Aku adalah seorang wanita, single dan telah 8 tahun bekerja di sebuah perusahaan multi national yang terkenal, mungkin para pembaca mengetahui sebagai pekerja apalagi di sebuah perusahaan yang besar, karir kita tidak akan pernah mencapai posisi puncak, tentunya posisi ini biasanya diisi oleh seorang Expat yang ditunjuk langsung oleh headquarters yang bertempat di luar negeri.
Selama 8 tahun aku terus berambisi dan bekerja keras untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi lagi, dimana bukan hanya imbalan materi dan fasilitas yang lebih baik, tetapi juga untuk mendapatkan kekuasan yang lebih, hal kedua ini sifatnya lebih condong untuk kepuasan batin.
Aku rasakan juga bahwa hal ini lumrah bagi manusia untuk mendapatkan hal yang lebih dan kelebihan itu selalu berkisar di antara hal hal tersebut, hanya setiap orang mempunyai hasrat dan ambisi yang berbeda beda dan di tambah dengan faktor talenta, kemauan untuk kerja keras dan faktor keuntungan tentunya tidak semua orang akan mendapatkan level yang sama.
Di perusahaan di tempat aku bekerja, aku terkadang merasa tertekan di mana atasan aku selalu menganggap aku sebagai budaknya dan segala hasil kerja keras aku selalu di ambil creditnya untuk atasannya lagi. Terkadang sebagai wanita kita juga sering di lecehkan (tidak secara sexual dalam case aku) tetapi dalam arti batas kemampuan kita, kelemahan dan lain sebagainya. Aku mengerti di dunia ini dan sudah menjadi kenyataan ada kecenderungan pria dianggap sebagai manusia yang lebih dalam segala hal sehingga segala sesuatunya akan lebih baik bila pria yang mengerjakannya sehingga mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
Oleh karena hal tersebut di atas aku berkesimpulan bahwa sebab sebab dari kesukaan aku untuk menjadi seorang Domina dalam fantasi permainan sex ini mungkin berawal dari ketidak puasan aku dengan kejadian kejadian dan situasi di tempat kerja aku tersebut. Permainan fantasi sex ini seakan membalaskan dendam aku terhadap ketidak puasan dan keadaan di tempat aku bekerja sehingga secara kejiwaan aku bisa menjadi sangat menikmati dan puas bila dapat melihat seorang pria tidak berdaya dan menurut atas kemauan aku apalagi ketidak berdayaannya itu dilakukannya sendiri dengan sukarela dan senang hati.
Pertanyaan pertanyaan dari para pembaca yang menanyakan akan sebab dari kesukaan aku ini semoga bisa dengan jelas terjawab dalam penjelasannya yang aku ungkapkan dengan sejujur jujurnya diatas.
Mungkin cukup penjelasan aku mengenai back ground dari kesukaan aku ini, kali ini aku ingin menceritakan pengalaman aku dengan seorang pria yang kebetulan juga cocok dengan fantasi aku dan juga cocok selera dengan aku dari segi fisik maupun sifatnya.
Seleksi dan Recruitment
Pertemuan aku dengan budak cowok aku yang baru ini berawal dari email. Setelah pemuatan cerita aku yang berjudul "Pemijat Submissive", banyak sekali cowok yang berkirim surat kepada aku untuk meminta dijadikan budaknya. Namun dari sekian banyak email aku memilih beberapa saja yang aku balas, tentunya dari balasan yang ada aku juga menyeleksi ulang lagi cowok-cowok yang mendaftar untuk menjadi budakku.
Kriteria pemilihan aku terutama adalah orang yang intelegent, open minded dan tentunya benar benar menghayati perannya sebagai seorang budak. Kemudian aku juga memeriksa background orang tersebut dari segi materi, kebersihan dan status perkawinan. Aku sengaja mencari orang yang status sosialnya cukup tinggi, sudah kawin dan cukup mapan, pertimbangan ini aku pilih untuk menghindari masalah privacy aku di dunia luar, karena aku juga yakin seorang dengan kriteria yang tadi juga ingin rahasia jati dirinya di jaga sehingga kami bisa saling menjaga privacy.
Dari proses penyaringan tersebut akhirnya aku memilih satu kandidat yang aku pikir cukup memadai, namanya Anwar. Dia adalah seorang Chinese yang cukup mapan, berasal dari keluarga yang terhormat, sudah kawin dan berusia 32 tahun. Setelah kurang lebih 1 bulan kami saling mengenal diri melalui telepon dan email akhirnya aku merasa sudah cukup comfortable untuk bertemu langsung dengan dia.
Selama 8 tahun aku terus berambisi dan bekerja keras untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi lagi, dimana bukan hanya imbalan materi dan fasilitas yang lebih baik, tetapi juga untuk mendapatkan kekuasan yang lebih, hal kedua ini sifatnya lebih condong untuk kepuasan batin.
Aku rasakan juga bahwa hal ini lumrah bagi manusia untuk mendapatkan hal yang lebih dan kelebihan itu selalu berkisar di antara hal hal tersebut, hanya setiap orang mempunyai hasrat dan ambisi yang berbeda beda dan di tambah dengan faktor talenta, kemauan untuk kerja keras dan faktor keuntungan tentunya tidak semua orang akan mendapatkan level yang sama.
Di perusahaan di tempat aku bekerja, aku terkadang merasa tertekan di mana atasan aku selalu menganggap aku sebagai budaknya dan segala hasil kerja keras aku selalu di ambil creditnya untuk atasannya lagi. Terkadang sebagai wanita kita juga sering di lecehkan (tidak secara sexual dalam case aku) tetapi dalam arti batas kemampuan kita, kelemahan dan lain sebagainya. Aku mengerti di dunia ini dan sudah menjadi kenyataan ada kecenderungan pria dianggap sebagai manusia yang lebih dalam segala hal sehingga segala sesuatunya akan lebih baik bila pria yang mengerjakannya sehingga mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
Oleh karena hal tersebut di atas aku berkesimpulan bahwa sebab sebab dari kesukaan aku untuk menjadi seorang Domina dalam fantasi permainan sex ini mungkin berawal dari ketidak puasan aku dengan kejadian kejadian dan situasi di tempat kerja aku tersebut. Permainan fantasi sex ini seakan membalaskan dendam aku terhadap ketidak puasan dan keadaan di tempat aku bekerja sehingga secara kejiwaan aku bisa menjadi sangat menikmati dan puas bila dapat melihat seorang pria tidak berdaya dan menurut atas kemauan aku apalagi ketidak berdayaannya itu dilakukannya sendiri dengan sukarela dan senang hati.
Pertanyaan pertanyaan dari para pembaca yang menanyakan akan sebab dari kesukaan aku ini semoga bisa dengan jelas terjawab dalam penjelasannya yang aku ungkapkan dengan sejujur jujurnya diatas.
Mungkin cukup penjelasan aku mengenai back ground dari kesukaan aku ini, kali ini aku ingin menceritakan pengalaman aku dengan seorang pria yang kebetulan juga cocok dengan fantasi aku dan juga cocok selera dengan aku dari segi fisik maupun sifatnya.
Seleksi dan Recruitment
Pertemuan aku dengan budak cowok aku yang baru ini berawal dari email. Setelah pemuatan cerita aku yang berjudul "Pemijat Submissive", banyak sekali cowok yang berkirim surat kepada aku untuk meminta dijadikan budaknya. Namun dari sekian banyak email aku memilih beberapa saja yang aku balas, tentunya dari balasan yang ada aku juga menyeleksi ulang lagi cowok-cowok yang mendaftar untuk menjadi budakku.
Kriteria pemilihan aku terutama adalah orang yang intelegent, open minded dan tentunya benar benar menghayati perannya sebagai seorang budak. Kemudian aku juga memeriksa background orang tersebut dari segi materi, kebersihan dan status perkawinan. Aku sengaja mencari orang yang status sosialnya cukup tinggi, sudah kawin dan cukup mapan, pertimbangan ini aku pilih untuk menghindari masalah privacy aku di dunia luar, karena aku juga yakin seorang dengan kriteria yang tadi juga ingin rahasia jati dirinya di jaga sehingga kami bisa saling menjaga privacy.
Dari proses penyaringan tersebut akhirnya aku memilih satu kandidat yang aku pikir cukup memadai, namanya Anwar. Dia adalah seorang Chinese yang cukup mapan, berasal dari keluarga yang terhormat, sudah kawin dan berusia 32 tahun. Setelah kurang lebih 1 bulan kami saling mengenal diri melalui telepon dan email akhirnya aku merasa sudah cukup comfortable untuk bertemu langsung dengan dia.
Pertemuan kami atur di sebuah Mall besar di Jakarta Barat yang sangat terkenal dan ramai, pertemuan ini di sepakati pada hari dan jam kerja, di sebuah coffe shop.
Aku sengaja datang 60 menit lebih awal untuk mempelajari situasi dan menyiapkan jalan untuk back out dari pertemuan ini bila ternyata si Anwar itu tidak cocok dengan deskripsi yang telah dia berikan, terus terang pembaca aku sangat nervous sekali waktu itu.
Sambil duduk dan minum cafe late yang sudah dihidangkan aku berharap harap cemas menunggu pertemuan dengan Anwar, jantung aku berdebar debar keras, dan efek dari coffe yang aku minum sepertinya membuatnya menjadi tambah parah. Tiba tiba telepon HP aku berdering, sepertinya jantung aku hampir copot mendengarnya, memang kami sudah berjanji untuk saling menelpon bila sudah dekat di lokasi.
"Hello Mbak, aku Anwar.."
"Oh iya.. Sudah dimana kamu?" desahku sambil gemetar.
Sambil menjawab aku melihat ke sekeliling coffe shop, ketika itu aku melihat seseorang cowok yang sedang berdiri dan celingukan sambil menelpon. Mata kami beradu dan dia tersenyum sambil mengangukan kepalanya, seketika itu aku langsung tahu kalau cowok itu adalah Anwar yang sepertinya sudah aku kenal walau hanya melalui telepon dan email. Dia berjalan menghampiri aku sambil tersenyum dan menyodorkan tangannya untuk berjabatan tangan.
Para pembaca, pertemuan yang mendebarkan ini ternyata cukup menyenangkan, aku seketika merasa nyaman sekali berada di dekat si Anwar setelah bertemu dan mengobrol ngalor ngidul tentang kehidupan kami. Orangnya menurut aku sangat open minded, pintar dan sedikit pemalu, secara fisik cukup menarik, tingginya sekitar 180 cm, kulitnya putih bersih kecoklatan, rambut pendek, badan cukup berisi hanya sedikit gemuk di sekitar pinggang.
Tanpa terasa kami sudah ngobrol selama 1 jam, selama ngobrol mata kami saling bertatapan, dan aku melihat ketulusan dan kejujuran di sorot matanya, sesekali dia menundukan mata bila aku bertanya yang sifatnya sangat pribadi, aku merasa berada diatas angin dan mendominasi pembicaraan. Bahan pembicaraan kami sama sekali tidak menyinggung mengenai permainan sex yang kita gemari tetapi lebih banyak ke keluarga, kerja dan lain lain. Sepertinya kita bisa saling terbuka dengan kehidupan kami. Aku juga merasakan adanya peningkatan atas kepercayaan dan merasa comfortable dengan dia.
Setelah pertemuan itu, kita berjanji untuk saling kontak untuk pertemuan berikutnya melalui email dan telepon, mungkin kita malu untuk memulai pembicaraan tentang fantasi permainan yang memang kami sukai itu secara langsung, mungkin karena ini pun pertemuan pertama kita.
Setibanya aku di rumah aku langsung menyalakan note book dan mulai menulis email untuk Anwar untuk pertemuan kita yang lebih lanjut. Di dalam email intinya aku menyatakan kepada dia bahwa aku ingin menjadikan dia seorang budak sex pemuas nafsu yang mengabdikan badan dan jiwanya kepada aku sebagai Mistressnya, tentunya dengan batas batas tertentu yang dia punyai, untuk itu aku menanyakan komitmen dia dan batas batas yang di sanggupi oleh dia.
Di dalam email aku juga menulis semacam pernyataan atau perjanjian mengenai kerahasian dan kebersihan yang harus di lengkapi dengan hasil pemeriksaan lab atas bebasnya dia dari penyakit penyakit kelamin sebagai syarat dari ku untuk menyewa dia sebagai budak sex ku.
Setelah kurang lebih 1 minggu (yang serasa lama sekali) aku mendapatkan email balasan dari si Anwar. Dengan berdebar debar aku mulai membuka dan membaca email balasan darinya. Di dalam emailnya dia menyanggupi segala syarat dan keinginanku, dia juga bahkan melampirkan hasil scan dari hasil pemeriksaan lab yang meluluskan dia dari penyakit penyakit. Dia sangat ingin segera mengabdikan dirinya untuk aku dan juga menuliskan batasan batasan yang dia inginkan.
Pembaca, menurut aku batasan batasan yang di berikan oleh dia cukup bisa dimengerti. Batasan utama yang diinginkan adalah mengenai kerahasiaan sehingga permainan hanya berlaku di dalam tempat yang aman dan discreet dan di luar dari itu hubungan kita tetap hanya sebagai teman biasa, sehingga "public humiliation/punishment" tidak bisa di terapkan di dalam permainan kami.
Aku sengaja datang 60 menit lebih awal untuk mempelajari situasi dan menyiapkan jalan untuk back out dari pertemuan ini bila ternyata si Anwar itu tidak cocok dengan deskripsi yang telah dia berikan, terus terang pembaca aku sangat nervous sekali waktu itu.
Sambil duduk dan minum cafe late yang sudah dihidangkan aku berharap harap cemas menunggu pertemuan dengan Anwar, jantung aku berdebar debar keras, dan efek dari coffe yang aku minum sepertinya membuatnya menjadi tambah parah. Tiba tiba telepon HP aku berdering, sepertinya jantung aku hampir copot mendengarnya, memang kami sudah berjanji untuk saling menelpon bila sudah dekat di lokasi.
"Hello Mbak, aku Anwar.."
"Oh iya.. Sudah dimana kamu?" desahku sambil gemetar.
Sambil menjawab aku melihat ke sekeliling coffe shop, ketika itu aku melihat seseorang cowok yang sedang berdiri dan celingukan sambil menelpon. Mata kami beradu dan dia tersenyum sambil mengangukan kepalanya, seketika itu aku langsung tahu kalau cowok itu adalah Anwar yang sepertinya sudah aku kenal walau hanya melalui telepon dan email. Dia berjalan menghampiri aku sambil tersenyum dan menyodorkan tangannya untuk berjabatan tangan.
Para pembaca, pertemuan yang mendebarkan ini ternyata cukup menyenangkan, aku seketika merasa nyaman sekali berada di dekat si Anwar setelah bertemu dan mengobrol ngalor ngidul tentang kehidupan kami. Orangnya menurut aku sangat open minded, pintar dan sedikit pemalu, secara fisik cukup menarik, tingginya sekitar 180 cm, kulitnya putih bersih kecoklatan, rambut pendek, badan cukup berisi hanya sedikit gemuk di sekitar pinggang.
Tanpa terasa kami sudah ngobrol selama 1 jam, selama ngobrol mata kami saling bertatapan, dan aku melihat ketulusan dan kejujuran di sorot matanya, sesekali dia menundukan mata bila aku bertanya yang sifatnya sangat pribadi, aku merasa berada diatas angin dan mendominasi pembicaraan. Bahan pembicaraan kami sama sekali tidak menyinggung mengenai permainan sex yang kita gemari tetapi lebih banyak ke keluarga, kerja dan lain lain. Sepertinya kita bisa saling terbuka dengan kehidupan kami. Aku juga merasakan adanya peningkatan atas kepercayaan dan merasa comfortable dengan dia.
Setelah pertemuan itu, kita berjanji untuk saling kontak untuk pertemuan berikutnya melalui email dan telepon, mungkin kita malu untuk memulai pembicaraan tentang fantasi permainan yang memang kami sukai itu secara langsung, mungkin karena ini pun pertemuan pertama kita.
Setibanya aku di rumah aku langsung menyalakan note book dan mulai menulis email untuk Anwar untuk pertemuan kita yang lebih lanjut. Di dalam email intinya aku menyatakan kepada dia bahwa aku ingin menjadikan dia seorang budak sex pemuas nafsu yang mengabdikan badan dan jiwanya kepada aku sebagai Mistressnya, tentunya dengan batas batas tertentu yang dia punyai, untuk itu aku menanyakan komitmen dia dan batas batas yang di sanggupi oleh dia.
Di dalam email aku juga menulis semacam pernyataan atau perjanjian mengenai kerahasian dan kebersihan yang harus di lengkapi dengan hasil pemeriksaan lab atas bebasnya dia dari penyakit penyakit kelamin sebagai syarat dari ku untuk menyewa dia sebagai budak sex ku.
Setelah kurang lebih 1 minggu (yang serasa lama sekali) aku mendapatkan email balasan dari si Anwar. Dengan berdebar debar aku mulai membuka dan membaca email balasan darinya. Di dalam emailnya dia menyanggupi segala syarat dan keinginanku, dia juga bahkan melampirkan hasil scan dari hasil pemeriksaan lab yang meluluskan dia dari penyakit penyakit. Dia sangat ingin segera mengabdikan dirinya untuk aku dan juga menuliskan batasan batasan yang dia inginkan.
Pembaca, menurut aku batasan batasan yang di berikan oleh dia cukup bisa dimengerti. Batasan utama yang diinginkan adalah mengenai kerahasiaan sehingga permainan hanya berlaku di dalam tempat yang aman dan discreet dan di luar dari itu hubungan kita tetap hanya sebagai teman biasa, sehingga "public humiliation/punishment" tidak bisa di terapkan di dalam permainan kami.
Batasan lainnya juga mengenai penyiksaan yang sampai menimbulkan luka permanen atau mengeluarkan darah juga tidak dapat di tolerir karena dapat menimbulkan bekas dan berbahaya. Kemudian ada juga batasan untuk permainan "force feminization" atau dimana aku melecehkan dia dengan mendandani dia dengan pakaian perempuan. Sebagai tambahan safety kami juga mempunyai semacam kata kode, dimana bila dia atau aku mengatakan kode itu semua permainan akan berakhir.
Setelah semua formalitas tersebut dibicarakan dan di sepakati, akhirnya tibalah saatnya untuk aku menikmati budak sex baru yang aku recruit. Kami berjanji untuk bertemu di sebuah hotel di Jakarta di waktu jam kerja, setelah makan siang sampai sore hari. Aku menuliskan instruksi instruksi untuk persiapan apa saja yang harus disediakan pada saat pertemuan tersebut melalui SMS dan email.
Aku menginstruksikan dia untuk menyediakan sebuah rantai anjing yang mengunakan kulit pada pegangan penuntunya, jepitan baju, lilin putih yang besar, sebatang pengaris kayu, dasi dasi tua yang banyak, borgol besi 1 pasang, sarung tangan latex dan KY Jelly. Pada saat aku menulis itu, jantung aku berdebar debar dan muka aku terasa panas karena sudah membayangkan hal apa saja yang akan aku lakukan ke dia. Imajinasi aku berlari ke mana mana dan gambaran gambaran akan siksaan siksaan yang akan aku lakukan membuat aku menjadi sangat horny.
Pada hari yang sudah di sepakati, pagi pagi hari sekali aku menelpon kantor untuk meminta ijin untuk tidak masuk hari itu, dan aku sudah sengaja untuk mengalihkan semua appointment yang ada di hari itu untuk direschedule ke esokan harinya. Asisten pribadi aku juga sudah aku beritahu bahwa hari ini aku ada keperluan mendesak yang harus diselesaikan di luar kantor, sehingga semua urusan yang ada aku delegasikan ke asistenku.
4 jam sebelum waktu yang di sepakati aku menulis SMS ke Anwar untuk detail persiapan yang harus dia lakukan, sehingga pada waktu aku datang di kamar hotel yang sudah di siapkan olehnya dia sudah siap untuk melayaniku. Aku meminta dia untuk mandi yang bersih (kalau perlu luluran), dan berdiri menunggu aku di depan pintu dalam kamar hotel dalam keadaan telanjang bulat dan mengenakan rantai anjing di lehernya dengan mata yang di tutup erat oleh sebuah dasi berwarna hitam. Aku juga meminta rantai anjing tersebut dililitkan di sekeliling lehernya dan dengan kulit penuntunnya digigit di mulutnya.
Kurang lebih jam 12 siang aku mendapat SMS dari Anwar yang berbunyi, "Aku sudah siap dan sedang menunggu di kamar 1811 untuk digunakan oleh kamu" melihat kata kata di SMS itu darah aku terkesiap dan bulu di tengkuk aku merinding membayangkan kenikmatan yang akan aku peroleh.
Aku bergegas mengenakan sepasang pakaian dalam lace aku yang berwarna hitam dan di baluti oleh sebuah blouse putih yang tipis serta satu stel blaser dan rok berwarna abu abu tua, aku juga sengaja menyemprotkan winyak wangi sekujur tubuh aku sehingga menjadi sangat semerbak wangi menggoda bila aku berjalan. Setelah berdandan aku dengan tergesa gesa mengambil kunci mobil aku dan mulai menyetir ke arah hotel tempat kita berjanji yang di tempuh kurang lebih hanya 15 menit.
The Game is Beginning
Tibalah aku di depan pintu kamar hotel, aku memencet bel yang berada di depan pintu kamar. Seketika pintu di buka, ini menandakan budak aku sudah dengan tepat mengikuti instruksi dariku. Segera aku masuk dan menutup pintu dan mengunci rantai pintu dalam. Aku melihat di depan aku seorang pria budak pemuas aku sedang berdiri tegap dengan posisi tangan silang ke belakang punggung dan kaki sedikit terbuka lebar, kelihatannya dia sangat menghayati perannya sebagai budak ku, terlihat penisnya sudah setengah ereksi mungkin karena sangat berantisipasi menunggu kedatangan ku, aku tersenyum melihat pemandangan di depan ku, selama kurang lebih 2 menit aku mempelajari badan yang akan diberikan kepada aku dalam 4-5 jam ke depan.
Setelah semua formalitas tersebut dibicarakan dan di sepakati, akhirnya tibalah saatnya untuk aku menikmati budak sex baru yang aku recruit. Kami berjanji untuk bertemu di sebuah hotel di Jakarta di waktu jam kerja, setelah makan siang sampai sore hari. Aku menuliskan instruksi instruksi untuk persiapan apa saja yang harus disediakan pada saat pertemuan tersebut melalui SMS dan email.
Aku menginstruksikan dia untuk menyediakan sebuah rantai anjing yang mengunakan kulit pada pegangan penuntunya, jepitan baju, lilin putih yang besar, sebatang pengaris kayu, dasi dasi tua yang banyak, borgol besi 1 pasang, sarung tangan latex dan KY Jelly. Pada saat aku menulis itu, jantung aku berdebar debar dan muka aku terasa panas karena sudah membayangkan hal apa saja yang akan aku lakukan ke dia. Imajinasi aku berlari ke mana mana dan gambaran gambaran akan siksaan siksaan yang akan aku lakukan membuat aku menjadi sangat horny.
Pada hari yang sudah di sepakati, pagi pagi hari sekali aku menelpon kantor untuk meminta ijin untuk tidak masuk hari itu, dan aku sudah sengaja untuk mengalihkan semua appointment yang ada di hari itu untuk direschedule ke esokan harinya. Asisten pribadi aku juga sudah aku beritahu bahwa hari ini aku ada keperluan mendesak yang harus diselesaikan di luar kantor, sehingga semua urusan yang ada aku delegasikan ke asistenku.
4 jam sebelum waktu yang di sepakati aku menulis SMS ke Anwar untuk detail persiapan yang harus dia lakukan, sehingga pada waktu aku datang di kamar hotel yang sudah di siapkan olehnya dia sudah siap untuk melayaniku. Aku meminta dia untuk mandi yang bersih (kalau perlu luluran), dan berdiri menunggu aku di depan pintu dalam kamar hotel dalam keadaan telanjang bulat dan mengenakan rantai anjing di lehernya dengan mata yang di tutup erat oleh sebuah dasi berwarna hitam. Aku juga meminta rantai anjing tersebut dililitkan di sekeliling lehernya dan dengan kulit penuntunnya digigit di mulutnya.
Kurang lebih jam 12 siang aku mendapat SMS dari Anwar yang berbunyi, "Aku sudah siap dan sedang menunggu di kamar 1811 untuk digunakan oleh kamu" melihat kata kata di SMS itu darah aku terkesiap dan bulu di tengkuk aku merinding membayangkan kenikmatan yang akan aku peroleh.
Aku bergegas mengenakan sepasang pakaian dalam lace aku yang berwarna hitam dan di baluti oleh sebuah blouse putih yang tipis serta satu stel blaser dan rok berwarna abu abu tua, aku juga sengaja menyemprotkan winyak wangi sekujur tubuh aku sehingga menjadi sangat semerbak wangi menggoda bila aku berjalan. Setelah berdandan aku dengan tergesa gesa mengambil kunci mobil aku dan mulai menyetir ke arah hotel tempat kita berjanji yang di tempuh kurang lebih hanya 15 menit.
The Game is Beginning
Tibalah aku di depan pintu kamar hotel, aku memencet bel yang berada di depan pintu kamar. Seketika pintu di buka, ini menandakan budak aku sudah dengan tepat mengikuti instruksi dariku. Segera aku masuk dan menutup pintu dan mengunci rantai pintu dalam. Aku melihat di depan aku seorang pria budak pemuas aku sedang berdiri tegap dengan posisi tangan silang ke belakang punggung dan kaki sedikit terbuka lebar, kelihatannya dia sangat menghayati perannya sebagai budak ku, terlihat penisnya sudah setengah ereksi mungkin karena sangat berantisipasi menunggu kedatangan ku, aku tersenyum melihat pemandangan di depan ku, selama kurang lebih 2 menit aku mempelajari badan yang akan diberikan kepada aku dalam 4-5 jam ke depan.
Para pembaca, aku sengaja menginstruksikan Anwar untuk mengenakan penutup mata, sehingga dia tidak dapat melihat ekspresi muka aku yang mungkin sedikit grogi atau tersenyum geli melihat dia yang sedang menggunakan rantai anjing dan mengigit kulit penuntun rantai anjing yang berwarna merah itu. Aku tidak mau wibawa aku hilang karenanya, jadi lebih baik matanya tertutup, dan aku pikir harusnya untuk dia sensasinya lebih besar juga bila dia pasrah dan tidak bisa melihat siapa yang datang dan mengunakan badannya.
Pelan Pelan aku ambil kulit penuntun rantai anjing yang di gigit di mulutnya dan melepaskan beberapa lilitan rantai besi yang berada di lehernya, kemudian aku menuntun dia ke tengah ruangan kamar di depan tempat tidur. Dengan posisinya berdiri yang sama dan dengan kepalanya menunduk. Aku berjalan perlahan mengelilingi dia sambil memeriksa dan menginspeksi badannya yang putih kecoklatan dan bersih itu.
Sekali kali aku membelai belai badannya untuk merasakan apakah dia sudah luluran dan mandi dengan bersih. Dengan lembut dan perlahan aku juga meremas remas penis dan kantung dimana dua buah bolanya berada untuk merasakan kejantanannya, dan menciumi dadanya dengan lembut untuk merasakan bau aroma badannya yang sebentar lagi akan aku pakai dengan seenak enaknya.
Anwar budak aku itu pasrah dan diam saja, aku bisa merasakan bahwa dia sangat excited sekali dengan perlakuan aku itu, sekali kali dia melenguh keenakan pada saat aku menyentuh bagian bagian sensitif di badannya. Setelah kurang lebih 10 menit aku melakukan inspeksi badannya dan puas dengan hasil inspeksi aku duduk di depannya di pinggiran ranjang.
Aku berkata, "Sekarang kamu berlutut..!". Dengan patuh dia menjatuhkan lututnya untuk berlutut di atas karpet, dengan mata masih tertutup dan kepala yang menunduk.
Kemudian dengan lembut dan tegas aku berkata di depan mukanya..
"Mulai detik ini, kamu adalah budak ku, badan dan jiwa kamu menjadi milik aku sampai sesi ini selesai, kamu enggak berhak lagi atas badan kamu, penis kamu, lidah kamu, muka kamu, tangan kamu, kaki kamu semuanya gunanya untuk memuaskan ku, kamu ngerti..?"
"Aku mengerti, silakan Ibu memakai badan aku untuk kesenangan dan kepuasan Ibu dengan seenak enaknya dan seegois egoisnya tanpa memikirkan aku sama sekali, semoga aku dapat memberikan kenikmatan buat Ibu, bila tidak silakan aku di hukum dan di siksa..", jawabnya dengan gemetar.
"Oke.. Bagus.." jawab ku.
"Mulut kamu juga tidak boleh bicara tanpa ijin, kecuali bila aku beri pertanyaan, kalau enggak badan kamu nanti aku siksa", lanjutku. Dia menganggukkan kepalanya dengan pasrah.
Aku beranjak berdiri sambil melepas blazer untuk menjadi lebih nyaman. Aku mengacuhkan keadaan slave aku yang masih berlutut telanjang di kamar hotel, seakan akan dia hanyalah sebuah benda yang bernafas dan berfungsi untuk aku nikmati bila aku inginkan. Aku berjalan jalan di kamar, melihat lihat pemandangan di jendela kamar hotel, menyalakan TV dan memilih milih channel yang bagus sambil tidur-tiduran. Kemudian perhatian aku tertumpu kepada sebuah tas gym yang berwarna hitam yang terongok di sudut kamar.
Satu persatu aku keluarkan barang barang yang ada di dalam tas itu dan aku susun di atas ranjang. Salah satu benda yang ada adalah sebuah borgol besi, aku ambil dan aku kenakan borgol itu ke dua tangannya dibelakang punggung budakku yang sedang berlutut. Sambil mengenakan borgol, aku berkata,
"Aku suka melihat melihat budak kesayangan aku menderita kesakitan dan enggak berdaya, jadi sekarang kamu akan aku siksa walaupun kamu enggak ngelakuin kesalahan apa apa, tapi penderitaan kamu bikin aku jadi terangsang, kamu senang kan di gituiin..?".
"Silakan Bu, aku senang sekali"
Aku ambil beberapa penjepit pakaian, kemudian aku cubit puting dadanya dan aku jepit masing masing satu penjepit di setiap puting. Belum puas melihat ringgisan di mukanya aku ambil lagi beberapa jepitan dan aku jepitkan di kantung dimana tempat dua biji penisnya berada, reaksinya sungguh luar biasa, setiap aku menjepitkan satu jepitan, dia melenguh kesakitan dan bergerak gerak kakinya, sehingga ada beberapa jepitan yang jatuh dan berbunyi, "Snnapp..".
Pelan Pelan aku ambil kulit penuntun rantai anjing yang di gigit di mulutnya dan melepaskan beberapa lilitan rantai besi yang berada di lehernya, kemudian aku menuntun dia ke tengah ruangan kamar di depan tempat tidur. Dengan posisinya berdiri yang sama dan dengan kepalanya menunduk. Aku berjalan perlahan mengelilingi dia sambil memeriksa dan menginspeksi badannya yang putih kecoklatan dan bersih itu.
Sekali kali aku membelai belai badannya untuk merasakan apakah dia sudah luluran dan mandi dengan bersih. Dengan lembut dan perlahan aku juga meremas remas penis dan kantung dimana dua buah bolanya berada untuk merasakan kejantanannya, dan menciumi dadanya dengan lembut untuk merasakan bau aroma badannya yang sebentar lagi akan aku pakai dengan seenak enaknya.
Anwar budak aku itu pasrah dan diam saja, aku bisa merasakan bahwa dia sangat excited sekali dengan perlakuan aku itu, sekali kali dia melenguh keenakan pada saat aku menyentuh bagian bagian sensitif di badannya. Setelah kurang lebih 10 menit aku melakukan inspeksi badannya dan puas dengan hasil inspeksi aku duduk di depannya di pinggiran ranjang.
Aku berkata, "Sekarang kamu berlutut..!". Dengan patuh dia menjatuhkan lututnya untuk berlutut di atas karpet, dengan mata masih tertutup dan kepala yang menunduk.
Kemudian dengan lembut dan tegas aku berkata di depan mukanya..
"Mulai detik ini, kamu adalah budak ku, badan dan jiwa kamu menjadi milik aku sampai sesi ini selesai, kamu enggak berhak lagi atas badan kamu, penis kamu, lidah kamu, muka kamu, tangan kamu, kaki kamu semuanya gunanya untuk memuaskan ku, kamu ngerti..?"
"Aku mengerti, silakan Ibu memakai badan aku untuk kesenangan dan kepuasan Ibu dengan seenak enaknya dan seegois egoisnya tanpa memikirkan aku sama sekali, semoga aku dapat memberikan kenikmatan buat Ibu, bila tidak silakan aku di hukum dan di siksa..", jawabnya dengan gemetar.
"Oke.. Bagus.." jawab ku.
"Mulut kamu juga tidak boleh bicara tanpa ijin, kecuali bila aku beri pertanyaan, kalau enggak badan kamu nanti aku siksa", lanjutku. Dia menganggukkan kepalanya dengan pasrah.
Aku beranjak berdiri sambil melepas blazer untuk menjadi lebih nyaman. Aku mengacuhkan keadaan slave aku yang masih berlutut telanjang di kamar hotel, seakan akan dia hanyalah sebuah benda yang bernafas dan berfungsi untuk aku nikmati bila aku inginkan. Aku berjalan jalan di kamar, melihat lihat pemandangan di jendela kamar hotel, menyalakan TV dan memilih milih channel yang bagus sambil tidur-tiduran. Kemudian perhatian aku tertumpu kepada sebuah tas gym yang berwarna hitam yang terongok di sudut kamar.
Satu persatu aku keluarkan barang barang yang ada di dalam tas itu dan aku susun di atas ranjang. Salah satu benda yang ada adalah sebuah borgol besi, aku ambil dan aku kenakan borgol itu ke dua tangannya dibelakang punggung budakku yang sedang berlutut. Sambil mengenakan borgol, aku berkata,
"Aku suka melihat melihat budak kesayangan aku menderita kesakitan dan enggak berdaya, jadi sekarang kamu akan aku siksa walaupun kamu enggak ngelakuin kesalahan apa apa, tapi penderitaan kamu bikin aku jadi terangsang, kamu senang kan di gituiin..?".
"Silakan Bu, aku senang sekali"
Aku ambil beberapa penjepit pakaian, kemudian aku cubit puting dadanya dan aku jepit masing masing satu penjepit di setiap puting. Belum puas melihat ringgisan di mukanya aku ambil lagi beberapa jepitan dan aku jepitkan di kantung dimana tempat dua biji penisnya berada, reaksinya sungguh luar biasa, setiap aku menjepitkan satu jepitan, dia melenguh kesakitan dan bergerak gerak kakinya, sehingga ada beberapa jepitan yang jatuh dan berbunyi, "Snnapp..".
Aku jambak rambut dia dan aku bilang, "Jangan gerak gerak! Atau nanti penis kamu aku jepit juga..".
Dengan patuh dia berusaha untuk diam dan menahan sakit. Terlihat dia mulai mengigit bibir bawahnya dan badannya gemetar menahan sakit, peluh mulai membasahi badannya yang sexy.
Aku duduk di depannya tersenyum menikmati hasil kreasi yang aku ciptakan, terlihat jepitan baju yang berwarna warni memenuhi areal sekitar penisnya dan sepasang jepitan di nipplenya. Kemudian aku memerintahkan dia untuk melakukan jongkok berdiri selama 20 kali dengan badan yang tegap lurus, dan aku suruh dia menghitung jumlah jongkok berdiri itu dengan keras.
"Satu.. Dua.. Tiga.." dan seterusnya.
Nafasnya mulai terengah engah dan keringat mulai membanjiri badannya sehingga menimbulkan efek mengkilat pada otot otot dibadannya yang sexy itu. Sesekali karena gerakan jongkok berdiri itu beberapa jepitan lepas, dan setiap jepitan lepas budak aku (anwar) menggumam menahan rasa sakit. Oh rasanya nikmat sekali melihatnya seperti itu, dan aku mulai horny dan basah karenanya. Setelah selesai aku suruh dia berdiri, dan aku berjalan mengitarinya sambil membelai belai badannya yang basah oleh keringat, sesekali aku menyuruh dia untuk menjilati jari jari aku yang basah karena memegang megang keringat di badannya.
Aku mengambil handuk kecil di kamar mandi, dan melepaskan borgol dan ikatan matanya, kemudian aku memberikan handuk itu sambil berkata,
"Bersihin keringet di badan kamu.. Sekarang kamu harus puasin aku yah.. Ayo kalo udah selesai keringin keringet kamu, buka baju aku satu persatu dan gantung baju aku yang rapi jangan sampai ada yang lecek."
Dengan patuh dia mulai melap badannya yang berkeringat, kemudian dengan kepala menunduk dia menghampiriku.
"Ayo sekarang buka bajuku.."
"Baik Bu.., maaf, permisi Bu.."
Tangannya satu persatu dengan lembut membuka kancing blouseku. Kelihatannya dia sangat menyukai badan aku yang mulus dan wangi, terlihat penisnya mulai berdiri dan menganguk angguk kesenangan. Setelah aku telanjang bulat dan semua pakaian aku tergantung dengan rapi di lemari, aku menyuruh dia untuk nungging di atas ranjang dengan kaki terbuka dan tangan ke belakang. Kemudian aku kenakan lagi borgol besi ke tangannya di belakang punggungnya, lalu aku sendiri tiduran setengah duduk di sampingnya sambil memegang megang badannya yang dalam posisi pasrah itu. Penisnya aku tarik tarik, betot betot dan kocok kocok, seakan seperti memerah sapi.
"Eh budak, aku mau lidah kamu jilatin seluruh badan ku, mulai dari pundak sampai ke ujung kakiku. Jangan sampai ada se centi pun yang ketinggalan pokoknya semuanya aku minta di jilat sampai kering, oh yah ampir lupa nih aku pakeiin rantai kamu dulu". Aku pasang rantai anjing di lehernya.
"Ayo mulai jilat jilat kaya anjing, kalo rantai ini aku tarik sekali berarti kamu pindah jilatin ke tempat lain, tapi kalo aku diem aja berarti kamu terus jilatin tempat yang lagi kamu jilatin..,.. Ngerti..?".
"Ngerti Bu.." jawabnya.
Nikmat sekali rasanya dijilati oleh budak aku (anwar) yang satu ini, sekujur badan aku dijilati dengan telaten, kalo aku udah bosen di jilatin di satu tempat aku hentakan rantainya, baru dia pindah ke tempat lain. Yang membuat aku horny juga meliha dia kesusahan waktu menjilati aku karena tangannya terikat ke belakang, jadi terkadang kepalanya nempel di badan aku karena pegal di otot perutnya menahan bebannya sendiri, biasanya kalo dia kecapeaan aku pukul pantatnya pake penggaris kayu yang ada di sampingku.
Dengan senak enaknya aku mengulet ngulet di atas tempat tidur sementara budak aku (anwar) terus berusaha menjilati badan ku, sekali kali aku menaikan kaki aku ke atas badannya dan membuat dia semakin menderita karena berat yang di timbulkan.
Pada saat dia menjilati telapak kaki, jari jari di telapak kaki aku yang satunya aktif membelai belai mukanya dan juga menjambak jambak rambutnya. Sensasi di jari kaki aku waktu di jilati dan di hisap satu persatu sungguh luar biasa dengan rajin budak aku (anwar) mengulum dan menjilati jari kaki aku sampai aku hentakan rantai baru dia pindah ke jari yang berikutnya.
Dengan patuh dia berusaha untuk diam dan menahan sakit. Terlihat dia mulai mengigit bibir bawahnya dan badannya gemetar menahan sakit, peluh mulai membasahi badannya yang sexy.
Aku duduk di depannya tersenyum menikmati hasil kreasi yang aku ciptakan, terlihat jepitan baju yang berwarna warni memenuhi areal sekitar penisnya dan sepasang jepitan di nipplenya. Kemudian aku memerintahkan dia untuk melakukan jongkok berdiri selama 20 kali dengan badan yang tegap lurus, dan aku suruh dia menghitung jumlah jongkok berdiri itu dengan keras.
"Satu.. Dua.. Tiga.." dan seterusnya.
Nafasnya mulai terengah engah dan keringat mulai membanjiri badannya sehingga menimbulkan efek mengkilat pada otot otot dibadannya yang sexy itu. Sesekali karena gerakan jongkok berdiri itu beberapa jepitan lepas, dan setiap jepitan lepas budak aku (anwar) menggumam menahan rasa sakit. Oh rasanya nikmat sekali melihatnya seperti itu, dan aku mulai horny dan basah karenanya. Setelah selesai aku suruh dia berdiri, dan aku berjalan mengitarinya sambil membelai belai badannya yang basah oleh keringat, sesekali aku menyuruh dia untuk menjilati jari jari aku yang basah karena memegang megang keringat di badannya.
Aku mengambil handuk kecil di kamar mandi, dan melepaskan borgol dan ikatan matanya, kemudian aku memberikan handuk itu sambil berkata,
"Bersihin keringet di badan kamu.. Sekarang kamu harus puasin aku yah.. Ayo kalo udah selesai keringin keringet kamu, buka baju aku satu persatu dan gantung baju aku yang rapi jangan sampai ada yang lecek."
Dengan patuh dia mulai melap badannya yang berkeringat, kemudian dengan kepala menunduk dia menghampiriku.
"Ayo sekarang buka bajuku.."
"Baik Bu.., maaf, permisi Bu.."
Tangannya satu persatu dengan lembut membuka kancing blouseku. Kelihatannya dia sangat menyukai badan aku yang mulus dan wangi, terlihat penisnya mulai berdiri dan menganguk angguk kesenangan. Setelah aku telanjang bulat dan semua pakaian aku tergantung dengan rapi di lemari, aku menyuruh dia untuk nungging di atas ranjang dengan kaki terbuka dan tangan ke belakang. Kemudian aku kenakan lagi borgol besi ke tangannya di belakang punggungnya, lalu aku sendiri tiduran setengah duduk di sampingnya sambil memegang megang badannya yang dalam posisi pasrah itu. Penisnya aku tarik tarik, betot betot dan kocok kocok, seakan seperti memerah sapi.
"Eh budak, aku mau lidah kamu jilatin seluruh badan ku, mulai dari pundak sampai ke ujung kakiku. Jangan sampai ada se centi pun yang ketinggalan pokoknya semuanya aku minta di jilat sampai kering, oh yah ampir lupa nih aku pakeiin rantai kamu dulu". Aku pasang rantai anjing di lehernya.
"Ayo mulai jilat jilat kaya anjing, kalo rantai ini aku tarik sekali berarti kamu pindah jilatin ke tempat lain, tapi kalo aku diem aja berarti kamu terus jilatin tempat yang lagi kamu jilatin..,.. Ngerti..?".
"Ngerti Bu.." jawabnya.
Nikmat sekali rasanya dijilati oleh budak aku (anwar) yang satu ini, sekujur badan aku dijilati dengan telaten, kalo aku udah bosen di jilatin di satu tempat aku hentakan rantainya, baru dia pindah ke tempat lain. Yang membuat aku horny juga meliha dia kesusahan waktu menjilati aku karena tangannya terikat ke belakang, jadi terkadang kepalanya nempel di badan aku karena pegal di otot perutnya menahan bebannya sendiri, biasanya kalo dia kecapeaan aku pukul pantatnya pake penggaris kayu yang ada di sampingku.
Dengan senak enaknya aku mengulet ngulet di atas tempat tidur sementara budak aku (anwar) terus berusaha menjilati badan ku, sekali kali aku menaikan kaki aku ke atas badannya dan membuat dia semakin menderita karena berat yang di timbulkan.
Pada saat dia menjilati telapak kaki, jari jari di telapak kaki aku yang satunya aktif membelai belai mukanya dan juga menjambak jambak rambutnya. Sensasi di jari kaki aku waktu di jilati dan di hisap satu persatu sungguh luar biasa dengan rajin budak aku (anwar) mengulum dan menjilati jari kaki aku sampai aku hentakan rantai baru dia pindah ke jari yang berikutnya.
Aku menikmati service budak aku (anwar) ini sambil menikmati rokok dan menonton TV, kalau aku haus aku suruh dia berhenti dan mengambil minuman kaleng di mini bar (tentunya dengan tangan masih terikat) sehingga dia kesusahan mengambil minuman untuk ku, dengan geli aku tersenyum melihat kesulitan yang dia hadapi. Rasanya enak sekali selama hampir 2 jam aku seperti ratu di manja dan di buat geli oleh lidahnya yang nikmat.
Setelah puas di manja oleh lidahnya, sekujur badan aku menjadi sangat sensitif dan ditambah oleh rasa puas ku, aku ingin sekali climax. Lalu aku bentangkan kaki aku dan membuka lebar anus aku dengan mengunakan kedua tangan ku, kemudian aku menyuruh budak aku (anwar) untuk menjilati dan memasukan lidahnya ke dalam anus ku, ohh rasanya nikmat luar biasa, lidahnya berputar putar di dalam anus aku dan sekelilingnya.
Setelah itu aku menghentakan rantai anjingnya, bertanda aku ingin dia pindah tempat, sepertinya dia sudah mengerti kalau clitoris aku sudah mengeras dan ingin dijilati. Aku buka bibir vagina aku dan aku benamkan kepala budak aku (anwar) ke situ dengan posisi lidahnya tepat di clitoris ku.
Tidak lama kemudian aku mencapai climax, rambutnya aku jambak dengan keras selama beberapa menit sementara aku masih menikmati kegelian yang masih ada, lalu aku tendang dia ke lantai dan aku suruh dia menghisap hisap jempol kaki aku sementara aku mengatur napas dan menikmati sisa sisa climax aku itu.
Tanpa terasa selama kurang lebih 20 menit aku terlelap tidur nikmat, dan terbangun oleh rasa ingin kencing dan kuluman lidah budak aku (anwar) yang masih dengan setia menghisapi jempol kaki ku. Lalu aku duduk dan membuka ikatan borgol di tangan budak aku (anwar) itu.
"Kamu pintar sekali muasin aku.. Pasti kamu sekarang haus yah..?"
"Terima kasih Bu..,. Iya Bu.. Aku haus"
"OK.. Kalo gitu ayo ikut aku, kamu aku kasih hadiah.."
Aku tuntun dia ke kamar mandi dan menyuruh dia rebahan telentang di dalam bath tub.
"Buka mulut kamu yang lebar, yah Sayang!"
Kemudian aku jongkok di atas mukanya dan mulai mengencingi mukanya sambil mengarahkan arus air kencing aku ke mulutnya.
"Ayo.. Di minum semuanya.. Buka mulutnya yang lebih lebar lagi yahh.. Ayoh dongakin kepalanya biar enggak tumpah-tumpah Sayang.."
Dengan patuh budakku meminum air kencing aku dengan lahap, terlihat jankunnya bergerak naik turun meneguk air kencingku yang masuk ke mulutnya yang terbuka dengan lebar.
Setelah selesai aku menyuruh dia untuk membersihkan vagina aku dengan mulutnya, karena air kencingku tercecer ke mana mana aku berdiri dan menyalakan pancuran shower sementara budak aku (anwar) masih tiduran di dalam bath tub, aku membersihkan badan aku di pancuran shower yang terletak di atas bathtub sambil satu kaki ku, aku letakan di atas muka slaveku yang masih tiduran di bawah. Setelah selesai aku keluar dari bath tub dan mengeringkan badan dan kaki aku dengan handuk kemudian aku taruh handuk itu di lantai dan aku menyuruh budak aku (anwar) untuk bersih bersih dan mengeringkan badannya dengan handuk tersebut.
"Ayo bersih bersih.. Jangan lupa pakai sabun yah, biar enggak bau.. Aku tunggu kamu di kamar.. Kalau lama dan enggak bersih nanti kamu aku hukum loh.." ujarku dengan manja.
Selang beberapa menit budak aku (anwar) selesai bersih bersih, sementara aku duduk di atas kursi di belakang sebuah meja belajar.
Diatas meja aku persiapkan sebuah lilin yang sudah aku nyalakan, gelas kosong, sepasang sarung tangan karet dan KY Jelly.
"Ayo merangkak ke sini sayang.. Aku belum selesai sama kamu.."
Dengan patuh dia merangkak menuju ke arah ku. Sesampainya dia di samping ku, rambut kepalanya aku elus elus, dan sesekali jari tangan aku memainkan bibirnya yang kemudian dia jilati seperti seekor anjing yang patuh.
Aku menyuruh dia untuk naik ke atas meja belajar di depan aku dengan posisi nungging dan kaki terbuka sehingga lubang anus dan penisnya terlihat jelas.
Sambil duduk di belakang meja aku memakai sarung tangan karet dan melumasi KY Jelly dipermukaan sarung tangan. Aku juga memberikan Jelly itu ke sekitar selangkangan, penis dan terutama didalam lubang anusnya. Dengan perlahan aku memasukan jari tengah aku ke dalam anusnya dia yang sudah terlumuri dengan banyak KY jelly, sementara tangan aku yang satu lagi meremas remas dan mengurut urut dengan lembut alat kelaminnya yang sudah licin oleh KY jelly.
Setelah puas di manja oleh lidahnya, sekujur badan aku menjadi sangat sensitif dan ditambah oleh rasa puas ku, aku ingin sekali climax. Lalu aku bentangkan kaki aku dan membuka lebar anus aku dengan mengunakan kedua tangan ku, kemudian aku menyuruh budak aku (anwar) untuk menjilati dan memasukan lidahnya ke dalam anus ku, ohh rasanya nikmat luar biasa, lidahnya berputar putar di dalam anus aku dan sekelilingnya.
Setelah itu aku menghentakan rantai anjingnya, bertanda aku ingin dia pindah tempat, sepertinya dia sudah mengerti kalau clitoris aku sudah mengeras dan ingin dijilati. Aku buka bibir vagina aku dan aku benamkan kepala budak aku (anwar) ke situ dengan posisi lidahnya tepat di clitoris ku.
Tidak lama kemudian aku mencapai climax, rambutnya aku jambak dengan keras selama beberapa menit sementara aku masih menikmati kegelian yang masih ada, lalu aku tendang dia ke lantai dan aku suruh dia menghisap hisap jempol kaki aku sementara aku mengatur napas dan menikmati sisa sisa climax aku itu.
Tanpa terasa selama kurang lebih 20 menit aku terlelap tidur nikmat, dan terbangun oleh rasa ingin kencing dan kuluman lidah budak aku (anwar) yang masih dengan setia menghisapi jempol kaki ku. Lalu aku duduk dan membuka ikatan borgol di tangan budak aku (anwar) itu.
"Kamu pintar sekali muasin aku.. Pasti kamu sekarang haus yah..?"
"Terima kasih Bu..,. Iya Bu.. Aku haus"
"OK.. Kalo gitu ayo ikut aku, kamu aku kasih hadiah.."
Aku tuntun dia ke kamar mandi dan menyuruh dia rebahan telentang di dalam bath tub.
"Buka mulut kamu yang lebar, yah Sayang!"
Kemudian aku jongkok di atas mukanya dan mulai mengencingi mukanya sambil mengarahkan arus air kencing aku ke mulutnya.
"Ayo.. Di minum semuanya.. Buka mulutnya yang lebih lebar lagi yahh.. Ayoh dongakin kepalanya biar enggak tumpah-tumpah Sayang.."
Dengan patuh budakku meminum air kencing aku dengan lahap, terlihat jankunnya bergerak naik turun meneguk air kencingku yang masuk ke mulutnya yang terbuka dengan lebar.
Setelah selesai aku menyuruh dia untuk membersihkan vagina aku dengan mulutnya, karena air kencingku tercecer ke mana mana aku berdiri dan menyalakan pancuran shower sementara budak aku (anwar) masih tiduran di dalam bath tub, aku membersihkan badan aku di pancuran shower yang terletak di atas bathtub sambil satu kaki ku, aku letakan di atas muka slaveku yang masih tiduran di bawah. Setelah selesai aku keluar dari bath tub dan mengeringkan badan dan kaki aku dengan handuk kemudian aku taruh handuk itu di lantai dan aku menyuruh budak aku (anwar) untuk bersih bersih dan mengeringkan badannya dengan handuk tersebut.
"Ayo bersih bersih.. Jangan lupa pakai sabun yah, biar enggak bau.. Aku tunggu kamu di kamar.. Kalau lama dan enggak bersih nanti kamu aku hukum loh.." ujarku dengan manja.
Selang beberapa menit budak aku (anwar) selesai bersih bersih, sementara aku duduk di atas kursi di belakang sebuah meja belajar.
Diatas meja aku persiapkan sebuah lilin yang sudah aku nyalakan, gelas kosong, sepasang sarung tangan karet dan KY Jelly.
"Ayo merangkak ke sini sayang.. Aku belum selesai sama kamu.."
Dengan patuh dia merangkak menuju ke arah ku. Sesampainya dia di samping ku, rambut kepalanya aku elus elus, dan sesekali jari tangan aku memainkan bibirnya yang kemudian dia jilati seperti seekor anjing yang patuh.
Aku menyuruh dia untuk naik ke atas meja belajar di depan aku dengan posisi nungging dan kaki terbuka sehingga lubang anus dan penisnya terlihat jelas.
Sambil duduk di belakang meja aku memakai sarung tangan karet dan melumasi KY Jelly dipermukaan sarung tangan. Aku juga memberikan Jelly itu ke sekitar selangkangan, penis dan terutama didalam lubang anusnya. Dengan perlahan aku memasukan jari tengah aku ke dalam anusnya dia yang sudah terlumuri dengan banyak KY jelly, sementara tangan aku yang satu lagi meremas remas dan mengurut urut dengan lembut alat kelaminnya yang sudah licin oleh KY jelly.
Remasan dan urutan aku itu membuat penisnya menjadi sangat keras dan tegang, bila ini terjadi aku menyodok-nyodok lubang anusnya dengan kasar sehingga dia menjadi kesakitan dan lemas lagi. Setelah lemas aku urut urut lagi dengan lembut sampai tegang kembali dan seterusnya sampai berulang ulang kali.
Dia sangat menyukai perlakuan ini, hanya mungkin sedikit frustasi karena aku terus goda goda hingga tidak mencapai climax. Penisnya dan area antara lubang anus dan kantung biji aku urut urut dan penisnya aku kocok-kocok lembut dengan irama yang perlahan dan menggoda. Sampai suatu saat hampir dia ejakulasi namun aku tekan pangkal penisnya dan aku tetesi dengan lilin panas di sekujur punggung dan lubang pantatnya yang sensitif.
Dia menjerit kesakitan dan minta ampun pada saat aku tetesi lilin, setelah itu mengerang ngerang keenakan bila aku stimulasi alat kelaminnya. Setelah aku pikir dia sudah cukup menderita akhirnya aku urut penisnya dengan tempo yang lambat dan mantap dan makin lama makin cepat, sambil berkata..
"Kamu enggak boleh keluar dulu yah.. Awas loh.. Kalo kamu mau keluar kamu harus minta ijin dulu sama ibu."
"Ibuu aku minta ijin mau keluar.. Ampunn udah enggak tahan lagi..", rintihnya tak lama kemudian.
"Ok.. Ayo keluarin budakku sayang" jawab aku seraya mengambil gelas kosong yang ada di atas meja.
Aku mengarahkan muka gelas itu ke lubang penis di tempat spermanya akan keluar. Selang beberapa detik penisnya menggelembung dan memuntahkan cairan sperma yang sangat banyak. Aku terus mengenggam dan mengurut ngurut penisnya sampai tetes sperma terakhir tertampung di dalam gelas. Terlihat kepuasan di muka slave aku dan sekujur badannya gemetar keenakan, kepalanya lunglai dengan dahi bersender di atas meja.
Lalu aku mengambil sebuah sendok kecil yang biasanya di sediakan di tempat pembuatan kopi/teh di dalam kamar. Lalu aku mengaduk ngaduk gelas yang berisi spermanya itu dan menyuapinya sendok demi sendok sampai habis bersih.
"Enak sayang..?" tanyaku.
"Iya Bu.. Enak sekalii.. Terima kasih Ibu.."
"Pinterr deh budakku.. Ayo dijilatin sendoknya sampai bersih..!"
*****
Demikianlah para pembaca, sebagian dari cerita permainan aku dengan slave aku Anwar. Permainan ini selalu kami lakukan kira kira 1 minggu sekali tentunya dengan variasi yang berbeda beda. Setelah permainan selesai kami kembali ke dunia nyata kami masing masing.
Biasanya setelah permainan usai sekitar jam 7 malam kami ngobrol ngobrol sambil makan dari orderan room service, kami tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi dan bahan pembicaraan kami bisa membahas apa saja seperti teman lama karib yang sudah lama tidak bertemu.
Kami mempunyai komitmen perjanjian untuk tidak saling jatuh cinta karena dia sudah mempunyai keluarga dan aku juga tidak mau mencari masalah, yang penting fantasi aku ini dapat tersalurkan tanpa komplikasi komplikasi yang mungkin dapat terjadi.
Bahkan sebagai bukti penyerahan dirinya kepada aku dan juga sebagai bukti dari kami bahwa kami tidak akan saling jatuh cinta, kami merencanakan untuk meminjamkan badan budak aku kepada wanita lain yang mungkin berminat untuk memakai dia sebagai budaknya untuk sementara.
Apakah di antara pembaca ada yang berminat?
Tamat
Dia sangat menyukai perlakuan ini, hanya mungkin sedikit frustasi karena aku terus goda goda hingga tidak mencapai climax. Penisnya dan area antara lubang anus dan kantung biji aku urut urut dan penisnya aku kocok-kocok lembut dengan irama yang perlahan dan menggoda. Sampai suatu saat hampir dia ejakulasi namun aku tekan pangkal penisnya dan aku tetesi dengan lilin panas di sekujur punggung dan lubang pantatnya yang sensitif.
Dia menjerit kesakitan dan minta ampun pada saat aku tetesi lilin, setelah itu mengerang ngerang keenakan bila aku stimulasi alat kelaminnya. Setelah aku pikir dia sudah cukup menderita akhirnya aku urut penisnya dengan tempo yang lambat dan mantap dan makin lama makin cepat, sambil berkata..
"Kamu enggak boleh keluar dulu yah.. Awas loh.. Kalo kamu mau keluar kamu harus minta ijin dulu sama ibu."
"Ibuu aku minta ijin mau keluar.. Ampunn udah enggak tahan lagi..", rintihnya tak lama kemudian.
"Ok.. Ayo keluarin budakku sayang" jawab aku seraya mengambil gelas kosong yang ada di atas meja.
Aku mengarahkan muka gelas itu ke lubang penis di tempat spermanya akan keluar. Selang beberapa detik penisnya menggelembung dan memuntahkan cairan sperma yang sangat banyak. Aku terus mengenggam dan mengurut ngurut penisnya sampai tetes sperma terakhir tertampung di dalam gelas. Terlihat kepuasan di muka slave aku dan sekujur badannya gemetar keenakan, kepalanya lunglai dengan dahi bersender di atas meja.
Lalu aku mengambil sebuah sendok kecil yang biasanya di sediakan di tempat pembuatan kopi/teh di dalam kamar. Lalu aku mengaduk ngaduk gelas yang berisi spermanya itu dan menyuapinya sendok demi sendok sampai habis bersih.
"Enak sayang..?" tanyaku.
"Iya Bu.. Enak sekalii.. Terima kasih Ibu.."
"Pinterr deh budakku.. Ayo dijilatin sendoknya sampai bersih..!"
*****
Demikianlah para pembaca, sebagian dari cerita permainan aku dengan slave aku Anwar. Permainan ini selalu kami lakukan kira kira 1 minggu sekali tentunya dengan variasi yang berbeda beda. Setelah permainan selesai kami kembali ke dunia nyata kami masing masing.
Biasanya setelah permainan usai sekitar jam 7 malam kami ngobrol ngobrol sambil makan dari orderan room service, kami tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi dan bahan pembicaraan kami bisa membahas apa saja seperti teman lama karib yang sudah lama tidak bertemu.
Kami mempunyai komitmen perjanjian untuk tidak saling jatuh cinta karena dia sudah mempunyai keluarga dan aku juga tidak mau mencari masalah, yang penting fantasi aku ini dapat tersalurkan tanpa komplikasi komplikasi yang mungkin dapat terjadi.
Bahkan sebagai bukti penyerahan dirinya kepada aku dan juga sebagai bukti dari kami bahwa kami tidak akan saling jatuh cinta, kami merencanakan untuk meminjamkan badan budak aku kepada wanita lain yang mungkin berminat untuk memakai dia sebagai budaknya untuk sementara.
Apakah di antara pembaca ada yang berminat?
Tamat