Namaku Ari (nama fiktif), aku adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi tempatku tinggal, aku terkenal sebagai seorang nerd yang tak pernah memperdulikan perempuan alias gak pernah mau menjelimet dengan yang namanya pacaran, namun gairah seksku yang tak tersalurkan ini kian menggebu-gebu setiap aku melihat mahasiswi sekelasku yang memiliki tubuh-tubuh menggoda, akhirnya setiap hal itu terjadi aku hanya bisa coli di rumahku sambil membayangkan bisa ngentot dengan mereka. Aku memiliki kontol yang mungkin cukup membanggakan bagiku yaitu sepanjang 17 cm, gemuk dan berurat.
Back to story..
Pagi ini aku kuliah dengan salah seorang dosen perempuan muda, kutaksir umurnya kira-kira 26 tahun, ia adalah bu rida, akhwat jilbab lebar, belum menikah karena belum ada yang cocok katanya, Awal ia mengajar di kelasku, ia tidak terlalu menarik perhatianku karena tubuhnya yang selalu tertutupi jilbab dan gamis panjangnya, namun makin kesini aku memiliki fantasi tersendiri yaitu bisa nikmatin tubuhnya.
Aku berpikir bagaiman caranya ya supaya bisa nikmatin tubuh dia ini, aku mendapatkan ide untuk memasang kamera pengintai yang menyorot meja dia, walaupun ndak dapat bukti aneh-aneh tapi setidaknya dapat melihat wajahnya yang selalu ndak mau kalau difoto, siang ini aku lalu melancarkan rencana tersebut, keesokan harinya aku mengambil rekaman tersebut dan aku melihat dosen yang kumaksud sedang masturbasi menggunakan sebuah dildo dengan berpakaian lengkap di meja kerjanya
Melihat hasil rekaman tersebut, aku menunggu hingga sore hari dengan maksud untuk menggrebek dia.
Saat ruang dosen telah sepi, aku masuk diam-diam tanpa suara,dan benar saja terdengar desahan kecil "uhh..sshh"
Kudekati meja dia, saat akan mendekat, aku berkata "masih ada orang?"
"hhmm.. masih" ucapnya sedikit gelagapan
"oh bu rida, belum pulang bu?" Tanyaku
"hhmm belum nih ri" jawabnya mendesah kecil
Ku lihat dari raut wajahnya terlihat bahwa ia sedang horny berat, kedua tangannya tetap di bawah meja, "ibu kok keringatan? Ini ruangan AC loh" tanyaku
"eee.. tadi.. anu.." dia terlihat panik
"anu apa bu?" Tanyaku
"itu.. aku lagi beresin buku-buku disini" ucapnya
Tapi meja dia terlihat rapi.
Kudekati dia,
"mau ngapain kamu?" Ucapnya sedikit kaget
kuperlihatkan video yang telah ku rekam, dia terlihat pucat pasi
"kamu merekam aku?! Mau apa kamu!" Teriaknya
"jangan marah-marah ah bu, diam-diam akhwat kayak ibu gini punya nafsu besar juga ya" jawabku santai
"jangan kurang ajar ya kamu!" Amuknya lagi
"ibu puasin aku atau video ini aku sebar supaya banyak mahasiswa lain bisa perkosa ibu?" Tanyaku dengan santai.
Dia kaget dan tersandar lemas di kursi kerjanya, "ibu mohon jangan begitu ri, tolong yaa" pintanya.
"boleh ndak aku sebar tapi ibu harus turutin aku" ucapku seraya membuka celana panjang dan cdku, terpampang kontolku yang sudah setengah tegang.
Dia memalingkan wajahnya dan berteriak kecil "aih!"
"eleh.. sok buang muka, ini lebih gede loh dari kontol-kontolan yang ibu pakai di video itu" ucapku dengan santai.
Terdengar tangisan kecil
"sudah jangan nangis" ucapku
Ku tarik tangannya yang selama ini belum disentuh lelaki pikirku karena sangat lembut ke arah kontolku, ku pinta ia menggenggam kontolku dan mengocok pelan, tangannya menggigil, namun nurut mengocok.
"sudah jangan nangis sini liat aja" ucapku sambil memegang kepalanya untuk menoleh melihat kontolku, matanya berkaca-kaca, kudorong kontolku ke bibir kecilnya yang seksi itu
"buka dan sepong kontol ari bu" ucapku
dia tetap menutup mulutnya, aku menjepit keras hidungnya sehingga ia kesulitan bernafas dan membuka mulutnya, dengan sigap ku masukkan kontolku ke mulutnya dan kuhentakkan dengan kasar
"ohok.. ohok" bu rida terbatuk-batuk
"kalau aku gak mau kasar, nih hisap aja!" Bentakku
melihat aku membentak, ia mulai mencoba menyedot-nyedot palkonku dan memaju mundurkan kepalanya, aku lekas mengambil kamera yang tergeletak di meja dia dan merekam aktifitas dia nyepongin kontolku.
"bu rida, cheese!" Ucapku
Dia menatapku dan hendak marah karena ia sadar aku merekamnya, namun kutahan kepalanya dengan tanganku
"hhmm.. ehhmm.." suaranya tertahan
Ku letakkan kamera tersebut di meja dia lagi, ku raba toketnya dari luar gamis biru tua yang ia gunakan hari ini, ia kembali memelototiku, aku mengabaikannya dan mulai meremas toketnya
"hhmm.. hhmm.." desah kecilnya.
Karena ku rasa cukup sesi sepongnya, kutarik keluar kontolku dan ku berdirikan tubuhnya
"mau ngapain lagi kamu!" Bentaknya
Ku dudukkan dia di meja kerjanya, dan ku naikkan rok biru tuanya hingga kepinggang terlihat kaki dan paha mulusnya
ia tak menggunakan legging selayaknya akhwat lain, ia hanya menggunakan cd bermotif bunga, kuremas pelan memeknya dari luar cdnya.
"ri.. cukup.. ssh" ucapnya
kutarik cdnya dan kubuang entah kemana, kumelihat memeknya yang berjembut lebat itu dan bibir memek yang masih sangat rapat, kupermainkan jariku di bibir mekinya untuk mencari itilnya, setelah kudapatkan, kupijit-pijit itilnya.
"sshh.. stop ari" pintanya dengan mendesah.
Aku lalu memasukkan tanganku yang satunya ke gamisnya, mencari toketnya, setelah ku dapatkan langsung kuremas-remas lagi, ia terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya seolah menolak permainan tanganku namun ia tetap menikmatinya
"sshh.. udah yaa.. ari.." desahnya
Ku merasakan memeknya mulai becek
"sok sokan nolak! Ini memek ibu dah becek" ucapku
Ku hentikan segala rangsangan, kuarahkan kameraku ke memeknya agar dapat merekam aktifitas eksekusiku, ku dekatkan dan ku gesek palkonku ke bibir memeknya
"sshh.. jangan perawanin ibu ri.. ibu mohon.. sshh" ucapnya seraya mendesis
kumasukkan palkonku terasa ada yang mengganjal kontolku, kupijit-pijit lagi itilnya dengan maksud untuk merangsangnya, lalu kuhentakkan keras kontolku ke mekinya
"Akkhh! Sakit ari!" Teriaknya dengan kepalanya yang mendongak keatas.
Kudiamkan beberapa saat kontolku di memek bu rida, terasa pijatan memeknya yang sangat nikmat, kumulai mengeluar masukkan kontolku di memeknya.
"kamu jahat ari! Kamu perawanin ibu!" Bentaknya
Aku gak perduli dan lansung menggenjot memeknya dengan keras mengekspresikan kemarahanku karena dia bentak.
"Uhh.. sshh.. perih ari, hentikaaaaann.." desahnya menolak perbuatanku.
Melihatnya semakin mendesah ku hentakkan lebih keras kontolku hingga terasa menyentuh bibir rahimnya.
"akhh.. jangan dalam banget ri" desahnya.
Perlahan teriakan perihnya berubah menjadi desahan manja, "ahh.. kurang ajar kamu.. sshh.. ohh..".
"ari.. sshh.. ibu mau keluar.. sshh" desahnya.
Terasa mekinya berkedut-kedut, aku semakin menggenjotnya keras hingga menggoyangkan meja kerjanya.
"ohh ibu sampai.. sshh" desahnya diikuti dengan semburan hangat mengenai palkonku, terasa semburan kecil di perutku dari mekinya
Ku diamkan kontolku membiarkan ia menikmati orgasmenya, lalu ku gendong dia dengan kontolku yang masih menancap di mekinya.
Ku bawa dia dan kamera yang sedari tadi merekam aktifitas kami ke meja dosen lain, Saat ku lepaskan kontolku, terlihat darah segar menempel di batang kontolku.
Ku posisikan tubuhnya membungkuk dan bertumpu di meja tersebut, kukembali menyodoknya dari belakang.
"Uhh.." desahnya saat kontolku masuk memeknya
Ku genjot dengan sedikit kasar, ku remas toketnya dari belakang, kutegakkan tubuhnya sehingga ia berdiri tegak dengan kontolku masih menggenjot memeknya, jilbab lebarnya mulai kusut begitu juga dengan gamisnya lembab karena keringat kami, terdengar suara telpon yang kutebak itu adalah hp miliknya.
"ari stop ri.. itu ada telpon.. ssh" pintanya.
Aku merasa bahwa aku punya sebuah ide gila, "ibu jalan ke meja ibu, sekarang dengan kontol aku masih di memek ibu, cepat!" Perintahku.
Terlihat ia berjalan membungkuk bertumpu pada lututnya, aku masih terus menggenjot memeknya tanpa ampun.
"ari, ibu letih.. udah dong" pintanya sambil mendorong pahaku agar aku menghentikan genjotanku.
Aku menarik bahunya untuk kembali tegak, kupegang dagunya dan berkata "jalan aja lah kau lonte! Kau itu lonte aku sekarang! Haha".
Aku terus memaksanya berjalan, setibanya di meja kerja dia, ia langsung menggapai handphonenya dengan posisi menungging bertumpu pada meja kerjanya, ku lepaskan kontolku untuk mengambil kamera yang tertinggal di meja dosen lain.
Ku lihat dia lekas mengangkat telpon, "ya sony?" Tanya bu rida pada sony.
Ternyata itu dari adiknya yang bernama Sony, Aku langsung mempercepat jalanku, ku posisikan kamera untuk terus merekam kami, dan kembali kugenjot memeknya, dengan lembut untuk memberi kenikmatan baginya.
"mau jemput mbak yaah.. ssh?" Tanya bu rida pada sony
Ku perintahkan bu rida untuk aktifkan loudspeaker hpnya
"mbak sakit ya? Jam berapa sony jemput?" Tanya adikknya panik
"eeenng enggak kok son, kakak hhmm baik-baik aja.., ssh kakak pulang naik angkot ajaahh nanti" ucap bu rida dengan mendesah karena genjotanku di memeknya.
"oh baiklah mbak, hati-hati ya" ucap adiknya di telepon
"hhmm iya dek" ucapnya.
Mengetahui telepon tersebut telah berakhir, kugenjot keras lagi memeknya.
"ohh.. ohh.. sshh.." desahnya, "ibu mau keluar lagi ri..sshh" desahnya.
"Cepet amat bu,hhmm" desahku, kutarik keluar kontolku dan kuarahkan kontolku ke anusnya.
"eh!eh!eh! Mau ngapain kamu disitu?!" Ucapnya panik.
Karena kontolku sudah cukup basah dengan cairan mekinya langsung saja kumasukkan sedikit kontolku ke anusnya
"Akkhh! Pedih ari, jangan disitu!" Teriaknya.
Ku hentakkan sekali lagi kontolku hingga kontolku masuk semua di anusnya.
"ohh hentikan ari, sakit.." pintanya
Kugenjot pelan sambil kumainkan jemariku di memeknya yang membuatnya kembali mendesah walaupun kesakitan.
Back to story..
Pagi ini aku kuliah dengan salah seorang dosen perempuan muda, kutaksir umurnya kira-kira 26 tahun, ia adalah bu rida, akhwat jilbab lebar, belum menikah karena belum ada yang cocok katanya, Awal ia mengajar di kelasku, ia tidak terlalu menarik perhatianku karena tubuhnya yang selalu tertutupi jilbab dan gamis panjangnya, namun makin kesini aku memiliki fantasi tersendiri yaitu bisa nikmatin tubuhnya.
Aku berpikir bagaiman caranya ya supaya bisa nikmatin tubuh dia ini, aku mendapatkan ide untuk memasang kamera pengintai yang menyorot meja dia, walaupun ndak dapat bukti aneh-aneh tapi setidaknya dapat melihat wajahnya yang selalu ndak mau kalau difoto, siang ini aku lalu melancarkan rencana tersebut, keesokan harinya aku mengambil rekaman tersebut dan aku melihat dosen yang kumaksud sedang masturbasi menggunakan sebuah dildo dengan berpakaian lengkap di meja kerjanya
Melihat hasil rekaman tersebut, aku menunggu hingga sore hari dengan maksud untuk menggrebek dia.
Saat ruang dosen telah sepi, aku masuk diam-diam tanpa suara,dan benar saja terdengar desahan kecil "uhh..sshh"
Kudekati meja dia, saat akan mendekat, aku berkata "masih ada orang?"
"hhmm.. masih" ucapnya sedikit gelagapan
"oh bu rida, belum pulang bu?" Tanyaku
"hhmm belum nih ri" jawabnya mendesah kecil
Ku lihat dari raut wajahnya terlihat bahwa ia sedang horny berat, kedua tangannya tetap di bawah meja, "ibu kok keringatan? Ini ruangan AC loh" tanyaku
"eee.. tadi.. anu.." dia terlihat panik
"anu apa bu?" Tanyaku
"itu.. aku lagi beresin buku-buku disini" ucapnya
Tapi meja dia terlihat rapi.
Kudekati dia,
"mau ngapain kamu?" Ucapnya sedikit kaget
kuperlihatkan video yang telah ku rekam, dia terlihat pucat pasi
"kamu merekam aku?! Mau apa kamu!" Teriaknya
"jangan marah-marah ah bu, diam-diam akhwat kayak ibu gini punya nafsu besar juga ya" jawabku santai
"jangan kurang ajar ya kamu!" Amuknya lagi
"ibu puasin aku atau video ini aku sebar supaya banyak mahasiswa lain bisa perkosa ibu?" Tanyaku dengan santai.
Dia kaget dan tersandar lemas di kursi kerjanya, "ibu mohon jangan begitu ri, tolong yaa" pintanya.
"boleh ndak aku sebar tapi ibu harus turutin aku" ucapku seraya membuka celana panjang dan cdku, terpampang kontolku yang sudah setengah tegang.
Dia memalingkan wajahnya dan berteriak kecil "aih!"
"eleh.. sok buang muka, ini lebih gede loh dari kontol-kontolan yang ibu pakai di video itu" ucapku dengan santai.
Terdengar tangisan kecil
"sudah jangan nangis" ucapku
Ku tarik tangannya yang selama ini belum disentuh lelaki pikirku karena sangat lembut ke arah kontolku, ku pinta ia menggenggam kontolku dan mengocok pelan, tangannya menggigil, namun nurut mengocok.
"sudah jangan nangis sini liat aja" ucapku sambil memegang kepalanya untuk menoleh melihat kontolku, matanya berkaca-kaca, kudorong kontolku ke bibir kecilnya yang seksi itu
"buka dan sepong kontol ari bu" ucapku
dia tetap menutup mulutnya, aku menjepit keras hidungnya sehingga ia kesulitan bernafas dan membuka mulutnya, dengan sigap ku masukkan kontolku ke mulutnya dan kuhentakkan dengan kasar
"ohok.. ohok" bu rida terbatuk-batuk
"kalau aku gak mau kasar, nih hisap aja!" Bentakku
melihat aku membentak, ia mulai mencoba menyedot-nyedot palkonku dan memaju mundurkan kepalanya, aku lekas mengambil kamera yang tergeletak di meja dia dan merekam aktifitas dia nyepongin kontolku.
"bu rida, cheese!" Ucapku
Dia menatapku dan hendak marah karena ia sadar aku merekamnya, namun kutahan kepalanya dengan tanganku
"hhmm.. ehhmm.." suaranya tertahan
Ku letakkan kamera tersebut di meja dia lagi, ku raba toketnya dari luar gamis biru tua yang ia gunakan hari ini, ia kembali memelototiku, aku mengabaikannya dan mulai meremas toketnya
"hhmm.. hhmm.." desah kecilnya.
Karena ku rasa cukup sesi sepongnya, kutarik keluar kontolku dan ku berdirikan tubuhnya
"mau ngapain lagi kamu!" Bentaknya
Ku dudukkan dia di meja kerjanya, dan ku naikkan rok biru tuanya hingga kepinggang terlihat kaki dan paha mulusnya
ia tak menggunakan legging selayaknya akhwat lain, ia hanya menggunakan cd bermotif bunga, kuremas pelan memeknya dari luar cdnya.
"ri.. cukup.. ssh" ucapnya
kutarik cdnya dan kubuang entah kemana, kumelihat memeknya yang berjembut lebat itu dan bibir memek yang masih sangat rapat, kupermainkan jariku di bibir mekinya untuk mencari itilnya, setelah kudapatkan, kupijit-pijit itilnya.
"sshh.. stop ari" pintanya dengan mendesah.
Aku lalu memasukkan tanganku yang satunya ke gamisnya, mencari toketnya, setelah ku dapatkan langsung kuremas-remas lagi, ia terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya seolah menolak permainan tanganku namun ia tetap menikmatinya
"sshh.. udah yaa.. ari.." desahnya
Ku merasakan memeknya mulai becek
"sok sokan nolak! Ini memek ibu dah becek" ucapku
Ku hentikan segala rangsangan, kuarahkan kameraku ke memeknya agar dapat merekam aktifitas eksekusiku, ku dekatkan dan ku gesek palkonku ke bibir memeknya
"sshh.. jangan perawanin ibu ri.. ibu mohon.. sshh" ucapnya seraya mendesis
kumasukkan palkonku terasa ada yang mengganjal kontolku, kupijit-pijit lagi itilnya dengan maksud untuk merangsangnya, lalu kuhentakkan keras kontolku ke mekinya
"Akkhh! Sakit ari!" Teriaknya dengan kepalanya yang mendongak keatas.
Kudiamkan beberapa saat kontolku di memek bu rida, terasa pijatan memeknya yang sangat nikmat, kumulai mengeluar masukkan kontolku di memeknya.
"kamu jahat ari! Kamu perawanin ibu!" Bentaknya
Aku gak perduli dan lansung menggenjot memeknya dengan keras mengekspresikan kemarahanku karena dia bentak.
"Uhh.. sshh.. perih ari, hentikaaaaann.." desahnya menolak perbuatanku.
Melihatnya semakin mendesah ku hentakkan lebih keras kontolku hingga terasa menyentuh bibir rahimnya.
"akhh.. jangan dalam banget ri" desahnya.
Perlahan teriakan perihnya berubah menjadi desahan manja, "ahh.. kurang ajar kamu.. sshh.. ohh..".
"ari.. sshh.. ibu mau keluar.. sshh" desahnya.
Terasa mekinya berkedut-kedut, aku semakin menggenjotnya keras hingga menggoyangkan meja kerjanya.
"ohh ibu sampai.. sshh" desahnya diikuti dengan semburan hangat mengenai palkonku, terasa semburan kecil di perutku dari mekinya
Ku diamkan kontolku membiarkan ia menikmati orgasmenya, lalu ku gendong dia dengan kontolku yang masih menancap di mekinya.
Ku bawa dia dan kamera yang sedari tadi merekam aktifitas kami ke meja dosen lain, Saat ku lepaskan kontolku, terlihat darah segar menempel di batang kontolku.
Ku posisikan tubuhnya membungkuk dan bertumpu di meja tersebut, kukembali menyodoknya dari belakang.
"Uhh.." desahnya saat kontolku masuk memeknya
Ku genjot dengan sedikit kasar, ku remas toketnya dari belakang, kutegakkan tubuhnya sehingga ia berdiri tegak dengan kontolku masih menggenjot memeknya, jilbab lebarnya mulai kusut begitu juga dengan gamisnya lembab karena keringat kami, terdengar suara telpon yang kutebak itu adalah hp miliknya.
"ari stop ri.. itu ada telpon.. ssh" pintanya.
Aku merasa bahwa aku punya sebuah ide gila, "ibu jalan ke meja ibu, sekarang dengan kontol aku masih di memek ibu, cepat!" Perintahku.
Terlihat ia berjalan membungkuk bertumpu pada lututnya, aku masih terus menggenjot memeknya tanpa ampun.
"ari, ibu letih.. udah dong" pintanya sambil mendorong pahaku agar aku menghentikan genjotanku.
Aku menarik bahunya untuk kembali tegak, kupegang dagunya dan berkata "jalan aja lah kau lonte! Kau itu lonte aku sekarang! Haha".
Aku terus memaksanya berjalan, setibanya di meja kerja dia, ia langsung menggapai handphonenya dengan posisi menungging bertumpu pada meja kerjanya, ku lepaskan kontolku untuk mengambil kamera yang tertinggal di meja dosen lain.
Ku lihat dia lekas mengangkat telpon, "ya sony?" Tanya bu rida pada sony.
Ternyata itu dari adiknya yang bernama Sony, Aku langsung mempercepat jalanku, ku posisikan kamera untuk terus merekam kami, dan kembali kugenjot memeknya, dengan lembut untuk memberi kenikmatan baginya.
"mau jemput mbak yaah.. ssh?" Tanya bu rida pada sony
Ku perintahkan bu rida untuk aktifkan loudspeaker hpnya
"mbak sakit ya? Jam berapa sony jemput?" Tanya adikknya panik
"eeenng enggak kok son, kakak hhmm baik-baik aja.., ssh kakak pulang naik angkot ajaahh nanti" ucap bu rida dengan mendesah karena genjotanku di memeknya.
"oh baiklah mbak, hati-hati ya" ucap adiknya di telepon
"hhmm iya dek" ucapnya.
Mengetahui telepon tersebut telah berakhir, kugenjot keras lagi memeknya.
"ohh.. ohh.. sshh.." desahnya, "ibu mau keluar lagi ri..sshh" desahnya.
"Cepet amat bu,hhmm" desahku, kutarik keluar kontolku dan kuarahkan kontolku ke anusnya.
"eh!eh!eh! Mau ngapain kamu disitu?!" Ucapnya panik.
Karena kontolku sudah cukup basah dengan cairan mekinya langsung saja kumasukkan sedikit kontolku ke anusnya
"Akkhh! Pedih ari, jangan disitu!" Teriaknya.
Ku hentakkan sekali lagi kontolku hingga kontolku masuk semua di anusnya.
"ohh hentikan ari, sakit.." pintanya
Kugenjot pelan sambil kumainkan jemariku di memeknya yang membuatnya kembali mendesah walaupun kesakitan.
"aduh.. sshh.. ahh ari..".
Aku merasa bahwa aku segera muncrat, kutarik kontolku dari anusnya dan kumasukkan ke memeknya yang rapat tersebut sekali lagi untuk memberikan orgasme kedua bagi dia.
"ohh..ibu sampai" desahnya diikuti semburan cairan cintanya lebih banyak daripada yang pertama, sehingga membasahi lantai.
Kutarik keluar kontolku keluar memeknya, lalu kuhentakkan sekali lagi kontolku ke anusnya.
"akhh sakit itu ari!" Teriaknya yang baru saja menerima orgasme kedua.
Ku percepat genjotanku, "aahh ahh bu aku sampai" desahku diiringi dengan 4 kali muncratan pejuku di dalam anusnya.
"ohh perih.. sshh" desahnya merasakan semburan pejuku di anusnya.
Setelah puas aku menyemprotkan pejuku, aku tarik kontolku dan tubuh dia terjatuh ke lantai yang basah dengan cairan dia, kucari cd dia, dan kubersihkan kontolku dengan cd dia, kurekam tubuh dia yang terduduk lemas menyender di meja tempat kami memacu nafsu tadi, jilbab panjang dan gamisnya basah dipenuhi keringat, sementara roknya dibasahi cairan cinta, darah segar dan pejuku yang keluar dari anusnya.
Aku lekas memakai pakaianku, mengambil bra dia, "aku minta bh ibu ya, buat bahan coli, oke sayang, jangan ngadu siapa-siapa, kalau tidak, rekaman ini aku sebar, kamu jadi lonte sekarang bu, haha" ucapku di depan wajahnya sambil kukecup dahinya.
Ku tinggalkan dia sendiri di ruang dosen tersebut dengan rasa bangga. Terdengar tangisan menjadi-jadi dari dia.
--------
Hari ini adalah 4 hari setelah kejadian pemerkosaan bu rida yang ari lakukan di ruang dosen
--------
POV Bu Rida
Namaku rida (nama fiktif), aku adalah salah seorang dosen baru di perguruan tinggi yang ada di kota ini, aku biasa dipanggil "mbak-mbak akhwat" karena aku selalu mengenakan jilbab panjang disertai gamis dan rok panjang untuk menutupi tubuhku dari tatapan genit para lelaki, tubuhku kurus tinggi, dadaku tidak terlalu besar.
Hari ini adalah beberapa hari setelah aku mengalami tragedi pemerkosaan yang dilakukan oleh Ari, mahasiswaku.
Sore ini aku harus pulang agak malam sekitar jam 9 malam karena banyak tugas yang perlu kuselesaikan hari ini. Karena sudah tergolong larut malam, jadi bus yang mengangkut dosen sudah tidak beroperasi lagi, maka aku memutuskan untuk pulang menggunakan bus transkota, kumenunggu sekitar 10 menit di halte depan kampus dan akhirnya datang sebuah bus transkota yang akan kutumpangi, kutidak memperhatikan bahwa bus itu dipenuhi oleh laki-laki, dan hanya ada sedikit perempuan, namun karena aku takut jika naik angkot jadinya aku beranikan diri untuk menaiki bus tersebut, aku tidak mendapat kursi untuk duduk, jadi kumemutuskan untuk berdiri, saat ku asyik berkutat dengan smartphoneku, kumerasakan ada benda tegang yang menggesek-gesek pantatku yang terbalut rok panjang warna krem ini.
ku lihat kebelakang dan ku pelototkan mataku, ternyata seorang pria namun ia memalingkan wajahnya, aku cukup kesal dengan perbuatannya, setelah berhenti disalah satu terminal dan bus ini melanjutkan perjalanan, suasana di dalam bus semakin sesak dan aku baru menyadari bahwa aku dihimpit oleh 4 laki-laki dari 4 sisi tubuhku. karena kondisi mendukung, pria yang dibelakangku semakin berani menggesek penisnya di pantatku, dan pria yang berada di kanan dan kiriku merapatkan tubuhnya, mereka mulai meraba dadaku kanan dan kiri dari balik jilbab panjangku, aku hanya bisa melototin mereka, dan lagi-lagi mereka memalingkan muka dengan tetap meneruskan aktifitasnya, pria yang berada di depanku meraba vaginaku dari luar rok panjangku, ia menyelipkan jarinya di belahan vaginaku dan perbuatan mereka membuatku sangat terangsang, semenjak tragedi pemerkosaan oleh ari, aku jauh lebih mudah terangsang, namun aku harus tetap menjaga harga diriku, aku majukan tubuhku hendak menghindari mereka,namun pria yang dibelakangku dengan sigap menarik pinggulku sehingga aku kembali keposisi awal, melihatku seolah melawan, ia lekas membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya yang dari tadi ia gesekkan.
kumenoleh ke belakang dan bergidik ngeri apa yang akan terjadi selanjutnya namun aku semakin terangsang, pria yang berada di depanku mulai menarik rok panjangku ke atas lalu ia menurunkan cdku dan menggelitik itilku.
Ia lalu berkata ke pria yang berada dibelakangku "udah becek bro, sikat aja! Akhwat sekarang gampang horny"
"eh kamu lonte syar'i ya? Rasakan nih kontol abang" ucap pria yang berada di belakangku ke telingaku sambil ia menarik rokku hingga sepinggang.
Terasa penisnya mulai membelah pantatku mencari bibir vaginaku, saat penisnya tepat di bibir vaginaku, ia hentakkan sedikit penisnya hingga masuk setengah, aku yang masih berdiri tegak menunduk sedikit karena pria yang dibelakangku ini memegang erat pinggulku, dan ia mulai menggenjotku.
"Hhmm.. ssh" desahku
"peret amat nih memek! Baru diperawanin ya mbak?" Bisik pria dibelakangku.
Aku tak menjawab.
Melihat temannya sudah berhasil menjebolku, pria yang di depan, kanan dan kiriku mulai membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya, penis mereka rata-rata berukuran kecil dibandingkan milik ari yang perawanin vagina dan anusku beberapa hari lalu itu, namun dari ketiga penis itu, penis pria yang berada di kananku sedikit berurat dan membuatku semakin terangsang, mereka mengocok penisnya masing-masing, pria yang dibelakangku mendorong tubuhku agar aku membungkuk dan bertumpu di lututku, saat aku telah membungkuk, pria yang berada di depanku memajukan penisnya, dan ia tampar pipiku dengan penisnya itu, aku tetap harus jual mahal.
"eh sepong ni kontolku" ucap pria tersebut.
Aku merasakan bahwa pria yang sedang menyodok vaginaku mempercepat genjotannya mengikuti guncangan bus ini.
Hal itu membuat mulutku terbuka mendesah "aakh.. ahh.. ohh".
pria yang didepanku lekas memasukkan penisnya kemulutku, dan langsung saja kuhisap
"wah beneran lonte nih akhwat, dikasih kontol langsung diisap.. hhm" ucap pria yang penisnya sedang kuhisap.
Pria yang berada di kanan dan kiriku tidak tinggal diam, mereka masih asik meremas dadaku, dan tangan mereka yang lain menuntun satu tanganku untuk mengocok penis mereka bergantian.
"kocokannya juga mantep, mahal nih tarifnya, hehe" ucap mereka berdua.
Ucapan lancang mereka terus mengundang birahiku, hingga aku tidak tahan ingin segera orgasme, namun sialnya pria yang dibelakangku menyadari hal itu ia lekas menghentikan genjotannya, aku yang sudah horny berat menggerak-gerakkan pinggulku agar tetap terasa penis pria itu menggerus dinding vaginaku.
"beneran lonte deh ini akhwat" ucap pria yang dibelakangku.
"kenapa bro?" Tanya pria yang penisnya sedang kuhisap.
"nih liat, pinggulnya gerak sendiri minta dientot, haha" ucap pria yang dibelakangku.
Aku yang sudah tidak peduli dilecehkan oleh ucapan mereka, terus saja menggoyangkan pinggulku dengan harapan pria ini menggenjot lagi penisnya di vaginaku, untungnya dia paham dan langsung menggenjotku sedikit lebih keras tidak seirama guncangan bus, jika penumpang lain jeli, maka mereka tau apa yang ku alami.
"uhh.. uhh.. hhmm" desahku
Penis yang sedang kuhisap tiba-tiba terlepas, "eh santai bro" ucap pria yang baru kuhisap penisnya kepada pria yang berada disamping kananku.
"lo keenakan disempong, gantian dong" ucap pria yang berada di kananku ini.
Ia lalu memasukkan penisnya ke mulutku lalu aku dengan sigap menghisapnya, aku sudah tidak tahan ingin orgasme dan..
"uhhmm.. ehhmm.. sshh" desahku tertahan dan cairan cintaku menyembur deras dari dalam vaginaku.
"buset bro, sekali orgasme deras banget ni akhwat, makin licin dah, gak tahan ane" ucap pria yang sedari tadi menggenjotku.
"ane semprot sekarang ahh.." ucapnya lagi.
Namun pria yang berada di kiriku menahannya dan berkata "sabar bro, ane kasih pil KB dulu nih akhwat, berabe kalau dia hamil terus lapor polisi"
Pria tersebut lalu melepaskan kulumanku dan mencekokiku dengan 2 butir pil, aku langsung telan dan kembali menghisap bergantian penis yang nganggur itu.
"terima nih pejuku.. ssh" desah pria yang berada dibelakangku.
Crott!! Crott!! Crott!!
Terasa ada sekitar 3 semprotan sperma dalam jumlah besar di dalam vaginaku, sensasi hangat luar biasa kurasakan, saat ia puas memuntahkan spermanya di vaginaku, ia mencabut penisnya, terasa cairan hangat tersebut mengalir dari vaginaku lalu membasahi pahaku.
Pria yang berada di kananku segera mengambil posisi dibelakangku, dengan sekali hentakkan ia memasukkan penis beruratnya itu yang memberikan sensasi berbeda dari penis sebelumnya, ia menggenjotku dengan keras, ia menarik tubuhku sehingga mendongak keatas sejajar dengan tubuhnya, dan ia mulai meremas dadaku dari luar gamisku.
Kedua pria yang tadi lagi asik kuhisap protes "eh enakan di elu, bareng-bareng dong".
"santai, sabar, ntar lu dapat yang jos deh, bentar aja ni" ucapnya.
Mereka berdua pun hanya mengocok penis mereka sendiri sambil melihat tubuhku dinikmatin sama temannya, memang hanya sebentar.
"neng, abang nyampai neng.. sshh.. ohh" desahnya diikuti dengan semburan spermanya di dalam vaginaku.
Aku sedikit kecewa karena tak dapat menggapai orgasme keduaku, tubuhku yang letih hendak terjatuh namun segera ditopang oleh kedua pria yang berada di depanku, yang sedari tadi asik mengocok penisnya.
Kondisi bus yang mulai sepi, hanya tersisa kami berlima ditambah 1 kenek dan sang supir, membuat kedua pria itu mengangkat tubuhku ke salah satu kursi penumpang, ia duduk, lalu ia memposisikanku untuk menduduki penisnya dengan menghadapnya, kuturuti saja demi mendapatkan orgasmeku.
"uhh" desahku saat penisnya masuk ke vaginaku.
Ia menggoyangkan pahanya untuk membuatku menggenjot penisnya, tangannya tidak menganggur, kedua tangannya menarik keatas gamis dan jilbabku dan ia dengan sigap melumat dadaku bergantian.
Aku merasa bahwa aku segera muncrat, kutarik kontolku dari anusnya dan kumasukkan ke memeknya yang rapat tersebut sekali lagi untuk memberikan orgasme kedua bagi dia.
"ohh..ibu sampai" desahnya diikuti semburan cairan cintanya lebih banyak daripada yang pertama, sehingga membasahi lantai.
Kutarik keluar kontolku keluar memeknya, lalu kuhentakkan sekali lagi kontolku ke anusnya.
"akhh sakit itu ari!" Teriaknya yang baru saja menerima orgasme kedua.
Ku percepat genjotanku, "aahh ahh bu aku sampai" desahku diiringi dengan 4 kali muncratan pejuku di dalam anusnya.
"ohh perih.. sshh" desahnya merasakan semburan pejuku di anusnya.
Setelah puas aku menyemprotkan pejuku, aku tarik kontolku dan tubuh dia terjatuh ke lantai yang basah dengan cairan dia, kucari cd dia, dan kubersihkan kontolku dengan cd dia, kurekam tubuh dia yang terduduk lemas menyender di meja tempat kami memacu nafsu tadi, jilbab panjang dan gamisnya basah dipenuhi keringat, sementara roknya dibasahi cairan cinta, darah segar dan pejuku yang keluar dari anusnya.
Aku lekas memakai pakaianku, mengambil bra dia, "aku minta bh ibu ya, buat bahan coli, oke sayang, jangan ngadu siapa-siapa, kalau tidak, rekaman ini aku sebar, kamu jadi lonte sekarang bu, haha" ucapku di depan wajahnya sambil kukecup dahinya.
Ku tinggalkan dia sendiri di ruang dosen tersebut dengan rasa bangga. Terdengar tangisan menjadi-jadi dari dia.
--------
Hari ini adalah 4 hari setelah kejadian pemerkosaan bu rida yang ari lakukan di ruang dosen
--------
POV Bu Rida
Namaku rida (nama fiktif), aku adalah salah seorang dosen baru di perguruan tinggi yang ada di kota ini, aku biasa dipanggil "mbak-mbak akhwat" karena aku selalu mengenakan jilbab panjang disertai gamis dan rok panjang untuk menutupi tubuhku dari tatapan genit para lelaki, tubuhku kurus tinggi, dadaku tidak terlalu besar.
Hari ini adalah beberapa hari setelah aku mengalami tragedi pemerkosaan yang dilakukan oleh Ari, mahasiswaku.
Sore ini aku harus pulang agak malam sekitar jam 9 malam karena banyak tugas yang perlu kuselesaikan hari ini. Karena sudah tergolong larut malam, jadi bus yang mengangkut dosen sudah tidak beroperasi lagi, maka aku memutuskan untuk pulang menggunakan bus transkota, kumenunggu sekitar 10 menit di halte depan kampus dan akhirnya datang sebuah bus transkota yang akan kutumpangi, kutidak memperhatikan bahwa bus itu dipenuhi oleh laki-laki, dan hanya ada sedikit perempuan, namun karena aku takut jika naik angkot jadinya aku beranikan diri untuk menaiki bus tersebut, aku tidak mendapat kursi untuk duduk, jadi kumemutuskan untuk berdiri, saat ku asyik berkutat dengan smartphoneku, kumerasakan ada benda tegang yang menggesek-gesek pantatku yang terbalut rok panjang warna krem ini.
ku lihat kebelakang dan ku pelototkan mataku, ternyata seorang pria namun ia memalingkan wajahnya, aku cukup kesal dengan perbuatannya, setelah berhenti disalah satu terminal dan bus ini melanjutkan perjalanan, suasana di dalam bus semakin sesak dan aku baru menyadari bahwa aku dihimpit oleh 4 laki-laki dari 4 sisi tubuhku. karena kondisi mendukung, pria yang dibelakangku semakin berani menggesek penisnya di pantatku, dan pria yang berada di kanan dan kiriku merapatkan tubuhnya, mereka mulai meraba dadaku kanan dan kiri dari balik jilbab panjangku, aku hanya bisa melototin mereka, dan lagi-lagi mereka memalingkan muka dengan tetap meneruskan aktifitasnya, pria yang berada di depanku meraba vaginaku dari luar rok panjangku, ia menyelipkan jarinya di belahan vaginaku dan perbuatan mereka membuatku sangat terangsang, semenjak tragedi pemerkosaan oleh ari, aku jauh lebih mudah terangsang, namun aku harus tetap menjaga harga diriku, aku majukan tubuhku hendak menghindari mereka,namun pria yang dibelakangku dengan sigap menarik pinggulku sehingga aku kembali keposisi awal, melihatku seolah melawan, ia lekas membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya yang dari tadi ia gesekkan.
kumenoleh ke belakang dan bergidik ngeri apa yang akan terjadi selanjutnya namun aku semakin terangsang, pria yang berada di depanku mulai menarik rok panjangku ke atas lalu ia menurunkan cdku dan menggelitik itilku.
Ia lalu berkata ke pria yang berada dibelakangku "udah becek bro, sikat aja! Akhwat sekarang gampang horny"
"eh kamu lonte syar'i ya? Rasakan nih kontol abang" ucap pria yang berada di belakangku ke telingaku sambil ia menarik rokku hingga sepinggang.
Terasa penisnya mulai membelah pantatku mencari bibir vaginaku, saat penisnya tepat di bibir vaginaku, ia hentakkan sedikit penisnya hingga masuk setengah, aku yang masih berdiri tegak menunduk sedikit karena pria yang dibelakangku ini memegang erat pinggulku, dan ia mulai menggenjotku.
"Hhmm.. ssh" desahku
"peret amat nih memek! Baru diperawanin ya mbak?" Bisik pria dibelakangku.
Aku tak menjawab.
Melihat temannya sudah berhasil menjebolku, pria yang di depan, kanan dan kiriku mulai membuka resleting celananya dan mengeluarkan penisnya, penis mereka rata-rata berukuran kecil dibandingkan milik ari yang perawanin vagina dan anusku beberapa hari lalu itu, namun dari ketiga penis itu, penis pria yang berada di kananku sedikit berurat dan membuatku semakin terangsang, mereka mengocok penisnya masing-masing, pria yang dibelakangku mendorong tubuhku agar aku membungkuk dan bertumpu di lututku, saat aku telah membungkuk, pria yang berada di depanku memajukan penisnya, dan ia tampar pipiku dengan penisnya itu, aku tetap harus jual mahal.
"eh sepong ni kontolku" ucap pria tersebut.
Aku merasakan bahwa pria yang sedang menyodok vaginaku mempercepat genjotannya mengikuti guncangan bus ini.
Hal itu membuat mulutku terbuka mendesah "aakh.. ahh.. ohh".
pria yang didepanku lekas memasukkan penisnya kemulutku, dan langsung saja kuhisap
"wah beneran lonte nih akhwat, dikasih kontol langsung diisap.. hhm" ucap pria yang penisnya sedang kuhisap.
Pria yang berada di kanan dan kiriku tidak tinggal diam, mereka masih asik meremas dadaku, dan tangan mereka yang lain menuntun satu tanganku untuk mengocok penis mereka bergantian.
"kocokannya juga mantep, mahal nih tarifnya, hehe" ucap mereka berdua.
Ucapan lancang mereka terus mengundang birahiku, hingga aku tidak tahan ingin segera orgasme, namun sialnya pria yang dibelakangku menyadari hal itu ia lekas menghentikan genjotannya, aku yang sudah horny berat menggerak-gerakkan pinggulku agar tetap terasa penis pria itu menggerus dinding vaginaku.
"beneran lonte deh ini akhwat" ucap pria yang dibelakangku.
"kenapa bro?" Tanya pria yang penisnya sedang kuhisap.
"nih liat, pinggulnya gerak sendiri minta dientot, haha" ucap pria yang dibelakangku.
Aku yang sudah tidak peduli dilecehkan oleh ucapan mereka, terus saja menggoyangkan pinggulku dengan harapan pria ini menggenjot lagi penisnya di vaginaku, untungnya dia paham dan langsung menggenjotku sedikit lebih keras tidak seirama guncangan bus, jika penumpang lain jeli, maka mereka tau apa yang ku alami.
"uhh.. uhh.. hhmm" desahku
Penis yang sedang kuhisap tiba-tiba terlepas, "eh santai bro" ucap pria yang baru kuhisap penisnya kepada pria yang berada disamping kananku.
"lo keenakan disempong, gantian dong" ucap pria yang berada di kananku ini.
Ia lalu memasukkan penisnya ke mulutku lalu aku dengan sigap menghisapnya, aku sudah tidak tahan ingin orgasme dan..
"uhhmm.. ehhmm.. sshh" desahku tertahan dan cairan cintaku menyembur deras dari dalam vaginaku.
"buset bro, sekali orgasme deras banget ni akhwat, makin licin dah, gak tahan ane" ucap pria yang sedari tadi menggenjotku.
"ane semprot sekarang ahh.." ucapnya lagi.
Namun pria yang berada di kiriku menahannya dan berkata "sabar bro, ane kasih pil KB dulu nih akhwat, berabe kalau dia hamil terus lapor polisi"
Pria tersebut lalu melepaskan kulumanku dan mencekokiku dengan 2 butir pil, aku langsung telan dan kembali menghisap bergantian penis yang nganggur itu.
"terima nih pejuku.. ssh" desah pria yang berada dibelakangku.
Crott!! Crott!! Crott!!
Terasa ada sekitar 3 semprotan sperma dalam jumlah besar di dalam vaginaku, sensasi hangat luar biasa kurasakan, saat ia puas memuntahkan spermanya di vaginaku, ia mencabut penisnya, terasa cairan hangat tersebut mengalir dari vaginaku lalu membasahi pahaku.
Pria yang berada di kananku segera mengambil posisi dibelakangku, dengan sekali hentakkan ia memasukkan penis beruratnya itu yang memberikan sensasi berbeda dari penis sebelumnya, ia menggenjotku dengan keras, ia menarik tubuhku sehingga mendongak keatas sejajar dengan tubuhnya, dan ia mulai meremas dadaku dari luar gamisku.
Kedua pria yang tadi lagi asik kuhisap protes "eh enakan di elu, bareng-bareng dong".
"santai, sabar, ntar lu dapat yang jos deh, bentar aja ni" ucapnya.
Mereka berdua pun hanya mengocok penis mereka sendiri sambil melihat tubuhku dinikmatin sama temannya, memang hanya sebentar.
"neng, abang nyampai neng.. sshh.. ohh" desahnya diikuti dengan semburan spermanya di dalam vaginaku.
Aku sedikit kecewa karena tak dapat menggapai orgasme keduaku, tubuhku yang letih hendak terjatuh namun segera ditopang oleh kedua pria yang berada di depanku, yang sedari tadi asik mengocok penisnya.
Kondisi bus yang mulai sepi, hanya tersisa kami berlima ditambah 1 kenek dan sang supir, membuat kedua pria itu mengangkat tubuhku ke salah satu kursi penumpang, ia duduk, lalu ia memposisikanku untuk menduduki penisnya dengan menghadapnya, kuturuti saja demi mendapatkan orgasmeku.
"uhh" desahku saat penisnya masuk ke vaginaku.
Ia menggoyangkan pahanya untuk membuatku menggenjot penisnya, tangannya tidak menganggur, kedua tangannya menarik keatas gamis dan jilbabku dan ia dengan sigap melumat dadaku bergantian.
Saat aku sedang menikmati permainan pria ini, pria yang sedang mengantri di belakang, mendekatiku, dan mengelus anusku.
"bro, dah jebol boolnya rupanya nih, ngapa ndak bilang dari tadi" ucapnya.
Aku sadar bahwa ia akan menggenjot anusku juga, namun aku tak mampu melawan karena aku sudah dikuasai nafsu, pria yang menggenjot vaginaku mengatur duduknya agar tubuhku semakin membungkuk, lalu pria yang sedari tadi mengelus anusku mulai memaksakan penisnya untuk masuk ke anusku, ia hentakkan sekali penisnya dengan kuat ke anusku, penisnya masuk semua, aku merasakan perih karena terdapat dua penis yang mengisi dua lubangku, pria yang menggenjot vaginaku menghentikan genjotannya dengan maksud memberikan kesempatan pria yang menyodomiku untuk menggenjot anusku.
“Uhh.. pedih.. ssshh.. jangan dua-duanya dong..” desahku dengan sedikit berteriak.
Kedua pria yang sudah puas menikmati tubuhku sedang sibuk merapikan pakaiannya dikejutkan dengan datangnya mas kenek bus ini.
“Lagi apa kalian hah!” bentak mas kenek tersebut.
“Jangan marah-marah mas, sini nikmatin akhwat lonte gratis” ucap pria yang sedang menggenjot vaginaku.
Ku tatap mas kenek tersebut dengan tatapan memohon pertolongan, namun tersungging senyum jahat di bibirnya.
Dia lalu berkata ke supir “Bang, ada rezeki nomplok nih, putar ke desa bentar”
“Sip!” balas supir
Ku lihat ke jendela, bus ini seperti mengambil jalur keluar ke kota, karena memang sudah jam setengah 11 malam jadinya bus transkota sudah bebas dari trayeknya.
Pria yang menyodomiku menghentakkan penisnya dengan keras sementara pria yang penisnya berada di dalam vaginaku hanya diam dan sibuk meremas dan mencupang dadaku, ini sensasi yang luar biasa bagiku.
“Ohh.. aahh.. akkh.. sshh” desahku.
Sekitar beberapa menit, pria yang menyodomiku langsung melepaskan penisnya.
“Oi bro, gentian dong, gue mau memeknya juga”.
Mereka lalu bertukar posisi, pria yang menyodomiku tadi sekarang sedang menggenjot vaginaku.
“uhh.. memeknya rapet banget” desahnya.
Anusku kembali disodomi, selang beberapa menit, pria yang menggenjot vaginaku.
“Ohh.. ohh.. gue muncrat..” diikuti dengan beberapa semprotan sperma di vaginaku.
Crot!! Crot!! Crot!!
Setelah ngecrot, dia terduduk lemah di bawahku tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku, lalu pria yang menyodomiku mulai menggenjotku dengan sedikit keras.
“Okhh.. ohh.. rapet banget nih anus.. muncrat nih neng” diikuti dengan muncratan sperma yang cukup deras di dalam lubang anusku.
Aku yang belum mendapatkan orgasme keduaku sedikit kecewa, lalu mereka berdua melepaskan penis mereka dan membiarkan aku terduduk mengangkang di kursi penumpang tersebut, kurasakan sperma dari anusku keluar dan membasahi rok kremku, dan sperma pada vaginaku meleleh membasahi pahaku dan jok kursi penumpang ini, sayup-sayup kumelihat masing-masing mereka memfoto dan memvideo tubuhku.
“Kami gak bakal perkosa kamu lagi, tapi siap-siap lah kamu bakal dapat banyak orderan, hahaha” seraya mereka turun dari bus.
Sekitar 10 menit aku terlelap, aku merasakan bahwa seperti ada jari kasar yang mengocok-ngocok vaginaku, kubuka mataku dan ternyata itu mas kenek bus ini, dan disampingnya ada pak supir yang sedang mengocok penisnya.
“Pak, tolong pulangkan aku pak, aku letih” ucapku
“Boleh aja neng, tapi puasin kami dulu” ucap mas kenek yang masih asik mengocok vaginaku.
Hal itu membuat gairahku naik lagi, “Pak, mekinya dah becek nih, kita garap aja deh cepat, keburu tengah malem” ucap mas kenek
Dia baring di lantai bus beralaskan kardus lalu ia mengarahkanku untuk merangkak di lantai bus dan menduduki penisnya yang sedari sudah tegang, sementara kurasakan pak supir sedang perlahan memasukkan penisnya ke anusku, mas kenek mulai memompa penisnya di vaginaku begitu juga dengan pak supir, ketika penis mas kenek keluar maka penis pak supir masuk begitu seterusnya hingga akhirnya aku tak tahan lagi ingin melepaskan orgasmeku yang kedua.
“Ohh.. puasin aku pak.. sshh” desahku
“Siap neng, bener-bener lonte nih akhwat ya pak” ucap sang kenek.
Dia lalu menggenjot keras penisnya yang membuat aku merem melek.
“Uhh.. aku sampai mas,” desahku diiringi dengan semburan cairan cintaku yang sangat banyak melicinkan pergerakan penis mas kenek.
Aku yang lemas langsung menimpa tubuh sang kenek, melihat itu ia langsung meraba dadaku dan menghisap-hisap dadaku yang menganggur
“Ukkhh.. akkhh aku keluar” teriak pak supir
Crott!! Crott!! terasa semburan sperma deras di anusku.
“Gak mau coba vaginaku pak.. sshh”
“Pak supir sukanya anus neng, gak main dia sama meki” ucap mas kenek yang masih asik menggenjotku.
Dia lalu memutar tubuh kami, sehingga aku berada di bawah dan ia berada diatasku kembali menggenjotku.
“Aku sampai nih neng.. uhh” desahnya.
Ia mencabut penisnya dan ia arahkan ke depan wajahku, ia mengocok penisnya, dan terasa 4 semburan spermanya di wajahku, spermanya membasahi wajahku dan jilbab panjangku.
“Makasih yah neng, sudah puasin kami” ucapnya seraya mereka mengenakan kembali pakaiannya.
Dalam perjalanan mereka mengantarkanku pulang, aku mencari cd dan braku,namun tak kutemukan, kulihat jilbabku sudah dipenuhi sperma kering, aku benar-benar hina namun aku menikmati permainan ini.
"bro, dah jebol boolnya rupanya nih, ngapa ndak bilang dari tadi" ucapnya.
Aku sadar bahwa ia akan menggenjot anusku juga, namun aku tak mampu melawan karena aku sudah dikuasai nafsu, pria yang menggenjot vaginaku mengatur duduknya agar tubuhku semakin membungkuk, lalu pria yang sedari tadi mengelus anusku mulai memaksakan penisnya untuk masuk ke anusku, ia hentakkan sekali penisnya dengan kuat ke anusku, penisnya masuk semua, aku merasakan perih karena terdapat dua penis yang mengisi dua lubangku, pria yang menggenjot vaginaku menghentikan genjotannya dengan maksud memberikan kesempatan pria yang menyodomiku untuk menggenjot anusku.
“Uhh.. pedih.. ssshh.. jangan dua-duanya dong..” desahku dengan sedikit berteriak.
Kedua pria yang sudah puas menikmati tubuhku sedang sibuk merapikan pakaiannya dikejutkan dengan datangnya mas kenek bus ini.
“Lagi apa kalian hah!” bentak mas kenek tersebut.
“Jangan marah-marah mas, sini nikmatin akhwat lonte gratis” ucap pria yang sedang menggenjot vaginaku.
Ku tatap mas kenek tersebut dengan tatapan memohon pertolongan, namun tersungging senyum jahat di bibirnya.
Dia lalu berkata ke supir “Bang, ada rezeki nomplok nih, putar ke desa bentar”
“Sip!” balas supir
Ku lihat ke jendela, bus ini seperti mengambil jalur keluar ke kota, karena memang sudah jam setengah 11 malam jadinya bus transkota sudah bebas dari trayeknya.
Pria yang menyodomiku menghentakkan penisnya dengan keras sementara pria yang penisnya berada di dalam vaginaku hanya diam dan sibuk meremas dan mencupang dadaku, ini sensasi yang luar biasa bagiku.
“Ohh.. aahh.. akkh.. sshh” desahku.
Sekitar beberapa menit, pria yang menyodomiku langsung melepaskan penisnya.
“Oi bro, gentian dong, gue mau memeknya juga”.
Mereka lalu bertukar posisi, pria yang menyodomiku tadi sekarang sedang menggenjot vaginaku.
“uhh.. memeknya rapet banget” desahnya.
Anusku kembali disodomi, selang beberapa menit, pria yang menggenjot vaginaku.
“Ohh.. ohh.. gue muncrat..” diikuti dengan beberapa semprotan sperma di vaginaku.
Crot!! Crot!! Crot!!
Setelah ngecrot, dia terduduk lemah di bawahku tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku, lalu pria yang menyodomiku mulai menggenjotku dengan sedikit keras.
“Okhh.. ohh.. rapet banget nih anus.. muncrat nih neng” diikuti dengan muncratan sperma yang cukup deras di dalam lubang anusku.
Aku yang belum mendapatkan orgasme keduaku sedikit kecewa, lalu mereka berdua melepaskan penis mereka dan membiarkan aku terduduk mengangkang di kursi penumpang tersebut, kurasakan sperma dari anusku keluar dan membasahi rok kremku, dan sperma pada vaginaku meleleh membasahi pahaku dan jok kursi penumpang ini, sayup-sayup kumelihat masing-masing mereka memfoto dan memvideo tubuhku.
“Kami gak bakal perkosa kamu lagi, tapi siap-siap lah kamu bakal dapat banyak orderan, hahaha” seraya mereka turun dari bus.
Sekitar 10 menit aku terlelap, aku merasakan bahwa seperti ada jari kasar yang mengocok-ngocok vaginaku, kubuka mataku dan ternyata itu mas kenek bus ini, dan disampingnya ada pak supir yang sedang mengocok penisnya.
“Pak, tolong pulangkan aku pak, aku letih” ucapku
“Boleh aja neng, tapi puasin kami dulu” ucap mas kenek yang masih asik mengocok vaginaku.
Hal itu membuat gairahku naik lagi, “Pak, mekinya dah becek nih, kita garap aja deh cepat, keburu tengah malem” ucap mas kenek
Dia baring di lantai bus beralaskan kardus lalu ia mengarahkanku untuk merangkak di lantai bus dan menduduki penisnya yang sedari sudah tegang, sementara kurasakan pak supir sedang perlahan memasukkan penisnya ke anusku, mas kenek mulai memompa penisnya di vaginaku begitu juga dengan pak supir, ketika penis mas kenek keluar maka penis pak supir masuk begitu seterusnya hingga akhirnya aku tak tahan lagi ingin melepaskan orgasmeku yang kedua.
“Ohh.. puasin aku pak.. sshh” desahku
“Siap neng, bener-bener lonte nih akhwat ya pak” ucap sang kenek.
Dia lalu menggenjot keras penisnya yang membuat aku merem melek.
“Uhh.. aku sampai mas,” desahku diiringi dengan semburan cairan cintaku yang sangat banyak melicinkan pergerakan penis mas kenek.
Aku yang lemas langsung menimpa tubuh sang kenek, melihat itu ia langsung meraba dadaku dan menghisap-hisap dadaku yang menganggur
“Ukkhh.. akkhh aku keluar” teriak pak supir
Crott!! Crott!! terasa semburan sperma deras di anusku.
“Gak mau coba vaginaku pak.. sshh”
“Pak supir sukanya anus neng, gak main dia sama meki” ucap mas kenek yang masih asik menggenjotku.
Dia lalu memutar tubuh kami, sehingga aku berada di bawah dan ia berada diatasku kembali menggenjotku.
“Aku sampai nih neng.. uhh” desahnya.
Ia mencabut penisnya dan ia arahkan ke depan wajahku, ia mengocok penisnya, dan terasa 4 semburan spermanya di wajahku, spermanya membasahi wajahku dan jilbab panjangku.
“Makasih yah neng, sudah puasin kami” ucapnya seraya mereka mengenakan kembali pakaiannya.
Dalam perjalanan mereka mengantarkanku pulang, aku mencari cd dan braku,namun tak kutemukan, kulihat jilbabku sudah dipenuhi sperma kering, aku benar-benar hina namun aku menikmati permainan ini.
Klik Nomor untuk lanjutannya