Kisah ini merupakan pengalaman pertamaku bermain cinta dengan wanita selain istri, peritstiwa itu sendiri terjadi kira-kira 3 bulan yang lalu disuatu daerah di Jawa Tengah, diawali dari adanya tugas kantor yang mengharuskan aku untuk melakukan suatu training untuk beberapa cabang di daerah. Saat itu menginap di hotel kota S dan kadang tidur dikantor/unit yang ada di desa.
Kejadian ini bermula secara tidak sengaja waktu aku nginap di desa A, yaitu paginya hari Sabtu yang ternyata merupakan hari pasaran untuk desa A sehingga aku tidak melepaskan kesempatan untuk melihat keramaian di pasar. begitu asiknya memperhatikan barang dagangan yang ada tanpa sengaja menabrak ibu yang belanja, sehingga semuanya tumpah termasuk gelas yang baru dibelinya.
karena merasa bersalah maka aku memaksa untuk mengganti gelas tersebut, nama ibu itu sebut saja Ibu Mirna dengan usia kira2 41 tahun dan setelah menyebutkan letak rumahnya yaitu di ujung jalan desa belok ke kiri, aku berkata akan datang sore nanti untuk mengganti gelas yang pecah.
Jam 4 sore setelah mandi, langsung berangkat ke rumah Ibu Mirna dan ternyata rumah tersebut terletak di ujung jalan yang cukup sepi, ditemui oleh seorang lali-laki yang berusia kira2 50 Th yaitu bapak Najib yang ternyata suami Ibu Mirna setelah menjelaskan maksud kedatanganku, terjadilah obrolan yang semakin akrab.
Setelah dipanggil keluarlah ibu Mirna membawa minuman dan kue, dan tanpa sengaja aku memperhatikan dan tergetarlah hati, karena dengan memakai kebaya yang sedikit ketat dan rambut basah sehabis mandi, terlihat kecantikan khas wanita desa dengan kulit putih dan bodi yang kencang walau telah berusia 41 tahun, dan yang membuat mata melotot adalah belahan buah dadanya yang kelihatan montok sekali.
Tanpa terasa waktu makan malam telah tiba, dan mereka memaksa aku untuk ikut makan malam, stelah makan Pak Najib pamit untuk menghadiri pertemuan di desa sebelah untuk urusan pengairan sawah, dan aku dipersilakan untuk berbincang dengan ibu.
Rumah tersebut sepi karena anak pertama yang sudah kelas 1 SMA sedang camping, anak kedua yang SMP sedang belajar dirumah teman dan sikecil sedang di rumah Saudara, suatu kebetulan yang tidak terduga.
Sepanjang obrolan mata tidak pernah lepas dari tubuh dan dada ibu Mirna, dan akhirnya ibu Mirna bertanya,
“Dik Amar matanya ngeliat apasih?”
sambil malu aku berkata jujur bahwa aku kagum akan kecantikannya.
“Orang desa gini kok dikatakan cantik, dikota pasti bayak yang cantik?” kata bu Mirna.
“Iya sih bu.. tapi ibu lain, karena walau udah punya anak tiga tapi badan masih bagus, khususnya..?” Aku berhenti berkomentar.
“Khususnya apa dik?” desaknya.
“Maaf bu.. itu tetek ibu besar dan masih kencang?”
Ibu Mirna terlihat malu sambil berusaha menutup dengan tangannya. dan akhirnya pembicaraan mengarah ke hal yang berbau porno.
“Oh ya dik Amar punya anak berapa dan istri usia berapa?” tanya bu Mirna.
“Satu usia 2 tahun, dan istri usia 27 tahun aku sendiri 29 tahun?” jawabku.
“Wah sedang panas-panasnya dong?” lanjutnya.
“Panas apanya bu?” aku berusaha memancing pembicaraan ke arah yang lebih hot, karena aku merasa horny dan bagaimana caranya bisa merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya.
“Ah dik Amar berlagak nggak tau..?” kata bu Mirna sambil tersipu.
“Ibu juga kelihatan segar, pasti kebutuhan itunya juga hot?” pancingku terus.
Tapi ibu Mirna malah kelihatan sedih.
sehingga aku bertanya, “kok jadi kelihatan sedih bu?”.
Akhirnya bu Mirna cerita bahwa kebutuhan bathinnya sejak dua tahun ini jarang terpenuhi, yaitu sejak suaminya jatuh dari pohon kelapa, kejantanan suaminya jarang sekali bisa maksimal.
“Maaf bu.. padahal menurutku orang seusia ibu pasti sedang puber kedua?”
“Yah memang begitu dik.. tapi harus ibu tahan?”
“Gimana caranya?” lanjutku
“Ya dengan mencari kesibukan di ladang.. sehingga malamnya capek terus tertidur?” Lanjutnya.
“Wah kalo aku bisa pusing.. karena saat ini baru pisah 4 hari dengan istriku juga udah gak tahan??” kataku sambil bergeser duduk mendekat.
“Dik Amar sih gampang, kan di hotel pasti juga nyediain?” katanya.
“Dik Amar kok gak dengerin sih..” kata bu Mirna sambil menepuk pahaku.
Kejadian ini bermula secara tidak sengaja waktu aku nginap di desa A, yaitu paginya hari Sabtu yang ternyata merupakan hari pasaran untuk desa A sehingga aku tidak melepaskan kesempatan untuk melihat keramaian di pasar. begitu asiknya memperhatikan barang dagangan yang ada tanpa sengaja menabrak ibu yang belanja, sehingga semuanya tumpah termasuk gelas yang baru dibelinya.
karena merasa bersalah maka aku memaksa untuk mengganti gelas tersebut, nama ibu itu sebut saja Ibu Mirna dengan usia kira2 41 tahun dan setelah menyebutkan letak rumahnya yaitu di ujung jalan desa belok ke kiri, aku berkata akan datang sore nanti untuk mengganti gelas yang pecah.
Jam 4 sore setelah mandi, langsung berangkat ke rumah Ibu Mirna dan ternyata rumah tersebut terletak di ujung jalan yang cukup sepi, ditemui oleh seorang lali-laki yang berusia kira2 50 Th yaitu bapak Najib yang ternyata suami Ibu Mirna setelah menjelaskan maksud kedatanganku, terjadilah obrolan yang semakin akrab.
Setelah dipanggil keluarlah ibu Mirna membawa minuman dan kue, dan tanpa sengaja aku memperhatikan dan tergetarlah hati, karena dengan memakai kebaya yang sedikit ketat dan rambut basah sehabis mandi, terlihat kecantikan khas wanita desa dengan kulit putih dan bodi yang kencang walau telah berusia 41 tahun, dan yang membuat mata melotot adalah belahan buah dadanya yang kelihatan montok sekali.
Tanpa terasa waktu makan malam telah tiba, dan mereka memaksa aku untuk ikut makan malam, stelah makan Pak Najib pamit untuk menghadiri pertemuan di desa sebelah untuk urusan pengairan sawah, dan aku dipersilakan untuk berbincang dengan ibu.
Rumah tersebut sepi karena anak pertama yang sudah kelas 1 SMA sedang camping, anak kedua yang SMP sedang belajar dirumah teman dan sikecil sedang di rumah Saudara, suatu kebetulan yang tidak terduga.
Sepanjang obrolan mata tidak pernah lepas dari tubuh dan dada ibu Mirna, dan akhirnya ibu Mirna bertanya,
“Dik Amar matanya ngeliat apasih?”
sambil malu aku berkata jujur bahwa aku kagum akan kecantikannya.
“Orang desa gini kok dikatakan cantik, dikota pasti bayak yang cantik?” kata bu Mirna.
“Iya sih bu.. tapi ibu lain, karena walau udah punya anak tiga tapi badan masih bagus, khususnya..?” Aku berhenti berkomentar.
“Khususnya apa dik?” desaknya.
“Maaf bu.. itu tetek ibu besar dan masih kencang?”
Ibu Mirna terlihat malu sambil berusaha menutup dengan tangannya. dan akhirnya pembicaraan mengarah ke hal yang berbau porno.
“Oh ya dik Amar punya anak berapa dan istri usia berapa?” tanya bu Mirna.
“Satu usia 2 tahun, dan istri usia 27 tahun aku sendiri 29 tahun?” jawabku.
“Wah sedang panas-panasnya dong?” lanjutnya.
“Panas apanya bu?” aku berusaha memancing pembicaraan ke arah yang lebih hot, karena aku merasa horny dan bagaimana caranya bisa merasakan bersetubuh dengan wanita setengah baya.
“Ah dik Amar berlagak nggak tau..?” kata bu Mirna sambil tersipu.
“Ibu juga kelihatan segar, pasti kebutuhan itunya juga hot?” pancingku terus.
Tapi ibu Mirna malah kelihatan sedih.
sehingga aku bertanya, “kok jadi kelihatan sedih bu?”.
Akhirnya bu Mirna cerita bahwa kebutuhan bathinnya sejak dua tahun ini jarang terpenuhi, yaitu sejak suaminya jatuh dari pohon kelapa, kejantanan suaminya jarang sekali bisa maksimal.
“Maaf bu.. padahal menurutku orang seusia ibu pasti sedang puber kedua?”
“Yah memang begitu dik.. tapi harus ibu tahan?”
“Gimana caranya?” lanjutku
“Ya dengan mencari kesibukan di ladang.. sehingga malamnya capek terus tertidur?” Lanjutnya.
“Wah kalo aku bisa pusing.. karena saat ini baru pisah 4 hari dengan istriku juga udah gak tahan??” kataku sambil bergeser duduk mendekat.
“Dik Amar sih gampang, kan di hotel pasti juga nyediain?” katanya.
“Dik Amar kok gak dengerin sih..” kata bu Mirna sambil menepuk pahaku.
Tangan bu Mirna aku pegang sambil berkata,
“abisnya ada pemandangan yang lebih bagus”, sambil mata terus memandang ke belahan dadanya.
“Ah nakal dik Amar ini?” kata bu Mirna.
Akan tetapi tangannya tatap aku pegang sambil aku remas, karena diam saja berarti kesempatan nih.
Terus tanganku beralih ke pahanya.
“jangan dik?” kata bu Mirna tanpa berusaha menolak.
Dan akhirnya aku beranikan untuk menciumnya, bu Mirna mundurkan kepalanya berusaha menolak. tetapi setelah aku pegang kedua tangannya sambil menatap, akhirnya bu Mirna memejamkan matanya sambil mulutnya sedikit terbuka. Langsung aku cium bibirnya perlahan. dan lama kelamaan ibu Mirna memberikan respon dengan membalas ciuman aku.
Tangan aku langsung tidak bisa diam membiarkan tetek yang begitu menggairahkan, perlahan aku pegang teteknya sambil sedikit meremas.
“ah..ah jangan dik” tapi tangan bu Mirna malah menekankan tanganku ke teteknya.
Ciumanku terus turun ke lehernya sambil berusaha memasukkan tangan ke belahan dadanya, bu Mirna semakin mendesah.
“ah.. uh.. ah terus dik, enak?” kata bu Mirna.
Aku semakin bernafsu. sehingga kancing baju bu Mirna langsung aku lepas
“jangan dik.. ntar keterusan?” kata bu Mirna.
“Oh bu.. aku udah gak bisa nahan bu, tolonglah? kita sama-sama butuhkan bu?” kataku.
Akhirnya bu Mirna menyerah.. membiarkan mulutku menyedot putting susunya yang semakin menegang.
“ah.. ah.. ahhh dik nikmat dik, terus dik?” desahnya.
Sementara tangan kanan meremas susu sebelah kanan, mulut terus menjilat dan menyedot yang sebelah kiri.
“ahhh.. uhhh.. ahhh dik udah dik? ibu nggak tahan”.
Tapi tangan bu Mirna malah mengandeng tanganku ke arah pahanya, yang entah kapan kebayanya udah disingkapkan. tanganku langsung ke gundukan memeknya yang masih tertutp cd, dan terasa jembutnya keluar dari samping cdnya.
Tanganku terus menggosok-gosok memek bu Mirna.
“ah.. ahhh.. ahhh dik terus dik terus.. enak banget?” desahnya dengan logat jawa yang kental.
Dengan cukup cepat CD bu Mirna aku pelorotin, sehingga terpampanglah memek bu Mirna yang menggunung dan empuk tersebut, dengan bernafsu langsung aku gesek memek tersebut sambil berusaha menemukan itilnya, tersedengar ibu Mirna semakin mendesah tidak karuan.
“dik ahhh enaaak dik.. enaaakkk banget”.
Dan ciuman ku terus bergerak turun. akhirnya terciumlah bau khas memek wanita, yang membuat ku semakin bernafsu, dan langsung aku jilat memek yang kemerah-merahan tersebut.
“ahhh berhenti dik.. jangannn?” kata bu Mirna setelah tahu aku telah menjilat memeknya.
aku berhenti dan bertanya, “kenapa harus berhenti bu?”.
“Jangan dijilat dik memek ibu.. jijik dan jorok” kata bu Mirna.
“Emang bapak dulu ndak pernah jilatin memek ibu?” kata aku.
“Ndak..?” kata bu Mirna.
“Wah rugi bu?” kataku sambil terus meremas tetek dan menusukkan jari tengahku ke lubang memek.
“Rugi kenapa dik?” tanya bu Mirna.
“Rasnya nggak kalah sama ngentotin memek ibu.. dan juga bikin tambah nafsu” kataku sambil langsung menjilat memek bu Mirna.
setelah menjilat bibir memek langsung lidahku masuk mengelitik lubang memek yang semakin basah oleh lender kenikmatan. lidah terus kuputar dirongga memek sehingga menambah kenikmatan.
“ahhh.. ahhh dik.. uhhh.. ahhh.. nikmat banget dik? terus dik.. terus.. jilatin memek ibu.. ya disitu dik.. terus.. terus....”
Saat itil bu Mirna aku jilatin dan aku sedot.
“ahhh.. ahhh.. uhhh.. uuuhhh dik Irfaaannn ibu mau keluar.. ahhh dikkk ibu keluar.. .”
kepalaku langsung ditekan kememek bu Mirna dengan keras. dan terasa dilidah lendir hasil dari orgasme ibu Mirna. Ibu Mirna memejamkan mata merasakan kenikmatan yang baru didapatnya. sambil berkata
“benar dik Amar ternyata memek kalo dijiliat dan disedot rasanya nikmat banget..”
Tiba-tiba ada suara orang datang dari halaman rumah, dan tergesa-gesa kami merapikan baju. sedangkan cd bu Mirna langsung diumpetin kekolong kursi, ternyata anak bu Mirna yang kedua pulang dari tempat belajarnya.
Setelah anaknya masuk. bu Mirna langsung ngomel kenapa kok anaknya pulang cepat nggak sperti biasanya?
“Ibu belum puas ya..?” Godaku.
Ibu tersipu.
”iya sih abis sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini.. apalagi memek ibu pengin dientot pakai kontol dik Amar biar sama2 bisa puas.. kan dik Amar belum keluar?” kata bu Mirna.
“Iya sih bu.. nanggung rasanya kontolku ini? tapi udahlah bu.. karena malam ini aku harus ke kota nginep di hotel, dan lagian anak ibu juga sudah pulang. Tapi yang jelas aku senang bisa memuaskan hasrat ibu..” sambil tanganku meremas buah dadanya.
“abisnya ada pemandangan yang lebih bagus”, sambil mata terus memandang ke belahan dadanya.
“Ah nakal dik Amar ini?” kata bu Mirna.
Akan tetapi tangannya tatap aku pegang sambil aku remas, karena diam saja berarti kesempatan nih.
Terus tanganku beralih ke pahanya.
“jangan dik?” kata bu Mirna tanpa berusaha menolak.
Dan akhirnya aku beranikan untuk menciumnya, bu Mirna mundurkan kepalanya berusaha menolak. tetapi setelah aku pegang kedua tangannya sambil menatap, akhirnya bu Mirna memejamkan matanya sambil mulutnya sedikit terbuka. Langsung aku cium bibirnya perlahan. dan lama kelamaan ibu Mirna memberikan respon dengan membalas ciuman aku.
Tangan aku langsung tidak bisa diam membiarkan tetek yang begitu menggairahkan, perlahan aku pegang teteknya sambil sedikit meremas.
“ah..ah jangan dik” tapi tangan bu Mirna malah menekankan tanganku ke teteknya.
Ciumanku terus turun ke lehernya sambil berusaha memasukkan tangan ke belahan dadanya, bu Mirna semakin mendesah.
“ah.. uh.. ah terus dik, enak?” kata bu Mirna.
Aku semakin bernafsu. sehingga kancing baju bu Mirna langsung aku lepas
“jangan dik.. ntar keterusan?” kata bu Mirna.
“Oh bu.. aku udah gak bisa nahan bu, tolonglah? kita sama-sama butuhkan bu?” kataku.
Akhirnya bu Mirna menyerah.. membiarkan mulutku menyedot putting susunya yang semakin menegang.
“ah.. ah.. ahhh dik nikmat dik, terus dik?” desahnya.
Sementara tangan kanan meremas susu sebelah kanan, mulut terus menjilat dan menyedot yang sebelah kiri.
“ahhh.. uhhh.. ahhh dik udah dik? ibu nggak tahan”.
Tapi tangan bu Mirna malah mengandeng tanganku ke arah pahanya, yang entah kapan kebayanya udah disingkapkan. tanganku langsung ke gundukan memeknya yang masih tertutp cd, dan terasa jembutnya keluar dari samping cdnya.
Tanganku terus menggosok-gosok memek bu Mirna.
“ah.. ahhh.. ahhh dik terus dik terus.. enak banget?” desahnya dengan logat jawa yang kental.
Dengan cukup cepat CD bu Mirna aku pelorotin, sehingga terpampanglah memek bu Mirna yang menggunung dan empuk tersebut, dengan bernafsu langsung aku gesek memek tersebut sambil berusaha menemukan itilnya, tersedengar ibu Mirna semakin mendesah tidak karuan.
“dik ahhh enaaak dik.. enaaakkk banget”.
Dan ciuman ku terus bergerak turun. akhirnya terciumlah bau khas memek wanita, yang membuat ku semakin bernafsu, dan langsung aku jilat memek yang kemerah-merahan tersebut.
“ahhh berhenti dik.. jangannn?” kata bu Mirna setelah tahu aku telah menjilat memeknya.
aku berhenti dan bertanya, “kenapa harus berhenti bu?”.
“Jangan dijilat dik memek ibu.. jijik dan jorok” kata bu Mirna.
“Emang bapak dulu ndak pernah jilatin memek ibu?” kata aku.
“Ndak..?” kata bu Mirna.
“Wah rugi bu?” kataku sambil terus meremas tetek dan menusukkan jari tengahku ke lubang memek.
“Rugi kenapa dik?” tanya bu Mirna.
“Rasnya nggak kalah sama ngentotin memek ibu.. dan juga bikin tambah nafsu” kataku sambil langsung menjilat memek bu Mirna.
setelah menjilat bibir memek langsung lidahku masuk mengelitik lubang memek yang semakin basah oleh lender kenikmatan. lidah terus kuputar dirongga memek sehingga menambah kenikmatan.
“ahhh.. ahhh dik.. uhhh.. ahhh.. nikmat banget dik? terus dik.. terus.. jilatin memek ibu.. ya disitu dik.. terus.. terus....”
Saat itil bu Mirna aku jilatin dan aku sedot.
“ahhh.. ahhh.. uhhh.. uuuhhh dik Irfaaannn ibu mau keluar.. ahhh dikkk ibu keluar.. .”
kepalaku langsung ditekan kememek bu Mirna dengan keras. dan terasa dilidah lendir hasil dari orgasme ibu Mirna. Ibu Mirna memejamkan mata merasakan kenikmatan yang baru didapatnya. sambil berkata
“benar dik Amar ternyata memek kalo dijiliat dan disedot rasanya nikmat banget..”
Tiba-tiba ada suara orang datang dari halaman rumah, dan tergesa-gesa kami merapikan baju. sedangkan cd bu Mirna langsung diumpetin kekolong kursi, ternyata anak bu Mirna yang kedua pulang dari tempat belajarnya.
Setelah anaknya masuk. bu Mirna langsung ngomel kenapa kok anaknya pulang cepat nggak sperti biasanya?
“Ibu belum puas ya..?” Godaku.
Ibu tersipu.
”iya sih abis sudah lama ibu tidak merasakan hal seperti ini.. apalagi memek ibu pengin dientot pakai kontol dik Amar biar sama2 bisa puas.. kan dik Amar belum keluar?” kata bu Mirna.
“Iya sih bu.. nanggung rasanya kontolku ini? tapi udahlah bu.. karena malam ini aku harus ke kota nginep di hotel, dan lagian anak ibu juga sudah pulang. Tapi yang jelas aku senang bisa memuaskan hasrat ibu..” sambil tanganku meremas buah dadanya.
“Ahhh.. dik Amar, tapi rasanya tidak adil kalo Cuma ibu yang mendapat kepuasan.. kalo gitu ibu besok ke kota dan mampir ke hotel boleh nggak dik?” kata bu Mirna.
“Boleh.. boleh bu? tapi benar ya bu.. iya besok jam 10 pagi” kata bu Mirna sambil tersenyum.
====== Keesokan hari=====
Jam 10 pagi, pintu kamar hotel diketuk orang dan ternyata bu Mirna menepati janji datang, langsung aku peluk dan aku cium.
“ah dik Amar kok gak sabaran sih?” kata bu Mirna.
Aku nggak peduli.. langsung aku lucuti semua pakaian yang dikenakan ibu Mirna, hingga terpampang tubuh telanjang yang begitu menggairahkan, kubimbing ibu Mirna ke ranjang dang langsung aku emut dan aku remas buah dada yang begitu montok dan empuk tersebut?
“aaahhh dik.. dilepas dong bajunya” kata bu Mirna sambil tanggannya melepas baju yang aku kenakan
sekarang kami sama2 telanjang.
Kembali aku cium bibir bu Mirna terus turun kesemua lekuk tubuhnya.
“ahhh.. uhhh.. hisap tetek ibu.. hisap?”
Mulutku langsung pindah ke susu bu Mirna. sambil tanganku menggesek-gesek memek yang terasa kenyal dan hangat,
“ahhh.. uhhh.. dik.. nikmat.. dik.. ib.. uuu sudah lama nggak merasakan ngentot.. terus.. teruuusss dik?”.
Ciumanku terus turun ke perut dan akhirnya sampai ke gundukan memek yang begitu merangsang. langsung aku jilat. dan aku sedot itil bu Mirna, sambil menggeser posisi ke 69, dan bu Mirna pun tanpa diminta langsung menngemut kontol aku.
“uhhh nikmat sekali buuu?”
Kontolku terus diemut keluar masuk mulut bu Mirna sambil dipijat.
“uhhh.. .ahhh.. .enak sekali buuu”
aku juga tidak mau kalah, langsung aku putar lidahku di memek bu Mirna sambil tanganku sedikit menusuk-nusuk anusnya.
“aduhhh dik.. .apalagi ini.. enaaak banget dik.... ahhh.... . ahhh”
tiba2 ibu Mirna mengejang dan..
Serr... Serr... Serr...
terasalah cairan yang keluar membasahi bibirku, yang langsung aku sedot hingga habis.
Aku biarkan bu Mirna istirahat sejenak sambil terus memainkan putting susunya yang masih menegang.
setelah beberapa saat, mulai aku hujami tubuh bu Mirna dengan ciuman sehingga ibu Mirna kembali memberikan reaksi yang lebih panas.
“ahhh.. uuuhhh.. dik, ayo dik entotin memek ibu.. ibu sudah kangen dientot.. ahhh”,
akupun memutar tubuh bu Mirna untuk mengambil posisi doggy, hingga tampaklah gundukan memek ibu Mirna yang menantang, dengan perlahan kumasukkan batang penisku secara perlahan. karena terdengar ibu Mirna menjerit seraya berkata
“perlahan dik.. memek ibu sudah lama gak dientot..”
perlahan aku masuk dan keluarkan kontol. hingga akhirnya semuanya amblas ke dalam memek bu Mirna. dan reaksi bu Mirna sungguh diluar perkiraan karena dengan goyangan pantatnya yang besar. kontolku terasa ditarik dan dipijit dengan nikmatnya.
“ahhh.. .uuuhhh.. buuu.. ueenna aaak sekali memek ibu?”
Dan aku pun tak mau kalah dengan mengambil strategi 3:1, tiga kali tusukan setangah kontol dan sekali tussukan kontol hingga amblas ke memek bu Mirna. sepuluh menit kemudian desahan bu Mirna semakin keras.
“ahhh dik.. memek ibu enak banget.. uhhh kontol adik enaakk banget.. uhhh.. ahhh. uuu.. ahhh”
“Terus dik.. memek ibu udah nggak kuat.. dik.. dik.. dik Amar.. ibu kekkeeluaaarrr.. ahhh”, desahan bu Mirna semakin panjang seiring keluarnya lendir kenikmatan.
Setelah istirahat sejenak.. bu Mirna langsung mengurut penis dan mengemutnya dengan lincah sekali.
“ahhh bu.... uuuhhh nikmat sekali bu?” desahku.
kemudian bu Mirna berhenti sambil berkata
“dik Amar sesuai janji ibu semalem. maka hari ini ibu akan memberikan kenimatan yang tidak terlupakan bagi kontol dik Amar?”.
Ibu Mirna langsung mengambil posisi di atas. setelah mengurut kontolku beberapa saat. bu Mirna langsung ngangkang dengan membimbing kontolku untuk memasuki lubang memeknya. terasa sekali perbedaan dengan entotan yang pertama tadi, kali ini memek bu Mirna terasa lebih seret dan terasa lebih hangat.
“ooohhh.. ahhh.. uhhh bu enankkk sekali memeeeeek ibu.. ohhh kontol aku ibu apain.. uuhhh nikmat banget bu?”.
Ibu Mirna hanya menjawab dengan desahan nafsnya.
“ahhh.. uuuhhh dik.. memek ibu juga nikmat sekali..”,
pantat bu Mirna masih terus bergoyang dengan sekali-kali diangkat, sehinggga membuat kontolku terasa sangat nikmat. melebihi yang aku rasakan dengan istri.
“ooohhh.. uuuhhh ennnaaakkk sekali bu..”,
nggak percuma aku menginginkan entot dengan wanita berumur 35-42 tahunan karena memang berbeda permainan sex mereka, mungkin karena lebih berpengalaman. seperti bu Mirna yang memeknya terasa sekali empotannnya kataku dalam hati.
“Boleh.. boleh bu? tapi benar ya bu.. iya besok jam 10 pagi” kata bu Mirna sambil tersenyum.
====== Keesokan hari=====
Jam 10 pagi, pintu kamar hotel diketuk orang dan ternyata bu Mirna menepati janji datang, langsung aku peluk dan aku cium.
“ah dik Amar kok gak sabaran sih?” kata bu Mirna.
Aku nggak peduli.. langsung aku lucuti semua pakaian yang dikenakan ibu Mirna, hingga terpampang tubuh telanjang yang begitu menggairahkan, kubimbing ibu Mirna ke ranjang dang langsung aku emut dan aku remas buah dada yang begitu montok dan empuk tersebut?
“aaahhh dik.. dilepas dong bajunya” kata bu Mirna sambil tanggannya melepas baju yang aku kenakan
sekarang kami sama2 telanjang.
Kembali aku cium bibir bu Mirna terus turun kesemua lekuk tubuhnya.
“ahhh.. uhhh.. hisap tetek ibu.. hisap?”
Mulutku langsung pindah ke susu bu Mirna. sambil tanganku menggesek-gesek memek yang terasa kenyal dan hangat,
“ahhh.. uhhh.. dik.. nikmat.. dik.. ib.. uuu sudah lama nggak merasakan ngentot.. terus.. teruuusss dik?”.
Ciumanku terus turun ke perut dan akhirnya sampai ke gundukan memek yang begitu merangsang. langsung aku jilat. dan aku sedot itil bu Mirna, sambil menggeser posisi ke 69, dan bu Mirna pun tanpa diminta langsung menngemut kontol aku.
“uhhh nikmat sekali buuu?”
Kontolku terus diemut keluar masuk mulut bu Mirna sambil dipijat.
“uhhh.. .ahhh.. .enak sekali buuu”
aku juga tidak mau kalah, langsung aku putar lidahku di memek bu Mirna sambil tanganku sedikit menusuk-nusuk anusnya.
“aduhhh dik.. .apalagi ini.. enaaak banget dik.... ahhh.... . ahhh”
tiba2 ibu Mirna mengejang dan..
Serr... Serr... Serr...
terasalah cairan yang keluar membasahi bibirku, yang langsung aku sedot hingga habis.
Aku biarkan bu Mirna istirahat sejenak sambil terus memainkan putting susunya yang masih menegang.
setelah beberapa saat, mulai aku hujami tubuh bu Mirna dengan ciuman sehingga ibu Mirna kembali memberikan reaksi yang lebih panas.
“ahhh.. uuuhhh.. dik, ayo dik entotin memek ibu.. ibu sudah kangen dientot.. ahhh”,
akupun memutar tubuh bu Mirna untuk mengambil posisi doggy, hingga tampaklah gundukan memek ibu Mirna yang menantang, dengan perlahan kumasukkan batang penisku secara perlahan. karena terdengar ibu Mirna menjerit seraya berkata
“perlahan dik.. memek ibu sudah lama gak dientot..”
perlahan aku masuk dan keluarkan kontol. hingga akhirnya semuanya amblas ke dalam memek bu Mirna. dan reaksi bu Mirna sungguh diluar perkiraan karena dengan goyangan pantatnya yang besar. kontolku terasa ditarik dan dipijit dengan nikmatnya.
“ahhh.. .uuuhhh.. buuu.. ueenna aaak sekali memek ibu?”
Dan aku pun tak mau kalah dengan mengambil strategi 3:1, tiga kali tusukan setangah kontol dan sekali tussukan kontol hingga amblas ke memek bu Mirna. sepuluh menit kemudian desahan bu Mirna semakin keras.
“ahhh dik.. memek ibu enak banget.. uhhh kontol adik enaakk banget.. uhhh.. ahhh. uuu.. ahhh”
“Terus dik.. memek ibu udah nggak kuat.. dik.. dik.. dik Amar.. ibu kekkeeluaaarrr.. ahhh”, desahan bu Mirna semakin panjang seiring keluarnya lendir kenikmatan.
Setelah istirahat sejenak.. bu Mirna langsung mengurut penis dan mengemutnya dengan lincah sekali.
“ahhh bu.... uuuhhh nikmat sekali bu?” desahku.
kemudian bu Mirna berhenti sambil berkata
“dik Amar sesuai janji ibu semalem. maka hari ini ibu akan memberikan kenimatan yang tidak terlupakan bagi kontol dik Amar?”.
Ibu Mirna langsung mengambil posisi di atas. setelah mengurut kontolku beberapa saat. bu Mirna langsung ngangkang dengan membimbing kontolku untuk memasuki lubang memeknya. terasa sekali perbedaan dengan entotan yang pertama tadi, kali ini memek bu Mirna terasa lebih seret dan terasa lebih hangat.
“ooohhh.. ahhh.. uhhh bu enankkk sekali memeeeeek ibu.. ohhh kontol aku ibu apain.. uuhhh nikmat banget bu?”.
Ibu Mirna hanya menjawab dengan desahan nafsnya.
“ahhh.. uuuhhh dik.. memek ibu juga nikmat sekali..”,
pantat bu Mirna masih terus bergoyang dengan sekali-kali diangkat, sehinggga membuat kontolku terasa sangat nikmat. melebihi yang aku rasakan dengan istri.
“ooohhh.. uuuhhh ennnaaakkk sekali bu..”,
nggak percuma aku menginginkan entot dengan wanita berumur 35-42 tahunan karena memang berbeda permainan sex mereka, mungkin karena lebih berpengalaman. seperti bu Mirna yang memeknya terasa sekali empotannnya kataku dalam hati.
“Ahhh.. uuuhhhibu aku udah gak tahan”
“sebentar dik Amar, bareng sama ibu..”, kata bu Mirna sambil terus menggoyang pantat dan menaikkan turunkan sambil mendesah.
“ahhh.. dikkk.. uuuhhh ibu enaaak sekali.. ahhh dik ibu juga mau keluar..”.
“ya bu aku juga.. ahhh..”,
Ibu Mirna mengejang dan terasa lendir membahasi memeknya.
“terus goyang.. bu.. terus.. nikmat buuu.. ahhh”,
Crott!! Crott!! Crott!!
aku menyemprotkan pejuhku kedalam memek bu Mirna secara kuat, akhirnya kami tertidur, hingga jam 12 siang kami makan dan terus melanjutkan ke babak kedua.
Karena waktu tugas di kota S tinggal 3 hari, maka dua hari kemudian kami janjian untuk mengulangi kenikmatan seperti kemarin.
Itulah pengalamanku yang pertama dan mungkin yang terakhir, karena saat ini aku sudah tidak bekerja di tempat yang lama, aku sendiri tidak menyangka akan mendapat sensasi kenikmatan yang luar biasa dengan mengentot wanita usia 35 – 42 tahunan, sehingga penisku yang normal ukuran orang Indonesia hingga saat ini masih menginginkan hal tersebut terulang, tapi karena tempat bu Mirna yang jauh dan untuk jajan rasanya takut, terpaksalah melakukan onani apabila melihat wanita setengah baya yang menggairahkan.
“sebentar dik Amar, bareng sama ibu..”, kata bu Mirna sambil terus menggoyang pantat dan menaikkan turunkan sambil mendesah.
“ahhh.. dikkk.. uuuhhh ibu enaaak sekali.. ahhh dik ibu juga mau keluar..”.
“ya bu aku juga.. ahhh..”,
Ibu Mirna mengejang dan terasa lendir membahasi memeknya.
“terus goyang.. bu.. terus.. nikmat buuu.. ahhh”,
Crott!! Crott!! Crott!!
aku menyemprotkan pejuhku kedalam memek bu Mirna secara kuat, akhirnya kami tertidur, hingga jam 12 siang kami makan dan terus melanjutkan ke babak kedua.
Karena waktu tugas di kota S tinggal 3 hari, maka dua hari kemudian kami janjian untuk mengulangi kenikmatan seperti kemarin.
Itulah pengalamanku yang pertama dan mungkin yang terakhir, karena saat ini aku sudah tidak bekerja di tempat yang lama, aku sendiri tidak menyangka akan mendapat sensasi kenikmatan yang luar biasa dengan mengentot wanita usia 35 – 42 tahunan, sehingga penisku yang normal ukuran orang Indonesia hingga saat ini masih menginginkan hal tersebut terulang, tapi karena tempat bu Mirna yang jauh dan untuk jajan rasanya takut, terpaksalah melakukan onani apabila melihat wanita setengah baya yang menggairahkan.
Klik Nomor untuk lanjutannya