang terlihat kesusahan melepas kancing dalam posisi berabring. dia membuka kancing baju alstri lalu srett. dia menyibakkan baju Lastri sehingga terpampanglah buah dada Lastri yang menggunung indah. Lastri berusaha menutupi payudaranya dengan tangannya tapi dihentika Sastro.

"ndak pa apa nduk, ndak usah malu sama pak dokter, iya kan lim"

"iya, hahaha" jawab dokter itu santai seperti tidak terkejut dengan kelakuan Sastro.

lalu Salim mengoleskan cairan dalam botol yang dia bawa tadi ke perut Lastri. namun anehnya jika biasanya berbentuk gel bening, cairan yang dioleskan ke perut Lastri berwarna putih kental dan berbau anyir.

"hah sperma" batin Lastri bingung.

lalu Salim mengarahkan probenya ke perut Lastri dengan tangan kanannya semetara tangan kirinya menyetel tombol di alat usg tadi. lalu munculah tampilan gambar di monitor lcd. berbeda dengan tampilan di usg puskesmas, gambar di sini lebih terlihat nyata karena merupakan usg 3 dimensi.

"wah bayinya kembar tro"

"ya bener lim?" sahut Sastro.

"iya, dan ukurannya, pertumbuhannya normal, ini sudah berumur 14 minggu"

Lastri hanya menatap ke arah monitor usg terlihat tidak hanya satu tapi dua buah janin tumbuh dalam perut Lastri. pantas untuk usia keahmilan meamsuki 4 bulan ukuran perut Lastri sudah seperti hamil 6 bulan.

"tolong dijaga asupan gizinya ya" tambah dokter salim

"dengar itu nduk, kamu harus makan yang banyak supaya bayi kita sehat dan kamu bisa menghasilkan banyak susu" kata Sastro sambil meremas payudara Lastri.

"akhhh... shhh... jangan pahkkk" lenguh Lastri ketika Sastro meremas payudaranya.

air susu mulai keluar kembali dari pentil payudaranya. hal itu membuat dokter salim sedikit terkejut.

"wah sudah keluar susunya? padahal baru jalan 4 bulan"

"haha heabt kan lim?"

"ini pasti gara gara kamu peres terus tro haha"

Lastri terkejut bagaimana dia bisa tahu bahwa hampir setipa hari payudaranya diperas dengan mesin milik Sastro.

"mau ngicipi lim?"

"boleh?"

"silahkan masuk"

Lastri terkrjut ketika tiba tiba Salim menyusu pada payudaranya dia berusaha memberontak dan bangun tapi pegangan tangan Sastro dan Salim membuatnya tidak bisa bangun.

"sudah nduk kamu diam saja" kata Sastro

"jangan pak, jangan"

"jangan gimana? wong biasanya juga ndak apa apa kan"

"tolong akh... shhh"

"crup crupp crupp"

kini Sastro ikut menyusu pada Lastri. dikulumnya pentil hitam menantang Lastri dengan kuat kuat. tubuh lsatri yang dipeluk tangan Sastro dan Salim semakin tidak bisa bergerak karena serangan kenikmatan pada kdua payudaranya. kini Lastri seperti sedang menyusui bayi kemabar dengan kedua payudaranya secara bersamaan. buah dada Lastri dicengkram tangan kokoh milik Sastro dan Salim yang seakan memeras meras agar lebih banyak susu yang keluar. kini Lastri sudah pasarah tidak ada gerakan melawan dari dirinya hanya kepasrahan menerima serangan kenikmatan dari dua lelaki tua yang sedang menyusu pada kedua buah dadanya.

"uhh... terus pakhhh... shhh?"

"aku... suka... nduk... susumu... " tambah Salim

"eghhh"

tangan Salim kini mulai merayap turun, probe yang tadi ada ditangannya sudah jatuh menggantung terlepas dari genggamannya. tangan Salim mengangkat rok Lastri keatas. Lastri coba menghentikan Salim.

"uhhh... jangan pahkk... jangan" kata Lastri setengah berteriak dan menutup kembali roknya yang sudah tersingkap semua.

"tenang nduk... jangan melawan... kamu pengen enak kan? haha" kata Salim di sela sela menyusu.

"iya nduk... jangan teriak... kamu mau mbak yang di depan tadi dengar suara kamu? hah... kamu mau dilihat sedang telanjang dan menyusui dua lelaki yang buka suamimu nduk hahaa"

"iya, aku cuma mau mencicipi tubuhmu nduk..sekarang buka rok mu" kata Salim masih meremas remas payudara Lastri.

mendengar ucapan Sastro dan Salim membuat nyali Lastri menciut. dia kembali tenang ketika jari jari Salim mulai menusuk nusuk vaginanya. Salim kembali menyusu pada buah dada Lastri.

"shh... ughh..ehnakk akhhh"

clep clep clep

suara kocokan jari Salim pada vagina Lastri. puas menysu Salim berpindah ke arah selangkangan Lastri. nafsunya semakin menjadi melihat kemontokan tubuh pasiennya itu.

"ayo dibuka kakikanya, biar aku periksa dulu hehe" kata paksalim

Lastri hanya pasrah ketika Salim membuka kedua pahanya lebar leabr. kini vaginanya terpampang di depan satu lagi lelaki lain yang bukan suaminya. vagina yang halus tanpa rambut itu terasa harum khas. Salim mendekatkan mulutnya ke liang vagina Lastri. mulut Salim sudah berada di vagina wanita hamil itu. Salim menjulurkan lidah dan menjilat klitoris Lastri.

"ehmm... slrupp... sruppp"

Lastri hanya bisa mendesah dengan mata terpejam ketika Salim menjilati kemaluannya itu. tanpa terlewat sedikit pun Salim menjilati permukaan vagina Lastri. jilatan tanpa ampun Salim membuatnya mendesah dan mengapitkan kedua paha membuat kepala Salim tidak bisa bergerak.

"akhh... pak... akhhh" desahan Lastri semakin keras.

Salim terus melanjutkan kegiatannya. dia ingin membuat Lastri segera orgasme karena oralnya. Lastri semakin menikmati jilatan Salim dan hisapan dan remasanpa sastro pada payudaranya. tangannya meremas bantal yang ada di kepalanya. kini Salim menghisap klitoris Lastri.

"slreepp... slrepp"

tubuh Lastri menegang menerima serangan pada klitorisnya itu. dia sudah tidak bisa lagi menahan orgasmenya lagi dan cairan vaginanya memancar dari vaginanya.

"ahh... shhh"

crett... creettt... crett

cairan orgame membasahi vagina Lastri. Salim tidak diam dan menjilati seluruh cairan vagina Lastri. setelah cairan itu habis dijilati Salim mulai melucuti celananya. dilepasnya sabuk dan hak celana kain hitam yang dipakainya. terlihat perut besarnya putih ditumbuhi bulu bulu hingga ke arah selangkangan.

Salim lalu melepas celanadalam yang dia pakai sehingga terlihatlah penis panjang bengkok dengan kepala berwarna merah. vagina lstri yang sudah basah kuyup memudahkannya penis itu masuk kedalamnya. tidak burtuh waktu lama seluruh penis Salim memasuki vagina Lastri karena selain sudah sangat basah juga ukurannya tidak sebesar milik Sastro. Salim mendiamkan sebentar sebelum akhirnya mulai memajumundurkan penisnya dan mengorek orek vagina Lastri dengan penisnya.
Salim kini mulai menikmati permainan ini. vagina sempit Lastri yang sedang hamil memberi sensasi tersendiri bagi penis yang memasukinya. sedangkan lstri juga sangat menikmatinya meskipun penis Salim tidak sebesar Sastro namun sangat keras dan batangnya yang bengkok membuat tubuhnya terserang kenikmatan yang baru. Salim mulai mempercepat gerakan sehingga tubuh lstri iku berguncang.

"akh... akh... tte..terusss... pakkkhhh.akh... hhh"

"sempit sekali nduk... shhh"

Sastro yang selesai menyusu kini berpindah di naik ke atas meja periksa. dia mengangkangi kepala Lastri. dia mengarahkan penisnya ke dalam mulut Lastri.

"ayo nduk kontolku di emut"

"emfhh... emfhhh"

lstri seperti kembali kesusahan mengulum penis Sastro. perlahan penis Sastro amblas dalam mulut Lastri. Sastro memegangi kepala Lastri dan mulai menggerakkan kepala Lastri agar segera mulai mengoralnya. dengan tangan masih menggenggam kepala Lastri kini Sastro mulai memaju mundurkan pensinya dalam mulut Lastri.

"oh... shhh.ehnakkk... ndukkk... akhhh" erang Sastro.

Sastro melepaskan kepala Lastri, karena kini Lastri sudah memaju mundurkan kepalanya sendiri. kecepatan kuluman Lastri juga semakin meningkat.

"emfhhh... emgfhhh... shhh"

sementara itu payudara Lastri yang bebas, ikut berguncang seiring dengan gerakan genjotan Salim dan tubuh Lastri. payudara besar dengan areola sebesar tutup gelas itu berguncang hebat tanpa ada yang menahan. Salim yang tadi sibuk menggenjot lstri kembali tertarik dengan payudara Lastri. Salim lalu mendekap kedua buahdadanya dan kembali menyusu pada Lastri.

"srupp... srupp... sruppp" air susu kemabali keluar dari payudara Lastri.

mulut Salim menghisap bergantian kedu apyudara Lastri yang berukuran besar itu. sesekali digigitnya pelan puting Lastri sehingga membuat Lastri menggelinjang. sementara itu Lastri yang mengoral Sastro mulai menggerak gerakkan kepalanya tidak karuan rambutnya yang tergerai acak acakan.

"akhh... akhh... akkhh" desah Lastri semakin liar.

kini tubuh Lastri sepenuhnya dikuasai dua lelaki tua yang bukan suaminya. vagian dan mulutnya kini dijejali dua penis milik orang lain secara bersamaan. Salim menggenjot vaginannya sedang Sastro menggenjot mulutnya. suara paha Salim dan Lastri semakin keras terdengar di ruangan yang seharusnya menjadi tempat periksa itu.

plakk plakkk plakkk

Lastri terus mendesah tertahan oleh penis Sastro.

"eghmm... eghhmm... fhhh"

"ughhh nduk nikmat sekali ndukk akhh tetekmu"desah Salim melpaskan susu Lastri.

Sodokan penis Salim semakin cepat sehingga tubuh Lastri berguncang heabt. kedua tangan Salim memegangi paha Lastri yang mulus itu.

"eghhmm... .eghmm."

"urgghhh... ahh... .urgghhh"

"akhhh... aku mau keluar... ."

goyangan Salim smeakin cepat. begitu pula Sastro hampir sampai di puncak kenikmatan. "arghh...akhhh" ketiganya mencapai orgasme bersama.

"akhhh... akhhh"

Salim menekankan penisnya jauh kedalam vagina Lastri. begitu juga Sastro menyemburkan spermanya dalam mulut Lastri. tubuh mereka mengejang heabt. setalh sperma mereka habis keluar, mereka mencabut penis mereka masing masing dari vagina dan mulut Lastri. cairan putih kental meleleh dari vagina dan mulut Lastri. bahkan buah dada Lastri ikut terkena tetesan sperma yang tidak tertampung di mulutnya.

----------------------------

setelah selesai bertemu dokter salim Lastri dan Sastro pamit pulang. tanpa membersihkan diri dahulu Lastri langsung memakai pakaiannya karena sudah terlalu capek melayani nafsu dua orang lelaki bersamaan. ketika meninggalkan ruangan Salim, tanpa Lastri sadari sekretaris Salim melihat lelehan sperma di kaki Lastri dan di sudut mulutnya.

mereka langsung menuju mobil dan segera kembali menuju rumah. Lastri yang kecapekan tertidur sepanjang perjalanan hingga ke rumah.

cerita sex yes.. ahhh.. fuck my pussy... oh.. good dick.. Big cock... Yes cum inside my pussy.. lick my nipples... my tits are tingling.. drink milk in my breast.. enjoying my milk nipples... play with my big tits.. fuck my vagina until I get pregnant.. play "Adult sex games" with me.. satisfy your cock in my wet vagina..
Klik Nomor untuk lanjutannya

Related Posts