Cerita ini mengandung unsur PORNOGRAFI. Bagi Anda yang di bawah umur, tidak menyukai pornografi, atau tidak mengerti mana kehidupan nyata dan mana kehidupan cerita fiksi diharapkan jangan membaca cerita ini. ADMIN tidak bertanggung jawab atas perbuatan Anda di kehidupan nyata.
Tak ada wanita, pria, menteri, politikus, ormas, wasit, fans, ataupun hewan yang tersakiti dalam pembuatan cerita ini.
Cerita ini hanyalah cerita fantasi belaka yang bertujuan untuk menghibur para pembaca. Tak ada unsur untuk menjelek-jelekkan artis yang ada di dalam cerita ini dan membuat mereka hina di mata public sebab cerita ini murni 100% imajinasi, BUKAN KISAH NYATA !!
“Say No” To Rape & Drugs in The Real World
###########
Tak ada wanita, pria, menteri, politikus, ormas, wasit, fans, ataupun hewan yang tersakiti dalam pembuatan cerita ini.
Cerita ini hanyalah cerita fantasi belaka yang bertujuan untuk menghibur para pembaca. Tak ada unsur untuk menjelek-jelekkan artis yang ada di dalam cerita ini dan membuat mereka hina di mata public sebab cerita ini murni 100% imajinasi, BUKAN KISAH NYATA !!
“Say No” To Rape & Drugs in The Real World
###########
Aku menutup layar latptopku, selesai sudah tugas membuat program web yang diberikan dosen. Karena pandemic virus covid-19 yang melanda dunia, maka mata kuliah yang harusnya dikerjakan di kelas kini semua dikerjakan secara online. Aku beranjak dari kamar menuju dapur unruk membuat secangkir kopi. Ku ambil gelas dan meuangkan sesendok kopi dan gula kedalam gelasku, lalu kutuangkan air panas yang sudah kupanaskan dari kompor kedalam gelasku.
Kemudian aku menuju teras rumah untuk menikmati kopi yang telah aku buat danangin malam yang segar setelah 3 jam lebih menantap layer laptop. Aku duduk di karpet teras rumah yang memang disediakan untuk tamu. Ku seruput kopi panasku, kemudian ku nyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dalam lalu ku keluarkan asap rokok dari dalam mulutku bersamaan penatnya pikiranku. Bayangan masa lalu datang menyapa pikiranku, jiwaku terbawa arus kemasa lalu, masa dimana fantasy liarku dimulai. Ya, sebuah fantasi gila dimana aku ingin menyetubuhi ibu kandungku sendiri.
Aku memang memiliki libido seks yang cukup tinggi, entah itu hypersex atau maniak, aku sendiri tidak terlalu memikirkan apa Namanya. Tapi aku merasa mungkin libido seks ku yang tinggi dikarenakan faktor keturunan dari ibuku.
Dari yang aku sering dengar dari adik ibuku, ibu semasa muda memang nakal. Bahkan saat sudah berumah tangga dengan ayahku ibu masih saja nakal. Ayah sering rebut dengan ibu, ibu juga sering pergi dari rumah entah kemana. Yang aku tau dari bisik-bisik tetangga, ibu sering pergi dengan pria lain.
Saat itu aku masih kecil dan belum mengerti apa-apa. Waktu aku kecil aku sering melihat ibuku ganti baju setelah mandi di depanku. Payudaranya menggelantung saat ibuku bungkuk mau memakai celana dalam atau saat ibuku menggunakan BHnya, memperlihatkan urat-urat warna hijau di payudaranya. Bulu kemaluannya cukup lebat menurutku, Tapi waktu itu aku belum punya hasrat apa-apa karena waktu itu aku masih SD.
Ibuku memiliki wajah yang cukup cantik, rambutnya ikal, tubuhnya tinggi, gemuk serta sintal. banyak orang bilang kalo ibuku semok. Ibuku memiliki ukuran payudara dan pantat yang cukup besar. Kulitnya putih bersih. Saat pergi ibuku selalu menggunakan hihab dan pakaian yang tertutup. tapi saat dirumah ibuku lebih sering menggunakan daster, alasannya karena lebih adem katanya.
Aku memiliki 4 saudara kandung, 1 kakak perempuan yang sekarang sudah menikah, 2 adik perempuan dan 1 adik laki-laki. Watu itu tahun 2006 yang lalu ayahku meninggal karena penyakit lever, saat itu usiaku masih 16 tahun. Aku hidup bersama ibu kandungku serta ketiga adik-adikku yang masih kecil dari hasil uang Tunjangan Hari Tua dan uang kematian ayahku dari perusahaan swasta di jakarta tempat ayah bekerja semasa hidupnya. Rumah fasilitas di daerah bogor dari kantor ayah yang selama ini keluargaku tempati kini harus kami tinggalkan karena ayah sudah tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut.
Akhirnya keluargaku memtuskan untuk mengontrak rumah sementara selama belum mendapatkan rumah baru. Keluargaku mengontrak dirumah yang tak terlalu besar dengan ukuran 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan tempat untuk mencuci baju. Aku tidur dikamar depan, sementara ibuku dan ketiga adik-adikku tidur di kamar belakang.
Kegiatan ibuku sehari-hari pergi keluar rumah, ia selalu mengatakn pergi untuk berjualan kue dan baju dengan teman-temannya, entah teman-temannya yang mana. Tapi aku yakin saat itu ibuku sebenarnya pergi dengan pria lain. Setiap hari ibuku selalu pulang malam. Selepas pulang ia biasanya langsung ganti baju , shalat isya dan langsung tidur atau mencuci baju kotor dirumah. Saat dirumah pun
Dari situ hasrat gilaku mulai meracuni isi kepalaku. Saat sedang tidur pintu kamarnya tidak pernah ditutup. Daster yang ibu pakai sering tersingkap, waktu itu aku ingat betul, aku terbangun tengah malam karena meras lapar.
Saat keluar kamar aku melewati kamar ibuku, kulihat ibuku sedang tertidur, aku sedikit melongo melihat pemandangan tubuh ibuku. Aku coba masuk ke dalam kamarnya, dan memperhatikan tubuhnya dari rambut sampai ke kaki, ibuku tidur menggunakan daster yang kancing bagian dadanya putus. Memperlihatkan belahan dadanya serta urat-urat di payudaranya.
Bagian bawah dari dasternya juga tersingkap, pahanya yang mulus putuh dab bersih membuat zakarku meronta-ronta. Hasratku bergejolak hebat.
Saat itu aku sudah memiliki nafsu syahwat, tetapi belum pernah sekalipun aku bernafsu dengan ibuku, ibu kandungku sendiri. Ingin sekali aku menyentuh tubuh ibuku saat itu. Tapi kesadaranku masih kuat, akhirnya aku memutuskan untuk mengocok zakarku di kamarku menggunakan handbody milikku sambal membayangkan aku sedang mengagngkangi ibuku.
Pernah saat ibuku sedang mencuci pakaian dasternya sering basah karena keringat atau tersiram air.memperlihatkan dengan jelas lekuk tubuhnya yang sintal. Putting payudaranya menonjol karena dasternya yang basah. Pahanya sangat mulus membuatku membayangkan ingin menumpahkan spermaku yang banyak di pahanya yang putih.
Kadang saat ibuku sedang mencuci baju aku pura-pura menemaninya mengobrol sambal makan atau sambal melakukan sesuatu supaya bisa terus melihat bagian payudaranya dan pahanya yang sintal.
“bu, kenapa belum beli ruamh juga” tanyaku waktu itu pada ibuku.
“sabar A’a, ibu belum dapet rumah dengan harga yang sesuai” jawab ibuku.
“Waktu itu temen SMP A’a nawarin rumah tetangganya mau dijual murah, 30 juta lumayan gede, tinggal rapihin sedikit tapi ibu gak mau” kataku.
“Ih jalan masuk kerumahnya jauh dari jalan raya, nanti ibu kalo mau jualan susah” jawab ibuku,
“Nanti uangnya keburu habis lho” kataku sedikit ngambek.
“Iya nanti masih ibu cari, sambal ibu jualan kue dan baju bareng temen ibu” jawab ibuku lagi.
Kemudian aku menuju teras rumah untuk menikmati kopi yang telah aku buat danangin malam yang segar setelah 3 jam lebih menantap layer laptop. Aku duduk di karpet teras rumah yang memang disediakan untuk tamu. Ku seruput kopi panasku, kemudian ku nyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dalam lalu ku keluarkan asap rokok dari dalam mulutku bersamaan penatnya pikiranku. Bayangan masa lalu datang menyapa pikiranku, jiwaku terbawa arus kemasa lalu, masa dimana fantasy liarku dimulai. Ya, sebuah fantasi gila dimana aku ingin menyetubuhi ibu kandungku sendiri.
Aku memang memiliki libido seks yang cukup tinggi, entah itu hypersex atau maniak, aku sendiri tidak terlalu memikirkan apa Namanya. Tapi aku merasa mungkin libido seks ku yang tinggi dikarenakan faktor keturunan dari ibuku.
Dari yang aku sering dengar dari adik ibuku, ibu semasa muda memang nakal. Bahkan saat sudah berumah tangga dengan ayahku ibu masih saja nakal. Ayah sering rebut dengan ibu, ibu juga sering pergi dari rumah entah kemana. Yang aku tau dari bisik-bisik tetangga, ibu sering pergi dengan pria lain.
Saat itu aku masih kecil dan belum mengerti apa-apa. Waktu aku kecil aku sering melihat ibuku ganti baju setelah mandi di depanku. Payudaranya menggelantung saat ibuku bungkuk mau memakai celana dalam atau saat ibuku menggunakan BHnya, memperlihatkan urat-urat warna hijau di payudaranya. Bulu kemaluannya cukup lebat menurutku, Tapi waktu itu aku belum punya hasrat apa-apa karena waktu itu aku masih SD.
Ibuku memiliki wajah yang cukup cantik, rambutnya ikal, tubuhnya tinggi, gemuk serta sintal. banyak orang bilang kalo ibuku semok. Ibuku memiliki ukuran payudara dan pantat yang cukup besar. Kulitnya putih bersih. Saat pergi ibuku selalu menggunakan hihab dan pakaian yang tertutup. tapi saat dirumah ibuku lebih sering menggunakan daster, alasannya karena lebih adem katanya.
Aku memiliki 4 saudara kandung, 1 kakak perempuan yang sekarang sudah menikah, 2 adik perempuan dan 1 adik laki-laki. Watu itu tahun 2006 yang lalu ayahku meninggal karena penyakit lever, saat itu usiaku masih 16 tahun. Aku hidup bersama ibu kandungku serta ketiga adik-adikku yang masih kecil dari hasil uang Tunjangan Hari Tua dan uang kematian ayahku dari perusahaan swasta di jakarta tempat ayah bekerja semasa hidupnya. Rumah fasilitas di daerah bogor dari kantor ayah yang selama ini keluargaku tempati kini harus kami tinggalkan karena ayah sudah tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut.
Akhirnya keluargaku memtuskan untuk mengontrak rumah sementara selama belum mendapatkan rumah baru. Keluargaku mengontrak dirumah yang tak terlalu besar dengan ukuran 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan tempat untuk mencuci baju. Aku tidur dikamar depan, sementara ibuku dan ketiga adik-adikku tidur di kamar belakang.
Kegiatan ibuku sehari-hari pergi keluar rumah, ia selalu mengatakn pergi untuk berjualan kue dan baju dengan teman-temannya, entah teman-temannya yang mana. Tapi aku yakin saat itu ibuku sebenarnya pergi dengan pria lain. Setiap hari ibuku selalu pulang malam. Selepas pulang ia biasanya langsung ganti baju , shalat isya dan langsung tidur atau mencuci baju kotor dirumah. Saat dirumah pun
Dari situ hasrat gilaku mulai meracuni isi kepalaku. Saat sedang tidur pintu kamarnya tidak pernah ditutup. Daster yang ibu pakai sering tersingkap, waktu itu aku ingat betul, aku terbangun tengah malam karena meras lapar.
Saat keluar kamar aku melewati kamar ibuku, kulihat ibuku sedang tertidur, aku sedikit melongo melihat pemandangan tubuh ibuku. Aku coba masuk ke dalam kamarnya, dan memperhatikan tubuhnya dari rambut sampai ke kaki, ibuku tidur menggunakan daster yang kancing bagian dadanya putus. Memperlihatkan belahan dadanya serta urat-urat di payudaranya.
Bagian bawah dari dasternya juga tersingkap, pahanya yang mulus putuh dab bersih membuat zakarku meronta-ronta. Hasratku bergejolak hebat.
Saat itu aku sudah memiliki nafsu syahwat, tetapi belum pernah sekalipun aku bernafsu dengan ibuku, ibu kandungku sendiri. Ingin sekali aku menyentuh tubuh ibuku saat itu. Tapi kesadaranku masih kuat, akhirnya aku memutuskan untuk mengocok zakarku di kamarku menggunakan handbody milikku sambal membayangkan aku sedang mengagngkangi ibuku.
Pernah saat ibuku sedang mencuci pakaian dasternya sering basah karena keringat atau tersiram air.memperlihatkan dengan jelas lekuk tubuhnya yang sintal. Putting payudaranya menonjol karena dasternya yang basah. Pahanya sangat mulus membuatku membayangkan ingin menumpahkan spermaku yang banyak di pahanya yang putih.
Kadang saat ibuku sedang mencuci baju aku pura-pura menemaninya mengobrol sambal makan atau sambal melakukan sesuatu supaya bisa terus melihat bagian payudaranya dan pahanya yang sintal.
“bu, kenapa belum beli ruamh juga” tanyaku waktu itu pada ibuku.
“sabar A’a, ibu belum dapet rumah dengan harga yang sesuai” jawab ibuku.
“Waktu itu temen SMP A’a nawarin rumah tetangganya mau dijual murah, 30 juta lumayan gede, tinggal rapihin sedikit tapi ibu gak mau” kataku.
“Ih jalan masuk kerumahnya jauh dari jalan raya, nanti ibu kalo mau jualan susah” jawab ibuku,
“Nanti uangnya keburu habis lho” kataku sedikit ngambek.
“Iya nanti masih ibu cari, sambal ibu jualan kue dan baju bareng temen ibu” jawab ibuku lagi.
Setiap hari memang ibuku selalu pergi entah kemana, ibuku selalu mengatakan bahwa ia pergi kerumah temannya untuk berjualan kue dan baju. Entah temannya yang mana, aku sendiri tidak tahu. Yang aku yakin ibuku pergi dengan pria lain karena saat itu aku sudah memiliki sedikit pengetahuan tentang seks, bahwa usia-usia wanita seperti ibuku pasti saat itu sedang haus akan seks. Ditambah ibuku memang memiliki libido seks yang tinggi.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, namun ibuku belum juga mendapatkan rumah baru. Uang yang di dapat dari Tunjangan kematian ayahku semakin tinggal menipis, namun keluargaku masih saja tinggal mengontrak. Uang yang disimpan semakin habis, singkat cerita ibuku pergi dan tak pernah kembali.
“Kak, lo dimana?” tanyaku ditelfon saat menelfon kakakku.
“Gue dirumah al, kenapa?” tanya balik kakakku.
“Ibu pergi udah 3 hari gak balik, kemarin yang punya rumah juga nagih uang kontrakan” kata ku sambal menagis.
“Ya udah lo tunggu dirumah sambal beresin barang-barang, besok gue kesana kita angkut barang kerunah gue. Tinggal dirumah gue aja” jawab kakakku.
“Ya udah, iya gue bteresin barang-barang dulu kalo gitu” kata ku.
Telfon ditutup. Aku dan kakakku sebenernya sudah gak kaget dengan kelakuan ibuku yang seperti ini. Karena dari kecil ibuku sering pergi meninggalkan anak-anaknya karena sering ribut dengan ayahku. Mungkin saat ayah masih adapun ayah sudah capek menghadapi kelakuan ibuku tetapi ayah tak pernah menceritakan kepada anak-anaknya. Saat itu aku mulai membenci ibuku.
Tiga Tahun kemudian ibuku sering mengirimi uang ke kakaku untuk anak-anaknya tanpa sepengetahuanku. Lama kelamaan aku mengetahuinya. Aku ribut dengan kakakku.
‘Kenapa lo masih suka kontek ibu sih kak?” tanyaku sambal membentak kakakku.
“Elo pikir coba dari mana biaya buat makan elo sama adek-adek lo makan selama ini!!” bentak kakakku juga.
“Gue kan kerja juga ngaih uang ke elo kak” kataku tidak terima.
“Gue paham, tapi penghasilan lo juga gak seberapa, sekolah SMA berhenti Cuma ngandelin kerjaan dari ijazah SMP lo gak seberapa, suami gue juga gak sanggup kalo harus ngasih makan elo dan adek-adek lo, mikir dong” jawab kakakku dengan nada tinggi.
Aku terdiam, dan membalas kata-kata dari kakakku. Aku sadar memang kondisi sedang sulit. Tapi rasanya aku gak bisa terima kalo ternyata kakakku sudah baik dengan ibuku. Padahal aku dan kakakku awalnya sangat membenci kelakuan ibuku. Aku sangat yakin, setelah kejadian semua ini, tidak lama lagi ibuku akan kembali datang dan merusak kehidupanku lagi.
Beberapa bulan setelah aku ribut hebat dengan kakakku, ibuku datang kerumah kakakku. Saat ibuku datang kerumah kakakku, aku memutuskan untuk pergi dari rumah kakakku karena benci dan gak ingin betemu ibuku. Aku pergi kerumah teman baikku dan tinggal selama beberaoa bulan diruamh temanku.
Selama dirumah teman baikku, aku terus memikirkan yang terjadi kepadaku. Apakah aku harus memaafkan ibuku seperti kakakku?, rasanya aku sangat sulit menerima kehadiran ibuku lagi. Tapi tetap terus tinggal dirumah teman baikku juga aku merasa tidak enak dengan orang tuanya. Kuputuskan untuk kembali kerumah kakakku walau sebenarnya aku masih sangat membenci ibuku.
Satu bulan kemudian, karena rumah kakakku yang gak besar dan gak bisa nampung banyak oran, ibuku mengajak aku dan ketiga adikku mengontrak rumah di dekat rumah kakakku. Kami mengontrak rumah dengan ukuran 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur.kali ini kamar depan tempat tidur ibuku dan ketiga adik-adikku, kamar belakang tempat tidurku.
Dengan uang yang masih dimiliki ibuku, ibuku berjualan nasi uduk di rumah. Walau sudah tinggal serumah kembali, tetapi kebencianku pada ibuku masih belum juga hilang. Aku jarang menegur ibuku, namun hasrat untuk menyetubuhi ibuku juga kembali bangkit.
Nafsu yang begitu membara mengalahkan rasa amarahku pada ibuku. Ada sesuatu yang menggeliat saat aku membayangkan menyetubuhi ibuku. Aku pernah membayangkan menyetubuhi wanita lain, tetapi gak terlalu meggelitik libido ku ketimbang mambayangkan bisa menyetubuhi ibuku.
Hampir setiap malam aku selalu masuk ke kamar tidur ibuku dan memperhatikan tubuh ibuku yang sangat menggoda untukku. Ada rasa yang sangat sulit dijelaskan untukku saat melihat tubuh ibuku yang sedang tertidur itu. Benci, saying, dan bergairah saat melihat wanita tidur dengan daster ukuran pendek. Namun kali ini yang tidur dihadapanku malam itu adalah ibu kandungku, gila!..
Disuatu malam
Ku perhatikan wajah ibuku yang masih cantik. Pandangankku turun kebawah, memperhatikan belahan dada ibuku. Payudaranya yang besar seperti memberontak untuk keluar. Urat-urat yang terlihat di payudaranya seperti membuktikan bahwa payudara ibuku sudah terlalu besar dan siap meledak. Buah zakarku semakin naik. Aku mundur dan sedikit jongkok, pandangan ku turun kebawah tubuh ibuku. Jatuh tertuju pada paha ibuku yang putih, ingin rasanya aku belai supaya bisa merasakan halusnya paha ibuku.
Darahku benar-benar berdesir hebat. Syahwatku sudah sampai ke otak, sulit untuk berfikir jernih. Aku melongok pandangan lebih dalam kearah selangkangan ibuku. Bulu kemaluannya sedikit menyembul keluar dari dalam celana dalamnya.
Tubuhku bergetar luar biasa, gak mampu menahan semua hasrat ini. Semua rasa benci, cinta, hormat, dan nafsu yang begitu besar ingin kutuntaskan malam ini juga. Ku pelorotkan celana pedek dan celana dalamku, ku raih dan ku kocok batang kemaluanku. Ku beri air liurku di batang kemaluanku agar lebih licin mengocoknya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, namun ibuku belum juga mendapatkan rumah baru. Uang yang di dapat dari Tunjangan kematian ayahku semakin tinggal menipis, namun keluargaku masih saja tinggal mengontrak. Uang yang disimpan semakin habis, singkat cerita ibuku pergi dan tak pernah kembali.
“Kak, lo dimana?” tanyaku ditelfon saat menelfon kakakku.
“Gue dirumah al, kenapa?” tanya balik kakakku.
“Ibu pergi udah 3 hari gak balik, kemarin yang punya rumah juga nagih uang kontrakan” kata ku sambal menagis.
“Ya udah lo tunggu dirumah sambal beresin barang-barang, besok gue kesana kita angkut barang kerunah gue. Tinggal dirumah gue aja” jawab kakakku.
“Ya udah, iya gue bteresin barang-barang dulu kalo gitu” kata ku.
Telfon ditutup. Aku dan kakakku sebenernya sudah gak kaget dengan kelakuan ibuku yang seperti ini. Karena dari kecil ibuku sering pergi meninggalkan anak-anaknya karena sering ribut dengan ayahku. Mungkin saat ayah masih adapun ayah sudah capek menghadapi kelakuan ibuku tetapi ayah tak pernah menceritakan kepada anak-anaknya. Saat itu aku mulai membenci ibuku.
Tiga Tahun kemudian ibuku sering mengirimi uang ke kakaku untuk anak-anaknya tanpa sepengetahuanku. Lama kelamaan aku mengetahuinya. Aku ribut dengan kakakku.
‘Kenapa lo masih suka kontek ibu sih kak?” tanyaku sambal membentak kakakku.
“Elo pikir coba dari mana biaya buat makan elo sama adek-adek lo makan selama ini!!” bentak kakakku juga.
“Gue kan kerja juga ngaih uang ke elo kak” kataku tidak terima.
“Gue paham, tapi penghasilan lo juga gak seberapa, sekolah SMA berhenti Cuma ngandelin kerjaan dari ijazah SMP lo gak seberapa, suami gue juga gak sanggup kalo harus ngasih makan elo dan adek-adek lo, mikir dong” jawab kakakku dengan nada tinggi.
Aku terdiam, dan membalas kata-kata dari kakakku. Aku sadar memang kondisi sedang sulit. Tapi rasanya aku gak bisa terima kalo ternyata kakakku sudah baik dengan ibuku. Padahal aku dan kakakku awalnya sangat membenci kelakuan ibuku. Aku sangat yakin, setelah kejadian semua ini, tidak lama lagi ibuku akan kembali datang dan merusak kehidupanku lagi.
Beberapa bulan setelah aku ribut hebat dengan kakakku, ibuku datang kerumah kakakku. Saat ibuku datang kerumah kakakku, aku memutuskan untuk pergi dari rumah kakakku karena benci dan gak ingin betemu ibuku. Aku pergi kerumah teman baikku dan tinggal selama beberaoa bulan diruamh temanku.
Selama dirumah teman baikku, aku terus memikirkan yang terjadi kepadaku. Apakah aku harus memaafkan ibuku seperti kakakku?, rasanya aku sangat sulit menerima kehadiran ibuku lagi. Tapi tetap terus tinggal dirumah teman baikku juga aku merasa tidak enak dengan orang tuanya. Kuputuskan untuk kembali kerumah kakakku walau sebenarnya aku masih sangat membenci ibuku.
Satu bulan kemudian, karena rumah kakakku yang gak besar dan gak bisa nampung banyak oran, ibuku mengajak aku dan ketiga adikku mengontrak rumah di dekat rumah kakakku. Kami mengontrak rumah dengan ukuran 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur.kali ini kamar depan tempat tidur ibuku dan ketiga adik-adikku, kamar belakang tempat tidurku.
Dengan uang yang masih dimiliki ibuku, ibuku berjualan nasi uduk di rumah. Walau sudah tinggal serumah kembali, tetapi kebencianku pada ibuku masih belum juga hilang. Aku jarang menegur ibuku, namun hasrat untuk menyetubuhi ibuku juga kembali bangkit.
Nafsu yang begitu membara mengalahkan rasa amarahku pada ibuku. Ada sesuatu yang menggeliat saat aku membayangkan menyetubuhi ibuku. Aku pernah membayangkan menyetubuhi wanita lain, tetapi gak terlalu meggelitik libido ku ketimbang mambayangkan bisa menyetubuhi ibuku.
Hampir setiap malam aku selalu masuk ke kamar tidur ibuku dan memperhatikan tubuh ibuku yang sangat menggoda untukku. Ada rasa yang sangat sulit dijelaskan untukku saat melihat tubuh ibuku yang sedang tertidur itu. Benci, saying, dan bergairah saat melihat wanita tidur dengan daster ukuran pendek. Namun kali ini yang tidur dihadapanku malam itu adalah ibu kandungku, gila!..
Disuatu malam
Ku perhatikan wajah ibuku yang masih cantik. Pandangankku turun kebawah, memperhatikan belahan dada ibuku. Payudaranya yang besar seperti memberontak untuk keluar. Urat-urat yang terlihat di payudaranya seperti membuktikan bahwa payudara ibuku sudah terlalu besar dan siap meledak. Buah zakarku semakin naik. Aku mundur dan sedikit jongkok, pandangan ku turun kebawah tubuh ibuku. Jatuh tertuju pada paha ibuku yang putih, ingin rasanya aku belai supaya bisa merasakan halusnya paha ibuku.
Darahku benar-benar berdesir hebat. Syahwatku sudah sampai ke otak, sulit untuk berfikir jernih. Aku melongok pandangan lebih dalam kearah selangkangan ibuku. Bulu kemaluannya sedikit menyembul keluar dari dalam celana dalamnya.
Tubuhku bergetar luar biasa, gak mampu menahan semua hasrat ini. Semua rasa benci, cinta, hormat, dan nafsu yang begitu besar ingin kutuntaskan malam ini juga. Ku pelorotkan celana pedek dan celana dalamku, ku raih dan ku kocok batang kemaluanku. Ku beri air liurku di batang kemaluanku agar lebih licin mengocoknya.
Aku terus bermasturbasi di depan tubuh ibuku yang sedang tertidur. Membayangkan menyetubuhi ibuku adalah rasa yang tak terhingga untuk dijelaskan saat itu.
“A’a kamu lagi ngapain..?” ada suara yang membuatku melek dari nikmatnya masturbasiku.
Aku sangat kaget melihat ibuku yang terbangun dari tidurnya malam itu. Sontak aku melepas tangan kananku yang sedang memegang kemaluanku. Aku langsung menutup mulutnya dengan tangan kananku dan memegang tangan kanannya dengan tangan kiriku. Aku sangat panik dan takut ibuku mencoba teriak atau menamparku.
Namun aku gak menyangka tangan kiri ibuku yang bebas malah menunjuk satu jari di depan mulutnya yang ku bungkam dengan tangan kananku. Ibuku memberi isyarat untukku dan seolah ingin berdamai dengan perasaanku saat itu. Tangan kirinya meraih batang kemaluanku yang sedikit turun karena shock melihat ibuku terbangun dari tidurnya. Aku melepaskan tangan kananku yang membungkan mulut ibuku. Seolah ibuku sangat mengerti dengan perasaan yang kurasakan saat ini.
Ibuku yang terbaring langsung duduk di pinggir kasurnya, Tangan kanan ibuku yang terus bergerak mengocok batang kemaluanku membuat Kasur yang ibuku duduki ikut bergerak dan sedikit mengeluarkan bunyi berdecit. Gak ingin adik-adikku terbangun, ibuku turun dari Kasur dan berlutut di hadapan kemaluanku. Aku yakin ibuku pasti pernah melakukan ini dengan pria lain diluar sana, karena ibuku langsung menyambar batang kemaluanku dan measukan kedalam mulutnya.
“Aaahhh….” Aku sedikit mendesah
Ibuku yang sedang mengulum batang zakarku langsung memberi isyarat satu jari di depan mulutnya.
“Sssstttt…..” kata ibuku dengan sangat pelan, takut adik-adikku terbangun.
Gak mau menyia-nyiakan moment saat ini, aku langsung menarik tangan ibuku untuk pindah ke kamar tidurku. Di kamar tidurku, aku mematikan lampu kamar dan menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam. Aku langsung memegang pinggang ibuku. Kedua tanganku turun dari pinggang ibuku dan mengusap usap pantatnya yang besar. Mulutku langsung mengarh ke leher ibuku kemudian menjilat jilat lehernya.
“hhhsss……” ibuku mendesis.
“hhhss….” Suara deru nafas yang sangat memuncak keluar dari hidungku.
Ibuku memeluk kepalaku yang masih bertahan mejilati lehernya. Kedua tangannya yang sedang memeluk kepalaku mengarahkan untuk turun sedikit ke payudaranya.kujilati belahan dadanya dengan sangat basah dari air liurku. Kedua tanganku langsung masuk dari bawah daster ibuku dan beusaha untuk memegang kedua payudaranya.
“hhhss… gak kuat ibu A’...” kata ibuku sambal melenguh.
Kedua tangannya melepaskan pelukan dikepalaku. Kemudian ibuku berlutut dan langsun meraih batang kemaluanku, mengocoknya hanya beberapa kali dan langsung memsukan batang zakarku ke dalam mulutnya. Ibuku sangat menikmatinya. Ia terlihat seperti terbiasa dan sering melakukannya.
“uhhh…ibu…” aku mengerang memanggil ibuku dengan rasa yang luar biasa hebatnya.
Seperti pertahanan yang mudah jebol, aku gak kuat bertahan lama saat ibuku mengulum batang zakarku. Begitu memuncaknya perasaan itu, perasaan yang tiada tara saat bisa melakukan ini dengan ibuku, ibu kandungku.
“gghhh…” aku melenguh.
Lututku bergetar, kemaluanku berkedut seperti ingin menumpahkan sesuatu. Kedua tanganku memaju mundurkan kepala ibuku dengan sedikit keras. Pikiranku membayangkan bahwa aku sedang memperbudak ibuku, pikiran ini yang membuatku merasa sangat tinggi, tinggi dan tinggi dengan cepat.
Tangan kiri ibuku memainkan biji kemaluanku, sementar tangan kanannya memegang rambutnya yang ikal dan Panjang di belakang kepalanya.
“Buuu….” Aku meanggilnya sambil mengadahkan kepalaku ke langit-langit kamar yang gelap.
ibuku bagaikan tak peduli, ia terus mengulum batangku dan semakin cepat.
“Ahhh….” Aku tuntas.
Ku majukan pantatku dan menarik kepala ibuku lebih dalam ke selangkanganku ujung batang zakarku teras sedikit menyentuh kerongkongan ibuku. Spermaku keluar cukup banyak di dalam mulut ibuku, namun ibuku gak membiarkan batangku keluar dari mulutnya. Aku menunduk memperhatikan ibuku, ia terlihat begitu binal dihadapanku saat ini.
Beberapa detik kemudian ibuku melepaskan batangku dari mulutnya. Ia menengadahkan kepalanya, membuka mulutnya yang penuh dengan sperma dariku dan memperlihatkannya kepadaku yang sedang bediri dihadapannya saat ini. Ibuku menelan seluruh spema yang ada didalam mulutnya.
Aku gak mau melewatkan malam ini begitu saja. Aku merebahkan tubuh ibuku yang sedang berlutut dihadapanku, aku angkat sedikit kakinya dan melebarkan kedua pahanya yang putih. Aku menarik celana dalamnya dengan penuh syahwat yang memuncak.
Ku jilati lubang kemaluan yang sudah melahirkan 5 orang anak itu. Ku kumpulkan air liurku dan ku tumpahkan semua sambil terus menjilat lubang tempat pertama ku melihat dunia.
“uuhh….” Ibuku melenguh.
Kedua pahanya mengapit kepalaku, sementara kedua tangannya menjambak rambutku dan menekan kepalaku agar semakin dalam. Ibuku sedikit mengangkat pantatnya, tetapi kedua tangannya menekan kepalaku agar semakin dalam.
Aku begitu terangsang dengan perlakuan ibuku saat ini. Batang zakarku kembali naik dengan cepat. Lubang kemaluannya berkedut, pahanya yang menahan kakinya bergetar. Ibuku orgasme hebat.
“Ahh… A’a enaaakk a” kata ibuku menumpahkan hasratnya.
Aku terus menjilati kemaluannya yang basah bercampur air liur dan cairan kemaluan ibuku. Menelan kembali cairan wanita yang telah melahirkanku ke dunia. Perasaanku gak menentu. Setan telah merasuki akal dan fikiranku dan ibuku.
Rangsangan yang datang dengan cepat membuatku merasa ingin menghabisi ibuku sampai lemas malam ini juga.
Aku menindih badan ibuku di Kasur, kedua tangan ku menahan badanku disamping ibuku.kulumat bibir ibuku dengan mulutku, ia membalasnya dengan penuh rasa rindu, rindu seperti seorang ibu yang sudah sekian lama tidak bertemu dengan anaknya.
Kedua tangannya merangkul kepalaku, kami terus saling melumat mulut dengan penuh hangat dan nafsu yang begitu membara. Air liurku dan air liur ibuku yang bercampur menjadi satu mengalir membasahi pipi ibuku.
“A’a kamu lagi ngapain..?” ada suara yang membuatku melek dari nikmatnya masturbasiku.
Aku sangat kaget melihat ibuku yang terbangun dari tidurnya malam itu. Sontak aku melepas tangan kananku yang sedang memegang kemaluanku. Aku langsung menutup mulutnya dengan tangan kananku dan memegang tangan kanannya dengan tangan kiriku. Aku sangat panik dan takut ibuku mencoba teriak atau menamparku.
Namun aku gak menyangka tangan kiri ibuku yang bebas malah menunjuk satu jari di depan mulutnya yang ku bungkam dengan tangan kananku. Ibuku memberi isyarat untukku dan seolah ingin berdamai dengan perasaanku saat itu. Tangan kirinya meraih batang kemaluanku yang sedikit turun karena shock melihat ibuku terbangun dari tidurnya. Aku melepaskan tangan kananku yang membungkan mulut ibuku. Seolah ibuku sangat mengerti dengan perasaan yang kurasakan saat ini.
Ibuku yang terbaring langsung duduk di pinggir kasurnya, Tangan kanan ibuku yang terus bergerak mengocok batang kemaluanku membuat Kasur yang ibuku duduki ikut bergerak dan sedikit mengeluarkan bunyi berdecit. Gak ingin adik-adikku terbangun, ibuku turun dari Kasur dan berlutut di hadapan kemaluanku. Aku yakin ibuku pasti pernah melakukan ini dengan pria lain diluar sana, karena ibuku langsung menyambar batang kemaluanku dan measukan kedalam mulutnya.
“Aaahhh….” Aku sedikit mendesah
Ibuku yang sedang mengulum batang zakarku langsung memberi isyarat satu jari di depan mulutnya.
“Sssstttt…..” kata ibuku dengan sangat pelan, takut adik-adikku terbangun.
Gak mau menyia-nyiakan moment saat ini, aku langsung menarik tangan ibuku untuk pindah ke kamar tidurku. Di kamar tidurku, aku mematikan lampu kamar dan menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam. Aku langsung memegang pinggang ibuku. Kedua tanganku turun dari pinggang ibuku dan mengusap usap pantatnya yang besar. Mulutku langsung mengarh ke leher ibuku kemudian menjilat jilat lehernya.
“hhhsss……” ibuku mendesis.
“hhhss….” Suara deru nafas yang sangat memuncak keluar dari hidungku.
Ibuku memeluk kepalaku yang masih bertahan mejilati lehernya. Kedua tangannya yang sedang memeluk kepalaku mengarahkan untuk turun sedikit ke payudaranya.kujilati belahan dadanya dengan sangat basah dari air liurku. Kedua tanganku langsung masuk dari bawah daster ibuku dan beusaha untuk memegang kedua payudaranya.
“hhhss… gak kuat ibu A’...” kata ibuku sambal melenguh.
Kedua tangannya melepaskan pelukan dikepalaku. Kemudian ibuku berlutut dan langsun meraih batang kemaluanku, mengocoknya hanya beberapa kali dan langsung memsukan batang zakarku ke dalam mulutnya. Ibuku sangat menikmatinya. Ia terlihat seperti terbiasa dan sering melakukannya.
“uhhh…ibu…” aku mengerang memanggil ibuku dengan rasa yang luar biasa hebatnya.
Seperti pertahanan yang mudah jebol, aku gak kuat bertahan lama saat ibuku mengulum batang zakarku. Begitu memuncaknya perasaan itu, perasaan yang tiada tara saat bisa melakukan ini dengan ibuku, ibu kandungku.
“gghhh…” aku melenguh.
Lututku bergetar, kemaluanku berkedut seperti ingin menumpahkan sesuatu. Kedua tanganku memaju mundurkan kepala ibuku dengan sedikit keras. Pikiranku membayangkan bahwa aku sedang memperbudak ibuku, pikiran ini yang membuatku merasa sangat tinggi, tinggi dan tinggi dengan cepat.
Tangan kiri ibuku memainkan biji kemaluanku, sementar tangan kanannya memegang rambutnya yang ikal dan Panjang di belakang kepalanya.
“Buuu….” Aku meanggilnya sambil mengadahkan kepalaku ke langit-langit kamar yang gelap.
ibuku bagaikan tak peduli, ia terus mengulum batangku dan semakin cepat.
“Ahhh….” Aku tuntas.
Ku majukan pantatku dan menarik kepala ibuku lebih dalam ke selangkanganku ujung batang zakarku teras sedikit menyentuh kerongkongan ibuku. Spermaku keluar cukup banyak di dalam mulut ibuku, namun ibuku gak membiarkan batangku keluar dari mulutnya. Aku menunduk memperhatikan ibuku, ia terlihat begitu binal dihadapanku saat ini.
Beberapa detik kemudian ibuku melepaskan batangku dari mulutnya. Ia menengadahkan kepalanya, membuka mulutnya yang penuh dengan sperma dariku dan memperlihatkannya kepadaku yang sedang bediri dihadapannya saat ini. Ibuku menelan seluruh spema yang ada didalam mulutnya.
Aku gak mau melewatkan malam ini begitu saja. Aku merebahkan tubuh ibuku yang sedang berlutut dihadapanku, aku angkat sedikit kakinya dan melebarkan kedua pahanya yang putih. Aku menarik celana dalamnya dengan penuh syahwat yang memuncak.
Ku jilati lubang kemaluan yang sudah melahirkan 5 orang anak itu. Ku kumpulkan air liurku dan ku tumpahkan semua sambil terus menjilat lubang tempat pertama ku melihat dunia.
“uuhh….” Ibuku melenguh.
Kedua pahanya mengapit kepalaku, sementara kedua tangannya menjambak rambutku dan menekan kepalaku agar semakin dalam. Ibuku sedikit mengangkat pantatnya, tetapi kedua tangannya menekan kepalaku agar semakin dalam.
Aku begitu terangsang dengan perlakuan ibuku saat ini. Batang zakarku kembali naik dengan cepat. Lubang kemaluannya berkedut, pahanya yang menahan kakinya bergetar. Ibuku orgasme hebat.
“Ahh… A’a enaaakk a” kata ibuku menumpahkan hasratnya.
Aku terus menjilati kemaluannya yang basah bercampur air liur dan cairan kemaluan ibuku. Menelan kembali cairan wanita yang telah melahirkanku ke dunia. Perasaanku gak menentu. Setan telah merasuki akal dan fikiranku dan ibuku.
Rangsangan yang datang dengan cepat membuatku merasa ingin menghabisi ibuku sampai lemas malam ini juga.
Aku menindih badan ibuku di Kasur, kedua tangan ku menahan badanku disamping ibuku.kulumat bibir ibuku dengan mulutku, ia membalasnya dengan penuh rasa rindu, rindu seperti seorang ibu yang sudah sekian lama tidak bertemu dengan anaknya.
Kedua tangannya merangkul kepalaku, kami terus saling melumat mulut dengan penuh hangat dan nafsu yang begitu membara. Air liurku dan air liur ibuku yang bercampur menjadi satu mengalir membasahi pipi ibuku.
Begitu nikmat yang tiada tara. Disaksikan oleh setan yang terus memaksaku dengan sukarela untuk melampiaskan hasratku yang menggebu untuk menyetubuhi ibuku.
“Buruan masukin sayang... ” pinta ibuku.
Kupegang batang kemaluanku dan kuarahkan ke lubang kenikmatan itu, lubang yang sudah tidak sempit lagi karena sudah melahirkan 5 orang anaknya. Kumasukan kepala batang kemaulanku dengan mudah karean sudah sangat basah dan longgar itu, tapi masih begitu nikmatnya. Nikmat karena telah berhasil membuat ibuku mabuk kepayang saat ini.
Aku berlutut di depan lubang kemaluan ibuku Sekarang. Kuangkat kedua kakinya tggak keatas, kurebahkan kedua kakiku di kedua sisi tubuh ibuku.kudorong pantatku maju mundur dengan tangan menahan dibelakang badanku. Kujilati seluruh kakinya karena terbuai dengan kenikmatan saat ini.
“Ahhh.. ibu sayang A’a” ibuku mulai meracau.
Aku menyibakan kedua kaki ibuku kembali, aku menindihi tubuhnya dari atas dan terus menenjot lubang vital ibuku. Kedua tangannya merangkul leherku, sementara kedua kakinya sekarang merangkul pinggangku. Sungguh, ibuku benar-benar lihai dalam merubah rasa benciku selama ini menjadi rasa nikmat yang ia berikan tiada tara. Rangsangan yang ibuku berikan mampu dengan mudah menjatuhkan pertahananku malam ini.
“Ibuuu.. ahhh.. hh...” panggilku ke ibu begitu keenakan.
“Gapapa A’a... , keluarin di dalem aja sayang, ibu pake KB kok... ” kata ibuku seperti tau apa yang sedang anaknya rasakan.
Kupercepat sedikit enjotanku.
“Plok... plokk... plokk...”
Suara yang terus berbunyi bertemunya kemaluanku dan lubang kemaluan ibuku.
Ibuku meraskannya, ia tau betul apa yang ia harus lakukan saat ini. Kedua kakinya semakin mencengkram tubuhku, tangannya yang merangkul leherku memaksaku untuk mendekatkan mulutku ke mulutnya. Bibir kami saling berpagutan, kemudian saling tatap, dan saling malamut bibir.
“Ahhh...” Aku melepaskan seluruh spermaku kedalam Rahim ibuku.
Dengan binalnya begitu mudah ibuku mengobrak abrik pertahanan batang kemaluanku. Aku merasa batang kemaluanku begitu lelah, namun rasa ingin untuk terus menyetubuhi ibuku tak kunjung redam. Keringatku membasahi tubuhku dan tubuh ibuku. Rasa hangat membasahi batang kemaluanku yang masih bersangkar di dalam lubang kemaluan ibuku.
Ku tatap wajah ibuku, tak kulihat rasa lelah sedikitpun menghinggapinya, luar biasa! Suasana semakin hening. Pikiranku melayang jauh, akhirnya segalanya yang kurasakan selama ini tercurahkan. Aku berhasil menikmati tubuh ibuku. Rasa benciku yang begitu dalam pada ibuku seolah sirna, berganti rasa sayang yang tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata.
“Kok melamun??” bisik ibuku dengan nada sedikit manja, membuyarkan lamunanku saat itu juga.
Aku menggelengkan kepala dengan pelan, gak mampu mengeluarkan suara dari mulutku. Terlalu nikmat.
“Udah capek belum?” tanya ibuku lagi sambil tersenyum.
Aku hanya terdiam. Rasa lelah masih menghinggapi tubuhku, tubuhku yang masih bersandar diatas tubuh ibuku yang begitu ku kagumi. Ibuku mengelus-elus kepalaku yang bersandar pada payudaranya yang besar dan sangat kenyal.
Selang beberapa detik, ia merebahkan tubuhku di samping kirinya. Aku pikir ibuku akan menyudahi semua ini. Dugaanku meleset, ibuku bangkit dan langsung memegang batangku dengan tangan kanannya, mengocoknya dengan lembut kemudian ia sedikit membungkukkan tubuhnya yang sedang duduk disebelah kiriku. Mulutnya langsung menyambar batang kemaluanku yang masih lemas.
Sambil terus mengulum batang kemaluanku, ibuku merapihkan sedikit rambutnya yang terurai, dan menyelipkan sedikit rambutnya yang ikal ke belakang daun telinganya yang sebelah kanan.
Pemandangan yang sungguh erotis.
Ku pegang dan kuarahkan naik turun kepala ibuku. Tangan kanannya terus memegang ujung dalam batang kemaluanku, sementara tangan kirinya mengepal rambutnya dibelakang kepalanya agar tidak mengganggu aktifitasnya sekarang.
Lima menit berlalu, batang kemaluanku mulai kembali tegak. Kulumannya yang begitu syahdu terus ia berikan pada batang kemaluanku. Aku gak tinggal diam, ku naik turunkan patatku dengan sangat keras menghantam mulutnya sambil memegang kepala ibuku, tetapi ibuku tetap terus mengulum dengan begitu tenangnya, seolah ia sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini.
“Egghhh...” Suara yang keluar dari mulut ibuku akibat hantaman kontolku yang begitu keras ku hujamkan kemulutnya.
Aku memegang pundaknya, mengarahkan ibuku untuk berbaring disampingku dan membelakangi tubuhku. Kini tubuh ibuku membelakangi tubuhku. Ku arahkan batang kemaluanku untuk masuk ke lubang vaginanya, sulit mencari lubang kemaluan ibuku dengan posisi yang seperti ini dan keadaan kamar yang gelap.
Ibuku mengangkat sedikit kaki kanannya agar aku lebih leluasa, aku berhasil mendapatkannya. Aku menghujamkan batang kemaluanku dengan keras di lubang yang sudah sangat basah itu. Tangan kananku sibuk meremas-remas payudaranya yang begitu berisi dan kenyal. Mulutku sibuk menciumi leher dan tengkuknya, sesekali aku menggigit-gigit kecil pundaknya.
Tangan kanannya yang bebas membelai dan meremas-remas kepalaku yang dibelakang kepalanya.
“Terus A’.. .” kata ibuku sambil menikmati hujaman keras batang kemaluanku.
“Plokk.. plok... plokk...” suara batangku yang kuhjamkan mengenai pantatnya
“Ibu mau lagi?, haaah??.. mau terus??” kataku sambil terus menhantam pantatnya yang begitu berisi dan besar.
“Iyaa sayang, terus sayang...” Jawab ibuku.
“Kenapa ibu pergi selama ini hah??? Ibu pergi sama siapa bu??” tanyaku.
“Maafin ibu sayang, ibu pergi sama pak nurhalim... eegghhh... ” jawab ibuku sambil terus membelai rambutku.
“Ibu ngapain pergi sama pak nurhalim??? Ibu udah ngapain aja sama pak nurhalim??” tanayku dengan sediki emosi.
“Ibu mau dijadiin isteri kedua pak nurhalim sayang, pak nurhalim yang selama ini ngasih uang ke ibu untuk kita hidup sehari-hari... ” jawab ibuku lagi
“Kalo gitu ibu harus terus dikasih pelajaran, aku sangat benci sama ibu...” Kataku..
Dialog antara aku dan ibuku yang begitu menggariarhkan untukku, membuat libidoku semakin cepat memuncak. Aku mencabut batang kemaluanku, tanganku memegang pundak ibuku dan mengarahkannya agar ibuku berbalik badan menghadapku, kemudian aku coba memasukan batang ku lagi ke dalam lubang ibuku.
Ibuku sedikit mengangkat kaki kirinya.
“Buruan masukin sayang... ” pinta ibuku.
Kupegang batang kemaluanku dan kuarahkan ke lubang kenikmatan itu, lubang yang sudah tidak sempit lagi karena sudah melahirkan 5 orang anaknya. Kumasukan kepala batang kemaulanku dengan mudah karean sudah sangat basah dan longgar itu, tapi masih begitu nikmatnya. Nikmat karena telah berhasil membuat ibuku mabuk kepayang saat ini.
Aku berlutut di depan lubang kemaluan ibuku Sekarang. Kuangkat kedua kakinya tggak keatas, kurebahkan kedua kakiku di kedua sisi tubuh ibuku.kudorong pantatku maju mundur dengan tangan menahan dibelakang badanku. Kujilati seluruh kakinya karena terbuai dengan kenikmatan saat ini.
“Ahhh.. ibu sayang A’a” ibuku mulai meracau.
Aku menyibakan kedua kaki ibuku kembali, aku menindihi tubuhnya dari atas dan terus menenjot lubang vital ibuku. Kedua tangannya merangkul leherku, sementara kedua kakinya sekarang merangkul pinggangku. Sungguh, ibuku benar-benar lihai dalam merubah rasa benciku selama ini menjadi rasa nikmat yang ia berikan tiada tara. Rangsangan yang ibuku berikan mampu dengan mudah menjatuhkan pertahananku malam ini.
“Ibuuu.. ahhh.. hh...” panggilku ke ibu begitu keenakan.
“Gapapa A’a... , keluarin di dalem aja sayang, ibu pake KB kok... ” kata ibuku seperti tau apa yang sedang anaknya rasakan.
Kupercepat sedikit enjotanku.
“Plok... plokk... plokk...”
Suara yang terus berbunyi bertemunya kemaluanku dan lubang kemaluan ibuku.
Ibuku meraskannya, ia tau betul apa yang ia harus lakukan saat ini. Kedua kakinya semakin mencengkram tubuhku, tangannya yang merangkul leherku memaksaku untuk mendekatkan mulutku ke mulutnya. Bibir kami saling berpagutan, kemudian saling tatap, dan saling malamut bibir.
“Ahhh...” Aku melepaskan seluruh spermaku kedalam Rahim ibuku.
Dengan binalnya begitu mudah ibuku mengobrak abrik pertahanan batang kemaluanku. Aku merasa batang kemaluanku begitu lelah, namun rasa ingin untuk terus menyetubuhi ibuku tak kunjung redam. Keringatku membasahi tubuhku dan tubuh ibuku. Rasa hangat membasahi batang kemaluanku yang masih bersangkar di dalam lubang kemaluan ibuku.
Ku tatap wajah ibuku, tak kulihat rasa lelah sedikitpun menghinggapinya, luar biasa! Suasana semakin hening. Pikiranku melayang jauh, akhirnya segalanya yang kurasakan selama ini tercurahkan. Aku berhasil menikmati tubuh ibuku. Rasa benciku yang begitu dalam pada ibuku seolah sirna, berganti rasa sayang yang tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata.
“Kok melamun??” bisik ibuku dengan nada sedikit manja, membuyarkan lamunanku saat itu juga.
Aku menggelengkan kepala dengan pelan, gak mampu mengeluarkan suara dari mulutku. Terlalu nikmat.
“Udah capek belum?” tanya ibuku lagi sambil tersenyum.
Aku hanya terdiam. Rasa lelah masih menghinggapi tubuhku, tubuhku yang masih bersandar diatas tubuh ibuku yang begitu ku kagumi. Ibuku mengelus-elus kepalaku yang bersandar pada payudaranya yang besar dan sangat kenyal.
Selang beberapa detik, ia merebahkan tubuhku di samping kirinya. Aku pikir ibuku akan menyudahi semua ini. Dugaanku meleset, ibuku bangkit dan langsung memegang batangku dengan tangan kanannya, mengocoknya dengan lembut kemudian ia sedikit membungkukkan tubuhnya yang sedang duduk disebelah kiriku. Mulutnya langsung menyambar batang kemaluanku yang masih lemas.
Sambil terus mengulum batang kemaluanku, ibuku merapihkan sedikit rambutnya yang terurai, dan menyelipkan sedikit rambutnya yang ikal ke belakang daun telinganya yang sebelah kanan.
Pemandangan yang sungguh erotis.
Ku pegang dan kuarahkan naik turun kepala ibuku. Tangan kanannya terus memegang ujung dalam batang kemaluanku, sementara tangan kirinya mengepal rambutnya dibelakang kepalanya agar tidak mengganggu aktifitasnya sekarang.
Lima menit berlalu, batang kemaluanku mulai kembali tegak. Kulumannya yang begitu syahdu terus ia berikan pada batang kemaluanku. Aku gak tinggal diam, ku naik turunkan patatku dengan sangat keras menghantam mulutnya sambil memegang kepala ibuku, tetapi ibuku tetap terus mengulum dengan begitu tenangnya, seolah ia sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini.
“Egghhh...” Suara yang keluar dari mulut ibuku akibat hantaman kontolku yang begitu keras ku hujamkan kemulutnya.
Aku memegang pundaknya, mengarahkan ibuku untuk berbaring disampingku dan membelakangi tubuhku. Kini tubuh ibuku membelakangi tubuhku. Ku arahkan batang kemaluanku untuk masuk ke lubang vaginanya, sulit mencari lubang kemaluan ibuku dengan posisi yang seperti ini dan keadaan kamar yang gelap.
Ibuku mengangkat sedikit kaki kanannya agar aku lebih leluasa, aku berhasil mendapatkannya. Aku menghujamkan batang kemaluanku dengan keras di lubang yang sudah sangat basah itu. Tangan kananku sibuk meremas-remas payudaranya yang begitu berisi dan kenyal. Mulutku sibuk menciumi leher dan tengkuknya, sesekali aku menggigit-gigit kecil pundaknya.
Tangan kanannya yang bebas membelai dan meremas-remas kepalaku yang dibelakang kepalanya.
“Terus A’.. .” kata ibuku sambil menikmati hujaman keras batang kemaluanku.
“Plokk.. plok... plokk...” suara batangku yang kuhjamkan mengenai pantatnya
“Ibu mau lagi?, haaah??.. mau terus??” kataku sambil terus menhantam pantatnya yang begitu berisi dan besar.
“Iyaa sayang, terus sayang...” Jawab ibuku.
“Kenapa ibu pergi selama ini hah??? Ibu pergi sama siapa bu??” tanyaku.
“Maafin ibu sayang, ibu pergi sama pak nurhalim... eegghhh... ” jawab ibuku sambil terus membelai rambutku.
“Ibu ngapain pergi sama pak nurhalim??? Ibu udah ngapain aja sama pak nurhalim??” tanayku dengan sediki emosi.
“Ibu mau dijadiin isteri kedua pak nurhalim sayang, pak nurhalim yang selama ini ngasih uang ke ibu untuk kita hidup sehari-hari... ” jawab ibuku lagi
“Kalo gitu ibu harus terus dikasih pelajaran, aku sangat benci sama ibu...” Kataku..
Dialog antara aku dan ibuku yang begitu menggariarhkan untukku, membuat libidoku semakin cepat memuncak. Aku mencabut batang kemaluanku, tanganku memegang pundak ibuku dan mengarahkannya agar ibuku berbalik badan menghadapku, kemudian aku coba memasukan batang ku lagi ke dalam lubang ibuku.
Ibuku sedikit mengangkat kaki kirinya.
Aku meremas-remas payudara ibuku dan menjilat-jilat putingnya, sesekali menggigit-gigit kecil putingnya yang hitam dan besar. Membuatnya sedikit berdesis. Ku tatap wajah ibuku, taka da rasa lelah sedikit yang kulihat dari raut wajahnya, seperti ia sangat terbiasa melakukan ini dengan pria, aku yakin sekali.
Ku peluk kepalanya dan meletakkan kepala ibuku di dadaku. Aku menggigit-gigit kecil telinganya. Batangku mulai berkedut, ibuku juga meraskannya. Ia memeluk tubuhku dengan erat dengan tangan dan kaki kirinya.
“Ahhh...” Lenguhku tanda spermaku telah kutuntaskan di dalam lubang ibuku.
Aku melepaskan pelukanku dikepala ibuku, kemudian berbaring menghadap langit-langit kamar disamping kanan ibuku. Aku gak mampu berpikir apa-apa sekarang, begitu nikmat, begitu sensual yang kurasakan malam ini. Ibuku sedikit bangkit dengan tangan kanan yang menahan tubuh aduhainya.
Ia melumat bibirku, aku hanya sedikit membalas. Begitu binalnya ternyata ibuku, sampai aku tak berdaya melawan syahwatnya. Libido ku yang besar dari hasil genetic darinya gak mampu membuatnya meringis sedikitpun. Justru mala mini akulah yang berhasil dibuatnya begitu terkapar.
Aku melirik jam di dinding kamarku, pukul 02:11. Ibuku terus melumat bibirku dengan sangat tenang dan begitu manja, kemudian ia menjilat-jilat leherku yang basah dengan keringat. Ia berpindah posisi duduk dihadapan batang kemaluanku, sepertinya ibuku akan mengulum batang kemaluanku lagi pikirku.
Sekarang ibuku sedang mengulum penisku. Aku bangkit dan berdiri dihadapan ibuku. Kudorong dengan kuat pantatku maju mundur kemulut ibuku.
“Egghh... ” suara dari mulut ibuku, sepertinya ujung penisku sedikit menyentuh atas tenggorokannya.
Tetapi ibuku tetap mengulum dengan sangat tenang, seolah ia sudah sering mendapati perlakuan seperti itu. Aku memegang kepala ibuku dengan kedua tanganku, membenamkan penisku dalam-dalam kemulutnya. Aku sudah gak perduli apa yang sedang ibuku rasakan. Aku tau, mala ini yang sedang dipuaskan oleh hasrat adalah aku, bukan ibuku.
Ujung penisku begitu ngilu menyentuh atas tenggorokan ibuku. Lututku bergetar akibat orgasme kembali. Ibuku masih saja mengulum penisku yang terasa ngilu. Aku menunduk melihat ibuku yang asik terus mengulum penisku. Sperma yang ku lepaskan dimulutnya terllhat menetes keluar dari dalam mulutnya yang terus mengulum.
Aku begitu lemas, belum pernah dalam hidupku mendapatkan perlakuan senikmat ini. Benar-benar surga dunia yang kuraskan saat ini yang diberikan oleh ibuku. Seseorang yang sangat kubenci yang telah sangat berhasil mengoyak-oyak hasrat dan libidoku.
Aku terbaring lemas, aku sudah tak sanggup melawan tangguhnya libido ibuku yang masih saja terus mengulum penisku. Ngilu begitu yang kurasakan membuatku ingin meronta-ronta untuk menyudahi kenikmatan yang sudah melampaui batas ini. Aku melongokkan kepalaku sedikit kearah penisku dari tubuhku yang sedang terkulai lemas.
Ibuku masih saja mengulum. Aku sudah gak sanggup, tanganku memukul-mukul Kasur, tapi sepertinya ibuku tak peduli, ia terus mengulum tanpa menoleh kearahku. Aku terkapar, aku pingsan di taman kenikmatan. Aku kalah telak!
Aku membuka kedua mataku dengan sangat berat. Kepalaku terasa sangat pening, tapi mimpi indah yang semalam aku rasakan begitu melekat di dalam pikiranku. Aku memejamkan kedua mataku kembali, membayangkan mimpi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seolah aku enggan untuk menyudahi mimpi itu.
Kulirik jam dinding di kamrku, pukul 10:17. Aku benar-benar terlambat pergi ke sekolah, ya sekolah SMA ku yang tertunda dulu kini kulanjutkan dari biaya bantuan tetanggaku. Aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini. Rasa pening yang kuraskan di kepalaku perlahan sedikit hilang, tapi bayangan mimpi indah semalam masih terasa sangat jelas.
“Apakah ini benar-benar mimpi?” batinku bertanya.
Badanku terasa berat untuk bangkit dari kasur karena lelah yang begitu kursasakan, lengket karena keringat yang telah mongering dari tubuhku. Aku duduk sejanak di atas kasurku. Kuperhatikan seluruh tubuhku yang tanpa busana sedikitpun, aku sedikit terperanjat. Ternyata apa yang kurasa mimpi indah semalam adalah sebuah kenyataan, aku tersenyum!
Kudapati rumah dengan keadaan hening.
“mungkin adik-adikku sudah berangkat sekolah” pikirku,
Aku keluar kamar dengan keadaan tanpa busana. Aku merasa sangat lapar. Ku tuang air dari dispenser kedalam gelas dan meminumnya. Kulakukan tiga kali hal yang sama, kerongkonganku terasa hau tercekat.
Meskipun lapar, aku malah membuat secarngkir kopi hitam panas, kemudian membawa kopi ke ruang tamu. Aku duduk di sofa, menyeruput sedikit kopi yang masih panas. Kuambil rokokku di atas meja ruang tamu, aku menyalakannya sebatang. Kuhisap dalam-dalam, begitu nikmat.
Pintu depan rumah terbuka, aku sedikit kaget karena kupikir orang lain yang akan masuk rumah. Ternyata yang masuk adalah ibuku. Aku belagak sedikit pilon menahan rasa yang bergejolak di dalam dadaku sambil menghisap rokokku.
“Kok A’a belum pake baju?” Tanya ibuku.
Aku gak menjawab, sambil menghisap rokok dan menyeruput kopiku. Ibuku masuk kedapur untuk menaruh dagangannya. Ia menggunakan jilbab warna hijau dengan baju panjang yang tertutup berwarna kuning emas dan rok panjang berwarna hitam. Ibuku keluar dari dapur, duduk di sofa disebelah ku. Ia mengambil remote tv diatas meja dan menyalakan tv tanpa berkata apa-apa.
Aku memperhatikan payudaranya yang menonjol dari dalam bajunya. Ada rasa malu dan ketika penisku mulai bergerak dan mulai berdiri. Kuseruput kopiku sampai habis, dan buru-buru menghabiskan rokokku. Ibuku menoleh kearahku, melihat diriku yang begitu gugup. Ia melirik kearah penisku yang sudah tegap dan memegangnya.
Dadaku terasa berdebar-debar sangat kencang. Ku hisap dengan kuat rokokku dan langsung mematikannya di dalam asbak. Aku berdiri, kemudian berjalan kearah pintu rumah dan menguncinya dari dalam. Ku hampiri ibuku yang masih menggunakan jilbab dan pakaian yang tertutupnya.
Ku peluk kepalanya dan meletakkan kepala ibuku di dadaku. Aku menggigit-gigit kecil telinganya. Batangku mulai berkedut, ibuku juga meraskannya. Ia memeluk tubuhku dengan erat dengan tangan dan kaki kirinya.
“Ahhh...” Lenguhku tanda spermaku telah kutuntaskan di dalam lubang ibuku.
Aku melepaskan pelukanku dikepala ibuku, kemudian berbaring menghadap langit-langit kamar disamping kanan ibuku. Aku gak mampu berpikir apa-apa sekarang, begitu nikmat, begitu sensual yang kurasakan malam ini. Ibuku sedikit bangkit dengan tangan kanan yang menahan tubuh aduhainya.
Ia melumat bibirku, aku hanya sedikit membalas. Begitu binalnya ternyata ibuku, sampai aku tak berdaya melawan syahwatnya. Libido ku yang besar dari hasil genetic darinya gak mampu membuatnya meringis sedikitpun. Justru mala mini akulah yang berhasil dibuatnya begitu terkapar.
Aku melirik jam di dinding kamarku, pukul 02:11. Ibuku terus melumat bibirku dengan sangat tenang dan begitu manja, kemudian ia menjilat-jilat leherku yang basah dengan keringat. Ia berpindah posisi duduk dihadapan batang kemaluanku, sepertinya ibuku akan mengulum batang kemaluanku lagi pikirku.
Sekarang ibuku sedang mengulum penisku. Aku bangkit dan berdiri dihadapan ibuku. Kudorong dengan kuat pantatku maju mundur kemulut ibuku.
“Egghh... ” suara dari mulut ibuku, sepertinya ujung penisku sedikit menyentuh atas tenggorokannya.
Tetapi ibuku tetap mengulum dengan sangat tenang, seolah ia sudah sering mendapati perlakuan seperti itu. Aku memegang kepala ibuku dengan kedua tanganku, membenamkan penisku dalam-dalam kemulutnya. Aku sudah gak perduli apa yang sedang ibuku rasakan. Aku tau, mala ini yang sedang dipuaskan oleh hasrat adalah aku, bukan ibuku.
Ujung penisku begitu ngilu menyentuh atas tenggorokan ibuku. Lututku bergetar akibat orgasme kembali. Ibuku masih saja mengulum penisku yang terasa ngilu. Aku menunduk melihat ibuku yang asik terus mengulum penisku. Sperma yang ku lepaskan dimulutnya terllhat menetes keluar dari dalam mulutnya yang terus mengulum.
Aku begitu lemas, belum pernah dalam hidupku mendapatkan perlakuan senikmat ini. Benar-benar surga dunia yang kuraskan saat ini yang diberikan oleh ibuku. Seseorang yang sangat kubenci yang telah sangat berhasil mengoyak-oyak hasrat dan libidoku.
Aku terbaring lemas, aku sudah tak sanggup melawan tangguhnya libido ibuku yang masih saja terus mengulum penisku. Ngilu begitu yang kurasakan membuatku ingin meronta-ronta untuk menyudahi kenikmatan yang sudah melampaui batas ini. Aku melongokkan kepalaku sedikit kearah penisku dari tubuhku yang sedang terkulai lemas.
Ibuku masih saja mengulum. Aku sudah gak sanggup, tanganku memukul-mukul Kasur, tapi sepertinya ibuku tak peduli, ia terus mengulum tanpa menoleh kearahku. Aku terkapar, aku pingsan di taman kenikmatan. Aku kalah telak!
Aku membuka kedua mataku dengan sangat berat. Kepalaku terasa sangat pening, tapi mimpi indah yang semalam aku rasakan begitu melekat di dalam pikiranku. Aku memejamkan kedua mataku kembali, membayangkan mimpi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seolah aku enggan untuk menyudahi mimpi itu.
Kulirik jam dinding di kamrku, pukul 10:17. Aku benar-benar terlambat pergi ke sekolah, ya sekolah SMA ku yang tertunda dulu kini kulanjutkan dari biaya bantuan tetanggaku. Aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini. Rasa pening yang kuraskan di kepalaku perlahan sedikit hilang, tapi bayangan mimpi indah semalam masih terasa sangat jelas.
“Apakah ini benar-benar mimpi?” batinku bertanya.
Badanku terasa berat untuk bangkit dari kasur karena lelah yang begitu kursasakan, lengket karena keringat yang telah mongering dari tubuhku. Aku duduk sejanak di atas kasurku. Kuperhatikan seluruh tubuhku yang tanpa busana sedikitpun, aku sedikit terperanjat. Ternyata apa yang kurasa mimpi indah semalam adalah sebuah kenyataan, aku tersenyum!
Kudapati rumah dengan keadaan hening.
“mungkin adik-adikku sudah berangkat sekolah” pikirku,
Aku keluar kamar dengan keadaan tanpa busana. Aku merasa sangat lapar. Ku tuang air dari dispenser kedalam gelas dan meminumnya. Kulakukan tiga kali hal yang sama, kerongkonganku terasa hau tercekat.
Meskipun lapar, aku malah membuat secarngkir kopi hitam panas, kemudian membawa kopi ke ruang tamu. Aku duduk di sofa, menyeruput sedikit kopi yang masih panas. Kuambil rokokku di atas meja ruang tamu, aku menyalakannya sebatang. Kuhisap dalam-dalam, begitu nikmat.
Pintu depan rumah terbuka, aku sedikit kaget karena kupikir orang lain yang akan masuk rumah. Ternyata yang masuk adalah ibuku. Aku belagak sedikit pilon menahan rasa yang bergejolak di dalam dadaku sambil menghisap rokokku.
“Kok A’a belum pake baju?” Tanya ibuku.
Aku gak menjawab, sambil menghisap rokok dan menyeruput kopiku. Ibuku masuk kedapur untuk menaruh dagangannya. Ia menggunakan jilbab warna hijau dengan baju panjang yang tertutup berwarna kuning emas dan rok panjang berwarna hitam. Ibuku keluar dari dapur, duduk di sofa disebelah ku. Ia mengambil remote tv diatas meja dan menyalakan tv tanpa berkata apa-apa.
Aku memperhatikan payudaranya yang menonjol dari dalam bajunya. Ada rasa malu dan ketika penisku mulai bergerak dan mulai berdiri. Kuseruput kopiku sampai habis, dan buru-buru menghabiskan rokokku. Ibuku menoleh kearahku, melihat diriku yang begitu gugup. Ia melirik kearah penisku yang sudah tegap dan memegangnya.
Dadaku terasa berdebar-debar sangat kencang. Ku hisap dengan kuat rokokku dan langsung mematikannya di dalam asbak. Aku berdiri, kemudian berjalan kearah pintu rumah dan menguncinya dari dalam. Ku hampiri ibuku yang masih menggunakan jilbab dan pakaian yang tertutupnya.
Sekarang aku berdiri tepat dihadapan ibuku yang sedang duduk di sofa. Aku mengarahkan penisku ke mulutnya. Ibuku mengocok penisku dengan sangat lembut, saat ibuku ingin memasukan penisku kedalam mulutnya, aku mengelakkan penisku aku malah menampar-nampar penisku ke pipi ibuku dengan sangat kencang, tapi Ia diam saja. Ibuku malah tersenyum, membuatku merasa bergairah.
Ku arahkan kembali penisku langsung ke mulut ibtuku. Ia mengulum dengan syahdu dan begitu menjuwai. Sambil ibuku mengulum dan menjilat-jilat ujung penisku. Keduan tangan ku bergerilya membuka kancing bajunya satu persatu.
Ibuku hendak mau melepas jilbabnya, tapi segera ku tahan dengan kedua tanganku. Ada sensualitas yang begitu menggelitik saat melihat ibuku sedang mengulum penisku yang masih menggunakan hijabnya.
Semua kancing baju ibuku sekarang sudah terlepas. Kulepaskan bajunya dan melemparnya jauh. Kuremas-remas payudaranya yang hanya tertutup BHnya. Kulepaskan pengait BHnya dari belakang punggungnya. Aku ingin membalas kekalahan telak semalam, dalam hatiku berkata.
Aku mengumpulkan air lliur di dalam mulutku. Kulepaskan penisku dari mulut ibuku. Kuludahi payudaranya yang begitu kenyal terkena cahaya lampu yang menyala di ruang tamu. Aku memasukan penisku diantara kedua payudaranya.
Ibuku segera memegang payudaranya dan menjepit penisku dengan kedua payudaranya. Aku membaringkan ibuku disofa, kemudian aku duduk diatas perut ibuku. Aku mendorong penisku maju mundur yang diapit oleh payudara ibuku. Aku begitu terbang, begitu tak terkendali saat ini.
Sudah puas bermain-main dengan payudaranya aku kemudian menyibakkan rok panjangnya. Ku gesek-gesekkan penisku di depan lubang vaginanya yang lebat dengan bulu kemaluannya. Aku gak ingin kalah lagi, aku mencumbu klitorisnya dengan mulutku.
“Kali ini aku yang akan berkuasa” batinku.
Kugigit-gigit kecil klitorisnya yang sudah mekar akibat sering dijamah oleh penis lain. Kuumasukan tiga jari kananku sekaligus kedalam lubang vaginanya, terasa mulai basah. Ku llirik wajah ibuku. Matanya terlihat merem melek.
Kujilat-jilat lubang vagina ibuku. Tangannya menjambak rambutku dengan kuat dan menekan kepalaku agar semakin dalam kelubang vaginanya. Ia sedikit menaikan pantatnya.
“Aaa... Aaahhh...” Ibuku mengerang.
Carian yang begitu banyak keluar dari lubang vaginanya, tapi aku tak peduli, aku terus saja menjilat-jilat lubang tempatku dilahrikan. Cairan itu membasahi mukaku.
Ibuku menurunkan pantatnya, ia menarik kedua tanganku agar tubuhku berada diatas tubuhnya. Lalu segera meraih batang kemaluanku, tapi aku menepis tangannya. Ku pegang penisku dan kuarahkan ke depan lubang kemaluannya. Gak ku masukan, hanya mengesek-geseknya saja di klitorisnya. Ia berupaya menekan pantatku, namun aku menahannya. Aku ingin sedikit menyiksa dirinya.
Matanya terbelalak seperti memohon.
“A’a ayoo masukin, ibu udah gak tahan lho... ” pinta ibuku.
Tangannya meraih leherku dan mendekatkan mulutku ke lehernya. Kucumbu lehernya dan kugigit sedikit daun telinganya. Tangan kananku menyambar payudaranya. Ku tatap wajahnya, matanya sayu seperti sedang tersiksa. Ibuku mendekatkan wajahkku ke wajahnya, ia menjilati mukaku yang basah dari cairan sucinya.
Aku melepaskan kedua tangan ibuku dari leherku. Kemudian aku beranjak kedapur dan mengambil sebuah mentimun yang cukup besar yang kulihat tadi di dapur. Kuberikan mentimun itu pada ibuku.
“kenyot sampe puas bu...” kataku pad ibukku.
Ibuku menurut. Ia terus mengulum-ngulum mentimun itu. Aku duduk disofa kecil dan meyalakan sebatang rokok kembali. Aku begitu menikmatil pemandangan tersebut. melihat ibuku yang menggunakan jilbabnya sedang mengulum mentimun. Begitu binal. Begitu erotisnya apa yang sedang aku lihat sekarang.
Tapi aku ingin melihat sesuatu yang lebih gila lagi. Aku pergi kedapur kemudian mengambil botol minum dan mengisi penuh air kedalam botol itu. Aku meminumnya sampai habis. Ku hampiri ibuku yang sedang mengulum mentimun.
Ku pegang kepalanya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku mengocok-ngocok penisku. Ku arahkan penisku kedepan wajahnya. Aku menyemprotkan air seniku ke wajah ibuku. Ku basahi juga jilbabnya dan seluruh wajahnya.
Kini seluruh tubuhnya basah oleh air kencingku.
Aku beranjak ke kamar dan mengambil lotion di meja kamarku. Ku olesskan lotion itu agak banyak ke penisku sambil berjalan kearah ibuku di sofa.ku kocok-kocok penisku di depan wajahnya. Aku memperhatikan wajahnya yang binal. Kuremas payudaranya dengan tangan kiriku. Penisku berkedut-kedut.
“Croott... crott... crottt... ” aku orgasme.
Sperma ku juga membasahi wajah ibuku. Buru-buru aku meratakan sperma keseluruh wajahnya dengan tangan kananku. Ku lempar mentimun yang sedang dikulum ibuku, ku tarik tangan ibuku ke kamar mandi. Aku menyalakan sakelar lampu kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi dari dalam.
Kemudian ku tunggingkan tubuh ibuku dan mulai menyodok pantatnya dari belakang, tapi ibuku malah menggoyangkan pinggulnya. Membuat penisku terasa seperti dipellintir.
Sambil menyetubuhi ibuku, aku menyiram kepalanya yang masih menggunakan jilbab hijaunya dengan air yang kuambil menggunakan gayung. Terus ku siram sambil menyetubuhi ibuku. Tak puas sampai disitu, aku memegang kepala ibuku dan mencelupkannya kedalam bak mandi.
“A’a... udahhh... ” ibuku meronta.
Terasa nikmat kulihat ibuku sedang meronta saat ini. Aku mengambil sabun dan menyabuni seluruh tubuhnya. Kupilin-pilin putting susunya yang licin karena sabun mandi. Kusentak penisku dengan kuat kedalam lubang vagina ibuku.
“Uhh... ahh...” Aku orgasme kedua kalinya.
Setelah mandi dan berganti pakaian aku menyetel lagu favorit ku dari hp ku Bohemian Rhapsody –nya Queen. Aku Berbaring di tempat tidur ku. melamun dan membayangkan apa yang telah terjadi.
Aku pikir aku akan puas setelah berhubungan badan dangan ibuku, ternyata syahwat ku begitu jahat. seolah-olah terus meraung dan tak pernah mampu ku puaskan. Libido ku seolah semakin besar saja untuk selalu bisa menyetubuhi ibu kandungku.
Ku arahkan kembali penisku langsung ke mulut ibtuku. Ia mengulum dengan syahdu dan begitu menjuwai. Sambil ibuku mengulum dan menjilat-jilat ujung penisku. Keduan tangan ku bergerilya membuka kancing bajunya satu persatu.
Ibuku hendak mau melepas jilbabnya, tapi segera ku tahan dengan kedua tanganku. Ada sensualitas yang begitu menggelitik saat melihat ibuku sedang mengulum penisku yang masih menggunakan hijabnya.
Semua kancing baju ibuku sekarang sudah terlepas. Kulepaskan bajunya dan melemparnya jauh. Kuremas-remas payudaranya yang hanya tertutup BHnya. Kulepaskan pengait BHnya dari belakang punggungnya. Aku ingin membalas kekalahan telak semalam, dalam hatiku berkata.
Aku mengumpulkan air lliur di dalam mulutku. Kulepaskan penisku dari mulut ibuku. Kuludahi payudaranya yang begitu kenyal terkena cahaya lampu yang menyala di ruang tamu. Aku memasukan penisku diantara kedua payudaranya.
Ibuku segera memegang payudaranya dan menjepit penisku dengan kedua payudaranya. Aku membaringkan ibuku disofa, kemudian aku duduk diatas perut ibuku. Aku mendorong penisku maju mundur yang diapit oleh payudara ibuku. Aku begitu terbang, begitu tak terkendali saat ini.
Sudah puas bermain-main dengan payudaranya aku kemudian menyibakkan rok panjangnya. Ku gesek-gesekkan penisku di depan lubang vaginanya yang lebat dengan bulu kemaluannya. Aku gak ingin kalah lagi, aku mencumbu klitorisnya dengan mulutku.
“Kali ini aku yang akan berkuasa” batinku.
Kugigit-gigit kecil klitorisnya yang sudah mekar akibat sering dijamah oleh penis lain. Kuumasukan tiga jari kananku sekaligus kedalam lubang vaginanya, terasa mulai basah. Ku llirik wajah ibuku. Matanya terlihat merem melek.
Kujilat-jilat lubang vagina ibuku. Tangannya menjambak rambutku dengan kuat dan menekan kepalaku agar semakin dalam kelubang vaginanya. Ia sedikit menaikan pantatnya.
“Aaa... Aaahhh...” Ibuku mengerang.
Carian yang begitu banyak keluar dari lubang vaginanya, tapi aku tak peduli, aku terus saja menjilat-jilat lubang tempatku dilahrikan. Cairan itu membasahi mukaku.
Ibuku menurunkan pantatnya, ia menarik kedua tanganku agar tubuhku berada diatas tubuhnya. Lalu segera meraih batang kemaluanku, tapi aku menepis tangannya. Ku pegang penisku dan kuarahkan ke depan lubang kemaluannya. Gak ku masukan, hanya mengesek-geseknya saja di klitorisnya. Ia berupaya menekan pantatku, namun aku menahannya. Aku ingin sedikit menyiksa dirinya.
Matanya terbelalak seperti memohon.
“A’a ayoo masukin, ibu udah gak tahan lho... ” pinta ibuku.
Tangannya meraih leherku dan mendekatkan mulutku ke lehernya. Kucumbu lehernya dan kugigit sedikit daun telinganya. Tangan kananku menyambar payudaranya. Ku tatap wajahnya, matanya sayu seperti sedang tersiksa. Ibuku mendekatkan wajahkku ke wajahnya, ia menjilati mukaku yang basah dari cairan sucinya.
Aku melepaskan kedua tangan ibuku dari leherku. Kemudian aku beranjak kedapur dan mengambil sebuah mentimun yang cukup besar yang kulihat tadi di dapur. Kuberikan mentimun itu pada ibuku.
“kenyot sampe puas bu...” kataku pad ibukku.
Ibuku menurut. Ia terus mengulum-ngulum mentimun itu. Aku duduk disofa kecil dan meyalakan sebatang rokok kembali. Aku begitu menikmatil pemandangan tersebut. melihat ibuku yang menggunakan jilbabnya sedang mengulum mentimun. Begitu binal. Begitu erotisnya apa yang sedang aku lihat sekarang.
Tapi aku ingin melihat sesuatu yang lebih gila lagi. Aku pergi kedapur kemudian mengambil botol minum dan mengisi penuh air kedalam botol itu. Aku meminumnya sampai habis. Ku hampiri ibuku yang sedang mengulum mentimun.
Ku pegang kepalanya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku mengocok-ngocok penisku. Ku arahkan penisku kedepan wajahnya. Aku menyemprotkan air seniku ke wajah ibuku. Ku basahi juga jilbabnya dan seluruh wajahnya.
Kini seluruh tubuhnya basah oleh air kencingku.
Aku beranjak ke kamar dan mengambil lotion di meja kamarku. Ku olesskan lotion itu agak banyak ke penisku sambil berjalan kearah ibuku di sofa.ku kocok-kocok penisku di depan wajahnya. Aku memperhatikan wajahnya yang binal. Kuremas payudaranya dengan tangan kiriku. Penisku berkedut-kedut.
“Croott... crott... crottt... ” aku orgasme.
Sperma ku juga membasahi wajah ibuku. Buru-buru aku meratakan sperma keseluruh wajahnya dengan tangan kananku. Ku lempar mentimun yang sedang dikulum ibuku, ku tarik tangan ibuku ke kamar mandi. Aku menyalakan sakelar lampu kamar mandi dan mengunci pintu kamar mandi dari dalam.
Kemudian ku tunggingkan tubuh ibuku dan mulai menyodok pantatnya dari belakang, tapi ibuku malah menggoyangkan pinggulnya. Membuat penisku terasa seperti dipellintir.
Sambil menyetubuhi ibuku, aku menyiram kepalanya yang masih menggunakan jilbab hijaunya dengan air yang kuambil menggunakan gayung. Terus ku siram sambil menyetubuhi ibuku. Tak puas sampai disitu, aku memegang kepala ibuku dan mencelupkannya kedalam bak mandi.
“A’a... udahhh... ” ibuku meronta.
Terasa nikmat kulihat ibuku sedang meronta saat ini. Aku mengambil sabun dan menyabuni seluruh tubuhnya. Kupilin-pilin putting susunya yang licin karena sabun mandi. Kusentak penisku dengan kuat kedalam lubang vagina ibuku.
“Uhh... ahh...” Aku orgasme kedua kalinya.
Setelah mandi dan berganti pakaian aku menyetel lagu favorit ku dari hp ku Bohemian Rhapsody –nya Queen. Aku Berbaring di tempat tidur ku. melamun dan membayangkan apa yang telah terjadi.
Aku pikir aku akan puas setelah berhubungan badan dangan ibuku, ternyata syahwat ku begitu jahat. seolah-olah terus meraung dan tak pernah mampu ku puaskan. Libido ku seolah semakin besar saja untuk selalu bisa menyetubuhi ibu kandungku.
“Tok... tok.. tokk..” suara pintu kamar ku diketuk.
Tanpa aba-aba ibuku membuka pintu kamar yang memang tidak ku kunci.
“A’a sayurnya udah mateng, makan dulu yah..” kata ibuku sambil berlalu ke dapur kembali.
Aku tak menjawab tapi langsung beranjak dari tempat tidur menuju ke dapur.
Ku lihat ibuku sedang membuat sambal di cobek, ia menggunakan daster panjang yang sudah longgar. terliahat jelas belahan payudaranya yang putih dengan urat-urat yang menambah daya tarik tersendiri di payudaranya.
Aku mengambil gelas dan menuangkan air minum dari dispenser. ku tenggak sampai habis. Otak ku yang sudah kotor dan tak terkendali sejak tadi.
Membuat penis ku menyembul terlihat dibalik celana pendek ku. ibuku menoleh ke arah penis ku. tapi ia kembali menlanjutkan aktivitasnya , seolah tidak terjadi apa-apa. Jantungku berdetak tak karuan, bergumuruh. Ku hampiri ibuku yang sedang jongkok dari belakangnya, ku peluk ibuku dan kuciumi tengkuknya dengan penuh gairah.
“kamu gak mau makan dulu?” tanya ibuku
Aku hanya menggelengkan kepala sambil terus menciumi leher ibuku dan meremas payudara indahnya dengan kedua tangan ku.
Ibuku memegang kepalaku dan berusaha menghentikan ku. ia kemudian bangkit untuk mencuci kedua tangannya di wastafel dapur. setelah mencuci tangan ibuku berkata
“Mau dikamar apa di ruang tengah?, mumpung adek-adek lagi pada ngaji diluar” kata ibuku.
Tangan kiri ku sedang mengocok-mengocok penisku aku menghampiri ibuku dan menariknya.
“Disini aja bu... ” kata ku sambil tangan kiri ku terus mengocok-mengocok penisku.
Aku dekatkan wajahku, ku lumat bibirnya dengan penuh nafsu yang membara, lidah kami saling berpagutan sambil ku raba pipinya dan mulai bergerilya ke bagian tubuhnya yang lain. aku mengarahkan ibuku berdiri di dekat wastafel dapur, ibuku paham ia langsung menunggingkan pantatnya dan menarik daster panjangnya.
ku lepas celana pendek ku dan menggesek-gesekan penis ku dibelahan pantatnya. Tangan kiriku memegang penis ku sambil ku gesek-gesekan ke belahan pantat ibuku. tangan kananku mencoba meraih rambut ikal milik ibuku dan menjambaknya. begitu erotisnya moment ini, setidaknya begitulah yang sedang kurasakan.
setelah sedikit puas menggesek-gesekan penisku, aku meraba-raba lubang rahim ibuku dengan jari tengah, terasa begitu hangat dan basah dari cairan kewanitaan ibuku. ku jilat jari tengah yang baru saja ku masukan ke dalam lubang ibuku. terasa wangi dan aroma khas wanita dewasa yang sedang bergairah.
Aku semakin lupa akan daratan. kucoba untuk jongkok dan menjilati lubang ibuku dengan lidah ku.
“Aaahhh... ” ibuku melenguh kenikmatan yang luar biasa.
aku terus memainkan lidah ku di lubang ibuku. aku merasakan kaki ibuku yang gemetaran.
Kucoba menarik kedua pahanya, aku sambil tetap menikmati lubang ibuku dengan lidahku. sekarang posisi ku yang rebahan sedang dikangkangi lubang ibuku , ibuku berjongkok sambil terus mendesah tak karuan, sedkit kuperhatikan wajahnya ia sesekali menggigit bibirnya.
Tak bbrpa lama, ia menjenggut rambutku, seketika mulutku penuh dengan cairan hangat dari lubang ibuku. Aku mengajak ibuku untuk berdiri ke posisi semual. aku mengangkat kaki kanannya agar berpijak ke wastafel, ku coba melakukan penetrasi dari belakang dengan penuh syahwat yang tak bisa ku bendung. ku genjot terus penisku ke lubang tempat dimana aku pertama kali melihat dunia.
10 menit berlalu, aku mencoba pindah ke lubang tempat pembuangan ibuku. terus ku genjot sampai bunyi plok plok plok karna hantaman penisku yang keras. tangan kananku menjambak rambut ibuku.
Sperma ku ingin sekali keluar aku tak kuasa menahannya. namun aku tak ingin berakhir disini. ku cabut penisku dari lubang pantatnya. aku berhenti sejenak dan coba menggesek-gesekan penisku ke pantatnya yang terasa sangat kenyal. mataku sedikit tertuju pada sambal di cobek yang masih setengah jadi.
Tiba-tiba muncul ide gilaku. aku mengambil sambal yang di cobek dengan tangan kiriku. awalnya ibuku sedikit terlihat heran, namun setelah aku mengoleskan sambal ke kedua pantatnya ia paham maksudku dan sudah tidak bisa menghindar, 10 detik kemudian ibuku merasakan sensasi panas yang luar biasa dari pantatnya yang sudah aku oleskan sambal, aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya lagi.
aku meraba dan meremas-remas pantatnya dengan kedua tanganku nikmatnya begitu tiada tara.
“uuhh...” aku melenguh sambil mengadahkan muka ku ke langit-langit dapur.
ku remas kedua payudaranya dengan kedua tangan ku yang terasa panas akibat sambal itu.
“Aaa.. A’aaa... ibu gak kuat...!!’ kata ibuku.
Namun aku tak peduli, aku terus menggenjot ibuku, ku coba raih kran air di wastafel kubuka kran air, lalu aku meraih gelas bekas minum ku dan kuisi dengn air dari kran. sambil terus menggenjot ibuku, aku menyiram rambut dan punggungnya dengan air itu. terus ku ulangi sampai ibuku benar-benar basah kuyup. aku membalikan tubuh ibuku,
kini aku bertatapan dengan ibuku. ku masukan penisku kelubangnya lagi sambil membelai rambut dan wajahnya. ibuku terlihat sudah tidak kuat namun aku tetap memompa lubangnya dengan keras sambil menatap matanya dengn sngt bernafsu. terasa penisku mulai berkedut, kucabut penisku. ku tarik bahu ibuku agar berjongkok dihadapanku.
“Croot... croot... croott... ” spermaku ku mencuat deras di wajah ibuku.
“aaahh... “ aku melenguh tiada tara.
setelah selesai bertempur ibuku langsung lari ke kamar mandi dan segera mandi karna sudah tak tahan dengan panas dari sambal yang ku balurkan ke tubuhnya.
Akupun lemas berdiri mematung, tak mampu kujelaskan bagaimana nikmatnya sensasi dari semua ini. Sambil tetap bertelanjang bulat, aku mencuci tangan dengan sabun karna panas bekas sambal dari tanganku , lalu aku mengmbil piring dari rak untuk makan, perutku terasa sangat lapar sekali.
“Ceklekk.. .” Pintu depan rumah dibuka, adik-adikku baru pulang dari pengajiannya.
===x=x===
Tanpa aba-aba ibuku membuka pintu kamar yang memang tidak ku kunci.
“A’a sayurnya udah mateng, makan dulu yah..” kata ibuku sambil berlalu ke dapur kembali.
Aku tak menjawab tapi langsung beranjak dari tempat tidur menuju ke dapur.
Ku lihat ibuku sedang membuat sambal di cobek, ia menggunakan daster panjang yang sudah longgar. terliahat jelas belahan payudaranya yang putih dengan urat-urat yang menambah daya tarik tersendiri di payudaranya.
Aku mengambil gelas dan menuangkan air minum dari dispenser. ku tenggak sampai habis. Otak ku yang sudah kotor dan tak terkendali sejak tadi.
Membuat penis ku menyembul terlihat dibalik celana pendek ku. ibuku menoleh ke arah penis ku. tapi ia kembali menlanjutkan aktivitasnya , seolah tidak terjadi apa-apa. Jantungku berdetak tak karuan, bergumuruh. Ku hampiri ibuku yang sedang jongkok dari belakangnya, ku peluk ibuku dan kuciumi tengkuknya dengan penuh gairah.
“kamu gak mau makan dulu?” tanya ibuku
Aku hanya menggelengkan kepala sambil terus menciumi leher ibuku dan meremas payudara indahnya dengan kedua tangan ku.
Ibuku memegang kepalaku dan berusaha menghentikan ku. ia kemudian bangkit untuk mencuci kedua tangannya di wastafel dapur. setelah mencuci tangan ibuku berkata
“Mau dikamar apa di ruang tengah?, mumpung adek-adek lagi pada ngaji diluar” kata ibuku.
Tangan kiri ku sedang mengocok-mengocok penisku aku menghampiri ibuku dan menariknya.
“Disini aja bu... ” kata ku sambil tangan kiri ku terus mengocok-mengocok penisku.
Aku dekatkan wajahku, ku lumat bibirnya dengan penuh nafsu yang membara, lidah kami saling berpagutan sambil ku raba pipinya dan mulai bergerilya ke bagian tubuhnya yang lain. aku mengarahkan ibuku berdiri di dekat wastafel dapur, ibuku paham ia langsung menunggingkan pantatnya dan menarik daster panjangnya.
ku lepas celana pendek ku dan menggesek-gesekan penis ku dibelahan pantatnya. Tangan kiriku memegang penis ku sambil ku gesek-gesekan ke belahan pantat ibuku. tangan kananku mencoba meraih rambut ikal milik ibuku dan menjambaknya. begitu erotisnya moment ini, setidaknya begitulah yang sedang kurasakan.
setelah sedikit puas menggesek-gesekan penisku, aku meraba-raba lubang rahim ibuku dengan jari tengah, terasa begitu hangat dan basah dari cairan kewanitaan ibuku. ku jilat jari tengah yang baru saja ku masukan ke dalam lubang ibuku. terasa wangi dan aroma khas wanita dewasa yang sedang bergairah.
Aku semakin lupa akan daratan. kucoba untuk jongkok dan menjilati lubang ibuku dengan lidah ku.
“Aaahhh... ” ibuku melenguh kenikmatan yang luar biasa.
aku terus memainkan lidah ku di lubang ibuku. aku merasakan kaki ibuku yang gemetaran.
Kucoba menarik kedua pahanya, aku sambil tetap menikmati lubang ibuku dengan lidahku. sekarang posisi ku yang rebahan sedang dikangkangi lubang ibuku , ibuku berjongkok sambil terus mendesah tak karuan, sedkit kuperhatikan wajahnya ia sesekali menggigit bibirnya.
Tak bbrpa lama, ia menjenggut rambutku, seketika mulutku penuh dengan cairan hangat dari lubang ibuku. Aku mengajak ibuku untuk berdiri ke posisi semual. aku mengangkat kaki kanannya agar berpijak ke wastafel, ku coba melakukan penetrasi dari belakang dengan penuh syahwat yang tak bisa ku bendung. ku genjot terus penisku ke lubang tempat dimana aku pertama kali melihat dunia.
10 menit berlalu, aku mencoba pindah ke lubang tempat pembuangan ibuku. terus ku genjot sampai bunyi plok plok plok karna hantaman penisku yang keras. tangan kananku menjambak rambut ibuku.
Sperma ku ingin sekali keluar aku tak kuasa menahannya. namun aku tak ingin berakhir disini. ku cabut penisku dari lubang pantatnya. aku berhenti sejenak dan coba menggesek-gesekan penisku ke pantatnya yang terasa sangat kenyal. mataku sedikit tertuju pada sambal di cobek yang masih setengah jadi.
Tiba-tiba muncul ide gilaku. aku mengambil sambal yang di cobek dengan tangan kiriku. awalnya ibuku sedikit terlihat heran, namun setelah aku mengoleskan sambal ke kedua pantatnya ia paham maksudku dan sudah tidak bisa menghindar, 10 detik kemudian ibuku merasakan sensasi panas yang luar biasa dari pantatnya yang sudah aku oleskan sambal, aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya lagi.
aku meraba dan meremas-remas pantatnya dengan kedua tanganku nikmatnya begitu tiada tara.
“uuhh...” aku melenguh sambil mengadahkan muka ku ke langit-langit dapur.
ku remas kedua payudaranya dengan kedua tangan ku yang terasa panas akibat sambal itu.
“Aaa.. A’aaa... ibu gak kuat...!!’ kata ibuku.
Namun aku tak peduli, aku terus menggenjot ibuku, ku coba raih kran air di wastafel kubuka kran air, lalu aku meraih gelas bekas minum ku dan kuisi dengn air dari kran. sambil terus menggenjot ibuku, aku menyiram rambut dan punggungnya dengan air itu. terus ku ulangi sampai ibuku benar-benar basah kuyup. aku membalikan tubuh ibuku,
kini aku bertatapan dengan ibuku. ku masukan penisku kelubangnya lagi sambil membelai rambut dan wajahnya. ibuku terlihat sudah tidak kuat namun aku tetap memompa lubangnya dengan keras sambil menatap matanya dengn sngt bernafsu. terasa penisku mulai berkedut, kucabut penisku. ku tarik bahu ibuku agar berjongkok dihadapanku.
“Croot... croot... croott... ” spermaku ku mencuat deras di wajah ibuku.
“aaahh... “ aku melenguh tiada tara.
setelah selesai bertempur ibuku langsung lari ke kamar mandi dan segera mandi karna sudah tak tahan dengan panas dari sambal yang ku balurkan ke tubuhnya.
Akupun lemas berdiri mematung, tak mampu kujelaskan bagaimana nikmatnya sensasi dari semua ini. Sambil tetap bertelanjang bulat, aku mencuci tangan dengan sabun karna panas bekas sambal dari tanganku , lalu aku mengmbil piring dari rak untuk makan, perutku terasa sangat lapar sekali.
“Ceklekk.. .” Pintu depan rumah dibuka, adik-adikku baru pulang dari pengajiannya.
===x=x===
Di suatu pagi, di halaman sekolah dasar tempat ku sekolah dulu.
“Selamat pagi pak nurhalim, maaf mengganggu waktunya. bisa kita ngobrol sebentar?” tanyaku saat menemui pak nurhalim di Sekolah Dasar Tempat ku menimba ilmu dulu. Beliau adalah kepalas sekolah di situ sejak aku duduk di kelas 6 SD sampai sekarang. sepertinya ia tau apa yang ingin aku bicarakan dengannya.
“Baik, sebentar yah. kita bicara di dalam mobil saya saja” katanya dengan tegas. Mungkin karena takut sampai jika ada yang mendengarkan percakapan kami jg.
Di dalam mobil.
“Ada keperluan apa?” Tanya pak nurhalim sedikit basa basi.
“Ini tentang ibu saya pak, saya tau hubungan bapak dengan ibu saya. saya akan memaksa bapak ataupun coba melarang bapak untuk berhubungan dengan ibu saya. Tapi apa bapak sudah mempertimbangkannya dengan matang?” kata ku sembari menatap wajah pak nurhalim.
“Baik, kalo kamu sudah mengetahui tentang semua ini. selama ini tujuan saya hanya ingin mencoba membantu ibumu untuk menafkahi kamu dan adik-adikmu. setiap kita bertemu ibumu selalu menangis dan bercerita bagaimana kondisinya dengan anak-anaknya.” jawab pak nurhalim dengan nada bijak.
“Tapi perlu kamu ketahui, bagaimanapun saya adalah kepala sekolah di sini, apapun yang terjadi saya tidak mau sampai ada yang tahu hubungan saya dengan ibumu baik sekarang maupun nanti.” lanjutnya.
“Lalu bagaimana dengan ibu saya?” tanya ku lagi.
“Saya akan menikahi ibumu, tapi tidak secara hukum” katanya dengan tegas sambil melihat jam tangannya.
“Sebentar lagi saya akan meeting dengan para staff guru disini, jadi kalo ada yang msh ingin kamu sampaikan, sampaikan sekarang” lanjut pak nurhalim.
“Kita bicarakan lagi nanti jam 3 sore di rumah saya, dengan ibu saya pak. bapak bersedia?” Tanya ku.
“Baik, nanti saya kesana setelah meeting nanti” jawabnya.
Akupun keluar dari dalam mobil pak nurhalim dan mengambil sepeda motor yang kuparkirkan agak jauh dari mobil, kemudian berlalu dari halaman sekolah itu.
Sesampainya dirumah, kulihat ibuku sedang menjemur pakaian di depan rumah kontrakan.
“Kamu darimana nak?” tanya ibuku tanpa menoleh ke arahku sambil menjemur pakaian.
“Abis ketemu sama pak nurhalim” jawabku singkat.
Raut wajah ibuku sedikit berubah, tapi ia tetap melanjutkan menjemur pakaian.
“Makan dulu nak, itu ada sayur daun singkong di dapur dari bu ade tadi” kata ibuku.
Aku masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu. kunyalakan rokok ku dan menghembuskannya. tak lama kemudian ibuku masuk setelah selesai menjemur pakaian, ia pergi ke dapur dan kembali ke ruang tamu dengan membawa sepiring nasi serta sayur daun singkong dan segelas air putih untukku.
“Nih kamu makan dulu yah nak” Kata ibuku sambil meletakan piring di meja.
setelah rokok ku habis, aku langsung menyantap nasi yang sudah disediakan ibuku itu.
“Mau nambah lagi nak?” Tanya ibuku melihat piring yang kutaruh di meja sudah kosong setelah aku santap.
“nggak bu, A’a udah kenyang” kataku. sambil meminum air yang ibuku sediakan kemudian membakar rokok kembali.
“A’a ngobrol apa sama pak nurhalim ?” tanya ibuku dengan tatapan muka yang penuh tanda tanya.
“A’a nanya hubungan ibu sama pak nurhalim. bu, ibu udh yakin dengan pak nurhalim?” tanya ku.
“Ibu cuma pasrah nak, ibu gak tau karna saat ini cuma dia yang bisa bantu kita untuk bertahan hidup. selama ini ibu dari mana bisa ngasih uang jajan adek-adek kamu, bisa sekolahin mereka, bisa punya uang untuk modal jualan kalo bukan dari dia. kalo emang A’a ngerasa keberatan ibu berhubungan sama pak nurhalim.. ya udah ibu gak akan lanjutin.” jawab ibuku.
“A’a gak keberatan, cuma A’a gak mau sampe kehilangan ibu lagi” kata ku dengan nada yang sedikit gemetar.
“Ibu janji kok a, ibu gak akan ninggalin kalian lagi. ibu jg udh capek kayak gini.” kata ibuku sambil memegang pahaku dan menunduk di pahaku.
Aku memperhatikan ibuku. entah kenapa suasana saat ini seperti terasa sangat erotis untukku.
“Astaga, ibuku yang sedang menggunakan pakaian tertutup saat ini saja masih mampu membuat buah zakar ku berdiri mencuat. Sepertinya belum pernah aku seperti ini sebelumnya pada wanita lain. tak sedikitpun rasa bosan untuk menyetubuhi ibuku, bahkan aku malah semakin bernafsu setiap hari.
Ku angkat kepala ibuku dari pahaku, lalu kumatikan rokok yang sedang ku hisap ke dalam asbak.
“Ibu rela ngelakuin ini semua buat kamu nak, buat adek-adek kamu, biarlah semua ini ibu yang tanggung demi kalian senang” lanjut ibuku sambil menitikan air matanya.
ku tatap wajah ibuku dengan penuh rasa cinta dan rindu yang selama ini, ku usap air matanya dengan kedua ibu jariku. lalu pelan-pelan ku dekati wajahnya, ibuku memejamkan matanya. ia tau apa yang akan terjadi saat ini. Ku cium pipinya, lalu terdengar deru suara nafas yang berat, suara nafas yang begitu erotis darinya.
Pelan-pelan kulumat kedua bibirnya, iapun membalasnya dengan penuh rasa gairah. kami saling berpagut lidah, sambil ku meraba-raba punggunngnya dengan kedua tangan ku. selang 5 menit ku hentikan pergumulan mulut ku dengan ibuku.
Aku sudah diambang nafsu yang begitu mendalam. ku berdiri untuk mengunci pintu rumah, khawatir takut ada yang masuk kerumah. setelah mengunci pintu, kulepas celana jeansku, terlihat penis ku yang sudah sangat keras mengacung. Kuhampiri ibuku lagi dan berdiri di depannya sambil mengocok-ngocok penisku.
“Selamat pagi pak nurhalim, maaf mengganggu waktunya. bisa kita ngobrol sebentar?” tanyaku saat menemui pak nurhalim di Sekolah Dasar Tempat ku menimba ilmu dulu. Beliau adalah kepalas sekolah di situ sejak aku duduk di kelas 6 SD sampai sekarang. sepertinya ia tau apa yang ingin aku bicarakan dengannya.
“Baik, sebentar yah. kita bicara di dalam mobil saya saja” katanya dengan tegas. Mungkin karena takut sampai jika ada yang mendengarkan percakapan kami jg.
Di dalam mobil.
“Ada keperluan apa?” Tanya pak nurhalim sedikit basa basi.
“Ini tentang ibu saya pak, saya tau hubungan bapak dengan ibu saya. saya akan memaksa bapak ataupun coba melarang bapak untuk berhubungan dengan ibu saya. Tapi apa bapak sudah mempertimbangkannya dengan matang?” kata ku sembari menatap wajah pak nurhalim.
“Baik, kalo kamu sudah mengetahui tentang semua ini. selama ini tujuan saya hanya ingin mencoba membantu ibumu untuk menafkahi kamu dan adik-adikmu. setiap kita bertemu ibumu selalu menangis dan bercerita bagaimana kondisinya dengan anak-anaknya.” jawab pak nurhalim dengan nada bijak.
“Tapi perlu kamu ketahui, bagaimanapun saya adalah kepala sekolah di sini, apapun yang terjadi saya tidak mau sampai ada yang tahu hubungan saya dengan ibumu baik sekarang maupun nanti.” lanjutnya.
“Lalu bagaimana dengan ibu saya?” tanya ku lagi.
“Saya akan menikahi ibumu, tapi tidak secara hukum” katanya dengan tegas sambil melihat jam tangannya.
“Sebentar lagi saya akan meeting dengan para staff guru disini, jadi kalo ada yang msh ingin kamu sampaikan, sampaikan sekarang” lanjut pak nurhalim.
“Kita bicarakan lagi nanti jam 3 sore di rumah saya, dengan ibu saya pak. bapak bersedia?” Tanya ku.
“Baik, nanti saya kesana setelah meeting nanti” jawabnya.
Akupun keluar dari dalam mobil pak nurhalim dan mengambil sepeda motor yang kuparkirkan agak jauh dari mobil, kemudian berlalu dari halaman sekolah itu.
Sesampainya dirumah, kulihat ibuku sedang menjemur pakaian di depan rumah kontrakan.
“Kamu darimana nak?” tanya ibuku tanpa menoleh ke arahku sambil menjemur pakaian.
“Abis ketemu sama pak nurhalim” jawabku singkat.
Raut wajah ibuku sedikit berubah, tapi ia tetap melanjutkan menjemur pakaian.
“Makan dulu nak, itu ada sayur daun singkong di dapur dari bu ade tadi” kata ibuku.
Aku masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu. kunyalakan rokok ku dan menghembuskannya. tak lama kemudian ibuku masuk setelah selesai menjemur pakaian, ia pergi ke dapur dan kembali ke ruang tamu dengan membawa sepiring nasi serta sayur daun singkong dan segelas air putih untukku.
“Nih kamu makan dulu yah nak” Kata ibuku sambil meletakan piring di meja.
setelah rokok ku habis, aku langsung menyantap nasi yang sudah disediakan ibuku itu.
“Mau nambah lagi nak?” Tanya ibuku melihat piring yang kutaruh di meja sudah kosong setelah aku santap.
“nggak bu, A’a udah kenyang” kataku. sambil meminum air yang ibuku sediakan kemudian membakar rokok kembali.
“A’a ngobrol apa sama pak nurhalim ?” tanya ibuku dengan tatapan muka yang penuh tanda tanya.
“A’a nanya hubungan ibu sama pak nurhalim. bu, ibu udh yakin dengan pak nurhalim?” tanya ku.
“Ibu cuma pasrah nak, ibu gak tau karna saat ini cuma dia yang bisa bantu kita untuk bertahan hidup. selama ini ibu dari mana bisa ngasih uang jajan adek-adek kamu, bisa sekolahin mereka, bisa punya uang untuk modal jualan kalo bukan dari dia. kalo emang A’a ngerasa keberatan ibu berhubungan sama pak nurhalim.. ya udah ibu gak akan lanjutin.” jawab ibuku.
“A’a gak keberatan, cuma A’a gak mau sampe kehilangan ibu lagi” kata ku dengan nada yang sedikit gemetar.
“Ibu janji kok a, ibu gak akan ninggalin kalian lagi. ibu jg udh capek kayak gini.” kata ibuku sambil memegang pahaku dan menunduk di pahaku.
Aku memperhatikan ibuku. entah kenapa suasana saat ini seperti terasa sangat erotis untukku.
“Astaga, ibuku yang sedang menggunakan pakaian tertutup saat ini saja masih mampu membuat buah zakar ku berdiri mencuat. Sepertinya belum pernah aku seperti ini sebelumnya pada wanita lain. tak sedikitpun rasa bosan untuk menyetubuhi ibuku, bahkan aku malah semakin bernafsu setiap hari.
Ku angkat kepala ibuku dari pahaku, lalu kumatikan rokok yang sedang ku hisap ke dalam asbak.
“Ibu rela ngelakuin ini semua buat kamu nak, buat adek-adek kamu, biarlah semua ini ibu yang tanggung demi kalian senang” lanjut ibuku sambil menitikan air matanya.
ku tatap wajah ibuku dengan penuh rasa cinta dan rindu yang selama ini, ku usap air matanya dengan kedua ibu jariku. lalu pelan-pelan ku dekati wajahnya, ibuku memejamkan matanya. ia tau apa yang akan terjadi saat ini. Ku cium pipinya, lalu terdengar deru suara nafas yang berat, suara nafas yang begitu erotis darinya.
Pelan-pelan kulumat kedua bibirnya, iapun membalasnya dengan penuh rasa gairah. kami saling berpagut lidah, sambil ku meraba-raba punggunngnya dengan kedua tangan ku. selang 5 menit ku hentikan pergumulan mulut ku dengan ibuku.
Aku sudah diambang nafsu yang begitu mendalam. ku berdiri untuk mengunci pintu rumah, khawatir takut ada yang masuk kerumah. setelah mengunci pintu, kulepas celana jeansku, terlihat penis ku yang sudah sangat keras mengacung. Kuhampiri ibuku lagi dan berdiri di depannya sambil mengocok-ngocok penisku.
Ibuku memgang penisku dan berusaha memasukannya kedalam mulutnya, namun aku menahannya.
“Bu, ibu ikhlas ngelakuin ini sama A’a?” Tanyaku pada ibuku.
“Demi kebahagiaan dan kesenangan anak-anak ibu, ibu rela ngelakuin apa aja sayang” Jawab ibuku dengan tersenyum.
Aku terus mengocok penisku yang sudah sangat keras itu, ku coba tampar-tampar ke pipinya dengan keras dan ku gosok-gosokan penisku ke kepalanya yang memakai hijab berwarna hijau itu. Kemudian aku memberi ibuku kesempatan untuk mengulum penisku. Lalu ibuku mengulumnya dengan sangat lihai, menjilat-jilat ujung penisku, mengigit-gigit kecil kantung kemihku, mengulumnya kembali. sungguh tak kuat libido ini dibuatnya.
Kumaju mundurkan kepala ibuku dengan kedua tanganku dengan keras. agak teras sedikit ngilu saat batangku mengenai giginya, namun aku tetap mendorong penisku ke dalam mulut ibuku dengan sangat dalam. kemudian ku cabut batang penisku dari mulut ibuku, terlihat penis ku sudah sangat basah oleh air liur ibuku. ibuku meludah tepat di batang penisku, lalu ia mengocok-ngocoknya sambil menatap wajahku yang berdiri di depannya.
Pelan-pelan ku buka kancing baju ibuku sambl kulumat bibirnya dan saling berpagutan. Kulempar baju hitam panjangnya entah kemana sambil tetap mengulum bibir dan lidah ibuku. Ia berusaha untuk melepas BHnya, namun kucegah. aku ingin melihat ibuku tetap seperti itu agar lebih erotis.
Ku tampar-tampar penisku di payudaranya yang besar dan sudah mulai mengendur itu. Kumasukan batagnku di balik BH dan mulai menjepitnya dengan kedua payudara ibuku. dan ibuku mulai mengocoknya dengan lembut.
Bagai nikmat yang tiada tara dan tak mampu membendungnya, kucabut penis ku dari belahan payudara ibuku.
“crottt... crott... croot” spermaku kutumpahkan di wajah ibuku.
“Ahhh...” Lenguhku dengan sangat berat.
Seperti haus akan seks yang begitu hebat, penisku yang memerah masih saja berdiri menantang.
Kubaluri spermaku dengan merata ke wajah ibuku, ibuku hanya memjamkan mata sambil tetap tersenyum. Segera saja kuangkat badan ibuku dan kubuat dengan posisi menugging ke arahku. Ia berpegangan pada sandaran sofa. ku angkat rok hitam panjangnya, terlihat pantatnya yang putih bersih dan sangat menggoda bagiku. ku tampar-tamparkan penisku ke pantatnya, kemudian aku berjongkok menghadap lubang kenikmatan milik ibuku yang sudah sangat basah itu. kulumat habis cairan cinta dari lubang kemaluannya.
“Aahhh, iyah terusss sayang, enak disitu... uhh.. .”
Ibuku mulai meracau sambil mejenggut rambutku dengan posisi tetap menungging. aroma khas wanita yang keluar dari lubang ibuku membuatku semakin lupa bahwa wanita yang sedang ku jamah sekarang ini adalah ibu kandungku.
Kemudian aku berdiri dibelakang ibuku, kuludahi lubang pembuangannya dan ku mulai memasukan penisku ke dalamnya.
“Aaahhh...” aku mengerang
“Eehhmmm.. .” ibuku jg melenguh nikmat.
kuhantam lubang pembuangan ibuku dengan sangat keras.
“Plokkk.. plok... plok...” bunyi cinta dari anak dan ibu yang sedang melakukan hubungan terlarang ini dari hantaman penisku ke pantatnya.
Kulihat wajah ibuku yang sedang menatap wajah ku jg, tampak ia menggigit-gigit kecil bibirnya, syahdu sekali pemandangan yang kulihat ini.
“Enak bu.. ? ssshh...” tanyaku pada ibuku sambil terus menghantam lubangnya.
“Iyah sayang, enak... ahhh.. .” jawab ibuku sambil melenguh nikmat.
“Aahhh, uhhh.. .Ibu suka main kayak gini sama pak nurhalim bu?” tanya ku pada ibu msh dengan posisi yang sama.
“ahhh, iyah sayang... ibu jujur setiap ketemu pak nurhalim suka ngajak kayak gini a... ” jawab ibuku
Entah kenapa jawaban ibuku semakin membuat ku bertambah liar dan semakin syahwat,
“Maafin ibu yah sayang, ahhh... ibu ngelakuin sama pak nurhalim demi kita semua sayang” lanjut ibuku lagi.
“Kalo sama bapak dulu gimana bu?” tiba-tiba keluar begitu saja dari mulutku pertanyaan itu pada ibu.
Aku menghentikan hantaman penisku pada lubang ibuku dan mencoba untuk mengganti posisi ku yang sekarang berbaring miring di sofa, kutarik tangan ibuku dan kuarahkan agar posisinya mengikutiku.
Ku sodokkan kontolku dari belakang ibuku tanpa harus mencari lubang milik ibuku. masuk dengan mudah karna lubang yang sudah sangat basah dan sudah melahirkan 5 orang anak itu.
“Aahhh, hh...” ibuku meracau sambil membelai rambutku dari belakang punggungnya.
‘Bu, gimana dulu ibu main sama bapak, hahh?” ku tanya kembali pad ibuku.
“Ahh... bapak dulu galak sama ibu sayang, bapak hampir gak ada waktu buat kayak gini sama ibu” jawab ibuku.
hantaman demi hantaman dari penisku terus kulontarkan di lubang milik ibuku. sambil kuremas-remas payudaranya, ku ciumi tengkuk dan leher ibuku dari balik hijabnya yang tak kubiarkan untuk dilepas. kugigit-gigit kecil punggungnya. lalu aku menyuruh ibuku untuk merubah posisi di atas tubuhku.
begitu lupanya kami dengan semua yang ada saat ini kecuali syahwat dan nafsu antara seorang anak dengan ibu kandungnya.
Ibuku terus meracau dan melenguh, menggerakan tubuhnya naik turun dan menggoyang-goyangkan pinggulnya diatas tubuhku. semakin liarnya ibuku dan semakin bernafsunya diriku melihat pemandangan seorang ibu yang sedang melakukan hubungan terlalarang ini dengan penampilah hijab, BH dan rok panjangnya yang sedang berada diata tubuhku. Pemandangan yang belum pernah aku lihat dari wanita lain selain ibuku.
“Aahhh... sungguh jalangnya ibu kandungku” batinku
“Aahh... ” racau ku sambil menghentakan penisku dar bawah ibu ku dengan lebih kuat.
seperti tau aku akan keluar, ibuku semakin hebat menggoyangkan pinggulnya dengan sangat menawan.
“Croott... croot... crott...” aku orgasme, namun tak sebanyak yang pertama tadi.
Terasa begitu ngilu saat ibuku msh terus menggoyangkan pantatna diatas tubuhku.
Aku terkulai lemas, ibukku sama. kulihat wajahnya yang penuh dengan sprma ku yang sudah mengering.
Meskipun penisku masih tetap berdiri, namun aku sudah tak sanggup untuk melanjutkanya lagi.
===x=x===
“Bu, ibu ikhlas ngelakuin ini sama A’a?” Tanyaku pada ibuku.
“Demi kebahagiaan dan kesenangan anak-anak ibu, ibu rela ngelakuin apa aja sayang” Jawab ibuku dengan tersenyum.
Aku terus mengocok penisku yang sudah sangat keras itu, ku coba tampar-tampar ke pipinya dengan keras dan ku gosok-gosokan penisku ke kepalanya yang memakai hijab berwarna hijau itu. Kemudian aku memberi ibuku kesempatan untuk mengulum penisku. Lalu ibuku mengulumnya dengan sangat lihai, menjilat-jilat ujung penisku, mengigit-gigit kecil kantung kemihku, mengulumnya kembali. sungguh tak kuat libido ini dibuatnya.
Kumaju mundurkan kepala ibuku dengan kedua tanganku dengan keras. agak teras sedikit ngilu saat batangku mengenai giginya, namun aku tetap mendorong penisku ke dalam mulut ibuku dengan sangat dalam. kemudian ku cabut batang penisku dari mulut ibuku, terlihat penis ku sudah sangat basah oleh air liur ibuku. ibuku meludah tepat di batang penisku, lalu ia mengocok-ngocoknya sambil menatap wajahku yang berdiri di depannya.
Pelan-pelan ku buka kancing baju ibuku sambl kulumat bibirnya dan saling berpagutan. Kulempar baju hitam panjangnya entah kemana sambil tetap mengulum bibir dan lidah ibuku. Ia berusaha untuk melepas BHnya, namun kucegah. aku ingin melihat ibuku tetap seperti itu agar lebih erotis.
Ku tampar-tampar penisku di payudaranya yang besar dan sudah mulai mengendur itu. Kumasukan batagnku di balik BH dan mulai menjepitnya dengan kedua payudara ibuku. dan ibuku mulai mengocoknya dengan lembut.
Bagai nikmat yang tiada tara dan tak mampu membendungnya, kucabut penis ku dari belahan payudara ibuku.
“crottt... crott... croot” spermaku kutumpahkan di wajah ibuku.
“Ahhh...” Lenguhku dengan sangat berat.
Seperti haus akan seks yang begitu hebat, penisku yang memerah masih saja berdiri menantang.
Kubaluri spermaku dengan merata ke wajah ibuku, ibuku hanya memjamkan mata sambil tetap tersenyum. Segera saja kuangkat badan ibuku dan kubuat dengan posisi menugging ke arahku. Ia berpegangan pada sandaran sofa. ku angkat rok hitam panjangnya, terlihat pantatnya yang putih bersih dan sangat menggoda bagiku. ku tampar-tamparkan penisku ke pantatnya, kemudian aku berjongkok menghadap lubang kenikmatan milik ibuku yang sudah sangat basah itu. kulumat habis cairan cinta dari lubang kemaluannya.
“Aahhh, iyah terusss sayang, enak disitu... uhh.. .”
Ibuku mulai meracau sambil mejenggut rambutku dengan posisi tetap menungging. aroma khas wanita yang keluar dari lubang ibuku membuatku semakin lupa bahwa wanita yang sedang ku jamah sekarang ini adalah ibu kandungku.
Kemudian aku berdiri dibelakang ibuku, kuludahi lubang pembuangannya dan ku mulai memasukan penisku ke dalamnya.
“Aaahhh...” aku mengerang
“Eehhmmm.. .” ibuku jg melenguh nikmat.
kuhantam lubang pembuangan ibuku dengan sangat keras.
“Plokkk.. plok... plok...” bunyi cinta dari anak dan ibu yang sedang melakukan hubungan terlarang ini dari hantaman penisku ke pantatnya.
Kulihat wajah ibuku yang sedang menatap wajah ku jg, tampak ia menggigit-gigit kecil bibirnya, syahdu sekali pemandangan yang kulihat ini.
“Enak bu.. ? ssshh...” tanyaku pada ibuku sambil terus menghantam lubangnya.
“Iyah sayang, enak... ahhh.. .” jawab ibuku sambil melenguh nikmat.
“Aahhh, uhhh.. .Ibu suka main kayak gini sama pak nurhalim bu?” tanya ku pada ibu msh dengan posisi yang sama.
“ahhh, iyah sayang... ibu jujur setiap ketemu pak nurhalim suka ngajak kayak gini a... ” jawab ibuku
Entah kenapa jawaban ibuku semakin membuat ku bertambah liar dan semakin syahwat,
“Maafin ibu yah sayang, ahhh... ibu ngelakuin sama pak nurhalim demi kita semua sayang” lanjut ibuku lagi.
“Kalo sama bapak dulu gimana bu?” tiba-tiba keluar begitu saja dari mulutku pertanyaan itu pada ibu.
Aku menghentikan hantaman penisku pada lubang ibuku dan mencoba untuk mengganti posisi ku yang sekarang berbaring miring di sofa, kutarik tangan ibuku dan kuarahkan agar posisinya mengikutiku.
Ku sodokkan kontolku dari belakang ibuku tanpa harus mencari lubang milik ibuku. masuk dengan mudah karna lubang yang sudah sangat basah dan sudah melahirkan 5 orang anak itu.
“Aahhh, hh...” ibuku meracau sambil membelai rambutku dari belakang punggungnya.
‘Bu, gimana dulu ibu main sama bapak, hahh?” ku tanya kembali pad ibuku.
“Ahh... bapak dulu galak sama ibu sayang, bapak hampir gak ada waktu buat kayak gini sama ibu” jawab ibuku.
hantaman demi hantaman dari penisku terus kulontarkan di lubang milik ibuku. sambil kuremas-remas payudaranya, ku ciumi tengkuk dan leher ibuku dari balik hijabnya yang tak kubiarkan untuk dilepas. kugigit-gigit kecil punggungnya. lalu aku menyuruh ibuku untuk merubah posisi di atas tubuhku.
begitu lupanya kami dengan semua yang ada saat ini kecuali syahwat dan nafsu antara seorang anak dengan ibu kandungnya.
Ibuku terus meracau dan melenguh, menggerakan tubuhnya naik turun dan menggoyang-goyangkan pinggulnya diatas tubuhku. semakin liarnya ibuku dan semakin bernafsunya diriku melihat pemandangan seorang ibu yang sedang melakukan hubungan terlalarang ini dengan penampilah hijab, BH dan rok panjangnya yang sedang berada diata tubuhku. Pemandangan yang belum pernah aku lihat dari wanita lain selain ibuku.
“Aahhh... sungguh jalangnya ibu kandungku” batinku
“Aahh... ” racau ku sambil menghentakan penisku dar bawah ibu ku dengan lebih kuat.
seperti tau aku akan keluar, ibuku semakin hebat menggoyangkan pinggulnya dengan sangat menawan.
“Croott... croot... crott...” aku orgasme, namun tak sebanyak yang pertama tadi.
Terasa begitu ngilu saat ibuku msh terus menggoyangkan pantatna diatas tubuhku.
Aku terkulai lemas, ibukku sama. kulihat wajahnya yang penuh dengan sprma ku yang sudah mengering.
Meskipun penisku masih tetap berdiri, namun aku sudah tak sanggup untuk melanjutkanya lagi.
===x=x===
Bagai terbangun dari mimpi yang paling indah, ku dapati tubuh ku dalam keadaan telanjang tanpa sehelai benang. ku lirik batang kemaluanku yang terasa sedikit sakit karna masih mencuat keras. aku tak begitu mengerti kenapa bisa begini, jujur belum pernah aku merasakan ereksi dipenisku yang sehebat ini,
namun yang ku tahu semua ini bukan lah mimpi. karna ku pegang batang penisku yang lengket dari cairan cinta ku dan ibuku yang sudah mengering. Entah kenapa setiap ku melamun membayangkan yang sudah terjadi antara aku dan ibu kandungku, batangku terasa selalu ingin berontak saja. sakit saat dirasa batangku yang tidak berhenti ereksi, tetatpi begitu nikmat saat ku bayangkan semuanya.
Ku ambil body lotion dari atas meja kamarku, ku balurkan pada batang penisku dengan lumayan banyak, lalu aku kocok batangku.
“Uhhh...” Lenguhku.
Mataku terpejam, kubayangkan saat aku menyetubuhi ibuku, saatku memperlakukannya dengan tak senonoh, saat ia melumat habis batang penisku, bagaimana liarnya birahi ku dan birahinya saat bersenggama. imaginasiku semakin tinggi, ku bayangkan ibuku digilir oleh siapa saja yang sedang kubayangkan. 10 menit aku tuntas.
“Creet... creet... ” Air mani ku bercerceran di lantai kamarku.
Badan terasa lemas, penisku semakin perih karna lecet akibat kocokan tangan ku yang sangat keras.
“Mungkin aku harus mandi untuk menyegarkan tubuh dan fikiran ku, lagi pula sebentar lagi pak nurhalim akan datang” batinku.
Kulirik jam dinding dikamarku, waktu menunjukan pukul 01:15 ku ambil handuk ku dan pergi ke kamar mandi. saat keluar kamar, aku melihat rumah dalam keadaan sepi. Mungkin adik-adikku sedang main kerumah kakakku, mungkin ibu jg sedang pergi.
===x=x===
Pukul 15:21
Aku duduk di sofa ruang tamu sambil merokok dan ditemani secangkir kopi hitam favoritku. Tiba-tiba suara mobil berhenti di depan rumah kontrakan ku. kilirik dari balik tirai jendela
“Mobil Pak nurhalim” aku bergumam.
Tapi pak nurhalim turun dari mobil tidak sendirian, rupanya ibuku jg turun dari mobil pak nurhalim.
“Mungkin ibu pergi menemui pak nurhalim saat aku sedang tertidur tadi” batinku.
Aku langsung pura-pura duduk berlagak cuek. Ibu membuka pintu rumah dan langsung masuk.
“Silahkan masuk pak” kata ibuku pada pak nurhalim.
Pak nurhalim terlihat necis dengan perut buncitnya yang menggunakan kemeja kotak-kotak, celana hitam panjang dan jam tangan rolexnya. rambutnya yang sedikit beruban menggunakan minyak rambut terlihat klimis. Mungkin usia pak nurhalim sudah 50an.
Pak nurhalim tersenyum kepadaku, ia menjabat tanganku.
“Silahkan duduk pak” kata ku sedikit basa basi.
Ibuku pergi ke dapur membuatkan minuman untuk pak nurhalim. tak lama ibu kembali dari dapur membawa secangkir kopi hitam panas untuk pak nurhalim. ibu duduk di sofa panjang. ibu menggunakan jilbab berwarna jingga tua dengan gamis hijau panjang.
“Ehhmm... Jadi begini nak” buka pak nurhalim to the point seraya berdehem.
“Tadi siang ibumu menemui saya, dan kami berdiskusi cukup lama dan akhirnya kami sepakat untuk merencanakan pernikahan kami bulan depan” Lanjut pak nurhalim.
“Bener begitu bu?” Tanyaku pada ibuku.
“Iya sayang, kita harus berterima kasih banyak sama pak nurhalim, bagaimanapun pak nurhalim sudah banyak membantu kita” jawab ibuku.
“Lalu, apa yang bisa saya pegang dari tanggung jawab dan kata-kata pak nurhalim?” Tanyaku pada pak nurhalim.
Seperti tau akan maksudku, pak nurhalim tersenyum.
“Kamu tidak perlu takut, barusan kami dari kota tangerang melihat rumah saya yang disana, dan setelah saya dan ibumu berdiskusi disana bahwa rumah saya yang disana menjadi milik ibumu dan kalian, dan ibumu bisa berjualan disana, bagaimana ?” Tanya pak nurhalim padaku dengan tersenyum bangga.
“Baiklah, seperti yang saya katakan tadi pagi bahwa saya tidak akan melarang hubungan kalian, namun sekali lagi saya tanyakan pada bapak, apa pak nurhalim sudah memeprtimbangkannya dengan sangat matang?” tanyaku pada pak nurhalim.
“Ya tentu sudah saya pertimbangkan dan saya yakin dengan sangat yakin untuk menikahi ibumu dan tidak ada keraguan” jawab pak nurhalim tegas.
“Apa ibu sudah bercerita pada pak nurhalim tentang kita selama ini bu?” tanyaku pada ibu sekarang.
Ibuku terlihat sedikit bingung, seperti tidak tau harus berkata apa-apa.
“Baiklah, kalo begitu biar A’a yang ceritakan pada pak nurhalim” kataku lagi
“apa pak nurhalim sudah tau kalo saya sangat mencintai ibu saya?” Tanyaku pada pak nurhalim.
“Itu sudah pasti, sebagai seorang anak, kamu sudah pasti mencintai ibumu” jawab pak nurhalim dengan tersenyum. ia sepertinya belum mengerti maksud dari pertanyaanku.
“Iya pak, tp maksud cinta saya pada ibu saya berbeda dengan apa yang pak nurhalim bayangkan” kata ku sambil tersenyum sinis.
“Maksudnya kamu gimana?” tanya pak nurhalim. ia seperti benar-benar tak mengerti maksudku.
Aku tak menjawab. aku bangkit dari tempat dudukku, kemudian duduk di sofa panjang disebelah ibuku. Pak nurhalim terlihat semakin bingung, sementara ibuku terdiam.
Kucium kening ibuku dengan lembut, kemudian kucium kedua pipi ibuku juga. ku usap pelipis ibuku dengan jari telunjukku secara perlahan-lahan. dari pelipis, jari tengah ku turun ke pipi dan dagu ibuku. ibuku masih terdiam. pak nurhalim semakin bingung, sementara penisku sudah mulai berontak.
“Layaknya ibu pada umumnya, ibuku ini sangat mencintai anak-anaknya. ia bahkan rela melakukan apa saja demi melihat anak-anaknya tersenyum bahagia” kataku dengan dengan nada pelan dan sensual.
suasan rumah hening, namun membuat ku merasa jsutru semakin erotis.
namun yang ku tahu semua ini bukan lah mimpi. karna ku pegang batang penisku yang lengket dari cairan cinta ku dan ibuku yang sudah mengering. Entah kenapa setiap ku melamun membayangkan yang sudah terjadi antara aku dan ibu kandungku, batangku terasa selalu ingin berontak saja. sakit saat dirasa batangku yang tidak berhenti ereksi, tetatpi begitu nikmat saat ku bayangkan semuanya.
Ku ambil body lotion dari atas meja kamarku, ku balurkan pada batang penisku dengan lumayan banyak, lalu aku kocok batangku.
“Uhhh...” Lenguhku.
Mataku terpejam, kubayangkan saat aku menyetubuhi ibuku, saatku memperlakukannya dengan tak senonoh, saat ia melumat habis batang penisku, bagaimana liarnya birahi ku dan birahinya saat bersenggama. imaginasiku semakin tinggi, ku bayangkan ibuku digilir oleh siapa saja yang sedang kubayangkan. 10 menit aku tuntas.
“Creet... creet... ” Air mani ku bercerceran di lantai kamarku.
Badan terasa lemas, penisku semakin perih karna lecet akibat kocokan tangan ku yang sangat keras.
“Mungkin aku harus mandi untuk menyegarkan tubuh dan fikiran ku, lagi pula sebentar lagi pak nurhalim akan datang” batinku.
Kulirik jam dinding dikamarku, waktu menunjukan pukul 01:15 ku ambil handuk ku dan pergi ke kamar mandi. saat keluar kamar, aku melihat rumah dalam keadaan sepi. Mungkin adik-adikku sedang main kerumah kakakku, mungkin ibu jg sedang pergi.
===x=x===
Pukul 15:21
Aku duduk di sofa ruang tamu sambil merokok dan ditemani secangkir kopi hitam favoritku. Tiba-tiba suara mobil berhenti di depan rumah kontrakan ku. kilirik dari balik tirai jendela
“Mobil Pak nurhalim” aku bergumam.
Tapi pak nurhalim turun dari mobil tidak sendirian, rupanya ibuku jg turun dari mobil pak nurhalim.
“Mungkin ibu pergi menemui pak nurhalim saat aku sedang tertidur tadi” batinku.
Aku langsung pura-pura duduk berlagak cuek. Ibu membuka pintu rumah dan langsung masuk.
“Silahkan masuk pak” kata ibuku pada pak nurhalim.
Pak nurhalim terlihat necis dengan perut buncitnya yang menggunakan kemeja kotak-kotak, celana hitam panjang dan jam tangan rolexnya. rambutnya yang sedikit beruban menggunakan minyak rambut terlihat klimis. Mungkin usia pak nurhalim sudah 50an.
Pak nurhalim tersenyum kepadaku, ia menjabat tanganku.
“Silahkan duduk pak” kata ku sedikit basa basi.
Ibuku pergi ke dapur membuatkan minuman untuk pak nurhalim. tak lama ibu kembali dari dapur membawa secangkir kopi hitam panas untuk pak nurhalim. ibu duduk di sofa panjang. ibu menggunakan jilbab berwarna jingga tua dengan gamis hijau panjang.
“Ehhmm... Jadi begini nak” buka pak nurhalim to the point seraya berdehem.
“Tadi siang ibumu menemui saya, dan kami berdiskusi cukup lama dan akhirnya kami sepakat untuk merencanakan pernikahan kami bulan depan” Lanjut pak nurhalim.
“Bener begitu bu?” Tanyaku pada ibuku.
“Iya sayang, kita harus berterima kasih banyak sama pak nurhalim, bagaimanapun pak nurhalim sudah banyak membantu kita” jawab ibuku.
“Lalu, apa yang bisa saya pegang dari tanggung jawab dan kata-kata pak nurhalim?” Tanyaku pada pak nurhalim.
Seperti tau akan maksudku, pak nurhalim tersenyum.
“Kamu tidak perlu takut, barusan kami dari kota tangerang melihat rumah saya yang disana, dan setelah saya dan ibumu berdiskusi disana bahwa rumah saya yang disana menjadi milik ibumu dan kalian, dan ibumu bisa berjualan disana, bagaimana ?” Tanya pak nurhalim padaku dengan tersenyum bangga.
“Baiklah, seperti yang saya katakan tadi pagi bahwa saya tidak akan melarang hubungan kalian, namun sekali lagi saya tanyakan pada bapak, apa pak nurhalim sudah memeprtimbangkannya dengan sangat matang?” tanyaku pada pak nurhalim.
“Ya tentu sudah saya pertimbangkan dan saya yakin dengan sangat yakin untuk menikahi ibumu dan tidak ada keraguan” jawab pak nurhalim tegas.
“Apa ibu sudah bercerita pada pak nurhalim tentang kita selama ini bu?” tanyaku pada ibu sekarang.
Ibuku terlihat sedikit bingung, seperti tidak tau harus berkata apa-apa.
“Baiklah, kalo begitu biar A’a yang ceritakan pada pak nurhalim” kataku lagi
“apa pak nurhalim sudah tau kalo saya sangat mencintai ibu saya?” Tanyaku pada pak nurhalim.
“Itu sudah pasti, sebagai seorang anak, kamu sudah pasti mencintai ibumu” jawab pak nurhalim dengan tersenyum. ia sepertinya belum mengerti maksud dari pertanyaanku.
“Iya pak, tp maksud cinta saya pada ibu saya berbeda dengan apa yang pak nurhalim bayangkan” kata ku sambil tersenyum sinis.
“Maksudnya kamu gimana?” tanya pak nurhalim. ia seperti benar-benar tak mengerti maksudku.
Aku tak menjawab. aku bangkit dari tempat dudukku, kemudian duduk di sofa panjang disebelah ibuku. Pak nurhalim terlihat semakin bingung, sementara ibuku terdiam.
Kucium kening ibuku dengan lembut, kemudian kucium kedua pipi ibuku juga. ku usap pelipis ibuku dengan jari telunjukku secara perlahan-lahan. dari pelipis, jari tengah ku turun ke pipi dan dagu ibuku. ibuku masih terdiam. pak nurhalim semakin bingung, sementara penisku sudah mulai berontak.
“Layaknya ibu pada umumnya, ibuku ini sangat mencintai anak-anaknya. ia bahkan rela melakukan apa saja demi melihat anak-anaknya tersenyum bahagia” kataku dengan dengan nada pelan dan sensual.
suasan rumah hening, namun membuat ku merasa jsutru semakin erotis.
“Ia mampu melakukan apapun yang tak pernah saya lihat ibu di dunia ini bisa melakukan yang ibu saya lakukan” Lanjutku masih dengan nada yang sama dan berkata di depan wajah ibuku yang sedang memejamkan matanya. kali ini aku mengecup bibirnya dengn sangat lembut.
Aku berdiri untuk menutup pintu depan rumah, dan menguncinya agar tidak ada orang lain yang bisa masuk. kemudian aku berdiri tepat dihadapan ibuku. kupegang kepalanya yang menggunakan hijab jingganya itu dengan kedua tanganku. ku gesek-gesekan penisku yang sudah menonjol dibalik celanaku. Pak nurhalim tampak semakin salah tingakh. ibuku masih terdiam dan memejamkan matanya.
“Apa maksudnya inii.. ?” tanya pak nurhalim sedikit menyentak.
Aku seolah tak peduli, dan terus menggesek-gesekan penisku di wajah ibuku.
“Seperti inilah bukti cinta ibuku pada anak-anaknya, bagaimana pak? apakah bapak masih tetap yakin ingin menikah dengan ibu saya?” tanyaku pada pak nurhalim sembari tersenyum.
Namun pak nurhalim tetap tidak beranjak dari tempat duduknya. Kali ini aku akan lebih menggila.
Kubuka resleting celana pendekku, penisku tampak sudah sangat tegang dan berurat. bagai garuda hitam yang siap memangsa. kugesek-gesekan penisku di bibir ibuku.
“Sekarang pilihan pak nurhalim pergi tinggalkan rumah ini, atau bapak boleh bergabung dengan saya sekarang. atau bapak tetap mau duduk disitu? semua terserah bapak” tantang ku pada pak nurhalim.
Ku lamut bibir ibuku dengan nakal, hingga beberapa detik. nafas birahinya berhembus dengan kuat di wajahku. aku menoleh lagi pada pak nurhalim. kali ini ia benar-benar salah tingkah. namun, aku bisa melihat batang penisnya jg ikut berdiri dari balik celana panjang hitamnya.
kumasukan penisku kedalam mulut ibu. ia mengulumnya dengan perlahan-lahan
“hhh...” aku melenguh nikmat tiada tara. wajahku mendongak ke langit-langit rumah. sementara pantatku ku maju mundurkan untuk mengatur ritme kuluman ibuku.
Pak nurhalim tampak gelisah. seperti malu-malu, pak nurhalim perlahan-lahan membuka resleting celana panjangnya. ia kemudian berdiri dan mencopot celana panjangnya. hanya tampak kemeja dan celana dalamnya. pelan-pelan ia meremas-remas buah zakarnya dari balik celana dalamnya, pelan-pelan ia turunkan celana dalamnya dan mengocok-ngocok penisnya yang gempal dan tidak terlalu panjang.
terlihat hitam dan berbulu lebat. ia lalu berdiri mendekat, ibuku meraih penisnya yang mengacung. ibuku mencoba meraih penis pak nurhalim dengan tangan kirinya, mengocok-ngocok penis milik pak nurhali sambil mengulum penisku dengan sangat binalnya.
“uhhh...” lenguh pak nurhalim.
Aku hanya tersenyum melihat pak nurhalim.
“Sebenarnya saya sudah bermain dengan ibumu tadi dirumah saya, tp saya selalu bernafsu dengan ibu kamu” kata pak nurhalim sambil memegang kepala ibuku dengan tangan kanannya.
“Ibu saya saya ini memang lain dari yang lain pak, saya selalu dibuat tak pernah bosan untuk untuk menyetubuhinya setiap hari dengan kebinalan dibalik kerud*ngnya ini. kalo bapak mau, kita bisa melakukan ini setiap hari” kataku.
pelan-pelan kubuka kancing baju ibuku satu persatu, terlihat belahan dadanya yang putih serta payudaranya yang sangat menawan. kuremas payudaranya dengan kedua tanganku. ku tampar-tampar penisku yang sudah sangat basah oleh llur ibuku ke payudaranya. ibuku hanya bisa mendesah sambil memejamkan matanya. sesekali menggigit-gigit kecil bibirnya. Aku peloroti celana panjang ibuku, kemudian menarik tubuh ibuku.
“Kita pindah ke kamar yah” kata ku memberi instruksi.
Kuarahkan tubuh ibuku untuk menungging. ia berpegangan pada sisi kasur. pelan-pelan kumasukan penisku ke lubang pipis ibuku, kupegang pinggangnya dengan kedua tanganku. pak nurhalim tak tinggal diam, ia naik ke atas kasur dan berlutut di depan ibuku sambil mengarahkan penisnya ke wajah ibuku. ibuku menglumnya dengan kuat. pak nurhalim terlihat ke enakan. sementara aku terus memompa kemaluanku dari belakang ibuku.
“Ahhh.. uhhh...” erang kami bertiga di dalam kamar.
5 menit pak nurhalim jackpot.
“Aahhh, sayang aku gak kuatt... ” teriak pak nurhalim.
“Tumpahin sayaaaang, aahh... tumpahin di muka aku aja, tubuh ku ini semua milik kalian sayang.. ahhh.. .. ” balas ibuku.
melihat pemandangan itu, tampak sangat sensual buatku. semakin keras genjotanku dibelakang tubuh ibuku.
“Plokkk.. plokk.. plokk.. .. ” suara deruan nafsu yang bertabrakan dari hantaman penisku ke lubang ibuku.
“Buuu... ibu mau terus puasin A’a yaahhh... ahh... ” kataku pada ibuku dengan penuh nikmat.
“Iyaaa sayang, ahhh... kapan aja kamu mau, ibu selalu ada buat puasin kamu sayang, uhhh...” jawab ibuku.
“uuhh... ibu mau jadi pelacur buat A’a?? uhhh...” kata ku dengan.
“ahh,.. . Ibu selalu mau jadi apa aja sayang ahhh... buat kamu bisa bahagia... uhhh... ” jawab ibuku terus meracau.
Ibuku meraih penis pak nurhalim yang sedang rebahan ke enakan di kasur, kemudian mengulum penis pak nurhalim yang sudah loyo itu. pak nurhalim terlihat sedikit meringis ngilu seperti sudah tak sanggup, namun ibuku seperti tak mempedulikannya.
“Sllrrppp...” ibuku terus mengulum penis pak nurhalim dengan lahap.
“Pllokk... plokk... plokk...” suara dari belakang tubuh ibuku yang di genjot olehku.
aku mencoba mengatur permainan. kurubah posisi, kini aku terbaring di lantai kamar ibuku. kuarahkan ibuku agar posisinya diatas tubuhku, sementara pak nurhalim yang terlihat sudah mulai power on berdiri di depan ibuku.
ibuku naik turun dan menggoyangkan pinggangnya sambil terus mengulum penis pak nurhalim yang mulai tegang kembali, sesekali mengocok-ngocok penis pak nurhalim dengan satu tangannya.
“Ahh.. liat pak, ughh, apa bapak masih mau menikahi si jalang ini? ahhh.. hhh...” tanyaku sambil melenguh ke enakan di bawah ibuku.
“Ahhh... lihatlah wajah si jalang ini pak, uuhhh... begitu haus akan cinta dari dari pak nurhalim. hhhh...” sambung ibuku meracau.
Aku berdiri untuk menutup pintu depan rumah, dan menguncinya agar tidak ada orang lain yang bisa masuk. kemudian aku berdiri tepat dihadapan ibuku. kupegang kepalanya yang menggunakan hijab jingganya itu dengan kedua tanganku. ku gesek-gesekan penisku yang sudah menonjol dibalik celanaku. Pak nurhalim tampak semakin salah tingakh. ibuku masih terdiam dan memejamkan matanya.
“Apa maksudnya inii.. ?” tanya pak nurhalim sedikit menyentak.
Aku seolah tak peduli, dan terus menggesek-gesekan penisku di wajah ibuku.
“Seperti inilah bukti cinta ibuku pada anak-anaknya, bagaimana pak? apakah bapak masih tetap yakin ingin menikah dengan ibu saya?” tanyaku pada pak nurhalim sembari tersenyum.
Namun pak nurhalim tetap tidak beranjak dari tempat duduknya. Kali ini aku akan lebih menggila.
Kubuka resleting celana pendekku, penisku tampak sudah sangat tegang dan berurat. bagai garuda hitam yang siap memangsa. kugesek-gesekan penisku di bibir ibuku.
“Sekarang pilihan pak nurhalim pergi tinggalkan rumah ini, atau bapak boleh bergabung dengan saya sekarang. atau bapak tetap mau duduk disitu? semua terserah bapak” tantang ku pada pak nurhalim.
Ku lamut bibir ibuku dengan nakal, hingga beberapa detik. nafas birahinya berhembus dengan kuat di wajahku. aku menoleh lagi pada pak nurhalim. kali ini ia benar-benar salah tingkah. namun, aku bisa melihat batang penisnya jg ikut berdiri dari balik celana panjang hitamnya.
kumasukan penisku kedalam mulut ibu. ia mengulumnya dengan perlahan-lahan
“hhh...” aku melenguh nikmat tiada tara. wajahku mendongak ke langit-langit rumah. sementara pantatku ku maju mundurkan untuk mengatur ritme kuluman ibuku.
Pak nurhalim tampak gelisah. seperti malu-malu, pak nurhalim perlahan-lahan membuka resleting celana panjangnya. ia kemudian berdiri dan mencopot celana panjangnya. hanya tampak kemeja dan celana dalamnya. pelan-pelan ia meremas-remas buah zakarnya dari balik celana dalamnya, pelan-pelan ia turunkan celana dalamnya dan mengocok-ngocok penisnya yang gempal dan tidak terlalu panjang.
terlihat hitam dan berbulu lebat. ia lalu berdiri mendekat, ibuku meraih penisnya yang mengacung. ibuku mencoba meraih penis pak nurhalim dengan tangan kirinya, mengocok-ngocok penis milik pak nurhali sambil mengulum penisku dengan sangat binalnya.
“uhhh...” lenguh pak nurhalim.
Aku hanya tersenyum melihat pak nurhalim.
“Sebenarnya saya sudah bermain dengan ibumu tadi dirumah saya, tp saya selalu bernafsu dengan ibu kamu” kata pak nurhalim sambil memegang kepala ibuku dengan tangan kanannya.
“Ibu saya saya ini memang lain dari yang lain pak, saya selalu dibuat tak pernah bosan untuk untuk menyetubuhinya setiap hari dengan kebinalan dibalik kerud*ngnya ini. kalo bapak mau, kita bisa melakukan ini setiap hari” kataku.
pelan-pelan kubuka kancing baju ibuku satu persatu, terlihat belahan dadanya yang putih serta payudaranya yang sangat menawan. kuremas payudaranya dengan kedua tanganku. ku tampar-tampar penisku yang sudah sangat basah oleh llur ibuku ke payudaranya. ibuku hanya bisa mendesah sambil memejamkan matanya. sesekali menggigit-gigit kecil bibirnya. Aku peloroti celana panjang ibuku, kemudian menarik tubuh ibuku.
“Kita pindah ke kamar yah” kata ku memberi instruksi.
Kuarahkan tubuh ibuku untuk menungging. ia berpegangan pada sisi kasur. pelan-pelan kumasukan penisku ke lubang pipis ibuku, kupegang pinggangnya dengan kedua tanganku. pak nurhalim tak tinggal diam, ia naik ke atas kasur dan berlutut di depan ibuku sambil mengarahkan penisnya ke wajah ibuku. ibuku menglumnya dengan kuat. pak nurhalim terlihat ke enakan. sementara aku terus memompa kemaluanku dari belakang ibuku.
“Ahhh.. uhhh...” erang kami bertiga di dalam kamar.
5 menit pak nurhalim jackpot.
“Aahhh, sayang aku gak kuatt... ” teriak pak nurhalim.
“Tumpahin sayaaaang, aahh... tumpahin di muka aku aja, tubuh ku ini semua milik kalian sayang.. ahhh.. .. ” balas ibuku.
melihat pemandangan itu, tampak sangat sensual buatku. semakin keras genjotanku dibelakang tubuh ibuku.
“Plokkk.. plokk.. plokk.. .. ” suara deruan nafsu yang bertabrakan dari hantaman penisku ke lubang ibuku.
“Buuu... ibu mau terus puasin A’a yaahhh... ahh... ” kataku pada ibuku dengan penuh nikmat.
“Iyaaa sayang, ahhh... kapan aja kamu mau, ibu selalu ada buat puasin kamu sayang, uhhh...” jawab ibuku.
“uuhh... ibu mau jadi pelacur buat A’a?? uhhh...” kata ku dengan.
“ahh,.. . Ibu selalu mau jadi apa aja sayang ahhh... buat kamu bisa bahagia... uhhh... ” jawab ibuku terus meracau.
Ibuku meraih penis pak nurhalim yang sedang rebahan ke enakan di kasur, kemudian mengulum penis pak nurhalim yang sudah loyo itu. pak nurhalim terlihat sedikit meringis ngilu seperti sudah tak sanggup, namun ibuku seperti tak mempedulikannya.
“Sllrrppp...” ibuku terus mengulum penis pak nurhalim dengan lahap.
“Pllokk... plokk... plokk...” suara dari belakang tubuh ibuku yang di genjot olehku.
aku mencoba mengatur permainan. kurubah posisi, kini aku terbaring di lantai kamar ibuku. kuarahkan ibuku agar posisinya diatas tubuhku, sementara pak nurhalim yang terlihat sudah mulai power on berdiri di depan ibuku.
ibuku naik turun dan menggoyangkan pinggangnya sambil terus mengulum penis pak nurhalim yang mulai tegang kembali, sesekali mengocok-ngocok penis pak nurhalim dengan satu tangannya.
“Ahh.. liat pak, ughh, apa bapak masih mau menikahi si jalang ini? ahhh.. hhh...” tanyaku sambil melenguh ke enakan di bawah ibuku.
“Ahhh... lihatlah wajah si jalang ini pak, uuhhh... begitu haus akan cinta dari dari pak nurhalim. hhhh...” sambung ibuku meracau.
“Ya, aahhh.. . dari semua wanita yang sudah saya rasakan, uuuhhh... cuma si jalang ini yang tdk bisa saya lupakan, hhh... membuat saya ingin menyetubuhinya setiap saat... : kata pak nurhalim.
“Ahh.. bu, siapa aja disini yang udah ngerasain tubuh ibu? haaahhh.. uhh” tanyaku pada ibu sambil menghentak-hentakan penisku dengan kuat dari bawah tubuh ibuku.
“Ahhh... ibu pernah main sama pak ade rumah sebelah sayang, ahhh... waktu pak ade nganter makanan kerumah..hhh...” jawab ibuku dengan erotisnya.
“hhh... terus siapa lagi bu? ahh... ” tanyaku.
“sayyanngg... ahhh... gak kuat... ahhh... ibu pernah main juga sama igun temen kamu waktu dia nganter ibu pulang dari ketemu pak nurhalim.. ahh.. ampun sayanngg...” jawab ibuku
“Sialan lu, ahhh... banyak juga kontol yang udh lu jamah... lu harus gue kasih pelajaran.. .. ” kata pak nurhalim sambil meludahi wajah ibuku yang penuh sperma mengering dari pak nurhalim. pak nurhalim mengusap-usap wajah ibuku yang ia ludahi.
“AHHH... maafin saya yang jalang ini pak, ahhh... saya sangat haus belaian lelaki... ahhh karna 5 tahun menjanda... uhhh... ” jawab ibuku tak karuan.
Pak nurhalim menyuruhku bergantian. ia merebahkan tubuh ibuku, posisinya sekarang berlutut di depan kemaluan ibuku. posisi ku di depan pak nurhalim, di atas tubuh ibuku.kubuka BHnya, penisku ku diantara payudara ibuku, ku ludahi payudara yang sudah terlihat urat-uratnya itu, ku gesek-gesekan penisku diantaranya. kuarahkan tangan ibuku ke kedua payudaranya agar terus menjepit penisku. ku pegan kepalanya yang masih menggunakan jilbabnya.
“Ahhh.. . saya gak kuat... ampuunnn... jinahi saya terus... uhhh... ” ibuku meracau semakin liar.
“liat si jalang ini pak, udah gak kuat katanya, hhh...” kataku kepada pak nurhalim.
“emang dasar lu pelacur, sekali pelacur tetep pelacur... ahh... ” kata pak nurhalim sambil terus menggenjot ibuku.
“Ahhh.. . ” aku orgasme.
“Croot.. crott... crot...”
Aku semprotkan semua cairan sperma ku yang kental dan banyak di wajah ibuku yang masih meracau kenikmatan, ku ratakan di wajah ibuku dgn tangan kananku. tubuhku lemas di atas tubuh ibuku yang sedang di genjot oleh pak nurhalim.
Aku keluar dari kamar, duduk di sofa ruang tengah dan menyalakan rokok. ku hisap dalam-dalam dan kuseruput kopiku yang msh tersisa di gelas sambil menikmati pemandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Tampak pak nurhalim mulai mempercepat ritme genjotannya pada ibuku. namun saat terlihat ingin mengejang, pak nurhalim bangkit dan keluar dar kamar. Rupanya ia menumpahkan spermanya di meja yang beralaskan kaca yang berada di depanku.
saat sperma pak nurhalim selesai keluar semua, ia menarik tubuh ibuku yang sedang meracau dan berbaring di lantai kamar. lalu pak nurhalim menarik tubuh ibuku untuk jongkok di depan meja, dan ia meminta ibuku untuk menelan dan menjilat spermanya yang ada di meja itu. ibuku menjilat sperma itu dengan lidahnya. Aku hanya tersenyum melihat pemandangan itu.
Pak nurhalim lalu menyalakan sebatang rokok, kemudian ia memakai baju dan celananya kembali. lalu meletakan uang 5 lembar 100rban di meja sebelah ibuku.
“Ini uang buat hari ini” katanya. kemudian berlalu keluar dari rumah dan pergi membawa mobilnya.
kuhabiskan hisapan rokokku, kemudian mengambil handuk yang berada di jemuran dapur rumah.
“Ayo kita mandi dulu sayang” kataku pada ibuku.
“iya sayang, ibu simpan uang dari pak nurhalim dulu di kamar” jawab ibuku kemudian menyusul ku yang sudah masuk ke kamar mandi.
di dalam kamar mandi ku buka jilbab milik ibuku yang sudah penuh dengan sperma yang mengering, kusiram tubuh ibuku dengan air, kusabuni secara perlahan tubuhnya yang sangat menggoda itu sambil dibantu ibuku yang meratakan busa sabun dari mulai payudaranya, sampai ke kakinya. penisku kembali mengeras. ku usap bagian punggung ibuku dengan sabun, kemudian turun ke pantatnya yang besar.
ku pijat-pijat dan ku pilin putingl payudaranya yang hitam dan besar itu dari belakang tubuh ibuku.
“Ahh... ” desah ibuku.
ku mainkan puttingnya dengan jari kiriku, sementara tangan kanan ku mulai bermain dengan selangkangannya yang lebat. Aku jilati bagian wajahnya, sementara posisi ibuku memelukku dengan tangan kirinya dari belakang tubuhnya.
“Ahhh,,, sayang ibu gak tahaannn... hh...” kata ibuku.
seketika tangan kananku terasa hangat akibat cairan yang keluar dari lubang ibuku.
tak ingin membuang-buang waktu, aku menggesek-gesekan penisku di selangkangannya sampai bbpr menit, kemudian berusaha untuk penetrasi di lubang pembuangan ibuku. tangan ibuku berpegangan pada bak kamar mandi yang terbuat dari keramik.
“plokkk... plokk... plokk” suara hantaman penisku ke pantat ibu yang menggema di dalam kamar mandi.
“Uhhh... ibu enak banget sih bu.,,? uhhh...” racau ku di dalam kamar mandi sambil terus menggenjot ibuku dari belakangnya. kedua tanganku meraih payudaranya dan memainkannya yang licin akibat sabun.
“Nikmatin sayang... uuhh... semua yang ibu punya ini buat anak-anak ibu... uuhhh... ” balas ibuku.
Aku mengangkat kaki kanan ibuku agar naik bak kamar mandi. kupegang pinggulnya yang berukuran besar. aku terus memompanya dengan dengan sangat soft. sesekali menggesekan penisku di punggungnya yang licin karna sabun.
walau sudah melahirkan 5 orang anak, namun entah kenapa aku merasakan nikmat yang begitu tiada tara dari ibuku. nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelum-sebelumnya.
“Bu, enak bgt bu, ahhh... ibu enaakk...” kataku meracau.
“Ahhh... nikmatin A’a sayang, ahhh... semua ibu lakuin buat menebus kesalahan ibu sama kamu sayang, ahhh... ” kata ibuku.
“Uhhh... ibu gak pantes buat dimaafin, ibu emg pantesnya diginiin, uhhh...” kataku sambil terus menggenjot tubuhnya yang besar.
“Ahh.. bu, siapa aja disini yang udah ngerasain tubuh ibu? haaahhh.. uhh” tanyaku pada ibu sambil menghentak-hentakan penisku dengan kuat dari bawah tubuh ibuku.
“Ahhh... ibu pernah main sama pak ade rumah sebelah sayang, ahhh... waktu pak ade nganter makanan kerumah..hhh...” jawab ibuku dengan erotisnya.
“hhh... terus siapa lagi bu? ahh... ” tanyaku.
“sayyanngg... ahhh... gak kuat... ahhh... ibu pernah main juga sama igun temen kamu waktu dia nganter ibu pulang dari ketemu pak nurhalim.. ahh.. ampun sayanngg...” jawab ibuku
“Sialan lu, ahhh... banyak juga kontol yang udh lu jamah... lu harus gue kasih pelajaran.. .. ” kata pak nurhalim sambil meludahi wajah ibuku yang penuh sperma mengering dari pak nurhalim. pak nurhalim mengusap-usap wajah ibuku yang ia ludahi.
“AHHH... maafin saya yang jalang ini pak, ahhh... saya sangat haus belaian lelaki... ahhh karna 5 tahun menjanda... uhhh... ” jawab ibuku tak karuan.
Pak nurhalim menyuruhku bergantian. ia merebahkan tubuh ibuku, posisinya sekarang berlutut di depan kemaluan ibuku. posisi ku di depan pak nurhalim, di atas tubuh ibuku.kubuka BHnya, penisku ku diantara payudara ibuku, ku ludahi payudara yang sudah terlihat urat-uratnya itu, ku gesek-gesekan penisku diantaranya. kuarahkan tangan ibuku ke kedua payudaranya agar terus menjepit penisku. ku pegan kepalanya yang masih menggunakan jilbabnya.
“Ahhh.. . saya gak kuat... ampuunnn... jinahi saya terus... uhhh... ” ibuku meracau semakin liar.
“liat si jalang ini pak, udah gak kuat katanya, hhh...” kataku kepada pak nurhalim.
“emang dasar lu pelacur, sekali pelacur tetep pelacur... ahh... ” kata pak nurhalim sambil terus menggenjot ibuku.
“Ahhh.. . ” aku orgasme.
“Croot.. crott... crot...”
Aku semprotkan semua cairan sperma ku yang kental dan banyak di wajah ibuku yang masih meracau kenikmatan, ku ratakan di wajah ibuku dgn tangan kananku. tubuhku lemas di atas tubuh ibuku yang sedang di genjot oleh pak nurhalim.
Aku keluar dari kamar, duduk di sofa ruang tengah dan menyalakan rokok. ku hisap dalam-dalam dan kuseruput kopiku yang msh tersisa di gelas sambil menikmati pemandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Tampak pak nurhalim mulai mempercepat ritme genjotannya pada ibuku. namun saat terlihat ingin mengejang, pak nurhalim bangkit dan keluar dar kamar. Rupanya ia menumpahkan spermanya di meja yang beralaskan kaca yang berada di depanku.
saat sperma pak nurhalim selesai keluar semua, ia menarik tubuh ibuku yang sedang meracau dan berbaring di lantai kamar. lalu pak nurhalim menarik tubuh ibuku untuk jongkok di depan meja, dan ia meminta ibuku untuk menelan dan menjilat spermanya yang ada di meja itu. ibuku menjilat sperma itu dengan lidahnya. Aku hanya tersenyum melihat pemandangan itu.
Pak nurhalim lalu menyalakan sebatang rokok, kemudian ia memakai baju dan celananya kembali. lalu meletakan uang 5 lembar 100rban di meja sebelah ibuku.
“Ini uang buat hari ini” katanya. kemudian berlalu keluar dari rumah dan pergi membawa mobilnya.
kuhabiskan hisapan rokokku, kemudian mengambil handuk yang berada di jemuran dapur rumah.
“Ayo kita mandi dulu sayang” kataku pada ibuku.
“iya sayang, ibu simpan uang dari pak nurhalim dulu di kamar” jawab ibuku kemudian menyusul ku yang sudah masuk ke kamar mandi.
di dalam kamar mandi ku buka jilbab milik ibuku yang sudah penuh dengan sperma yang mengering, kusiram tubuh ibuku dengan air, kusabuni secara perlahan tubuhnya yang sangat menggoda itu sambil dibantu ibuku yang meratakan busa sabun dari mulai payudaranya, sampai ke kakinya. penisku kembali mengeras. ku usap bagian punggung ibuku dengan sabun, kemudian turun ke pantatnya yang besar.
ku pijat-pijat dan ku pilin putingl payudaranya yang hitam dan besar itu dari belakang tubuh ibuku.
“Ahh... ” desah ibuku.
ku mainkan puttingnya dengan jari kiriku, sementara tangan kanan ku mulai bermain dengan selangkangannya yang lebat. Aku jilati bagian wajahnya, sementara posisi ibuku memelukku dengan tangan kirinya dari belakang tubuhnya.
“Ahhh,,, sayang ibu gak tahaannn... hh...” kata ibuku.
seketika tangan kananku terasa hangat akibat cairan yang keluar dari lubang ibuku.
tak ingin membuang-buang waktu, aku menggesek-gesekan penisku di selangkangannya sampai bbpr menit, kemudian berusaha untuk penetrasi di lubang pembuangan ibuku. tangan ibuku berpegangan pada bak kamar mandi yang terbuat dari keramik.
“plokkk... plokk... plokk” suara hantaman penisku ke pantat ibu yang menggema di dalam kamar mandi.
“Uhhh... ibu enak banget sih bu.,,? uhhh...” racau ku di dalam kamar mandi sambil terus menggenjot ibuku dari belakangnya. kedua tanganku meraih payudaranya dan memainkannya yang licin akibat sabun.
“Nikmatin sayang... uuhh... semua yang ibu punya ini buat anak-anak ibu... uuhhh... ” balas ibuku.
Aku mengangkat kaki kanan ibuku agar naik bak kamar mandi. kupegang pinggulnya yang berukuran besar. aku terus memompanya dengan dengan sangat soft. sesekali menggesekan penisku di punggungnya yang licin karna sabun.
walau sudah melahirkan 5 orang anak, namun entah kenapa aku merasakan nikmat yang begitu tiada tara dari ibuku. nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelum-sebelumnya.
“Bu, enak bgt bu, ahhh... ibu enaakk...” kataku meracau.
“Ahhh... nikmatin A’a sayang, ahhh... semua ibu lakuin buat menebus kesalahan ibu sama kamu sayang, ahhh... ” kata ibuku.
“Uhhh... ibu gak pantes buat dimaafin, ibu emg pantesnya diginiin, uhhh...” kataku sambil terus menggenjot tubuhnya yang besar.
Aku menghentikan genjotanku, lalu keluar kamar mandi dan pergi ke dapur. tak sampai semenit, aku masuk ke dalam kamar mandi membawa sebuah mentimun dan kuberikan pada ibuku. ia paham maksudku. aku melanjutkan genjotanku di lubang pembuangan ibuku, sementara ibuku memasukan mentimun yang kuberikan tadi ke lubang rahimnya dan memainkannya.
“Ahhh.. bu, pokoknya A’a mau setiapa hari kayak gini sama ibu, uhhh... ” kataku.
“iya sayang, uhhh... boleh kapan aja, sayang, yang penting jgn smp adek-adek kamut liat yah... uhhh” jawab ibukku.
“enakkk bgt bu, ibu enak... ahh... ” aku semakin meracau.
10 menit kemudian aku tumpahkan seluruh spermaku di dalam lubang ibuku.
“Croot.. crott... crot...” spermaku bermuncratan.
terasa hangat sekali di dalam lubang itu. aku terkulai lemas sambil memeluk ibuku dari belakang punggungnya. setelah itu aku duduk di lantai kamar mandi.
“Ibu mau lanjut mandi yah sayang, mau solat ashar” katanya.
aku hanya mengangguk.
ibuku melanjutkan mandinya. setelah selesai ia lalu mengelap tubuhnya dengan handuk dan melilitkanya di tubuhnya.
“Ibu solat dulu yah, kamu mandi yang bersih, kalo A’a masih mau lagi nanti malem aja yah kalo adek-adek kamu udh pada tidur” kata ibuku sambil pergi keluar dari kamar mandi.
aku langsung buru-buru bergegas mandi karna perutku yang mulai terasa lapar.
setelah selesai mandi dan makan, kulihat ibuku sedang mengganti sprei kasur dikamarnya.
“bu, A’a mau kerumah jaka dulu” kataku sambil ngeloyor pergi.
===x=x===
Pukul 22:21 dirumah jaka.
hp ku bergetar, ada sms masuk dari ibuku.
“Nak, kamu blm pulang? bantuin ibu geser lemari di yang di dapur, mau ibu beresin soalnya tadi ada tikus masuk kesitu”
“Iya, A’a bentar lagi pulang” balasku
“Bro gue mau balik dulu yah?” kataku pada jaka.
“Kok balik? trus bantuin gue nge cat kamar gimana?” tanya jaka padaku.
Aku berpikir sejenak. memutar otak.
“Gini deh, lu ikut gue balik kerumah sekalian bantuin gue geser lemari dikamar nyokap, ntar beres itu kita balik lg kesini ngecat kamar lu” kataku.
“oh y udh ayo deh” kata jaka.
Setibanya dirumah ibuku sedang mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam lemari, karna ukurannya yang lumayan besar, jd perlu bbrp orang untuk menggeser posisi lemari tersebut.
“Sebentar yah ibu mau keluarin barang-barangnya dulu, soalnya ada bbrp piring sama gelas yang ibu taruh di dalem lemari, nnti kalo udh kita geser bareng-bareng tapi jgn berisik takut adek-adek kamu bangun” kata ibuku.
Jaka hanya manggut-manggut sok mengerti.
“Ka, gue mau buat kopi, lu mau gak?” kataku
“Bikinin aja a, masa bikin cuma buat kamu aja” timpal ibuku.
Aku membuat 2 gelas kopi hitam panas. kuperhatikan jaka sedang memperhatikan ibuku yang sedang memindahkan barang-barang dengan tatapan yang tidak biasa.
“woyy... bengong nyengir-nyengir sendirian, Dikamar gue dulu yuk” ajakku pada jaka.
Jaka cengengesan sambil mengikutiku ke kamar.
“Bro, gue mau ngomong nih tapi lu jgn salah paham dulu nih” kata jaka dengan nada serius kepadaku.
“ngomong ya ngomong aja lu, kayak baru aja lu maen sama gue” timpalku.
“Jadi gini, tapi elu janji ya jgn marah dulu?” tanya jaka dengan nada serius.
“Iyee, yaelahh.. soal apa sih?” aku bertanya balik padaku.
“Gini bro, sebenernya sih gue pengen nanyain langsung sama lu, tapi takut lu tersinggung jg. soalnya ini masalah menurut gue sih rada sensitif” kata jaka dengan nada suara yang lebih pelan.
“iya ka, nggak.. nggakk..” jawabku berusaha meyakinkan sahabatku itu.
“Jadi sekitar 2 bulan yang lalu, gue nongkrong sama igun, nah si igun waktu itu cerita-cerita soal nyokap lu” kata jaka.
Deg, jantungku mulai berdetak. tapi aku berusaha untuk tidak memperlihatkan terkejutku pada jaka.
“Trus ngomong apa si igun soal nyokap?” tanya ku dg nada sok cool
Jaka tidak langsung menjawab, wajahnya didekatkan ke kuping ku dan ia berbisik
“si igun cerita katanya pernah nganter balik nyokap lu, dan diajak ngewe sama nyokap” bisik jaka dg nada sangat hati-hati.
“Trus waktu itu ada siapa aja disitu?” kataku masih berpura-pura tenang.
“Waktu itu sih cuma ada gue sama rifay, tapi lo tau sendiri kan si rifay biar asik jg dia mah rada blo’on, jd dia gak terlalu nangkep kayaknya waktu si igun cerita. lagian si rifay posisinya waktu itu lagi denger lagu pake earphone, jadi gue yakin kalo si rifay gak dengerin si igun ngomong” kata jaka.
Aku berpura-pura tersenyum, karna jujur aku sendiri bingung.
“Mungkin jaka udah harus tau tentang semua ini” batinku.
“Emang bener ya bro?” tanya jaka dengan nada hati-hati, mungkin takut menyinggungku.
“Iya ka, gue jg tau dari nyokap pernah bilang” kataku lirih.
“Oh gitu bro... ya gue kalo jd igun sih jg gak bakal nolak, hehee.. gue becanda bro..” kata jaka sembari nyengir.
Aku tak menjawab, ku seruput kopi yang sudah mulai tak panas lagi.
“Yuk , mending lu bantuin gue dulu” ajakku pada jaka.
===x skip x===
Selseai sudah memindahkan lemari yang besar dari dapur ke kamar ibuku. karna salah satu kaki lemari yang sudah patah jd tak bisa kami geser, akhirnya kami mengangkat sedikit demi sedikit dari dapur ke kamar ibuku dg tenaga seadannya. Aku rebahan di sofa panjang di ruang tamu, sedangkan jaka sedang menikmati rokoknya dengan secangkir kopi yang sesekali ia seruput.
“Ahhh.. bu, pokoknya A’a mau setiapa hari kayak gini sama ibu, uhhh... ” kataku.
“iya sayang, uhhh... boleh kapan aja, sayang, yang penting jgn smp adek-adek kamut liat yah... uhhh” jawab ibukku.
“enakkk bgt bu, ibu enak... ahh... ” aku semakin meracau.
10 menit kemudian aku tumpahkan seluruh spermaku di dalam lubang ibuku.
“Croot.. crott... crot...” spermaku bermuncratan.
terasa hangat sekali di dalam lubang itu. aku terkulai lemas sambil memeluk ibuku dari belakang punggungnya. setelah itu aku duduk di lantai kamar mandi.
“Ibu mau lanjut mandi yah sayang, mau solat ashar” katanya.
aku hanya mengangguk.
ibuku melanjutkan mandinya. setelah selesai ia lalu mengelap tubuhnya dengan handuk dan melilitkanya di tubuhnya.
“Ibu solat dulu yah, kamu mandi yang bersih, kalo A’a masih mau lagi nanti malem aja yah kalo adek-adek kamu udh pada tidur” kata ibuku sambil pergi keluar dari kamar mandi.
aku langsung buru-buru bergegas mandi karna perutku yang mulai terasa lapar.
setelah selesai mandi dan makan, kulihat ibuku sedang mengganti sprei kasur dikamarnya.
“bu, A’a mau kerumah jaka dulu” kataku sambil ngeloyor pergi.
===x=x===
Pukul 22:21 dirumah jaka.
hp ku bergetar, ada sms masuk dari ibuku.
“Nak, kamu blm pulang? bantuin ibu geser lemari di yang di dapur, mau ibu beresin soalnya tadi ada tikus masuk kesitu”
“Iya, A’a bentar lagi pulang” balasku
“Bro gue mau balik dulu yah?” kataku pada jaka.
“Kok balik? trus bantuin gue nge cat kamar gimana?” tanya jaka padaku.
Aku berpikir sejenak. memutar otak.
“Gini deh, lu ikut gue balik kerumah sekalian bantuin gue geser lemari dikamar nyokap, ntar beres itu kita balik lg kesini ngecat kamar lu” kataku.
“oh y udh ayo deh” kata jaka.
Setibanya dirumah ibuku sedang mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam lemari, karna ukurannya yang lumayan besar, jd perlu bbrp orang untuk menggeser posisi lemari tersebut.
“Sebentar yah ibu mau keluarin barang-barangnya dulu, soalnya ada bbrp piring sama gelas yang ibu taruh di dalem lemari, nnti kalo udh kita geser bareng-bareng tapi jgn berisik takut adek-adek kamu bangun” kata ibuku.
Jaka hanya manggut-manggut sok mengerti.
“Ka, gue mau buat kopi, lu mau gak?” kataku
“Bikinin aja a, masa bikin cuma buat kamu aja” timpal ibuku.
Aku membuat 2 gelas kopi hitam panas. kuperhatikan jaka sedang memperhatikan ibuku yang sedang memindahkan barang-barang dengan tatapan yang tidak biasa.
“woyy... bengong nyengir-nyengir sendirian, Dikamar gue dulu yuk” ajakku pada jaka.
Jaka cengengesan sambil mengikutiku ke kamar.
“Bro, gue mau ngomong nih tapi lu jgn salah paham dulu nih” kata jaka dengan nada serius kepadaku.
“ngomong ya ngomong aja lu, kayak baru aja lu maen sama gue” timpalku.
“Jadi gini, tapi elu janji ya jgn marah dulu?” tanya jaka dengan nada serius.
“Iyee, yaelahh.. soal apa sih?” aku bertanya balik padaku.
“Gini bro, sebenernya sih gue pengen nanyain langsung sama lu, tapi takut lu tersinggung jg. soalnya ini masalah menurut gue sih rada sensitif” kata jaka dengan nada suara yang lebih pelan.
“iya ka, nggak.. nggakk..” jawabku berusaha meyakinkan sahabatku itu.
“Jadi sekitar 2 bulan yang lalu, gue nongkrong sama igun, nah si igun waktu itu cerita-cerita soal nyokap lu” kata jaka.
Deg, jantungku mulai berdetak. tapi aku berusaha untuk tidak memperlihatkan terkejutku pada jaka.
“Trus ngomong apa si igun soal nyokap?” tanya ku dg nada sok cool
Jaka tidak langsung menjawab, wajahnya didekatkan ke kuping ku dan ia berbisik
“si igun cerita katanya pernah nganter balik nyokap lu, dan diajak ngewe sama nyokap” bisik jaka dg nada sangat hati-hati.
“Trus waktu itu ada siapa aja disitu?” kataku masih berpura-pura tenang.
“Waktu itu sih cuma ada gue sama rifay, tapi lo tau sendiri kan si rifay biar asik jg dia mah rada blo’on, jd dia gak terlalu nangkep kayaknya waktu si igun cerita. lagian si rifay posisinya waktu itu lagi denger lagu pake earphone, jadi gue yakin kalo si rifay gak dengerin si igun ngomong” kata jaka.
Aku berpura-pura tersenyum, karna jujur aku sendiri bingung.
“Mungkin jaka udah harus tau tentang semua ini” batinku.
“Emang bener ya bro?” tanya jaka dengan nada hati-hati, mungkin takut menyinggungku.
“Iya ka, gue jg tau dari nyokap pernah bilang” kataku lirih.
“Oh gitu bro... ya gue kalo jd igun sih jg gak bakal nolak, hehee.. gue becanda bro..” kata jaka sembari nyengir.
Aku tak menjawab, ku seruput kopi yang sudah mulai tak panas lagi.
“Yuk , mending lu bantuin gue dulu” ajakku pada jaka.
===x skip x===
Selseai sudah memindahkan lemari yang besar dari dapur ke kamar ibuku. karna salah satu kaki lemari yang sudah patah jd tak bisa kami geser, akhirnya kami mengangkat sedikit demi sedikit dari dapur ke kamar ibuku dg tenaga seadannya. Aku rebahan di sofa panjang di ruang tamu, sedangkan jaka sedang menikmati rokoknya dengan secangkir kopi yang sesekali ia seruput.
“Ini kue nastarnya dimakan yah, ibu mau mandi dulu gerah bgt soalnya” kata ibuku menaruh kue .
Tak sampai satu menit, tiba-tiba aku dan jaka mendengar sesuatu seperti terjatuh.
“Gdbukk...” suara itu berasal dari dalam kamar mandi.
“Aduuhh..” suara ibuku yang berada di dalam kamar mandi.
Aku dan jaka langsung beranjak dari ruang tamu. ku ketok-ketok pintu kamar mandi.
“Bu, ibu kenapa?” tanya ku dari depan pintu kamar mandi.
ibuku tak menjawab, ia hanya mengaduh dari dalam kamar mandi, karna ibu tak menjawab akhirnya aku dobrak dengan mudah pintu kamar mandi yang terbuat dari PVC itu. Engsel pintu kamar mandi patah, kulihat ibuku yang sedang tersungkur di lantai kamar mandi tanpa busana.
“Ibu kenapa bu?” tanya ku lagi pada ibuku.
“ibu tadi abis sikatin lantai kamar mandi yang udh licin, eh ibu lupa tadi siram pake air. jdnya ibu kepeleset” jawab ibuku sambil terus memegangi pantatnya yang kesakitan akibat terjatuh barusan.
kulirik jaka, dari balik celana jeansnya ada sesuatu yang sudah meonjol. ia seperti terbengong-bengong melihat pemandangan ibuku yang sedang tersungkur tanpa sehelai benang itu.
“Ka, bantuin gue” kataku mengajak jaka untuk membopong ibuku. jaka seperti tersentak dari lamunan dan kemudian bergegas membantu ku mengangkat tubuh ibuku.
karna tidak ingin mengganggu tidur adik-adik ku dikamar ibuku, aku merebahkan tubuh ibuku di sofa ruang tamu. ibuku masih meringis kesakitan, jaka terlihat mulai salah tingkah. aku bergegas ke dapur mengambil salep pereda nyeri yang disimpan dikotak dapur. kubalurkan pada pantat ibuku yang katanya sakit di bagian itu. melihat pantat ibuku yang kenyal, penisku mulai berdiri. terlihat wajah ibuku sudah mulai terlihat lebih rilex. aku masih membalur salep dibagian pantat ibuku, namun kali ini tanganku lebih bisa disebut sedang meraba.
5 menit aku balurkan salep di pantat ibuku, aku lebih tenang melihat ibuku yang sudah tidak meringis lagi tetapi melihat tubuh ibuku yang sedang dalam keadaan telanjang membuat tanganku meraba ke bagian pahanya yang putih dan terlihat besar itu, sesekali mencoba menyentuh lubang kenikmatannya.
Jaka yang sedang duduk di sofa kecil mulai gelisah, seperti terlihat bingung antara ingin pergi atau terus berada disitu, ia tengah menjepit batangnya dengan kedua pahanya, sepertinya ia malu denganku.
“Ibu udah enakan?” tanya ku pada ibuku.
ibuku hanya mengangguk sambil memejamkan matanya. entah karna rasa sakitnya sudah hilang atau karna sedang menikmati tanganku yang sedang meraba area kenikmatannya.
Penisku terasa sudah mulai ingin berontak. kuperhatikan jaka yang sudah benar-benar seperti salah tingkah.
“Lu kenapa men?” tanyaku nyengir kepada jaka.
“eh gpp, lu ngapain itu tangan malah kayak gitu?” tanya balik jaka padaku yang memperhatikan gerakan tanganku yang sedang meraba area klitoris ibuku.
kubiarkan jaka yang sedang salah tingkah itu, tiba-tiba pikiran jahatku muncul untuk membuat jaka semakin salah tingkah. aku yang awalnya hanya meraba bagian bawah tubuh ibuku kini mulai meraba pinggang dan payudara ibuku, lalu mulai menjilat-jilat putting hitam besar milik ibuku sambil merogoh lubang ibuku dengan jari tengahku yang sudah mulai basah.
“ngghhh...” ibuku melenguh, ia mulai sedikit menjambak rambutku.
lidahku mulai naik dari payudara ke tengkuk dan leher ibuku, ke telinga dan berhenti di bibir ibuku. kami saling beradu bibir dan lidah. kukumpulkan air liur ku didalam mulutku, kemudian kutumpahkan di dalam mulut ibuku. ibu ku menelannya.
setelah beradu mulut, aku melepaskan celana pendek dan celana dalamku. kukumpulkan kembali air ludahku, kemudian ku ludahi payudara ibuku. kuratakan dengan tangan kananku. aku jepitkan penisku di kedua gundung milik ibuku. ku gesek-gesekan dan kumaju mundurkan penisku di payudaranya. ibuku membantu ku menjepitkan payudaranya pada penisku dengan tangannya. ku toleh ke jaka sambil tersenyum melihat ia yang melongo sdg memperhatikan pemandangan yang tak lazim di depan matanya.
“gg...gue... balik dah ya..?” kata jaka ingin pamit.
“lu mau kemana men? pintu portal udh di tutup” kataku sambil terus menggesek-gesekan penisku yang dijepti oleh payudara ibuku yang besar itu.
“Trus gg...gmaa...ddd...dong?” kata jaka masih terbata-bata.
Aku tak menjawab hanya sedikit menahan tawa saja dan masih asik menjamah payudara kenyal ibuku.
kulepaskan penisku dari jepitan payudara ibuku. lalu berganti posisi, kuarahkan penisku ke mulut ibuk. ibuku mengulumnya dan mengocok-ocok penisku dengan tangan kirinya. ia masih berbaring di sofa panjang sambil terus mengulum penisku yang sudah sangat keras.
“uuhh...enak bu...” kataku memjamkan mata sambil memegang kepala ibuku.
“mmpphhh..sllrrrpp..mmpphh...” suara dari ibuku yang sedang mengulum nikmat.
ibuku tak hanya mengulum, ibu benar-benar menghisap dan mengenyot penisku dengan penuh gairah.
“hhahh..” aku mengerang ke enakan, menjambak rambut ibuku dengan kuat. ibuku malah semakin kuat dan terus menyedot-nyedot penisku, sesekali ia jilat dan gigit-gigit kecil kantung kemihku.
“cuuhhh..” ibuku meludahi penisku dengan ludahnya. membuat penisku semakin terlihat basah.
tak tinggal diam, kumaju mundurkan penisku didalam mulut ibuku.
“ggkkk... mmppphhh.. mmmphhh...” suara dari mulut ibuku yang sdg kujamah dengan batang penisku.
kulirik jaka, rupanya ia sedang memainkan penisnya sambil duduk d bangku kecil. tatapannya mengarah ke diriku dan ibuku yang sedang bersenggama. kubiarkan saja dia disana.
“Ahhh.. ibu.. A’a sayang ibuu...” aku mulai meracau dengan menjambak rambut ibuku yang ikal itu.
Karna suasana yang begitu erotis, aku tak tahan. kusodokan dalam-dalam penisku di dalam mulut ibuku.
“Croot... Croott... Croott..” sel sperma ku berhamburan di dalam mulut ibuku.
Ibuku terus melahap penisku dg kuat membuatku sedikit ngilu. aku lemas, namun kulihat ibuku masih sangat bergairah. aku duduk di sofa yang kosong, kunyalakan sebatang rokok, lalu menghembuskan asapnya dengan kuat.
Tak sampai satu menit, tiba-tiba aku dan jaka mendengar sesuatu seperti terjatuh.
“Gdbukk...” suara itu berasal dari dalam kamar mandi.
“Aduuhh..” suara ibuku yang berada di dalam kamar mandi.
Aku dan jaka langsung beranjak dari ruang tamu. ku ketok-ketok pintu kamar mandi.
“Bu, ibu kenapa?” tanya ku dari depan pintu kamar mandi.
ibuku tak menjawab, ia hanya mengaduh dari dalam kamar mandi, karna ibu tak menjawab akhirnya aku dobrak dengan mudah pintu kamar mandi yang terbuat dari PVC itu. Engsel pintu kamar mandi patah, kulihat ibuku yang sedang tersungkur di lantai kamar mandi tanpa busana.
“Ibu kenapa bu?” tanya ku lagi pada ibuku.
“ibu tadi abis sikatin lantai kamar mandi yang udh licin, eh ibu lupa tadi siram pake air. jdnya ibu kepeleset” jawab ibuku sambil terus memegangi pantatnya yang kesakitan akibat terjatuh barusan.
kulirik jaka, dari balik celana jeansnya ada sesuatu yang sudah meonjol. ia seperti terbengong-bengong melihat pemandangan ibuku yang sedang tersungkur tanpa sehelai benang itu.
“Ka, bantuin gue” kataku mengajak jaka untuk membopong ibuku. jaka seperti tersentak dari lamunan dan kemudian bergegas membantu ku mengangkat tubuh ibuku.
karna tidak ingin mengganggu tidur adik-adik ku dikamar ibuku, aku merebahkan tubuh ibuku di sofa ruang tamu. ibuku masih meringis kesakitan, jaka terlihat mulai salah tingkah. aku bergegas ke dapur mengambil salep pereda nyeri yang disimpan dikotak dapur. kubalurkan pada pantat ibuku yang katanya sakit di bagian itu. melihat pantat ibuku yang kenyal, penisku mulai berdiri. terlihat wajah ibuku sudah mulai terlihat lebih rilex. aku masih membalur salep dibagian pantat ibuku, namun kali ini tanganku lebih bisa disebut sedang meraba.
5 menit aku balurkan salep di pantat ibuku, aku lebih tenang melihat ibuku yang sudah tidak meringis lagi tetapi melihat tubuh ibuku yang sedang dalam keadaan telanjang membuat tanganku meraba ke bagian pahanya yang putih dan terlihat besar itu, sesekali mencoba menyentuh lubang kenikmatannya.
Jaka yang sedang duduk di sofa kecil mulai gelisah, seperti terlihat bingung antara ingin pergi atau terus berada disitu, ia tengah menjepit batangnya dengan kedua pahanya, sepertinya ia malu denganku.
“Ibu udah enakan?” tanya ku pada ibuku.
ibuku hanya mengangguk sambil memejamkan matanya. entah karna rasa sakitnya sudah hilang atau karna sedang menikmati tanganku yang sedang meraba area kenikmatannya.
Penisku terasa sudah mulai ingin berontak. kuperhatikan jaka yang sudah benar-benar seperti salah tingkah.
“Lu kenapa men?” tanyaku nyengir kepada jaka.
“eh gpp, lu ngapain itu tangan malah kayak gitu?” tanya balik jaka padaku yang memperhatikan gerakan tanganku yang sedang meraba area klitoris ibuku.
kubiarkan jaka yang sedang salah tingkah itu, tiba-tiba pikiran jahatku muncul untuk membuat jaka semakin salah tingkah. aku yang awalnya hanya meraba bagian bawah tubuh ibuku kini mulai meraba pinggang dan payudara ibuku, lalu mulai menjilat-jilat putting hitam besar milik ibuku sambil merogoh lubang ibuku dengan jari tengahku yang sudah mulai basah.
“ngghhh...” ibuku melenguh, ia mulai sedikit menjambak rambutku.
lidahku mulai naik dari payudara ke tengkuk dan leher ibuku, ke telinga dan berhenti di bibir ibuku. kami saling beradu bibir dan lidah. kukumpulkan air liur ku didalam mulutku, kemudian kutumpahkan di dalam mulut ibuku. ibu ku menelannya.
setelah beradu mulut, aku melepaskan celana pendek dan celana dalamku. kukumpulkan kembali air ludahku, kemudian ku ludahi payudara ibuku. kuratakan dengan tangan kananku. aku jepitkan penisku di kedua gundung milik ibuku. ku gesek-gesekan dan kumaju mundurkan penisku di payudaranya. ibuku membantu ku menjepitkan payudaranya pada penisku dengan tangannya. ku toleh ke jaka sambil tersenyum melihat ia yang melongo sdg memperhatikan pemandangan yang tak lazim di depan matanya.
“gg...gue... balik dah ya..?” kata jaka ingin pamit.
“lu mau kemana men? pintu portal udh di tutup” kataku sambil terus menggesek-gesekan penisku yang dijepti oleh payudara ibuku yang besar itu.
“Trus gg...gmaa...ddd...dong?” kata jaka masih terbata-bata.
Aku tak menjawab hanya sedikit menahan tawa saja dan masih asik menjamah payudara kenyal ibuku.
kulepaskan penisku dari jepitan payudara ibuku. lalu berganti posisi, kuarahkan penisku ke mulut ibuk. ibuku mengulumnya dan mengocok-ocok penisku dengan tangan kirinya. ia masih berbaring di sofa panjang sambil terus mengulum penisku yang sudah sangat keras.
“uuhh...enak bu...” kataku memjamkan mata sambil memegang kepala ibuku.
“mmpphhh..sllrrrpp..mmpphh...” suara dari ibuku yang sedang mengulum nikmat.
ibuku tak hanya mengulum, ibu benar-benar menghisap dan mengenyot penisku dengan penuh gairah.
“hhahh..” aku mengerang ke enakan, menjambak rambut ibuku dengan kuat. ibuku malah semakin kuat dan terus menyedot-nyedot penisku, sesekali ia jilat dan gigit-gigit kecil kantung kemihku.
“cuuhhh..” ibuku meludahi penisku dengan ludahnya. membuat penisku semakin terlihat basah.
tak tinggal diam, kumaju mundurkan penisku didalam mulut ibuku.
“ggkkk... mmppphhh.. mmmphhh...” suara dari mulut ibuku yang sdg kujamah dengan batang penisku.
kulirik jaka, rupanya ia sedang memainkan penisnya sambil duduk d bangku kecil. tatapannya mengarah ke diriku dan ibuku yang sedang bersenggama. kubiarkan saja dia disana.
“Ahhh.. ibu.. A’a sayang ibuu...” aku mulai meracau dengan menjambak rambut ibuku yang ikal itu.
Karna suasana yang begitu erotis, aku tak tahan. kusodokan dalam-dalam penisku di dalam mulut ibuku.
“Croot... Croott... Croott..” sel sperma ku berhamburan di dalam mulut ibuku.
Ibuku terus melahap penisku dg kuat membuatku sedikit ngilu. aku lemas, namun kulihat ibuku masih sangat bergairah. aku duduk di sofa yang kosong, kunyalakan sebatang rokok, lalu menghembuskan asapnya dengan kuat.
“Ka, gantian yah” kataku pada jaka yang masih mengocok batangnya.
Bagai mendapatkan durian runtuh, wajah jaka terlihat sumringah sekali. namun ia sedikit takut dan malu melihat ibuku.
“Sini jaka, kalo mau juga. ayoo sini sayang, gak usah malu” kata ibuku sembari memaju mundurkan tanganya yang dikepal di depan mulutnya. mendapatkan lampu hijau dari ibuku, jaka langsung menyodorkan batangnya yang hitam panjang itu ke wajah ibuku. ibuku segera mengulum batang penis jaka dengan masih bergairah karna belum O.
Batang penis jaka yang hitam panjang sesuai dengan tubuhnya yang hitam dan kurus pula. mulutnya yang sedikit maju karna giginya yang agak tonggos itu sedikit mangap, matanya terpejam tanda sedang menikmati sesuatu yang mungkin blm pernah ia rasakan sebelumnya.
Aku mengamati mereka sambil merokok kretek milik jaka sambil tersenyum, sesekali menyeruput kopi hitam yang sudah dingin.
“mmphhh.. mmphhs... slrppp..” ibuku terus mengulum batang penis jaka.
“Ahh.. uhh.. enak...” kata jaka pada ibuku.
“Enak sayang?” tanya ibuku sambil mengulum.
“Iyaaahh bu... teruusss... ahhh..” jawab jaka.
Batang penisku mulai bergerak naik lagi. ku kocok-kocok dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku memegang rokok yang sedang kuhisap. ku pegang penisku, ku hampiri ibuku dan menggesek-gesekan penisku tepat di klitoris ibuku. sementara tangan kanan ku masih memegang rokok kretekku, dan ibuku sedikit mengangkat kaki kirinya untuk mempermudah diriku sambil terus mengulum batang penis jaka.
terlihat ibuku sedikit mempercepat kulumannya pada jaka. sepertinya ia sudah sangat bergairah sekali.
“Bless” kumasukan penisku di lubang kenikmatan ibuku yang sudah basah itu.
“mmpphhh... mmpphh..” suara dari mulut ibuku.
“Ahh... enak..” suara dari jaka yang menikmati kuluman dari ibuku.
Jaka memegan pundak ibuku, sepertinya ia ingin memegang kepala ibuku tapi tidak berani. sementara aku memaju mundurkan pantatku dengan mudah. ku genjot lubang yang sudah melahirkan aku itu sambil sesekali menghisap dengan kuat rokok yang masih kupegang.
ku genjot lubang itu dengan sangat lembut dan teratur. ku angkat kaki kiri ibuku dan kusandarkan pada dadaku sambil terus mengatur ritme genjotanku pada wanita yang harusnya tak ku zinahi seperti ini.
“uhh..” aku melenguh.
Mataku terpejam, wajah ku mengadah ke langit-langit rumah sambil terus menghisap rokok kretek ku yang sudah mau habis itu.
Suasana ruang tamu begitu panas dan erotis, tubuhku berkeringat dari sensasi yang begitu tiada tara.
Kuhisap habis rokok ku, dan mematikannya di dalam asbak yang berada di meja di sampingku. ku genjot lagi lubang wanita yang sudah melahirkan ku dengan tempo yang sedikit lebih cepat. ku peluh paha kaki kiri ibuku yang berada di dadaku, tampak ibu semakin cepat mengulum penis jaka.
“oooahhh...” Ibu Big O.
aku masih terus menggenjotnya dengan tempo yang cepat. kuludahi lubang milik ibuku agar terlihat semakin erotis yang memang sudah sangat basah akibat Orgasmenya. aku merubah posisiku yang bersimpuh di depan lubang ibuku sekarang berdiri di depan sofa panjang. ku angkat pantat ibuku, yang sedang berbaring si sofa sambil mengulum penis jaka. posisiku dan jaka sedan berhadapan ibuku berada di tengah-tengah kami. ibuku membungkuk tanpa berhenti mengulum batang penis jaka, sementara aku bersiap menhajar lubang anus milik ibuku dari belakang tubuhnya.
aku mulai mengenjot ibuku lagi, sambil memegang kedua pinggangnya. sesekali menampar pantatnya yang bergetar akibat sodokan dariku.
“Aahh.. hh., uhhh... mmphh... sllrrpp... plokkk... plokk... plokkk..”
begitualah suara yang terdengar dari ruang tamu.
“Ahh..” kali ini jaka orgasme. spermanya ia tumpahkan di wajah ibuku dan menetes ke lantai.
“udah keluar lu men?” tanyaku pada jaka sambil terus menggenjot ibuku.
jaka hanya mengangguk lemas.
“y udh istirahat dulu lu” kata ku sambil nyengir
“Ahhh.. terus sayang ahh.. enakk... sakitnya di pantat ibu udh gak berasa sayang abis kamu sodok pake kontol A’a” kata ibuku meracau.
“Uhhh... enak kan bu..?..ahh” tanyaku pada ibuku sambil terus menggenjot tubuhnya yang berkeringat.
“Puasin ibu sayang, ahhh..” ibuku semakin meracau.
“Ahh.. kebalik dong bu, ibu yang harusnya puasin A’a” kataku.
“Ahhh.. iyah sayang, uuhh.. ibu mau puasin kamu aahh.. ini bukti cinta ibu sama A’a” racau ibuku.
ku hentikan genjotanku, kemudian aku duduk di sofa panjang. ibu mengerti dan duduk diatas pangkuan ku. ibuku memutar-mutar pinggulnya diatas pangkuan ku membuat penisku semakin terasa dangat dijepit. ia sambil mengacak-acak rambutnya yang ikal, membuatku semakin tak tahan. ku pegang kedua payudaranya sambil ku hisap-hisap putingnya.
“Anjingg.. enak bgt bu..” racauku.
ibuku semakin meliuk-liukan pinggulnya dengan kuat.
‘Ahh...” racau ibuku.
“Ahh.. bu A’a gak kuat.. ahh..” kataku sambil mengejang dan meremas kedua payudaranya.
“ahhh.. keluarin sayang... keluarin yang banyakk... ahhh...” timpal ibuku.
ia merangkulkan kedua tangannya di leherku.
“Ahh.. Croott.. Croot.. Crott..” aku orgasme sambil mencengkeram payudaranya dengan kuat.
“ahh.. sayang.. uhhh...” ibuku semakin meliuk-liukan pinggulnya dan ia mengejang juga.
“Hffftt..” suara deruan nafasku.
aku menyenderkan tubuhku di sofa. ibuku melepaskan penetrasi dan duduk bersandar di sampingku juga. kulihat jaka, ia hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya ke arahku. aku membalas senyum.
“Jaka mau lagi sayang?” tanya ibuku pada jaka.
“saya belum nyobain lubangnya ibu” kata jaka sambil nyengir.
“tahan dulu yah sayang, kamu istirahat aja dulu” jawab ibuku.
“A’a, ajak makan jaka dulu aja, ibu mau panasin sayurnya dulu, tapi nnti tolong matiin kompornya yah, soalnya ibu mau sekalian mandi udh lengket badan sama muka ibu, trus abis ibu solat kita main lagi” kata ibuku.
“Iya bu, tapi hati-hati di kamar mandinya ya, nnti ibu kepleset lagi” jawabku.
“Iya, ibu hati-hati sayang, udh kamu sodok sakit di pantat ibu jg langsung ilang sayang” kata ibuku sambil pergi ke dapur dan hilang dibalik tembok kamar mandi.
Bagai mendapatkan durian runtuh, wajah jaka terlihat sumringah sekali. namun ia sedikit takut dan malu melihat ibuku.
“Sini jaka, kalo mau juga. ayoo sini sayang, gak usah malu” kata ibuku sembari memaju mundurkan tanganya yang dikepal di depan mulutnya. mendapatkan lampu hijau dari ibuku, jaka langsung menyodorkan batangnya yang hitam panjang itu ke wajah ibuku. ibuku segera mengulum batang penis jaka dengan masih bergairah karna belum O.
Batang penis jaka yang hitam panjang sesuai dengan tubuhnya yang hitam dan kurus pula. mulutnya yang sedikit maju karna giginya yang agak tonggos itu sedikit mangap, matanya terpejam tanda sedang menikmati sesuatu yang mungkin blm pernah ia rasakan sebelumnya.
Aku mengamati mereka sambil merokok kretek milik jaka sambil tersenyum, sesekali menyeruput kopi hitam yang sudah dingin.
“mmphhh.. mmphhs... slrppp..” ibuku terus mengulum batang penis jaka.
“Ahh.. uhh.. enak...” kata jaka pada ibuku.
“Enak sayang?” tanya ibuku sambil mengulum.
“Iyaaahh bu... teruusss... ahhh..” jawab jaka.
Batang penisku mulai bergerak naik lagi. ku kocok-kocok dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku memegang rokok yang sedang kuhisap. ku pegang penisku, ku hampiri ibuku dan menggesek-gesekan penisku tepat di klitoris ibuku. sementara tangan kanan ku masih memegang rokok kretekku, dan ibuku sedikit mengangkat kaki kirinya untuk mempermudah diriku sambil terus mengulum batang penis jaka.
terlihat ibuku sedikit mempercepat kulumannya pada jaka. sepertinya ia sudah sangat bergairah sekali.
“Bless” kumasukan penisku di lubang kenikmatan ibuku yang sudah basah itu.
“mmpphhh... mmpphh..” suara dari mulut ibuku.
“Ahh... enak..” suara dari jaka yang menikmati kuluman dari ibuku.
Jaka memegan pundak ibuku, sepertinya ia ingin memegang kepala ibuku tapi tidak berani. sementara aku memaju mundurkan pantatku dengan mudah. ku genjot lubang yang sudah melahirkan aku itu sambil sesekali menghisap dengan kuat rokok yang masih kupegang.
ku genjot lubang itu dengan sangat lembut dan teratur. ku angkat kaki kiri ibuku dan kusandarkan pada dadaku sambil terus mengatur ritme genjotanku pada wanita yang harusnya tak ku zinahi seperti ini.
“uhh..” aku melenguh.
Mataku terpejam, wajah ku mengadah ke langit-langit rumah sambil terus menghisap rokok kretek ku yang sudah mau habis itu.
Suasana ruang tamu begitu panas dan erotis, tubuhku berkeringat dari sensasi yang begitu tiada tara.
Kuhisap habis rokok ku, dan mematikannya di dalam asbak yang berada di meja di sampingku. ku genjot lagi lubang wanita yang sudah melahirkan ku dengan tempo yang sedikit lebih cepat. ku peluh paha kaki kiri ibuku yang berada di dadaku, tampak ibu semakin cepat mengulum penis jaka.
“oooahhh...” Ibu Big O.
aku masih terus menggenjotnya dengan tempo yang cepat. kuludahi lubang milik ibuku agar terlihat semakin erotis yang memang sudah sangat basah akibat Orgasmenya. aku merubah posisiku yang bersimpuh di depan lubang ibuku sekarang berdiri di depan sofa panjang. ku angkat pantat ibuku, yang sedang berbaring si sofa sambil mengulum penis jaka. posisiku dan jaka sedan berhadapan ibuku berada di tengah-tengah kami. ibuku membungkuk tanpa berhenti mengulum batang penis jaka, sementara aku bersiap menhajar lubang anus milik ibuku dari belakang tubuhnya.
aku mulai mengenjot ibuku lagi, sambil memegang kedua pinggangnya. sesekali menampar pantatnya yang bergetar akibat sodokan dariku.
“Aahh.. hh., uhhh... mmphh... sllrrpp... plokkk... plokk... plokkk..”
begitualah suara yang terdengar dari ruang tamu.
“Ahh..” kali ini jaka orgasme. spermanya ia tumpahkan di wajah ibuku dan menetes ke lantai.
“udah keluar lu men?” tanyaku pada jaka sambil terus menggenjot ibuku.
jaka hanya mengangguk lemas.
“y udh istirahat dulu lu” kata ku sambil nyengir
“Ahhh.. terus sayang ahh.. enakk... sakitnya di pantat ibu udh gak berasa sayang abis kamu sodok pake kontol A’a” kata ibuku meracau.
“Uhhh... enak kan bu..?..ahh” tanyaku pada ibuku sambil terus menggenjot tubuhnya yang berkeringat.
“Puasin ibu sayang, ahhh..” ibuku semakin meracau.
“Ahh.. kebalik dong bu, ibu yang harusnya puasin A’a” kataku.
“Ahhh.. iyah sayang, uuhh.. ibu mau puasin kamu aahh.. ini bukti cinta ibu sama A’a” racau ibuku.
ku hentikan genjotanku, kemudian aku duduk di sofa panjang. ibu mengerti dan duduk diatas pangkuan ku. ibuku memutar-mutar pinggulnya diatas pangkuan ku membuat penisku semakin terasa dangat dijepit. ia sambil mengacak-acak rambutnya yang ikal, membuatku semakin tak tahan. ku pegang kedua payudaranya sambil ku hisap-hisap putingnya.
“Anjingg.. enak bgt bu..” racauku.
ibuku semakin meliuk-liukan pinggulnya dengan kuat.
‘Ahh...” racau ibuku.
“Ahh.. bu A’a gak kuat.. ahh..” kataku sambil mengejang dan meremas kedua payudaranya.
“ahhh.. keluarin sayang... keluarin yang banyakk... ahhh...” timpal ibuku.
ia merangkulkan kedua tangannya di leherku.
“Ahh.. Croott.. Croot.. Crott..” aku orgasme sambil mencengkeram payudaranya dengan kuat.
“ahh.. sayang.. uhhh...” ibuku semakin meliuk-liukan pinggulnya dan ia mengejang juga.
“Hffftt..” suara deruan nafasku.
aku menyenderkan tubuhku di sofa. ibuku melepaskan penetrasi dan duduk bersandar di sampingku juga. kulihat jaka, ia hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya ke arahku. aku membalas senyum.
“Jaka mau lagi sayang?” tanya ibuku pada jaka.
“saya belum nyobain lubangnya ibu” kata jaka sambil nyengir.
“tahan dulu yah sayang, kamu istirahat aja dulu” jawab ibuku.
“A’a, ajak makan jaka dulu aja, ibu mau panasin sayurnya dulu, tapi nnti tolong matiin kompornya yah, soalnya ibu mau sekalian mandi udh lengket badan sama muka ibu, trus abis ibu solat kita main lagi” kata ibuku.
“Iya bu, tapi hati-hati di kamar mandinya ya, nnti ibu kepleset lagi” jawabku.
“Iya, ibu hati-hati sayang, udh kamu sodok sakit di pantat ibu jg langsung ilang sayang” kata ibuku sambil pergi ke dapur dan hilang dibalik tembok kamar mandi.
===x=x===
Beberapa saat kemudian HPku berdering
“Gan, lu dimana?” tanya temen ku aang di telfon.
“gue dirumah nih, kenapa nye?” tanya ku pada aang dengan sebutan menye.
“Ikut gue yuk, gue ada perlu sm nyokapnya temen gue, idam” katanya.
“Ya udah, lu jemput gue yah dirumah” jawab ku.
Telfon dimatikan, kurang lebih 1 jam aang smpai dirumah kontrakan ku membawa sepeda motor shogunnya itu, dan kami pergi,
sesampainya disana, aku sedikit takjub dengan rumah yang dimiliki oleh orang tuanya idam, temannya aang itu. rumah dengan kategori mewah berlantai dua.
Rupanya mamanya idam yang sudah menjanda 3x itu menikah dengan orang tajir 7 turunan, setidaknya itulah yang diceritakan aang padaku sewaktu dijalan menuju kesini.
“Assalamualaikum” kata aang di depan pintu sambil mengetuk pintu rumah.
“Walaikumssalam” jawab seorang wanita dari balik pintu kemudian membuka pintu rumah.
“Masuk ang” suruh wanita paruh baya itu.
“iyah tante,” jawab aang sambil mengajakku untuk masuk.
Aang tanpa disuruh duduk ia langsung merebahkan pantatnya di sofa panjang di ruang tamu. sepertinya aang sudah kenal lama dengan pemilik rumah ini.
“Mau minum apa ang?” tanya si tante itu.
“Apa aja tante, yang penting air, heheee...” jawab aan ngeledek si tante.
“Yeee... iyalah, y udah biii lami, tolong bikinin air karbol nih buat aang” kata si tante menyuruh pembantunya sambil ngeledek juga.
“Serius nih bu?” kata pembantunya yang sudah terlihat berumur 40an tapi masih semok itu.
“Yeee kagak juga biii.. udah bikinin sirup dingin aja, kayaknya pada kepanasan tuh dari luar” kata si tante memastikan.
“Okee bu” jawab si pembantu.
“Om herry kemana tante? kok gak keliatan dari tadi?” tanya aang pada tante.
“yaahh lu pake ditanyaain ang, yaa biasalahhh dia mah ngerem dikamar sambil main gamenya” jawab si tante antusias.
“ohh iyee yee...” kata aang sambil cengengesan.
“Ini ang, tante mau minta tolong transferin uang ke bank lewat teller , soalnya kalo tante transfer lewat mbanking kena limit, tante gak sempet untuk keluar, soalnya om dari tadi tante ajak ke bank jawabnya cuma iya nanti-iya nanti aja” kata si tante memberikan sebuah amplop berwarna coklat berisikan uang sambil menggerutu.
“oke tante” jawab aang.
tak lama si bibi datang membawa 2 gelas sirup dingin dan bbrp cemilan untuk ku dan aang.
“minum dulu deh ang, oh iya itu temennya namanya siapa ang?” tanya tante pada aang.
“eh iya tante, ini aldo. ini tanet wita” kata aang memperkenalkan ku pada tante.
kami saling berjabat tanga. dan setelah ngobrol basa-basi dan bercanda2 aang meminta izin untuk pergi mengantar uang yang dititipkan tante wita ke bank.
“nanti setelah dari bank kesini lagi yah, tante masak tomyam enak deh” kata tante wita.
“beress tante” kata aang.
diperjalanan aku dan aang mengobrol sambil membawa motor.
“Om herry tuh anak turunan orang kaya, cuma kelakuannya kayak anak-anak tiap hari kerjaannya cuma mantengin komputer sambil main game aja” kata aang menjelaskan padaku.
“trus si om herry kerja apaan aang?” tanya ku pada aang penasaran.
“ya itu kerjaannya main game aja, dia mah punya kontrakan ada 10 pintu, dibelakang tembok rumahnya. belum lagi rumahnya yang di jaksel rumah gede dikontrakin sama bule” lanjut aang dengan semangat bercerita.
“wah mantep dong, gak perlu susah payah cari duit?” kataku.
“ya iyalah, itu satu komplek isinya keluarga si om herry semua. disitu ada 5 rumah, rumah orang tuanya, rumah kakak2nya sm 1 rumah punya adeknya. itu semua bapaknya om herry yang bangun, anak-anaknya cuma tinggal nempatin aja” kata aang sambil terus menyetir motor.
“trus temen lu yang namanya idam kok gak ada tadi?” tanyaku.
“kalo idam tinggalnya dirumah nenek, orang tuanya tante wita. idam mah nakal, makanya si om gak pernah mau ngajak idam tinggal dirumahnya, duit kakek aja sering ialng sama si idam, tapi dia gak pernah dimarahin sm nenek, soalnya cucu kesayangan nenek” kata aang.
aku membayangkan bagaimana rasanya jadi mereka, pasti hidup enak tak perlu susah payah mencari uang.
setelah aku dan aang sampai di bank, aang segera memarkirkan sepeda motornya dan masuk ke bank, mengisi formulir sesuai yang diberikan oleh tante wita dan memberikan uang sejumlah 40jt kepada teller bank. setelah itu aku dan aang bergegas untuk kembali ke rumah tante wita.
setelah sampai dirumah tante wita, aku dan aang disuguhkan makanan untuk disantap.
setelah makan kami ngobrol2 ringan di meja dapur, aku sedikit kaget saat tante wita ikut menyalakan sebatang rokok. rupanya dia perokok juga.
obrolan kami sangat seru, sampai ketawa terbahak2 di dapur, aku dan tante jg sudah tak canggung lagi karna suasana dan aang yang memang doyan becanda.
tak lama seorang pria masuk ke dapur. seorang pria dengan ukuran badan yang tinggi besar dan kulit yang putih.
“Wahh ada aang, ternyata. kapan sampai kesini ang?” tanya pria itu.
“eh om herry, ini om tadi tante minta tolong ke aang transfer uang ke bank , trus aang ngajak temen, gpp yah om?” jawab aang.
“Ya gpp lah, malah bagus jadi rame kan” kata pria tersebut yang rupanya itu om herry, suaminya tante wita.
“ini om kenalin aldo temen aang” kata aang memperkenalkan om herry padaku.
aku dan om herry saling berjabat tangan. om herry ikut duduk di kursi yang kosong, dan ikut menyalakan sebatang rokok juga.
setelah ngobrol ngalor ngidul, becanda2 dirumah om herry, aang mengajak ku untuk pamit pulang karna hari sudah malam
“lho mau kemana? emg gak mau nginep aja? kayaknya bentar lagi ujan soalnya” tawar om herry pada kami saat aang mengajakku pulang.
“gak om, terima kasih soalnya aan bsk mau bantuin wak rus pindahan” jawab aang.
saat kami pamit, aang menyalakan motor di garasi mobil om herry, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
“nahh kan, kata om juga apa, udah nginep aja. pulang jg lumayan jauh. udah ngopi2 cantik disini aja temenin om” kata om herry.
akhirnya aku dan aang mengurungkan niat untuk pulang. dan duduk kembali di kursi dapur, karna hanya di dapur area rumah yang diperbolehkan merokok.
usai ngobrol santai, om herry pamit untuk tidur ke kamar atas. aang mengajakku untuk tidur dikamar bawah, kamar yang memang disediakan untuk tamu yang mau menginap.
selang waktu 15 menit, aang tertidur pulas di springbed empuk itu, sementara aku yang memang tidak terbiasa menginap terjaga dari tidur dan lebih memilih untuk pergi merokok ke dapur. saat sampai di dapur, aku bertemu dengan bi lamy pembantu om herry yang baru saja keluar dari kamarnya di dapur.
“Eh bi lamy, belum tidur?” tanyaku basa basi.
“Udah sih mas, tapi aku haus mau minum” katanya.
tiba-tiba saat bejalan, bi lamy menjerit, spontan aku menoleh.
“Ada apa bi?” tanyaku.
“itu ada tikus barusan lewat di kaki saya mas saya kaget. lagian kata bapak, kalo ada tikus disini harus buru-buru diusri, soalnya bikin penyakit katanya.” jawab bi lamy terengah-engah.
“trus kemana tuh tikus larinya bi?” tanyaku walau sebenernya aku jijik dengan makhluk satu itu.
“itu lari kebawah wastafel yang banyak barang-barangnya mas” kata bi lamy sambil menunjuk ke arah bawah wastafel dapur.
Akupun mengambil sapu dan mendekati wastafel dapru, ku sodok-sodok disana yang sudah bertumpuk barang perabotan dapur yang sudah tidak terpakai. saat ku merunduk di bawah wastafel sambil merojok2 dengan sapu, tiba-tiba tikus itu keluar dari tumpukan barang-barang, membuat ku terkaget dan pundakku menghantam ujung pondasi wastafel yang terbuat dari keramik,
“Duukkk...” suara pundakku yang menhantam pondasi wastafel.
aku meringis kesakitan, tikus itu pergi keluar melalui pintu dapur yang memang sengaja sudah dibuka.
“Adduuhhh..” aku meringis.
“Adduuhhh... sakit yah mas, sini saya obatin pake betadine” kata si bibi menawarkan yang memang melihat pundakku menghantam pondasi wastafel.
aku duduk di bangku, si bibi mengambil betadine dan duduk di bangku sebelah ku.
“dibuka aja mas bajunya, biar enak” kata si bibi.
aku menurut saja.
si bibi mengoleskan betadine di pundakku. dan mengurut-urutnya perlahan-lahan.
sambil kami mengobrol, si bibi masih mengurut-urut pundakku. mungkin si bibi sedang iseng dan butuh teman ngobrol. sampai kuperhatikan kedua belahan payudaranya yang terlihat dari kaos hitamnya. batang zakarku bergerak-gerak.
“bibi udh lama kerja disini?” tanyaku.
“baru 3 bulan mas, itu jg. capek kerja disini sendirian mas, sy sudah minta sama ibu buat cari temen bantuin saya disini” katanya.
“oh gitu bi, trus suami bibi gk diurusin dong?” tanyaku penasaran.
“saya udah cerai mas 3 tahun yang lalu, suami saya main serong” jawabnya.
“oh gitu bi, emang selama 3 tahun bibi gak kepengen gituan bi?” tanyaku sembari nyengir pada bibi.
“ahh mas aldo ada-ada aja nih nanya nya” jawabnya sambil menepuk pahaku yang ku singkap di bangku.
“ya kepngen mas,cuma belum nemu aja” lanjut bi lamy sambil terus memijat-mijat pundakku yang sudah mulai terasa tidak sakit lagi.
“bi, bibi capek kan? gantian yah saya yang pijitin” kata ku pada bi lamy.
“ahh jangan mas, saya gak enak ahh” kata bi lamy tersipu.
“ya gpp bi. ayo sini” aku langsung berbalik dan pindah ke belakang punggung bi lamy.
aku mulai memijiti pundaknya secara perlahan-lahan, tampak b lami seperti begitu menikmati pijitanku.
dari belakang punggung bi lamy, kulihat belahan payudarannya yang sudah mulai mengendur tapi msh sangat menggoda dari balik kaos hitamnya.
awalnya aku hanya memijat-mijat pundaknya, lalu mulai turun ke dadanya, mulutku sedikit ku dekatkan di kuping kanannya, ku hembuskan nafas hasrat birahiku.
“hhhhfff...”
Kujilat-jilat belakang daunt telinga bi lamy dengan penuh nafsu yang sudah diujung tanduk, kuraba kedua payudaranya dengan penuh kelembutan.
“Aahhh..” bi lamy menggelincang.
ku kecup tengkuk lehernya dan kujilat-jilati secara perlahan, tangan kananku turun ke tengah-tengah selangkangan bi lamy. secara perlahan ku elus-eluskan jari tengah ku di gundukan miliknya yang sudah mulai basah.
bi lamy memutar badannya menjadi menghadapku, bibirnya langsung menyosor ke bibirku. kami saling berpagutan penuh dengan gairah masing-masing. Tangan kanannya mencoba meraih tonkat zakarku, dengan penuh syahwat ia mengocoknya secara penuh gairah, seolah-olah sedang di landa kehausan hasrat yang sudah lama ia tak pernah rasakan lagi.
sambl berpagutan, ku buka kaos hitam miliknya, hanya kusisakan celana pendek miliknya dan BHnya. kuremas-remas payudarannya yang begitu kenyal. sambil terus ia melamut bibir ku dengan penuh hasrat yang sudah tinggi. Bi lamy berdiri, ia menarik tanganku untuk ikut masuk ke dalam kamarnya. setelah masuk kamar, ia mengunci kamarnya. aku berbaring di kasurnya.
aku dan om herry saling berjabat tangan. om herry ikut duduk di kursi yang kosong, dan ikut menyalakan sebatang rokok juga.
setelah ngobrol ngalor ngidul, becanda2 dirumah om herry, aang mengajak ku untuk pamit pulang karna hari sudah malam
“lho mau kemana? emg gak mau nginep aja? kayaknya bentar lagi ujan soalnya” tawar om herry pada kami saat aang mengajakku pulang.
“gak om, terima kasih soalnya aan bsk mau bantuin wak rus pindahan” jawab aang.
saat kami pamit, aang menyalakan motor di garasi mobil om herry, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
“nahh kan, kata om juga apa, udah nginep aja. pulang jg lumayan jauh. udah ngopi2 cantik disini aja temenin om” kata om herry.
akhirnya aku dan aang mengurungkan niat untuk pulang. dan duduk kembali di kursi dapur, karna hanya di dapur area rumah yang diperbolehkan merokok.
usai ngobrol santai, om herry pamit untuk tidur ke kamar atas. aang mengajakku untuk tidur dikamar bawah, kamar yang memang disediakan untuk tamu yang mau menginap.
selang waktu 15 menit, aang tertidur pulas di springbed empuk itu, sementara aku yang memang tidak terbiasa menginap terjaga dari tidur dan lebih memilih untuk pergi merokok ke dapur. saat sampai di dapur, aku bertemu dengan bi lamy pembantu om herry yang baru saja keluar dari kamarnya di dapur.
“Eh bi lamy, belum tidur?” tanyaku basa basi.
“Udah sih mas, tapi aku haus mau minum” katanya.
tiba-tiba saat bejalan, bi lamy menjerit, spontan aku menoleh.
“Ada apa bi?” tanyaku.
“itu ada tikus barusan lewat di kaki saya mas saya kaget. lagian kata bapak, kalo ada tikus disini harus buru-buru diusri, soalnya bikin penyakit katanya.” jawab bi lamy terengah-engah.
“trus kemana tuh tikus larinya bi?” tanyaku walau sebenernya aku jijik dengan makhluk satu itu.
“itu lari kebawah wastafel yang banyak barang-barangnya mas” kata bi lamy sambil menunjuk ke arah bawah wastafel dapur.
Akupun mengambil sapu dan mendekati wastafel dapru, ku sodok-sodok disana yang sudah bertumpuk barang perabotan dapur yang sudah tidak terpakai. saat ku merunduk di bawah wastafel sambil merojok2 dengan sapu, tiba-tiba tikus itu keluar dari tumpukan barang-barang, membuat ku terkaget dan pundakku menghantam ujung pondasi wastafel yang terbuat dari keramik,
“Duukkk...” suara pundakku yang menhantam pondasi wastafel.
aku meringis kesakitan, tikus itu pergi keluar melalui pintu dapur yang memang sengaja sudah dibuka.
“Adduuhhh..” aku meringis.
“Adduuhhh... sakit yah mas, sini saya obatin pake betadine” kata si bibi menawarkan yang memang melihat pundakku menghantam pondasi wastafel.
aku duduk di bangku, si bibi mengambil betadine dan duduk di bangku sebelah ku.
“dibuka aja mas bajunya, biar enak” kata si bibi.
aku menurut saja.
si bibi mengoleskan betadine di pundakku. dan mengurut-urutnya perlahan-lahan.
sambil kami mengobrol, si bibi masih mengurut-urut pundakku. mungkin si bibi sedang iseng dan butuh teman ngobrol. sampai kuperhatikan kedua belahan payudaranya yang terlihat dari kaos hitamnya. batang zakarku bergerak-gerak.
“bibi udh lama kerja disini?” tanyaku.
“baru 3 bulan mas, itu jg. capek kerja disini sendirian mas, sy sudah minta sama ibu buat cari temen bantuin saya disini” katanya.
“oh gitu bi, trus suami bibi gk diurusin dong?” tanyaku penasaran.
“saya udah cerai mas 3 tahun yang lalu, suami saya main serong” jawabnya.
“oh gitu bi, emang selama 3 tahun bibi gak kepengen gituan bi?” tanyaku sembari nyengir pada bibi.
“ahh mas aldo ada-ada aja nih nanya nya” jawabnya sambil menepuk pahaku yang ku singkap di bangku.
“ya kepngen mas,cuma belum nemu aja” lanjut bi lamy sambil terus memijat-mijat pundakku yang sudah mulai terasa tidak sakit lagi.
“bi, bibi capek kan? gantian yah saya yang pijitin” kata ku pada bi lamy.
“ahh jangan mas, saya gak enak ahh” kata bi lamy tersipu.
“ya gpp bi. ayo sini” aku langsung berbalik dan pindah ke belakang punggung bi lamy.
aku mulai memijiti pundaknya secara perlahan-lahan, tampak b lami seperti begitu menikmati pijitanku.
dari belakang punggung bi lamy, kulihat belahan payudarannya yang sudah mulai mengendur tapi msh sangat menggoda dari balik kaos hitamnya.
awalnya aku hanya memijat-mijat pundaknya, lalu mulai turun ke dadanya, mulutku sedikit ku dekatkan di kuping kanannya, ku hembuskan nafas hasrat birahiku.
“hhhhfff...”
Kujilat-jilat belakang daunt telinga bi lamy dengan penuh nafsu yang sudah diujung tanduk, kuraba kedua payudaranya dengan penuh kelembutan.
“Aahhh..” bi lamy menggelincang.
ku kecup tengkuk lehernya dan kujilat-jilati secara perlahan, tangan kananku turun ke tengah-tengah selangkangan bi lamy. secara perlahan ku elus-eluskan jari tengah ku di gundukan miliknya yang sudah mulai basah.
bi lamy memutar badannya menjadi menghadapku, bibirnya langsung menyosor ke bibirku. kami saling berpagutan penuh dengan gairah masing-masing. Tangan kanannya mencoba meraih tonkat zakarku, dengan penuh syahwat ia mengocoknya secara penuh gairah, seolah-olah sedang di landa kehausan hasrat yang sudah lama ia tak pernah rasakan lagi.
sambl berpagutan, ku buka kaos hitam miliknya, hanya kusisakan celana pendek miliknya dan BHnya. kuremas-remas payudarannya yang begitu kenyal. sambil terus ia melamut bibir ku dengan penuh hasrat yang sudah tinggi. Bi lamy berdiri, ia menarik tanganku untuk ikut masuk ke dalam kamarnya. setelah masuk kamar, ia mengunci kamarnya. aku berbaring di kasurnya.
ku buka celanaku, bi lamy langsung menubruk tubuhku dan menindih tubuhku. ia terus melamut bibirku seperti belum pernah seseorang wanita yang sudah lama tidak pernah melakukan persetubuhan seperti ini.
pelan-pelan ia turun dari bibirku dan melahap batang zakarku yang sudah mengeras. ia lumat habis batang dan buah zakarku, sampai basah seluruh batangku dari air ludahnya.
“Ahh..” Aku melunguh.
kupegang rambut bi lamy dengan satu tangan kiri ku agar tak terurai saat ia sedang menikmati zakarku. ku maju mundurkan patntatku agar menyodok mulutnya lebih dalam dengan penis ku yang sudah sangat keras.
“srlllrrrppp.. mmphh..” bi lamy sangat menikmati hisapannya, bahkan sesekali ia sedot2 ujung penisku membuatku sangat ngilu.
selesai adegan blowjob aku membaringkan posisi bi lamy, sekarang ia yang berada di bawah badanku. ku gesek-gesekan pelan-pelan ujung penisku di mulut rahimnya yang sudah basah sekali, ia seperti mengerang nikmat. kuperhatikan matanya sedikit merem melek.
“Ahhh... mas..” bi lamy melenguh, ia memaksa penisku untuk segera masuk ke lubang kenikmatannya yang sudah sangat siap untuk di eksekusi.
Dengan mudah penisku masuk ke lubang bi lamy. ku atur ritme permainan dengan sangat lembut dan pelan-pelan. bi lamy seperti orang yang kerasukan kenikmatan. mungkin sudah bertahun2 ia tidak merasakan seperti ini. kedua kakinya mejepit pinggangku, sesekali ia mengangkat kepalanya melihat penisku yang sedang menjamah lubang kenikmatannya.
“Ahhh.. enakkk masss... terusss enjott mass..” bi lamy meracau
“Enak bi? haahhh... bibi mau terus kayak gini haahhh?” tanyaku sambil terus menyodok penisku.
“Enakk masss, teruss.. ahhh ...” balas bi lamy.
ia langsung menarik tubuhku, sekarang posisi badan ku berada diatas kedua gundukan payudaranya yang kenyal itu. ia lumat habis bibir ku, basah sekali lumatannya. tak sekejap ia membiarkan bibirku lepas dari lumatan bibirnya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.
tak butuh waktu lama, bi lamy mengerang sambil menjambak rambutku dengan kuat.
“hhhh.. ahh.. masss.. sayaa.. keluaar..” ujar bi lamy, ia Big O.
Serasa ada yang menyembur hangat di penisku, namun aku terus menggenjotnya dengan santai. kali ini aku naikan tempo permainan. ku genjot dengan pelan, tapi dengan penuh tenaga.
“Plokkk.. plokk.. plokk..” suara hantaman ku lubang bi lamy.
tanganku berada di kedua sisi pinggang bi lamy, sementara bi lamy sibuk meremas-remas payudaranya yang besar itu sambil menggiggit2 bibirnya.
“enak bi?” tanya ku pada bi lamy sambil terus menggenjot tubuhnya.
‘Enakkk mas.. udah lama gak kayak gini mas...” jawabnya.
aku hanya tersenyum. ku angkat kaki kanannya dan kusandarkan di dadaku. ku jilat-jilat kakinya itu penuh dengan birahi.
bi lamy masih menggiggit2 bibirnya dengan nakal, penuh sensasi. kupercepat sodokanku padanya.
“Ahhh biii... enak biii.. saya gak kuat... mauu keluarr.. aahhh...” aku mau orgasme, buru-buru kucabut penisku dari lubang kenikmatan bi lamy, kuarahkan sperma ku ke wajah bi lamy.
“Croott... Crott... Crott...” wajah bi lamy penuh dengan spermaku.
kemudian bilami menghisap batangku lagi, semakin ngilu dan bergidik penuh kenikmatan ku dibuatnya.
aku merebahkan tubuhku disampingnya. sambil memeluk tubuh sintal bi lamy.
“Enak mas, saya udah lama gak begini, terakhir sm suami sebelum cerai dia minta jatah kesaya mas, awalnya saya gak mau tapi lama2 saya kebawa juga” terang bi lamy padaku.
aku hanya diam lemas, batangku yang masih setengah lengket ku gesek-gesekan di paha bi lamy.
“Emang kenapa bibi cerai bi?” tanyaku
“Suamiku dulu suka main perempuan mas, kadang malah suka di bawa kerumah kalo dia pulang sambil mabuk saya kasian liat anak saya” kata bi lamy.
“oh begitu bi” jawabku seperti kurang peduli sambil terus menggesek-gesekan ujung zakarku ke pahanya.
“Iya mas, malah pernah saya lagi tidur trus kebangun tengah malem gak taunya suami saya lagi main sm perempuan di sebelah saya” jelasnya.
“wahh terus bi? “ tanya ku mulai sedikit penasaran.
“iya dia lagi main sama perempuan jalan di kasur saya, trus pas saya bangun dia malah nubruk badan saya dan gantian ngewe ke saya” kata bi lamy.
seketika batang penisku mulai sedikit mengangkat mendengar cerita bi lamy.
“awalnya saya sih nolak mas, tapi karna udah kepancing nafsu ya saya ikut main bertiga. tapi abis itu sy nangis mas, jujur sy gak rela suami saya kayak gitu” kata bi lamy.
“hmmm gitu bi, trus ada lagi gak bi?” tanya ku sambil memancing birahi kembali.
“Ada mas, biasanya dia suka mabuk sama pak RT di kampung, nah pernah dia jg pulang malem sm pak RT, eh ngajak pak RT buat ngewe sama saya mas” kata bi lamy menerangkan.
Aku hanya diam saja sambil mengelus-elus rambut bi lamy dan menggesek-gesekan batang penis ku yang sudah tegak kembali mendengar cerita bi lamy. aku berdiri sambil mengocok-ocok penisku di hadapan bi lamy. bi lamy duduk di depan penisku. ia mulai mengulum penisku dengan sangat lihai.
kujambak rambutnya, dan pegan rambutnya kuat-kuat kumaju mundurkan penisku ke dalam mulutnya dengan penuh tekanan.
“Mmmpphhh... glkk... mpphhh..” suara dari mulut bilamy yang kusodokan penisku.
terus ku tusukan penisku dalam-dalam ke mulutnya. ia mencoba melepaskan penisku dari mulutnya
“ehhkk..” air liurnya tumpah ke kasurnya, namun aku tak peduli.
kujambak lagi, ku sodokan penisku ke mulutnya lagi dengan kuat...
“Ahh.. enak biii..” lenguh ku.
ku angkat tubuhnya, kuputar membelakangi tubuhku. kumasukan penisku ke lubang anusnya. ku sodok-sodok dari belakang
“Ahh...” lenguhku.
bi lamy merangkul leherku dengan tangan kirinya. kedua tangan ku melingkar di pinggangnya ,
“Cplokkk... cpllokkk” suara sodokan.
“Ahhh enakkk biii...” aku mulai meracau.
pelan-pelan ia turun dari bibirku dan melahap batang zakarku yang sudah mengeras. ia lumat habis batang dan buah zakarku, sampai basah seluruh batangku dari air ludahnya.
“Ahh..” Aku melunguh.
kupegang rambut bi lamy dengan satu tangan kiri ku agar tak terurai saat ia sedang menikmati zakarku. ku maju mundurkan patntatku agar menyodok mulutnya lebih dalam dengan penis ku yang sudah sangat keras.
“srlllrrrppp.. mmphh..” bi lamy sangat menikmati hisapannya, bahkan sesekali ia sedot2 ujung penisku membuatku sangat ngilu.
selesai adegan blowjob aku membaringkan posisi bi lamy, sekarang ia yang berada di bawah badanku. ku gesek-gesekan pelan-pelan ujung penisku di mulut rahimnya yang sudah basah sekali, ia seperti mengerang nikmat. kuperhatikan matanya sedikit merem melek.
“Ahhh... mas..” bi lamy melenguh, ia memaksa penisku untuk segera masuk ke lubang kenikmatannya yang sudah sangat siap untuk di eksekusi.
Dengan mudah penisku masuk ke lubang bi lamy. ku atur ritme permainan dengan sangat lembut dan pelan-pelan. bi lamy seperti orang yang kerasukan kenikmatan. mungkin sudah bertahun2 ia tidak merasakan seperti ini. kedua kakinya mejepit pinggangku, sesekali ia mengangkat kepalanya melihat penisku yang sedang menjamah lubang kenikmatannya.
“Ahhh.. enakkk masss... terusss enjott mass..” bi lamy meracau
“Enak bi? haahhh... bibi mau terus kayak gini haahhh?” tanyaku sambil terus menyodok penisku.
“Enakk masss, teruss.. ahhh ...” balas bi lamy.
ia langsung menarik tubuhku, sekarang posisi badan ku berada diatas kedua gundukan payudaranya yang kenyal itu. ia lumat habis bibir ku, basah sekali lumatannya. tak sekejap ia membiarkan bibirku lepas dari lumatan bibirnya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.
tak butuh waktu lama, bi lamy mengerang sambil menjambak rambutku dengan kuat.
“hhhh.. ahh.. masss.. sayaa.. keluaar..” ujar bi lamy, ia Big O.
Serasa ada yang menyembur hangat di penisku, namun aku terus menggenjotnya dengan santai. kali ini aku naikan tempo permainan. ku genjot dengan pelan, tapi dengan penuh tenaga.
“Plokkk.. plokk.. plokk..” suara hantaman ku lubang bi lamy.
tanganku berada di kedua sisi pinggang bi lamy, sementara bi lamy sibuk meremas-remas payudaranya yang besar itu sambil menggiggit2 bibirnya.
“enak bi?” tanya ku pada bi lamy sambil terus menggenjot tubuhnya.
‘Enakkk mas.. udah lama gak kayak gini mas...” jawabnya.
aku hanya tersenyum. ku angkat kaki kanannya dan kusandarkan di dadaku. ku jilat-jilat kakinya itu penuh dengan birahi.
bi lamy masih menggiggit2 bibirnya dengan nakal, penuh sensasi. kupercepat sodokanku padanya.
“Ahhh biii... enak biii.. saya gak kuat... mauu keluarr.. aahhh...” aku mau orgasme, buru-buru kucabut penisku dari lubang kenikmatan bi lamy, kuarahkan sperma ku ke wajah bi lamy.
“Croott... Crott... Crott...” wajah bi lamy penuh dengan spermaku.
kemudian bilami menghisap batangku lagi, semakin ngilu dan bergidik penuh kenikmatan ku dibuatnya.
aku merebahkan tubuhku disampingnya. sambil memeluk tubuh sintal bi lamy.
“Enak mas, saya udah lama gak begini, terakhir sm suami sebelum cerai dia minta jatah kesaya mas, awalnya saya gak mau tapi lama2 saya kebawa juga” terang bi lamy padaku.
aku hanya diam lemas, batangku yang masih setengah lengket ku gesek-gesekan di paha bi lamy.
“Emang kenapa bibi cerai bi?” tanyaku
“Suamiku dulu suka main perempuan mas, kadang malah suka di bawa kerumah kalo dia pulang sambil mabuk saya kasian liat anak saya” kata bi lamy.
“oh begitu bi” jawabku seperti kurang peduli sambil terus menggesek-gesekan ujung zakarku ke pahanya.
“Iya mas, malah pernah saya lagi tidur trus kebangun tengah malem gak taunya suami saya lagi main sm perempuan di sebelah saya” jelasnya.
“wahh terus bi? “ tanya ku mulai sedikit penasaran.
“iya dia lagi main sama perempuan jalan di kasur saya, trus pas saya bangun dia malah nubruk badan saya dan gantian ngewe ke saya” kata bi lamy.
seketika batang penisku mulai sedikit mengangkat mendengar cerita bi lamy.
“awalnya saya sih nolak mas, tapi karna udah kepancing nafsu ya saya ikut main bertiga. tapi abis itu sy nangis mas, jujur sy gak rela suami saya kayak gitu” kata bi lamy.
“hmmm gitu bi, trus ada lagi gak bi?” tanya ku sambil memancing birahi kembali.
“Ada mas, biasanya dia suka mabuk sama pak RT di kampung, nah pernah dia jg pulang malem sm pak RT, eh ngajak pak RT buat ngewe sama saya mas” kata bi lamy menerangkan.
Aku hanya diam saja sambil mengelus-elus rambut bi lamy dan menggesek-gesekan batang penis ku yang sudah tegak kembali mendengar cerita bi lamy. aku berdiri sambil mengocok-ocok penisku di hadapan bi lamy. bi lamy duduk di depan penisku. ia mulai mengulum penisku dengan sangat lihai.
kujambak rambutnya, dan pegan rambutnya kuat-kuat kumaju mundurkan penisku ke dalam mulutnya dengan penuh tekanan.
“Mmmpphhh... glkk... mpphhh..” suara dari mulut bilamy yang kusodokan penisku.
terus ku tusukan penisku dalam-dalam ke mulutnya. ia mencoba melepaskan penisku dari mulutnya
“ehhkk..” air liurnya tumpah ke kasurnya, namun aku tak peduli.
kujambak lagi, ku sodokan penisku ke mulutnya lagi dengan kuat...
“Ahh.. enak biii..” lenguh ku.
ku angkat tubuhnya, kuputar membelakangi tubuhku. kumasukan penisku ke lubang anusnya. ku sodok-sodok dari belakang
“Ahh...” lenguhku.
bi lamy merangkul leherku dengan tangan kirinya. kedua tangan ku melingkar di pinggangnya ,
“Cplokkk... cpllokkk” suara sodokan.
“Ahhh enakkk biii...” aku mulai meracau.
tangan bi lamy berpegangan pada ujung meja yang ada dikamar, agar ia sedikit nungging.
bi lamy menggoyang-goyangkan pinggulnya, membuat penisku terasa di pelintir kuhantam lagi dengan kuat-kuat sodokanku. ku jambak rambutnya yang panjang dengan kuat.
“Teruss.. masss.. ahhh... yang dalemm mas.. uhh..” racau bi lamy.
kaki bi lamy bergetar, sepertinya ia akan mengejang. tak bbrp lama penisku seperti tersembur cairan hangat di dalam lubang bi lamy, namun aku tak mempedulikannya.
terus ku genjot luban kenikmatan wanita dengan umur 40an itu.
lima belas menit, aku mulai merasakan penisku ingin menyemburkan spermanya. kucabut batang penisku, bi lamy begitu paham, ia langsung bersimpuh dan mengulum penisku dengan sangat lihainya. aku tak kuasa, kucabut batang penisku.
“Crott.. Crott... Crot..” spermaku tumpah di wajah bi lamy.
“Ahh...” lenguh ku dengan nikmat sambil mengocok-ocok penisku di depan wajahnya bi lamy yang penuh spermaku.
bi lamy melahap penisku lagi dan mengulumnya dengan begitu menikmati, sesekali ia jilat-jilat dengan lidahnya. membuat penisku menjadi ngilu.
sungguh pemandangan yang begitu erotisnya melihat seorang wanita dewasa dengan wajah penuh sperma sdg mengulum penisku yang sudah mulai lunak.
ku tampar-tampar pipinya dengan batang penisku, tubuhku terasa lemas. ku pakai celana ku dan pergi keluar dari kamarnya sambil berkata ke pada bi lamy.
“Terima kasih bi” kataku tersenyum dan menutup pintu kamarnya.
Aku keluar dari kamar bi lamy, namun saat aku menengok kebelakang aku terperanjat saat ku lihat tante wita sedang duduk di bangku makan dapur, ia sedang asyik merokok sambil memainkan HP.
Tante seperti habis mandi, ia menggunanakan daster motif bunga-bunga berwarna biru dengan dada rendah, dada nye terlihat putih, sepertinya payudaranya berukuran 32D., ukuran payudara yang kecil, namun menggemaskan untuk ku.dikepalanya melilit handuk yang sepertinya basah.
Aku gugup, tak tau harus berkata apa. Diam terpana, namun tante wita tetap masih menikmati sebatang rokok dan bermain hp dengan wajah yang datar.
“Eh, ta.. tt..tante b...bbelum tidur?” tanya ku terbata-bata.
Tante wita diam sesaat msh dengan ekspresinya yang datar.
“Abis ngapain al dari kamar bibi? Jam segini pula” tanya balik tante wita
“ngg...ii..tuu..ngg..” Aku benar-benar bingung harus bilang apa pada tante wita.
“tante dari tadi dengerin lho dari sini” katanya.
Skak mat, aku merasa sudah tertembak. Tak bisa lagi untuk nge les dan cari-cari alasan.
bi lamy menggoyang-goyangkan pinggulnya, membuat penisku terasa di pelintir kuhantam lagi dengan kuat-kuat sodokanku. ku jambak rambutnya yang panjang dengan kuat.
“Teruss.. masss.. ahhh... yang dalemm mas.. uhh..” racau bi lamy.
kaki bi lamy bergetar, sepertinya ia akan mengejang. tak bbrp lama penisku seperti tersembur cairan hangat di dalam lubang bi lamy, namun aku tak mempedulikannya.
terus ku genjot luban kenikmatan wanita dengan umur 40an itu.
lima belas menit, aku mulai merasakan penisku ingin menyemburkan spermanya. kucabut batang penisku, bi lamy begitu paham, ia langsung bersimpuh dan mengulum penisku dengan sangat lihainya. aku tak kuasa, kucabut batang penisku.
“Crott.. Crott... Crot..” spermaku tumpah di wajah bi lamy.
“Ahh...” lenguh ku dengan nikmat sambil mengocok-ocok penisku di depan wajahnya bi lamy yang penuh spermaku.
bi lamy melahap penisku lagi dan mengulumnya dengan begitu menikmati, sesekali ia jilat-jilat dengan lidahnya. membuat penisku menjadi ngilu.
sungguh pemandangan yang begitu erotisnya melihat seorang wanita dewasa dengan wajah penuh sperma sdg mengulum penisku yang sudah mulai lunak.
ku tampar-tampar pipinya dengan batang penisku, tubuhku terasa lemas. ku pakai celana ku dan pergi keluar dari kamarnya sambil berkata ke pada bi lamy.
“Terima kasih bi” kataku tersenyum dan menutup pintu kamarnya.
Aku keluar dari kamar bi lamy, namun saat aku menengok kebelakang aku terperanjat saat ku lihat tante wita sedang duduk di bangku makan dapur, ia sedang asyik merokok sambil memainkan HP.
Tante seperti habis mandi, ia menggunanakan daster motif bunga-bunga berwarna biru dengan dada rendah, dada nye terlihat putih, sepertinya payudaranya berukuran 32D., ukuran payudara yang kecil, namun menggemaskan untuk ku.dikepalanya melilit handuk yang sepertinya basah.
Aku gugup, tak tau harus berkata apa. Diam terpana, namun tante wita tetap masih menikmati sebatang rokok dan bermain hp dengan wajah yang datar.
“Eh, ta.. tt..tante b...bbelum tidur?” tanya ku terbata-bata.
Tante wita diam sesaat msh dengan ekspresinya yang datar.
“Abis ngapain al dari kamar bibi? Jam segini pula” tanya balik tante wita
“ngg...ii..tuu..ngg..” Aku benar-benar bingung harus bilang apa pada tante wita.
“tante dari tadi dengerin lho dari sini” katanya.
Skak mat, aku merasa sudah tertembak. Tak bisa lagi untuk nge les dan cari-cari alasan.
Klik Nomer untuk lanjutan ceritanya