Cerita Dewasa - Akibat Ujicoba Laboratorium

cewek amoy
AMBAR


Cerita Sex - Akibat Ujicoba Laboratorium


PROLOG

####


"kenapa..."

"bagaimana bisa..."

"kenapa berakhir seperti ini..."

"apa yang sedang kulakukan ini..."

"berhubungan dengan lelaki yang bukan suamiku"

"meskipun aku tidak menginginkannya, tapi aku tidak bisa berhenti melakukannya"


####


"ugh... uhmmm... slreeppp"

"yah bagus begitu akh shhhh"

"mnnhhh.. mnngghhh"

Suara desahan dan erangan memenuhi salah satu toilet di sebuah tempat perbelanjaan yang masih sepi pagi itu.

Suara itu berasal dari satu satunya bilik yang tertutup rapat di dalam toilet yang terletak di lantai teratas tersebut.

Di balik pintu itu, terdapat sepasang laki laki dan wanita yang tengah memacu birahi.

Si wanita memakai baju terusan yang terangkat hingga pinggang dan bagian depan yang terbuka sedang berjongkok di hadapan lelaki yang berdiri di hadapannya. Mulutnya begitu penuh dijejali penis hitam lelaki itu.

Mulutnya terus menghisap batang penis itu sambil kepalanya juga bergerak maju mundur.

Sementara itu tangan kiri lelaki itu mencengkeram erat rambut si wanita sedangkan tangan kanannya meremas remas buah dadanya yang tidak lagi di tutupi bh.

Penis itu begitu cepat dan kasar menghujam dalam mulut wanita itu hingga ke tenggorokannya.

"akhhhh.. aku mau keluar...akh"

"hngggg.. enghhh... mmmfuuuahhh"

Lelaki itu mencapai orgasme nya dan penisnya menyemburkan sperma dalam mulut wanita yang tengah mengulum penisnya.

Cairan sperma yang berwarna putih kental memenuhi rongga mulut bercampur dengan air liur.

"jangan di telan dulu" kata si lelaki "biar kulihat dulu mulutmu"

Setelah orgasmenya selesai lelaki itu mencabut penisnya dari mulutnya.

Cairan putih sperma meleleh dari mulut wanita itu dan menetes mengenai buah dadanya yang menggantung bebas.

"aaakkk..." wanita itu membuka mulutnya.

Lelaki itu begitu puas melihat mulut wanita di hadapannya penuh dengan sperma miliknya.

Sementara itu si wanita terlihat dengan susah payah mendongakkan kepala sambil membuka mulutnya, dia berusaha menjaga sperma tidak tumpah dari mulutnya.

"nah bagus, terus jaga pejuhku dimulutmu" kata lelaki itu sambil tertawa "jangan di telan dulu, kalau belum ku suruh"

Wanita itu berdiri dari posisi jongkoknya.

Baju terusan yang dipakainya terlihat acak acakan, begitu juga dengan bh yang dipakai juga sudah tertarik ke atas sehingga buah dadanya menggantung tanpa penyangga.

"kamu pakai celana dalam yang kuberikan kemarin?"

"hnn.." si wanita hanya menjawab dengan mendengus karena mulutnya penuh dengan sperma.

"hehehe pas sekali kamu pakai" tawa lelaki itu "pas dipakai lonte kaya kamu"

"mnnhhh..."

Lelaki itu melihat ke arah selangkangan wanita yang ditutupi celana dalam berwarna biru.

Namun celana dalam yang dipakai wanita itu mempunyai bukaan tepat pada bagian vaginannya, sehingga belahan vaginanya justru terpampang bebas.

Selain itu sebuah vibrator kapsul terlihat menjejali mulut vagina wanita itu, terdapat kabel yang tersambung ke wadah baterai yang diselipkan di antara tali pinggang celana dalamnya.

"wah lihat, memekmu sudah basah seperti ini" lelaki itu mencabut vibrator itu dari dalam vagina si wanita. "kamu suka ya?"

"hhhnnn.." lagi lagi wanita itu hanya mendengus menjawab pertanyaan si lelaki.

"sekarang kamu berbalik"

Lelaki itu mendorong tubuhnya berbalik menghadap dinding toilet.

Tangannya bertumpu pada closet sementara lelaki itu siap menyetubuhinya dari belakang.

"akhhhhhh"

Penis lelaki itu menghujam masuk tanpa hambatan dalam vagina yang sudah basah kuyup milik wanita itu.

Tangannya mencengkeram pinggulnya selagi penisnya menjejali rongga vagina wanita di depannya itu.

"ahhh...kontol masukkkkk"

"memekmu sempit sekali, kontolku rasanya seperti dipijit" kata lelaki itu sambil menggenjot vaginanya. "kamu suka kan dientot seperti ini?"

"akh yah.. genjot lebih keras.. aku suka sekali akhhh"

Penis lelaki itu bergerak harmonis maju mundur dalam vagina wanita itu.

Sementara tubuh wanita itu bergoyang seirama dengan sodokan penis dalam vaginanya, buah dadanya yang menggantung bebas bergoncang goncang setiap kali sodokan itu mentok dalam rahimnya.

"ahhhhhggg" desah wanita itu. "akh memekku seperti diaduk aduk akhhh"

"bagaimana jika suami dan anakmu melihatmu seperti ini?"

"akh ini semua salahmu, aku jadi begini"

"jangan menyalahkan orang lain atas kelakuanmu sendiri" bentak lelaki itu "kamu harus dihukum"

Lelaki itu memasukkan ibu jari tangan kanannya dalam lubang anus wanita itu.

Hal ini membuat wanita itu semakin menggelinjang keenakan.

"akkkkkkhhh"

"aku akan keluar di dalam akh"

"ahhh.. jangan.. jangan di dalam"

"akkkhhhhhhhhh..."

Lelaki kembali mencapai orgasme namun kali ini dalam vagina wanita itu. Sperma menyembur dalam ujung vagina wanita itu dan masuk dalam rahimnya.

"aaahhh...ah...ahhh"

"ja...jangann"

Lelaki itu menumpahkan sisa sisa sperma dalam vagina wanita itu hingga tuntas.

"sekarang bersihkan kontolku dengan mulutmu"

"ya..."

Lelaki itu kembali menjejalkan penisnya dalam mulut wanita itu. Sementara itu lidah wanita itu membersihkan sisa sisa sperma dari penis dalam mulutnya.

==X=X PROLOG END X=X==

Hembusan angin meniup daun daun di pepohonan pagi itu, membuatnya bergoyang goyang tak tentu arah. Sinar matahari dari ufuk timur membuat udara dingin pagi itu mulai menghangat. Bau tanah yang basah masih tercium setelah hujan deras semalam, menambah romantika keindahan pagi itu.

Di salah satu rumah di komplek perumahan mewah di kota semarang, tinggallah sebuah keluarga kecil di dalamnya. Anak bernama andi yang baru berusia 12 tahun hanya tinggal bersama ibu dan ayahnya karena dia anak tunggal. Andi kecil kini duduk di kelas 6 SD swasta di dekat rumahnya.

Sang kepala keluarga, ayah nadi, yang bernama arifin adalah seorang pegawai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Di usianya yang menginjak 40 tahun, kini dia menjawab manajer di tempatnya bekerja. Tanggung jawabnya mengawasi proyek membuat arifin sering sibuk dengan pekerjaannya.

Tidak banyak yang bisa diceritakan tentang arifin karena tidak ada yang spesial dari fisiknya selain kulitnya yang cukup putih untuk seukuruan laki laki pada umumnya.

Sedangkan sang istri bernama ambar, wanita berusia 37 tahun itu selain seorang ibu di rumah juga seorang wanita karir. Dia bekerja di sebuah perusahaan farmasi di semarang, background pendidikan farmasi yang dia miliki telah membawanya menjadi kepala salah satu divisi riset di perusahaannya.

Dulu dia sempat berhenti bekerja setelah melahirkan andi namun kembali diminta bekerja di perusahaannya karena keahliannya dan pengalamannya dalam riset obat. Namun selain karirnya yang cemerlang ada hal lain yang menjadi daya tarik ambar, terutama di mata laki laki.

Tubuh ambar yang montok selalu membuat nafsu birahi lelaki menjadi memuncak. Meskipun tubuhnya tidak terlalu tinggi yaitu hanya sekitar 155 cm, namun tubuhnya yang sintal selalu menarik perhatian orang disekitarnya. Payudara berukuran 36d dipadu dengan bokong seksinya menjadi kombinasi mematikan yang ampuh membuat lelaki tergoda untuk mencicipinya.

Meskipun selalu berpakaian sopan ketika di dalam dan luar rumah nyatanya tidak menghentikan dirinya menjadi tontonan lelaki di sekitarnya.

####


"dik bangun dik" ambar membangunkan andi yang masih terlelap tidur.

"ehmmm...ngh" andi hanya bergerak membetulkan posisi tidurnya.

"dik sudah pagi lho, ayo bangun trus mandi" ambar kembali membangunkan anak semata wayangnya itu sambil mengusap kepalanya.

"oaheeemmm.. bentar lagi bu"

"kok sebentar lagi, ini sudah jam 6 nanti kamu telat ke sekolah lho"

Akhirnya andi bangun dari tidurnya meskipun dengan mata masih terpejam, sang ibu menarik tangannya agar segera bangkit dari kasur.

"ayo langsung mandi" kata ambar "nanti, ibu tunggu sarapan bareng"

Ambar lalu menyampirkan handuk di pundak anaknya itu, sebelum dia masuk ke kamar mandi. Sementara itu ambar kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dia dan anaknya. Suaminya tidak sedang berada di rumah, sudah lebih dari 3 minggu suaminya pergi mengurusi proyek perusahaan tempatnya bekerja.

Namun karena lokasinya terletak di pulau kalimantan, arifin, sang suami tidak bisa sering pulang karena jarak dan akses ke lokasi yang cukup sulit.

Hari ini seperti biasa, ambar akan berangkat bekerja setelah mengantar anaknya ke sekolah, karena perusahaan obat tempatnya bekerja searah jalan dengan lokasi sekolah anaknya.

####

Pagi itu suasana sunyi di rumah ambar, tidak ada pembicaraan apapaun antara dia dan anaknya selama sarapan bersama. Mereka sibuk sarapan sambil melakukan kegiatan masing masing, ambar sibuk dengan smartphonenya sedang andi asyik menonton siaran berita pagi di televisi.

"sudah habis dik sarapannya?"

"sudah bu"

"itu susunya dihabisin"

"tapi andi sudah kenyang"

"itu tinggal dikit susunya, ayo anak ibu harus dihabisin susunya"

Andi terpaksa menghabiskan susu putih hangat di hadapannya, meskipun dengan muka ditekuk cemberut.

"sudah? Ayo berangkat"

"sudah bu"

"ndak ada yang ketinggalan?"

"ndak bu"

"ya sudah ayo berangkat sudah jam setengah 7 ini"

#####

Setelah membereskan peralatan makan yang kotor, ambar dan anaknya segera berangkat menggunakan mobil. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di sekolah andi, cukup 10 perjalanan mobil sampailah mereka di depan gerbang sekolah dasar swasta itu.

Anak anak berlarian masuk ke dalam sekolah karena kebetulan hari ini adalah hari senin dan akan diadakan upacara bendera. Begitu juga dengan andi, setelah turun dari mobil langsung berlari ke arah gerbang sekolah yang dijaga salah satu guru pengajar di sd itu.

"jangan lari lari dik" ambar berjalan mengikuti andi dari belakang ke arah depan gerbang sekolah.

Di depan gerbang sekolah sesosok pria berbadan tambun tengah berdiri sambil mengawasi anak anak yang masuk ke dalam sekolah. Laki laki itu tidak lain adalah pak siswanto, kepala sekolah yang merangkap guru matematika di sekolah itu.

"selamt pagi pak" sapa ambar ramah.

"eh.. iya.. selamat pagi bu ambar" sapa pak siswanto balik "nganter anaknya bu?"

Pak siswanto langsung mengenali ambar yang memang cukup menarik diantara orang tua murid lainnya.

"iya pak, ini sekalian berangkat kerja"

"o...lha pak arif kok ndak sekalian bu?"

"suami saya sedang mengurusi proyek di kalimantan, jadi cuma berdua sama anak saya"

"o begitu tho bu"

"kalo begitu saya permisi dulu pak, mohon titip anak saya di sekolah pak"

"oh iya bu pasti"

Ambar segera berbalik berjalan ke arah mobil nya yang terparkir di seberang jalan, sementara pak siswanto memelototi ambar dari belakang. Matanya tidak bisa lepas dari bokong bulat ambar yang bergoyang seiring langkah kakinya menjauh darinya.

Beberapa kali pak siswanto membetulkan posisi batang penis di balik celana kain hitam yang dia pakai, sebelum akhirnya ambar masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan pak siswanto yang masih berdiri mematung di tempatnya tadi.

Setelah sampai di tempat kerjanya dan memarkirkan mobil, ambar segera masuk ke dalam gedung pabrik tempatnya bekerja. Di depan pintu masuk, ada meja resepsionis yang dijaga petugas keamanan untuk pemeriksaan identitas dan keamanan. Ambar menunjukkan kartu tanda pengenal perusahaan miliknya meskipun dia sudah mengenal akrab sang petugas yang sedang berjaga.

"selamat pagi bu ambar"

"selamat pagi mas bowo"

Setelah pemeriksaan identitas, petugas bernama bowo itu segera mengambil metal detector dari mejanya.

"maaf bu, saya periksa tasnya"

"iya mas silakan"


Petugas itu memeriksa tas kerja ambar dengan metal detector tadi selama beberapa saat, setelah itu dia beralih ke arah ambar.

"maaf bu tolong tangannya"

Ambar merentangkan tangannya ke arah samping karena akan dilakukan pemeriksan badan oleh petugas. Karena poisi tangannya yang mengangkat, membuat buah dadanya yang memang berukuran besar semakin membusung ke depan.

Petugas keamanan tadi beberapa kali menelan ludah saat memeriksa sekeliling tubuh ambar dengan metal detector di tangannya. Bokong yang semok dan payudara indah membusung membuat hormon kelaki lakian bowo meningkat dan membuatnya terangsang. Belum lagi wangi tubuh ambar yang khas membuat penisnya semakin mengeras di balik celana kerjanya.

Namun bowo tidak bisa berlama lama menikmatinya karena tugasnya yang sudah selesai dan tidak ada hal mencurigakan yang mengharuskannya melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"sudah bu, silakan"

"makasih mas, mari mas"

"iya bu, sama sama"

Ambar segra masuk ke dalam gedung pabrik, menyusuri lorong lorong pabrik yang dingin karena hembusan pendingin udara yang memang dikondisikan seperti itu.

Sementara itu lagi lagi, dari kejauhan goyangan bokongnya menjadi santapan mata lelaki yang tidak lain adalah bowo si petugas keamanan.

####


Sesampainya di ruangan divisinya, ambar segera melepas blazer biru yang dipakainya dan segera menggantinya dengan jas lab putih khas laboratorium.

Sementara itu rekan kerja ambar di ruangan itu langsung memusatkan perhatian mereka pada sosok ambar yang baru masuk ke dalam ruangan. Terutama pandangan rekan laki laki yang lekat pada tubuh ambar yang memang cukup menggoda bagi mereka.

Pagi itu ambar memakai rok span berwarna biru senada dengan blazer yang sudah dilepasnya tadi dan kemeja putih yang cukup menempel pas pada tubuhnya.

Meskipun sudah dilapisi jas lab putih di luarnya, namun semua itu tidak bisa menyembunyikan keseksian tubuhnya.

"bu ambar, ini laporan sampel kemarin" rekan kerjanya yang bernama joko menyerahkan laporan pada ambar.

"oh iya, sebentar saya periksa dulu"

Ambar membolak balik kertas laporan ditangannya dan dengan serius membacanya, sampai sampai tidak menyadari bahwa rekan kerja yang dihadapannya sedari tadi melihat ke arah dadanya.

"ini sudah diuji semua?"

"eh iya bu itu yang mau saya laporkan"

"memang ada masalah?"

"ehm begini bu sampai saat ini kami belum menemukan relawan untuk mengujinya"

"lho bukannya kemarin sudah ada yang masuk"

"iya memang benar, tapi setelah uji kelayakan dan pemeriksaan, tidak ada yang memenuhi syarat"

"lho dari 8 orang kemarin ndak ada yang masuk kriteria?"

"benar bu"

"ehm..padahal tenggat waktu rilis produk tinggal sebentar lagi" amabr mulai cemas "belum lagi kita masih harus sertifikasi produk"

"lalu tindakan kita bagaimana bu?"

"nanti biar saya bicarakan kepada jajaran direksi dulu, sekarang lebih baik kita selesaikan dulu laporan pengantar uji klinis untuk sampel sampel tadi"

"baik bu"

####

Di salah satu ruangan di perusahaan itu ambar berdiri di depan layar proyektor lcd yang sedang emnunjukkan laporan divis yang dipimpinnya. Dihadapannya duduk di meja panjang, jajaran direksi perusahaan tempatnya bekerja sedang mendengarkan laporannya pada rapat itu.

Namun selain mendengarkan pemaparan ambar, mereka juga asik menikmati bulatan daging nan bulat di dada ambar yang membusung.

"Jadi untuk laporan uji klinis sudah kami selesaikan"

"yang jadi hambatan kami sampai saat ini belum menemukan relawan untuk pengujian obat"

"bukannya kemarin sudah disiapkan dari perusahaan" tanya manajer produksi

"memang benar pak tapi hasil pemeriksaan tidak ada yang memenuhi kriteria"

"trus bagaimana? Deadline nya tinggal 4 bulan lagi" tambah manajer pemasaran.

"kami usahakan segera pak, tapi kita harus bersiap siap untuk merubah tanggal produksi"

"tidak bisa, kita sudah terikat kontrak pada klien, kalo sampai terlambat kita bisa kena penalti" potong manajer pemasaran
.
"tapi saya tidak bisa membuatnya seperti itu pak, karena untuk sertifiksai obat paling tidak butuh waktu 3 bulan"

"sudah sudah, bu ambar , masalah ini saya serahkan pada anda" kata general manajer "saya harap akhir bulan ini laporan hasil uji obat sudah jadi, bagaimana sanggup?"

"saya usahakan pak"

"ya sudah, sekian dulu rapat hari ini, silakan melanjutkan pekerjaan masing masing"

####

Hari sudah sore dan langit mendung mulai menurunkan air hujan dan ambar menyelesaikan pekerjaan di ruangannya. Pikirannya berpikir keras untuk menyelesaikan masalah yang dia hadapai, semua usaha dia lakukan agar laporan pengujian pemakaian obat selesai tepat waktu.

"bu ambar, saya duluan" kata rekan kerjanya yang bernama wawan dari balik pintu ruangannya.

"oiya mas silakan"

Ambar menyandarkan kepalanya dan mengambil nafas dalam dalam, dia berpikir tidak ada gunanya dia tinggal lebih lama di kantor. Selain tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapinya juga anaknya sedang menunggu kepulangannya sendirian di rumah.

Akhirnya ambar membereskan barang barangnya dan segera keluar ruangan kerjanya untuk pulang ke rumah. Ambar berlari lari menembus hujan gerimis di parkiran kantornya, buah dadanya bergoyang goyang seiring dengan derap langkahnya.

Namun ketika membuka pintu mobil ambar menyadari sesuatu yang salah mobilnya, dia mengamati dengan seksama keadaan mobilnya. Ban mobil bagian belakang sebelah kanan ternyata kempis, kondisinya sudah benar benar rata karena anginnya sudah banyak keluar.

Ambar semakin bingung karena dalam keadaan hujan seperti ini dia tidak bisa mengganti ban mobilnya yang kempis. Dia hanya clingak clinguk ke segala arah untuk mencari orang yang bisa membantunya.

Sementara itu dari kejauhan, bowo si petugas keamanan melihat ambar yang terlihat tengah kebingungan di tengah hujan.

Dia segera bergegas menghampiri ke arah mabar setelah sebelumnya membawa payung dari bawah meja kerjanya.

"ada apa bu?"

"eh mas bowo, ini mas ban saya bocor"

"wah iya bu, sampai habis gitu"

"mas bisa tolong gantiin ban"

"bisa bu, biar lihat dulu bu"

"oh iya mas, saya buka bagasinya dulu"

cklek,



Pintu bagasi belakang mobil putih berjenis sedan itu mulai terbuka, bowo segera membuka bagasi belakang.

"sini mas, biar saya bawakan payungnya"

"oh ini bu"

Bowo terlihat membuka bagian dasar mobil ambar, dia melihat lihat ban cadangan serta peralatan dongkrak.

"ini ban dan dongkraknya ada bu"

"jadi bisa mas?"

"tapi ini ban cadangannya juga kelihatannya bocor"

"oh gitu mas"

Ambar tidak tahu menahu sekali soal kondidi mobilnya, dia hanya menggunakan mobilnya sedang urusan kondisi menjadi pekerjaan suaminya.

"sudah ibu naik taksi saja, mobilnya di tinggal saja dulu, nanti saya tambalkan dulu bannya dan baru diganti besok baru dibawa pulang"

"oh iya bener juga mas, lagian anak saya sudah nungguin saya di rumah sore begini"

"ya sudah bu saya panggilkan taksi dulu"

####

Sudah hampir setengah jam ambar menunggu taksi yang sudah dipanggilkan bowo, namun taksi yang ditunggu tak kunjung datang.

"ini kok lama ya mas taksinya"

"kurang tahu bu, tadi saya sudah telepon poolnya"

"mungkin jam sibuk ya mas"

"mungkin bu"

"wah padahal sudah gelap, anak saya gimana di rumah"

"gimana kalo naik bus saja bu, nunggu dari depan"

"oh iya ya mas"

"kalo begitu saya pinjam payungnya dulu ya mas"

"silakan bu"

"terima kasih sebelumnya ya mas bantuannya"

"sama sama bu"

Ambar berjalan menembus hujan dengan payung, namun karena hujan disertai angin membuat kemeja putih yang dipakainya menjadi basah. Blazer yang dia pakai tadi tertinggal di mobil namun karena bis yang akan dia tumpangi sudah datang dia terpaksa naik dan tidak sempat kembali untuk mengambil blazernya karena dia harus segera pulang.

Saat naik ke dalam bus, ternyata tempat duduk sudah penuh, ambar terpaksa berdiri dalam perjalanan pulang naik bus itu.

Setelah beberapa saat bis berjalan, sedikit demi sedikit bis mulai penuh dengan penumpang. Terutama saat sampai di depan halte beberapa penumpang lelaki masuk sehingga membuat posisi berdiri ambar terdorong ke bagian belakang bis.

Sementara itu penumpang laki laki disekitarnya mulai melihat bagian dadanya yang terlihat penuh dengan kemeja yang dipakainya. Belum lagi air hujan yang membuatnya basah membuat bh yang dipakainya menjadi tercetak jelas di kain putih kemejanya.

BH berwarna krem dengan model full cup berhiaskan renda itu terlihat jelas menyangga payudaranya oleh penumpang lelaki disekitarnya. Namun karena ambar tidak menyadarinya, dia hanya tenang tenang saja dengan hal itu dan tidak memikirkannya.

Ambar yang berdiri menghadap ke arah kaca samping bis, di depannya ada laki laki setengah baya yang duduk terkantuk kantuk. Posisi kepala si lelaki yang sedang mengantuk itu tepat di depan dada ambar yang membusung indah.

Goyangan bis yang berjalan membuat beberapa kali kepala lelaki tadi terbentur payudara amabar yang berukuran besar. Meskipun merasa risih, ambar tidak berpikiran buruk terhdap lelaki itu karena dia pikir hal itu tidak sengaja.

Dia hanya berusaha menutup bagian dadanya dengan tas kerja yang dia bawa untuk melindungi bagian dadanya agar tidak membentur kepala lelaki itu.

####

Pukul 6.20 petang ambar tiba di halte dekat pintu gerabang masuk perumahan tempat tinggalnya.

Setelah bis berhenti dia segera turun dan membuka payung untuk melindungi diri dari hujan. Ambar berlari lari kecil menembus hujan sepanjang perjalanan dari halte ke rumahnya.

"dek ibu pulang"

"kok lama banget sih ma?"

"tadi mobil ibu bocor, jadi naik bis deh"

"oh gitu ya"

"udah makan?"

"belum, lauk udah habis buat makan pulang sekolah tadi"

"yaudah ibu mandi dulu habis itu ibu masak buat makan bareng, masih kuat kan?"

"masih dong bu"

"yaudah ibu mandi dulu, kamu nonton tv saja dulu"

Baru saja ambar berjalan ke arah kamarnya, andi sang anak memanggilnya kembali.

"bu.."

"apa dek?"

"itu rok ibu ada yang nempel"

"masa? Apa yang nempel?"

Ambar membalikkan tubuhnya berusaha melihat apa yang menempel di rok span yang dia pakai. Ternyata di roknya menempel cairan putih kental mirip ingus tepat di bagian pantatnya dan mengalir sampai ujung bawah dan seabgian mengenai kaki putihnya.

"ini apa ya?" batinnya heran

Namun ambar tidak mabil pusing dengan cairan yang menempel pada roknya itu dan segera masuk ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian.



####

Sore itu ambar termenung di ruangan kerjanya yang terletak di salah satu sudut bagian divisi riset dan pengembangan perusahaan tempatnya bekerja.

Dihadapannya bertumpuk tumpuk file laporan calon peserta pengujian obat yang tengah dikembangkan perusahaannya. Namun tak satupun dari sekian banyak calon tidak satu pun yang lolos dan memenuhi kriteria sebagai peserta pengujian obat.

Ambar berpikir keras bagaimana dia harus menyelesaikan masalah yang dihadapinya ini sedang tenggat waktu hanya sampai akhir bulan.

Dia mengangkat gagang telepon dan menekan angka angka untuk disambungkan interkom pada orang yang dia tuju. Selama beberapa saat tidak ada jawaban dari ujung lain telepon yang ambar coba hubungi, hanya nada tunggu yang terdengar di telinganya.

"apa sudah pulang ya?" batin ambar

Dia melihat jam dinding di ruangannya dan waktu menunjukkan pukul setengah 5 sore saat itu.

"ah coba kuhubungi lagi"

Ambar kembali menghubungi dengan telepon dan kali ini tidak lama kemudia terdengar jawaban dari ujung lain.

"selamat sore bu, ada yang bisa dibantu?"

"eh..iya pak tolong ke ruangan saya segera"

"baik bu, saya segera kesana"

Tidak lama kemudian dari balik pintu muncullah sesosok lelaki berusia 40 tahunan seumuran dengan usia suami ambar. Lelaki itu adalah pak yono, kepala laboratorium klinis yang dibawahi oleh divisi riset dan pengembangan yang dikepalai ambar.

"selamat sore"

"eh iya silakan duduk pak"

"ada keperluan apa bu?"

"begini pak saya mau membicarakan soal pengujian obat baru kita"

"o kalo itu masih belum ada subjek yang memenuhi kriteria bu"

"maka dari itu saya mau bicara dengan bapak?"

"maksudnya bu?"

"begini pak bagaimana jika saya sendiri yang mengajukan diri menjadi subjek pengujian obat"

"wah bagaimana ya bu? Masalahnya meskipun nanti ibu memenuhi kriteria namun setahu saya secara legal hal itu tidak dibenarkan untuk menggunakan subjek dari personil dalam perusahaan"

"saya tahu itu pak, dan saya paham, tapi tenggat waqktu tinggal sebentar, kalo terus diundur saya takut perusahaan kita harus membayar penalti karena wanprestasi yang kita lakukan"

"wah bagaimana ya bu..."

"bapak tenang saja saya yang bertanggung jawab"

"tapi bu..."

"tugas bapak hanya memeriksa saya apakah memenuhi syarat atau tidak, jika nantinya ada konsekuensi hukum yang terjadi saya yang menanggung"

"baiklah bu"

"kalo begitu sore ini juga saya minta pemeriksaan diri saya sebagai subjek pengujian, untuk selanjutnya menjadi urusan saya"

####


Ambar dan pak yono kemudian berjalan menuju ruangan laboratorium klinis tempat pak yono bekerja. Setelah memastika keadaan aman, pak yono sibuk mengisi blangko kosong untuk catatan medis calon subjek pengujian obat"

"untuk identitas biar saya yang isi pak"

"baik bu"

"sekarang langsung pemeriksaan saja"

Pak yono mengambil berbagai peralatan dari meja kerjanya, tangannya penuh membawa peralatan untuk mengukur kesehatan ambar sebagai subjek pengujian. Mulai dari stetoskpo, tensimter, termometer sampai pita ukur dia bawa bersamanya ke arahmeja periksa tempat amabr berada.

"mari bu saya periksa dulu"

"silakan pak"

Ambar merebahkan tubuhnya diatas meja periksa, sehingga dadanya semakin membusung dihadapan pria yang bukan suaminya. Blus ketat berwarna pink terlihat sesak menampung buah dada ambar yang berukuran diatas rata rata wanita pada umumnya.

Beberapa kali pak yono berusaha membetulkan letak penis di balik celananya, meskipun berusaha seprofesional mungkin melakukan tugasnya namun tetap saja tubuh ambar yang montok mustahil dia abaikan.

Satu persatu tahap pemeriksaan dilakukan pada ambar, dengan teliti pak yono berusaha mengukur kondisi tubuh atasannya itu.

"sudah selesai bu"

"sudah semua pak?"

"masih ada tes darah, tapi hasilnya tidak bisa langsung keluar"

"terus bagaimana pak?"

"malam ini saya akan lembur untuk menyelesaikan tes darah ibu, sehingga paling cepat nanti tengah malam sudah keluar"

"terima kasih pak atas kerjasamanya, untuk selanjutnya nanti biar saya yang mengerjakan"

"baik bu"

"kalo begitu saya pulang dulu"

"silakan"

####

Ambar meninggalkan temapt kerjanya untuk kembali ke rumah, sepanjang perjalanan dia berdoa agar dia memenuhi syarat untuk menjadi subjek tes obat barunya.

Saat ini tidak ada yang dia bisa lakukan selain hanya menunggu laporan dari pak yono, yang tengah berusaha menyelesaikan tes darahnya.

Dia sadar yang dia lakukan ini tidak benar, namun dia terpakas melakukannya karena sudah tidak ada jalan lain.

Meskipun secara medis hasil pengujiannya valid namun secara hukum yang dia lakukan tidak bisa dibenarkan karena telah melanggar klausa perjanjian antara perusahaannya dengan si klien.

Dia sadar resiko yang dihadapinya dengan melakukan semua ini, tapi dia berusaha agar serapi mungkin menutupi pekerjaannya ini.

Ambar berusaha sesedikit mungkin membagikan informasi ini pada orang lain diperusahaannya.

Semakin sedikit orang yang tahu maka kemungkinan terbongkarnya rencana ini akan semakin kecil sehingga resiko dia menghadapi konsekuensi hukum juga bisa dihindari.


####

Malam itu ambar dan andi tengah menonton siaran berita di tv bersama di ruang keluarga. Meskipun begitu ambar sedari tadi hanya fokus menunggu laporan dari pak yono di hp nya, meskipun sebelumnya sudah diberitahu paling cepat tengah malam"

"bu kok dari tadi perhatiin hape terus"

"eh ndak kok dik"

"dari bapak ya?"

"ndak, ini urusan kantor ibu"

"oh... ngomong ngomong bapak pulang kapan ya bu?"

"masih lama dik, masih sebulan lebih"

"kok lama ya?"

"adik sudah kangen sama bapak? Kan bisa telepon"

"yah kalo telpon sih ndak puas"

"ya sudah yang sabar nunggu bapak, adik doain bapak biar bapak sehat disana"

"iya bu"

Ambar termenung mendengar kerinduan andi pada ayahnya, dalam hatinya dirinyapun tidak jauh berbeda. Meskipun sudah terbiasa ditinggal mengurusi proyek namun tetap saja berat rasanya amabr untuk hidup tanpa suami di rumah. Selain itu sebagai wanita ambar juga membutuhkan pelampiasan birahi yang semakin memuncak seiring waktu.

Sudah 3 minggu sejak terakhir kali dia berhubungan dengan sang suami, yaitu pada malam keberangkatannya ke kalimantan. Itupun tidak bisa all out karena dia sadar suaminya harus menjaga kondisinya untuk perjalanan jauh. Belum lagi kini hubungan nya dengan sang suami mulai berkurang secara kualitas dan kuantitas.

Kesibukan mereka berdua membuat keduanya urung untuk saling melepaskan hasrat suami istri mereka satu sama lain.

#####

Jam menunjukkan pukul 1.30 dinihari, andi sudah terlelap tidur di kamarnya sejak 4 jam yang lalu.

Sementara itu ambar masih terjaga tidak bisa tidur bahkan untuk memejamkan mata sejenak. Dia masih menunggu laporan dari pak yono, yang seharusnya sudah selesai saat itu namun belum juga ada hasilnya.

Menit demi menit berlalu, mata ambar mulai terserang kantuk, sedikit demi sedikit dia mulai tertidur karena lelah menunggu. Namun ketika dia berusaha memabaringkan tubuhnya tiba tiba hapenya berbunyi.

Tiitt tiitt tiitt

Ambar kembali terjaga, matanya terbuka lebar mendengar suara dering hapenya itu, yang dia tunggu akhirnya tiba. Dia mengambil hape di meja kecil di samping tempat tidurnya dan dengan berdebar membuka pesan masuk dari pak yono.

"ibu masuk kriteria, pengujian bisa dilakukan"

Ambar senang bukan main, beban dipundaknya sedikit berkurang dengan kabr dari pak yono tadi setidaknya dia bisa menguji obat barunya itu.

"terima kasih pak, medikasi akan saya lakukan sendiri"

Ambar lalu beristirahat, rasanya dia lelah sekali menunggu hasil pemeriksaannya semalaman ini. Dia harus menyiapkan diri karena mulai besok dia harus menguji sendiri obat yang dibuatnya.

==XX==

Pagi itu ambar dan andi sarapan bersama seperti biasanya, tidak ada yang istimewa sampai selesai sarapan.

Setelah membereskan meja makan dan membawa peralatan ke dapur, ambar merogoh kantong blazer yang dipakainya. Dia mengambil botol berisi obat berwarna putih berbentuk tablet, dia lalu mengmbil satu lalu diminumnya dengan bantuan air putih.

"ibu minum apa?"

Ambar kaget ketika anaknya ternyata sejak tadi berdiri memperahtikan dirinya yang minum obat yang dia uji.

Mendengar pertanyaan anaknya dia berusaha bersikap biasa, dan mencoba menjawabnya dengan asal karena tidak mungkin dia memberitahu yang sebenarnya.

"ini vitamin dik"

"oh andi boleh minta?"

"jangan, ini rasanya pahit, buat adik ambil yang di kulkas aja ya"

"ah kirain yang rasa jeruk"

"buat orang gede masa rasa jeruk, sudah siap berangkat"

"sudah"

"yuk masuk mobil"

####

Sesampainya di kantor ambar langsung menuju ruang kerja pak yono yang ada di ujung bangunan pabrik. Dia masuk kedalam laboratorium dan melihat belum ada siapa siapa disana, hanya lampu ruangan kerja pak yono yang terlihat menyala.

Dia segera menghampiri ruangan tersebut dan membuka pintu tanpa mengetuk pintu sebelumnya.

Cklek

Ambar terkejut melihat pak yono tengah ganti baju, dia sedang melepas celana ketika ambar masuk ruangannya.

"ma...maaf pak"

"eh.. iya"

Ambar lalu menunggu pak yono diruang utama laboratorium, namun entah kenapa pikirannya penuh dengan kejadian tadi.

Ambar kini menjadi terngiang dengan yang baru saja dilihatnya, pak yono yang sedang mengganti baju.

Penis berwarna hitam dan berurat terlihat menjulur di selangkangan pak yono yang bertubus kurus.

Meskipun tidak tegang namun ukurannya cukup besar bahkan hampir menyamai milik suaminya saat tegang.

Ambar larut dalam lamunannya membandingkan penis suaminya dengan penis rekan kerja nya itu yang jauh lebih besar.

Namun ditengah lamunannya, dia disadarkan oleh suara pak yono.

"maaf bu menunggu lama"

"eh iya maaf pak tadi saya ndak ketuk pintu dulu"

"oh ndak apa apa saya juga yang ceroboh, ada apa ya bu?"

"begini pak saya mau minta blangko pengisian subjek pengujiannya untuk saya isi"

"ibu sudah mulai konsumsi obatnya"

"sudah tadi pagi"

"sudah ada perubahan yang ibu rasakan?"

"ehm ini rasanya payudara saya mulai berdenyut denyut"

"ehm kalo begitu obatnya sudah bekerja, tinggal menunggu bekrja sempurna saja bu"

"iya pak"

"tapi kalo boleh saya sarankan, untuk memacu produksi air susunya bisa dibantu dengan memberi rangsangan pada kelenjar payudara ibu"

"itu tidak apa apa pak? Tidak akan merusak data pengujiannya nanti"

"tidak bu justru perlakuan itu akan mengkondisikan ibu sama seprti ibu yang menyusui, sehingga hasil pengujian lebih mendekati kondisi riil"

"oh begitu ya pak"

"ibu bisa memakai pompa asi agar lebih mudah nantinya dalam merangsang kelenjar payudara ibu dan melakukan pengumpulan produk asi jika nantinya sudah keluar"

"oh baik pak"

####

Seminggu sudah sejak ambar mulai proses medikasi pada dirinya sendiri, dan sejauh ini obatnya menunjukkan tanda tanda yang menggembirakan.

Payudara nya kini selalu terasa berdenyut denyut, rasanya juga lebih penuh dan kadang terasa nyeri, namun itu hal yang biasa bagi wanita yang sedang memproduksi asi.

Payudaranya yang berukuran besar kini semakin bertambah besar dengan produksi asi di dalamnya.

Jika sebelumnya dia memakai bh berukuran 36d kini dia mulai membeli bh baru karena bh yang lama sudah tidak muat.

Setidaknya ukuran payudaranya kini menjadi 38e, atau naik satu cup dari ukurannya sebelumnya.

Bahkan untuk memudahkan dirinya memeras payudaranya dia kini memakai bh menyusui yang bisa dibuka bagian depannya tanpa harus membuka kaitan belakangnya.

Seperti malam itu setelah menunggu andi tidur lebih dahulu ambar diam diam menyiapkan alat untuk memeras susunya.

Pompa asi yang dia bawa dari kantor dia keluarkan lalu dirangkai dengan cekatan oleh tangannya diatas meja makan.

Lalu tangannya perlahan mulai melepas kancing piyama bergambar hello kitty yang dia pakai.

Setelah itu dia membuka kaitan depan bh menyusui yang dia pakai,sehingga tersembulah buah dada putih berhiaskan puting dan areola berwarna coklat gelap.

Dari ujung puting payudaranya ambar melihat ada tetesan cairan berwarna putih dan rembesan basah di bh nya.

"bagus, sudah keluar" batin ambar

Dia segera mengarahkan ujung corong penghisap ke kedua payudaranya setelah sebelumnya menghidupkan mesin penghisapanya.

Ngguuung...

Suara mendengung pelan terdengar dari mesin sedot bertenaga listrik itu saat menghisap payudara besar ambar.

Puting ambar tertarik tarik maju mundur dalam corong penghisap seiring dengan gerakan pompa asi.

Serr serr

Air susu mulai memancar dari puting payudara ambar, dan cairan itu mengalir lalu tertampung dalam botol yang terhubung dengan corong penghisap.

####

Jam dinding menunjukkan pukul 1.30 dinihari ketika andi terbangun dari tidurnya yang lelap.

Nguungg nguuunngg

"suara apa itu ya?"

Andi mendengar suara aneh dari luar kamarnya, dan karena penasaran dia mencoba mencari sumber suara itu.

Perlahan dia membuka pintu kamarnya dan benar saja suara itu semakin terdengar jelas oleh andi.

Setelah dia cari cari ternyata suara itu berasal dari arah dapur yang terletak dibagian belakang rumahnya.

Karena penasaran dia mencoba berjalan kearah dapur yang malam itu terlihat terang karena hanya di dapur yang lampunya menyala.

Dari balik pintu menuju ke arah dapur, dia mencoba mengintip sumber suara mendengung yang dia dengar itu.

Betapa kaget dirinya ketika melihat sang ibu yang duduk di meja makan tengah bertelanjang dada.

Belum lagi andi melihat di payudara ibunya ada sebuah alat yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Benda yang menempel pada payudara ibunya itu terhubung oleh sebuah selang bening pada alat lain yang dari tadi mendengung itu.

Bayu melihat sang ibu sedang memejamkan matanya ketika alat itu menghisap hisap payudara ibunya itu.

"apa yang dilakukan ibu malam malam begini?"

"itu pake buka baju segala?"

"eh tetek ibu kok ada yang menempel ya?"

Batin andi penuh dengan pertanyaan heran ketika melihat kegiatan yang dilakukan ibunya malam itu.

"eerrgghh"

Suara desahan ambar yang cukup keras membuat andi yang sedari tadi mengintip menjadi terkejut.

"eh ibu ndak apa apa kan ya?" batin andi cemas sambil terus mengintip.

Tampak cairan putih di botol yang tersambung di corong hisap mulai bertambah sedikit demi sedikit.

Andi terus memandangi tubuh ibunya sendiri terutama bagian payudara ibunya yang berukuran besar dengan puting coklatnya.

Payudara ibunya terdapat garis garis hijau tipis yang terlihat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.

"argghh eghh shh" suara desahan ambar semakin keras.

Andi sangat ketakutan ketika dia melihat dan mendengar ibunya mendesah kecang sekali.

Namun anehnya sang ibu masih memejamkan matanya dari tadi dan raut wajahnya menunjukkan sesuatu yang berbeda.

Andi bingung harus berbuat apa, apakah dia membiarkan saja ibunya dalam keadaaan seperti itu atau harus membangunkannya.

Andi semakin panik ketika melihat tubuh montok milik ibunya yang telanjang mulai bergetar getar.

"akhh... sshh"

Suara desahan ambar semakin keras dan gerakan tubuhnya juga semakin jelas, andi tidak tahu apa yang terjadi dengan ibunya. Hingga..


"akhh"

Sekali lagi ibunya mendesah keras sekali namun kali ini diikuti dengan tubuh ibunya yang menengang dan bergetar hebat.

Raut wajah andi semakin pucat penuh ketakutan dan dia segera berlaari masuk ke dalam kamarnya.

Dia mengambil selimutnya dan berusaha memejamkan matanya lagi agar dia tidak lagi melihat apa yang baru saja dia lihat.

####

Sementara itu ambar di meja makan tengah mengatur nafasnya kembali yang terengah engah.

Dia baru saja mengalami mengalami orgasme hebat setelah payudara nya diperas untuk dikeluarkan air susunya.

Payudara ambar merupakan titik paling sensitif dari tubuhnya.

"akh...aku keluar gara gara diperas susuku"

Memang sudah lama sekali sejak ambar berhubungan seks, dan ketika payudaranya diperas sudah cukup membuat dirinya orgasme hebat.

"akh susunya sudah penuh"

Ambar senang sekali payudaranya sudah menghasilkan banyak air susu yang merupakan tanda bahwa obat yang dia minum bekerja.

Kini tugas ambar hanya tinggal rutin melakukan pemerahan susu untuk mengisi data pengujian obat yang diperlukan.



####

Sore itu ambar dalam perjalanan pulang dengan mobilnya, dia kini bisa pulang lebih awal karenakini pekerjaannya sudah tidak banyak lagi.

"hhmmm hari ini aku mau masak suo ayam kesukaan andi"

Ketika ambar tengah fokus menyetir tiba tiba sesuatu mengalihkan pandangannya dari jalan.

Ada seorang anak laki laki yang seumuran andi tengah di seret seret oleh seorang lelaki dewasa di sebuah komplek spertokoan.

Melihat hal itu, amabr tergugah rasa ibanya dan dia menepikan mobilnya di area pertokoan yang masih sepi itu.

Dia melihat anak itu ditarik ke arah samping bangunan tua yang terlihat sudah lama tidak dipakai lagi.

Dia berusaha mengejar mereka hingga ke arah belakang bangunan tua yang terliaht tidak terawat itu.

Ketika akhitnya menyusul mereka amabr melihat anak lelaki itu sedang dihajar oleh lelaki dewasa tadi.

"eh mas jangan dipukulin" ambar berteriak

"eh siapa kamu? Jangan ikut campur pergi dari sini"

"berhenti atau saya laporkanke polisi"

Ambar sudah bersiap siap mengambil hp nya untuk menghubungu kantor polisi ketika tiba tiba.

Bzzztt

Ambar merasakan tubuhnya menegang karena aliran listrik yang menjalar keseluruh badannya.

"agghh"

Ambar tidak bisa lagi menahan posisi tubhnya berdiri dan segera tersungkur diatas tanah.

Brukkk

"ahhhgg"

Dia masih sadar namun amabr merasa tubuhnya terasa mati rasa tidak bisa digerakkan sama sekali.

"ahh...ahh"

Dari belakang ternyata muncul sosok laki laki lain yang terlihat membawa taser listrik ditangannya.

"selamat sore ibu cantik"

"akhh jangan siapa anda?"

"saya disini mau memberi hadiah untuk ibu? Hahaha"

"hadiah" suara ambar bergetar ketakutan karena tidak bisa melakukan apa apa

"iya hadiah, karenaibu sudah ikut campur urusan kami"

"aakhh..jangan tolong lepaskan saya"

Ambar hanya tergelatak tak berdaya ketika tiba tiba lelaki dihadapannya itu membuka paksa kemeja yang dipakainya.

Breett

Kancing baju kemeja ketat yang dipakai ambar kini terbang berhamburan lepas dari jahitannya.

Ambar baru menyadari bahwa dia akan menjadi sasaran pemerkosaan laki laki yang tengah melucuti pakaiannya ini.

Laki laki itu mengeluarkan belati dari saku celananya dan menyobek bh yang dipakai ambar dengan sekali tarik.

"akhh jangan akh"

"wah wah susu ibu besar sekali hahah"

"jangan mas tolong lepaskan saya"

"saya yakin banyak laki laki yang pengen main dengan susu ibu"

"akh jangan mas jangan"

Lelaki itu mulai bermain dengan puting payudara ambar, dia menyentil nyentil putingnya hingga tegang sempurna.

"wah besar sekali pentilnya"

"aakhh"

"pasti suami ibu suka mainin pentil ibu"

"ah sudah mas tolong"

Tiba tiba puting payudara ambar meneteskan cairan air susu setelah preman tadi bermain main dengan putingnya.

"wah ternyata ada susunya heheh"

"akh jangan"

"biar saya icipin susu ibu slruuuup creeppp"

"akhh... egh... jangan shh"

Ambar semakin ketakutan dan berpikir harus melakukan sesuatu agar bisa lepas dari ancaman pemerkosaan ini.

"saya akan berteriak"

"silakan saja berteriak tidak ada orang disini, kalaupun ada pasti mereka akan ikut memperkosa anda hahaha" preman itu berhenti menyusu pada ambar.

Ambar seamkin panik dan takut dia tidak tahu lagi harus berbuat apa menghadapi ancamn lelaki yang dia duga seorang preman itu.

Preman itu lalu mengangkat rok span hitam yang dipakai ambar dan menarik paksa celana dalam yang dipakai ambar.

Brett... brett

Tiba tiba preman itu menggerayangi vagina ambar lalu menarik klitorisnya dengan jari jarinya yang kasar.

"aggghh"

Amabr berteriak keras ketika klitorisnya yang ditarik membut tubuhnya kembali dialiri listrik.

"akh silakan teriak yang keras ndak ada yang dengar kan?"

"aahhh... akhh"

"wah anda benar benar tidak tahu malu haha berteriak seprti itu ketika digerayangi memeknya"

"akh jangan mas sudah akh"

"huh?"

"akh sudah mas tolong"

"lihat ini bu, memek mu sudah basah sekali"

"uhnn.. uhh"

"ibu suka kan di mainin memeknya"

"akh ndak mas jangan"

Preman itu lalu memasukkan tiga jarinya dalam vagina ambar, lalu dikocoknya vagina Ambar yang sudah basah secara kasar.

"eekkkhh"

"jangan pura pura bu, ibu suka kan?"

clekk clekkk clekk

"dengar bu, suara meme ibu yang basah sedang dikocok"

"ahh sudah mas ahhgg"

"lihat bu memek ibu semakin basah"

Preman itu beralih memegang kedua puting ambar dan secara bersamaan menariknya dengan kasar ke atas.

"akkhh"

"ibu pasti sudah pengen kan?"

"aghhaa... akh"

"saya tahu dari pentil ibu yang sudah keras ini"

"sudah tolong akh keluar saya mau keluar"

Preman itu kembali mengocok vagina Ambar dan satu tangan memilin milin putingnya yang sebelah kiri.

"aaakhhh"

Ambar mengalami orgasme hebat setelah dikocok oleh jari jari preman tersebut, cairan vaginanya memancar keluar deras.

"akhh sudah akhh"

"ah lihat tangan saya sampai kotor begini"

"akhh.. ahh...haa"

"ibu ndak yahu malu ya, mulutnya bilang ndak mau tapi memeknya sampai banjir seperti ini"

"ah sudah tolong ahh" ambar mengiba dengannafas terengah engah.

"sudah? Ini baru mulai hehehe"



####

Hari sudah berubah gelap, langit kini sudah berubah hitam kelam seperti nasib yang dialami ambar saat itu.

Ambar kini tak berdaya ketika seorang laki laki sedang berusaha memperkosanya di sebuah bangunan tua yang tidak terawat.

Kedua tangan ambar terikat ke belakang oleh tali rafia hitam yang membuat dia tidak leluasa bergerak bebas.

Sementara itu preman yang telah berhasil memperdaya ambar sedang membuka pakaian lusuh yang melekat di tubuhnya yang kekar satu persatu.

"fiuhh...sekarang mulai ya bu hehehe"

Ambar semakin panik menyadari lelaki di hadapannya kini seamkin mendekati tubuhnya yang terikat tidak berdaya.

"ayo sekarang kesini" preman itu menarik tubuh ambar dan menyandarkannya menghadap ke tembok berlumut.

"akkhh...jangan mas tolong ampuni saya"

"hahaha... sudahlah ibu cantik sekarang ibu nikmati saja"

"akh tolong mas"

"sudah bu sekarang siap siap ya memek ibu sudah basah begini"

Lelaki itu mengarahkan penisnya ke arah vagina ambar yang merah dan basah karena cairan kelaminnya yang meleleh keluar.

"akhh..." ambar mendesah ketika penis besar milik preman itu mulai masuk dalam vaginanya.

"ahaa...shh"

"akh ibu sukakan dientot kasar seperti ini"

"akh tolong sudah sudah akh"

"sudah? Memekibu sudah basah begini?"

"ah...kuh... akh"

"memek ibu benar benar nikmat akh"

"akh jangan jangan seperti ini akh"

Preman itu membalik tubuh ambar dengan kasar tanpa melepaskan penisnya sehingga kini mereka berdua menjadi berhadap hadapan.

"tulililit... tulilit"

HP milik ambar berbunyi didalam tasnya namun bunyi hp itu sepertinya tidak mengganggu preman itu menggenjot tubuh ambar.

Payudara ambar yang besar menggantung diremas remas kasar oleh preman itu sambil terus menghujamkan penisnya dalam dalam.

"aaahha..akh"

"tolong sudah mas akhh ehhm"

"dengar tadi, hp ibu berbunyi, pasti keluarga ibu mencari ibu hahaha"

"tolong mas lepaskan saya"

"makanya ibu pasrah dan nikmati saja, jadi kita bisa cepat selesai dan ibu bisa segera pulang hahahaa"

"igghh... ssshh... akh"

"akh teriam kontolku ini akhh"

"shh... akh... akh... akh"

"bagaimana sodokan kontolku bu? Hahaha"

"ahh... akhh shh"

"akh memek ibu sempit sekali akhh kontol suami ibu pasti kecil yahahah?"

"ughh... tidak tidak akh"

"akh ayo bu goyang bu akh hahaha"

"oh shh sudah berhenti"

Preman itu terus menghujamkan penisnya dalam vagina ambar dan gerakan penisnya semakin cepat dari waktu ke waktu.

"akh saya mau keluar akh"

"akh saya jug bu akh"

"akhh"

"ayo kelaur bersama sama bu akh"

"akhh...akh ...akh"

"ohooh.. terima pejuhku bu akhh"

"jangan di dalam mas ja... akkhh"

Preman itu sampai pada orgasmenya dan menyemburkan sperma dalam vagina ambar bersamaan dengan orgasme ambar yang kesekian kalinya sore itu.

"akkhh banyak sekali akhh"

"hahaha bu saya titip anak saya dalam rahim ibu hahaha"

Ambar panik bukan main karena sperma preman itu yang memenuhi vaginanya, resiko hamil sangat besar mengingat dia tidak memakai alat kontrasepsi apapun.

"sudah ya bu saya pergi dulu, ini pakaian dalamnya saya bawa ya hehe"

Preman itu meninggalkan ambar tergeletak tidak berdaya setelah sebelumnya melepaskan ikatan di kedua tangannya.

Sementara itu ambar berusaha mengumpulkan sisa sisa tenaganya yang habis setelah melayani nafsu bejat preman itu.

Dia memunguti pakaiannya yang tercecer kemana mana dan berusaha memakainya kembali di tubuh telanjangnya.

Karena pakaian dalamnya sudah di bawa pergi oleh preman itu terpaksa amabr memakai blus dan rok spannya tanpa pakaian dalam.

Tidak hanya itu kancing blus yang sudah terlepas entah kemana membuat blus itu tidak bisa dikancingkan dan membuat dadanya terbuka.

Hal itu lebih diperparah karena ambar kesulitan menutup pakaiannya karena selain buahd adanya yang besar juga karena dia juga harus membawa tas kerjanya.

Setelah melihat keadaan aman dia bergerak setengah berlari ke arah mobil sedan miliknya yang terparir tidak jauh dari tempatnya di perkosa tadi.

Untung saja keadaan di tempat itu sudah sangat sepi tanpa ada lalu lalang orang di sekitar jika tidak bisa dipastikan ambar tidak hanya diperkosa oleh satu orang saja.

Ambar segera masuk dalam mobil dan memeriksa tasnya untuk mencari barang yang mungkin hilang diambil preman tadi.

Namun untungnya tidak ada satupun barang yang kurang dari dalam tasnya, lalu Ambar segera ingat panggilan di hp nya.

Ternyata banyak sekali panggilan masuk yang tak terjawab dari nomor rumahnya yang tidak lain adalah anaknya yang sendirian di rumah.

Ambar begitu kalut dan berusaha menelepon balik mengingat pasti anaknya kebingungan sendiri di rumah karena dia belum pulang.

"halo adik"

...

"iya ibu ini masih dijalan iya"

...

"iya maafin ibu"

...

"yaudah ibu sebentar lagi sampai rumah kok"

...

"iya nanti ibu masakin kesukaan adik"

...

"iya sudah ya tunggu ya"

Ambar menutup hp di tangannya, dia harus segera pulang karena anaknya membutuhkannya sedangkan apa yang baru saja terjadi biarlah dia pikirkan nanti.

"ya benar aku harus pulang dulu" batin ambar dengan perasaan tak menentu.

Esok paginya......

Pagi itu tubuh ambar masih tertutup selimut berbaring dia atas tempat tidurnya yang empuk dan nyaman.

Hari itu dia tidak masuk kerja karena badannya terasa kurang fit setelah kejadian yang baru saja menimpanya kamarin sore.

Selain itu dia juga mengistrahatkan pikirannya sejenak sebelum nanti memikirkan apa yang harus dilakukannya atas kejadian itu.

Setelah menyiapkan keperluan dan sarapan anaknya sebelum sekolah, ambar langsung kembali beristirahat dalam kamar.

Dia juga tidak mengantar sendiri anaknya ke sekolah dan lebih memilih memanggil ojek di dekat rumah untuk mengantar anaknya ke sekolah.

Matahari sudah semakin meninggi dan jarum jam dinding menunjukkan pukul 9 kurang 15 menit ketika bel rumahnya berbunyi.

Ting tong

Ambar membuka matanya dan bangun dari tempat tidurnya, dia berusaha meyadarkan pikirannya yang masih belum kembali sepenuhnya.

"siapa ya yang pagi pagi begini kesini?"

Ambar beranjak dari kasur dan berganti pakaian yang lebih sopan sebelum dia membuka pintu depan.

Amabr lalu berjalan keluar kamar melewati ruang tengah untuk membukakan pintu bagi orang yang datang kerumahnya pagi itu.

"ting tong"

"iya sebentar" jawab ambar setengah berteriak.

"cklek" ambar lalu membuka kunci pintu dan menarik gagangnya.

"selamat pagi bu" sapa sesosok lelaki yang tidak lain adalah pak siswanto kepala sekolah tempat anaknya menuntut ilmu.

"eh pak sis silakan masuk pak silakan"

"eh iya bu hehe"

Pak siswanto berjalan masuk mengikuti ambar ke arah kursi sofa namun matanya tidak lepas dari bokong seksi amabr yang pagi itu hanya memakai daster.

"ckckcck.. benar benar seksi bu ambar ini" batin pak sis penih mesum.

"silakan duduk pak"

"oh iya bu terima kasih"

"bapak kok tau saya sedang di rumah?" tanya ambar heran dengan kedatangan pak sis pagi itu di rumahnya.

"eh iya tadi saya lihat andi berangkat naik taksi lalu saya tanya katanya ibu sedang tidak enak badan hehe"

"oh begitu pak"

"terus bagaimana keadaan ibu sudah mendingan?"

"ya sudah lebih baik pak" jawab ambar berusaha menyembunyikan kejadian yang baru saja menimpanya.

"oiya pak ada keprluan apa bapak ke ruamh saya? Pasti bukan buat jengukin saya kan?"

"hahahaha tidak bu iya iya saya hampir lupa"

"ada apa pak?"

"begini bu"

Pak sis berubah menjadi serius, tangannya membuka map biru yang sejak tadi dia bawa di tangannya.

"ehm soal anak ibu"

"ada apa dengan anak saya pak?" ambar mulai panik

"ehm ini soal prestasi belajar anak ibu"

"oh iya pak saya tahu saya sudah berusaha"

Ambar menyadari bahwa prestasi andi di sekolah memang tdak terlalu membanggakan dirinya dan suaminya sebagai orang tua.

Meskipun sebenarnya tidak bodoh, namun andi sulit untuk menemukan semangat untuk belajar sehingga nilainya tidak terlalu baik.

"saya mengerti bu tapi saya tidak bisa begini terus, sejak kelas satu nilai andi selalu dibawah kentutasan minimal, kami guru sudah berusaha semaksimal mungkin mengatrol nilainya"

"iya pak saya tahu itu"

"namun saat ini sekolah sudah tidak bisa mempertahankan anak ibu lagi"

"pak tolonglah pak tolong bantu anak saya sekali lagi ini" ambar mulai panik.

"sekali lagi bu kami sudah berusaha tapi sekarang saatnya anak ibu untuk pindah ke sekolah yang lebih sesuai"

"tapi kan pak andi kan sudah kelas 6, tidak mungkin ada sekolah yang mau menerima karena sebentar lagi ujian"

"kalau hal itu kami tidak bisa membantu bu, mungkin andi harus mundur satu tahun"

"tolonglah pak"

Pak siswano diam sejenak dan terlihat berpikir keras nampak dari kerutan di dahinya yang mulai basah oleh keringat.

"saya bisa usahakan anak ibu tetap bersekolah disini, tapi..."

"tapi apa pak? Ada syaratnya? Apapun itu akan saya penuhi"

"ehm...eh...ibu harus mau tidur denagn saya"

Jdeerr

Bagai mendengar petir di pagi hari yang cerah, ambar terkejut dengan apa yang diucapkan guru anaknya itu.

"apa maksud bapak? Jangan kurang ajar ya"

"tenang dulu bu saya kan hanya menawarkan bantuan, kalo ibu ndak mau tidak apa apa" pak siswanto tersenyum penuh siasat.

"tapi ingat anak ibu harus mencari sekolah lain yang tidak mungkin untuk saat ini"

"tolong pak apa saja kecuali yang itu"

"ini sudah tidak bisa ditawar bu, silakan ambil atau bersiap siap mencari sekolah baru untuk anak ibu"

Ambar bingung setengah mati, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan masalah ini.

Rasanya selalu saja ada masalah yang datang setelah masalah lain bisa dia atasi, namun untuk yang satu ini terasa mustahil dia selesaikan sendiri.

Rasanya dia hampir menangis ketika mendengar syarat dari pak siswanto untuk tidur dengannya.

Baru saja dia mengalami pemerkosaan oleh preman keamrin sore dan saat ini dia harus melayani kembali nafsu lelaki yang bukan suaminya.

Ambar begitu kalut rasanya semua pintu sudah tertutup dan tidak menyisakan apa apa kecuali jalan hna yang harus dia tempuh.

"bagaimana ibu?"

Dengan sangat terpaksa ambar mengangukkan kepalanya tanda dia menerima syarat yang diberikan oleh pak siswanto

Dengan penuh kemenangan pak siswanto tersenyum mendengar jawaban dari ambar,sebentar lagi wanita yang selalu mengisi khayalannya akan jatuh dalam pelukannya.

"kalau begitu mari kita mulai bu."


####

Pak siswanto menggeser duduknya ke arah ambar yang ada di sampingnya, lalu tangan kanannya memeluk ambar dari samping.

Kedua tangan pak siswanto lalu masuk menyelinap ke dalam daster hitam ambar yang kini sudah berposisi membelakanginya.

Lalu kedua tangan itu mencengkram dan meremas buah dada ambar yang berukuran besar secara kasar dari luar bh nya.

Tubuh ambar menggelinjang hebat akibat remasan tangan pak sis pada kedua buah dadanya yang terasa nikmat itu.

Sesekali ambar mencoba sedikit melawan ketika akal sehatnya kembali namun pak sis yang jauh lebih kuat dengan mudah menghentikan perlawanan ambar.

"uuuhh...hhmmm...pak jangan disini pak nanti ketahuan orang"

"sshh tenang bu tenannng"

"tapi pak itu pintunya terbuka, bisa keliatan dari luar"

"biarin saja bu akh"

"akh sshh geli pak akhh"

"ughh tetek ibu semakin besar saja keliatannya hehehe"

Pak siswanto sepertinya suka sekali meremas remas buah dada Ambar sedari tadi tak habis habis dia memuji keindahan payudara ibu salah satu muridnya itu.

"ugghh aku sudah lama pengen remes remes tetek ibu ini akh"

"akh pak sudah pak akh"

Puas bermain dengan payudara ambar pak siswanto melepaskan remasannya lalu berusaha melucuti pakaian yang dipakai ambar.

"ehh jangan pak"

"lho katanya mau melayani saya, cepat dicopot nanti keburu andi pulang lho"

Mendengar kata kata pak siswanto, ambar pun mengendurkan perlawanananya, dia sadar sudah tidak ada yang bisa dia lakukan.

Ambar hanya pasrah menerima perlakukan pak siswanto termasuk ketika daster yang dipakainya dilucuti.

Ambar kini hanya memakai sepasang pakaian dalam berwarna hitam yang sangat kontras dengat kulitnya yang putih bersih.

Bra yang dia pakai nampak kesulitan menahanan buah dadanya yang semakin besar sejak dia meminum obat percobaan untuk melancarkan asi ibu yang sedang menyusui.

Pak siswanto juga melucuti pakaian yang dia pakai, dia berdiri melepas setelan safari yang biasa dia gunakan untuk mengajar itu.

Ambar hanya bisa memandangi tiap centi tubuh pak siswanto yang berkulit gelap itu dengan penuh kecemasan.

Selanjutnya amabr juga melihat perut buncit dan penis pak siswanto yang berukuran lebih besar dari milik suaminya.

Penis berwarna hitam itu terlihat menjulang lalu menggantung di antara kedua paha gemuk pak siswanto yang sudah telanjang bulat.

Pak siswanto lalu menuntun ambar untuk duduk di atas kursi, dia memposisikan Ambar bersandar di kursi sofa itu.

"bu ayo buka kakinya, saya sudah ndak sabar ini"

Ambar pun dengan terpaksa mulai membuka kakinya sedikit demi sedikit, perasaan ragu masih memenuhi dalam hatinya.

Ketika paha ambar terbuka sepenuhnya pak siswanto segera mendeat dan mulai menciumi vagina ambar dari luar cd nya.

"ehhmm...wangi seakli bu"

Mulut pak siswanto mulai menempel pada gundukan vagina ambar dan lidahnya mulai menjilati vaginanya dari balik cd.

"eehhhmm...slreeeppp"

"akhhshh...eghh...mmmhh"

Amabr hanya bisa diam memejamkan mata ketika lidah pak siswanto menjilati vaginanya dari luar.

Dia sesekali mengegrakkan pinggulnya agar pak siswanto kesulitan menjilati vaginanya namun hal itu sia sia.

Ambar juga berusaha keras menahan desahan ketika menerima jilatan lidah pak sastro yang telah membuat celana dalamnya basah.

"ah pak pelan pak"

Tapi pak siswanto tidak peduli dan terus saja menjilati dan menghisap vagina ambar yang ada dihadapannya.

Dia ingin membuat amabr merasakan orgasme sehingga akan membuat vaginanya basah dan lebih mudah untuk dimasuki kontolnya.

Ambar pun mulai menikmati kenikmatan yang diberikan pak siswanto pada vaginanya, jari jarinya meremas kursi sofa tempatnya duduk.

Pak siwanto lalu menyibakkan sedikit celana dalam ambar dan memasukkan dua jarinya dalam vaginanya.

"akhh jangan pak akhh"

Ambar berusaha sekuat tenaga menahan kocokan nikmat pak siswanto pada vaginannya yang kini sudah semakin basah.

Pak siswanto memasukkan seluruh ruas dua jarinya dan mulai mengaduk aduk vagina ambar sambil sesekali menyentil klitorisnya.

"ugghh pak sudah pak ahh"

Ambar berusaha sekuat tenaga menghentikan permainan jari pak siswanto pada liang vaginanya semabri menarik tangannya.

Sementara itu tangan pak siswanto yang lain mulai meremas reams kembali payudara ambar yang sedari tadi menganggur.

"akhh pak saya mau keluar pak akhh"

Pak siswanto pun semakin cepat mengocok jari jarinya dalam vagina ambar, sementara remasan tangannyapun juga semakin kasar.

"akkhh..pakk"

"serrrrrrr..serrrrrrrrrrr"

Cairan orgasme ambar tumpah membasahi jari jari tangan pak siswanto yang masih ada di vaginanya.

"lihat ini bu, kamu keluar banyak sekali hehe"

Pak siswanto lalu berdiri lagi dan menarik ambar yang tengah bersandar seusai orgasme dan menarik kepalanya kearah penisnya.

"bu ayo kontolku diemut"

Ambar yang sudah tidak bisa berbuat apa apa akhirnya menuruti permintaan pak siswanto untuk mengulum penisnya.

"i..iya pak"

Ambar memegang penis yang sudah mengeras itu perlahan dan mulai mengamatinya dengan seksama.

Penis itu ukurannya lebih besar dari milik suaminya, bahkan masihlebih besar dari milik preman kemarin.

Selain itu penis pak siswanto juga berbentuk bengkok ke atas dan terasa sangat panas digenggamannya.

Ambar mulai mengocok penis pak siswanto perlahan dan membuat nya mendesah keenakan.

"ugghh uuh ayo bu diemut"

"tapi pak besar sekali, ndak muat dimulut saya pak"

"sudah ayo pokoknya dihisap"

Tangan pak siswanto menarik kepala ambar dan mengarahkan bibir Ambar itu karah selangkangannya.

Mau tak mau ambar membuka mulutnya dan mebiarkan penis yang bukan milik suaminya itu masuk kedalam mulutnya.

Ambar pun mulai menjilatdan menghisap batang penis pak siwanto yang kini tertanam penuh dalam mulutnya.

"uhhmm... slreppp... srepp"

"aoh enak sekali bu akhh ehmm"

"emmmphh... slreppp"

"oh terus ya begitu khh enak"

Penis itu bergerak maju mundur dalam mulut ambar yang kini sibuk menghisap dan mengulum penis milik guru anaknya itu.

"ohh...terus bu lebih cepat"

"sreepp.. srepp... ehmm"

Pak siswanto yang tidak sabar kembali mencengkeram kepala Ambar dan menggerakkannya makin lama makin cepat.

"ohh...akhh terus sedot yang kuat akhh"

"ahkkk... sreppp.. slreppp"

crett crett creett

Pak siswanto berejakulasi dan menumpahkan spermanya dalam mulut ambar, dia terus menekan penisnya dalam dalam memaksa ambar menelan seluruh spermanya.





"ouhhh...shh enak sekali bu sshh"

"emmpopphh..akh...akh"

Nafas ambar tersengal sengal ketika penis besar pak siswanto berejakulasi dalam mulutnya dan memenuhi mulutnya dengan cairan sperma asin.

Pak siswanto mencabut penisnya dari mulut ambar yang menoba mengatur nafasnya kembali yang terengah engah.

Ambar hanya bisa memandangi penis pak siswanto yang masih keras meskipun baru saja berejakulasi dalam mulutnya.

Setelah beristirahat sejenak, pak siswanto berpindah posisi di depan ambar siap untuk menyetubuhinya.

"siap siap ya bu kontol saya masukin"

Ujung penis pak siswanto mulai masuk dalam vagina ambar, perlahan penis pak siswanto masuk dalam vaginanya yang sudah basah itu.

"oohh masuk pak akkhh"

"urgh tahan sebentar bu"

Pak siswanto mulai menggerakkan penisnya dalam vagina ambar dan sesekali menggoyangkan pinggulnya.

Tangannya memegang pinggul ambar yang kini mulai ikut mengimbangi permainan pak siswanto dengan ikut menggoyangkan pantatnya.

"akkkhh iya pak akhhsshh"

"akhh terus goyang ya terus akhh"

Pak siswanto terus menggenjot vagina ambar dengan penis besarnya, dia mengobok obok vagina yang masih terasa sempit itu.

"akhh saya mau keluar pak akhh"

"ayoooa kah jangan ditahan urgggghh keluarin"

"ahhkk.."

srett sreett

Pak siswanto terus menggenjot ambar secara kasar meskipun dia sedang mengalami orgasme hebat.

Pak siswanto membuka kaitan bh milik Ambar sehingga buah dada besar itu menggantung bebas dengan puting hitam mengacung.

Ketika bh ambar dibuka terlihatlah setetes cairan putih diujung puting payudaranya yang berwarna hitam kontras.

"akh ibu masih bersusu rupanya"

"akh iya pak"

"saya pengen minum susu akhh"

"silakan pak akhh"

"slreeppp... ehmm... akhh"

"akkhh... shh.. ehhmm"

Sambil menyusu pak siswanto terus menggenjot vagina ambar tanpa henti dan justru semakin cepat sodokan penisnya.

"urgghh.. akhh... ssgg"

"akkhh terus bu ya goyang terus akhh"


Tubuh ambar bergoyang goyang seiring dengan sodokan penis besar pak siswanto yang terus menghujam dalam vaginanya.

Dari mulutnya terus keluar suara desahan dan erangan nikmat akibat genjotan penis besar pak siswanto.

Pak siswanto terus memegangi pinggul ambar yang kini terlihat mengibaskan rambutnya menahan nikmat.

Pak siswanto begitu menikmati setiap sodokan penisnya dalam vagina wanita yang dia idam idamkan itu.

"uuuurghhh terus pak terus genjot saya"

"urrrgghh iya kamu juga terus goyang"

"akhh vagina saya penuh pak"

"akhh...ssshh"

"pakk...saya mau kelaur lagi pak akhh"

"saya juga bu..saya mau keluar juga.."

"saya keluarin di dalam ya bu akh"

"ja...jangan pak jangan di dalam"

"terima pejuhku bu..terima pejuhku di rahimmu"

"akkhh"

srettt creeettt creeett sreeettt

"akhh panas sekali pak pejuhmu akhh"

"yah bagus semoga ibu hamil anak saya hehehe"

"akh saya tidak mau ..akh tidak"

Ambar terliaht kepayahan setelah digenjot selama hampir satu jam oleh pak siswanto dan mengalami beberapa orgasme.

"jangan tidur dulu bu, saya belum selesai"

Pak siswanto kembali menghujamkan penisnya lagi dalam vagina ambar yang penuh dengan spermanya.

"hari kita masih panjang bu"

"aahhhgg"

####

"aaahh...ah..akhhh"

"bu saya keluar lagi akhh"

"akh sudah sudah jangan pak sudah"

Pak siswanto terus menggenjot ambar tanpa merasa capek dan sudah berkali kali dia menyemburkan sperma dalam vagina ambar.

Suara mobil berhenti di depan rumah ambar sementara dia masih dalam keadaan telanjang setelah bersetubuh seharian.

"sepertinya anakmu sudah pulang bu"

"agghh..akhh"

"sayang sekali tapi untuk hari ini sudah cukup sekian dulu ya bu"

"ughhh"

"tapi jangan khawatir lain kali saya akan datang lagi bu hehehe"

"saya tidak sudi..."

"sudahlah bu lebih baik sekarang ibu berpakaian dulu, anak ibu sudah di depan pintu"

"akhh andi"

"jangan sampai anak ibu melihat ibu dalam keadaan begini"

"sudah pak sudah"

"saya ndak bisa mambayangkan kalau andi melihat cairan dalam vagina ibu"

"sudah pak silakan pergi"

"baiklah saya pulang dulu"

Pak siswanto yang sudah berpakaian rapi kembali meninggalkan ambar dalam keadaan telanjang dengan badan penuh cairan kental bercampur keringat yang membasahi lantai.

Ketika pak siswanto membuka pintu rumah ambar dia melihat andi sudah berjalan masuk ke dalam rumah.

"eh pak sis"

"kamu ndi"

"kok bapak di rumah andi?"

"oh bapak habis ketemu ibu mu, bapak pulang dulu ya"

"silakan pak"

####

Andi pun masuk ke dalam rumah tanpa mengetahui apa yang baru saja terjadi antara pak siswanto dengan ibunya.

"ibu, andi pu...lang"

Andi begitu terkejut melihat sang ibu sedang bertelanjang bulat di ruang tamu, mukanya memerah melihat tubuh telanajng ibu.

"ibu.."

"eh...andi tolong jangan masuk dulu"

"iiii...iya bu"

Andi berbalik kembali ke arah pintu ketika melihat sang ibu dalam keadaan telanjang sedang mengelap cairan di lanati yang begitu banyak.

"dik, ibu mau mandi tolong beliin sampoo ya di minimarket dengan"

"ehh...iya bu"

"ini ibu tulis dikertas biar ndak lupa ya"

"uangnya bu?"

"ini, sekalian kalo kamu mau jajan"

"andi pergi dulu bu"

"iya ati ati"

####

Beberapa hari setelah kejadian pemerkosaan ambar oleh seorang preman dan pak siswanto, guru di tempat andi bersekolah.

Ambar masuk kerja seperti biasa karena tanggal pengujian obat yang diujinya sudah semakin dekat tanggalnya.

Sementara data data pengujian yang dia dapat masih belum cukup untuk digunakan sebagai sampel nantinya.

"heeemmm sudah saatnya aku memeras susuku tapi tidak mungkin kulakukan disini" batin ambar.

Ambar mencoba melihat keadaan sekitar ruanagn kerjanya yang ramai penuh orang.
Sementara dia tidak mungkin memeras di dalam ruangan kerjanya yang berdinding kaca bening karena tidak ada yang boleh tahu dia sendiri yang menguji obat itu pada dirinya sendiri.

Ambar mencoba keluar ruangan untuk mencari tempat yang memungkinkan dia bisa memeras susu dengan leluasa.

Ambar berjalan menyusuri lorong lorong panjang pabrik tempatnya bekerja sambil melihat lihat seandainya ruang kosong.

"selamat pagi bu"

"selamat pagi pak"

"selamat pagi mbak"

"selamat pagi mas"

Ambar bertemu rekan rekan kerjanya selama berjalan jalan menyusuri setiap sudut pabrik yang cukup luas itu.

Tiba tiba dia teringat laboratorium klinis tempat pak yono, tidak masalah jika dia memeras disana karena pak yono juga sudah mengetahui rahasianya.

Selain itu disana ada alat alat yang dia perlukan untuk memeras susu, sehingga tidak perlu memeras secara manual dengan tangan.

Ambar segera berbalik arah dan berjalan kembali menyusuri lorong lorong menuju laboratorium tempat pak yono bekerja.

"tok tok tok" ketukan tangan ambar di pintu stainless steel itu.

Ambar membuka pintu menuju laboratorium itu dan melihat sekeliling ruangan mencari keberadaan pak yono di sana.

"hemmm mungkin pak yono ndak disini"

Ambar langsung masuk kesana tanpa ragu setelah melihat lampu di ruangan kerja pak yono padam, menandakan tidak ada orang disana.

Ambar memantapkan diri untuk memeras susu disini karena jika pak yono tidak ada bisa dipastika ruang itu kosong.

Ruangan lab itu tidak rutin digunakan karena hanya untuk pengecekan kondisi medis pada personil yang terlibat dalam proses produksi obat.

Oleh karena itu tidak banyak orang yang keluar masuk pada ruangan itu pada jam jam kerja seperti ini.

Ambar pun bersiap memeras susu dengan membuka baju kemeja putih yang dia pakai dibalik jas laboratoriumnya.

Sebelumnya dia juga menyiapkan pompa susu elektrik yang akan dia pakai untuk memeras payudaranya yang sudah penuh susu.

Tangan ambar dengan piawai melepas kaitan depan cup beha putih yang dia pakai saat itu tanpa kesulitan.

Beha menyusui itu memungkinkan ambar memeras susu dari payudaranya tanpa harus melepas seluruh pakaiannya.

Kedua corong penghisap dia arahkan ke ujung payudaranya yang berwarna coklat gelap dengan puting seukuran telunjuk oarng dewasa.

Ketika corong mitu menempel pada payudara secara otomatis payudaranya terhisap sehingga dia tidak perlu memeganginya lagi.

Puting payudara ambar bergerak gerak dan berkedut karena hisapan vakum pompa elektrik itu.

Sedikit demi sedikit air susu mulai menetes dari ujung puting payudaranya yang berwarna kontras dengan warna air susu itu.

Lama kelamaan tetesan air susu berubah menjadi pancaran air susu yang semakin lama semakin deras memancar keluar dari putingnya.

Butuh waktu setidaknya 30 menit sampai air susu memenuhi botol bening penampung susu yang tersambung langsung ke corong penghisap.

Sembari menunggu ambar mencoba bermain dengan smartphone ditangannya, dia membuka timeline media sosial miliknya.

Satu persatu dia menelusuri berita terbaru di timeline dan membacanya dengan begitu serius.

Begitu seriusnya dia tidak menyadari pak yono masuk ke dalam ruangan itu dan melihat ambar yang sedang bertelanjang dada.

"bu ambar"

Suara pak yono mengejutkan ambar yang sebelumnya larut oleh gadget dalam genggaman tangannya itu.

"eh pak yono" ambar terkejut menyadari kehadiran pak yono dihadapannya.

"maaf bu saya mengagetkan ibu"

"eh ndak apa apa pak, saya yang justru minta maaf masuk kesini sembarangan"

Ambar berusaha menutup baju kemeja yang dia pakai untuk sedikit menutupi payudaranya yang terbuka meskipun tidak banyak berguna.

Sementara itu suara pompa susu elektrik terus mendengung mengisi keheningan diantara pak yono dan ambar.

"saya numpang meras disini pak?"

"iya bu silakan silakan"

"makasih pak soalnya saya belum sempat meras tadi pagi"

"oh begitu bu"

Pak yono terus menerus berdiri di hadapan ambar dan membuatnya agak risih karena payudaranya terpampang bebas di hadapan lelaki yang bukan suaminya.

Namun dia merasa hal itu tidak terlalu masalah karena mereka bekerja secara profesional di dalam bekerja.

Apalagi tentu ini bukan pertama kalinya pak yono melihat tubuh telanjang seorang wanita mengingat pekerjaan pak yono berlatarbelakang medis.

"memangnya sehari berapa kali bu?"

"saya sekarang sudah harus memeras tiap 8 jam sekali"

"wah banyak juga produksinya ya bu?"

"iya, syukurlah berarti obat kita berhasil"

"apalagi ibu kan tidak sedang menyusui, produksinya bisa sebanyak ini"

"hehehe iya pak"

"kalo begitu silakan bu dilanjutkan saya ke ruangan saya dulu"

"silakan pak"

Pak yono berjalan meninggalkan ambar sendirian sementara dia melanjutkan kegiatan memeras susunya.

Sesampainya di ruangan kerjanya pak yono segera menutup pintunya rapat rapat dari dalam ruangan kerjanya.

Dia membuka sedikit tirai blindfold yang menghalangi pandangan keluar masuk dari raungan kerjanya.

Dia mengintip ambar yang sedang memeras susu dari balik tirai dan melihat tajam ke arah payudara ambar yang terbuka sedang diperas.

Beberapa kali pak yono membetulkan letak penisnya di balik celana kain yang dia pakai karena terlalu tegang.

####

Mobil sedan putih terparkir di parkiran sebuah sekolah sd swasta di salah satu sudut kota semarang.

Teriknya sinar matahari tidak membuat seorang wanita turun dari mobilnya yang sejuk oleh pendingin udara.

Ambar kini sedang berdiri di pelataran sd tempat andi bersekolah untuk menemui pak siswanto, sang kepala sekolah.

"ini mungkin yang terbaik" batin ambar

"aku harus tegas pada pak siswanto"

"aku tidak ingin pak siswanto memanfaatkanku dalam keadaan seperti ini"

"meskipun resikonya harus keluar dari sekolah"

Ambar berjalan mantab menyebrangi lapangan tengah sekolah dasar itu lalu berjalan menyusuri selasar depan kelas.

Dia sudah hafal dengan ruangan di sekolahan andi sehingga tidak sulit baginya untuk menemukan ruangan pak siswanto.

"tok tok tok"

Ambar mengetuk pintu ruangan kepala sekolah yang terbuat dari kayu jati itu, dan menunggu jawaban dari dalam.

"saya tidak akan membiarkan dia melakukan hal sama padaku" batin ambar.

"apa ndak ada ya pak siswantonya?" batin ambar penuh tanya.

Pintu ruangan yang tidak tertutup sempurna embuat ambar bisa melihat ke dalam ruangan kantor pak siswanto.

"eh ndak dikunci?"

Penasaran ambar masuk ke dalam ruangan tanpa permisi lebih dahulu, hingga akhirnya sesosok tangan membekap hidung dan mulutnya.

Tiba tiba rasa kantuk hebat menyerang ambar hingga dia tidak sadarkan diri dan tubuhnya jatuh dalam pelukan seorang laki laki yang telah membekapnya.

#####

Ambar terbangun dari tidurnya ketika cipratan air mengenai wajahnya yang putih nan ayu.

Sedikit demi sedikit matanya terbuka dan dia bisa melihat jelas sosok lelaki yang berdiri dihadapannya.

"pak siswanto" ambar terkejut melihat pak siswanto dihadapannya.

Lebih terkejut lagi mabar ketika menyadari dia berdiri pada posisi kedua tangannya terikat keatas tubuhnya.

"pak pak jangan pak tolong" ambar menyadari kejadian beberapa hari yang lalu akan terulang lagi.

"coba saya tebak ibu pasti kangen dengan saya kan haha?"

"bukan pak tolong lepaskan saya dulu"

"ibu pasti masih mau seperti yang kemarin kan?"

"eh bukan eh"

Pak siswanto tiba tiba mendekat dan mencengkram payudara ambar yang membusung indah lalu meremas remasnya kasar.

"ibu berani masuk ke ruangan saya tanpa permisi"

"eh iya pak maaf"

"maaf saja tidak cukup, ibu harus dihukum"

Pak siswanto menarik paksa kemeja putih yang dipakai ambar keluar dari roknya lalu membuka kancing bajunya satu persatu.

"tolong lepskan saya pak, atau saya berteriak"

"silakan saja bu, tidak akan ada yang mendengar"

Buah dada ambar membusung dihadapan pak siswano hanya tertutup bh yang terlihat sesak emnampung buah dadanya.

Pak siswanto lalu melanjutkan membuka ritsliting rok ambar dan memelorotkannya hingga ke mata kakinya.

"ah ibu pakai celana dalam yang seksi sekali, psati ini spesial buat saya kan?"

"bukan tolong pak leapaskan saya"

"yang benar bu, sekarang saya buka celana dalam ibu"

"hnn.. mmnn"

"huh lihat bu memek ibu basah dan merah sekali?"

"mmmnnhh"

"ibu pasti rindu sodokan kontol saya kan?"

"akh tidak"

Pak siswanto mengambil sebuah botol obat dari meja di sampingnya dan membawa bersamanya ke arah ambar.

Pak sis lalu memutar tutup botol yang mirip pasta gigi itu dan memencet keluar isinya keluar di telunjuk jarinya.

"sebentar lagi, saya akan membuat ibu keluar berkali kali"

"apa itu pak?"

"ini obat perangsang, harganya mahal tapi cukup setimpal buat ibu"

Pak siswanto lalu mengmasukkan jari telunjuknya yang sudah dilelehi gel berwarna putih kedalam vagina ambar.

"ah tolong tunggu dulu akhh"

"aaahhh sudah pak tolong"

"saya akan mengoleskan ini keseluruh vagina ibu"

"akkhh tunggu pak berhenti"

Tangan pak siswanto terus mengocok ngocok vagina ambar yang kini semakin basah oleh cairan kelaminnya sendiri.

"ahh...ahh...ahh"

"ibu benar benar basah sekarang"

"akkhh...akhh vagina saya panas sekali pak panasss akh"

"detak jantung ibu berdetak hebat juga kan?"

"akhhh panas sekali akh tubuhku pak"

"wow memek ibu merah sekali dan seamkin basah"

"akhh...pak akhhh"

"lihat klitoris ibu jadi sebesar ini"

Pak siswanto dengan sengaja menyentil klitoris ambar yang membengkak hingga seukuran kacang.

Sementara puting ambar juga ikut menegang maksimal dan mulai meneteskan air susu meskipun masih tertutup bh.

"akhh.."

"ennnak kan bu hahaha?"

"akhh saya sudah ndak kuat akhh"

Pak siswanto melepas bh yang dia pakai lalu mulai meraba buah dada ambar yang menggantung bebas.

"akhh pak jangan diremas pak saya mau keluar akh"

"diremas begini"

Pak siswanto lalu menarik kedua puting ambar dengan kuat keatas sehingga membuatnya berteriak.

"akkhhh"

"ibu mau dikocokin lagi hah?"

"iyah pak tolong dikocok lagi"

"maksud ibu seperti ini?"

"akhh...iya akhh terus pak akh"

Pak siswanto lalu melanjutkan kocokan jarinya pada vagina ambar, membuat ambar mengatupkan mulutnya menahan nikmat.

"ruangan ini kedap suara bu, silakan ibu berteriak sesuka ibu"

"akhh ya pak iyaaa"

"saya penasaran apakah ibu bisa tahan dengan ini"

Pak sis mengambil sebuah vibrator dari saku celananya, lalu menjeptikannya pada puting payudara ambar.

"apa ini pak akhhh"

"ini vibrator bu, biar ibu tambah enak"

Pak siwanto lalu menghidupkan vibrator itu sehingga membuat puting ambar yang tegang bergetar hebat karenanya.

"kyaahh"

"jangan lupa disini juga"

Pak siswanto juga menjepitkan satu buah pada klitoris ambar yang berwarna merah dan berukuran sebesar kacang.

"aaahh"

"ibu kan berteriak keenakan dengan ini"

Pak siswanto juga memasukkan sebuah vibrator tongkat berukuran besar dalam vagina ambar secara paksa.

"akkhh..."

"gimana bu haha"

"saya keluar pak saya keluar akhh"

Pak siswanto mengoleskan obat perangsang itu juga pada penisnya setelah dia melepas celananya.

Dia melumuri seluruh permukaan penisnya dengan obat perangsang itu hingga terlihat mengkilat oleh pantulan cahaya.

"akh itu belum semua ibu, sekarang baru yang sebenarnya"

Pak siswanto memasukkan penisnya dalam anus ambar yang sempit membuatnya berteriak kesakitan.

"hyyyaa...sakit pak akhhh"

"ayo bu keluar sekeras mungkin seperti pelacur"

Pak siswanto mulai menggenjot anus ambar dengan penisnya yang terlihat sesak di dalamnya.

"ahhnn...ahh...sudah pak"

"ayo saya kocok juga memek ibu"

Pak siswanto menggerakkan vibrator tongkat dalam vagina ambar dengan tangannya membuatnya semakin menggelinjang tidak karuan.

"akkkhh...agghh"

Pak siswanto juga meremas remas puting payudara ambar sebelah kiri dengan jari jari tangannya sesekali putingnya juga ditarik dan dipelintir.

"akhh...memekku pak akhh"

"gimana bu ennnak hahaha?"

"iyyya ak ennak akhhh"

Pak siswanto terus menerus menggenjot anus ambar dengan liar hingga ambar sampaiorgasme untuk kesekian kalinya hari itu.

"hahah ibu benar benar pelacur yang ndak bisa berhenti orgasme"

"akkhh memekku pak akhh"

"sekarang saat pelatihan baru buat ibu"

"akhhh iya pak"

"terima pejuhku bu akhh"

"akhh pejuhh pejuhh"

Setelah memuntahkan semua spermanya dalam anus ambar pak siswanto menarik penisnya yang sudah lembek dari vagina ambar.

"akh jangan dicabut akhh"

"kenapa bu masih mau lagi?"

"akh memek saya pak masih gatal akh"

"tapi ibu harus pulang sekarang, anak ibu sudah nunggu di depan tuh"

"akkhh tapi pak akh"

"udah bu, ndak apa apa, yang penting ini dipakai terus ya vibratornya"

"ya pak"

"mulai sekarang ibu harus mematuhi perintah saya, paham?"

"i...iya pak"

"sudah bu sekarang pulang, itu dipakai dulu pakaiannya"

Ambar pun menuruti semua perkataan pak siswanto dan segera memakai bajunya kembali dengan vibartor masih terpasang di puting, klitoris dan vaginanya.

####

"akhh..ssshh.."

Ambar berjalan keluar meninggalkan ruangan tempat nya melayani nafsu bejat laki laki yang berprofesi sebagai guru sekaligus seorang kepala sekolah itu.

Ambar berjalan dengan kaki menyeret karena selangkangannya yang penuh dengan vibrator belum lagi anus nya yang baru saja diperawani pak siswanto.

Ambar melihat dari kejauhan andi anak semata wayangnya tengah duduk di depan kelas dan berjalan menghampirinya.

Sperma pak siswanto yang begitu banyak mengalir dari lubang anusnya melewati paha hingga betisnya saat ambar berjalan.

Untungnya keadaan sekolah sudah sepi sehingga tidak ada yang melihat dan andi pun sepertinya tidak menyadari atau melihatnya.

"adik nungguin ibu ya?"

"iya, darimana sih bu?"

"habis ketemu pak siswanto"

"tapi kok lama banget sih?"

"iya maaf, ngobrol ndak liat jam tadi"

"yaudah yuk ma pulang"

"yuk"

Wajah ambar nampak memerah dan berkeringat karena sedari tadi semua bagian sensitif tubuhnya bergetar karena vibrator yang terpasang.

Hal itu tidak lepas dari perhatian sang anak yang menyadari hal aneh terjadi pada ambar sejak mereka bertemu.

"ibu kenapa tho?"

"emang kenapa dik"

"kok dari tadi keringetan terus padahal ac nya dingin lho"

"ndak tau ini dik"

Ambar berusaha mengelak dan berbohong dari pertanyaan anak semata wayangnya itu dari apa yang sebenarnya terjadi.

Karena sebenarnya semenjak mereka bertemu tadi sudah 3 kali ambar mengalami orgasme karena bagian sensitifnya yang terus dirangsang.

"ibu sakit ya?"

"eh ibu cuma ndak enak badan paling dik" jawab ambar sekenanya. "eh adik mau makan apa?"

Ambar berusaha mengalihkan topik pembicaraan agar andi tidak terus bertanya apa yang sedang terjadi pada dirinya.

"ehm terserah ibu aja"

"nanti goreng nugget aja dik"

"iya deh bu"

Suasana kembali hening di dalam mobil yang tengah melaju menembus jalanan berdebu sore itu antara ibu dan anak didalamnya.

"eh iya dik sekolahnya gimana?"

"ndak gimana gimana kok bu"

"ibu dapat laporan kalo nilai kamu kurang"

"..."

"dik makanya jangan main terus ya"

"andi kan kalo maen juga cuma sebentar"

"iya tapi sekarang adik sudah kelas 6 lho, mau masuk smp harus rajin rajin belajar ya?"

"iya"

"janji ya?"

"iya adik janji"

#####

Ambar berangkat pagi pagi ke kantor untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, hari ini dia harus mengumpul data pengujian obat baru.

Tanpa membuang waktu lagi dia segera berjalan langsung menuju ruangannya untuk menyiapkan data data yang sudah terkumpul.

Dia harus membuat laporan untuk di presentasikan kepada jajaran manager berdasarkan data pengujian yang dia dapat.

Dia begitu lega karena hasil pengujian obat yang dikembangkan seperti yang diharapkan sehingga bisa segera disertifikasi.

Meskipun begitu, masih ada perasaan yang mengganjal dalam dirinya terutama menyangkut legalitas hasil pengujian yang dia lakukan.

Dia hanya bisa berharap pada pak yono, kepala laboratorium klinis bisa menjaga rahasia dibalik pengujian itu sehingga tidak bocor ke orang lain.

Ambar melihat jam dinding di ruangannya sudah menunjukkan pukul setengah 9, dia harus segera menyiapkan diri untuk meeting.

"mas anwar bisa bantu saya bawa berkas berkas ini"

"baik bu"

Ambar mengambil tas berisi laptop dan segera berjalan keluar ruangan untuk menuju ke ruang rapat di lantai 3.

Sementara itu dibelakangnya anwar mengikuti sambil membawa berkas berkas data, namun mata lelaki itu terus menatap goyangan pinggul ambar.

Bokong ambar yang begitu semok bergoyang dan berguncang kesana kemari seiring dengan langkah kakinya.

Begitu juga dengan betis kaki ambar yang membunting padi dibawah rok span yang menempel pas pada pahanya yang tak kalah menggoda.

"cklek"

Ambar membuka pintu ruang rapat yang masih lenggang karena peserta rapat yang masih belum ada satupun yang datang.

Ambar segera menghidupkan lampu ruangan yang belum dinyalakan semua agar keadaan di dalam bisa lebih terang.

"mas anwar itu ditaru di meja saja"

"disini bu?"

"iya, terima kasih ya mas"

"iya sama sama bu, ada yang bisa dibantu lagi?"

"ehm sudah ndak ada mas"

"kalo begitu saya permisi dulu bu?"

"oiya mas silakan"

Ambar segera larut dalam kesibukannya menyiapkan bahan bahan meeting karena sebentar lagi jajaran direksi akan segera tiba.

####

Ambar menejelaskan tiap slide presentasinya dengan sistematis dihadapan jajaran direksi yang duduk dihadapannya.

Mereka dengan tenang memfokuskan perhatian mereka pada sosok ambar yang begitu menggoda insting kelaki lakian mereka.

Mereka begitu tergoda melihat ukuran buah dada ambar yang terlihat semakin besar dari yang selama ini mereka ketahui.

Namun yang tidak mereka sadari bahwa payudara besar itu semakin bertambah besar karena penuh dengan produksi air susu.

"jadi kesimpulannya, pengujian menghasilkan data yang sesuai dengan harapan kita"

"ehm bagus bagus" kata general manager, pak heri.

"mungkin ada yang kurang jelas?"

Semua peserta rapat tampak membaca kertas di tangan mereka dan mengangguk anggukan kepala tanda puas dengan penjelasan ambar.

"terus bisa didaftarkan untuk sertifikasi kapan?"

"ehhhmm...segera pak, saya masih mengisi berkas berkas penunjangnya"

"baiklah, mungkin ada yang kamu butuhkan lagi?"

"mungkin hanya persetujuan dari jajaran direksi"

"kalo itu gampang, ada lagi?"

"sudah pak cukup"

"bagus, segera saja diselesaikan saya akan mengabari klien kita soal progress kita ini"

"baik pak"

"kalo begitu rapat hari ini cukup sekian, selamat atas keberhasilan kita, silakan kembali ke pekerjaan masing masing, selamat siang"

Pak heri berdiri dari kursinya bersama dengan manager yang lain dan berjalan keluar meninggalkan ruangan bersama.

Sementara itu ambar masih tinggal di ruang rapat untuk membereskan peralatannya untuk presentasi tadi.

Ambar tersenyum ketika membaca pesan masuk setelah smartphone miliknya yang berbunyi.

Dia beitu gembira ketika meninggalkan ruangan rapat dan langsung menuju ke ruangannya.

#####

Ambar sudah bersiap siap pulang meskipun masih siang untuk segera menjemput andi dari sekolah juga selain itu suaminya akan pulang hari ini.

"aku harus segera menjemput andi"

Ambar memacu mobil sedan miliknya melintasi jalanan terik siang itu menuju sd tempat anaknya sekolah.

"nanti masak apa ya?"

"apa aku bikin rendang aja ya? Mumpung bahannya ada lengkap di rumah"

Ambar begitu senang memikirkan kepulangan suaminya sebentar lagi, dia tidak sabar suaminya sampai di rumah.

Tidak hanya dirinya, pasti andi, anak semata wayangnya pasti gembira sekali ayahnya sebentar lagi pulang.

Sudah semenjak beberapa waktu yang lalu andi selalu menanyakan perihal kepulangan arifin dari proyeknya di kalimantan.

Selain itu dia membutuhkan sosok yang bisa melindungi dirinya terutama mengingat masalah yang menimpanya akhir akhir ini.

Sebagai seorang wanita dewasa normal kehadiran suami di sampingnya pasti akan membuat dirinya jauh lebih mudah menjalani hidup.

"heemmm...ndak sabar rasanya nunggu mas arif pulang"

#####

Sementara itu di tempat lain 2 sosok lelaki tampak sibuk mengamati sebuah layar monitor yang tengah menyala.

Mereka sibuk melihat monitor yang sedang menampilkan gambar sebuah ruangan dengan seorang wanita di dalamnya.

"jadi ini yang mau kamu kasih liat ke saya"

"iya pak"

"kapan tanggal rekaman ini?"

"ini rekaman tanggal 14 pak"

"ada yang lain?"

"ada pak selama hampir tiap hari selama 2 minggu"

"tempatnya juga sama?"

"sama pak, dan waktunya juga hampir bersamaan tiap harinya"

"heeemmm. Jadi begitu ya"

Kedua laki laki itu tidak bisa melepaskan tatapan matanya dari layar monitor selama percakapan tadi.

Mereka juga berkali kali membetulkan posisi selangkangan mereka yang menjadi lebih sesak.


####

kreceekkk.. crekk... kcrekk

Suara air mengalir dari keran yang mengenai peralatan porselain di bak cuci piring memenuhi dapur rumah ambar minggu pagi itu.

Tangan ambar memegang spons kuning yang penuh dengan busa dari sabun yang akan dipakai untuk mencuci piring kotor.

Namun berbeda dengan wajah ambar yang terlihat memerah dengan tetesan keringat membasahi kulitnya, pandangannya matanya pun terlihat kosong.

Ambar merasa dia kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri, vaginanya terasa berdenyut denyut kencang sekali.

Dia tidak bisa berpikir jernih karena tubuhnya terasa panas dan sensitif, begitu panas seakan tubuhnya sedang terbakar.

"bu..ibu"

Andi datang dari belakang sambil membawa piring kotor di tangannya namun ambar tidak merespon panggilan anaknya itu.

"ibu" panggil andi lebih keras.

"eh iya dik" jawab ambar dengan suara bergetar.

"ini piringnya bu"

"oh... iya dik"

"mama kok dari tadi ngelamun terus sih"

"eh... itu.."

"ibu lagi sakit ya?"

"eh ibu ndak apa apa kok dik"

Ambar terpaksa berbohong kepada anaknya sendiri meskipun dia sudah benar benar peduli pada dirinya.

"adik ini perhatian sekali sama ibu"

"ya udah andi main dulu ya bu"

Namun tiba tiba vagina ambar terasa bergetar hebat membuat dirinya tidak bisa menahan posisi tubuhnya berdiri.

Piring di tangannya pun terjatuh di bak cucian sehingga menimbulkan suara yang mengagetkan andi yang baru saja akan pergi.

"bu.. ibu"

Andi yang khawatir dengan ibunya segera kembali dan mencoba menolong ibunya yang kini sudah terduduk di atas lantai.

"bu... ibu" andi begitu cemas melihat keadaan ibunya.

"eh.. ibu cuma pusing sedikit kok dik"

"eh yang benar bu?"

"iya, sudah biar ibu duduk di kursi sebentar"

Andi membantu ibunya berdiri dan ikut memapah ibunya duduk di kursi kayu meja makan yang tidak jauh dari situ.

"sudah adik main saja"

"tapi ibu ndak apa apa kan?"

"iya"

"ya sudah adik keluar dulu ya bu"

"hati hati ya, jangan jauh jauh mainnya"

Ambar menunggu hingga andi yang keluar dari pintu hilang dari pandangan matanya, rasanya ada sesuatu yang akan meledak dalam dirinya.

"haaahh... aku sudah ndak tahan lagi"

Ambar segera menarik rok coklat yang dia pakai saat itu dan memasukkan tangannya ke balik rok itu.

"ahh.. vaginaku... akkkhh.."

"aahhh...akhhh"

"akhhh panas sekali akhh"

"wauhh.. aku mau keluar akhh keluar"

"akh kenapa ndak berhenti berhenti akhh"

"akhh tidak bisa akhhh"

"aku mau keluar ssshh akh tolong"

Ambar tiba tiba beranjak dari duduknya dan berdiri di dekat ujung meja makan kayu berwarna coklat itu.

Dia mengarahkan vaginanya ke salah satu sudut lancip meja yang ada di dekatnya dan mulai menggesek gesekkannya.

"akhhh kenapa sejak bangun vaginaku seperti ini akhh"

"akhh sendirian seperti ini akhhhaku mau keluar akhhh"

Ambar terus menggesek gesekkan vaginanya yang berwarna merah pada tepian meja itu hingga cairan vaginanya yang begitu banyak membasahinya.

"akkhh ennak sekali akhh"

"hhhahhh... meja akhh ennnak sekali"

Ambar mendongakkan kepala menahan nikmat yang dihasilkan oleh gesekan permukaan meja kayu dengan daging vaginanya itu.

Namun setelah sekian lama menggosokkan vaginanya dia merasa hal itu semakin tidak cukup untuk membuatnya orgasme.

Ambar beralih dari meja makan itu dan menuju kulkas yang terletak di seberang meja makan di hadapannya.

"akhh kontol aku butuh kontol"

"akhhh... Apa akhh"

Ambar membuka kulkas itu dan melihat isinya yang penuh dengan bahan bahan makanan yang sebagian besar belum dimasak.

Dia berjongkok di depan kulkas dan membuka kompartemen paling bawah yang berisi berbagai macam sayur sayuran segar.

"akkhhh..kontol akhh"

Dia mengambil terong hijau dan segera memasukkannya dalam vaginanya yang sedari tadi berdenyut denyut tidak karuan.

"akkhh... hnnhh akhhh yahhh enhhakkk"

"auhh... ehhmm"

Tangan kanan ambar memegang terong yang ujungnya menghujam keluar masuk dalam lubang vaginanya sendiri itu.

Dia juga mengambil timun yang dia masukkan dalam lubang vaginanya yang beberapa saat yang lalu sudah diperawani pak siswanto.

"akhh ya akhh dalem akhhh"

"akhh ennak skeali akhh ennakkk"

Tidak lupa ambar mengambil sosis siap makan berukuran besar dan segera mengulum sosis itu dengan mulutnya.

Sesekali dia juga menjamah puting payudaranya dari luar baju yang masih dia pakai dan menarik nariknya untuk menambah kenikmatan yang dia rasakan.

Dalam kepalanya dia sedang berfantasi tengah mengulum penis pak siswanto yang berukuran besar, lebih besar dari milik suaminya.

"hahh.. kwonttoll"

Ambar merasakan orgasmenya sudah dekat semakin intens melakukan kocokan pada vagina dan anusnya dengan sayuran itu.

Klitorsnya yang semakin besar hingga seukuran kacang tidak lepas dari jari jarinya yang sedari tadi bergerilya.

"aihhgg..akhhh"

"aaahh.. ahii... aaahh"

"akkhh ini luar biasa akhh"

"aku mau keluar akhh keluarr"

"ahh... hyaa... aaahh"

"aku keluar aku keluarr"

srett srettt serr


Akibat Ujicoba Laboratorium S-2

cerita sex yes.. ahhh.. fuck my pussy... oh.. good dick.. Big cock... Yes cum inside my pussy.. lick my nipples... my tits are tingling.. drink milk in my breast.. enjoying my milk nipples... play with my big tits.. fuck my vagina until I get pregnant.. play "Adult sex games" with me.. satisfy your cock in my wet vagina..
Klik Nomor untuk lanjutannya

Related Posts