Khodijah Triya Rumayshah (27 tahun, 155 cm, 50 kg) adalah seorang dosen wanita cantik berhijab asal Jawa, Indonesia, yang diperkosa oleh mahasiswa kulit hitam dari Jamaika dan Papua. Setelah disetubuhi oleh kontol hitam besar, Triya menjadi kecanduan kontol hitam dan berubah menjadi lonte jalang yang memuja kontol hitam.
Jevaun Glenmore (25) adalah mahasiswa asal Jamaika yang tengah menempuh pendidikan pascasarjana di Indonesia. Meski kutu buku, Jevaun tergolong sporty. Tubuhnya tegap, kuat, berotot, tinggi 180 cm dan berat 76 kg. Parasnya tampak polos, tetapi pikirannya tajam. Keluarga miskin dan pengalaman hidup yang sulit di kampung halamannya membentuk Jevaun menjadi sosok yang memiliki mental dan tekad yang kuat. Perjuangan keras Jevaun tidak sia-sia.
Sebelumnya ia berhasil memperoleh beasiswa S1 di AS, kemudian kini kuliah di Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa Jevaun memilih untuk tidak melanjutkan kuliahnya di AS, salah satunya adalah banyaknya perlakuan r4s1s yang menimpanya di sana. Cukup trauma, ia memilih untuk menghindari negara-negara mayoritas kulit putih demi melanjutkan kuliah pascasarjana. Singkat cerita, pilihan hidupnya membawanya untuk memperoleh beasiswa S2 di Indonesia. Jevaun berpikir bahwa di Indonesia, ia bisa terbebas dari r4s1sme.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya benar-benar di luar dugaan Jevaun. Saat Jevaun sedang bersantai di taman kampus, terdengar suara anak-anak berteriak dalam bahasa Indonesia:"Ada gorila! Ada gorila! Gorila hitam!"
Tiba-tiba Jevaun terkejut. Bocah yang berusia sekitar 3 tahun itu adalah anak dari Khodijah Triya (28) yang tengah berjalan-jalan di taman kampus bersama anak dan suaminya, I**** (30), pendiri sekaligus salah satu direktur sebuah perusahaan konsultan. Triya pun buru-buru menghentikan anaknya dan meminta maaf. Jevaun berpura-pura tidak mengerti bahasa Indonesia dan tidak menunjukkan ekspresi tersinggung serta mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.
Namun, Jevaun yang sempat mengalami trauma akibat perlakuan r4s1s di AS itu tetap saja menyimpan amarah dalam hatinya. Terlebih, suami Triya terlihat menunjukkan ekspresi tidak senang yang cenderung r4s1s kepadanya. Permintaan maaf Triya pun terdengar dipaksakan dan tidak tulus. Jevaun menilai, sikap r4s1s sang anak pastilah mengikuti pengaruh salah satu atau kedua orang tuanya. Namun, tidak apa-apa, tidak perlu dibuat ribut, lagi pula ia sedang bersantai di hari libur ini, tidak perlu merusak momen bersantainya dari penatnya tugas kuliah dan tesis, pikir Jevaun.
Jevaun berusaha menahan amarah di hatinya dan melupakan kejadian tidak mengenakkan ini, tetapi apa yang terjadi selanjutnya tampaknya tidak mendukung resolusi damainya. Jevaun yang fasih berbahasa Indonesia ini kerap membuka situs berita lokal Indonesia di gawainya. Kini, Jevaun makin banyak mengetahui berbagai hal di Indonesia, mulai dari kondisi ekonomi, sosial, politik, hingga masalah hukum. Namun, sebelum pertama kali datang ke Indonesia, ia tak banyak tahu. Salah satunya, Jevaun tak tahu bahwa di Indonesia ada suku kulit hitam, yakni suku Papua. Setelah kuliah, sering membuka situs berita lokal, dan banyak berinteraksi dengan mahasiswa asal Papua, Jevaun pun mulai mengenal masyarakat Papua dan kondisi sosial politiknya. Di antaranya, isu kerusakan alam akibat Freeport (perusahaan Amerika) dan berbagai proyek pemerintah, tuntutan kemerdekaan dari masyarakat Papua, mobilisasi militer Indonesia ke Papua, perlawanan OPM, invasi orang dari luar pulau ke Papua, hingga r4s1sme yang dialami warga Papua di perantauan.
Akhir-akhir ini, kasus r4s1sme terhadap mahasiswa Papua di berbagai daerah makin marak. Bahkan, asrama mahasiswa Papua di beberapa kota sempat diserbu massa. Kata “monyet” pun kerap dilontarkan kepada mahasiswa asal Papua. Sebagai respon, berbagai organisasi mahasiswa Papua di berbagai daerah, termasuk di Papua sendiri, melakukan aksi unjuk rasa. Mereka semakin gencar mengibarkan bendera Bintang Kejora dan mengecam r4s1sme serta penindasan yang dialami. Banyak aksi unjuk rasa yang berlangsung damai, namun terkadang ada penyusup, intel, atau massa lawan yang dimobilisasi sehingga terjadi provokasi yang berujung pada bentrokan, kerusuhan, hingga penahanan mahasiswa Papua oleh aparat kepolisian. Sebagian mahasiswa Papua di berbagai kota mengalami pemukulan oleh massa lawan atau aparat kepolisian.
Awalnya, Jevaun tidak ingin ikut campur dalam masalah Papua karena ia merasa tidak ada gunanya ikut campur dalam urusan negara lain, apalagi saat ini ia sedang fokus belajar dengan beasiswa di sana. Namun, setelah mengalami perlakuan r4s1s dari keluarga dosen asal tersebut, Jevaun semakin bersimpati kepada masyarakat Papua dan bertekad untuk membantu mereka. Jevaun merasa kasihan kepada masyarakat Papua karena seringkali aksi unjuk rasa yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil, justru membuat aparat semakin represif terhadap mereka. Jevaun ingin mengajarkan kepada mahasiswa Papua jalan alternatif untuk berjuang.
Pengalaman hidup dan bergaul dengan warga Afrika-Amerika mengajarkan Jevaun strategi yang cukup ampuh untuk mengatasi r4s1sme dari orang kulit putih terhadap orang kulit hitam. Menurut Jevaun, strategi yang sama juga cocok digunakan oleh masyarakat Papua, khususnya terhadap suku yang merupakan suku dominan di Indonesia.
Strategi yang dilakukan Jevaun pada awalnya menyasar perubahan dalam skala mikro, namun jika dilakukan dan disosialisasikan secara konsisten, bukan tidak mungkin akan menghasilkan perubahan dalam skala makro juga. Strategi ini bahkan telah menyebar luas di Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Eropa, termasuk di wilayah yang dikenal paling r4s1s dan berhaluan kanan, seperti Texas. Strategi ini bahkan telah menjadi tren di wilayah yang didominasi oleh politik liberal seperti California dan New York. Strategi tersebut dinamakan BNWO: Black New World Order yang diperkuat dengan tuntutan ganti rugi dan didukung oleh gerakan BLM (Black Lives Matter).
Jevaun juga mengundang beberapa mahasiswa Papua untuk bertemu dan menjelaskan tentang BNWO kepada mereka. BNWO merupakan gerakan untuk membalikkan tatanan dunia yang saat ini dikuasai oleh orang kulit putih menjadi tatanan dunia yang dikuasai oleh orang kulit hitam. Caranya adalah dengan membuat orang kulit putih merasa bersalah atas perbudakan, penjajahan, genosida, penindasan, dan r4s1sme sistemik yang telah mereka lakukan terhadap orang kulit hitam, kemudian membuat orang kulit putih dipaksa atau sukarela untuk membayar ganti rugi kepada orang kulit hitam yang selama ini menderita, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Ternyata banyak orang kulit putih yang menerima BNWO, terutama wanita kulit putih yang menyukai kontol hitam besar.
Rata-rata, penis orang kulit hitam jauh lebih panjang, lebih besar, dan lebih kuat daripada penis orang kulit putih. Pria kulit hitam juga cenderung lebih maskulin dan dominan. Semakin banyak gadis kulit putih yang tidak mau berpasangan dengan pria kulit putih. Mereka berani dan secara terbuka mengakui bahwa mereka hanya ingin menjadi istri atau pacar pria kulit hitam. Film-film Amerika dan Eropa serta berbagai budaya pop juga mendukung hubungan antar ras antara pria kulit hitam dan wanita kulit putih, bahkan banyak menampilkan adegan-adegan panas.Wanita kulit putih yang menikah dengan pria kulit putih pun tak mau ketinggalan dengan tren menjadi QOS (Queen of Spade) atau hot wife.
QOS merupakan sebutan bagi wanita kulit putih yang menikah dengan pria kulit putih, namun juga memiliki pacar berkulit hitam. Ada QOS yang menjalin hubungan dengan pria kulit hitam secara sembunyi-sembunyi, ada pula yang melakukannya secara terang-terangan. Bahkan, banyak QOS yang tidak mau lagi berhubungan seks dengan suami kulit putihnya, dan hanya melayani pacar kulit hitamnya, yang disebut Black Bulls.
Jevaun Glenmore (25) adalah mahasiswa asal Jamaika yang tengah menempuh pendidikan pascasarjana di Indonesia. Meski kutu buku, Jevaun tergolong sporty. Tubuhnya tegap, kuat, berotot, tinggi 180 cm dan berat 76 kg. Parasnya tampak polos, tetapi pikirannya tajam. Keluarga miskin dan pengalaman hidup yang sulit di kampung halamannya membentuk Jevaun menjadi sosok yang memiliki mental dan tekad yang kuat. Perjuangan keras Jevaun tidak sia-sia.
Sebelumnya ia berhasil memperoleh beasiswa S1 di AS, kemudian kini kuliah di Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa Jevaun memilih untuk tidak melanjutkan kuliahnya di AS, salah satunya adalah banyaknya perlakuan r4s1s yang menimpanya di sana. Cukup trauma, ia memilih untuk menghindari negara-negara mayoritas kulit putih demi melanjutkan kuliah pascasarjana. Singkat cerita, pilihan hidupnya membawanya untuk memperoleh beasiswa S2 di Indonesia. Jevaun berpikir bahwa di Indonesia, ia bisa terbebas dari r4s1sme.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya benar-benar di luar dugaan Jevaun. Saat Jevaun sedang bersantai di taman kampus, terdengar suara anak-anak berteriak dalam bahasa Indonesia:"Ada gorila! Ada gorila! Gorila hitam!"
Tiba-tiba Jevaun terkejut. Bocah yang berusia sekitar 3 tahun itu adalah anak dari Khodijah Triya (28) yang tengah berjalan-jalan di taman kampus bersama anak dan suaminya, I**** (30), pendiri sekaligus salah satu direktur sebuah perusahaan konsultan. Triya pun buru-buru menghentikan anaknya dan meminta maaf. Jevaun berpura-pura tidak mengerti bahasa Indonesia dan tidak menunjukkan ekspresi tersinggung serta mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.
Namun, Jevaun yang sempat mengalami trauma akibat perlakuan r4s1s di AS itu tetap saja menyimpan amarah dalam hatinya. Terlebih, suami Triya terlihat menunjukkan ekspresi tidak senang yang cenderung r4s1s kepadanya. Permintaan maaf Triya pun terdengar dipaksakan dan tidak tulus. Jevaun menilai, sikap r4s1s sang anak pastilah mengikuti pengaruh salah satu atau kedua orang tuanya. Namun, tidak apa-apa, tidak perlu dibuat ribut, lagi pula ia sedang bersantai di hari libur ini, tidak perlu merusak momen bersantainya dari penatnya tugas kuliah dan tesis, pikir Jevaun.
Jevaun berusaha menahan amarah di hatinya dan melupakan kejadian tidak mengenakkan ini, tetapi apa yang terjadi selanjutnya tampaknya tidak mendukung resolusi damainya. Jevaun yang fasih berbahasa Indonesia ini kerap membuka situs berita lokal Indonesia di gawainya. Kini, Jevaun makin banyak mengetahui berbagai hal di Indonesia, mulai dari kondisi ekonomi, sosial, politik, hingga masalah hukum. Namun, sebelum pertama kali datang ke Indonesia, ia tak banyak tahu. Salah satunya, Jevaun tak tahu bahwa di Indonesia ada suku kulit hitam, yakni suku Papua. Setelah kuliah, sering membuka situs berita lokal, dan banyak berinteraksi dengan mahasiswa asal Papua, Jevaun pun mulai mengenal masyarakat Papua dan kondisi sosial politiknya. Di antaranya, isu kerusakan alam akibat Freeport (perusahaan Amerika) dan berbagai proyek pemerintah, tuntutan kemerdekaan dari masyarakat Papua, mobilisasi militer Indonesia ke Papua, perlawanan OPM, invasi orang dari luar pulau ke Papua, hingga r4s1sme yang dialami warga Papua di perantauan.
Akhir-akhir ini, kasus r4s1sme terhadap mahasiswa Papua di berbagai daerah makin marak. Bahkan, asrama mahasiswa Papua di beberapa kota sempat diserbu massa. Kata “monyet” pun kerap dilontarkan kepada mahasiswa asal Papua. Sebagai respon, berbagai organisasi mahasiswa Papua di berbagai daerah, termasuk di Papua sendiri, melakukan aksi unjuk rasa. Mereka semakin gencar mengibarkan bendera Bintang Kejora dan mengecam r4s1sme serta penindasan yang dialami. Banyak aksi unjuk rasa yang berlangsung damai, namun terkadang ada penyusup, intel, atau massa lawan yang dimobilisasi sehingga terjadi provokasi yang berujung pada bentrokan, kerusuhan, hingga penahanan mahasiswa Papua oleh aparat kepolisian. Sebagian mahasiswa Papua di berbagai kota mengalami pemukulan oleh massa lawan atau aparat kepolisian.
Awalnya, Jevaun tidak ingin ikut campur dalam masalah Papua karena ia merasa tidak ada gunanya ikut campur dalam urusan negara lain, apalagi saat ini ia sedang fokus belajar dengan beasiswa di sana. Namun, setelah mengalami perlakuan r4s1s dari keluarga dosen asal tersebut, Jevaun semakin bersimpati kepada masyarakat Papua dan bertekad untuk membantu mereka. Jevaun merasa kasihan kepada masyarakat Papua karena seringkali aksi unjuk rasa yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil, justru membuat aparat semakin represif terhadap mereka. Jevaun ingin mengajarkan kepada mahasiswa Papua jalan alternatif untuk berjuang.
Pengalaman hidup dan bergaul dengan warga Afrika-Amerika mengajarkan Jevaun strategi yang cukup ampuh untuk mengatasi r4s1sme dari orang kulit putih terhadap orang kulit hitam. Menurut Jevaun, strategi yang sama juga cocok digunakan oleh masyarakat Papua, khususnya terhadap suku yang merupakan suku dominan di Indonesia.
Strategi yang dilakukan Jevaun pada awalnya menyasar perubahan dalam skala mikro, namun jika dilakukan dan disosialisasikan secara konsisten, bukan tidak mungkin akan menghasilkan perubahan dalam skala makro juga. Strategi ini bahkan telah menyebar luas di Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Eropa, termasuk di wilayah yang dikenal paling r4s1s dan berhaluan kanan, seperti Texas. Strategi ini bahkan telah menjadi tren di wilayah yang didominasi oleh politik liberal seperti California dan New York. Strategi tersebut dinamakan BNWO: Black New World Order yang diperkuat dengan tuntutan ganti rugi dan didukung oleh gerakan BLM (Black Lives Matter).
Jevaun juga mengundang beberapa mahasiswa Papua untuk bertemu dan menjelaskan tentang BNWO kepada mereka. BNWO merupakan gerakan untuk membalikkan tatanan dunia yang saat ini dikuasai oleh orang kulit putih menjadi tatanan dunia yang dikuasai oleh orang kulit hitam. Caranya adalah dengan membuat orang kulit putih merasa bersalah atas perbudakan, penjajahan, genosida, penindasan, dan r4s1sme sistemik yang telah mereka lakukan terhadap orang kulit hitam, kemudian membuat orang kulit putih dipaksa atau sukarela untuk membayar ganti rugi kepada orang kulit hitam yang selama ini menderita, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Ternyata banyak orang kulit putih yang menerima BNWO, terutama wanita kulit putih yang menyukai kontol hitam besar.
Rata-rata, penis orang kulit hitam jauh lebih panjang, lebih besar, dan lebih kuat daripada penis orang kulit putih. Pria kulit hitam juga cenderung lebih maskulin dan dominan. Semakin banyak gadis kulit putih yang tidak mau berpasangan dengan pria kulit putih. Mereka berani dan secara terbuka mengakui bahwa mereka hanya ingin menjadi istri atau pacar pria kulit hitam. Film-film Amerika dan Eropa serta berbagai budaya pop juga mendukung hubungan antar ras antara pria kulit hitam dan wanita kulit putih, bahkan banyak menampilkan adegan-adegan panas.Wanita kulit putih yang menikah dengan pria kulit putih pun tak mau ketinggalan dengan tren menjadi QOS (Queen of Spade) atau hot wife.
QOS merupakan sebutan bagi wanita kulit putih yang menikah dengan pria kulit putih, namun juga memiliki pacar berkulit hitam. Ada QOS yang menjalin hubungan dengan pria kulit hitam secara sembunyi-sembunyi, ada pula yang melakukannya secara terang-terangan. Bahkan, banyak QOS yang tidak mau lagi berhubungan seks dengan suami kulit putihnya, dan hanya melayani pacar kulit hitamnya, yang disebut Black Bulls.
Tak sedikit pria kulit putih yang menerima hubungan istrinya dengan Black Bull. Seorang suami kulit putih yang menerima istrinya sebagai QOS disebut cuckold. Mereka membiarkan istrinya disetubuhi bahkan dihamili oleh pria kulit hitam. Mereka kerap kali ikut merekam atau menonton istrinya disetubuhi pria kulit hitam, bahkan sampai masturbasi sambil menonton istrinya disetubuhi pria kulit hitam. Para suami cuckold kulit putih itu sadar bahwa penis mereka yang kecil dan lembek tak akan sanggup mengalahkan kontol hitam yang besar dan perkasa.Semakin banyak suami kulit putih yang memakai kandang kesucian dan tidak menyentuh vagina sama sekali.
Bahkan, semakin banyak pria kulit putih yang menjadi banci. Melihat istri dan pacar kulit putih mereka digenjot oleh pria kulit hitam, mereka merasa lemah seolah-olah mereka banci. Transisi pria kulit putih menjadi gadis, gay, atau LGBTQ juga semakin populer.
Akibatnya, banyak gadis kulit putih yang dihamili oleh pria kulit hitam, sementara populasi kulit putih menurun; bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah AS modern, populasi kulit putih tidak lagi menjadi mayoritas, karena total populasi ras non-kulit putih sudah lebih besar daripada ras kulit putih. Sementara itu, gelombang imigrasi dari Afrika dan Amerika Latin ke Eropa dan AS semakin besar. Semakin banyak pria kulit hitam memasuki wilayah yang sebelumnya merupakan mayoritas kulit putih dan menaklukkan gadis kulit putih. Bayangkan jika orang Papua di Indonesia bisa seperti orang Afrika di Eropa dan Amerika. Jevaun meyakinkan para mahasiswa Papua itu, dan target reparasi terutama adalah wanita asal Jawa, karena pemerintahan yang tiran didominasi oleh orang Jawa.
"Perkosa cewek Jawa, jadikan dia budak seks yang kecanduan batang Papua!" kata Jevaun.
Jevaun pernah melihat penis para pelajar Papua. Rata-rata penis mereka berukuran antara belasan hingga dua puluhan cm. Walau tidak sebesar African Big Black Cock seperti milik Jevaun yang berukuran 12 inci (30 cm), Jevaun yakin kontol hitam Papua itu lebih besar dan kuat daripada rata-rata penis orang Jawa. Selain itu, ia menambahkan konto Afro-Jamaika miliknya sebagai senjata untuk menaklukkan gadis yang menjadi incarannya.
“Siapa targetnya?” tanya Frans Kogoya, salah satu mahasiswa Papua.
Jevaun menunjukkan foto seorang wanita yang mengenakan jilbab.
“Khodijah Triya, dosen Fakultas X,” jawab Jevaun.
Para mahasiswa Papua itu kaget karena incaran Jevaun adalah seorang dosen cantik yang terkenal di kampus mereka. Mungkinkah itu dilakukan? Mereka bertanya-tanya. Namun, Jevaun sudah cukup banyak meneliti keseharian Triya pasca insiden r4s1sme yang dialaminya. Ia tahu bahwa suami Triya memang sering pergi jauh untuk menjalankan bisnis konsultasinya. Apalagi, Triya sepertinya tipe yang bekerja hingga larut malam dan ingin menunda punya anak kedua hingga anak pertamanya cukup umur, sehingga ia jarang berhubungan intim dengan suaminya.
Setelah melahirkan, vaginanya pasti akan lebih longgar, sehingga ia kurang puas dengan penis suaminya. Suaminya pun akan berada di luar negeri setidaknya selama satu bulan. Ia tinggal di apartemen hanya bersama anak-anak dan suaminya, tanpa pembantu. Jevaun diam-diam menyewa apartemen di lantai yang sama.
Apartemen itu besar dan kedap suara. Para tetangganya juga individualis dan sering kali baru pulang larut malam. Ini kesempatan untuk menyelinap ke apartemen Triya dan menggenjotnya. Jevaun juga telah meretas CCTV lantai tersebut dan memecahkan sandi pintu apartemen Triya. Jevaun juga mengetahui bahwa di hari kerja terakhir sebelum akhir pekan, Triya biasanya akan pulang lebih awal dari kampus. Apalagi saat ini suaminya tidak ada di rumah, Triya pasti akan pulang cepat untuk menjemput anaknya di tempat penitipan anak.
Empat jam sebelum waktu Triya untuk pulang, Jevaun dan tiga mahasiswa Papua, Frans Kogoya, Bori Dogiyai, dan Gobai Wekaburi, telah berkumpul di apartemen yang disewa Jevaun dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk operasi penaklukan vagina Khodijah Triya.
Saat Triya membuka pintu, tiba-tiba ada logam dingin menyentuh pipinya. Dari sisi kirinya, seorang pria kulit hitam yang tinggi dan kekar mencengkeram bahunya dan menempelkan pisau di pipinya. Dari depannya, seorang pria kulit hitam yang lebih kecil juga mengarahkan pisau ke arahnya, sementara dari sisi kanannya, seorang pria kulit hitam lainnya mencengkeram anaknya dan menempelkan sapu tangan ke mulut anak itu. Anak Triya tampak perlahan kehilangan kesadaran. Mereka menutup pintu rapat-rapat dan menyeret Triya dan anaknya lebih dalam ke apartemen Triya, sampai ke kamar tidurnya. Di sana beberapa kamera telah dipasang di beberapa posisi.
"Turuti kami jika kau tidak ingin melihat anakmu mati!" bentak Jevaun.
"Tolong, kumohon jangan bunuh anakku. Aku akan menurutimu. Tolong!" rengek Triya.
"Kau tahu apa yang kami inginkan, kan?"
Triya hanya menggelengkan kepalanya. Jevaun mendekatkan kepalanya ke kepala Triya dan berbisik padanya.
"Kau lihat semua kamera ini? Kau akan menjadi bintang porno malam ini!"
Pias! Wajah Triya memerah mendengarnya. Mulutnya terbuka spontan, tetapi ia menahan protesnya karena melihat salah seorang mahasiswa Papua menggendong putranya sambil menodongkan pisau ke arahnya.
"Layani kami seolah-olah kami adalah suamimu atau kau adalah budak seks kami. Bertingkahlah dan katakan pada kamera bahwa kau suka kami menggenjotmu! Selebihnya, ikuti saja permainan kami!"
Triya hanya bisa mengangguk pasrah. Seketika, lelaki Jamaika bertubuh kekar itu meraih dan memeluknya erat sambil mencium bibirnya. Jevaun, mahasiswa kulit hitam Jamaika yang memiliki kontol hitam besar sepanjang 30 cm hendak menggenjot Khodijah Triya, dosen wanita mungil saat suaminya pergi.
Awalnya Jevaun hanya mencium bibir Triya seperti biasa, namun kemudian bibir atas Jevaun masuk ke dalam mulut Triya, sedangkan bibir bawah Triya dilahap habis ke dalam mulut Jevaun. Lidah Jevaun menjulur ke dalam mulut Triya, menyambar dan memainkan ujung lidah Triya. Berulang kali Jevaun mencium bibir Triya sambil perlahan memiringkan kepalanya sedikit demi sedikit hingga berada pada posisi French kiss yang ideal. Permainan ciuman liar dan penuh kepiawaian Jevaun terus berlanjut hingga 10 menit. Selama itu, tangan kanan Jevaun memegang kepala Triya dan mendekapnya erat agar tidak lari, sementara tangan kiri Jevaun membelai dan meremas payudara, perut, punggung, dan bokong Triya secara bergantian. Triya pasrah saja.
Rasa bergairah itu justru mulai menjalar ke sekujur tubuh Triya dan tumpah ke dalam vaginanya yang makin basah dan gatal. Sudah lama sekali vagina itu tak pernah terpuaskan dengan baik. Jevaun yang sudah berpengalaman itu perlahan bergerak mengambil posisi agak ke belakang Triya sambil tetap melumat bibir dan lidah wanita cantik itu.
Telapak tangan hitam kasar milik Jevaun tiba-tiba menembus pakaian Triya dan mencengkeram serta meremas kedua buah dada Triya dengan ganas. Jari-jari Jevaun memilin-milin dan memainkan puting-puting Triya. Semua itu dilakukan Jevaun sembari terus mencium bibir Triya dengan ganas. Menghadapi serangan sentuan kulit Jevaun yang begitu hebat di payudara dan puting-putingnya, nafsu birahi Triya pun meningkat. Desahan dan erangan tertahan mulai terdengar dari mulut Triya.
"Mmmhhh.. mmmppff!!" Erang Triya secara tertahan saat tangan Jevaun yang besar, hitam, kasar, dan berurat meremas dua buah dadanya tepat ke kulitnya.
Namun itu saja belum cukup.Tiba-tiba tangan kanan Jevaun menyelinap ke dalam rok Triya dan terus masuk ke dalam hingga jemari Jevaun menyentuh bagian luar celana dalam Triya yang makin lama makin basah. Jemari besar Jamaika Jevaun mulai mengusap dan menggesek-gesek miss V Triya secara berirama dari balik celana dalamnya. Intensitas gesekan dan goncangan makin lama makin tinggi.
Jevaun melepaskan mulutnya di mulut Triya, lalu menundukkan kepalanya ke leher Triya, lalu menjilatinya dan terus bergerak turun ke payudara kanan Triya. Jevaun menjilati dan menggigit-gigit kecil buah dada perempuan itu. Jevaun memutar-mutar lidahnya di seputar puting susu Triya dan tiba-tiba mengemut ujung puting buah dada Triya. Jevaun menghisap dengan ganas ujung buah dada kanan Triya sambil memainkan lidahnya di puting susu Triya dan sesekali menggigit buah dada Triya. Tangan kiri Jevaun masih memeluk Triya dari belakang dan meremas-remas buah dada kiri Triya sambil memutar-mutar putingnya.
Sementara itu, jari-jari tangan kanan Jevaun menggoyang-goyangkan kasar kemaluan Triya dari luar celana dalam Triya. Tanpa bisa ditahan lagi, mulut Triya kini mengeluarkan erangan dan desahan.
"Eeeemmpphh.. aaaahhh.." Triya mengerang sambil berusaha bernapas.
Sambil menghisap dan memainkan payudara Triya, tangan Jevaun yang lain terus mengocok vagina Triya dengan kuat.Otot-otot Triya menegang dan pinggulnya terangkat mengiringi orgasme yang sudah lama tak dirasakan Triya dari sang suami. Menyadari Triya sudah orgasme, Jevaun tak menghentikan aksinya. Kini Jevaun justru melepas celana dalam Triya dan langsung mengocok memek Triya dengan jemarinya tanpa halangan apa pun.
"ooohh.. aaahh! Triya menjerit saat jari-jari besar Afrika milik Jevaun menyelinap ke bibir vagina montok milik Triya hingga langsung terbenam 2 segmen.
"aaahhh.. OOouhh.. pelan ohh.. pelan-pelan Tolong!" Triya memohon.
"Jangan khawatir. Aku sedang mempersiapkanmu untuk sesuatu yang lebih nikmat," kata Jevaun sambil menyeringai penuh kemenangan.
"aaahhh.. Uuhhh.. ooohhh"
Jari tengah tangan kanan Jevaun bergerak keluar masuk, menggoyang-goyangkan miss V Triya dengan ritme yang makin cepat. Sementara itu, tangan kiri Jevon makin lama makin keras meremas dan memainkan payudara kiri Triya. Kini, mulut Jevaun kembali melumati payudara kanan Triya. Miss V Triya makin kebanjiran. Triya berusaha menahan desahannya dengan menggigit bibir bawahnya, tetapi tetap saja suara desahan keluar dari tenggorokannya karena jari telunjuk dan jari tengah Jevaun kini terbenam di miss V Triya dan berputar-putar, mengutak-atik miss V gadis cantik ini.
"Hmmppffhh... hmpffhh.. aahh!" Triya mendesah panjang.
"Ohh.. eeekhhh.. ahhh" Teriakan Triya semakin keras.
Jevaun melihat mata Triya menatap tajam ke matanya.
Bahkan, semakin banyak pria kulit putih yang menjadi banci. Melihat istri dan pacar kulit putih mereka digenjot oleh pria kulit hitam, mereka merasa lemah seolah-olah mereka banci. Transisi pria kulit putih menjadi gadis, gay, atau LGBTQ juga semakin populer.
Akibatnya, banyak gadis kulit putih yang dihamili oleh pria kulit hitam, sementara populasi kulit putih menurun; bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah AS modern, populasi kulit putih tidak lagi menjadi mayoritas, karena total populasi ras non-kulit putih sudah lebih besar daripada ras kulit putih. Sementara itu, gelombang imigrasi dari Afrika dan Amerika Latin ke Eropa dan AS semakin besar. Semakin banyak pria kulit hitam memasuki wilayah yang sebelumnya merupakan mayoritas kulit putih dan menaklukkan gadis kulit putih. Bayangkan jika orang Papua di Indonesia bisa seperti orang Afrika di Eropa dan Amerika. Jevaun meyakinkan para mahasiswa Papua itu, dan target reparasi terutama adalah wanita asal Jawa, karena pemerintahan yang tiran didominasi oleh orang Jawa.
"Perkosa cewek Jawa, jadikan dia budak seks yang kecanduan batang Papua!" kata Jevaun.
Jevaun pernah melihat penis para pelajar Papua. Rata-rata penis mereka berukuran antara belasan hingga dua puluhan cm. Walau tidak sebesar African Big Black Cock seperti milik Jevaun yang berukuran 12 inci (30 cm), Jevaun yakin kontol hitam Papua itu lebih besar dan kuat daripada rata-rata penis orang Jawa. Selain itu, ia menambahkan konto Afro-Jamaika miliknya sebagai senjata untuk menaklukkan gadis yang menjadi incarannya.
“Siapa targetnya?” tanya Frans Kogoya, salah satu mahasiswa Papua.
Jevaun menunjukkan foto seorang wanita yang mengenakan jilbab.
“Khodijah Triya, dosen Fakultas X,” jawab Jevaun.
Para mahasiswa Papua itu kaget karena incaran Jevaun adalah seorang dosen cantik yang terkenal di kampus mereka. Mungkinkah itu dilakukan? Mereka bertanya-tanya. Namun, Jevaun sudah cukup banyak meneliti keseharian Triya pasca insiden r4s1sme yang dialaminya. Ia tahu bahwa suami Triya memang sering pergi jauh untuk menjalankan bisnis konsultasinya. Apalagi, Triya sepertinya tipe yang bekerja hingga larut malam dan ingin menunda punya anak kedua hingga anak pertamanya cukup umur, sehingga ia jarang berhubungan intim dengan suaminya.
Setelah melahirkan, vaginanya pasti akan lebih longgar, sehingga ia kurang puas dengan penis suaminya. Suaminya pun akan berada di luar negeri setidaknya selama satu bulan. Ia tinggal di apartemen hanya bersama anak-anak dan suaminya, tanpa pembantu. Jevaun diam-diam menyewa apartemen di lantai yang sama.
Apartemen itu besar dan kedap suara. Para tetangganya juga individualis dan sering kali baru pulang larut malam. Ini kesempatan untuk menyelinap ke apartemen Triya dan menggenjotnya. Jevaun juga telah meretas CCTV lantai tersebut dan memecahkan sandi pintu apartemen Triya. Jevaun juga mengetahui bahwa di hari kerja terakhir sebelum akhir pekan, Triya biasanya akan pulang lebih awal dari kampus. Apalagi saat ini suaminya tidak ada di rumah, Triya pasti akan pulang cepat untuk menjemput anaknya di tempat penitipan anak.
Empat jam sebelum waktu Triya untuk pulang, Jevaun dan tiga mahasiswa Papua, Frans Kogoya, Bori Dogiyai, dan Gobai Wekaburi, telah berkumpul di apartemen yang disewa Jevaun dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk operasi penaklukan vagina Khodijah Triya.
Saat Triya membuka pintu, tiba-tiba ada logam dingin menyentuh pipinya. Dari sisi kirinya, seorang pria kulit hitam yang tinggi dan kekar mencengkeram bahunya dan menempelkan pisau di pipinya. Dari depannya, seorang pria kulit hitam yang lebih kecil juga mengarahkan pisau ke arahnya, sementara dari sisi kanannya, seorang pria kulit hitam lainnya mencengkeram anaknya dan menempelkan sapu tangan ke mulut anak itu. Anak Triya tampak perlahan kehilangan kesadaran. Mereka menutup pintu rapat-rapat dan menyeret Triya dan anaknya lebih dalam ke apartemen Triya, sampai ke kamar tidurnya. Di sana beberapa kamera telah dipasang di beberapa posisi.
"Turuti kami jika kau tidak ingin melihat anakmu mati!" bentak Jevaun.
"Tolong, kumohon jangan bunuh anakku. Aku akan menurutimu. Tolong!" rengek Triya.
"Kau tahu apa yang kami inginkan, kan?"
Triya hanya menggelengkan kepalanya. Jevaun mendekatkan kepalanya ke kepala Triya dan berbisik padanya.
"Kau lihat semua kamera ini? Kau akan menjadi bintang porno malam ini!"
Pias! Wajah Triya memerah mendengarnya. Mulutnya terbuka spontan, tetapi ia menahan protesnya karena melihat salah seorang mahasiswa Papua menggendong putranya sambil menodongkan pisau ke arahnya.
"Layani kami seolah-olah kami adalah suamimu atau kau adalah budak seks kami. Bertingkahlah dan katakan pada kamera bahwa kau suka kami menggenjotmu! Selebihnya, ikuti saja permainan kami!"
Triya hanya bisa mengangguk pasrah. Seketika, lelaki Jamaika bertubuh kekar itu meraih dan memeluknya erat sambil mencium bibirnya. Jevaun, mahasiswa kulit hitam Jamaika yang memiliki kontol hitam besar sepanjang 30 cm hendak menggenjot Khodijah Triya, dosen wanita mungil saat suaminya pergi.
Awalnya Jevaun hanya mencium bibir Triya seperti biasa, namun kemudian bibir atas Jevaun masuk ke dalam mulut Triya, sedangkan bibir bawah Triya dilahap habis ke dalam mulut Jevaun. Lidah Jevaun menjulur ke dalam mulut Triya, menyambar dan memainkan ujung lidah Triya. Berulang kali Jevaun mencium bibir Triya sambil perlahan memiringkan kepalanya sedikit demi sedikit hingga berada pada posisi French kiss yang ideal. Permainan ciuman liar dan penuh kepiawaian Jevaun terus berlanjut hingga 10 menit. Selama itu, tangan kanan Jevaun memegang kepala Triya dan mendekapnya erat agar tidak lari, sementara tangan kiri Jevaun membelai dan meremas payudara, perut, punggung, dan bokong Triya secara bergantian. Triya pasrah saja.
Rasa bergairah itu justru mulai menjalar ke sekujur tubuh Triya dan tumpah ke dalam vaginanya yang makin basah dan gatal. Sudah lama sekali vagina itu tak pernah terpuaskan dengan baik. Jevaun yang sudah berpengalaman itu perlahan bergerak mengambil posisi agak ke belakang Triya sambil tetap melumat bibir dan lidah wanita cantik itu.
Telapak tangan hitam kasar milik Jevaun tiba-tiba menembus pakaian Triya dan mencengkeram serta meremas kedua buah dada Triya dengan ganas. Jari-jari Jevaun memilin-milin dan memainkan puting-puting Triya. Semua itu dilakukan Jevaun sembari terus mencium bibir Triya dengan ganas. Menghadapi serangan sentuan kulit Jevaun yang begitu hebat di payudara dan puting-putingnya, nafsu birahi Triya pun meningkat. Desahan dan erangan tertahan mulai terdengar dari mulut Triya.
"Mmmhhh.. mmmppff!!" Erang Triya secara tertahan saat tangan Jevaun yang besar, hitam, kasar, dan berurat meremas dua buah dadanya tepat ke kulitnya.
Namun itu saja belum cukup.Tiba-tiba tangan kanan Jevaun menyelinap ke dalam rok Triya dan terus masuk ke dalam hingga jemari Jevaun menyentuh bagian luar celana dalam Triya yang makin lama makin basah. Jemari besar Jamaika Jevaun mulai mengusap dan menggesek-gesek miss V Triya secara berirama dari balik celana dalamnya. Intensitas gesekan dan goncangan makin lama makin tinggi.
Jevaun melepaskan mulutnya di mulut Triya, lalu menundukkan kepalanya ke leher Triya, lalu menjilatinya dan terus bergerak turun ke payudara kanan Triya. Jevaun menjilati dan menggigit-gigit kecil buah dada perempuan itu. Jevaun memutar-mutar lidahnya di seputar puting susu Triya dan tiba-tiba mengemut ujung puting buah dada Triya. Jevaun menghisap dengan ganas ujung buah dada kanan Triya sambil memainkan lidahnya di puting susu Triya dan sesekali menggigit buah dada Triya. Tangan kiri Jevaun masih memeluk Triya dari belakang dan meremas-remas buah dada kiri Triya sambil memutar-mutar putingnya.
Sementara itu, jari-jari tangan kanan Jevaun menggoyang-goyangkan kasar kemaluan Triya dari luar celana dalam Triya. Tanpa bisa ditahan lagi, mulut Triya kini mengeluarkan erangan dan desahan.
"Eeeemmpphh.. aaaahhh.." Triya mengerang sambil berusaha bernapas.
Sambil menghisap dan memainkan payudara Triya, tangan Jevaun yang lain terus mengocok vagina Triya dengan kuat.Otot-otot Triya menegang dan pinggulnya terangkat mengiringi orgasme yang sudah lama tak dirasakan Triya dari sang suami. Menyadari Triya sudah orgasme, Jevaun tak menghentikan aksinya. Kini Jevaun justru melepas celana dalam Triya dan langsung mengocok memek Triya dengan jemarinya tanpa halangan apa pun.
"ooohh.. aaahh! Triya menjerit saat jari-jari besar Afrika milik Jevaun menyelinap ke bibir vagina montok milik Triya hingga langsung terbenam 2 segmen.
"aaahhh.. OOouhh.. pelan ohh.. pelan-pelan Tolong!" Triya memohon.
"Jangan khawatir. Aku sedang mempersiapkanmu untuk sesuatu yang lebih nikmat," kata Jevaun sambil menyeringai penuh kemenangan.
"aaahhh.. Uuhhh.. ooohhh"
Jari tengah tangan kanan Jevaun bergerak keluar masuk, menggoyang-goyangkan miss V Triya dengan ritme yang makin cepat. Sementara itu, tangan kiri Jevon makin lama makin keras meremas dan memainkan payudara kiri Triya. Kini, mulut Jevaun kembali melumati payudara kanan Triya. Miss V Triya makin kebanjiran. Triya berusaha menahan desahannya dengan menggigit bibir bawahnya, tetapi tetap saja suara desahan keluar dari tenggorokannya karena jari telunjuk dan jari tengah Jevaun kini terbenam di miss V Triya dan berputar-putar, mengutak-atik miss V gadis cantik ini.
"Hmmppffhh... hmpffhh.. aahh!" Triya mendesah panjang.
"Ohh.. eeekhhh.. ahhh" Teriakan Triya semakin keras.
Jevaun melihat mata Triya menatap tajam ke matanya.
"Ya, benar, keluar lagi, Triya," kata Jevaun kepada Triya. Triya mengerang. Mata Triya berputar-putar, kakinya gemetar, dan seluruh tubuhnya menegang.
"ooohhh.. aaahhh.. aaahhh!" Triya melenguh keras.
Mata Triya berhenti terbuka karena ia dihantam oleh kenikmatan nafsu birahi yang akhirnya mendapatkan kepuasan setelah sekian lama tak terpuaskan. Jevaun pun beringas menggigit-gigit buah dada Triya sambil terus menggarap lubang kemaluan Triya dengan jemarinya, sampai-sampai pinggul dan bokong Triya kejang-kejang menahan luapan kenikmatan yang menerpanya.
"Kalau kamu mau orgasme, bilang kamu mau crot!" perintah Jevaun saat melihat Triya mulai kejang-kejang.
Benar saja, belum semenit kemudian, jemari hitam Afrika milik Jevaun terasa diremas oleh dinding kemaluan Triya, dan Triya pun mengerang.
"Aku crooott.. aaahhh!" Desah Triya.
"Cewek pintar!" Puji Jevaun.
Tubuh Triya bergetar hebat. Seluruh tubuh Triya menegang. Mata Triya berputar hingga hampir jatuh dari rongganya.
"Crot lagi! Jangan ditahan! Biarkan orgasmemu mengalir!" perintah Jevaun pada Triya.
"Ah.. ah.. ah.. Ahhh!" teriak Triya sambil matanya mulai berkaca-kaca karena intensitas nafsu yang melandanya.
"Ohh.. ohh.. ohh.."Sambil masih kelojotan, Triya mulai membuka matanya. Kata-kata Triya seperti desahan yang keluar dari tenggorokannya.
"Lihat aku! Katakan kau ingin aku memberimu kontol hitam Afrika-ku. Lihat aku dan memohonlah agar aku menggenjot memekmu." Perintah Jevaun.
Suara Triya seperti gumaman. "Yyyyyyessss.." Triya tergagap.
"Katakan dengan jelas," perintah Jevaun.
Triya mendongak ke arah Jevaun dan berbisik, "Kumohon, genjot aku dengan kontol hitammu yang besar itu, Jevaun."
Jevaun tersenyum penuh kemenangan, lalu mencium Triya lagi. Sambil melumat bibir dan lidah Triya, Jevaun membaringkan Triya di ranjang dan menimpa tubuh mungil perempuan itu ke tubuh Afrika kekarnya. Tangan Jevaun meremas kasar kedua buah dada Triya.
Kini, Jevaun telah mengeluarkan kontol hitam besarnya yang tegak dan siap menembus vagina Triya. Jevaun mendorong kontol hitam besarnya yang gemuk itu ke lubang vagina Triya. Ia ingin masuk ke dalam sekarang, saat vaginanya basah dan siap menerimanya. Penisnya jauh lebih besar daripada penis suami Triya dan vaginanya sulit menampungnya. Jevaun tahu hal itu, tetapi ia bertekad untuk melakukan apa yang ia inginkan terhadap Triya. Jevaun memaksakan kontol hitamnya yang besar ke dalam lubang Triya dengan kekuatan kasar, mengabaikan erangan Triya. Perlahan, inci demi inci, penis Jevaun yang besar memasuki memek Triya.
"Hmmhff.. HMMMPPHHFF.." Triya mengerang sambil meremas lengan bawah Jevaun.
Penis Jevaun terdorong sedikit ke depan. Kemudian Jevaun menarik penisnya sejenak.
"Kau ingin aku menggenjotmu? Katakan kau ingin aku menggenjotmu!" perintah Jevaun.
Sekali lagi, Jevaun memasukkan penisnya yang besar ke memek Triya. Kali ini, Jevaun memasukkannya lebih keras dan cepat. Jevaun menghentakkan penisnya yang besar keluar masuk ke dalam memek Triya.
"Eeehh.. ooohhh.. aaahhh!" desah Triya.
"I-iya, Jevaun! Kumohon genjot aku! Genjot aku, ah!"
Jevaun mendorong lebih dalam, memasukkan semua bagian kontol hitamnya yang besar ke dalam vagina Triya yang sempit. Rasanya seperti ada lengan yang menembus memek Triya. Dia mengerang keras saat merasakan kepala penis Jevaun menghujam masuk. Vagina Triya sangat sempit bagi kontol hitam besar Jevaun dan Jevaun harus mendorong dengan keras untuk masuk ke dalamnya. Dia tidak berhenti mendorong sampai seluruh kontolnya terkubur dalam-dalam di memek Triya. Dia menatap wajah Triya. Matanya terpejam dan dia menggigit bibir bawahnya. Mulutnya terbuka dalam jeritan tanpa suara saat kontol Jevaun mencapai bagian terdalam vaginanya. Jevaun menahan diri di sana sejenak. Triya terengah-engah. Dia membuka matanya dan menatapnya. Jevaun tersenyum padanya.
"Kamu sangat sempit!" serunya, "Aku akan membuatmu merasakan nikmatnya menjadi wanita."
Dengan kata-kata itu, kontol hitam Jevaun mulai bergerak masuk dan keluar dalam memek Triya. Dia mencengkeram pinggul Triya dan mulai menghantamnya, menarik keluar dan mendorong masuk batangnya. Awalnya perlahan, lalu lebih cepat. Pinggul Triya mulai bergerak untuk mengimbangi ritmenya. Dia melingkarkan lengannya di leher Triya dan mulai menciumnya dengan penuh gairah.
"ooohh.. uuuhh.." Triya mendesah pelan.
"Hmmpff.. mmphhff.. uhhh.. mmphhffhh." Triya melenguh.
Triya secara refleks melingkarkan lengannya di leher Jevaun dan menggenggam rambut keritingnya. Triya begitu tenggelam dalam kenikmatan digenjot penis sebesar itu di hingga dia lupa akan rasa sakitnya. Yang dia pedulikan hanyalah kenikmatan dan orgasme. Triya melingkarkan kakinya di pinggang Jevaun dan menariknya lebih dekat. Tangannya mencengkeram erat bahu Jevaun. Jevaun balas mencengkeram pinggang Triya dengan erat dan terus menghentaknya, membawanya lebih dekat ke orgasme. Segera Jevaun menggenjot Triya dengan sekuat tenaga. Jevaun mendorong penisnya lebih keras dan lebih cepat.
"Ehhh.. oohhh!" Triya berteriak, "Ohhh tuan, ya, Jevaun, rasanya sangat nikmat. Ya, tolong, terus genjot aku. Jangan berhenti aaahhh."
Genjotan Jevaun semakin keras. Triya merasa seperti akan terbelah menjadi dua. Namun, Triya tidak peduli. Dia sangat membutuhkan pelampiasan rasa sangenya yang terakumulasi akibat tidak dipuaskan oleh suaminya ini. Dia hampir mencapai orgasme.
"GENJOT AKuu!" Triya memeluk erat Jevaun saat dia terus mendorong penisnya ke dalam memeknya.
"Ohhh.. ooohhh.." Erangan Triya semakin keras.
Dia menghentakkan pinggulnya untuk bertemu dengan genjotan Jevaun. Jevaun mencengkeram pinggangnya dan menggenjotnya sekuat tenaga. Ia bisa merasakan otot-otot bagian dalam tubuh Triya menegang di sekitar penisnya.
"YA!" teriak Triya saat ia mencapai klimaks.
Dia mengalami orgasme yang hebat.Dia melengkungkan punggungnya dan memegang Jevaun saat dia menghentak penisnya ke dalam memek Triya. Jevaun terus memompa vagina Triya dengan penisnya yang tebal, dan setiap dorongan membuatnya semakin keras. Kaki Triya gemetar, dan perutnya mulai menegang saat dia merasakan dirinya mencapai klimaks.
"Ohhh.. Ohhh.. Ohhh!" Teriakan orgasme Triya memenuhi ruangan.
Tubuhnya bergetar seperti tersambar petir. Dia hampir tidak bisa bernapas saat mencapai klimaks. Jantungnya berdebar kencang, dan napasnya menjadi tidak teratur.
"Berikan padaku, Triya! Berikan padaku orgasmemu! Ayo crot lagi untuk aku!" perintah Jevaun.
"Ayo sayang, ayo," desak Jevaun.
"ooohhh.. ooohhh!" Triya berteriak, "Ohhh tuan, Jevaun. Rasanya sangat nikmat. Ya, aku tidak bisa berhenti crot. Terus lakukan itu."
Jevaun menanggapi permintaan Triya. Ia menggenjotnya lebih keras lagi. Dorongannya tak henti-hentinya. Bola-bola kemaluan Jevaun memantul-mantul di pantat Triya saat ia menghujamkan penisnya semakin kasar ke dalam memek Triya. Ia bisa merasakan vagina Triya mengencang di sekitar penisnya.
Triya menjerit lagi dalam kenikmatan. "Ohhh!"
Triya tak bisa bicara lagi. Paru-parunya terasa seperti akan meledak. Tubuhnya gemetar tak terkendali. Dengan kata-kata itu, Jevaun semakin mempercepat laju genjotannya. Ia bisa merasakan memek Triya berdenyut di sekitar penisnya. Otot-ototnya mengencang di sekitarnya dan ia tahu bahwa Triya akan mencapai klimaks lagi.
"Mmmhffee.." Triya tergagap Desahan orgasmenya terdengar di seluruh apartemen.
"Mmmhh.." Triya tergagap. Jevaun tahu bahwa dia mengalami orgasme hebat lagi/
"Ohhh.. ohhh!" Triya melenguh.
Dia telah kehilangan kendali atas tubuhnya. Orgasmenya begitu hebat hingga dia merasa seperti akan pingsan.
"Ya, Aaahhh. Aku crot lagii." Triya kehilangan akal sehatnya.
Dia tidak percaya betapa nikmatnya perasaannya. Dia mengalami orgasme terbaik dalam hidupnya. Vaginanya berdenyut saat dia mencapai klimaks. Jevaun terus menghentakkan memeknya.
"Ah ah ah aaahhh" terus dihentakkan oleh kontol hitam besar saat ia sedang orgasme, Triya mengalami orgasme berkali-kali.
"Haaahhh.. Haaahhh.." Triya berteriak saat tubuhnya diguncang oleh gelombang kenikmatan yang dahsyat.
"Aku crooott! Aku tidak bisa berhenti crooottt! Ya!" jeritnya.
Jevaun menggenjot memek Triya lebih keras lagi sambil meremas-remas payudaranya dan sesekali mencium bibirnya.
"Kau suka kontolku hah? Akui saja kau suka kontol hitamku dasar muslimah jalang!".
"Ya, aku suka!" jawab Triya terengah-engah.
"Ayolah Triya. Akui dengan bangga dan lantang!" perintah Jevaun.
"Aku suka kontol hitammu. Ahhh!" teriak Triya.
"Ya, gadisku yang baik. Crot lagi untukku. Berikan aku cairan cintamu!" perintah Jevaun.
"Aku suka kontol hitammu yang besar." Triya mengerang.
Jevaun terus mendorong penisnya masuk dan keluar dari vagina Triya yang sempit.
"Ooohhh.. ooohhh.." rintih Triya.
Teriakan orgasme Triya begitu keras sehingga para tetangga mungkin mendengarnya. Seluruh tubuh Triya gemetar dan kelojotan. Ia tak dapat berpikir lagi. Ia terhanyut oleh gelombang kenikmatan yang membasahi tubuhnya. Orgasme itu seakan berlangsung selamanya. Akhirnya, ia jatuh ke tempat tidur, kelelahan dan lemas.
"Ini belum berakhir, jalang!" Jevaun merobek jilbab Triya dan membalikkannya ke posisi doggy.
"Aduh! Apa yang kau lakukan? Aku kelelahan," teriak Triya.
"Jangan khawatir, bercinta saat kelelahan tidak akan menyakitimu, malah akan memberimu kenikmatan yang luar biasa." Kata Jevaun.
Ia kembali menghujamkan kontol hitam Jamaika-nya yang besar ke dalam vagina milik Triya yang ketat dan menggenjotnya lebih keras lagi dalam gaya doggy.
"Ooohh! aaahhh!" Triya menjerit.
Jevaun kini menggenjotnya dengan sekuat tenaga. Ia menjambak rambut Triya dengan satu tangan dan meremas payudaranya dengan tangan yang lain sambil menggenjot memeknya dari belakang seperti binatang. Triya tak berhenti melenguh dan mendesah. Ia kembali mengalami orgasme berkali-kali.
"uuhhh.. Mmmhfff.. mmmhff.." erang Triya.
"Kau suka itu, bukan?" tanya Jevaun.
"Ya, aku suka. Ohhh!"
"ooohhh.. aaahhh.. aaahhh!" Triya melenguh keras.
Mata Triya berhenti terbuka karena ia dihantam oleh kenikmatan nafsu birahi yang akhirnya mendapatkan kepuasan setelah sekian lama tak terpuaskan. Jevaun pun beringas menggigit-gigit buah dada Triya sambil terus menggarap lubang kemaluan Triya dengan jemarinya, sampai-sampai pinggul dan bokong Triya kejang-kejang menahan luapan kenikmatan yang menerpanya.
"Kalau kamu mau orgasme, bilang kamu mau crot!" perintah Jevaun saat melihat Triya mulai kejang-kejang.
Benar saja, belum semenit kemudian, jemari hitam Afrika milik Jevaun terasa diremas oleh dinding kemaluan Triya, dan Triya pun mengerang.
"Aku crooott.. aaahhh!" Desah Triya.
"Cewek pintar!" Puji Jevaun.
Tubuh Triya bergetar hebat. Seluruh tubuh Triya menegang. Mata Triya berputar hingga hampir jatuh dari rongganya.
"Crot lagi! Jangan ditahan! Biarkan orgasmemu mengalir!" perintah Jevaun pada Triya.
"Ah.. ah.. ah.. Ahhh!" teriak Triya sambil matanya mulai berkaca-kaca karena intensitas nafsu yang melandanya.
"Ohh.. ohh.. ohh.."Sambil masih kelojotan, Triya mulai membuka matanya. Kata-kata Triya seperti desahan yang keluar dari tenggorokannya.
"Lihat aku! Katakan kau ingin aku memberimu kontol hitam Afrika-ku. Lihat aku dan memohonlah agar aku menggenjot memekmu." Perintah Jevaun.
Suara Triya seperti gumaman. "Yyyyyyessss.." Triya tergagap.
"Katakan dengan jelas," perintah Jevaun.
Triya mendongak ke arah Jevaun dan berbisik, "Kumohon, genjot aku dengan kontol hitammu yang besar itu, Jevaun."
Jevaun tersenyum penuh kemenangan, lalu mencium Triya lagi. Sambil melumat bibir dan lidah Triya, Jevaun membaringkan Triya di ranjang dan menimpa tubuh mungil perempuan itu ke tubuh Afrika kekarnya. Tangan Jevaun meremas kasar kedua buah dada Triya.
Kini, Jevaun telah mengeluarkan kontol hitam besarnya yang tegak dan siap menembus vagina Triya. Jevaun mendorong kontol hitam besarnya yang gemuk itu ke lubang vagina Triya. Ia ingin masuk ke dalam sekarang, saat vaginanya basah dan siap menerimanya. Penisnya jauh lebih besar daripada penis suami Triya dan vaginanya sulit menampungnya. Jevaun tahu hal itu, tetapi ia bertekad untuk melakukan apa yang ia inginkan terhadap Triya. Jevaun memaksakan kontol hitamnya yang besar ke dalam lubang Triya dengan kekuatan kasar, mengabaikan erangan Triya. Perlahan, inci demi inci, penis Jevaun yang besar memasuki memek Triya.
"Hmmhff.. HMMMPPHHFF.." Triya mengerang sambil meremas lengan bawah Jevaun.
Penis Jevaun terdorong sedikit ke depan. Kemudian Jevaun menarik penisnya sejenak.
"Kau ingin aku menggenjotmu? Katakan kau ingin aku menggenjotmu!" perintah Jevaun.
Sekali lagi, Jevaun memasukkan penisnya yang besar ke memek Triya. Kali ini, Jevaun memasukkannya lebih keras dan cepat. Jevaun menghentakkan penisnya yang besar keluar masuk ke dalam memek Triya.
"Eeehh.. ooohhh.. aaahhh!" desah Triya.
"I-iya, Jevaun! Kumohon genjot aku! Genjot aku, ah!"
Jevaun mendorong lebih dalam, memasukkan semua bagian kontol hitamnya yang besar ke dalam vagina Triya yang sempit. Rasanya seperti ada lengan yang menembus memek Triya. Dia mengerang keras saat merasakan kepala penis Jevaun menghujam masuk. Vagina Triya sangat sempit bagi kontol hitam besar Jevaun dan Jevaun harus mendorong dengan keras untuk masuk ke dalamnya. Dia tidak berhenti mendorong sampai seluruh kontolnya terkubur dalam-dalam di memek Triya. Dia menatap wajah Triya. Matanya terpejam dan dia menggigit bibir bawahnya. Mulutnya terbuka dalam jeritan tanpa suara saat kontol Jevaun mencapai bagian terdalam vaginanya. Jevaun menahan diri di sana sejenak. Triya terengah-engah. Dia membuka matanya dan menatapnya. Jevaun tersenyum padanya.
"Kamu sangat sempit!" serunya, "Aku akan membuatmu merasakan nikmatnya menjadi wanita."
Dengan kata-kata itu, kontol hitam Jevaun mulai bergerak masuk dan keluar dalam memek Triya. Dia mencengkeram pinggul Triya dan mulai menghantamnya, menarik keluar dan mendorong masuk batangnya. Awalnya perlahan, lalu lebih cepat. Pinggul Triya mulai bergerak untuk mengimbangi ritmenya. Dia melingkarkan lengannya di leher Triya dan mulai menciumnya dengan penuh gairah.
"ooohh.. uuuhh.." Triya mendesah pelan.
"Hmmpff.. mmphhff.. uhhh.. mmphhffhh." Triya melenguh.
Triya secara refleks melingkarkan lengannya di leher Jevaun dan menggenggam rambut keritingnya. Triya begitu tenggelam dalam kenikmatan digenjot penis sebesar itu di hingga dia lupa akan rasa sakitnya. Yang dia pedulikan hanyalah kenikmatan dan orgasme. Triya melingkarkan kakinya di pinggang Jevaun dan menariknya lebih dekat. Tangannya mencengkeram erat bahu Jevaun. Jevaun balas mencengkeram pinggang Triya dengan erat dan terus menghentaknya, membawanya lebih dekat ke orgasme. Segera Jevaun menggenjot Triya dengan sekuat tenaga. Jevaun mendorong penisnya lebih keras dan lebih cepat.
"Ehhh.. oohhh!" Triya berteriak, "Ohhh tuan, ya, Jevaun, rasanya sangat nikmat. Ya, tolong, terus genjot aku. Jangan berhenti aaahhh."
Genjotan Jevaun semakin keras. Triya merasa seperti akan terbelah menjadi dua. Namun, Triya tidak peduli. Dia sangat membutuhkan pelampiasan rasa sangenya yang terakumulasi akibat tidak dipuaskan oleh suaminya ini. Dia hampir mencapai orgasme.
"GENJOT AKuu!" Triya memeluk erat Jevaun saat dia terus mendorong penisnya ke dalam memeknya.
"Ohhh.. ooohhh.." Erangan Triya semakin keras.
Dia menghentakkan pinggulnya untuk bertemu dengan genjotan Jevaun. Jevaun mencengkeram pinggangnya dan menggenjotnya sekuat tenaga. Ia bisa merasakan otot-otot bagian dalam tubuh Triya menegang di sekitar penisnya.
"YA!" teriak Triya saat ia mencapai klimaks.
Dia mengalami orgasme yang hebat.Dia melengkungkan punggungnya dan memegang Jevaun saat dia menghentak penisnya ke dalam memek Triya. Jevaun terus memompa vagina Triya dengan penisnya yang tebal, dan setiap dorongan membuatnya semakin keras. Kaki Triya gemetar, dan perutnya mulai menegang saat dia merasakan dirinya mencapai klimaks.
"Ohhh.. Ohhh.. Ohhh!" Teriakan orgasme Triya memenuhi ruangan.
Tubuhnya bergetar seperti tersambar petir. Dia hampir tidak bisa bernapas saat mencapai klimaks. Jantungnya berdebar kencang, dan napasnya menjadi tidak teratur.
"Berikan padaku, Triya! Berikan padaku orgasmemu! Ayo crot lagi untuk aku!" perintah Jevaun.
"Ayo sayang, ayo," desak Jevaun.
"ooohhh.. ooohhh!" Triya berteriak, "Ohhh tuan, Jevaun. Rasanya sangat nikmat. Ya, aku tidak bisa berhenti crot. Terus lakukan itu."
Jevaun menanggapi permintaan Triya. Ia menggenjotnya lebih keras lagi. Dorongannya tak henti-hentinya. Bola-bola kemaluan Jevaun memantul-mantul di pantat Triya saat ia menghujamkan penisnya semakin kasar ke dalam memek Triya. Ia bisa merasakan vagina Triya mengencang di sekitar penisnya.
Triya menjerit lagi dalam kenikmatan. "Ohhh!"
Triya tak bisa bicara lagi. Paru-parunya terasa seperti akan meledak. Tubuhnya gemetar tak terkendali. Dengan kata-kata itu, Jevaun semakin mempercepat laju genjotannya. Ia bisa merasakan memek Triya berdenyut di sekitar penisnya. Otot-ototnya mengencang di sekitarnya dan ia tahu bahwa Triya akan mencapai klimaks lagi.
"Mmmhffee.." Triya tergagap Desahan orgasmenya terdengar di seluruh apartemen.
"Mmmhh.." Triya tergagap. Jevaun tahu bahwa dia mengalami orgasme hebat lagi/
"Ohhh.. ohhh!" Triya melenguh.
Dia telah kehilangan kendali atas tubuhnya. Orgasmenya begitu hebat hingga dia merasa seperti akan pingsan.
"Ya, Aaahhh. Aku crot lagii." Triya kehilangan akal sehatnya.
Dia tidak percaya betapa nikmatnya perasaannya. Dia mengalami orgasme terbaik dalam hidupnya. Vaginanya berdenyut saat dia mencapai klimaks. Jevaun terus menghentakkan memeknya.
"Ah ah ah aaahhh" terus dihentakkan oleh kontol hitam besar saat ia sedang orgasme, Triya mengalami orgasme berkali-kali.
"Haaahhh.. Haaahhh.." Triya berteriak saat tubuhnya diguncang oleh gelombang kenikmatan yang dahsyat.
"Aku crooott! Aku tidak bisa berhenti crooottt! Ya!" jeritnya.
Jevaun menggenjot memek Triya lebih keras lagi sambil meremas-remas payudaranya dan sesekali mencium bibirnya.
"Kau suka kontolku hah? Akui saja kau suka kontol hitamku dasar muslimah jalang!".
"Ya, aku suka!" jawab Triya terengah-engah.
"Ayolah Triya. Akui dengan bangga dan lantang!" perintah Jevaun.
"Aku suka kontol hitammu. Ahhh!" teriak Triya.
"Ya, gadisku yang baik. Crot lagi untukku. Berikan aku cairan cintamu!" perintah Jevaun.
"Aku suka kontol hitammu yang besar." Triya mengerang.
Jevaun terus mendorong penisnya masuk dan keluar dari vagina Triya yang sempit.
"Ooohhh.. ooohhh.." rintih Triya.
Teriakan orgasme Triya begitu keras sehingga para tetangga mungkin mendengarnya. Seluruh tubuh Triya gemetar dan kelojotan. Ia tak dapat berpikir lagi. Ia terhanyut oleh gelombang kenikmatan yang membasahi tubuhnya. Orgasme itu seakan berlangsung selamanya. Akhirnya, ia jatuh ke tempat tidur, kelelahan dan lemas.
"Ini belum berakhir, jalang!" Jevaun merobek jilbab Triya dan membalikkannya ke posisi doggy.
"Aduh! Apa yang kau lakukan? Aku kelelahan," teriak Triya.
"Jangan khawatir, bercinta saat kelelahan tidak akan menyakitimu, malah akan memberimu kenikmatan yang luar biasa." Kata Jevaun.
Ia kembali menghujamkan kontol hitam Jamaika-nya yang besar ke dalam vagina milik Triya yang ketat dan menggenjotnya lebih keras lagi dalam gaya doggy.
"Ooohh! aaahhh!" Triya menjerit.
Jevaun kini menggenjotnya dengan sekuat tenaga. Ia menjambak rambut Triya dengan satu tangan dan meremas payudaranya dengan tangan yang lain sambil menggenjot memeknya dari belakang seperti binatang. Triya tak berhenti melenguh dan mendesah. Ia kembali mengalami orgasme berkali-kali.
"uuhhh.. Mmmhfff.. mmmhff.." erang Triya.
"Kau suka itu, bukan?" tanya Jevaun.
"Ya, aku suka. Ohhh!"
"Jawab aku! Kontol siapa yang lebih enak? kontolku atau punya suamimu yang r4s1s?" teriak Jevaun kepada Triya.
"Kamu!" teriak Triya.
"Katakan lagi!" perintah Jevaun.
"Kamu! Kamu! Kamu!" teriak Triya.
"Dan bagaimana dengan kontol? Mana yang lebih enak?"
"Milikmu! Kontolmu lebih enak dari punya suamiku!" jawab Triya cepat.
"Bagus. Bagus."Jevaun menjawab, dan terus mendorong penisnya masuk dan keluar memek Triya.
Dia mencengkeram pinggul Triya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya mencengkeram rambutnya dan menjambaknya dengan kasar.
Jevaun bergumam. "Kau suka kontolku, kan?" Tanyanya.
"Aku suka! Aku suka!" teriak Triya.
"Kau suka kontol yang besar dan hitam?" Tanya Jevaun lagi.
"Yesss!" teriak Triya.
"Bagaimana dengan buah zakarku? Kau suka?" tanya Jevaun.
"Ohhh, ya! Ya! Ya!" teriak Triya.
Dia menyukai semua hal tentang Jevaun. Buah zakarnya, penisnya, dan terutama ukurannya. Triya menyukai kenyataan bahwa dia harus mengangkangkan kakinya agar penis Jevaun dapat masuk ke dalam memeknya. Kontol hitam besar terasa sangat nikmat di dalam memeknya. Kontol hitam besar itu merenggangkan vaginanya, membuatnya merasa jauh lebih penuh dan puas daripada yang segala yang pernah diberikan oleh suaminya padanya. Dia tidak pernah merasakan senikmat ini dengan suaminya.
"Mana yang lebih unggul? Pria kulit hitam atau pria Jawa?" teriak Jevaun kepada Triya.
"Hitam!" jawab Triya, "Hitam! Hitam! Hitam!"
Jevaun kini menghujamkan penisnya ke memek Triya sekuat tenaga.
"Bagaimana dengan agamamu? Mana yang lebih unggul? Kontol hitamku atau agamamu?" tanya Jevaun lagi.
Jevaun menggenjot keluar masuk lubang Triya yang sempit tanpa ampun.
"aaahhh!" teriak Triya. Ia baru saja orgasme lagi.
"Kontolmu! Kontol hitam besarmu!" teriak Triya.
"Agamamu atau penisku? Mana yang lebih utama?" tanya Jevaun lagi.
"Penismu! Penismu! Penismu! aaahhh" teriak Triya.
"Benar sekali, muslimah jalang, kontol hitam adalah yang utama!" Jevaun menusukkan penisnya semakin kasar ke dalam vagina Triya.
"Kau milik siapa?" tanya Jevaun.
"Kau milik siapa?" teriak Jevaun bertanya lagi.
"Aku milikmu!" teriak Triya.
"Siapa majikanmu?" tanya Jevaun.
"Kamu! Kamu majikanku!" jawab Triya.
Jevaun tertawa dan berkata, "Kau pelacurku! Pelacur Muslimahku!"
"Ya! Ya! Aku pelacurmu! Aku pelacur Muslimahmu!" teriak Triya.
"Siapa aku bagimu, jalang?" teriak Jevaun sambil setengah mencekik leher Triya.
"Kau majikanku," jawab Triya, tetapi Jevaun menampar pantatnya.
"Salah, jalang! Aku bukan hanya majikanmu!" teriak Jevaun.
"Katakan dengan benar!" perintah Jevaun.
"Kau adalah rajaku!" teriak Triya.
"Tidak, jalang! Aku adalah tuanmu!" teriak Jevaun.
"Kau adalah tuanku!" teriak Triya, "Kau adalah tuanku!" Triya ingin menyenangkan Jevaun.
Jevaun terkekeh. Ia menyukai permainan ini.
Triya sangat bergairah, sehingga ia akan mengatakan apa saja untuk menyenangkan Jevaun.
"Gadis baik, sekarang memohonlah keadpaku untuk orgasmemu berikutnya." Jevaun memerintahkannya.
"Kumohon, oh kumohon, kumohon biarkan aku orgasme lagi." Triya memohon.
"Tidak, kau salah." Jevaun mengoreksinya.
"Bagaimana seharusnya kau memohon padaku?" Jevaun bertanya padanya.
"Tolong, Ya, tolong biarkan aku orgasme lagi," pinta Triya.
"Gadis baik." Perintah Jevaun padanya. "Sekarang, mohon sekali lagi."
"Tolong, oh kumohon, tolong biarkan aku orgasme lagi," pinta Triya.
"Sekali lagi," perintah Jevaun.
"Kumohon, kumohon, tolong biarkan aku orgasme lagi," pinta Triya dengan memelas.
Jevaun tertawa. "Siapa tuanmu, dasar wanita Muslimah jalang?" teriak Jevaun sambil menjambak rambut Triya dan menghentak memek Triya dengan kasar.
"Kau aahhh kau!" teriak Triya.
"Jawab aku dengan keras, dasar jalang! tuanmu adalah laki-laki kulit hitam! Kau budak seks pria kulit hitam!" teriak Jevaun kepada Triya.
"TIDAK! TIDAK!" teriak Triya.
"Ya, benar, dasar jalang kecil! tuanmu adalah pria kulit hitam, dan kau adalah budak seks milik pria kulit hitam." Jevaun menggeram saat mengatakannya.
"Pria kulit hitam adalah dewa. Aku adalah dewa. Dan kau adalah budak seksku!" Jevaun meraung.
"Kau milikku, dan kau harus mematuhi perintahku!" Jevaun membentak Triya sambil menggenjot vagina Triya dan memasukkan jarinya ke dalam anus wanita itu, memicu orgasme yang hebat bagi Triya.
Jevaun tertawa saat melihat tubuh Triya bergetar hebat karena sentuannya.
"Ohhh! Uhhh! Uhhh!" jerit Triya. Dia menjerit kesakitan dan kenikmatan di saat yang bersamaan.
"Aku memilikimu, dan kau milikku!" bentak Jevaun. Dia mendorong kemaluannya masuk dan keluar memek Triya sambil menungganginya hingga Triya mencapai orgasme berkali-kali.
"Ya! Ah ah! Ya, Ya, aku crooott! Ya, aaahhh!" teriak Triya.
Jevaun tertawa. "Kau boleh berteriak sepuasnya, tetapi tidak ada yang akan mengubah kenyataan bahwa kau adalah milikku. Kau adalah milikku. Kau milikku."
"Kau jalangku, dan kau akan melayaniku!" teriak Jevaun.
"Kau akan memujaku seperti dewa!" geram Jevaun.
"Ohhh oohhh!" Triya berteriak saat dia mencapai klimaks sekali lagi.
"Aku crooott, Tuan! Ya, aku tidak bisa berhenti crot aaahhh" Triya mengerang seperti orang gila.
Sementara kontol hitam Jevaun terus menghantam vaginanya dan jari-jarinya terus menjelajah lubang anusnya.
"Sekarang memohonlah agar aku memberimu spermaku! Mohon aku untuk mengisi rahimmu dengan mani hitamku, jalang!". Jevaun mendesaknya.
"Tolong, oh kumohon, tolong penuhi memekku dengan mani hitammu," Triya memohon.
"Tidak, jalang, salah! Bagaimana kau memohon padaku?" Jevaun menampar wajah Triya.
"Tolong, oh tolong, isi rahimku dengan mani hitammu," pinta Triya.
"Sekarang, mohon lagi."
"Tolong, oh tolong, tolong isi rahimku dengan mani hitammu, Ya aku croot, tolong, hamili aku, buahi sel telurku dengan sperma hitammu, ya tolong!" mohon Triya.
"Sesuai keinginanmu, aku akan menaklukkan dan memiliki rahimmu, jalang."
"Ya! Tolong, taklukkan dan miliki aku! Ah aahh!" Triya menjerit.
Jevaun menghujami vaginanya sekuat tenaga sambil terus memainkan anusnya. Orgasmenya begitu hebat, dia pikir dia akan mati. Dia pikir dia akan meledak.
"Aku akan mengisi rahimmu, jalang!," kata Jevaun.
Dia menghujami vagina Triya semakin keras hingga akhirnya dia menyemprotkan cairannya ke dalam vagina Triya.
"Uuuhhh! Aaahh!" jerit Triya.
"Uuuhhh!" Jevaun mengerang.
"Uuuhh! Ooohh! aaarrgghh!!" jerit Triya.
"Aku croott! Ya! Aku crot lagi! Uhhh!" Triya mengerang.
Jevaun masih menggenjotnya.
Orgasme Triya begitu kuat sehingga dia tidak bisa berpikir jernih. Dia tidak bisa bernapas. Jevaun baru saja mengisi rahimnya dengan spermanya yang panas. Triya merasakan Jevaun menarik kontolnya keluar dari memeknya.
"Kau menyukainya, bukan?" kata Jevaun sambil berbaring di atas Triya, menatap wajahnya.
"Ya, aku suka. Ya, aku sangat suka." Ucap Triya sambil menciumnya dengan penuh gairah.
Jevaun mencium balik Triya dengan penuh gairah dan meludah ke dalam mulut Triya. Air liurnya mengalir ke dalam mulut Triya.Lidah mereka saling bertautan karena mereka berdua bernafsu dan ingin melahap satu sama lain. Triya menjilati lidah Jevaun perlahan sambil menelan ludahnya. Kemudian, dia menjilati bibir Jevaun perlahan, berusaha meminum setiap tetes ludahnya dari mulutnya. Setelah Jevaun selesai menggenjot Triya, kini giliran tiga orang Papua itu yang menggenjotnya. Kontol hitam milik orang Papua itu tidak sebesar kontol hitam milik orang Jamaika, tetapi masih lebih besar dari penis milik suami Triya. Triya pun menikmati orgasme demi orgasme dari ketiga mahasiswa Papua itu. Setelah itu, keempat pria kulit hitam itu bergantian menggenjot vagina wanita itu dari sore hari hingga pagi tiba
===X=x=X===
Semalam, Khodijah Triya, dosen muda muslimah berkulit-putih dan berjilbab diperkosa oleh mahasiswa-mahasiswa berkulit hitam dari Jamaika dan Papua. Mereka memaksa akan membunuh putra Triya jika dia tidak mau melayani nafsu mereka. Jevaun Glenmore (mahasiswa asing asal Jamaika) dan tiga mahasiswa Papua (Frans Kogoya, Gobai Wekaburi, dan Boris Dogiyai) pun menggilir memek Triya dengan kontol hitam besar mereka yang berukuran dua hingga tiga kali lebih besar dari penis suami Triya yang sedang perjalanan dinas keluar kota.
Mereka merekam hubungan seks mereka dengan Triya, sambil memaksa Triya untuk berakting seolah-olah dia menikmati mereka genjot dan memuja kontol hitam besar mereka. Mereka mengancam Triya akan menyebarkan video rekaman itu dan foto-foto bugil Triya jika dia melaporkan mereka ke suaminya atau polisi. Diam-diam, terlepas dari paksaan mereka untuk berakting, sebenarnya Triya memang menikmati genjotan mereka yang memberi Triya orgasme nyaris tak putus selama berjam-jam.
Dan pagi ini, saat Triya selesai mandi dan sedang solat subuh, para mahasiswa Papua itu kembali mengerumuninya. Saat Triya sedang bersujud, Frans Kogoya menginjak kepalanya. Lalu mereka bertiga mulai menjamah kembali tubuh Triya.
"Tunggu, apa yang akan kau lakukan padaku?," rengek Triya sambil berusaha membebaskan kepalanya dari injakan Frans, tapi injakan mahasiswa Papua itu di kepala Triya lebih kuat.
"Tolong, jangan sekarang.. Aku mau sholat." Pinta Triya.
"Kamu!" teriak Triya.
"Katakan lagi!" perintah Jevaun.
"Kamu! Kamu! Kamu!" teriak Triya.
"Dan bagaimana dengan kontol? Mana yang lebih enak?"
"Milikmu! Kontolmu lebih enak dari punya suamiku!" jawab Triya cepat.
"Bagus. Bagus."Jevaun menjawab, dan terus mendorong penisnya masuk dan keluar memek Triya.
Dia mencengkeram pinggul Triya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya mencengkeram rambutnya dan menjambaknya dengan kasar.
Jevaun bergumam. "Kau suka kontolku, kan?" Tanyanya.
"Aku suka! Aku suka!" teriak Triya.
"Kau suka kontol yang besar dan hitam?" Tanya Jevaun lagi.
"Yesss!" teriak Triya.
"Bagaimana dengan buah zakarku? Kau suka?" tanya Jevaun.
"Ohhh, ya! Ya! Ya!" teriak Triya.
Dia menyukai semua hal tentang Jevaun. Buah zakarnya, penisnya, dan terutama ukurannya. Triya menyukai kenyataan bahwa dia harus mengangkangkan kakinya agar penis Jevaun dapat masuk ke dalam memeknya. Kontol hitam besar terasa sangat nikmat di dalam memeknya. Kontol hitam besar itu merenggangkan vaginanya, membuatnya merasa jauh lebih penuh dan puas daripada yang segala yang pernah diberikan oleh suaminya padanya. Dia tidak pernah merasakan senikmat ini dengan suaminya.
"Mana yang lebih unggul? Pria kulit hitam atau pria Jawa?" teriak Jevaun kepada Triya.
"Hitam!" jawab Triya, "Hitam! Hitam! Hitam!"
Jevaun kini menghujamkan penisnya ke memek Triya sekuat tenaga.
"Bagaimana dengan agamamu? Mana yang lebih unggul? Kontol hitamku atau agamamu?" tanya Jevaun lagi.
Jevaun menggenjot keluar masuk lubang Triya yang sempit tanpa ampun.
"aaahhh!" teriak Triya. Ia baru saja orgasme lagi.
"Kontolmu! Kontol hitam besarmu!" teriak Triya.
"Agamamu atau penisku? Mana yang lebih utama?" tanya Jevaun lagi.
"Penismu! Penismu! Penismu! aaahhh" teriak Triya.
"Benar sekali, muslimah jalang, kontol hitam adalah yang utama!" Jevaun menusukkan penisnya semakin kasar ke dalam vagina Triya.
"Kau milik siapa?" tanya Jevaun.
"Kau milik siapa?" teriak Jevaun bertanya lagi.
"Aku milikmu!" teriak Triya.
"Siapa majikanmu?" tanya Jevaun.
"Kamu! Kamu majikanku!" jawab Triya.
Jevaun tertawa dan berkata, "Kau pelacurku! Pelacur Muslimahku!"
"Ya! Ya! Aku pelacurmu! Aku pelacur Muslimahmu!" teriak Triya.
"Siapa aku bagimu, jalang?" teriak Jevaun sambil setengah mencekik leher Triya.
"Kau majikanku," jawab Triya, tetapi Jevaun menampar pantatnya.
"Salah, jalang! Aku bukan hanya majikanmu!" teriak Jevaun.
"Katakan dengan benar!" perintah Jevaun.
"Kau adalah rajaku!" teriak Triya.
"Tidak, jalang! Aku adalah tuanmu!" teriak Jevaun.
"Kau adalah tuanku!" teriak Triya, "Kau adalah tuanku!" Triya ingin menyenangkan Jevaun.
Jevaun terkekeh. Ia menyukai permainan ini.
Triya sangat bergairah, sehingga ia akan mengatakan apa saja untuk menyenangkan Jevaun.
"Gadis baik, sekarang memohonlah keadpaku untuk orgasmemu berikutnya." Jevaun memerintahkannya.
"Kumohon, oh kumohon, kumohon biarkan aku orgasme lagi." Triya memohon.
"Tidak, kau salah." Jevaun mengoreksinya.
"Bagaimana seharusnya kau memohon padaku?" Jevaun bertanya padanya.
"Tolong, Ya, tolong biarkan aku orgasme lagi," pinta Triya.
"Gadis baik." Perintah Jevaun padanya. "Sekarang, mohon sekali lagi."
"Tolong, oh kumohon, tolong biarkan aku orgasme lagi," pinta Triya.
"Sekali lagi," perintah Jevaun.
"Kumohon, kumohon, tolong biarkan aku orgasme lagi," pinta Triya dengan memelas.
Jevaun tertawa. "Siapa tuanmu, dasar wanita Muslimah jalang?" teriak Jevaun sambil menjambak rambut Triya dan menghentak memek Triya dengan kasar.
"Kau aahhh kau!" teriak Triya.
"Jawab aku dengan keras, dasar jalang! tuanmu adalah laki-laki kulit hitam! Kau budak seks pria kulit hitam!" teriak Jevaun kepada Triya.
"TIDAK! TIDAK!" teriak Triya.
"Ya, benar, dasar jalang kecil! tuanmu adalah pria kulit hitam, dan kau adalah budak seks milik pria kulit hitam." Jevaun menggeram saat mengatakannya.
"Pria kulit hitam adalah dewa. Aku adalah dewa. Dan kau adalah budak seksku!" Jevaun meraung.
"Kau milikku, dan kau harus mematuhi perintahku!" Jevaun membentak Triya sambil menggenjot vagina Triya dan memasukkan jarinya ke dalam anus wanita itu, memicu orgasme yang hebat bagi Triya.
Jevaun tertawa saat melihat tubuh Triya bergetar hebat karena sentuannya.
"Ohhh! Uhhh! Uhhh!" jerit Triya. Dia menjerit kesakitan dan kenikmatan di saat yang bersamaan.
"Aku memilikimu, dan kau milikku!" bentak Jevaun. Dia mendorong kemaluannya masuk dan keluar memek Triya sambil menungganginya hingga Triya mencapai orgasme berkali-kali.
"Ya! Ah ah! Ya, Ya, aku crooott! Ya, aaahhh!" teriak Triya.
Jevaun tertawa. "Kau boleh berteriak sepuasnya, tetapi tidak ada yang akan mengubah kenyataan bahwa kau adalah milikku. Kau adalah milikku. Kau milikku."
"Kau jalangku, dan kau akan melayaniku!" teriak Jevaun.
"Kau akan memujaku seperti dewa!" geram Jevaun.
"Ohhh oohhh!" Triya berteriak saat dia mencapai klimaks sekali lagi.
"Aku crooott, Tuan! Ya, aku tidak bisa berhenti crot aaahhh" Triya mengerang seperti orang gila.
Sementara kontol hitam Jevaun terus menghantam vaginanya dan jari-jarinya terus menjelajah lubang anusnya.
"Sekarang memohonlah agar aku memberimu spermaku! Mohon aku untuk mengisi rahimmu dengan mani hitamku, jalang!". Jevaun mendesaknya.
"Tolong, oh kumohon, tolong penuhi memekku dengan mani hitammu," Triya memohon.
"Tidak, jalang, salah! Bagaimana kau memohon padaku?" Jevaun menampar wajah Triya.
"Tolong, oh tolong, isi rahimku dengan mani hitammu," pinta Triya.
"Sekarang, mohon lagi."
"Tolong, oh tolong, tolong isi rahimku dengan mani hitammu, Ya aku croot, tolong, hamili aku, buahi sel telurku dengan sperma hitammu, ya tolong!" mohon Triya.
"Sesuai keinginanmu, aku akan menaklukkan dan memiliki rahimmu, jalang."
"Ya! Tolong, taklukkan dan miliki aku! Ah aahh!" Triya menjerit.
Jevaun menghujami vaginanya sekuat tenaga sambil terus memainkan anusnya. Orgasmenya begitu hebat, dia pikir dia akan mati. Dia pikir dia akan meledak.
"Aku akan mengisi rahimmu, jalang!," kata Jevaun.
Dia menghujami vagina Triya semakin keras hingga akhirnya dia menyemprotkan cairannya ke dalam vagina Triya.
"Uuuhhh! Aaahh!" jerit Triya.
"Uuuhhh!" Jevaun mengerang.
"Uuuhh! Ooohh! aaarrgghh!!" jerit Triya.
"Aku croott! Ya! Aku crot lagi! Uhhh!" Triya mengerang.
Jevaun masih menggenjotnya.
Orgasme Triya begitu kuat sehingga dia tidak bisa berpikir jernih. Dia tidak bisa bernapas. Jevaun baru saja mengisi rahimnya dengan spermanya yang panas. Triya merasakan Jevaun menarik kontolnya keluar dari memeknya.
"Kau menyukainya, bukan?" kata Jevaun sambil berbaring di atas Triya, menatap wajahnya.
"Ya, aku suka. Ya, aku sangat suka." Ucap Triya sambil menciumnya dengan penuh gairah.
Jevaun mencium balik Triya dengan penuh gairah dan meludah ke dalam mulut Triya. Air liurnya mengalir ke dalam mulut Triya.Lidah mereka saling bertautan karena mereka berdua bernafsu dan ingin melahap satu sama lain. Triya menjilati lidah Jevaun perlahan sambil menelan ludahnya. Kemudian, dia menjilati bibir Jevaun perlahan, berusaha meminum setiap tetes ludahnya dari mulutnya. Setelah Jevaun selesai menggenjot Triya, kini giliran tiga orang Papua itu yang menggenjotnya. Kontol hitam milik orang Papua itu tidak sebesar kontol hitam milik orang Jamaika, tetapi masih lebih besar dari penis milik suami Triya. Triya pun menikmati orgasme demi orgasme dari ketiga mahasiswa Papua itu. Setelah itu, keempat pria kulit hitam itu bergantian menggenjot vagina wanita itu dari sore hari hingga pagi tiba
===X=x=X===
Semalam, Khodijah Triya, dosen muda muslimah berkulit-putih dan berjilbab diperkosa oleh mahasiswa-mahasiswa berkulit hitam dari Jamaika dan Papua. Mereka memaksa akan membunuh putra Triya jika dia tidak mau melayani nafsu mereka. Jevaun Glenmore (mahasiswa asing asal Jamaika) dan tiga mahasiswa Papua (Frans Kogoya, Gobai Wekaburi, dan Boris Dogiyai) pun menggilir memek Triya dengan kontol hitam besar mereka yang berukuran dua hingga tiga kali lebih besar dari penis suami Triya yang sedang perjalanan dinas keluar kota.
Mereka merekam hubungan seks mereka dengan Triya, sambil memaksa Triya untuk berakting seolah-olah dia menikmati mereka genjot dan memuja kontol hitam besar mereka. Mereka mengancam Triya akan menyebarkan video rekaman itu dan foto-foto bugil Triya jika dia melaporkan mereka ke suaminya atau polisi. Diam-diam, terlepas dari paksaan mereka untuk berakting, sebenarnya Triya memang menikmati genjotan mereka yang memberi Triya orgasme nyaris tak putus selama berjam-jam.
Dan pagi ini, saat Triya selesai mandi dan sedang solat subuh, para mahasiswa Papua itu kembali mengerumuninya. Saat Triya sedang bersujud, Frans Kogoya menginjak kepalanya. Lalu mereka bertiga mulai menjamah kembali tubuh Triya.
"Tunggu, apa yang akan kau lakukan padaku?," rengek Triya sambil berusaha membebaskan kepalanya dari injakan Frans, tapi injakan mahasiswa Papua itu di kepala Triya lebih kuat.
"Tolong, jangan sekarang.. Aku mau sholat." Pinta Triya.
"Tapi kau suka dikasarin begini kan, kau suka digenjot gosi Papua," Frans terkekeh. Ia menekan kepala Triya lebih keras.
"Kau bisa sholat nanti." Timpal Boris.
Jantung Triya berdebar kencang saat kaki hitam berotot Frans semakin menjepit kepalanya yang tertutup mukena ke lantai, tekanan tak terduga yang membuat tulang punggungnya merinding.
"Tolong.. sakit.. ku mohon"
Triya mengerang, menggeliat saat Gobai mencengkeram pinggulnya dan menariknya ke atas, pantatnya mengarah padanya. Mukenanya menutupi semuanya kecuali wajah dan matanya, yang kini terbelalak lebar karena campuran ketakutan dan gairah. Gobai merobek mukena dan baju Triya, memperlihatkan bra dan celana dalam berenda merah muda di baliknya. Penisnya sudah berdiri tegak, siap untuk ronde berikutnya setelah pesta pora tadi malam. Celana dalam Triya tidak berdaya melawan kekuatannya yang luar biasa. Dengan satu tarikan cepat, Gobai merobeknya, meninggalkan Triya telanjang kecuali potongan mukena yang menutupi sebagian kepalanya yang masih terhimpit di bawah kaki Frans.
Boris terkekeh, "Lihat, sudah becek terangsang begini kau lonto Jawa." Dia menangkup vagina Triya yang terbuka dari belakang, merasakan panas dan basahnya.
Triya tersentak karena kontak yang tiba-tiba itu, tubuhnya secara naluriah melengkung ke tangan Boris. Mahasiswa Papua itu mengusap telapak tangannya yang kasar di lipatan sensitifnya, mengumpulkan cairannya sebelum menyebarkannya ke klitoris dosen itu. Boris menyelipkan dua jari ke dalam vaginanya yang licin, membuat Triya melenguh lebih keras. Bibirnya membentuk huruf O saat tangan Boris bergerak lebih cepat, mendorong lebih dalam setiap kalinya, melengkungkan jari-jarinya untuk menyentuh titik kenikmatan di dalam dinding vagina Triya.
Triya gemetar oleh permainan tangan Boris di memeknya, klimaksnya terbentuk seperti gelombang yang mengancam untuk menghantam pantai. Triya pun menggigit bibirnya untuk menahan lenguhannya agar tak keluar saat orgasme menerjangnya, pahanya menjepit erat di sekitar jari-jari Boris yang menyerbu.
Boris menarik jari-jarinya dan membawanya ke bibir Triya, mengusapkan cairannya di bibirnya.
"Hisap!!" perintahnya.
Triya menurut, mencicipi cairan cintanya sendiri saat Boris mendorong jari-jarinya yang basah melewati bibirnya. Triya dengan ragu-ragu melingkarkan lidahnya di sekitar jari-jari Boris, menikmati nektarnya sendiri saat Boris memasukkan dan mengeluarkan jari-jemarinya dari mulutnya. Boris menarik jari-jarinya dari bibir Triya dan menyekanya di pipinya.
"Enak?" tanyanya, meskipun itu bukan pertanyaan.
Di belakangnya, Frans melepaskan gosi hitamnya yang besar dari celananya sambil masih menginjakkan salah satu kakinya di kepala Triya. Frans memposisikan dirinya di belakang Triya, pantatnya yang terbalik mengundangnya. Dengan tangannya yang bebas, dia mengarahkan ujung kontolnya yang berdenyut ke pintu masuk memek Triya, menggoda liang surgawinya yang basah berkilau dengan kepala palkon kontolnya yang besar dan berbentuk seperti jamur.
Frans menyeringai melihat wajah Triya yang berlinang air mata dan napasnya yang bergetar, lalu menatap pantatnya yang bulat dan montok yang bergoyang hanya beberapa senti dari penis hitam Papuanya yang berdenyut. Triya merasakan ujung gosi Frans yang tebal menerobos bibir vaginanya yang tembam saat mahasiswa Papua berbadan kekar itu memposisikan dirinya di antara kedua kakinya, meludahkan ludah ke batang penisnya sebelum menggosokkannya di sepanjang celah vagina Triya yang basah.
Tanpa menunda lebih lanjut, Frans menyerbu ke depan, menusuk Triya dengan batang penisnya yang besar dalam satu gerakan menghentak yang kuat. Triya menjerit, napasnya tersengal-sengal saat ia merasakan setiap senti penisnya menusuk semakin dalam dan meregangkan memeknya dengan lebar. Frans menekan kepala penisnya yang tebal dengan kuat ke lubang vagina Triya yang lembut. Kehangatan yang licin menyambutnya, meleleh di sekitar ujung palkonnya yang tebal mengganjal, mendesaknya untuk menyerbu semakin dalam.
Triya tersentak karena sodokan yang tiba-tiba itu, terkejut betapa tubuhnya dapat mengakomodasi lingkar tebal Frans dengan baik. Tidak ada perlawanan kali ini; tubuhnya menyambut ukuran penis Papua itu tanpa perlawanan. Triya menegang saat Frans menginjak kepalanya lebih ke bawah, meregangkan lehernya dalam prosesnya.
Frans memegang pinggul dan menginjak kepala Triya dengan kuat saat menggenjotnya, menggesek-gesekkan pipi Triya ke sajadah dan lantai saat ia semakin cepat dan intens menggempur dalam-dalam vagina Triya yang semakin basah kuyup.
"Ahhh!" lenguh Triya, mengangkat pinggulnya saat disodok gosi Papua seperti mesin jahit.
Triya menggeliat di bawah beban Frans yang menginjak kepalanya dan menggenjot memeknya, merasa takut sekaligus makin terangsang saat Frans makin kasar dan dominan. Triya menggeliat liar di bawah Frans, mendorong pantatnya lebih tinggi, hingga semua bagian batang penis hitam Papua Frans yang besar bisa masuk. Genjotan Frans setiap kali menyerbu benar-benar dalam hingga pangkal kontolnya beradu dengan pantat Triya.
Menimbulkan suara “plak, plak, plak!” yang cepat.
Urat gosi Papua yang tebal dan berdenyut bergesekan dengan dinding memek yang basah, mengirimkan sengatan listrik kenikmatan hingga otak dan sumsum tulang belakang Triya.
"Kau bisa sholat nanti." Timpal Boris.
Jantung Triya berdebar kencang saat kaki hitam berotot Frans semakin menjepit kepalanya yang tertutup mukena ke lantai, tekanan tak terduga yang membuat tulang punggungnya merinding.
"Tolong.. sakit.. ku mohon"
Triya mengerang, menggeliat saat Gobai mencengkeram pinggulnya dan menariknya ke atas, pantatnya mengarah padanya. Mukenanya menutupi semuanya kecuali wajah dan matanya, yang kini terbelalak lebar karena campuran ketakutan dan gairah. Gobai merobek mukena dan baju Triya, memperlihatkan bra dan celana dalam berenda merah muda di baliknya. Penisnya sudah berdiri tegak, siap untuk ronde berikutnya setelah pesta pora tadi malam. Celana dalam Triya tidak berdaya melawan kekuatannya yang luar biasa. Dengan satu tarikan cepat, Gobai merobeknya, meninggalkan Triya telanjang kecuali potongan mukena yang menutupi sebagian kepalanya yang masih terhimpit di bawah kaki Frans.
Boris terkekeh, "Lihat, sudah becek terangsang begini kau lonto Jawa." Dia menangkup vagina Triya yang terbuka dari belakang, merasakan panas dan basahnya.
Triya tersentak karena kontak yang tiba-tiba itu, tubuhnya secara naluriah melengkung ke tangan Boris. Mahasiswa Papua itu mengusap telapak tangannya yang kasar di lipatan sensitifnya, mengumpulkan cairannya sebelum menyebarkannya ke klitoris dosen itu. Boris menyelipkan dua jari ke dalam vaginanya yang licin, membuat Triya melenguh lebih keras. Bibirnya membentuk huruf O saat tangan Boris bergerak lebih cepat, mendorong lebih dalam setiap kalinya, melengkungkan jari-jarinya untuk menyentuh titik kenikmatan di dalam dinding vagina Triya.
Triya gemetar oleh permainan tangan Boris di memeknya, klimaksnya terbentuk seperti gelombang yang mengancam untuk menghantam pantai. Triya pun menggigit bibirnya untuk menahan lenguhannya agar tak keluar saat orgasme menerjangnya, pahanya menjepit erat di sekitar jari-jari Boris yang menyerbu.
Boris menarik jari-jarinya dan membawanya ke bibir Triya, mengusapkan cairannya di bibirnya.
"Hisap!!" perintahnya.
Triya menurut, mencicipi cairan cintanya sendiri saat Boris mendorong jari-jarinya yang basah melewati bibirnya. Triya dengan ragu-ragu melingkarkan lidahnya di sekitar jari-jari Boris, menikmati nektarnya sendiri saat Boris memasukkan dan mengeluarkan jari-jemarinya dari mulutnya. Boris menarik jari-jarinya dari bibir Triya dan menyekanya di pipinya.
"Enak?" tanyanya, meskipun itu bukan pertanyaan.
Di belakangnya, Frans melepaskan gosi hitamnya yang besar dari celananya sambil masih menginjakkan salah satu kakinya di kepala Triya. Frans memposisikan dirinya di belakang Triya, pantatnya yang terbalik mengundangnya. Dengan tangannya yang bebas, dia mengarahkan ujung kontolnya yang berdenyut ke pintu masuk memek Triya, menggoda liang surgawinya yang basah berkilau dengan kepala palkon kontolnya yang besar dan berbentuk seperti jamur.
Frans menyeringai melihat wajah Triya yang berlinang air mata dan napasnya yang bergetar, lalu menatap pantatnya yang bulat dan montok yang bergoyang hanya beberapa senti dari penis hitam Papuanya yang berdenyut. Triya merasakan ujung gosi Frans yang tebal menerobos bibir vaginanya yang tembam saat mahasiswa Papua berbadan kekar itu memposisikan dirinya di antara kedua kakinya, meludahkan ludah ke batang penisnya sebelum menggosokkannya di sepanjang celah vagina Triya yang basah.
Tanpa menunda lebih lanjut, Frans menyerbu ke depan, menusuk Triya dengan batang penisnya yang besar dalam satu gerakan menghentak yang kuat. Triya menjerit, napasnya tersengal-sengal saat ia merasakan setiap senti penisnya menusuk semakin dalam dan meregangkan memeknya dengan lebar. Frans menekan kepala penisnya yang tebal dengan kuat ke lubang vagina Triya yang lembut. Kehangatan yang licin menyambutnya, meleleh di sekitar ujung palkonnya yang tebal mengganjal, mendesaknya untuk menyerbu semakin dalam.
Triya tersentak karena sodokan yang tiba-tiba itu, terkejut betapa tubuhnya dapat mengakomodasi lingkar tebal Frans dengan baik. Tidak ada perlawanan kali ini; tubuhnya menyambut ukuran penis Papua itu tanpa perlawanan. Triya menegang saat Frans menginjak kepalanya lebih ke bawah, meregangkan lehernya dalam prosesnya.
Frans memegang pinggul dan menginjak kepala Triya dengan kuat saat menggenjotnya, menggesek-gesekkan pipi Triya ke sajadah dan lantai saat ia semakin cepat dan intens menggempur dalam-dalam vagina Triya yang semakin basah kuyup.
"Ahhh!" lenguh Triya, mengangkat pinggulnya saat disodok gosi Papua seperti mesin jahit.
Triya menggeliat di bawah beban Frans yang menginjak kepalanya dan menggenjot memeknya, merasa takut sekaligus makin terangsang saat Frans makin kasar dan dominan. Triya menggeliat liar di bawah Frans, mendorong pantatnya lebih tinggi, hingga semua bagian batang penis hitam Papua Frans yang besar bisa masuk. Genjotan Frans setiap kali menyerbu benar-benar dalam hingga pangkal kontolnya beradu dengan pantat Triya.
Menimbulkan suara “plak, plak, plak!” yang cepat.
Urat gosi Papua yang tebal dan berdenyut bergesekan dengan dinding memek yang basah, mengirimkan sengatan listrik kenikmatan hingga otak dan sumsum tulang belakang Triya.
Klik Nomor untuk lanjutannya