Cerita Dewasa - The Annisa Febrianti S-3

Klik Next/Nomor untuk membaca kelanjutannya.




Annisa Febrianti



Hari Senin awal bulan.

Kembali aku menjadi model dari sebuah produk. 3 jam sesi foto membuatku sedikit lelah, banyaknya revisi dan take ulang menjadi penyebab utama lamanya sesi foto tadi. Apalagi dengan konsep outdoor saat hari sedang panas-panasnya membuat keringatku meleleh. Berulang kali aku harus berkipas untuk mendinginkan suhu tubuhku.

Namun kondisiku yang usang ini tetap menjadi santapan mas Budi sebagai fotograferku hari ini. Berulang kali matanya membidik kulit ku yang mengkilap dibalur keringat. Sepertinya ia dengan sengaja membuatku berulang kali melakukan pose yang tidak perlu, seolah hanya ingin mengambil gambar lebih untuk menjadi koleksi pribadinya.

Btw mas Budi ini berperawakan tinggi besar, usia sekitar 30an dengan brewok di wajahnya. Kulitnya putih dengan bulu yang tebal di sekujur tangan. Kalau dipikir-pikir sih, bukan hanya tangannya saja yang berbulu lebat hehe. Baru sebulan dia bekerja sebagai fotografer di sini menggantikan pak Anto yang resign karena dapet kerjaan ditempat lain. Sebenarnya ada sebuah isu yang negatif tentang mas Budi ini, tapi aku tidak termakan gosip semudah itu sebelum membuktikannya sendiri.

Saat ini kami sedang berada di sebuah cafe yang sudah di booking secara pribadi khusus untuk acara pemotretan ini. Tempatnya tidak jauh dari kantor dan areanya rindang dengan banyak pepohonan disekitarnya. Sesaat aku jadi mengingat aesthetic cafe ketika awal datang tadi. Tapi Alhamdulillah kejadian di cafe itu tidak mungkin terulang disini karena semua pelayan termasuk penjaga parkirnya adalah wanita.

"Dek Nisa.. ayo tukar pakaiannya. Ada 1 tema lagi sebelum kerjaan kita kelar nih" kata mas Budi yang melihatku lagi duduk santai sambil chatingan.

"Sebentar mas. Nisa ke toilet dulu ya" ucapku mengakhiri chatingan dengan mas Farhan lalu dengan membawa baju ganti, aku menuju ke toilet cafe.

Kini aku sudah memakai pakaian yang diminta oleh mas Budi, yakni setelan rajut putih yang dipadukan dengan hijab berwarna pink salem dan rok lebar yang berwarna pink juga. Tidak lupa mas Budi menyiapkan sebuah tas yang matching dipadukan dengan pakaian yang kukenakan sehingga penampilanku tampak begitu modis, bak seorang akhwat kekinian yang tidak hanya menutupi auratnya saja tapi menampilkan kesan indah untuk dipandang oleh siapa saja.

Mas Budi dan rekan yang lain tampak terpesona dengan penampilanku ini. Wajah ayu serta make up seadanya dipadukan dengan style akhwat kekinian, membuatku seperti tampil apa adanya diriku.

Sekitar 20 menit lamanya kamera mas Budi terus mengeluarkan suara Shutter nya, ntah berapa gambar yang diambilnya, aku tak tahu. Berbagai gaya juga sudah ku peragakan mengikuti instruksinya. Mas Budi tetap saja seperti biasanya, ia tetap menatap tajam diriku seakan sedang melirik mangsanya.

Tidak lama berselang sesi foto pun berakhir. Mas Budi memperbolehkan aku terus memakai pakaian ini, bukan aku yang minta, tapi mas Budi yang bilang aku keliatan makin cantik apabila memakai pakaian berwarna cerah seperti ini. Aku pun menerima tawarannya, toh tidak ada ruginya juga.

Aku pun bergegas menuju mobilku yang terparkir tidak jauh dari lokasi. Mataku melirik kesana-kemari memperhatikan keberadaan pak kifli, namun sore ini tidak kutemukan. Mungkin sedang mulung di tempat lain pikirku.

"Nissa.. udah mau pulang ya? Kakak boleh nebeng sampai sampe perempatan aja?" Teriak kak indah dari arah kantor.

"Boleh kak. Yuk" sahutku.

Aku yang hendak meninggalkan cafe ini tiba-tiba saja dikejutkan oleh teriakan seorang wanita yang biasa menjadi rekan kerja sekalian seorang kakak bagiku.

Namanya Indah Purwaningsih. Seorang gadis cantik tamatan S2 dari universitas ternama. Ia memilih menjadi model karena hobbynya sejak jaman SMA dulu. Saat ini kak indah masih lajang, bukan karena tidak ada lelaki yang mendekatinya tapi karena ia terlalu memilih dalam menjalani hubungan.

"Kamu tadi foto disitu niss? Cakep kan tempatnya?" Tanya kak indah membuka obrolan.

"Iya kak cakep kok, Kekinian gitu.. Tadi aku sama mas Budi lagi endorse pakaian. Ini yang Nisa pakai juga sebenarnya pakaian hasil endorse tadi. Hihii" jawabku sambil menunjukkan baju yang kupakai

"Pantesan baru ini kakak liat Nisa make baju ini. Keliatan cantik banget loh. Berasa masih gadis tau" kata kak indah memuji penampilanku.

"Bisa aja si kakak. Padahal dianya juga cantik banget loh. Macem putri dongeng. Hihi" jawabku terkekeh

Kami berdua pun hanyut dalam pembicaraan yang sebenarnya tidak begitu penting, hanya saling lempar pujian atas kelebihan kami masing-masing.

Sebenarnya di kantor kami jadi cukup akrab karena sering terlibat di proyek yang sama. Tentunya ide pak Joko yang mengkolaborasikan dua akhwat cantik untuk kesuksesan pekerjaannya.

"Btw niss.. kamu sebaiknya agak hati-hati dengan si Budi itu ya. Aku dengar dia dulu sempat kena kasus pelecehan kan?" Ucap kak indah memperingatkan ku.

Kali ini kak indah memasang mimik tegang pertanda dirinya yang sedang serius.

"Annisa baru dengar sih kak. Tapi apa iya kak?" Tanyaku penasaran

"Iya loh. Kakak ditunjukin sama si Desi. Videonya sempat viral beberapa tahun lalu loh" jawab kak indah mencoba mencari berita pelecehan itu melalui hp nya

"Serem banget kak. Padahal tadi waktu sama Nissa, keliatannya orangnya baik-baik aja sih kak. tapi siapa tau ya kan kak" timpal ku sambil berpikir. Untung aja mas Budi tadi gak macem-macem.

"Nah itu yang harus kamu wanti nis.. awalnya baik, akhirnya jadi serigala. Apalagi modelnya secantik kamu. Pokoknya udah kakak ingetin ya. Nisaa harus hati-hati ma pak Budi" ucap kak indah sambil sedikit merepet

"Hehehe. Iyah kak. Makasih ya" jawabku girang.

Seperti mendengar omelan kakak sendiri, itulah yang kurasakan ketika kak indah mengomeli ku. Tapi ia seperti itu karena rasa perhatiannya. Hal itu tentu membuatku senang.





POV 3rd


Disuatu perumahan elit, tepatnya di sebuah teras rumah terdapat seorang lelaki bertubuh tambun dengan perut buncitnya sedang bermain game moba bersama ke-4 temannya.

Mukanya terlihat kesal karena terus kalah dalam 4 match terakhirnya. Di permainan ke-5nya, banyak kata umpatan yang keluar dari mulutnya yang hitam khas seorang perokok itu mencemooh permainan rekannya. Rekannya bukannya tidak marah hanya saja sudah seperti hal lumrah jika Bobby, berkelakuan seperti itu jika sedang badmood.

"Asu la hen. Kalah melulu. Bakar-bakar bintang ini namanya" ucap Bobby kesal

"Wkwk makanya main yang bener Lo gendut. Lo banyak matinya ketimbang ngekill" balas seorang temannya yang bernama Hendra

"Tau tuh si kerbo. Jadi assasin bukannya ngebantai musuh, malah kebante sama musuh. Huh" timpal seorang temannya yang lain.

"Lanjut yok. Jangan tanggung gini lah. 5 lose streak ni woi. Kau Bob jadi tank aja. Jgn assasin lagi" lanjut seorang temannya yang lain

"Ayok. Mau 10 match juga gua ngikut aja" ucap temannya yang lain

"Au ah. Males gue. Lu pada lanjut aja. Aku mau jajan dulu" ucap Bobby dengan kesal.

Dibanding ke 4 temannya, Bobby tampak yang paling kesal. Sebenarnya bukan hanya karena lose streak yang dialaminya, namun karena ia memiliki unek-unek. Dirinya masih belum menemukan seorang wanita seksi mirip Annisa yang dijumpainya di taman kemarin, padahal sudah beberapa hari terakhir Bobby mendatangi cafe sebatas hanya ingin menemui wanita seksi tersebut. Di benaknya ia sama sekali tidak mempercayai ucapan tukang parkir cafe yang mengatakan wanita molek itu adalah pacarnya.

Bobby berjalan keluar halaman, kebetulan seorang penjual bakso bakar keliling lewat. Dengan cepat ia membelinya. Uang 50rb ia keluarkan dari kantungnya untuk membeli 50 porsi bakso bakar, porsi yang sangat banyak untuk mereka cemil sambil push rank ria.

Selagi menunggu bakso dibakar, Bobby seperti melamun. Pandangannya kosong menatap sebuah kertas kartun yang digunakan untuk mengipasi bakso bakarnya. Dipikirannya masih terbayang sesosok wanita. Setiap kali Bobby mengingatnya, setiap itu juga birahinya meninggi. Tonjolan di selangkangannya membesar tatkala ia mengingat susunya yang besar, lehernya yang jenjang, serta kulitnya yang putih dan mulus itu.

"Ah sialan la. Kebayang terus pun!" ketus Bobby

Pak Mamat, sang penjual bakso bakar yang bertubuh kecil dan kurus sedikit kaget ketika mendengar celetukan Bobby. Semula ia merasa umpatannya ditujukan kepada dirinya sampai ia memperhatikan kegusaran pria bertubuh gembrot didepannya itu.

"Keliatan setress amat sih bang. Banyak masalah ya?" Tanya nya terus mengipasi bakso bakar pesanan Bobby

"Eh engga pak. Lagi mikirin kerjaan aja" balas Bobby yang tidak mungkin mengatakan hal sebenarnya ke penjual bakso yang baru ditemuinya.

"Oh kirain ada masalah cinta toh bang. Mukanya sampe kusut gitu Hahaha" ejek tukan bakso itu dengan berani

"Keliatan banget ya? Buset deh si bapak tau aja masalah orang. Ngaku deh, iya pak." Jawab Bobby kelihatan malu dengan masalahnya

"Biasa bang. Masalah anak muda jaman sekarang kalo gak habis uang, ya masalah percintaan. Bapak juga waktu masih muda dulu permasalahannya sama dengan kamu bang." Ucap pak Mamat terus mengipasi baksonya

"Masalahnya pak, cewek yang kusukai udah punya lakik. Eh jumpa sama yang mirip denganya, malah jadi lonte pula pak." Kata Bobby mulai menjelaskan kerisauan hatinya. Padahal ke teman-temanya saja pun, ia belum menceritakannya.

"Waduh bang. Agak Laen masalah Abang" jawab pak Mamat dengan sedikit gelengan kepala




"Tuh bingung kan? Bapak aja yang udah berpengalaman bingung apalagi aku yang masih kecil gini haha" ucap Bobby tertawa

"Buset kecil nya kayak Abang besarnya gimana lagi? Hahaha.. udah deh Abang cari pelampiasan aja. Cari tuh lonte terus pake terus sampe bosan. Tapi ada yang lebih menantang bang" ucap pak Mamat membuat Bobby penasaran

"Apa tu bang?"

"Mending Abang pepet yang udah binor itu aja. Naklukin binor lebih seru. Terus rasa binor jg pasti lebih wuenakk. Wkwkwk" kekeh pak Mamat sambil membolak-balik bakso dari panggangan nya.

Ucapan pak Mamat membuat Bobby terhenyak. Tampak dia seperti meng-iya kan saran dari penjual bakso bakar yang baru saja ia temui.

"Macem pernah jajan lonte aja si bapak. Hahaha"

"Abangnya sepele sama bapak. Saya mah sering jajan bang. Sebulan minimal 10x. Apalagi kalo dagangan laris. Hahaha" kekeh pedagang bakso bakar itu

"Kukira cupu ternyata suhu. Wkwk. Top deh lu pak. Hahaha" Bobby ikut terkekeh

"Bijak banget lu pak. Gue terima deh sarannya. Orang yang gue sayang iya, binor iya. Lengkap sudah" lanjut Bobby semakin yakin dengan pilihannya

Setelahnya dengan membawa kantung kresek penuh bakso bakar, Bobby dengan senyum menyeringai diwajahnya membuka pagar rumahnya lalu masuk ke area teras lalu duduk di tengah temannya yang masih asik bermain game moba.

"Malam ini jajan yuk. Lagi sange gue" ucap Bobby lantang.

Seketika fokus temannya yang sedang bermain game pun buyar.

"Yaelah kenapa pada kaget. Ntar gua yang bayar deh. yang penting kita senang-senang bareng!" Lanjut Bobby yang kini membuat temannya melotot kearahnya.

Bagai mendapat rezeki nomplok, teman-temannya melompat kegirangan mendapati Bobby akan mentraktir mereka jajan.

Bobby juga ikut senang dengan reaksi yang diberikan temannya. Kini di hatinya sudah ada keputusan bulat. Yakni ia akan menggebet Annisa yang sudah bersuami, tapi selain itu, jika perlu, ia akan bermain dengan lonte sebagai pelampiasan.



-_-_-_-_-_-_-_-_-



Disaat yang sama di sebuah komplek perumahan berbeda, sebuah mobil putih tampak memasuki garasi sebuah rumah minimalis. Dari mobil itu keluar sesesok akhwat cantik dengan pakaiannya yang berwarna putih-pink memasuki pintu rumahnya.

Dengan jalannya yang anggun ia langsung menuju kamarnya untuk berganti pakaian lalu menuju dapur rumahnya untuk memasak.

Annisa saat ini hanya mengenakan sebuah baju berlengan pendek model crop top dengan belahan rendah bersanding dengan celana kulot panjang longgar. Rambut panjangnya sudah dikucir kuda sehingga menampakkan leher jenjangnya yang begitu mulus. Bajunya sedikit ketat sehingga menampilkan bentuk tubuh Annisa yang proporsional.

Sebagai istri yang baik, Annisa tentu berniat mempersembahkan masakan terbaiknya. Berbekal sebuah buku resep, ia berencana membuat sayur lodeh kesukaan suaminya. Bahan baku juga sudah ia persiapkan. Dengan cekatan Annisa memotong beragam sayuran, namun saat akan merajang terong, tiba-tiba saja bulu kuduknya berdiri karena teringat akan sesuatu.

"Iih kok bisa ya? Bentuknya mirip banget sama punya bapak itu." Batin Annisa saat memegang sebuah terong berukuran cukup besar.

Ingatannya tentu menuju ke seorang lelaki tua yang pernah menyetubuhinya sewaktu di taman dulu. Entah mengapa saat ini ditangannya ada sebuah terong yang memiliki ukuran serupa dengan penis bandot tua itu.

Semakin dilihat Annisa semakin yakin dengan terong yang sedang digenggamnya. Ia masih tidak habis pikir benda sebesar itu pernah mengisi rahimnya yang sempit.

"Kalo dicoba lagi bisa masuk gak ya??" Batin Annisa penasaran




Tanpa sadar Annisa mengarahkan terong itu ke selangkangannya, tepat didepan pintu vaginanya yang masih tertutupi oleh celananya. Ia gesek-gesek perlahan sehingga rasa geli dibagian intimnya itu berubah menjadi rasa nikmat. Baru sebentar tangannya terus mengusap terong tersebut sampai dari arah luar, terdengar bunyi kepulangan suaminya.

"Assalamualaikum umii." Ucap mas Farhan sambil mengetuk pintu.

Annisa yang kaget langsung mengangkat terong tersebut menjauh dari vaginanya. Ia letak di atas telenan lalu dengan langkah cepat Annisa membuka pintu rumahnya.

Dengan wajah berseri Annisa menyambut kepulangan suami tercintanya, tangannya ia salim lalu dengan cinta Annisa memeluk erat suaminya. Mas Farhan yang tadinya terlihat letih atas pekerjaannya, seketika seperti sudah mengisi ulang energinya. Mukanya kembali ceria merasakan pelukan hangat dari istri cantiknya itu.

"Abi mandi gih.. acem banget badannya" pinta Annisa sambil menggaet lengan mas Farhan menuju kamar mandi didalam kamar tidurnya.

"Iya umiku yang cantik jelita.. btw umi lagi masak ya? Harum banget dari arah dapur" tanya mas Farhan sambil mengendus ke arah dapur

"Umi lagi masak sayur lodeh kesukaan Abi. Tinggal masukin terong nya aja udah jadi deh" jawab Annisa dengan centil

Seketika Annisa seperti berpikir, seperti ada yang salah dari ucapannya barusan.

"Tinggal masukin terong? Ke panci atau ke..... Isshh pikiranku!, lagi ada mas Farhan pun kok bisa-bisanya nya aku bayangin itu terong masuk ke vaginaku. Dasar!" Batinnya nyegir sendiri

"Jadi lapar. Habis Abi mandi kita langsung makan ya sayang" ucap suaminya Annisa itu yang langsung dibalas setuju oleh istrinya

Annisa tidak mau terus kepikiran soal si terong yang mampu menaikkan birahinya, di pikirannya ia hanya ingin membuat kenyang suaminya agar fit untuk memuasi birahinya yang dari kemarin meninggi.

Setelah mandi dan mengenakan kaos oblong serta celana pendek, Annisa langsung mengajak suaminya duduk di meja makan. Tidak lama, Annisa datang membawa 2 buah piring, yang satu berisikan sayur lodeh dan yang satunya adalah sambal terong.

Farhan tampaknya kagum melihat istrinya. Bagaimana tidak?, seorang wanita seksi dengan rambut di kucir sedang bolak balik menghidangkannya makanan lezat. Setiap Annisa menaruh piring di meja yang mengharuskannya sedikit menunduk, setiap itu juga belahan payudara indah istrinya itu menjadi santapan mata nakal suaminya. Annisa yang menyadari tatapan mesum suaminya, malah semakin menggoda suaminya dengan sengaja menurunkan kaus berbelahan rendah yang dipakai sehingga belahan mulusnya semakin kelihatan.

"Mata nya Abi nakal deh liatin susunya umi mulu. Encesnya tuh awas jatuh ke nasi loh.. Hihi" ledek Annisa ke suaminya yang terlihat mupeng pingin nyusu

"Habis susunya umi tumpah tumpah gitu bikin ngiler aja. Untung aja cuma Abi disini. Kalo ada cowo lain, udah diterkam loh umi. Hehe" ucap Farhan melambaikan tangan memanggil Annisa duduk di pangkuannya

"Terkam terkam... Emang Abi mau berbagi susu umi ke cowok lain?? Kalo Abi izinkan sih bisa umi pertimbangkan deh" jawab Annisa seolah menggoda suaminya.

Setelah semua hidangan tersaji di meja, Annisa dengan gemulai berjalan mendekat lalu duduk di pangkuan suaminya. Tanganya merangkul ke leher Farhan lalu sebelah kakinya ia angkat keatas kaki satunya sehingga terlihat sangat feminim.

Seketika wanita seksi itu ingat kalau kedua susu montoknya pernah menjadi bulan-bulanan lelaki lain, bukan hanya satu tapi banyak lelaki lain. Bahkan temannya sendiri, bobby, sudah pernah menyentuh mulusnya bongkahan melon tersebut.

"Maaf ya sayangku. Sebenarnya susu aku udah pernah di terkam cowok lain kok. Cowok yang tua-tua malah. Hihi" batin Annisa mengingat kejadian dahulu




Sementara Farhan, rasa bingung melandanya. Ia takut membuat marah istri cantiknya. Sesaat tadi ia keceplosan mengatakan menyebutkan kalo cowok lain menerkam susu indah milik istrinya. Di satu sisi Farhan sebagai suami yang taat, tidak ingin istrinya menjadi wanita kotor. Ia ingin Annisa menjadi istrinya yang sholehah dan berbakti ke dirinya sendiri aja. Namun jauh dari lubuk hatinya, Farhan juga menginginkan sisi binal dari istrinya itu keluar. Bahkan sebenarnya farhan pernah membayangkan istrinya disetubuhi oleh lelaki lain.

"Hehe ya pasti engga sayang. Mana mau Abi berbagi susu indah gini ke orang lain. Ini cuma milik Abi sendiri hmpppp" ucap Farhan menelusup kan wajahnya tepat ke belahan payudara Annisa.

Ia hirup aroma wangi tubuh istrinya itu. Ia geleng-geleng kan kepalanya merasakan kekenyalan payudara Annisa yang sekel.

"Ehhmm abiii.. katanya laper mau makan" desis Annisa merasakan rangsangan di payudaranya.

"Nih Abi lagi makan.. emmmmm" jawab Farhan mengeluarkan bongkahan melon ranum Annisa lalu langsung melahap putingnya yang kecoklatan itu.

"Ehhmmm Abi.. padahal udah umi masakin sayur lodeh, malah makan tetek umi. Ehhmm" ucap Annisa menahan desahannya.

Farhan seperti kesetanan. Ia tidak menghiraukan ucapan istrinya. Mulutnya terus saja melahap payudara ranum Annisa. Bibirnya kerap kali menggigit manja puting Annisa, areolanya ia jilatin hingga terbasahi oleh liurnya.

"Aahh.. geli bi..." Desis Annisa kegelian dengan permainan lidah suaminya.

Hasratnya semakin menutupi akal sehatnya, perutnya yang tadi keroncongan sudah tidak terasa lagi. Rasa laparnya telah berubah menjadi nafsu. Tonjolan di celana boksernya kian membesar. Annisa yang berada tepat diatasnya tentu menyadari penis suaminya yang menegang.

"Umii. Kok cantik amat sih. Abi jadi ngaceng pengen nyetubuhi umi" ucap Farhan manja ke istrinya.

"Serius Abi pengen sekarang?? Ya udah. Ayuk kita ke kamar bii" ajak Annisa mengambil ancang-ancang untuk berdiri

Farhan yang sudah terujung malah menarik turun celananya lalu dengan cepat menarik turun celana panjang istrinya juga.

"Eehh abii??? Uhhhhhh" desah Annisa saat suaminya itu kembali mendudukkannya di pangkuannya.

Namun kali ini berbeda, penis suaminya yang sudah menegang telah menancap di vagina Annisa.

"Ahhh Abi kok nakal banget.. malah langsung dimasukin. Kan memek umi belum terlalu basah.. ahhhh" ucap Annisa merasa sedikit ngilu di vaginanya.

"Maaf umi.. tahan sebentar ya. Biar Abi buat basah. Hengkkkk" ucap Farhan tiba-tiba mengangkat pinggulnya sehingga penisnya semakin menancap dalam.

"Iya abii.. ga papa kok demi abii. Ahhhh"

Annisa yang masih merangkul leher suaminya pasrah. Dirinya yang sebenarnya sedang dilanda birahi hanya mengikuti permainan suaminya. Tidak perlu waktu lama untuk vaginanya mengeluarkan oli pelumas khasnya.

Meski kesulitan Farhan tetap bisa memberikan pompaan, terbukti dari duduk Annisa yang sedikit tersentak sentak ke atas. Walau tubuhnya sintal, ternyata berat tubuh Annisa tidaklah begitu membebani suaminya. Wajahnya terlihat menikmati setiap kali penis milik suaminya berhasil menancap sempurna di vagina sempitnya.

"Aahhh abiii... Enak biiih... Aahhhh" racau Annisa semakin menikmati

Dengan posisi duduk,Farhan juga terus menguras tenaganya memberikan dorongan demi dorongan bertenaga. Sekitar 10 menit Farhan tahan di posisi itu sebelum akhirnya ia meminta berganti gaya.

Farhan memposisikan Annisa untuk membelakanginya, lalu satu kaki Annisa diangkatnya bertumpu di kursi makan dengan menggunakan tangannya. Kembali penis tegangnya ia arahkan mendekat.

"Sshhhhhh aaahhhh"

Annisa kembali mendesah nikmat saat kepala jamur penis suaminya itu perlahan membelah bibir vaginanya. Batang kejantanan milik Farhan perlahan menelusup mengisi lubang kenikmatan yang sudah becek itu.



Saat udah masuk seutuh nya, Farhan kembali mengeluarkannya, lalu memasukkannya kembali, lalu mengeluarkannya lagi, terus memasukkannya kembali. Begitu terus gerakan yang dilakukan Farhan sampai ia keenakan lalu melakukan gerakan yang tidak sampai mengeluarkan penisnya dari dalam liang kawin Annisa.

"Ahhh umiii aahhhh ahhhhh" desah Farhan sambil menggenjot vagina istrinya.

Mereka sama-sama mendesah menikmati. Kaus yang Annisa kenakan digulung ke atas hingga payudaranya yang mantul itu keluar dari sarangnya. Farhan tidak mau melepaskan kesempatan untuk menyentuh bongkahan daging kenyal istrinya yang sedang gondal gandul itu. Dengan tangannya ia segera menangkap keduanya lalu ia remas dengan kuat.

Rangsangan di dadanya itu ternyata semakin menambah nikmat persetubuhan halalnya. Desahan manja terus keluar dari mulut mungilnya, sementara di vaginanya terdengat suara seperti gemercik air yang menandakan adanya penis tegang yang sedang keluar masuk.

"Aaaahhhh aahhhh yaahh terus biihh.. sodok umi yang kencang abiiihhh ahhhhh" racau Annisa yang terus didera kenikmatan bercinta. Rasanya ia sudah ketagihan akan sensasi nikmat ini.

Farhan terus menggoyang-goyangkan pinggulnya menggenjot Annisa. Deru napasnya terdengar kencang. Namun naas baginya, Annisa yang memejam menikmati persetubuhan halalnya kali ini harus kembali merasakan hal yang sama seperti kemarin.

"Aahhhh keluar miiiih!"

*Crott crott*

Dua semburan lengket kembali mengisi rahim Annisa. Annisa diam terpaku berusaha memahami apa yang baru ia alami.

"Abiii udah keluar???" Tanya Annisa

"Hahh.. hahh.. udah mi.. nikmat banget hahh" jawab Farhan yang masih ngos-ngosan

Tanpa permisi Farhan menarik lepas penisnya dari vagina Annisa lalu langsung terduduk lemas di kursi.

Wajah Annisa tampak memerah menahan kekesalan. Ini adalah kali kedua suaminya gagal dalam memuasinya. Padahal ia sedang berada di puncak syahwatnya, namun suaminya tidak mampu mengimbanginya.

"Abi rebahan dulu ya mih? Lemas banget ni abi" ijin Farhan. Tanpa menunggu jawaban Annisa yang masih bersender di tembok, ia berjalan meninggalkan menuju kamar lalu berbaring. Tak lama, ia tertidur pulas dengan wajahnya yang tampak puas.

Kali ini Annisa beneran kesal. Farhan bukannya meminta maaf karena telah gagal dalam memuasinya, malah meninggalkannya lalu dengan enaknya tertidur pulas. Hidangan yang sudah tersaji di meja makan juga tak ia sentuh.

"Huh. Kok mas Farhan seenaknya gitu! Terus aku gimana mas?? Aku masih pengen. Hemppp" desis Annisa memainkan sendiri klirotisnya menggunakan jari manisnya. Lalu ia mengarahkan jarinya menuju lubang kenikmatannya dan menusuknya. Vaginanya yang masih basah akibat persetubuhan tadi memudahkan jari lentiknya masuk kedalam.

Ketidaksanggupan suaminya membuat Annisa terpaksa memuasi dirinya sendiri. Dengan jari miliknya sendiri, ia mengobok liang kewanitaannya. Jarinya keluar masih dengan sangat cepat. Annisa memang merasakan nikmat, tapi tidak senikmat pomoaan penis milik suaminya.

"Aahhhhh hemmpphhhh ssssssahhhh aahhhhh" desis Annisa dengan napas memburu

Sekitar 5 menit Annisa mastrubasi di dapurnya, dtimbul penyesalan ia telah merajang semua terong yang ada di kulkas sehingga tidak bisa menjadikannya sebagai pengganti penis suaminya yang lemah.

"Kalo tau kamu begini, tadi engga umi masakin sayur lodeh kesukaanmu biih ahhhh" ucap Annisa kesal.

Annisa terus mengobok vaginanya sendiri. Suara cipratan cairan cintanya makin terdengar merdu akibat jarinya yang keluar masuk. Matanya sampai merem melek berusaha menikmati sensasi masturbasi yang sedang ia perbuat.

Di luar sana, sebuah sepeda motor berhenti tepat di luar pagar rumah annisa. Pengemudinya mengambil sebuah paket dari keranjang yang ada di bagian belakang motornya. Di wajahnya terpancar senyuman penuh arti.




"Gak nyangka bisa anter paket ke mbak cantik ini lagi" batinnya bahagia


"Pakeetttt! Permisi, PAKET!!"


Annisa yang sedang mastrubasi di dapur rumahnya terkejut mendengar suara panggilan dari seorang lelaki di luar rumahnya. Segera ia lepas jarinya dari dalam vaginanya yang sudah sangat becek. Jarinya yang terlepas itu tampak begitu basah terkena lendir kenikmatannya.

Dengan napas yang terengah-engah Annisa mencoba bangkit memperbaiki pakaiannya lalu berjalan membuka pintu. Saat pintu baru terbuka setengahnya, seketika ia menyadari kondisinya saat itu yang hanya memakai kaos berbelahan rendah yang memperlihatkan belahan payudaranya dan celana kulot longgar. Dengan cepat ia segera melompat bersembunyi di balik daun pintu agar tidak terlihat orang lain dari luar rumahnya. Namun telat baginya untuk bersembunyi, Karno yang memang sudah sangat menantikan Annisa, dari sampainya ia tadi tidak memalingkan pandangan dari arah pintu tersebut menunggu sang bidadari keluar. Saat pintu mulai terbuka, untuk sesaat ia melihat Annisa yang tidak terbalut hijab, bahkan melihat tubuh mulusnya yang begitu sintal. Bukan hanya Annisa yang kaget, begitu juga dengan lelaki itu. Matanya melotot seakan mau keluar. Mulutnya menganga seakan tidak percaya melihat akhwat seksi itu bersembunyi dibalik daun pintu rumahnya.

Di balik daun pintu rumahnya, Annisa tampak panik. Meski samar ia merasa kurir tersebut sudah melihat kemolekan tubuhnya. Disaat birahinya sedang meninggi, lagi-lagi ada lelaki lain yang dapat menikmati indahnya tubuh mulusnya.

"Duhh aku bego banget. Kenapa bisa lupa kalo belum pake cardigan dan hijab. Mana kayaknya Abang itu udah liat deh" ucap Annisa panik

"Mbakk! Pakeetttt!" Jerit si kurir dari luar pagar

Annisa semakin panik mendengar panggilan Abang kurir. Pikirannya berkecamuk antara langsung keluar mengambil paketnya, atau memakai pakaian yang lebih sopan terlebih dahulu. Sungguh saat yang tidak tepat, disaat birahinya sedang memuncak, Annisa kedatangan kurir yang dulu pernah melecehinya.

"Ya udah lah. Toh dia udah liat juga tadi. He emm. Gapapa sekali sekali bagi rezeki." Batinnya memberanikan diri

Mata abang kurir itu kembali melotot melihat Annisa muncul dari balik daun pintunya. Seolah tak percaya, ia bahkan mengucek matanya dan sosok wanita cantik itu memang ada.

Annisa berjalan keluar rumahnya menuju pagarnya yang masih menutup. Lenggokan pinggangnya serta getaran payudaranya yang dibalut kaus tipis ketat bagai sebuah pemandangan indah bagi si Abang kurir.

Pagar tersebut dibuka sedikit, Annisa mempersilahkan Abang kurir tersebut memasuki teras rumahnya.

"Maaf bang nunggu lama." Ucap Annisa dengan gelagat malu

"E..eh. iya mbak. Kaget saya liat mbak nya beda banget dengan yang waktu itu" ucap si kurir memperhatikan setiap jengkal tubuh annisa

"Hihii. Beda apa nya? Kemarin itu kebetulan aja lagi pake hijab sekarang kebetulan aja lagi nyantai di rumah. Kan weekend" jawab Annisa mengada-ada

"Pantes.. kemarin mbak nya keliatan seperti seorang muslimah gitu loh. Kalo sekarang keliatan beda gitu. Kayak perempuan hot di Instagram itu loh. Hehehe. Btw ini paketnya mbak" kata si kurir menyerahkan paket

"Tapi keg biasa, foto dulu ya mba" lanjut si kurir

"Iya bang" jawab Annisa

Abang kurir itu dengan cepat mengambil hp nya lalu mengarahkan kameranya ke Annisa yang sedang memegang paketnya.

Disisi lain, Annisa yang sedang berdiri dengan pakaian minimnya masih tampak ragu. Matanya melihat paket yang ada ditangannya dengan tatapan kosong. Batinnya masih berkecamuk memilih antara melanjutkan dorongan birahinya atau segera mengakhirinya sebelum terlampau jauh. .




"Mbak.. ayo liat kesini" titah si kurir yang menyadarkan Annisa dari lamunannya

"Iya Abang" jawab annisa melirik

Walau tampak ragu Annisa kini memberanikan diri berpose menampilkan dirinya. Dirinya yang sejatinya adalah seorang foto model tentu tidak kesulitan memilih gaya yang tepat. Paketnya ia angkat setinggi dada lalu dengan sedikit senyuman ia memberikan aba-aba bahwa dirinya telah siap untuk di potret

*Cekrek*

"cantiknya.. jadi pengen nakalin lagi" batin Abang kurir sambil terus memotret Annisa. Pandangannya tidak bisa lepas dari belahan putih mulus yang terpampang dari bagian dada wanita cantik itu.

Setelah sekitar 15x jepretan, si Abang kurir tampaknya puas dengan hasil yang telah diambil. Kini ia sedang membersihkan kamera depannya sambil berjalan mendekati Annisa.

"Sekarang waktunya foto berdua ya mbak" pintanya sambil berdiri tepat di sebelah kiri Annisa

"he'em" jawab Annisa singkat

Si Abang kurir semakin mendekatkan dirinya sampai aroma harum rambut Annisa dapat terhirup oleh hidungnya. Matanya tak bisa lepas dari kulit mulus sang betina yang begitu enak dipandang. Lubang hidungnya terus kembang kempis berusaha mengendus aroma wangi tubuh Annisa.

"Beneran pangling saya liat mbaknya. Dari dekat gini mbaknya macem orang lain loh" ucapnya dengan pelan sambil terus mendekatkan mukanya

Annisa semakin menyadari sudah tidak bisa mundur lagi dari jalan yang ia pilih. Dengan satu tarikan napas panjang, ia membulatkan tekad nya memberanikan diri membalas tatapan Abang kurir itu. Tatapannya begitu teduh dengan bulu lentik disekelilingnya sehingga membuat lawan bicaranya canggung.

"Jangan diliatin gitu atuh mbak. Jadi grogi loh saya" ucapnya malu-malu memalingkan pandangannya

"Kata si Abang mau foto berdua kan?. Ayo bang segera difoto. Malu aku kalo sampai diliat orang lewat bang" ucap Annisa sambil melihat sekeliling

Memang pada saat weekend, perumahan yang Annisa tempati kerap sepi karena rata-rata yang tinggal disitu adalah pekerja kantoran. Senin sampai Jumat bekerja, sedangkan Sabtu dan Minggu istirahat dirumah atau liburan ke luar kota. Ya, sama hal nya dengan dirinya dan Farhan. Di akhir Minggu mereka biasanya hanya bersantai dirumah atau sesekali jalan-jalan berbelanja ke mall.

"Mbak tetap pegang paketnya ya." Ucap Abang kurir yang tangannya kini berani merangkul pundak annisa

Kedua tangan Annisa memegang kotak paket yang ia tahu isinya adalah rice cooker. Ukurannya lumayan besar, sulit untuk dipegang oleh satu tangan saja sehingga annisa tidak bisa menepis rangkulan tangan lelaki itu. Tapi dari dirinya tidak ada niat menepis, sebenarnya Annisa sudah menyetujui tindakan kurir tersebut.

*Cekrekk*

Karno. Nama seorang lelaki yang berprofesi sebagai kurir paket dari sebuah jasa expedisi. Seperti telah menghabiskan seluruh keberuntungannya dalam satu waktu, Saat ini ia sedang mendapat jackpot karena paket yang diantarnya sekarang, bertujuan ke seorang akhwat cantik yang sedang berpenampilan sexy. Ditambah lagi akhwat cantik itu ternyata sedang dilanda birahi karena tidak berhasil dipuasin oleh suaminya.

Karno sengaja mengangkat tinggi kamera hpnya. Ia memotret dari sudut atas agar belahan Annisa lebih terekspose. Meski menggunakan hp yang sudah ketinggalan jaman, namun kameranya masih dapat membidik targetnya. Hasil jepretannya? Sebuah senyuman indah terpampang di wajah Annisa dengan rambutnya yang hitam berkilau membuat foto yang harusnya sedikit buram itu tampak memukau. Hanya satu saja kekurangannya, partner foto Annisa bukan lah suaminya yang tampan, melainkan Karno yang berwajah pas-pasan.



Annisa sebenarnya masih berusaha menahan hawa nafsunya. Syahwatnya yang sedang meninggi membuat setiap sentuhan yang diterimanya menjadi sensasi nikmat tak terbayangkan. Padahal baru rangkulan saja, namun dirinya merasakan desiran disetiap lengan jaket Karno menggesek dar luar kain kaos pada pundaknya.

Disebelahnya, Karno semakin mupeng melihat gelagat aneh Annisa. Ia bingung kenapa tidak ada perlawanan atas rangkulannya, tidak seperti dulu waktu ia harus dengan cara mendadak memegang payudara Annisa lalu pergi dengan tergesa.

"Sekarang di letak dulu mbak paketnya di meja. Kalo boleh saya mau foto berdua sama mbaknya. Hehe" pinta Karno

"Dari tadi kan sudah foto berdua bang? Ya kan.." tanya Annisa mengangkat wajahnya kesamping menatap Karno

"Hehe iya mbak. tapi tadi ada paket jadi mbak nya gak leluasa. Boleh ya mbak? Plisss.." rengek Karno

"Ya udah deh. Jangan lama tapi ya" jawab Annisa menyetujui

Mendapat persetujuan dari Annisa, Karno berinisiatif mengambil paket yang sedang dipegang Annisa lalu dengan cepat meletakkannya di meja teras. Jaket kurirnya ia lepas, ia taruh tepat diatas paket milik annisa. Dengan cepat juga ia kembali ke samping Annisa lalu segera merangkulnya mesra.

Melihat tingkah Annisa yang tidak ada perlawanan, Karno memberanikan diri mengusap kulit lembut di atas payudaranya. Telapak tangannya yang kasar kini bisa merasakan kulit Annisa yang begitu halus dan lembut, terasa juga kelembaban dari kulit sehat yang selalu Annisa rawat setiap saat.

"emmmhhh"

Tanpa disadari, Annisa sudah mengeluarkan desahan lembut. Rupanya usapan tadi sudah cukup bagi Karno untuk melecut lebih tinggi lagi syahwat perempuan cantik itu. Karno yang mendengar desahan manja itu seketika menjadi semakin garang. Telapak tangannya yang tadi mengusap seakan tidak sengaja, kini sudah berdiam di kulit bagian dada tepat bawah leher Annisa. Dengan sengaja jarinya ia arahkan ke belahan payudara Annisa.

Tangan Karno yang satunya pun segera menyentuh tombol Shutter hp nya, mengabadikan momennya sedang berfoto mesra dengan seorang wanita cantik. posisi Karno yang tadi berada di samping Annisa, perlahan pindah ke belakangnya. Membuat selangkangannya kini dapat merasakan empuknya bamper montok milik Annisa.

*Brrrmmmmm*

Di jalan depan terasnya, sebuah mobil Rush putih melintas. Untung saja pengemudi mobil tersebut hanya fokus ke jalan dan tidak melirik ke samping, arah rumah Annisa. Karno sesaat menoleh ke arah mobil yang lewat itu namun ia tidak melepaskan rangkulannya. Beda dengan Annisa yang sedang diburu nafsu, ia sama sekali tidak menyadari mobil milik tetangganya yang baru saja melewati rumahnya.

Mendapati keadaan sudah kembali sepi, tidak ada orang lagi, Karno semakin memberanikan dirinya. Wajahnya ia pepetkan ke leher jenjang Annisa. Rambutnya yang terkucir memudahkan Karno untuk dapat menempelkan bibirnya.

"Wangi sekali tubuhmu mbak" puji Karno menghirup aroma harum dari leher Annisa.

"Sshhhh.. aku belum mandi loh bang. Harum darimana coba?" Desis Annisa merasa geli

"Loh masa? Belum mandi aja udah seharum ini. Cupp" ucap Karno sambil mengecup leher jenjang Annisa.

berulang kali bibirnya yang retak karena kurang minum itu mendaratkan kecupan. Leher mulus Annisa membuat Karno ketagihan mengecupinya. Tidak ada bagian yang luput dari kecupan Karno.

"Ssssshhhh geli loh.. abaangg udahh dong ssshh" desis Annisa semakin kegelian. Pundaknya kadang naik turun menahan rasa geligeli nikmat yang di deranya.

"Ini bisa saya kasih yang lebih geli lagi mbak" ucap Karno



"Ehhh bangg??? Tunguuu jangan kesitu" kata Annisa mendapati tangannya diambil oleh Karno

Ia menarik tangan Annisa masuk ke dalam rumahnya tanpa menutup pintu. Annisa manut saja, walau dari mulutnya mengatakan jangan, tapi tubuhnya menuruti Karno. Saat memasuki ruang tamu rumah tinggal Annisa, Karno melirik sebuah sofa panjang yang tampak empuk kemudian mengarahkan Annisa duduk diatasnya.

Badan Annisa didorongnya agar menyender ke bantalan tepi sofa sementara Karno langsung berjongkok tepat didepan Annisa. Dengan cekatan Karno menarik turun celana kulot Annisa. Tangan sang bidadari sempat menahannya namun usaha setengah hatinya itu sia-sia. Dalam sekejap celananya sudah diturunkan sampai ke mata kakinya.

Matanya langsung terbelalak, liurnya hampir tumpah melihat kemulusan paha jenjang itu. Kulitnya tidak kalah mulus dari dadanya, warnanya bak buah pualam dengan celana dalam berwarna putih di muaranya.

"Bang... Mau ngapain?? Jangan bang.. nanti sua hmmpppp"

Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Karno langsung mengeluarkan lidahnya lalu menjilati vagina Annisa dari sisi luar celana dalamnya. Dengan tangannya, Annisa langsung refleks menutup mulutnya agar suaranya tidak terlampau keras.

"Udah becek aja memek si mbak nya. Liat nih" ucap Karno sambil menarik sisi pinggir celana dalam Annisa lalu menjilatinya kembali

"Hemmmppp itu basah karena kena sperma suami aku bang. Sshhh"

"Eh jadi yang aku jilatin ini pejunya lakimu dong mbak? Ihhh" kata Karno sedikit jijik menyadari basah pada celana dalam Annisa bukan semata-mata karena cairan cintanya, melainkan campuran dari sperma suaminya yang merembes keluar hasil dari percintaannya di dapur.

"Suruh siapa kamu usil begini weeekkkk" ejek Annisa

"Eee eee malah ngejek itu mulutnya. Nih rasain kamu mbak!" Kata Karno menelusup kan jarinya mencari letak klirotis Annisa.

"Aaahhhhh abanggg!" desis Annisa merasakan sengatan ketika jari Karno berhasil mencubit tonjolan sebesar biji kacang hijau itu.

Melihat ekspresi lucu Annisa Karno semakin semangat melakukan tindakan asusilanya. Klirotis Annisa ia usap usap, ia tarik, bahkan ia pelintir dengan gemasnya. Tak pelak perlakuannya itu membuat Annisa merem melek dilanda nikmat.

"Sshhh aaahhhhh emmhhhh"

Annisa terus mendesis manja. Tangannya terus menyumpal mulutnya agar desahan yang keluar tertahan. Ia tidak mau karena suaranya Farhan suaminya sampai terbangun dan memergoki perbuatannya dengan sesosok laki-laki lain.

"Abang buka ya mbak?" Izin Karno sambil menurunkan perlahan celana dalam Annisa.

Setelah berhasil meloloskan celana dalam Annisa melalui mata kakinya, Karno langsung memegang paha jenjang Annisa lalu membukanya lebar.

"Assoyy pinky winky gini mbak tempikmu" gumam Karno terus memandanginya dengan ngiler

"Abang jangan diliatin dong. Maluu" berontak Annisa berusaha mengatupkan kedua pahanya

"Njirr malu kenapa mbak? Cantik gini to tempiknya, sama kayak wajah yang punya. Sllrrrpppp"

"aaahhhhh abangggg aaahhhhhh geliiiiii"

Pekik Annisa merasakan vaginanya di jilatin dengan ganas oleh lidah tidak bertulang Karno. dengan rakusnya lelaki itu menjilati bagian selaput labia mayora milik Annisa seakan sedang menjilati sisa es krim yang menempel pada kotaknya.

"Asiiin mbak. Oh iya lupa saya. Aduhh bego amat dah!" Ucap Karno menimpuk kepalanya sendiri karena lupa kalau vagina yang baru saja ia jilatin berasa asin karena sisa rembesan sperma milik suaminya. Pandangannya langsung mengarah ke arah meja tamu.

"Ntar ya mbak. Tak bersihin dulu tempikmu" ucap Karno mengambil 2 lembar tissu yang berada di meja tamu Annisa lalu mengelapkannya membersihkan sisa rembesan sperma dipinggiran vagina Annisa.



Tak cukup pinggirannya saja, Karno memasukkan jari tengahnya ke mulutnya sendiri guna membasahi jarinya lalu mengarahkannya ke pintu masuk liang kewanitaan Annisa.

"Tak bersihin juga dalamnya ya mbak cantikk" kata Karno mulai memasukkan jarinya yang telah basah terlumuri liurnya

"Uuhhhh jangan abangg awwhhhh sshhhhh"

Jelas saja permohonan Annisa itu tidak digubris oleh Karno. Jarinya yang gemuk itu perlahan ia dorong masuk membelah bibir tembem vagina Annisa. Saat baru masuk setengahnya, jarinya ia tarik keluar lalu ia dorong lagi masuk lebih dalam. Terus begitu hingga Annisa merasa heran dengan permainan Abang kurir itu. Seolah sedang menarik ulur birahi betinanya, Annisa kini menatap Karno yang berada di selangkangannya dengan tatapan yang penuh arti.

"Kenapa mbak? Enak ya?" Tanya Karno terus mempermainkan vagina Annisa dengan cara yang tanggung.

"Sshhhh Tau ah." Jawab Annisa manyun

"Saya tau.. setengah jari saja pasti gak cukup ya. Gimana kalo begini!!" Kata Karno tiba-tiba menghentakkan seluruh jari tengahnya masuk ke dalam liang senggama Annisa. Lalu dengan sangat cepat mengocok vagina Annisa.

"Aaahhhhhh! Pelan abangg aaahhhhh aaahhhhh aaaaaaaahhhh pelannn tolonghhh aahhhhhh" racau Annisa sampai gelagapan merasakan dahsyatnya kocokan jari Karno

"Hahh? Kenapa mbakk? Masih kurang? Yowess tak tambain 1 dulu. Nih rasaiinnnn!" Kata Karno malah memasukkan satu lagi ruas jarinya kedalam vagina Annisa. Masih dengan rpm yang tinggi, tangannya begitu kencang mengocok vagina milik istrinya Farhan itu.

"Aaauuuhhhh aabnnggg kok malah di tambah.. aaahhhh udaahh stoppp plissss... Aahhhhhhhh aahhhhh" desah Annisa. Walaupun Annisa telah menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, desahan manja tersebut terdengar cukup kencang.

*Cplok cplok cplokk ccploook*

Bukan hanya desahan manja Annisa, suara gemercik air di vagina Annisa pun terdengar merdu. Keluarnya cairan cinta yang membasahi dinding vaginanya serta sisa sperma Farhan yang masih tertinggal di dalam membuat vagina Annisa sangat licin dan basah. 2 jari gemuk Karno seolah dapat dengan mudah keluar masuk dengan sangat kencang, mengobok isi dalam liang kehormatan akhwat cantik bersuami itu. Tampaknya kurir tersebut sudah melupakan tujuan awalnya, yakni membersihkan vagina Annisa dari sisa sperma milik suaminya.

"Gimana gimana? Enak kan mbak? Hahhh" tanya Karno seraya terus menambah speed rpm kocokannya.

Annisa dengan mata terpejam dan tangan yang menutup mulutnya hanya bisa pasrah dengan perlakuan Karno. Lelaki yang berprofesi sebagai kurir itu mampu membuat Annisa merasakan nikmat sehingga kini tanpa sadar, Annisa malah semakin melebarkan pahanya. Seolah agar Karno lebih leluasa dalam melakukan aktifitasnya.

"Aaahhhh oouuuhhhhh aaaahhhhh abaannggg udahhh plissss aaahhh pelannn banggg.. plissss aaahhhhh" racau Annisa terus memohon

Tetap saja, Karno tidak menghentikan kocokan bertenaga ya. Matanya terus memperhatikan setiap ekspresi Annisa. Semakin meringis Annisa menahan nikmat, semakin berkobar semangat Karno mengocok vaginanya.

5 menit sudah berlalu. Annisa tampak terus memejam menahan nikmatnya kocokan jari Karno. Sementara tangan Karno sepertinya sudah mulai kehilangan tenaganya sehingga harus menurunkan rpm kocokannya.

*Cplok cplok cplokk ccploook*

Meski 2 jari Karno tidak secepat tadi keluar masuk dari vagina annisa, suara perpaduan beceknya liang kawin Annisa dan jemari gemuk Karno tetap nyaring terdengar. Karno juga saat ini sudah merasakan dinding vagina yang menjepit 2 jarinya itu mulai berkedut menandakan akhwat didepannya sebentar lagi akan meraih klimaksnya.

"Ssshhhhh aaaaahhhhhh aaahhhhh udahh plisss.. aku jadi mau pipisss Abang.. aahhh ahhhhh" desah Annisa



Karno tidak memperdulikannya. Masih dengan kocokannya, Karno malah berinisiatif menjilati klirotis Annisa yang membuatnya langsung melambung lebih tinggi. Ujung lidah Karno terus menoel klirotis Annisa yang sudah basah terkena cairan cintanya. Rasanya begitu gurih sehingga Karno ketagihan untuk terus merasainya.

Saat kedutan di vagina Annisa semakin terasa. Disitulah Karno tiba-tiba melepaskan jarinya dari sempitnya liang kawin Annisa. Jarinya begitu basah dibaluri cairan cinta Annisa yang meluber. Sementara Annisa yang merasakan tiba-tiba lubang kawinnya terasa kosong, ia seperti kebingungan. Matanya memandang Karno dengan tatapan penuh tanya. Ia yang akan meraih orgasmenya lagi dan lagi harus merasakan tanggung.

*Hahhh haaaahhh... Kenapa?? Padahal dikit lagi lohh bang! Shhhh* Tanya Annisa dalam hati.

Tubuhnya bak cacing kepanasan yang menggeliat kepanasan. Pinggulnya meliuk-liuk merasakan sisa-sisa sengatan di daerah intimnya, walau tidak ada lagi jari gemuk Karno yang menancap didalamnya.

"gitu amat deh mbaknya liatin saya? Kentang yaa? Hehe.. Mau tak lanjutin lagi?? Minta dong ke saya. Saya baik loh orangnya. jangan malu. Hehehe" kata Karno dengan bangganya setelah berhasil memoermainkan birahi Annisa.

Bagian pinggul Annisa terus saja menggeliat seakan memanggil pejantannya untuk datang menghampiri. Annisa yang begitu terangsang terus menatapi Karno berharap lelaki itu mengerti apa yang ia inginkan. Yakni sebuah perlakuan intim untuk melepaskan dahaganya yang sudah beberapa hari tertahan, syahwat yang belum tersalurkan.

Karno bukannya tidak mengerti, ia memang sengaja ingin memancing Annisa agar mau mengatakan yang sebenarnya ia inginkan. Hanya saja ia masih tidak menyangka wanita cantik yang pernah di usili olehnya, sekarang sedang duduk mengangkang tepat dihadapannya, menunggu untuk dijamah secara cuma-cuma olehnya.

"Weleh weleh. Si mbaknya terus jaim deh. Ayo bilang mbak.." kata Karno terus mengelus sekeliling area vagina Annisa yang putih bak pualam

Annisa dengan tatapan sayunya tidak mau menjawab. Ia malah memalingkan pandangannya ke arah samping yang tidak ada siapa-siapa. Rasanya malu sekali jika seorang akhwat sepopuler Annisa, memohon kepada seorang lelaki yang baru ditemuinya untuk disetubuhi. Tindakannya itu ternyata membuat Karno sedikit kesal. Raut mukanya mengisyaratkan ingin mengerjai Annisa lebih jauh lagi.

"Ya udah deh kalau memang tidak mau. Saya bisa apa mbak.. kalau gitu saya pamit aja deh" kata Karno menggertak.

Ia pun berpura-pura seakan mengambil ancang-ancang untuk berdiri.

"Auuuuhhhhhhhh!" Jerit Annisa hampir lepas kendali. Untung saja tangannya dengan cepat menutup mulutnya yang mengeluarkan desahan tersebut.

Tapi tepat sebelum posisi Karno tegak berdiri, rupanya ia kembali memasukkan 2 jarinya ke dalam vagina Annisa yang pastinya membuat Annisa kaget bukan main. Ia kobelkobel bagian dalamnya dengan intens. Syahwat Annisa kembali meroket mendapat rangsangan tersebut. Wanita cantik itu semakin tidak dapat berpikir jernih.

"Iyaahhh Abang.. maaf. Jangan pergi dulu... Aku mau.." lirih Annisa yang masih merasakan nikmatnya permainan jari Karno

"Mau apa mbak? Ngomong kok setengah-setengah yo..." Tanya Karno

"Bikin aku. Bikin akuu..." Lirih Annisa malu

"Bikin Apa toh?" Lanjut Karno tanpa menunggu Annisa menyelesaikan kalimatnya

"Bikin aku nembak!" Pinta Annisa sambil menutup wajahnya menahan malu.

Pipinya sampai memerah mengutarakan kalimat yang seharusnya tidak boleh ia ucapkan ke orang selain pasangan halalnya. Apalagi ke seorang lelaki yang seharusnya bertugas mengantarkan paket, bukan bertugas memuasinya.

"Nah gitu dong. Berani jujur itu baik loh mbak. Ok tak turuti inginmu mbak" ucap Karno yang masih membiarkan 2 jarinya menancap di vagina Annisa.




Ia menegakkan kakinya lalu meraih kancing celananya. Dengan satu tangan, ia membuka kancing celananya yang membuat celananya melorot jatuh. Lalu ia teruskan dengan menarik turun celana dalam usangnya sampai ke sebatas lutut.

Annisa yang memperhatikan pergerakan Karno ikut tercengang. Di hadapannya kini terdapat sebuah batang kemaluan dengan ukuran cukup besar berdiri tegak dengan gagahnya. Ntah sejak kapan batang itu menegang ia tidak tahu, hanya saja ia dapat memastikan bahwa batang itu sebentar lagi akan menembus rahimnya.

"Gimana menurut mbak? Kontolku gede tidak?" Tanya Karno sambil mengangguk-anggukkan kontolnya.

"Emhhh ga tau. Uuuhhhhhh" jawab Annisa seakan enggan mengakui.

Seketika Karno kembali memompa dengan cepat vagina Annisa dengan tangannya. Annisa kembali merem melek menikmati kocokan jari Karno yang gemuk. Wajahnya begitu menikmati, terlihat dari bibir bawahnya yang ia gigit sambil sesekali mengangkat ke atas kepalanya.

3 menit Karno terus merangsang vagina Annisa. Bibir kemaluannya yang merah jambu itu begitu basah terkena cairan cinta yang terus merembes keluar. Kedutan di dinding dalamnya juga sudah kembali dapat dirasakan oleh 2 jari Karno yang menandakan Annisa akan meraih orgasmenya.

"Eemhhhhhhh yaahhhh hheemmmppppp iyaaaah bang teruss... Jangan berhenti.. ahhhhh plissss sebentar lagihhh aaahhhhh" desis Annisa memejam sangat menikmati dirinya yang berada di ambang ledakan orgasme.

Karno terus merangsang Annisa dengan lihainya. Annisa yang didera kenikmatan terus menyender sambil membuka lebar pahanya mengijinkan Karno mempermainkan vaginanya yang sempit. Tanpa sadar tangannya ia gunakan untuk memilih sendiri puting payudaranya dari balik bh nya yang masih terpasang.

Saat yang Annisa tunggu telah tiba. Sengatan disekujur tubuhnya sudah menjalar sampai ke ubun-ubun. Namun saat orgasmenya akan meledak, Karno lagi-lagi melepaskan kocokannya.

Tentu saja Annisa kembali terheran-heran kenapa lelaki yang bekerja sebagai kurir tersebut begitu tega mempermainkan hasratnya.

"Abang kenapa dicabut?? Aaaaacchhhhh!" Jerit Annisa tidak terkontrol. Rupanya saat Annisa hendak bertanya, Karno sudah mempersiapkan batang kejantanannya di bibir kemaluan anniaa. saat itu juga kontol tegang milik kurir itu di dorongnya membelah labia mayora dan menghujam dengan keras langsung menyumpal vagina Annisa. 2 jari Karno yang baru saja terlepas dari liang senggamanya kini langsung tergantikan oleh batang kejantanan milik Karno.

*CRTTTT CRRTTTTT CRRTTTT*

Tanpa disangka dengan masuknya kontol parno ke dalam liang kawinnya, Annisa langsung meraih apa yang ia tunggu dari beberapa hari lalu. Hal yang membuat dirinya harus kecewa terhadap lemahnya Farhan, suaminya sendiri.

"Aaaahhhhhh abangggg aahhhhh keluar akuuh banggg!" Racau Annisa mendapatkan orgasme terdahsyatnya

Padahal kontol Karno baru saja bisa merasakan sempitnya jepitan vagina Annisa. Apalagi ketika vagina itu meraih klimaksnya, seluruh dinding didalamnya mampu memberi efek pijatan yang begitu nikmat. Namun demi betinanya, Karno rela menunda sebentar kesenangannya. sengaja ia keluarkan batang saktinya itu sehingga squirt Annisa menyembur mengenai sofa bahkan membasahi lantai rumahnya. Semburannya sangat kencang seakan Annisa sedang buang air kecil. Raut wajah annisa yang tak karuan pun membuat Karno tersenyum lebar.

"gila benar mbak cantik ini. Semburannya kemana-mana gini. Wow!" batin Karno terkesima

Tubuh sintal Annisa terus mengejang paska orgasmenya. Dari lubang kemaluannya sesekali masih menyipratkan sisa-sisa cairan cintanya. Kepalanya mendongak ke atas dengan dadanya kembang kempis berusaha memompa oksigen agar tersalurkan ke seluruh tubuhnya sementara tangannya mencengkram erat bantal di sofa.




Dengan instingnya Karno dengan cepat mengicip lendir sisa kenikmatan Annisa. Bibir kemaluan Annisa ia jilatin dengan rakusnya. Bahkan sisa squir Annisa yang masih menyiprat langsung ia minum dengan lahap.

*Slrrrpp slrrrpppp*

Dengan jarinya ia lebarkan rekahkan bibir vagina Annisa sehingga liang kewanitaannya yang sempit berwana pink cerah itu tampak dengan jelas. Lidah nya langsung menelusup berusaha masuk. Berkali ia tekan kedalam namun saking sempitnya, lidah tidak bertulang nya tidak mampu menembus. Sehingga Karno hanya dapat menjilati dan merasakan rasa gurih dari legitnya vagina Annisa.

Karena jilatan Karno di vaginanya, Annisa terus menggelinjang. Rasa ngilu bercampur nikmat begitu menderanya. Mulai dari klirotisnya lidah Karno turun menyusuri lipatan bibir vagina Annisa, bahkan terus turun sampai ke lubang pembuangan Annisa, tidak ada bagian yang luput dari jilatan lidah Karno.

Beberapa menit kemudian tubuh Annisa sudah lumayan rileks, tidak lagi menegang kesana kemari. Karno yang sudah tersulut birahinya pun ingin segera menyalurkan hasratnya.

"Sekarang giliran saya ya mbak ee. Kontol saya dari tadi udah keras maksimal lohh" ucap Karno kembali berdiri mengambil ancang-ancang.

"Eh eh??? Bang... Maaf plissss jangan diterusin. Aku gak mau bang. Udah cukup bang." kata Annisa. Rupanya akal sehat Annisa sudah sedikit kembali usai menuntaskan hajatnya tadi.

Namun tidak bagi Karno, didepannya masih tersaji Annisa dengan kaki tertekuk masih mengangkang menyender di sofa empuknya. Vaginanya sudah banjir akibat orgasmenya tadi. Bahkan kontol Karno yang baru sesaat masuk masih basah terkena lendirnya cintanya.

Karno sudah memegangi batang kejantanannya lalu mengarahkan nya ke pintu gerbang kenikmatan Annisa. Ia tundukkan wajahnya hingga mendekat ke arah muka Annisa yang seperti masih setengah-setengah mau melanjutkan atau menyudahi. Ujung gundul penisnya ia gesek lembut ke bibir vagina dan biji klirotis Annisa seolah sedang meratakan lendir yang tertumpuk disitu.

"Yakin gak mau di terusin mbak?? Mbak nya udah becek banget gini lhoo" ucap Karno dengan usilnya menyelupkan ujung gundulnya kedalam vagina Annisa lalu langsung mengeluarkannya.

"Ssshhhhhh jangannn hempppphhh" desis Annisa. Matanya sampai memejam ketika ujung gundul itu masuk lalu kembali terbuka ketika ujung gundul itu dikeluarkan.

Melihat ekspresi mupeng Annisa, Karno semakin mendekatkan bibirnya hingga menyentuh bibir merah Annisa. Ia kecup dengan mesra. Annisa juga tidak menolak tindakannya malah bibir mungil annisa seperti menerimanya. Berulang kali kecupan dilontarkan berulang kali juga bibir Annisa menerimanya. Dari jarak yang begitu dekat, Karno juga dapat melihat lentiknya bulu mata Annisa, hidungnya yang mancung, dan bola matanya yang besar.

*Sungguh indah makhluk diciptaanmu yang satu ini ya tuhan* batin Karno sambil terus memandangi keindahan Annisa dari dekat

Deru napas Karno semakin memburu. Hembusan demi hembusan sedikit menggerakkan rambut hitam Annisa yang sedikit acakan menutupi keningnya. tangan satunya yang tidak memegangi penisnya ia gunakan menyingkap rambut yang menutupi wajah cantik wanita didepanmya.

"Ssshhhhhh Abang... Aaahhhhhh" desah Annisa kembali merasakan ujung gundul Karno kembali membelah masuk.

"Njepit banget meki mu mbak.. macem mau nembus meki perawan aja" ucap Karno menikmati penetrasi yang ia lakukan.

Perlahan centi demi centi batang kejantanan Karno terus menembus dalamnya lubang kewanitaan Annisa. Akhwat yang lagi sange itu menatap sayu pejantannya yang sedang melakukan upaya menyetubuhinya. Tangannya kembali mencengkeram bantal saat penis Karno terasa macet saat usaha penetrasinya.

"Uuhhhh" desis Annisa

"Gila banget mekimu neng. Padahal tadi udah saya coblos sekarang udah rapat gini lagi. Urggh" erang Karno terus menurunkan pinggulnya berusaha menancapkan seluruh penisnya




Namun tidak semudah itu bagi Karno untuk dapat melakukannya. Berulangkali penisnya ia tarik ulur karena tidak bisa menembus sempitnya liang senggama Annisa. Tapi Karno tidak menyerah, sesaat ia lepas kembali penisnya.

*Cuiih*

Karno meludahi vagina Annisa tepat di lubangnya. Lalu ujung gundulnya kembali ia arahkan. Kali ini ia sangat yakin dapat menancapkan seluruh batangnya. Dengan tenaga ekstra ia mendorong pinggulnya yang membuat Annisa kelonjotan.

"Aaahhhhhh bangg.... Aahhhhhh" Annisa terus mengerang ketika penis Karno terus masuk menembus rahimnya. Ternyata air liur Karno tadi mampu mempermudah proses penetrasinya.

*Blessssh*

"Akhirnya masuk juga mbak. Uhhh mantapnya.." erang Karno merasakan hangatnya isi liang senggama wanita cantik itu.

Annisa masih meringis mendapati vaginanya kembali dijejali oleh sebuah penis yang tergolong besar. Panjangnya mungkin 5cm lebih panjang dari penis suaminya, sementara diameternya mungkin 2cm lebih besar dari milik suaminya. Warnanya? Tentu lebih gelap dari milik suaminya.

Setelah diam sejenak, kini Karno mulai memaju mundurkan pinggulnya. Dorongannya tidak begitu kencang sehingga Karno dapat merasakan enaknya gesekan antara kulit penisnya dengan dinding liang kawin Annisa yang mulai kembali mengeluarkan cairan pelumasnya.

"Uuhhh enakk... Uuhhhhh mantap.. jepitannya terasa banget.. memekmu macem memek perawan yang baru diperawani tau. Arggghh" erang Karno

"Aahhhh aahhhh Abang... Suaranya jangan ahh jangan kencang bangg. Suami aku ahhh... Suami akuu lagi tidur dikamar.. sshhh aaaah" jawab Annisa sambil mendesah.

Karno terkejut mengetahui ternyata suaminya Annisa sedang terlelap dikamarnya. Rasa takut menghampirinya meski tidak mampu mengalahkan rasa hornynya.

"berani banget kamu mbak godain saya sewaktu suaminya tidur?? Speechless saya" kata Karno gak habis pikir

"Eemhhh Abang yang nekat berani usilin aku. Aku gak ada maksud godain abang Aahhhh aahhh" desah Annisa berusaha menjawab seadanya

"Abang tau.. pasti mbak nya tadi gak puas dientot oleh suaminya kan? Hahaha" kekeh Karno meledek suaminya

Memang tepat sekali pemikiran Karno. Annisa yang sekarang ini adalah Annisa yang membutuhkan kepuasan, kepuasan yang tidak mampu diberikan oleh suaminya yang lemah. Dari pada akan membuat malu suaminya, Ia pun memilih tidak menjawab karno.

"Aahhhhh ahhhhhh haahhh aaahhhh"

Desahan demi desahan terus keluar dari mulut mungilnya. Matanya ia panglingkan dari Karno yang saat ini menggenjot dengan tempo lumayan kencang. Kini vaginanya sudah dapat menerima batang kejantanan Karno dengan mudah karena cairan cintanya sudah kembali membanjiri liang kewanitaannya. Kendati demikian, vaginanya tetap mampu menjepit penis Karno yang terus keluar masuk didalamnya.

"Benar kan mbak? Hahaha.. lemah banget suamimu. Gimana kalau tugas suamimu Abang aja yang emban? Dijamin mbak pasti lebih puas. buahaha" ucap Karno tertawa

"Aahhhh tugas?? Aahhh Abang emban???" Aku enggak paham ahhhhh aahhhhh" desah Annisa terus meringis nikmat.

"Salah satu tugas seorang suami itu kan memuaskan sang istri. tapi suamimu tidak mampu memuasimu mbak. Jadi gimana kalau tugas itu mulai saat ini Abang yang emban. Abang akan terus memuasimu sayang" ucap Karno mengecup kening wanita yang sedang ia genjot itu.

Kali ini Annisa memberanikan diri menatap ke arah pejantannya. Ia tidak memberikan jawaban, hanya saja untuk sesaat ia seperti membenarkan perkataan Karno yang menyebutkan suaminya tidak mampu memuaskannya. Tapi ia juga tidak mau terus terjerembab pada kesalahan yang sama sehingga membuatnya kembali berzinah dengan lelaki lain.

"Aahh.. ahh Cukup bang.. ini cukup yang pertama ahhh dan yang terakhir.. aku gak mau ahhh begini lagi bang emmhhh" jawab Annisa




Penis Karno terus memompa vagina Annisa, meski wanita cantik itu menikmatinya, di benaknya ada perasaan bersalah telah mengkhianati suaminya.

Tapi tidak dengan Karno, dia semakin kencang sodokannya. Rasa bahagia ini membuatnya semakin tidak peduli. Kontolnya juga semakin ia tekan sedalam-dalamnya di setiap dorongannya. Kembali Annisa belingsatan ditengah genjotan Karno. Badannya maju mundur, buah dadanya yang masih tertutupi kaos juga naik turun mengikuti irama sodokan Karno.

*Splokk splokk splokk*

"Aahhhhh aaaaaahhhh ouuuhhhh aahhhhh pelann banggg ahhh ahhhhhhhh" racau Annisa semakin kehilangan akalnya

"Suamimu tidak akan pernah bisa membuatmu seperti ini mbak. Yakin dengan pilihanmu?? Urggh" Tanya Karno terus memompa Annisa sekencang mungkin

*Splokk splokkkk splokkk*

"Emmhhhh aaahhhhh ahhhh aaauuhhhh aahhhhh"

Annisa hanya terus mendesah tanpa menjawab pertanyaan Karno. Ia benar-benar menikmati setiap sodokan Karno di vaginanya. Sesekali tanpa disadari Karno, Annisa menganggukan kepalanya menyatakan kemauannya untuk dibuat seperti ini lagi. Untung Karno tidak menyadarinya.

"Ya udah kalo mbak gak mau jawab. Biar Abang buktiin kalo Abang bisa puasin kamu mbaaa" kata Karno

Bener saja. Selama 5 menit kedepan Karno dapat mempertahankan kecepatan sodokannya. Annisa yang terus menikmatinya perlahan merasakan kalau orgasmenya akan kembali datang.

Pinggul Annisa juga kini sudah menyesuaikan goyangannya dengan genjotan Karno. Batang hitam itu tampak kontras dengan selangkangan Annisa yang putih, apalagi dengan warna vaginanya yang merah jambu itu yang menjadi sedikit memerah karena sodokan Karno.

*Splokkkkk splokkkk splokkkk*

Setiap batang itu didorong mentok, dari bibir vaginanya terciprat cairan cinta Annisa. Cairannya juga turun menyusuri belahan pantat hingga membasahi kulit sofa tempatnya dibaringkan.

"Gimana gimana?? Enak kan??" Tanya Karno

"Aahhhhhhh yaahhhh iyaahhhh enakkkk" jawab Annisa pelan.

Matanya lentiknya merem melek ditengah pompaan penis di vaginanya. Tangannya sudah mengalung di leher pejantannya. Mulutnya terus mendesah manja. Sungguh pemandangan yang eksotis dari seorang wanita cantik.

"Pipisshh... Aahhhh aku mau pipish aaaaaa aahhhhhhhhhh aaahhhhhh" jerit Annisa menyambut orgasme keduanya hari ini

*Splokkk splokkk splokkkkk*

Karno semakin kencang menggenjotnya. Ia ingin wanitanya itu meraih klimaksnya dengan puas.

"Iyah.. keluarin mba.. jangan ditahan.. ahhh asu.. nikmat banget meki mu ini mbaa" ucap Karno yang sepertinya berusaha menahan diri agar tidak ikut orgasme

*Splokk splokkk splokkkkk*

"Aahhh iyaaah kontol Abang juga enakkk aahhhh bikin aku kewalahan ahhhh enakkk aaaaa" desah Annisa semakin tidak bisa dikontrolnya.

Ia seakan lupa dengan suaminya yang masih tertidur. Untungnya kamar mereka yang kedap dari suara luar menjadi penyelamat Annisa. Suara desahannya tidak sampai terdengar oleh Farhan. Malah suaminya yang sedang pulas tertidur itu sedang memimpikan liburan keluarga. Tentunya bersama istri cantiknya, ia sedang berjalan bergandengan tangan di sebuah pantai dengan lautnya yang biru. Sungguh mimpi yang indah.

Balik ke Annisa dan Karno. Ternyata Karno sudah melepas penisnya dari vagina Annisa. Persis serupa dengan sebelumnya, tubuh Annisa menegang mendongak terangkat ke atas setelah mendapatkan orgasmenya. Cairan cintanya kembali menyembur dengan derasnya. Bedanya adalah Karno tidak mau menunggu seperti tadi, menunggu hingga Annisa benar-benar menuntaskan orgasmenya.

"Aaahhhhhh aaahhhhh bentarrr abanggg aaahhhhhh"

Selagi Annisa masih menikmati orgasmenya, Karno kembali menancapkan batang penisnya. Vagina yang sedang merekah itu langsung di gempurnya dengan kencang. Ayunan pinggulnya begitu cepat sampai membuat Annisa megap-megap.

*Splokk splokk splokk*

"Kamu enak mbak udah 2x keluar. Sekarang giliran saya ya. Uurgggh" kata Karno kini menyelipkan tangannya ke punggung Annisa lalu mengangkatnya dengan mudah.




Kini Annisa sedang digendong oleh Karno, dengan penis yang masih menancap tentunya. Tangannya merangkul di leher Karno, buah dada ranumnya menjepit ke bidang dada Karno. Kakinya juga melingkar dipinggang Karno. Ternyata ukuran badan Karno yang tidak terpaut jauh dari badan Annisa, mampu mengangkatnya dengan mudah.

Diposisi berdiri Karno terus menyentaknya pinggulnya. Annisa seperti tersentak naik turun dalam pelukan karno. dari selangkangannya terus menetes jatuh cairan sisa orgasmenya barusan.

Tidak perlu waktu lama hingga Annisa kembali dapat menikmati persetubuhan haramnya dengan seorang kurir. Desahannya kembali manja terdengar.

"Aaahh bang enakkk terus bang... Ahhh terus.. sodokin terus bang.. ahhhhhhh uuhhhh" desah Annisa semakin menguatkan rangkulannya.

"Gimana dengan penawaran saya tadi mbak? Boleh kan saya terus memuasi nafsu si mbak nya?" Tanya Karno sambil terus mengentot Annisa

Annisa hanya menggeleng pelan. Sepertinya masih tersisa sedikit kewarasan dibalik syahwatnya yang melambung. Karno pun tidak ambil pusing, mau Annisa setuju atau tidak, setidaknya untuk saat ini, ia akan sebisa mungkin memuasi wanita cantik yang sedang ia gendong itu. Sebenarnya bukan hanya sekedar memuasi Annisa, tapi menuntaskan syahwatnya sendiri juga. Kapan lagi bisa ngentotin cewek se-aduhai ini coba??. Begitulah kira-kira isi hati Karno.

"Aahhh aaahhhh Abang aku mau pipisssh lagi.. aahhhh ahhhhhh" racau Annisa yang kini ikut memaju mundurkan pinggulnya ditengah hentakan penis Karno seakan menyambut orgasmenya.

Goyangannya itu seirama dengan hentakan Karno. Ketika pinggul Karno menghentak ke depan, pinggulnya juga ia goyang kedepan, sementara saat karno menarik mundur pinggulnya, pinggulnya juga ia goyang kebelakang.

*Splokk splokkkk splokkk*

Akibatnya, untuk beberapa kali hampir saja penis Karno terlepas dari vagina Annisa. Untung saja penis itu lebih panjang dari milik Farhan. Jadi saat hanya tersisa sedikit ujung gundulnya didalamnya, dengan sekali goyangan maju, kembali batang kejantanan Karno dapat kembali masuk seutuhnya ke dalam liang senggama Annisa. Farhan sendiri belum pernah melakukan gaya bercinta seperti yang istrinya lakukan sekarang bersama lelaki lain. Seandainya pun ia melakukannya, apa bisa akan senikmat yang diberikan Karno??

Annisa masih digenjot dalam posisi digendong oleh Karno. Tangan dan kakinya merangkul ke leher dan pinggang Karno. Kepalanya mendongak ke atas sehingga rambutnya yang panjang jatuh lurus ke bawah menutupi punggungnya yang masih terbungkus kaos tipis. Lehernya yang jenjang tersaji indah sehingga Karno tidak mau melewatkannya. Ia ciumin setiap bagian kulit mulus leher tersebut dan bahkan sesekali ia jilatin. Rasa geli yang dihasilkan semakin membuat birahi Annisa naik kepuncak.

Tidak lama berselang, kembali Annisa memejamkan matanya merasakan adanya sebuah ledakan dari dalam vaginanya.

"Ahhhhhh ahhhhhhhh pipissss lagiih aaaaaaaahhhh!"

*Srrrrr crrrrrtttt crrrttttt crrrtttttt*

Orgasmenya meledak. Kembali Karno melepas kan penisnya dari vagina Annisa yang membuat cairan cinta wanita cantik itu muncrat membasahi selangkangannya dan jatuh ke lantai rumahnya.

Tubuh sintal Annisa mengejang dalam dekapan Karno. Cairan cintanya terus menyemprot keluar. Ntah sudah berapa banyak cairan itu keluar dari vaginanya. Bahkan penis Karno menjadi jalur jatuhnya cairan cinta yang menyemprot ke selangkangannya.

"Uuhhhh sshhhhhhhh hemmpppppp" erang Annisa masih meresapi sisa orgasmenya

"Hebat banget kamu mbak.. berkali-kali ngecrott tapi airnya masih sederas ini. Kagum sekali saya.. uurgggh" ucap Karno sambil kembali menancapkan penisnya masuk.

*Splokk splokkk splokkkkk*

"shhhh Aahhh ahhhh pelaann bang.. ngilu memek akuhh ahhhh aahhhh" erang Annisa saat Karno kembali membombardir liang kewanitaannya yang masih sangat sensitif setelah klimaksnya




Karno tidak memperdulikannya. Itu justru membuatnya semakin bernafsu dengan kencang menyodok vagina itu sampai pemiliknya meringis ngilu. Annisa berusaha menahan sakit yang ia rasa di vaginanya dengan memeluk erat Karno. Tangannya mencengkram kuat kaos yang masih dikenakan oleh Karno.

"Aahhh ahhhh ahhhhhh"

"Uhhhh enak nian meki mu mbak.. udah saya sodokin daritadi udah ngecrot berkali-kali tapi jepitannya masih seenak ini ahh" bisik Karno di telinga Annisa

"Aahhhhh iyaahhhh aaaaah... Abang kok belum nembakk siihh ??? Aku udah lemass Abang ahhhh sshhhhhh" tanya Annisa sambil mendesah lunglai

"Kan sudah saya bilang akan memuasi mbak nya. Saya orangnya tahan lama loh. Walaupun meki mu euenak tenann tapi kontol saya tidak akan semudah itu kalah dan mudah nembak loh. Hahaha" jawab Karno penuh kemenangan setelah berhasil membuat wanitanya 3x orgasme

"ahhhh ahhhhhhh tapi jangan terlalu lama juga bang... Nanti suami aku bangun dan mergokin kita ahhhhh ahhhh" lirih Annisa

"Biarin aja suami lemahmu itu liatin istrinya dientot sama lelaki perkasa kayak saya. Pasti dia yang malu sendiri gak pernah bisa buat meki istrinya banjir seperti ini sampe sampe bikin lantai rumah becek gini. Huahahaha" ucap Karno dengan tawanya meledek suami annisa

*Splokk splokkkk splokkk*

"Aahhhh banggg . Udahhh ahhhh.. jangan ngatain suamiku teruss.. udah... Ahhhhhh" desah Annisa sambil membela suaminya

"Ahh. Maaf ya.. tapi itu kenyataannya suamimu tidak bisa memuasimu mbak. Beda dengan saya yang berhasil membuatmu nembak berkali-kali. Hahah"

"Ahhh ahhhh ahhhhhh"

Annisa hanya menjawabnya dengan desahan. Dirinya yang tadi merintih ngilu kembali merintih nikmat atas pompaan penis Karno di vaginanya.

"maafin istrimu ini ya Abi.. maaf umi selemah ini dihadapan kemaluannya bang Karno. Kurir yang dulu pernah ngelecehin umi, sekarang malah bisa bikin umi dimabuk kepayang. Maafin umii, abi" batin annisa



-_-_-_-_-_-_-_-_-_-



Hari sudah mulai petang. Farhan, sang suami masih tertidur pulas di ranjangnya setelah kelelahan sepulang kerja dan sehabis bercinta dengan Annisa, istri tercintanya.

Sementara diluar kamarnya tepat di ruang tamunya, terdapat sepasang kekasih yang sedang memadu kasih. Seorang wanita cantik dengan peluh keringat bercucuran di kulit putih mulus tubuh sintalnya. Di belakangnya ada seorang lelaki berkulit menghitam karena sering terkena sinar matahari yang tak kalah berkeringat sedang menyodoki vaginanya yang tembem dengan kencangnya.

*Splokk splokk splokkkk*

Perpaduan antara bongkahan pantat sekel wanita cantik itu dan selangkangan dekil lelaki itu menghasilkan bunyi nyaring yang mengisi ruang tamu rumahnya. Kalau di diamati dengan seksama, suara erotis itu mungkin dapat terdengar ke jalan depan teras rumahnya.

Wanita cantik itu sudah terlihat sangat letih dengan kakinya yang gemetaran menahan tubuhnya yang sedang terdorong kedepan akibat pompaan penis di vaginanya. Posisinya sedikit membungkuk dengan pantat yang ditunggingkan. Kepalan tangannya mengemggam menempel ke dinding agar bisa menahan dada ranumnya tidak tergencet ke dinding warna putih susu.

"Tahan ya mbak.. sebentar lagi saya mau keluar kok. Ahh" ucap lelaki yang berprofesi sebagai kurir paket itu sambil terus memaju mundurkan pinggulnya

"Sshhhhh ouhhhhhh he'emmmhhhh" desah si wanita sambil mengangguk kan kepalanya

"iyah bang. Keluarin pejuh nya kamu bang. Segera tuntaskan bang supaya aku bisa istirahat. tapi ahh, nikmatnya.. penismu sungguh nikmat bang. Bikin aku mau pipish lagi tau!.. sodok terus bang ahh" batin Annisa menikmati




Napas kedua insan itu semakin memburu. Tampang Karno yang pas-pasan dengan matanya yang berkobar penuh semangat terus sekuat tenaga menghujami Annisa dengan penisnya. Bahkan kali ini lebih kencang dari sebelumnya, penisnya yang lumayan besar itu terus keluar masuk dari liang senggama Annisa. Sepertinya ia menyadari kalau sampai sini lah batasnya. Ia tidak mampu bertahan lebih lama lagi.

*Splokk splokk splokkkk*

"Aahhh yaaahhh ahhhh ahhhhhh hemppp" desah Annisa semakin menikmati

"Saya mau keluar mbak.. aahhh ahhhhh enakk jepitannya. Kontol saya seperti diremas ahhhh ahhhh.. dikit lagiiihhh" erang Karno diambang batasnya

"Aahhhh ahhhhh aku juga bang.. aaahhh mau pipis lagi.. aahh aku juga mau nyampe.. ahhhhh"

"Cepat keluarin mbak.. saya udah gak tahan.. cepat!!" Desah Karno sekuat tenaga memaju mundurkan pinggangnya

Dengan menggigit bibir bawahnya annisa menggelinjang, tubuhnya kembali merasakan setruman yang bersumber dari liang kewanitaannya. Setruman itu menjalar dari pusat kewanitaannya hingga setiap jengkal tubuhnya.

"Iyaahhh ahhhh keluar... Aahhhh keluarrrrrrrrr!!"

*Serrrrr crrrrrtttt crrrttttt crrrtttttt*

Kembali gelombang orgasme dahsyat melanda Annisa. Matanya memejam ditengah ledakan birahi yang menimpanya. Cairan cintanya kembali muncrat keluar dari vaginanya yang sudah teramat banjir.

Karno juga yang sudah menahan klimaksnya sedari tadi langsung mencabut penisnya dari vagina Annisa lalu dengan sigap memutarbalikkan tubuh Annisa yang masih mengejang. Di tekannya bahu Annisa agar tubuhnya bersimpuh dilantai yang becek karena cairan cintanya.

Annisa yang masih tidak dapat berpikir jernih karena gelombang orgasme yang masih dideranya langsung menuruti. Ia langsung duduk bersimpuh tepat di selangkangan Karno. Vaginanya bahkan menempel ke lantai yang terdapat cairan cintanya yang muncrat barusan.

Mata lentiknya perlahan membuka dan langsung dapat melihat Karno yang sedang mengocok penisnya tepat didepan wajah ayu nya.

"Urggh uhhhhh ahhhhh!" Jerit karno

Annisa sepertinya paham dengan apa yang direncanakan Karno lalu semakin mendekatkan wajahnya ke ujung gundul penis Karno yang masih mengkilat basah terkena lendir cintanya. Wajahnya menatap ke atas melihat ekspresi memburu karno. Akibatnya kocokannya sesekali ujung gundul itu mengenai hidungnya yang memberi rangsangan lebih pada Karno.

Tidak sampai semenit setelah mengocoknya, akhirnya yang ditunggu tiba.

"Urgghgghh keluarrrr!" Jerit karno

*Crott crott crott!!*

Sebuah tembakan yang berisikan sperma kental mendarat di wajah cantik Annisa. Membuat wanita cantik itu harus menutup mata. Kuantitasnya sangat banyak sehingga menutupi sebagian besar wajah cantiknya.

"Aahh puasnyaa urgghhh"

Karno terus mengurut penisnya menghabiskan sisa-sisa pejuh yang masih tertinggal didalam. Total sekitar 6x semburan menyembur ke wajah Annisa.

"Ehmmm hmmppp" gumam Annisa yang tidak dapat membuka mata dan mulutnya. Ia takut andai sperma itu akan masuk dan membuat perih matanya. Mulutnya juga masih menutup tidak mau kalau sperma lengket itu menyentuh ke lidahnya.

Namun pemikiran Karno tidak serupa. Ia berjongkok lalu meraih dagu Annisa dengan tangannya.spermanya yang lengket ia usapi lalu mengarahkannya ke bibir sensual Annisa.

"Buka mulutnya mbak" seru Karno

"Emmhhh hmpppp" jawab Annisa tidak bisa mengeluarkan suaranya

Karena Annisa tidak kunjung membuka mulutnya. Karno menjepit hidung mancung Annisa sehingga tidak bisa menghirup napas. Mau tidak mau Annisa terpaksa membuka mulutnya untuk bernapas. Ketika itu juga sperma yang sudah dikumpulkan Karno langsung ia masukkan ke dalam mulut wanita itu.

"Telan mbak" seru Karno

Annisa yang masih menutup matanya hanya bisa pasrah ketika cairan lengket itu menyentuh lidahnya dan menyusur menuju kerongkongannya.

*Glupp*

Dengan sekali tegukan, Annisa mampu menelan habis sperma yang dimasukan karno ke mulutnya.

"Nah gitu dong mbak. Pinterr.. Hehe" puji Karno




Annisa kini sudah bisa menurunkan wajahnya. Namun matanya masih menutup karena adanya sperma Karno yang menempel di kelopak matanya. Segera dengan jemarinya Annisa menyeka sperma tersebut agar bisa membuka matanya.

"Eh eh.. jangan dibuang dong sperma saya mbak" ucap Karno yang melihat Annisa hendak mengelapkan sisa sperma di jarinya ke lantai rumahnya

"Jadi gimana bang? Jorok ih ini nempel di mata aku" jawab Annisa sambil berusaha membuka matanya.

"Masukin ke mulut. Harus kamu telan tu sperma saya mbak" ucap Karno

"Ih masa harus aku telan lagi sih" jawab Annisa kesal.

Namun tanpa disuruh sekali lagi Annisa memasukkan jarinya sendiri ke dalam mulutnya. Bahkan ia menjilati jarinya seakan membersihkan agar tidak ada sperma yang tersisa di jarinya itu.

"Pinter nya si mbak ku ini. Cuppp" kembali Karno melontarkan pujiannya sembari mendaratkan kecupan di kening Annisa yang tidak terkena cipratan spermanya.

Setelahnya Karno langsung memakai celananya dan mengenakan kembali jaket kurirnya. Ia rapikan sekujur tubuhnya lalu mendekati Annisa yang masih kelelahan sedang mengenakan kembali celana kulotnya.

Tiba-tiba rasa iba tergedik dihatinya. Ia mengingat memiliki sebuah handuk kecil di jok motornya. Segera ia langkahkan kaki keluar rumah untuk mengambil handuk tersebut. Saat kembali masuk dengan handuk yang ia ambil tadi ditangannya, ia segera mengelapi lantai yang becek karena squirt cairan cinta Annisa. Dengan telaten ia mengelap sampai kering agar lantai tersebut tidak licin yang bisa membuat Annisa terpeleset. Sofa yang menjadi tempat pergumulan mereka juga turut ia bersihkan.

Jika dilihat lagi seperti tidak ada kejadian apa-apa diruangan itu, terkecuali Annisa yang tampak lemah usai berkali-kali orgasme. Total sebanyak 5x Annisa mencapai orgasmenya sementara Karno masih tampak bugar usai menyetubuhi Annisa.

"Mbak saya permisi ya. Masih banyak paket yang belum saya antar loh. Mbak gapapa kan??" Ucapnya mendekati Annisa yang sudah kembali duduk di sofa ya

Annisa kembali menatap ke arah pemuasnya tersebut. Pandangannya tampak sayu dengan wajahnya yang masih sedikit mengkilap bekas sperma yang tertuang disana.

"Iyah bang. Makasih" ucapnya tanpa sadar.

"eh? Kenapa aku yang makasih?!" batinnya terkejut

"Iya kembali. Kapan-kapan saya kemari lagi untuk memuaskan mbaknya. Jangan khawatir hahaha" timpal Karno tertawa.

“eh.. bukan gitu maksud aku bang..” timpal annisa stengah hati.

“ya udah saya pamit ya mbak. makin lama disini makin buat saya pengen mejuhin mbak nya lagi. Hehehe” ucap karno mengelusi selangkangannya

“iya bang. Hati-hati dijalan” jawab annisa yang masih ngos-ngosan

Sebelum pergi ia sempat mengelusi kepala Annisa lalu menyodorkan tangannya. Annisa pun langsung menyalim Karno lalu mengecup punggung tangannya dengan mesra. Saat membawa laju motornya, senyum di bibirnya tidak berhenti berkibar. Hatinya berbunga-bunga setelah bisa menggagahi seorang bidadari.

“masih gak percaya bisa ngentotin mbak annisa. Luar biasa banget itu cewek. Wajahnya, postur badannya, bahkan mekinya. Sempurna banget. Eh, kayak ada yang lupa. Apa ya?.. oh iya! Teteknya belum aku jamah dah. Siallll” gumam karno sambil terus mengendarai motornya



-_-_-_-_-_-



Saat ini jam menunjukkan pukul setengah 19.30, waktu Maghrib telah lewat. Di sebuah komplek perumahan, ada sepasang suami istri lalai dalam menjalankan ibadahnya karena kelelahan seusai bertempur.

Didalam rumahnya yang hening tiba-tiba sebuah gagang pintu kamar mengayun dan pintu pun terbuka. seorang lelaki tampan keluar dengan mata mengantuk dan mulut masih menguap.

"Hoaaammm.. laparnya. Sayang.. Makan yuk" ucap Farhan sambil memegangi perutnya yang keroncongan.

Tidak ada sahutan dari istri cantiknya. Ia mencari istrinya di dapur lalu ke halaman belakang rumahnya namun tidak juga ketemu. Setelahnya ia menuju halaman depan rumahnya, namun saat di ruang tamu ia mendapati istrinya sedang tertidur dengan pulasnya di sofa empuknya.




Farhan yang tidak mengetahui peristiwa yang dialami istrinya pun hanya berpikir kalau istrinya tertidur karena kecapean sehabis masak tadi. ia pun membiarkan istrinya istirahat dan kembali ke meja makan yang sudah tersedia terong balado yang sebelumnya dimasak oleh Annisa.

Farhan makan dengan lahapnya. Hampir semua yang disediakan istrinya ia babat habis. Tersirat senyum kebahagiaan saat ia memakan makanan kesukaannya itu.

"Enak banget masakan umi.. jadi pengen nambah" batin Farhan terus melahap makanannya.

Ia bahkan kembali mengorek nasi dari wadah nasi. Ia tambahkan lagi terong balado kesukaannya.

Saat makan seketika sesuatu terbesit dipikirannya.

"kalau capek, kenapa umi tidurnya di sofa ya?" batinnya.





-_-_-_-_-_-_-_-_-





Rembulan sudah meninggi dengan sinarnya yang menerangi. Di sebuah pos keamanan yang tidak diketahui lokasinya terdapat seorang pria sedang memainkan handphone berkirim pesan dengan seseorang.

"Gila benar kamu sayang. Tanpa aku ikut campur pun kamu bisa seperti ini" ucapnya sambil memperhatikan sebuah foto dan video pendek yang baru saja dikirimkan oleh lawan pesannya di aplikasi WhatsApp

Setelahnya ia membalas pesan kepada seseorang yang telah mengiriminya file tersebut.

*Bagus. Kerjamu bagus Mbah. Selanjutnya tunggu instruksi dari saya* balasnya.

*Siap bos* sebuah pesan kembali masuk ke handphone lelaki tersebut.

Dengan wajah tersenyum ia terus memperhatikan foto dan video yang sudah ia simpan di dalam folder galeri pribadinya. Tampak di foto dan video itu seorang wanita cantik sedang di gendong dengan penis menancap di vaginanya sedang naik turun.

Wajahnya terlihat jelas sangat menikmati perlakuan lawan jenisnya. Bahkan pinggulnya sesekali berayun sendiri saat pasangannya tampak diam mengambil napas sebelum kembali menggoyangkan pinggulnya.

"Dewi Fortuna memang selalu memihak padaku. Hehe. Aku kira bakal butuh waktu lebih lama, tapi sepertinya aku sudah bisa langsung ke tahap berikutnya" ucapnya pelan sambil menelpon seseorang.

"Halo Udin. Besok sudah bisa kamu beli rumah yang ada di ujung lorong. Dana nya besok saya transfer langsung ke rekening kamu." Ucap pria misterius itu

" (Ucapannya tidak terdengar) " kata pria di telepon

"Ya. Pokoknya segera selesaikan agar bulan depan saya sudah bisa masuk menempati rumah itu." Lanjut si pria misterius

" (Ucapannya tidak terdengar) " kata pria di telepon

"Ok bye." Ucap pria misterius itu sambil menutup teleponnya

Ia pun kembali menonton video yang durasinya tidak lebih dari 3 menit itu. Namun dari kualitasnya tampak video itu diambil lewat kamera mahal karena dapat dengan jelas merekam wajah cantik Annisa yang sedang disetubuhi oleh seorang kurir paket.

"Tunggu aja ya sayang. Sebentar lagi kita akan bertemu. tapi sebelum itu, aku punya tugas penting untukmu. Hehe" tuturnya tersenyum licik




7 hari berlalu sejak kejadian dirumahnya. Tidak ada peristiwa seperti itu lagi baik dirumahnya, di kantornya, ataupun ditempatnya bekerja. Semua berjalan normal dan biasa saja. Yang tidak biasa adalah Farhan suaminya, semakin kesini Annisa merasakan suaminya semakin lemah dalam bercinta.

Terakhir kali mereka bercinta adalah 3 hari lalu. Waktu itu Annisa kembali merasa kecewa karena baru sekitar 4 menit mereka memadu kasih, suaminya itu malah dengan jahatnya ereksi meninggalkan Annisa yang masih menginginkan lebih.

Hari ini, hari kamis. Sepulang kerja Annisa tampak membuka pagar rumahnya lalu memasukkan mobilnya ke dalam garasinya. Selepasnya ia langsung bersih-bersih seperti biasa dan menyiapkan makan malam untuk suaminya. Tidak lama setelahnya Farhan, suaminya pulang.

Seperti tidak ada masalah diantara mereka. Hubungannya tetap harmonis dan sangat mesra. Farhan seperti jatuh cinta setiap kali menatap istri tercintanya melayaninya. Bukan semata hubungan seksual saja, namun seperti memasak, membersihkan rumah, bahkan mencucikan pakaian kerja nya. Semuanya mampu memupuk rasa cintanya terhadap istri cantiknya itu.

Annisa juga demikian. Masalah di ranjang selalu ia kesampingkan, berumahtangga bukan hanya soal seks. Taat pada suami adalah yang utama. Jadi Ia tak mau tampak lesu ketika menyambut suaminya yg letih setelah pulang kerja. Ia ingin memberikan pemandangan yang dapat memberi semangat ke suaminya itu. Senyuman indah selalu terpancar dari wajah nya. Tugas rumahnya selalu ia selesaikan tepat waktu. Apa yang di minta Farhan selagi mampu pasti diturutinnya. Annisa juga tidak pernah menolak untuk diajak berhubungan badan. Sungguh seorang istri yang hampir sempurna.

Hampir sempurna?

Tentu saja Annisa akan menjadi seorang istri yang sempurna andai tidak ada lelaki lain yang pernah menjamahnya. Nafsunya yang bertumbuh semakin membesar membuatnya pernah mengkhianati suaminya bahkan di ruang tamu rumahnya sendiri ketika suaminya tertidur lelap.

Setelah kejadian itu, Annisa memang menyesali perbuatannya. Ia sangat mengecam dirinya sendiri yang begitu dikuasai oleh nafsu. Air mata wanita cantik itu menetes hilang tersapu guyuran air shower kamar mandi sembari membersihkan seluruh tubuhnya yang kotor usai di setubuhi oleh Karno, si kurir perkasa. Dini hari ketika suaminya sedang tertidur, ada ketika ia terbangun lalu berbisik mengucapkan permintaan maafnya yang begitu tulus.

"Maafin istrimu yg telah khilaf ini ya Abi sayang" lirihnya sebelum kembali tertidur

Di hatinya ia membulatkan tekad untuk tidak gampang menyerah, apalagi menjadi budak oleh nafsu birahinya sendiri.

"Semoga bisa"...



-_-_-_-_-_-_-



Namun kenyataannya tidak seindah dan semudah itu. Ketidakmampuan Farhan sebagai suami selalu disayangkan oleh istri cantiknya itu. Bagaimana bisa seorang suami hanya memikirkan kebutuhan biologisnya sendiri, tanpa memikirkan kebutuhan Annisa yang sekarang gampang didera birahi? Kalau bukan mas Farhan, siapa lagi? Seperti itu lah pemikiran Annisa yang kembali gagal mendapatkan klimaksnya ketika gagal dipuasin oleh suaminya sendiri.

Untungnya Annisa sangat pandai dalam menjalin hubungan dengan suaminya, meski ia merasa kesal namun ia tidak menunjukkan kekesalan nya itu. Ia tetap melayani Farhan sebagaimana seorang istri yang baik hati.



Jum'at sore. Disaat semua orang bersiap meninggalkan meja kerjanya untuk berakhir pekan dengan keluarga tercinta, begitu juga Annisa yang ternyata telah berada dirumahnya. Ia mendapat izin pulang lebih awal karena pekerjaannya telah selesai. Semula ia berencana ingin bersantai dirumahnya. Sebatas berleyeh leyeh meluruskan kaki sambil menonton serial detektif kesukaannya. Dengan sebungkus chitato disebelahnya, Annisa sangat menikmati waktu bersantainya.


Tidak butuh waktu lama sampai cemilan itu habis dan digantikan dengan sebuah Tupperware berisi salad buah. Hari ini ia memutuskan untuk tidak memasak karena suaminya sedang tugas luar kota dan tidak akan pulan sampai besok. Di ponselnya sudah terpatri sepaket menu makan malam yang siap di order melalui aplikasi pesan antar makanan.

Tidak terasa jam demi jam berlalu, serial detektif yang tadinya ia tonton telah lama usai dan digantikan oleh film romansa cinta jaman SMA. Semangkuk mie udon dengan irisan daging sebagai topping menjadi teman makan malam wanita cantik itu. Selepas makan, dari arah depan rumah tiba-tiba terdengar pagar rumahnya bergeser. Annisa yang sedang menonton pun menyangka kalau tetangganya lah yang datang

Namun saat hendak berdiri, kembali terdengar pagar rumahnya kembali bergeser menutup. Seketika berbagai pertanyaan timbul di pikirannya.

*Loh siapa tadi?? Apakah hanya orang iseng? Atau jangan-jangan???* Batinnya risau menduga kalau yang menggerakkan pagar rumahnya adalah Karno, sang kurir.

Annisa mengambil langkah pelan. Ia mengendap mendekati jendela rumahnya lalu dari sela gorden ia mengintip area teras depan rumahnya. Tidak ada siapapun. Semua tampak biasa kecuali didekat pagar terasnya, ada sebuah keranjang dengan secarik kertas diatasnya.

Annisa meyakini kalau keranjang itu bukanlah miliknya atau suaminya. Matanya menoleh ke kanan dan ke kiri mengamati keadaan sekitar, memperhatikan apabila ada suatu hal lain yang berbeda.

"Ya tuhan. Perasaan apa ini. Kenapa rasanya jadi takut ya?" Tuturnya lemah

Setelah beberapa saat, Annisa memberanikan diri membua pintu depan rumahnya. Ia segera mendekati sebuah keranjang berwarna perak mirip storage box kantornya. Diatasnya terdapat secarik kertas dengan coretan halus. Diambilnya kertas tersebut lalu membacanya.

*Dear Annisa Febrianti tersayang. Box ini untuk kamu. Didalamnya ada beberapa hal yang akan membuatmu terkejut, tapi percayalah untuk beberapa waktu kedepan kamu akan suka. Simpan lah ditempat yang aman, jangan sampai ditemukan oleh suamimu. Gunakan hanya saat saya memberimu instruksi. jangan gunakan apabila tidak saya perintahkan. Sampai sini paham ya?

Nah.. untuk instruksi pertama, besok jam 10 akan ada seseorang yang datang menjemputmu. Pakailah barang yang ada di plastik no.2, dan jangan kamu lupa dandan yang cantik.

Sampai sini dulu ya. Berikutnya akan saya hubungi kembali. Dadaaah~

With love from your no.1 fans.*

Seketika bulu kuduknya berdiri. Tubuhnya merinding membaca setiap kata yang tertulis. Wajahnya masih seakan tidak percaya dengan apa yang telah ia baca.

"Apa-apaan orang ini ngirimin aku beginian? Instruksi? Perintah? Besok jam 10? Fans? Iih bikin badmood aja deh." Gumam Annisa kesal.

Namun ia sekali lagi membaca pesan tersebut lalu melirik pada keranjang yang berada tepat didepannya. Segera ia angkat lalu masuk kedalam rumahnya. Setelah menutup pintu rumahnya, Annisa langsung membuka penutup keranjangnya. Di dalamnya terdapat beberapa kantung kresek dengan tulisan nomor diatasnya.

Pada plastik paling atas, ada secarik kertas kecil bertuliskan *saat pertama kali membuka box ini, bukalah aku*

Annisa segera mengambil kertas tersebut. Saat menariknya, ternyata ikut tertarik sebuah kantung kresek dibawahnya karena kertas tersebut ternyata menempel pada sisi luarnya.

Perlahan ia membuka kantung kresek yang terikat itu. Wajahnya takut2 saat melihat isi dari kantong kresek tersebut. Didalamnya ada sebuah kertas foto dan sebuah flashdisk 16gb. Perlahan ia tarik keluar kertas foto yang berukuran 5R. Annisa langsung terkejut karena yang sedang dilihatnya adalah foto Farhan suaminya yang sedang bekerja.


Sementara di bagian bawahnya terdapat data lengkap suaminya. Biodata, pekerjaan, hobby, rekam medis, bahkan hal sensitif seperti nomor rekening serta pin ATM milik suaminya tercantum difoto tersebut.

Pikiran Annisa langsung menerawang maksud dan tujuan si pengirim paket. Namun batinnya mengetahui benar bahwa niatnya adalah buruk.

"Astaghfirullh. Apa maunya ini orang?." Gumam Annisa kembali melirih melihat sebuah flashdisk yang ada di tangannya.

Dengan jantung yang berdebar tidak karuan, Annisa mengambil OTG di tas kerjanya lalu menancapkannya pada smartphonenya. Didalamnya hanya ada 1 folder Dangan judul "Annisa". Saat Annisa membuka folder nya, ada 5 video dengan durasi yang berbeda-beda. Ada yang hanya 1 menit, ada yang sampai 5 menit. Annisa berusaha menerka video seperti apa yang akan tayang apabila ia memilih membuka salah satu filenya.

"Asli ini orang maunya apa sih?" Batin Annisa sambil memilih acak salah satu video lalu menekan tombol play.

Matanya seakan hendak melompat keluar, kelompak matanya membuka begitu lebar sangking kagetnya melihat sebuah video erotis dimana ada dua orang insan yang sedang berhubungan intim di tempat terbuka.

*Liat tuh ton.. si cewe kek nya menikmati kali tuh. Mukanya sampai gitu..*

*Iya ya bre. Duh, ngocok sambil liatin cewek secakep itu dientot aja rasanya senikmat ini. Apalagi kalo bisa ngentot beneran ama itu cewe??? Uhhh sial lah pen ngecrot gua bre*

Suara yang terdengar dari video yang di putar oleh Annisa.

Air mata wanita cantik itu langsung mengalir deras membasahi pipinya yang putih kemerahan. Dahinya mengernyit menyaksikan video saat dirinya sedang digumulin oleh seorang pemulung di taman saday*na. Dengan napas yang teisak Annisa memutar video selanjutnya, ia kembali menyaksikan saat dirinya disetubuhi oleh bencong taman yang sama. Kembali ia next ke video selanjutnya, ternyata isinya tetaplah seperti itu. Video sex dirinya yang diambil menggunakan sebuah kamera handphone saat dirinya dikerjai oleh Parjo dan si bencong di taman sadayana.

Sementara di video terakhir yang berdurasi paling panjang, terputar video saat dirinya sedang di setubuhi didalam rumahnya sendiri oleh seorang kurir paket. video yang satu ini berbeda dari video-video lain, hasilnya sangat jernih. Bahkan terdengar suara desah demi desah manja dari Annisa yang sedang di genjot oleh karno sang kurir perkasa.

"Apa yang harus aku perbuat?? Gak sangka bakal begini jadinya huu huuu" deru Annisa ditengah tangisannya

Dirinya tidak menyangka akan menerima akibat atas perbuatannya secepat ini. Apalagi ancamannya berkaitan dengan mas Farhan suaminya. Siapapun yang merencanakan hal ini, ia benaran lihai dan langsung tepat sasaran.

Annisa menyesali segala perbuatan hinanya. Tangannya tidak berhenti menyeka air matanya yang terus jatuh bercucuran. Keteguhan hatinya runtuh. Pikiran untuk menerima perintah dari seseorang yang tidak dikenalnya itu sudah menyeruak didalam kepalanya.

*Maafin istrimu ini mas* batin Annisa sambil menutup video mesum tersebut lalu membuka plastik yang bertuliskan nomor 2. Ia pun menerima takdir yang akan dijalaninya.

"Hah?? Ini???!" Ucap Annisa terkejut





#Esok harinya#


Annisa masih terduduk di kursi rias kamar tidurnya. Matanya masih sedikit sembab hasil dari menangis semalaman. Untung tidurnya nyenyak sehingga kondisi fisiknya saat ini bisa dikatakan fit walau suasana hatinya masih tidak karuan.

Sementara wanita cantik itu terus menatap kosong ke arah cermin, di pikirannya ia masih menerka-nerka siapa lelaki yang akan menjemputnya nanti. Mungkin sudah setengah jam ia mematung seperti itu dengan segala kegundahannya, masih sekitar satu jam lagi sebelum waktu yang ditentukan.

Wajahnya sudah dibaluti oleh riasan make up yang membuat kecantikannya semakin terpancar bak mentari di pagi hari. Namun matanya menatap sinis kearah dirinya sendiri.

"Cantiknya dirimu ini annisa.. tapi sayang ya..." Lirihnya sambil membuang napas panjang

"Sayang kamu sudah menjadi wanita yang begitu kotor, Yg sudah membiarkan begitu banyak lelaki menggunakan tubuhmu. Belum lagi nanti. Pasti akan lebih banyak lagi tau!" Umpat Annisa kepada bayangannya sendiri di kaca cermin.

Ia berulang kali berusaha menenangkan dirinya sendiri dengan menarik napas panjang lalu menghembuskan ya perlahan, dadanya berulang kali juga ia usap-usap. Tv kamar pun ia hidupkan sebatas memutar alunan musik jazz yang dapat merilekskan pikiran.

Di atas meja riasnya, hp Annisa sedang menyala menampilkan sebuah pesan dari Farhan, suaminya.

*Karena urusan pekerjaan, Abi sepertinya akan pulang lebih lama. Mungkin besok atau malah lusa. Umi tidak apa-apa Abi tinggal 2 hari lagi kan sayang?*

Annisa sebenarnya sedikit lega. Setidaknya suaminya tidak akan mengetahui apa yg akan terjadi padanya hari ini.

*Iya abi gapapa kok. umi pasti bisa jaga diri kok sayang. Yg penting Abi jangan lupa dijaga kesehatannya. Jangan telat makannya, kalo perlu minum suplemen yg umi siapin. lalu Abi juga selalu doa ya buat kebaikan kita. Hehe* balasan Annisa.

Sementara itu, di luar rumahnya tampak dua orang pria turun dari sebuah taksi. Salah satunya memberikan uang kepada supir sebagai imbalan atas jasa yang mereka pakai. Sementara satu orang lagi langsung mengambil hp dari sakit celananya. Ia langsung menelpon seseorang.

"Halo bos. Kita sudah sampai. Sudah siap menjalankan rencana." Ucapnya

Taksi yang membawa merekapun pergi lalu pria yang satunya datang menghampiri.

"Saya harus apa bang?" Tanyanya pada pria yang sedang menelpon.

Pria yang sedang menelpon itu hanya menjawab dengan isyarat agar ia sedikit menjauh darinya. Sepertinya ada perbincangan yang tidak boleh didengar bahkan olehnya. Perintah itupun langsung dipatuhi olehnya.

Tidak lama berselang, seusai menelpon ia langsung memanggil rekannya tersebut. Masing-masing mereka berjalan mendekat.

"Jadi gini. Itu rumah cewek yang bakal lu bawa. Jalankan sesuai yang sudah kita rencanakan. Jangan pernah lari dari rencana. Ingat apa yang terjadi kalau sampe lu keluar dari jalur!" Ancam pria itu

Pria yang memberi ancaman ini adalah seseorang yang mungkin berumur sekitar 30an dan memiliki postur badan yang atletis hasil dari olahraga dan gym yang ia tekuni. Perawakannya nya cenderung tampan dengan matanya yang sedikit cipit.


Sementara lelaki yang diancam adalah seorang lelaki paruh baya. Mungkin berumur 60an. Bekerja sebagai pedagang bakso bakar keliling di pusat kota. Ia sudah menduda sejak 20 tahun silam ketika istrinya menceraikannya akibat dari krisis ekonomi yang dideranya. Anaknya 3. 2 orang lelaki dan 1 orang perempuan. 2 anaknya yang lelaki telah pergi merantau demi mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih layak, sementara 1 orang perempuan, si anak bontot memilih menetap demi membantu sang ayah.




Sampai 4 hari lalu mereka masih menjalani kehidupan mereka yang biasa ketika seseorang mendatangi mereka lalu memberi ancaman yang langsung menggetarkan hati sang ayah. Seperti tidak bisa menghindar lagi, si ayah hanya mampu menyetujui permintaan dari si pengancam. Walau mengetahuinya apa yang akan ia lakukan pastilah sebuah dosa.

"Oi Ono! Kek Sugiono! Malah melamun ni tua Bangka. Udah jam 10. Yuk kita mulai" ucap pria bertubuh atletis kepada seorang kakek tua yang ternyata bernama Sugiono tersebut.


"Eh iya. Maaf bang sony." Jawabnya sembari mengikuti langkah pria bertubuh atletis itu menyebrangi jalan menuju rumah Annisa.

Sony. Sony Alexander Panjaitan. Adalah seorang pria asal tanah K*ro yang sudah 2 tahun merantau. Ia bekerja sebagai salah satu tangan kanannya Mr. R, seorang pria misterius yang saat ini begitu antusias terhadap Annisa Febrianti.

Sony sendiri adalah seseorang yang sangat setia dan loyal terhadap atasannya, apalagi penyelamat hidupnya. Ia bahkan rela mengorbankan nyawanya demi Mr.R yang menjadi pahlawan baginya. Saat ini ia sedang membawa lelaki tua bernama Sugiono untuk berjumpa dengan Annisa. hanya tinggal beberapa langkah lagi sebelum sampai ke pintu gerbang rumah bidadari cantik itu.

*TENG TENG TENG TEENGG!*

Annisa yang masih melamun duduk di kursi meja riasnya terkejut ketika pagar rumahnya di tepuk oleh seseorang. Orang yang ia tunggu untuk datang menjemput dirinya.

"Iya sebentar" jawabnya singkat dengan nada yang lumayan tinggi

Jantung Annisa semakin berdebar. Saking gugupnya, Bulir keringatnya keluar membasahi kulitnya yang begitu halus. Dengan segera ia menuju jendela rumahnya lalu mengintip keluar ke arah 2 orang pria yang umurnya terpaut jauh.

"Jadi mereka orangnya??" Tanya Annisa dalam hati

Di tangan sudah dipegangnya sebuah tas yang hanya dapat diisi dengan sebuah dompet kecil dan telepon genggam saja. Sebelum membuka pintu rumahnya, ia mengecek sekali lagi persiapannya apakah sudah sesuai dengan arahan.

"Huffh.. moga sudah semua. Sekali lagi, maafin istrimu ini mas.. umi pamit dulu untuk keluar dengan mereka ya?" Ucapnya pelan sambil membuka pintu rumahnya.

Diluar pagar, Sony dan Sugiono tentu terhenyak sesaat. Melihat seorang wanita cantik muncul dari balik pintu rumahnya.

"Kata si bos cantik. Tapi tak kusangka secantik ini. Wesss. Rezekimu banget loh ini kek.. jiahhh malah ngiler duluan. Wkwkwk" kata Sony sambil menepuk bahu Sugiono

Tak hanya Sony, rupanya Sugiono juga sempat terpaku melihat kecantikan Annisa. Pupil matanya membesar, bahkan tanpa disadari sesuatu di selangkangannya ikut merespon wanita seksi yang sedang dipandanginya tersebut.

Annisa tampak canggung mendekati kedua pria tersebut. Bukan tanpa sebab, keduanya adalah orang yang pasti akan menjerumuskannya dalam kemaksiatan. Kontras sekali dengan Sony dan Sugiono, insting kelaki-lakiannya membuat mata mereka terus memandang tajam seakan menguliti Annisa.

Bukan tanpa sebab juga, Annisa saat ini memakai dress minim yang terbungkus pada plastik nomor 2. Bukan hanya minim seperti kurang bahan, pakaiannya begitu pas di badan sehingga menampilkan bentuk tubuh Annisa yang aduhai. Belahan dadanya yang putih kemerahan bak pualam seakan tumpah kemana-mana. Paha mulus jenjangnya terekspos indah karena bagian bawah dressnya tidak sampai menutupi seluruh paha mulusnya.

Saat ini Penampilan Annisa berubah drastis. seorang akhwat yang biasa selalu mengenakan hijab di kepalanya, menutupi tubuhnya dengan pakaian modis dan trendy, kini menjadi seperti seorang model seksi yang biasa kita lihat di majalah dewasa.




Sony kembali menepuk pundak pak Sugiono, untuk kembali menyadarkan bapak tua itu dari lamunannya. Jelas saja pak Sugiono kaget dengan tepukan Sony, namun tak lama mata nakalnya kembali menatap Annisa yang begitu sedap di pandang.

"Nah kenalin kek. Ini dia Annisa yg udah kita bicarakan dari kemarin. Dan.. neng Annisa ya kan namanya. Cantik seperti orang nya hehe. Kenalin aku Sony dan kakek ini namanya Sugiono. Kami kemari untuk menjemput kamu" ucap Sony mendekati Annisa yg sudah membukakan gerbang pagarnya

"Iya mas. Aku Annisa.." ucap Annisa pelan mengenalkan diri

"Mungkin kamu udah tau ya tujuan kita kemari. Kamu juga sudah dandan cantik begini artinya sudah menyetujui keinginan si bos. Gak perlu buang waktu lagi kan ya. Mari kita mulai ya cantik" ucap Sony terus mendekati Annisa hingga berdempetan

"Emhh iya mas aku setuju asal tolong.. tolong jangan rusak rumah tanggaku. Mas Farhan gak salah apa-apa. Pliss" pinta Annisa yang tiba-tiba mengambil tangan Sony

Sebenarnya Sony tidak menyangka perempuan yang sangat dinanti oleh bos nya bisa takluk semudah ini. Wanita yang bos nya bilang sangat menjaga jarak dengan lawan jenisnya malah berani mengambil tindakan duluan.

Bibirnya tersenyum lebar menyaksikan gelagat Annisa yang sepertinya sudah siap menerima perintahnya. Apalagi saat ini Annisa terlihat sangat menggairahkan, perpaduan wajah cantik dengan body seksi berlekuk bak gitar spanyol.

"Enggak.. enggak.. gak bakalan. Asal kamu nurut aja sama kita" jawab Sony

"Nurut kok.. mas.." ucap Annisa

"Yowes. Aku bakal jelasin ke kamu rules nya hari ini. Simak baik-baik ya" kata Sony sambil terus mendekap tangan Annisa

Di sebelahnya pak Sugiono ikut mendekat. Ia seperti takut-takut menghampiri kedua orang yang sedang berpegangan tangan tersebut. Wajahnya juga berulang kali menoleh ke arah jalan seolah memperhatikan keadaan sekitar.

"Jadi gini cantik. Saya disini sebenarnya cuma mengantarkan kakek ganteng ini kemari. Selanjutnya kamu cukup nurutin apa yg diminta sama beliau. Jangan ada pertanyaan, jangan ada penolakan, cukup lakukan semua instruksinya. Paham?" Ucap Sony dengan muka serius.

Tatapan tajam Sony ke wajahnya membuat wanita seksi itu memalingkan pandanganya. Tangannya masih berada di genggaman Sony, ibu jarinya mengelusi punggung tangan Annisa.

"Iya mas.. paham.." jawab Annisa dengan wajah memerah. Annisa pun hanya membiarkan tangannya dielusi oleh Sony.

"Pinter.. saya suka sekali sama wanita sepertimu. Udah cantik, seksi, penurut lagi. Bagi saya perempuan seperti kamu tuh saat ini nilainya 60 dari 100. Hahaha." Kata Sony dengan pedenya

"Eh 60? Masa aku cuma dinilai 60 sih?" Batin Annisa mempertanyakan

Dirinya yang dikagumi oleh Begitu banyak lelaki, begitu banyak pula lelaki yang pernah ia tolak cintanya. Satu sisi dirinya ia tidak memperdulikan penilaian yang diutarakan Sony kepadanya, namun disisi lainya ia merasa tersindir atas nilai pas-pasan itu.

"Iya mas.. maaf kalau cuma 60" ucap Annisa menundukkan kepalanya

"Jiah jangan kecewa dulu atuh. Kalau barangmu bagus nilaimu bisa nambah jadi 100" sambung Sony

"Barang?? Barang apa?" Tanya Annisa penasaran

"Ini loohh"

"Aaahhh" lenguh Annisa





Annisa Febrianti



POV Annisa Febrianti


Tiba-tiba saja bg Sony mencengkram kedua payudaraku. Cengkraman nya begitu kuat sehingga langsung terasa nyeri di melon kembarku. Tidak sampai disitu, tiba-tiba ia menarik payudaraku sehingga posisiku saat ini semakin menempel denganya.

"Mpphh sakit" rintihku memelas kepada bg sony

"Gede juga tetekmu. Kirain cuma gede bh nya doang" ucap Sony yg mulai mengurut gumpalan lemak di dadaku dari luar pakaian dan bra yg sedang kukenakan.

"Ehhmmpp" desahku menahan remasannya yang sangat kasar. Tidak seperti lelaki lain yang pernah menyentuh payudaraku, baru kali ini payudaraku di remas sekencang ini. Bahkan mas Farhan sendiri belum pernah melakukannya sekasar ini.

Pak Sugiono yang berada didekat kami juga sepertinya sedang menenggak ludahnya, liur di bibirnya seakan mau jatuh menahan rasa ingin menyentuhku.

Tangan bang Sony terus meremasi kedua melon kembarku dengan ganasnya, sementara aku hanya bisa pasrah dengan perlakuannya.

"Ini bh nya tak singkirkan aja ya cantik" katanya sambil mengarahkan tangannya menyusur tapi bra yang kupakai. Tak begitu lama pengait bra ku pun dapat di bukanya dengan mudah. Lalu ditariknya braku ke atas hingga terlepas.

"Nah gini kan lebih cantik loh. Seksi banget kamu" katanya sambil memperhatikan tonjolan payudaraku yang sudah tidak terbungkus bra lagi.

Pakaian yang ketat ini mampu memperlihatkan setiap lekuk tubuhku, apalagi sekarang tidak ada lagi bra yang menutupi payudaraku sehingga putingku sedikit mengecap dari pakaianku.

"Bos cuma kasih aku waktu setengah jam buat bikin kamu ikut sama kek Ono. Tp belum 5 menit aja kamu udah ok, ya 25 menit lagi bisa kita pake untuk yang lain kan cantik? Hehe" ucap Sony kembali meremas payudaraku.

"Ii. Iiya terserah mas aja uhmmm" jawabku

Kali ini telapak tangannya pasti dapat merasakan kenyalnya melon kembar yang selama ini kurawat. Melon kembar yang sudah tidak terbungkus bra kawat yang kupakai sebelumnya.

Meski masih kuat, tapi untung saja remasannya tidak sekuat tadi. Wajahnya juga semakin mendekat dan mulai mengecupi rambut dan pipiku.

"Wanginya kamu sayang. Bikin makin napsu aja. Kita langsung ke hidangan utama aja yah. Takut engga keburu kalo leha-leha gini" ucap bang Sony melepas remasannya lalu mengambil sesuatu dari tas selempang ya

Aku hanya diam dan menuruti kemauannya. Tanpa perlu dibilangnya secara langsung pun aku mengerti, yang dia maksud adalah dia ingin langsung meniduriku. Emang itu lah yang selalu diinginkan setiap lelaki apabila melihatku hanya dari sisi kecantikan ku saja.

Karena membelakangiku, aku masih tidak bisa melihat apa yang diambil bang Sony dari tasnya. Namun setelahnya ia langsung membuka resleting celananya lalu mengeluarkan batang kemaluannya yang sudah tegang ntah sejak kapan. Lalu dia berbalik badan.

"besar!" batinku melihat secara langsung kemaluannya.

Tak kusangka pria yang berperawakan tidak terlalu tinggi memiliki penis sebesar itu. Ukurannya mungkin mirip lengan anak bayi. Warnanya juga serupa dengan kulit pemiliknya yang bewarna putih langsat.

Bang Sony lalu mengoyakkan sesuatu yang ada di tangannya. Setelah diperhatikan lebih teliti, ternyata itu adalah gel pelumas yang biasa digunakan untuk melancarkan penetrasi penis pria pada vagina wanita. Apa dia bermaksud mengoleskan pelumas itu di penisnya yang besar?

Mata ku tidak bisa beralih saat ia menuangkan cairan licin itu ke ujung gundul penisnya yang telah disunat itu. Ia lalu mengusapnya merata membasahi seluruh penisnya yang begitu perkasa. Aku sungguh tertegun melihat penis dari pria yang akan menyetubuhi ku ini.





Namun saat ia mulai mendekatiku lagi, aku langsung bergidik ngeri menyadari batang sebesar itu akan memasuki kemaluanku. Apalagi kemaluanku belum basah karena belum menerima rangsangan. Apa bisa pelumas itu meminimalisir rasa sakitnya nanti? Semoga aja.

Bang Sony berjalan mendekatiku. Tentu ujung penisnya naik turun seiring langkahnya. Mataku kembali seperti terhipnotis melihat benda mengkilat lucu yang datang mendekat.

Tanpa kusadari ternyata bang Sony sudah memegang leherku. Tanpa aba-aba juga ia langsung menarik leherku hingga bibirku yang mungil bersentuhan dengan bibirnya.

Aroma rokok dari mulutnya langsung menyeruak masuk. Untung saja karena pengalaman sebelumnya, aku sedikit terbiasa dengan aroma rokok yang begitu bau.

Lidahnya langsung bergerilya. Sengaja ia tekan masuk kedalam menembus bibirku menyusuri setiap jengkal isi mulutku. Sementara di bawah, tangannya mengelusi pahaku, naik keatas hingga sampai kepada tali celana dalamku. Sembari berciuman, dengan mudah ia bisa melolosi celana dalam dari kaki jenjangku. Lalu yangannya mengangkat satu kakiku. Ia melepas ciumannya lalu melirik ke bawah.

"Udah siap menerima kontol gedeku kan cantik?" Tanyanya sambil menggesek kepala penisnya di bibir vaginaku. Terasa dingin karena pelumas yg dipakainya mengenai kulit kemaluanku.

"Iya mas.." jawabku sambil menganggukan kepala.

Dengan perlahan pinggulnya ia dorong kedepan, kepala penisnya pun terasa menyundul membelah bibir vaginaku. Namun tidak semudah itu menaklukan sempitnya liang kehormatan ku ini, apalagi dengan ukuran penisnya yang jumbo tersebut.

Usaha pertama gagal. Ia kembali memundurkan pinggulnya. Lalu dengan bantuan tangannya, ia mengarahkan penisnya tepat menuju lubang kenikmatan ku, lalu kembali ia dorong maju pinggulnya. Kembali kepala penisnya terasa membelah bibir vaginaku. Namun ketika hendak masuk lebih dalam, penisnya masih tidak bisa masuk karena sempitnya vagina mungil ku ini.

"Uuuhh sakit mass mmm" desisku menahan ngilu akibat dorongan penisnya.

Kali ini ia tidak langsung menarik kembali penisnya. Masih ia dorong agar kepala penisnya bisa membuka pintu gerbang liang senggamaku. Namun tetap saja gagal. Ia belum berhasil menembus lubang kenikmatan milikku ini.

Kaki ku ia turunkan. Kali ini ia menuangkan lagi sisa gel yang ada dikemasannya pada ujung penisnya. Setelahnya ia mendorong tubuhku ke arah pak Sugiono.

Tampaknya bang Sony ingin pak Sugiono menahan tubuhku agar tidak ikut terdorong ketika ia mencoba mendorong penisnya masuk nanti.

Kaki kananku kembali ia angkat lalu dengan tangannya ia mengatur posisi penisnya agar tepat di lubang vaginaku.

"Ahhhhh masshhhh" desahku kembali menahan sakit ditengah dorongannya.

Lubang vaginaku seperti dipaksa untuk merekah ketika kepala jamurnya berusaha masuk lebih jauh. 1x 2x 3x usaha tarik ukurnya namun tetap saja penis jumbonya belum berhasil memasuki vaginaku.

"Gila sempit banget memekmu cantik. Rasanya macem mau memperawani anak gadis. Hehe" kata bang Sony kembali mencium bibirku mesra.

Ditengah ciumannya, kembali kurasakan usaha penetrasinya. Pinggulnya kembali ia dorong, kali ini dengan tenaga yang lebih besar hingga kepala jamur penisnya perlahan membelah masuk dalam vaginaku.

"Euhhmmm" desahku

Kali ini desisku tertahan ciumannya. Bg Sony juga sepertinya memahami kondisiku yang sedang menahan rasa sakit. Ia begitu lembut memanjakan bibir dan lidahku. Tangannya juga sudah ia lepas dari penisnya dan kini sudah mencengkram lembut susuku. Ia remas perlahan supaya menambah rangsangan pada diriku.

Vaginaku seperti dipaksa meregang ekstra lebar ketika bang Sony terus memaksa masuk batang kemaluannya.


Perih dan ngilu masih terasa namun tidak sesakit sebelumnya saat Mili demi mili penis bang Sony terus bergesek masuk hingga tak lama kemudian, seluruh penisnya dapat terbenam didalam liang kawinku.

'ahhh.. penis lelaki lain lagi didalam memekku!' batinku merasakan liang kawinku dipenuhi oleh batang haram lain.

"Anjir rapet banget memekmu cantik. Udah.. rileks aja supaya lebih enakan." Ucap bang Sony melihat wajahku yang masih menahan rasa sakit

"Ehhmm. Uhhhhh... Iyaahhh masshhh" jawabku

Bang Sony mendiamkan sejenak penisnya didalam vaginaku. Tak perlu kuarahkan, dinding vaginaku seperti paham yang harus dilakukannya. Dinding dalam vaginaku dengan sendirinya bergerak seperti memberi tekanan atau pijetan pada penis bang Sony.

"Memek mu kelas atas ini. Bisa mijet gini loh. Uh enaknyaa" desah bang Sony merasakan kenikmatan pada batang kemaluannya

Setelah beberapa menit diam, akhirnya bang Sony mulai menggerakkan pinggulnya. Ia tarik, lalu ia dorong kembali. Penisnya yang jumbo itu pun tampak keluar masuk dari vaginaku. Ketika di tarik, dinding dalam vaginaku seperti ikut tertarik ikut lalu masuk kembali saat ia mendorong penisnya

"Aaahhhh ahhhhh ahhhhhh masshhh penuh kali memek kuuh ahhhhh" desahku ditengah genjotanya yang tidak begitu kencang

"Enak kan kontolku sayang? Memek serapet ini memang nomor Wahid! Harus sering2 di entot biar lebih terbiasa kontol besar" katanya sambil mengencangkan pompaannya

"Iyahh massh ahhh tapi pelan pelan ajah ahhhh ahhh"

Genjotan bang Sony semakin cepat. Padahal baru saja vaginaku bisa menyesuaikan bentuknya dengan penis jumbo itu. Perlahan cairan cintaku pun keluar ikut membasahi penisnya sehingga batang sebesar itu saat ini dengan gesit bisa keluar masuk.

Di tengah pompaan penis bang Sony, tiba-tiba dari arah belakang sebuah tangan muncul meraba-raba payudaraku. Ternyata itu adalah tangan pak Sugiono yang ntah berapa lama sudah aku lupakan sosoknya.

Aku beneran lupa kalau sedari awal bang Sony menyetubuhi ku tadi, pak Sugiono sberada di punggungku, menahanku agar tidak terdorong ke belakang. Tangannya yang mulai keriput meremasi payudaraku meski baru dari luar dressku. Tidak bisa kulihat ekspresinya saat ini, namun remasannya perlahan menguat.

"Oi kek. Kamu nanti dulu. Jangan sekarang!" Kata bang Sony menepis tangan kek Sugiono dari susuku.

"Maaf aku gak tahan liat mbak ini" kata pak Sugiono beralasan

"Ya udah. Sana minggir dulu." Perintah bang Sony yang membuat pak Sugiono melepaskan badannya dari punggungku. Ia pun menjauh duduk di kursi teras rumahku.

Eh iya, aku pun baru menyadari. Saat ini aku sedang berhubungan badan di teras rumahku! Bahkan dengan lelaki yang bukan muhrim ku! Tapi sudah lah. Semoga tidak ada yang lewat dan melihat aksi cabul kami ini.

*Splokk splokkk cplokkkk*

Bunyi gemericik dari perpaduan kelamin kami semakin terdengar akibat vaginaku yang semakin basah. Raut wajah bang Sony pun seperti sangat menikmati legitnya liang kawin dari seorang akhwat yang sedang berpakaian seksi.

Sementara aku? Perlahan aku pun mulai menikmati setiap tusuk demi tusuk penis bang Sony di vaginaku. Aku tidak bisa membohongi diriku. Meski akal sehatku berkata agar segera menyudahi persetubuhan ini, namun cairan yang begitu banyak keluar dari vaginaku adalah jawaban sebenarnya. Tubuhku berkata lain, bahkan vaginaku mengakui kenikmatan persetubuhan ini.

"Ouhhh ahhhhh penuhh.. sesakkk mas... Ahhhhh" desahku.

"Kontol siapa dulu dong. Kontol Sony. Hahaha" tawanya penuh percaya diri.

Memang penis bang Sony adalah salah satu yang terbesar yang pernah memasuki vaginaku. aku tidak bisa membedakan ukuran penisnya dengan penis pria tua yang dulu pernah menyetubuhi ku di taman. Kira-kira ukurannya mirip.




"Ganti gaya yuk cantik" ucapnya menurunkan kakiku dari pinggangnya. Aku hanya bisa pasrah. Rasanya apapun yang diperintahnya pasti akan kulakukan.

*Plopph*

Terdengar sebuah suara ketika ia menarik lepas batang kemaluannya. Seketika vaginaku terasa kosong karena sebelumnya terisi penisnya yang berukuran jumbo.

Bang Sony memutar tubuhku. Ia memintaku untuk membungkuk, Aku pun tau kalau ia ingin mendogy ku. Segera kubungkuk kan badanku, ku tinggikan pantatku.

*Plakk*

"Auuww" jeritku kaget karena ia menampar pantatku

"Asooyyyy bahenol banget pantatmu cantik." Ucapnya sambil menampar pantatku lagi.

"Awwww.. masshhhh" rintihku

Ia kembali mengatur posisi. Ia pegang penisnya yang masih tegang mengkilap mengarah ke vaginaku, lalu ia dorong perlahan.

"Uhh udah ku sodok td tapi sekarang udah menjepit lagi aja" desahnya kesulitan menerobos sempitnya vaginaku

Dengan jemari satunya ia berusaha melebarkan bibir vaginaku, lalu ia tekan lebih kencang penisnya. Perlahan penis jumbonya kembali tenggelam kedalam sempitnya liang kawinku.

Tak nunggu lama seperti tadi, kali ini ia langsung tancap gas. Vahina ku langsung ia bombardir dengan sodokan sodokan kencang nan kuat. Tubuhku sampai terdorong maju setiap ia menggenjotku. Mulutku hanya bisa menganga dan mengeluarkan desahan akibat perbuatan bang Sony ini.

"Aaahhhh ahhhhhh aahhhhh pelan mashhh pelan.. hahhhh ahhhhhh" erangku

"Tahan sayang. Saya mau sampai. Saya mau nembak uhhhh" kata Sony terus sekuat tenaga menggenjotku

"Iyaahh masshh keluarin ajahh ahhhhh aahhhhh" desahku

baru sebentar setelah bertukar gaya, bang Sony malah mau keluar secepat ini. Padahal aku baru mulai menikmati persetubuhan haram ini. Sedikit kecewa tapi setiap sodokan yang masih ia lakukan masih membuatku keenakan.

'Tahan bang Sony.. sedikit lagi.. sedikit lagi aku pun.. keluuu' ucapku dalam hati.

Belum sempat aku menyelesaikan pikiranku, tiba-tiba bang Sony melepaskan penis jumbonya. Secepat kilat ia berpindah ke depanku lalu menyonloskan penis jumbonya kedalam mulutku yang masih menganga.

Aku yang tak siap dengan yang bang Sony hanya bisa memejam pasrah. Ketika ujung penisnya sampai di tenggorokanku, penisnya memuntahkan laharnya.

*Crot crot crot*

Sekitar 3 semburan hangat langsung memasuki kerongkongan ku yang membuat mau tak mau spermanya langsung ku telan seperti menelan bulatan kuning telur.

"Ahhhh leganyaaa" erang bang Sony sambil terus mengurut penisnya yang perlahan mulai melentur.

Penisnya masih ia jejalkan di mulutku. Rasanya asin karena penisnya masih terolesi oleh cairan cintaku. Spermanya juga sepertinya ada yang lengket di tenggorokanku sehingga membuat rasa tidak nyaman. Namun ntah ide darimana, tiba-tiba mulutku mengatup dengan sendirinya memulen penis bang Sony yang hanya mampu separuhnya masuk dalam mulutku. Dengan telaten aku hisap pelan penisnya yang bisa kurasakan mulai loyo dan mengecil. Tak sampai disitu, penisnya aku jilatin hingga bagian penisnya yang terlumuri cairan cintaku bersih tak tersisa.

"Busset bukan cuma cantik tapi kamu pandai banget memuasi lelaki" puji bang Sony sambil mengelusi kepalaku yang sedang menjilati batang penisnya

Setelah bersih, aku pun menelan sisa-sisa cairan cinta yanh terkumpul dimulutku. Dengan sekali tegukan, semuanya ludes kutelan. Aku pun perlahan bangkit.

Aku hanya melempar senyuman ke arah bang Sony yang dibalasnya dengan sebuah kecupan di keningku.

"Thanks cantik. Muahh" ucapnya sambil mengecup keningku sekali lagi.

"Iya mas sama-sama" balaski sambil merapikan dressku yang sedikit acak-acakan. Rok nya yg naik sepinggang kembali aku turunkan, sementara saat aku berniat mengenakan kembali bra ku, bang Sony melarangnya.




"Kamu gak perlu pakai bra cantik. Cukup seperti ini saja selama dengan kek ono" ucapnya sambil merapikan celananya

"Iya mass" jawabku.

Kulihat pak Sugiono bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke arahku sambil membenarkan posisi penisnya yang mungkin menegang karena melihat persetubuhan barusan.

"Dah.. sekarang giliranmu kek. Jalankan sesuai rencana. Saya pergi dulu." Kata bang Sony menepuk punggung pak sugiono

"Iya mas. Pasti tak jalankan sesuai arahan" jawab pak Sugiono

"Saya pamit ya mbak. Kita pasti bakalan jumpa lagi" ucapnya ambil mengecup bibirku lalu pergi berjalan kaki.

"Sekarang kamu ikut bapak ya mbak" tiba-tiba saja pak Sugiono mengajakku.

Aku yang belum mengetahui apa maksud dan tujuan mereka pun mengangguk menyetujui.



=====================

Hujan telah reda. Suara burung terus berkicau kian merdu di pepohonan yang semakin kesini semakin rindang. Namun awan mendung itu belum lah pergi, ia masih menghiasi langit siang kala itu.

Di sebuah bus yang sedang melaju kencang dijalan tanpa hambatan, jalan tol sebutan umumnya. Seorang bapak tua sedang duduk bersebelahan dengan seorang wanita cantik. Wajahnya berseri indah karena perasaannya yang sedang gembira. Ia tidak menyangka perintah yang ia kira sebelumnya akan rumit dan menyengsarakannya malah membuatnya senang dan bangga. Mengapa tidak? Dimana lagi bisa dijumpai seorang lelaki tua yang sehari-hari berprofesi sebagai penjual bakso bakar kini berpergian dengan seorang wanita cantik yang baru saja ditanaminya.

Ditanami? Ya.. bapak tua itu belum lama ini berhasil menabur benihnya ke ladang indah alami milik si wanita cantik. Benihnya begitu kental dan superior. Tidak ada yang tahu benih yang ditanam itu akan bertumbuh kembang atau layu sebelum berkembang. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Berbanding balik dengan wajah si bapak tua yang riang gembira, wajah si wanita cantik itu tampak lesu. Meski riasan dan kecantikannya tiada banding namun aura kegundahannya masih terpancar dari tatapan matanya yang menatap nanar keluar jendela.

Meski ia sudah membulatkan hatinya untuk menuruti semua keinginan si pengancam dan menjadi seorang wanita murahan, namun satu sisi kewarasannya masih menentang segala tindakan amoralnya.

Tangannya terus berulang kali menarik turun bawahan dress nya yang meninggi karena posisi duduknya yang terus bergeser. Meski berusaha seperti itu, pahanya yang putih mulus itu masih menjadi santapan mata genit pak Sugiono yang duduk disebelahnya.




Annisa Febrianti


POV Annisa Febrianti



"Ndukk. Sekitar sejam lagi kita sampai ke tujuan. Mukanya jangan masam gitu dong. Nanti cantiknya berkurang loh" kata pak Sugiono merogoh kantongnya lalu mengeluarkan uang sebanyak 200rb sebagai ongkos bus.

Tidak lama setelahnya kernet busnya mendatangi kami meminta uang ongkosnya. Saat menerima uang dari pak Sugiono, mata si kernet melirik ke arahku. Tatapannya mengarah ke wajahku lalu menurun ke arah payudaraku yang bergoyang seraya bus yang terkena guncangan. Yah, biarlah..

Namun tiba-tiba si kernet membungkuk berbisik ke pak Sugiono. Mereka terlibat didalam sebuah pembicaraan yang cukup asik, aku tidak bisa mendengarnya karena suaranya terlalu kecil. Setelahnya si kernet kembali berdiri tegak lalu berjalan menuju penumpang yang lain. Namun terjadi suatu keanehan yang kurasa. sebelum ia menuju penumpang lain, ia melemparkan senyuman genit kearahku dibarengi oleh lidahnya yang menjulur keluar seolah ingin menyantap makanan lezat.



Apa mungkin??



Bus tetap melanjutkan perjalanannya. Menyusuri setiap ruas jalan yang akan membawaku ke daerah dingin nan asri, hujan sering turun membasahi, tempat yang biasa mereka sebut Puncak.




Karena ini weekend, jalanan cukup padat yang membuat perjalanan yang harusnya hanya 3 jam, sepertinya akan memakan waktu 4 jam lebih. Namanya juga daerah wisata dimana orang-orang akan menghabiskan waktu liburnya bersama keluarga menjauh dari hiruk pikuk hidup di perkotaan untuk sesaat menikmati hidup menghirup udara segar di daerah pedesaan.

Udara yang mulai dingin juga berimbas pada tubuhku, Pakaian minim ini membuatku sedikit kedinginan. Tanganku kuarahkan ke lenganku untuk ku elusi, sebatas memberikan efek hangat meskipun cuma sebentar.

Tidak kusangka di dadaku, putingku juga mengeras. Membuat cetakannya yang terlihat dari luar dressku semakin terlihat jelas.

Semenjak pergi dari rumah aku sudah tidak mengenakan bra. Untung saja setelah membujuk pak Sugiono, ia masih memperbolehkanku memakai celana dalam meski negosiasi tadi berjalan lumayan alot. Sejak di jalan sampai di bus ini, sudah begitu banyak lelaki yang melirik kearahku dengan tatapan menggerayangi. Tapi bukan salah mereka juga. Kucing juga kalau disodori ikan, pastilah dimakannya.

Ditengah lamunanku, tak terasa kami telah sampai ke tujuan. Bus yang kami naikin berhenti di loket. Penumpang lain pun turun perlahan. Namun disaat aku hendak ikut turun, pak Sugiono melarang dan menyuruhku untuk tetap duduk di kursi.

Setelah semuanya turun, kernet yang tadi mengutip ongkos datang menghampiri. Pak Sugiono ikut berdiri lalu kembali berbisik kepadanya. Perasaanku kembali tak enak, tapi sepertinya aku tau apa yang sebentar lagi akan terjadi.

Seperti yang diperkirakan, pak Sugiono tiba-tiba mengedipkan mata kepadaku seakan memberi kode yang harus aku tangkap. Ia juga mempersilahkan si kernet mendekatiku. Sandaran tangan kursiku pun ia naikkan lalu ia duduk di sebelahku, di posisi pak Sugiono duduk sebelumnya.

Hanya tinggal kami bertiga di bus ini, Supir yang membawa kami baru saja turun meninggalkan kami. Apakah ia tidak mengetahui apa yang akan si kernet lakukan atau ia tidak memperdulikan? Ya sudahlah. Bukan urusanku.

Si kernet ini berkulit hitam dengan wajah yang buruk rupa. Tubuhnya kurus seperti kurang nutrisi. Tulangnya menyembul keluar seolah akan mengoyak kulitnya yang legam. Bibirnya juga hitam, ntah memang bawaannya atau akibat banyak merokok.

Setelah duduk, si kernet menatapku lalu mengajak bersalaman. Aku pun mengangkat tanganku lalu bersalaman dengannya. Saat bersalaman ia tidak mengucapkan kata apapun, hanya saja ia menarik tanganku lalu mencium punggung tanganku dengan mesra. Oh. Persis seperti aku mencium tangan mas Farhan setiap akan berangkat bekerja.

Tidak hanya punggung tanganku, ciumannya menjalar naik ke lengan lalu ke bahuku. Kumisnya yang tipis namun keras membuatku sedikit kegelian.

"Kamu Annisa ya? Aku Anton. Kenalan yuk??" Katanya ketika ciumannya sampai di area wajahku.

"Iya mas aku Annisa" jawabku ketus.

'Harusnya kan berkenalan dahulu baru berani seperti ini, ini malah nyium nyium dulu baru ajak kenalan!' kesal ku dalam hati

Hidungnya terus mengendusi tubuhku, menikmati aroma tubuhku yang terawat seakan beraoma wangi. Padahal pagi tadi aku mandi.

"Baru ini jumpa lonte sebening kamu Nissa. Kamu berani banget tau di muka umum tapi penampilannya seksi gini. Mana hari masih terang." Katanya sambil melanjutkan ciumannya di daerah leherku

Aku tidak menjawab pertanyaannya itu karena aku bukan lah lonte seperti yang ia pikir. Meski penampilanku seperti lonte, tindakanku pun seperti lonte, namun semua ada dasarnya. Ada alasannya. Makanya aku mau manut aja diperlakukan seperti ini sama kamu. Tapi asal kamu tau, aku bukan lonte!




Saat aku kesal sendiri karena dia menyebutku lonte yang berani berpenampilan seksi di siang hari, aku merasakan geli di kupingku. Ternyata daun telingaku sedang di gigit nya lembut. Ia sedot lalu digigitnya lembut kembali. Secara tidak sadar nafsuku kembali meninggi. mulutku mengeluarkan desahan kecil yang terdengar olehnya.

"Udah mulai sange ya?" Tanyanya sambil lanjutkan ciumannya.

"Ehmmm" desahku

Lagi-lagi nafsuku mengambil alih. Hanya dengan rangsangan dileher dan telingaku, birahiku kembali meninggi. seluruh bagian kulitku menjadi titik rangsangan yang membuat setiap sentuhan akan memancing birahiku melambung lebih tinggi lagi.

"Aroma kamu enak banget. Bau tubuhmu buat aku semakin ingin make tubuhmu yang aduhai ini" celotehnya lagi. Kali ini tidak hanya sekedar ciuman atau kecupan, tangannya sudah hinggap di payudara ranumku.

Jemarinya mencari bagian putingku yang sudah mengeras karena udara dingin dan birahiku yang sedang meninggi. Dengan ibu jarinya, ia mencubit puting payudaraku lalu menariknya kencang. Anehnya bukan sakit yang kurasakan melainkan sebuah sengatan nikmat yang membuat pikiranku melayang.

"Ahhhnnnn"

Ciumannya kali ini perlahan menurun kembali dari daun telinga menuju leher lalu ke belahan payudaraku. Stimulus yang ia berikan di putingku dan gesekan kumisnya di kulit leherku memberikan kenikmatan yang aku tidak tau darimana asalnya. Rasanya ingin sekali kupeluk kepalanya yang saat ini sedang mengecupi bagian belahan payudaraku. Tapi aku masih malu.

Jemarinya tetap memainkan puting payudaraku dari luar dress tipis ku. Ia pilin lembut ia tarik kencang lalu ia lepaskan. ia remas lembut bongkahan susu kenyalku lalu tepat di putingku, ia tekan menggunakan ibu jarinya hingga payudaraku seakan masuk kedalam.

*Srett*

Kini ia menurunkan dressku hingga menyembul keluarlah payudara ranumku tepat di depan wajahnya. Matanya melirik antusias terhadap 2 buah melon kembar yang sedang mekar itu. Ditengah lirikannya tiba-tiba ia membenamkan muka nya tepat ditengah lalu dengan kedua tangannya ia raih payudara kanan dan kiriku, ia tekan hingga menjepit mukanya yang buruk rupa itu.

Sungguh kontras perpaduan antara warna kulit mukanya yang legam dengan warna payudaraku yang putih kemerahan. Seperti black and white, perbedaan ini justru menimbulkan perpaduan warna yang terlihat aesthetic.

Aku merasakan si kernet, Anton namanya, menghirup dalam-dalam bau payudaraku ketika wajahnya ia jepit. Pastilah ia menyukai aromaku, apalagi keempukan susu bulatku yang sedang menjepit kepalanya.

"Enak?" Tanpa sadar aku menanyakan sesuatu yang tidak perlu.

"Enwakk tetekmhu lembhut bwanget" suaranya tidak terdengar jelas namun maksudnya pasti dia suka dengan payudaraku. Siapa juga cowok yang akan bilang kalo payudara ranumku tidak enak?.

Anton kemudian menarik lepas kepalanya dari jepitan tetekku. Tangannya juga ia lepas dan diarahkannya untuk membuka seleting celananya. Tak cukup menurunkan seletingnya, ternyata Anton juga melepaskan kaitan kancing celananya hingga celananya melorot kebawah. Kini Anton hanya memakai celana dalam.

Celana dalamnya sudah sangat usang dan seperti sudah longgar hingga bulu jembutnya keluar. Penisnya juga sudah tegang, ya pasti karena perbuatannya barusan. Karena dirasa mengganggu Anton pun melepas celana dalamnya hingga kini bagian bawahnya tidak mengenakan apapun lagi.

Ukuran penisnya biasa saja, masih kalah besar dari penis pak Sugiono, dan jelas jauh lebih kecil dari penis bang Sony. Tapi penisnya sangat panjang dan bengkok ke atas. Membuatku penasaran gimana rasanya jika barang haram itu menggaruk isi liang kawinku.




Masih terpana mataku melihat bentuknya, tiba-tiba Anton sudah mendekatkan penisnya ke arah dadaku. Dengan tangannya ia menggerakkan penisnya menampar payudara tepat di putingku hingga mengeluarkan bunyi.

*Plek.. plekk.. plekk..*

Tidak sakit, namun setiap ia menamparnya, terasa seperti sengatan listrik mengalir dari dada menuju vaginaku. Yang membuat cairan cintaku keluar dan membuat lembab liang kawinku.

"Masa aku jadi ikut sange karena cowok buruk rupa ini?? Gak lah. Siapapun kalau diginiin pasti nafsunya meningkat. Iya. Pasti itu.." batinku coba menyangkal

*Plok plok plok*

Anton terus mengusili melon kembarku menggunakan penisnya. Penisnya terus menampari payudara kanan dan kiriku bergantian. Sesekali juga ia sentuh kan penisnya yang bau pesing itu ke pipiku, lalu kembali menampari puting payudaraku. Tidak lama berselang penisnya ia taruh diantara keduanya, tepat di belahan payudaraku. Lalu ia memintaku menekan penisnya memakai bongkahan susuku.

"Jepit pake tetekmu nis.. aku mau coba titjob. Tetek pacarku kecil jadi gak bisa jepit kontolku" pintanya sambil terus menggesekkan penisnya di belahanku.

*Gleg*

Aku tak menyangka kalau Anton sudah memiliki pacar. Ingin rasanya menyudahi ini karena menjaga perasaan pacarnya, tapi Anton sendirilah yang memulai ini semua. Aku hanya mengikuti keinginannya. ada perasaan bersalah, ada perasaan tidak enak ke ceweknya Anton walaupun kami tidak saling kenal.

Maaf..

Tapi Setelah mendengar omongannya tanganku malah bergerak sendiri memegang susu kanan dan susu kiri ku. Kutekan agar dapat menjepit penis Anton yang berada di tengahnya.

"Enaknyaaaaaaa.. jadi gini toh rasanya" erangnya merasakan empuknya jepitan payudaraku.

Penisnya seolah menghilang diantara kedua susu kenyalku hanya menyisakan ujung gundulnya yang berwarna cokelat kemerahan, kulihat ke atas, wajahnya memejam nikmat dengan sedikit lenguhan dari bibirnya yang memonyong. Setelah itu pinggulnya mulai ia naik turunkan membuat penisnya ikut naik turun di payudaraku. Kulit hitam penis kerasnya menggesek di kulit putih lembut payudaraku. Rasanya keset tapi tidak sampai membuat sakit.

Sudah lama aku tidak diposisi seperti ini, pertama kalinya adalah dengan mas Farhan waktu awal menikah dulu. Namun kini dengan Anton, kernet bus yang baru saja kutemui.

Anton terus mengiyang pinggulnya, penisnya yang panjang membuat terkadang ujung gundulnya keluar dari belahan payudaraku sampai menyundul daguku. Seingatku dulu, waktu penis mas Farhan ku jepit seperti ini, ujungnya tak pernah mengenai daguku. Mungkin karena pendek, makanya mas Farhan menyuruhku menjulurkan lidahku untuk meraih penisnya yang sedang menyetubuhi payudaraku.

Ingin kulakukan hal yang sama ke Anton. Namun aku masih malu memulainya.

'Ayo ton.. suruh aku menjulurkan lidahku. Suruh aku menyepong kontolmu yang lagi memperkosa susuku ini!' ucapku dalam hati menginginkannya

Tangan anton yang semula di pinggang nya, kini bergerak menuju putingku yang berwarna cokelat muda. Dengan jempolnya langsung ia cubit lalu ia tarik ulur. Setelahnya ia elus lalu ia pilin seperti mainannya. Rasanya geli tapi enak. Perbuatannya itu membuat birahiku semakin meninggi.

*Happp. Heuuummm... uumhhhhhh.. sllurppp.. slurrpp*

Lagi lagi tubuhku bergerak diluar kendaliku. Tiba-tiba saja kepalaku menunduk menurun agar mulutku bisa menangkap batang haram milik Anton itu. Hasilnya dengan sekali percobaan aku berhasil menyarangkan kepala penis Anton didalam mulutku.

Rasanya asin anyep, Mungkin efek jarang cebok atau jarang dibersihkan. Tapi aku tidak memperdulikannya toh nafsuku sudah mengabaikannya. Anton kaget saat aku berinisiatif sendiri mengulum kontolnya yang hitam. Saat ini bagian pangkal komtolnya berada di jepitan payudaraku sementara kepala kontolnya berada didalam hangatnya mulutku.




"Uuhhh lonte enak bangettttt" erang Anton saat aku menghisap lembut lubang kencingnya itu

Kembali aku menatap kepada tuan yang sedang kulayani. Pandangan kami bertemu, aku yakin dia pasti sangat menyukai pemandangan yang ia lihat sat ini.

Seperti sedang menjilati lolipop manis, lidahku sedang menggerayangi setiap jengkal batang bengkok dan jamur hitam milik Anton. Lubang keluar air kencingnya juga sering aku gelitikin memakai ujung lidah. Ntah dari mana ilmu ini kudapat. Tapi aku yakin Anton pasti keenakan karena dia jadi merem melek menahan nikmat. Tapi bukan hanya dia, sebenarnya aku juga sama. Tindakan hina ini turut melecut birahiku. Vagina ku sudah sangat lembab, sudah sangat gatal rasanya hingga ingin di garuk.

Tidak lama setelahnya, Anton menarik lepas kontolnya dari dada dan mulutku. Kemudian Ia menarik pentilku kuat hingga aku berdiri mengikutinya menuju lorong bus yang sedari tadi telah sepi ditinggal turun penumpang lainnya. hanya ada aku, Anton, dan pak Sugiono saja disini.

Ia menyuruhku membelakangi nya. Satu kakiku ia ambil lalu angkat untuk bertumpu di salah satu kursi bus. Sementara Anton berjongkok dengan kepalanya berposisi tepat di depan selangkanganku.

*Slerppp*

Dengan satu gerakan minimalis, Anton menyingkap celana dalam ku dan langsung menjilat labia mayora vaginaku. Membuatku seperti terkena sambaran gledek. Nikmatnya bukan main hingga hampir saja aku mendapatkan orgasme pertamaku denganya.

"Ahhhhhhhh euhhmmmmmmm aahhhhhhhh"

Meski tidak sampai orgasme, tapi suara desahanku tidak bisa ku kontrol. Setiap jilatan lidahnya di vaginaku membuatku diambang batas kewarasanku.

"Gurih beut rasa memek lontemu nis.. memek terawat memang beda yah. Ehmmm enakkk" kata Anton terus menjilati bibir vaginaku. Seakan balas dendam atas rangsangan lidahku di lubang kencingnya tadi, kini Anton yang gantian menggelitiki klirotisku dengan ujung lidahnya.

'ahhhh enaknya. Enak nyaa.. terussss anton.. bikin aku nembak ton...' batinku berharap

Anton dengan rakusnya terus menjilati vaginaku. Semua cairan cintaku yang merembes keluar, pasti langsung di lahap olehnya.

"Annisa. Memekmu aku colok pake jari ya?? Aku liat udah ngempot terus dari tadi minta di colok ini memek lonte" kata Anton memperhatikan vaginaku dari dekat. Ia juga sambil menyeka area sekitar bibirnya yang basah terkena lendir vaginaku

Aku hanya mengangguk lemah. Terserah mau di colok pake apa olehnya, mau pake jari atau pake kontolnya, tidak masalah. Memek aku sudah gatel banget dan harus digaruk.

"Jawab dong niss. Jangan angguk angguk aja!" Kata Anton sambil memencet klirotisku.

"Iyaa aku mau dicolok tonn!" Jeritku kebablasan karena perbuatannya itu

"Ok tuan putri cantik. Bagaimana dengan ini! Siap-siap ya. 1.. 2.. 3..!" Ucapnya tiba-tiba memasukkan 2 jarinya kedalam liang kawinku

"Aaacchhhhhhhhhhhhh!" Erangku tidak menyangka Anton langsung mencolok vaginaku dengan 2 jarinya.

'Seenak jidatnya aja memang ini orang, bukannya perlahan atau pelan-pelan dulu karena masih penetrasi pertama, ini malah langsung ditusuk gitu!' batinku kesel

"Memek lontemu udah banjir gini lho niss. Udah bisa langsung di coblos. pake apa aja bisa masuk sih ini. Hahaha" ejek Anton melihat kearah wajahku yang bete

Belum hilang kekesalanku, Anton menambah kekesalanku. Ia langsung mengaduk liang kawinku dengan rpm yang begitu tinggi. Saking cepatnya, terdengar suara gemericik air dari perpaduan kecepatan jarinya bergesekan dengan dinding vaginaku. Bunyi kecipak nya terdengar sangat jelas bahkan olehku yang sedang merem melek merasakan nikmatnya keusilannya.




Keusilannya ini malah kembali membuatku diambang klimaks. Gelombang orgasme yang sedari tadi kutahan sepertinya akan segera meledak. Sebisa mungkin aku tidak ingin mengotori isi dalam bus ini. Apalagi kalau cairan cintaku menyembur sampai membasahi kursi, yang pastinya akan sulit dibersihkan dan akan meninggalkan aroma tidak sedap nantinya.

Tentu saja lelaki yang sedang mengaduk liang kawinku ini tak peduli. Anton terus menghujani vaginaku dengan tusukan-tusukan jemarinya. Anehnya, saat ini aku merasa vaginaku sangat sesak oleh jarinya. Ntah lubang vaginaku yang memang sangat rapat atau jarinya Anton yang gemuk. Padahal seingatku jarinya cungkring seperti orangnya. Tapi ya sudahlah, toh tetap saja rasanya nikmat.

Tidak cukup sampai disitu ternyata. Seraya mengaduk vaginaku, Seperti sedang menyeruput teh manis panas yang dituangkan ke mangkuk Anton kerap menghisap cairan yang membanjir keluar dari dalamnya.

"Auhhhh ahhhhh aaaaahhhhh ahhnnnn" Desahanku semakin tidak karuan pikiranku pun semakin melayang, aliran darahku semakin mengalir cepat, hembusan nafasku semakin tak beraturan. Di bagian atas, payudaraku yang sudah menggelantung bebas keluar dari dressku ikut maju mundur seraya kembang kempisnya dadaku. Aku sudah enggak tahan lagi. Sebentar lagi waktunya!

"Ayoo nisa jangan di tahan. Keluarin aja. Aku mau liat lonte secantik kamu squirt. Ayoo" kata Anton menyemangati ku.

"Iyaahh aahhh aahhhh teruss jangan berenti.. ahh. bentarr lagii kok ahhhh aahhhh" erangku mendesah.

Kulirik ke bawah, ternyata sembari mengaduk vaginaku ia selalu memperhatikan ekspresi ku. Malu tapi aku sangat menikmatinya. Dari arah belakang pak Sugiono mendekat. Bisa kusadari dari langkah kaki dan suara uang recehan yang bunyi di saku bajunya.

"Lama amat sih bang. Sini tak bantuin kamu. Gini nih biar mbak cantik ini bisa nembak. Nihhh" katanya sambil tiba-tiba mencubit kasar pentil payudaraku dari arah belakang.

"AAHHHHH KELUARR AAAAAAAAAAAHHHHHH!!" jeritku saat orgasme melandaku.

Anton pun segera mengeluarkan jarinya dari dalam liang kawinku

*Crrttt crrttt crrttt*

Benar saja. Cairan cintaku menyembur bak keran air yang dibuka sepenuhnya, cipratannya sangat banyak dan deras. Untung saja Anton sigap menampung dan meminum cairan cintaku dengan mulutnya jadi hanya sedikit yang membasahi lantai bus dan kursi penumpang.

dibawah ia masih menutupi vaginaku dengan mulutnya. Ia menunggu sisa-sisa klimaksku yang masih sesekali mengalir keluar. Ntah berapa tegukan cairan cintaku yang di telannya tapi ia meminumnya seperti orang kehausan. Kini pak Sugiono yang melepaskan pentilku dari cubitannya sambil meremas bongkahan susuku.

"Ahhhh" desisku yang masih merasakan ngilu di sekujur tubuhku.

Ntah sudah berapa lama aku tidak meraih orgasme senikmat ini. Padahal baru di setubuhi dengan jarinya aja, belum pake kontol bengkoknya.

"Gimana enak kan? Annisa si lonte rendahan yang memeknya sampe muncrat aku kocokin. Wkwkwkw" tawa Anton penuh kemenangan.

Yah.. dia emang benar. Dia berhasil mengalahkan ku. Meski wajahnya buruk rupa, badannya kurus, bau keringatnya sangat menyengat, tapi ia salah satu dari lelaki sejati yang kukenal, yang mampu membuatku meraih orgasmeku.

"Shhh.. ii..iya enak hh hah hahh" jawabku sambil mengatur nafasku yang masih ngos-ngosan.

Anton tersenyum mendengar jawaban yang keluar dari mulutku. Tangannya yang saat aku orgasme tadi beralih memegangi pahaku, kini ia angkat untuk kembali mengobeli vaginaku

"Ahhh. Jangan dulu ton.. masih ngiluu ahhh" rintihku.

Anton jelas tidak menghiraukannya. Jarinya tetap mengobeli vaginaku, malah sengaja ia colok pakai 1 jarinya

"Ini memek.. memek nakal. Sukanya di colok sampe muncrat, wkwkwkwk" celotehnya sambil menyolok 1 jarinya keluar masuk.




"Auhhh ahhh ahhhh jangan dulu antonnnn.. ahh perihhhhh.. ngiluu tonn" desahku merasa vaginaku kembali di kocok.

Meski tidak seperih tadi, tapi masih ada ngilu yang kurasakan dampak orgasme dahsyat barusan. Namun perlahan birahiku datang kembali seiring permainannya di vaginaku.

"Jangan?? Jangan 1 jari?? Oooh aku tau. Mau yang kayak tadi?? Ya udah. Nih ku tambahin" katanya sambil memasukkan jarinya yang lain kedalam vaginaku

"Aiihhhhhh!" Lenguhku kembali merasa sesak di liang kawinku. Ini adalah rasa yang sama seperti tadi saat dia membuatku orgasme.

Ku bungkukkan sedikit badanku ingin melihat kondisi vaginaku yang sedang di permainkannya. Alangkah terkejutnya aku melihat 3 ruas jarinya sedang keluar masuk dari dalam liang kehormatan ku, liang yang selalu aku jaga agar tidak gampang dower dan longgar seperti vagina cewek kebanyakan. Namun sekarang 3 jarinya itu seperti dengan mudahnya bisa masuk keluar dari vaginaku. 3 jarinya tampak begitu basah mengkilap setiap kali keluar dan langsung terbenam hilang ketika masuk kembali.

"Ahhhh Anton... Jangan 3 jarii. Ahhhhh ahhhhh" lenguhku kembali merasa nikmat atas kekasaran nya.

"Jangan 3?? Hmm jadi berapa jari? 2 aja? Atau... 4??!"

Ia sempat menghentikan kocokannya, lalu mengeluarkan 1 jarinya hingga hanya 2 jarinya yang berada didalam vaginaku. Namun tidak lama ia kembali memasukkan kembali 1 jari lagi hingga 3 jari yang bersarang. Kulihat 1 jari tangannya ada yang bergerak mendekati lubang kawinku.

"Heh mau apa kamu antoonnn?! Jangan coba-cob.. ngghkkk AAHHH!" Erangku saat Anton tiba-tiba mencoba memasukkan 1 jari lagi kedalam vaginaku

Jari-jarinya memang cungkring seperti yang kuingat sebelumnya. Tapi 4 jari? Tetap saja kebanyakan. Vaginaku tidak akan muat dimasukin jari sebanyak itu.

"Kamu beneran lonte kan niss? Biasanya lonte mau 3 jari, mau 4 jari, bahkan 5 jari bisa aja masuk ke lobang memeknya. Soalnya memek lonte ya udah pasti melar. Nih memek kamu beda sih. 3 jari aja masih berasa jepit gini, 4 malah gak muat loh" katanya terus mencoba memasukkan 1 jari kelingkingnya.

Setiap percobaan Anton terus gagal namun ia belum menyerah. Terus ia coba menyelipkan 1 jari lagi sampai pintu liang senggamaku terasa perih.

"Pliss Anton. Udah cukup jangan dipaksa.. memek aku gak muat, pliss.." rintihku memelas. aku pun semakin meringis menahan perih.

Mungkin rengekan ku barusan membuatnya iba. Anton menatap wajahku yang kesakitan lalu menghentikan percobaannya itu."Ya sudah deh. 3 jari aja deh" ucapnya mulai mempercepat kocokannya.

"Aahhh iyaa... Ini aja udah penuh ahhh memekku ton.. jangan 4 jari.. gak muat. Emmpphh" desahku gelagapan ditengah kocokannya.

Rasa perih tadi kembali berubah menjadi nikmat. Tidak lama pun suara kecipak kembali keluar yang berarti liang vaginaku sudah basah lagi. Ah, kok tubuh aku menyerah lagi semudah ini?Setelah semenit mengaduk lagi vaginaku, Anton berdiri menatapku. Kocokannya berhenti. ia mengeluarkan jarinya dan memperlihatkan jarinya yang begitu basah ke arahku. Dengan tangan yang satunya ia menarik keluar batang penisnya yang bengkok dari dalam celana dalamnya lalu dengan jemarinya yang basah itu, ia mengoleskan cairan yang menempel di jarinya ke penisnya yang panjang.

Apakah Anton udah ingin menyetubuhiku? Biarlah.

Aku yang sudah tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi padaku hanya bisa pasrah. Bahkan, tubuhku dengan sendirinya mengambil posisi agar Anton bisa lebih mudah memasukkan penisnya kedalam liang kawinku.




Aku sengaja berbalik membelakangi Anton. Kunaikkan bongkahan pantatku agar Anton bisa mulai menyetubuhiku dengan gaya doggy alias anjing kawin. Setahuku, ini gaya yang disukai oleh banyak lelaki yang sudah pernah menyetubuhiku.

Kulihat ke belakang, Anton sepertinya menelan ludah. Matanya menatap bokongku yang begitu mengkal. Didepannya terpampang seorang cewek cantik yang posisinya seolah mengundang untuk di setubuhi. Begitupun denganku, sisi binalku memang menginginkan batang haram panjang milik Anton untuk segera menggaruk vagina ku yang sudah sangat gatal. Bahkan tanpa sadar bibirku tersenyum dengan sendirinya saat kulihat Anton berjalan mendekat sambil memegangi penisnya yang sudah sangat keras itu. Sebentar lagi aku akan kembali dipuaskan!

Kepalaku kembali menghadap kedepan ketika kurasakan sentuhan kulit kasar telapak tangan Anton menyentuh bongkahan pantatku. Dielusnya sesaat lalu dengan sedikit remasan, ia menampar bokongku.

"Ahhh!" Pekikku nikmat.

Mataku pun memejam menghayati. Vaginaku terasa semakin gatal ketika kurasakan ada sesuatu yang lunak menyentuh labia Mayoraku. Oh, inilah saatnya! Anton akan segera menyetubuhi ku.

"Uhhhhh" rintihku saat merasakan adanya gesekan dari sebuah benda keras yang tak lain adalah penis pria mencoba meringsek masuk kedalam liang kawinku.

Namun karena keelastisannya, penis itu tidak bisa masuk dengan mudah meski vaginaku masih basah. Anton pun menariknya keluar kembali.

*Cuihh* Mungkin Anton meludahi ujung penisnya sendiri agar memudahkan penetrasinya.

Ternyata dugaanku tepat, tiba-tiba kurasakan cairan dingin menyentuh pintu liang senggamaku diiringi dengan sebuah dorongan.

"Ahhhh. Emphhhhhh ...." Desahku merasakan penisnya perlahan masuk semakin dalam. Semakin dalam lagi hingga aku merasakan ujung penisnya menyundul dinding rahimku.

Penis Anton tidak begitu besar, namun panjangnya diatas rata-rata. Tidak salah lagi kalau dibandingkan yang lainnya, penis Anton adalah penis terpanjang yang pernah masuk kedalam vaginaku.

"Aah enaknya memekmu niss.. memek lonte kelas kakap.. ahh.. berasa sempit di kontolku" desahnya menikmati sensasi jepitan dari dinding vaginaku

"Aahhh iyaahhhh aaahhhhh panjang banget kontolmu antonnn.. sampe terasa ke ujung memekku tau.. ahhhhhh" lenguhku.

Bukan hanya Anton yang merasakan nikmat. Sesuai dugaanku tadi ternyata kontol bengkok miliknya memang mampu menggaruk liang kawinku, menghilangkan rasa gatal didalamnya. Selagi menikmatinya, tangan Anton meraih leherku lalu menariknya membuat kepalaku mendekat kearahnya.

*Cupp*

Anton melumat bibirku mesra. Bibirnya dan lidahnya yang tadi ikut mengobrak-abrik vaginaku kini mengobrak-abrik mulutku. Lidahnya mengulati lidahku lalu menjelajahi setiap isi dalam mulutku.

"Mmpphh"

Di selangkanganku, kurasakan penisnya mulai bergerak maju mundur. Anton menggerakkannya secara perlahan untuk meresapi nikmatnya gesekan antara dinding vaginaku yg sedang mencengkeram batang haramnya. Sungguh nikmat rasanya diperlakukan seperti ini. Ciuman dari mulutnya yang bau juga ntah mengapa jadi terasa nikmat, bahkan lebih nikmat dari ciuman yang biasa dilakukan oleh bibir mas Farhan yang terawat. Terlebih lagi penisnya mampu menyentuh bagian terdalam vaginaku yang penis mas Farhan pun belum mampu menjamahnya.

"Engghhh... Ahhh... Enakk ton.... Ahhhhh" lenguhku tanpa sadar disela ciuman kami.

Tanpa sadar pinggulku pun ku goyang seolah berusaha memberi kenikmatan lebih kepada Anton. Usaha ku itu langsung membuahkan hasil. Kutatap mata Anton yang setengah terbuka menahan rasa nikmat ulekan dinding liang kawinku.

"Unghhhh ahhhh" desahan Anton yang tertahan karena bibir kami yang masih saling memagut.

Sembari berciuman mesra, tangan Anton merayap naik keatas menggapai kedua bongkahan daging kenyal payudaraku. Jemarinya langsung mencari titik pusat payudaraku, yaitu puting berwarna cokelat muda yang ada di ujungnya.




Dipilinnya lembut, diputernya kearah yang berbeda dengan sedikit tarikan disetiap puteran.

Oh~. Lengkap sudah rangsangan yang kuterima.

Ketiga titik tersensitifku sedang dijamah oleh lelaki lain, oh.. oleh antonnyang bukan pasangan halalku.

bibir Anton melepaskan pagutannya, lalu ia dengan begitu lembut mengecupi seluruh wajahku yang dimulai dari keningku. Bibir hitamnya terasa begitu kenyal saat bersentuhan dengan kulit wajahku yang putih dan halus.

"Mukamu cantik sekali nis. Matamu indah. Bodymu juga aduhai. Tambah lagi memekmu sempit.. Kalo kata bule, perfect! Ahhhh" ucapnya sambil menatap tepat ke mataku.

Pandangannya begitu lembut dengan ekspresi muka yang sangat bangga bisa menyetubuhiku.

"Ahhhh ahhhhhh bisa ajahh kamu aahhhhh aku.. aku gak sesempurna itu anton.. ahhh ahhhhh" desahku berusaha menjawab pujiannya.

Aku sesungguhnya sudah tidak peduli lagi dengan semua kata yang keluar dari mulut baunya, mau pujian, mau hinaan, semua sudah sama saja. Sudah tidak ada bedanya lagi. Yang penting saat dia bisa memberiku kenikmatan duniawi ini.

"Aahhhh iyaaa... Aaaahhh aahhhhh ssshhhhhh aahhhhh"

Aku terus mendesah seiring mulai intensnya goyangannya. Genjotan nya juga mulai menguat, membuat penisnya bisa masuk sedikit lebih dalam lagi. Ujung gundulnya seolah terus menyeruduk mencoba masuk kedalam rahim terdalam ku.

Vaginaku pun terus menerimanya dengan suka cita. Lendir kenikmatan didalamnya terus bercucuran keluar yang membuat semakin mudahnya Anton untuk terus memompa penis haramnya. Suara kecipak air pun sudah terdengar merdu dari selangkanganku.

Anton melepaskan tangannya dari tetekku, akupun kembali menungging membelakanginya. Tangannya ia taruh di pinggangku lalu dengan semangatnya semakin menguatkan genjotanya.

"Aahhhhh aahhhhhhh... Auuhhhhhh aahhhhhhh..... Ahhhhhhh enakkkkhhh ... Aahhhhhh" racauku terus mendesah menikmati setiap sodokan penis panjangnya

"Ahh hahaha.. lebih enak mana dibanding kontol cowok lain yang pernah ngentotin memekmu nis?? Hghhhk" tanya Anton terus menggenjotku.

Bisa-bisanya ia menanyakan hal seperti itu saat seperti ini? Bukannya menikmatikubseutuhnya, malah menanyakan sesuatu yang gak perlu. Ahhh.. kontolmu semakin nikmat anton...

Namun sesaat aku terpikir. Jujur diantara semuanya, baru penis Anton yang masuk sedalam ini kedalam vaginaku. Tapi soal kenikmatan? Rasanya semua terasa nikmat apalagi kalau lagi intens seperti ini.

"Eemmmhh ahhhh. Aahhhh ahhhhh.. gak tahu ahhhh ahhh.. semua enaakkk ahhh. Kontol kamu juga enakkhhh ahhhhh" jawabku tidak peduli lagi.

Namun saat menjawabnya, barulah aku teringat dengan Abang kurir yang tempo hari menyetubuhiku beberapa saat yang lalu yaitu mas Parjo, dan seorang kakek tua di taman yang aku tak ingat namanya. Mereka juga mampu memberikan kenikmatan seperti ini meski penis mereka tidak sepanjang milik Anton.

"Hahhh.. udah banyak pengalaman banget ya kamu nis.. lonte memang beda. Nakal!"

*Plak!* Ucapnya sambil menampar bokongku.

*Plak! Plak!*

"Aahhhhh jangan aahh... Jangan di tamparr ahhhhhhhh emhhhh" lenguhku tertahan karena tiba-tiba saja setelah menampar bokongku, Anton mencelupkan jarinya kedalam lubang anusku.

"Kalau lobang yang ini udah pernah di pake juga pasti kan??" Tanyanya sambil perlahan menusuk-nusuk lubang anusku

"Hengkkkk... Ahhhh iyahhh ton pernah.. ahhhhh" jawabku semakin menikmati.

Rasanya semakin nikmat saat Anton ikut memainkan lubang anusku. Penis panjangnya yang sedang keluar-masuk liang kawinku kini beriringan dengan satu atau dua jarinya yang keluar masuk dari liang anusku.

Ahh..

Pikiranku semakin tidak waras. Kenikmatan haram ini sungguh menggoyah imanku.

Kesadaran ku juga semakin memudar seiring dengan gelombang orgasme yang sudah mulai terasa. Sekujur tubuhku seperti menegang, kepalaku dengan sendirinya mendongak kearah atas dengan bola mata yang ikut menatap ke arah langit-langit bus ini.




Nikmatnya sudah tak tertahankan. Setiap Hujaman kontol Anton ke dalam vaginaku semakin mendekatkan ku pada orgasme ku. Kali ini pasti lebih dari sebelumnya, seolah aku mengetahui hal tersebut

"Oalah Nisa.. malah keenakan karena memek dan bool nya tak colok bersamaan. Tapi ahhh.. memang memek terbaik memek kamu ini nis.. banjir tapi berasa jepit banget. Ahhh" lenguhannya juga ikut menguat.

"Iyaahhh pakee aja terus ton . Ahhhhh enakkk... Aahhhh dikit lagi ton.. ahhhhh dikit lagi aku nyampe ahhhhhh" desahku kelonjotan.

Anton pun sepertinya paham. Ia semakin mempercepat rpm genjotanya.

*Plok splokk splokkk cplokkkk*

Suara perkawinan kami pun semakin nyaring. Bunyi nya mungkin terdengar merdu ke seisi bus ini.

Biar lah. Toh tidak ada siapapun lagi selain kami. Kalau pun ada ya biar lah juga. Toh aku memang udah kotor dan udah siap semakin kotor!

"Keluarkan niss. Aku juga mau keluar.. ahh biar barengan.. keluarin aja Nissa!" Lenguh anton semakin mempercepat genjotanya.

Anton juga sepertinya akan mendapatkan orgasmenya. Padahal baru sebentar ia menyetubuhi ku, mungkin kurang dari 10 menit dan ia sudah akan keluar. Tapi tidak masalah asal ia bisa membuatku orgasme lagi.

"Iyahhh dikit lagi ton... Ahhh dikit lagiih. Ahhhhh ahhhh!" desahanku menguat.

Kini Anton berfokus ke intensitas genjotan penisnya saja. Jarinya sudah tidak ia colok ke lubang anusku lagi.

Selagi Anton sekuat tenaga menggempur vaginaku, aku tidak menyadari keberadaan pak Sugiono yang ternyata sudah tepat berada di depanku.

"Lagi lagi lama amat kamu bikin cewek manisku keluar. Nih aku bantuin" katanya sambil mencari putingku yang sedang terombang-ambing akibat sodokan Anton.

Anton tidak menggubris pak Sugiono dan terus memompa penisnya sekuat tenaga ke vaginaku. Aku yang sudah hampir dilanda klimaks ini juga tidak terlalu peduli dengan apa yang pak Sugiono perbuat. Namun kini tangannya sudah mencapai putingku.

Dengan gerakan seperti peternak sapi memerah susu sapinya, ia lakukan gerakan serupa di payudaraku.

"Aachhhhkkk ahhhcckkkk aahhhhhhhhhhh aahhhhhhhhh" desahku menikmati cabulnya kedua lelaki ini.

Nikmat sekali. Semakin nikmat saat pak Sugiono memerah payudaraku seakan memerah susu sapi, memerah seakan akan ada susu yang akan menyembur keluar dari puting payudaraku. Tentunya tidak seperti sapi yang akan mengeluarkan susunya, namun yang keluar adalah gelombang orgasme yang sangat nikmat. Sebuah ledakan dari birahiku yang sedari tadi terus dibangunkan oleh Anton.

"Aaahhcccchhhh keluar tonn.. AHHHH AKU PIPISSS ANTONNNNN!!!" Jeritku mendapatkan klimaksku yang kedua.

*Crrttttttt! Ccccrrtrrrr! Cccrrrttrrtt!*Anton pun tiba-tiba mendorong sekuat-kuatnya penisnya masuk kedalam vaginaku lalu mendiamkannya.

*Crott! Crot! Crott!*"Aahhhhhhh!"

Sepertinya antonpun mendapatkan ejakulasinya.

Semburannya begitu hangat dan kuat menyirami rahimku. Aku yakin didalam liang kawinku, sperma haram lelaki ini sedang berenang bebas di cairan cintaku yang masih tertahan tidak bisa keluar akibat penisnya masih menancap dalam vaginaku.

"Oogghh enaknya memekmu sayang. Makan pejuhku! Jadilah jabang bayi! Ahhhhh!" Jerit Anton terus menyemprotkan spermanya.

Oooh gini rasanya!. Ini rasanya ketika meraih klimaks disaat bersamaan. Rasa ini pasti membuatku ketagihan. Pasti akan membuatku mau seperti ini lagi dan lagi!

Aku sungguh menikmati persetubuhan kami ini. Aku seperti bukan terpaksa melakukan hal tabu ini, malah sepertinya aku yang menginginkan persetubuhan ini.

"Hahhh. Ahhhhhh.. eeemmhhh" Anton masih mendiamkan penisnya didalam vaginaku. Ia masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Begitupun halnya aku. Aku pun masih berusaha mengatur kembali napasku yang tidak karuan.

*Tes* *tess*Tetes demi tetes cairan cintaku sepertinya membasahi pijakan kaki kami.




Meski penisnya masih menyumpal tapi tetap saja ada yang merembes keluar dari sela vaginaku.

Didepanku pak Sugiono, untung dia menahan tubuku agar tidak jatuh. Kini aku menumpu dipundaknya yang terasa begitu nyaman di kepalaku. Tangannya sudah memegangi punggungku lalu mengusapnya dengan lembut seperti sedang me"puk-puk" anak bayi.

"Mantap sayang" ucapnya di telingaku seperti memuji anak yang baru belajar akan hal baru

"Hahhhh iyaah pak... Ahhh hahhhh" jawabku tersengal

Dari belakang, Anton kemudian melepas penisnya.

*Ploppph*

*Crrtttttt!*

Tumpah!. Cairan cintaku yang sedari tadi tertahan oleh penisnya kini tumpah dilantai bus yang sudah mulai karatan ini.

Sebisa mungkin aku menahan agar tubuh bagian bawahku tidak ikut terjatuh. Lututku bergetar menahannya dengan sisa-sisa tenagaku yang ada.

"Ini ngentot terenak yang pernah kurasakan nis. Malu sih sebenarnya baru sebentar udah nembak aja. Biasanya aku tahan lama loh. Tapi memekmu buat kontol aku berasa lemah gini. Hahaha" ucapnya sambil menggesek-gesekkan kepala penisnya yang sudah melunak di bibir vaginaku

"Emhhhh... Iyaahhh.. sekarang udah puas kan ton? Sshhh hempphh" lenguhku masih memejam dibahu pak Sugiono

"Puas. Puas banget malah. Bisa ngentot cewek secantik kamu. Makasih ya Nisa. Lain waktu aku boleh ya aku pake kamu lagi??" katanya menyudahi aksi cabulnya.

Lain waktu lagi dengannya? Bukan masalah mau atau tidak. Tapi aku harap saat aku bertemu kembali dengannya, keadaanku sudah berubah. Bukan Annisa yang masih terjerat oleh ikatan kotor ini. Bukan Annisa yang bisa dipake begitu mudah. Tapi Annisa yang asli, yang tidak akan begitu mudah takluk di tangan lelaki.

Ingin sekali menjawab seperti itu. Tapi aku masih tidak bisa mengontrol kata-kata yang keluar dari mulutku. Ntah mengapa aku bisa seperti ini. Hahhh....

"Iya Anton. Aku mau.." jawabku yang membuatnya menyeringai lebar.

Setelahnya setelah tenaga kami kembali terkumpul, aku dan Anton sama-sama merapikan pakaian kami yang acak-acakan. Sementara pak Sugiono tampak sibuk menelpon seseorang yang tidak kuketahui isi percakapannya.

Sebelum berpisah, Anton kembali mengecupi keningku. Yang anehnya, ntah mengapa ia menyelipkan selembar uang 50.000 ke belahan payudaraku yang terpampang menggiurkan.

Setelah melihat kembali pakaianku dan mengingat yang barusan terjadi, pasti lah ini bayaran atas jasaku yang sudah memuaskannya. Bayaran atas jasa seorang pelacur yang telah menyelesaikan pekerjaannya.

"Sudah selesai kan ndukk? Ayo pergi ke tempat tujuan kita" kata pak Sugiono memanggilku mendekat.

"Iyah pak.. Nissa siap" jawabku

Aku kembali menggandeng lengan pak Sugiono.

kami pun pergi.



Tunggu kelanjutannya...





Related Posts