Hari mulai petang. Cahaya kuning keemasan matahari senja menyinari kulit putih kemerahan seorang wanita cantik yang sedang berjalan bergandengan tangan dengan seorang pria tua menuju sebuah penginapan murah di daerah puncak. Mata lentiknya ditutupi oleh sebuah kacamata hitam yang dipakai untuk sedikit menyamarkan jati dirinya yang merupakan seorang istri sholehah dari godaan para pria hidung belang yang sedaritadi mengintainya.
Untungnya ia masih bisa selamat dari percobaan-percobaan nakal pria hidung belang itu, saat ini Annisa telah sampai di sebuah penginapan dengan nuansanya yang sedikit remang. Lampu-lampu di areanya serasa kurang terang dan malah menimbulkan kesan yang tidak benar. Ditambah lagi saat memasuki area penginapannya tadi, Annisa melihat beberapa orang wanita dengan pakaian minim berdiri seolah menunggu seseuatu di depan pintu setiap kamar penginapan.
"Mereka itu.. pakaiannya.. apa mungkin?? Berarti aku juga bakalan gitu??" batinnya menerawang
Wanita cantik itu kembali tersadar, pakaian yg ia kenakan saat itu juga tidak terlalu berbeda dengan pakaian wanita lainnya. Pakaian yang menampilkan aurat dan menonjolkan lekuk tubuh pemakainya. Pakaian yang begitu sedap dipandang dan tentunya akan menarik perhatian setiap pria yang memandangnya.
"Sejam lebih lagi tamu spesial kita akan datang. kamu harus servis dia hingga puas ya." kata pak sugiono melirik ke arah Annisa yang baru saja meletakkan tasnya ke meja rias kamar.
Annisa yang paham betul atas keadaannya hanya bisa menggerutu namun tetap menyetujui perintah pak Sugiono. Ia pun mengangguk gemulai sambil memberikan senyum tipis dibibirnya.
Sore itu Annisa diberi waktu 1 jam untuk beristirahat oleh pak Sugiono sebelum melanjutkan apa yang telah diperintahkan olehnya.
Annisa tidak menyia-nyiakan waktu istirahatnya. Ia langsung rebahan di tempat tidur yang menurutnya lumayan nyaman untuk ditiduri. Sementara pak Sugiono tampak bolak-balik mengecek telepon genggamnya, mengecek notifikasi yang kapan saja bisa muncul saat Sony memberinya instruksi baru.
Tidak perlu menunggu lama, wanita cantik itu tampak langsung tertidur pulas disebelah seorang bapak tua yang kini menguasai rambutnya yang panjang.
===x=x=x===
Sementara itu di suatu tempat di lokasi yang berbeda dari Annisa, seorang pria dengan wajah yang terawat namun berperut buncit sedang menyerahkan amplop berisi uang kepada seorang lelaki yang lebih muda daripadanya. Amplop itu lumayan tebal yang menandakan jumlahnya yang tidaklah sedikit.
"Jadi deal ya pak. Saya belum bisa ekspos wajahnya tapi Saya berani pastiin kali ini barang kita lebih bagus dari yang sebelum-sebelumnya. Kalo nantinya bapak beda pendapat, saya pulangin 80% dari uang yang bapak serahkan ini." Ucap seorang pria dengan matanya yang agak sipit.
"Hahaha baiklah pak Sony. Saya percaya sama bapak. Lagian bapak belum pernah mengecewakan saya. Toh dari dulu barang yang bapak sodorkan saya highclass semua toh! Jadi saya percaya. Hahaha" balasnya dengan riang gembira
Pria dengan mata sipit itu adalah Sony. Pria yang menjadi orang dekatnya pria misterius yang sangat mengagumi Annisa. Pria yang menjadi dalang dibawanya Annisa pada hari itu.
"Hehe Syukurlah bapak paham, biasanya customer lain tidak suka main gacha seperti ini. Saya sodorin foto baru mereka mau atau engga. Ya sudah lah.. itu kan mereka yang gak paham dengan selera saya." Ucapnya sambil melirik ke arah smartphonenya yang menyala
"Nah kebetulan sekali. saya baru dapat kabar dari anggota, barangnya bapak sudah ready di penginapan XZX. Ya mungkin sekitar 30menitan dari sini. Tapi dia masih istirahat, baiknya bapak berangkat sejam lagi saja." Sambungnya.
"Ooh ya bagus lah. Jadi saat main sama saya nanti dia dalam kondisi fit. Bisa repot kalau dia tidak tahan dengan luapan birahi dan stamina yang saya punya. Hahaha" tawanya terkekeh
"Haha bapak memang monster. Barang yang saya kasih biasanya kewalahan sama bapak. Jadi khusus untuk bapak saya bocorkan sebuah rahasia." Ucap Sony yang membuat lelaki tambun itu penasaran
"Apa itu? Kamu mah udah jadi langganan tetap saya malah main rahasia-rahasiaan segala." Tanya nya dengan muka serius
"Barang bapak kali ini bukan seperti wanita-wanita sebelumnya yang sudah lama terjun didunia ini. Dia masih baru. Dia masih polos dan kurang berpengalaman. Tapi saya malah yakin bapak suka dengan model yang seperti ini kan?" Kata Sony melirik serius wajah pria itu
"Hmm.. pengamatan yang bagus. Hahaha. Ya.. saya suka dengan wanita yang seperti itu. Wanita yang masih bisa saya ajarin untuk menjadi lebih nakal dan binal. Wanita yang bisa saya ajari kalau kontol saya tercipta untuk dipuaskan olehnya. Apalagi kalau dia masih baru. Berarti tempiknya masih sempit. Haha" jawabnya ringan
"Hahaha. Ok lah pak. Kebetulan saya ada kegiatan lain dan harus segera pergi. Sekali lagi senang bertransaksi dengan anda. Semoga pak Joko puas dengan barang saya dan terus menjadi langganan saya" ucap Sony menjulurkan tangannya
"Samasama. Kalau barangnya bagus tentu saya akan terus kembali memesan barang ke kamu to. Yah.. Ok saya pun pergi dulu. Saya harus siap-siap untuk pertempuran nanti malam" ucap pria yang ternyata memiliki nama joko itu menjabat tangan Sony.
Dari wajahnya terlihat mereka berdua sama-sama puas dengan transaksi yang baru saja mereka lakukan. Mereka secara bersamaan pergi dengan wajah yang tersenyum riang.
"Gak nyangka cair 20jt sekali transaksi gini. Bisa cepat kaya kalau tiap hari dapat transaksi senilai ini. Tapi aneh ya. si bos kan suka banget sama cewek itu, tapi kok malah senang pujaan hatinya di pake orang lain? Dasar kelainan. Hahah. Biarlah. Dia ya dia. Hahaha" batin Sony sambil menepuk kantungnya yang berisi amplop berisi uang
"Seleranya Sony bagus. Barang pilihannya juga pasti bagus. 20jt mah kecil. Kalau emang barangnya bagus? 50jt juga saya bayar. Btw, Jadi gak sabar ketemu itu lacur. Mana ini Kontol ku udah keras daritadi. Ckckck" Batin Joko masuk kedalam mobilnya.
Untungnya ia masih bisa selamat dari percobaan-percobaan nakal pria hidung belang itu, saat ini Annisa telah sampai di sebuah penginapan dengan nuansanya yang sedikit remang. Lampu-lampu di areanya serasa kurang terang dan malah menimbulkan kesan yang tidak benar. Ditambah lagi saat memasuki area penginapannya tadi, Annisa melihat beberapa orang wanita dengan pakaian minim berdiri seolah menunggu seseuatu di depan pintu setiap kamar penginapan.
"Mereka itu.. pakaiannya.. apa mungkin?? Berarti aku juga bakalan gitu??" batinnya menerawang
Wanita cantik itu kembali tersadar, pakaian yg ia kenakan saat itu juga tidak terlalu berbeda dengan pakaian wanita lainnya. Pakaian yang menampilkan aurat dan menonjolkan lekuk tubuh pemakainya. Pakaian yang begitu sedap dipandang dan tentunya akan menarik perhatian setiap pria yang memandangnya.
"Sejam lebih lagi tamu spesial kita akan datang. kamu harus servis dia hingga puas ya." kata pak sugiono melirik ke arah Annisa yang baru saja meletakkan tasnya ke meja rias kamar.
Annisa yang paham betul atas keadaannya hanya bisa menggerutu namun tetap menyetujui perintah pak Sugiono. Ia pun mengangguk gemulai sambil memberikan senyum tipis dibibirnya.
Sore itu Annisa diberi waktu 1 jam untuk beristirahat oleh pak Sugiono sebelum melanjutkan apa yang telah diperintahkan olehnya.
Annisa tidak menyia-nyiakan waktu istirahatnya. Ia langsung rebahan di tempat tidur yang menurutnya lumayan nyaman untuk ditiduri. Sementara pak Sugiono tampak bolak-balik mengecek telepon genggamnya, mengecek notifikasi yang kapan saja bisa muncul saat Sony memberinya instruksi baru.
Tidak perlu menunggu lama, wanita cantik itu tampak langsung tertidur pulas disebelah seorang bapak tua yang kini menguasai rambutnya yang panjang.
===x=x=x===
Sementara itu di suatu tempat di lokasi yang berbeda dari Annisa, seorang pria dengan wajah yang terawat namun berperut buncit sedang menyerahkan amplop berisi uang kepada seorang lelaki yang lebih muda daripadanya. Amplop itu lumayan tebal yang menandakan jumlahnya yang tidaklah sedikit.
"Jadi deal ya pak. Saya belum bisa ekspos wajahnya tapi Saya berani pastiin kali ini barang kita lebih bagus dari yang sebelum-sebelumnya. Kalo nantinya bapak beda pendapat, saya pulangin 80% dari uang yang bapak serahkan ini." Ucap seorang pria dengan matanya yang agak sipit.
"Hahaha baiklah pak Sony. Saya percaya sama bapak. Lagian bapak belum pernah mengecewakan saya. Toh dari dulu barang yang bapak sodorkan saya highclass semua toh! Jadi saya percaya. Hahaha" balasnya dengan riang gembira
Pria dengan mata sipit itu adalah Sony. Pria yang menjadi orang dekatnya pria misterius yang sangat mengagumi Annisa. Pria yang menjadi dalang dibawanya Annisa pada hari itu.
"Hehe Syukurlah bapak paham, biasanya customer lain tidak suka main gacha seperti ini. Saya sodorin foto baru mereka mau atau engga. Ya sudah lah.. itu kan mereka yang gak paham dengan selera saya." Ucapnya sambil melirik ke arah smartphonenya yang menyala
"Nah kebetulan sekali. saya baru dapat kabar dari anggota, barangnya bapak sudah ready di penginapan XZX. Ya mungkin sekitar 30menitan dari sini. Tapi dia masih istirahat, baiknya bapak berangkat sejam lagi saja." Sambungnya.
"Ooh ya bagus lah. Jadi saat main sama saya nanti dia dalam kondisi fit. Bisa repot kalau dia tidak tahan dengan luapan birahi dan stamina yang saya punya. Hahaha" tawanya terkekeh
"Haha bapak memang monster. Barang yang saya kasih biasanya kewalahan sama bapak. Jadi khusus untuk bapak saya bocorkan sebuah rahasia." Ucap Sony yang membuat lelaki tambun itu penasaran
"Apa itu? Kamu mah udah jadi langganan tetap saya malah main rahasia-rahasiaan segala." Tanya nya dengan muka serius
"Barang bapak kali ini bukan seperti wanita-wanita sebelumnya yang sudah lama terjun didunia ini. Dia masih baru. Dia masih polos dan kurang berpengalaman. Tapi saya malah yakin bapak suka dengan model yang seperti ini kan?" Kata Sony melirik serius wajah pria itu
"Hmm.. pengamatan yang bagus. Hahaha. Ya.. saya suka dengan wanita yang seperti itu. Wanita yang masih bisa saya ajarin untuk menjadi lebih nakal dan binal. Wanita yang bisa saya ajari kalau kontol saya tercipta untuk dipuaskan olehnya. Apalagi kalau dia masih baru. Berarti tempiknya masih sempit. Haha" jawabnya ringan
"Hahaha. Ok lah pak. Kebetulan saya ada kegiatan lain dan harus segera pergi. Sekali lagi senang bertransaksi dengan anda. Semoga pak Joko puas dengan barang saya dan terus menjadi langganan saya" ucap Sony menjulurkan tangannya
"Samasama. Kalau barangnya bagus tentu saya akan terus kembali memesan barang ke kamu to. Yah.. Ok saya pun pergi dulu. Saya harus siap-siap untuk pertempuran nanti malam" ucap pria yang ternyata memiliki nama joko itu menjabat tangan Sony.
Dari wajahnya terlihat mereka berdua sama-sama puas dengan transaksi yang baru saja mereka lakukan. Mereka secara bersamaan pergi dengan wajah yang tersenyum riang.
"Gak nyangka cair 20jt sekali transaksi gini. Bisa cepat kaya kalau tiap hari dapat transaksi senilai ini. Tapi aneh ya. si bos kan suka banget sama cewek itu, tapi kok malah senang pujaan hatinya di pake orang lain? Dasar kelainan. Hahah. Biarlah. Dia ya dia. Hahaha" batin Sony sambil menepuk kantungnya yang berisi amplop berisi uang
"Seleranya Sony bagus. Barang pilihannya juga pasti bagus. 20jt mah kecil. Kalau emang barangnya bagus? 50jt juga saya bayar. Btw, Jadi gak sabar ketemu itu lacur. Mana ini Kontol ku udah keras daritadi. Ckckck" Batin Joko masuk kedalam mobilnya.
Lelaki berperut tambun yang bernama lengkap Joko Hariansyah adalah seorang kepala keluarga yang memiliki hidup berkecukupan. Bagaimana tidak? Memiliki 3 orang istri dan memiliki total 7 orang anak. Yang paling besar, yang berasal dari istri pertama sebentar lagi akan tamat kuliah sementara yang paling kecil berasal dari istri terakhir sebentar lagi akan masuk sekolah dasar. Harta disana-sini dengan jumlah uang tabungan yang fantastis. Sudah begitu, rumah tangga besarnya juga dapat dikatakan harmonis dengan tidak banyaknya pertengkaran didalamnya. Ketiga istrinya saling bersahabat, ke 7 orang anaknya juga mengayomi 1 dengan yang lainnya. Siapa yang tidak ingin memiliki kehidupan seperti pak Joko yang makmur?
Tapi bukanlah seorang manusia jika sempurna, seseorang seperti pak Joko juga mempunyai kelemahan. Kelemahan yang sangat mendasar bagi setiap lelaki yang hidup di dunia ini. Kelemahannya adalah hasratnya yang begitu tinggi, begitu menggebu-gebu bak seorang lajang yang belum pernah menyalurkan hasratnya.
Pak Joko saat ini berusia mendekati 50 tahun, namun ia masih bugar dan belum puas mencicipi banyak wanita muda. Meski sudah beristri 3, ia belum terpuaskan. Hal itulah yang membuatnya sering jajan dan kerap mendekati model cantik bahkan sosok yang merupakan publik figur.
Sifat dan perangainya sebenarnya tidak lah semua buruk. Ia adalah seorang kreatif dan pekerja keras yang berhasil memajukan perusahaan tempatnya bekerja. Dirinya sangat dihormati dan dikagumi oleh bawahannya. Bahkan tidak jarang bawahannya bercita-cita memiliki kehidupan seperti pak Joko.
Saat ini pak Joko yang baru saja menggelontorkan uang 20jt untuk jajan wanita, tengah melaju memacu mobilnya ke penginapan XZX dimana sang lacur idamannya berada. Ia sama sekali tidak tahu kalau perempuan yang akan ia temui adalah seseorang yang ia kenal.
Begitupun Annisa, ia yang telah terbangun dari istirahat singkatnya tengah mandi mempersiapkan diri menunggu kedatangan tamu spesial yang telah dibilang oleh pak Sugiono tadi.
Sungguh, mereka berdua sama sekali tidak menyadari bahwa sebentar lagi kehidupan mereka akan berubah.
===x=x=x===
"Uhh udah cantik lagi sayangnya bapak." Ucap pak Sugiono yang membuat Annisa kaget dan langsung menolehkan mukanya ke belakang
"E.. eh.. iya pak. Nissa lagi riasan. Ntar lagi siap kok" kata Annisa menepuk pipinya lembut meratakan make up yang ia pakai.
Annisa tengah duduk berias diri. Wajahnya sudah sangat cantik dengan rambutnya yang terbentang jatuh lurus kebawah. Ia memakai pakaian dress mini yang menampakkan belahan payudara serta paha mulusnya. Selain itu, lekuk tubuhnya juga terpampang jelas akibat ketatnya dress yang dipakai.
*Cupp*
Pak Sugiono tiba-tiba mendaratkan kecupan manis ke ubun-ubun Annisa yang masih menyelesaikan riasannya. Aroma harum shampo langsung menyeruak di hidungnya, membuatnya suka menghirup aroma rambut hitam lebat Annisa. Bahkan pusakanya yang sedang tertidur perlahan terbangun menghirup aroma wangi Annisa.
Dari kaca didepannya Pak Sugiono memperhatikan wajah Annisa dan menyadari kalo di bibir sensualnya belum memakai lipstik. Tiba-tiba ide ngeresnya muncul dan ia langsung membuka seleting celana keepernya lalu mengeluarkan batang haramnya yang sudah cukup menegang.
Annisa tentu kaget di kaca, ia melihat disebelahnya sudah mendekat sebuah penis haram yang sudah pernah memasuki liang kawinnya.
"Sebelum make gincu, sepong dulu kontolnya bapak ndukk" pintanya sambil mendekatkan penisnya ke arah mulut Annisa
Annisa pun menghentikan sementara kegiatan berias nya. Kepalanya ia toleh kan ke kanan ke arah penis pak Sugiono berada. Bedak yang sedang ia pegang pun ia letakkan di meja rias lalu menjulurkan tangannya menggenggam penis hangat pak sugiono.
*Cupp*
"haupphh.. empphh emmhhh~"
Annisa dengan binalnya langsung manut saja. Ia sekilas mengecup lubang kencing penis pak Sugiono sebelum membuka mulutnya selebar mungkin lalu melahap batang haram tuannya tersebut.
"Aghh hangatnya mulutmu ndukk" lenguh pak Sugiono
"Ehmmmm emmpphhh" desis Annisa meresapi rasa dari batang haram yang sedang ia kulum
Mata lentiknya sengaja melirik keatas ke arah muka pak Sugiono, pandangannya sangat binal dan semakin menggoda batin pak Sugiono. Pandangannya matanya itu seolah mengajak pak Sugiono untuk berbuat lebih.
"Ughh enaknya.. Terus ndukk.. terus hisap kontol bapak.. ughhh" gumam pak Sugiono semakin belingsatan
Annisa juga tampak menikmati. Kepalanya kini mulai maju mundur mengikuti garis kejantanan pak Sugiono. Penisnya yang lumayan besar itu tampak basah akibat liur Annisa yang melumurinya.
"ahh.. lagi-lagi. Kontol lain masuk ke mulutku. Gini kan caranya? Gini kan gerakannya?? Eummhhh" batin Annisa berusaha memuasi pak Sugiono dengan mulutnya
Padahal annisa lagi berias karena tamunya akan segera datang, padahal pak Sugiono tahu betul ia tidak boleh melakukan hal ini sekarang. Tapi birahinya sudah meninggi, pusaka nya sudah tegak menjulang melihat penampilan bidadari cantik yang duduk didepan meja rias penginapan murah itu.
"Emhh.. Kamu udah mandi kan nduk?" Tanya pak Sugiono
"Slrpppp... emhhh.. udahhh pak.. sllrppp happh.. empphh" jawab Annisa melepas penis pak Sugiono lalu kembali menghisapnya lagi.
Mata pak Sugiono merem melek menikmati sepongan Annisa di penisnya, sementara Annisa sesekali melirik ke arah tuannya yang sedang menahan emutan mautnya. Terlihat Annisa sudah semakin mahir melakukan tugas menyepong penis ini. Ia tahu kapan harus mengganti hisapan menjadi emutan, kapan mengganti emutan menjadi jilatan, kapan mengganti jilatan menjadi kecupan, dan kapan kecupan kembali menjadi hisapan.
"Ughh enak banget seponganmu sayang. Kalo gini terus bapak bisa keluar ahh" erang pak Sugiono menahan nikmat.
Kedua tangan pak Sugiono sudah berada di kepala Annisa yang sedang maju mundur. Ia belai perlahan seolah memberikan reward agar Annisa lebih semangat menyepong penisnya.
"Ughh.. aahhh bapak keluar.. aghhh!" Erang pak Sugiono tiba-tiba.
*CROTTT CROTTT*
"Ehhh?" Kaget Annisa
Penis pak Sugiono tiba-tiba menyemburkan sperma kentalnya di mulut Annisa yang masih menyepongnya. Annisa yang kaget langsung berusaha meminumnya agar tidak tumpah ke pakaian yang baru ia kenakan.
*Glupp glupp*
Annisa tidak perlu mengeluarkan penis pak Sugiono terlebih dahulu baru bisa meminum spermanya, ia bisa langsung menelannya dengan sedikit tegukan. Rasa amis dari sperma pak Sugiono langsung menyeruak di kerongkongan Annisa. Matanya memejam menahan rasa tidak enak itu.
"Uhh udah sayang. Malah ngilu kalo di hisap terus" erang pak Sugiono
"Iya pak maaf. Uhuk uhukkk" Annisa sedikit terbatuk lantaran sperma kental pak Sugiono ada yang menyangkut di kerongkongannya.
Tapi bukanlah seorang manusia jika sempurna, seseorang seperti pak Joko juga mempunyai kelemahan. Kelemahan yang sangat mendasar bagi setiap lelaki yang hidup di dunia ini. Kelemahannya adalah hasratnya yang begitu tinggi, begitu menggebu-gebu bak seorang lajang yang belum pernah menyalurkan hasratnya.
Pak Joko saat ini berusia mendekati 50 tahun, namun ia masih bugar dan belum puas mencicipi banyak wanita muda. Meski sudah beristri 3, ia belum terpuaskan. Hal itulah yang membuatnya sering jajan dan kerap mendekati model cantik bahkan sosok yang merupakan publik figur.
Sifat dan perangainya sebenarnya tidak lah semua buruk. Ia adalah seorang kreatif dan pekerja keras yang berhasil memajukan perusahaan tempatnya bekerja. Dirinya sangat dihormati dan dikagumi oleh bawahannya. Bahkan tidak jarang bawahannya bercita-cita memiliki kehidupan seperti pak Joko.
Saat ini pak Joko yang baru saja menggelontorkan uang 20jt untuk jajan wanita, tengah melaju memacu mobilnya ke penginapan XZX dimana sang lacur idamannya berada. Ia sama sekali tidak tahu kalau perempuan yang akan ia temui adalah seseorang yang ia kenal.
Begitupun Annisa, ia yang telah terbangun dari istirahat singkatnya tengah mandi mempersiapkan diri menunggu kedatangan tamu spesial yang telah dibilang oleh pak Sugiono tadi.
Sungguh, mereka berdua sama sekali tidak menyadari bahwa sebentar lagi kehidupan mereka akan berubah.
===x=x=x===
"Uhh udah cantik lagi sayangnya bapak." Ucap pak Sugiono yang membuat Annisa kaget dan langsung menolehkan mukanya ke belakang
"E.. eh.. iya pak. Nissa lagi riasan. Ntar lagi siap kok" kata Annisa menepuk pipinya lembut meratakan make up yang ia pakai.
Annisa tengah duduk berias diri. Wajahnya sudah sangat cantik dengan rambutnya yang terbentang jatuh lurus kebawah. Ia memakai pakaian dress mini yang menampakkan belahan payudara serta paha mulusnya. Selain itu, lekuk tubuhnya juga terpampang jelas akibat ketatnya dress yang dipakai.
*Cupp*
Pak Sugiono tiba-tiba mendaratkan kecupan manis ke ubun-ubun Annisa yang masih menyelesaikan riasannya. Aroma harum shampo langsung menyeruak di hidungnya, membuatnya suka menghirup aroma rambut hitam lebat Annisa. Bahkan pusakanya yang sedang tertidur perlahan terbangun menghirup aroma wangi Annisa.
Dari kaca didepannya Pak Sugiono memperhatikan wajah Annisa dan menyadari kalo di bibir sensualnya belum memakai lipstik. Tiba-tiba ide ngeresnya muncul dan ia langsung membuka seleting celana keepernya lalu mengeluarkan batang haramnya yang sudah cukup menegang.
Annisa tentu kaget di kaca, ia melihat disebelahnya sudah mendekat sebuah penis haram yang sudah pernah memasuki liang kawinnya.
"Sebelum make gincu, sepong dulu kontolnya bapak ndukk" pintanya sambil mendekatkan penisnya ke arah mulut Annisa
Annisa pun menghentikan sementara kegiatan berias nya. Kepalanya ia toleh kan ke kanan ke arah penis pak Sugiono berada. Bedak yang sedang ia pegang pun ia letakkan di meja rias lalu menjulurkan tangannya menggenggam penis hangat pak sugiono.
*Cupp*
"haupphh.. empphh emmhhh~"
Annisa dengan binalnya langsung manut saja. Ia sekilas mengecup lubang kencing penis pak Sugiono sebelum membuka mulutnya selebar mungkin lalu melahap batang haram tuannya tersebut.
"Aghh hangatnya mulutmu ndukk" lenguh pak Sugiono
"Ehmmmm emmpphhh" desis Annisa meresapi rasa dari batang haram yang sedang ia kulum
Mata lentiknya sengaja melirik keatas ke arah muka pak Sugiono, pandangannya sangat binal dan semakin menggoda batin pak Sugiono. Pandangannya matanya itu seolah mengajak pak Sugiono untuk berbuat lebih.
"Ughh enaknya.. Terus ndukk.. terus hisap kontol bapak.. ughhh" gumam pak Sugiono semakin belingsatan
Annisa juga tampak menikmati. Kepalanya kini mulai maju mundur mengikuti garis kejantanan pak Sugiono. Penisnya yang lumayan besar itu tampak basah akibat liur Annisa yang melumurinya.
"ahh.. lagi-lagi. Kontol lain masuk ke mulutku. Gini kan caranya? Gini kan gerakannya?? Eummhhh" batin Annisa berusaha memuasi pak Sugiono dengan mulutnya
Padahal annisa lagi berias karena tamunya akan segera datang, padahal pak Sugiono tahu betul ia tidak boleh melakukan hal ini sekarang. Tapi birahinya sudah meninggi, pusaka nya sudah tegak menjulang melihat penampilan bidadari cantik yang duduk didepan meja rias penginapan murah itu.
"Emhh.. Kamu udah mandi kan nduk?" Tanya pak Sugiono
"Slrpppp... emhhh.. udahhh pak.. sllrppp happh.. empphh" jawab Annisa melepas penis pak Sugiono lalu kembali menghisapnya lagi.
Mata pak Sugiono merem melek menikmati sepongan Annisa di penisnya, sementara Annisa sesekali melirik ke arah tuannya yang sedang menahan emutan mautnya. Terlihat Annisa sudah semakin mahir melakukan tugas menyepong penis ini. Ia tahu kapan harus mengganti hisapan menjadi emutan, kapan mengganti emutan menjadi jilatan, kapan mengganti jilatan menjadi kecupan, dan kapan kecupan kembali menjadi hisapan.
"Ughh enak banget seponganmu sayang. Kalo gini terus bapak bisa keluar ahh" erang pak Sugiono menahan nikmat.
Kedua tangan pak Sugiono sudah berada di kepala Annisa yang sedang maju mundur. Ia belai perlahan seolah memberikan reward agar Annisa lebih semangat menyepong penisnya.
"Ughh.. aahhh bapak keluar.. aghhh!" Erang pak Sugiono tiba-tiba.
*CROTTT CROTTT*
"Ehhh?" Kaget Annisa
Penis pak Sugiono tiba-tiba menyemburkan sperma kentalnya di mulut Annisa yang masih menyepongnya. Annisa yang kaget langsung berusaha meminumnya agar tidak tumpah ke pakaian yang baru ia kenakan.
*Glupp glupp*
Annisa tidak perlu mengeluarkan penis pak Sugiono terlebih dahulu baru bisa meminum spermanya, ia bisa langsung menelannya dengan sedikit tegukan. Rasa amis dari sperma pak Sugiono langsung menyeruak di kerongkongan Annisa. Matanya memejam menahan rasa tidak enak itu.
"Uhh udah sayang. Malah ngilu kalo di hisap terus" erang pak Sugiono
"Iya pak maaf. Uhuk uhukkk" Annisa sedikit terbatuk lantaran sperma kental pak Sugiono ada yang menyangkut di kerongkongannya.
Pak Sugiono yang menyadari itu langsung lari secepat kilat mengambil air untuk diminum Annisa. Setelahnya barulah Annisa merasa lega. Memang sperma milik pak Sugiono memiliki tingkat kekentalan yang lebih dari sperma pada umumnya. Hal itu lah yang membuat spermanya sangat lengket apalagi kalau dikeluarkan di mulut.
Setelahnya Annisa lanjut berias. Tidak lupa pula ia ke kamar mandi untuk berkumur membersihkan mulutnya yang kotor terkena sperma lengket pak Sugiono.
Sekitar 15 menit kemudian Annisa sudah menyelesaikan riasannya. Ia tampak lebih cantik lagi daripada yang tadi. Di tambah bibirnya yang kini dibaluri lipstik berwarna merah muda yang menyejukkan pandangan.
Pak Sugiono tetap berada di kamar yang sama, ia duduk ditepi ranjang sambil bertukar pesan dengan Sony. Annisa yang sesekali mencuri pandang kearahnya menyadari gelagat aneh pak Sugiono yang seakan akan mengatakan sesuatu kepada dirinya. Dan benar sekali tebakan wanita cantik itu.
Pak Sugiono mengangkat kepalanya, pandangannya menuju ke arah Annisa yang saat ini sudah berdiri melihat seluruh penampilannya di cermin panjang.
"wow. Cantik sekali kamu Annisa. Jujur sampai sekarang bapak belum percaya dikamar ini, di tempat ini, bisa bersama kamu. Seperti mimpi rasanya sudah pernah berbuat hal selayaknya suami istri kepadamu. Maafin bapak ya.. tapi ini juga demi keluarga bapak.." ucapnya dalam hati terus memandangi Annisa
"Sepertinya tamu spesial kamu akan sedikit terlambat nduk. Selagi menunggunya, kamu pergi keluar kamar gih. Kenalan dulu dengan cewek lain yang ada disekitar" ucap pak Sugiono mendekati Annisa
"Baik pak." Jawab Annisa singkat
Ia pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Penginapan tempat Annisa berada bermodel seperti kamar susun dengan jumlah 15 kamar. Annisa menempati kamar 02, kamar 01 - 05 adalah kamar VIP dengan fasilitas yang lebih baik ketimbang 10 kamar lainnya.
Di luar kamar nuansa remangnya semakin kentara. Lampunya yang kurang memadai, aroma rokok dari orang-orang sekitar, bahkan ada wanita yang menuliskan harganya di selembaran kertas yang dipegangnya. Setelah sekali lagi melihat kondisi sekitarnya kali ini Annisa benar-benar yakin, penginapan yang ia tempati malam ini adalah penginapan esek-esek.
Ini adalah kali pertama Annisa menginjakkan kaki di tempat seperti itu. Ia masih bingung. Ia berkali-kali menoleh keadaan sekitar sebatas mengamati sampai tiba-tiba, seseorang datang menyapanya.
"Kakak yang baru datang tadi ya?" Tanya seorang wanita muda, mungkin tidak terpaut jauh umurnya dari Annisa.
"Eh.. iya kak" jawabnya singkat.
Tanpa perlu ditanyakan lagi, Annisa tahu betul perempuan yang membuka percakapan dengannya itu adalah seorang psk. Terlihat dari caranya berpakaian dan gelagatnya yang nyentrik. Sebatang rokok pun tengah ia hisap seperti sudah terbiasa merokok. Kali ini Annisa tampak grogi, wajar saja ini adalah kali pertama ia berbicara dengan perempuan yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial atau lebih dikenal dengan PSK.
"Aku Gita. 24 tahun. Kenalan yuk. Kakak masih baru kan? " Tanya Gita memperhatikan secara seksama gelagat Annisa
"Iya kak.. baru tadi sore aku sampe sini kak" jawab Annisa yang masih belum paham
"Oalah. Bukan baru itu kak. Maksud saya kakak pelacur baru kan? Itu loh. Gimana sih.." ucap Gita yang terlihat agak sebal
*Degg!*
Batin Annisa terenyah. Meskipun ia menyadari posisinya saat ini, tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau ucapan dari Gita itu menjadi seperti peluru yang menembus batinnya, yang menyakitkan hati dan perasaannya.
Annisa pun tampak ragu untuk menjawab. Pupil matanya melirik ke kanan dan ke kiri seperti berpikir. Disatu sisi, saat ini ia tidak lah berbeda dari pelacur, namun disi lain ia menyadari ia melakukan ini sebatas untuk menyelamatkan suami dan rumah tangganya. Ia tak mau salah jawab.
"Malah bengong ih. Kakak.. oo kakak.." sambung Gita mendekatkan dirinya. Ia juga menjulurkan tangannya hendak memberi salam
"Aku Nissa kak. Maaf. Aku masih baru jadi belum paham" jawab Annisa enggan namun tangannya tetap menyambut jabat tangan dari Gita.
Setelah mempertimbangkan semua aspeknya, Annisa dengan terpaksa menyebut dirinya sebagai pelacur juga. Namun tetaplah kondisinya berbeda dari yang lain. Ia melacur bukan karena uang dan harta melainkan karena suami dan rumah tangganya.
"Tuh kan.. bener aku. Dari tingkah kakak aja aku tau kalo kakak ini masih awam." Kata Gita sambil menghisap rokoknya
"Hehe iya kak. Masih perlu banyak belajar ya? Biar bisa jadi kayak kakak juga" Jawab Annisa mencoba mengakrabkan diri
"Gak perlu jadi kayak aku juga toh kak. Aku sebenarnya benci sih ngomong gini, tapi wajah dan body kakak lebih nyahud dari aku. Jadi kayaknya kakak salah tempat!" Ucapnya membuang asap rokoknya ke Annisa
"Uhukk uhukk" Annisa terbatuk akibat menghirup asap rokok nya Gita.
"Lha lha jadi batuk.. maaf dong.. kakak gak ngerokok juga to ya?" Tanya Gita
"Ehhem.. iya kak aku gak merokok kak" jawab Annisa
"Bener deh. Nampak banget kakak anak barunya. Sama rokok aja musuhan. Haha" kata Gita kembali menghisap rokoknya
"Jadi kak, maksudnya Nissa salah tempat gimana ya?" Tanya Nissa penasaran
Gita melihat ke arah kamar lain yang didepannya berdiri seorang wanita. Dengan bibirnya Ia memberi isyarat kepada Annisa untuk ikut melihat kearah yang sama dengannya.
"Udah kakak lihat cewek yang disana? Yang pake tentop merah?. liat juga yang lainnya. Liat body dan mukanya. Gak jauh beda sama aku kan? Paling bedanya di usia doang. Kakak tuh beda tau. Pelacur sekelas kamu itu menurut aku gak layak ditempat seperti ini." Ketus Gita
"Lagian disini tuh sunyi. Saking sunyinya malah dibilang orang jadi tempat angker. Jarang ada yang nyari lacur dimari. jadi kalo ada pelanggan datang, dan dia liat kakak, Ya pasti kami diabaikan dong. Yang ada pelanggan ke kakak semua sementara kami cuma jadi debu-debu disini. Sekali lagi maaf bukan nya aku benci dan ngusir kakak ya. Tapi pasti jadi gitu keadannya" Sambung gita yang kali ini menghembuskan asap rokoknya ke arah lain
Annisa tertegun. Awalnya ia mengira kalau Gita membencinya, tapi setelah mendengar penjelasannya barusan, kembali ke dasarnya, Gita hanya takut tidak dapat "job" selama Annisa berada di penginapan itu. Ia pun sedikit iba dengan Gita.
"Cuma malam ini kok Nissa disini kak. Mungkin besok udah cabut" kata Annisa coba menenangkan
"Udah dapat pelanggan? Ooh aku tau. Pelanggan kakak yang milih tempat ini? Pantes lah kalo gitu.. aku paham sekarang" celetuk Gita dengan sedikit senyuman lega
"Iya kak udah.. hehe" jawab Annisa ikut tersenyum
Setelahnya Annisa dan Gita tampak lebih akrab, Gita lebih terbuka lagi ke Annisa. Ia bahkan menceritakan kisah hidupnya yang pedih dimana suaminya pergi meninggalkan dirinya dan 2 orang anaknya yang masih kecil. Gita juga menceritakan pelacur lain Yang bekerja di penginapan itu, yang rata-rata bercerita mirip dengannya.
Setelahnya Annisa lanjut berias. Tidak lupa pula ia ke kamar mandi untuk berkumur membersihkan mulutnya yang kotor terkena sperma lengket pak Sugiono.
Sekitar 15 menit kemudian Annisa sudah menyelesaikan riasannya. Ia tampak lebih cantik lagi daripada yang tadi. Di tambah bibirnya yang kini dibaluri lipstik berwarna merah muda yang menyejukkan pandangan.
Pak Sugiono tetap berada di kamar yang sama, ia duduk ditepi ranjang sambil bertukar pesan dengan Sony. Annisa yang sesekali mencuri pandang kearahnya menyadari gelagat aneh pak Sugiono yang seakan akan mengatakan sesuatu kepada dirinya. Dan benar sekali tebakan wanita cantik itu.
Pak Sugiono mengangkat kepalanya, pandangannya menuju ke arah Annisa yang saat ini sudah berdiri melihat seluruh penampilannya di cermin panjang.
"wow. Cantik sekali kamu Annisa. Jujur sampai sekarang bapak belum percaya dikamar ini, di tempat ini, bisa bersama kamu. Seperti mimpi rasanya sudah pernah berbuat hal selayaknya suami istri kepadamu. Maafin bapak ya.. tapi ini juga demi keluarga bapak.." ucapnya dalam hati terus memandangi Annisa
"Sepertinya tamu spesial kamu akan sedikit terlambat nduk. Selagi menunggunya, kamu pergi keluar kamar gih. Kenalan dulu dengan cewek lain yang ada disekitar" ucap pak Sugiono mendekati Annisa
"Baik pak." Jawab Annisa singkat
Ia pun melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Penginapan tempat Annisa berada bermodel seperti kamar susun dengan jumlah 15 kamar. Annisa menempati kamar 02, kamar 01 - 05 adalah kamar VIP dengan fasilitas yang lebih baik ketimbang 10 kamar lainnya.
Di luar kamar nuansa remangnya semakin kentara. Lampunya yang kurang memadai, aroma rokok dari orang-orang sekitar, bahkan ada wanita yang menuliskan harganya di selembaran kertas yang dipegangnya. Setelah sekali lagi melihat kondisi sekitarnya kali ini Annisa benar-benar yakin, penginapan yang ia tempati malam ini adalah penginapan esek-esek.
Ini adalah kali pertama Annisa menginjakkan kaki di tempat seperti itu. Ia masih bingung. Ia berkali-kali menoleh keadaan sekitar sebatas mengamati sampai tiba-tiba, seseorang datang menyapanya.
"Kakak yang baru datang tadi ya?" Tanya seorang wanita muda, mungkin tidak terpaut jauh umurnya dari Annisa.
"Eh.. iya kak" jawabnya singkat.
Tanpa perlu ditanyakan lagi, Annisa tahu betul perempuan yang membuka percakapan dengannya itu adalah seorang psk. Terlihat dari caranya berpakaian dan gelagatnya yang nyentrik. Sebatang rokok pun tengah ia hisap seperti sudah terbiasa merokok. Kali ini Annisa tampak grogi, wajar saja ini adalah kali pertama ia berbicara dengan perempuan yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial atau lebih dikenal dengan PSK.
"Aku Gita. 24 tahun. Kenalan yuk. Kakak masih baru kan? " Tanya Gita memperhatikan secara seksama gelagat Annisa
"Iya kak.. baru tadi sore aku sampe sini kak" jawab Annisa yang masih belum paham
"Oalah. Bukan baru itu kak. Maksud saya kakak pelacur baru kan? Itu loh. Gimana sih.." ucap Gita yang terlihat agak sebal
*Degg!*
Batin Annisa terenyah. Meskipun ia menyadari posisinya saat ini, tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau ucapan dari Gita itu menjadi seperti peluru yang menembus batinnya, yang menyakitkan hati dan perasaannya.
Annisa pun tampak ragu untuk menjawab. Pupil matanya melirik ke kanan dan ke kiri seperti berpikir. Disatu sisi, saat ini ia tidak lah berbeda dari pelacur, namun disi lain ia menyadari ia melakukan ini sebatas untuk menyelamatkan suami dan rumah tangganya. Ia tak mau salah jawab.
"Malah bengong ih. Kakak.. oo kakak.." sambung Gita mendekatkan dirinya. Ia juga menjulurkan tangannya hendak memberi salam
"Aku Nissa kak. Maaf. Aku masih baru jadi belum paham" jawab Annisa enggan namun tangannya tetap menyambut jabat tangan dari Gita.
Setelah mempertimbangkan semua aspeknya, Annisa dengan terpaksa menyebut dirinya sebagai pelacur juga. Namun tetaplah kondisinya berbeda dari yang lain. Ia melacur bukan karena uang dan harta melainkan karena suami dan rumah tangganya.
"Tuh kan.. bener aku. Dari tingkah kakak aja aku tau kalo kakak ini masih awam." Kata Gita sambil menghisap rokoknya
"Hehe iya kak. Masih perlu banyak belajar ya? Biar bisa jadi kayak kakak juga" Jawab Annisa mencoba mengakrabkan diri
"Gak perlu jadi kayak aku juga toh kak. Aku sebenarnya benci sih ngomong gini, tapi wajah dan body kakak lebih nyahud dari aku. Jadi kayaknya kakak salah tempat!" Ucapnya membuang asap rokoknya ke Annisa
"Uhukk uhukk" Annisa terbatuk akibat menghirup asap rokok nya Gita.
"Lha lha jadi batuk.. maaf dong.. kakak gak ngerokok juga to ya?" Tanya Gita
"Ehhem.. iya kak aku gak merokok kak" jawab Annisa
"Bener deh. Nampak banget kakak anak barunya. Sama rokok aja musuhan. Haha" kata Gita kembali menghisap rokoknya
"Jadi kak, maksudnya Nissa salah tempat gimana ya?" Tanya Nissa penasaran
Gita melihat ke arah kamar lain yang didepannya berdiri seorang wanita. Dengan bibirnya Ia memberi isyarat kepada Annisa untuk ikut melihat kearah yang sama dengannya.
"Udah kakak lihat cewek yang disana? Yang pake tentop merah?. liat juga yang lainnya. Liat body dan mukanya. Gak jauh beda sama aku kan? Paling bedanya di usia doang. Kakak tuh beda tau. Pelacur sekelas kamu itu menurut aku gak layak ditempat seperti ini." Ketus Gita
"Lagian disini tuh sunyi. Saking sunyinya malah dibilang orang jadi tempat angker. Jarang ada yang nyari lacur dimari. jadi kalo ada pelanggan datang, dan dia liat kakak, Ya pasti kami diabaikan dong. Yang ada pelanggan ke kakak semua sementara kami cuma jadi debu-debu disini. Sekali lagi maaf bukan nya aku benci dan ngusir kakak ya. Tapi pasti jadi gitu keadannya" Sambung gita yang kali ini menghembuskan asap rokoknya ke arah lain
Annisa tertegun. Awalnya ia mengira kalau Gita membencinya, tapi setelah mendengar penjelasannya barusan, kembali ke dasarnya, Gita hanya takut tidak dapat "job" selama Annisa berada di penginapan itu. Ia pun sedikit iba dengan Gita.
"Cuma malam ini kok Nissa disini kak. Mungkin besok udah cabut" kata Annisa coba menenangkan
"Udah dapat pelanggan? Ooh aku tau. Pelanggan kakak yang milih tempat ini? Pantes lah kalo gitu.. aku paham sekarang" celetuk Gita dengan sedikit senyuman lega
"Iya kak udah.. hehe" jawab Annisa ikut tersenyum
Setelahnya Annisa dan Gita tampak lebih akrab, Gita lebih terbuka lagi ke Annisa. Ia bahkan menceritakan kisah hidupnya yang pedih dimana suaminya pergi meninggalkan dirinya dan 2 orang anaknya yang masih kecil. Gita juga menceritakan pelacur lain Yang bekerja di penginapan itu, yang rata-rata bercerita mirip dengannya.
Obrolan mereka terus berlanjut seakan mereka telah lama berteman. Gita sungguh pandai mencairkan suasana, meski orangnya terlalu ceplas-ceplos, ia bisa mencairkan suasana. Annisa sudah tidak grogi lagi. Malah ia seakan sedikit mengerti, seperti inilah kehidupan seorang pelacur. Mereka adalah perempuan yang kuat, yang rela mengorbankan tubuhnya demi uang. Uang yang akan digunakan untuk hidupnya dan untuk hidup keluarganya.
Tidak terasa setengah jam mereka mengobrol. Sudah hampir jam 8 malam dan belum ada tanda-tanda kedatangan tamu spesial yang pak Sugiono sampaikan. Annisa masih mengobrol dengan Gita, malah saat ini ia sudah ditemani lagi oleh Asih, PSK lain yang kini ikut serta dalam obrolan mereka. Mereka bertiga tengah duduk di kursi plastik dengan teh manis panas untuk menemani obrolan serunya. Gita tampak menjadi yang paling banyak bicara dengan Asih yang selalu tertawa terkekeh dengan suara lantangnya sementara Annisa hanya sesekali ikut dalam obrolan.
Saat asik asiknya, dari arah pintu gerbang tampak 2 unit sepeda motor masuk. Sorot lampunya begitu terang menyorot remangnya kondisi sekitar kamar. Sontak gita, asih, Annisa, serta PSK lainnya melihat kearah 2 motor tersebut. Salah 1 motor ditunggangi oleh 1 orang sementara motor lainnya ditunggangi 2 orang. Total 3 orang pria turun dari motornya yang telah terparkir tidak jauh dari gerbang penginapan.
"Eh sih.. ada tamu tuh. Akhirnya!" Ucap Asih girang
"Langsung datang 3 orang. Kesempatan nih buat pelorotin uangnya sampe kandas." Ucap Gita sambil sedikit menurunkan kembennya sehingga belahan payudaranya semakin terlihat.
Asih juga kelihatan merapikan pakaiannya. Ia memakai pakaian mirip Annisa, dress mini dengan crop yang terbuka di bagian dada sementara Gita memakai atasan kemben diserasikan dengan sebuah rok selutut.
Ketiga pria yang datang itu tampak memperhatikan sekitarnya. dari jauh mereka seperti sedang memilih kemana akan melangkah. Dan bener saja, setelah membuka jaketnya, mereka langsung berjalan kearah tempat ketiga orang wanita yang sedang duduk mengobrol itu.
"Permisi mbak.. hehe.. kami disini mau cari yang enak-enak. Ada gak ya??" Ucap salah satu dari ketiga pria tersebut
Gita dan Asih langsung berdiri menyambut kedatangan pria tersebut dengan Annisa yang kemudian juga ikut berdiri.
"Mau yang enak gimana ni bang? Kami gak paham loh. Ya kan? Hehehe" jawab Gita meminta persetujuan Annisa dan Asih
"He"em kalo gak dijelaskan mana bisa kami paham hihihi" sambung asih tertawa kecil.
Sementara Annisa hanya tersenyum tanpa memberi jawaban. Ia hanya bisa mempelajari cara Gita dan Asih dalam berkomunikasi dengan pelanggan.
Si pelanggan sendiri dari dalam hatinya sebenarnya sudah menetapkan pilihan. Sejak melihat kecantikan Annisa, tanpa perlu berbicara satu sama lain, Annisa sudah terpatri menjadi pilihan mereka.
Ketiga pria itu, sebut saja rudi, rusli, dan rudheus adalah buruh pabrik yang bekerja yang jaraknya tidak jauh dari penginapan. Ketiganya adalah buruh kasar yang berkeseharian memikul beban untuk dibawa dari unit bahan baku ke unit produksi.
"hehehe mana mungkin adek adek ini gak paham maksud kita. Bisa aja kalian. Hehe" kata Rudheus ikut menyambung obrolan
"Iya nih. Padahal udah pada pengalaman." Sambung Rusli dengan nakalnya mencolek dagu Gita
"Eh bang kok udah main colek colek aja yah! Nyebelin!" Gerutu Gita setengah hati menepis tangan usil rusli
"Jangan cemberut gitu nanti hilang loh cantiknya" sambung Rudi merogoh isi kantungnya lalu memperlihatkan beberapa lembar uang pecahan 100rb.
Mata Gita dan Asih langsung menghijau. sementara Rudi dengan pamernya mengeluarkan uangnya tadi lalu kembali memasukkannya ke dalam saku celananya
"Kalau mbak-mbak sekalian mau ini, mbak harus pande menyenangkan kita-kita dong. Hahaha" tawa Rudi yang disahuti tawa Rusli
Kita semua baru gajian. Mau mencari kesenangan, mau ngabisin duit, tapi kalo mbak-mbak cantik ini ga bisa diajak senang bareng yaa gimana lagi. Ya kan rus?? Ya kan Rudi?! Hahaha" sambung Rudheus ikut memamerkan uangnya
"Hehe bukannya kita gak mau loh bang. Tapi ya kan harus jelas dulu jual beli nya. Hehe" ucap Asih melingkarkan tangannya di perut Rudi
"Nah ini baru pinter.. siapa nama kamu cantik?" Tanya Rudi ke asih
"Asih bang. Purwasih. tapi kalo Abang kasih adek jajan, nama adek jadinya sayang. Sayangnya abang. Hehehe" ucap Asih manja
Gita yang melihat temannya maju duluan pun tidak mau kalah. Ia mendekatkan diri ke Rusli dengan mentel nya. Wajahnya ia buat semanis mungkin menarik perhatian Rusli.
"Abang juga boleh kok colek dagu Gita lagi. tapi ya, gak gratis. Abang harus kasih Gita jajan dong" kata Gita blak-blakan.
Bukan Gita kalo bukan "to the point". Orangnya terlalu lurus untuk diajak belok. Namun Rusli malah kembali mencolek genit dagu Gita, seolah menyetujui sarat dari Gita.
"Iya dek gemesss. Deal yaa" tanya Rusli
"Deal." Jawab Gita genit
Sementara Annisa tampak celingak celinguk memperhatikan Gita dan Asih, Rudheus menghampirinya. Tangannya juga dengan beraninya langsung memegang bahu kiri Annisa.
"Kalau kamu cantik, siapa namanya? Kok diam aja daritadi?" Tanya Rudheus merangkul Annisa
"Aku Nissa bang" jawab Annisa risih
"Mbak Annisa gimana? Mau gabung sama kita-kita kan? Lumayan loh dapatnya" tanya Rudheus mulai mengelus bahu Annisa
*Gila ini cewek cakep banget. Mana kulitnya mulus banget lagi. Duhhh* batin Rudheus terpana. Secara gak sadar, batang kemaluan Rudheus pun perlahan terbangun.
"Tapi bang.. Nissa ud... Empphh" lenguh Annisa.
Belum sempat Annisa menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Rudheus sudah menarik Annisa jatuh ke pelukannya. Mendekap erat Annisa hingga ia tidak bisa lepas dari pelukannya itu.
"Mau kan mbak Nissa? Temannya yg lain udah mau kok. ayolah. Ya?. Kita pesan kamar VIP saja biar muat bertiga" kata Rusli semakin membara melihat Rudheus berhasil mendekap annisa.
Annisa gelagapan mencoba melepaskan diri dari dekapan Rudheus. Badannya seperti cacing kepanasan berusaha melepaskan diri, namun dekapan Rudheus masih lebih kuat lagi mencengkram sampai payudara bulat Annisa kini menjepit ke bidang dadanya. hidungnya juga kembang kempis menghirup aroma harum dari tubuh Annisa. batang kemaluannya yang baru terbangun kini sudah tegang maksimal.
"Wanjaiii. Si rudeng malah dapat yang paling bening pula" celetuk Rudi yang lengannya dirangkul asih
Tidak terasa setengah jam mereka mengobrol. Sudah hampir jam 8 malam dan belum ada tanda-tanda kedatangan tamu spesial yang pak Sugiono sampaikan. Annisa masih mengobrol dengan Gita, malah saat ini ia sudah ditemani lagi oleh Asih, PSK lain yang kini ikut serta dalam obrolan mereka. Mereka bertiga tengah duduk di kursi plastik dengan teh manis panas untuk menemani obrolan serunya. Gita tampak menjadi yang paling banyak bicara dengan Asih yang selalu tertawa terkekeh dengan suara lantangnya sementara Annisa hanya sesekali ikut dalam obrolan.
Saat asik asiknya, dari arah pintu gerbang tampak 2 unit sepeda motor masuk. Sorot lampunya begitu terang menyorot remangnya kondisi sekitar kamar. Sontak gita, asih, Annisa, serta PSK lainnya melihat kearah 2 motor tersebut. Salah 1 motor ditunggangi oleh 1 orang sementara motor lainnya ditunggangi 2 orang. Total 3 orang pria turun dari motornya yang telah terparkir tidak jauh dari gerbang penginapan.
"Eh sih.. ada tamu tuh. Akhirnya!" Ucap Asih girang
"Langsung datang 3 orang. Kesempatan nih buat pelorotin uangnya sampe kandas." Ucap Gita sambil sedikit menurunkan kembennya sehingga belahan payudaranya semakin terlihat.
Asih juga kelihatan merapikan pakaiannya. Ia memakai pakaian mirip Annisa, dress mini dengan crop yang terbuka di bagian dada sementara Gita memakai atasan kemben diserasikan dengan sebuah rok selutut.
Ketiga pria yang datang itu tampak memperhatikan sekitarnya. dari jauh mereka seperti sedang memilih kemana akan melangkah. Dan bener saja, setelah membuka jaketnya, mereka langsung berjalan kearah tempat ketiga orang wanita yang sedang duduk mengobrol itu.
"Permisi mbak.. hehe.. kami disini mau cari yang enak-enak. Ada gak ya??" Ucap salah satu dari ketiga pria tersebut
Gita dan Asih langsung berdiri menyambut kedatangan pria tersebut dengan Annisa yang kemudian juga ikut berdiri.
"Mau yang enak gimana ni bang? Kami gak paham loh. Ya kan? Hehehe" jawab Gita meminta persetujuan Annisa dan Asih
"He"em kalo gak dijelaskan mana bisa kami paham hihihi" sambung asih tertawa kecil.
Sementara Annisa hanya tersenyum tanpa memberi jawaban. Ia hanya bisa mempelajari cara Gita dan Asih dalam berkomunikasi dengan pelanggan.
Si pelanggan sendiri dari dalam hatinya sebenarnya sudah menetapkan pilihan. Sejak melihat kecantikan Annisa, tanpa perlu berbicara satu sama lain, Annisa sudah terpatri menjadi pilihan mereka.
Ketiga pria itu, sebut saja rudi, rusli, dan rudheus adalah buruh pabrik yang bekerja yang jaraknya tidak jauh dari penginapan. Ketiganya adalah buruh kasar yang berkeseharian memikul beban untuk dibawa dari unit bahan baku ke unit produksi.
"hehehe mana mungkin adek adek ini gak paham maksud kita. Bisa aja kalian. Hehe" kata Rudheus ikut menyambung obrolan
"Iya nih. Padahal udah pada pengalaman." Sambung Rusli dengan nakalnya mencolek dagu Gita
"Eh bang kok udah main colek colek aja yah! Nyebelin!" Gerutu Gita setengah hati menepis tangan usil rusli
"Jangan cemberut gitu nanti hilang loh cantiknya" sambung Rudi merogoh isi kantungnya lalu memperlihatkan beberapa lembar uang pecahan 100rb.
Mata Gita dan Asih langsung menghijau. sementara Rudi dengan pamernya mengeluarkan uangnya tadi lalu kembali memasukkannya ke dalam saku celananya
"Kalau mbak-mbak sekalian mau ini, mbak harus pande menyenangkan kita-kita dong. Hahaha" tawa Rudi yang disahuti tawa Rusli
Kita semua baru gajian. Mau mencari kesenangan, mau ngabisin duit, tapi kalo mbak-mbak cantik ini ga bisa diajak senang bareng yaa gimana lagi. Ya kan rus?? Ya kan Rudi?! Hahaha" sambung Rudheus ikut memamerkan uangnya
"Hehe bukannya kita gak mau loh bang. Tapi ya kan harus jelas dulu jual beli nya. Hehe" ucap Asih melingkarkan tangannya di perut Rudi
"Nah ini baru pinter.. siapa nama kamu cantik?" Tanya Rudi ke asih
"Asih bang. Purwasih. tapi kalo Abang kasih adek jajan, nama adek jadinya sayang. Sayangnya abang. Hehehe" ucap Asih manja
Gita yang melihat temannya maju duluan pun tidak mau kalah. Ia mendekatkan diri ke Rusli dengan mentel nya. Wajahnya ia buat semanis mungkin menarik perhatian Rusli.
"Abang juga boleh kok colek dagu Gita lagi. tapi ya, gak gratis. Abang harus kasih Gita jajan dong" kata Gita blak-blakan.
Bukan Gita kalo bukan "to the point". Orangnya terlalu lurus untuk diajak belok. Namun Rusli malah kembali mencolek genit dagu Gita, seolah menyetujui sarat dari Gita.
"Iya dek gemesss. Deal yaa" tanya Rusli
"Deal." Jawab Gita genit
Sementara Annisa tampak celingak celinguk memperhatikan Gita dan Asih, Rudheus menghampirinya. Tangannya juga dengan beraninya langsung memegang bahu kiri Annisa.
"Kalau kamu cantik, siapa namanya? Kok diam aja daritadi?" Tanya Rudheus merangkul Annisa
"Aku Nissa bang" jawab Annisa risih
"Mbak Annisa gimana? Mau gabung sama kita-kita kan? Lumayan loh dapatnya" tanya Rudheus mulai mengelus bahu Annisa
*Gila ini cewek cakep banget. Mana kulitnya mulus banget lagi. Duhhh* batin Rudheus terpana. Secara gak sadar, batang kemaluan Rudheus pun perlahan terbangun.
"Tapi bang.. Nissa ud... Empphh" lenguh Annisa.
Belum sempat Annisa menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Rudheus sudah menarik Annisa jatuh ke pelukannya. Mendekap erat Annisa hingga ia tidak bisa lepas dari pelukannya itu.
"Mau kan mbak Nissa? Temannya yg lain udah mau kok. ayolah. Ya?. Kita pesan kamar VIP saja biar muat bertiga" kata Rusli semakin membara melihat Rudheus berhasil mendekap annisa.
Annisa gelagapan mencoba melepaskan diri dari dekapan Rudheus. Badannya seperti cacing kepanasan berusaha melepaskan diri, namun dekapan Rudheus masih lebih kuat lagi mencengkram sampai payudara bulat Annisa kini menjepit ke bidang dadanya. hidungnya juga kembang kempis menghirup aroma harum dari tubuh Annisa. batang kemaluannya yang baru terbangun kini sudah tegang maksimal.
"Wanjaiii. Si rudeng malah dapat yang paling bening pula" celetuk Rudi yang lengannya dirangkul asih
"Hahaha santai lah bro. Ntar kita bisa icip juga kok. Kan kita mesti sekamar" Kata Rudi menenangkan
"Yoi.. si Rusli ini gak sabaran kali. Udah dapat Gita kok. Haha. Tapi Ntar kalo aku udah bosan sama ini bispak, Lo bisa make dia sepuas Lo. Hahah" tawa Rudheus seakan sudah menang dan mengejek rusli
"Anjir lah rudeng. Gak gitu cara mainnya. Sesuai kesepakatan tiap 1 ronde kita gantian! Ingat itu njirrr" ucap Rudi yang ikut kesal ke Rudheus
"Iya betul. Kawan macem apa lo kalo mau enak sendiri." Sahut Rusli
Meski sudah punya pasangannya sendiri, Rudi dan Rusli tetap berusaha mendapatkan wanita tercantik di penginapan. Apalagi Rusli yang begitu terpana dengan Annisa, ia sesaat menyesali perbuatannya mencolek dagu Gita, bukannya dagu Annisa.
Sebelum ke penginapan, mereka bertiga memang sudah melakukan persiapan. Uang sudah dipersiapkan, istirahat yang cukup ketika siang, bahkan sudah meminum obat kuat agar bisa terus ON dan tahan lama. Kalau kata bapak penjual obat, 1x meminum obat kuatnya harusnya bisa membuat seseorang tahan minimal 40 menit dan mampu bermain 4 ronde. Jadi malam ini harusnya mereka bisa main bergantian plus tambah 1 ronde lagi dengan yang dipilihnya.
Gita dan Asih sebenarnya tidak jelek, malah ketimbang PSK lain di penginapan, mereka termasuk yang termuda dan berwajah rupawan. Namun ketika mereka disejajarkan dengan Annisa, ketimpangan itu jadi jelas terlihat. Annisa bukan sekedar cantik, body nya yang bahenol dan kulit terawatnya yang mulus menjadi daya jual utama. Jadi tidak salah kalau Rudheus, Rudi, dan Rusli memperebutkan bidadari cantik itu. Apalagi kalau harga belinya sama.
"Iya iya. Kalian macem gak ngerti bercanda aja lah. Aku tau kok berbagi nikmat ke teman. Pahala juga toh buat aku. Hahaha" kata Rudheus puas melihat temannya sewot
"Dasar ya. Anjir banget. Haha" sahut Rusli
"Abang Abang sayang.. jadi kita mau disini dulu atau langsung ke kamar? Ingat ya. Kasih jajannya harus didepan biar kita ikhlas kasih enak-enak nya" kata Gita dengan genitnya mengecup pipi Rusli
"Iya pasti kita bayar didepan dong sayang" jawab Rusli membalas kecupan tersebut.
Sebuah kecupan mendarat di pipi Gita yang putih lalu kecupan tersebut berpindah ke ciuman dibibir Gita. Tidak ada perlawanan dari Gita, malah sepertinya Gita meladeni ciuman Rusli. Bibir mereka berpagutan, tubuh mereka sudah berpelukan.
Disebelahnya asih dan Rudi juga sudah memulainya. Bukan hanya berciuman ternyata tangan Rudi sudah membelai payudara kecil Asih. Di belainya lembut payudara mungil itu dari luar dress yang asih kenakan. Sementara di atasnya, bibir mereka juga saling memagut seperti tidak mau kalah dari pasangan Rusli dan Gita.
Disebelahnya lagi, Annisa masih didekap Rudheus. Tapi Annisa kini sudah tidak belingsatan seperti cacing kepanasan lagi. Ia seperti sudah menerima yang akan terjadi. Saat Rudheus melepas dekapannya, untuk sesaat mereka beradu pandang. Annisa menatap sayu wajah Rudheus yang sedang terpana akan kecantikannya. Wajahnya begitu ayu nan sedap di pandang, mata Rudheus tidak berkedip sedikitpun seolah terhipnotis oleh kecantikannya.
"Woi rudeng. Sini duitmu kumpul!" Teriak Rusli yang menyadarkan Rudheus dari keterpakuannya.
"Ah! Ga asik banget ini orang ganggu aja!" Gerutu Rudheus dengan terpaksa menjauh sebentar dari Annisa
Mereka bertiga tampak serempak mengambil uang dari saku celana masing-masing. Jumlahnya juga sama yaitu 500ribu per orang dengan total seluruhnya menjadi 1.5juta. Gita yang diam-diam mengintip pun seperti kaget lalu mendatangi komplotan itu.
"Abang Abang sayang. Mau enak-enak sama kita 1 2 ronde atau full 1 malam? Hmm?" Tanya Gita mengangkat alisnya
"1 malam dong sayang" jawab Rusli menghitung kembali 5 lembar uang 100ribu yang dipegangnya
"Kalau full 1 malam sih masa 500ribu?? Masa adek secantik ini Abang takar semurah itu? Sayang dong body adek ini. Tambah lagi dong bang..Huhu" rengek Gita sambil meremas buah dadanya sendiri
"Hmm.. gimana ya dek? Biasanya kan cuma 250rb, ini udah kita naikkan jadi 500. Masa masih kurang??" Tanya Rusli
"Tambah dikit lagi aja Abang. Ya tambah yaa.. emhhh" ucap Asih tiba-tiba datang dan mencium pipi Rusli
"Njirr. pande banget adek ini merayu.. ya udah kita tambah 50ribu seorang deh. Ya gak teman-teman??" Kata Rusli balas mengecup pipi Asih
Rudi yang sudah memegang uang 500ribu di tangannya pun berjalan mendekati Annisa yang masih berdiri diam. Senyuman genit terpampang diwajahnya yang kusam, dengan langkahnya yang semakin mendekat.
*Nyutt!*
"Ahh~"
Rudi dengan pedenya mendaratkan sebuah remasan di payudara kenyal annisa. Bongkahan daging kenyal itu langsung saja diremas oleh telapak tangan Rudi yang kasar.
Annisa yang tidak siap dengan serangan tiba-tiba tersebut kaget dan mengeluarkan desahan. Namun yang kaget bukan Annisa hanya sendiri, Rudheus dan Rusli ikut kaget mendengar suara desahan manja yang keluar dari mulut Annisa. Sontak mereka berdua ikut memalingkan pandangannya ke arah Rudi dan Annisa.
Kali ini sepertinya Rudi yang menyombongkan diri, tau diperhatikan oleh teman-temannya, dengan muka sombongnya ia mulai meremas-remas payudara bulat Annisa. Remasannya membuat pemilik gunung kembar itu meringis karena cengkeramannya begitu kuat.
"Uhhh.. pelan abangg.. uhhh... Mpphhh" Desis Annisa
"Sekel banget susu mu Nissa. Waahh" kata Rudi takjub dengan tekstur payudara Annisa yang tidak hanya begitu kenyal tapi juga begitu lembut. Bahkan sampai saat ini pun, telapak tangan kasarnya sama sekali belum pernah menyentuh benda lain yang selembut bongkahan payudara indah Annisa.
Memang Annisa sudah tidak memakai bra lagi dibalik dress-nya yang ketat, membuat Rudi langsung bisa menikmati payudara indah milik istri Farhan itu. Rasanya begitu lembut, begitu membuat candu seakan menghardik tangan Rudi untuk terus meremasinya.
"Ahhh bang pelann.. nenen aku sakit.. ahhh" ringis Annisa lagi
"Pelan dikit Rudi! Lu gak liat Nissa kesakitan!!" Bentak rusli
Rusli coba menjadi pahlawan. Ia melepas Asih yang sedang menggandengnya mesra, dan melepas tangan Rudi dari susu Annisa.
"Nafsu boleh tapi jangan kasar bro" kata Rusli
"Oh ya. Keburu nafsu. Maaf ya sayang" kata Rudi memperlemah remasannya lalu mengecup pipi Annisa
Annisa memasang muka cemberut. namun tidak begitu di pandangan Rudi, baginya muka Annisa yang lagi kesal itu sangat imut dan membuatnya tidak tahan untuk mengecupnya lagi.
"Ya udah supaya cantikku ini gak merajuk lagi, khusus malam ini aku tambah 500rb lagi. Jadi 1 juta buat kalian" katanya sambil menelusupkan uang 1 juta ke belahan payudara Annisa yang terbuka
"Bang jangan letak uang di belahan aku" tolak Annisa mau mengambil uangnya yang terhimpit dibelahan susunya. Namun Rudi menghalangi tangan Annisa.
"Udah biar aja disitu ya sayang. Muahh" kata Rudi kembali mengecup pipi annisa
"Horee! Kami nambah 50ribu aja ya. Kan Rudi udah nambah 500ribu lagi. Haha" kata Rudheus riang
"Yoi.. si Rusli ini gak sabaran kali. Udah dapat Gita kok. Haha. Tapi Ntar kalo aku udah bosan sama ini bispak, Lo bisa make dia sepuas Lo. Hahah" tawa Rudheus seakan sudah menang dan mengejek rusli
"Anjir lah rudeng. Gak gitu cara mainnya. Sesuai kesepakatan tiap 1 ronde kita gantian! Ingat itu njirrr" ucap Rudi yang ikut kesal ke Rudheus
"Iya betul. Kawan macem apa lo kalo mau enak sendiri." Sahut Rusli
Meski sudah punya pasangannya sendiri, Rudi dan Rusli tetap berusaha mendapatkan wanita tercantik di penginapan. Apalagi Rusli yang begitu terpana dengan Annisa, ia sesaat menyesali perbuatannya mencolek dagu Gita, bukannya dagu Annisa.
Sebelum ke penginapan, mereka bertiga memang sudah melakukan persiapan. Uang sudah dipersiapkan, istirahat yang cukup ketika siang, bahkan sudah meminum obat kuat agar bisa terus ON dan tahan lama. Kalau kata bapak penjual obat, 1x meminum obat kuatnya harusnya bisa membuat seseorang tahan minimal 40 menit dan mampu bermain 4 ronde. Jadi malam ini harusnya mereka bisa main bergantian plus tambah 1 ronde lagi dengan yang dipilihnya.
Gita dan Asih sebenarnya tidak jelek, malah ketimbang PSK lain di penginapan, mereka termasuk yang termuda dan berwajah rupawan. Namun ketika mereka disejajarkan dengan Annisa, ketimpangan itu jadi jelas terlihat. Annisa bukan sekedar cantik, body nya yang bahenol dan kulit terawatnya yang mulus menjadi daya jual utama. Jadi tidak salah kalau Rudheus, Rudi, dan Rusli memperebutkan bidadari cantik itu. Apalagi kalau harga belinya sama.
"Iya iya. Kalian macem gak ngerti bercanda aja lah. Aku tau kok berbagi nikmat ke teman. Pahala juga toh buat aku. Hahaha" kata Rudheus puas melihat temannya sewot
"Dasar ya. Anjir banget. Haha" sahut Rusli
"Abang Abang sayang.. jadi kita mau disini dulu atau langsung ke kamar? Ingat ya. Kasih jajannya harus didepan biar kita ikhlas kasih enak-enak nya" kata Gita dengan genitnya mengecup pipi Rusli
"Iya pasti kita bayar didepan dong sayang" jawab Rusli membalas kecupan tersebut.
Sebuah kecupan mendarat di pipi Gita yang putih lalu kecupan tersebut berpindah ke ciuman dibibir Gita. Tidak ada perlawanan dari Gita, malah sepertinya Gita meladeni ciuman Rusli. Bibir mereka berpagutan, tubuh mereka sudah berpelukan.
Disebelahnya asih dan Rudi juga sudah memulainya. Bukan hanya berciuman ternyata tangan Rudi sudah membelai payudara kecil Asih. Di belainya lembut payudara mungil itu dari luar dress yang asih kenakan. Sementara di atasnya, bibir mereka juga saling memagut seperti tidak mau kalah dari pasangan Rusli dan Gita.
Disebelahnya lagi, Annisa masih didekap Rudheus. Tapi Annisa kini sudah tidak belingsatan seperti cacing kepanasan lagi. Ia seperti sudah menerima yang akan terjadi. Saat Rudheus melepas dekapannya, untuk sesaat mereka beradu pandang. Annisa menatap sayu wajah Rudheus yang sedang terpana akan kecantikannya. Wajahnya begitu ayu nan sedap di pandang, mata Rudheus tidak berkedip sedikitpun seolah terhipnotis oleh kecantikannya.
"Woi rudeng. Sini duitmu kumpul!" Teriak Rusli yang menyadarkan Rudheus dari keterpakuannya.
"Ah! Ga asik banget ini orang ganggu aja!" Gerutu Rudheus dengan terpaksa menjauh sebentar dari Annisa
Mereka bertiga tampak serempak mengambil uang dari saku celana masing-masing. Jumlahnya juga sama yaitu 500ribu per orang dengan total seluruhnya menjadi 1.5juta. Gita yang diam-diam mengintip pun seperti kaget lalu mendatangi komplotan itu.
"Abang Abang sayang. Mau enak-enak sama kita 1 2 ronde atau full 1 malam? Hmm?" Tanya Gita mengangkat alisnya
"1 malam dong sayang" jawab Rusli menghitung kembali 5 lembar uang 100ribu yang dipegangnya
"Kalau full 1 malam sih masa 500ribu?? Masa adek secantik ini Abang takar semurah itu? Sayang dong body adek ini. Tambah lagi dong bang..Huhu" rengek Gita sambil meremas buah dadanya sendiri
"Hmm.. gimana ya dek? Biasanya kan cuma 250rb, ini udah kita naikkan jadi 500. Masa masih kurang??" Tanya Rusli
"Tambah dikit lagi aja Abang. Ya tambah yaa.. emhhh" ucap Asih tiba-tiba datang dan mencium pipi Rusli
"Njirr. pande banget adek ini merayu.. ya udah kita tambah 50ribu seorang deh. Ya gak teman-teman??" Kata Rusli balas mengecup pipi Asih
Rudi yang sudah memegang uang 500ribu di tangannya pun berjalan mendekati Annisa yang masih berdiri diam. Senyuman genit terpampang diwajahnya yang kusam, dengan langkahnya yang semakin mendekat.
*Nyutt!*
"Ahh~"
Rudi dengan pedenya mendaratkan sebuah remasan di payudara kenyal annisa. Bongkahan daging kenyal itu langsung saja diremas oleh telapak tangan Rudi yang kasar.
Annisa yang tidak siap dengan serangan tiba-tiba tersebut kaget dan mengeluarkan desahan. Namun yang kaget bukan Annisa hanya sendiri, Rudheus dan Rusli ikut kaget mendengar suara desahan manja yang keluar dari mulut Annisa. Sontak mereka berdua ikut memalingkan pandangannya ke arah Rudi dan Annisa.
Kali ini sepertinya Rudi yang menyombongkan diri, tau diperhatikan oleh teman-temannya, dengan muka sombongnya ia mulai meremas-remas payudara bulat Annisa. Remasannya membuat pemilik gunung kembar itu meringis karena cengkeramannya begitu kuat.
"Uhhh.. pelan abangg.. uhhh... Mpphhh" Desis Annisa
"Sekel banget susu mu Nissa. Waahh" kata Rudi takjub dengan tekstur payudara Annisa yang tidak hanya begitu kenyal tapi juga begitu lembut. Bahkan sampai saat ini pun, telapak tangan kasarnya sama sekali belum pernah menyentuh benda lain yang selembut bongkahan payudara indah Annisa.
Memang Annisa sudah tidak memakai bra lagi dibalik dress-nya yang ketat, membuat Rudi langsung bisa menikmati payudara indah milik istri Farhan itu. Rasanya begitu lembut, begitu membuat candu seakan menghardik tangan Rudi untuk terus meremasinya.
"Ahhh bang pelann.. nenen aku sakit.. ahhh" ringis Annisa lagi
"Pelan dikit Rudi! Lu gak liat Nissa kesakitan!!" Bentak rusli
Rusli coba menjadi pahlawan. Ia melepas Asih yang sedang menggandengnya mesra, dan melepas tangan Rudi dari susu Annisa.
"Nafsu boleh tapi jangan kasar bro" kata Rusli
"Oh ya. Keburu nafsu. Maaf ya sayang" kata Rudi memperlemah remasannya lalu mengecup pipi Annisa
Annisa memasang muka cemberut. namun tidak begitu di pandangan Rudi, baginya muka Annisa yang lagi kesal itu sangat imut dan membuatnya tidak tahan untuk mengecupnya lagi.
"Ya udah supaya cantikku ini gak merajuk lagi, khusus malam ini aku tambah 500rb lagi. Jadi 1 juta buat kalian" katanya sambil menelusupkan uang 1 juta ke belahan payudara Annisa yang terbuka
"Bang jangan letak uang di belahan aku" tolak Annisa mau mengambil uangnya yang terhimpit dibelahan susunya. Namun Rudi menghalangi tangan Annisa.
"Udah biar aja disitu ya sayang. Muahh" kata Rudi kembali mengecup pipi annisa
"Horee! Kami nambah 50ribu aja ya. Kan Rudi udah nambah 500ribu lagi. Haha" kata Rudheus riang
Gita dan Asih pun tersenyum menyetujui.
"Yok ngamar" kata Gita
Rudheus, Rudi, dan Rusli serempak mengangguk dengan muka gak sabar
===x=x=x===
Sementara itu di dalam kamar di penginapan XZX, pak Sugiono tampak membiarkan para lelaki yang sedang butuh kepuasan itu menggoda Annisa serta nego ke teman-teman barunya. Bukannya ia menyetujui, tapi begitulah kira-kira perintah dari Sony yang memberi arahan agar membiarkan Annisa berbuat sesukanya sampai pak Joko datang nanti.
"Kalau Annisa mau ya, sekarep wae. Toh dia juga lagi belajar jadi lonte." Pikir pak Sugiono
Sony juga telah memberitahunya kalau pak Joko akan telat dan mungkin akan sampai sekitar 40 atau bisa-bisa 60 menit lagi. Jadi, Masih ada waktu untuk Annisa gabung dengan teman-temannya itu .
===x=x=x===
Sementara itu di kota hujan, sebuah mobil Pajero hitam sedang terjebak di kemacetan. Pengemudinya tampak kesal dengan gigi nya yang sengaja ia geretkan. Sudah 30 menit waktunya terbuang percuma dengan sebuah tonjolan di selangkangannya.
"Gara gara si Ike nih, aku jadi telat gini. Padahal niatku cuma mau ambil pakaian aja. Malah jadi molor hampir sejam gini. Apes amat" gerutunya sambil memutar musik instrumental yang bisa menenangkan suasana hatinya.
Kemudian matanya melirik ke arah dashboard dimana sebuah maps sedang terpampang dilayar, ia pusatkan kembali lokasinya, dan kembali ia gusar melihat perkiraan waktu perjalanannya yang masih sekitar 50 menit lagi.
"Sabar ya Jhonny. Ntar lagi kamu bisa masuk ke sangkar yang baru kok, moga sangkarnya bagus dan gak karatan ya. Hehe" batinnya sambil mengelusi tonjolan di celananya.
===x=x=x===
Sementara itu di kamar VIP No.4
"Slrrrppphh.. emmpphhh.. aahhh.. ahhh..."
Seorang wanita berparas aduhai sedang mendesah manja diiringi oleh desahan desahan binal dari 2 orang wanita lainnya.
===x=x=x====
Rudheus sedang menegang menikmati emutan mulut dari seorang wanita cantik. Wanita muda yang telah bersuami namun belum dikaruniai anak. Matanya memejam sayu dengan wajah menengadah keatas. Ia duduk di tepi ranjang dengan paha yang terbuka lebar. Sementara sang bidadari sedang berjongkok dibawah tepat di selangkangannya yang bau. Penisnya sedang dioral dengan penuh penghayatan. Sang bidadari sengaja memajukan mundurkan kepalanya dengan hisapan lembut berharap dapat memberi kenikmatan pada batang penis yang sedang dilahapnya. Kepalanya terus saja maju mundur mengikuti panjang penis milik lelaki bernama rudheus itu.
"Mpphh enaknya seponganmu Nis. Kirain masih amatir ternyata udah pro banget.. ahh" desahnya nikmat.
Ia tak menyangka akan mendapat giliran pertama untuk memakai Annisa.
Sebelumnya, mereka bertiga berebutan siapa yang akan menjadi yang pertama. Untuk itu, Rusli mengusulkan untuk beradu suit. Yang menang 3x lah yang akan mendapatkan servis Annisa terlebih dahulu. Dan.. Rudheus lah yang memenangkan adu suit tersebut.
"Sllurppp.. emhhhppp.. mmmpphhh" desis Annisa yang terus menyepong penis haram milik buruh pabrik yang bukan mahramnya tersebut.
Annisa kini semakin lihai melakukan oral, ia semakin pandai menggunakan lidahnya, kini Annisa tidak hanya mengemut dan menghisap, tapi ia sudah pandai melakukan jilatan yang bisa memberi rangsangan lebih kepada laki-laki yang di servisnya.
"Ahh enak sekali si rudeng. Bikin iri aja. Ahh ahh" kata Rusli sambil terus memompa penisnya keluar masuk ke vaginanya Gita.
"Yaelah masih ngeluh aja ini anak. Lagi ngentotin anak orang pun masih aja ngeluh." Sahut Rudi yang sedang menggenjot vagina asih
Kedua wanita itu sedang baring bersebalahan dengan keadaan sedang disetubuhi. Keduanya sama-sama mengeluarkan lenguhan manja akibat rangsangan penis sang pria di liang kawinnya. Tapi badan Asih lebih terayun akibat sodokan Rudi yang lebih kuat. Suara hentakan antar ke-empat selangkangan pun tidak kalah dari suara lenguhan yang terdengar. Rudi dan Rusli benar-benar menikmati persetubuhannya dengan Gita dan asih. Tapi tetap saja, mereka berdua sudah tidak sabar menanti gilirannya dengan Annisa.
Melihat temannya yang sedang asik, meski penisnya sedang dipuasi oleh mulut Annisa, tapi ternyata Rudheus belumlah puas sampai disitu. Matanya mengarah ke arah payudara Annisa yang sudah mencuat keluar dari dress nya, pikirannya memikirkan sesuatu yang lain.
"Say, pake tetekmu yang besar itu juga dong. Jangan dianggurin aja itu tetek" pinta Rudheus
Annisa menganggukkan kepala.
Dengan tangannya Annisa meraih sendiri buah dadanya itu, bermaksud melakukan hal yang sama seperti waktu dengan Anton. Tapi panjang penis Rudheus tidaklah sebanding dengan panjang penis Anton, sehingga walaupun masih menyisakan ujung gundulnya saja di mulutnya, Annisa masih tidak dapat menjepit penis Rudheus di susunya.
"Fuahhh~" ucap Annisa ketika melepas kulumannya dari penis Rudheus. Liurnya sebagian tertinggal di penis keras itu, sebagian terjatuh tepat di kulit mulus susu besarnya.
Annisa melirik keatas memandang ke wajah Rudheus. Punggungnya juga ia tegakkan agar dadanya dapat mencapai penis Rudheus. Lalu ia posisikan penis keras itu tepat ditengah susunya.
*Nyuttt*
Bidadari itu bukannya menuruti tuannya dengan menjepitkan batang penis tuannya dengan susunya, tapi dengan sedikit usil ia genggam penis itu lalu ia menepuk nepukannya tepat ke putingnya yang sudah mengeras.
"Ughhh" desis rudheus
Akibatnya puting bulat berwarna cokelat muda itu sedikit basah terkena bekas liur yang menempel di ujung penisnya. Setelah beberapa kali tepukan di ujung puting susu kanan, Annisa juga melakukan beberapa kali tepukan penis rudheus di puting susu sebelah kirinya. Setelahnya barulah ia posisikan penis rudheus di belahan dadanya lalu menekan susu kanan dan kirinya.
*Nyesss....*
Penis Rudheus kini tenggelam diantara payudara kenyal annisa. Matanya kembali memeram merasakan keempukan daging sintal dada Annisa. Sang pemilik payudara indah itu bahkan tersenyum melihat ekspresi lucu Rudheus yang begitu menikmati payudaranya.
Sementara Rudi dan Rusli sesekali mencuri pandang ke arah Rudheus. Walau mereka sedang bersenang-senang, setiap melihat Annisa rasa penasaran yang tertahan semakin saja membesar. Mereka semakin dan semakin ingin segera menyetubuhi wanita cantik itu.
"Aach aacch aacchhh oocchhh" desah Gita tersentak sentak.
Rusli kini semakin kuat menyodok Gita. Ia sungguh bangga bisa membuat wanitanya sampai tersentak seperti itu meski penisnya tidak terlalu besar. Ia sungguh berharap Annisa dapat melihat kehebatannya.
"Memekmu ternyata enak. Lumayan njepit lah. Kirain bakalan dower kayak memek lonte biasanya hahh hahh" ucap Rusli terus menggempur vagina Gita
"Acchh acchhh iya entot terus bang. Bikin memek aku dower pake kontol mu. Acchh" desah Gita semakin menikmati
"Ahh. Masa lu samain memek STW yang biasa lu pake dengan memek cewek muda kayak Gita. Gile x lu.." sahut Rudi
"Yok ngamar" kata Gita
Rudheus, Rudi, dan Rusli serempak mengangguk dengan muka gak sabar
===x=x=x===
Sementara itu di dalam kamar di penginapan XZX, pak Sugiono tampak membiarkan para lelaki yang sedang butuh kepuasan itu menggoda Annisa serta nego ke teman-teman barunya. Bukannya ia menyetujui, tapi begitulah kira-kira perintah dari Sony yang memberi arahan agar membiarkan Annisa berbuat sesukanya sampai pak Joko datang nanti.
"Kalau Annisa mau ya, sekarep wae. Toh dia juga lagi belajar jadi lonte." Pikir pak Sugiono
Sony juga telah memberitahunya kalau pak Joko akan telat dan mungkin akan sampai sekitar 40 atau bisa-bisa 60 menit lagi. Jadi, Masih ada waktu untuk Annisa gabung dengan teman-temannya itu .
===x=x=x===
Sementara itu di kota hujan, sebuah mobil Pajero hitam sedang terjebak di kemacetan. Pengemudinya tampak kesal dengan gigi nya yang sengaja ia geretkan. Sudah 30 menit waktunya terbuang percuma dengan sebuah tonjolan di selangkangannya.
"Gara gara si Ike nih, aku jadi telat gini. Padahal niatku cuma mau ambil pakaian aja. Malah jadi molor hampir sejam gini. Apes amat" gerutunya sambil memutar musik instrumental yang bisa menenangkan suasana hatinya.
Kemudian matanya melirik ke arah dashboard dimana sebuah maps sedang terpampang dilayar, ia pusatkan kembali lokasinya, dan kembali ia gusar melihat perkiraan waktu perjalanannya yang masih sekitar 50 menit lagi.
"Sabar ya Jhonny. Ntar lagi kamu bisa masuk ke sangkar yang baru kok, moga sangkarnya bagus dan gak karatan ya. Hehe" batinnya sambil mengelusi tonjolan di celananya.
===x=x=x===
Sementara itu di kamar VIP No.4
"Slrrrppphh.. emmpphhh.. aahhh.. ahhh..."
Seorang wanita berparas aduhai sedang mendesah manja diiringi oleh desahan desahan binal dari 2 orang wanita lainnya.
===x=x=x====
Rudheus sedang menegang menikmati emutan mulut dari seorang wanita cantik. Wanita muda yang telah bersuami namun belum dikaruniai anak. Matanya memejam sayu dengan wajah menengadah keatas. Ia duduk di tepi ranjang dengan paha yang terbuka lebar. Sementara sang bidadari sedang berjongkok dibawah tepat di selangkangannya yang bau. Penisnya sedang dioral dengan penuh penghayatan. Sang bidadari sengaja memajukan mundurkan kepalanya dengan hisapan lembut berharap dapat memberi kenikmatan pada batang penis yang sedang dilahapnya. Kepalanya terus saja maju mundur mengikuti panjang penis milik lelaki bernama rudheus itu.
"Mpphh enaknya seponganmu Nis. Kirain masih amatir ternyata udah pro banget.. ahh" desahnya nikmat.
Ia tak menyangka akan mendapat giliran pertama untuk memakai Annisa.
Sebelumnya, mereka bertiga berebutan siapa yang akan menjadi yang pertama. Untuk itu, Rusli mengusulkan untuk beradu suit. Yang menang 3x lah yang akan mendapatkan servis Annisa terlebih dahulu. Dan.. Rudheus lah yang memenangkan adu suit tersebut.
"Sllurppp.. emhhhppp.. mmmpphhh" desis Annisa yang terus menyepong penis haram milik buruh pabrik yang bukan mahramnya tersebut.
Annisa kini semakin lihai melakukan oral, ia semakin pandai menggunakan lidahnya, kini Annisa tidak hanya mengemut dan menghisap, tapi ia sudah pandai melakukan jilatan yang bisa memberi rangsangan lebih kepada laki-laki yang di servisnya.
"Ahh enak sekali si rudeng. Bikin iri aja. Ahh ahh" kata Rusli sambil terus memompa penisnya keluar masuk ke vaginanya Gita.
"Yaelah masih ngeluh aja ini anak. Lagi ngentotin anak orang pun masih aja ngeluh." Sahut Rudi yang sedang menggenjot vagina asih
Kedua wanita itu sedang baring bersebalahan dengan keadaan sedang disetubuhi. Keduanya sama-sama mengeluarkan lenguhan manja akibat rangsangan penis sang pria di liang kawinnya. Tapi badan Asih lebih terayun akibat sodokan Rudi yang lebih kuat. Suara hentakan antar ke-empat selangkangan pun tidak kalah dari suara lenguhan yang terdengar. Rudi dan Rusli benar-benar menikmati persetubuhannya dengan Gita dan asih. Tapi tetap saja, mereka berdua sudah tidak sabar menanti gilirannya dengan Annisa.
Melihat temannya yang sedang asik, meski penisnya sedang dipuasi oleh mulut Annisa, tapi ternyata Rudheus belumlah puas sampai disitu. Matanya mengarah ke arah payudara Annisa yang sudah mencuat keluar dari dress nya, pikirannya memikirkan sesuatu yang lain.
"Say, pake tetekmu yang besar itu juga dong. Jangan dianggurin aja itu tetek" pinta Rudheus
Annisa menganggukkan kepala.
Dengan tangannya Annisa meraih sendiri buah dadanya itu, bermaksud melakukan hal yang sama seperti waktu dengan Anton. Tapi panjang penis Rudheus tidaklah sebanding dengan panjang penis Anton, sehingga walaupun masih menyisakan ujung gundulnya saja di mulutnya, Annisa masih tidak dapat menjepit penis Rudheus di susunya.
"Fuahhh~" ucap Annisa ketika melepas kulumannya dari penis Rudheus. Liurnya sebagian tertinggal di penis keras itu, sebagian terjatuh tepat di kulit mulus susu besarnya.
Annisa melirik keatas memandang ke wajah Rudheus. Punggungnya juga ia tegakkan agar dadanya dapat mencapai penis Rudheus. Lalu ia posisikan penis keras itu tepat ditengah susunya.
*Nyuttt*
Bidadari itu bukannya menuruti tuannya dengan menjepitkan batang penis tuannya dengan susunya, tapi dengan sedikit usil ia genggam penis itu lalu ia menepuk nepukannya tepat ke putingnya yang sudah mengeras.
"Ughhh" desis rudheus
Akibatnya puting bulat berwarna cokelat muda itu sedikit basah terkena bekas liur yang menempel di ujung penisnya. Setelah beberapa kali tepukan di ujung puting susu kanan, Annisa juga melakukan beberapa kali tepukan penis rudheus di puting susu sebelah kirinya. Setelahnya barulah ia posisikan penis rudheus di belahan dadanya lalu menekan susu kanan dan kirinya.
*Nyesss....*
Penis Rudheus kini tenggelam diantara payudara kenyal annisa. Matanya kembali memeram merasakan keempukan daging sintal dada Annisa. Sang pemilik payudara indah itu bahkan tersenyum melihat ekspresi lucu Rudheus yang begitu menikmati payudaranya.
Sementara Rudi dan Rusli sesekali mencuri pandang ke arah Rudheus. Walau mereka sedang bersenang-senang, setiap melihat Annisa rasa penasaran yang tertahan semakin saja membesar. Mereka semakin dan semakin ingin segera menyetubuhi wanita cantik itu.
"Aach aacch aacchhh oocchhh" desah Gita tersentak sentak.
Rusli kini semakin kuat menyodok Gita. Ia sungguh bangga bisa membuat wanitanya sampai tersentak seperti itu meski penisnya tidak terlalu besar. Ia sungguh berharap Annisa dapat melihat kehebatannya.
"Memekmu ternyata enak. Lumayan njepit lah. Kirain bakalan dower kayak memek lonte biasanya hahh hahh" ucap Rusli terus menggempur vagina Gita
"Acchh acchhh iya entot terus bang. Bikin memek aku dower pake kontol mu. Acchh" desah Gita semakin menikmati
"Ahh. Masa lu samain memek STW yang biasa lu pake dengan memek cewek muda kayak Gita. Gile x lu.." sahut Rudi
"Memek neng asih juga masih jepit. Masih pantas lah kita bayar lebih 500ribu." Sambungnya
"Mpphh ahhh makasih sayang.. genjot terus.. bikin asih pipis sayang" desah asih
Penis Rudi sepertinya sedikit lebih besar dan panjang dari penisnya Rusli. Sementara penis Rudheus adalah penis terbesar diantara mereka, meski tidak jauh berbeda dari milik Rudi.
"Kan kirain doang. Rupanya enak.. jadi penasaran sama memek cewek itu, memek si Annisa" kata Rusli melihat kearah temannya
"Tenang nanti bakal kita icip juga kok memeknya. Kalo dari wajahnya sih, pasti sudah banyak yang pake itu memek. jangan berharap lebih ke lonte cantik, biasanya longgar. Cantik begitu pasti laku keras" Ucap rudi tak mau terlalu berharap.
"Iya juga ya. Malah biasanya lonte yang mukanya jelek yang memeknya lebih rapet. Tapi siapa juga yang nafsu sama yang mukanya jelek. Makanya rapet, pula jarang di pake. Hahaha" tawa Rusli
"Ya kan.. makanya sukur kita bisa make ini lonte yang masih lumayan jepit memeknya. Tapi teteknya lebih gede tetek si Gita ini deh" ucap Rudi menjulurkan tangannya meraih payudara Gita yang bergetar disetubuhi Rusli
"Soal memek ya kita belum tau, tapi soal tetek pasti si Nissa juaranya. Liat tuh bentukan dan kenyalnya. Pasti yahudd bener! Ini mah jauh" ucap Rusli yang kini bergantian menjulurkan tangannya meraih payudara kecil asih lalu sedikit menamparnya pelan
Asih yang mendengar ucapan Rusli tampak kesal. Tapi sodokan demi sodokan yang didera vaginanya mampu menyisihkan rasa kesal itu lalu kembali membuatnya menikmati genjotan Rudi. Bahkan tamparan tangan Rusli di dada kecilnya semakin membuatnya bernafsu.
"Ahhh ahhh enakkk genjot teruss .. teruss.. ahhh" racaunya semakin bernafsu
Annisa yang mendengar sayup obrolan mereka semakin berdesir. Nafasnya kian memburu menyaksikan batang kejantanan milik Rudheus yang sedang ia titjob, ditambah lagi sebelah badan kurus Rudheus, ia bisa melihat 2 orang pasangan yang sedang bersenggama ria.
"Kok badan aku makin panas. Apa aku pengen juga??" Batin Annisa menerka. Matanya tidak bisa terlepas dari lubang kencing penis rudheus yang hilang timbul dari belahan payudaranya
Tanpa disadarinya, ia jadi semakin bersemangat menekan nekan penis Rudheus dengan payudaranya. Memberikan tit job ternikmat yang pernah ia berikan.
"Uhhh udah Nissa.. cukup.. kalo terus digituin aku bisa cepat keluar. Uhh.. sekarang gantian, kamu baring sini" ucapnya mendorong badan Annisa sehingga penisnya terlepas dari jepitan susu kembar itu.
"I.. iya bang" jawab Annisa.
Padahal ia masih ingin menservis penis itu dengan susunya, ia masih ingin melihat penis itu timbul tenggelam di belahan payudaranya. Tapi ia pun menuruti. Annisa pun berdiri, namun belum sempat berbaring, Rudheus tiba-tiba mengangkat dress-nya terlepas. Membuat bagian atas Annisa sudah telanjang bulat mempertontonkan susu ranumnya dan hanya menyisakan celana dalamnya saja. Hanya tinggal melepaskan celana dalamnya saja, kondisinya akan sama dengan Gita dan asih, yang sudah telanjang bulat tanpa memakai apapun lagi.
Annisa lalu berbaring sesuai arahan tuannya. Posisinya pun bersebelahan dengan asih, membuat dari kiri ke kanan, posisinya adalah Gita, asih, dan Annisa.
Ia menolehkan kepalanya ke arah asih yang sedang merem melek, raut wajah nya sangat menikmati genjotan Rudi di vaginanya. Hembusan angin desahan asih bahkan sesekali menerpa wajah Annisa disebelahnya. Annisa pun makin terangsang, tanpa perlu disentuh pun kini vaginanya mulai terasa lembab.
Ia masih memandangi asih saat celana dalamnya tiba-tiba ditarik turun oleh seseorang. Tapi Annisa tidak memperdulikannya, bahkan saat 1 kakinya diangkat naik, ia hanya pasrah saja bahkan ikut menggerakkan kakinya.
Setelah melemparkan celana dalam itu menjauh dari pemiliknya , rudheus mendekatkan wajahnya sejajar dengan vagina sang bidadari. Di selangkangannya Rudheus memperhatikan dengan jelas bentuk vagina Annisa yang begitu tembem dengan labia Mayoranya yang berwarna merah muda. Aroma kewanitaannya juga ia hirup hikmat dengan semakin mendekatkan hidungnya ke vagina Annisa. Sungguh suatu hal yang menggoda. Tidak mungkin ada lelaki yang akan menyia-nyiakan vagina seindah ini jika tersaji gratis dihadapannya.
*Sllurppp*
Insting kelakilakiannya mengambil alih tubuhnya sehingga tanpa disadari, lidahnya sudah menjilati vagina indah tersebut.
"mpphhh... Ehmmmphhh" desis Annisa saat vaginanya disentuh oleh benda lunak nan basah milik Rudheus
"Tempiknya harum. Bentuknya cantik. Bulu jembutnya tipis. Rasanya gurih. Persis sesuai wajahnya yang ayu. Sempurna banget. Sllurppp" puji Rudheus terus menjilati sajian kesukaannya.
"Ahhhnnn.. emphh.." desah Annisa menggelinjang
Annisa kini ikut merem melek. Lidah basah Rudheus terus menyapu sekujur vaginanya. Lidah itu berputar-putar dan menoel Noel klirotis Annisa yang membuat pemiliknya sesekali mengejang nikmat.
Sementara Rudi yang masih menyodok asih disebelahnya semakin terangsang dengan kehadiran Annisa disebelahnya. Tanpa meminta izin dari rudheus, tangannya kini menjulur meraih payudara Annisa yang menganggur.
"Kenyal amat ini tetek. Mana besar pula. Jadi makin enak di grayangin gini" kata Rudi memuji payudara Annisa lalu meremas-remas nya
Tangan kasar itu kali ini tanpa penghalang dengan begitu bebasnya menjamah payudara Annisa. Puting bewarna cokelat mudanya juga tak luput dari jepitan dan cubitan jarinya.
"Aahhh jangan di tarik gitu pentil aku bang.. ehmmpp" desis Annisa saat Rudi menarik kuat puting payudaranya keatas hingga bongkahan melon besar itu terlihat memancung
sementara Rudheus terus memainkan hasrat Annisa lewat vaginanya. Lidahnya saat ini sudah berhasil membuka bibir kerang milik Annisa lalu menusukkannya kedalam menuju liang kawinnya. Tangan kanan Rudheus, mengambil payudara kanan Annisa yang tidak dimainkan oleh Rudi lalu ikut mengelusnya lembut diiringi remasan perlahan.
Annisa semakin merinding dengan perlakuan kedua lelaki itu di bagian sensitifnya. Bulu kuduknya berdiri karena rangsangan lidah basah rudheus dan tarikan jemari rudi. Matanya sudah ikutan merem melek seperti matanya asih yang sedang dipandanginya. Bedanya adalah, vaginanya masih belum dijejali penis seperti yang asih alami.
Kakinya semakin gusar untuk terus bergerak, rasa gatal didalam vaginanya muncul kembali seakan minta digaruk. Tapi Annisa masih malu untuk meminta duluan.
"Aachh acchhh... Aku mau muncrat bang.. acchhh" erang Gita yang sepertinya akan mendapatkan orgasmenya
"Aacccccchhh!" Sambungnya lagi saat klimaksnya datang
"Hehehe si lonte satu ini udah pipis aja. Aku masih belum loh sayang. Terima ini! Hnggkkk" Ucap Rusli semakin kencang menggenjot Gita
"Hebat lu bro. Aku juga ga mau kalah. lonte ini juga biar kubuat pipis.. hhnnggkkk!" Ucap Rudi melepas cubitannya dari susu Annisa lalu fokus menggempur vagina Asih.
"Aacchhh fvckkk enakkk aaacchhh!!"
"Oooohhh auuuhhh aacchhh"
Gita terus mengerang diiringi suara erangan Asih yang menguat. Keduanya semakin belingsatan di sodok oleh penis milik tuannya.
"Mpphh ahhh makasih sayang.. genjot terus.. bikin asih pipis sayang" desah asih
Penis Rudi sepertinya sedikit lebih besar dan panjang dari penisnya Rusli. Sementara penis Rudheus adalah penis terbesar diantara mereka, meski tidak jauh berbeda dari milik Rudi.
"Kan kirain doang. Rupanya enak.. jadi penasaran sama memek cewek itu, memek si Annisa" kata Rusli melihat kearah temannya
"Tenang nanti bakal kita icip juga kok memeknya. Kalo dari wajahnya sih, pasti sudah banyak yang pake itu memek. jangan berharap lebih ke lonte cantik, biasanya longgar. Cantik begitu pasti laku keras" Ucap rudi tak mau terlalu berharap.
"Iya juga ya. Malah biasanya lonte yang mukanya jelek yang memeknya lebih rapet. Tapi siapa juga yang nafsu sama yang mukanya jelek. Makanya rapet, pula jarang di pake. Hahaha" tawa Rusli
"Ya kan.. makanya sukur kita bisa make ini lonte yang masih lumayan jepit memeknya. Tapi teteknya lebih gede tetek si Gita ini deh" ucap Rudi menjulurkan tangannya meraih payudara Gita yang bergetar disetubuhi Rusli
"Soal memek ya kita belum tau, tapi soal tetek pasti si Nissa juaranya. Liat tuh bentukan dan kenyalnya. Pasti yahudd bener! Ini mah jauh" ucap Rusli yang kini bergantian menjulurkan tangannya meraih payudara kecil asih lalu sedikit menamparnya pelan
Asih yang mendengar ucapan Rusli tampak kesal. Tapi sodokan demi sodokan yang didera vaginanya mampu menyisihkan rasa kesal itu lalu kembali membuatnya menikmati genjotan Rudi. Bahkan tamparan tangan Rusli di dada kecilnya semakin membuatnya bernafsu.
"Ahhh ahhh enakkk genjot teruss .. teruss.. ahhh" racaunya semakin bernafsu
Annisa yang mendengar sayup obrolan mereka semakin berdesir. Nafasnya kian memburu menyaksikan batang kejantanan milik Rudheus yang sedang ia titjob, ditambah lagi sebelah badan kurus Rudheus, ia bisa melihat 2 orang pasangan yang sedang bersenggama ria.
"Kok badan aku makin panas. Apa aku pengen juga??" Batin Annisa menerka. Matanya tidak bisa terlepas dari lubang kencing penis rudheus yang hilang timbul dari belahan payudaranya
Tanpa disadarinya, ia jadi semakin bersemangat menekan nekan penis Rudheus dengan payudaranya. Memberikan tit job ternikmat yang pernah ia berikan.
"Uhhh udah Nissa.. cukup.. kalo terus digituin aku bisa cepat keluar. Uhh.. sekarang gantian, kamu baring sini" ucapnya mendorong badan Annisa sehingga penisnya terlepas dari jepitan susu kembar itu.
"I.. iya bang" jawab Annisa.
Padahal ia masih ingin menservis penis itu dengan susunya, ia masih ingin melihat penis itu timbul tenggelam di belahan payudaranya. Tapi ia pun menuruti. Annisa pun berdiri, namun belum sempat berbaring, Rudheus tiba-tiba mengangkat dress-nya terlepas. Membuat bagian atas Annisa sudah telanjang bulat mempertontonkan susu ranumnya dan hanya menyisakan celana dalamnya saja. Hanya tinggal melepaskan celana dalamnya saja, kondisinya akan sama dengan Gita dan asih, yang sudah telanjang bulat tanpa memakai apapun lagi.
Annisa lalu berbaring sesuai arahan tuannya. Posisinya pun bersebelahan dengan asih, membuat dari kiri ke kanan, posisinya adalah Gita, asih, dan Annisa.
Ia menolehkan kepalanya ke arah asih yang sedang merem melek, raut wajah nya sangat menikmati genjotan Rudi di vaginanya. Hembusan angin desahan asih bahkan sesekali menerpa wajah Annisa disebelahnya. Annisa pun makin terangsang, tanpa perlu disentuh pun kini vaginanya mulai terasa lembab.
Ia masih memandangi asih saat celana dalamnya tiba-tiba ditarik turun oleh seseorang. Tapi Annisa tidak memperdulikannya, bahkan saat 1 kakinya diangkat naik, ia hanya pasrah saja bahkan ikut menggerakkan kakinya.
Setelah melemparkan celana dalam itu menjauh dari pemiliknya , rudheus mendekatkan wajahnya sejajar dengan vagina sang bidadari. Di selangkangannya Rudheus memperhatikan dengan jelas bentuk vagina Annisa yang begitu tembem dengan labia Mayoranya yang berwarna merah muda. Aroma kewanitaannya juga ia hirup hikmat dengan semakin mendekatkan hidungnya ke vagina Annisa. Sungguh suatu hal yang menggoda. Tidak mungkin ada lelaki yang akan menyia-nyiakan vagina seindah ini jika tersaji gratis dihadapannya.
*Sllurppp*
Insting kelakilakiannya mengambil alih tubuhnya sehingga tanpa disadari, lidahnya sudah menjilati vagina indah tersebut.
"mpphhh... Ehmmmphhh" desis Annisa saat vaginanya disentuh oleh benda lunak nan basah milik Rudheus
"Tempiknya harum. Bentuknya cantik. Bulu jembutnya tipis. Rasanya gurih. Persis sesuai wajahnya yang ayu. Sempurna banget. Sllurppp" puji Rudheus terus menjilati sajian kesukaannya.
"Ahhhnnn.. emphh.." desah Annisa menggelinjang
Annisa kini ikut merem melek. Lidah basah Rudheus terus menyapu sekujur vaginanya. Lidah itu berputar-putar dan menoel Noel klirotis Annisa yang membuat pemiliknya sesekali mengejang nikmat.
Sementara Rudi yang masih menyodok asih disebelahnya semakin terangsang dengan kehadiran Annisa disebelahnya. Tanpa meminta izin dari rudheus, tangannya kini menjulur meraih payudara Annisa yang menganggur.
"Kenyal amat ini tetek. Mana besar pula. Jadi makin enak di grayangin gini" kata Rudi memuji payudara Annisa lalu meremas-remas nya
Tangan kasar itu kali ini tanpa penghalang dengan begitu bebasnya menjamah payudara Annisa. Puting bewarna cokelat mudanya juga tak luput dari jepitan dan cubitan jarinya.
"Aahhh jangan di tarik gitu pentil aku bang.. ehmmpp" desis Annisa saat Rudi menarik kuat puting payudaranya keatas hingga bongkahan melon besar itu terlihat memancung
sementara Rudheus terus memainkan hasrat Annisa lewat vaginanya. Lidahnya saat ini sudah berhasil membuka bibir kerang milik Annisa lalu menusukkannya kedalam menuju liang kawinnya. Tangan kanan Rudheus, mengambil payudara kanan Annisa yang tidak dimainkan oleh Rudi lalu ikut mengelusnya lembut diiringi remasan perlahan.
Annisa semakin merinding dengan perlakuan kedua lelaki itu di bagian sensitifnya. Bulu kuduknya berdiri karena rangsangan lidah basah rudheus dan tarikan jemari rudi. Matanya sudah ikutan merem melek seperti matanya asih yang sedang dipandanginya. Bedanya adalah, vaginanya masih belum dijejali penis seperti yang asih alami.
Kakinya semakin gusar untuk terus bergerak, rasa gatal didalam vaginanya muncul kembali seakan minta digaruk. Tapi Annisa masih malu untuk meminta duluan.
"Aachh acchhh... Aku mau muncrat bang.. acchhh" erang Gita yang sepertinya akan mendapatkan orgasmenya
"Aacccccchhh!" Sambungnya lagi saat klimaksnya datang
"Hehehe si lonte satu ini udah pipis aja. Aku masih belum loh sayang. Terima ini! Hnggkkk" Ucap Rusli semakin kencang menggenjot Gita
"Hebat lu bro. Aku juga ga mau kalah. lonte ini juga biar kubuat pipis.. hhnnggkkk!" Ucap Rudi melepas cubitannya dari susu Annisa lalu fokus menggempur vagina Asih.
"Aacchhh fvckkk enakkk aaacchhh!!"
"Oooohhh auuuhhh aacchhh"
Gita terus mengerang diiringi suara erangan Asih yang menguat. Keduanya semakin belingsatan di sodok oleh penis milik tuannya.
Sementara Annisa, malah jadi semakin bernafsu ingin merasakan nikmat yang sama seperti teman lontenya itu.
"Mau aku entot gak sayang??" Tanya Rudheus ke Annisa yang semakin gelisah
Annisa melirik kebawah, kearah selangkangannya tepat dimana Rudheus masih menyicipi vaginanya yang basah. Dalam hatinya ia sungguh ingin batang kejantanan Rudheus menjejali liang senggamanya yang begitu gatal. Tapi sisa-sisa akal sehatnya melarang, bukannya ia tidak mau, hanya saja ia tidak ingin dianggap semakin murahan oleh para buruh pabrik itu.
Annisa adalah sosok yang populer dikalangan teman dan rekan kerjanya. Ia begitu fashionable dengan tubuh indah yang ideal. Banyak lelaki dari berbagai kalangan usia terpana dengan kecantikannya. Sifatnya yang ramah dan pandai bergaul juga menjadikan Annisa punya banyak teman dan kolega. Karena kesempurnaannya itu, banyak juga lelaki yang terlanjur takut untuk mendekatinya karena merasa level Annisa tidak akan bisa digapainya. Namun kondisinya saat ini sangat lah unik dimana seorang istri Sholeha dengan spek bagai bidadari sedang mengalami gejolak batin. Gejolak yang ia tahu akan menjerumuskannya lebih dalam apabila tak bisa ia bendung. Tapi, syahwatnya berkata lain.
"Ehmmpppp" desis Annisa saat Rudheus bangkit menindih tubuhnya lalu mencium bibirnya.
Rasa manis langsung terasa dibenak Rudheus, rasa yang sangat berbeda dari rasa lendir kewanitaan yang baru saja ia cicip dari vaginanya.
"Kok diam aja sayang? Pengen kontolku gak??" Tanya Rudheus sambil menggesekkan penisnya di pintu vagina Annisa.
Sekilas sebuah sengatan muncul dari gesekan ujung gundul yang digesekkan itu. Annisa menatap sayu ke mata Rudheus yang begitu dekat dengannya. Hembusan nafasnya dapat terasa di bibir Rudheus yang baru saja bersentuhan dengan bibirnya. Ia masih bimbang, ia sangat menginginkannya tapi tidak mau kalau ia yang mengutarakannya duluan.
Suara desahan dari 2 pasangan disebelahnya terus memacunya birahinya kian meninggi hingga melampaui akal sehatnya, belum lagi Rudheus yang terus menggesek naik turun ujung gundul penisnya.
Rudheus sepertinya sangat paham kalau wanitanya itu ingin sekali disetubuhi, tapi ia masih jual mahal. Makanya ia terus menggodanya dengan gesekan penisnya dan sesekali gigitan di daun telinga Annisa.
Annisa malah memalingkan pandangannya dari Rudheus. Ia kembali menatap Asih yang merem melek keenakan membayangkan apabila dirinya bertukar posisi dengannya.
"Pasti enak ya, kalau di entot kencang kayak kak Asih?" Batinnya menerawang
Rudheus terus menggesekkan penisnya. Kali ini ia buat gerakan yang lebih variasi untuk menggoda Annisa. Vaginanya yang kian basah semakin menggoda untuk di masukin, yang membuat Rudheus sengaja menekan nekan penisnya masuk sedikit lalu mengeluarkannya kembali.
"Anjai.. baru masuk dikit aja udah terasa ngempot" batin Rudheus semakin penasaran tapi ia juga urung untuk kalah dari Annisa.
"Ehmppp~" desis Annisa menutup separuh matanya meresapi nikmat akibat kembali merasakan pintu liang kawinnya perlahan membuka dimasuki penis haram lelaki lain.
Namun kembali saat ujung gundulnya baru masuk setengahnya, Rudheus kembali menariknya keluar. Terus begitu hingga lama kelamaan Annisa yang merasa kentang menatap jutek ke Rudheus.
"Kenapa sayang?? Kalo mau kontol bilang dong. Hehe" tanya Rudheus kembali mencelupkan penisnya sedikit lebih dalam.
"Ahhh bang" rintih Annisa menatap sayu
Annisa masih mempertahankan harga dirinya. Ia masih bertahan untuk tidak mau meminta duluan. Ia berharap lelakinya itu langsung saja menancapkan penisnya tanpa harus bertanya apalagi memintanya untuk menjawab terlebih dulu.
Rudheus sebenarnya juga sudah tidak sabar, tapi ia masih ingin menunggu Annisa melunak dan menepikan rasa sok jual mahalnya. Tapi anehnya setiap Rudheus sedikit memasukkan ujung penisnya, rasanya ia ingin memasukkannya lebih lama lagi dan tentu lebih dalam lagi. Terus seperti itu sampai Rudheus akhirnya terpaksa menyerah kalah.
"Ahh sial lah cewek ini masih sok jual mahal juga. Padahal tempiknya udah banjir gini. Haddeh!" Batinnya
Tanpa perlu menunggu jawaban annisa, kali ini Rudheus yang sudah memasukkan setengah ujung gundulnya terus menekan masuk penisnya. Perlahan, sedikit demi sedikit penisnya terus membelah bibir vagina Annisa dan menghilang ditelan goa kenikmatan milik wanita cantik itu.
*Srtt.. srtt.. Srtt.. bleshh!*
"Empphhh.. ahhh.. Bang... Udah masuk yaa?? Sshhh.. emmpphhh" desis Annisa merasakan liang kawinnya kembali dijejali sebuah penis baru.
"Ahhh.. hmmmp.. iya udah masuk.. anjai rapat banget kamu sayang.. uhhh" desis Rudheus
"Akhirnya jebol juga itu memek. Lama amat lu rudeng. Udah, buruan pompa!. Biar cepat gantian." Kata Rusli yang terus menyodok Gita
"Aachhh keluarrr!!"
*Srrr*
Asih ternyata sampai duluan. Tubuhnya mengejang disebalah Annisa. Rudi yang mengetahui wanitanya orgasme menghentikan sebentar pompaannya. Ia juga sebenarnya sudah akan klimaks, tapi sengaja memberikan jeda kepada Asih agar menikmati orgasmenya dahulu sekalian membuat Rudi bisa menahan diri sedikit lebih lama lagi.
"Sekarang giliran kita yang enak-enak ya sayang?? Nih Abang mulai.. hhgkkkk!" Kata Rudheus mulai memaju mundurkan pinggulnya.
"Sshhh emmpphh... He"em.." balas Annisa mulai merasakan ada yang keluar masuk dari liang kawinnya
Rudheus merasakan penisnya seperti diempot vacum. Penisnya juga seperti di jepit dan diurut. Benar-benar sesuatu yang langka dirasakan, apalagi dari seorang yang bukanlah perawan.
Kini Annisa berada diposisi yang sama dengan Asih dan Gita. Mereka bertiga sedang dientot bersebelahan dengan posisi misionaris.
Saat baru saja mulai menikmati persetubuhannya, bayang-bayang mas Farhan terlintas dibenak Annisa. Biasanya di jam segini mereka sudah berpelukan sambil menonton film di layar tv jumbo kamarnya, saling bermanjaan menikmati momen indah berdua.
"Maafin umi ya Abi.. tapi ini semua demi Abi juga. Demi keluarga kecil kita..." batin Annisa. Ia merasa bersalah. Ia jadi tidak enak tapi rangsangan di vaginanya membuat rasa penyesalan itu tidak berlangsung lama hinggap di benaknya.
"Mau aku entot gak sayang??" Tanya Rudheus ke Annisa yang semakin gelisah
Annisa melirik kebawah, kearah selangkangannya tepat dimana Rudheus masih menyicipi vaginanya yang basah. Dalam hatinya ia sungguh ingin batang kejantanan Rudheus menjejali liang senggamanya yang begitu gatal. Tapi sisa-sisa akal sehatnya melarang, bukannya ia tidak mau, hanya saja ia tidak ingin dianggap semakin murahan oleh para buruh pabrik itu.
Annisa adalah sosok yang populer dikalangan teman dan rekan kerjanya. Ia begitu fashionable dengan tubuh indah yang ideal. Banyak lelaki dari berbagai kalangan usia terpana dengan kecantikannya. Sifatnya yang ramah dan pandai bergaul juga menjadikan Annisa punya banyak teman dan kolega. Karena kesempurnaannya itu, banyak juga lelaki yang terlanjur takut untuk mendekatinya karena merasa level Annisa tidak akan bisa digapainya. Namun kondisinya saat ini sangat lah unik dimana seorang istri Sholeha dengan spek bagai bidadari sedang mengalami gejolak batin. Gejolak yang ia tahu akan menjerumuskannya lebih dalam apabila tak bisa ia bendung. Tapi, syahwatnya berkata lain.
"Ehmmpppp" desis Annisa saat Rudheus bangkit menindih tubuhnya lalu mencium bibirnya.
Rasa manis langsung terasa dibenak Rudheus, rasa yang sangat berbeda dari rasa lendir kewanitaan yang baru saja ia cicip dari vaginanya.
"Kok diam aja sayang? Pengen kontolku gak??" Tanya Rudheus sambil menggesekkan penisnya di pintu vagina Annisa.
Sekilas sebuah sengatan muncul dari gesekan ujung gundul yang digesekkan itu. Annisa menatap sayu ke mata Rudheus yang begitu dekat dengannya. Hembusan nafasnya dapat terasa di bibir Rudheus yang baru saja bersentuhan dengan bibirnya. Ia masih bimbang, ia sangat menginginkannya tapi tidak mau kalau ia yang mengutarakannya duluan.
Suara desahan dari 2 pasangan disebelahnya terus memacunya birahinya kian meninggi hingga melampaui akal sehatnya, belum lagi Rudheus yang terus menggesek naik turun ujung gundul penisnya.
Rudheus sepertinya sangat paham kalau wanitanya itu ingin sekali disetubuhi, tapi ia masih jual mahal. Makanya ia terus menggodanya dengan gesekan penisnya dan sesekali gigitan di daun telinga Annisa.
Annisa malah memalingkan pandangannya dari Rudheus. Ia kembali menatap Asih yang merem melek keenakan membayangkan apabila dirinya bertukar posisi dengannya.
"Pasti enak ya, kalau di entot kencang kayak kak Asih?" Batinnya menerawang
Rudheus terus menggesekkan penisnya. Kali ini ia buat gerakan yang lebih variasi untuk menggoda Annisa. Vaginanya yang kian basah semakin menggoda untuk di masukin, yang membuat Rudheus sengaja menekan nekan penisnya masuk sedikit lalu mengeluarkannya kembali.
"Anjai.. baru masuk dikit aja udah terasa ngempot" batin Rudheus semakin penasaran tapi ia juga urung untuk kalah dari Annisa.
"Ehmppp~" desis Annisa menutup separuh matanya meresapi nikmat akibat kembali merasakan pintu liang kawinnya perlahan membuka dimasuki penis haram lelaki lain.
Namun kembali saat ujung gundulnya baru masuk setengahnya, Rudheus kembali menariknya keluar. Terus begitu hingga lama kelamaan Annisa yang merasa kentang menatap jutek ke Rudheus.
"Kenapa sayang?? Kalo mau kontol bilang dong. Hehe" tanya Rudheus kembali mencelupkan penisnya sedikit lebih dalam.
"Ahhh bang" rintih Annisa menatap sayu
Annisa masih mempertahankan harga dirinya. Ia masih bertahan untuk tidak mau meminta duluan. Ia berharap lelakinya itu langsung saja menancapkan penisnya tanpa harus bertanya apalagi memintanya untuk menjawab terlebih dulu.
Rudheus sebenarnya juga sudah tidak sabar, tapi ia masih ingin menunggu Annisa melunak dan menepikan rasa sok jual mahalnya. Tapi anehnya setiap Rudheus sedikit memasukkan ujung penisnya, rasanya ia ingin memasukkannya lebih lama lagi dan tentu lebih dalam lagi. Terus seperti itu sampai Rudheus akhirnya terpaksa menyerah kalah.
"Ahh sial lah cewek ini masih sok jual mahal juga. Padahal tempiknya udah banjir gini. Haddeh!" Batinnya
Tanpa perlu menunggu jawaban annisa, kali ini Rudheus yang sudah memasukkan setengah ujung gundulnya terus menekan masuk penisnya. Perlahan, sedikit demi sedikit penisnya terus membelah bibir vagina Annisa dan menghilang ditelan goa kenikmatan milik wanita cantik itu.
*Srtt.. srtt.. Srtt.. bleshh!*
"Empphhh.. ahhh.. Bang... Udah masuk yaa?? Sshhh.. emmpphhh" desis Annisa merasakan liang kawinnya kembali dijejali sebuah penis baru.
"Ahhh.. hmmmp.. iya udah masuk.. anjai rapat banget kamu sayang.. uhhh" desis Rudheus
"Akhirnya jebol juga itu memek. Lama amat lu rudeng. Udah, buruan pompa!. Biar cepat gantian." Kata Rusli yang terus menyodok Gita
"Aachhh keluarrr!!"
*Srrr*
Asih ternyata sampai duluan. Tubuhnya mengejang disebalah Annisa. Rudi yang mengetahui wanitanya orgasme menghentikan sebentar pompaannya. Ia juga sebenarnya sudah akan klimaks, tapi sengaja memberikan jeda kepada Asih agar menikmati orgasmenya dahulu sekalian membuat Rudi bisa menahan diri sedikit lebih lama lagi.
"Sekarang giliran kita yang enak-enak ya sayang?? Nih Abang mulai.. hhgkkkk!" Kata Rudheus mulai memaju mundurkan pinggulnya.
"Sshhh emmpphh... He"em.." balas Annisa mulai merasakan ada yang keluar masuk dari liang kawinnya
Rudheus merasakan penisnya seperti diempot vacum. Penisnya juga seperti di jepit dan diurut. Benar-benar sesuatu yang langka dirasakan, apalagi dari seorang yang bukanlah perawan.
Kini Annisa berada diposisi yang sama dengan Asih dan Gita. Mereka bertiga sedang dientot bersebelahan dengan posisi misionaris.
Saat baru saja mulai menikmati persetubuhannya, bayang-bayang mas Farhan terlintas dibenak Annisa. Biasanya di jam segini mereka sudah berpelukan sambil menonton film di layar tv jumbo kamarnya, saling bermanjaan menikmati momen indah berdua.
"Maafin umi ya Abi.. tapi ini semua demi Abi juga. Demi keluarga kecil kita..." batin Annisa. Ia merasa bersalah. Ia jadi tidak enak tapi rangsangan di vaginanya membuat rasa penyesalan itu tidak berlangsung lama hinggap di benaknya.
Kaki kiri Annisa kini diangkat menyender di bahu kanan Rudheus. Dengan agak menyamping, Rudheus kini lebih cepat menggenjot vagina Annisa. Banyaknya cairan cinta nya tentu sangat membantu proses penetrasi batang keras Rudheus. Jepitan dari vagina sempitnya membuat penis Rudheus seakan diempot masuk ketika di tarik.
"Gak nyangka memek kamu seenak ini sayang. Rasanya Sempit dan legit! Hoohhh mantap sekaleee. Hggkkkk!" Racau Rudheus
"Enak rudeng? Serius masih sempit?? Berarti salah dong perkiraan lu tadi Rudi" kata Rusli
"Ya itukan cuma perkiraan. Kalo memeknya masih rapat ya bagus. Wajahnya bagus, memeknya juga bagus. Gak rugi kita keluar lebih banyak. Hahaha" kekeh Rudi
"Iya enak kali memeknya. Kontolku berasa di jepit. Memeknya bahkan lebih sempit dari memek anak kuliah yang kuperawani dulu. Padahal becek gini tapi masih bisa njepit. Wuedan!!" Kata Rudheus terus menggenjot vagina Annisa
"Ya udah cepatan nembak. Biar gantian" kata Rusli gak sabar
"Hahah sorry Bro. Aku kan tahan lama. Meski jumpa memek seenak ini, aku gak akan muncrat secepat itu. Malah aku yang akan buat memek ini muncrat berkali-kali dulu. Hahaha" kekeh Rudheus menyombongkan diri
"Sshhh ahhh emmpphhh ahhh ahhh pelan ajahh bang.. ahhh emmph pelannn ahhh" desah Annisa kelonjotan terus digenjot dengan kencang oleh rudheus
"Mana bisa pelan kalo ngentotin cewek seenak kamu sayang. Biar 2 disebelah juga semakin ngiler. Hahaha " jawab rudheus semakin bersemangat
"Sial kau rudeng!" Kata Rudi dan Rusli bersamaan
Seluruh tubuh Annisa bergetar mendapat sodokan yang begitu kencang. Payudaranya juga berayun-ayun mengikuti irama sodokan sang pejantan. Sungguh pemandangan yang begitu jarang, di sebuah penginapan murah di kota hujan, di kamar 402, 3 orang wanita muda dengan intensnya sedang dikawini oleh 3 orang pria buruh kasar pabrik.
===x=x=x===
sememtara itu..
Pak Sugiono tengah bersantai sambil merokok di teras kamar no.404. ia mendengarkan alunan musik yang diputar melalui handphone jadulnya. Suasananya sangat tenang, hanya saja banyak nyamuk yang terkadang menggangu waktu tenangnya tersebut.
Namun alunan musik yang diputarnya itu berhenti, berganti dengan alunan ringtone yang menandakan ada seseorang yang sedang menghubunginya. Pak Sugiono langsung menoleh melihat identitas si pemanggil, dahi nya langsung mengernyit saat melihat nama Sony tertera di layar handphone.
"Kek Ono. Pelanggannya udah mau sampai. Cepat siapin Annisa. Jangan sampe beliau kecewa!" Kata Sony
"Iya siap bang. Laksanakan" jawabnya
Telepon itu pun terputus. Pak Sugiono dengan sigap langsung berjalan menuju kamar 402, tempat dimana Annisa sedang dinikmati. Langkahnya cepat, tatapannya fokus, ia sedang mempersiapkan alasan untuk mengambil Annisa dari ketiga buruh kasar pabrik itu.
===x=x=x===
sementara itu..
Disuatu tempat di kota gudeg, sesosok lelaki yang baru pulang dari kegiatan rapatnya sedang berbelanja oleh-oleh khas setempat. Tawar menawar pun terjadi sampai ia berhasil mendapatkan 30% diskon untuk seutas gamis yang dipilihnya. Dipikirannya, gamis itu akan ia berikan kepada istri cantiknya dirumah sebagai oleh-oleh.
"Si bapak pande banget nawarnya. Kewalahan saya. Padahal ini barang baru loh pak, masih langka di pasaran. Yowes anggap aja rezeki buat si bapaknya" Kata si penjual
"Hehe. Terima kasih Bu. Ini rezeki istri saya kok. Hehe" ucapnya sambil membayar
"Oooh untuk istri toh. Bapaknya ganteng gini pasti istrinya juga cuantik ya. Yowes salam buat istrinya si bapak" kata si penjual
"Ya untuk istri saya toh Bu. Masa untuk selingkuhan? Mana punya saya. Hehe. Insyaallah nanti saya sampaikan salam ibu" jawab pria itu dengan senyum lalu pergi meninggalkan sebuah toko pakaian ternama di jl. Mali*boro.
Pria tampan itu pun berjalan menelusuri jalan setapak yang begitu panjang, ramai sekali tempat itu. Ya, daerah situ memanglah salah satu ikon kota gudeg. Banyak muda-mudi berkumpul untuk nongkrong, untuk berbelanja, atau sekedar ingin menikmati suasananya yang syahdu. Pria itu menikmati setiap langkah kakinya, alunan instrumen Jawa klasik menggema lewat audio yang terpasang di sudut jalan. Tepat di depannya berjalan sepasang suami istri. Mereka begitu mesra sehingga membuat pria itu semakin rindu dengan istri cantiknya yang ia tinggal di rumah seorang diri.
"Kapan-kapan umi harus aku ajak kemari. Biar kami bisa seperti pasangan itu. Enaknyaa" batinnya terus mengamati pasangan didepannya
"Umi lagi apa ya? Eh. udah mau jam 10. Jam segini sih biasanya umi udah mau tidur." Batinnya teringat kebiasaan istrinya
Ia pun kembali menatap kantung kresek tempat gamis yang baru ia beli. Pikirannya berimajinasi membayangkan istrinya yang cantik sedang memakainya sambil bergandengan tangan.
"Moga umi suka dengan surprise ku ini" batinnya penuh harap
Ia pun menepi dipinggir jalan lalu memanggil taksi untuk kembali ke hotel tempatnya menginap.
===x=x=x===
pada waktu yang sama di tempat berbeda.
*Tok tok tok!*
Terdengar suara ketukan pintu. 6 orang yang berada didalamnya pun kaget tidak menyangka kalau akan ada gangguan seperti itu.
"Buka pintunya rud. Liat sapa yang datang" kata Rusli menyuruh rudi
"Lu aja lah gue lagi asik gini. Atau lu aja rudeng. Cepat buka pintu noh" suruh Rudi ke Rudheus
"Njirr.. Bukan lu aja yang asik. Gak liat apa lu gua lagi enak juga?? Hggkkk" jawab rudheus mengelak
Ketiga pria itu saling mengelak untuk membuka pintu. Siapa juga yang mau menghentikan sementara perbuatan mesumnya, apalagi Rudi dan Rusli, yang sepertinya sedang menyongsong klimaksnya. Rudheus juga yang sedang enak-enak nya mengawini seorang bidadari, pastilah tidak mau rugi.
"Achkk ahhckkk.. adu suit aja lagi bang.. aahhh" usul Gita sambil terus mendesah
"Gimana gais?" Kata Rudi meneruskan ide Gita ke temannya
"Ahh sial bikin ribet aja sih. Siapa juga yang ganggu orang lagi enak-enak?!" Ucap Rusli kesal
Meski kesal, meski tidak mau saling mengalah, tapi seperti ya tidak ada cara lain lagi. mereka pun setuju untuk adu suit.
"Kayak tadi ya. Maksimal 4 kali suit. Yang menang 2x, dia yang buka pintu." Ucap Rusli
"Ok" jawab Rudheus
"Ok lah" jawab Rudi
Mereka bertiga tetap menggenjot wanitanya. Penisnya masih keluar masuk dengan kencang meski mereka terlihat saling mengobrol dan akan beradu suit sementara wanitanya dibawah hanya pasrah menikmati.
"Gak nyangka memek kamu seenak ini sayang. Rasanya Sempit dan legit! Hoohhh mantap sekaleee. Hggkkkk!" Racau Rudheus
"Enak rudeng? Serius masih sempit?? Berarti salah dong perkiraan lu tadi Rudi" kata Rusli
"Ya itukan cuma perkiraan. Kalo memeknya masih rapat ya bagus. Wajahnya bagus, memeknya juga bagus. Gak rugi kita keluar lebih banyak. Hahaha" kekeh Rudi
"Iya enak kali memeknya. Kontolku berasa di jepit. Memeknya bahkan lebih sempit dari memek anak kuliah yang kuperawani dulu. Padahal becek gini tapi masih bisa njepit. Wuedan!!" Kata Rudheus terus menggenjot vagina Annisa
"Ya udah cepatan nembak. Biar gantian" kata Rusli gak sabar
"Hahah sorry Bro. Aku kan tahan lama. Meski jumpa memek seenak ini, aku gak akan muncrat secepat itu. Malah aku yang akan buat memek ini muncrat berkali-kali dulu. Hahaha" kekeh Rudheus menyombongkan diri
"Sshhh ahhh emmpphhh ahhh ahhh pelan ajahh bang.. ahhh emmph pelannn ahhh" desah Annisa kelonjotan terus digenjot dengan kencang oleh rudheus
"Mana bisa pelan kalo ngentotin cewek seenak kamu sayang. Biar 2 disebelah juga semakin ngiler. Hahaha " jawab rudheus semakin bersemangat
"Sial kau rudeng!" Kata Rudi dan Rusli bersamaan
Seluruh tubuh Annisa bergetar mendapat sodokan yang begitu kencang. Payudaranya juga berayun-ayun mengikuti irama sodokan sang pejantan. Sungguh pemandangan yang begitu jarang, di sebuah penginapan murah di kota hujan, di kamar 402, 3 orang wanita muda dengan intensnya sedang dikawini oleh 3 orang pria buruh kasar pabrik.
===x=x=x===
sememtara itu..
Pak Sugiono tengah bersantai sambil merokok di teras kamar no.404. ia mendengarkan alunan musik yang diputar melalui handphone jadulnya. Suasananya sangat tenang, hanya saja banyak nyamuk yang terkadang menggangu waktu tenangnya tersebut.
Namun alunan musik yang diputarnya itu berhenti, berganti dengan alunan ringtone yang menandakan ada seseorang yang sedang menghubunginya. Pak Sugiono langsung menoleh melihat identitas si pemanggil, dahi nya langsung mengernyit saat melihat nama Sony tertera di layar handphone.
"Kek Ono. Pelanggannya udah mau sampai. Cepat siapin Annisa. Jangan sampe beliau kecewa!" Kata Sony
"Iya siap bang. Laksanakan" jawabnya
Telepon itu pun terputus. Pak Sugiono dengan sigap langsung berjalan menuju kamar 402, tempat dimana Annisa sedang dinikmati. Langkahnya cepat, tatapannya fokus, ia sedang mempersiapkan alasan untuk mengambil Annisa dari ketiga buruh kasar pabrik itu.
===x=x=x===
sementara itu..
Disuatu tempat di kota gudeg, sesosok lelaki yang baru pulang dari kegiatan rapatnya sedang berbelanja oleh-oleh khas setempat. Tawar menawar pun terjadi sampai ia berhasil mendapatkan 30% diskon untuk seutas gamis yang dipilihnya. Dipikirannya, gamis itu akan ia berikan kepada istri cantiknya dirumah sebagai oleh-oleh.
"Si bapak pande banget nawarnya. Kewalahan saya. Padahal ini barang baru loh pak, masih langka di pasaran. Yowes anggap aja rezeki buat si bapaknya" Kata si penjual
"Hehe. Terima kasih Bu. Ini rezeki istri saya kok. Hehe" ucapnya sambil membayar
"Oooh untuk istri toh. Bapaknya ganteng gini pasti istrinya juga cuantik ya. Yowes salam buat istrinya si bapak" kata si penjual
"Ya untuk istri saya toh Bu. Masa untuk selingkuhan? Mana punya saya. Hehe. Insyaallah nanti saya sampaikan salam ibu" jawab pria itu dengan senyum lalu pergi meninggalkan sebuah toko pakaian ternama di jl. Mali*boro.
Pria tampan itu pun berjalan menelusuri jalan setapak yang begitu panjang, ramai sekali tempat itu. Ya, daerah situ memanglah salah satu ikon kota gudeg. Banyak muda-mudi berkumpul untuk nongkrong, untuk berbelanja, atau sekedar ingin menikmati suasananya yang syahdu. Pria itu menikmati setiap langkah kakinya, alunan instrumen Jawa klasik menggema lewat audio yang terpasang di sudut jalan. Tepat di depannya berjalan sepasang suami istri. Mereka begitu mesra sehingga membuat pria itu semakin rindu dengan istri cantiknya yang ia tinggal di rumah seorang diri.
"Kapan-kapan umi harus aku ajak kemari. Biar kami bisa seperti pasangan itu. Enaknyaa" batinnya terus mengamati pasangan didepannya
"Umi lagi apa ya? Eh. udah mau jam 10. Jam segini sih biasanya umi udah mau tidur." Batinnya teringat kebiasaan istrinya
Ia pun kembali menatap kantung kresek tempat gamis yang baru ia beli. Pikirannya berimajinasi membayangkan istrinya yang cantik sedang memakainya sambil bergandengan tangan.
"Moga umi suka dengan surprise ku ini" batinnya penuh harap
Ia pun menepi dipinggir jalan lalu memanggil taksi untuk kembali ke hotel tempatnya menginap.
===x=x=x===
pada waktu yang sama di tempat berbeda.
*Tok tok tok!*
Terdengar suara ketukan pintu. 6 orang yang berada didalamnya pun kaget tidak menyangka kalau akan ada gangguan seperti itu.
"Buka pintunya rud. Liat sapa yang datang" kata Rusli menyuruh rudi
"Lu aja lah gue lagi asik gini. Atau lu aja rudeng. Cepat buka pintu noh" suruh Rudi ke Rudheus
"Njirr.. Bukan lu aja yang asik. Gak liat apa lu gua lagi enak juga?? Hggkkk" jawab rudheus mengelak
Ketiga pria itu saling mengelak untuk membuka pintu. Siapa juga yang mau menghentikan sementara perbuatan mesumnya, apalagi Rudi dan Rusli, yang sepertinya sedang menyongsong klimaksnya. Rudheus juga yang sedang enak-enak nya mengawini seorang bidadari, pastilah tidak mau rugi.
"Achkk ahhckkk.. adu suit aja lagi bang.. aahhh" usul Gita sambil terus mendesah
"Gimana gais?" Kata Rudi meneruskan ide Gita ke temannya
"Ahh sial bikin ribet aja sih. Siapa juga yang ganggu orang lagi enak-enak?!" Ucap Rusli kesal
Meski kesal, meski tidak mau saling mengalah, tapi seperti ya tidak ada cara lain lagi. mereka pun setuju untuk adu suit.
"Kayak tadi ya. Maksimal 4 kali suit. Yang menang 2x, dia yang buka pintu." Ucap Rusli
"Ok" jawab Rudheus
"Ok lah" jawab Rudi
Mereka bertiga tetap menggenjot wanitanya. Penisnya masih keluar masuk dengan kencang meski mereka terlihat saling mengobrol dan akan beradu suit sementara wanitanya dibawah hanya pasrah menikmati.
Rusli yang menjadi juri sudah memberi isyarat kalau adu suit akan dimulai. Rudheus dan Rudi pun sudah menyiapkan tangannya.
"Ok ya.. 1.. 2...3!"
"Sial. Malah menang pula" gerutu Rudi
"Ok ya. Babak ke-2. 1..2...3!"
"Waduh kok jadi aku yang menang" ucap Rudheus
"Rudi 1x Rudheus 1x. Kalo antara Kelen 1x menang lagi, dia yang buka pintu" kata Rusli tersenyum jumawa
Sungguh aneh. Biasanya semua orang akan berkompetisi untuk menang. Tapi tidak untuk saat ini, dia yang memenangkan adu suit adalah dia yang kalah karena aktifitas seksualnya akan terganggu.
"Ok ronde ke-3. 1..2...3!"
Rudi, Rusli, dan rudheus langsung menunjukkan tangannya namun naas bagi rudheus,
"Ah siall! Kok aku lagi!" Celetuk Rudheus yang ternyata kembali menang.
*TOK TOK TOK!!*
"Misi mas!!"
Ketukan terdengar semakin keras diiringi suara pak Sugiono yang memanggil. Rudheus yang masih tampak tak ikhlas melepas penisnya dari vagina Annisa tampak semakin mengernyit. Ia belum berhenti bergoyang, penisnya masih keluar masuk liang kawin betinanya yang begitu acuh dengan keadaan.
"Udah cepat sana. Nanti malah ribet kalo gak cepat dibuka." Celetuk Rusli kembali bersuara
*Ploopph*
Dengan sangat terpaksa Rudheus menarik lepas penisnya keluar dari vagina Annisa. Seketika seperti ada ruang kosong dalam vaginanya yang membuat Annisa merasa hampa. Annisa juga merasa tanggung, saat dia lagi enak-enak nya malah di buat kentang karena pejantanya harus membukakan pintu dan meladeni seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
Dengan langkah seribu Rudheus langsung mengambil sebuah handuk digantungan lalu melilitkannya menutupi pinggang dan kemaluannya.
"Sabar ya sayang. Ntar lagi kontolku bakal masuk lagi ke memekmu kok" kata Rudheus mendekati Annisa lalu meremas payudara kanannya
"Emmphhh~" desis wanita cantik itu
Rudheus pun membuka pintu kamarnya. meski teman-temannya masih saja melakukan tindakan haram itu, namun Rudheus tetap membuka lebar pintunya. Pak Sugiono yang berdiri tepat dipintu pun langsung dapat melihat kedalam kamar, ia sedikit terkejut melihat Annisa sedang dalam keadaan telanjang terbaring di kasur bersebelahan dengan 2 orang wanita lain yang sedang disetubuhi. Begitu juga temannya, seperti tidak ada rasa malu, mereka tetap melanjutkan aktivitas nya. Bahkan Rudi semakin mempercepat genjotannya di vagina Asih yang membuat suara kecipaknya kian lantang terdengar di telinga pak Sugiono.
"Ada apa ya pak?" Tanya Rudheus dengan muka kesal
"Maaf sebelumnya mengganggu mas nya sekalian. Tapi saya ada urusan dengan mbak Annisa yang sedang baring disitu" kata pak Sugiono menunjuk ke arah Annisa
"Dia lagi aku pake pak. Kalo mau pake dia besok aja." Kata Rudheus semakin kesal
"Bukan begitu mas. Mbak annisanya sudah ada janji. saya hanya membuat mbak Annisa menepati janjinya aja" ucap pak Sugiono tetap tenang.
Beda dari pak Sugiono yang tampak tenang, Rudheus tampak semakin kesal. Ia yang belum lama memakai jasa Annisa, sudah terganggu seperti ini.
"Mana bisa seperti itu. Aku udah bayar. Kami udah deal dan bayar juga" kata Rudheus dengan nada suara yang semakin meninggi
Rusli yang masih menggenjot Gita tampak menghentikan goyangannya. Matanya melirik ke arah Rudheus yang sedang meladeni pak Sugiono lalu melirik ke arah Annisa yang masih terbaring mengangkang. Tiba-tiba ia melepaskan penisnya dari vagina Gita.
Ia mengendap mundur dan melangkah kebelakang Rudi yang masih meneruskan genjotannya di vagina asih, terus mengendap kearah Annisa yang tidak menyadari kehadirannya lalu mengambil kaki Annisa yang terjuntai di pinggiran ranjang.
"Ehhh.. ehhh.. sshhh.. bang.. ahhh!!.. empphhh sshhh aahhh" erang Annisa dengan mata terbelalak.
Rupanya tiba-tiba vagina nganggur milik Annisa sudah dimasuki penis lain lagi. Rusli yang dari awal memang begitu menginginkan Annisa langsung saja menancapkan penis kerasnya kedalam liang kawin Annisa.
Untung saja penisnya berukuran lebih kecil, untung saja penis itu masih licin terkena sisa cairan cinta Gita, untung saja vagina Annisa sudah sangat basah, ia jadi berhasil mencoblos Annisa dalam 1 hentakan keras.
"Oohh gini rasanya.. enak banget.. lebih jepit dari memek Gita yang udah agak longgar" racaunya terus menggenjot kencang Annisa.
Sama seperti Rudheus. Ia begitu menikmati lunah kenikmatan milik istrinfarhan itu. Rasanya benar-benar membuat ketagihan dan mubasirnjika disia-siakan.
Badan Annisa kembali tersentak sentak di gempur oleh penis keras Rusli. Karena tahu waktu nya tidak banyak, Rusli langsung sekuat tenaga menggenjot vagina sempit Annisa.
"Aaahhh bang!... Aaahhh! Aaahhh!" Erang Annisa kesulitan mengatur napasnya
"Anj1ng! Gitu ada kesempatan main coblos cewek orang aja lu. Oalah" celetuk Rudi masih memompa Asih.
Ia tak menyangka Rusli akan senekat itu. Padahal dalam hatinya ia merasa kesal, kenapa tidak bertindak lebih dulu dari Rusli. Apalagi Annisa berada disebelahnya.
"Ahhh. Ahhh.. enak banget memeknya.. hangatt.. ahhh.. biar... Akhirnya kesampaian.. ahh ahh ahh" desah Rusli mengabaikan Rudi
Rudheus dan pak Sugiono yang mendengar erangan Annisa pun langsung melihat sumber suara. Rudheus kian menggerutu melihat wanitanya sedang dipake oleh temannya, sementara pak Sugiono masih menyampaikan maksudnya kepada Rudheus.
"Jadi saya ambil kembali ya mbak Annisanya." Kata pak Sugiono kembali dengan lembutnya meminta izin
"Enak aja lu kakek tua. Udah lu pulang sana. Urus aja urusan Lo sendiri" kata Rudheus sambil menolak pundak pak Sugiono hingga ia mundur beberapa langkah
"Woi! Kok main kasar gitu kau!" Teriak seorang lelaki.
"Anj1ng siapa lagi ini!" Katanya mencoba melihat orang yang teriak tadi.
Tak lama ia pun melihat seorang lelaki dengan tubuhnya yang besar datang. Nyalinya seakan menciut karena mengetahui lelaki tersebut adalah seorang preman yang menguasai penginapan itu.
"maaf bang. Tapi yang salah kakek tua ini. Kami udah bayar kok dia mau ambil barang kami aja" ujarnya kepada preman itu
"Oh syukur kamu datang. Tolong dilanjut aja mas" kata pak Sugiono mempersilahkan preman itu berbicara dengan Rudheus
"Ehmmpp ahhh ehmmpppp ahhh ssshhh" desah Annisa dari dalam kamar
"Auuhhh auuhhh aaahhh aaauuhhh" erang Asih disebelahnya
"Ok ya.. 1.. 2...3!"
"Sial. Malah menang pula" gerutu Rudi
"Ok ya. Babak ke-2. 1..2...3!"
"Waduh kok jadi aku yang menang" ucap Rudheus
"Rudi 1x Rudheus 1x. Kalo antara Kelen 1x menang lagi, dia yang buka pintu" kata Rusli tersenyum jumawa
Sungguh aneh. Biasanya semua orang akan berkompetisi untuk menang. Tapi tidak untuk saat ini, dia yang memenangkan adu suit adalah dia yang kalah karena aktifitas seksualnya akan terganggu.
"Ok ronde ke-3. 1..2...3!"
Rudi, Rusli, dan rudheus langsung menunjukkan tangannya namun naas bagi rudheus,
"Ah siall! Kok aku lagi!" Celetuk Rudheus yang ternyata kembali menang.
*TOK TOK TOK!!*
"Misi mas!!"
Ketukan terdengar semakin keras diiringi suara pak Sugiono yang memanggil. Rudheus yang masih tampak tak ikhlas melepas penisnya dari vagina Annisa tampak semakin mengernyit. Ia belum berhenti bergoyang, penisnya masih keluar masuk liang kawin betinanya yang begitu acuh dengan keadaan.
"Udah cepat sana. Nanti malah ribet kalo gak cepat dibuka." Celetuk Rusli kembali bersuara
*Ploopph*
Dengan sangat terpaksa Rudheus menarik lepas penisnya keluar dari vagina Annisa. Seketika seperti ada ruang kosong dalam vaginanya yang membuat Annisa merasa hampa. Annisa juga merasa tanggung, saat dia lagi enak-enak nya malah di buat kentang karena pejantanya harus membukakan pintu dan meladeni seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
Dengan langkah seribu Rudheus langsung mengambil sebuah handuk digantungan lalu melilitkannya menutupi pinggang dan kemaluannya.
"Sabar ya sayang. Ntar lagi kontolku bakal masuk lagi ke memekmu kok" kata Rudheus mendekati Annisa lalu meremas payudara kanannya
"Emmphhh~" desis wanita cantik itu
Rudheus pun membuka pintu kamarnya. meski teman-temannya masih saja melakukan tindakan haram itu, namun Rudheus tetap membuka lebar pintunya. Pak Sugiono yang berdiri tepat dipintu pun langsung dapat melihat kedalam kamar, ia sedikit terkejut melihat Annisa sedang dalam keadaan telanjang terbaring di kasur bersebelahan dengan 2 orang wanita lain yang sedang disetubuhi. Begitu juga temannya, seperti tidak ada rasa malu, mereka tetap melanjutkan aktivitas nya. Bahkan Rudi semakin mempercepat genjotannya di vagina Asih yang membuat suara kecipaknya kian lantang terdengar di telinga pak Sugiono.
"Ada apa ya pak?" Tanya Rudheus dengan muka kesal
"Maaf sebelumnya mengganggu mas nya sekalian. Tapi saya ada urusan dengan mbak Annisa yang sedang baring disitu" kata pak Sugiono menunjuk ke arah Annisa
"Dia lagi aku pake pak. Kalo mau pake dia besok aja." Kata Rudheus semakin kesal
"Bukan begitu mas. Mbak annisanya sudah ada janji. saya hanya membuat mbak Annisa menepati janjinya aja" ucap pak Sugiono tetap tenang.
Beda dari pak Sugiono yang tampak tenang, Rudheus tampak semakin kesal. Ia yang belum lama memakai jasa Annisa, sudah terganggu seperti ini.
"Mana bisa seperti itu. Aku udah bayar. Kami udah deal dan bayar juga" kata Rudheus dengan nada suara yang semakin meninggi
Rusli yang masih menggenjot Gita tampak menghentikan goyangannya. Matanya melirik ke arah Rudheus yang sedang meladeni pak Sugiono lalu melirik ke arah Annisa yang masih terbaring mengangkang. Tiba-tiba ia melepaskan penisnya dari vagina Gita.
Ia mengendap mundur dan melangkah kebelakang Rudi yang masih meneruskan genjotannya di vagina asih, terus mengendap kearah Annisa yang tidak menyadari kehadirannya lalu mengambil kaki Annisa yang terjuntai di pinggiran ranjang.
"Ehhh.. ehhh.. sshhh.. bang.. ahhh!!.. empphhh sshhh aahhh" erang Annisa dengan mata terbelalak.
Rupanya tiba-tiba vagina nganggur milik Annisa sudah dimasuki penis lain lagi. Rusli yang dari awal memang begitu menginginkan Annisa langsung saja menancapkan penis kerasnya kedalam liang kawin Annisa.
Untung saja penisnya berukuran lebih kecil, untung saja penis itu masih licin terkena sisa cairan cinta Gita, untung saja vagina Annisa sudah sangat basah, ia jadi berhasil mencoblos Annisa dalam 1 hentakan keras.
"Oohh gini rasanya.. enak banget.. lebih jepit dari memek Gita yang udah agak longgar" racaunya terus menggenjot kencang Annisa.
Sama seperti Rudheus. Ia begitu menikmati lunah kenikmatan milik istrinfarhan itu. Rasanya benar-benar membuat ketagihan dan mubasirnjika disia-siakan.
Badan Annisa kembali tersentak sentak di gempur oleh penis keras Rusli. Karena tahu waktu nya tidak banyak, Rusli langsung sekuat tenaga menggenjot vagina sempit Annisa.
"Aaahhh bang!... Aaahhh! Aaahhh!" Erang Annisa kesulitan mengatur napasnya
"Anj1ng! Gitu ada kesempatan main coblos cewek orang aja lu. Oalah" celetuk Rudi masih memompa Asih.
Ia tak menyangka Rusli akan senekat itu. Padahal dalam hatinya ia merasa kesal, kenapa tidak bertindak lebih dulu dari Rusli. Apalagi Annisa berada disebelahnya.
"Ahhh. Ahhh.. enak banget memeknya.. hangatt.. ahhh.. biar... Akhirnya kesampaian.. ahh ahh ahh" desah Rusli mengabaikan Rudi
Rudheus dan pak Sugiono yang mendengar erangan Annisa pun langsung melihat sumber suara. Rudheus kian menggerutu melihat wanitanya sedang dipake oleh temannya, sementara pak Sugiono masih menyampaikan maksudnya kepada Rudheus.
"Jadi saya ambil kembali ya mbak Annisanya." Kata pak Sugiono kembali dengan lembutnya meminta izin
"Enak aja lu kakek tua. Udah lu pulang sana. Urus aja urusan Lo sendiri" kata Rudheus sambil menolak pundak pak Sugiono hingga ia mundur beberapa langkah
"Woi! Kok main kasar gitu kau!" Teriak seorang lelaki.
"Anj1ng siapa lagi ini!" Katanya mencoba melihat orang yang teriak tadi.
Tak lama ia pun melihat seorang lelaki dengan tubuhnya yang besar datang. Nyalinya seakan menciut karena mengetahui lelaki tersebut adalah seorang preman yang menguasai penginapan itu.
"maaf bang. Tapi yang salah kakek tua ini. Kami udah bayar kok dia mau ambil barang kami aja" ujarnya kepada preman itu
"Oh syukur kamu datang. Tolong dilanjut aja mas" kata pak Sugiono mempersilahkan preman itu berbicara dengan Rudheus
"Ehmmpp ahhh ehmmpppp ahhh ssshhh" desah Annisa dari dalam kamar
"Auuhhh auuhhh aaahhh aaauuhhh" erang Asih disebelahnya
Preman kekar itu melihat sekilas kedalam kamar lalu menatap tajam Rudheus. Ia memperhatikan ketiga orang wanita yang sedang berbaring diranjang dimana 2 orang sedang digenjot sementara 1 orang lagi menganggur.
"Sini dulu bro." Ucapnya menarik Rudheus yang cuma berbalut handuk keluar kamar.
"Cewek yang lagi lu pake itu, punyanya bapak ini. Kalo lu melawan ke bapak ini, berarti Lo mencari masalah dengan gue. kalo lu dan teman lu siap kena hajar ya silahkan. Melawan lah!" Lanjutnya menggertak
"Tapi kami kan udah bayar mahal bang. Rugi di kami dong" kata Rudheus melunak
"Uang kalian saya balikin. Saya gak ada masalah dengan uang. Saya kembalikan semuanya. Tapi saya mau ambil mbak Annisa. Yang lain silahkan pakai sepuas kalian" timpal pak Sugiono
"Nah. Uang lu bakal balik. Berarti lu tadi sama aja ngentot gak bayar. Rugi apanya lu? Malah lihat tu. Teman lu uda ikut make lontenya bapak ini gratis gak pake bayar." Kata preman itu.
Pak Sugiono pun merogoh sakunya mengambil uang 1.5juta langsung diserahkannya ke Rudheus sebagai yang ganti mengambil kembali Annisa. Tapi saat uang itu sudah dipegang Rudheus, tiba-tiba saja preman itu mengambil uangnya sebagian.
"Ini untuk sewa kamar dan izin make lonte dimari. Ok ya" ucapnya pergi sambil menepuk bahu pak Sugiono
"Dah pak. Lontenya bapak udah bisa bapak ambil kembali. Kalo mereka ngulah lagi, lapor ke saya" Timpalnya lalu lanjut kembali ke pos jaganya
Rudheus tampak diam dan ketakutan setelah bertemu preman itu sementara teman-temannya juga hanya bisa terdiam tanpa bisa ikut membantu Rudheus. Pak Sugiono tanpa perlu meminta izin langsung masuk kedalam kamar lalu mendekati Annisa yang masih dikawini oleh Rusli. Batinnya tampak senang melihat ekspresi Annisa yang sedang merem melek dibuat Rusli tapi dorongan pekerjaannya membuatnya mau tak mau harus memisahkan sejoli yang sedang kawin itu.
"Misi bang. Udah ya ngentot nya. Tamu spesial mbak nya ntar lagi sampe" kata pak Sugiono melerai. Ia meminta dengan sopan.
Rusli yang masih menggenjot Annisa terpaksa menyudahi perbuatannya lalu melepaskan penisnya dari vagina Annisa.
*Ploopph*
Kembali terdengar suara dari vagina Annisa saat Rusli menarik keluar penis kerasnya.
"Ayok mbak. Baru bapak tinggal bentar udan di entot aja sih si mbaknya. Hehe.. tamu spesialnya ntar lagi sampe mbak, jadi mbak harus lekas bersih-bersih lagi" kata pak Sugiono sambil mencoba menegakkan Annisa dari posisinya yang berbaring.
"Mpphh Iyah pak.. hahhh... Hahhh... Bentar.. Nisa masih gemetar pak.. mpphh" rintih Annisa merasakan pinggulnya bergetar karena sodokan kasar Rusli tadi.
Annisa pun berusaha bangkit. Saat Annisa mau mengambil kembali pakaiannya, pakaian itu langsung diambil duluan oleh pak sugiono.
"Gak perlu pakai baju lagi nduk. Langsung aja ke kamar" perintah pak Sugiono yang membuat Annisa terdiam
Annisa sebenarnya ingin menyanggah pak Sugiono, namun ia tak berani apapun selain mengiyakannya. Rudheus kembali masuk kedalam kamar. Dalam kekesalannya, ia melihat Gita sedang free dan langsung saja melesakkan penisnya kedalam vaginanya.
"Aacchhh!" Erang Gita saat Rudheus dengan tega langsung saja menancapkan pusakanya.
Meski vaginanya sudah agak longgar, tapi ukuran penis rudheus yang lebih besar dari penis rusli membuatnya melotot terkejut.
"Sial.. sial! Sial!" Celetuk Rudheus sambil memompa kasar penisnya
Rusli yang masih berdiri hanya diam saja melihat temannya itu menggenjot lontenya. Ia sama sekali tidak marah, malah ia sedikit bersyukur sempat mengawini lonte yang jauh lebih bagus kualitasnya dari Gita.
"biarlah. Toh udah sempat celup bentar" batinnya menyeringai
"Agghhh keluar!" Erang Rudi
Rudi yang masih saja menggenjot Asih sedari tadi akhirnya klimaks. Ia mengeluarkan spermanya didalam vagina asih.
"Anjai ini anak. Orang lagi kisruh dia malah terus ngentot" kata Rusli
"Berisik. Diem lu. Daripada lu malah make lonte teman lu saat dia lagi kesusahan. Hahh.. hufffh" jawab Rudi masih ngos-ngosan
"Haha. Iya ya. Maaf ya bro. Tenang. Nanti kita cari lagi lonte yang lebih cakep dari mbak Nissa" kata Rusli sambil mengamati Rudheus yang melampiaskan kekesalannya kepada gita.
Rudheus tidak menjawab ucapan temannya itu dan terus menggenjot vagina Gita dengan kasar. Untung saja kekesalannya itu bedampak buruk bagi daya tahannya. Tak lama kemudian, ia menyemburkan sperma kentalnya mengisi rahim Gita yang kosong.
"Aachhh hangat bang. Hangat rahimku terisi spermanya Abang" desah Gita merasakan rahimnya terus terisi sperma milik Rudheus
Rudi dan Rudheus sudah 1x ejakulasi sementara Rusli masih belum. Setelah Rudi mencabut penisnya dari vagina asih, Rusli langsung menarik tangan asih untuk berdiri menumpu pada dinding. Dari belakang buruh kasar itu langsung menyoblos vagina Asih tanpa jijik akan sperma Rudi yang masih mengisi liang kawinnya.
Malam itu, meski tidak terlalu puas karena ketidakhadiran Annisa, ketiganya mampu main 3 ronde sebelum tertidur bersama ke-2 lontenya.
===x=x=x===
Campur aduk. Begitulah yang dirasakan oleh pak Sugiono saat ini. Ia tengah menuntun seorang bidadari telanjang. Matanya tidak bisa lepas dari buah dada ranum yang bergetar karena dibawa berjalan tanpa penghalang. saat ini mereka menjadi tontonan oleh pelacur kamar lain yang masih menantikan tamu di luar kamarnya.
Darahnya tiba-tiba berdesir hebat saat melihat ke bawah tepat pada kemaluan Annisa. Ia melihat sebuah cairan menetes ke lantai. Bukan sperma, itu adalah sisa-sisa cairan cinta milik sang bidadari yang merembes keluar dari liang surgawinya.
Campur aduk. Baginya saat ini Annisa adalah seorang wanita yang sangat siap untuk di santap dan juga seorang wanita yang harus ia persembahkan untuk disantap lelaki lain. Pikirannya tak tenang melihat tubuh polos Annisa yang berjalan menyusuri lorong menuju kamar 404.
Mereka telah sampai di depan pintu. Pak Sugiono langsung membuka kunci dan menekan handle pintu. Namun saat hendak membukanya sang preman datang kembali menghampiri mereka.
"Bentar dulu pak" ucapnya mengagetkan pak Sugiono dan juga Annisa
"Ada apa bang?" Tanya pak Sugiono memutar badannya
"Ini ada lebih 100rb dari yang bapak kasih tadi. Nih" katanya memberikan selembar uang pecahan 100rb
"Oh makasih bang. Saya kira tadi semua untuk kamar" kata pak Sugiono menerima uang tsb.
"Iya gapapa. Hitung-hitung berbagi rezeki aja. Ngomong-ngomongin.. cantik juga lonte yang bapak bawa ini. Namanya Annisa ya?" Katanya berbasa basi
"Iya bang ini Annisa." Balas pak Sugino memperkenalkan
Annisa hanya bisa menunduk malu dengan keadaannya. Ia bisa dengan jelas merasakan lirikan tajam si preman menelusuri setiap jengkal tubuhnya.
Si preman lantas menyodorkan tangannya hendak menjabat tangan. Yang tentunya dijabat dengan sedikit gugup oleh Annisa.
"Annisa, bang." Kata Annisa pelan
"Wahh.. suaranya imut banget. Jadi gemas deh" katanya yang membuat Annisa semakin malu.
Ia semakin mendekati Annisa. Tangannya belum juga melepaskan jabatan tangan Annisa. Pak Sugiono yang berada disebelah Annisa tak berani melarangnya mendekat.
"Barang bagus ini pak.. kira-kira bapak jual berapa??" Ucap si preman dengan lantang.
Ia bahkan berani langsung memegang susu kanan Annisa lalu meremasinya sebatas untuk mengetahui tingkat kekenyalannya.
"Empphhh... Emmpphhh" desis Annisa
Annisa yang masih memegang teguh prinsipnya untuk menjadi pelacur selama dibawa pak Sugiono tidak melawan tindakan asusila dari preman tersebut. Ia membiarkan saja tangan kekar preman itu mempermainkan susunya, mulai dari meremas yang kanan lalu berpindah ke yang kiri. Ditambah lagi saat ini ia masih merasa tanggung akibat tidak bisa meraih orgasmenya barusan.
"Bang.. jangan sekarang ya. Annisa nya lagi buru-buru. Please bang" ucap pak Sugiono memberanikan diri mencegah tindakan cabul si preman .
"Buru-buru? Berarti nanti aku bisa dapat gratis ya pak?" Tanya si preman menatap ke pak Sugiono
"Iya pak janji. Selepas tamunya pulang besok itu giliran abangnya" jawab pak Sugiono.
Annisa yang payudara mengkal nya masih diremasi hanya tertunduk. Dadanya bergejolak mendengar kesepakatan yang dibuat seenaknya oleh pak Sugiono. Tapi karena saat ini dirinya masih dilanda birahi, ia pun dengan ikhlas menyanggupi kesepakatan tersebut.
"Oke pak. Tapi untuk sekarang masih saya 5 menit aja. Bapak masuk aja duluan. Saya gak akan ingkar" kata si preman
Pak Sugiono masih ragu tapi beberapa detik kemudian ia masuk ke kamar dan meninggalkan preman tersebut bersama Annisa di luar kamar.
"Sini dulu bro." Ucapnya menarik Rudheus yang cuma berbalut handuk keluar kamar.
"Cewek yang lagi lu pake itu, punyanya bapak ini. Kalo lu melawan ke bapak ini, berarti Lo mencari masalah dengan gue. kalo lu dan teman lu siap kena hajar ya silahkan. Melawan lah!" Lanjutnya menggertak
"Tapi kami kan udah bayar mahal bang. Rugi di kami dong" kata Rudheus melunak
"Uang kalian saya balikin. Saya gak ada masalah dengan uang. Saya kembalikan semuanya. Tapi saya mau ambil mbak Annisa. Yang lain silahkan pakai sepuas kalian" timpal pak Sugiono
"Nah. Uang lu bakal balik. Berarti lu tadi sama aja ngentot gak bayar. Rugi apanya lu? Malah lihat tu. Teman lu uda ikut make lontenya bapak ini gratis gak pake bayar." Kata preman itu.
Pak Sugiono pun merogoh sakunya mengambil uang 1.5juta langsung diserahkannya ke Rudheus sebagai yang ganti mengambil kembali Annisa. Tapi saat uang itu sudah dipegang Rudheus, tiba-tiba saja preman itu mengambil uangnya sebagian.
"Ini untuk sewa kamar dan izin make lonte dimari. Ok ya" ucapnya pergi sambil menepuk bahu pak Sugiono
"Dah pak. Lontenya bapak udah bisa bapak ambil kembali. Kalo mereka ngulah lagi, lapor ke saya" Timpalnya lalu lanjut kembali ke pos jaganya
Rudheus tampak diam dan ketakutan setelah bertemu preman itu sementara teman-temannya juga hanya bisa terdiam tanpa bisa ikut membantu Rudheus. Pak Sugiono tanpa perlu meminta izin langsung masuk kedalam kamar lalu mendekati Annisa yang masih dikawini oleh Rusli. Batinnya tampak senang melihat ekspresi Annisa yang sedang merem melek dibuat Rusli tapi dorongan pekerjaannya membuatnya mau tak mau harus memisahkan sejoli yang sedang kawin itu.
"Misi bang. Udah ya ngentot nya. Tamu spesial mbak nya ntar lagi sampe" kata pak Sugiono melerai. Ia meminta dengan sopan.
Rusli yang masih menggenjot Annisa terpaksa menyudahi perbuatannya lalu melepaskan penisnya dari vagina Annisa.
*Ploopph*
Kembali terdengar suara dari vagina Annisa saat Rusli menarik keluar penis kerasnya.
"Ayok mbak. Baru bapak tinggal bentar udan di entot aja sih si mbaknya. Hehe.. tamu spesialnya ntar lagi sampe mbak, jadi mbak harus lekas bersih-bersih lagi" kata pak Sugiono sambil mencoba menegakkan Annisa dari posisinya yang berbaring.
"Mpphh Iyah pak.. hahhh... Hahhh... Bentar.. Nisa masih gemetar pak.. mpphh" rintih Annisa merasakan pinggulnya bergetar karena sodokan kasar Rusli tadi.
Annisa pun berusaha bangkit. Saat Annisa mau mengambil kembali pakaiannya, pakaian itu langsung diambil duluan oleh pak sugiono.
"Gak perlu pakai baju lagi nduk. Langsung aja ke kamar" perintah pak Sugiono yang membuat Annisa terdiam
Annisa sebenarnya ingin menyanggah pak Sugiono, namun ia tak berani apapun selain mengiyakannya. Rudheus kembali masuk kedalam kamar. Dalam kekesalannya, ia melihat Gita sedang free dan langsung saja melesakkan penisnya kedalam vaginanya.
"Aacchhh!" Erang Gita saat Rudheus dengan tega langsung saja menancapkan pusakanya.
Meski vaginanya sudah agak longgar, tapi ukuran penis rudheus yang lebih besar dari penis rusli membuatnya melotot terkejut.
"Sial.. sial! Sial!" Celetuk Rudheus sambil memompa kasar penisnya
Rusli yang masih berdiri hanya diam saja melihat temannya itu menggenjot lontenya. Ia sama sekali tidak marah, malah ia sedikit bersyukur sempat mengawini lonte yang jauh lebih bagus kualitasnya dari Gita.
"biarlah. Toh udah sempat celup bentar" batinnya menyeringai
"Agghhh keluar!" Erang Rudi
Rudi yang masih saja menggenjot Asih sedari tadi akhirnya klimaks. Ia mengeluarkan spermanya didalam vagina asih.
"Anjai ini anak. Orang lagi kisruh dia malah terus ngentot" kata Rusli
"Berisik. Diem lu. Daripada lu malah make lonte teman lu saat dia lagi kesusahan. Hahh.. hufffh" jawab Rudi masih ngos-ngosan
"Haha. Iya ya. Maaf ya bro. Tenang. Nanti kita cari lagi lonte yang lebih cakep dari mbak Nissa" kata Rusli sambil mengamati Rudheus yang melampiaskan kekesalannya kepada gita.
Rudheus tidak menjawab ucapan temannya itu dan terus menggenjot vagina Gita dengan kasar. Untung saja kekesalannya itu bedampak buruk bagi daya tahannya. Tak lama kemudian, ia menyemburkan sperma kentalnya mengisi rahim Gita yang kosong.
"Aachhh hangat bang. Hangat rahimku terisi spermanya Abang" desah Gita merasakan rahimnya terus terisi sperma milik Rudheus
Rudi dan Rudheus sudah 1x ejakulasi sementara Rusli masih belum. Setelah Rudi mencabut penisnya dari vagina asih, Rusli langsung menarik tangan asih untuk berdiri menumpu pada dinding. Dari belakang buruh kasar itu langsung menyoblos vagina Asih tanpa jijik akan sperma Rudi yang masih mengisi liang kawinnya.
Malam itu, meski tidak terlalu puas karena ketidakhadiran Annisa, ketiganya mampu main 3 ronde sebelum tertidur bersama ke-2 lontenya.
===x=x=x===
Campur aduk. Begitulah yang dirasakan oleh pak Sugiono saat ini. Ia tengah menuntun seorang bidadari telanjang. Matanya tidak bisa lepas dari buah dada ranum yang bergetar karena dibawa berjalan tanpa penghalang. saat ini mereka menjadi tontonan oleh pelacur kamar lain yang masih menantikan tamu di luar kamarnya.
Darahnya tiba-tiba berdesir hebat saat melihat ke bawah tepat pada kemaluan Annisa. Ia melihat sebuah cairan menetes ke lantai. Bukan sperma, itu adalah sisa-sisa cairan cinta milik sang bidadari yang merembes keluar dari liang surgawinya.
Campur aduk. Baginya saat ini Annisa adalah seorang wanita yang sangat siap untuk di santap dan juga seorang wanita yang harus ia persembahkan untuk disantap lelaki lain. Pikirannya tak tenang melihat tubuh polos Annisa yang berjalan menyusuri lorong menuju kamar 404.
Mereka telah sampai di depan pintu. Pak Sugiono langsung membuka kunci dan menekan handle pintu. Namun saat hendak membukanya sang preman datang kembali menghampiri mereka.
"Bentar dulu pak" ucapnya mengagetkan pak Sugiono dan juga Annisa
"Ada apa bang?" Tanya pak Sugiono memutar badannya
"Ini ada lebih 100rb dari yang bapak kasih tadi. Nih" katanya memberikan selembar uang pecahan 100rb
"Oh makasih bang. Saya kira tadi semua untuk kamar" kata pak Sugiono menerima uang tsb.
"Iya gapapa. Hitung-hitung berbagi rezeki aja. Ngomong-ngomongin.. cantik juga lonte yang bapak bawa ini. Namanya Annisa ya?" Katanya berbasa basi
"Iya bang ini Annisa." Balas pak Sugino memperkenalkan
Annisa hanya bisa menunduk malu dengan keadaannya. Ia bisa dengan jelas merasakan lirikan tajam si preman menelusuri setiap jengkal tubuhnya.
Si preman lantas menyodorkan tangannya hendak menjabat tangan. Yang tentunya dijabat dengan sedikit gugup oleh Annisa.
"Annisa, bang." Kata Annisa pelan
"Wahh.. suaranya imut banget. Jadi gemas deh" katanya yang membuat Annisa semakin malu.
Ia semakin mendekati Annisa. Tangannya belum juga melepaskan jabatan tangan Annisa. Pak Sugiono yang berada disebelah Annisa tak berani melarangnya mendekat.
"Barang bagus ini pak.. kira-kira bapak jual berapa??" Ucap si preman dengan lantang.
Ia bahkan berani langsung memegang susu kanan Annisa lalu meremasinya sebatas untuk mengetahui tingkat kekenyalannya.
"Empphhh... Emmpphhh" desis Annisa
Annisa yang masih memegang teguh prinsipnya untuk menjadi pelacur selama dibawa pak Sugiono tidak melawan tindakan asusila dari preman tersebut. Ia membiarkan saja tangan kekar preman itu mempermainkan susunya, mulai dari meremas yang kanan lalu berpindah ke yang kiri. Ditambah lagi saat ini ia masih merasa tanggung akibat tidak bisa meraih orgasmenya barusan.
"Bang.. jangan sekarang ya. Annisa nya lagi buru-buru. Please bang" ucap pak Sugiono memberanikan diri mencegah tindakan cabul si preman .
"Buru-buru? Berarti nanti aku bisa dapat gratis ya pak?" Tanya si preman menatap ke pak Sugiono
"Iya pak janji. Selepas tamunya pulang besok itu giliran abangnya" jawab pak Sugiono.
Annisa yang payudara mengkal nya masih diremasi hanya tertunduk. Dadanya bergejolak mendengar kesepakatan yang dibuat seenaknya oleh pak Sugiono. Tapi karena saat ini dirinya masih dilanda birahi, ia pun dengan ikhlas menyanggupi kesepakatan tersebut.
"Oke pak. Tapi untuk sekarang masih saya 5 menit aja. Bapak masuk aja duluan. Saya gak akan ingkar" kata si preman
Pak Sugiono masih ragu tapi beberapa detik kemudian ia masuk ke kamar dan meninggalkan preman tersebut bersama Annisa di luar kamar.
Sebelum masuk, ia sempat berbisik ke Annisa. Ia berpesan agar dirinya kuat untuk malam ini. Lalu Annisa pun mengangguk.
Setelah pintu ditutup, si preman yang masih memegang payudara mengkal Annisa mengajaknya ke kamar sebelahnya. Ia sengaja menarik puting susu kanan Annisa agar ia bergegas mengikutinya.
Sadar akan waktunya tidak banyak, begitu sampai di kamar si preman langsung melorotkan celana training yang ia pakai. Sebuah celana dalam cokelat yang sudah kucel langsung dapat terlihat oleh Annisa.
Annisa meneguk ludah. Ia berasumsi dibalik celana dalam itu pasti ada ular kobra yang sudah siap mematoknya.
"Kamu ngapa liatin doang. Sini.." perintahnya
Annisa mendekat. Ia masih tidak tau mulai dari mana. Si preman yang sudah tak punya banyak waktu langsung saja menurunkan sendiri celana dalamnya lalu mengangkat tubuh Annisa dengan mudahnya.
Ia turunkan Annisa ke ujung ranjang kamar kosong itu. Ia buat Annisa mengangkang dengan menekuk kakinya.
"Sllrrppp... Bisa juga icip lonte secantik kamu" katanya mengambil penisnya lalu mengarahkannya ke vagina Annisa
*Bleshh......*
"Aahhh~"
Annisa mendesis panjang saat si preman langsung saja mematokkan ular kobranya ke liang kawin Annisa. Ukurannya yang tak terlalu besar serta vagina Annisa yang masih basah membuat penetrasi pertama itu langsung berhasil.
"Hrrhghhh"
Ternyata si preman ikut mendesis ketika merasakan kehebatan jepitan liang kawin Annisa selama proses penetrasinya. Tubuhnya langsung memanas diberi kenikmatan yang begitu hakiki.
"Enak banget. Betul kataku tadi. Kamu ini barang bagus Annisa" katanya mulai memompa penisnya naik turun
" Aahhh iyaahhh bang... Ahhh...makasih.. ahhh.. Ahhh."
Splok..
Splokkk..
Splokkk...
Si preman semakin menaikkan ritme pompan penisnya. Waktunya cuma 5 menit, Ia tidak ingin 1 detik pun terbuang percuma. Di ujung ranjang itu, Annisa kembali merasakan sebuah batang haram lain yang bukan milik suaminya.
Birahinya yang sebelumnya meninggi akibat rudheus dan kawan-kawan belum lah hilang. Ia masih haus akan garukan dari batang kelakian dan kini ia dapatkan dari si preman.
Tubuh Annisa terlihat kecil bila dibandingkan lelaki yang kini mengawininya. Untung saja ukuran penisnya tidak mengikuti bentuk tubuh pemiliknya, karena jika iya, mungkin penisnya bisa sebesar botol minwral 1.5liter.
Splok..
Splokk..
Splokkk...
Tubuhnya semakin terguncang karena si preman semakin kuat menggenjotinya. Annisa semakin merem-melek dibuat keenakan. Begitupun si preman ia sangat menikmati tubuh Annisa.
Selagi mengentotinya, tangannya selalu bergerak kesana kemari mempermainkan payudara Annisa. Ia juga sesekali menundukkan tubuhnya agar bisa mencium Annisa mesra.
"Drrrtt. Ting... Ting... Ting...."
Sayangnya waktunya tak banyak. Selagi menikmati tubuh betina barunya, ternyata waktu 5 menit yang ia janjikan sendiri sudah habis ditandai oleh bunyi timer hp nya yamg berbunyi.
"Ahh tanggung banget." Gerutunya sambil mematikan bunyi alarm nya tersebut.
"Emmpphhh.. iyaahhh bang.... Ahhh ahhh... "
Ia masih menggenjot Annisa dengan cepat. Ia masih ingin terus menikmati jepitan liang kawin bidadari cantik yang sedang ia rasakan. Tapi sebagai lelaki sejati ia harus menepati janjinya.
"Maaf tapi udah dulu ya cantik. Besok kita lanjut" katanya sambil menghentikan gerakannya
*Ploophh~*
Ia pun menarik keluar penisnya yang tampak sangat basah dibaluri cairan cinta Annisa. cairan cinta itupun sempat menetes jatuh dari penis si preman yang masih ereksi.
"Emphhh.........." Annisa yang sudah 2x di buat kentang pun cuma bisa membatin.
"Yuk kamu aku balikin ke kamarmu" kata si preman langsung mengangkat lalu menggendong Annisa.
"Oh ya sebelum itu ini dulu"
*Blesshhh*
"Aiihhh! Abangggg!!"
Ternyata penis itu kembali menancap sempurna karena saat menggendong Annisa, si preman sengaja mengarahkan penisnya kearah selangkangan Annisa dan ketika si preman menurunkan sedikit tubuh Annisa, penisnya bisa langsung masuk kedalam vagina Annisa yang sangat basah. Ia pun berjalan dengan gampangnya sambil menggendong Annisa menuju kamarnya.
Didepan kamarnya dengan sangat gentleman ia membukakan pintu lalu menurunkan Annisa dari tubuhnya lalu mengecup keningnya mesra.
"Sesuai janji saya sudah balikin si cantik ini. Besok giliran saya ya" ucap si preman kepada pak Sugino yang seperti ya uring-uringan menunggu kembalinya Annisa
"Iya bang. Aman." Jawab pak Sugiono singkat dengan senyuman terbebas dari khawatir.
Si preman pun keluar kamar.
===x=x=x===
Setengah jam setelah Annisa dibawa kembali ke kamarnya.
Annisa terpaksa kembali membersihkan diri dan berias dengan terburu-buru. Ia sudah membersihkan sisa-sisa pergumulannya dengan Rudheus, Rusli, bahkan si preman tadi. Pakaiannya juga kembali ia ganti. Annisa tidak menyangka pak Sugiono ternyata sudah membawa pakaian lain untuknya. Yang membuatnya lebih terkejut adalah, pak Sugiono tidak menyuruhnya memakai pakaian seksi seperti sebelumnya, melainkan pakaian lengan panjang dengan sebuah rok hitam panjang dan sebuah hijab.
Meski agak ketat tapi setidaknya pakaian itu bisa menutupi kulit mulusnya. Tampilannya berubah 180⁰ dari yang sebelumnya sangat binal menjadi lebih sopan dengan hijab trendy menutupi kepalanya.
"Ternyata kalau pake kerudung gini kamu jadi makin cantik nduk" puji pak Sugiono melihat Annisa berias.
"Hehehe. Makasih pak atas pujiannya" jawab Annisa melempar senyum manis
*Degg*
Seperti ada debaran di dalam dada pak Sugiono ketika melihat senyuman indah itu. Ini adalah kali pertama bapak penjual bakso bakar itu melihat Annisa dengan hijabnya.
*Nyuttt* tiba-tiba pak Sugiono meremas susu Annisa yang masih merapikan lisptiknya
"Bagus. BH nya gak dipake" kata pak Sugiono terus memijit payudara Annisa
"Gimana mau pake bra pak? Kan Nisa kesini gak bawa apa-apa. Huhh" celotehnya sambil memanyunkan bibirnya
"Hehehe" pak Sugiono tersenyum melihat respon lucu dari Annisa.
"jangan di remas dulu nenen aku pak. Nanti nafsu aku balik lagi.. shhh" kata Annisa mulai menikmati remasan tangan pak Sugiono
"Biarin aja nafsu kamu melambung. Malah bagus kamu jadi bisa mengeluarkan bakat terpendam kamu saat melayani tamu spesial kamu nanti ndukk" kata pak Sugiono
"Alasan bapak aja kan" kata Annisa pura-pura kesal
"Hehe tau aja kamu ndukk" katanya sambil mencari puting Annisa dari balik kain bajunya
"empphh... Ih bapak makin nakal ihh.. jangan di tarik tarik pentil aku pak.. sshhh" desis Annisa merasa nafsunya semakin meningkat
Setelah pintu ditutup, si preman yang masih memegang payudara mengkal Annisa mengajaknya ke kamar sebelahnya. Ia sengaja menarik puting susu kanan Annisa agar ia bergegas mengikutinya.
Sadar akan waktunya tidak banyak, begitu sampai di kamar si preman langsung melorotkan celana training yang ia pakai. Sebuah celana dalam cokelat yang sudah kucel langsung dapat terlihat oleh Annisa.
Annisa meneguk ludah. Ia berasumsi dibalik celana dalam itu pasti ada ular kobra yang sudah siap mematoknya.
"Kamu ngapa liatin doang. Sini.." perintahnya
Annisa mendekat. Ia masih tidak tau mulai dari mana. Si preman yang sudah tak punya banyak waktu langsung saja menurunkan sendiri celana dalamnya lalu mengangkat tubuh Annisa dengan mudahnya.
Ia turunkan Annisa ke ujung ranjang kamar kosong itu. Ia buat Annisa mengangkang dengan menekuk kakinya.
"Sllrrppp... Bisa juga icip lonte secantik kamu" katanya mengambil penisnya lalu mengarahkannya ke vagina Annisa
*Bleshh......*
"Aahhh~"
Annisa mendesis panjang saat si preman langsung saja mematokkan ular kobranya ke liang kawin Annisa. Ukurannya yang tak terlalu besar serta vagina Annisa yang masih basah membuat penetrasi pertama itu langsung berhasil.
"Hrrhghhh"
Ternyata si preman ikut mendesis ketika merasakan kehebatan jepitan liang kawin Annisa selama proses penetrasinya. Tubuhnya langsung memanas diberi kenikmatan yang begitu hakiki.
"Enak banget. Betul kataku tadi. Kamu ini barang bagus Annisa" katanya mulai memompa penisnya naik turun
" Aahhh iyaahhh bang... Ahhh...makasih.. ahhh.. Ahhh."
Splok..
Splokkk..
Splokkk...
Si preman semakin menaikkan ritme pompan penisnya. Waktunya cuma 5 menit, Ia tidak ingin 1 detik pun terbuang percuma. Di ujung ranjang itu, Annisa kembali merasakan sebuah batang haram lain yang bukan milik suaminya.
Birahinya yang sebelumnya meninggi akibat rudheus dan kawan-kawan belum lah hilang. Ia masih haus akan garukan dari batang kelakian dan kini ia dapatkan dari si preman.
Tubuh Annisa terlihat kecil bila dibandingkan lelaki yang kini mengawininya. Untung saja ukuran penisnya tidak mengikuti bentuk tubuh pemiliknya, karena jika iya, mungkin penisnya bisa sebesar botol minwral 1.5liter.
Splok..
Splokk..
Splokkk...
Tubuhnya semakin terguncang karena si preman semakin kuat menggenjotinya. Annisa semakin merem-melek dibuat keenakan. Begitupun si preman ia sangat menikmati tubuh Annisa.
Selagi mengentotinya, tangannya selalu bergerak kesana kemari mempermainkan payudara Annisa. Ia juga sesekali menundukkan tubuhnya agar bisa mencium Annisa mesra.
"Drrrtt. Ting... Ting... Ting...."
Sayangnya waktunya tak banyak. Selagi menikmati tubuh betina barunya, ternyata waktu 5 menit yang ia janjikan sendiri sudah habis ditandai oleh bunyi timer hp nya yamg berbunyi.
"Ahh tanggung banget." Gerutunya sambil mematikan bunyi alarm nya tersebut.
"Emmpphhh.. iyaahhh bang.... Ahhh ahhh... "
Ia masih menggenjot Annisa dengan cepat. Ia masih ingin terus menikmati jepitan liang kawin bidadari cantik yang sedang ia rasakan. Tapi sebagai lelaki sejati ia harus menepati janjinya.
"Maaf tapi udah dulu ya cantik. Besok kita lanjut" katanya sambil menghentikan gerakannya
*Ploophh~*
Ia pun menarik keluar penisnya yang tampak sangat basah dibaluri cairan cinta Annisa. cairan cinta itupun sempat menetes jatuh dari penis si preman yang masih ereksi.
"Emphhh.........." Annisa yang sudah 2x di buat kentang pun cuma bisa membatin.
"Yuk kamu aku balikin ke kamarmu" kata si preman langsung mengangkat lalu menggendong Annisa.
"Oh ya sebelum itu ini dulu"
*Blesshhh*
"Aiihhh! Abangggg!!"
Ternyata penis itu kembali menancap sempurna karena saat menggendong Annisa, si preman sengaja mengarahkan penisnya kearah selangkangan Annisa dan ketika si preman menurunkan sedikit tubuh Annisa, penisnya bisa langsung masuk kedalam vagina Annisa yang sangat basah. Ia pun berjalan dengan gampangnya sambil menggendong Annisa menuju kamarnya.
Didepan kamarnya dengan sangat gentleman ia membukakan pintu lalu menurunkan Annisa dari tubuhnya lalu mengecup keningnya mesra.
"Sesuai janji saya sudah balikin si cantik ini. Besok giliran saya ya" ucap si preman kepada pak Sugino yang seperti ya uring-uringan menunggu kembalinya Annisa
"Iya bang. Aman." Jawab pak Sugiono singkat dengan senyuman terbebas dari khawatir.
Si preman pun keluar kamar.
===x=x=x===
Setengah jam setelah Annisa dibawa kembali ke kamarnya.
Annisa terpaksa kembali membersihkan diri dan berias dengan terburu-buru. Ia sudah membersihkan sisa-sisa pergumulannya dengan Rudheus, Rusli, bahkan si preman tadi. Pakaiannya juga kembali ia ganti. Annisa tidak menyangka pak Sugiono ternyata sudah membawa pakaian lain untuknya. Yang membuatnya lebih terkejut adalah, pak Sugiono tidak menyuruhnya memakai pakaian seksi seperti sebelumnya, melainkan pakaian lengan panjang dengan sebuah rok hitam panjang dan sebuah hijab.
Meski agak ketat tapi setidaknya pakaian itu bisa menutupi kulit mulusnya. Tampilannya berubah 180⁰ dari yang sebelumnya sangat binal menjadi lebih sopan dengan hijab trendy menutupi kepalanya.
"Ternyata kalau pake kerudung gini kamu jadi makin cantik nduk" puji pak Sugiono melihat Annisa berias.
"Hehehe. Makasih pak atas pujiannya" jawab Annisa melempar senyum manis
*Degg*
Seperti ada debaran di dalam dada pak Sugiono ketika melihat senyuman indah itu. Ini adalah kali pertama bapak penjual bakso bakar itu melihat Annisa dengan hijabnya.
*Nyuttt* tiba-tiba pak Sugiono meremas susu Annisa yang masih merapikan lisptiknya
"Bagus. BH nya gak dipake" kata pak Sugiono terus memijit payudara Annisa
"Gimana mau pake bra pak? Kan Nisa kesini gak bawa apa-apa. Huhh" celotehnya sambil memanyunkan bibirnya
"Hehehe" pak Sugiono tersenyum melihat respon lucu dari Annisa.
"jangan di remas dulu nenen aku pak. Nanti nafsu aku balik lagi.. shhh" kata Annisa mulai menikmati remasan tangan pak Sugiono
"Biarin aja nafsu kamu melambung. Malah bagus kamu jadi bisa mengeluarkan bakat terpendam kamu saat melayani tamu spesial kamu nanti ndukk" kata pak Sugiono
"Alasan bapak aja kan" kata Annisa pura-pura kesal
"Hehe tau aja kamu ndukk" katanya sambil mencari puting Annisa dari balik kain bajunya
"empphh... Ih bapak makin nakal ihh.. jangan di tarik tarik pentil aku pak.. sshhh" desis Annisa merasa nafsunya semakin meningkat
"Iya iya. Ya udah deh. Bapak kedepan dulu. Makin lama sama kamu buat makin pengen ngentot kamu ndukk. Hehe" kata pak Sugiono cengengesan dan keluar dari kamarnya
"Huh.. dasar laki-laki. yg dipikirin cuma selangkangan aja. Dasarrr" ucap Annisa pelan
"Tapi ya.. aku juga.. kenapa sekarang dikit-dikit kepancing?? Isss. Aneh deh." Batinnya merasa kalau vaginanya sudah lembab lagi karena perlakuan pak Sugiono barusan.
Di gerbang penginapan XZX, sebuah mobil Pajero masuk dan parkir disebelah motor milik Rudheus dan kawan-kawan. Pak Joko dengan senyum lebarnya langsung turun. Pak Sugiono yang baru menyalakan rokoknya pun langsung membuang jauh-jauh rokoknya lalu menghampiri tamu spesial yang telah lama dinanti itu.
"Maaf. Saya Sugiono, orang yang ditunjuk pak Sony untuk memandu bapak selama disini" dengan sedikit membungkuk pak Sugiono memperkenalkan diri
"Ya ya.. jadi mana barang yang kata Sony bagus itu??" Tanya pak Joko mengamati seluruh PSK yang berada di luar kamar
"Barangnya sudah menunggu dikamar pak. Bapak mau langsung aja atau mau minum teh atau kopi dulu??" Tanya pak Sugiono kembali membungkuk
"Hm, Saya mau ngopi dulu. Dimana lesehannya?" Tanya pak Joko lagi
"Itu pak. Lesehannya ada disebelah sana" ucap pak Sugiono menunjuk pake ibu jarinya
"Ya udah. Gini aja. pak Sugiono ya? Saya ngopi, tapi ntar yang nyajikan kopinya buat saya ya dia. Bisa kan? Ya udah saya kesana dulu" Kata pak Joko
"Baik pak. Pasti bisa" Jawab pak Sugiono lalu kembali menuju kamar Annisa
Annisa lagi duduk di tepi ranjang sambil melihat-lihat IG Story temannya di Instagram. Hatinya sedikit meringis ketika membaca salah satu postingan temannya tentang betapa pentingnya tidak menyerahkan tubuh ke lelaki yang bukan pasangan halalnya.
sebuah notifikasi muncul, matanya langsung membulat. Ternyata suaminya mengiriminya sebuah pesan:
"Met istirahat umi sayangku. Kiss n hug u from J0gja"
"Iya abii.. Kiss n hug u too. Tapi maaf ya, umi masih belum bisa beristirahat. Love u sayang" ucapnya dalam hati sambil mencium layar smartphone nya.
Belum sempat Annisa membalas pesan dari Farhan, suaminya. Pak Sugiono masuk kembali. Ia langsung duduk disebelah Annisa. Matanya memandangi wajah Annisa yang cantik itu. Tangannya juga mengelusi punggung nya yang dibaluti sebuah gamis.
"Nduk, tamu spesialmu sudah datang." Katanya yang membuat Annisa berdebar
"Bener pak? Duh.. kok aku jadi gak pede gini pak??" Ucap Annisa grogi
"Gak pede kenapa to nduk?? Kamu itu perfec. Sempurna seperti bidadari. Cukup jadi diri kamu yang biasa aja udah mampu meluluhkan setiap lelaki loh ndukk" ucap pak sugiono terus mengelus punggung Annisa.
Syukurnya kata-kata pak Annisa itu bisa membuat Annisa sedikit lebih tenang. Tidak biasanya Annisa seperti itu, namun saat ini ia seperti akan melakukan aksi yang akan berdampak ke hidup banyak orang . Jantungnya berdebar, telapak tangannya sedikit basah karena khawatir.
"I.iiya pak.. Nissa coba yang terbaik" balas Annisa
"Yowes. Itu udah bapak bawakan kopi sachet. Kamu bikin deh. Terus kamu bawakan ke beliau. Orangnya udah duduk di joglo sana" tunjuk pak Sugiono dari jendela
"Ooh jadi itu orangnya pak? Iya pak.. Nissa buat dulu ya" kata Annisa mengambil kopi yang diberikan pak Sugiono.
Sebelum menjerangkan air panas, Annisa sekali lagi mengintip pria yang menjadi tamu spesialnya. Namun posisi pria itu membelakangi nya ditambah lagi ia tidak bisa begitu jelas melihatnya karena penerangan disitu memang kurang.
"Dari postur badannya, kok aku familiar ya?? Huh.... Gak nyangka ternyata sulit jadi cewek gak bener begini" batinnya mulai memanaskan air
Di luar pak Joko tengah menunggu barangnya datang. Ia beneran seorang yang hebat, belum 5 menit dipenginapan itu, sudah beberapa PSK yang menawari jasanya kepada beliau. Jelas saja semua ditolak oleh pak Joko, namun sebagai permintaan maafnya, ia memberi 50ribu kepada setiap PSK yang ia tolak.
10 menit berlalu . Annisa tampak keluar dari kamarnya membawa secangkir teh. Penampilannya jelas langsung menjadi sorotan diantara semua PSK yang sedang melihatnya, apalagi kalau bukan karena pakaian yang begitu syar"i.
Tapi Annisa acuh mengabaikan semua tatapan nanar yang menerpanya. Didalam hatinya ia masih ada sedikit keraguan namun masih dapat ia tutupi dengan keteguhannya.
Ia terus melangkah mendekati tuannya yang sebenarnya dengan hati yang deg-degan. Ia berkali-kali menenggak ludah karena grogi, bingung harus seperti apa awalnya. Namun perkataan pak Sugiono yang mengatakan ia supaya ia cukup seperti apa adanya saja kembali menenangkan hatinya.
"Kamu pasti bisa Nissa. Keselamatan suami dan keutuhan rumahtanggamu, kamu yang nentuin. Jangan lemah. Jangan lembek. Pasti bisa!" Batinnya menyemangati diri sendiri
Ia berjalan terus semakin mendekati tamu spesialnya. Semakin dekat Annisa semakin dapat melihat punggung tamunya itu, dan pada akhirnya.
"Misi pak. Silahkan ini kopinya" ucapnya menyuguhkan kopi hitam buatannya.
"Annisa!!" Kejut pak Joko
"Pak Joko?!" Ucap Annisa lebih terkejut
Bersambung...
"Huh.. dasar laki-laki. yg dipikirin cuma selangkangan aja. Dasarrr" ucap Annisa pelan
"Tapi ya.. aku juga.. kenapa sekarang dikit-dikit kepancing?? Isss. Aneh deh." Batinnya merasa kalau vaginanya sudah lembab lagi karena perlakuan pak Sugiono barusan.
Di gerbang penginapan XZX, sebuah mobil Pajero masuk dan parkir disebelah motor milik Rudheus dan kawan-kawan. Pak Joko dengan senyum lebarnya langsung turun. Pak Sugiono yang baru menyalakan rokoknya pun langsung membuang jauh-jauh rokoknya lalu menghampiri tamu spesial yang telah lama dinanti itu.
"Maaf. Saya Sugiono, orang yang ditunjuk pak Sony untuk memandu bapak selama disini" dengan sedikit membungkuk pak Sugiono memperkenalkan diri
"Ya ya.. jadi mana barang yang kata Sony bagus itu??" Tanya pak Joko mengamati seluruh PSK yang berada di luar kamar
"Barangnya sudah menunggu dikamar pak. Bapak mau langsung aja atau mau minum teh atau kopi dulu??" Tanya pak Sugiono kembali membungkuk
"Hm, Saya mau ngopi dulu. Dimana lesehannya?" Tanya pak Joko lagi
"Itu pak. Lesehannya ada disebelah sana" ucap pak Sugiono menunjuk pake ibu jarinya
"Ya udah. Gini aja. pak Sugiono ya? Saya ngopi, tapi ntar yang nyajikan kopinya buat saya ya dia. Bisa kan? Ya udah saya kesana dulu" Kata pak Joko
"Baik pak. Pasti bisa" Jawab pak Sugiono lalu kembali menuju kamar Annisa
Annisa lagi duduk di tepi ranjang sambil melihat-lihat IG Story temannya di Instagram. Hatinya sedikit meringis ketika membaca salah satu postingan temannya tentang betapa pentingnya tidak menyerahkan tubuh ke lelaki yang bukan pasangan halalnya.
sebuah notifikasi muncul, matanya langsung membulat. Ternyata suaminya mengiriminya sebuah pesan:
"Met istirahat umi sayangku. Kiss n hug u from J0gja"
"Iya abii.. Kiss n hug u too. Tapi maaf ya, umi masih belum bisa beristirahat. Love u sayang" ucapnya dalam hati sambil mencium layar smartphone nya.
Belum sempat Annisa membalas pesan dari Farhan, suaminya. Pak Sugiono masuk kembali. Ia langsung duduk disebelah Annisa. Matanya memandangi wajah Annisa yang cantik itu. Tangannya juga mengelusi punggung nya yang dibaluti sebuah gamis.
"Nduk, tamu spesialmu sudah datang." Katanya yang membuat Annisa berdebar
"Bener pak? Duh.. kok aku jadi gak pede gini pak??" Ucap Annisa grogi
"Gak pede kenapa to nduk?? Kamu itu perfec. Sempurna seperti bidadari. Cukup jadi diri kamu yang biasa aja udah mampu meluluhkan setiap lelaki loh ndukk" ucap pak sugiono terus mengelus punggung Annisa.
Syukurnya kata-kata pak Annisa itu bisa membuat Annisa sedikit lebih tenang. Tidak biasanya Annisa seperti itu, namun saat ini ia seperti akan melakukan aksi yang akan berdampak ke hidup banyak orang . Jantungnya berdebar, telapak tangannya sedikit basah karena khawatir.
"I.iiya pak.. Nissa coba yang terbaik" balas Annisa
"Yowes. Itu udah bapak bawakan kopi sachet. Kamu bikin deh. Terus kamu bawakan ke beliau. Orangnya udah duduk di joglo sana" tunjuk pak Sugiono dari jendela
"Ooh jadi itu orangnya pak? Iya pak.. Nissa buat dulu ya" kata Annisa mengambil kopi yang diberikan pak Sugiono.
Sebelum menjerangkan air panas, Annisa sekali lagi mengintip pria yang menjadi tamu spesialnya. Namun posisi pria itu membelakangi nya ditambah lagi ia tidak bisa begitu jelas melihatnya karena penerangan disitu memang kurang.
"Dari postur badannya, kok aku familiar ya?? Huh.... Gak nyangka ternyata sulit jadi cewek gak bener begini" batinnya mulai memanaskan air
Di luar pak Joko tengah menunggu barangnya datang. Ia beneran seorang yang hebat, belum 5 menit dipenginapan itu, sudah beberapa PSK yang menawari jasanya kepada beliau. Jelas saja semua ditolak oleh pak Joko, namun sebagai permintaan maafnya, ia memberi 50ribu kepada setiap PSK yang ia tolak.
10 menit berlalu . Annisa tampak keluar dari kamarnya membawa secangkir teh. Penampilannya jelas langsung menjadi sorotan diantara semua PSK yang sedang melihatnya, apalagi kalau bukan karena pakaian yang begitu syar"i.
Tapi Annisa acuh mengabaikan semua tatapan nanar yang menerpanya. Didalam hatinya ia masih ada sedikit keraguan namun masih dapat ia tutupi dengan keteguhannya.
Ia terus melangkah mendekati tuannya yang sebenarnya dengan hati yang deg-degan. Ia berkali-kali menenggak ludah karena grogi, bingung harus seperti apa awalnya. Namun perkataan pak Sugiono yang mengatakan ia supaya ia cukup seperti apa adanya saja kembali menenangkan hatinya.
"Kamu pasti bisa Nissa. Keselamatan suami dan keutuhan rumahtanggamu, kamu yang nentuin. Jangan lemah. Jangan lembek. Pasti bisa!" Batinnya menyemangati diri sendiri
Ia berjalan terus semakin mendekati tamu spesialnya. Semakin dekat Annisa semakin dapat melihat punggung tamunya itu, dan pada akhirnya.
"Misi pak. Silahkan ini kopinya" ucapnya menyuguhkan kopi hitam buatannya.
"Annisa!!" Kejut pak Joko
"Pak Joko?!" Ucap Annisa lebih terkejut
Bersambung...
Klik Nomor untuk lanjutannya