Lord Deviant melihat dengan tak percaya, sebuah robot raksasa menghabisi monster kepiting ciptaannya. Menghilang dibalik ledakan yang dahsyat, Dia mengamuk dan meloncat keluar dari ruang tahtanya.
”Aku tak percaya ini, makhluk berkaki dua itu bisa mengalahkan monsterku!!”
”Lord Deviant, jangan khawatir, anda bukan yang pertama yang dikalahkan oleh mereka.”
”Aku tahu computer, Tapi ayahku, sang raja, tak akan mengizinkanku berkuasa bila aku tak dapat menaklukan planet kecil ini”
Deviant berbalik ke arah layar, dan menyaksikan ke lima orang Ranger berjalan meninggalkan arena pertempuran.
“Apa aku harus mematikan Layar, Lord Deviant?”
“Tidak, biarkan aku melihat mereka untuk yang terakhir kalinya”
Kelima Ranger itu melirik kearah sekeliling, memastikan tidak ada seorang pun disana, mereka memencet morpher, semacam gelang di tangan mereka, cahaya memancar dari tubuh mereka, dan seketika pakaian ranger mereka ikut menghilang
“Ya Tuhan, mereka wanita! Mereka benar-benar cantik!!”
Deviant seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya, ”mereka benar-benar cantik dan sexy ”
Ranger dengan dada besar, Taylor, Ranger Pink, seorang gadis cantik dengan tubuh sintal dan berwajah demikian cantiknya, melebihi seorang supermodel
Valerica, atau Val, Ranger Hitam, gadis tomboy berpenampilan goth dengan rambut yang dicat ungu dan beberapa tindikan di wajahnya, tubuhnya yang ramping tidak mengurangi kecantikannya
Ranger Kuning, bernama Eliza, sering juga dipangil Liza, Lizzy atau Liz, gadis Latin dengan kecantikan khas ditunjang dengan wajah yang cenderung “innocent looks”
Ada lagi Lexi, Ranger Biru, gadis dengan kecantikan yang luar biasa dengan rambut pirang panjangnya, terlihat elegan, namun yang paling mencolok diantara mereka
Adalah Lita, Ranger Merah dan pemimpin para Ranger. Gadis Rusia ini diberkati tubuh yang luar biasa indah, belum lagi wajahnya yang benar-benar cantik, dan bentuk badannya yang sempurna
“Wow, Ranger merah itu terlihat begitu menakjubkan, cantik sekali dia”
”Betul Tuan, tapi sayang, ini bukan planet kita. Andai saja..”
”Computer! itu dia! kau benar-benar pintar!! ”
”Tuan, tapi apa maksud anda??”
”Di planet kita, kita bisa menculik mereka dan melatihnya sebagai budak seks”
”Ya Tuan, hamba mengerti, itu dapat dilakukan di planet kita, tapi kita DI SINI ”
”Lalu? Lihat, kita melihat mereka sebagai seorang Ranger, seorang petarung. Ya, petarung yang tak lebih seperti budak di tempat kita, dan karena mereka sama dengan budak, kita bisa memiliki mereka..”
”Tapi Tuan, mereka berlima dan sangat kuat, apalagi bila mereka sampai menghilang, Voltron pasti akan ”
“Tidak jika mereka berpikir kita sudah pergi, hanya tinggal menyalakan alat untuk menghilangkan keberadaan kita pada radar mereka, sementara itu kita dapat memperbudak mereka..”
“Tapi mereka masih berlima.”
“Pisahkan dan hancurkan, kita harus membuat mereka berpikir kita telah pergi, setelah itu kita lihat situasinya”
===***===
Lita berlari masuk ke sebuah cafe, disana keempat temannya telah menunggu, wajah mereka tampak bertanya-tanya, melihat wajah Lita yang tampak kegirangan.
”Berita bagus.. Lord Deviant telah meninggalkan Orbit”
”Apa??” Liz tidak percaya.
”Kapan? Bagaimana mungkin?” Tanya Val.
“Voltron membajak pesan dari Ayah Deviant, dia meminta Deviant untuk pulang, dan keberadaannya tidak terdeteksi lagi di orbit”
”Itu bagus!” Kata Lexi.
”Akhirnya,” Taylor melanjutkan, ”Sekarang aku bisa fokus mengejar karir modelling-ku”
”Senang mendengar kamu sudah memiliki tujuan baru untuk hidupmu” Lita tersenyum
“Hey, Aku akan selalu bersama kalian, ayolah kawan, tidak selamanya kita akan menjadi Ranger kan?”
===***===
“Ya, kamu benar Ranger Pink.” Deviant tertawa, “Sekarang kita tinggal menunggu waktu yang tepat..”
”Ranger mana yang akan anda pilih pertama kali Tuan?”
”Aku selalu menyukai dada yang besar ”
”Ranger Merah memiliki dada yang paling besar, kurasa”
”Tidak, tidak, sisakan yang terbaik untuk terakhir, belum lagi dia akan sulit untuk ditaklukan”
”Ah, kau akan memulainya dengan Ranger Pink itu Tuan??”
”Ya kurasa Pink..??”
===***===
Taylor berjalan masuk ke arah kampusnya, menuruni tangga menuju GYM di bagian bawah kampus itu, langkah kakinya berhenti di depan pintu loker perempuan yang menyatu dengan ruang ganti, Dia memasuki pintu itu, sambil menaruh tas yang digendongnya ke sebuah bangku
Dibukanya tas itu, mengambil pakaian latihannya dari dalam tasnya dan mulai berganti pakaian, perlahan dibukanya baju yang tadi dikenakannya, membuka sepatu yang digunakannya, sebelum dia mulai membuka bra yang digunakannya, membebaskan payudaranya yang besar dan indah itu, putingnya berwarna merah muda, sedikit kecoklatan, berganti dengan pakaian cheerleadernya, perlahan dia mengenakan seragam itu.
Setelah selesai, kembali dia mengenakan sepatunya, dan memasukan morpher ke dalam tasnya.
”Aku tak percaya ini, makhluk berkaki dua itu bisa mengalahkan monsterku!!”
”Lord Deviant, jangan khawatir, anda bukan yang pertama yang dikalahkan oleh mereka.”
”Aku tahu computer, Tapi ayahku, sang raja, tak akan mengizinkanku berkuasa bila aku tak dapat menaklukan planet kecil ini”
Deviant berbalik ke arah layar, dan menyaksikan ke lima orang Ranger berjalan meninggalkan arena pertempuran.
“Apa aku harus mematikan Layar, Lord Deviant?”
“Tidak, biarkan aku melihat mereka untuk yang terakhir kalinya”
Kelima Ranger itu melirik kearah sekeliling, memastikan tidak ada seorang pun disana, mereka memencet morpher, semacam gelang di tangan mereka, cahaya memancar dari tubuh mereka, dan seketika pakaian ranger mereka ikut menghilang
“Ya Tuhan, mereka wanita! Mereka benar-benar cantik!!”
Deviant seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya, ”mereka benar-benar cantik dan sexy ”
Ranger dengan dada besar, Taylor, Ranger Pink, seorang gadis cantik dengan tubuh sintal dan berwajah demikian cantiknya, melebihi seorang supermodel
Valerica, atau Val, Ranger Hitam, gadis tomboy berpenampilan goth dengan rambut yang dicat ungu dan beberapa tindikan di wajahnya, tubuhnya yang ramping tidak mengurangi kecantikannya
Ranger Kuning, bernama Eliza, sering juga dipangil Liza, Lizzy atau Liz, gadis Latin dengan kecantikan khas ditunjang dengan wajah yang cenderung “innocent looks”
Ada lagi Lexi, Ranger Biru, gadis dengan kecantikan yang luar biasa dengan rambut pirang panjangnya, terlihat elegan, namun yang paling mencolok diantara mereka
Adalah Lita, Ranger Merah dan pemimpin para Ranger. Gadis Rusia ini diberkati tubuh yang luar biasa indah, belum lagi wajahnya yang benar-benar cantik, dan bentuk badannya yang sempurna
“Wow, Ranger merah itu terlihat begitu menakjubkan, cantik sekali dia”
”Betul Tuan, tapi sayang, ini bukan planet kita. Andai saja..”
”Computer! itu dia! kau benar-benar pintar!! ”
”Tuan, tapi apa maksud anda??”
”Di planet kita, kita bisa menculik mereka dan melatihnya sebagai budak seks”
”Ya Tuan, hamba mengerti, itu dapat dilakukan di planet kita, tapi kita DI SINI ”
”Lalu? Lihat, kita melihat mereka sebagai seorang Ranger, seorang petarung. Ya, petarung yang tak lebih seperti budak di tempat kita, dan karena mereka sama dengan budak, kita bisa memiliki mereka..”
”Tapi Tuan, mereka berlima dan sangat kuat, apalagi bila mereka sampai menghilang, Voltron pasti akan ”
“Tidak jika mereka berpikir kita sudah pergi, hanya tinggal menyalakan alat untuk menghilangkan keberadaan kita pada radar mereka, sementara itu kita dapat memperbudak mereka..”
“Tapi mereka masih berlima.”
“Pisahkan dan hancurkan, kita harus membuat mereka berpikir kita telah pergi, setelah itu kita lihat situasinya”
===***===
Lita berlari masuk ke sebuah cafe, disana keempat temannya telah menunggu, wajah mereka tampak bertanya-tanya, melihat wajah Lita yang tampak kegirangan.
”Berita bagus.. Lord Deviant telah meninggalkan Orbit”
”Apa??” Liz tidak percaya.
”Kapan? Bagaimana mungkin?” Tanya Val.
“Voltron membajak pesan dari Ayah Deviant, dia meminta Deviant untuk pulang, dan keberadaannya tidak terdeteksi lagi di orbit”
”Itu bagus!” Kata Lexi.
”Akhirnya,” Taylor melanjutkan, ”Sekarang aku bisa fokus mengejar karir modelling-ku”
”Senang mendengar kamu sudah memiliki tujuan baru untuk hidupmu” Lita tersenyum
“Hey, Aku akan selalu bersama kalian, ayolah kawan, tidak selamanya kita akan menjadi Ranger kan?”
===***===
“Ya, kamu benar Ranger Pink.” Deviant tertawa, “Sekarang kita tinggal menunggu waktu yang tepat..”
”Ranger mana yang akan anda pilih pertama kali Tuan?”
”Aku selalu menyukai dada yang besar ”
”Ranger Merah memiliki dada yang paling besar, kurasa”
”Tidak, tidak, sisakan yang terbaik untuk terakhir, belum lagi dia akan sulit untuk ditaklukan”
”Ah, kau akan memulainya dengan Ranger Pink itu Tuan??”
”Ya kurasa Pink..??”
===***===
Taylor berjalan masuk ke arah kampusnya, menuruni tangga menuju GYM di bagian bawah kampus itu, langkah kakinya berhenti di depan pintu loker perempuan yang menyatu dengan ruang ganti, Dia memasuki pintu itu, sambil menaruh tas yang digendongnya ke sebuah bangku
Dibukanya tas itu, mengambil pakaian latihannya dari dalam tasnya dan mulai berganti pakaian, perlahan dibukanya baju yang tadi dikenakannya, membuka sepatu yang digunakannya, sebelum dia mulai membuka bra yang digunakannya, membebaskan payudaranya yang besar dan indah itu, putingnya berwarna merah muda, sedikit kecoklatan, berganti dengan pakaian cheerleadernya, perlahan dia mengenakan seragam itu.
Setelah selesai, kembali dia mengenakan sepatunya, dan memasukan morpher ke dalam tasnya.
Taylor menatap cermin di ujung ruangan, menatap pantulan tubuh indahnya dari balik cermin. Pakaian cheerleader yang begitu ketat, menampilkan keindahan tubuhnya secara sempurna, Payudara yang begitu indah, bokong berisi, perut yang rata dan kaki yang panjang, sempurna.
Dia mengenakan pita yang telah disiapkannya tadi, sambil menata rambut pirangnya, sebelum kembali merapikan tatanan rambutnya, sambil tersenyum menatap wajah cantiknya yang terpantul di cermin.
”Kau terlihat cantik sekali” sapa Deviant
”Maaf aku pikir kau sudah keterlaluan.”
Taylor berbalik dan tak percaya dengan yang dilihatnya
“Lord Deviant! Kau gila!”
“Oh Aku lebih dari sekedar itu, budak berdada besar!!”
”Kau panggil apa aku tadi??”
”Pelacur dengan dada besar” Jawab Deviant sambil mengeluarkan senjatanya, sebuah tongkat kecil
Taylor melempar tasnya, namun sebuah cahaya berwarna hijau menghantam tubuhnya, dia menjerit sebelum terjatuh ke lantai tak sadarkan diri.
Deviant berjongkok, memastikan Taylor telah tak sadarkan diri, sebelum dia mengangkat tubuh gadis itu, dan membelenggu tangan gadis itu dengan sebuah rantai perak, dia merogoh tas Taylor, mengambil morpher-nya sebelum menghilang bersama gadis itu.
===***===
Taylor terbangun, menatap sekelilingnya yang begitu asing, Dia tampak tak percaya saat Ia melihat bumi dari balik jendela, terlihat jauh sekali. Dia berusaha tenang, sebelum menyadari rantai yang membelenggu tangannya, sementara terdengar pintu yang terbuka.
”Lepaskan aku bajingan!!” Taylor meraung saat Deviant membawanya ke ruang tahta
”Tuan, selamat anda berhasil mendapatkannya, hebat sekali”
“Terima kasih, aku akan berada di kamar untuk beberapa jam, aku ingin tahu seberapa nikmatnya Ranger Pink. Dan Jangan ganggu aku!”
“Apa? Kau, Kau tak akan berani!” Taylor membentak, “Sentuh aku, dan aku bersumpah untuk membunuhmu!!”
“Tidak-tidak, aku tak akan sekedar menyentuhmu, masih banyak yang akan ku lakukan” Deviant tertawa sambil membawa Taylor masuk ke kamarnya.
Taylor pun tersadar bahwa musuh besarnya ini akan memperkosanya dan mulai merengek
”Tidak!!” Taylor memohon
Deviant membawanya ke tempat tidurnya, dan melempar gadis yang terus berteriak-teriak itu ke ranjangnya yang berukuran besar, dan mulai membuka jubah yang dikenakannya
“Ya Tuhan, tidak!!”
Taylor menangis, dan berusaha melepaskan diri, namun dengan tangan terikat apa yang dapat dilakukannya. Belum lagi tangannya terikat demikian kencang, sehingga tampaknya nyaris mustahil untuk melepaskan diri, Taylor pun tercengang menatap penis Deviant yang demikian besarnya.
”Jangan!! Tolong jangan, itu terlalu besar!!”
”Aku tahu, tapi kau akan belajar menyukainya”
Taylor tersadar, dia terkurung dalam sebuah pesawat antariksa di luar angkasa dan begitu jauh dari bumi, dengan tangan yang terbelenggu, gadis pirang itu pun sadar, hanya tinggal menunggu waktu hingga Bajingan itu memperkosa dirinya, dan tahu bahwa tak ada satu pun yang dapat dilakukannya untuk mencegah hal itu terjadi.
Taylor begitu ketakutan saat Deviant tiba-tiba melompat ke arahnya, memeluknya dan menindih tubuhnya dari atas.
“AWW.. MMMPH!” Taylor menjerit.
Namun Deviant menghentikannya dengan memaksa mencium Taylor, Taylor tak berdaya untuk menghentikan ciuman itu..
”MMMPH”
Deviant menekan Lidahnya masuk, memaksa gadis itu membalas permainan lidahnya, dan mengunci gadis itu agar tetap menciumnya, sementara tangannya mulai menarik lepas pakaian gadis itu dan meremas salah satu payudaranya.
Air mata Taylor mulai menetes, terpaksa dia harus menerima ciuman dari musuh besarnya itu, sementara tangan bajingan itu makin brutal meremasi payudaranya, dia berusaha menghindari ciuman Deviant namun tak berdaya melepaskan diri dari keinginan penjahat itu.
“MMMPH!” Taylor mendesah
Deviant begitu menyukai, rasa dari bibir gadis itu, demikian juga dengan payudaranya yang begitu besar, Kaki Deviant digunakannya untuk mengangkangkan kaki Taylor, dan sedikit menekan penisnya di bibir vagina gadis itu.
Tubuh Taylor menggelinjang saat dia merasakan penis Taylor yang menekan dari balik celana dalam yang masih dikenakannya.
Taylor dapat merasakan bagaimana penis itu mulai mengeras dan menekan tubuh gadis muda itu, Dia menjerit namun kembali tertahan oleh lidah Deviant yang kembali menciumnya.. sementara tangan Deviant masih meremas-remas sambil memilin puting payudaranya.. Payudaranya mulai memerah akibat perbuatan Deviant itu
Deviant melepaskan gadis itu sambil tertawa
“Kau cantik sekali!”
“Bajingan! Tunggu sampai yang lain datang!!”
“Hmmm, mungkin, tapi aku akan membuat kamu “sampai” lebih dahulu, bagaimana dengan menghisap dadamu yang besar itu??”
Deviant merobek pakaian cheerleader yang dikenakan Taylor sebelum membenamkan wajahnya ke payudara Taylor yang besar itu
“AWW! jangan! AWW!” Taylor menjerit, saat dia dapat merasakan lidah Deviant yang besar itu memoles seluruh permukaan payudaranya.
Deviant menggerakan lidahnya, menghisap payudara itu, sementara tangannya pun ikut meremas-remas payudara itu, tubuh Taylor bergetar-getar merasakan sensasi nikmat itu.
”Ahhh” Taylor meraung
Lidah Deviant bergerak demikian cepatnya menstimulasi dirinya, Lidahnya menelusuri dengan cepat seperti anjing yang sedang menjilati tulangnya.
“MMM” Deviant tengah menjilati payudara Taylor
"MMM!”
Deviant Mencaplok satu payudara Taylor, menjilatinya, menghisapnya, sambil meremas-remasnya, tangannya memainkan puting kanan Taylor, sementara dia menyusu di puting kirinya.
“AWW!” Taylor menjerit saat Deviant menggigit dan menghisap dadanya
Wajahnya bergerak kesana-kemari, diserang oleh Alien yang sudah demikian bernafsunya, menyedot payudaranya, menghisapnya, sambil memainkan putingnya dengan lidahnya
Deviant menjilat, menghisapnya menikmatinya di seluruh bagian tubuhnya, sebelum tangannya mulai turun menurunkan Celana dalam pink Taylor
“Jangan, jangan..” Taylor memohon saat dia merasakan celana dalamnya mulai turun dari tempatnya berganti dengan jemari Deviant yang menempel di bibir vaginanya.
Deviant melepas celana dalam itu, matanya menatap vagina Taylor yang ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna pirang, vagina terbaik yang pernah dilihatnya, terlihat begitu rapat dan kencang
”Aku bertaruh ini pasti semanis madu!”
Taylor menjerit saat tangan Deviant mulai menelusuri bibir vaginanya, bermain dengan klitorisnya sampai membuat tubuhnya menggelinjang tanpa disadarinya. Sementara salah satu tangan Deviant terus menstimulasinya, tangan lainnya menarik betis Taylor agar mengangkang lebih lebar, dan mengganti tangannya dengan lidahnya.
“AWW! OH, jangan hentikan..”
Taylor menjerit saat dia merasakan lidah tebal Deviant memoles vaginanya, menyelusup ke dalam vaginanya, sambil menghisap klitorisnya, tubuhnya mengejang menikmati sensasi ini.
Alien itu menghisap klitoris Taylor sambil menjilati permukaan vagina itu. Tubuh Taylor bergetar, mulutnya mendesah keenakan, namun desahan itu hanya membuat penis Deviant makin mengeras.
Taylor mendesah tak karuan saat dia merasakan lidah Deviant menyapu vagina-nya, sesekali Deviant dengan mahir menghisap vaginanya, memberikan kenikmatan yang tak diharapkan, seluruh tubuhnya mulai bergairah, tanpa terasa vaginanya mulai mengeluarkan cairan”
“Ahh, aah.” Taylor mendesah ”Ya ampun, oh tidaaak!! ”
Taylor menatap penis Deviant yang telah menegang itu, dia terbelalak tak percaya melihat ukuran penis itu, dan membayangkan betapa sakitnya bila penis itu sampai menyetubuhinya.
Dia mengenakan pita yang telah disiapkannya tadi, sambil menata rambut pirangnya, sebelum kembali merapikan tatanan rambutnya, sambil tersenyum menatap wajah cantiknya yang terpantul di cermin.
”Kau terlihat cantik sekali” sapa Deviant
”Maaf aku pikir kau sudah keterlaluan.”
Taylor berbalik dan tak percaya dengan yang dilihatnya
“Lord Deviant! Kau gila!”
“Oh Aku lebih dari sekedar itu, budak berdada besar!!”
”Kau panggil apa aku tadi??”
”Pelacur dengan dada besar” Jawab Deviant sambil mengeluarkan senjatanya, sebuah tongkat kecil
Taylor melempar tasnya, namun sebuah cahaya berwarna hijau menghantam tubuhnya, dia menjerit sebelum terjatuh ke lantai tak sadarkan diri.
Deviant berjongkok, memastikan Taylor telah tak sadarkan diri, sebelum dia mengangkat tubuh gadis itu, dan membelenggu tangan gadis itu dengan sebuah rantai perak, dia merogoh tas Taylor, mengambil morpher-nya sebelum menghilang bersama gadis itu.
===***===
Taylor terbangun, menatap sekelilingnya yang begitu asing, Dia tampak tak percaya saat Ia melihat bumi dari balik jendela, terlihat jauh sekali. Dia berusaha tenang, sebelum menyadari rantai yang membelenggu tangannya, sementara terdengar pintu yang terbuka.
”Lepaskan aku bajingan!!” Taylor meraung saat Deviant membawanya ke ruang tahta
”Tuan, selamat anda berhasil mendapatkannya, hebat sekali”
“Terima kasih, aku akan berada di kamar untuk beberapa jam, aku ingin tahu seberapa nikmatnya Ranger Pink. Dan Jangan ganggu aku!”
“Apa? Kau, Kau tak akan berani!” Taylor membentak, “Sentuh aku, dan aku bersumpah untuk membunuhmu!!”
“Tidak-tidak, aku tak akan sekedar menyentuhmu, masih banyak yang akan ku lakukan” Deviant tertawa sambil membawa Taylor masuk ke kamarnya.
Taylor pun tersadar bahwa musuh besarnya ini akan memperkosanya dan mulai merengek
”Tidak!!” Taylor memohon
Deviant membawanya ke tempat tidurnya, dan melempar gadis yang terus berteriak-teriak itu ke ranjangnya yang berukuran besar, dan mulai membuka jubah yang dikenakannya
“Ya Tuhan, tidak!!”
Taylor menangis, dan berusaha melepaskan diri, namun dengan tangan terikat apa yang dapat dilakukannya. Belum lagi tangannya terikat demikian kencang, sehingga tampaknya nyaris mustahil untuk melepaskan diri, Taylor pun tercengang menatap penis Deviant yang demikian besarnya.
”Jangan!! Tolong jangan, itu terlalu besar!!”
”Aku tahu, tapi kau akan belajar menyukainya”
Taylor tersadar, dia terkurung dalam sebuah pesawat antariksa di luar angkasa dan begitu jauh dari bumi, dengan tangan yang terbelenggu, gadis pirang itu pun sadar, hanya tinggal menunggu waktu hingga Bajingan itu memperkosa dirinya, dan tahu bahwa tak ada satu pun yang dapat dilakukannya untuk mencegah hal itu terjadi.
Taylor begitu ketakutan saat Deviant tiba-tiba melompat ke arahnya, memeluknya dan menindih tubuhnya dari atas.
“AWW.. MMMPH!” Taylor menjerit.
Namun Deviant menghentikannya dengan memaksa mencium Taylor, Taylor tak berdaya untuk menghentikan ciuman itu..
”MMMPH”
Deviant menekan Lidahnya masuk, memaksa gadis itu membalas permainan lidahnya, dan mengunci gadis itu agar tetap menciumnya, sementara tangannya mulai menarik lepas pakaian gadis itu dan meremas salah satu payudaranya.
Air mata Taylor mulai menetes, terpaksa dia harus menerima ciuman dari musuh besarnya itu, sementara tangan bajingan itu makin brutal meremasi payudaranya, dia berusaha menghindari ciuman Deviant namun tak berdaya melepaskan diri dari keinginan penjahat itu.
“MMMPH!” Taylor mendesah
Deviant begitu menyukai, rasa dari bibir gadis itu, demikian juga dengan payudaranya yang begitu besar, Kaki Deviant digunakannya untuk mengangkangkan kaki Taylor, dan sedikit menekan penisnya di bibir vagina gadis itu.
Tubuh Taylor menggelinjang saat dia merasakan penis Taylor yang menekan dari balik celana dalam yang masih dikenakannya.
Taylor dapat merasakan bagaimana penis itu mulai mengeras dan menekan tubuh gadis muda itu, Dia menjerit namun kembali tertahan oleh lidah Deviant yang kembali menciumnya.. sementara tangan Deviant masih meremas-remas sambil memilin puting payudaranya.. Payudaranya mulai memerah akibat perbuatan Deviant itu
Deviant melepaskan gadis itu sambil tertawa
“Kau cantik sekali!”
“Bajingan! Tunggu sampai yang lain datang!!”
“Hmmm, mungkin, tapi aku akan membuat kamu “sampai” lebih dahulu, bagaimana dengan menghisap dadamu yang besar itu??”
Deviant merobek pakaian cheerleader yang dikenakan Taylor sebelum membenamkan wajahnya ke payudara Taylor yang besar itu
“AWW! jangan! AWW!” Taylor menjerit, saat dia dapat merasakan lidah Deviant yang besar itu memoles seluruh permukaan payudaranya.
Deviant menggerakan lidahnya, menghisap payudara itu, sementara tangannya pun ikut meremas-remas payudara itu, tubuh Taylor bergetar-getar merasakan sensasi nikmat itu.
”Ahhh” Taylor meraung
Lidah Deviant bergerak demikian cepatnya menstimulasi dirinya, Lidahnya menelusuri dengan cepat seperti anjing yang sedang menjilati tulangnya.
“MMM” Deviant tengah menjilati payudara Taylor
"MMM!”
Deviant Mencaplok satu payudara Taylor, menjilatinya, menghisapnya, sambil meremas-remasnya, tangannya memainkan puting kanan Taylor, sementara dia menyusu di puting kirinya.
“AWW!” Taylor menjerit saat Deviant menggigit dan menghisap dadanya
Wajahnya bergerak kesana-kemari, diserang oleh Alien yang sudah demikian bernafsunya, menyedot payudaranya, menghisapnya, sambil memainkan putingnya dengan lidahnya
Deviant menjilat, menghisapnya menikmatinya di seluruh bagian tubuhnya, sebelum tangannya mulai turun menurunkan Celana dalam pink Taylor
“Jangan, jangan..” Taylor memohon saat dia merasakan celana dalamnya mulai turun dari tempatnya berganti dengan jemari Deviant yang menempel di bibir vaginanya.
Deviant melepas celana dalam itu, matanya menatap vagina Taylor yang ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna pirang, vagina terbaik yang pernah dilihatnya, terlihat begitu rapat dan kencang
”Aku bertaruh ini pasti semanis madu!”
Taylor menjerit saat tangan Deviant mulai menelusuri bibir vaginanya, bermain dengan klitorisnya sampai membuat tubuhnya menggelinjang tanpa disadarinya. Sementara salah satu tangan Deviant terus menstimulasinya, tangan lainnya menarik betis Taylor agar mengangkang lebih lebar, dan mengganti tangannya dengan lidahnya.
“AWW! OH, jangan hentikan..”
Taylor menjerit saat dia merasakan lidah tebal Deviant memoles vaginanya, menyelusup ke dalam vaginanya, sambil menghisap klitorisnya, tubuhnya mengejang menikmati sensasi ini.
Alien itu menghisap klitoris Taylor sambil menjilati permukaan vagina itu. Tubuh Taylor bergetar, mulutnya mendesah keenakan, namun desahan itu hanya membuat penis Deviant makin mengeras.
Taylor mendesah tak karuan saat dia merasakan lidah Deviant menyapu vagina-nya, sesekali Deviant dengan mahir menghisap vaginanya, memberikan kenikmatan yang tak diharapkan, seluruh tubuhnya mulai bergairah, tanpa terasa vaginanya mulai mengeluarkan cairan”
“Ahh, aah.” Taylor mendesah ”Ya ampun, oh tidaaak!! ”
Taylor menatap penis Deviant yang telah menegang itu, dia terbelalak tak percaya melihat ukuran penis itu, dan membayangkan betapa sakitnya bila penis itu sampai menyetubuhinya.
Deviant tersenyum saat dia menyadari gadis cantik ini baru saja mencapai klimaks.
“Hey, hey seseorang mulai menyukainya!”
“Tidak, bajingan kau.. hentikan!” Taylor terus berjuang mengalahkan nafsu birahi yang makin menguasai dirinya.. Sementara vaginanya makin terasa hangat
Deviant menurunkan betis Taylor, mencengkram pinggulnya dan langsung menyentakkan penisnya dalam vagina Taylor
Taylor mulai kesakitan, sementara kepala penis Deviant makin menekan masuk di mulut vaginanya, Taylor berusaha keras untuk melepaskan diri, namun Devian mencengkramnya kuat
“Tunggu, aku mohon, aku masih perawan”
”Aku tahu, dan itu akan membuat ini sempurna” Ia tertawa. ”Lihat sisi baiknya, penisku akan menjadi satu-satunya yang akan kau rasakan”
”Apa??”
”Ya, Apa kau pikir aku akan menikmatimu sekali, laul membiarkanmu pergi?”
”Tidak!!”
”Ya, itu benar Rangers. Pada saatnya, aku akan menjadikanmu budak seks pribadiku ”
“TIDAAAKK!” Taylor menjerit sejadinya
Penis Deviant menancap masuk dalam vaginanya, matanya terbelalak menahan sakit sementara penis super itu makin terbenam dalam, merobek selaput keperawanannya
“YA! kau sekarang milikku, pelacur!!” Deviant menyentak sambil menyodokkan penisnya dalam-dalam
“AH! AH! YA TUHAN!!” Taylor menjerit lagi dan lagi
Deviant mulai menggoyangkan penisnya maju mundur, keluar masuk dalam vagina Taylor, membelah vagina perawannya dengan kecepatan yang luar biasa
“AWW!” Taylor menjerit-jerit, menikmati bagaimana penis yang demikian besarnya itu menyetubuhinya, perlahan rasa sakit itu memudar, berganti kenikmatan yang sebenarnya tak diinginkannya.
Deviant mendekap tubuhnya Taylor yang begitu indah itu, sambil meremas-remas payudaranya.
Ini bukanlah kenikmatan yang dapat dinikmati oleh gadis muda ini, semuanya terasa lebih, penis yang begitu besar menyetubuhi tubuhnya yang baru saja kehilangan keperawanannya, menghantamnya dengan deburan-deburan kenikmatan yang demikian hebatnya, tubuhnya menggelinjang, setiap kali penis besar itu keluar masuk dalam tubuhnya, perlahan dia makin dekat dengan orgasmenya.
Sementara tangan dan mulut Deviant terus menstimulasi dadanya.
“OHH, NO! AHHH! MMM! TOLONG JANGAN!" Gadis pirang itu pun mulai kehilangan control dirinya.
“Ayolah cantik, berorgasme lah, ayo, aku ingin mendengar kau menjerit nikmat!!”
“Tidak akan.. AWW!” Taylor menjerit sejadinya saat sebuah orgasme dahsyat menerpa dirinya.
Taylor belum pernah merasakan perasaan semacam ini sebelumnya, seluruh tubuhnya terasa terbakar, nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya, tanpa sadar dia mulai menggerakan tubuhnya mencari kenikmatan mulai mencari penis Deviant, sedikitpun dia tak menyesalinya.
“OH Tuhan!” Taylor mendesah.
Taylor menjerit dan mendesah, seluruh tubuhnya menikmati setiap orgasme yang menghantamnya, lagi dan lagi, bagaikan sebuah ledakan dalam kepalanya, sementara vaginanya tak berhenti mengeluarkan cairan orgasme.. Memberikan kenikmatan tak terkira pada dirinya.
“Ahhh!”
Deviant menangkap wajah Taylor, mendorong mulutnya pada bibir gadis itu, menciumnya, sambil mendekapnya kuat.
Taylor kehilangan seluruh kontrol tubuhnya, dan mulai membalas ciuman Deviant, Ia tak sadar melakukannya
Tubuh keduanya saling berpelukan dan mulai menjatuhkan tubuh mereka ke atas ranjang, sebelum akhirnya Deviant melepas dekapannya pada tubuh gadis itu.
Taylor mulai tenang dan tersadar kembali, air matanya mulai menetes.
Deviant menoleh, menatap Ranger yang telah dikalahkannya itu, melihatnya menangis, sementara tangannya mulai kembali menempel di payudara gadis itu, meremasnya dan memilin putingnya.
“Bajingan!!” Taylor menangis. “Aku tak akan pernah menjadi budakmu,”
“Hey, aku baru saja mulai pelacur, masih ada dua lubang lagi kan??”
Taylor bahkan sudah menyerah saat Deviant bermain dengan payudaranya, dia tahu bila dia melawan hanya akan membuat Deviant mengerjainya lebih brutal lagi.
===***===
Sementara di Bumi, Lita dan Ranger lainnya tampak resah di markas mereka
“Baik, kita langsung saja, apa Taylor masih ada di bumi??”
“Aku sudah mencari di seluruh tempat, namun dia tak dapat ditemukan..” Jawab Voltron, Kepala aneh yang melayang dalam sebuah tabung.
“Di luar angkasa?” Liz bertanya.
“Ya, sama sekali tidak ada tanda apapun, aku sudah berusaha mencarinya”
“Dan bisa seseorang menghilang begitu saja.” Kata Val.
“Jadi, dimana dia?” Lexi tampak bingung dan cemas.
“Aku pikir, kita harus mencari siapa yang ada di belakang ini, maka akan membuat ini lebih mudah untuk mencarinya” ide Lita
“Tampaknya mustahil Deviant di belakang semua ini.” Liz berpendapat.
“Kalau bukan dia, siapa? Tapi untuk apa juga dia menginginkanya??” Val tampak tidak setuju dengan pendapat Liz.
===***===
Taylor tersadar dengan belenggu ditubuhnya, dia tersadar dalam keadaan telanjang bulat, tergantung di udara, kakinya terbelenggu oleh tali, satu ke arah kanan, satu lagi ke arah sebaliknya hingga membuatnya mengangkang, seluruh tubuhnya terbelenggu termasuk dadanya, terbelenggu kuat hingga tak mungkin baginya untuk melepaskan diri.
Dia tergantung diatas ranjang Deviant, yang terburuk adalah penis Deviant tepat berada di hadapannya, begitu besar dan menegang.
Deviant tersenyum menatap tangkapannya itu.
”Aku bisa menunggumu seharian, tapi kau tak akan bisa pergi sebelum kau mau mengoral penisku ini” Deviant Tersenyum
”Tidak akan pernah” Taylor tersedu, namun gadis pirang itu mulai melemah setelah tergantung seperti itu selama beberapa jam. Dia mulai merasakan lelah..
Deviant mulai menggerakan jemarinya membelai hangat rambut pirang Taylor
Taylor menutup matanya, berusaha menahan rasa jijik, sesaat kemudian Taylor kembali membuka matanya, menatap penis yang mengacung keras dihadapannya, dia tahu dia tak punya pilihan, tangannya pun mulai menyentuh penis Deviant
Deviant menatapnya, menatap penisnya yang berada dalam genggaman gadis cantik itu, Deviant menahan nafas, saat dia merasakan tangan Taylor yang begitu halus mulai mengocok penisnya, dia tersenyum penuh kemenangan saat lidah Taylor mulai menyelusur batang penisnya yang begitu besar itu.
“Hey, hey seseorang mulai menyukainya!”
“Tidak, bajingan kau.. hentikan!” Taylor terus berjuang mengalahkan nafsu birahi yang makin menguasai dirinya.. Sementara vaginanya makin terasa hangat
Deviant menurunkan betis Taylor, mencengkram pinggulnya dan langsung menyentakkan penisnya dalam vagina Taylor
Taylor mulai kesakitan, sementara kepala penis Deviant makin menekan masuk di mulut vaginanya, Taylor berusaha keras untuk melepaskan diri, namun Devian mencengkramnya kuat
“Tunggu, aku mohon, aku masih perawan”
”Aku tahu, dan itu akan membuat ini sempurna” Ia tertawa. ”Lihat sisi baiknya, penisku akan menjadi satu-satunya yang akan kau rasakan”
”Apa??”
”Ya, Apa kau pikir aku akan menikmatimu sekali, laul membiarkanmu pergi?”
”Tidak!!”
”Ya, itu benar Rangers. Pada saatnya, aku akan menjadikanmu budak seks pribadiku ”
“TIDAAAKK!” Taylor menjerit sejadinya
Penis Deviant menancap masuk dalam vaginanya, matanya terbelalak menahan sakit sementara penis super itu makin terbenam dalam, merobek selaput keperawanannya
“YA! kau sekarang milikku, pelacur!!” Deviant menyentak sambil menyodokkan penisnya dalam-dalam
“AH! AH! YA TUHAN!!” Taylor menjerit lagi dan lagi
Deviant mulai menggoyangkan penisnya maju mundur, keluar masuk dalam vagina Taylor, membelah vagina perawannya dengan kecepatan yang luar biasa
“AWW!” Taylor menjerit-jerit, menikmati bagaimana penis yang demikian besarnya itu menyetubuhinya, perlahan rasa sakit itu memudar, berganti kenikmatan yang sebenarnya tak diinginkannya.
Deviant mendekap tubuhnya Taylor yang begitu indah itu, sambil meremas-remas payudaranya.
Ini bukanlah kenikmatan yang dapat dinikmati oleh gadis muda ini, semuanya terasa lebih, penis yang begitu besar menyetubuhi tubuhnya yang baru saja kehilangan keperawanannya, menghantamnya dengan deburan-deburan kenikmatan yang demikian hebatnya, tubuhnya menggelinjang, setiap kali penis besar itu keluar masuk dalam tubuhnya, perlahan dia makin dekat dengan orgasmenya.
Sementara tangan dan mulut Deviant terus menstimulasi dadanya.
“OHH, NO! AHHH! MMM! TOLONG JANGAN!" Gadis pirang itu pun mulai kehilangan control dirinya.
“Ayolah cantik, berorgasme lah, ayo, aku ingin mendengar kau menjerit nikmat!!”
“Tidak akan.. AWW!” Taylor menjerit sejadinya saat sebuah orgasme dahsyat menerpa dirinya.
Taylor belum pernah merasakan perasaan semacam ini sebelumnya, seluruh tubuhnya terasa terbakar, nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya, tanpa sadar dia mulai menggerakan tubuhnya mencari kenikmatan mulai mencari penis Deviant, sedikitpun dia tak menyesalinya.
“OH Tuhan!” Taylor mendesah.
Taylor menjerit dan mendesah, seluruh tubuhnya menikmati setiap orgasme yang menghantamnya, lagi dan lagi, bagaikan sebuah ledakan dalam kepalanya, sementara vaginanya tak berhenti mengeluarkan cairan orgasme.. Memberikan kenikmatan tak terkira pada dirinya.
“Ahhh!”
Deviant menangkap wajah Taylor, mendorong mulutnya pada bibir gadis itu, menciumnya, sambil mendekapnya kuat.
Taylor kehilangan seluruh kontrol tubuhnya, dan mulai membalas ciuman Deviant, Ia tak sadar melakukannya
Tubuh keduanya saling berpelukan dan mulai menjatuhkan tubuh mereka ke atas ranjang, sebelum akhirnya Deviant melepas dekapannya pada tubuh gadis itu.
Taylor mulai tenang dan tersadar kembali, air matanya mulai menetes.
Deviant menoleh, menatap Ranger yang telah dikalahkannya itu, melihatnya menangis, sementara tangannya mulai kembali menempel di payudara gadis itu, meremasnya dan memilin putingnya.
“Bajingan!!” Taylor menangis. “Aku tak akan pernah menjadi budakmu,”
“Hey, aku baru saja mulai pelacur, masih ada dua lubang lagi kan??”
Taylor bahkan sudah menyerah saat Deviant bermain dengan payudaranya, dia tahu bila dia melawan hanya akan membuat Deviant mengerjainya lebih brutal lagi.
===***===
Sementara di Bumi, Lita dan Ranger lainnya tampak resah di markas mereka
“Baik, kita langsung saja, apa Taylor masih ada di bumi??”
“Aku sudah mencari di seluruh tempat, namun dia tak dapat ditemukan..” Jawab Voltron, Kepala aneh yang melayang dalam sebuah tabung.
“Di luar angkasa?” Liz bertanya.
“Ya, sama sekali tidak ada tanda apapun, aku sudah berusaha mencarinya”
“Dan bisa seseorang menghilang begitu saja.” Kata Val.
“Jadi, dimana dia?” Lexi tampak bingung dan cemas.
“Aku pikir, kita harus mencari siapa yang ada di belakang ini, maka akan membuat ini lebih mudah untuk mencarinya” ide Lita
“Tampaknya mustahil Deviant di belakang semua ini.” Liz berpendapat.
“Kalau bukan dia, siapa? Tapi untuk apa juga dia menginginkanya??” Val tampak tidak setuju dengan pendapat Liz.
===***===
Taylor tersadar dengan belenggu ditubuhnya, dia tersadar dalam keadaan telanjang bulat, tergantung di udara, kakinya terbelenggu oleh tali, satu ke arah kanan, satu lagi ke arah sebaliknya hingga membuatnya mengangkang, seluruh tubuhnya terbelenggu termasuk dadanya, terbelenggu kuat hingga tak mungkin baginya untuk melepaskan diri.
Dia tergantung diatas ranjang Deviant, yang terburuk adalah penis Deviant tepat berada di hadapannya, begitu besar dan menegang.
Deviant tersenyum menatap tangkapannya itu.
”Aku bisa menunggumu seharian, tapi kau tak akan bisa pergi sebelum kau mau mengoral penisku ini” Deviant Tersenyum
”Tidak akan pernah” Taylor tersedu, namun gadis pirang itu mulai melemah setelah tergantung seperti itu selama beberapa jam. Dia mulai merasakan lelah..
Deviant mulai menggerakan jemarinya membelai hangat rambut pirang Taylor
Taylor menutup matanya, berusaha menahan rasa jijik, sesaat kemudian Taylor kembali membuka matanya, menatap penis yang mengacung keras dihadapannya, dia tahu dia tak punya pilihan, tangannya pun mulai menyentuh penis Deviant
Deviant menatapnya, menatap penisnya yang berada dalam genggaman gadis cantik itu, Deviant menahan nafas, saat dia merasakan tangan Taylor yang begitu halus mulai mengocok penisnya, dia tersenyum penuh kemenangan saat lidah Taylor mulai menyelusur batang penisnya yang begitu besar itu.
Taylor mulai menggerakan lidahnya di penis Deviant, menyelusur batang penis itu, sambil menjilati kepala penisnya yang begitu besar..
”Masukkan, dan hisap, Ranger pelacur” Deviant membentak
Taylor menutup matanya, perlahan dia mulai memasukan penis itu dalam mulutnya, tak jadi, ada sedikit perasaan jijik, namun Deviant kembali mengancamnya. dia menutup matanya lagi perlahan memasukan penis itu dalam mulutnya, menahan berjuta rasa jijik yang ada..
”HHMMM!” Deviant mendesah saat penisnya mulai masuk dalam mulut Taylor..
”Oh, pelacur kecil, kamu memang berbakat.. Pada saatnya kau akan menjadi pelacur kelas atas!!”
Taylor menangis saat dia melanjutkan blowjob-nya, Ranger cantik itu memompa penis itu keluar masuk mulutnya..
”Gulp! Slurp! Slurp! Gulp! ”
”Ya, ya itu dia, kau tahu apa yang harus kau lakukan” Deviant tertawa
Gadis itu dapat merasakan bagaimana penis di dalam mulutnya mulai berdenyut-denyut, hingga mulai bertambah besar dan keras, dia dapat merasakan itu, sementara Deviant terus mendesah nikmat, Taylor menutup matanya menunggu Deviant mencapai klimaksnya
“AWW! MPH!” Deviant mendesah saat penisnya menembakkan amunisinya ke dalam mulut Taylor.
Saking banyaknya hingga sebagian meluncur langsung ke tenggorokan gadis itu, hingga membuat Taylor terpaksa menelannya..
Taylor berusaha menelan sperma itu agar tidak tersedak, terasa bagaimana sperma itu meluncur turun dalam kerongkongannya. Selesai? Deviant langsung menyodokan penisnya, dia ingin Taylor membersihkan penisnya dengan lidahnya, lidah Taylor menyelusur penis itu hingga ke buah zakarnya, menjilatinya..
”Bersihkan penisku dan bola pelirnya, pelacur”
Taylor tersedu saat dia kembali terpaksa membersihkan penis itu dan mulai menjilati buah zakarnya..
“Ah, ah, ah.” Gadis pirang itu, bersungut terpaksa memberikan buah pelir Deviant jilatan demi jilatan untuk membersihkannya
Setelah Taylor selesai membersihkan buah pelir, dia menatap Deviant dengan air mata yang mengembang dimatanya
”Tolong turunkan aku” Taylor memohon
”Tolong turunkan aku, TUAN” Deviant berkata
”To-tolong turunkan aku.. Tu-tuan” berat sekali Taylor mengatakannya
”Ya, aku juga tidak bisa menikmati anusmu bila kau terus bergantung seperti ini ”
”Jangan!!” Taylor memohon, “A-A-Aku akan mengoralmu, atau kau boleh..”
Deviant menutup mulut Taylor dengan tangannya..
”Tuanmu ingin anusmu”
Deviant melangkah mendekat. Taylor tak dapat melakukan apapun selain menerima penis Deviant yang ditekankan masuk ke dalam mulutnya..
”Pertama, kau harus membuat penisku kembali mengeras” Deviant menyentak sambil perlahan mengarahkan penisnya keluar masuk mulut Taylor
Taylor tak memiliki pilihan lagi, dan mulai mengoral penis raksasa itu, dia tersedak saat penis itu mulai membesar dalam mulutnya, perlahan dia berusaha mengeluarkan penis itu dari mulutnya, Deviant tampak puas..
Taylor tersentak kesakitan saat Deviant tiba-tiba menyodokkan penisnya dalam vaginanya.. Kembali menjerit saat penis itu keluar dari Vaginanya, Taylor berusaha meloloskan diri namun tak berhasil, sementara Taylor kembali menjerit saat penis itu kembali tertancap dalam vaginanya..
”Ayolah kita harus membuat ini sedikit licin kan?“ Deviant tertawa
”Sekarang tinggal kita menyiapkan anusmu ”
Sambil terus memompa vagina Taylor, Deviant mulai menekankan jarinya ke anus calon budaknya tersebut..
Taylor menjerit saat dia merasakan telunjuk Deviant mulai merambah anusnya, Dia mendesah dan mengerang kesakitan sementara jemari itu mulai masuk lebih dalam..
”MMPH!” Taylor mendesah saat jemari itu mulai melonggarkan anusnya.
”Oh kalau kau menyukai ini, pasti kau akan menyukai penisku hehehe.” Deviant tertawa, ”mari kita lihat”
Gadis cantik itu sedikit lega, saat jemari Deviant melepaskan tubuhnya, sesaat dia merasa semua sudah selesai. Namun dia terlalu cepat merasa puas, matanya terbelalak saat penis Deviant yang luar biasa besar itu mendesak masuk pada bibir anusnya, Taylor berusaha melepaskan diri dari cengkraman Deviant, namun dia tak berdaya, sementara penis itu terus mendesak masuk..
Deviant mencengkram bokong Taylor, perlahan dia mulai memompakan penisnya dalam anus Taylor yang luar biasa sempit..
“Oh! Oh! Anusmu serasa meremas penisku, tapi terasa enak, enak sekali..”
Taylor melolong saat penis itu masuk lebih dalam, lebih dalam lagi dalam anusnya.. Air mata kembali mengalir membasahi wajahnya, bercampur dengan keringat yang begitu banyak membanjiri wajah dan tubuhnya.. Gadis pirang itu pun hanya dapat membenamkan wajahnya lebih dalam, sebelum kembali berteriak menahan sakit..
Akhirnya Deviant berhasil membenamkan seluruh penisnya ke dalam Anus Taylor, dan dia tampak menikmati jepitan anus Taylor, menikmatinya sesaat sebelum kembali memompa-nya
Taylor bertahan namun tak dapat menghentikan rasa sakit itu, dia kembali menjerit kesakitan, tubuhnya bergerak-gerak berusaha mengurangi rasa sakit, namun dia tetap tak bisa melepaskan diri dari Deviant
“Cobalah mainkan vaginamu untuk mengurangi rasa sakitnya” saran Deviant.
Taylor yang pikirannya mulai kacau, tanpa disadari tangannya bergerak menuju selangkangannya dan mulai memainkan klitorisnya sendiri. Deviant tersenyum melihatnya sambil terus memompa anus Taylor
“UGH! UGH! MMPH!” Taylor mendesah kenikmatan, kala sebuah orgasme yang tak terduga menerpa dirinya..
Taylor tidak dapat percaya penis dalam anusnya dapat membuatnya mencapai puncak kenikmatan..Tubuhnya terasa panas sementara keringat mulai mengalir membasahi tubuh mulusnya..Menambah penghinaan dalam dirinya sementara cairan vaginanya mengalir turun di sela vaginanya yang terasa terbakar..
Deviant terus menghujamkan penisnya keluar masuk dalam anus Taylor, dengan kemampuannya yang benar-benar sempurna menyetubuhi tubuh gadis yang baru saja kehilangan keperawanannya. Dia tertawa, melihat bagaimana Taylor terus menggelinjang, menjerit hebat setiap kali badai orgasme menghantam tubuhnya
Taylor mendapatkan orgasme yang benar-benar dahsyat, sementara seluruh tubuhnya seolah terhantam oleh kenikmatan yang benar-benar dahsyat hingga membuatnya menjerit panjang, kembali dia menghujamkan tubuhnya menikmati penis Deviant, berusaha mencapai orgasme lagi dan lagi
Mulutnya terus meracau ”Oh, come on, fuck mee, ini benar-benar enak..”
Lord Deviant tahu, sebentar lagi, Ranger ini akan menyerah dan memberikan tubuh dan jiwanya
”Masukkan, dan hisap, Ranger pelacur” Deviant membentak
Taylor menutup matanya, perlahan dia mulai memasukan penis itu dalam mulutnya, tak jadi, ada sedikit perasaan jijik, namun Deviant kembali mengancamnya. dia menutup matanya lagi perlahan memasukan penis itu dalam mulutnya, menahan berjuta rasa jijik yang ada..
”HHMMM!” Deviant mendesah saat penisnya mulai masuk dalam mulut Taylor..
”Oh, pelacur kecil, kamu memang berbakat.. Pada saatnya kau akan menjadi pelacur kelas atas!!”
Taylor menangis saat dia melanjutkan blowjob-nya, Ranger cantik itu memompa penis itu keluar masuk mulutnya..
”Gulp! Slurp! Slurp! Gulp! ”
”Ya, ya itu dia, kau tahu apa yang harus kau lakukan” Deviant tertawa
Gadis itu dapat merasakan bagaimana penis di dalam mulutnya mulai berdenyut-denyut, hingga mulai bertambah besar dan keras, dia dapat merasakan itu, sementara Deviant terus mendesah nikmat, Taylor menutup matanya menunggu Deviant mencapai klimaksnya
“AWW! MPH!” Deviant mendesah saat penisnya menembakkan amunisinya ke dalam mulut Taylor.
Saking banyaknya hingga sebagian meluncur langsung ke tenggorokan gadis itu, hingga membuat Taylor terpaksa menelannya..
Taylor berusaha menelan sperma itu agar tidak tersedak, terasa bagaimana sperma itu meluncur turun dalam kerongkongannya. Selesai? Deviant langsung menyodokan penisnya, dia ingin Taylor membersihkan penisnya dengan lidahnya, lidah Taylor menyelusur penis itu hingga ke buah zakarnya, menjilatinya..
”Bersihkan penisku dan bola pelirnya, pelacur”
Taylor tersedu saat dia kembali terpaksa membersihkan penis itu dan mulai menjilati buah zakarnya..
“Ah, ah, ah.” Gadis pirang itu, bersungut terpaksa memberikan buah pelir Deviant jilatan demi jilatan untuk membersihkannya
Setelah Taylor selesai membersihkan buah pelir, dia menatap Deviant dengan air mata yang mengembang dimatanya
”Tolong turunkan aku” Taylor memohon
”Tolong turunkan aku, TUAN” Deviant berkata
”To-tolong turunkan aku.. Tu-tuan” berat sekali Taylor mengatakannya
”Ya, aku juga tidak bisa menikmati anusmu bila kau terus bergantung seperti ini ”
”Jangan!!” Taylor memohon, “A-A-Aku akan mengoralmu, atau kau boleh..”
Deviant menutup mulut Taylor dengan tangannya..
”Tuanmu ingin anusmu”
Deviant melangkah mendekat. Taylor tak dapat melakukan apapun selain menerima penis Deviant yang ditekankan masuk ke dalam mulutnya..
”Pertama, kau harus membuat penisku kembali mengeras” Deviant menyentak sambil perlahan mengarahkan penisnya keluar masuk mulut Taylor
Taylor tak memiliki pilihan lagi, dan mulai mengoral penis raksasa itu, dia tersedak saat penis itu mulai membesar dalam mulutnya, perlahan dia berusaha mengeluarkan penis itu dari mulutnya, Deviant tampak puas..
Taylor tersentak kesakitan saat Deviant tiba-tiba menyodokkan penisnya dalam vaginanya.. Kembali menjerit saat penis itu keluar dari Vaginanya, Taylor berusaha meloloskan diri namun tak berhasil, sementara Taylor kembali menjerit saat penis itu kembali tertancap dalam vaginanya..
”Ayolah kita harus membuat ini sedikit licin kan?“ Deviant tertawa
”Sekarang tinggal kita menyiapkan anusmu ”
Sambil terus memompa vagina Taylor, Deviant mulai menekankan jarinya ke anus calon budaknya tersebut..
Taylor menjerit saat dia merasakan telunjuk Deviant mulai merambah anusnya, Dia mendesah dan mengerang kesakitan sementara jemari itu mulai masuk lebih dalam..
”MMPH!” Taylor mendesah saat jemari itu mulai melonggarkan anusnya.
”Oh kalau kau menyukai ini, pasti kau akan menyukai penisku hehehe.” Deviant tertawa, ”mari kita lihat”
Gadis cantik itu sedikit lega, saat jemari Deviant melepaskan tubuhnya, sesaat dia merasa semua sudah selesai. Namun dia terlalu cepat merasa puas, matanya terbelalak saat penis Deviant yang luar biasa besar itu mendesak masuk pada bibir anusnya, Taylor berusaha melepaskan diri dari cengkraman Deviant, namun dia tak berdaya, sementara penis itu terus mendesak masuk..
Deviant mencengkram bokong Taylor, perlahan dia mulai memompakan penisnya dalam anus Taylor yang luar biasa sempit..
“Oh! Oh! Anusmu serasa meremas penisku, tapi terasa enak, enak sekali..”
Taylor melolong saat penis itu masuk lebih dalam, lebih dalam lagi dalam anusnya.. Air mata kembali mengalir membasahi wajahnya, bercampur dengan keringat yang begitu banyak membanjiri wajah dan tubuhnya.. Gadis pirang itu pun hanya dapat membenamkan wajahnya lebih dalam, sebelum kembali berteriak menahan sakit..
Akhirnya Deviant berhasil membenamkan seluruh penisnya ke dalam Anus Taylor, dan dia tampak menikmati jepitan anus Taylor, menikmatinya sesaat sebelum kembali memompa-nya
Taylor bertahan namun tak dapat menghentikan rasa sakit itu, dia kembali menjerit kesakitan, tubuhnya bergerak-gerak berusaha mengurangi rasa sakit, namun dia tetap tak bisa melepaskan diri dari Deviant
“Cobalah mainkan vaginamu untuk mengurangi rasa sakitnya” saran Deviant.
Taylor yang pikirannya mulai kacau, tanpa disadari tangannya bergerak menuju selangkangannya dan mulai memainkan klitorisnya sendiri. Deviant tersenyum melihatnya sambil terus memompa anus Taylor
“UGH! UGH! MMPH!” Taylor mendesah kenikmatan, kala sebuah orgasme yang tak terduga menerpa dirinya..
Taylor tidak dapat percaya penis dalam anusnya dapat membuatnya mencapai puncak kenikmatan..Tubuhnya terasa panas sementara keringat mulai mengalir membasahi tubuh mulusnya..Menambah penghinaan dalam dirinya sementara cairan vaginanya mengalir turun di sela vaginanya yang terasa terbakar..
Deviant terus menghujamkan penisnya keluar masuk dalam anus Taylor, dengan kemampuannya yang benar-benar sempurna menyetubuhi tubuh gadis yang baru saja kehilangan keperawanannya. Dia tertawa, melihat bagaimana Taylor terus menggelinjang, menjerit hebat setiap kali badai orgasme menghantam tubuhnya
Taylor mendapatkan orgasme yang benar-benar dahsyat, sementara seluruh tubuhnya seolah terhantam oleh kenikmatan yang benar-benar dahsyat hingga membuatnya menjerit panjang, kembali dia menghujamkan tubuhnya menikmati penis Deviant, berusaha mencapai orgasme lagi dan lagi
Mulutnya terus meracau ”Oh, come on, fuck mee, ini benar-benar enak..”
Lord Deviant tahu, sebentar lagi, Ranger ini akan menyerah dan memberikan tubuh dan jiwanya
Sejam kemudian, Taylor dan Lord Deviant duduk berdua di atas singgasana Deviant, tangan Taylor masih terikat sementara mulutnya tak berhenti meracau saat Ia menggoyangkan pinggulnya menikmati penis Deviant yang menancap di vaginanya, sementara Deviant pun menyusu pada dada Taylor
“Ya, ya Hmmm Enak sekali Ranger, ayo puaskan aku,” Deviant berkomentar di antara hisapannya, ”Ayo mainkan aku seperti pelacur melayani tuannya”
Taylor tak sanggup menahan desahannya saat dia membuat dirinya sendiri mencapai orgasme, sementara dia pun masih terus berusaha memberikan yang terbaik pada tuannya.
”Jangan khawatir Ranger kecilku, ini baru awal dari segalanya”
===***===
”1 bulan?!” Lita geram
”Satu bulan penuh dan sama sekali tidak ada sedikitpun tanda keberadaan Taylor, aku tidak bisa percaya ini, kita ini Rangers. Kita punya teknologi terbaik di planet ini” lanjutnya
”Ini sedikit menakutkan.” Lexi berkata, berusaha menutupi ketakutannya dari Ranger-ranger lainnya..
”Aku pikir ada sesuatu dibalik ini semua” Val berkata, “Maksudku ada apa ini?”
”Kasihan Taylor, semoga dia baik-baik saja” Liz merasa cemas atas nasib temannya itu
”Kita hanya bisa berharap, semoga tidak terjadi apa-apa pada Taylor” Lita menengahi
===***===
Di depan singgasana Deviant, Taylor terlihat berlutut sambil menggunakan korset berwarna pink, dengan tali-tali yang mengencangkan dadanya, menekan payudaranya sehingga membuat dadanya terlihat makin besar, dipadu dengan sepatu hak tinggi, rambut pirangnya memberikan kesan sensual, Devian pun menatap nakal pada budaknya ini..
Deviant berdiri dengan penuh kesombongan, menatap rendah sambil tersenyum.
”Siapa yang harus kau layani budak?? ”
”Anda Tuanku”
”Apa yang bisa kau lakukan untuk Tuanmu ini??”
”Segalanya, perintahkan aku apapun dan aku akan menurutinya”
”Dapatkah kau membantuku menangkap Ranger-ranger lainnya??”
”Tentu saja Tuan, aku akan melayani, aku akan menuruti segala perintahmu aku janji”
”Bagus sekali”
Lord Deviant mengeluarkan sebuah ikat leher hitam dengan batu pink sebagai pemanis.
”Ini adalah ikat kepatuhan, sebagai lambang budak yang setia, tidak dapat dipaksakan kecuali budak itu mau menerimanya..”
”Oh Tuan ini bagus sekali, dan tampak serasi dengan pakaianku..!”
”Menggunakan ini berarti kau akan menerima takdir hidupmu, sebagai budakku, melayaniku setiap harinya, selamanya!!”
”Ya Tuan, aku mau!! aku mau!!”
”Tubuhmu akan menjadi milik-ku, segalanya seperti apa yang aku inginkan.”
Taylor menggigit kecil bibirnya, melihat penis yang berereksi dengan ukuran luar biasa hanya beberapa inci dari wajahnya dengan pandangan penuh nafsu
”Tubuhku adalah milikmu Tuan!! Lakukan apapun yang kamu inginkan, Aku akan menjadi budakmu dan melayani dengan tubuh, jiwa dan segenap hatiku!!”
Taylor merapikan rambutnya kebelakang, sebelum mulai maju, dan mendekatkan diri ke tuan barunya..
”Aku milikmu” Taylor memohon.
Lord Deviant memasang ikat leher tanda budak di leher gadis cantik itu. Dia melihat Taylor yang mulai memasang kalung budak itu di lehernya, sebelum mata gadis itu mulai menatap penis Deviant dengan tatapan yang penuh birahi
”Kau akan melayani aku sekarang??”
Taylor mengangguk dan langsung menggapai penis Deviant, menghisapnya dengan penuh penghayatan, selayaknya budak seks yang patuh..
Lord Deviant mendesah kenikmatan, Seorang Ranger yang angkuh dan begitu perkasa berlutut, menghisap penisnya dengan bibirnya yang mungil dan hangat.
===***===
Lord Deviant duduk dengan gagah di singgasananya, menatap monitor dihadapannya. Tangan yang satunya merangkul Taylor yang duduk disebelahnya, menciumi Deviant dan melayani Tuannya yang sedang asyik memainkan payudaranya, meremas sambil sesekali memilin putingnya..
”Selamat Tuan, kini dia benar-benar budak anda”
”Ya itu aku” Taylor menyela diantara ciumannya, yang turun menyelusuri dada Deviant, sebelum berhenti di dadanya dan menghisap puting tuannya.
Lord Deviant memonitor keempat Ranger yang tersisa. Sesekali dia mendesah menikmati Taylor yang sedang asyik menghisap penisnya, Deviant menurunkan tangannya, dan menjelajahi vagina Taylor..
”Jadi siapa selanjutnya??”
”Bagaimana dengan gadis Latin??”
Dan monitor di ruang kendali Deviant pun menampilkan Liz, sang Ranger Kuning..
Liz menggigit bibirnya dan mulai mengeluh, tatapannya menerawang memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi, hampir satu bulan berlalu, sejak kejadian hilangnya Taylor tanpa jejak. Voltron dan semua teknologi yang dimiliki olehnya tetap tak berhasil menemukan satupun petunjuk, ia seolah menghilang begitu saja..
Bahkan tak ada satupun petunjuk yang dapat membuktikan kalau Taylor masih hidup atau sudah tidak, sambil melihat pantulan tubuhnya dari cermin di kamar mandinya.. Tubuh Liz begitu sempurna, kulitnya yang berwarna putih indah, bukan pucat seperti kulit orang barat, ia memiliki semua keindahan rasnya, kecuali matanya yang berwarna kecoklatan, tubuh yang indah dengan bokong yang padat berisi, yang membuat semua yang melihatnya tak ingin memalingkan pandangan
Tubuhnya indah, terlebih bagian payudaranya yang jauh lebih berisi dibandingkan gadis-gadis Latin pada umumnya.. Tidak terlalu besar, namun cukup untuk memancing perhatian para lelaki..
Selesai membersihkan tubuhnya, Liz keluar dari kamar mandi itu dan menuju kamar tidurnya, perlahan Ia mengambil baju ganti dari lemari di kamarnya dan mulai mengancingkan seragamnya yang terbuat dari bahan katun biru tua dengan rok senada dipadukan warna merah dan ornamen jangkar, beserta topi sebagai aksesorisnya. Sekilas pakaian mirip dengan seragam pelaut.
Ia mengenakan bra nya yang sedikit ketat, membuat payudaranya tertekan indah. Sebelum memakai aksesoris dan menggerai rambutnya. Sentuhan terakhir dengan lipstik merah muda yang menyempurnakan kecantikannya..
Sayangnya Liz tak pernah tahu ada sepasang mata yang terus memperhatikannya sejak pagi tadi, setiap detik, dan setiap saat terus memicingkan matanya menikmati pertunjukan gadis cantik itu. Ia menarik nafas panjang sebelum meyakinkan hatinya, hari ini adalah saatnya ia menjalankan semua rencananya itu
“Ya, ya Hmmm Enak sekali Ranger, ayo puaskan aku,” Deviant berkomentar di antara hisapannya, ”Ayo mainkan aku seperti pelacur melayani tuannya”
Taylor tak sanggup menahan desahannya saat dia membuat dirinya sendiri mencapai orgasme, sementara dia pun masih terus berusaha memberikan yang terbaik pada tuannya.
”Jangan khawatir Ranger kecilku, ini baru awal dari segalanya”
===***===
”1 bulan?!” Lita geram
”Satu bulan penuh dan sama sekali tidak ada sedikitpun tanda keberadaan Taylor, aku tidak bisa percaya ini, kita ini Rangers. Kita punya teknologi terbaik di planet ini” lanjutnya
”Ini sedikit menakutkan.” Lexi berkata, berusaha menutupi ketakutannya dari Ranger-ranger lainnya..
”Aku pikir ada sesuatu dibalik ini semua” Val berkata, “Maksudku ada apa ini?”
”Kasihan Taylor, semoga dia baik-baik saja” Liz merasa cemas atas nasib temannya itu
”Kita hanya bisa berharap, semoga tidak terjadi apa-apa pada Taylor” Lita menengahi
===***===
Di depan singgasana Deviant, Taylor terlihat berlutut sambil menggunakan korset berwarna pink, dengan tali-tali yang mengencangkan dadanya, menekan payudaranya sehingga membuat dadanya terlihat makin besar, dipadu dengan sepatu hak tinggi, rambut pirangnya memberikan kesan sensual, Devian pun menatap nakal pada budaknya ini..
Deviant berdiri dengan penuh kesombongan, menatap rendah sambil tersenyum.
”Siapa yang harus kau layani budak?? ”
”Anda Tuanku”
”Apa yang bisa kau lakukan untuk Tuanmu ini??”
”Segalanya, perintahkan aku apapun dan aku akan menurutinya”
”Dapatkah kau membantuku menangkap Ranger-ranger lainnya??”
”Tentu saja Tuan, aku akan melayani, aku akan menuruti segala perintahmu aku janji”
”Bagus sekali”
Lord Deviant mengeluarkan sebuah ikat leher hitam dengan batu pink sebagai pemanis.
”Ini adalah ikat kepatuhan, sebagai lambang budak yang setia, tidak dapat dipaksakan kecuali budak itu mau menerimanya..”
”Oh Tuan ini bagus sekali, dan tampak serasi dengan pakaianku..!”
”Menggunakan ini berarti kau akan menerima takdir hidupmu, sebagai budakku, melayaniku setiap harinya, selamanya!!”
”Ya Tuan, aku mau!! aku mau!!”
”Tubuhmu akan menjadi milik-ku, segalanya seperti apa yang aku inginkan.”
Taylor menggigit kecil bibirnya, melihat penis yang berereksi dengan ukuran luar biasa hanya beberapa inci dari wajahnya dengan pandangan penuh nafsu
”Tubuhku adalah milikmu Tuan!! Lakukan apapun yang kamu inginkan, Aku akan menjadi budakmu dan melayani dengan tubuh, jiwa dan segenap hatiku!!”
Taylor merapikan rambutnya kebelakang, sebelum mulai maju, dan mendekatkan diri ke tuan barunya..
”Aku milikmu” Taylor memohon.
Lord Deviant memasang ikat leher tanda budak di leher gadis cantik itu. Dia melihat Taylor yang mulai memasang kalung budak itu di lehernya, sebelum mata gadis itu mulai menatap penis Deviant dengan tatapan yang penuh birahi
”Kau akan melayani aku sekarang??”
Taylor mengangguk dan langsung menggapai penis Deviant, menghisapnya dengan penuh penghayatan, selayaknya budak seks yang patuh..
Lord Deviant mendesah kenikmatan, Seorang Ranger yang angkuh dan begitu perkasa berlutut, menghisap penisnya dengan bibirnya yang mungil dan hangat.
===***===
Lord Deviant duduk dengan gagah di singgasananya, menatap monitor dihadapannya. Tangan yang satunya merangkul Taylor yang duduk disebelahnya, menciumi Deviant dan melayani Tuannya yang sedang asyik memainkan payudaranya, meremas sambil sesekali memilin putingnya..
”Selamat Tuan, kini dia benar-benar budak anda”
”Ya itu aku” Taylor menyela diantara ciumannya, yang turun menyelusuri dada Deviant, sebelum berhenti di dadanya dan menghisap puting tuannya.
Lord Deviant memonitor keempat Ranger yang tersisa. Sesekali dia mendesah menikmati Taylor yang sedang asyik menghisap penisnya, Deviant menurunkan tangannya, dan menjelajahi vagina Taylor..
”Jadi siapa selanjutnya??”
”Bagaimana dengan gadis Latin??”
Dan monitor di ruang kendali Deviant pun menampilkan Liz, sang Ranger Kuning..
Liz menggigit bibirnya dan mulai mengeluh, tatapannya menerawang memikirkan hal-hal yang mungkin terjadi, hampir satu bulan berlalu, sejak kejadian hilangnya Taylor tanpa jejak. Voltron dan semua teknologi yang dimiliki olehnya tetap tak berhasil menemukan satupun petunjuk, ia seolah menghilang begitu saja..
Bahkan tak ada satupun petunjuk yang dapat membuktikan kalau Taylor masih hidup atau sudah tidak, sambil melihat pantulan tubuhnya dari cermin di kamar mandinya.. Tubuh Liz begitu sempurna, kulitnya yang berwarna putih indah, bukan pucat seperti kulit orang barat, ia memiliki semua keindahan rasnya, kecuali matanya yang berwarna kecoklatan, tubuh yang indah dengan bokong yang padat berisi, yang membuat semua yang melihatnya tak ingin memalingkan pandangan
Tubuhnya indah, terlebih bagian payudaranya yang jauh lebih berisi dibandingkan gadis-gadis Latin pada umumnya.. Tidak terlalu besar, namun cukup untuk memancing perhatian para lelaki..
Selesai membersihkan tubuhnya, Liz keluar dari kamar mandi itu dan menuju kamar tidurnya, perlahan Ia mengambil baju ganti dari lemari di kamarnya dan mulai mengancingkan seragamnya yang terbuat dari bahan katun biru tua dengan rok senada dipadukan warna merah dan ornamen jangkar, beserta topi sebagai aksesorisnya. Sekilas pakaian mirip dengan seragam pelaut.
Ia mengenakan bra nya yang sedikit ketat, membuat payudaranya tertekan indah. Sebelum memakai aksesoris dan menggerai rambutnya. Sentuhan terakhir dengan lipstik merah muda yang menyempurnakan kecantikannya..
Sayangnya Liz tak pernah tahu ada sepasang mata yang terus memperhatikannya sejak pagi tadi, setiap detik, dan setiap saat terus memicingkan matanya menikmati pertunjukan gadis cantik itu. Ia menarik nafas panjang sebelum meyakinkan hatinya, hari ini adalah saatnya ia menjalankan semua rencananya itu
Liz berjalan di sebuah terowongan underpass, menuju restoran tempat Ia bekerja paruh waktu. Restoran seafood tempatnya bekerja tersebut memang bertemakan kapal pesiar, sehingga seragam seluruh pegawainya pun juga bertema pelayar/sailor.
Selama berjalan, pikirannya terus melayang memikirkan Taylor. Di antara kelima Ranger, Liz memang paling dekat dengan Taylor. Ia hanya berharap sahabatnya itu baik-baik saja. Lita berpendapat kalau ini adalah pekerjaan mafia perdagangan wanita, namun Voltron meyakinkan bahwa tak ada satu pun tanda kehadiran Taylor di muka bumi
“Jadi dimana dia??” Liz termenung memikirkan nasib Taylor
”Liz..”
Liz berbalik dan mencari sumber suara itu, ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Taylor berdiri tak jauh darinya, ia mengenakan pakaian ketat berwarna merah muda, dengan perut yang dibiarkan terbuka dipadukan dengan sepatu hak tinggi dan stocking berwarna hitam. Gadis cantik itu melambaikan tangan ke arahnya.
Liz langsung berlari ke arah sahabatnya itu, saat mendekat ia baru menyadari sahabatnya itu mengenakan sebuah ikat leher berwarna pink.. seperti yang biasa digunakan oleh para pelacur atau budak..
”Taylor, dari mana saja kamu? Kenapa beberapa minggu ini..”
Liz belum sempat menyelesaikan pertanyaannya saat sebuah cahaya kilat berwarna hijau, membuatnya terjatuh dalam kegelapan. Di saat bersamaan Lord Deviant muncul dan berdiri di samping Taylor, budak seks pertamanya..
”Kita mendapatkannya Tuan..” Taylor tersenyum puas. ”Apakah kau akan membuatnya seperti aku?”
”Tentu saja budakku Taylor” Lord Deviant tersenyum, sambil melangkah memeriksa barang bawaan Liz untuk mencari morphernya, ia mengambil dan mengantunginya.
===***===
Liz tersadar, ia masih sedikit bingung namun cukup untuk menyadari keadaanya yang terkurung dalam sebuah sel, yang terletak di sudut suatu ruangan. Di tengah ruangan tersebut terlihat singgasana yang menghadap ke jendela dan berbagai monitor, yang di luar jendela tersebut Liz dapat melihat bumi dari kejauhan.
Liz berusaha bergerak dan baru tersadar bahwa kedua tangannya terikat keatas, sebuah besi lain berada tepat di punggungnya hingga dadanya membusung kedepan, ia tak percaya Taylor menjebaknya dan membuat ia meringkuk dalam sel seperti ini..
“Hey!” Ia mengancam, ”Lepaskan aku, aku mengingatkanmu, kau akan menyesal”
Liz berusaha terlihat berani, meski sebenarnya penuh dengan rasa takut
Singgasana di tengah ruangan kemudian berputar ke arah sel tempat Liz berada
”Aku suka melihat penampilanmu seperti itu“ Deviant tersenyum saat ia turun dari singgasananya dan melangkah mendekat ke buruannya itu
“Sepertinya kau kepanasan tadi, jadi kulepas saja jaketmu ”
Liz melihat ke bawah, dan sedikit tenang saat ia melihat tubuhnya masih terbalut pakaian seragamnya..
Deviant mendekat, dan langsung meremas payudara Liz..
”Kamu punya dada yang lebih besar dari sebagian gadis-gadis Latin ya, Tak terlalu besar tapi lumayan juga ditangan rasanya..”
”Lepaskan tanganmu, dasar bajingan!”
”Ooo, Aku tak berfikir seperti itu, kurasa aku malah baru mulai dengan mu”
”Ya Tuhan, kau tak akan pernah berani”
”Sayangku, aku adalah seorang penjahat yang ingin menguasai planetmu, dan pastinya sekedar memperkosamu itu bukanlah hal yang besar kan.. ”
”Tolong jangan.. aku masih perawan, aku baru 19 tahun” sadar akan situasinya, Liz mulai memohon
”Ya, 2 alasan yang hebat mengapa kau harus mendapatkanmu. Tenanglah, aku yakin kamu pasti akan menyukainya”
”Tak akan pernah!!” Liz membentak, namun ia sadar tak ada yang menolongnya melepaskan dirinya dari Alien ini,..
”Kawanmu ini begitu menyukai saat aku menyetubuhinya, bukankah begitu budakku?”
Liz tercekat saat Taylor berjalan mendekati selnya, dengan pakaian yang lebih mirip pelacur, stocking hitam dan sepatu hak yang membuatnya seperti seorang dominatrix
”Apa yang kau lakukan padanya, mengapa Iia dia terlihat begitu berbeda..”
”Dia budakku dan mau melakukan apapun yang aku inginkan”
”Taylor!! Dengarkan aku, kau adalah Power Ranger, lawan dia!!”
”Aku memang pernah menjadi Power Ranger, tapi sekarang aku tak lebih dari sekedar budak seks dan aku hidup untuk melayani Tuan-ku, dan kau pun begitu Liz. Oh percayalah ini jauh lebih menyenangkan dibanding bertempur dengan monster-monster ”
”STOP!” Liz berteriak.
”Aku tak kan pernah mau menjadi bud.. MMPPHH!”
Perkataan Liz terpotong oleh ciuman Taylor, matanya terbelalak tak percaya saat ia merasakan Taylor yang berusaha menghisap lidahnya
Lord Deviant tersenyum, sementara ia mulai melucuti pakaian Liz, membuka kancingnya satu persatu
Liz hanya bisa pasrah menerima lidah yang kini sedang mengisi mulutnya itu, sementara Ia merasakan seseorang melepas pakaiannya dan menarik lepas bra-nya. Ia tercekat saat seseorang memilin puting payudaranya itu
”Mainkan payudara sahabatmu itu budakku” perintah Deviant pada Taylor
Taylor membuka mulutnya dan mulai mencium wajah Liz, sebelum perlahan mulai turun ke leher, dada, lalu memainkan lidahnya pada puting payudara Liz yang sedang dipilin oleh tuannya
”Taylor, tolong jangan, kumohon, tolong aku.. Mmmphhh ”
Rintihan Liz tertahan oleh lidah Deviant yang kini mulai mengisi mulut Liz, bergantian dengan Taylor. Ia menjerit dan menangis, namun seluruh tubuhnya sedang dikerjai oleh kedua orang itu, yang begitu asyik mengerjai tubuhnya, membawa rangsangan-rangsangan yang membuatnya terus menggelinjang nikmat
”Ya ampun” Liz memohon pada Deviant saat ia lihat Deviant mulai mencium dan menjilati Taylor dari wajahnya sampai ke payudaranya. Gadis cantik itu tak pernah melihat dan merasakan yang seperti itu sebelumnya dan mulai memalingkan wajah saat Taylor dan Deviant berciuman
Namun sesaat kemudian Deviant kembali mengalihkan perhatiannya pada Liz. Alien biadab itu lalu menyusu di payudara Liz yang begitu kenyal, sambil sesekali menggigit kecil puting payudaranya, tangannya ikut menari-nari sambil meremas-remas payudara itu
”Hmmm, cukup, henti.. hmpph..” Liz merintih tertahan saat Taylor kembali melumat bibirnya.
Lumatan sahabatnya lalu bergerak turun menuju leher dan semakin turun ke aeah dada Liz. Kedua payudaranya itu dihisap dan dijilati diiringi remasan tangan Deviant membuat Liz merintih nikmat. Taylor dan Deviant terus bergantian mencium dan memainkan payudara Liz, sambil sesekali diiringi remasan dan rabaan pada bagian tubuh Liz lainnya
Entah sudah berapa lama waktu berlalu, yang dapat dirasakan Liz hanyalah rangsangan-rangsangan yang terus membuatnya mendesah-desah sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman alien gila ini
”Berhenti, aku mohon, oohh.. berhenti”
Seolah memahami keinginan Liz, Deviant dan Taylor menghentikan aktivitasnya dan bergerak mundur beberapa langkah menjauhi Liz. Untuk sesaat Liz merasa lega, namun sesaat kemudian
”Hangatkan sahabatmu Taylor” perintah Deviant pada budak seks pertamanya
”Baik Tuan” Taylor mengangguk.
Rupanya Deviant ingin menonton terlebih dahulu, menikmati sebuah pertunjukan yang sangat menggairahkan dimana seorang budak seks miliknya merangsang sahabatnya sesama wanita, keduanya adalah Power Ranger musuh bebuyutannya, yang bahkan beberapa minggu sebelumnya Deviant merasa kalah total dari mereka.
Tanpa menunggu lama, Taylor segera memenuhi keinginan tuannya dan kembali mendekati Liz yang masih berada di dalam sel
Perlahan Taylor menggerakan lidahnya, membelai perut Liz yang rata, Ia tersenyum melihat celana dalam Liz yang berwarna putih polos, dan menekan dua jarinya ke vagina Liz dari luar celana dalamnya
”Oh, jangan Taylor. Ini menjijikan” walaupun sudah mulai terbawa rangsangan mereka, Liz masih dapat mempertahankan akal sehatnya
Selama berjalan, pikirannya terus melayang memikirkan Taylor. Di antara kelima Ranger, Liz memang paling dekat dengan Taylor. Ia hanya berharap sahabatnya itu baik-baik saja. Lita berpendapat kalau ini adalah pekerjaan mafia perdagangan wanita, namun Voltron meyakinkan bahwa tak ada satu pun tanda kehadiran Taylor di muka bumi
“Jadi dimana dia??” Liz termenung memikirkan nasib Taylor
”Liz..”
Liz berbalik dan mencari sumber suara itu, ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Taylor berdiri tak jauh darinya, ia mengenakan pakaian ketat berwarna merah muda, dengan perut yang dibiarkan terbuka dipadukan dengan sepatu hak tinggi dan stocking berwarna hitam. Gadis cantik itu melambaikan tangan ke arahnya.
Liz langsung berlari ke arah sahabatnya itu, saat mendekat ia baru menyadari sahabatnya itu mengenakan sebuah ikat leher berwarna pink.. seperti yang biasa digunakan oleh para pelacur atau budak..
”Taylor, dari mana saja kamu? Kenapa beberapa minggu ini..”
Liz belum sempat menyelesaikan pertanyaannya saat sebuah cahaya kilat berwarna hijau, membuatnya terjatuh dalam kegelapan. Di saat bersamaan Lord Deviant muncul dan berdiri di samping Taylor, budak seks pertamanya..
”Kita mendapatkannya Tuan..” Taylor tersenyum puas. ”Apakah kau akan membuatnya seperti aku?”
”Tentu saja budakku Taylor” Lord Deviant tersenyum, sambil melangkah memeriksa barang bawaan Liz untuk mencari morphernya, ia mengambil dan mengantunginya.
===***===
Liz tersadar, ia masih sedikit bingung namun cukup untuk menyadari keadaanya yang terkurung dalam sebuah sel, yang terletak di sudut suatu ruangan. Di tengah ruangan tersebut terlihat singgasana yang menghadap ke jendela dan berbagai monitor, yang di luar jendela tersebut Liz dapat melihat bumi dari kejauhan.
Liz berusaha bergerak dan baru tersadar bahwa kedua tangannya terikat keatas, sebuah besi lain berada tepat di punggungnya hingga dadanya membusung kedepan, ia tak percaya Taylor menjebaknya dan membuat ia meringkuk dalam sel seperti ini..
“Hey!” Ia mengancam, ”Lepaskan aku, aku mengingatkanmu, kau akan menyesal”
Liz berusaha terlihat berani, meski sebenarnya penuh dengan rasa takut
Singgasana di tengah ruangan kemudian berputar ke arah sel tempat Liz berada
”Aku suka melihat penampilanmu seperti itu“ Deviant tersenyum saat ia turun dari singgasananya dan melangkah mendekat ke buruannya itu
“Sepertinya kau kepanasan tadi, jadi kulepas saja jaketmu ”
Liz melihat ke bawah, dan sedikit tenang saat ia melihat tubuhnya masih terbalut pakaian seragamnya..
Deviant mendekat, dan langsung meremas payudara Liz..
”Kamu punya dada yang lebih besar dari sebagian gadis-gadis Latin ya, Tak terlalu besar tapi lumayan juga ditangan rasanya..”
”Lepaskan tanganmu, dasar bajingan!”
”Ooo, Aku tak berfikir seperti itu, kurasa aku malah baru mulai dengan mu”
”Ya Tuhan, kau tak akan pernah berani”
”Sayangku, aku adalah seorang penjahat yang ingin menguasai planetmu, dan pastinya sekedar memperkosamu itu bukanlah hal yang besar kan.. ”
”Tolong jangan.. aku masih perawan, aku baru 19 tahun” sadar akan situasinya, Liz mulai memohon
”Ya, 2 alasan yang hebat mengapa kau harus mendapatkanmu. Tenanglah, aku yakin kamu pasti akan menyukainya”
”Tak akan pernah!!” Liz membentak, namun ia sadar tak ada yang menolongnya melepaskan dirinya dari Alien ini,..
”Kawanmu ini begitu menyukai saat aku menyetubuhinya, bukankah begitu budakku?”
Liz tercekat saat Taylor berjalan mendekati selnya, dengan pakaian yang lebih mirip pelacur, stocking hitam dan sepatu hak yang membuatnya seperti seorang dominatrix
”Apa yang kau lakukan padanya, mengapa Iia dia terlihat begitu berbeda..”
”Dia budakku dan mau melakukan apapun yang aku inginkan”
”Taylor!! Dengarkan aku, kau adalah Power Ranger, lawan dia!!”
”Aku memang pernah menjadi Power Ranger, tapi sekarang aku tak lebih dari sekedar budak seks dan aku hidup untuk melayani Tuan-ku, dan kau pun begitu Liz. Oh percayalah ini jauh lebih menyenangkan dibanding bertempur dengan monster-monster ”
”STOP!” Liz berteriak.
”Aku tak kan pernah mau menjadi bud.. MMPPHH!”
Perkataan Liz terpotong oleh ciuman Taylor, matanya terbelalak tak percaya saat ia merasakan Taylor yang berusaha menghisap lidahnya
Lord Deviant tersenyum, sementara ia mulai melucuti pakaian Liz, membuka kancingnya satu persatu
Liz hanya bisa pasrah menerima lidah yang kini sedang mengisi mulutnya itu, sementara Ia merasakan seseorang melepas pakaiannya dan menarik lepas bra-nya. Ia tercekat saat seseorang memilin puting payudaranya itu
”Mainkan payudara sahabatmu itu budakku” perintah Deviant pada Taylor
Taylor membuka mulutnya dan mulai mencium wajah Liz, sebelum perlahan mulai turun ke leher, dada, lalu memainkan lidahnya pada puting payudara Liz yang sedang dipilin oleh tuannya
”Taylor, tolong jangan, kumohon, tolong aku.. Mmmphhh ”
Rintihan Liz tertahan oleh lidah Deviant yang kini mulai mengisi mulut Liz, bergantian dengan Taylor. Ia menjerit dan menangis, namun seluruh tubuhnya sedang dikerjai oleh kedua orang itu, yang begitu asyik mengerjai tubuhnya, membawa rangsangan-rangsangan yang membuatnya terus menggelinjang nikmat
”Ya ampun” Liz memohon pada Deviant saat ia lihat Deviant mulai mencium dan menjilati Taylor dari wajahnya sampai ke payudaranya. Gadis cantik itu tak pernah melihat dan merasakan yang seperti itu sebelumnya dan mulai memalingkan wajah saat Taylor dan Deviant berciuman
Namun sesaat kemudian Deviant kembali mengalihkan perhatiannya pada Liz. Alien biadab itu lalu menyusu di payudara Liz yang begitu kenyal, sambil sesekali menggigit kecil puting payudaranya, tangannya ikut menari-nari sambil meremas-remas payudara itu
”Hmmm, cukup, henti.. hmpph..” Liz merintih tertahan saat Taylor kembali melumat bibirnya.
Lumatan sahabatnya lalu bergerak turun menuju leher dan semakin turun ke aeah dada Liz. Kedua payudaranya itu dihisap dan dijilati diiringi remasan tangan Deviant membuat Liz merintih nikmat. Taylor dan Deviant terus bergantian mencium dan memainkan payudara Liz, sambil sesekali diiringi remasan dan rabaan pada bagian tubuh Liz lainnya
Entah sudah berapa lama waktu berlalu, yang dapat dirasakan Liz hanyalah rangsangan-rangsangan yang terus membuatnya mendesah-desah sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman alien gila ini
”Berhenti, aku mohon, oohh.. berhenti”
Seolah memahami keinginan Liz, Deviant dan Taylor menghentikan aktivitasnya dan bergerak mundur beberapa langkah menjauhi Liz. Untuk sesaat Liz merasa lega, namun sesaat kemudian
”Hangatkan sahabatmu Taylor” perintah Deviant pada budak seks pertamanya
”Baik Tuan” Taylor mengangguk.
Rupanya Deviant ingin menonton terlebih dahulu, menikmati sebuah pertunjukan yang sangat menggairahkan dimana seorang budak seks miliknya merangsang sahabatnya sesama wanita, keduanya adalah Power Ranger musuh bebuyutannya, yang bahkan beberapa minggu sebelumnya Deviant merasa kalah total dari mereka.
Tanpa menunggu lama, Taylor segera memenuhi keinginan tuannya dan kembali mendekati Liz yang masih berada di dalam sel
Perlahan Taylor menggerakan lidahnya, membelai perut Liz yang rata, Ia tersenyum melihat celana dalam Liz yang berwarna putih polos, dan menekan dua jarinya ke vagina Liz dari luar celana dalamnya
”Oh, jangan Taylor. Ini menjijikan” walaupun sudah mulai terbawa rangsangan mereka, Liz masih dapat mempertahankan akal sehatnya
Liz tak dapat menghindari jeratan tangan dan lidah yang begitu lapar mengerjai dirinya. Taylor berdiri dengan tatapan mata penuh nafsu, sejurus kemudian Taylor melucuti celana dalam Liz dan langsung berjongkok untuk menjilati vagina Liz yang ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna hitam itu
“Aiii! Tidak, jangan” Liz memekik. ”Tolong hentikan..”
Sedetik kemudian, Taylor tampak menjilati vagina Liz dengan begitu bahagia, ia menjilati vagina sahabatnya itu, sementara lidahnya menari-nari, sambil sesekali menekan masuk ke dalam vagina Liz..
Tidak tahan dengan erotisnya pemandangan yang tersaji di depannya, Deviant yang awalnya hanya ingin menonton terlebih dahulu, kembali mendekati Liz dan Taylor.
Tidak tahan dengan ekspresi Liz yang menahan nikmat, Deviant kembali memainkan payudara Liz. Walaupun tidak sebesar milik Taylor, ukuran payudara Liz yang proporsional dengan tubuhnya ditambah dengan wajahnya yang manis membuat Deviant bernafsu untuk terus mengerjai payudara Liz
Melihat tuannya berjalan mendekat, Taylor terlihat girang namun tetap mematuhi perintah Deviant untuk terus “menghangatkan” Liz. Seperti layaknya budak seks yang patuh,
Liz menjerit nikmat, ia tak pernah merasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya.. kombinasi antara payudaranya yang sedang dijilati dan dihisap di tambah lagi vaginanya yang terus distimulasi oleh lidah Taylor benar-benar membuat Liz kesetanan, dan ia ingin merasakan yang lebih lagi
Bagaikan membaca pikirannya, Deviant berhenti mengerjai payudara Liz dan mulai membuka jubahnya
Liz menatap takjub sekaligus ngeri pada penis yang begitu besar dan sesaat lagi akan membelah tubuhnya
Taylor mulai berdiri, menciumi dan menjilati wajah dan bibir Liz, sementara tangannya memainkan sepasang payudara Liz
”Ini akan terasa begitu nikmat. Kau pasti akan menyukainya..” Taylor berbisik, sambil mulai menjilati telinga Liz
”Ya ampun tidak” sisa-sisa akal sehat Liz masih berusaha menyangkal nasib buruk yang akan menimpanya
Deviant memposisikan diri di antara kedua kaki Liz, dan mulai mengarahkan penisnya ke mulut vagina gadis itu, dalam satu kali tusukan kuat, penis itu tenggelam dalam tubuh Liz
“AWW!” Liz menjerit saat kehilangan keperawanannya
Deviant mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vagina Liz. Demikian cepatnya ditambah lagi penisnya yang begitu besar membuat Liz meraung-raung antara nikmat dan rasa sakit.. Deviant menurunkan tangannya dan meremas-remas pantat Liz
Taylor tidak tinggal diam, Ia menggerakan lidahnya ke seluruh wajah Liz, sementara tangannya memilin-milin puting payudara sahabatnya itu, dengan tujuan untuk membantu mengurangi rasa sakit yang dirasakan Liz sekaligus menambah intensitas kenikmatannya
”AyolahLiz, berikan aku ciuman-mu, ayo kemarikan lidahmu” Taylor meminta
”Oh tidak, itu menjijikan, Oh Tuhan” setitik akal sehat Liz masih berusaha untuk menolak ini semua, namun tidak untuk waktu yang lama
Liz benar-benar belum pernah merasakan kenikmatan seperti itu, apalagi dengan keahlian Deviant untuk merangsangnya ditambah rangsangan lain dari Taylor sahabatnya. Untuk pertama kali sepanjang hidupnya, ia merasakan organsme, perasaan itu membuatnya kian bergairah, namun ia tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan klimaks selanjutnya
”Ayolah Liz, ayo kemari sayang” Taylor merayu
”Ti-Tidak akan" Liz masih berusaha untuk menolak
”Aw ayolah dasar murahan, berikan teman-mu itu yang dia minta, ayo kau tinggal menjulurkan lidah.saja, serahkan sisanya pada budakku. Tidakkah kau melihat bagaimana dia menikmati hidup barunya” Deviant mulai tidak sabar melihat keteguhan Liz. Walaupun sebenarnya dia tau, tidak lama lagi Liz akan menyusul Taylor sahabatnya
”Aku bukan Pelacur, tidak..” penolakan Liz yang kesekian kalinya membuat Deviant semakin geram yang dilampiaskan dengan pompaannya yang semakin kasar
Mendapat perlakuan seperti itu membuat Liz mendapatkan sebuah orgasme lagi, yang membuatnya lupa kalau ia sedang disekap oleh musuh besarnya. Ia memalingkan wajahnya dan mulai melumat bibir Taylor
Lord Deviant tertawa saat menyaksikan kedua gadis cantik itu saling berciuman dan semakin menggoyangkan pinggulnya menyetubuhi Taylor dengan segala yang ia punya, membuat calon budak barunya semakin terlena..
”MMM!” Liz mendesah dalam mulut Taylor
Taylor menarik bibirnya dan tersenyum..
”Kamu suka sayang ??”
”Lagi, lagi..” Liz memohon, tembok terakhir akal sehatnya telah runtuh.
Deviant tersenyum menang melihat Liz dan Taylor saling melumat bibir dan merangsang satu sama lain dengan semakin bergairah
Liz menjerit saat ia mencapai klimaksnya lagi, terlebih lagi serbuan orgasme yang berulang semakin mulai membuyarkan pikirannya.. Ia menjulurkan lidahnya keluar dan membiarkan Taylor melumat lidahnya. Deviant mencabut penisnya dari vagina Liz, membiarkan budaknya dan calon budak barunya untuk menikmati momen ini
Setelah beberapa saat, Deviant kembali menekan penisnya masuk vagina Liz..
Liz tersentak kebelakang, wajahnya menegadah keatas dan menjerit nikmat.
Taylor dan Deviant tersenyum melihat reaksi Liz.
”Kupikir ia pasti begitu menikmatinya” Deviant tertawa penuh kemenangan.
===***===
Lita, Val dan Lexi duduk di ruangan monitor sementara Voltron melayang di sebuah tabung di atas mereka
”Seperti apa yang terjadi pada Taylor” Val mengambil kesimpulan
”Ia menghilang begitu saja” sambung Lexi
”Ini sungguh aneh, kita belum pernah menghadapi pengecut seperti ini yang hanya berani bersembunyi menghadapi kita. Yang Ia llakukan hanya mengambil kita satu persatu”
“Okay.” Lexi berkata ”Tapi ini akan sangat membuat segalanya lebih mudah bila kita tahu, siapa yang sedang kita hadapi”
===***===
Deviant dan Taylor membelenggu tangan Liz dan menariknya keluar dari sel menuju ruangan lain
”Tunggu, jangan lagi, kumohon”
Keduanya menjatuhkan tubuh Liz ke atas ranjang dan melepas sisa pakaian mereka.
Liz Masih terlalu lemah dari pemerkosaan sebelumnya, ia hanya dapat meringkuk bersandar di sebuah tiang besi, sedetik kemudian pahanya kembali direnggangkan, sebelum tubuhnya dibalikkan oleh Deviant, dan menguncinya dalam posisi telentang dengan lututnya mnekan ke dadanya, membuat bagian anusnya menghadap ke atas
”Apa yang akan kalian lakukan?” Liz bertanya dalam keputusasaan
Taylor menunduk dan memberikan Liz sebuah ciuman
”Perlahan kamu pasti menyukainya, seperti aku dulu.” Taylor tersenyum sambil membungkuk dan mulai memainkan kedua payudara Liz serta memberikan sebuah ciuman tepat di putingnya
” Taylor, kumohon jangan, tolong aku”
Deviant meremas pantat Liz sambil tertawa
”Jangan terlalu berharap Ranger” Deviant berkata sambil mulai memainkan pantat Liz itu, meremas sambil sesekali menamparnya.
“Aiii! Tidak, jangan” Liz memekik. ”Tolong hentikan..”
Sedetik kemudian, Taylor tampak menjilati vagina Liz dengan begitu bahagia, ia menjilati vagina sahabatnya itu, sementara lidahnya menari-nari, sambil sesekali menekan masuk ke dalam vagina Liz..
Tidak tahan dengan erotisnya pemandangan yang tersaji di depannya, Deviant yang awalnya hanya ingin menonton terlebih dahulu, kembali mendekati Liz dan Taylor.
Tidak tahan dengan ekspresi Liz yang menahan nikmat, Deviant kembali memainkan payudara Liz. Walaupun tidak sebesar milik Taylor, ukuran payudara Liz yang proporsional dengan tubuhnya ditambah dengan wajahnya yang manis membuat Deviant bernafsu untuk terus mengerjai payudara Liz
Melihat tuannya berjalan mendekat, Taylor terlihat girang namun tetap mematuhi perintah Deviant untuk terus “menghangatkan” Liz. Seperti layaknya budak seks yang patuh,
Liz menjerit nikmat, ia tak pernah merasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya.. kombinasi antara payudaranya yang sedang dijilati dan dihisap di tambah lagi vaginanya yang terus distimulasi oleh lidah Taylor benar-benar membuat Liz kesetanan, dan ia ingin merasakan yang lebih lagi
Bagaikan membaca pikirannya, Deviant berhenti mengerjai payudara Liz dan mulai membuka jubahnya
Liz menatap takjub sekaligus ngeri pada penis yang begitu besar dan sesaat lagi akan membelah tubuhnya
Taylor mulai berdiri, menciumi dan menjilati wajah dan bibir Liz, sementara tangannya memainkan sepasang payudara Liz
”Ini akan terasa begitu nikmat. Kau pasti akan menyukainya..” Taylor berbisik, sambil mulai menjilati telinga Liz
”Ya ampun tidak” sisa-sisa akal sehat Liz masih berusaha menyangkal nasib buruk yang akan menimpanya
Deviant memposisikan diri di antara kedua kaki Liz, dan mulai mengarahkan penisnya ke mulut vagina gadis itu, dalam satu kali tusukan kuat, penis itu tenggelam dalam tubuh Liz
“AWW!” Liz menjerit saat kehilangan keperawanannya
Deviant mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vagina Liz. Demikian cepatnya ditambah lagi penisnya yang begitu besar membuat Liz meraung-raung antara nikmat dan rasa sakit.. Deviant menurunkan tangannya dan meremas-remas pantat Liz
Taylor tidak tinggal diam, Ia menggerakan lidahnya ke seluruh wajah Liz, sementara tangannya memilin-milin puting payudara sahabatnya itu, dengan tujuan untuk membantu mengurangi rasa sakit yang dirasakan Liz sekaligus menambah intensitas kenikmatannya
”AyolahLiz, berikan aku ciuman-mu, ayo kemarikan lidahmu” Taylor meminta
”Oh tidak, itu menjijikan, Oh Tuhan” setitik akal sehat Liz masih berusaha untuk menolak ini semua, namun tidak untuk waktu yang lama
Liz benar-benar belum pernah merasakan kenikmatan seperti itu, apalagi dengan keahlian Deviant untuk merangsangnya ditambah rangsangan lain dari Taylor sahabatnya. Untuk pertama kali sepanjang hidupnya, ia merasakan organsme, perasaan itu membuatnya kian bergairah, namun ia tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan klimaks selanjutnya
”Ayolah Liz, ayo kemari sayang” Taylor merayu
”Ti-Tidak akan" Liz masih berusaha untuk menolak
”Aw ayolah dasar murahan, berikan teman-mu itu yang dia minta, ayo kau tinggal menjulurkan lidah.saja, serahkan sisanya pada budakku. Tidakkah kau melihat bagaimana dia menikmati hidup barunya” Deviant mulai tidak sabar melihat keteguhan Liz. Walaupun sebenarnya dia tau, tidak lama lagi Liz akan menyusul Taylor sahabatnya
”Aku bukan Pelacur, tidak..” penolakan Liz yang kesekian kalinya membuat Deviant semakin geram yang dilampiaskan dengan pompaannya yang semakin kasar
Mendapat perlakuan seperti itu membuat Liz mendapatkan sebuah orgasme lagi, yang membuatnya lupa kalau ia sedang disekap oleh musuh besarnya. Ia memalingkan wajahnya dan mulai melumat bibir Taylor
Lord Deviant tertawa saat menyaksikan kedua gadis cantik itu saling berciuman dan semakin menggoyangkan pinggulnya menyetubuhi Taylor dengan segala yang ia punya, membuat calon budak barunya semakin terlena..
”MMM!” Liz mendesah dalam mulut Taylor
Taylor menarik bibirnya dan tersenyum..
”Kamu suka sayang ??”
”Lagi, lagi..” Liz memohon, tembok terakhir akal sehatnya telah runtuh.
Deviant tersenyum menang melihat Liz dan Taylor saling melumat bibir dan merangsang satu sama lain dengan semakin bergairah
Liz menjerit saat ia mencapai klimaksnya lagi, terlebih lagi serbuan orgasme yang berulang semakin mulai membuyarkan pikirannya.. Ia menjulurkan lidahnya keluar dan membiarkan Taylor melumat lidahnya. Deviant mencabut penisnya dari vagina Liz, membiarkan budaknya dan calon budak barunya untuk menikmati momen ini
Setelah beberapa saat, Deviant kembali menekan penisnya masuk vagina Liz..
Liz tersentak kebelakang, wajahnya menegadah keatas dan menjerit nikmat.
Taylor dan Deviant tersenyum melihat reaksi Liz.
”Kupikir ia pasti begitu menikmatinya” Deviant tertawa penuh kemenangan.
===***===
Lita, Val dan Lexi duduk di ruangan monitor sementara Voltron melayang di sebuah tabung di atas mereka
”Seperti apa yang terjadi pada Taylor” Val mengambil kesimpulan
”Ia menghilang begitu saja” sambung Lexi
”Ini sungguh aneh, kita belum pernah menghadapi pengecut seperti ini yang hanya berani bersembunyi menghadapi kita. Yang Ia llakukan hanya mengambil kita satu persatu”
“Okay.” Lexi berkata ”Tapi ini akan sangat membuat segalanya lebih mudah bila kita tahu, siapa yang sedang kita hadapi”
===***===
Deviant dan Taylor membelenggu tangan Liz dan menariknya keluar dari sel menuju ruangan lain
”Tunggu, jangan lagi, kumohon”
Keduanya menjatuhkan tubuh Liz ke atas ranjang dan melepas sisa pakaian mereka.
Liz Masih terlalu lemah dari pemerkosaan sebelumnya, ia hanya dapat meringkuk bersandar di sebuah tiang besi, sedetik kemudian pahanya kembali direnggangkan, sebelum tubuhnya dibalikkan oleh Deviant, dan menguncinya dalam posisi telentang dengan lututnya mnekan ke dadanya, membuat bagian anusnya menghadap ke atas
”Apa yang akan kalian lakukan?” Liz bertanya dalam keputusasaan
Taylor menunduk dan memberikan Liz sebuah ciuman
”Perlahan kamu pasti menyukainya, seperti aku dulu.” Taylor tersenyum sambil membungkuk dan mulai memainkan kedua payudara Liz serta memberikan sebuah ciuman tepat di putingnya
” Taylor, kumohon jangan, tolong aku”
Deviant meremas pantat Liz sambil tertawa
”Jangan terlalu berharap Ranger” Deviant berkata sambil mulai memainkan pantat Liz itu, meremas sambil sesekali menamparnya.
Liz yang tersadar dan tahu apa yang akan datang selanjutnya mulai merasa panik
”Jangan, jangan, jangan, kumohon jangan disitu!” Liz memohon-mohon
Namun perlahan ia dapat merasakan jari Deviant mulai membelah dan menelusuri pantatnya. Dengan perlahan jemari Deviant mulai ditekan masuk dalam lubang anusnya, Liz mulai menangis, tersadar tak ada satupun yang dapat menyelamatkannya. Taylor, satu-satunya teman sekaligus harapan terakhirnya di sini, malah sedang asyik memainkan dan menghisap payudaranya seperi binatang yang lapar
“AWW” Liz menjerit saat 2 jari Deviant mulai ditekan ke lubang anusnya. “Tolong jangan, kumohon ya Tuhan”
Taylor kembali mencium dan mulai menggigit di perut Liz, lidahnya menari-nari dan sesekali menyelusup di pusarnya sahabatnya itu
Liz menjerit saat 2 buah jemari lagi menusuk masuk dalam anusnya, ia menutup matanya merasakan jemari itu mulai bergerak keluar masuk, sementara itu Taylor mulai menjilati dan menghisap di vaginanya
”OOH, OOH..” Liz terus mendesah, dan meracau “Taylor, jangan, kumohon hentikan”
Liz sedikit tenang, Ia menutup matanya dan menghembuskan nafas lega saat jemari Deviant meningalkan anusnya, namun perasaan lega itu hanya dirasakannya sesaat saja
Beberapa detik kemudian jemari itu digantikan dengan sesuatu yang jauh lebih besar dan keras. Saat kembali membuka matanya, Liz yang masih dalam posisi telentang dengan anus mengadap ke atas, melihat penis Deviant sudah berada tepat di depan lubang anusnya
Deviant mendorong penisnya yang begitu keras dan besar itu, menekan masuk dalam anus Liz. Deviant begitu menikmati bagaimana Anus Liz meremas penisnya di dalam sana
”Ya Tuhan” Liz menjerit saat penis itu terdorong masuk.
Taylor yang merasa kasihan kepada sahabatnya itu berinisiatif untuk kembali menjilati vagina Liz. Posisi mereka sekarang seperti sedang beradegan 69 dengan Liz berada di bawah dan Taylor di atas dan posisi selangkangan Taylor tepat berada di depan wajah Liz.
Dari posisi itu Liz dapat melihat betapa basah dan mengkilapnya vagina Taylor yang menandakan sahabatnya sedang merasa sangat terangsang
Lidah Taylor terus aktif menjilati vagina sahabatnya yang semakin basah oleh air liur Taylor cairan cinta Liz sendiri, sambil sesekali Taylor menjilati batang penis tuannya yang bergerak keluar masuk anus sahabatnya
Liz menjerit dan mendesah saat penis Deviant yang begitu besar itu bergerak keluar masuk secara perlahan dalam anusnya. Melihat Liz yang awalnya begitu tegang sudah berangsur-angsur tenang dan menikmati perbuatannya, Deviant mulai meningkatkan tempo pompaan penisnya
Tubuh gadis itu terlontar-lontar saat anusnya meremas penis Deviant yang terus memompanya dengan kuat, ditambah lagi Taylor yang terus menjilati vaginanya membuat Ia menggilat semakin keenakan, merasakan kenikmatan yang belum pernah Ia rasakan sebelumnya
Tangan Taylor mulai bergerak dan meremasi payudara Liz yang berada di bawahnya, sesekali menarik-narik putingnya dengan gemas
”OH! UGH! MMM!” Liz terus mendesah tanpa henti, entah sudah berapa lama ia tenggelam dalam rangsangan di kedua lubang selangkangannya
Taylor membuka vagina Liz dan memainkan lidah serta jarinya di dalam sana, sementara Liz terus mengerang-ngerang penuh nafsu. Deburan kenikmatan yang terus menerus dirasakan Liz membuatnya tidak lagi menahan erangan dan desahannya
Deviant terus memompa penisnya keluar masuk dalam anus Liz. Anus Taylor memang luar biasa, namun anus Liz begitu menjepit penis Deviant di dalam sana, ingin rasanya ia memompa anus Liz terus, apalagi ditambah mendengar jeritaz Liz namun tanpa terasa ia memuntahkan spermanya
Lizdapat merasakan sperma yang masih begitu hangat itu meleleh dalam anusnya terlebih saat itu ia mencapai orgasme yang terhebat sepanjang permainan mereka, ini seperti sebuah ledakan kembang api di kepalanya dan ia ingin mendapatkan lebih lagi dari sebelumnya
”Ya Tuhan, Ya Tuhan, Ya Tuhan” hanya itu yang bisa terucap dari mulut Liz
Deviant mencabut penisnya dan berpindah ke sebelah kiri kepala Liz. Mengerti keinginan tuannya, Taylor pun bangkit dari atas tubuh Liz yang begitu berkeringa. Desahan Liz dan nafasnya yang masih terengah-engah terdengar mengisi ruangan. Tanpa memperdulikan kondisi Liz, Deviant menarik kepala Liz dan menusukan penisnya di mulut gadis itu
”MMPH!”
Taylor berpindah merebahkan diri di sebelah kanan sahabatnya. Sambil bertumpu pada salah satu tangannya, melihat bagaimana penis tuannya yang beberapa saat lalu memompa anus Liz, sekarang bergerak keluar masuk di mulut sahabatnya
Untuk pertama kalinya Liz merasakan rasa sebuah penis di mulutnya. Pikiran Liz semakin kacau, tanpa harus diperintah lagi ia mulai menjilati dan menghisap batang penis yang baru saja menyetubuhi anusnya itu, tanpa sedikitpun rasa jijik, meski sama sekali tak beraturan
Taylor bangkit dan berdiri di samping tuan-nya dan berkomentar “Ia tak terlalu Bagus ”
”Ia akan belajar, dan kaulah yang akan mengajarkan kepadanyanya”
”Baiklah Tuan”
”Sekarang contohkan bagaimana Oral yang terbaik, budak-ku”
Taylor membungkuk di atas tubuh Liz dan mulai menjilati penis Tuannya mulai dari batang kemaluannya sampai ke buah zakarnya
Dengan libidonya yang begitu tinggi, Taylor yang sedari tadi hanya disuguhi pemandangan penis tuannya yang “dimonopoli” oleh sahabatnya, merasa bahagia akhirnya bisa kembali merasakan penis tuannya
Masih dalam posisi telentang, Liz yang sebenarnya sudah begitu lelah tak bisa memalingkan wajahnya dari sahabatnya yang nampak begitu bahagia memberikan oral seks terbaiknya untuk Deviant.
Akibat posisi Taylor yang mengoral Deviant sambil membungkuk di atas Liz yang terbarung lemas, sesekali air liur Taylor menetesi wajah Liz yang terus mengamati batang penis Deviant muncul dan tenggelam dari mulut Taylor.
Liz begitu takjub saat Taylor men-deepthroat penis Deviant. Ia masih tidak mengerti bagaimana caranya penis sebesar itu bisa masuk seluruhnya hingga hidung Taylor menempel di atas selangkangan Deviant
Liz yang awalnya bergidik ngeri melihatnya, menjadi penasaran saat Ia melihat Taylor yang masih terus mengoral tuannya, nampak begitu bahagia, tanpa menunjukkan ekspresi kesakitan atau kesulitan sedikitpun. Dalam hati Liz mulai berpikir “senikmat itukah penis tuan..”
“???!!!” Liz terkejut saat menyadari Ia mulai mengakui Deviant sebagai tuannya.
”Jangan, jangan, jangan, kumohon jangan disitu!” Liz memohon-mohon
Namun perlahan ia dapat merasakan jari Deviant mulai membelah dan menelusuri pantatnya. Dengan perlahan jemari Deviant mulai ditekan masuk dalam lubang anusnya, Liz mulai menangis, tersadar tak ada satupun yang dapat menyelamatkannya. Taylor, satu-satunya teman sekaligus harapan terakhirnya di sini, malah sedang asyik memainkan dan menghisap payudaranya seperi binatang yang lapar
“AWW” Liz menjerit saat 2 jari Deviant mulai ditekan ke lubang anusnya. “Tolong jangan, kumohon ya Tuhan”
Taylor kembali mencium dan mulai menggigit di perut Liz, lidahnya menari-nari dan sesekali menyelusup di pusarnya sahabatnya itu
Liz menjerit saat 2 buah jemari lagi menusuk masuk dalam anusnya, ia menutup matanya merasakan jemari itu mulai bergerak keluar masuk, sementara itu Taylor mulai menjilati dan menghisap di vaginanya
”OOH, OOH..” Liz terus mendesah, dan meracau “Taylor, jangan, kumohon hentikan”
Liz sedikit tenang, Ia menutup matanya dan menghembuskan nafas lega saat jemari Deviant meningalkan anusnya, namun perasaan lega itu hanya dirasakannya sesaat saja
Beberapa detik kemudian jemari itu digantikan dengan sesuatu yang jauh lebih besar dan keras. Saat kembali membuka matanya, Liz yang masih dalam posisi telentang dengan anus mengadap ke atas, melihat penis Deviant sudah berada tepat di depan lubang anusnya
Deviant mendorong penisnya yang begitu keras dan besar itu, menekan masuk dalam anus Liz. Deviant begitu menikmati bagaimana Anus Liz meremas penisnya di dalam sana
”Ya Tuhan” Liz menjerit saat penis itu terdorong masuk.
Taylor yang merasa kasihan kepada sahabatnya itu berinisiatif untuk kembali menjilati vagina Liz. Posisi mereka sekarang seperti sedang beradegan 69 dengan Liz berada di bawah dan Taylor di atas dan posisi selangkangan Taylor tepat berada di depan wajah Liz.
Dari posisi itu Liz dapat melihat betapa basah dan mengkilapnya vagina Taylor yang menandakan sahabatnya sedang merasa sangat terangsang
Lidah Taylor terus aktif menjilati vagina sahabatnya yang semakin basah oleh air liur Taylor cairan cinta Liz sendiri, sambil sesekali Taylor menjilati batang penis tuannya yang bergerak keluar masuk anus sahabatnya
Liz menjerit dan mendesah saat penis Deviant yang begitu besar itu bergerak keluar masuk secara perlahan dalam anusnya. Melihat Liz yang awalnya begitu tegang sudah berangsur-angsur tenang dan menikmati perbuatannya, Deviant mulai meningkatkan tempo pompaan penisnya
Tubuh gadis itu terlontar-lontar saat anusnya meremas penis Deviant yang terus memompanya dengan kuat, ditambah lagi Taylor yang terus menjilati vaginanya membuat Ia menggilat semakin keenakan, merasakan kenikmatan yang belum pernah Ia rasakan sebelumnya
Tangan Taylor mulai bergerak dan meremasi payudara Liz yang berada di bawahnya, sesekali menarik-narik putingnya dengan gemas
”OH! UGH! MMM!” Liz terus mendesah tanpa henti, entah sudah berapa lama ia tenggelam dalam rangsangan di kedua lubang selangkangannya
Taylor membuka vagina Liz dan memainkan lidah serta jarinya di dalam sana, sementara Liz terus mengerang-ngerang penuh nafsu. Deburan kenikmatan yang terus menerus dirasakan Liz membuatnya tidak lagi menahan erangan dan desahannya
Deviant terus memompa penisnya keluar masuk dalam anus Liz. Anus Taylor memang luar biasa, namun anus Liz begitu menjepit penis Deviant di dalam sana, ingin rasanya ia memompa anus Liz terus, apalagi ditambah mendengar jeritaz Liz namun tanpa terasa ia memuntahkan spermanya
Lizdapat merasakan sperma yang masih begitu hangat itu meleleh dalam anusnya terlebih saat itu ia mencapai orgasme yang terhebat sepanjang permainan mereka, ini seperti sebuah ledakan kembang api di kepalanya dan ia ingin mendapatkan lebih lagi dari sebelumnya
”Ya Tuhan, Ya Tuhan, Ya Tuhan” hanya itu yang bisa terucap dari mulut Liz
Deviant mencabut penisnya dan berpindah ke sebelah kiri kepala Liz. Mengerti keinginan tuannya, Taylor pun bangkit dari atas tubuh Liz yang begitu berkeringa. Desahan Liz dan nafasnya yang masih terengah-engah terdengar mengisi ruangan. Tanpa memperdulikan kondisi Liz, Deviant menarik kepala Liz dan menusukan penisnya di mulut gadis itu
”MMPH!”
Taylor berpindah merebahkan diri di sebelah kanan sahabatnya. Sambil bertumpu pada salah satu tangannya, melihat bagaimana penis tuannya yang beberapa saat lalu memompa anus Liz, sekarang bergerak keluar masuk di mulut sahabatnya
Untuk pertama kalinya Liz merasakan rasa sebuah penis di mulutnya. Pikiran Liz semakin kacau, tanpa harus diperintah lagi ia mulai menjilati dan menghisap batang penis yang baru saja menyetubuhi anusnya itu, tanpa sedikitpun rasa jijik, meski sama sekali tak beraturan
Taylor bangkit dan berdiri di samping tuan-nya dan berkomentar “Ia tak terlalu Bagus ”
”Ia akan belajar, dan kaulah yang akan mengajarkan kepadanyanya”
”Baiklah Tuan”
”Sekarang contohkan bagaimana Oral yang terbaik, budak-ku”
Taylor membungkuk di atas tubuh Liz dan mulai menjilati penis Tuannya mulai dari batang kemaluannya sampai ke buah zakarnya
Dengan libidonya yang begitu tinggi, Taylor yang sedari tadi hanya disuguhi pemandangan penis tuannya yang “dimonopoli” oleh sahabatnya, merasa bahagia akhirnya bisa kembali merasakan penis tuannya
Masih dalam posisi telentang, Liz yang sebenarnya sudah begitu lelah tak bisa memalingkan wajahnya dari sahabatnya yang nampak begitu bahagia memberikan oral seks terbaiknya untuk Deviant.
Akibat posisi Taylor yang mengoral Deviant sambil membungkuk di atas Liz yang terbarung lemas, sesekali air liur Taylor menetesi wajah Liz yang terus mengamati batang penis Deviant muncul dan tenggelam dari mulut Taylor.
Liz begitu takjub saat Taylor men-deepthroat penis Deviant. Ia masih tidak mengerti bagaimana caranya penis sebesar itu bisa masuk seluruhnya hingga hidung Taylor menempel di atas selangkangan Deviant
Liz yang awalnya bergidik ngeri melihatnya, menjadi penasaran saat Ia melihat Taylor yang masih terus mengoral tuannya, nampak begitu bahagia, tanpa menunjukkan ekspresi kesakitan atau kesulitan sedikitpun. Dalam hati Liz mulai berpikir “senikmat itukah penis tuan..”
“???!!!” Liz terkejut saat menyadari Ia mulai mengakui Deviant sebagai tuannya.
Kegelisahan tersebut rupanya tidak luput dari pengamatan Deviant yang masih menikmati oral seks terbaik dari budak pertamanya.
“Sebentar lagi kau akan merasakan hal yang sama seperti Taylor sahabatmu” ucap Deviant sambil mengelus kepala Liz. Kembali ia tersenyum penuh kemenangan
===***===
2 minggu setelah Liz menghilang, Lita terlihat duduk di kursi dalam ruang tidur Liz, ia berusaha mencari jejak atau petunjuk apapun yang tertinggal, namun tak menemukan satupun. Ia menatap poster Star Trek di kamar Liz dan tercekat oleh apa yang tiba-tiba terlintas di pikirannya..
“Ini tak mungkin..”
===***===
Deviant terbaring di atas ranjangnya, ia menikmati bagaimana Liz memberikannya Oral Seks kelas 1, sementara Taylor menciumi sekujur tubuh tuannya. Deviant tak terlalu heran Liz begitu mudah ditaklukan. Ia melihat rasa takut yang begitu besar saat pertama kali menatap mata Liz
Liz mengeluarkan penis tuannya lalu menggerakan lidahnya naik turun membalur penis Deviant dengan air liurnya. Setelah puas melihat penis tuannya basah mengkipal, Ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mulai menelan kembali penis itu dalam mulutnya
Taylor masih terus menciumi Deviant, mulai dari melumat bibirnya, lalu bergeser turun ke leher, dada, perut dan terus turun menuju selangkangannya
Taylor yang awalnya ingin meminta jatah setelah seharian penuh penis tuannya “dimonopoli” Liz. Namjn, melihat sahabatnya yang terlihat begitu antusias untuk menyempurnakan teknik oralnya, Taylor pun kembali mengalah
Taylor menggeser tubuhnya mendekati sahabatnya, lalu menggerakan lidahnya ke dada Liz, memolesnya dengan lidahnya, meremas kedua payudaranya itu dan mulai menarik-narik puting payudaranya itu..
Deviant sangat menikmati menyaksikan kedua budaknya yang sedang asyik bergumul itu
”Budakku Taylor, kemarilah, berikan aku dadamu yang besar itu..”
Taylor segera melupakan payudara Liz dan melompat giranf ke arah tuan-nya, ia berlutut mendekatkan payudaranya ke mulut tuannya, sementara Taylor mengelus rambut Liz, mengimbangi gerakan naik turun kepala sahabatnya yang terus mengoral penis tuan mereka
Tak tahan dengan pemandangan di depan wajahnya, Deviant mulai meremas-remas Payudara Taylor, sambil sesekali menjilati dan menghisap puting payudara Taylor membuat budak pertamanya itu mendesah.
===***===
”Sesuatu yang membuat tak terlihat??” Voltron berfikir, “sesuatu yang sepertinya sangat mustahil”
”Tapi aku yakin, yakin sekali” Lita berkata, ”Ada sebuah kapal yang tembus pandang di luar sana, dan aku yakin Taylor dan Liz disekap disana..”
”Tapi siapa yang menyekapnya?” Lexi bertanya
”Kita semua tahu siapa..” Val menjawab dengan penuh keyakinan
”Lord Deviant” Lita pun mengangguk sependapat dengan temannya itu. ”Mereka berada ditangannya”
”Jika memang Deviant dibelakang semua ini” Voltron said. ”Ia akan melakukan lebih dari sekedar menahan mereka”
”Apa lagi yang akan dilakukannya?” Lexi bertanya, walaupun secara garis besar Ia dapat menebak, namun ia tetap takut mendengar jawabannya
===***===
Deviant dan kedua budaknya sedang berada di ruang tahta. Deviant terlihat duduk dengan angkuh di singgasananya, memandangi kedua budaknya
Taylor berlutut di hadapan Tuannya, mengenakan korset berwarna pink, dengan sepatu hak tinggi hitam dan stocking panjang dengan warna yang sama. Liz pun berlutut di hadapan Deviant, dengan pakaian persis seperti Taylor kecuali warna yang dipilihnya lebih bernuansa kuning terang
”Siapa yang harus kau layani budak?”
”Hanya Kau Tuanku.” Liz dan Taylor menunduk menjawabnya dengan kompak
”Taylor sudah memberitahumu tentang ikat leher kesetiaan ini kan?” tanya Deviant kepada budak barunya sambil memegang ikat leher sama seperti yang dikenakan Taylor, bedanya batunya berwarna kuning
”Ya Tuan dan aku berharap dapat memakainya” jawab Liz dengan Mantap
Lord Deviant memberikan Liz sebuah ikat leher simbol penyerahan diri seorang budak seks kepada tuannya. Taylor membantu Liz mengenakannya, dan keduanya kembali berlutut di hadapan tuannya
”Budak baruku, apakah kau mau membantu Tuanmu ini untuk menangkap dan melatih teman-temanmu itu?” saat Deviant bertanya, monitor di ruangan itu menampilkan foto para ranger yang tersisa
“Ya Tuan, aku akan mengabdi pada mu. Aku bersumpah” sahut Liz sambil menunduk, Ia telah menyerahkan seluruh jiwa dan raganya hanya untuk tuannya, Deviant.
Taylor pun ikut menunduk mengamini tekad Liz untuk mewujudkan impian tuan mereka walaupun itu berarti mengkhianati tidak hanya teman-teman Rangers-nya, namun juga seluruh umat di planet tempat tinggal mereka dulu
Bagi seorang budak seks, tidak ada yang lebih berharga dari tuannya, tidak ada yang lebih mulia dari mewujudkan impian tuannya, dan tidak ada yang lebih sakral dari perintah tuannya. Seluruh jiwa raganya milik tuan mereka
“Sebentar lagi kau akan merasakan hal yang sama seperti Taylor sahabatmu” ucap Deviant sambil mengelus kepala Liz. Kembali ia tersenyum penuh kemenangan
===***===
2 minggu setelah Liz menghilang, Lita terlihat duduk di kursi dalam ruang tidur Liz, ia berusaha mencari jejak atau petunjuk apapun yang tertinggal, namun tak menemukan satupun. Ia menatap poster Star Trek di kamar Liz dan tercekat oleh apa yang tiba-tiba terlintas di pikirannya..
“Ini tak mungkin..”
===***===
Deviant terbaring di atas ranjangnya, ia menikmati bagaimana Liz memberikannya Oral Seks kelas 1, sementara Taylor menciumi sekujur tubuh tuannya. Deviant tak terlalu heran Liz begitu mudah ditaklukan. Ia melihat rasa takut yang begitu besar saat pertama kali menatap mata Liz
Liz mengeluarkan penis tuannya lalu menggerakan lidahnya naik turun membalur penis Deviant dengan air liurnya. Setelah puas melihat penis tuannya basah mengkipal, Ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mulai menelan kembali penis itu dalam mulutnya
Taylor masih terus menciumi Deviant, mulai dari melumat bibirnya, lalu bergeser turun ke leher, dada, perut dan terus turun menuju selangkangannya
Taylor yang awalnya ingin meminta jatah setelah seharian penuh penis tuannya “dimonopoli” Liz. Namjn, melihat sahabatnya yang terlihat begitu antusias untuk menyempurnakan teknik oralnya, Taylor pun kembali mengalah
Taylor menggeser tubuhnya mendekati sahabatnya, lalu menggerakan lidahnya ke dada Liz, memolesnya dengan lidahnya, meremas kedua payudaranya itu dan mulai menarik-narik puting payudaranya itu..
Deviant sangat menikmati menyaksikan kedua budaknya yang sedang asyik bergumul itu
”Budakku Taylor, kemarilah, berikan aku dadamu yang besar itu..”
Taylor segera melupakan payudara Liz dan melompat giranf ke arah tuan-nya, ia berlutut mendekatkan payudaranya ke mulut tuannya, sementara Taylor mengelus rambut Liz, mengimbangi gerakan naik turun kepala sahabatnya yang terus mengoral penis tuan mereka
Tak tahan dengan pemandangan di depan wajahnya, Deviant mulai meremas-remas Payudara Taylor, sambil sesekali menjilati dan menghisap puting payudara Taylor membuat budak pertamanya itu mendesah.
===***===
”Sesuatu yang membuat tak terlihat??” Voltron berfikir, “sesuatu yang sepertinya sangat mustahil”
”Tapi aku yakin, yakin sekali” Lita berkata, ”Ada sebuah kapal yang tembus pandang di luar sana, dan aku yakin Taylor dan Liz disekap disana..”
”Tapi siapa yang menyekapnya?” Lexi bertanya
”Kita semua tahu siapa..” Val menjawab dengan penuh keyakinan
”Lord Deviant” Lita pun mengangguk sependapat dengan temannya itu. ”Mereka berada ditangannya”
”Jika memang Deviant dibelakang semua ini” Voltron said. ”Ia akan melakukan lebih dari sekedar menahan mereka”
”Apa lagi yang akan dilakukannya?” Lexi bertanya, walaupun secara garis besar Ia dapat menebak, namun ia tetap takut mendengar jawabannya
===***===
Deviant dan kedua budaknya sedang berada di ruang tahta. Deviant terlihat duduk dengan angkuh di singgasananya, memandangi kedua budaknya
Taylor berlutut di hadapan Tuannya, mengenakan korset berwarna pink, dengan sepatu hak tinggi hitam dan stocking panjang dengan warna yang sama. Liz pun berlutut di hadapan Deviant, dengan pakaian persis seperti Taylor kecuali warna yang dipilihnya lebih bernuansa kuning terang
”Siapa yang harus kau layani budak?”
”Hanya Kau Tuanku.” Liz dan Taylor menunduk menjawabnya dengan kompak
”Taylor sudah memberitahumu tentang ikat leher kesetiaan ini kan?” tanya Deviant kepada budak barunya sambil memegang ikat leher sama seperti yang dikenakan Taylor, bedanya batunya berwarna kuning
”Ya Tuan dan aku berharap dapat memakainya” jawab Liz dengan Mantap
Lord Deviant memberikan Liz sebuah ikat leher simbol penyerahan diri seorang budak seks kepada tuannya. Taylor membantu Liz mengenakannya, dan keduanya kembali berlutut di hadapan tuannya
”Budak baruku, apakah kau mau membantu Tuanmu ini untuk menangkap dan melatih teman-temanmu itu?” saat Deviant bertanya, monitor di ruangan itu menampilkan foto para ranger yang tersisa
“Ya Tuan, aku akan mengabdi pada mu. Aku bersumpah” sahut Liz sambil menunduk, Ia telah menyerahkan seluruh jiwa dan raganya hanya untuk tuannya, Deviant.
Taylor pun ikut menunduk mengamini tekad Liz untuk mewujudkan impian tuan mereka walaupun itu berarti mengkhianati tidak hanya teman-teman Rangers-nya, namun juga seluruh umat di planet tempat tinggal mereka dulu
Bagi seorang budak seks, tidak ada yang lebih berharga dari tuannya, tidak ada yang lebih mulia dari mewujudkan impian tuannya, dan tidak ada yang lebih sakral dari perintah tuannya. Seluruh jiwa raganya milik tuan mereka
”Kalian berdua, kemarilah dan layani tuanmu” titah Deviant
Kedua budaknya merambat naik., Taylor berhasil mendahului Liz, mendapatkan penis tuannya itu, dan langsung melahap penis itu, sementara Liz mengalah dan mulai menjilati buah zakar Deviant dengan lidahnya.
===***===
”Budak Seks!!” Val menjerit tak percaya, ”Tidak akan, aku tak akan pernah mau menjadi budaknya..”
”Kau Yakin?” Tanya Lexi, ”Maksudku mungkin dia hanya akan memenjarakan kita..” imbuhnya sambil terbata-bata. Ia begitu takut memikirkan nasib kedua teman Rangersnya itu
”Ya, lebih baik tertangkap dan dipenjara daripada harus dipermalukan dan diperkosa mahluk itu” sahut Lita, walaupun sedetik setelah perkataan itu keluar dari mulutnya, ia mengerti betapa naifnya hal itu terdengar
Val dan Lexi juga berpikiran sama, bahwa hal yg dikatakan Lita sangat naif, namun tidak satupun dari ketiganya mampu mengutarakannya dan hanya terdiam beberapa saat
”Lalu apa yang akan kita lakukan?” Lexi memecsh keheningan, Ia terdengar bingung
”Seperti yang kukatakan, Deviant pengecut itu mengincar kita saat kita berpencar, jadi selalu bersama, dengan morpher selalu siap, sehingga kita bisa saling berhubungan dan siap melawan, aku bertaruh ia akan mengembalikan Liz dan Taylor saat kita berhasil mengalahkannya”
”Tolong Ranger” Voltron mengingatkan, ”Kita sama sekali belum yakin, siapa Dia, dari intel yang kudapatkan, Lord Deviant harus kembali ke planetnya. Bahkan aku memperkirakan kita sedang menghadapi musuh baru sekarang. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan tentang perbudakan ini” Voltron mencoba mencairkan ketegangan di ruangan itu
“Namun aku tidak membantah kemungkinan Deviant masih mengintai kita” lanjutnya “aku akan coba mencari cara untuk mendeteksi kapal Deviant jika memang benar hal terburuklah yang terjadi”
===***===
Lord Deviant duduk tenang di atas singgasananya, sementara kedua budaknya tampak sibuk berdebat tentang siapa yang pantas mereka tangkap selanjutnya, Deviant menarik Taylor, yang langsung menciuminya
Sesekali Deviant memainkan payudara budak pertamanya itu, Liz ikut melayani tuannya, ia sedang begitu terobsesi dengan oral seks, dan berusaha meningkatkan kemampuannya
”Tuan, lalu siapa yang akan kita dapatkan selanjutnya” Taylor bertanya disela2 lumatan tuannya pada bibir seksinya itu..
”Sepertinya aku tertarik untuk 2 sekaligus”
”Tuanku, itu terdengar begitu menarik!” jawab kedua budak itu bersamaan.
Lord Deviant terlihat sedang duduk di singgasananya, memikirkan sesuatu dengan sangat serius. Ia sedang menyusun rencana selanjutnya untuk menangkap Ranger sekaligus. Namun Deviant kesulitan untuk fokus pada perencanaannya, bagaimana tidak, kedua budak seksnya berlutut di depan singgasananya terus melakukan oral seks untuk tuannya secara bergantian
Jika Taylor sedang melahap kepala dan batang penis Deviant, maka Liz mengalah dan menghisap biji zakar tuan mereka, begitu juga sebaliknya. Bagai budak seks yang sempurna, mereka tidak pernah berhenti melayani tuannya, bahkan tanpa diminta sekalipun
“Cukup, hentikan perbuatan kalian sekarang juga” ucap Deviant pelan namun tetap penuh kuasa.
Ya, kuasa atas mantan musuhnya yang kini telah menyerahkan seluruh jiwa dan raga untuk tuan baru mereka
Kedua budak seksnya terkejut, belum pernah Deviant menolak servis mereka. Sejak awal Taylor menjadi budak seks, seluruh waktunya digunakan untuk melayani tuannya, kecuali saat Deviant beristirahat, begitu juga dengan Liz
Kedua sahabat yang telah menjadi budak seks itu merasa takut telah melakukan kesalahan langsung berlutut dan bersujud di depan singgasana tuan mereka
“Maafkan kami tuanku, apabila yang kami lakukan tidak sesuai seleramu” sebagai budak yang lebih senior, Taylor mencoba meredam amarah tuannya
“Silakan hukum kami tuanku, kami siap menerima hukuman apapun untuk meredam amarahmu” lanjut Liz
Kini giliran Lord Deviant yang terkejut. Memang dia bertujuan menjadikan para Rangers menjadi budak seksnya, namun selama ini dia hanya memperlakukan mereka sebagai objek seks saja
Ia baru menyadari kalau kedua mantan Rangers yang kini bersujud di depannya benar-benar telah mengabdikan diri mereka
“Tidak, kalian tidak melakukan kesalahan apapun” ucap Deviant menenangkan kekhawatiran kedua budaknya yang langsung kembali bangun dari posisi mereka dan berlutut di hadapan Deviant
“Aku hanya sedang menyusun rencana selanjutnya. Karena targetku 2 Rangers sekaligus, aku butuh strategi tanpa celah, terlebih Rangers semakin waspada belakangan Ini” lanjutnya menerangkan apa yang membebani pikirannya saat ini kepada kedua budak yang terus menatap penis Deviant dengan mata yang berbinar-binar.
“Izinkan kami membantumu tuanku” Liz menyaut, Ia ingin menjadi berguna bagi tuannya itu.
“Betul tuan, mungkin kami memiliki informasi yang berguna untuk rencanamu” Taylor tidak mau kalah dari budak seks juniornya
Pikiran Deviant yang beberapa waktu belakangan terasa suntuk seketika menjadi ringan. Ia merasa bodoh tidak memanfaatkan kedua budaknya itu
Ia menganggap Taylor dan Liz hanya budak seks biasa seperti budak lain di planetnya, yang seringkali diperlakukan bagai binatang, kecuali untuk urusan seks tentunya
Deviant lupa, bahwa kedua budaknya adalah mantan Rangers, petarung terbaik di bumi, musuh bebuyutan nya, yang berulang kali selalu menggagalkan rencananya
Merasa bebannya sedikit terbantu, Deviant ingin mengapresiasi kedua budak seksnya “kalau begitu, mari dengarkan informasi yang kalian punya” ucap Deviant “sementara itu..”
Masih dalam posisi berlutut, Taylor dan Liz menunggu perintah lanjutan tuan mereka
“Lanjutkan oral seksmu di penisku Liz, dan Taylor, kemarilah dan berikan aku dadamu itu” kedua budak seks itu bangkit dengan sumringah dan segera menuruti perintah Lord Deviant
===***===
”5 bulan??!” Lita semakin geram.
Semakin memuncak emosinya, selain karena terbayang hal terburuk yang menimpa nasib temannya, di sisi lain, Ia merasa tidak berdaya.
Kedua budaknya merambat naik., Taylor berhasil mendahului Liz, mendapatkan penis tuannya itu, dan langsung melahap penis itu, sementara Liz mengalah dan mulai menjilati buah zakar Deviant dengan lidahnya.
===***===
”Budak Seks!!” Val menjerit tak percaya, ”Tidak akan, aku tak akan pernah mau menjadi budaknya..”
”Kau Yakin?” Tanya Lexi, ”Maksudku mungkin dia hanya akan memenjarakan kita..” imbuhnya sambil terbata-bata. Ia begitu takut memikirkan nasib kedua teman Rangersnya itu
”Ya, lebih baik tertangkap dan dipenjara daripada harus dipermalukan dan diperkosa mahluk itu” sahut Lita, walaupun sedetik setelah perkataan itu keluar dari mulutnya, ia mengerti betapa naifnya hal itu terdengar
Val dan Lexi juga berpikiran sama, bahwa hal yg dikatakan Lita sangat naif, namun tidak satupun dari ketiganya mampu mengutarakannya dan hanya terdiam beberapa saat
”Lalu apa yang akan kita lakukan?” Lexi memecsh keheningan, Ia terdengar bingung
”Seperti yang kukatakan, Deviant pengecut itu mengincar kita saat kita berpencar, jadi selalu bersama, dengan morpher selalu siap, sehingga kita bisa saling berhubungan dan siap melawan, aku bertaruh ia akan mengembalikan Liz dan Taylor saat kita berhasil mengalahkannya”
”Tolong Ranger” Voltron mengingatkan, ”Kita sama sekali belum yakin, siapa Dia, dari intel yang kudapatkan, Lord Deviant harus kembali ke planetnya. Bahkan aku memperkirakan kita sedang menghadapi musuh baru sekarang. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan tentang perbudakan ini” Voltron mencoba mencairkan ketegangan di ruangan itu
“Namun aku tidak membantah kemungkinan Deviant masih mengintai kita” lanjutnya “aku akan coba mencari cara untuk mendeteksi kapal Deviant jika memang benar hal terburuklah yang terjadi”
===***===
Lord Deviant duduk tenang di atas singgasananya, sementara kedua budaknya tampak sibuk berdebat tentang siapa yang pantas mereka tangkap selanjutnya, Deviant menarik Taylor, yang langsung menciuminya
Sesekali Deviant memainkan payudara budak pertamanya itu, Liz ikut melayani tuannya, ia sedang begitu terobsesi dengan oral seks, dan berusaha meningkatkan kemampuannya
”Tuan, lalu siapa yang akan kita dapatkan selanjutnya” Taylor bertanya disela2 lumatan tuannya pada bibir seksinya itu..
”Sepertinya aku tertarik untuk 2 sekaligus”
”Tuanku, itu terdengar begitu menarik!” jawab kedua budak itu bersamaan.
Lord Deviant terlihat sedang duduk di singgasananya, memikirkan sesuatu dengan sangat serius. Ia sedang menyusun rencana selanjutnya untuk menangkap Ranger sekaligus. Namun Deviant kesulitan untuk fokus pada perencanaannya, bagaimana tidak, kedua budak seksnya berlutut di depan singgasananya terus melakukan oral seks untuk tuannya secara bergantian
Jika Taylor sedang melahap kepala dan batang penis Deviant, maka Liz mengalah dan menghisap biji zakar tuan mereka, begitu juga sebaliknya. Bagai budak seks yang sempurna, mereka tidak pernah berhenti melayani tuannya, bahkan tanpa diminta sekalipun
“Cukup, hentikan perbuatan kalian sekarang juga” ucap Deviant pelan namun tetap penuh kuasa.
Ya, kuasa atas mantan musuhnya yang kini telah menyerahkan seluruh jiwa dan raga untuk tuan baru mereka
Kedua budak seksnya terkejut, belum pernah Deviant menolak servis mereka. Sejak awal Taylor menjadi budak seks, seluruh waktunya digunakan untuk melayani tuannya, kecuali saat Deviant beristirahat, begitu juga dengan Liz
Kedua sahabat yang telah menjadi budak seks itu merasa takut telah melakukan kesalahan langsung berlutut dan bersujud di depan singgasana tuan mereka
“Maafkan kami tuanku, apabila yang kami lakukan tidak sesuai seleramu” sebagai budak yang lebih senior, Taylor mencoba meredam amarah tuannya
“Silakan hukum kami tuanku, kami siap menerima hukuman apapun untuk meredam amarahmu” lanjut Liz
Kini giliran Lord Deviant yang terkejut. Memang dia bertujuan menjadikan para Rangers menjadi budak seksnya, namun selama ini dia hanya memperlakukan mereka sebagai objek seks saja
Ia baru menyadari kalau kedua mantan Rangers yang kini bersujud di depannya benar-benar telah mengabdikan diri mereka
“Tidak, kalian tidak melakukan kesalahan apapun” ucap Deviant menenangkan kekhawatiran kedua budaknya yang langsung kembali bangun dari posisi mereka dan berlutut di hadapan Deviant
“Aku hanya sedang menyusun rencana selanjutnya. Karena targetku 2 Rangers sekaligus, aku butuh strategi tanpa celah, terlebih Rangers semakin waspada belakangan Ini” lanjutnya menerangkan apa yang membebani pikirannya saat ini kepada kedua budak yang terus menatap penis Deviant dengan mata yang berbinar-binar.
“Izinkan kami membantumu tuanku” Liz menyaut, Ia ingin menjadi berguna bagi tuannya itu.
“Betul tuan, mungkin kami memiliki informasi yang berguna untuk rencanamu” Taylor tidak mau kalah dari budak seks juniornya
Pikiran Deviant yang beberapa waktu belakangan terasa suntuk seketika menjadi ringan. Ia merasa bodoh tidak memanfaatkan kedua budaknya itu
Ia menganggap Taylor dan Liz hanya budak seks biasa seperti budak lain di planetnya, yang seringkali diperlakukan bagai binatang, kecuali untuk urusan seks tentunya
Deviant lupa, bahwa kedua budaknya adalah mantan Rangers, petarung terbaik di bumi, musuh bebuyutan nya, yang berulang kali selalu menggagalkan rencananya
Merasa bebannya sedikit terbantu, Deviant ingin mengapresiasi kedua budak seksnya “kalau begitu, mari dengarkan informasi yang kalian punya” ucap Deviant “sementara itu..”
Masih dalam posisi berlutut, Taylor dan Liz menunggu perintah lanjutan tuan mereka
“Lanjutkan oral seksmu di penisku Liz, dan Taylor, kemarilah dan berikan aku dadamu itu” kedua budak seks itu bangkit dengan sumringah dan segera menuruti perintah Lord Deviant
===***===
”5 bulan??!” Lita semakin geram.
Semakin memuncak emosinya, selain karena terbayang hal terburuk yang menimpa nasib temannya, di sisi lain, Ia merasa tidak berdaya.
Lexi, Val bahkan Voltron merasakan yang sama. Berbagai usaha yang mereka lakukan masih belum memberikan hasil apapun
Hal itu bukan tanpa sebab, karena teknologi yang mereka gunakan masih kalah canggih jika dibandingkan teknologi milik Lord Deviant
“Aku masih mencoba memindai orbit dengan menyesuaikan segala variabel dan kemungkinan, termasuk jika Lord Deviant benar masih belum meninggalkan orbit dan sedang bersembunyi”
Penjelasan Voltron sedikit membawa harapan bagi Rangers yang tersisa
“Ya, kita pasti bisa menyelamatkan Taylor dan Liz” ucap Lexi penuh harap, berusaha meningkatkan semangat Ranger lainnya
Lexi khawatir melihat Ranger lain, ia takut mereka patah semangat. Terutama Val, yang dari tadi hanya diam saja. Ia yang tahu betul kondisi sahabatnya itu, berusaha untuk terus menjaga agar Val tidak kembali menjadi seperti dulu lagi
“Baiklah, briefing kali ini kita cukupkan dulu, aku akan tetap di sini untuk membantu Voltron mengkalibrasi peralatan kita” pungkas Lita. “Kalian berdua berhati-hatilah dan jangan pernah pergi sendirian, rasanya aku tidak perlu mengingatkan bagaimana Taylor dan Liz menghilang"
“Sebenarnya beberapa minggu terakhir Aku pindah ke apartemen Val, tidak lama setelah Liz menghilang” jawab Lexi.
“Tidak ada yang namanya terlalu berhati-hati, bukan begitu Val?” Lexi menyenggol lengan Val yang masih saja terdiam
“I, iya, itu betul” Val menjawab dengan terbata-bata
===***===
“Benar sekali Ranger Biru, teruslah bersama Ranger Hitam supaya kalian lebih mudah menjaga satu sama lain, dan aku akan lebih mudah menculik kalian sekaligus” Lord Deviant rupanya telah mendapatkan akses untuk mengawasi markas Rangers
Deviant terus mengamati monitor di ruang tahtanya sambil menikmati kedua budaknya yang sedang mencoba hal baru, double tit fuck. Taylor dan Liz berlutut di samping kiri dan kanan tuannya.
Kedua budak seks itu lalu merapatkan payudara mereka ke batang penis Deviant, menaikturunkan dan menggesek-gesek kedua payudara kenyal mereka ke batang penis Deviant. Semakin lama mereka semakin mahir, dan gerakan mereka juga semakin teratur dan cepat
Setelah beberapa saat merasakan kenikmatan dari percobaan kedua budaknya.
“OH.. percepat gerakanmu budak, himpit lagi lebih rapat, OH OH..”
Deviant kembali memuntahkan spermanya, posisinya yang masih duduk di singgasana menyebabkan Taylor dan Liz yang berlutut di sisi singgasana mendapat ‘hujan lokal’ sperma kesukaan mereka
Mereka saling menjilati sperma yang menetes di wajah, rambut, hingga payudara mereka. Bagi mereka, sperma tuannya merupakan anugerah tertinggi atas penyerahan jiwa raganya dan anugerah itu harus masuk ke dalam tubuh mereka, entah melalui vagina, anus atau mulut
Maka ketika Deviant ejakulasi setelah mendapat double tit fuck, kedua budak itu nampak sibuk mengumpulkan, menjilati lalu menelan sperma tuannya. Bahkan sperma yang berceceran di sekitar singgasana Deviant mereka jilati sampai bersih, itulah yang membuat Deviant tak ragu untuk ejakulasi dimanapun karena spermanya akan selalu dibersihkan oleh budak seksnya
Terlebih Deviant adalah alien yang berbeda dengan manusia, Ia bisa terus berhubungan seks dan ejakulasi berulang kali sepanjang hari. Staminanya juga jauh di atas manusia
Deviant mematikan monitornya saat Lexi dan Val terlihat keluar dari markas Rangers. Ia tersenyum melihat Taylor dan Liz yang sudah selesai membersihkan satu sama lain, mereka kemudian berbaring di lantai, mencari dan membersihkan sisa-sisa sperma tuannya yang berceceran menggunakan lidah dan jari mereka
“Aku suka dengan permainan baru kalian, itu sangat nikmat” Deviant berusaha mengapresiasi kedua budaknya. Taylor dan Liz terlihat begitu bangga bisa membuat tuannya merasa nikmat, mereka masih membutuhkan lebih, namun mereka ragu untuk mengatakannya
“Segera susul aku setelah kalian selesai di sini, tentu kalian belum puas hanya seperti ini saja, dan aku pun sama” ucap Deviant seakan mengerti apa yang ada di pikiran budaknya.
Sebelum Ia meninggalkan mereka menuju ruang tidurnya meninggalkan Taylor dan Liz yang kembali menjilati ceceran sperma tuannya dengan penuh semangat
===***===
“Namun aku sedikit pesimis karena teknologi yang kita gunakan masih sama dengan teknologi bertahun-tahun lalu ketika aku tiba di bumi, sementara Lord Deviant memiliki akses teknologi yang pastinya jauh lebih mutakhir”
Voltron menambahkan, hal ini hanya disampaikan kepada Lita seorang, ketika Lexi dan Val sudah meninggalkan markas
“Ya, tentu aku juga menyadari itu” jawab Lita. Ia tidak ingin Voltron terbebani. Sebagai pemimpin para Rangers Lita merasa Ia tidak hanya bertanggung jawab melindungi rekannya sesama Ranger, namun juga Voltron yang merupakan mentor sekaligus sosok yang telah ia anggap paling berharga dalam hidupnya
“Akan kulakukan apapun untuk meringankan bebanmu” Lita menambahkan dengan suara yang sangat pelan, bahkan hampir berbisik.
Hal itu bukan tanpa sebab, karena teknologi yang mereka gunakan masih kalah canggih jika dibandingkan teknologi milik Lord Deviant
“Aku masih mencoba memindai orbit dengan menyesuaikan segala variabel dan kemungkinan, termasuk jika Lord Deviant benar masih belum meninggalkan orbit dan sedang bersembunyi”
Penjelasan Voltron sedikit membawa harapan bagi Rangers yang tersisa
“Ya, kita pasti bisa menyelamatkan Taylor dan Liz” ucap Lexi penuh harap, berusaha meningkatkan semangat Ranger lainnya
Lexi khawatir melihat Ranger lain, ia takut mereka patah semangat. Terutama Val, yang dari tadi hanya diam saja. Ia yang tahu betul kondisi sahabatnya itu, berusaha untuk terus menjaga agar Val tidak kembali menjadi seperti dulu lagi
“Baiklah, briefing kali ini kita cukupkan dulu, aku akan tetap di sini untuk membantu Voltron mengkalibrasi peralatan kita” pungkas Lita. “Kalian berdua berhati-hatilah dan jangan pernah pergi sendirian, rasanya aku tidak perlu mengingatkan bagaimana Taylor dan Liz menghilang"
“Sebenarnya beberapa minggu terakhir Aku pindah ke apartemen Val, tidak lama setelah Liz menghilang” jawab Lexi.
“Tidak ada yang namanya terlalu berhati-hati, bukan begitu Val?” Lexi menyenggol lengan Val yang masih saja terdiam
“I, iya, itu betul” Val menjawab dengan terbata-bata
===***===
“Benar sekali Ranger Biru, teruslah bersama Ranger Hitam supaya kalian lebih mudah menjaga satu sama lain, dan aku akan lebih mudah menculik kalian sekaligus” Lord Deviant rupanya telah mendapatkan akses untuk mengawasi markas Rangers
Deviant terus mengamati monitor di ruang tahtanya sambil menikmati kedua budaknya yang sedang mencoba hal baru, double tit fuck. Taylor dan Liz berlutut di samping kiri dan kanan tuannya.
Kedua budak seks itu lalu merapatkan payudara mereka ke batang penis Deviant, menaikturunkan dan menggesek-gesek kedua payudara kenyal mereka ke batang penis Deviant. Semakin lama mereka semakin mahir, dan gerakan mereka juga semakin teratur dan cepat
Setelah beberapa saat merasakan kenikmatan dari percobaan kedua budaknya.
“OH.. percepat gerakanmu budak, himpit lagi lebih rapat, OH OH..”
Deviant kembali memuntahkan spermanya, posisinya yang masih duduk di singgasana menyebabkan Taylor dan Liz yang berlutut di sisi singgasana mendapat ‘hujan lokal’ sperma kesukaan mereka
Mereka saling menjilati sperma yang menetes di wajah, rambut, hingga payudara mereka. Bagi mereka, sperma tuannya merupakan anugerah tertinggi atas penyerahan jiwa raganya dan anugerah itu harus masuk ke dalam tubuh mereka, entah melalui vagina, anus atau mulut
Maka ketika Deviant ejakulasi setelah mendapat double tit fuck, kedua budak itu nampak sibuk mengumpulkan, menjilati lalu menelan sperma tuannya. Bahkan sperma yang berceceran di sekitar singgasana Deviant mereka jilati sampai bersih, itulah yang membuat Deviant tak ragu untuk ejakulasi dimanapun karena spermanya akan selalu dibersihkan oleh budak seksnya
Terlebih Deviant adalah alien yang berbeda dengan manusia, Ia bisa terus berhubungan seks dan ejakulasi berulang kali sepanjang hari. Staminanya juga jauh di atas manusia
Deviant mematikan monitornya saat Lexi dan Val terlihat keluar dari markas Rangers. Ia tersenyum melihat Taylor dan Liz yang sudah selesai membersihkan satu sama lain, mereka kemudian berbaring di lantai, mencari dan membersihkan sisa-sisa sperma tuannya yang berceceran menggunakan lidah dan jari mereka
“Aku suka dengan permainan baru kalian, itu sangat nikmat” Deviant berusaha mengapresiasi kedua budaknya. Taylor dan Liz terlihat begitu bangga bisa membuat tuannya merasa nikmat, mereka masih membutuhkan lebih, namun mereka ragu untuk mengatakannya
“Segera susul aku setelah kalian selesai di sini, tentu kalian belum puas hanya seperti ini saja, dan aku pun sama” ucap Deviant seakan mengerti apa yang ada di pikiran budaknya.
Sebelum Ia meninggalkan mereka menuju ruang tidurnya meninggalkan Taylor dan Liz yang kembali menjilati ceceran sperma tuannya dengan penuh semangat
===***===
“Namun aku sedikit pesimis karena teknologi yang kita gunakan masih sama dengan teknologi bertahun-tahun lalu ketika aku tiba di bumi, sementara Lord Deviant memiliki akses teknologi yang pastinya jauh lebih mutakhir”
Voltron menambahkan, hal ini hanya disampaikan kepada Lita seorang, ketika Lexi dan Val sudah meninggalkan markas
“Ya, tentu aku juga menyadari itu” jawab Lita. Ia tidak ingin Voltron terbebani. Sebagai pemimpin para Rangers Lita merasa Ia tidak hanya bertanggung jawab melindungi rekannya sesama Ranger, namun juga Voltron yang merupakan mentor sekaligus sosok yang telah ia anggap paling berharga dalam hidupnya
“Akan kulakukan apapun untuk meringankan bebanmu” Lita menambahkan dengan suara yang sangat pelan, bahkan hampir berbisik.
Namun hal itu tetap terdengar oleh Voltron yang meresponnya dengan senyuman hangat, ia merasa memilih Lita untuk menjadi Ranger Merah bukanlah keputusan yang salah.
===***===
“AHHH.. AHHH.. MMPHH” Liz mendesah penuh nikmat sambil menaik turunkan tubuhnya, memompa anusnya yang penuh terisi penis Deviant yang berbaring sambil menikmati payudara Taylor
Posisi mereka bertiga saat ini seperti membentuk segitiga dengan Lord Deviant yang telentang di kasur, Liz yang memompa anusnya pada penis Deviant dalam posisi WOT, serta Taylor yang posisi menungging menciumi tuannya sambil sesekali menyodorkan payudaranya untuk dinikmati tuannya itu dengan kaki setengah berdiri dan selangkangannya tepat di depan wajah sahabatnya yang kini telah menjadi budak seks sama seperti dirinya
Melihat vagina Taylor di depannya, Liz tidak tinggal diam dan berinisiatif menjilati vagina dan anus Taylor tanpa menghentikan pompaannya pada penis Deviant. Sesekali kedua tangan Liz ikut mengerjai vagina dan anus Taylor
Mereka bertiga terus merangsang dan memberikan kenikmatan satu sama lain. Sesekali mereka berganti posisi. Saat ini nampak Taylor yang berbaring di kasur, sementara Devian memasukkan penisnya ke vagina budak pertamanya itu.
“hmmmpphh” erang Taylor tertahan karena mulutnya dibekap oleh Liz yang menduduki wajahnya
Deviant menghujam vagina Taylor dengan brutal sambil menciumi Liz yang juga mendesah-desah akibat rangsangan Taylor pada vaginanya. Kedua tangan Deviant bergantian memainkan payudara Liz dan Taylor, meremas serta menarik-narik puting mereka menambah rangsangan yang diterima kedua budak seksnya itu
Threesome yang mereka lakukan terus berlangsung selama beberapa jam, sampai pada akhirnya Deviant kembali akan berejakulasi
Deviant memaju mundurkan penisnya dalam anus Taylor, sementara kedua budaknya berada dalam posisi 69, saling menjilati vagina satu sama lain. Tidak lama Deviant lalu memuntahkan spermanya ke dalam anus Taylor yang berada di atas Liz
Berapa kali pun Deviant ejakulasi, spermanya terus muncrat dalam jumlah banyak, bagai tidak bisa habis sama sekali
Seperti saat ini, setelah berjam-jam menikmati budak seksnya dan telah beberapa kali ejakulasi, spermanya nampak memenuhi anus Taylor
Bahkan saat Deviant mencabut penisnya, spermanya mengalir keluar dari anus Taylor yang langsung disambut oleh mulut Liz, siap menampung cairan ejakulasi tuan mereka
Setelah dirasa tidak ada sperma lagi yang mengalir dari anusnya, Taylor berbalik badan dan menciumi Liz sekaligus meminta “jatah” spermanya yang masih tertampung dalam mulut sahabatnya itu
Taylor dan Liz terlihat asik melakukan ‘cumswap’, bertukar sperma Deviant yang tertampung dalam mulut mereka
“Kemarilah budak-budakku” panggil Deviant yang sudah kembali terlentang di tempat tidurnya. Taylor dan Liz segera menelan sisa sperma di mulut masing-masing dan segera menghampiri tuannya itu, Taylor berada di sisi kanan sedangkan Liz di sisi kiri
Mereka berdua merebahkan diri dan disambut rangkulan tangan Deviant pada payudara mereka
“Aku sudah mendapat gambaran rencana untuk menangkap Ranger Hitam dan Ranger Biru sekaligus” Deviant mulai membuka obrolan
“Wow itu asik sekali, akan semakin ramai di sini” Liz terlihat girang.
Sedangkan Taylor sebaliknya, dia terlihat agak murung.
“Kenapa budakku? Apa yang mengganggu pikiranmu?” Deviant seolah menangkap kegelisahan Taylor
“Tidak tuan, hanya saja..” Taylor nampak ragu untuk menjawab, namun tuannya meyakinkannya untuk berterus terang saja, tidak ada gunanya ditutup-tutupi
“Aku hanya takut tuan melupakanku setelah mendapatkan budak lain” Taylor akhirnya mengutarakan kegelisahannya
“HUAHAHAHA..” Deviant tertawa mendengar alasan kegundahan budaknya itu. “Itukah yang kau khawatirkan wahai budakku?” lanjutnya
“Ampun tuan, hamba tidak bermaksud..” Taylor menjawab ketakutan, khawatir ia telah menyinggung tuannya
“Tenang, aku tidak marah” Taylor terlihat menarik nafas lega “Apakah kau lupa siapa tuanmu ini?” Deviant menambahkan, ia mencoba mengingatkan kedua budak seksnya itu
“Jika bukan karena kasihan melihat kondisi kalian yang kelelahan, aku akan terus menyetubuhi kalian. Bahkan aku bisa terus menjejali mulut, vagina dan anus kalian tanpa henti sampai kalian tidak berdaya atau bahkan mati dalam kondisi dipenuhi sperma dan cairan cinta kalian sendiri, seperti yang sering dialami budak seks di tempatku berasal”
Mendengar itu Taylor dan Liz bergidik ngeri, namun mereka pasrah akan apapun keputusan tuannya atas nasib mereka
“Percayalah Taylor, walaupun semua Ranger telah menjadi budak seks, Tuan Deviant masih mampu mengimbangi kita semua, bahkan Tuan Deviant bisa mengungguli kita semua dengan mudah” Liz yang pikirannya sudah hancur total mencoba meyakinkan Taylor. Deviant tersenyum mendengar budaknya sudah terbiasa menyebutnya ‘Tuan Deviant’
“Lagipula bukankah itu terdengar menarik, kita berlima kembali berkumpul, bedanya kita akan sibuk melayani tuan kita setiap hari, saling bergiliran memberikan dan mendapatkan kenikmatan dari dan untuk tuan kita” mata Liz nampak berbinar ketika Ia membayangkan itu, begitu juga dengan Taylor yang sudah melupakan kegelisahannya beberapa waktu lalu
“Itu benar, bagiku kalian bukanlah budak seks biasa, kalian lebih dari itu. Dan aku masih membutuhkan kalian untuk menaklukkan Ranger lainnya” Deviant kembali melanjutkan, Ia terus memainkan kondisi psikologis kedua budaknya
Walaupun mereka sudah menjadi budak seks yang patuh, Deviant sesekali masih melakukan hal ini untuk semakin menanamkan kendalinya atas mantan Ranger Pink dan Ranger Kuning yang berbaring di sisi kiri dan kanannya, sambil kedua tangan Deviant terus meremas payudara para budak sedangkan tangan kedua budak seks sibuk meraba dan memainkan batang penis serta biji zakar Deviant
===***===
“AHHH.. AHHH.. MMPHH” Liz mendesah penuh nikmat sambil menaik turunkan tubuhnya, memompa anusnya yang penuh terisi penis Deviant yang berbaring sambil menikmati payudara Taylor
Posisi mereka bertiga saat ini seperti membentuk segitiga dengan Lord Deviant yang telentang di kasur, Liz yang memompa anusnya pada penis Deviant dalam posisi WOT, serta Taylor yang posisi menungging menciumi tuannya sambil sesekali menyodorkan payudaranya untuk dinikmati tuannya itu dengan kaki setengah berdiri dan selangkangannya tepat di depan wajah sahabatnya yang kini telah menjadi budak seks sama seperti dirinya
Melihat vagina Taylor di depannya, Liz tidak tinggal diam dan berinisiatif menjilati vagina dan anus Taylor tanpa menghentikan pompaannya pada penis Deviant. Sesekali kedua tangan Liz ikut mengerjai vagina dan anus Taylor
Mereka bertiga terus merangsang dan memberikan kenikmatan satu sama lain. Sesekali mereka berganti posisi. Saat ini nampak Taylor yang berbaring di kasur, sementara Devian memasukkan penisnya ke vagina budak pertamanya itu.
“hmmmpphh” erang Taylor tertahan karena mulutnya dibekap oleh Liz yang menduduki wajahnya
Deviant menghujam vagina Taylor dengan brutal sambil menciumi Liz yang juga mendesah-desah akibat rangsangan Taylor pada vaginanya. Kedua tangan Deviant bergantian memainkan payudara Liz dan Taylor, meremas serta menarik-narik puting mereka menambah rangsangan yang diterima kedua budak seksnya itu
Threesome yang mereka lakukan terus berlangsung selama beberapa jam, sampai pada akhirnya Deviant kembali akan berejakulasi
Deviant memaju mundurkan penisnya dalam anus Taylor, sementara kedua budaknya berada dalam posisi 69, saling menjilati vagina satu sama lain. Tidak lama Deviant lalu memuntahkan spermanya ke dalam anus Taylor yang berada di atas Liz
Berapa kali pun Deviant ejakulasi, spermanya terus muncrat dalam jumlah banyak, bagai tidak bisa habis sama sekali
Seperti saat ini, setelah berjam-jam menikmati budak seksnya dan telah beberapa kali ejakulasi, spermanya nampak memenuhi anus Taylor
Bahkan saat Deviant mencabut penisnya, spermanya mengalir keluar dari anus Taylor yang langsung disambut oleh mulut Liz, siap menampung cairan ejakulasi tuan mereka
Setelah dirasa tidak ada sperma lagi yang mengalir dari anusnya, Taylor berbalik badan dan menciumi Liz sekaligus meminta “jatah” spermanya yang masih tertampung dalam mulut sahabatnya itu
Taylor dan Liz terlihat asik melakukan ‘cumswap’, bertukar sperma Deviant yang tertampung dalam mulut mereka
“Kemarilah budak-budakku” panggil Deviant yang sudah kembali terlentang di tempat tidurnya. Taylor dan Liz segera menelan sisa sperma di mulut masing-masing dan segera menghampiri tuannya itu, Taylor berada di sisi kanan sedangkan Liz di sisi kiri
Mereka berdua merebahkan diri dan disambut rangkulan tangan Deviant pada payudara mereka
“Aku sudah mendapat gambaran rencana untuk menangkap Ranger Hitam dan Ranger Biru sekaligus” Deviant mulai membuka obrolan
“Wow itu asik sekali, akan semakin ramai di sini” Liz terlihat girang.
Sedangkan Taylor sebaliknya, dia terlihat agak murung.
“Kenapa budakku? Apa yang mengganggu pikiranmu?” Deviant seolah menangkap kegelisahan Taylor
“Tidak tuan, hanya saja..” Taylor nampak ragu untuk menjawab, namun tuannya meyakinkannya untuk berterus terang saja, tidak ada gunanya ditutup-tutupi
“Aku hanya takut tuan melupakanku setelah mendapatkan budak lain” Taylor akhirnya mengutarakan kegelisahannya
“HUAHAHAHA..” Deviant tertawa mendengar alasan kegundahan budaknya itu. “Itukah yang kau khawatirkan wahai budakku?” lanjutnya
“Ampun tuan, hamba tidak bermaksud..” Taylor menjawab ketakutan, khawatir ia telah menyinggung tuannya
“Tenang, aku tidak marah” Taylor terlihat menarik nafas lega “Apakah kau lupa siapa tuanmu ini?” Deviant menambahkan, ia mencoba mengingatkan kedua budak seksnya itu
“Jika bukan karena kasihan melihat kondisi kalian yang kelelahan, aku akan terus menyetubuhi kalian. Bahkan aku bisa terus menjejali mulut, vagina dan anus kalian tanpa henti sampai kalian tidak berdaya atau bahkan mati dalam kondisi dipenuhi sperma dan cairan cinta kalian sendiri, seperti yang sering dialami budak seks di tempatku berasal”
Mendengar itu Taylor dan Liz bergidik ngeri, namun mereka pasrah akan apapun keputusan tuannya atas nasib mereka
“Percayalah Taylor, walaupun semua Ranger telah menjadi budak seks, Tuan Deviant masih mampu mengimbangi kita semua, bahkan Tuan Deviant bisa mengungguli kita semua dengan mudah” Liz yang pikirannya sudah hancur total mencoba meyakinkan Taylor. Deviant tersenyum mendengar budaknya sudah terbiasa menyebutnya ‘Tuan Deviant’
“Lagipula bukankah itu terdengar menarik, kita berlima kembali berkumpul, bedanya kita akan sibuk melayani tuan kita setiap hari, saling bergiliran memberikan dan mendapatkan kenikmatan dari dan untuk tuan kita” mata Liz nampak berbinar ketika Ia membayangkan itu, begitu juga dengan Taylor yang sudah melupakan kegelisahannya beberapa waktu lalu
“Itu benar, bagiku kalian bukanlah budak seks biasa, kalian lebih dari itu. Dan aku masih membutuhkan kalian untuk menaklukkan Ranger lainnya” Deviant kembali melanjutkan, Ia terus memainkan kondisi psikologis kedua budaknya
Walaupun mereka sudah menjadi budak seks yang patuh, Deviant sesekali masih melakukan hal ini untuk semakin menanamkan kendalinya atas mantan Ranger Pink dan Ranger Kuning yang berbaring di sisi kiri dan kanannya, sambil kedua tangan Deviant terus meremas payudara para budak sedangkan tangan kedua budak seks sibuk meraba dan memainkan batang penis serta biji zakar Deviant
Taylor dan Liz tetap berusaha memberikan kenikmatan pada tuannya walaupun tubuhnya sudah benar-benar lelah
“Kurasa sudah cukup obrolan kita kali ini, sekarang kalian beristirahatlah. Kita lanjut membahas rencana selanjutnya setelah kalian segar kembali” Deviant yang memahami kondisi kedua budaknya lalu bangkit meninggalkan mereka menuju ruang tahta
Tidak lama setelah tuannya pergi, Taylor dan Liz tertidur kelelahan sambil berpelukan. Senyum bahagia terlihat di wajah mereka yang senang mendengar pengakuan tuannya itu. Mereka telah benar-benar jatuh dalam kendali Deviant. Sekali lagi membuktikan keahlian Deviant dalam membentuk dan melatih budak seks berkualitas.
===***===
Setelah obrolan mereka di tempat tidur Lord Deviant, Taylor dan Liz semakin menunjukkan pengabdiannya pada tuan mereka itu. Mereka melakukan apapun untuk menjadi berguna untuk Deviant
Salah satu hasil pengabdian mereka antara lain memfinalkan strategi Deviant untuk menangkap Lexi dan Val, ‘mantan’ rekan mereka sesama Rangers. Keberhasilan Deviant untuk menjebol keamanan markas Rangers hingga mampu mengawasi seluruh gerak gerik mereka di markas sendiri juga berkat kontribusi Taylor dan Liz
Namun pencapaian tertinggi mereka adalah berhasil membangun Alpha, sebuah robot asisten untuk Deviant. Alpha sebenarnya telah menemani Deviant sejak awal mereka diutus oleh ayah Deviant, namun pada saat itu Alpha hanya sebuah AI yang tertanam dalam sistem kendali pesawat Deviant. Berkat Taylor dan Liz, kini Alpha memiliki tubuh robot dan semakin mempermudah perannya sebagai asisten Deviant
Tujuan sebenarnya Taylor dan Liz membangun tubuh untuk Alpha tidak lain untuk meringankan tugas mereka juga. Supaya mereka bisa fokus melayani Deviant dalam urusan seks dan memperbudak Rangers lainnya. Dengan adanya Alpha, mereka tidak perlu meluangkan waktu untuk mengerjakan tugas yang tidak relevan dengan dua hal tersebut
Kini, mereka bersama tuannya bisa segera memulai rencananya untuk menambah koleksi budak seks Lord Deviant.
===***===
Beberapa saat telah berlalu setelah Voltron mengatakan akan mengkalibrasi peralatan mereka dan berjanji keberadaan Taylor dan Liz dapat segera mereka ketahui, namun hingga saat ini masih belum membuahkan hasil.
Perbedaan teknologi yang digunakan Lord Deviant dengan Voltron sangatlah jauh. Juga diibaratkan, seperti membandingkan kualitas panggilan dari telepon rumah dengan ponsel pintar termutakhir saat ini
Saat ini Lexi tengah menemani Val di ruang tengah apartemen mereka, atau tepatnya apartemen Val. Tidak lama setelah Liz turut menghilang tanpa jejak, Lexi yang khawatir akan kondisi sahabatnya itu memutuskan pindah untuk tinggal bersama di apartemen Val supaya Ia bisa memastikan kondisi Val
Dan sesuai kekhawatiran Lexi, ketidakberdayaan Rangers dan Voltron ditambah situasi yang tak kunjung membaik semakin mempengaruhi kondisi psikologi Val
Seperti pagi itu, saat Lexi melihat Val hanya diam termenung di ruang tengah. Lexi yang semakin tidak kuat akan kondisi Val lalu duduk di sofa tepat di sebelah sahabatnya dan merangkulnya. Perlahan mata Val mulai berkaca-kaca lalu terdengar suaranya terisak kecil
“Aku.. aku sudah tidak tahan..” Ucap Val pelan
Tak seorang pun menyangka sosok gadis tomboy nan tangguh seperti Val, ternyata memiliki sisi lemah yang tidak berbeda jauh dengan gadis lainnya
Kecuali Lexi, Ia paham betul akan sisi lain Val itu. Sesungguhnya Ia tidak ingin Val kembali menjadi sosok lemahnya yang dulu, jauh sebelum mereka menjadi Rangers
Ia berusaha menguatkan Val “tapi tenang Val, setelah semua yang terjadi aku juga merasa cemas. Apa yang kau rasakan saat ini sangat manusiawi” tangisan Val semakin pecah mendengar hal itu. Lexi sedikit menggeser tubuhnya untuk memeluk Val
“Aku tidak berani berjanji apapun tentang Taylor dan Liz, tapi percayalah aku akan selalu menjagamu” lanjut Lexi
Isak tangis Val berangsur mereda setelah mendengarkan janji Lexi. “Aku juga akan selalu menjagamu..” Val bertekad tidak akan membiarkan hal buruk menimpa Lexi
“Kau tahu Val..?” Lexi mulai membuka obrolan setelah Val berhenti menangis dalam pelukannya. Val menjauhkan kepalanya dari bahu Lexi, posisi mereka saat ini berhadapan bertatap muka
“Momen ini mengingatkanku saat pertemuan pertama kita” Val tersenyum mendengarnya, mereka mengingat momen-momen awal mereka bertemu
===Flashback===
“Sampai kapan kau akan terus menangis seperti itu dasar cengeng” Lexi membentak Val yang menangis sambil berjongkok memeluk kakinya sendiri
Ini adalah momen pertama kali Lexi bertemu Val. Kepribadian mereka berbeda 180 derajat dibandingkan saat mereka sudah menjadi Rangers
Mereka bertemu saat masih sekolah. Val yang baru saja pindah ke kota itu masih belum mengenal siapapun. Saat itu Val masih seorang gadis pemalu, yang bahkan untuk memulai percakapan pun Ia tidak berani. Sifatnya itulah yang membuatnya sering dibully oleh teman-temannya yang iri akan kecantikan Val. Seorang gadis cantik pindahan dari luar kota yang otomatis menjadi pusat perhatian, tentunya ada saja yang iri dengan hal itu
Seperti siang itu, saat Val diseret ke bagian belakang sekolah dan dibully oleh geng yang iri kepadanya. Lexi yang saat itu adalah seorang berandalan melihat prosesi Val diseret dan mengikuti mereka. Kesal dengan pemandangan di depannya, Lexi maju dan menghajar geng yang menyeret Val tadi
“Kurasa sudah cukup obrolan kita kali ini, sekarang kalian beristirahatlah. Kita lanjut membahas rencana selanjutnya setelah kalian segar kembali” Deviant yang memahami kondisi kedua budaknya lalu bangkit meninggalkan mereka menuju ruang tahta
Tidak lama setelah tuannya pergi, Taylor dan Liz tertidur kelelahan sambil berpelukan. Senyum bahagia terlihat di wajah mereka yang senang mendengar pengakuan tuannya itu. Mereka telah benar-benar jatuh dalam kendali Deviant. Sekali lagi membuktikan keahlian Deviant dalam membentuk dan melatih budak seks berkualitas.
===***===
Setelah obrolan mereka di tempat tidur Lord Deviant, Taylor dan Liz semakin menunjukkan pengabdiannya pada tuan mereka itu. Mereka melakukan apapun untuk menjadi berguna untuk Deviant
Salah satu hasil pengabdian mereka antara lain memfinalkan strategi Deviant untuk menangkap Lexi dan Val, ‘mantan’ rekan mereka sesama Rangers. Keberhasilan Deviant untuk menjebol keamanan markas Rangers hingga mampu mengawasi seluruh gerak gerik mereka di markas sendiri juga berkat kontribusi Taylor dan Liz
Namun pencapaian tertinggi mereka adalah berhasil membangun Alpha, sebuah robot asisten untuk Deviant. Alpha sebenarnya telah menemani Deviant sejak awal mereka diutus oleh ayah Deviant, namun pada saat itu Alpha hanya sebuah AI yang tertanam dalam sistem kendali pesawat Deviant. Berkat Taylor dan Liz, kini Alpha memiliki tubuh robot dan semakin mempermudah perannya sebagai asisten Deviant
Tujuan sebenarnya Taylor dan Liz membangun tubuh untuk Alpha tidak lain untuk meringankan tugas mereka juga. Supaya mereka bisa fokus melayani Deviant dalam urusan seks dan memperbudak Rangers lainnya. Dengan adanya Alpha, mereka tidak perlu meluangkan waktu untuk mengerjakan tugas yang tidak relevan dengan dua hal tersebut
Kini, mereka bersama tuannya bisa segera memulai rencananya untuk menambah koleksi budak seks Lord Deviant.
===***===
Beberapa saat telah berlalu setelah Voltron mengatakan akan mengkalibrasi peralatan mereka dan berjanji keberadaan Taylor dan Liz dapat segera mereka ketahui, namun hingga saat ini masih belum membuahkan hasil.
Perbedaan teknologi yang digunakan Lord Deviant dengan Voltron sangatlah jauh. Juga diibaratkan, seperti membandingkan kualitas panggilan dari telepon rumah dengan ponsel pintar termutakhir saat ini
Saat ini Lexi tengah menemani Val di ruang tengah apartemen mereka, atau tepatnya apartemen Val. Tidak lama setelah Liz turut menghilang tanpa jejak, Lexi yang khawatir akan kondisi sahabatnya itu memutuskan pindah untuk tinggal bersama di apartemen Val supaya Ia bisa memastikan kondisi Val
Dan sesuai kekhawatiran Lexi, ketidakberdayaan Rangers dan Voltron ditambah situasi yang tak kunjung membaik semakin mempengaruhi kondisi psikologi Val
Seperti pagi itu, saat Lexi melihat Val hanya diam termenung di ruang tengah. Lexi yang semakin tidak kuat akan kondisi Val lalu duduk di sofa tepat di sebelah sahabatnya dan merangkulnya. Perlahan mata Val mulai berkaca-kaca lalu terdengar suaranya terisak kecil
“Aku.. aku sudah tidak tahan..” Ucap Val pelan
Tak seorang pun menyangka sosok gadis tomboy nan tangguh seperti Val, ternyata memiliki sisi lemah yang tidak berbeda jauh dengan gadis lainnya
Kecuali Lexi, Ia paham betul akan sisi lain Val itu. Sesungguhnya Ia tidak ingin Val kembali menjadi sosok lemahnya yang dulu, jauh sebelum mereka menjadi Rangers
Ia berusaha menguatkan Val “tapi tenang Val, setelah semua yang terjadi aku juga merasa cemas. Apa yang kau rasakan saat ini sangat manusiawi” tangisan Val semakin pecah mendengar hal itu. Lexi sedikit menggeser tubuhnya untuk memeluk Val
“Aku tidak berani berjanji apapun tentang Taylor dan Liz, tapi percayalah aku akan selalu menjagamu” lanjut Lexi
Isak tangis Val berangsur mereda setelah mendengarkan janji Lexi. “Aku juga akan selalu menjagamu..” Val bertekad tidak akan membiarkan hal buruk menimpa Lexi
“Kau tahu Val..?” Lexi mulai membuka obrolan setelah Val berhenti menangis dalam pelukannya. Val menjauhkan kepalanya dari bahu Lexi, posisi mereka saat ini berhadapan bertatap muka
“Momen ini mengingatkanku saat pertemuan pertama kita” Val tersenyum mendengarnya, mereka mengingat momen-momen awal mereka bertemu
===Flashback===
“Sampai kapan kau akan terus menangis seperti itu dasar cengeng” Lexi membentak Val yang menangis sambil berjongkok memeluk kakinya sendiri
Ini adalah momen pertama kali Lexi bertemu Val. Kepribadian mereka berbeda 180 derajat dibandingkan saat mereka sudah menjadi Rangers
Mereka bertemu saat masih sekolah. Val yang baru saja pindah ke kota itu masih belum mengenal siapapun. Saat itu Val masih seorang gadis pemalu, yang bahkan untuk memulai percakapan pun Ia tidak berani. Sifatnya itulah yang membuatnya sering dibully oleh teman-temannya yang iri akan kecantikan Val. Seorang gadis cantik pindahan dari luar kota yang otomatis menjadi pusat perhatian, tentunya ada saja yang iri dengan hal itu
Seperti siang itu, saat Val diseret ke bagian belakang sekolah dan dibully oleh geng yang iri kepadanya. Lexi yang saat itu adalah seorang berandalan melihat prosesi Val diseret dan mengikuti mereka. Kesal dengan pemandangan di depannya, Lexi maju dan menghajar geng yang menyeret Val tadi
Setelah situasi mereda dan para para tukang bully itu pergi, Val masih terus menangis membuat Lexi kembali geram, namun kali ini ia justru geram pada korban yang Ia selamatkan
“BERHENTILAH MENANGIS!!” bentaknya lagi.
Bukannya diam, tangisan Val semakin histeris, Ia yang saat itu belum kenal Lexi menjadi semakin takut terlebih Lexi mampu menghajar geng itu seorang diri
Lexi mengambil nafas panjang kemudian duduk di samping Val dan menjulurkan tangannya “maaf aku tadi terbawa emosi, perkenalkan, namaku Lexi, kau murid pindahan itu?”
Dan itulah pertemuan pertama mereka yang menjadi awal pertemanan mereka hingga menjadi sahabat hingga saat ini, bahkan setelah keduanya direkrut oleh Voltron untuk menjadi Power Rangers
Kedua gadis dengan sifat dan kepribadian yang sangat bertolak belakang, memiliki satu kesamaan, keduanya tidak punya teman. Satu karena posisinya yang murid pindahan dan memang tidak mudah bergaul, sementara satunya karena Ia seorang berandalan yang dijauhi karena sifatnya yang beringas
Beranjak dewasa, kepribadian mereka seperti tertukar. Lexi yg awalnya berandalan berubah menjadi lebih feminim, sedangkan Val kebalikannya, ia justru menjadi sosok yang tomboy.
===***===
Masih dalam posisi berhadapan, Val dan Lexi saling bertatap mata. Tatapan mereka begitu dalam, seakan tak ingin kehilangan satu sama lain, sesaat kemudian.
“Cup” Val mendaratkan kecupan ringan di bibir Lexi.
Menerima kecupan tersebut, Lexi mencoba berusaha tenang, Lexi memejamkan matanya, diikuti oleh Val yang kemudian melakukan hal sama. Lexi mencoba mengimbangi kecupan Val mereka terlarut dalam percumbuan yang begitu hangat, penuh rasa sayang, tanpa ada nafsu sama sekali. Lexi yang awalnya masih agak canggung, perlahan mulai menikmati cumbuan Val, Ia tidak ingin merusak suasana
Hal tersebut bukan tanpa alasan, sekian lama mereka bersahabat, tumbuh perasaan lain. Keduanya merasakan itu, bedanya Lexi mampu menahan perasaan tersebut, tidak seperti Val
Sebelum mereka direkrut Voltron, Val bahkan sempat mengutarakan perasaannya kepada Lexi. Lexi yang sebenarnya senang mendengar hal itu, mencoba menolak halus pernyataan cinta Val. Ia masih ragu untuk menerima perasaan sahabatnya itu, mengingat mereka berdua adalah wanita
Walaupun hubungan sesama jenis hubungan sesama jenis sudah mulai dianggap lazim, Lexi masih belum berani menerima perasaan Val. Ia meminta waktu untuk memberikan jawaban. Val nampak kecewa atas respon itu, namun Lexi meyakinkannya bahwa tidak akan ada yang berubah dari hubungan mereka sebelumnya. Lexi berjanji akan menganggap Val sebagai sahabatnya, sambil memikirkan keputusan yang menurutnya bukan hal mudah tersebut
Lexi terbukti mampu memegang janjinya hingga saat ini. Bahkan Lexi sudah siap memberikan jawabannya atas perasaan Val, namun sebelum sempat menjawabnya, mereka sudah direkrut Voltron terlebih dahulu. Keseharian mereka yang berubah drastis setelah menjadi Rangers membuat Lexi dan Val sempat melupakan sesaat atas kejelasan hubungan mereka
Hingga momen ini tiba, Val lalu tersadar dan segera menjauhi Lexi, namun masih dalam posisi duduk berhadapan
“Maaf Lexi, aku..” ucapan Val terhenti oleh sentuhan jari Lexi di bibirnya.
Tidak ingin sahabatnya merasa bersalah, Lexi tersenyum dan meyakinkan sahabatnya Ia tidak mempermasalahkan momen impulsif tadi, ditambah Lexi juga menikmatinya
“Aku juga minta maaf Val, selama ini aku belum memberikanmu jawaban” kali ini giliran Val yang menghentikan ucapan Lexi
“Tidak masalah bagiku menunggu jawabanmu hingga saat ini, tapi jika aku boleh meminta, bolehkah kita meneruskan topik ini setelah semua selesai?” Val mengajukan permohonannya
“Setelah kita berhasil menyelamatkan Taylor dan Liz serta membereskan semua kekacauan ini. Maaf jika terdengar egois, namun kurasa kini aku yang belum siap” lanjutnya.
Val tersenyum manis saat menyelesaikan permintaannya. Senyum yang sudah lama tidak dilihat oleh Lexi setelah Val tumbuh menjadi wanita yang maskulin.
Lexi tersenyum hangat, tidak ingin membuat Val merasa terbebani. Ia memahami maksud sahabatnya itu. Keduanya berjanji untuk menuntaskan semuanya setelah Taylor dan Liz berhasil diselamatkan. Keputusan yang bisa saja menjadi penyesalan terbesar bagi mereka
“Semua ini membuatku lapar” Val memecah keheningan sambil meregangkan tubuhnya.
“Mau pergi keluar untuk cari makan?” imbuhnya
Lexi menyetujui usulan Val karena setelah suasana lebih cair, Ia juga merasa lapar. Lexi pamit untuk berganti baju dan bersiap-siap
“Baiklah, tapi jangan terlalu lama tuan putri” canda Val, yang dibalas dengan tawa Lexi.
Berbeda dengan Lexi, Ia memang tidak terlalu memperdulikan penampilan.
“Apalagi cuma untuk keluar sebentar mencari makan” pikirnya
Tidak lama kemudian Lexi sudah siap. Ia nampak mengenakan baju berwarna kuning yang memperlihatkan perutnya yang rata, dipadukan dengan bawahan hot pants berbahan jeans.
“Yuk” ajak Lexi singkat saat tiba-tiba..
“Val, Lexi, kalian di mana? Datanglah ke markas segera, aku dan Voltron berhasil menemukan potensi koordinat kapal Lord Deviant” terdengar suara Lita dari morpher mereka.
Sesaat keduanya bertatapan setelah menjawab panggilan pemimpin mereka.
“Untuk berjaga-jaga, jangan matikan saluran komunikasi ini, kuharap semua baik-baik saja, tapi aku memiliki firasat buruk”
Setelah sekian lama tanpa ada kabar baik, akhirnya ada progres atas pencarian rekan mereka. Tanpa menunggu lagi mereka bergegas pergi menuju markas Power Rangers, dimana Voltron dan Lita sudah menunggu.
===***===
“DASAR ROBOT BODOH!!” Deviant membentak Alpha, Dia melampiaskan kekesalannya dengan menghantam robot asistennya itu yang menyebabkan Alpha terlempar sejauh beberapa meter.
“Siapa yang memerintahmu untuk melakukannya??” Lanjutnya geram
Taylor dan Liz yang sedang berada di ruangan yang sama terlihat meringkuk ketakutan. Tidak pernah mereka melihat tuannya semurka ini. Kemarahan Deviant bukan tanpa sebab. Kegaduhan ini terjadi akibat beberapa saat lalu.
Deviant sedang memonitor Voltron dan Lita yang tengah mengutak atik sesuatu di markas Rangers. Seperti biasa, kegiatan itu diselingi oleh kedua budak seksnya yang semakin mahir melayani kebutuhan seks tuannya, terutama setelah mereka berhasil membangun tubuh robot untuk Alpha
Deviant duduk di singgasananya mengamati monitor sambil menikmati Liz yang sedang menaik turunkan pinggulnya memompa penis Deviant yang bersarang di vaginanya dalam posisi reverse cowgirl. Sementara Taylor bersimpuh di depan singgasana Deviant, wajahnya tepat berada di selangkangan Liz untuk menjilati penis tuannya yang sedang keluar masuk memompa vagina sahabatnya sambil sesekali jilatannya berpindah ke klitoris Liz
Dari anus Taylor nampak sisa-sisa sperma deviant masih menetes setelah sebelumnya Ia telah mendapatkan jatahnya terlebih dahulu sebelum Liz
“BERHENTILAH MENANGIS!!” bentaknya lagi.
Bukannya diam, tangisan Val semakin histeris, Ia yang saat itu belum kenal Lexi menjadi semakin takut terlebih Lexi mampu menghajar geng itu seorang diri
Lexi mengambil nafas panjang kemudian duduk di samping Val dan menjulurkan tangannya “maaf aku tadi terbawa emosi, perkenalkan, namaku Lexi, kau murid pindahan itu?”
Dan itulah pertemuan pertama mereka yang menjadi awal pertemanan mereka hingga menjadi sahabat hingga saat ini, bahkan setelah keduanya direkrut oleh Voltron untuk menjadi Power Rangers
Kedua gadis dengan sifat dan kepribadian yang sangat bertolak belakang, memiliki satu kesamaan, keduanya tidak punya teman. Satu karena posisinya yang murid pindahan dan memang tidak mudah bergaul, sementara satunya karena Ia seorang berandalan yang dijauhi karena sifatnya yang beringas
Beranjak dewasa, kepribadian mereka seperti tertukar. Lexi yg awalnya berandalan berubah menjadi lebih feminim, sedangkan Val kebalikannya, ia justru menjadi sosok yang tomboy.
===***===
Masih dalam posisi berhadapan, Val dan Lexi saling bertatap mata. Tatapan mereka begitu dalam, seakan tak ingin kehilangan satu sama lain, sesaat kemudian.
“Cup” Val mendaratkan kecupan ringan di bibir Lexi.
Menerima kecupan tersebut, Lexi mencoba berusaha tenang, Lexi memejamkan matanya, diikuti oleh Val yang kemudian melakukan hal sama. Lexi mencoba mengimbangi kecupan Val mereka terlarut dalam percumbuan yang begitu hangat, penuh rasa sayang, tanpa ada nafsu sama sekali. Lexi yang awalnya masih agak canggung, perlahan mulai menikmati cumbuan Val, Ia tidak ingin merusak suasana
Hal tersebut bukan tanpa alasan, sekian lama mereka bersahabat, tumbuh perasaan lain. Keduanya merasakan itu, bedanya Lexi mampu menahan perasaan tersebut, tidak seperti Val
Sebelum mereka direkrut Voltron, Val bahkan sempat mengutarakan perasaannya kepada Lexi. Lexi yang sebenarnya senang mendengar hal itu, mencoba menolak halus pernyataan cinta Val. Ia masih ragu untuk menerima perasaan sahabatnya itu, mengingat mereka berdua adalah wanita
Walaupun hubungan sesama jenis hubungan sesama jenis sudah mulai dianggap lazim, Lexi masih belum berani menerima perasaan Val. Ia meminta waktu untuk memberikan jawaban. Val nampak kecewa atas respon itu, namun Lexi meyakinkannya bahwa tidak akan ada yang berubah dari hubungan mereka sebelumnya. Lexi berjanji akan menganggap Val sebagai sahabatnya, sambil memikirkan keputusan yang menurutnya bukan hal mudah tersebut
Lexi terbukti mampu memegang janjinya hingga saat ini. Bahkan Lexi sudah siap memberikan jawabannya atas perasaan Val, namun sebelum sempat menjawabnya, mereka sudah direkrut Voltron terlebih dahulu. Keseharian mereka yang berubah drastis setelah menjadi Rangers membuat Lexi dan Val sempat melupakan sesaat atas kejelasan hubungan mereka
Hingga momen ini tiba, Val lalu tersadar dan segera menjauhi Lexi, namun masih dalam posisi duduk berhadapan
“Maaf Lexi, aku..” ucapan Val terhenti oleh sentuhan jari Lexi di bibirnya.
Tidak ingin sahabatnya merasa bersalah, Lexi tersenyum dan meyakinkan sahabatnya Ia tidak mempermasalahkan momen impulsif tadi, ditambah Lexi juga menikmatinya
“Aku juga minta maaf Val, selama ini aku belum memberikanmu jawaban” kali ini giliran Val yang menghentikan ucapan Lexi
“Tidak masalah bagiku menunggu jawabanmu hingga saat ini, tapi jika aku boleh meminta, bolehkah kita meneruskan topik ini setelah semua selesai?” Val mengajukan permohonannya
“Setelah kita berhasil menyelamatkan Taylor dan Liz serta membereskan semua kekacauan ini. Maaf jika terdengar egois, namun kurasa kini aku yang belum siap” lanjutnya.
Val tersenyum manis saat menyelesaikan permintaannya. Senyum yang sudah lama tidak dilihat oleh Lexi setelah Val tumbuh menjadi wanita yang maskulin.
Lexi tersenyum hangat, tidak ingin membuat Val merasa terbebani. Ia memahami maksud sahabatnya itu. Keduanya berjanji untuk menuntaskan semuanya setelah Taylor dan Liz berhasil diselamatkan. Keputusan yang bisa saja menjadi penyesalan terbesar bagi mereka
“Semua ini membuatku lapar” Val memecah keheningan sambil meregangkan tubuhnya.
“Mau pergi keluar untuk cari makan?” imbuhnya
Lexi menyetujui usulan Val karena setelah suasana lebih cair, Ia juga merasa lapar. Lexi pamit untuk berganti baju dan bersiap-siap
“Baiklah, tapi jangan terlalu lama tuan putri” canda Val, yang dibalas dengan tawa Lexi.
Berbeda dengan Lexi, Ia memang tidak terlalu memperdulikan penampilan.
“Apalagi cuma untuk keluar sebentar mencari makan” pikirnya
Tidak lama kemudian Lexi sudah siap. Ia nampak mengenakan baju berwarna kuning yang memperlihatkan perutnya yang rata, dipadukan dengan bawahan hot pants berbahan jeans.
“Yuk” ajak Lexi singkat saat tiba-tiba..
“Val, Lexi, kalian di mana? Datanglah ke markas segera, aku dan Voltron berhasil menemukan potensi koordinat kapal Lord Deviant” terdengar suara Lita dari morpher mereka.
Sesaat keduanya bertatapan setelah menjawab panggilan pemimpin mereka.
“Untuk berjaga-jaga, jangan matikan saluran komunikasi ini, kuharap semua baik-baik saja, tapi aku memiliki firasat buruk”
Setelah sekian lama tanpa ada kabar baik, akhirnya ada progres atas pencarian rekan mereka. Tanpa menunggu lagi mereka bergegas pergi menuju markas Power Rangers, dimana Voltron dan Lita sudah menunggu.
===***===
“DASAR ROBOT BODOH!!” Deviant membentak Alpha, Dia melampiaskan kekesalannya dengan menghantam robot asistennya itu yang menyebabkan Alpha terlempar sejauh beberapa meter.
“Siapa yang memerintahmu untuk melakukannya??” Lanjutnya geram
Taylor dan Liz yang sedang berada di ruangan yang sama terlihat meringkuk ketakutan. Tidak pernah mereka melihat tuannya semurka ini. Kemarahan Deviant bukan tanpa sebab. Kegaduhan ini terjadi akibat beberapa saat lalu.
Deviant sedang memonitor Voltron dan Lita yang tengah mengutak atik sesuatu di markas Rangers. Seperti biasa, kegiatan itu diselingi oleh kedua budak seksnya yang semakin mahir melayani kebutuhan seks tuannya, terutama setelah mereka berhasil membangun tubuh robot untuk Alpha
Deviant duduk di singgasananya mengamati monitor sambil menikmati Liz yang sedang menaik turunkan pinggulnya memompa penis Deviant yang bersarang di vaginanya dalam posisi reverse cowgirl. Sementara Taylor bersimpuh di depan singgasana Deviant, wajahnya tepat berada di selangkangan Liz untuk menjilati penis tuannya yang sedang keluar masuk memompa vagina sahabatnya sambil sesekali jilatannya berpindah ke klitoris Liz
Dari anus Taylor nampak sisa-sisa sperma deviant masih menetes setelah sebelumnya Ia telah mendapatkan jatahnya terlebih dahulu sebelum Liz
Rangsangan terus menerus di liang vagina dan klitoris Liz membuatnya tak bisa menahan orgasmenya lebih lama lagi. Tubuh Liz mengejang saat mendapatkan orgasmenya. Vaginanya berkedut menyemburkan cairan yang begitu banyak, otomatis membasahi wajah Taylor yang masih bersimpuh di hadapannya
Kedutan di vagina Liz membuat Deviant turut mencapai klimaks. Penisnya menyemburkan sperma mengisi seluruh lekuk di liang vagina Liz hingga meluber keluar yang tentunya langsung ditampung oleh Taylor
Deviant mengamati kedua budaknya yang nampak begitu bahagia, menampung dan kemudian berbagi spermanya yang sepertinya tidak pernah habis itu. Taylor dan Liz yang kelelahan lalu duduk bersimpuh di samping kiri dan kanan Deviant, menikmati sisa-sisa sperma tuannya yang masih berceceran sambil tangan mereka meraba dan memijat batang penis dan biji zakar Deviant
Deviant kembali menatap monitor setelah perhatiannya sempat teralihkan sesaat, nampak Voltron dan Lita mendadak sibuk seperti telah menemukan sesuatu. Deviant coba mengatur speaker untuk bisa mendengarkan percakapan mereka lebih baik.
===***===
“Lita, kemarilah aku menemukan sinyal kapal di orbit, dari tanda jejaknya, sepertinya itu kapal kargo”
“Lalu? Kapal kargo biasa tidak ada hubungannya dengan tujuan kita” jawab Lita ketus, akumulasi beban dan ekspektasi dari timnya mulai mempengaruhi psikisnya
“Kau benar, jika kapal kargo itu hanya melintas seperti biasa. Namun kapal kargo ini tertangkap berputar beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di tempat yang menurut radar, tidak ada apapun di sekitarnya”
Lita tercekat, “jadi maksudmu..” Ia mencoba menghubungkannya dengan hipotesis bahwa Deviant belum meninggalkan orbit, hanya menghilang dari radar saja
Ia segera menghubungi Taylor dan Liz untuk menyampaikan kabar baik itu.
===***===
“Kapal apa itu, kenapa dia berhenti di kapal ini” Deviant bergumam, Ia lalu memanggil Alpha untuk mendapatkan jawaban
“Ya Tuan? Kau memanggilku?” ujar Alpha sesampainya di ruang tahta
“Bisa kau jelaskan apa itu?” Deviant menunjuk ke monitor yang menunjukkan ruang palka, nampak ada beberapa pekerja yang sedang mengeluarkan barang dari kapal kargo
“Itu kargo dari planet kita tuan. Beberapa waktu yang lalu raja menanyakan progres kita seperti biasa. Lalu aku menceritakan bahwa tuan sudah mendapatkan 2 dari 5 Ranger sebagai budak seks. Mendengar penjelasanku, planet kita mengirimkan peralatan dengan teknologi terbaru yang menurut mereka dapat memperlancar tujuan baru tuan”
“DASAR ROBOT BODOH!!”
Taylor dan Liz terkejut melihat Alpha terlempar setelah dihantam oleh Deviant. Beberapa bulan mereka di kapal ini mereka tak pernah melihat tuannya semurka itu
“Kau pikir aku bodoh? Bukan itu yang kutanyakan, tapi mengapa kapal kargo itu masuk ke dalam ruang palka? Bukankah kita sedang dalam mode siluman? Harusnya kau mengirim armada untuk mengambil kargo itu di luar orbit, jauh dari jangkauan Voltron. Apakah kau lupa hal sepele seperti itu?”
“Maafkan aku tuan, aku..” Alpha gugup, sepertinya proses migrasinya ke tubuh robot itu sedikit mempengaruhi akurasi analisisnya, namun tidak mungkin ia beralasan seperti itu.
Taylor dan Liz yang ikut merasa bersalah setelah mengetahui akar permasalahannya, mencoba meredam amarah tuan mereka
“Tuan, jika hamba boleh berpendapat..” dengan ragu-ragu Taylor membuka suara, Ia takut kemurkaan tuannya itu turut menimpanya
“Kita hanya perlu berpindah koordinat saja. Voltron masih belum bisa mendeteksi lokasi kapal ini. Kebetulan saja ada kapal lain yang bisa mereka deteksi, yang menimbulkan kecurigaan mereka” Lanjut Taylor
“Hmmm.. ucapanmu ada benarnya juga budak” Deviant kembali tenang. Luapan emosinya itu membuatnya kurang bisa berpikir jernih
“Alpha, segera bereskan kargo itu, lalu pindahkan lokasi kapal ini” perintah Deviant yang langsung dilaksanakan oleh Alpha.
“Sementara itu, mari kita cek peralatan apa saja yang dikirimkan dari planetku” ajak Deviant kepada kedua budak seksnya.
===***===
“Hmmm, masuk akal..” Lexi coba memahami penjelasan Voltron dan Lita
“Kalau begitu tunggu apa lagi, sekarang juga kita..” ucapan Val yang sudah tidak sabar untuk menuntaskan ini semua.
Belum sempat Val menyelesaikan kalimatnya, Lita sudah memotongnya “Aku juga berpikiran sama, namun ada sedikit kendala. Voltron masih melakukan kalibrasi megazord kita untuk bisa digunakan di luar atmosfer. Terlebih lagi hilangnya Taylor dan Liz beserta morphernya, membuat zord mereka perlu dikalibrasi ulang supaya nantinya megazord dapat dikendalikan menggunakan tiga morpher saja"
Mendengar hal tersebut Lexi dan Val agak kecewa, itu berarti resolusi mereka perlu ditunda lagi untuk sementara waktu
“Namun tenang, tidak ada yang sia-sia, saat ini sistem kita sedang berusaha menganalisa apapun yang bisa kita gunakan untuk mendeteksi kapal Deviant berdasarkan lokasi kapal kargo tersebut” Voltron mencoba meningkatkan kembali mood dalam ruangan itu
“Berdasarkan progres saat ini, hanya butuh waktu 22 jam sampai megazord selesai dikalibrasi dan kalian bisa meninjau lokasi potensi koordinat itu” lanjut Voltron
“Kalian dengar itu, untuk saat ini kalian kembalilah dan beristirahat, segera setelah proses ini selesai, aku akan menghubungi kalian dan kita akan segera berangkat” Lita mengambil konklusi untuk menutup briefing mereka sebelum mengirim Lexi dan Val pulang
Lita sendiri selama beberapa bulan terakhir sangat jarang keluar dari markas Rangers. Ketidakberdayaannya ketika Taylor diculik, ditambah nasib sama yang menimpa Liz hanya beberapa bulan setelahnya memberikan pukulan telak bagi pemimpin rangers itu
Sebenarnya Voltron sering mengingatkan Lita untuk tidak terlalu memforsir dirinya karena Ia perlu tetap dalam kondisi prima ketika usaha mereka mendapat petunjuk baru, seperti saat ini. Namun sifat keras kepala Lita membuatnya tidak mengindahkan anjuran Voltron, Ia ingin teman-temannya segera diselamatkan.
===***===
Deviant dan kedua budaknya sedang melihat berbagai peralatan baru yang baru saja dikeluarkan dan diinventarisir oleh Alpha
“Wow lihat ini Taylor, ini mirip seperti ikat leher kita, namun yang ini terlihat lebih cantik” Liz menemukan alat yang menarik perhatiannya
Taylor dan Liz senang karena ini pertama kalinya mereka berada di ruang kargo. Selama beberapa bulan terakhir aktivitas mereka hanya berkutat di beberapa ruangan saja, terutama ruang tahta dan ruang tidur tuannya
“Dan lihat, total ada 5 buah ikat leher, jumlahnya sesuai dengan jumlah kita dan Ranger lain Taylor. Tapi kenapa batu di ikat leher yang ini berwarna putih tuan?”
Kedutan di vagina Liz membuat Deviant turut mencapai klimaks. Penisnya menyemburkan sperma mengisi seluruh lekuk di liang vagina Liz hingga meluber keluar yang tentunya langsung ditampung oleh Taylor
Deviant mengamati kedua budaknya yang nampak begitu bahagia, menampung dan kemudian berbagi spermanya yang sepertinya tidak pernah habis itu. Taylor dan Liz yang kelelahan lalu duduk bersimpuh di samping kiri dan kanan Deviant, menikmati sisa-sisa sperma tuannya yang masih berceceran sambil tangan mereka meraba dan memijat batang penis dan biji zakar Deviant
Deviant kembali menatap monitor setelah perhatiannya sempat teralihkan sesaat, nampak Voltron dan Lita mendadak sibuk seperti telah menemukan sesuatu. Deviant coba mengatur speaker untuk bisa mendengarkan percakapan mereka lebih baik.
===***===
“Lita, kemarilah aku menemukan sinyal kapal di orbit, dari tanda jejaknya, sepertinya itu kapal kargo”
“Lalu? Kapal kargo biasa tidak ada hubungannya dengan tujuan kita” jawab Lita ketus, akumulasi beban dan ekspektasi dari timnya mulai mempengaruhi psikisnya
“Kau benar, jika kapal kargo itu hanya melintas seperti biasa. Namun kapal kargo ini tertangkap berputar beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di tempat yang menurut radar, tidak ada apapun di sekitarnya”
Lita tercekat, “jadi maksudmu..” Ia mencoba menghubungkannya dengan hipotesis bahwa Deviant belum meninggalkan orbit, hanya menghilang dari radar saja
Ia segera menghubungi Taylor dan Liz untuk menyampaikan kabar baik itu.
===***===
“Kapal apa itu, kenapa dia berhenti di kapal ini” Deviant bergumam, Ia lalu memanggil Alpha untuk mendapatkan jawaban
“Ya Tuan? Kau memanggilku?” ujar Alpha sesampainya di ruang tahta
“Bisa kau jelaskan apa itu?” Deviant menunjuk ke monitor yang menunjukkan ruang palka, nampak ada beberapa pekerja yang sedang mengeluarkan barang dari kapal kargo
“Itu kargo dari planet kita tuan. Beberapa waktu yang lalu raja menanyakan progres kita seperti biasa. Lalu aku menceritakan bahwa tuan sudah mendapatkan 2 dari 5 Ranger sebagai budak seks. Mendengar penjelasanku, planet kita mengirimkan peralatan dengan teknologi terbaru yang menurut mereka dapat memperlancar tujuan baru tuan”
“DASAR ROBOT BODOH!!”
Taylor dan Liz terkejut melihat Alpha terlempar setelah dihantam oleh Deviant. Beberapa bulan mereka di kapal ini mereka tak pernah melihat tuannya semurka itu
“Kau pikir aku bodoh? Bukan itu yang kutanyakan, tapi mengapa kapal kargo itu masuk ke dalam ruang palka? Bukankah kita sedang dalam mode siluman? Harusnya kau mengirim armada untuk mengambil kargo itu di luar orbit, jauh dari jangkauan Voltron. Apakah kau lupa hal sepele seperti itu?”
“Maafkan aku tuan, aku..” Alpha gugup, sepertinya proses migrasinya ke tubuh robot itu sedikit mempengaruhi akurasi analisisnya, namun tidak mungkin ia beralasan seperti itu.
Taylor dan Liz yang ikut merasa bersalah setelah mengetahui akar permasalahannya, mencoba meredam amarah tuan mereka
“Tuan, jika hamba boleh berpendapat..” dengan ragu-ragu Taylor membuka suara, Ia takut kemurkaan tuannya itu turut menimpanya
“Kita hanya perlu berpindah koordinat saja. Voltron masih belum bisa mendeteksi lokasi kapal ini. Kebetulan saja ada kapal lain yang bisa mereka deteksi, yang menimbulkan kecurigaan mereka” Lanjut Taylor
“Hmmm.. ucapanmu ada benarnya juga budak” Deviant kembali tenang. Luapan emosinya itu membuatnya kurang bisa berpikir jernih
“Alpha, segera bereskan kargo itu, lalu pindahkan lokasi kapal ini” perintah Deviant yang langsung dilaksanakan oleh Alpha.
“Sementara itu, mari kita cek peralatan apa saja yang dikirimkan dari planetku” ajak Deviant kepada kedua budak seksnya.
===***===
“Hmmm, masuk akal..” Lexi coba memahami penjelasan Voltron dan Lita
“Kalau begitu tunggu apa lagi, sekarang juga kita..” ucapan Val yang sudah tidak sabar untuk menuntaskan ini semua.
Belum sempat Val menyelesaikan kalimatnya, Lita sudah memotongnya “Aku juga berpikiran sama, namun ada sedikit kendala. Voltron masih melakukan kalibrasi megazord kita untuk bisa digunakan di luar atmosfer. Terlebih lagi hilangnya Taylor dan Liz beserta morphernya, membuat zord mereka perlu dikalibrasi ulang supaya nantinya megazord dapat dikendalikan menggunakan tiga morpher saja"
Mendengar hal tersebut Lexi dan Val agak kecewa, itu berarti resolusi mereka perlu ditunda lagi untuk sementara waktu
“Namun tenang, tidak ada yang sia-sia, saat ini sistem kita sedang berusaha menganalisa apapun yang bisa kita gunakan untuk mendeteksi kapal Deviant berdasarkan lokasi kapal kargo tersebut” Voltron mencoba meningkatkan kembali mood dalam ruangan itu
“Berdasarkan progres saat ini, hanya butuh waktu 22 jam sampai megazord selesai dikalibrasi dan kalian bisa meninjau lokasi potensi koordinat itu” lanjut Voltron
“Kalian dengar itu, untuk saat ini kalian kembalilah dan beristirahat, segera setelah proses ini selesai, aku akan menghubungi kalian dan kita akan segera berangkat” Lita mengambil konklusi untuk menutup briefing mereka sebelum mengirim Lexi dan Val pulang
Lita sendiri selama beberapa bulan terakhir sangat jarang keluar dari markas Rangers. Ketidakberdayaannya ketika Taylor diculik, ditambah nasib sama yang menimpa Liz hanya beberapa bulan setelahnya memberikan pukulan telak bagi pemimpin rangers itu
Sebenarnya Voltron sering mengingatkan Lita untuk tidak terlalu memforsir dirinya karena Ia perlu tetap dalam kondisi prima ketika usaha mereka mendapat petunjuk baru, seperti saat ini. Namun sifat keras kepala Lita membuatnya tidak mengindahkan anjuran Voltron, Ia ingin teman-temannya segera diselamatkan.
===***===
Deviant dan kedua budaknya sedang melihat berbagai peralatan baru yang baru saja dikeluarkan dan diinventarisir oleh Alpha
“Wow lihat ini Taylor, ini mirip seperti ikat leher kita, namun yang ini terlihat lebih cantik” Liz menemukan alat yang menarik perhatiannya
Taylor dan Liz senang karena ini pertama kalinya mereka berada di ruang kargo. Selama beberapa bulan terakhir aktivitas mereka hanya berkutat di beberapa ruangan saja, terutama ruang tahta dan ruang tidur tuannya
“Dan lihat, total ada 5 buah ikat leher, jumlahnya sesuai dengan jumlah kita dan Ranger lain Taylor. Tapi kenapa batu di ikat leher yang ini berwarna putih tuan?”
Deviant lalu mengecek informasi tentang alat tersebut di data yang telah diberikan Alpha.
“Kalung budak seks 3.0” gumamnya “Ikat leher ini merupakan peningkatan dari versi sebelumnya, antara lain penambahan fitur..”
Deviant membaca informasi itu dengan seksama dan mulai tersenyum
“Itu adalah hadiahku untuk kalian wahai budakku” ujar Deviant “kalian bisa langsung memakai ikat leher baru itu ” lanjutnya
Taylor dan Liz nampak gembira menerima hadiah itu dan langsung memasangnya. Perlahan batu yang ada di ikat leher itu berubah warna menjadi pink dan kuning, sesuai warna Ranger suit mereka dulu
“Lihat Liz, batu di kalungmu berubah warna menjadi kuning”. Ujar Taylor, Ia lalu mencari cermin dan melihat warna putih di batu ikat lehernya perlahan berubah menjadi pink
“Bagaimana menurutmu tuan? Apakah aku terlihat cantik?” tanya Taylor kepada tuannya
“Ya Taylor, ikat leher itu sangat cocok untuk kalian” Deviant tersenyum penuh makna
Setelah menyortir dan membawa peralatan yang mungkin bisa membantu rencananya, Deviant bersama ketiga budaknya kembali ke ruang tahta, dimana Alpha sedang membawa kapal Deviant menuju koordinat lain sebelum Ranger bertindak
“Bagaimana tuan, apakah kau menemukan alat yang bagus?” tanya Alpha
“Tidak semua relevan, namun aku tertarik pada 3 jenis alat ini, Deviant menunjukkan peralatan yang dibawa oleh Taylor dan Liz. Alat tersebut yaitu ikat leher budak seks baru yang telah dikenakan oleh Taylor, Liz serta 3 ikat leher lain dengan batu masih berwarna putih
Selain itu ada sebuah helm dan benda yang sekilas terlihat seperti dildo yang dilengkapi dengan sabuk. Deviant sempat mendengar Taylor dan Liz menyebutnya ‘strap-on’ saat mereka melihat-lihat di ruang kargo tadi
Alpha yang mengetahui fungsi semua alat itu, secara garis besar langsung mengerti rencana tuannya, menambahkan informasi yang ia dapat saat memonitor markas para Ranger
“Mereka sedang mempersiapkan megazord untuk mendatangi koordinat kita sebelumnya tuan. Voltron mengestimasi proses tersebut akan beres dalam waktu 22 jam. Ranger Biru dan Ranger Hitam telah meninggalkan markas mereka untuk beristirahat atas arahan pemimpin mereka”
“Kebetulan sekali, kalau begitu mari kita ‘jemput’ mereka” Deviant tersenyum penuh kemenangan
“Namun sebelum itu..” Deviant menoleh pada kedua budaknya yang berdiam menunggu Tuannya berdiskusi dengan Alpha
Mengerti akan maksud Deviant, Taylor dan Liz berlutut di depan Deviant dan mulai memainkan mulut mereka di batang penis dan biji zakar tuannya itu.
===***===
“Segera pulang dan beristirahatlah, jangan lepas dari morpher kalian dan atur saluran komunikasi kita dalam mode stand by” Lexi mengingat-ingat pesan Lita sebelum mereka meninggalkan markas
Dalam perjalanan pulangnya bersama Val, Ia mengajak sahabatnya untuk mampir ke sebuah restoran untuk makan. Keduanya lupa bahwa mereka berniat untuk pergi makan saat mendapat panggilan dadakan dari Lita
Setelah meninggalkan markas, dan ketegangan menurun, baru keduanya merasa lapar kembali. Bahkan perut Val sempat berbunyi cukup kencang menyebabkan keduanya tertawa
“Andai situasi bisa tenang dan damai seperti ini selamanya..” ucap Lexi, diiringi anggukan afirmasi dari Val
“Long.. Tolong.. Tol..” dalam perjalanan menuju restoran, saat melewati sebuah lorong, Lexi mendengar sesuatu
“Kau dengar itu?” Lexi mencoba memastikan, namun Val tidak mendengar apa-apa
“Tolong..” setelah berusaha mencari suara yang dimaksud Lexi, Val samar-samar ikut mendengarnya juga
“Lita, Voltron, kau dengar? Aku dan Val mendengar sesuatu dalam perjalanan pulang” Lexi berinisiatif mencoba menghubungi markas, namun tidak ada jawaban
Val kemudian bergerak mengikuti sumber suara tersebut, diikuti Lexi di belakangnya
“Tolong..” suara lirih itu terdengar semakin jelas. Mereka berdua tidak asing dengan suara itu
“TAYLOR!!” mereka kompak saat menyadari suara itu terdengar seperti suara Taylor dan bergegas mencari dari mana suara berasal
Mereka sampai di depan sebuah lahan kosong dengan pagar tertutup
“Tidak salah lagi, suaranya berasal dari balik pagar ini” ucap Val
Lexi kembali mencoba untuk menghubungi markas untuk mengabarkan pada pada Lita dan Voltron, namun masih belum ada jawaban
“Sebaiknya kita cek dulu” ucap Val. Pikirannya yang kalut atas kemungkinan kondisi Taylor setelah Ia hilang lebih dari 5 bulan membuat Val tidak bisa berpikir jernih dan menjadi gegabah
“Aku yakin Taylor ada di balik pagar ini, kuharap Liz dapat segera kita temukan juga. Sebaiknya kita dobrak masuk daripada menunggu respon markas” usul Val yang lalu disetujui Lexi. Sebuah usulan gegabah yang akan disesalinya sesaat lagi..
BRAAAK, suara Val mendobrak pagar hingga terbuka
“YA TUHAN TAYLOR, LIZ” Lexi berlari saat melihat kedua temannya itu tergeletak dalam kondisi yang mengenaskan
Taylor dan Liz nampak tergeletak tak berdaya. Tubuh mereka terbalut korset dan rok senada warna Ranger suit mereka, dilengkapi dengan aksesoris berupa ikat leher dengan warna sesuai korset serta stoking hitam dan sepatu hak tinggi
Pakaian mereka terlihat berantakan, banyak sobekan di sana sini, hak sepatu patah dan yang makin membuat kondisi semakin mengenaskan parah, mereka tergeletak pada kubangan air kental berwarna putih
Setelah mendekat Lexi dan Val baru menyadari bahwa kubangan tersebut bertekstur seperti sperma dan berasal dari vagina serta anus kedua teman mereka yang menganga lebar. Selain dari kedua lubang tersebut payudara, wajah dan rambut Taylor dan Liz juga tidak luput dari cairan itu
“ASTAGA, BUDAK SEKS” kalimat terakhir yang diucapkan Val, sebelum cahaya hijau menerpa tubuh mereka dari belakang dan keduanya jatuh tidak sadarkan diri
“Akting yang bagus wahai budakku. Sekarang amankan morpher mereka” Deviant lalu berjalan mendekati mangsa barunya. Taylor dan Liz bangkit lalu melepas morpher dari pergelangan tangan Lexi dan Val, sebelum menyerahkannya pada tuan mereka
“Kerja bagus, dengan ini rencana kita hanya tinggal selangkah lagi” Deviant mengapresiasi kedua budaknya yang tidak sabar untuk segera kembali ke kapal dan ‘melatih’ Lexi dan Val
“Kalung budak seks 3.0” gumamnya “Ikat leher ini merupakan peningkatan dari versi sebelumnya, antara lain penambahan fitur..”
Deviant membaca informasi itu dengan seksama dan mulai tersenyum
“Itu adalah hadiahku untuk kalian wahai budakku” ujar Deviant “kalian bisa langsung memakai ikat leher baru itu ” lanjutnya
Taylor dan Liz nampak gembira menerima hadiah itu dan langsung memasangnya. Perlahan batu yang ada di ikat leher itu berubah warna menjadi pink dan kuning, sesuai warna Ranger suit mereka dulu
“Lihat Liz, batu di kalungmu berubah warna menjadi kuning”. Ujar Taylor, Ia lalu mencari cermin dan melihat warna putih di batu ikat lehernya perlahan berubah menjadi pink
“Bagaimana menurutmu tuan? Apakah aku terlihat cantik?” tanya Taylor kepada tuannya
“Ya Taylor, ikat leher itu sangat cocok untuk kalian” Deviant tersenyum penuh makna
Setelah menyortir dan membawa peralatan yang mungkin bisa membantu rencananya, Deviant bersama ketiga budaknya kembali ke ruang tahta, dimana Alpha sedang membawa kapal Deviant menuju koordinat lain sebelum Ranger bertindak
“Bagaimana tuan, apakah kau menemukan alat yang bagus?” tanya Alpha
“Tidak semua relevan, namun aku tertarik pada 3 jenis alat ini, Deviant menunjukkan peralatan yang dibawa oleh Taylor dan Liz. Alat tersebut yaitu ikat leher budak seks baru yang telah dikenakan oleh Taylor, Liz serta 3 ikat leher lain dengan batu masih berwarna putih
Selain itu ada sebuah helm dan benda yang sekilas terlihat seperti dildo yang dilengkapi dengan sabuk. Deviant sempat mendengar Taylor dan Liz menyebutnya ‘strap-on’ saat mereka melihat-lihat di ruang kargo tadi
Alpha yang mengetahui fungsi semua alat itu, secara garis besar langsung mengerti rencana tuannya, menambahkan informasi yang ia dapat saat memonitor markas para Ranger
“Mereka sedang mempersiapkan megazord untuk mendatangi koordinat kita sebelumnya tuan. Voltron mengestimasi proses tersebut akan beres dalam waktu 22 jam. Ranger Biru dan Ranger Hitam telah meninggalkan markas mereka untuk beristirahat atas arahan pemimpin mereka”
“Kebetulan sekali, kalau begitu mari kita ‘jemput’ mereka” Deviant tersenyum penuh kemenangan
“Namun sebelum itu..” Deviant menoleh pada kedua budaknya yang berdiam menunggu Tuannya berdiskusi dengan Alpha
Mengerti akan maksud Deviant, Taylor dan Liz berlutut di depan Deviant dan mulai memainkan mulut mereka di batang penis dan biji zakar tuannya itu.
===***===
“Segera pulang dan beristirahatlah, jangan lepas dari morpher kalian dan atur saluran komunikasi kita dalam mode stand by” Lexi mengingat-ingat pesan Lita sebelum mereka meninggalkan markas
Dalam perjalanan pulangnya bersama Val, Ia mengajak sahabatnya untuk mampir ke sebuah restoran untuk makan. Keduanya lupa bahwa mereka berniat untuk pergi makan saat mendapat panggilan dadakan dari Lita
Setelah meninggalkan markas, dan ketegangan menurun, baru keduanya merasa lapar kembali. Bahkan perut Val sempat berbunyi cukup kencang menyebabkan keduanya tertawa
“Andai situasi bisa tenang dan damai seperti ini selamanya..” ucap Lexi, diiringi anggukan afirmasi dari Val
“Long.. Tolong.. Tol..” dalam perjalanan menuju restoran, saat melewati sebuah lorong, Lexi mendengar sesuatu
“Kau dengar itu?” Lexi mencoba memastikan, namun Val tidak mendengar apa-apa
“Tolong..” setelah berusaha mencari suara yang dimaksud Lexi, Val samar-samar ikut mendengarnya juga
“Lita, Voltron, kau dengar? Aku dan Val mendengar sesuatu dalam perjalanan pulang” Lexi berinisiatif mencoba menghubungi markas, namun tidak ada jawaban
Val kemudian bergerak mengikuti sumber suara tersebut, diikuti Lexi di belakangnya
“Tolong..” suara lirih itu terdengar semakin jelas. Mereka berdua tidak asing dengan suara itu
“TAYLOR!!” mereka kompak saat menyadari suara itu terdengar seperti suara Taylor dan bergegas mencari dari mana suara berasal
Mereka sampai di depan sebuah lahan kosong dengan pagar tertutup
“Tidak salah lagi, suaranya berasal dari balik pagar ini” ucap Val
Lexi kembali mencoba untuk menghubungi markas untuk mengabarkan pada pada Lita dan Voltron, namun masih belum ada jawaban
“Sebaiknya kita cek dulu” ucap Val. Pikirannya yang kalut atas kemungkinan kondisi Taylor setelah Ia hilang lebih dari 5 bulan membuat Val tidak bisa berpikir jernih dan menjadi gegabah
“Aku yakin Taylor ada di balik pagar ini, kuharap Liz dapat segera kita temukan juga. Sebaiknya kita dobrak masuk daripada menunggu respon markas” usul Val yang lalu disetujui Lexi. Sebuah usulan gegabah yang akan disesalinya sesaat lagi..
BRAAAK, suara Val mendobrak pagar hingga terbuka
“YA TUHAN TAYLOR, LIZ” Lexi berlari saat melihat kedua temannya itu tergeletak dalam kondisi yang mengenaskan
Taylor dan Liz nampak tergeletak tak berdaya. Tubuh mereka terbalut korset dan rok senada warna Ranger suit mereka, dilengkapi dengan aksesoris berupa ikat leher dengan warna sesuai korset serta stoking hitam dan sepatu hak tinggi
Pakaian mereka terlihat berantakan, banyak sobekan di sana sini, hak sepatu patah dan yang makin membuat kondisi semakin mengenaskan parah, mereka tergeletak pada kubangan air kental berwarna putih
Setelah mendekat Lexi dan Val baru menyadari bahwa kubangan tersebut bertekstur seperti sperma dan berasal dari vagina serta anus kedua teman mereka yang menganga lebar. Selain dari kedua lubang tersebut payudara, wajah dan rambut Taylor dan Liz juga tidak luput dari cairan itu
“ASTAGA, BUDAK SEKS” kalimat terakhir yang diucapkan Val, sebelum cahaya hijau menerpa tubuh mereka dari belakang dan keduanya jatuh tidak sadarkan diri
“Akting yang bagus wahai budakku. Sekarang amankan morpher mereka” Deviant lalu berjalan mendekati mangsa barunya. Taylor dan Liz bangkit lalu melepas morpher dari pergelangan tangan Lexi dan Val, sebelum menyerahkannya pada tuan mereka
“Kerja bagus, dengan ini rencana kita hanya tinggal selangkah lagi” Deviant mengapresiasi kedua budaknya yang tidak sabar untuk segera kembali ke kapal dan ‘melatih’ Lexi dan Val
“BAJINGAAANN!!” Lita meluapkan emosinya setelah kembali ke markas.
Saat Lexi dan Val menghubungi, Lita menangkap transmisi mereka dan segera mendatangi koordinat tempat sinyal itu berasal
Namun Lita tidak mengetahui bahwa lokasi tersebut merupakan perangkap Deviant. Area sekitar lahan kosong itu telah dipasangi alat untuk memblokir sinyal komunikasi morpher
Alat tersebut diatur sehingga komunikasi yang dilakukan hanya bisa satu arah. Lita dapat mendengar suara Lexi dan Val, namun sebaliknya, suara Lita tidak terdengar oleh mereka
Lita berusaha mendatangi lokasi secepatnya sambil memperingatkan Lexi dan Val bahwa kemungkinan besar itu adalah jebakan. Namun sial, ketika ia sampai sana, ia tidak menemukan seorangpun temannya. Hanya ada kubangan cairan putih dan alat yang digunakan Deviant untuk memblokir komunikasi mereka
“ASTAGA, BUDAK SEKS” Lita mencoba memutar kembali transisi terakhir dari Lexi. Ini benar-benar mimpi buruk. Yang terjadi adalah skenario terburuk dalam bayangannya
Setelah menceritakan semuanya pada Voltron, Lita terduduk lesu
“Maaf Lita, aku sangat ingin menghiburmu, namun aku tidak bisa mengatakan apapun. Bahkan situasi kita menjadi semakin buruk” Voltron memecah keheningan
“Ya, aku tahu” ini benar-benar situasi terburuk. Taylor dan Liz yang hilang selama beberapa bulan terakhir sudah menjadi budak seks Lord Deviant. Hal yang sama akan menimpa Lexi dan Val” Lita mencoba menyimpulkan
“Aku ada satu kabar baik, satu tentatif dan satu kabar buruk” ucap Voltron. “Mana yang ingin kau dengar terlebih dahulu?”
“Aku sangat butuh kabar baik saat ini, sekecil apa pun itu”
“Baiklah, kabar baiknya, aku berhasil mendapat estimasi lokasi kapal Deviant. Berdasarkan hasil analisis yang kita jalankan pada pola jejak di sekitar kapal kargo kemarin, Deviant ada berada di sini” Voltron menyampaikan hal tersebut dibarengi monitor yang menampilkan sebuah koordinat.
"Rupanya Deviant bersembunyi tidak jauh dari orbit”
“Berani sekali bajingan itu bersembunyi sedekat ini” Lita geram. “Tunggu hingga megazord selesai dikalibrasi dan akan segera kuhancurkan dia”
“Itulah kabar buruknya” ucap Voltron. “Proses kalibrasi yang sudah berjalan bertujuan untuk mengendalikan megazord dengan 3 morpher. Dengan hilangnya morpher Lexi dan Val, proses itu harus diulang dan akan memakan waktu lebih lama karena kita hanya tinggal memiliki satu morpher. Milikmu”
Mendengar hal tersebut kaki Lita langsung lemas. Ia jatuh terduduk di lantai, penuh keputusasaan. “Lalu, apa kabar terakhir yang kau sebut tentatif itu?”
“Aku menemukan informasi tentang praktik budak seks di planet asal Lord Deviant. Tentang proses mereka menjadi budak seks hingga. Hingga akhirnya mereka mendapat ikat leher untuk mengendalikan mereka sebagai budak seks”
“Lalu? Info apa yang kau dapat? Mengapa itu tentatif?”
“Untuk melatih seorang wanita menjadi budak seks, dibutuhkan waktu setidaknya 3 minggu” Voltron mencoba menjelaskan “Jadi untuk 21 hari ke depan, masih ada harapan untuk menyelamatkan Lexi dan Val. Dan aku akan menganalisis spesimen kalung budak seks 1.0 yang berhasil kudapatkan dari gudang ini. Entah siapa pemilik sebelumnya, yang jelas kita mendapatkannya dari salah satu kriminal yang pernah kita kalahkan”
Mendengar hal itu Lita merasa mendapatkan angin segar namun ia baru sadar “Tunggu, kau bilang kita punya waktu 21 hari, berapa lama yang dibutuhkan untuk mengkalibrasi megazord dan menganalisis kalung budak seks itu?”
“19 hari, paling cepat”
BERSAMBUNG..
SELANJUTNYA..
Seri 2 - Fall of The Guardian
Saat Lexi dan Val menghubungi, Lita menangkap transmisi mereka dan segera mendatangi koordinat tempat sinyal itu berasal
Namun Lita tidak mengetahui bahwa lokasi tersebut merupakan perangkap Deviant. Area sekitar lahan kosong itu telah dipasangi alat untuk memblokir sinyal komunikasi morpher
Alat tersebut diatur sehingga komunikasi yang dilakukan hanya bisa satu arah. Lita dapat mendengar suara Lexi dan Val, namun sebaliknya, suara Lita tidak terdengar oleh mereka
Lita berusaha mendatangi lokasi secepatnya sambil memperingatkan Lexi dan Val bahwa kemungkinan besar itu adalah jebakan. Namun sial, ketika ia sampai sana, ia tidak menemukan seorangpun temannya. Hanya ada kubangan cairan putih dan alat yang digunakan Deviant untuk memblokir komunikasi mereka
“ASTAGA, BUDAK SEKS” Lita mencoba memutar kembali transisi terakhir dari Lexi. Ini benar-benar mimpi buruk. Yang terjadi adalah skenario terburuk dalam bayangannya
Setelah menceritakan semuanya pada Voltron, Lita terduduk lesu
“Maaf Lita, aku sangat ingin menghiburmu, namun aku tidak bisa mengatakan apapun. Bahkan situasi kita menjadi semakin buruk” Voltron memecah keheningan
“Ya, aku tahu” ini benar-benar situasi terburuk. Taylor dan Liz yang hilang selama beberapa bulan terakhir sudah menjadi budak seks Lord Deviant. Hal yang sama akan menimpa Lexi dan Val” Lita mencoba menyimpulkan
“Aku ada satu kabar baik, satu tentatif dan satu kabar buruk” ucap Voltron. “Mana yang ingin kau dengar terlebih dahulu?”
“Aku sangat butuh kabar baik saat ini, sekecil apa pun itu”
“Baiklah, kabar baiknya, aku berhasil mendapat estimasi lokasi kapal Deviant. Berdasarkan hasil analisis yang kita jalankan pada pola jejak di sekitar kapal kargo kemarin, Deviant ada berada di sini” Voltron menyampaikan hal tersebut dibarengi monitor yang menampilkan sebuah koordinat.
"Rupanya Deviant bersembunyi tidak jauh dari orbit”
“Berani sekali bajingan itu bersembunyi sedekat ini” Lita geram. “Tunggu hingga megazord selesai dikalibrasi dan akan segera kuhancurkan dia”
“Itulah kabar buruknya” ucap Voltron. “Proses kalibrasi yang sudah berjalan bertujuan untuk mengendalikan megazord dengan 3 morpher. Dengan hilangnya morpher Lexi dan Val, proses itu harus diulang dan akan memakan waktu lebih lama karena kita hanya tinggal memiliki satu morpher. Milikmu”
Mendengar hal tersebut kaki Lita langsung lemas. Ia jatuh terduduk di lantai, penuh keputusasaan. “Lalu, apa kabar terakhir yang kau sebut tentatif itu?”
“Aku menemukan informasi tentang praktik budak seks di planet asal Lord Deviant. Tentang proses mereka menjadi budak seks hingga. Hingga akhirnya mereka mendapat ikat leher untuk mengendalikan mereka sebagai budak seks”
“Lalu? Info apa yang kau dapat? Mengapa itu tentatif?”
“Untuk melatih seorang wanita menjadi budak seks, dibutuhkan waktu setidaknya 3 minggu” Voltron mencoba menjelaskan “Jadi untuk 21 hari ke depan, masih ada harapan untuk menyelamatkan Lexi dan Val. Dan aku akan menganalisis spesimen kalung budak seks 1.0 yang berhasil kudapatkan dari gudang ini. Entah siapa pemilik sebelumnya, yang jelas kita mendapatkannya dari salah satu kriminal yang pernah kita kalahkan”
Mendengar hal itu Lita merasa mendapatkan angin segar namun ia baru sadar “Tunggu, kau bilang kita punya waktu 21 hari, berapa lama yang dibutuhkan untuk mengkalibrasi megazord dan menganalisis kalung budak seks itu?”
“19 hari, paling cepat”
BERSAMBUNG..
SELANJUTNYA..
Seri 2 - Fall of The Guardian
cerita sex yes, fuck my pussy. good dick. Big cock. Yes cum inside. lick my nipples. my tits are tingling. drink my breast. milk nipples. play with my big tits. fuck my vagina until I get pregnant. play "Adult sex games" with me. satisfy your cock in my wet vagina. Asian girl hottes gorgeus. lonte, lc ngentot live, pramugari ngentot, wikwik, selebgram open BO,cerbung,cam show, naked nude, tiktok viral bugil sange, link bokep viral terbaru