"NAIK KENDARAAN JANGAN MELENG GITU DONG, MBAK" gertak seorang bapak-bapak.
"Iya, pak, maaf" seorang wanita berhijab berseragam pegawai pemerintah hanya tertunduk pasrah dimaki supir angkot yang mobilnya ditabrak olehnya.
"Mbak, pokoknya harus ganti rugi"
"Iya, pak, nanti diganti, ini juga motor saya depannya pecah"
"HALAH ALESAN, CEPAT GANTI RUGI SEKARANG JUGA"
Seorang berpakaian tentara yang sedari tadi melihat dari dalam warung yang tidak jauh dari tempat kejadian menghampiri keributan tadi.
"Ada apa ini pak?" Tanya tentara tadi.
Supir tadi kaget dan menciut juga nyalinya melihat seorang tentara hendak ikut campur masalah dia karena pada dasarnya dia tahu sebenarnya yang salah itu adalah si supir karena berhenti seenaknya dan mendadak.
"Ini, mbak ini nabrak mobil saya, saya mau minta pertanggungjawabannya" kata supir sambil menunjuk ke wanita tadi.
Tentara dan wanita itu sejenak saling beratatapan. Agak kaget dan tersirat juga dari tatapan mereka ada sesuatu yang ingin mereka bicarakan. Pandangan sang tentara beralih ke supir dan menatapnya dengan tajam dan mengintimidasi.
"Pak, dari tadi saya di warung melihat yang sebenarnya terjadi, kecelakaan ini bukan salah mbaknya. Anda mau saya jadi saksi kalau seandainya masalah ini ditempuh jalur hukum?"
Si supir akhirnya hanya berpaling dan masuk lagi ke mobilnya dengan menggerutu. Sang tentara hendak menghampiri supir tadi untuk meminta pertanggungjawaban atas kelalaiannya. Akan tetapi wanita tersebut menahan tangan si tentara.
"Udah, mas, jangan diperpanjang" katanya sambil masih memegang lengan tentara.
Akhirnya si tentara itupun mengurungkan niatnya.
"Kamu nggak papa, Lin?" Tanya tentara itu kepada Linda.
Nama wanita yang mengalami insiden tabrakan tadi adalah Linda.
"Iya. Nggak papa, mas. Untung ada Mas Har di sini. Makasih, mas" jawab Linda dengan senyum ramah.
Senyum yang sudah lama tidak pernah dilihat Hariadi, si tentara tadi.
"Kita bawa ke bengkel motormu, Lin"
"Iya, mas"
Untung motor yang dibawa Linda masih bisa jalan karena hanya bagian pentup lampu depannya aja yang rusak.
Dalam perjalanan Linda dan Hari sempat mengobrol ringan. Sebenarnya ada rasa tersendiri bagi keduanya bisa bertemu lagi. Terlebih bagi Hari. Keduanya dulu adalah sepasang kekasih sewaktu masih di bangku SMA.
Hari adalah kakak kelas yang memacari adik kelasnya, Linda. Namun karena keadaan, setelah lulus sekolah Hari mengambil pendidikan militer dan terpaksa harus lost contact dengan Linda. Walaupun sebenarnya masih bisa menjaga hubungan selagi menempuh pendidikan waktu itu. Namun Hari yang masih muda dulu bertekad menimba ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya dan mengabaikan kehidupan asmaranya.
Kini dia sudah terbilang sukses. Pangkat sudah didapat, dan diapun punya usaha sampingan di bidang kuliner. Pertemuannya dengan Linda benar-benar bagaikan kebahagiaan tersendiri bagi dia.
Setibanya di bengkel ternyata bengkel tersebut cukup ramai orderan servis hari itu. Pihak bengkel mengkonfirmasi kalau mungkin baru akan dikerjakan besok. Tidak ada pilihan bagi Linda selain dia menintipkan motornya di bengkel.
"Titipin aja di sini, lin. Besok baru diambil" kata Hari menyarankan.
"Iya. Kayaknya memang nggak ada pilihan lain mas" ujar Linda pasrah.
"Udah yuk saya antar kamu pulang" kata Hari menawarkan sambil menggamit tangan Linda.
Linda sempat kaget dan bingung sejenak atas perlakuan Hari tapi entah kenapa dia hanya pasrah mengkuti langkah Hari. Ada rasa berdebar-debar juga di hatinya sekarang ini ketika tangannya digenggam oleh orang yang pernah mengisi hatinya. Keduanyapun masuk mobil.
Di perjalanan mereka bercerita kehidupan masing-masing sebelum bertemu saat ini. Hari menceritakan perjalanan karirnya di militer hingga mencapai posisi sekarang. Dan karena kesibukannya di ketentaraan sekarang tidak begitu menguras waktu, dia juga menggeluti bisnis kuliner selain bertugas sebagai tentara yang bermarkas di koramil daerah itu.
Ada rasa kagum Linda terhadap Hari saat ini. Dia benar-benar jadi pria hebat bisa meraih pencapaian seperti sekarang ini. Secara tidak sadar dia membandingkan dengan kondisi suaminya saat ini.
Secara kemapanan tidak jauh berbeda memang. Suaminya adalah seorang yang sekarang meraih posisi yang cukup strategis di dinas pendidikan. Bahkan hari ini dia sedang menjalankan diklat kenaikan jabatan. Dan karena dukungan suaminyalah Linda juga sekarang bisa menjadi guru SD dan menamatkan kuliahnya walaupun harus vakum pendidikan dulu selama 3 tahun setelah lulus SMA.
Hanya saja untuk segi fisik, suami Linda bisa dikatakan masih di bawah Hari yang seorang tentara. Lebih gagah dan... tampan. Begitulah yang terbesit di pikiran Linda sejenak hingga dia menepis pikiran-pikiran seperti itu, ada rasa sedikit bersalah membandingkan suaminya dengan mantannya sekarang yang ada di depannya ini.
Tak berapa lama mereka sampai di rumah Linda.
"Ini rumah kamu?" Tanya Hari.
"Iya"
"Boleh main? aku mau ketemu suami sama anak kamu sekalian silaturahmi dan membantu menjelaskan kejadian tadi siang biar dia nggak khawatir"
"Iya, pak, maaf" seorang wanita berhijab berseragam pegawai pemerintah hanya tertunduk pasrah dimaki supir angkot yang mobilnya ditabrak olehnya.
"Mbak, pokoknya harus ganti rugi"
"Iya, pak, nanti diganti, ini juga motor saya depannya pecah"
"HALAH ALESAN, CEPAT GANTI RUGI SEKARANG JUGA"
Seorang berpakaian tentara yang sedari tadi melihat dari dalam warung yang tidak jauh dari tempat kejadian menghampiri keributan tadi.
"Ada apa ini pak?" Tanya tentara tadi.
Supir tadi kaget dan menciut juga nyalinya melihat seorang tentara hendak ikut campur masalah dia karena pada dasarnya dia tahu sebenarnya yang salah itu adalah si supir karena berhenti seenaknya dan mendadak.
"Ini, mbak ini nabrak mobil saya, saya mau minta pertanggungjawabannya" kata supir sambil menunjuk ke wanita tadi.
Tentara dan wanita itu sejenak saling beratatapan. Agak kaget dan tersirat juga dari tatapan mereka ada sesuatu yang ingin mereka bicarakan. Pandangan sang tentara beralih ke supir dan menatapnya dengan tajam dan mengintimidasi.
"Pak, dari tadi saya di warung melihat yang sebenarnya terjadi, kecelakaan ini bukan salah mbaknya. Anda mau saya jadi saksi kalau seandainya masalah ini ditempuh jalur hukum?"
Si supir akhirnya hanya berpaling dan masuk lagi ke mobilnya dengan menggerutu. Sang tentara hendak menghampiri supir tadi untuk meminta pertanggungjawaban atas kelalaiannya. Akan tetapi wanita tersebut menahan tangan si tentara.
"Udah, mas, jangan diperpanjang" katanya sambil masih memegang lengan tentara.
Akhirnya si tentara itupun mengurungkan niatnya.
"Kamu nggak papa, Lin?" Tanya tentara itu kepada Linda.
Nama wanita yang mengalami insiden tabrakan tadi adalah Linda.
"Iya. Nggak papa, mas. Untung ada Mas Har di sini. Makasih, mas" jawab Linda dengan senyum ramah.
Senyum yang sudah lama tidak pernah dilihat Hariadi, si tentara tadi.
"Kita bawa ke bengkel motormu, Lin"
"Iya, mas"
Untung motor yang dibawa Linda masih bisa jalan karena hanya bagian pentup lampu depannya aja yang rusak.
Dalam perjalanan Linda dan Hari sempat mengobrol ringan. Sebenarnya ada rasa tersendiri bagi keduanya bisa bertemu lagi. Terlebih bagi Hari. Keduanya dulu adalah sepasang kekasih sewaktu masih di bangku SMA.
Hari adalah kakak kelas yang memacari adik kelasnya, Linda. Namun karena keadaan, setelah lulus sekolah Hari mengambil pendidikan militer dan terpaksa harus lost contact dengan Linda. Walaupun sebenarnya masih bisa menjaga hubungan selagi menempuh pendidikan waktu itu. Namun Hari yang masih muda dulu bertekad menimba ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya dan mengabaikan kehidupan asmaranya.
Kini dia sudah terbilang sukses. Pangkat sudah didapat, dan diapun punya usaha sampingan di bidang kuliner. Pertemuannya dengan Linda benar-benar bagaikan kebahagiaan tersendiri bagi dia.
Setibanya di bengkel ternyata bengkel tersebut cukup ramai orderan servis hari itu. Pihak bengkel mengkonfirmasi kalau mungkin baru akan dikerjakan besok. Tidak ada pilihan bagi Linda selain dia menintipkan motornya di bengkel.
"Titipin aja di sini, lin. Besok baru diambil" kata Hari menyarankan.
"Iya. Kayaknya memang nggak ada pilihan lain mas" ujar Linda pasrah.
"Udah yuk saya antar kamu pulang" kata Hari menawarkan sambil menggamit tangan Linda.
Linda sempat kaget dan bingung sejenak atas perlakuan Hari tapi entah kenapa dia hanya pasrah mengkuti langkah Hari. Ada rasa berdebar-debar juga di hatinya sekarang ini ketika tangannya digenggam oleh orang yang pernah mengisi hatinya. Keduanyapun masuk mobil.
Di perjalanan mereka bercerita kehidupan masing-masing sebelum bertemu saat ini. Hari menceritakan perjalanan karirnya di militer hingga mencapai posisi sekarang. Dan karena kesibukannya di ketentaraan sekarang tidak begitu menguras waktu, dia juga menggeluti bisnis kuliner selain bertugas sebagai tentara yang bermarkas di koramil daerah itu.
Ada rasa kagum Linda terhadap Hari saat ini. Dia benar-benar jadi pria hebat bisa meraih pencapaian seperti sekarang ini. Secara tidak sadar dia membandingkan dengan kondisi suaminya saat ini.
Secara kemapanan tidak jauh berbeda memang. Suaminya adalah seorang yang sekarang meraih posisi yang cukup strategis di dinas pendidikan. Bahkan hari ini dia sedang menjalankan diklat kenaikan jabatan. Dan karena dukungan suaminyalah Linda juga sekarang bisa menjadi guru SD dan menamatkan kuliahnya walaupun harus vakum pendidikan dulu selama 3 tahun setelah lulus SMA.
Hanya saja untuk segi fisik, suami Linda bisa dikatakan masih di bawah Hari yang seorang tentara. Lebih gagah dan... tampan. Begitulah yang terbesit di pikiran Linda sejenak hingga dia menepis pikiran-pikiran seperti itu, ada rasa sedikit bersalah membandingkan suaminya dengan mantannya sekarang yang ada di depannya ini.
Tak berapa lama mereka sampai di rumah Linda.
"Ini rumah kamu?" Tanya Hari.
"Iya"
"Boleh main? aku mau ketemu suami sama anak kamu sekalian silaturahmi dan membantu menjelaskan kejadian tadi siang biar dia nggak khawatir"
"Suamiku lagu nggak ada di rumah, mas, dia lagi ada diklat kenaikan jabatan, kalau Putri dia sekolahnya full day jadi sampai sore baru saya jemput"
"Owh.. gitu"
"..."
"..."
"Mau mampir sebentar mas?"
Entah kenapa Linda melontarkan tawaran kepada Hari untuk singgah sejenak di rumahnya padahal di sana sedang tidak ada siapa-siapa kecuali hanya akan ada dia berdua, Linda dan Hari. Linda sebenarnya agak kaget juga kenapa dia menawarkan laki-laki lain masuk ke rumahnya padahal suaminya sedang tidak ada.
Tapi di sisi lain dia juga membenarkan aksinya ini karena dia merasa berhutang budi pada Hari karena membantu menyelesaikan masalah kecelakaan tadi. Dia tidak tahu bagaimana jadinya kalau Hari tidak ada. Mungkin dia akan keluar uang banyak karena diperas oleh supir serampangan tadi.
"Boleh, Lin" jawab Hari diiringi senyum ramah ke Linda.
Keduanya pun masuk ke rumah bersama-sama.
"Mau minum apa, mas?" Tawar Linda setelah mempersilakan Hari duduk di ruang tamu.
"Apa aja, Lin, yang penting dingin" jawab Hari.
Lindapun beranjak ke dapur untuk menyiapkan minuman dan mengambil beberapa cemilan untuk dijamukan ke tamunya.
Selagi menyiapkan minuman di dapur tiba-tiba Linda dikejutkan dengan sepasang tangan yang merangkulnya dari belakang. Lindapun reflek berusaha melepaskan pelukan itu sambil menoleh ke belakang. Didapatinya mantan kekasihnya dulu sedang merengkuh kesintalan tubuh Linda dari belakang.
"Mas, apa-apaan ini?" Tanya Linda dengan nada tinggi namun tidak keras khawatir kedengaran orang dari luar sambil masih berusaha melepaskan diri dari dekapan.
Dibaliknya tubuh Linda oleh Hari hingga akhirnya mereka berhadapan dan masih dalam rangkulan Hari pada pinggangnya.
"Aku kangen sama kamu, Lin, apa kamu juga nggak merasakan hal itu sama aku?" Balas Hari.
Tatapan matanya tenang tapi dalam seolah menembus mata indah wanita di depannya seolah tidak takut apa yang akan terjadi di depannya.
"Sadar, mas, aku udah punya suami dan anak" tanggap Linda yang juga sambil menatap mata Hari untuk meyakinkan bahwa hal ini salah.
"Kamu tahu, Lin, aku kangen sekali sama kamu, hal yang paling berat ketika awal karantina dulu di angkatan adalah harus putus komunikasi sama kamu"
Hari mulai menceritakan masa lalunya saat harus rela mengorbankan hubungannya dengan Linda demi masa depan dia. Bagaimana rindunya dia dengan Linda dan sangat ingin menghubungi Linda. Sampai akhirnya dia merasa harus fokus dengan pendidikannya.
Dan ketika ditugaskan di kota sekarang ini, dia mulai tertarik belajar mengembangkan bisnis kuliner hingga akhirnya dia punya bisnis rumah makan sendiri.
"Lin, semua yang aku lakukan ini salah satu tujuannya adalah agar aku benar-benar pantas berada di samping kamu, Lin, aku ingin menjadi pria terhebat yang buat kamu." kata Hari mengakhiri cerita singkat masa lalunya.
Ada sebersit kebanggaan dalam diri Linda mendengar cerita dari orang yang pernah mengisi hatinya ini. Sebab perjuangan Hari untuk merajut masa depan yang cerah adalah karena salah satu tujuannya adalah dia. Linda merasa tersanjung dijadikan wanita yang berharga seperti itu. Yang harus diperjuangkan oleh pria. Hanya saja....
"Mas, makasih, udah perjuangin aku sebesar itu, tapi aku sudah berkeluarga. Aku harap mas bisa lupakan aku, menjalani hidup baru, dan dipertemukan dengan yang terbaik buat, mas" ucap Linda sambil menatap Hari dengan tatapan sendu yang seolah-olah mengatakan terima kasih atas segala usahanya.
Dibalasnya ucapan Linda dengan seulas senyum dari Hari dan dilanjutkan dengan memeluk lebih erat mantan pacarnya yang sudah menjadi ibu dari satu anak itu. Didekapnya tubuh sintal itu sambil punggungnya ia elus-elus mesra. Tak ada penolakan pun tak ada reaksi balasan dari yang empunya tubuh semok itu. Tangannya yang masih tertaruh di dada laki-laki itu sekarang terhimpit dua badan yang semakin mendekat karena pekukan.
Perasaan nyaman dipeluk mantan kekasihnya dulu membuat dia menyandarkan kepalanya di dada Hari sehingga pipinya nempel di dada Hari sambil memejamkan mata menikmati momen ini. Merasa Linda sudah terlihat nyaman dengan semua ini, tangan kanan Hari mulai beralih memegang kepala belakang Linda yang masih terbalut jilbabnya. Dia dongakkan kepala Linda lalu diciumnya kening wanita pujaannya ini.
Harusnya Linda menolak perlakuan Hari ini. Dalam hati Linda merasa ini salah. Tapi di sisi lain Linda ingin sekali menikmati perasaan yang sedang bergejolak ini. Perasaan yang dulu pernah ada seolah disirami kembali hingga tumbuh lagi. Dan sisi lainnya inilah yang menang. Matanya tetap ia pejamkan dan menikmati rasanya disayang oleh kekasihnya dulu.
Ciuman hari menjalar turun ke hidung Linda hingga sampai suatu saat kedua bibir pasangan tidak sah ini bertemu. Awalnya Linda kaget saat bibirnya tersentuh oleh bibir Hari. Secara refleks ia mundurkan kepalanya untuk menghindari pergumulan bibir itu berlanjut seolah terpantik rasa sadar kalau perbuatan ini salah.
Akan tetapi gerakan kedua tangan Hari yang merengkuh punggung Linda dan diikuti dimajukan kepalanya untuk memburu bibir lembut wanita berjilbab itu membuat usahanya untuk menghindar menjadi gagal. Bibir mereka bertemu tanpa miss seditkitpun. Linda hanya bisa memejamkan mata seolah tidak mau merasakan gejolak nafsu pada dirinya. Namun tubuhnya tidak sejalan dengan akal sehatnya.
Tidak berapa lama tempelan antara kedua bibir berlawanan jenis itupun terlepas. Agak lega rasanya bagi Linda karena penderitaan syahwatnya telah usai. Tapi itu salah. Hari kini menyerang leher Linda yang masih tertutup jilbab. Dia mengusel-usel kepalanya sembari menghirum aroma parfum yang menempel di jilbab Linda. Kendati masih ada penutup, namun sensasi geli masih bisa menembus kain jilbab tersebut, membuat yang empunya merasakan kegelian dicampur gairah yang mulai meletup. Karena bibir Linda sudah tidak tersumpal lagi, kini desahan dia mulai terdengar.
"Ahhh.... mashh.. tolonghh.. hhh... janganhh.. seperti innihhh.." mulutnya terbata-bata tercampur desahan nikmatnya.
Pikirannya masih sadar kalau perbuatan ini salah. Tapi nafsunya berkata lain. Kedua tangan halusnya yang tadi merapat di dada Hari sekarang berpindah ke pundak pria yang masih berseragam tentara itu. Sebenarnya tangan itu hendak mendorong tubuh kekar itu, akan tetapi yang terjadi justru malah terlihat seperti meremas pakaian seragam pria yang sedang menggumulinya dan sedikit gerakan menarik untuk lebih mendekat ke dirinya sendiri.
Mendapati "lampu hijau" seperti itu, Hari menghentikan ciumannya di jilbab Linda.
Setelah memberikan senyuman lembut sejenak, Hari mulai berani merenggut jilbab yang dipakai istri orang tersebut. Dilolosinya penutup kepala wanita di depannya. Terpampanglah kini salah satu aurat wanita yang harusnya ia jaga dari pandangan bukan muhrimnya. Rambut hitam, panjang, lurus sedikit panjang melewati bahunya.
"Tambah cantik kamu dengan rambut panjang, Lin" Puji Hari sambil membelai rambut wanita di depannya itu.
Sang pemik rambut hanya tersenyum tipis dan menunduk malu di hadapan pria yang pernah mengisi kisah asmaranya dulu. Teringat dulu ketika mereka masih menjalin hubungan, Linda kala itu berambut pendek bergaya tomboy. Setelannya sangat pas waktu itu karena dia aktif di ekskul voli
"Owh.. gitu"
"..."
"..."
"Mau mampir sebentar mas?"
Entah kenapa Linda melontarkan tawaran kepada Hari untuk singgah sejenak di rumahnya padahal di sana sedang tidak ada siapa-siapa kecuali hanya akan ada dia berdua, Linda dan Hari. Linda sebenarnya agak kaget juga kenapa dia menawarkan laki-laki lain masuk ke rumahnya padahal suaminya sedang tidak ada.
Tapi di sisi lain dia juga membenarkan aksinya ini karena dia merasa berhutang budi pada Hari karena membantu menyelesaikan masalah kecelakaan tadi. Dia tidak tahu bagaimana jadinya kalau Hari tidak ada. Mungkin dia akan keluar uang banyak karena diperas oleh supir serampangan tadi.
"Boleh, Lin" jawab Hari diiringi senyum ramah ke Linda.
Keduanya pun masuk ke rumah bersama-sama.
"Mau minum apa, mas?" Tawar Linda setelah mempersilakan Hari duduk di ruang tamu.
"Apa aja, Lin, yang penting dingin" jawab Hari.
Lindapun beranjak ke dapur untuk menyiapkan minuman dan mengambil beberapa cemilan untuk dijamukan ke tamunya.
Selagi menyiapkan minuman di dapur tiba-tiba Linda dikejutkan dengan sepasang tangan yang merangkulnya dari belakang. Lindapun reflek berusaha melepaskan pelukan itu sambil menoleh ke belakang. Didapatinya mantan kekasihnya dulu sedang merengkuh kesintalan tubuh Linda dari belakang.
"Mas, apa-apaan ini?" Tanya Linda dengan nada tinggi namun tidak keras khawatir kedengaran orang dari luar sambil masih berusaha melepaskan diri dari dekapan.
Dibaliknya tubuh Linda oleh Hari hingga akhirnya mereka berhadapan dan masih dalam rangkulan Hari pada pinggangnya.
"Aku kangen sama kamu, Lin, apa kamu juga nggak merasakan hal itu sama aku?" Balas Hari.
Tatapan matanya tenang tapi dalam seolah menembus mata indah wanita di depannya seolah tidak takut apa yang akan terjadi di depannya.
"Sadar, mas, aku udah punya suami dan anak" tanggap Linda yang juga sambil menatap mata Hari untuk meyakinkan bahwa hal ini salah.
"Kamu tahu, Lin, aku kangen sekali sama kamu, hal yang paling berat ketika awal karantina dulu di angkatan adalah harus putus komunikasi sama kamu"
Hari mulai menceritakan masa lalunya saat harus rela mengorbankan hubungannya dengan Linda demi masa depan dia. Bagaimana rindunya dia dengan Linda dan sangat ingin menghubungi Linda. Sampai akhirnya dia merasa harus fokus dengan pendidikannya.
Dan ketika ditugaskan di kota sekarang ini, dia mulai tertarik belajar mengembangkan bisnis kuliner hingga akhirnya dia punya bisnis rumah makan sendiri.
"Lin, semua yang aku lakukan ini salah satu tujuannya adalah agar aku benar-benar pantas berada di samping kamu, Lin, aku ingin menjadi pria terhebat yang buat kamu." kata Hari mengakhiri cerita singkat masa lalunya.
Ada sebersit kebanggaan dalam diri Linda mendengar cerita dari orang yang pernah mengisi hatinya ini. Sebab perjuangan Hari untuk merajut masa depan yang cerah adalah karena salah satu tujuannya adalah dia. Linda merasa tersanjung dijadikan wanita yang berharga seperti itu. Yang harus diperjuangkan oleh pria. Hanya saja....
"Mas, makasih, udah perjuangin aku sebesar itu, tapi aku sudah berkeluarga. Aku harap mas bisa lupakan aku, menjalani hidup baru, dan dipertemukan dengan yang terbaik buat, mas" ucap Linda sambil menatap Hari dengan tatapan sendu yang seolah-olah mengatakan terima kasih atas segala usahanya.
Dibalasnya ucapan Linda dengan seulas senyum dari Hari dan dilanjutkan dengan memeluk lebih erat mantan pacarnya yang sudah menjadi ibu dari satu anak itu. Didekapnya tubuh sintal itu sambil punggungnya ia elus-elus mesra. Tak ada penolakan pun tak ada reaksi balasan dari yang empunya tubuh semok itu. Tangannya yang masih tertaruh di dada laki-laki itu sekarang terhimpit dua badan yang semakin mendekat karena pekukan.
Perasaan nyaman dipeluk mantan kekasihnya dulu membuat dia menyandarkan kepalanya di dada Hari sehingga pipinya nempel di dada Hari sambil memejamkan mata menikmati momen ini. Merasa Linda sudah terlihat nyaman dengan semua ini, tangan kanan Hari mulai beralih memegang kepala belakang Linda yang masih terbalut jilbabnya. Dia dongakkan kepala Linda lalu diciumnya kening wanita pujaannya ini.
Harusnya Linda menolak perlakuan Hari ini. Dalam hati Linda merasa ini salah. Tapi di sisi lain Linda ingin sekali menikmati perasaan yang sedang bergejolak ini. Perasaan yang dulu pernah ada seolah disirami kembali hingga tumbuh lagi. Dan sisi lainnya inilah yang menang. Matanya tetap ia pejamkan dan menikmati rasanya disayang oleh kekasihnya dulu.
Ciuman hari menjalar turun ke hidung Linda hingga sampai suatu saat kedua bibir pasangan tidak sah ini bertemu. Awalnya Linda kaget saat bibirnya tersentuh oleh bibir Hari. Secara refleks ia mundurkan kepalanya untuk menghindari pergumulan bibir itu berlanjut seolah terpantik rasa sadar kalau perbuatan ini salah.
Akan tetapi gerakan kedua tangan Hari yang merengkuh punggung Linda dan diikuti dimajukan kepalanya untuk memburu bibir lembut wanita berjilbab itu membuat usahanya untuk menghindar menjadi gagal. Bibir mereka bertemu tanpa miss seditkitpun. Linda hanya bisa memejamkan mata seolah tidak mau merasakan gejolak nafsu pada dirinya. Namun tubuhnya tidak sejalan dengan akal sehatnya.
Tidak berapa lama tempelan antara kedua bibir berlawanan jenis itupun terlepas. Agak lega rasanya bagi Linda karena penderitaan syahwatnya telah usai. Tapi itu salah. Hari kini menyerang leher Linda yang masih tertutup jilbab. Dia mengusel-usel kepalanya sembari menghirum aroma parfum yang menempel di jilbab Linda. Kendati masih ada penutup, namun sensasi geli masih bisa menembus kain jilbab tersebut, membuat yang empunya merasakan kegelian dicampur gairah yang mulai meletup. Karena bibir Linda sudah tidak tersumpal lagi, kini desahan dia mulai terdengar.
"Ahhh.... mashh.. tolonghh.. hhh... janganhh.. seperti innihhh.." mulutnya terbata-bata tercampur desahan nikmatnya.
Pikirannya masih sadar kalau perbuatan ini salah. Tapi nafsunya berkata lain. Kedua tangan halusnya yang tadi merapat di dada Hari sekarang berpindah ke pundak pria yang masih berseragam tentara itu. Sebenarnya tangan itu hendak mendorong tubuh kekar itu, akan tetapi yang terjadi justru malah terlihat seperti meremas pakaian seragam pria yang sedang menggumulinya dan sedikit gerakan menarik untuk lebih mendekat ke dirinya sendiri.
Mendapati "lampu hijau" seperti itu, Hari menghentikan ciumannya di jilbab Linda.
Setelah memberikan senyuman lembut sejenak, Hari mulai berani merenggut jilbab yang dipakai istri orang tersebut. Dilolosinya penutup kepala wanita di depannya. Terpampanglah kini salah satu aurat wanita yang harusnya ia jaga dari pandangan bukan muhrimnya. Rambut hitam, panjang, lurus sedikit panjang melewati bahunya.
"Tambah cantik kamu dengan rambut panjang, Lin" Puji Hari sambil membelai rambut wanita di depannya itu.
Sang pemik rambut hanya tersenyum tipis dan menunduk malu di hadapan pria yang pernah mengisi kisah asmaranya dulu. Teringat dulu ketika mereka masih menjalin hubungan, Linda kala itu berambut pendek bergaya tomboy. Setelannya sangat pas waktu itu karena dia aktif di ekskul voli
Wanita bergelut dengan olahraga emang sedikit muncul gaya-gaya tomboinya. Pun begitu juga Linda. Dan di arena olahraga inilah kedua Linda dan Hari mulai kenal lebih dekat karena Hari juga aktif di voli.
Kembali di waktu sekarang, wanita di hadapannya kini berubah menjadi sosok anggun dan feminim. Rambut panjang yang tertutup jilbab, setelan pegawai pemerintah yang cukup membentuk lekuk tubuh, dengan rok panjang menambah kesan kalu mantan pacarnya kini menjadi sosok berbeda dari dulu. Jauh lebih cantik. Itulah yang dipikiran Hari.
Tidak berlama-lama berdiam diri tanpa gerakan, Hari merengkuh kepala belakang Linda dan memburu bibir berlipstik soft colour tidak terkesan menor itu.
"Mmmph... ahh.. mmhh.. ehm.. ah..."
Suara desahan tertutup dengan adanya katupan bibir dari dua orang ini. Linda perlahan mulai menikmati keadaannya sekarang ini. Cumbuan bertubi-tubi dari mantan kekasihnya membuat wanita yang sudah menjadi istri orang ini mulai takluk. Matanya masih terpejam dalam merasakan gairah yang mulai meletup. Dia rupanya masih terlalu malu untuk melihat kondisinya saat ini. Dicumbu oleh laki-laki bukan suaminya di rumah sendiri.
"Clep.. clep.. clep.."
Suara lumatan mulut bisa sampai terdengar di dapur yang smemang tidak ada siapa-siapa lagi di sana selain kedua manusia yang sedang bercumbu ini.
"Mpph... ehmm.. mmh.. ahm.."
Perlahan ciuman Hari turun ke dagu terus beralih ke leher.
"Ahh.. mash.. eh... eh.. ah... gelihh..." desah Linda yang sedang digarap leher putihnya ini.
Leher yang harusnya dijaga dari pandangan laki bukan muhrimnya kini digarap habis-habisan oleh pria yang masih lengkap dengan seragam militernya. Dicium, dijilat, dicumbunya leher wanita yang pernah menjadi pujaan pria berseragam ini.
"Hhh.. eh... shh.. ah..."
Tak henti-hentinya Linda mendesah karena rangsangan-rangsangan di tubuhnya. Matanya masih saja terpejam meresapi perlakuan laki-laki bukan suaminya ini. Respon Linda benar-benar memang sudah menunjukkan kalalu dirinya sudah takluk dengan kenikmatan nafsu yang melanda. Namun rasa malu agaknya masih menghinggap di hati Linda sehingga biarpun nafsunya sudah menguasai tapi dia tidak memberikan tanggapan sama agresifnya. Hanya pasif menikmati semua perlakuan Hari di tubuh sintalnya.
Hari mencoba untuk melangkah lebih jauh dengan meremas-remas pantat montok yang masih berbalut rok coklat khas pegawai pemerintah itu tanpa menghentikan jamahannya di leher putih yang sekarang mulai agak memerah karena serangan nafsu pria itu.
"Auh... ehh... mpph... mfhmn... mhm.."
Remasan di pantatnya membuat Linda tak tahan untuk tidak mengerang. Namun dalam sekejap mulut itu telah tersumpal kembali oleh mulut pejantan nekat itu. Dia tidak peduli kalau di depannya adalah istri orang. Yang dia pedulikan saat ini adalah bagaimana hasrat yang lama ia pendam ia salurkan.
"Ahm.. mhhm... mmhh... ah... mmh... umphh"
Clep.. clep.... clep...
Suara desahan tertahan dan saling lumatan mulut membahana di ruang dapur yang sepi itu. Tangan Linda sudah mulai memeluk punggung Hari walaupun pelukan tidak terlalu erat. Namun itu sudah menunjukkan kalau keduanya sudah terbuai dengan gairah syahwatnya masing masing. Mulut si wanita secara sukarela terbuka sehingga lidah si pria di depannya bisa menjelajah bebas di mulut menggemaskan itu. Mulut yang setiap pria di luar sana menginginkan mendapatkan hal yang sama yang didapat pria beruntung ini.
Tangan Hari yang masih aktif meremas-remas pantat sekal itu mulai mencoba mencari resleting rok yang dikenakan Linda. Tidak butuh waktu untuk menemukannya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, ia buka rok itu, ia pelorotkan sampai jatuh ke lantai lalu diputarnya tubuh Linda sehingga posisi Linda sekarang membelakanginya.
Sekilas Hari melongok ke bawah melihat bulatan pantat di depannya. Ia meneguk ludah mengagumi pemandangan bagian bawah tubuh wanita mantan kekasihnya dulu. Sebuah pantat mulus yang ditutupi celana dalam putih berenda. "Seksi", kata itulah yang pasti langsung terlintas di kaum adam jika melihat pemandangan bagian bawah tubuh Linda ini.
Linda menengok ke belakang menatap Hari dengan mata sayu. Ia sebenarnya ingin minta disudahi pergumulan ini, namun mulutnya terasa kelu untuk mengatakannya. Ada rasa malu karena memperlihatkan pantatnya pada lelaki ini, namun di sisi lain ada rasa berharap ingin pergumulan ini bergerak lebih jauh lagi. Hari membalas tatapan mata Linda dengan mengarahkan tangan kirinya ke pundak kiri Linda dan mendorongnya ke depan sehingga posisi Linda agak sedikit membungkuk. Posisi seperti itu membuat pantat Linda menungging dan semakin menggoda saja. Tak ada kata-kata apapun dari Linda. Dia hanya menurut saja apapun yang dilakukan Hari terhadap tubuhnya.
“ehh..” nafas Linda tercekat ketika ada sesuatu yang mengelus daerah selangkangannya.
Geli bercampur nikmat. Sedikit menengok ke belakang Linda untuk mengetahui apa yang terjadi. Tangan kanan Hari kini bermain-main di selangkangan linda. Terutuma di bagian pusat kenikmatan seorang wanita. Tangan Hari ia gesek-gesekkan pada vagina yang masih tertutup celana dalam itu.
Ditatapnya dengan tatapan sayu mata laki-laki yang dengan kurang ajarnya mengerjai dia seperti itu. Ada pertanyaan di benaknya mengapa Hari melakukan ini padanya namun tidak ia utarakan. Linda berhenti menatap mantan kekasihnya itu dan kini dia menundukkan kepalanya sambil memejamkan mata menikmati keaadan ini. Tangannya bertumpu pada tembok rendah yang digunakan untuk meletakkan kompor dan barang-barang dapur lain.
“eh.. eh.. eh..” desahan demi desahan keluar dari mulut linda sambil tetap matanya terpejam akibat elusan-elusan lembut di paha dalamnya.
Sedikit ada rasa malu sebenarnya diperlakukan hal seperti sekarang ini di tempat terbuka, di dapur, apalagi dengan laki-laki bukan suaminya ini. Namun sensasi malu bercampur nikmat membuat Linda pasrah menikmati keaadan ini.
Tidak lama kemudian Hari menurunkan celana dalam Linda sampai batas lututnya sehingga terpampanglah bongkahan pantat Linda yang sekal dan menggoda. Sekarang keadaannya Linda masih berpakain atas lengkap, namun bawahannya sudah tidak ada yang menutupi lagi. Rasa malu bercampur nafsu membuat pipi Linda bersemu merah, dia hanya bisa menanti aksi pejantan di belankang dia selanjutnya.
Clep.. Clep..Clep
“ah.. ah.. ah..” Linda mendongak sambil mulutnya mendesah merasakan jari tengah dan jari manis Hari masuk ke liang kemaluannya.
Pria asing di rumahnya ini sedang dengan seenaknya mengobel-obel vagina tuan rumah. Tusukan demi tusukan dibumbui dengan desahan Linda yang sudah pasrah mau diapakan saja. Vagina Linda yang sudah basah sejak awal pergumulan menimbulkan bunyi becek diiringi desahan si empunyanya.
Clek. Clek. Clek. Clek..
“eh.. ah.. ah. Ah.. ah.. shh”
Kembali di waktu sekarang, wanita di hadapannya kini berubah menjadi sosok anggun dan feminim. Rambut panjang yang tertutup jilbab, setelan pegawai pemerintah yang cukup membentuk lekuk tubuh, dengan rok panjang menambah kesan kalu mantan pacarnya kini menjadi sosok berbeda dari dulu. Jauh lebih cantik. Itulah yang dipikiran Hari.
Tidak berlama-lama berdiam diri tanpa gerakan, Hari merengkuh kepala belakang Linda dan memburu bibir berlipstik soft colour tidak terkesan menor itu.
"Mmmph... ahh.. mmhh.. ehm.. ah..."
Suara desahan tertutup dengan adanya katupan bibir dari dua orang ini. Linda perlahan mulai menikmati keadaannya sekarang ini. Cumbuan bertubi-tubi dari mantan kekasihnya membuat wanita yang sudah menjadi istri orang ini mulai takluk. Matanya masih terpejam dalam merasakan gairah yang mulai meletup. Dia rupanya masih terlalu malu untuk melihat kondisinya saat ini. Dicumbu oleh laki-laki bukan suaminya di rumah sendiri.
"Clep.. clep.. clep.."
Suara lumatan mulut bisa sampai terdengar di dapur yang smemang tidak ada siapa-siapa lagi di sana selain kedua manusia yang sedang bercumbu ini.
"Mpph... ehmm.. mmh.. ahm.."
Perlahan ciuman Hari turun ke dagu terus beralih ke leher.
"Ahh.. mash.. eh... eh.. ah... gelihh..." desah Linda yang sedang digarap leher putihnya ini.
Leher yang harusnya dijaga dari pandangan laki bukan muhrimnya kini digarap habis-habisan oleh pria yang masih lengkap dengan seragam militernya. Dicium, dijilat, dicumbunya leher wanita yang pernah menjadi pujaan pria berseragam ini.
"Hhh.. eh... shh.. ah..."
Tak henti-hentinya Linda mendesah karena rangsangan-rangsangan di tubuhnya. Matanya masih saja terpejam meresapi perlakuan laki-laki bukan suaminya ini. Respon Linda benar-benar memang sudah menunjukkan kalalu dirinya sudah takluk dengan kenikmatan nafsu yang melanda. Namun rasa malu agaknya masih menghinggap di hati Linda sehingga biarpun nafsunya sudah menguasai tapi dia tidak memberikan tanggapan sama agresifnya. Hanya pasif menikmati semua perlakuan Hari di tubuh sintalnya.
Hari mencoba untuk melangkah lebih jauh dengan meremas-remas pantat montok yang masih berbalut rok coklat khas pegawai pemerintah itu tanpa menghentikan jamahannya di leher putih yang sekarang mulai agak memerah karena serangan nafsu pria itu.
"Auh... ehh... mpph... mfhmn... mhm.."
Remasan di pantatnya membuat Linda tak tahan untuk tidak mengerang. Namun dalam sekejap mulut itu telah tersumpal kembali oleh mulut pejantan nekat itu. Dia tidak peduli kalau di depannya adalah istri orang. Yang dia pedulikan saat ini adalah bagaimana hasrat yang lama ia pendam ia salurkan.
"Ahm.. mhhm... mmhh... ah... mmh... umphh"
Clep.. clep.... clep...
Suara desahan tertahan dan saling lumatan mulut membahana di ruang dapur yang sepi itu. Tangan Linda sudah mulai memeluk punggung Hari walaupun pelukan tidak terlalu erat. Namun itu sudah menunjukkan kalau keduanya sudah terbuai dengan gairah syahwatnya masing masing. Mulut si wanita secara sukarela terbuka sehingga lidah si pria di depannya bisa menjelajah bebas di mulut menggemaskan itu. Mulut yang setiap pria di luar sana menginginkan mendapatkan hal yang sama yang didapat pria beruntung ini.
Tangan Hari yang masih aktif meremas-remas pantat sekal itu mulai mencoba mencari resleting rok yang dikenakan Linda. Tidak butuh waktu untuk menemukannya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, ia buka rok itu, ia pelorotkan sampai jatuh ke lantai lalu diputarnya tubuh Linda sehingga posisi Linda sekarang membelakanginya.
Sekilas Hari melongok ke bawah melihat bulatan pantat di depannya. Ia meneguk ludah mengagumi pemandangan bagian bawah tubuh wanita mantan kekasihnya dulu. Sebuah pantat mulus yang ditutupi celana dalam putih berenda. "Seksi", kata itulah yang pasti langsung terlintas di kaum adam jika melihat pemandangan bagian bawah tubuh Linda ini.
Linda menengok ke belakang menatap Hari dengan mata sayu. Ia sebenarnya ingin minta disudahi pergumulan ini, namun mulutnya terasa kelu untuk mengatakannya. Ada rasa malu karena memperlihatkan pantatnya pada lelaki ini, namun di sisi lain ada rasa berharap ingin pergumulan ini bergerak lebih jauh lagi. Hari membalas tatapan mata Linda dengan mengarahkan tangan kirinya ke pundak kiri Linda dan mendorongnya ke depan sehingga posisi Linda agak sedikit membungkuk. Posisi seperti itu membuat pantat Linda menungging dan semakin menggoda saja. Tak ada kata-kata apapun dari Linda. Dia hanya menurut saja apapun yang dilakukan Hari terhadap tubuhnya.
“ehh..” nafas Linda tercekat ketika ada sesuatu yang mengelus daerah selangkangannya.
Geli bercampur nikmat. Sedikit menengok ke belakang Linda untuk mengetahui apa yang terjadi. Tangan kanan Hari kini bermain-main di selangkangan linda. Terutuma di bagian pusat kenikmatan seorang wanita. Tangan Hari ia gesek-gesekkan pada vagina yang masih tertutup celana dalam itu.
Ditatapnya dengan tatapan sayu mata laki-laki yang dengan kurang ajarnya mengerjai dia seperti itu. Ada pertanyaan di benaknya mengapa Hari melakukan ini padanya namun tidak ia utarakan. Linda berhenti menatap mantan kekasihnya itu dan kini dia menundukkan kepalanya sambil memejamkan mata menikmati keaadan ini. Tangannya bertumpu pada tembok rendah yang digunakan untuk meletakkan kompor dan barang-barang dapur lain.
“eh.. eh.. eh..” desahan demi desahan keluar dari mulut linda sambil tetap matanya terpejam akibat elusan-elusan lembut di paha dalamnya.
Sedikit ada rasa malu sebenarnya diperlakukan hal seperti sekarang ini di tempat terbuka, di dapur, apalagi dengan laki-laki bukan suaminya ini. Namun sensasi malu bercampur nikmat membuat Linda pasrah menikmati keaadan ini.
Tidak lama kemudian Hari menurunkan celana dalam Linda sampai batas lututnya sehingga terpampanglah bongkahan pantat Linda yang sekal dan menggoda. Sekarang keadaannya Linda masih berpakain atas lengkap, namun bawahannya sudah tidak ada yang menutupi lagi. Rasa malu bercampur nafsu membuat pipi Linda bersemu merah, dia hanya bisa menanti aksi pejantan di belankang dia selanjutnya.
Clep.. Clep..Clep
“ah.. ah.. ah..” Linda mendongak sambil mulutnya mendesah merasakan jari tengah dan jari manis Hari masuk ke liang kemaluannya.
Pria asing di rumahnya ini sedang dengan seenaknya mengobel-obel vagina tuan rumah. Tusukan demi tusukan dibumbui dengan desahan Linda yang sudah pasrah mau diapakan saja. Vagina Linda yang sudah basah sejak awal pergumulan menimbulkan bunyi becek diiringi desahan si empunyanya.
Clek. Clek. Clek. Clek..
“eh.. ah.. ah. Ah.. ah.. shh”
Vagina Linda secara intens dipermainkan oleh jari nakal Hari. Tidak ada kata apapun dari kedua orang itu. Pun tidak ada kata penolokan dari si wainita yang sedang dikerjai ini. Yang ada hanya desahan di setiap tusukan jari-jari Hari di bagian tubuh vitalnya yang menunjukkan bahwa si tuan rumah pasrah akan ketidaksenonohan ini
“eh.. eh.. eh..eh..”
Linda tidak tahu ketika Hari sedang melakukan fingering dengan tangan kanan di vaginanya, di belakang, rupanya Hari dengan tangan kirinya melucuti celananya sendiri hingga terlepaslah burung Hari dari sangkarnya. Di dekatkannya penis yang sudah ereksi maksimal itu ke liang senggama Linda.
“aahh..” Linda melenguh sedikit panjang ketika merasakan ada benda tumpul yang lebih besar dari jari-jari yang sedari tadi masuk ke vaginanya.
Ia tahu pasti kalau kini yang masuk adalah sebuah penis. Bukan lagi jari-jari. Ia menengok ke belakang melihat laki-laki di belakangnya kini sedang mencengkeram bongkahan pantatnya dan mendongakkan kepala menikmati proses kekurang ajaran dia terhadap wanita istri orang ini.
Bles.. sek..
Perlahan penis itu menyeruak memenuhi rongga-rongga liang kenikmatan dari wanita cantik yang sedang menungging ini.
“hheh.. ergh”
“Aaah.. ehh”
Hari yang tak tahan merasakan kenikmatan proses penetrasinya membuat dia juga mengeluarkan eraman. Diikuti erangan Linda meraskan batang pejal itu senti demi senti masuk ke lubang kenikmatannya. Harusnya dia menolak disetubuhi seperti ini. Pria sekarang yang sedang menikmati tubuhnya adalah bukan suaminya. Namun tubuhnya sudah benar-benar tunduk pada hawa nafsu. Dua orang manusia di dapur ini kini telah menyatukan kelaminnya. Dua orang dewasa yang harusnya sama-sama tahu kalau perbuatan ini tidak benar. Namun akal sehat sudah buta. Dengan kepasrahan Linda dengan apa yang diperbuat Hari, merupakan kode kalau keduanya sama-sama menikmati momen ini. Walaupun tidak ada kata terucap sama sekali.
Plok. Plok. Plok.
Plok. Plok. Plok.
Hentakan demi hentakan penis Hari mulai menyerang vagina Linda. Desahan sang wanita dan eraman sang pria mulai bersahutan di ruang dapur seirama dengan setiap tusukan yang terjadi.
“ahh.. ah.ah. eh.. “
“ergh.. emh.. egh.. erh..”
Plok.. Plok.. Plok..
Plok.. Plok.. Plok..
Sungguh pemandangan yang menggoda. Seorang wanita berseragam pegawai pemerintah sedang beradu kelamin dari belakang dengan seorang pria berseragam tentara yang mana pria itu bukan suaminya.
“ah. Ah. Ah..”
Desahan Linda masih keluar juga dari mulut manisnya. Dia benar-benar sedang dalam keaadan nikmat. Hari terus saja menggenjotnya dengan tempo sedang. Terkadang setelah delapan sampai sepuluh tusukan, ia padukan dengan melesakkan penisnya dalam-dalam ke vagina Linda dan membuat gerakan memutar lau berulang menggenjotnya dengan tempo yang sama.
Hal itu membuat Linda benar-benar mabuk nikmat. Lenguhan Lindalah yang mewakili rasa nikmat dari dalam tubuhnya diperlakukan seperti itu. Terkadang secara naluriah pantatnya ia sorongkan ke belakang menjemput batang pejal yang sedang menggarap habis vaginanya itu. Masih dalam posisi sedikit menungging, tangan Linda bergerak tak menentu, kadang sikunya menjadi tumpuan yang ia tumpukan di tembok rendah dapur, kadang sedikit menegakkan tubuhnya dengan tengan berpegangan pada ujung tembok rendah itu. Hal itu dia lakukan dengan tidak ketinggalan bahwa keadaannya liang senggamanya masih digenjot oleh mantan kekasihnya itu.
Tiga menit, enam menit, dan sampai kira-kira sekitar sepuluh menit sudah persetubuhan mereka berlangsung. Dua manusia ini masih asyik dengan rasa nikmat syahwatnya yang sedang tersalurkan ke lawan jenisnya masing-masing. Namun tiba-tiba Linda merasakan kenikmatannya berhenti di tengah jalang. Dirasakan batang milik Hari terlepas dari liang senggamanya.
Ditengoknya ke belakang ternyata Hari menghentikan kemesumannya ke istri orang ini. Linda jadi bertanya-tanya. Apa Hari sudah orgasme? Tapi dia tidak merasakan ada semburan pejuh di vaginanya. Apalagi Linda juga masih di tengah-tengah birahinya malah persetubuhan berakhir seperti ini saja.
Dilihatnya Hari malah merapikan celananya dan memasukkan penisnya kembali ke sarangnya. Tercetak jelas di celana dalam itu bagaimana besar dan panjangnya “senjata” Hari ini. Apalagi kepala penisnya masih sempat menyembul keluar dari celana dalamnya.Penis Hari masih dalam kondisi ereksi sempurna belum ada tanda-tanda sudah mengeluarkan cairan kenikmatannya. Tapi kenapa malah berhenti di tengah jalan? Pertanyaan itu muncul di benak Linda.
“Ayo pindah ke kamar” Ajak Hari dengan suara serak menandakan nafsunya yang tertahan sambil dengan kurang ajar tangannya menepuk sedikit pantat halus istri orang ini lalu mengelus-elusnya.
Apa? Ke kamar?
Bagai kerbau dicucuk hidungnya, Linda menurut saja apa yang dikatakan Hari. Rupanya nafsu sudah menutup akal sehatnya. Dipakainya lagi celana dalam yang sempat terjuntai kebawah, untuk rok dan jilbabnya tidak, namun dia pungut dan bawa ke kamar. Entah bagaimana menjelaskan keaadaan gila seperti ini.
Seorang wanita berstatus istri orang sebagai tuan rumah berjalan hanya memakai celana dalam dan baju atasan saja dari dapur ke kamarnya sedang seorang laki-laki bukan suaminya mengekor di belakangya. Lelaki berseragam tentara itu mengikuti langkah si wanita berpakaian seadanya itu sambil menikmati pemandangan bongkahan pantat indah di di depannya.
Sesampainya di kamar, Linda berbalik menghadap pintu yang sedang Hari tutup. Dia berdiri mematung seolah-olah menunggu dan memang sedang menunggu untuk dijamah lagi oleh mantan kekasihnya itu. Tanpa menunggu lama lagi, Hari melangkah dengan cepat dan langsung menyergap tubuh Linda. Dia serang bibir tipis Linda dengan ciumannya yang menggebu-gebu. Lindapun sudah tak ragu lagi mendapati serangan seperti itu, nafsunya yang menggantung ketika di dapur tadi membuat dia juga memberikan ciuman yang cukup agresif.
“mmphh.. mmmph..”
clepp.. clepp..
Bunyi eraman nafsu tersumbat oleh pertemuan bibir dari mereka berdua. Linda menikmati percumbuannya sambil memejamkan mata. Sesekali dia membuka mata ketika ciuman terlepas sejenak untuk mengubah posisi kemiringan kepala. Lindapun juga sudah tak segan-segan untuk melumat bibir Hari.
“mmphh.. mmmph...”
clepp.. clepp..
Sembari berciuman, tangan Hari menjelajah tubuh Linda, dari awalnya memeluk punggung Linda, terus mengarah ke kepala dan mengelus rambut Linda. Dan kini kedua tangannya bergerak kebawah menuju pantat Linda. Diremasnya pantat seksi yang hanya berbalut celana dalam itu dengan gemasnya sehingga membuat empunya pantatpun bereaksi. Aksi nakal Hari membuat Linda menjadi sedikit berjinjit dan mendesah keenakan. Namun begitu desahannya tertahan karena mulut Linda masih tersumpal mulut laki-laki yang bukan suaminya ini.
“ahhmmh.. mmnh.. mmmhhh..”
Diremas-remas seperti itu membuat libido Linda lebih naik lagi. Sambil berjinjit, ia rengkuh baju seragam Hari semakin erat dan dia sorongkan kepalanya ke depan untuk dan memburu bibir pejantan yang telah memperlakukakan pantat kenyalnya dengan seenaknya.
Eksplorasi Hari di tubuh Linda tidak berhenti di situ saja, ciumannya kini berpindah ke leher Linda. Posisi Hari agak lebih membungkuk untuk memberikan rangsangan ke leher Linda karena dia lebih tinggi. Desahan Linda kini mulai terdengar karena mulutnya sekarang bebas dari cumbuan Hari.
“Ah.. eh.. ehh.. erh.. Mas Har.. ahh..”
Dia cium, dia hirup aroma tubuh kekasihnya ini, dan terkadang di beberapa titik leher depan Linda ia beri cupangan.
“Ah.. auh.. eh.. ehh.. mass.. emmh.. mmmh.. ”
Clep.. clp.. clep. Clepp..
Heningnya kamar membuat cumbuan Hari yang cukup intens ke leher Linda bisa terdengar dibarengi dengan desahan wanita cantik di depannya ini.
Clek. Clek. Clek.
Sapuan-sapuan lidah kasar menjadi serangan terakhir Hari di leher Linda.
“eh.. eh.. eh..eh..”
Linda tidak tahu ketika Hari sedang melakukan fingering dengan tangan kanan di vaginanya, di belakang, rupanya Hari dengan tangan kirinya melucuti celananya sendiri hingga terlepaslah burung Hari dari sangkarnya. Di dekatkannya penis yang sudah ereksi maksimal itu ke liang senggama Linda.
“aahh..” Linda melenguh sedikit panjang ketika merasakan ada benda tumpul yang lebih besar dari jari-jari yang sedari tadi masuk ke vaginanya.
Ia tahu pasti kalau kini yang masuk adalah sebuah penis. Bukan lagi jari-jari. Ia menengok ke belakang melihat laki-laki di belakangnya kini sedang mencengkeram bongkahan pantatnya dan mendongakkan kepala menikmati proses kekurang ajaran dia terhadap wanita istri orang ini.
Bles.. sek..
Perlahan penis itu menyeruak memenuhi rongga-rongga liang kenikmatan dari wanita cantik yang sedang menungging ini.
“hheh.. ergh”
“Aaah.. ehh”
Hari yang tak tahan merasakan kenikmatan proses penetrasinya membuat dia juga mengeluarkan eraman. Diikuti erangan Linda meraskan batang pejal itu senti demi senti masuk ke lubang kenikmatannya. Harusnya dia menolak disetubuhi seperti ini. Pria sekarang yang sedang menikmati tubuhnya adalah bukan suaminya. Namun tubuhnya sudah benar-benar tunduk pada hawa nafsu. Dua orang manusia di dapur ini kini telah menyatukan kelaminnya. Dua orang dewasa yang harusnya sama-sama tahu kalau perbuatan ini tidak benar. Namun akal sehat sudah buta. Dengan kepasrahan Linda dengan apa yang diperbuat Hari, merupakan kode kalau keduanya sama-sama menikmati momen ini. Walaupun tidak ada kata terucap sama sekali.
Plok. Plok. Plok.
Plok. Plok. Plok.
Hentakan demi hentakan penis Hari mulai menyerang vagina Linda. Desahan sang wanita dan eraman sang pria mulai bersahutan di ruang dapur seirama dengan setiap tusukan yang terjadi.
“ahh.. ah.ah. eh.. “
“ergh.. emh.. egh.. erh..”
Plok.. Plok.. Plok..
Plok.. Plok.. Plok..
Sungguh pemandangan yang menggoda. Seorang wanita berseragam pegawai pemerintah sedang beradu kelamin dari belakang dengan seorang pria berseragam tentara yang mana pria itu bukan suaminya.
“ah. Ah. Ah..”
Desahan Linda masih keluar juga dari mulut manisnya. Dia benar-benar sedang dalam keaadan nikmat. Hari terus saja menggenjotnya dengan tempo sedang. Terkadang setelah delapan sampai sepuluh tusukan, ia padukan dengan melesakkan penisnya dalam-dalam ke vagina Linda dan membuat gerakan memutar lau berulang menggenjotnya dengan tempo yang sama.
Hal itu membuat Linda benar-benar mabuk nikmat. Lenguhan Lindalah yang mewakili rasa nikmat dari dalam tubuhnya diperlakukan seperti itu. Terkadang secara naluriah pantatnya ia sorongkan ke belakang menjemput batang pejal yang sedang menggarap habis vaginanya itu. Masih dalam posisi sedikit menungging, tangan Linda bergerak tak menentu, kadang sikunya menjadi tumpuan yang ia tumpukan di tembok rendah dapur, kadang sedikit menegakkan tubuhnya dengan tengan berpegangan pada ujung tembok rendah itu. Hal itu dia lakukan dengan tidak ketinggalan bahwa keadaannya liang senggamanya masih digenjot oleh mantan kekasihnya itu.
Tiga menit, enam menit, dan sampai kira-kira sekitar sepuluh menit sudah persetubuhan mereka berlangsung. Dua manusia ini masih asyik dengan rasa nikmat syahwatnya yang sedang tersalurkan ke lawan jenisnya masing-masing. Namun tiba-tiba Linda merasakan kenikmatannya berhenti di tengah jalang. Dirasakan batang milik Hari terlepas dari liang senggamanya.
Ditengoknya ke belakang ternyata Hari menghentikan kemesumannya ke istri orang ini. Linda jadi bertanya-tanya. Apa Hari sudah orgasme? Tapi dia tidak merasakan ada semburan pejuh di vaginanya. Apalagi Linda juga masih di tengah-tengah birahinya malah persetubuhan berakhir seperti ini saja.
Dilihatnya Hari malah merapikan celananya dan memasukkan penisnya kembali ke sarangnya. Tercetak jelas di celana dalam itu bagaimana besar dan panjangnya “senjata” Hari ini. Apalagi kepala penisnya masih sempat menyembul keluar dari celana dalamnya.Penis Hari masih dalam kondisi ereksi sempurna belum ada tanda-tanda sudah mengeluarkan cairan kenikmatannya. Tapi kenapa malah berhenti di tengah jalan? Pertanyaan itu muncul di benak Linda.
“Ayo pindah ke kamar” Ajak Hari dengan suara serak menandakan nafsunya yang tertahan sambil dengan kurang ajar tangannya menepuk sedikit pantat halus istri orang ini lalu mengelus-elusnya.
Apa? Ke kamar?
Bagai kerbau dicucuk hidungnya, Linda menurut saja apa yang dikatakan Hari. Rupanya nafsu sudah menutup akal sehatnya. Dipakainya lagi celana dalam yang sempat terjuntai kebawah, untuk rok dan jilbabnya tidak, namun dia pungut dan bawa ke kamar. Entah bagaimana menjelaskan keaadaan gila seperti ini.
Seorang wanita berstatus istri orang sebagai tuan rumah berjalan hanya memakai celana dalam dan baju atasan saja dari dapur ke kamarnya sedang seorang laki-laki bukan suaminya mengekor di belakangya. Lelaki berseragam tentara itu mengikuti langkah si wanita berpakaian seadanya itu sambil menikmati pemandangan bongkahan pantat indah di di depannya.
Sesampainya di kamar, Linda berbalik menghadap pintu yang sedang Hari tutup. Dia berdiri mematung seolah-olah menunggu dan memang sedang menunggu untuk dijamah lagi oleh mantan kekasihnya itu. Tanpa menunggu lama lagi, Hari melangkah dengan cepat dan langsung menyergap tubuh Linda. Dia serang bibir tipis Linda dengan ciumannya yang menggebu-gebu. Lindapun sudah tak ragu lagi mendapati serangan seperti itu, nafsunya yang menggantung ketika di dapur tadi membuat dia juga memberikan ciuman yang cukup agresif.
“mmphh.. mmmph..”
clepp.. clepp..
Bunyi eraman nafsu tersumbat oleh pertemuan bibir dari mereka berdua. Linda menikmati percumbuannya sambil memejamkan mata. Sesekali dia membuka mata ketika ciuman terlepas sejenak untuk mengubah posisi kemiringan kepala. Lindapun juga sudah tak segan-segan untuk melumat bibir Hari.
“mmphh.. mmmph...”
clepp.. clepp..
Sembari berciuman, tangan Hari menjelajah tubuh Linda, dari awalnya memeluk punggung Linda, terus mengarah ke kepala dan mengelus rambut Linda. Dan kini kedua tangannya bergerak kebawah menuju pantat Linda. Diremasnya pantat seksi yang hanya berbalut celana dalam itu dengan gemasnya sehingga membuat empunya pantatpun bereaksi. Aksi nakal Hari membuat Linda menjadi sedikit berjinjit dan mendesah keenakan. Namun begitu desahannya tertahan karena mulut Linda masih tersumpal mulut laki-laki yang bukan suaminya ini.
“ahhmmh.. mmnh.. mmmhhh..”
Diremas-remas seperti itu membuat libido Linda lebih naik lagi. Sambil berjinjit, ia rengkuh baju seragam Hari semakin erat dan dia sorongkan kepalanya ke depan untuk dan memburu bibir pejantan yang telah memperlakukakan pantat kenyalnya dengan seenaknya.
Eksplorasi Hari di tubuh Linda tidak berhenti di situ saja, ciumannya kini berpindah ke leher Linda. Posisi Hari agak lebih membungkuk untuk memberikan rangsangan ke leher Linda karena dia lebih tinggi. Desahan Linda kini mulai terdengar karena mulutnya sekarang bebas dari cumbuan Hari.
“Ah.. eh.. ehh.. erh.. Mas Har.. ahh..”
Dia cium, dia hirup aroma tubuh kekasihnya ini, dan terkadang di beberapa titik leher depan Linda ia beri cupangan.
“Ah.. auh.. eh.. ehh.. mass.. emmh.. mmmh.. ”
Clep.. clp.. clep. Clepp..
Heningnya kamar membuat cumbuan Hari yang cukup intens ke leher Linda bisa terdengar dibarengi dengan desahan wanita cantik di depannya ini.
Clek. Clek. Clek.
Sapuan-sapuan lidah kasar menjadi serangan terakhir Hari di leher Linda.
Selanjutnya dia kembali lagi melumat mulut Linda yang mendesah keenakan.
“ahh.. auhmm.. mmh.. mmmhm.”
clep.. clepp.. clep.. clepp.
Desahan Linda kini tertahan lagi oleh ciuman Hari di bibirnya. Sembari beradu lidah, pasangan tidak sah ini mulai berjalan mendekati ranjang. Hari berjalan maju, Linda berjalan mundur dengan bibir yang masih saling berbalas ciuman yang cukup panas.
Sesampainya mereka di tepi ranjang, di dorongnya Linda untuk duduk. Dua sejoli ini masih saja beradu lidah dengan panasnya. Hari memegang kedua pipi Linda. Dia dongakkan kepala mantan kekasihnya itu untuk dia jelajahi mulut manisnya. Linda merespon dengan membuka mulutnya. Dia pasrahkan mulut manisnya itu untuk digarap habis-habisan sambil memejamkan mata menikmati perlakuan mantannya itu. Lidah Hari tak henti-hentinya menelusuk ke dalam mulut Linda dan menari-nari bersama lidah si wanita yang sudah lama dia rindukan itu.
Slurpp... Sllrp ..sluurpp.. slurpp.. sluurrp..
Panasnya percumbuan serta suara pertemuan lidah dan ludah memberikan efek suara bak menyedot minuman dingin ber-es batu yang hampir habis.
Kedua tangan Hari beralih menuju kancing kemeja Linda. Ia buka satu persatu kancing kemeja itu dengan cukup cepat. Linda yang masih menikmati aksi ciuman panasnya ini membantu Hari dalam upaya menelanjangi dirinya.
Ketika semua kancing terlepas, Linda dengan spontan melepas kemejanya sendiri dan menyingkirkannya hingga jatuh di lantai kamar. Dia sudah tak lagi memikirkan status siapa dirinya, dan siapa yang ada di depannya, yang ada hanyalah nafsu birahi yang menyelimuti. Bahkan Linda tak segan-segan membuka pengait BH yang ada di belakang punggungnya sehingga terpampanglah payudara indahnya di depan laki-laki bukan suaminya itu. Kini Linda hanya berbalut celana dalam saja.
Sambil memberikan lumatan-lumatan ke bibir Hari, tangan Linda merangkul leher Hari dan menariknya hingga tubuh mereka berdua jatuh tersungkur ke ranjang menyisikan kaki-kaki mereka yang masih terjuntai di tepi ranjang.
Akibat tarikan Linda, posisi Hari sedikit menindih tubuh Linda. Hari dengan cepat mencoba memiringkan badannya ke samping kanan Linda agar Linda tidak terlalu tertindih tubuhnya. Terlihat posisi Hari agak memiringkan tubuhnya ketika dia sedang berciuman dengan Linda yang berbaring di ranjang.
Sembari berciuman tangan kanan Hari berulah menggerayangi tubuh Linda. Dia gerayangi tubuh mulus si wanita itu dari perut, pinggang, lengan, terus ke leher. Tangan nakal Hari mengelus-elus setiap jengkal tubuh Linda hingga bermuara ke sepasang gundukan di dada Linda yang sungguh sayang untuk dibiarkan begitu saja. Dengan lembut dia remas-remas payudara indah yang mengundang nafsu kaum adam itu seperti gerakan memijat.
Linda sungguh menikmati perlakuan dari mantan kekasihnya ini. Payudaranya yang sedang diremas-remas membuat gairah Linda semakin naik saja. Mulutnya tak berhenti berdesah walau masih tertahan karena ciuman panas yang mereka lakukan.
“Mhhh... Mmphh.. ahmmmh.. mmh.. mmph”
Hari mulai memposisikan diri dengan posisi seperti merangkak di atas tubuh Linda. Ciumannya turun menuju leher dan dada. Dia selomoti leher dan dada Linda dengan begitu nafsunya sambil kedua tangannya asik bermain-main dengan payudara Linda terutama di daerah putingnya. Dipelintir-pelintirnya puting kecil kecoklatan itu dengan lembut. Linda yang sedari tubuhnya digarap dengan seenaknya ini hanya bisa mengerang mendesah dan sesekali menggigit bibirnya untuk menahan suara desahannya sendiri.
“ahhh.. mass.. ahh.. mass.. ehh... Mmphh..”
Tak kuasa menahan nikmatnya diperlakukan seperti itu, tangan Linda memeluk kepala dan meremas-remas rambut pria nakal mantan kekasihnya ini. Terkadang dia busungkan dadanya karena tak kuat menahan rangsangan-rangsangan yang diberikan pada puting mungilnya.
“ahh.. mass.. uh... shh... ahh.. mmhh..”
Merasa cukup membuat istri orang turn on. Tubuh Hari beringsut ke atas untuk menjemput bibir manis Linda.
Cup.
Linda yang belum siap menerima ciuman sedikit terkejut bibirnya tertempel dengan bibir Hari. Kedua matanya dia buka untuk melihat wajah sang mantan yang telah “menganiaya” dirinya dengan nafsu yang melilit. Dia mengira kalau Hari akan memberikan ciuman panasnya lagi ke bibir mungilnya, tapi ternyata dia salah.
Setelah memberikan satu kecupan kedua tangan hari bergerak menuju ke pinggul Linda dan berusaha melepas kain terakhir yang menutup tubuh indahnya, yaitu celana dalamnya. Linda paham apa maunya Hari. Dia memberikan respon dengan mengangkat pantatnya agar memudahkan Hari menelanjangi dirinya.
Sret..
Celana dalampun terlepas. Kini Linda sudah benar-benar telanjang bulat di depan seorang pria yang bukan suaminya itu. Secara refleks Linda menutup area-area sensitif di tubuhnya. Tangan kiri dia tangkupkan di dadanya, dan tangan kanan menutup daerah kewanitaannya.
Sebenarnya Linda sendiri merasa aneh, menutupi tubuhnya yang polos tanpa ada sehelai benangpun. Toh dari tadi tubuhnya sudah dinikmati sedemikian rupa oleh mantannya, tapi entah kenapa, rasa malu masih hinggap di pikirannya. Perasaan dilihat oleh lelaki bukan suaminya itu membuat Linda tanpa sadar merasa perlu untuk menutupi beberapa bagian tubuhnya.
Hari yang berdiri di depan Linda menatap wajah manis wanita yang sedang malu-malu dalam keadaan ketelanjangannya. Sambil menyunggingkan senyum, satu persatu dia membuka pakaiannya hingga keduanya sama-sama telanjang bulat.
Linda merasa wajahnya sedikit panas memandang pria di depannya. Seorang pria yang notabene bukan suaminya kini sedang bugil di depannya. Matanya sedikit melirik penampilan tubuh pria di depannya. Badan tegap khas tentara, dada bidang, perut kotak-kotak, otot dan tubuhnya benar-benar menandakan kalau di depannya kini adalah pria gagah yang sebentar lagi akan menggagahi dirinya. Sedikit melirik ke bawah, Linda tanpa sadar melengos kepalanya dan menutup matanya karena malu. Dia melihat batang kejantanan Hari yang sudah tegak sempurna. Otak Linda tanpa sadar mengingat kembali bentuk penis suami dan membandingkanya.
“Ah.. lebih besar” pikirnya.
Linda yang tak tahan melihat pria telanjang di depannya seketika menoleh kesamping dan memejamkan mata dengan sedikit kernyitan muncul di dahinya menandakan sedikit kekhawatiran. Dia menanti dengan pasrah apa yang akan dilakukan penjantan di depannya itu terhadap tubuhnya.
“ahh.. auhmm.. mmh.. mmmhm.”
clep.. clepp.. clep.. clepp.
Desahan Linda kini tertahan lagi oleh ciuman Hari di bibirnya. Sembari beradu lidah, pasangan tidak sah ini mulai berjalan mendekati ranjang. Hari berjalan maju, Linda berjalan mundur dengan bibir yang masih saling berbalas ciuman yang cukup panas.
Sesampainya mereka di tepi ranjang, di dorongnya Linda untuk duduk. Dua sejoli ini masih saja beradu lidah dengan panasnya. Hari memegang kedua pipi Linda. Dia dongakkan kepala mantan kekasihnya itu untuk dia jelajahi mulut manisnya. Linda merespon dengan membuka mulutnya. Dia pasrahkan mulut manisnya itu untuk digarap habis-habisan sambil memejamkan mata menikmati perlakuan mantannya itu. Lidah Hari tak henti-hentinya menelusuk ke dalam mulut Linda dan menari-nari bersama lidah si wanita yang sudah lama dia rindukan itu.
Slurpp... Sllrp ..sluurpp.. slurpp.. sluurrp..
Panasnya percumbuan serta suara pertemuan lidah dan ludah memberikan efek suara bak menyedot minuman dingin ber-es batu yang hampir habis.
Kedua tangan Hari beralih menuju kancing kemeja Linda. Ia buka satu persatu kancing kemeja itu dengan cukup cepat. Linda yang masih menikmati aksi ciuman panasnya ini membantu Hari dalam upaya menelanjangi dirinya.
Ketika semua kancing terlepas, Linda dengan spontan melepas kemejanya sendiri dan menyingkirkannya hingga jatuh di lantai kamar. Dia sudah tak lagi memikirkan status siapa dirinya, dan siapa yang ada di depannya, yang ada hanyalah nafsu birahi yang menyelimuti. Bahkan Linda tak segan-segan membuka pengait BH yang ada di belakang punggungnya sehingga terpampanglah payudara indahnya di depan laki-laki bukan suaminya itu. Kini Linda hanya berbalut celana dalam saja.
Sambil memberikan lumatan-lumatan ke bibir Hari, tangan Linda merangkul leher Hari dan menariknya hingga tubuh mereka berdua jatuh tersungkur ke ranjang menyisikan kaki-kaki mereka yang masih terjuntai di tepi ranjang.
Akibat tarikan Linda, posisi Hari sedikit menindih tubuh Linda. Hari dengan cepat mencoba memiringkan badannya ke samping kanan Linda agar Linda tidak terlalu tertindih tubuhnya. Terlihat posisi Hari agak memiringkan tubuhnya ketika dia sedang berciuman dengan Linda yang berbaring di ranjang.
Sembari berciuman tangan kanan Hari berulah menggerayangi tubuh Linda. Dia gerayangi tubuh mulus si wanita itu dari perut, pinggang, lengan, terus ke leher. Tangan nakal Hari mengelus-elus setiap jengkal tubuh Linda hingga bermuara ke sepasang gundukan di dada Linda yang sungguh sayang untuk dibiarkan begitu saja. Dengan lembut dia remas-remas payudara indah yang mengundang nafsu kaum adam itu seperti gerakan memijat.
Linda sungguh menikmati perlakuan dari mantan kekasihnya ini. Payudaranya yang sedang diremas-remas membuat gairah Linda semakin naik saja. Mulutnya tak berhenti berdesah walau masih tertahan karena ciuman panas yang mereka lakukan.
“Mhhh... Mmphh.. ahmmmh.. mmh.. mmph”
Hari mulai memposisikan diri dengan posisi seperti merangkak di atas tubuh Linda. Ciumannya turun menuju leher dan dada. Dia selomoti leher dan dada Linda dengan begitu nafsunya sambil kedua tangannya asik bermain-main dengan payudara Linda terutama di daerah putingnya. Dipelintir-pelintirnya puting kecil kecoklatan itu dengan lembut. Linda yang sedari tubuhnya digarap dengan seenaknya ini hanya bisa mengerang mendesah dan sesekali menggigit bibirnya untuk menahan suara desahannya sendiri.
“ahhh.. mass.. ahh.. mass.. ehh... Mmphh..”
Tak kuasa menahan nikmatnya diperlakukan seperti itu, tangan Linda memeluk kepala dan meremas-remas rambut pria nakal mantan kekasihnya ini. Terkadang dia busungkan dadanya karena tak kuat menahan rangsangan-rangsangan yang diberikan pada puting mungilnya.
“ahh.. mass.. uh... shh... ahh.. mmhh..”
Merasa cukup membuat istri orang turn on. Tubuh Hari beringsut ke atas untuk menjemput bibir manis Linda.
Cup.
Linda yang belum siap menerima ciuman sedikit terkejut bibirnya tertempel dengan bibir Hari. Kedua matanya dia buka untuk melihat wajah sang mantan yang telah “menganiaya” dirinya dengan nafsu yang melilit. Dia mengira kalau Hari akan memberikan ciuman panasnya lagi ke bibir mungilnya, tapi ternyata dia salah.
Setelah memberikan satu kecupan kedua tangan hari bergerak menuju ke pinggul Linda dan berusaha melepas kain terakhir yang menutup tubuh indahnya, yaitu celana dalamnya. Linda paham apa maunya Hari. Dia memberikan respon dengan mengangkat pantatnya agar memudahkan Hari menelanjangi dirinya.
Sret..
Celana dalampun terlepas. Kini Linda sudah benar-benar telanjang bulat di depan seorang pria yang bukan suaminya itu. Secara refleks Linda menutup area-area sensitif di tubuhnya. Tangan kiri dia tangkupkan di dadanya, dan tangan kanan menutup daerah kewanitaannya.
Sebenarnya Linda sendiri merasa aneh, menutupi tubuhnya yang polos tanpa ada sehelai benangpun. Toh dari tadi tubuhnya sudah dinikmati sedemikian rupa oleh mantannya, tapi entah kenapa, rasa malu masih hinggap di pikirannya. Perasaan dilihat oleh lelaki bukan suaminya itu membuat Linda tanpa sadar merasa perlu untuk menutupi beberapa bagian tubuhnya.
Hari yang berdiri di depan Linda menatap wajah manis wanita yang sedang malu-malu dalam keadaan ketelanjangannya. Sambil menyunggingkan senyum, satu persatu dia membuka pakaiannya hingga keduanya sama-sama telanjang bulat.
Linda merasa wajahnya sedikit panas memandang pria di depannya. Seorang pria yang notabene bukan suaminya kini sedang bugil di depannya. Matanya sedikit melirik penampilan tubuh pria di depannya. Badan tegap khas tentara, dada bidang, perut kotak-kotak, otot dan tubuhnya benar-benar menandakan kalau di depannya kini adalah pria gagah yang sebentar lagi akan menggagahi dirinya. Sedikit melirik ke bawah, Linda tanpa sadar melengos kepalanya dan menutup matanya karena malu. Dia melihat batang kejantanan Hari yang sudah tegak sempurna. Otak Linda tanpa sadar mengingat kembali bentuk penis suami dan membandingkanya.
“Ah.. lebih besar” pikirnya.
Linda yang tak tahan melihat pria telanjang di depannya seketika menoleh kesamping dan memejamkan mata dengan sedikit kernyitan muncul di dahinya menandakan sedikit kekhawatiran. Dia menanti dengan pasrah apa yang akan dilakukan penjantan di depannya itu terhadap tubuhnya.
Kemudian Hari beringsut menaiki tubuh Linda. Kini tubuh keduanya saling menempel satu sama lain tanpa ada batasan apapun. Perasaan campur aduk antara deg-degan dan nafsu menjalar menghinggapi diri Linda. Di tatapnya wajah Hari yang semakin mendekati wajahnya dengan tatapan sayu.
Cup
Sebuah ciuman di bibir memberikan beribu setruman gairah ke seluruh tubuh wanita jelita itu.
Hari menopang tubuhnya dengan siku kananya, sedangkan tangan kirinya membimbing penisnya untuk memasuki vagina Linda. Mengetahui hal itu, Linda sedikit merenggangkan pahanya.
“Ahh...” Desah Linda keenakan ketika penis Hari mulai menyentuh daerah kewanitaannya.
Dia pejamkan matanya menikmati proses yang sungguh memabukkan dirinya ini. Dia pasrah menanti senti demi senti penis yang sudah ereksi penuh itu masuk ke dalam tubuhnya.
“Lin” panggil Hari di sela-sela proses penetrasinya.
Linda yang sedari tadi memejamkan matanya itu lalu membuka mata dan menatap mata laki-laki di atas tubuhnya itu dengan tatapan sayu.
“Aku masukin ya?” Ujar hari.
Ah.. Kenapa harus minta izin? Apa yang dipikirkan laki-laki kurang ajar ini setelah apa yang telah dia lakukan. Dimulai dari menyetubuhinya di dapur dan menelenjangi dirinya di kamar yang seharusnya hanya untuk dirinya dan suaminya ini. Dari hal-hal yang dilaluinya tadi, tentu saja Linda akan mengiyakan. Nafsunya sudah memuncak dan siap untuk disetubuhi. Entah sok santun, lugu atau gimana pria di atasnya itu. Begitulah yang yang ada di benak Linda saat ini. Linda yang pikiran jernihnya sudah tertutup nafsu itu membalas dengan anggukan lemah dan lebih melebarkan lagi kangkangan pahanya.
“Pelan-pelan, mas”
Bless..
“ahh..”
Kepala penis Hari sudah masuk ke liang senggama Linda. Desahanpun keluar dari bibir manis Linda. Dahinya mengeryit menahan rasa nyeri sekaligus nikmat ketika proses penetrasi penis ke vaginanya.
“Kenapa, Lin? Sakit?” tanya Hari khawatir.
Dia menghentikan sementar tusukannya ke lubang kenikmatan Linda.
“Agak nyeri dikit, mas” jawab Linda.
Cup.
Diciumnya pipi Linda dan diremas-remasnya Payudara yang sudah mengencang itu oleh Hari untuk memberikan ketenangan di tubuh wanita pujaannya.
“kayak belum pernah aja kamu, Lind” seringai Hari mencoba untuk mencairkan ketegangan di wajah Linda.
Diapun lalu melanjutkan penetrasinya.
Sebenarnya sedikit tersirat akan bayangan suami ketika Linda mendengar celotehan Hari tadi. Namun Linda merasa sudah terlambat. Keaadan ini sudah tidak bisa dia hentikan lagi. Terlanjur basah, langsung menyelam saja sekalian di kolam nafsu birahi ini. Begitu pikir Linda.
“aaah.. soalnya punya kamu beda, mas, eh..” tanggap Linda dari pertanyaan Hari tadi dengan diiringi desahan.
“Beda gimana?” tanya Hari.
Hari berhenti sejenak setelah setengah penisnya sudah masuk ke vagina Linda. Diciumnya wajah dan pipi Linda dengan lembut. Tangan kirinya berulah mengelus-elus perut dan pinggang Linda yang hampir tanpa lemak itu. Dan penjelajahan tangannya dia akhiri dengan meremas-remas payudara indah yang pas di genggaman untuk memberikan rasa tenang bagi pemiliknya.
“Beda mas, punya mas, mm.. lebih panjang dan besar” jawab Linda sedikit malu-malu.
Senyum merekah di bibir Hari. Ada rasa bangga di diri Hari ketika mengetahui dirinya lebih superior dari suami Linda.
“Lebih enak nggak?” Lanjut Hari sambil menyentilkan telunjuknya di hidung Linda karena gemas dengan ekspresi malunya Linda.
“Nggak tau, belum pernah nyoba”
“Kalau gitu, cobain ini, Lin, aku cinta kamu”
Setelah berkata seperti itu, disambarnya bibir Linda dengan penuh nafsu diikuti dengan sentakan penuh pinggul Hari hingga masuklah sepenuhnya penis Hari ke vagina Linda.
BLESS..
“MMHH....!”
Mata Linda membelalak. Suaranya jeritannya tertahan oleh bibir Hari yang memberikan ciuman kuat kepada Linda. Linda dibuat gelagapan menerima serangan mendadak di bibir atas dan “bibir bawah”-nya sekaligus.
Plok.. Plok.. Plok..
Bunyi tepukan selangkangan terdengar cukup jelas di dalam kamar peraduan Linda dan suaminya itu. Namun bukan dengan suami Linda sedang mengadu kasih, akan tetapi dengan mantan pacarnya dulu.
Hari menggenjot liang senggama Linda dengan tempo yang bisa dibilang agak lambat namun mantap. Penis besarnya amblas masuk ke liang rahim Linda hingga mentok ditiap dorongan yang Hari lakukan. Linda menyadari kalau penis Hari benar membuat lubang sempit vaginanya menganga lebar. Penis Hari menembus bagian vital Linda yang belum pernah dicapai oleh suaminya. Hal ini membuat Linda yang awalnya kaget dan nyeri lama-lama menjadi jauh lebih terangsang dan keenakan.
“Mmh.... mmh....mmh.... mmph...”
Clek.Clek.
Slurp.. Slurp
Bunyi beradunya lidah beriringan dengan desahan tertahan Linda di setiap hujaman batang penis Hari. Kini Linda sudah tak sungkan lagi menunjukkan kalau dia juga sangat menikmati persetubuhan ini. Kedua tangan Linda merangkul leher Hari dan mulutnya aktif memburu bibir pria yang menindih tubuhnya itu untuk ia lumat.
Plok.... Plok... Plok....
“Sshh... ahh.. ahh.. sshh.. eh..”
“Errh.. errgh.. errgh.. ergh.. erh..”
Desahan Linda dan Erangan Haripun akhirnya terdengar setelah mereka melepaskan ciuman bibir satu sama lain. Terdengar dari deru nafasnya kalu mereka terengah-engah setelah melakukan ciuman yang penuh nafsu itu. Namun begitu, di wajah mereka kelihatan betapa nikmatnya persenggemaan yang mereka lakukan.
Plok. Plok. Plok.
“OOHH... mass.. oh...”
Hujaman penis Hari makin lama makin cepat. Tubuh Linda sampai terpental-pental dibuatnya. Irama genjotan pendek namun cepat itu membuat Linda refleks membuka mata. Mulutnya sampai megap-megap dan bibir tipisnya membentuk huruf “O”.
Plok. Plok. Plok. Plok.
ZLEPP....ZLEPP....ZLEPP...
“Oh.oh. oh. oh. ah.ah.ah. OAAHHHH......! ahh.... ahh....ahh... aehhh....”
Hari mengatur tempo tusukannya sedemikian rupa. Di awal dia memberikan sodokan yang pelan tapi dalam. Semakin lama sodokannya berubah menjadi tusukan pendek namun cepat.
Beberapa menit dengan irama cepat, Hari kembali memelankan genjotannya. Sesekali ketika penisnya amblas penuh, Hari menggoyang pantatnya seperti orang mengebor. Penisnya menjelajahi seluruh area vagina Linda sampai dia mendesah kenikmatan dibuatnya. Desahan Linda seperti mengikuti gerakan hujaman penis Hari ketika cepat maupun lambat.
Hari dengan stamina dan daya tahannya menjaga agar penisnya benar-benar memberikan kenikmatan yang luar biasa untuk Linda. Berulang kali Hari mengubah-ubah tempo tusukannya. Pelan-cepat-pelan-cepat. Dan terbukti hal itu membuat Linda benar-benar dimabuk nafsu.
Cup
Sebuah ciuman di bibir memberikan beribu setruman gairah ke seluruh tubuh wanita jelita itu.
Hari menopang tubuhnya dengan siku kananya, sedangkan tangan kirinya membimbing penisnya untuk memasuki vagina Linda. Mengetahui hal itu, Linda sedikit merenggangkan pahanya.
“Ahh...” Desah Linda keenakan ketika penis Hari mulai menyentuh daerah kewanitaannya.
Dia pejamkan matanya menikmati proses yang sungguh memabukkan dirinya ini. Dia pasrah menanti senti demi senti penis yang sudah ereksi penuh itu masuk ke dalam tubuhnya.
“Lin” panggil Hari di sela-sela proses penetrasinya.
Linda yang sedari tadi memejamkan matanya itu lalu membuka mata dan menatap mata laki-laki di atas tubuhnya itu dengan tatapan sayu.
“Aku masukin ya?” Ujar hari.
Ah.. Kenapa harus minta izin? Apa yang dipikirkan laki-laki kurang ajar ini setelah apa yang telah dia lakukan. Dimulai dari menyetubuhinya di dapur dan menelenjangi dirinya di kamar yang seharusnya hanya untuk dirinya dan suaminya ini. Dari hal-hal yang dilaluinya tadi, tentu saja Linda akan mengiyakan. Nafsunya sudah memuncak dan siap untuk disetubuhi. Entah sok santun, lugu atau gimana pria di atasnya itu. Begitulah yang yang ada di benak Linda saat ini. Linda yang pikiran jernihnya sudah tertutup nafsu itu membalas dengan anggukan lemah dan lebih melebarkan lagi kangkangan pahanya.
“Pelan-pelan, mas”
Bless..
“ahh..”
Kepala penis Hari sudah masuk ke liang senggama Linda. Desahanpun keluar dari bibir manis Linda. Dahinya mengeryit menahan rasa nyeri sekaligus nikmat ketika proses penetrasi penis ke vaginanya.
“Kenapa, Lin? Sakit?” tanya Hari khawatir.
Dia menghentikan sementar tusukannya ke lubang kenikmatan Linda.
“Agak nyeri dikit, mas” jawab Linda.
Cup.
Diciumnya pipi Linda dan diremas-remasnya Payudara yang sudah mengencang itu oleh Hari untuk memberikan ketenangan di tubuh wanita pujaannya.
“kayak belum pernah aja kamu, Lind” seringai Hari mencoba untuk mencairkan ketegangan di wajah Linda.
Diapun lalu melanjutkan penetrasinya.
Sebenarnya sedikit tersirat akan bayangan suami ketika Linda mendengar celotehan Hari tadi. Namun Linda merasa sudah terlambat. Keaadan ini sudah tidak bisa dia hentikan lagi. Terlanjur basah, langsung menyelam saja sekalian di kolam nafsu birahi ini. Begitu pikir Linda.
“aaah.. soalnya punya kamu beda, mas, eh..” tanggap Linda dari pertanyaan Hari tadi dengan diiringi desahan.
“Beda gimana?” tanya Hari.
Hari berhenti sejenak setelah setengah penisnya sudah masuk ke vagina Linda. Diciumnya wajah dan pipi Linda dengan lembut. Tangan kirinya berulah mengelus-elus perut dan pinggang Linda yang hampir tanpa lemak itu. Dan penjelajahan tangannya dia akhiri dengan meremas-remas payudara indah yang pas di genggaman untuk memberikan rasa tenang bagi pemiliknya.
“Beda mas, punya mas, mm.. lebih panjang dan besar” jawab Linda sedikit malu-malu.
Senyum merekah di bibir Hari. Ada rasa bangga di diri Hari ketika mengetahui dirinya lebih superior dari suami Linda.
“Lebih enak nggak?” Lanjut Hari sambil menyentilkan telunjuknya di hidung Linda karena gemas dengan ekspresi malunya Linda.
“Nggak tau, belum pernah nyoba”
“Kalau gitu, cobain ini, Lin, aku cinta kamu”
Setelah berkata seperti itu, disambarnya bibir Linda dengan penuh nafsu diikuti dengan sentakan penuh pinggul Hari hingga masuklah sepenuhnya penis Hari ke vagina Linda.
BLESS..
“MMHH....!”
Mata Linda membelalak. Suaranya jeritannya tertahan oleh bibir Hari yang memberikan ciuman kuat kepada Linda. Linda dibuat gelagapan menerima serangan mendadak di bibir atas dan “bibir bawah”-nya sekaligus.
Plok.. Plok.. Plok..
Bunyi tepukan selangkangan terdengar cukup jelas di dalam kamar peraduan Linda dan suaminya itu. Namun bukan dengan suami Linda sedang mengadu kasih, akan tetapi dengan mantan pacarnya dulu.
Hari menggenjot liang senggama Linda dengan tempo yang bisa dibilang agak lambat namun mantap. Penis besarnya amblas masuk ke liang rahim Linda hingga mentok ditiap dorongan yang Hari lakukan. Linda menyadari kalau penis Hari benar membuat lubang sempit vaginanya menganga lebar. Penis Hari menembus bagian vital Linda yang belum pernah dicapai oleh suaminya. Hal ini membuat Linda yang awalnya kaget dan nyeri lama-lama menjadi jauh lebih terangsang dan keenakan.
“Mmh.... mmh....mmh.... mmph...”
Clek.Clek.
Slurp.. Slurp
Bunyi beradunya lidah beriringan dengan desahan tertahan Linda di setiap hujaman batang penis Hari. Kini Linda sudah tak sungkan lagi menunjukkan kalau dia juga sangat menikmati persetubuhan ini. Kedua tangan Linda merangkul leher Hari dan mulutnya aktif memburu bibir pria yang menindih tubuhnya itu untuk ia lumat.
Plok.... Plok... Plok....
“Sshh... ahh.. ahh.. sshh.. eh..”
“Errh.. errgh.. errgh.. ergh.. erh..”
Desahan Linda dan Erangan Haripun akhirnya terdengar setelah mereka melepaskan ciuman bibir satu sama lain. Terdengar dari deru nafasnya kalu mereka terengah-engah setelah melakukan ciuman yang penuh nafsu itu. Namun begitu, di wajah mereka kelihatan betapa nikmatnya persenggemaan yang mereka lakukan.
Plok. Plok. Plok.
“OOHH... mass.. oh...”
Hujaman penis Hari makin lama makin cepat. Tubuh Linda sampai terpental-pental dibuatnya. Irama genjotan pendek namun cepat itu membuat Linda refleks membuka mata. Mulutnya sampai megap-megap dan bibir tipisnya membentuk huruf “O”.
Plok. Plok. Plok. Plok.
ZLEPP....ZLEPP....ZLEPP...
“Oh.oh. oh. oh. ah.ah.ah. OAAHHHH......! ahh.... ahh....ahh... aehhh....”
Hari mengatur tempo tusukannya sedemikian rupa. Di awal dia memberikan sodokan yang pelan tapi dalam. Semakin lama sodokannya berubah menjadi tusukan pendek namun cepat.
Beberapa menit dengan irama cepat, Hari kembali memelankan genjotannya. Sesekali ketika penisnya amblas penuh, Hari menggoyang pantatnya seperti orang mengebor. Penisnya menjelajahi seluruh area vagina Linda sampai dia mendesah kenikmatan dibuatnya. Desahan Linda seperti mengikuti gerakan hujaman penis Hari ketika cepat maupun lambat.
Hari dengan stamina dan daya tahannya menjaga agar penisnya benar-benar memberikan kenikmatan yang luar biasa untuk Linda. Berulang kali Hari mengubah-ubah tempo tusukannya. Pelan-cepat-pelan-cepat. Dan terbukti hal itu membuat Linda benar-benar dimabuk nafsu.
Linda mencapai kondisi trance di mana dia sekarang hanya fokus menikmati persetubuhannya dengan mantan kekasihnya ini. Dia sudah tidak peduli apa-apa lagi. Bahkan Kini Linda juga aktif memberikan rangsangan kepada penjatan tangguh di atas tubuhnya itu. Dia goyangkan pantatnya memberikan rasa nikmat pada penis Hari. Beberapa aksi ciuman dan jilatan juga tak luput dari leher dan pundak Hari. Sesekali ketika Hari mendongak dan memejamkan mata menikmati persetubuhannya itu, Linda berinisiatif mencium dada dan menjilati puting Hari.
“Ahhh.. ah.. ah.. enak banget, Lin, mmpph..”
Tak ayal Haripun semakin gemas atas aksi panas Linda. Dia balas aksi Linda tadi dengan mencium bibir manis itu sedalam-dalamnya. Tak mau kalah, dari bawah, Linda membalasnya dengan menggoyang pinggulnya dengan cepat menjemput hujaman penis Hari yang tidak berhenti mempermainkan nafsunya itu.
Plok. Plok. Plok. Plok.
“Ah. Ah.ah. mas.. ah.. aku.mau.. mmph”
Clep. .Clep.. Clep.. Clep..
Goyangan panas Linda menjemput genjotan penis Hari membuat dirinya sendiri mendesah tak karuan. Hari semakin semangat melihat Linda menggelinjang nikmat seperti itu. Hal ini membuat hujaman ke vagina Linda semakin lama semakin cepat. Linda semakin dibuatnya belingsatan. Wanita cantik ini sebentar lagi akan menggapai orgasmenya. Secara refleks Linda mengalungkan kedua kakinya ke pinggul Hari. Dengan gemas dia tarik kepala Hari, bibirnya dia cium dengan panas. Sampai ketika diujung orgasmenya..
JLEEP.
“MPUAH.. AAAHHHH.. AAGGHHH....!”
Cret.. Cret.. Cret..
Dengan tusukan terakhir nan dalam yang dilakukan Hari, keluar jugalah semua hasrat yang tertahan di tubuh linda. Linda telah orgasme. Pinggulnya bergetar hebat. Teriakannya membahana di kamar itu.
Segera setelah sodokan terakhirnya ke vagina Linda, Hari langsung bergerak melepaskan pelukan dan penisnya dari tubuh Linda. Dia berdiri dengan kedua lututnya di kasur. Melihat detik demi detik wanita yang dia gagahi mencapai kepuasan tertinggi dalam persetubuhan.
Sungguh erotis pemandangan yang dilihatnya. Seorang ibu muda yang kesehariannya memakai jilbab sedang menggelepar-gelapar tak berdaya dalam ketelanjangannya. Sang wanita itu memejamkan mata, mulutnya menganga dan mendesah-desah. Cipratan – cipratan air dari vaginanya menambah kesan bahwa pemandangan ini sungguh sangat eksotis.
“ooh.. ouh.. oh.. oh..” desahan pelan mulai keluar dari mulut Linda ketika fase orgasme hebatnya berangsur-angsur selesai.
Tubuhnya bermandikan keringat. Ia robohkan kepalanya di bantal yang sedari tadi ia pegang erat-erat kedua ujungnya ketika sedang menikmati orgasmenya.
Dengan perlahan Hari berbaring di samping Linda. Dia berikan ciuman lembut ke bibir manisnya itu. Linda pasrah ketika bibirnya dicium oleh Hari. Rasa letihnya membuat dia tidak menanggapi apa yang dilakukan mantan kekasihnya ini.
Hari sekarang sedang memberikan sentuhan-sentuhan ke tubuh mulus wanita cantik di sampingnya ini. Dia berikan elusan-elusan lembut ke Linda pada paha, perut, lengan, dadanya. Sedikit remasan seperti memijat dilakukan oleh Hari pada buah dada Linda yang kenyal itu. Hari mencoba untuk memberikan ketenangan dan kemesraan bagi Linda. Dan itu berhasil. Walaupun Linda tak menanggapi aksi grepe-grepe mantannya ini, Linda merasakan rasa rileks setelah pergumulan panas yang dilakukan.
Kemudian Hari bangun dan beranjak keluar kamar. Dia menuju dapur untuk mengambil minuman. Dibawanya menuju kamar dua gelas air dingin untuk dia sendiri dan Linda.
“Minum dulu, Lin” Ujar Hari sambil menyodorkan segelas air dingin untuk Linda.
Linda yang disodori segelas air itu menerimanya dan langsung meminumnya sampai habis. Setelah berjibaku dengan persetubuhan yang hebat seperti tadi tentu saja tenaga Linda terkuras.
“Mau lagi?” Hari menyodorkan kembali satu gelas yang sebenarnya untuk dirinya.
Di dapur sebelumnya Hari sudah minum jadi dia sudah tidak terlalu haus sekarang. Akan tetapi Linda menggelengkan kepala.
“Sini, Lin, duduk sini” Ajak Hari sambil menggamit lengan Linda untuk duduk bersandar dipan ranjang dengan selimut menutupi tubuh bagian bawahnya.
Tubuh Linda menggeliat menuruti ajakan Hari. Diapun masuk kedalam selimut lalu duduk di samping Hari.
Baru saja memposisikan untuk duduk, Hari merangkul pundak Linda sehingga tubuh Linda merapat ke Tubuh Hari dengan keadaan tentu saja masih sama-sama telanjang. Dipeluknya tubuh wanita tanpa busana itu sambil dia ciumi dahinya dengan mesra. Tak ketinggalan tangannya mengelus-elus pundak Linda yang mulus itu.
“Aku kangen banget sama kamu, Lin” Ucap Hari sambil merapatkan pelukannya sehingga kepala Linda bersandar di dada Hari. Dia cium ubun-ubun Linda dengan mesra.
Linda diam saja. Dia tak tahu harus berbuat apa. Dia bingung. Baru setelah persetubuhan gila tadi, kesadaran Linda mulai kembali normal. Dan normalnya, keadaan seperti ini harusnya tidak boleh terjadi. Di mana dia berada dalam kamar pribadinya dalam kondisi telanjang bersama dengan seorang pria yang bukan suaminya. Otak Linda terasa beku. Dia tidak bisa berpikir jernih sekarang.
“Kok bengong, sayang, masih capek ya?” tanya Hari.
Linda menggeleng. Dia memperbaiki posisi duduknya dan melepas rangkulan dari Hari.
“Kenapa, mas, kenapa jadi seperti ini?” tanya Linda. Air matanya perlahan mulai mengalir.
Dia tidak tahu harus sedih atau gimana. Dia sedih karena telah menghianati suaminya. Tapi disisi lain ada rasa rindu yang terobati ketika bertemu dengan kekasihnya dulu. Perasaan yang bercampur aduk itulah membuat Linda tak kuasa menangan tangisnya.
“Hiks.. hiks.. hiks”
Tak tega melihat kekasih pujaannya menangis, Hari kembali memeluknya. Dia berusaha untuk menenangkan gejolak yang ada di hati Linda.
“Jangan menangis, Lin, aku sedih kalau kamu menangis seperti ini” Ucap Hari sambil tangannya mengelus-elus rambut Linda.
“Hiks.. hiks.. hiks..”
“Maaf kalau aku salah, Lin, aku tidak bisa menahan rasa rinduku kepadamu”
“Kenapa jadi seperti ini, mas..? hiks.. hiks..” Tanya Linda dengan pertanyaan yang sama.
“Ahhh.. ah.. ah.. enak banget, Lin, mmpph..”
Tak ayal Haripun semakin gemas atas aksi panas Linda. Dia balas aksi Linda tadi dengan mencium bibir manis itu sedalam-dalamnya. Tak mau kalah, dari bawah, Linda membalasnya dengan menggoyang pinggulnya dengan cepat menjemput hujaman penis Hari yang tidak berhenti mempermainkan nafsunya itu.
Plok. Plok. Plok. Plok.
“Ah. Ah.ah. mas.. ah.. aku.mau.. mmph”
Clep. .Clep.. Clep.. Clep..
Goyangan panas Linda menjemput genjotan penis Hari membuat dirinya sendiri mendesah tak karuan. Hari semakin semangat melihat Linda menggelinjang nikmat seperti itu. Hal ini membuat hujaman ke vagina Linda semakin lama semakin cepat. Linda semakin dibuatnya belingsatan. Wanita cantik ini sebentar lagi akan menggapai orgasmenya. Secara refleks Linda mengalungkan kedua kakinya ke pinggul Hari. Dengan gemas dia tarik kepala Hari, bibirnya dia cium dengan panas. Sampai ketika diujung orgasmenya..
JLEEP.
“MPUAH.. AAAHHHH.. AAGGHHH....!”
Cret.. Cret.. Cret..
Dengan tusukan terakhir nan dalam yang dilakukan Hari, keluar jugalah semua hasrat yang tertahan di tubuh linda. Linda telah orgasme. Pinggulnya bergetar hebat. Teriakannya membahana di kamar itu.
Segera setelah sodokan terakhirnya ke vagina Linda, Hari langsung bergerak melepaskan pelukan dan penisnya dari tubuh Linda. Dia berdiri dengan kedua lututnya di kasur. Melihat detik demi detik wanita yang dia gagahi mencapai kepuasan tertinggi dalam persetubuhan.
Sungguh erotis pemandangan yang dilihatnya. Seorang ibu muda yang kesehariannya memakai jilbab sedang menggelepar-gelapar tak berdaya dalam ketelanjangannya. Sang wanita itu memejamkan mata, mulutnya menganga dan mendesah-desah. Cipratan – cipratan air dari vaginanya menambah kesan bahwa pemandangan ini sungguh sangat eksotis.
“ooh.. ouh.. oh.. oh..” desahan pelan mulai keluar dari mulut Linda ketika fase orgasme hebatnya berangsur-angsur selesai.
Tubuhnya bermandikan keringat. Ia robohkan kepalanya di bantal yang sedari tadi ia pegang erat-erat kedua ujungnya ketika sedang menikmati orgasmenya.
Dengan perlahan Hari berbaring di samping Linda. Dia berikan ciuman lembut ke bibir manisnya itu. Linda pasrah ketika bibirnya dicium oleh Hari. Rasa letihnya membuat dia tidak menanggapi apa yang dilakukan mantan kekasihnya ini.
Hari sekarang sedang memberikan sentuhan-sentuhan ke tubuh mulus wanita cantik di sampingnya ini. Dia berikan elusan-elusan lembut ke Linda pada paha, perut, lengan, dadanya. Sedikit remasan seperti memijat dilakukan oleh Hari pada buah dada Linda yang kenyal itu. Hari mencoba untuk memberikan ketenangan dan kemesraan bagi Linda. Dan itu berhasil. Walaupun Linda tak menanggapi aksi grepe-grepe mantannya ini, Linda merasakan rasa rileks setelah pergumulan panas yang dilakukan.
Kemudian Hari bangun dan beranjak keluar kamar. Dia menuju dapur untuk mengambil minuman. Dibawanya menuju kamar dua gelas air dingin untuk dia sendiri dan Linda.
“Minum dulu, Lin” Ujar Hari sambil menyodorkan segelas air dingin untuk Linda.
Linda yang disodori segelas air itu menerimanya dan langsung meminumnya sampai habis. Setelah berjibaku dengan persetubuhan yang hebat seperti tadi tentu saja tenaga Linda terkuras.
“Mau lagi?” Hari menyodorkan kembali satu gelas yang sebenarnya untuk dirinya.
Di dapur sebelumnya Hari sudah minum jadi dia sudah tidak terlalu haus sekarang. Akan tetapi Linda menggelengkan kepala.
“Sini, Lin, duduk sini” Ajak Hari sambil menggamit lengan Linda untuk duduk bersandar dipan ranjang dengan selimut menutupi tubuh bagian bawahnya.
Tubuh Linda menggeliat menuruti ajakan Hari. Diapun masuk kedalam selimut lalu duduk di samping Hari.
Baru saja memposisikan untuk duduk, Hari merangkul pundak Linda sehingga tubuh Linda merapat ke Tubuh Hari dengan keadaan tentu saja masih sama-sama telanjang. Dipeluknya tubuh wanita tanpa busana itu sambil dia ciumi dahinya dengan mesra. Tak ketinggalan tangannya mengelus-elus pundak Linda yang mulus itu.
“Aku kangen banget sama kamu, Lin” Ucap Hari sambil merapatkan pelukannya sehingga kepala Linda bersandar di dada Hari. Dia cium ubun-ubun Linda dengan mesra.
Linda diam saja. Dia tak tahu harus berbuat apa. Dia bingung. Baru setelah persetubuhan gila tadi, kesadaran Linda mulai kembali normal. Dan normalnya, keadaan seperti ini harusnya tidak boleh terjadi. Di mana dia berada dalam kamar pribadinya dalam kondisi telanjang bersama dengan seorang pria yang bukan suaminya. Otak Linda terasa beku. Dia tidak bisa berpikir jernih sekarang.
“Kok bengong, sayang, masih capek ya?” tanya Hari.
Linda menggeleng. Dia memperbaiki posisi duduknya dan melepas rangkulan dari Hari.
“Kenapa, mas, kenapa jadi seperti ini?” tanya Linda. Air matanya perlahan mulai mengalir.
Dia tidak tahu harus sedih atau gimana. Dia sedih karena telah menghianati suaminya. Tapi disisi lain ada rasa rindu yang terobati ketika bertemu dengan kekasihnya dulu. Perasaan yang bercampur aduk itulah membuat Linda tak kuasa menangan tangisnya.
“Hiks.. hiks.. hiks”
Tak tega melihat kekasih pujaannya menangis, Hari kembali memeluknya. Dia berusaha untuk menenangkan gejolak yang ada di hati Linda.
“Jangan menangis, Lin, aku sedih kalau kamu menangis seperti ini” Ucap Hari sambil tangannya mengelus-elus rambut Linda.
“Hiks.. hiks.. hiks..”
“Maaf kalau aku salah, Lin, aku tidak bisa menahan rasa rinduku kepadamu”
“Kenapa jadi seperti ini, mas..? hiks.. hiks..” Tanya Linda dengan pertanyaan yang sama.
Saat ini, hanya kata itu yang bisa mewakili perasaan Linda. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi.
“Aku juga nggak tahu, Lin. Tapi yang aku tahu, kita sama-sama sudah dewasa. Bukan seperti waktu kita dulu. Aku yakin kamu paham maksudku ini.”
“Hiks.. Hiks..”
Linda terdiam dalam isak tangisnya. Dia mencoba mencerna apa yang dikatakan Hari.
“Dan aku yakin kita punya perasaan yang sama. Itulah mengapa kita berada di sini saat ini”
“..”
“ Aku nggak menyalahkan kamu, Lin, dan aku juga nggak mau menyalahkan keadaan ini. Kamu rindu aku kan, Lin? Buat aku, itu lebih dari cukup”
Beberapa menit kemudian, tangisan Linda mulai mereda. Dalam benaknya saat ini, Linda merasa ada kebenaran di kata-kata Hari. Ya, dia memang rindu mantannya ini. Rasa sayang untuk Hari di hati Lindapun masih ada sampai saat ini. Dan karena pertemuan inilah rasa sayang yang hampir hilang kini bersemi kembali. Sedikit demi sedikit perasaan Linda mulai menerima keadaan yang terjadi sekarang. Perasaan “menerima” ini membuat tangan Linda secara refleks merangkul pinggang Hari.
Hari yang menyadari perubahan Linda kini membalas rangkulan itu dengan mengelus sekujur tangan Linda dengan lembut dan mesra. Sesekali dia cium dahi Linda dengan mesra. Sejenak mereka terdiam dalam perasaan mereka masing-masing. Linda memejamkan mata dan merapatkan kepalanya ke dada bidang Hari, menikmati momen intim nan mesra ini. Terbesit di hati Linda jika dia ingin menikmati momen seperti ini lebih lama lagi.
“Ngomong-ngomong, kapten tomboi sekarang cengeng ya. Hehe..” Canda Hari memecah keheningan.
Kapten tomboi. Sebuah panggilan yang membuat Linda ingat masa-masa sekolah. Dulunya dia adalah kapten voli putri di sekolahnya dan bisa dibilang tingkah dan penampilan Linda waktu itu memang pantas dicap “tomboi”. Panggilan “kapten tomboi” sering dipakai Hari untuk candaan kepada Linda. Semacam panggilan sayang. Dari ceng-cengan seperti itulah mereka jadi akrab dan akhirnya berpacaran.
“Apaan sih, kapten tomboi, aku udah nggak tomboi ya” sanggah Linda dengan muka cemberut yang menggemaskan.
“Iya iya.. percaya, sekarang udah nggak tomboi lagi”
“..”
“Sekarang kapten tomboinya jadi wanita cantik yang membuat seorang Hari tambah jatuh hati padanya” Ucap Hari sambil mencolek dagu Linda untuk menggodanya.
“Gombal” Ucap Linda seraya tangannya menyorongkan pipi Hari untuk menjauh darinya dengan gemas namun dalam hatinya dia senang dipuji oleh mantannya itu.
Obrolan ringanpun mengalir di antara mereka berdua. Diiringi candaan membuat keduanya tertawa geli dan juga senang. Terutama Linda. Sesekali gombalan-gombalan ala Hari sukses membuat Linda tersipu. Linda seperti benar-benar sudah menerima Hari sebagai kekasihnya lagi. Dia seperti terlupa atau mungkin sudah masa bodoh dengan situasi sekarang ini. Di mana dia di kamar pribadinya sedang bertelanjang ria bersama mantannya yang statusnya sekarang bisa dikatakan adalah selingkuhannya.
“Lin, aku baru tahu ini dan nggak nyangka.. “ ujar Hari menggantung.
“Nggak nyangka apa?” tanya Linda penasaran.
“Cewek setomboi kamu dulu, ternyata punya sepasang buah dada yang indah seperti itu” Lanjut Hari menggoda Linda sambil menunjuk dan memperhatikan sepasang gundukan di dada wanita cantik yang dia bicarakan tadi.
“Ih, apaan sih, mas, mesum deh” Ucap Linda sambil pasang muka cemberut lucu.
Secara refleks Linda menutup buah dadanya yang masih diperhatikan oleh Hari. Harusnya Linda kesal dengan candaan yang menjurus mesum tadi. Tapi rasa nyaman yang hinggap di hati Linda, membuatnya malah sedikit bangga karena bagian tubuhnya dibilang “indah”.
“Udah dong, mas, jangan dilihatin terus seperti itu. Malu” Keluh Linda. Kali ini dia memang benar-benar malu ketika buah dadanya yang sedang dia tangkup dengan kedua tangan terus diperhatikan oleh Hari.
“Lin..” panggil Hari. Kini kedua insan tanpa busana ini saling menatap satu sama lain.
“Kamu wanita tercantik yang pernah kumiliki” Lanjut Hari.
Cup.
Tanpa memberi aba-aba, Hari mencium bibir Linda. Lebih tepatnya hanya menempelkan bibirnya ke bibir Linda beberapa detik lalu langsung melepasnya. Linda yang dicium tiba-tiba itu sontak sedikit kaget sehingga dia tak memberikan respon apa-apa.
Hari beringsut duduk di atas lutut Linda yang selonjoran. Ditatapnya kedua mata indah Linda dengan tatapan yang dalam namun meneduhkan. Linda diam. Hatinya berdebar-debar. Dia tahu persetubuhan dia dengan mantannya akan berlanjut lagi. Ingin rasanya dia menolak melakukannya lagi. Hubungan ini sudah terlalu jauh dari batas kewajaran. Perselingkuhan ini tidak boleh berlanjut. Seperti itulah di pikiran Linda saat ini.
Cup.
Clek..Clek..Clek..
Hari menyerbu bibir Linda dengan mulutnya. Lumatan demi lumatan dia singgahkan ke bibir tipis itu. Kedua tangannya memegang pipi Linda, menahan kepala wanita cantik itu agar tidak menghindar dari ciuman yang dia berikan. Pikiran jernih Linda buyar seketika.
Linda yang tadinya berpikir bahwa perbuatan ini dan salah dan secepatnya harus dihentikan, mendadak pikiran itu jadi menguap seketika terganti dengan hangatnya gairah nafsu yang melanda.
Clek.. Clek.. Clek.. Clek.. Clek..
“Mmphh.. mmh.. mmh... mhh..”
Semakin lama ciuman mereka semakin intens. Keduanya saling berbalas lumatan. Linda yang awalnya hanya pasif, kini mulai panas. Bibirnya aktif memberikan lumatan ke bibir Hari. Erangan nikmatpun semakin mulai terdengar dari keduanya. Terutama Linda. Desahan dari mulutnya yang tersumpal karena ciuman, membuat Hari lebih bersemangat untuk mengerjai kekasihnya ini.
“Aku juga nggak tahu, Lin. Tapi yang aku tahu, kita sama-sama sudah dewasa. Bukan seperti waktu kita dulu. Aku yakin kamu paham maksudku ini.”
“Hiks.. Hiks..”
Linda terdiam dalam isak tangisnya. Dia mencoba mencerna apa yang dikatakan Hari.
“Dan aku yakin kita punya perasaan yang sama. Itulah mengapa kita berada di sini saat ini”
“..”
“ Aku nggak menyalahkan kamu, Lin, dan aku juga nggak mau menyalahkan keadaan ini. Kamu rindu aku kan, Lin? Buat aku, itu lebih dari cukup”
Beberapa menit kemudian, tangisan Linda mulai mereda. Dalam benaknya saat ini, Linda merasa ada kebenaran di kata-kata Hari. Ya, dia memang rindu mantannya ini. Rasa sayang untuk Hari di hati Lindapun masih ada sampai saat ini. Dan karena pertemuan inilah rasa sayang yang hampir hilang kini bersemi kembali. Sedikit demi sedikit perasaan Linda mulai menerima keadaan yang terjadi sekarang. Perasaan “menerima” ini membuat tangan Linda secara refleks merangkul pinggang Hari.
Hari yang menyadari perubahan Linda kini membalas rangkulan itu dengan mengelus sekujur tangan Linda dengan lembut dan mesra. Sesekali dia cium dahi Linda dengan mesra. Sejenak mereka terdiam dalam perasaan mereka masing-masing. Linda memejamkan mata dan merapatkan kepalanya ke dada bidang Hari, menikmati momen intim nan mesra ini. Terbesit di hati Linda jika dia ingin menikmati momen seperti ini lebih lama lagi.
“Ngomong-ngomong, kapten tomboi sekarang cengeng ya. Hehe..” Canda Hari memecah keheningan.
Kapten tomboi. Sebuah panggilan yang membuat Linda ingat masa-masa sekolah. Dulunya dia adalah kapten voli putri di sekolahnya dan bisa dibilang tingkah dan penampilan Linda waktu itu memang pantas dicap “tomboi”. Panggilan “kapten tomboi” sering dipakai Hari untuk candaan kepada Linda. Semacam panggilan sayang. Dari ceng-cengan seperti itulah mereka jadi akrab dan akhirnya berpacaran.
“Apaan sih, kapten tomboi, aku udah nggak tomboi ya” sanggah Linda dengan muka cemberut yang menggemaskan.
“Iya iya.. percaya, sekarang udah nggak tomboi lagi”
“..”
“Sekarang kapten tomboinya jadi wanita cantik yang membuat seorang Hari tambah jatuh hati padanya” Ucap Hari sambil mencolek dagu Linda untuk menggodanya.
“Gombal” Ucap Linda seraya tangannya menyorongkan pipi Hari untuk menjauh darinya dengan gemas namun dalam hatinya dia senang dipuji oleh mantannya itu.
Obrolan ringanpun mengalir di antara mereka berdua. Diiringi candaan membuat keduanya tertawa geli dan juga senang. Terutama Linda. Sesekali gombalan-gombalan ala Hari sukses membuat Linda tersipu. Linda seperti benar-benar sudah menerima Hari sebagai kekasihnya lagi. Dia seperti terlupa atau mungkin sudah masa bodoh dengan situasi sekarang ini. Di mana dia di kamar pribadinya sedang bertelanjang ria bersama mantannya yang statusnya sekarang bisa dikatakan adalah selingkuhannya.
“Lin, aku baru tahu ini dan nggak nyangka.. “ ujar Hari menggantung.
“Nggak nyangka apa?” tanya Linda penasaran.
“Cewek setomboi kamu dulu, ternyata punya sepasang buah dada yang indah seperti itu” Lanjut Hari menggoda Linda sambil menunjuk dan memperhatikan sepasang gundukan di dada wanita cantik yang dia bicarakan tadi.
“Ih, apaan sih, mas, mesum deh” Ucap Linda sambil pasang muka cemberut lucu.
Secara refleks Linda menutup buah dadanya yang masih diperhatikan oleh Hari. Harusnya Linda kesal dengan candaan yang menjurus mesum tadi. Tapi rasa nyaman yang hinggap di hati Linda, membuatnya malah sedikit bangga karena bagian tubuhnya dibilang “indah”.
“Udah dong, mas, jangan dilihatin terus seperti itu. Malu” Keluh Linda. Kali ini dia memang benar-benar malu ketika buah dadanya yang sedang dia tangkup dengan kedua tangan terus diperhatikan oleh Hari.
“Lin..” panggil Hari. Kini kedua insan tanpa busana ini saling menatap satu sama lain.
“Kamu wanita tercantik yang pernah kumiliki” Lanjut Hari.
Cup.
Tanpa memberi aba-aba, Hari mencium bibir Linda. Lebih tepatnya hanya menempelkan bibirnya ke bibir Linda beberapa detik lalu langsung melepasnya. Linda yang dicium tiba-tiba itu sontak sedikit kaget sehingga dia tak memberikan respon apa-apa.
Hari beringsut duduk di atas lutut Linda yang selonjoran. Ditatapnya kedua mata indah Linda dengan tatapan yang dalam namun meneduhkan. Linda diam. Hatinya berdebar-debar. Dia tahu persetubuhan dia dengan mantannya akan berlanjut lagi. Ingin rasanya dia menolak melakukannya lagi. Hubungan ini sudah terlalu jauh dari batas kewajaran. Perselingkuhan ini tidak boleh berlanjut. Seperti itulah di pikiran Linda saat ini.
Cup.
Clek..Clek..Clek..
Hari menyerbu bibir Linda dengan mulutnya. Lumatan demi lumatan dia singgahkan ke bibir tipis itu. Kedua tangannya memegang pipi Linda, menahan kepala wanita cantik itu agar tidak menghindar dari ciuman yang dia berikan. Pikiran jernih Linda buyar seketika.
Linda yang tadinya berpikir bahwa perbuatan ini dan salah dan secepatnya harus dihentikan, mendadak pikiran itu jadi menguap seketika terganti dengan hangatnya gairah nafsu yang melanda.
Clek.. Clek.. Clek.. Clek.. Clek..
“Mmphh.. mmh.. mmh... mhh..”
Semakin lama ciuman mereka semakin intens. Keduanya saling berbalas lumatan. Linda yang awalnya hanya pasif, kini mulai panas. Bibirnya aktif memberikan lumatan ke bibir Hari. Erangan nikmatpun semakin mulai terdengar dari keduanya. Terutama Linda. Desahan dari mulutnya yang tersumpal karena ciuman, membuat Hari lebih bersemangat untuk mengerjai kekasihnya ini.
Lepas berciuman, Hari membuka selimut yang masih menutupi tubuh bawah Linda. Kini terpampanglah sekali lagi tubuh polos wanita pujannya ini di depan dia.
Zreet..
“Ah..”
Kedua tangan Hari bergerak mencengkeram paha Linda bagian belakang dekat pantat. Dia menariknya hingga Linda yang tadinya duduk selonjoran, tubuhnya merosot hingga berbaring di ranjang. Tarikan Hari ke tubuh Linda lumayan kuat hingga membuat wanita cantik ini sedikit kaget dan memekik.
Tubuh Linda kini terbaring di kasur dan Hari berada di atasnya dengan posisi merangkak. Tangan Linda direntangkan oleh Hari yang masih menangkup menutupi payudara sekalnya. Diperlakukan seperti itu, Linda tak memberontak sedikitpun. Kedua tangan Linda diletakkan di atas kepalanya sedang tangan Hari memegang kedua lengan Linda. Dengan posisi seperti itu, payudara Linda dan ketiak mulusnya benar-benar bebas dan seperti siap untuk digarap kapan saja.
Hari merendahkan kepalanya. Dia langsung memburu payudara Linda yang menggoda itu. Dijilatinya puting mungil kecoklatan yang sudah
tegak mengacung itu sebelum dia sedot-sedot seperti bayi yang menyusu.
sluurrp.. sluurrp..
“Mass.. eh.. mmh.. ah.. ssh.. ahh..”
Dengan sangat bernafsu Hari menggarap buah dada Linda. Kedua payudara sekal itu benar-benar dikerjai. Semua jengkal tubuh Linda di sekitar dada juga tak luput dinikmati habis-habisan oleh pejantan yang sudah dilanda nafsu ini. Diselomotnya buah dada yang menggemaskan itu seakan-akan ingin menelannya bulat-bulat karena saking gemasnya.
Linda yang digarap sedemikian rupa hanya bisa mendesah penuh nikmat. Matanya terpejam, kepalanya bergerak tak tentu arah, dia tak tahan dengan segala rangsangan yang diberikan. Tangannya yang dipegangi Hari untuk meregang di atas kepalanya itu semakin menambah ketidakberdayaan wanita cantik ini untuk menahan nikmat birahi yang melanda tubuhnya.
Bak hewan buas yang menerkam mangsanya, Hari terus saja merangsangi tubuh mulus sang betina di bawahnya itu. Kali ini mulutnya bergerak menyelomoti ketiak Linda yang putih mulus tanpa cela. Dia jilati ketiak Linda dengan rakus bergantian sebelah kanan dan kirinya.
sluurrp.. sluurrp..
“Mass.. eh.. mmh.. ah.. ssh..geli ah.. ampuun.. ahhh.. ahh....”
Seumur-umur aktifitas persetubuhan Linda dengan suaminya, baru kali ini dia dirangsang pada ketiaknya. Sensasi baru ini benar-benar menenggelamkan Linda ke dalam kolam nafsu yang lebih dalam. Tubuhnya menggeliat-geliat kuat tak kuasa menahan rasa geli sekaligus nikmat pada ketiak yang masih dengan rakusnya dijelajahi oleh lidah Hari. Terkadang saking nikmatnya tubuh Linda bergetar seperti merasakan setruman di tubuhnya, hampir mirip seperti dilanda orgasme.
Slurrp.. sluurrp.. sluurrp.. sluurrp.. sluurrp..
“Ahh... Shh.. ah.. udahh.. massh.. ah.. ampuun... Ah.. Ahh..”
Tubuh Linda seperti cacing kepanasan. Dia merasakan denyutan-denyutan kecil di vaginanya, menuntut untuk segera dijelai dengan batang pejal pria. Selagi dikerjai secara intens seperti itu, Linda teringat dan sadar bahwa baru kali ini dia bercinta seberisik dan seliar ini. Dan jauh di lubuk hati Linda, dia menyukainya.
Tangan Hari melepas cengkeramannya di lengan Linda. Kini dia berdiri dengan lututnya di atas ranjang. Menikmati pemandangan wanita cantik istri orang yang sedang terengah-engah dilanda nafsu karena foreplay menggebu-gebu tadi. Linda masih mencoba mengambil nafas. Dia menatap sayu pejantan tangguh di depannya. Dia pasah menanti apa yang akan dilakukan oleh pria gagah berbadan atletis itu selanjutnya. Membayangkan apa yang akan terjadi sebentar lagi, membuat Linda secara refleks menggigit bibir bawahnya sambil masih menatap mantan kekasihnya itu. Sebuah gesture yanng menandakan bahwa wanita yang tergolek di ranjang ini sudah benar-benar ingin segera disetubuhi.
“Sayang, kamu di atas ya” Kata Hari sambil rebahan di sisi Linda.
Hari sudah mulai berani memanggil “sayang” kepada istri orang. Dan bagaimanapun Linda sangat tidak keberatan dipanggil seperti itu oleh mantannya. Di hati kecilnya dia mengakui kalau dia juga masih sayang dengan laki-laki ini. Laki-laki yang bukan suaminya.
Linda paham maksud kata-kata Hari tadi. Mantannya ini ingin gaya WOT. Linda jadi teringat lagi, gaya ini sangat jarang dia lakukan dengan suaminya. Bahkan dalam enam tahun pernikahannya dengan suami, frekuensi bercinta dengan gaya women on top bisa dihitung dengan jari. Hal itu karena setiap kali melakukannya, suaminya cepat keluar. Suaminya tidak tahan dengan goyangan Linda.
Hari merebahkan tubuhnya di ranjang dan Linda memposisikan diri duduk di atas penis Hari. Dipegangnya penis perkasa Hari dengan tangan kanannya dan dia arahkan ke vaginanya.
Sleepp..
“Ssh... Ahh....” Desah Linda seperti orang kepedesan ketika senti demi senti penis Hari amblas ke liang senggamanya.
Kepalanya mendongak, matanya terpejam menikmati desakan batang berurat itu di vaginanya.
“Oh.. Linda.. ah.. aku sayang kamu.. ah..” erang Hari sambil mengungkapkan rasa sayangnya ke Linda sambil tangannya menggerayangi paha mulus Linda.
Linda tidak terlalu memperhatikannya. Linda sendiri masih fokus menikmati batang penis Hari yang sudah bertengger di lubang nikmatnya.
Di posisi bawah, Hari juga sangat menikmati penisnya yang lagi-lagi masuk ke dalam vagina sempit Linda. Sangat terasa baginya, bagaimana otot vagina Linda yang menjempit penisnya yang ukurannya di atas rata-rata itu. Kakinya yang tadinya lurus kini sedikit tertekuk tak tahan memenikmati proses penetrasi tadi.
Setelah batang penis Hari masuk sepenuhnya ke vagina Linda, Dia meluruskan kakinya kembali. Ah. Linda merasa dirinya sudah gila. Seorang istri yang kesehariannya memakai jilbab di luar rumah kini sedang menaiki penis seorang pria bukan suaminya dalam kondisi telanjang bulat. Dia sadar dengan posisinya yang di atas maka dialah yang akan lebih aktif dalam melakukan persetubuhan seakan-akan dia yang menyetubuhi pria di bawahnya. Linda merasa dirinya seperti perempuan binal.
“Sayang, ayo tunjukin, kalau kamu nggak cuma hebat di lapangan, tapi hebat juga ranjang” Ucap Hari menyemangati.
Linda yang mendengarnya merasa sedikit terprovokasi. Dia sangat yakin kemampuannya bercinta dengan posisi di atas dapat membuat pria kewalahan karena nikmat. Terbukti suaminya tidak pernah gagal orgasme jika digoyang Linda dalam waktu tidak lebih dari 5 menit.
Segera setelah Hari berkata seperti itu, Linda menaruh tangannya di dada bidang Hari sebagai tumpuan. digoyangkannya pinggul seksi maju mundur memberikan kenikmatan pada penis Hari yang tertancap di vaginanya.
“Ahh.. ahh... Mmh.. ahh.. ssh.. mmh..”
“Ohh.. Ohh... Ergh... Erh.. ehh. ”
Keduanya saling timpal menimpali desahan di sela-sela persenggamaan. Hari sangat keenakan berada di bawah. Penisnya yang dipelintir-pelintir oleh goyangan seksi Linda menjalarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhnya. Linda sendiri dengan aktifnya menggoyang pinggulnya bak biduan dangdut. Maju – mundur –maju – mundur. Sesekali dia berikan goyangan memutar membuat penis Hari menjangkau seluruh ruang di dalam lubang sempitnya.
“Ohh... ergh... terus.. sayang.. ah.. enak.. ” erang Hari keenakan.
Zreet..
“Ah..”
Kedua tangan Hari bergerak mencengkeram paha Linda bagian belakang dekat pantat. Dia menariknya hingga Linda yang tadinya duduk selonjoran, tubuhnya merosot hingga berbaring di ranjang. Tarikan Hari ke tubuh Linda lumayan kuat hingga membuat wanita cantik ini sedikit kaget dan memekik.
Tubuh Linda kini terbaring di kasur dan Hari berada di atasnya dengan posisi merangkak. Tangan Linda direntangkan oleh Hari yang masih menangkup menutupi payudara sekalnya. Diperlakukan seperti itu, Linda tak memberontak sedikitpun. Kedua tangan Linda diletakkan di atas kepalanya sedang tangan Hari memegang kedua lengan Linda. Dengan posisi seperti itu, payudara Linda dan ketiak mulusnya benar-benar bebas dan seperti siap untuk digarap kapan saja.
Hari merendahkan kepalanya. Dia langsung memburu payudara Linda yang menggoda itu. Dijilatinya puting mungil kecoklatan yang sudah
tegak mengacung itu sebelum dia sedot-sedot seperti bayi yang menyusu.
sluurrp.. sluurrp..
“Mass.. eh.. mmh.. ah.. ssh.. ahh..”
Dengan sangat bernafsu Hari menggarap buah dada Linda. Kedua payudara sekal itu benar-benar dikerjai. Semua jengkal tubuh Linda di sekitar dada juga tak luput dinikmati habis-habisan oleh pejantan yang sudah dilanda nafsu ini. Diselomotnya buah dada yang menggemaskan itu seakan-akan ingin menelannya bulat-bulat karena saking gemasnya.
Linda yang digarap sedemikian rupa hanya bisa mendesah penuh nikmat. Matanya terpejam, kepalanya bergerak tak tentu arah, dia tak tahan dengan segala rangsangan yang diberikan. Tangannya yang dipegangi Hari untuk meregang di atas kepalanya itu semakin menambah ketidakberdayaan wanita cantik ini untuk menahan nikmat birahi yang melanda tubuhnya.
Bak hewan buas yang menerkam mangsanya, Hari terus saja merangsangi tubuh mulus sang betina di bawahnya itu. Kali ini mulutnya bergerak menyelomoti ketiak Linda yang putih mulus tanpa cela. Dia jilati ketiak Linda dengan rakus bergantian sebelah kanan dan kirinya.
sluurrp.. sluurrp..
“Mass.. eh.. mmh.. ah.. ssh..geli ah.. ampuun.. ahhh.. ahh....”
Seumur-umur aktifitas persetubuhan Linda dengan suaminya, baru kali ini dia dirangsang pada ketiaknya. Sensasi baru ini benar-benar menenggelamkan Linda ke dalam kolam nafsu yang lebih dalam. Tubuhnya menggeliat-geliat kuat tak kuasa menahan rasa geli sekaligus nikmat pada ketiak yang masih dengan rakusnya dijelajahi oleh lidah Hari. Terkadang saking nikmatnya tubuh Linda bergetar seperti merasakan setruman di tubuhnya, hampir mirip seperti dilanda orgasme.
Slurrp.. sluurrp.. sluurrp.. sluurrp.. sluurrp..
“Ahh... Shh.. ah.. udahh.. massh.. ah.. ampuun... Ah.. Ahh..”
Tubuh Linda seperti cacing kepanasan. Dia merasakan denyutan-denyutan kecil di vaginanya, menuntut untuk segera dijelai dengan batang pejal pria. Selagi dikerjai secara intens seperti itu, Linda teringat dan sadar bahwa baru kali ini dia bercinta seberisik dan seliar ini. Dan jauh di lubuk hati Linda, dia menyukainya.
Tangan Hari melepas cengkeramannya di lengan Linda. Kini dia berdiri dengan lututnya di atas ranjang. Menikmati pemandangan wanita cantik istri orang yang sedang terengah-engah dilanda nafsu karena foreplay menggebu-gebu tadi. Linda masih mencoba mengambil nafas. Dia menatap sayu pejantan tangguh di depannya. Dia pasah menanti apa yang akan dilakukan oleh pria gagah berbadan atletis itu selanjutnya. Membayangkan apa yang akan terjadi sebentar lagi, membuat Linda secara refleks menggigit bibir bawahnya sambil masih menatap mantan kekasihnya itu. Sebuah gesture yanng menandakan bahwa wanita yang tergolek di ranjang ini sudah benar-benar ingin segera disetubuhi.
“Sayang, kamu di atas ya” Kata Hari sambil rebahan di sisi Linda.
Hari sudah mulai berani memanggil “sayang” kepada istri orang. Dan bagaimanapun Linda sangat tidak keberatan dipanggil seperti itu oleh mantannya. Di hati kecilnya dia mengakui kalau dia juga masih sayang dengan laki-laki ini. Laki-laki yang bukan suaminya.
Linda paham maksud kata-kata Hari tadi. Mantannya ini ingin gaya WOT. Linda jadi teringat lagi, gaya ini sangat jarang dia lakukan dengan suaminya. Bahkan dalam enam tahun pernikahannya dengan suami, frekuensi bercinta dengan gaya women on top bisa dihitung dengan jari. Hal itu karena setiap kali melakukannya, suaminya cepat keluar. Suaminya tidak tahan dengan goyangan Linda.
Hari merebahkan tubuhnya di ranjang dan Linda memposisikan diri duduk di atas penis Hari. Dipegangnya penis perkasa Hari dengan tangan kanannya dan dia arahkan ke vaginanya.
Sleepp..
“Ssh... Ahh....” Desah Linda seperti orang kepedesan ketika senti demi senti penis Hari amblas ke liang senggamanya.
Kepalanya mendongak, matanya terpejam menikmati desakan batang berurat itu di vaginanya.
“Oh.. Linda.. ah.. aku sayang kamu.. ah..” erang Hari sambil mengungkapkan rasa sayangnya ke Linda sambil tangannya menggerayangi paha mulus Linda.
Linda tidak terlalu memperhatikannya. Linda sendiri masih fokus menikmati batang penis Hari yang sudah bertengger di lubang nikmatnya.
Di posisi bawah, Hari juga sangat menikmati penisnya yang lagi-lagi masuk ke dalam vagina sempit Linda. Sangat terasa baginya, bagaimana otot vagina Linda yang menjempit penisnya yang ukurannya di atas rata-rata itu. Kakinya yang tadinya lurus kini sedikit tertekuk tak tahan memenikmati proses penetrasi tadi.
Setelah batang penis Hari masuk sepenuhnya ke vagina Linda, Dia meluruskan kakinya kembali. Ah. Linda merasa dirinya sudah gila. Seorang istri yang kesehariannya memakai jilbab di luar rumah kini sedang menaiki penis seorang pria bukan suaminya dalam kondisi telanjang bulat. Dia sadar dengan posisinya yang di atas maka dialah yang akan lebih aktif dalam melakukan persetubuhan seakan-akan dia yang menyetubuhi pria di bawahnya. Linda merasa dirinya seperti perempuan binal.
“Sayang, ayo tunjukin, kalau kamu nggak cuma hebat di lapangan, tapi hebat juga ranjang” Ucap Hari menyemangati.
Linda yang mendengarnya merasa sedikit terprovokasi. Dia sangat yakin kemampuannya bercinta dengan posisi di atas dapat membuat pria kewalahan karena nikmat. Terbukti suaminya tidak pernah gagal orgasme jika digoyang Linda dalam waktu tidak lebih dari 5 menit.
Segera setelah Hari berkata seperti itu, Linda menaruh tangannya di dada bidang Hari sebagai tumpuan. digoyangkannya pinggul seksi maju mundur memberikan kenikmatan pada penis Hari yang tertancap di vaginanya.
“Ahh.. ahh... Mmh.. ahh.. ssh.. mmh..”
“Ohh.. Ohh... Ergh... Erh.. ehh. ”
Keduanya saling timpal menimpali desahan di sela-sela persenggamaan. Hari sangat keenakan berada di bawah. Penisnya yang dipelintir-pelintir oleh goyangan seksi Linda menjalarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhnya. Linda sendiri dengan aktifnya menggoyang pinggulnya bak biduan dangdut. Maju – mundur –maju – mundur. Sesekali dia berikan goyangan memutar membuat penis Hari menjangkau seluruh ruang di dalam lubang sempitnya.
“Ohh... ergh... terus.. sayang.. ah.. enak.. ” erang Hari keenakan.
Merasa kalau usahanya membuahkan hasil, Linda lebih semangat memberikan kenikmatan kepada Hari. Kali ini goyangannya dia percepat. Dia putar pinggulnya meliuk-meliuk. Putar ke kanan – putar ke kiri. Kadang tak tentu arah. Tak kalah goyangannya dengan pedangdut yang terkenal dengan goyang ngebornya itu. Tenaga dan kecepatannya juga lebih besar daripada di awal tadi.
“Oh ya.. begitu. sshh.. ahh .. kamu hebat, Lin.. ah.. gila.. sshh.. ahh..”
“Eh.. eh.. ah.. ah.. mmh..ahh..”
Hari terus saja meracau tak jelas memuji kekasihnya yang benar-benar membuat dia sange nikmat. Linda benar-benar memberikan servis seks yang tiada dua bak seorang wanita panggilan yang sedang melayani pelanggannya. Tapi bedanya wanita yang sedang memberikan kepuasan maksimal kepada pria di bawahnya ini bukanlah seorang wanita panggilan. Namun wanita baik-baik yang kesehariannya selalu memakai hijab ketika keluar rumah dan juga berprofesi sebagai guru. Statusnya pun adalah seorang istri. Dan lebih parahnya adalah yang dia layani adalah bukan suaminya, tetapi mantan kekasihnya.
Memikirkan statusnya sedari dihadapkan dengan apa yang dia sedang kerjakan sekarang, Linda merasa dirinya sudah benar-benar tidak waras. Walau begitu, ketidakwarasan ini memberikan suatu energi tambahan untuk menyalurkan syahwatnya. Nafsu yang menggebu-gebu membuat Linda sudah tidak peduli dengan statusnya.
Plok. Plok. Plok. Plok.
“Ahh.. Ah.. Ah.. Mmh.. Ah.. Ah.. Ah..Eh.. Ah..”
Linda yang tadinya ingin memberikan kepuasan dan menunjukkan kehebatannya di ranjang kepada mantannya ini, justra lama-lama Linda sendirilah yang termakan hasrat birahinya. Tak hanya menggoyang pinggulnya saja, secara naluriah Linda bergerak memompakan lubang kenikmatannya pada penis Hari. Naik – turun – naik – turun. Selagi ingin memberikan kenikmatan pada pejantannya, justru sekarang yang ada Linda mengejar kenikmatan untuk dirinya sendiri juga. Payudaranya bergoyang-goyang liar akibat gerakannya itu. Sebuah pemandangan yang membangkit birahi pria dimanapun bila melihatnya.
Plok. Plok. Plok. Plok.
Pinggul Linda naik turun dengan cepat. Dia merasakan kenikmatan pada vaginanya menjalar ke seluruh tubuhnya. Desahannya menandakan kalau Linda sudah tenggelam dalam ombak nafsu. Hal ini diluar dugaan Linda. Durasi yang jauh lebih lama saat bercinta dengan suaminya membuat Linda tak berdaya untuk tidak merasakan enaknya persetubuhan ini.
Plok. Plok. Plok. Plok. Plok. Plok.
“Ahh.. Ah.. Ah.. Mmh.. Ah.. Ah.. Mmh.. Ah..”
“Lin.. Oh.. ohh.. oh.. ah..”
Hari takjub dengan pergerakan Linda sekarang. Dia tak melihat lagi sosok wanita yang malu-malu dan pasrah di awal tadi. Linda yang sekarang dia lihat adalah sosok wanita binal pencari kepuasan dari kontol pria. Kebanggan tersendiri bagi Hari hingga bisa membuka sisi lain dari mantannya yang telah menjadi istri orang ini. Sisi liar yang tersembunyi.
Di sela-sela pompaannya pada batang pejal Hari, Linda mencoba membuka mata dan menatap pejantan yang sedang berbaring pasrah itu. Dilihatnya Hari ternyata sedang memperhatikannya. Mata pria itu seakan melihat sebuah ketakjuban. Bangganya diri Linda melihat ekspresi Hari di bawahnya. Dibalasnya pria yang dia genjot penisnya itu dengan tatapan menggoda sambil menggigit bibir bawahnya. Senyum seringaipun tersungging di wajah Hari melihat kebinalan mantannya ini.
“Kamu sudah benar-benar gila, Linda” Kata Linda dalam hati selagi dia melonjak-lonjak naik turun memberikan kenikmatan pada Hari dan juga untuk dirinya sendiri.
Badannya membusung, matanya terpejam, dan mulutnya tak henti-hentinya mengeluarkan desahan seksi.
Linda menganggap dirinya sudah benar-benar gila. Bagaimana tidak, Linda yang berusaha menjadi sosok wanita bersahaja di luar sana kini menjelma bak wanita penggoda. Dia menemukan partner seks yang setara dengan kemampuannya. Tidak seperti pada suaminya. Dan itulah yang membuat Linda merasa dirinya gila. Dia tak menyangkal penyelewengan ini adalah perbuatan salah. Namun campur aduk antara rasa sayang dan cinta yang terbalut rasa birahi, dan rasa berdebar karena melakukan sebuah kesalahan, membuat Linda membenarkan apa yang dia lakukan sekarang. Dan dengan kegilaanya ini dia malah menyalahkan suaminya yang tidak tahu apa-apa. Dia menyalahkan suaminya yang tidak becus memberikan nafkah batin yang cukup padanya.
“Ah.. masa bodoh. Ini nikmat sekali.. ah..” teriak Linda dalam hatinya.
Diejawantahkan dalam desahan-desahannya yang menggema ke seluruh ruangan kamar.
Plok. Plok. Plok. Plok. Plok.
Slep... Prett...
“Ahh.. ahh.. ahh.. mass.. mmph... Ehh....”
Linda masih saja menatap pria di bawahnya itu diiringi dengan desahan manjanya. Setelah beberapa menit lamanya Linda memompa penis Hari, sekarang dia amblaskan sepenuhnya penis hari yang lebih panjang dan besar dari suaminya itu kedalam rongga vaginanya. Di berikan gerakan memutar seseksi-seksinya. Dia ingin merasakan batang yang masih keras saja itu memenuhi ruang-ruang di vagina sempitnya itu.
Selagi menggoyangkan pantat ranumnya, tangan kanan Linda yang tadinya bertumpu pada dada Hari kini turun bertumpu pada kasur. Sedang Tangannya kirinya membelai pipi Hari lalu bergerak turun menuju dada lalu jari telunjuknya memutari puting Hari. Dia tidak pernah menggoda laki-laki sampai segininya bahkan dengan suaminya sendiri saja belum pernah. Tentu saja, karena Linda adalah wanita baik-baik. Tapi tidak untuk Hari. Khusus untuk mantannya yang gagah ini, dia akan berikan layanan bak pelacur kelas atas. Ya. Linda sudah sepenuhnya takluk dengan pejantan tangguh mantan kekasihnya dulu ini. Diperlakukan seperti itu, Hari menjadi gemas. Dia remas pantat semok Linda.
“Ahh..ah.. ah.. mmh.. ah..Oh..”
Plok. Plok. Plok. Plok.
Diremas pantatnya seperti itu, Linda seperti diberikan energi birahi tambahan. Nafsunya lebih meningkat lagi. Lalu dia tegakkan kembali badannya dan menghujam-hujamkan lagi tubuhnya. Tangan Hari yang berada di pantatnya dia giring untuk meremas-remas buah dada montoknya yang sedari tadi bergoyang-goyang liar menganggur tak terjamah.
“Oh ya.. begitu. sshh.. ahh .. kamu hebat, Lin.. ah.. gila.. sshh.. ahh..”
“Eh.. eh.. ah.. ah.. mmh..ahh..”
Hari terus saja meracau tak jelas memuji kekasihnya yang benar-benar membuat dia sange nikmat. Linda benar-benar memberikan servis seks yang tiada dua bak seorang wanita panggilan yang sedang melayani pelanggannya. Tapi bedanya wanita yang sedang memberikan kepuasan maksimal kepada pria di bawahnya ini bukanlah seorang wanita panggilan. Namun wanita baik-baik yang kesehariannya selalu memakai hijab ketika keluar rumah dan juga berprofesi sebagai guru. Statusnya pun adalah seorang istri. Dan lebih parahnya adalah yang dia layani adalah bukan suaminya, tetapi mantan kekasihnya.
Memikirkan statusnya sedari dihadapkan dengan apa yang dia sedang kerjakan sekarang, Linda merasa dirinya sudah benar-benar tidak waras. Walau begitu, ketidakwarasan ini memberikan suatu energi tambahan untuk menyalurkan syahwatnya. Nafsu yang menggebu-gebu membuat Linda sudah tidak peduli dengan statusnya.
Plok. Plok. Plok. Plok.
“Ahh.. Ah.. Ah.. Mmh.. Ah.. Ah.. Ah..Eh.. Ah..”
Linda yang tadinya ingin memberikan kepuasan dan menunjukkan kehebatannya di ranjang kepada mantannya ini, justra lama-lama Linda sendirilah yang termakan hasrat birahinya. Tak hanya menggoyang pinggulnya saja, secara naluriah Linda bergerak memompakan lubang kenikmatannya pada penis Hari. Naik – turun – naik – turun. Selagi ingin memberikan kenikmatan pada pejantannya, justru sekarang yang ada Linda mengejar kenikmatan untuk dirinya sendiri juga. Payudaranya bergoyang-goyang liar akibat gerakannya itu. Sebuah pemandangan yang membangkit birahi pria dimanapun bila melihatnya.
Plok. Plok. Plok. Plok.
Pinggul Linda naik turun dengan cepat. Dia merasakan kenikmatan pada vaginanya menjalar ke seluruh tubuhnya. Desahannya menandakan kalau Linda sudah tenggelam dalam ombak nafsu. Hal ini diluar dugaan Linda. Durasi yang jauh lebih lama saat bercinta dengan suaminya membuat Linda tak berdaya untuk tidak merasakan enaknya persetubuhan ini.
Plok. Plok. Plok. Plok. Plok. Plok.
“Ahh.. Ah.. Ah.. Mmh.. Ah.. Ah.. Mmh.. Ah..”
“Lin.. Oh.. ohh.. oh.. ah..”
Hari takjub dengan pergerakan Linda sekarang. Dia tak melihat lagi sosok wanita yang malu-malu dan pasrah di awal tadi. Linda yang sekarang dia lihat adalah sosok wanita binal pencari kepuasan dari kontol pria. Kebanggan tersendiri bagi Hari hingga bisa membuka sisi lain dari mantannya yang telah menjadi istri orang ini. Sisi liar yang tersembunyi.
Di sela-sela pompaannya pada batang pejal Hari, Linda mencoba membuka mata dan menatap pejantan yang sedang berbaring pasrah itu. Dilihatnya Hari ternyata sedang memperhatikannya. Mata pria itu seakan melihat sebuah ketakjuban. Bangganya diri Linda melihat ekspresi Hari di bawahnya. Dibalasnya pria yang dia genjot penisnya itu dengan tatapan menggoda sambil menggigit bibir bawahnya. Senyum seringaipun tersungging di wajah Hari melihat kebinalan mantannya ini.
“Kamu sudah benar-benar gila, Linda” Kata Linda dalam hati selagi dia melonjak-lonjak naik turun memberikan kenikmatan pada Hari dan juga untuk dirinya sendiri.
Badannya membusung, matanya terpejam, dan mulutnya tak henti-hentinya mengeluarkan desahan seksi.
Linda menganggap dirinya sudah benar-benar gila. Bagaimana tidak, Linda yang berusaha menjadi sosok wanita bersahaja di luar sana kini menjelma bak wanita penggoda. Dia menemukan partner seks yang setara dengan kemampuannya. Tidak seperti pada suaminya. Dan itulah yang membuat Linda merasa dirinya gila. Dia tak menyangkal penyelewengan ini adalah perbuatan salah. Namun campur aduk antara rasa sayang dan cinta yang terbalut rasa birahi, dan rasa berdebar karena melakukan sebuah kesalahan, membuat Linda membenarkan apa yang dia lakukan sekarang. Dan dengan kegilaanya ini dia malah menyalahkan suaminya yang tidak tahu apa-apa. Dia menyalahkan suaminya yang tidak becus memberikan nafkah batin yang cukup padanya.
“Ah.. masa bodoh. Ini nikmat sekali.. ah..” teriak Linda dalam hatinya.
Diejawantahkan dalam desahan-desahannya yang menggema ke seluruh ruangan kamar.
Plok. Plok. Plok. Plok. Plok.
Slep... Prett...
“Ahh.. ahh.. ahh.. mass.. mmph... Ehh....”
Linda masih saja menatap pria di bawahnya itu diiringi dengan desahan manjanya. Setelah beberapa menit lamanya Linda memompa penis Hari, sekarang dia amblaskan sepenuhnya penis hari yang lebih panjang dan besar dari suaminya itu kedalam rongga vaginanya. Di berikan gerakan memutar seseksi-seksinya. Dia ingin merasakan batang yang masih keras saja itu memenuhi ruang-ruang di vagina sempitnya itu.
Selagi menggoyangkan pantat ranumnya, tangan kanan Linda yang tadinya bertumpu pada dada Hari kini turun bertumpu pada kasur. Sedang Tangannya kirinya membelai pipi Hari lalu bergerak turun menuju dada lalu jari telunjuknya memutari puting Hari. Dia tidak pernah menggoda laki-laki sampai segininya bahkan dengan suaminya sendiri saja belum pernah. Tentu saja, karena Linda adalah wanita baik-baik. Tapi tidak untuk Hari. Khusus untuk mantannya yang gagah ini, dia akan berikan layanan bak pelacur kelas atas. Ya. Linda sudah sepenuhnya takluk dengan pejantan tangguh mantan kekasihnya dulu ini. Diperlakukan seperti itu, Hari menjadi gemas. Dia remas pantat semok Linda.
“Ahh..ah.. ah.. mmh.. ah..Oh..”
Plok. Plok. Plok. Plok.
Diremas pantatnya seperti itu, Linda seperti diberikan energi birahi tambahan. Nafsunya lebih meningkat lagi. Lalu dia tegakkan kembali badannya dan menghujam-hujamkan lagi tubuhnya. Tangan Hari yang berada di pantatnya dia giring untuk meremas-remas buah dada montoknya yang sedari tadi bergoyang-goyang liar menganggur tak terjamah.
Dia seakan lupa misinya untuk membuat pejantan tangguhnya puas. Dia juga ingin mencari kepuasan dari persetubuhan panasnya ini.
Mengerti apa yang dimau betinanya, Hari mengarahkan kedua tangannya pada buah dada Linda. Dia remas-remas benda kenyal itu memberikan setruman birahi bagi pemiliknya. Linda yang dirangsang pada dua titik sensitif tubuhnya itu mendesah-desah tak karuan. Matanya terpejam, kepalanya mendongak merasakan tubuhnya yang tenggelam dalam lautan birahi. Kini tangannya berpegangan pada lengan Hari sebagai tumpuannya agar tubuhnya tidak limbung.
Plok. Plok. Plok. Plok.
“Jadi gimana, Lin? Eh.. eh.. eh..” Tanya Hari disela-sela persetubuhannya dengan Linda.
“Gimanaa apahh?.. ahh.. eh.. eh..” Linda balik bertanya sambil tetap melonjak-lonjakan badannya naik – turun – naik – turun.
“Ah.. Ah.. ahh.. yang lebih panjang.. ah.. dan lebih besar.. eh.. lebih enak juga gak..? ahh..” Hari mencoba menjelaskan pertanyaannya tadi diselingi erang nikmat.
“Iyahh.. ahh.. ini lebih enakhh.. ahh.. ahh. Ahh.. Punyamu lebih enakk mashh.. ah.. terus.. ohh.. ohh..” Jawab Linda panjang lebar. Dia sudah benar-benar dimabuk nafsu.
Hari menyeringai karena sudah berhasil menaklukan Linda. Tangannya yang dari tadi mengerjai payudara menggiurkan itu kini turun ke pinggang Linda. Dia cengkeram pinggang langsing itu dengan cukup kuat. Dia dorong dan naikkan sedikit posisi duduk Linda supaya penisnya tidak sepenuhnya masuk ke lubang nikmat itu.
Tubuh Linda sekarang jadi agak condong ke depan. Dorongan dan cengkeraman yang mendadak dari pria pujaannya itu membuat Linda agak terjerembab ke depan sehingga tangannya kini bertumpu pada kedua pundak kekar Hari. Tanpa perlu berlama-lama lagi, Hari sodok-sodokkan batang kejantanannnya dengan rpm tinggi. Dia akan segera menuntaskan setelah lebih dari setengah jam memacu birahi. Linda yang diberi serangan mendadak dan cepat itu jadi membuka matanya lebar-lebar, mulutnya menganga, dan memekik kaget.
Plok. Plok. Plok.
“Oh. Oh. Ah.Ouuh. Mass... Ah. Mas Harriii... Ahh.enaaak..”
“ergh.. Erh.. Erh.. Erhh.. ehh.. Erh..”
Desahan Linda dan dengusan nafsu Hari meramaikan suasana persetubuhan yang hampir usai ini. Bahkan desahan Linda kini lebih seperti teriakan karena saking nikmatnya. Liar. Sangat liar. Linda nggak pernah seberisik ini dalam bercinta. Hilang sudah image-nya sebagai guru dan wanita alim. Justru yang terlihat adalah seperti wanita yang haus seks. Linda mendamba permainan seks yang hebat seperti ini. Dan dia mendapatkannya bukan dari suaminya, melainkan dari Hari, sang tentara gagah, mantan kekasihnya. Suami atau bukan, dia sudah tidak peduli lagi siapa yang menyetubuhinya, yang dia pedulikan adalah sebentar lagi dia akan mencapai puncak kenikmatan.
“Mas.. mass.. Ah.. Aku mau samp...AAII.. AAAHHHH.. OOUUUHHH... EEEHHH... EHHHH... AAAGGGHH...”
Serr.. Serrr.. Serr.. Serr..
Linda melenguh dan melolong nikmat. Jika ada orang lain di rumahnya pasti orang itu akan mendengar raungan dari wanita cantik ini. Tubuhnya kelonjotan luar biasa. Seluruh tubuhnya bergetar terutama pada daerah pinggulnya. Matanya terpejam menikmati orgasme hebatnya ini. Kasurnya basah kuyup karena Linda orgasme sampai terkencing-kencing.
Akumulasi dari nafsunya yang sedari tadi menggenjot penis Hari, terbukanya sisi binal Linda pertama kali, dan rasa berdebar melakukan hal gila di rumahnya sendiri memberikan efek luar biasa bagi puncak kenikmatannya. Ini adalah seks terhebat yang pernah dilakukan selama hidupnya. Tubuhnya ambruk di badan Hari.
Jepitan-jepitan akibat orgasme Linda tadi membuat Hari tak kuat lagi menahan muntahan sperma dari batang penisnya. Lehernya mulai menegang. Linda yang mengetahui hal itu, walaupun tubuhnya sudah lunglai, dia ingin memberikan kepuasan maksimal kepada pejantannya ini. Linda mencium bibir Hari dengan semangat dan langsung dibalas dengan Hari tak kalah panas.
Plok. Plok. Plok.
“Ah, Lin.. Aku keluar. OOHH... OOHH... ERGH...”
Crot.. Crot.. Crot..
Akhirnya Hari mengeluarkan tembakan-tembakan pejuhnya ke dalam vagina Linda. Tubuhnya melemas. Nafasnya terengah-engah. Linda merasakan kehangatan di vaginanya. Cairan cintanya yang tersisa bercampur dengan sperma Hari perlahan-lahan merembes keluar dari celah sempit itu.
Plop.
Terlepaslah penis Hari dari vagina Linda. Dengan instingnya, wanita cantik itu beringsut mendekap kepala Hari. Dia berikan ciuman yang dalam kepada penjantannya ini sebagai rasa terima kasih sudah memberikan kepuasan maksimal kepadanya. Tak ada lumatan-lumatan di sana. Yang ada hanya ciuman dalam nan mesra yang ditujukan ke bibir lelaki sejatinya ini.
Setelah beberapa detik berciuman, Linda melepas dekapannya. Tubuhnya dia rebahkan di atas tubuh Hari yang gagah itu. Matanya terpejam, rasa nyaman menghinggapi diri Linda sehingga dia enggan beranjak dari atas tubuh Hari. Haripun membiarkan apa yang dilakukan Linda. Bahkan tangannya kini memeluk punggung Linda memberikan kehangatan pada wanita cantik ini. Sekujur tubuh mereka mengkilat karena keringat, hasil dari “kerja keras” mereka memacu birahi.
Mengerti apa yang dimau betinanya, Hari mengarahkan kedua tangannya pada buah dada Linda. Dia remas-remas benda kenyal itu memberikan setruman birahi bagi pemiliknya. Linda yang dirangsang pada dua titik sensitif tubuhnya itu mendesah-desah tak karuan. Matanya terpejam, kepalanya mendongak merasakan tubuhnya yang tenggelam dalam lautan birahi. Kini tangannya berpegangan pada lengan Hari sebagai tumpuannya agar tubuhnya tidak limbung.
Plok. Plok. Plok. Plok.
“Jadi gimana, Lin? Eh.. eh.. eh..” Tanya Hari disela-sela persetubuhannya dengan Linda.
“Gimanaa apahh?.. ahh.. eh.. eh..” Linda balik bertanya sambil tetap melonjak-lonjakan badannya naik – turun – naik – turun.
“Ah.. Ah.. ahh.. yang lebih panjang.. ah.. dan lebih besar.. eh.. lebih enak juga gak..? ahh..” Hari mencoba menjelaskan pertanyaannya tadi diselingi erang nikmat.
“Iyahh.. ahh.. ini lebih enakhh.. ahh.. ahh. Ahh.. Punyamu lebih enakk mashh.. ah.. terus.. ohh.. ohh..” Jawab Linda panjang lebar. Dia sudah benar-benar dimabuk nafsu.
Hari menyeringai karena sudah berhasil menaklukan Linda. Tangannya yang dari tadi mengerjai payudara menggiurkan itu kini turun ke pinggang Linda. Dia cengkeram pinggang langsing itu dengan cukup kuat. Dia dorong dan naikkan sedikit posisi duduk Linda supaya penisnya tidak sepenuhnya masuk ke lubang nikmat itu.
Tubuh Linda sekarang jadi agak condong ke depan. Dorongan dan cengkeraman yang mendadak dari pria pujaannya itu membuat Linda agak terjerembab ke depan sehingga tangannya kini bertumpu pada kedua pundak kekar Hari. Tanpa perlu berlama-lama lagi, Hari sodok-sodokkan batang kejantanannnya dengan rpm tinggi. Dia akan segera menuntaskan setelah lebih dari setengah jam memacu birahi. Linda yang diberi serangan mendadak dan cepat itu jadi membuka matanya lebar-lebar, mulutnya menganga, dan memekik kaget.
Plok. Plok. Plok.
“Oh. Oh. Ah.Ouuh. Mass... Ah. Mas Harriii... Ahh.enaaak..”
“ergh.. Erh.. Erh.. Erhh.. ehh.. Erh..”
Desahan Linda dan dengusan nafsu Hari meramaikan suasana persetubuhan yang hampir usai ini. Bahkan desahan Linda kini lebih seperti teriakan karena saking nikmatnya. Liar. Sangat liar. Linda nggak pernah seberisik ini dalam bercinta. Hilang sudah image-nya sebagai guru dan wanita alim. Justru yang terlihat adalah seperti wanita yang haus seks. Linda mendamba permainan seks yang hebat seperti ini. Dan dia mendapatkannya bukan dari suaminya, melainkan dari Hari, sang tentara gagah, mantan kekasihnya. Suami atau bukan, dia sudah tidak peduli lagi siapa yang menyetubuhinya, yang dia pedulikan adalah sebentar lagi dia akan mencapai puncak kenikmatan.
“Mas.. mass.. Ah.. Aku mau samp...AAII.. AAAHHHH.. OOUUUHHH... EEEHHH... EHHHH... AAAGGGHH...”
Serr.. Serrr.. Serr.. Serr..
Linda melenguh dan melolong nikmat. Jika ada orang lain di rumahnya pasti orang itu akan mendengar raungan dari wanita cantik ini. Tubuhnya kelonjotan luar biasa. Seluruh tubuhnya bergetar terutama pada daerah pinggulnya. Matanya terpejam menikmati orgasme hebatnya ini. Kasurnya basah kuyup karena Linda orgasme sampai terkencing-kencing.
Akumulasi dari nafsunya yang sedari tadi menggenjot penis Hari, terbukanya sisi binal Linda pertama kali, dan rasa berdebar melakukan hal gila di rumahnya sendiri memberikan efek luar biasa bagi puncak kenikmatannya. Ini adalah seks terhebat yang pernah dilakukan selama hidupnya. Tubuhnya ambruk di badan Hari.
Jepitan-jepitan akibat orgasme Linda tadi membuat Hari tak kuat lagi menahan muntahan sperma dari batang penisnya. Lehernya mulai menegang. Linda yang mengetahui hal itu, walaupun tubuhnya sudah lunglai, dia ingin memberikan kepuasan maksimal kepada pejantannya ini. Linda mencium bibir Hari dengan semangat dan langsung dibalas dengan Hari tak kalah panas.
Plok. Plok. Plok.
“Ah, Lin.. Aku keluar. OOHH... OOHH... ERGH...”
Crot.. Crot.. Crot..
Akhirnya Hari mengeluarkan tembakan-tembakan pejuhnya ke dalam vagina Linda. Tubuhnya melemas. Nafasnya terengah-engah. Linda merasakan kehangatan di vaginanya. Cairan cintanya yang tersisa bercampur dengan sperma Hari perlahan-lahan merembes keluar dari celah sempit itu.
Plop.
Terlepaslah penis Hari dari vagina Linda. Dengan instingnya, wanita cantik itu beringsut mendekap kepala Hari. Dia berikan ciuman yang dalam kepada penjantannya ini sebagai rasa terima kasih sudah memberikan kepuasan maksimal kepadanya. Tak ada lumatan-lumatan di sana. Yang ada hanya ciuman dalam nan mesra yang ditujukan ke bibir lelaki sejatinya ini.
Setelah beberapa detik berciuman, Linda melepas dekapannya. Tubuhnya dia rebahkan di atas tubuh Hari yang gagah itu. Matanya terpejam, rasa nyaman menghinggapi diri Linda sehingga dia enggan beranjak dari atas tubuh Hari. Haripun membiarkan apa yang dilakukan Linda. Bahkan tangannya kini memeluk punggung Linda memberikan kehangatan pada wanita cantik ini. Sekujur tubuh mereka mengkilat karena keringat, hasil dari “kerja keras” mereka memacu birahi.
Linda merasakan sperma Hari keluar dari liang senggamanya dan menetes ke perut Hari. Tapi Linda tak mempedulikannya. Kalau biasanya setelah bercinta dengan suaminya Linda akan langsung ke kamar untuk bersih-bersih, kali ini dia sudah terlalu capek untuk itu. Dia masih tidak ingin kehilangan momen mesra dipeluk mantannya sambil rebahan diubuhnya seperti ini.
Drrrt.. Drrrt.. Drrrt..
Setelah beberapa menit rebahan sambil berpelukan seperti tadi, tiba-tiba ponsel Linda bergetar dan berbunyi. Dengan masih lemas Linda melepas dekapannya ke tubuh Hari dan berjalan mengambil HP dari tasnya.
Tertera di HP kalau yang menelponnya adalah ibu mertua. Linda meneguk ludah. Kepanikan tergambar jelas di wajah Linda. Mau apa ibu mertuanya nelpon sekarang? Diapun segera mengangkat telponnya.
“Ha.. Halo. Assalamualaikum, mah, ada apa?” tanya Linda agak sedikit tergagap. Matanya sesekali menoleh ke arah pria yang masih tiduran di ranjangnya itu.
Hari juga memperhatikan Linda dari kasur sana. Posisi Linda berdiri membelakangi Hari. Dari situ, Hari bisa melihat pantat bulat nan mulus milik Linda. Sejenak dia berpikir betapa beruntungnya dia telah menggagahi wanita bertubuh mempesona dan berwajah manis itu. Melihat dari belakang saja sudah membuat Hari bernafsu lagi. Namun dia urungkan untuk mengajaknya bercinta lagi. Setidaknya untuk saat ini. Dia tahu Linda juga masih capek karena panasnya percumbuan tadi. Walau begitu, di pikiran Hari, dia merasa tidak ada salahnya untuk menghampiri Linda.
“Iya”
“..”
“Iya, mah ga papa. Kalau begitu Putrinya mana, mah? Saya mau bicara”
Hari beranjak dari kasur. Lalu dia menghampiri Linda dan memeluknya dari belakang. Linda kaget dengan apa yang dilakukan Hari. Dia melotot gemas ke Hari seolah memberi tanda kalau dia terlau nekat. Namun Hari tidak peduli. Malah diciumnya kening istri orang yang sudah dia taklukan itu. Lindapun juga tak memberontak dipeluk dari belakang. Dia sedang menunggu Putri, anaknya, mengangkat telpon. Dan tentunya masih dalam bertelanjang ria bersama selingkuhannya. Menyadari keadaan ini Linda merasa ini benar-benar gila. Tapi sisi binal Linda mengakui kalau dia menyukainya. Rasa deg-degan berbicara dengan anaknya sambil dipeluk mantannya ini memberikan rasa yang menantang pada diri Linda.
“..”
“Walaikumsalam, Putri, Sayang, kamu menginap di rumah nenek?”
“..”
“Oh.. ya udah kalau mau main dengan Tasha. Besok kan juga libur, sayang, ga papa kalau mau menginap”
“..”
Sejenak Linda menatap Hari. Terbesit ide liar di kepalanya.
“Sayang, kamu berani nginap di rumah nenek sendiri? bunda nggak bisa nemenin kamu malam ini. Masih ada kerjaan. Nggak papa ya..?” ucap Linda pada anaknya. Dia balik menatap Hari. Kepalanya mendogak, matanya memejam. Hari paham maksud Linda.
Cup.
Dikecupnya bibir tipis yang menantang untuk dia cium itu. Linda senang menerima kecupan dari kekasihnya. Seolah seperti diberi asupan rasa sayang yang ke tubuhnya.
“..”
“Hebat.. anak mama sudah gede nih sekarang, udah berani tidur sendiri” puji Linda pada anaknya.
“..”
“Oh ya sudah sana, jangan nakal ya mainnya”
“..”
“walaikumsalam”
Segera setelah menelpon, dia lempar HP-nya ke kasur dan berbalik berhadapan dengan Hari. Kedua tangan Linda merengkuh lengan Hari yang kekar itu. Sedang Hari mengalungkan tangannya ke pinggang Linda.
“Malam ini aku sendiri, mas, di rumah. Putriku ingin menginap di rumah neneknya. Lagi pengen main sama Tasha, anak kakak iparku”
“Kalau begitu mau aku temani malam ini?” Tawar Hari.
“Mmm.. yakin mau nemenin aja?” tanya Linda dengan tatapan yang menggoda.
“Ya kalau aku temenin, harus mau aku kelonin juga dong”
“Huu.. maunya” tanggap Linda sambil menarik hidung Hari dengan gemas.
“Aduduh...”
Keduanya tertawa bersamaan. Setelah tawa mereka mereda, Linda menatap sayu pria di pelukannya itu. Lalu dia pejamkan matanya dan dia rekahkan bibirnya sedikit terbuka sehingga menantang untuk dilumati. Mendapati hal seperti itu, tentu saja Hari tidak menyia-nyiakannya. Diciumnya bibir manis itu dengan mesra. Lindapun sudah tak segan untuk memberikan balasan lumatan kepada mulut Hari.
Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk pasangan tidak sah ini dan akan menjadi babak baru terjadinya skandal di kehidupan Linda akibat kembalinya sang mantan.
(END)
Drrrt.. Drrrt.. Drrrt..
Setelah beberapa menit rebahan sambil berpelukan seperti tadi, tiba-tiba ponsel Linda bergetar dan berbunyi. Dengan masih lemas Linda melepas dekapannya ke tubuh Hari dan berjalan mengambil HP dari tasnya.
Tertera di HP kalau yang menelponnya adalah ibu mertua. Linda meneguk ludah. Kepanikan tergambar jelas di wajah Linda. Mau apa ibu mertuanya nelpon sekarang? Diapun segera mengangkat telponnya.
“Ha.. Halo. Assalamualaikum, mah, ada apa?” tanya Linda agak sedikit tergagap. Matanya sesekali menoleh ke arah pria yang masih tiduran di ranjangnya itu.
Hari juga memperhatikan Linda dari kasur sana. Posisi Linda berdiri membelakangi Hari. Dari situ, Hari bisa melihat pantat bulat nan mulus milik Linda. Sejenak dia berpikir betapa beruntungnya dia telah menggagahi wanita bertubuh mempesona dan berwajah manis itu. Melihat dari belakang saja sudah membuat Hari bernafsu lagi. Namun dia urungkan untuk mengajaknya bercinta lagi. Setidaknya untuk saat ini. Dia tahu Linda juga masih capek karena panasnya percumbuan tadi. Walau begitu, di pikiran Hari, dia merasa tidak ada salahnya untuk menghampiri Linda.
“Iya”
“..”
“Iya, mah ga papa. Kalau begitu Putrinya mana, mah? Saya mau bicara”
Hari beranjak dari kasur. Lalu dia menghampiri Linda dan memeluknya dari belakang. Linda kaget dengan apa yang dilakukan Hari. Dia melotot gemas ke Hari seolah memberi tanda kalau dia terlau nekat. Namun Hari tidak peduli. Malah diciumnya kening istri orang yang sudah dia taklukan itu. Lindapun juga tak memberontak dipeluk dari belakang. Dia sedang menunggu Putri, anaknya, mengangkat telpon. Dan tentunya masih dalam bertelanjang ria bersama selingkuhannya. Menyadari keadaan ini Linda merasa ini benar-benar gila. Tapi sisi binal Linda mengakui kalau dia menyukainya. Rasa deg-degan berbicara dengan anaknya sambil dipeluk mantannya ini memberikan rasa yang menantang pada diri Linda.
“..”
“Walaikumsalam, Putri, Sayang, kamu menginap di rumah nenek?”
“..”
“Oh.. ya udah kalau mau main dengan Tasha. Besok kan juga libur, sayang, ga papa kalau mau menginap”
“..”
Sejenak Linda menatap Hari. Terbesit ide liar di kepalanya.
“Sayang, kamu berani nginap di rumah nenek sendiri? bunda nggak bisa nemenin kamu malam ini. Masih ada kerjaan. Nggak papa ya..?” ucap Linda pada anaknya. Dia balik menatap Hari. Kepalanya mendogak, matanya memejam. Hari paham maksud Linda.
Cup.
Dikecupnya bibir tipis yang menantang untuk dia cium itu. Linda senang menerima kecupan dari kekasihnya. Seolah seperti diberi asupan rasa sayang yang ke tubuhnya.
“..”
“Hebat.. anak mama sudah gede nih sekarang, udah berani tidur sendiri” puji Linda pada anaknya.
“..”
“Oh ya sudah sana, jangan nakal ya mainnya”
“..”
“walaikumsalam”
Segera setelah menelpon, dia lempar HP-nya ke kasur dan berbalik berhadapan dengan Hari. Kedua tangan Linda merengkuh lengan Hari yang kekar itu. Sedang Hari mengalungkan tangannya ke pinggang Linda.
“Malam ini aku sendiri, mas, di rumah. Putriku ingin menginap di rumah neneknya. Lagi pengen main sama Tasha, anak kakak iparku”
“Kalau begitu mau aku temani malam ini?” Tawar Hari.
“Mmm.. yakin mau nemenin aja?” tanya Linda dengan tatapan yang menggoda.
“Ya kalau aku temenin, harus mau aku kelonin juga dong”
“Huu.. maunya” tanggap Linda sambil menarik hidung Hari dengan gemas.
“Aduduh...”
Keduanya tertawa bersamaan. Setelah tawa mereka mereda, Linda menatap sayu pria di pelukannya itu. Lalu dia pejamkan matanya dan dia rekahkan bibirnya sedikit terbuka sehingga menantang untuk dilumati. Mendapati hal seperti itu, tentu saja Hari tidak menyia-nyiakannya. Diciumnya bibir manis itu dengan mesra. Lindapun sudah tak segan untuk memberikan balasan lumatan kepada mulut Hari.
Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk pasangan tidak sah ini dan akan menjadi babak baru terjadinya skandal di kehidupan Linda akibat kembalinya sang mantan.
(END)
Klik Nomor untuk lanjutannya