Secret Fantasy INCES S-1
Aku panik, diam seribu bahasa tak bisa berbuat apa-apa. Mau lari tapi kakiku keluh. Ya sekujur tubuhku berasa mematung.
“Sini duduk deh, coba tante mau tanya” kata Tante Wita.
Aku duduk bangku sebelahnya. Ku coba tenangkan diri dengan menyalakan sebatan rokok yang ada di meja makan dapur. Tante Wita meletakan HP di meja makan, sekali hisap ia menghabiskan isapan terkahir rokoknya. Aku masih coba menenangkan diri.
Wajah tante mendekati wajahku dan ia tersenyum.
“Enak gak main sama bibi?” kata Tante Wita.
“Ya enak lah tante” jawabku malu.
“Tante udh lama lho gak di sentuh om herry” katanya dengan nada sedikit nakal.
“Ada ikan nyamperin kail” batinku.
“Wah masa sih tante, kok om herry rugi bgt gak pernah nyentuh wanita secantik tante” kata ku menggombal.
Tante Wita menggigit kecil bibir kiri bawahnya dengan sedikit ekspresi nakal. Matanya yang sipit sedikit merem.
Aku Tegang, Tante Wita menyentuh paha kananku, lalu menggosok-gosokan tangannya di pahaku.
“Tante mau juga dong” katanya dengan nada manja.
“Tante mau apa?” tanyaku pura-pura blo’on.
“Itu tuhh... kayak bib juga..” jawabnya.
Kesempatan tak dating dua kali, pikirku.
Ku keluarkan batang penisku yang mulai tegang dari dalam celanaku. Aku berdiri di hadapan Tante Wita sambil mulai mengocok-ocok pelan batang penisku. Tante Wita membuka handuk yang melilit dikepalanya, ia menggeraikan rambutnya yang sudah setengah kering. Aku memebelai rambutnya yang Panjang sebahu itu. Tangannya melingkar di pinggangku, ia pun berdiri dihadapanku sekarang.
“Puasin tante juga yah..” Katanya di depan wajahku.
Aku membelai pipinya, segera ku cium dan ku lamut bibirnya dengan penuh rangsangan. Tante Wita memejamkan matanya dan membalas kecupan bibirku, lalu kami saling berpagutan.
Ku belai punggungnya sambil terus melamut bibirnya, tanganku turun ke pantatnya. Ku belai-belai pantatnya dengan penuh kelembutan.
Aku tahu, wanita seperti Tante Wita yang sudah lama tak di sentu oleh suamninya pasti sangat haus dengan kelembutan dari seorang lelaki.
“I’m the man on the right place” Pikirku.
Pagutan bibirku turun ke dagunya, ku kecup dengan sangat hati-hati dan penuh rangasang, pelan-pelan lidahku turun ke leher dan tengkuknya.
“Ahh...” Tante Wita mendesah.
“Terus ku jilati seluruh bagian leher dan dadanya, tangan kananku menusyup ke bawah dasternya, mulai bergerilya dari dari bawah naik keatas, dari atas turun kebawah lagi.tangan krinya menjambak-jambak rambutku, Sementara tangan kanan Tante Wita memeluk leherku dengan erat, seperti tak ingin lepas.
“Mmmhh... ayo al, tante kepingin di puasin dong..” Bisiknya di telingaku.
Tante Wita menarik tanganku dan mengajak ku untuk pindah k kamar di lantai bawah yang kosong.
Setelah tante mengunci kamar kami saling bercumbu Kembali. Tak ada yang tertinggal dari kecupan birahiku dari tubuh Tante Wita. Ia begitu tampak menikmati serangan dari birahi ku.
Kuturnkan kepalaku, lalu ku sibakan bawah dasternya. Kepalaku masuk ke tengah-tengah selangkangannya. Ku peloroti celana dalam hitam Tante Wita, sudah sangat basah rupanya.
“Jilatin al, jilatin klitoris tante ini, udah gatel banget al” kata tante wita memohon.
Kumasukan lidahku ke lubangnya yang basah, aku menjilat-jilat klitorisnya sesuai permintaan tane wita.
“Ahhh enakk banget al, tante udh lama gak di giniin sama om herry al” erang tante wita
Tante wita menjambak rambutku dan menekan kepalaku agar lebih mendalam berada di selangkangannya.
Rasa asin dari cairan cinta yang keluar dari lubang kemaluannya tak begitu kurasa. Aku masih asik menikmati lubang tante wita. Tante wita duduk di sisi spring bed kamar, ia membuka lebar-lebar kedua pahanya yang putih.
“Come on, come to mama, honey! Make me feel so high with ur dick” kata tante wita merayu ku sembari memanggilku dg isyarat jari telunjuknya.
Aku hampiri tante wita, kutindihi tubuhnya yang kurus tinggi itu, ku lamut bibirnya, tante wita membalasnya dengan penuh Hasrat yang tinggi. Tangan kananku bermain-main di klitorisnya.
“I never ever feel so horny since 3 years nore, so please do anything to make me happy tonight” lanjut tante wita dengan penuh birahi yang sudah tinggi.
“Never mind my bitch” candaku sembari tersenyum.
“Yes my son, come on lick my pussy” erang tante wita dengan liarnya.
Kuturuti permintaanya, mulutku ku arahkan di lubang kemaluannya yang sudah sangat basah itu.
Tak sampai 3 menit, tante wita mengerang.
“Oh my Ghost, I will cum honey.....uhhh” tante wita menjambak rambutku dengan kuat.
Seketika cairan hangat menyembur di lidahku. Sangat banyak, bahkan ada yang tertelan ke dalam mulutku, dan aku menikmatinya.
“Come out your dick son, I feel so thirsty right now” kata tante wita penuh semangat.
Ku keluarkan batang penisku yang sudah mengeras itu. Tante wita langsung mengulumnya dengan penuh nafsu yang tinggi.
“Ahhh... enakk tanteee...” erang ku kali ini.
“Tante isep kontol kamu, tante gak bakal kasih ampun kamu malem ini” kata tante wita.
Tante wita terus megulum batang ku dengan penuh kelihaian, ia sepertinya sangat paham bagian dari buah zakarku yang sensitive.
Kali ini aku tak ingin kalah, ku jambak rambut tante dan kusodokan batang penisku dengan kuat ke mulutnya.
“Mpphhh..mmhhh...ahhh...” suara tante begitu binalnya.
10 menit kemudian, tante tak tahan untuk mencoba batang penisku untuk masuk ke dalam lubang kenikmatannya.
“Ayoo sayang, masuk sini ke lubang enak tante” kata tante wita.
“Sini duduk deh, coba tante mau tanya” kata Tante Wita.
Aku duduk bangku sebelahnya. Ku coba tenangkan diri dengan menyalakan sebatan rokok yang ada di meja makan dapur. Tante Wita meletakan HP di meja makan, sekali hisap ia menghabiskan isapan terkahir rokoknya. Aku masih coba menenangkan diri.
Wajah tante mendekati wajahku dan ia tersenyum.
“Enak gak main sama bibi?” kata Tante Wita.
“Ya enak lah tante” jawabku malu.
“Tante udh lama lho gak di sentuh om herry” katanya dengan nada sedikit nakal.
“Ada ikan nyamperin kail” batinku.
“Wah masa sih tante, kok om herry rugi bgt gak pernah nyentuh wanita secantik tante” kata ku menggombal.
Tante Wita menggigit kecil bibir kiri bawahnya dengan sedikit ekspresi nakal. Matanya yang sipit sedikit merem.
Aku Tegang, Tante Wita menyentuh paha kananku, lalu menggosok-gosokan tangannya di pahaku.
“Tante mau juga dong” katanya dengan nada manja.
“Tante mau apa?” tanyaku pura-pura blo’on.
“Itu tuhh... kayak bib juga..” jawabnya.
Kesempatan tak dating dua kali, pikirku.
Ku keluarkan batang penisku yang mulai tegang dari dalam celanaku. Aku berdiri di hadapan Tante Wita sambil mulai mengocok-ocok pelan batang penisku. Tante Wita membuka handuk yang melilit dikepalanya, ia menggeraikan rambutnya yang sudah setengah kering. Aku memebelai rambutnya yang Panjang sebahu itu. Tangannya melingkar di pinggangku, ia pun berdiri dihadapanku sekarang.
“Puasin tante juga yah..” Katanya di depan wajahku.
Aku membelai pipinya, segera ku cium dan ku lamut bibirnya dengan penuh rangsangan. Tante Wita memejamkan matanya dan membalas kecupan bibirku, lalu kami saling berpagutan.
Ku belai punggungnya sambil terus melamut bibirnya, tanganku turun ke pantatnya. Ku belai-belai pantatnya dengan penuh kelembutan.
Aku tahu, wanita seperti Tante Wita yang sudah lama tak di sentu oleh suamninya pasti sangat haus dengan kelembutan dari seorang lelaki.
“I’m the man on the right place” Pikirku.
Pagutan bibirku turun ke dagunya, ku kecup dengan sangat hati-hati dan penuh rangasang, pelan-pelan lidahku turun ke leher dan tengkuknya.
“Ahh...” Tante Wita mendesah.
“Terus ku jilati seluruh bagian leher dan dadanya, tangan kananku menusyup ke bawah dasternya, mulai bergerilya dari dari bawah naik keatas, dari atas turun kebawah lagi.tangan krinya menjambak-jambak rambutku, Sementara tangan kanan Tante Wita memeluk leherku dengan erat, seperti tak ingin lepas.
“Mmmhh... ayo al, tante kepingin di puasin dong..” Bisiknya di telingaku.
Tante Wita menarik tanganku dan mengajak ku untuk pindah k kamar di lantai bawah yang kosong.
Setelah tante mengunci kamar kami saling bercumbu Kembali. Tak ada yang tertinggal dari kecupan birahiku dari tubuh Tante Wita. Ia begitu tampak menikmati serangan dari birahi ku.
Kuturnkan kepalaku, lalu ku sibakan bawah dasternya. Kepalaku masuk ke tengah-tengah selangkangannya. Ku peloroti celana dalam hitam Tante Wita, sudah sangat basah rupanya.
“Jilatin al, jilatin klitoris tante ini, udah gatel banget al” kata tante wita memohon.
Kumasukan lidahku ke lubangnya yang basah, aku menjilat-jilat klitorisnya sesuai permintaan tane wita.
“Ahhh enakk banget al, tante udh lama gak di giniin sama om herry al” erang tante wita
Tante wita menjambak rambutku dan menekan kepalaku agar lebih mendalam berada di selangkangannya.
Rasa asin dari cairan cinta yang keluar dari lubang kemaluannya tak begitu kurasa. Aku masih asik menikmati lubang tante wita. Tante wita duduk di sisi spring bed kamar, ia membuka lebar-lebar kedua pahanya yang putih.
“Come on, come to mama, honey! Make me feel so high with ur dick” kata tante wita merayu ku sembari memanggilku dg isyarat jari telunjuknya.
Aku hampiri tante wita, kutindihi tubuhnya yang kurus tinggi itu, ku lamut bibirnya, tante wita membalasnya dengan penuh Hasrat yang tinggi. Tangan kananku bermain-main di klitorisnya.
“I never ever feel so horny since 3 years nore, so please do anything to make me happy tonight” lanjut tante wita dengan penuh birahi yang sudah tinggi.
“Never mind my bitch” candaku sembari tersenyum.
“Yes my son, come on lick my pussy” erang tante wita dengan liarnya.
Kuturuti permintaanya, mulutku ku arahkan di lubang kemaluannya yang sudah sangat basah itu.
Tak sampai 3 menit, tante wita mengerang.
“Oh my Ghost, I will cum honey.....uhhh” tante wita menjambak rambutku dengan kuat.
Seketika cairan hangat menyembur di lidahku. Sangat banyak, bahkan ada yang tertelan ke dalam mulutku, dan aku menikmatinya.
“Come out your dick son, I feel so thirsty right now” kata tante wita penuh semangat.
Ku keluarkan batang penisku yang sudah mengeras itu. Tante wita langsung mengulumnya dengan penuh nafsu yang tinggi.
“Ahhh... enakk tanteee...” erang ku kali ini.
“Tante isep kontol kamu, tante gak bakal kasih ampun kamu malem ini” kata tante wita.
Tante wita terus megulum batang ku dengan penuh kelihaian, ia sepertinya sangat paham bagian dari buah zakarku yang sensitive.
Kali ini aku tak ingin kalah, ku jambak rambut tante dan kusodokan batang penisku dengan kuat ke mulutnya.
“Mpphhh..mmhhh...ahhh...” suara tante begitu binalnya.
10 menit kemudian, tante tak tahan untuk mencoba batang penisku untuk masuk ke dalam lubang kenikmatannya.
“Ayoo sayang, masuk sini ke lubang enak tante” kata tante wita.
Ku gosok-gosokan ujung penisku ke bibir lubang kemaluannya.
“Ahhh... ayo sayang, kenapa Cuma di gesek-gesekin doang? Masukin dong ke lubang yang enak ini” kata tante wita.
“blesss” batang penisku masuk dengan mudah lubang tante yang sudah basah.
“yang kuat sayang genjotnya.. Buat puas tante malem ini” kata tante wita memohon.
“Udah enak blm tante wit?” tanyaku sambil terus menggenjotnya.
“yesss... ahhh ... terusin nak, uhhh... puasin tante yah malem ini, nnti tante kasih imbalan untuk kamu” kata tante wita dengan meracau.
“uhhh... tante mau kasih imbalan apa untuk al?” tanyaku.
“Nanti tante kasih uang jajan untuk kamu 2jt, so come on fuck me more deep, honeeyy... ahhh” racau tante wit.
Tante wita sepertinya sudah sangat haus belaian dari seorang lelaki, mungkin karna om herry tak terlalu peduli dengan tante wita.
Persetan dengan itu, yang penting aku bisa merasakan tubuh tante wita, asal bisa membuatnya puas malam ini, aku akan dapat uang jajan dari tante wita.
Pukul 02:12
Aku dan tante wita masih bersetubh dengan sangat bergairah, mungkin lebih tepatnya karna tante wita yang sudah lama mendambakan batang penis masuk ke lubang kenikmatannya. Beruntunglah aku berada di tempat dan waktu yang tepat pula.
Permainan sex yang diberikan tante wita kepadaku begitu ganasnya. Dari mulai gaya MOT, WOT, Doggystyle, missionaris sudah aku lakukan demi mempuaskan Hasrat dari tante wita. Bahkan tante wita sudah berkali-kali orgasme.
“Ahhh, terus nak, jamah tante teruss uhh.. Nikmatin tubuh tante ini” tante wita masih meracau.
“ahhh... enak tante.. sayang om herry gak nikmatin tubuh tante wita yang indah ini” aku balas meracau.
“hhh.. hhh... biar aja dia ngentot sama PCnya... uhhh..” Kata tante wita.
“Sayang.. ahh... aku udah mau keluar lagi tantee sayangg..” Kata ku.
“Keluarin di mulut tante nak, ahhh.. Basahain tenggorokan tante dengan pejuhmu yang masih nikmat ini” balas tante wita.
Ku cabut batang penisku, tante wita langsung melahap penisku dengan penuh syahwat dan libido yang tinggi. Ia terus mengulumnya.
Croott.. Croott.. Crott... spermaku tumpah di dalam mulut tante wita.
.mulut tante wita penuh dengan spermaku, tetapi ia tidak langsung menelannya, ia mainkan dulu spermaku di dalam mulutnya, ia muntahkan di telapak tangannya kemudian ia telan lagi. Sungguh sangat erotis melihat tante wita yang sangat haus akan sex dan libido yang tinggi.
“Sayang, kenyotin klitoris tante yah, masih gatel nihhh...” kata tante wita.
Aku sebenarnya sudah sangat Lelah, namun demi memuaskan tante wita, aku lakukan itu.
Ku jilat-jilat klitorisnya dan semua area selangkangannya yang sudah sangat basah itu.
Ia terus menjambak dan mengacak-acak rambutku, menekan kepalaku agar lebih dalam ke selangkangannya.
“Ahhh sayang, uuhh tante mau keluar lagi nihh... uuhh telen yah sayang..” Tante wita meracau dan terus menekan kepalaku ke selangkangannya.
Croot.. Crottt.. Crott.. cairannya menyembur sampai ke wajahku. Namun aku tetap berusaha menjilat-jilati klitorisnya.
Tante wita terkulai lemas, ia menghempaskan tubuhnya ke springbed, matanya terpejam, bibirnya terungging senyuman puas. Ia menarik tubuhku agar tidur di sebelahnya.
“terima kasih yah al, tante belum pernah sepuas ini” katanya sambil memegang pipiku.
“iya tante, kalo tante mau, kapan-kapan kita bisa main lagi, tinggal telfon al aja tante” kataku menawarkan diri.
Tante wita bangkit dari springbed, memakai dasternya Kembali dan pergi ke kamar mandi, tak lama ia pergi ke kamar atas dan turun Kembali ke kamar.
“Ini pegang untuk kamu al, anggep aja uang terima kasih tante untuk malam ini” kata tante wita sambil memberikan uang kepadaku.
“Tante istirahat dulu yah sayang” katanya sambil keluar kamar dan naik ke kamar atas.
Ku hitung uang yang diberikan oleh tante wita, ada 2jt rupiah. Lumayan nih buat mengganti hp ku yang butut pikirku.
===x=x===
Aku terbangun dari tidur, kulihat disebelah ku aang sudah tidak ada. Ku lirik jam di handphone ku, pukul 10:32. Samar2 ku dengar suara gaduh di luar kamar, suara bbrp orang yang sdg tertawa. Aku bangkit dari springbed empuk itu, duduk sejenak di sisi Kasur lalu bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berkumur, selesai itu aku langsung bergegas menghampiri suara gaduh yang berasal dari dapur. Rupanya suara om herry dan aang yang sdg tertawa.
“Nahh, orangnya udh bangun nih” kata om herry saat melihat aku masuk ke ruang dapur.
Meeka sdg asyik bercanda, sementara tante dan bibi sdg sibuk memasak.
Bibi lamy menggunakan pakaian kaos kuning dengan dada yang sedikit menganga dan celana pendek selutut, sdgkan tante hanya menggunakan tanktop berwarna merah dengan celana hotpants berwarna hitam. Tante wita melirik ku, ia mengdipkan mata kanannya dengan nakal kearahku sambil menjulurkan sedikit lidahnya, libido ku merasa terganggu, namun aku berusaha untuk tidak membuat kecurigaan dihadapan om herry.
“Al, om mau minta anter sm aang buat ganti ban mobil, udah botak bgt. Soalnya lusa teman-teman tante mau ada accara staycation di bandung, aldo tolong temenin tante dirumah jagain anak-anak yah. Bibi mau nyetrika banyak soalnya” kata om herry.
“Oh, baik om. tapi aku mau ngopi dulu yah bentar?” pintaku. sudah jadi kebiasaanku kalo bangun tidur pagi harus ngopi.
“Iya gpp, om mau siap-siap ganti baju dlu yah” kata om herry sambil menghisap batang rokoknya.
“Ahhh... ayo sayang, kenapa Cuma di gesek-gesekin doang? Masukin dong ke lubang yang enak ini” kata tante wita.
“blesss” batang penisku masuk dengan mudah lubang tante yang sudah basah.
“yang kuat sayang genjotnya.. Buat puas tante malem ini” kata tante wita memohon.
“Udah enak blm tante wit?” tanyaku sambil terus menggenjotnya.
“yesss... ahhh ... terusin nak, uhhh... puasin tante yah malem ini, nnti tante kasih imbalan untuk kamu” kata tante wita dengan meracau.
“uhhh... tante mau kasih imbalan apa untuk al?” tanyaku.
“Nanti tante kasih uang jajan untuk kamu 2jt, so come on fuck me more deep, honeeyy... ahhh” racau tante wit.
Tante wita sepertinya sudah sangat haus belaian dari seorang lelaki, mungkin karna om herry tak terlalu peduli dengan tante wita.
Persetan dengan itu, yang penting aku bisa merasakan tubuh tante wita, asal bisa membuatnya puas malam ini, aku akan dapat uang jajan dari tante wita.
Pukul 02:12
Aku dan tante wita masih bersetubh dengan sangat bergairah, mungkin lebih tepatnya karna tante wita yang sudah lama mendambakan batang penis masuk ke lubang kenikmatannya. Beruntunglah aku berada di tempat dan waktu yang tepat pula.
Permainan sex yang diberikan tante wita kepadaku begitu ganasnya. Dari mulai gaya MOT, WOT, Doggystyle, missionaris sudah aku lakukan demi mempuaskan Hasrat dari tante wita. Bahkan tante wita sudah berkali-kali orgasme.
“Ahhh, terus nak, jamah tante teruss uhh.. Nikmatin tubuh tante ini” tante wita masih meracau.
“ahhh... enak tante.. sayang om herry gak nikmatin tubuh tante wita yang indah ini” aku balas meracau.
“hhh.. hhh... biar aja dia ngentot sama PCnya... uhhh..” Kata tante wita.
“Sayang.. ahh... aku udah mau keluar lagi tantee sayangg..” Kata ku.
“Keluarin di mulut tante nak, ahhh.. Basahain tenggorokan tante dengan pejuhmu yang masih nikmat ini” balas tante wita.
Ku cabut batang penisku, tante wita langsung melahap penisku dengan penuh syahwat dan libido yang tinggi. Ia terus mengulumnya.
Croott.. Croott.. Crott... spermaku tumpah di dalam mulut tante wita.
.mulut tante wita penuh dengan spermaku, tetapi ia tidak langsung menelannya, ia mainkan dulu spermaku di dalam mulutnya, ia muntahkan di telapak tangannya kemudian ia telan lagi. Sungguh sangat erotis melihat tante wita yang sangat haus akan sex dan libido yang tinggi.
“Sayang, kenyotin klitoris tante yah, masih gatel nihhh...” kata tante wita.
Aku sebenarnya sudah sangat Lelah, namun demi memuaskan tante wita, aku lakukan itu.
Ku jilat-jilat klitorisnya dan semua area selangkangannya yang sudah sangat basah itu.
Ia terus menjambak dan mengacak-acak rambutku, menekan kepalaku agar lebih dalam ke selangkangannya.
“Ahhh sayang, uuhh tante mau keluar lagi nihh... uuhh telen yah sayang..” Tante wita meracau dan terus menekan kepalaku ke selangkangannya.
Croot.. Crottt.. Crott.. cairannya menyembur sampai ke wajahku. Namun aku tetap berusaha menjilat-jilati klitorisnya.
Tante wita terkulai lemas, ia menghempaskan tubuhnya ke springbed, matanya terpejam, bibirnya terungging senyuman puas. Ia menarik tubuhku agar tidur di sebelahnya.
“terima kasih yah al, tante belum pernah sepuas ini” katanya sambil memegang pipiku.
“iya tante, kalo tante mau, kapan-kapan kita bisa main lagi, tinggal telfon al aja tante” kataku menawarkan diri.
Tante wita bangkit dari springbed, memakai dasternya Kembali dan pergi ke kamar mandi, tak lama ia pergi ke kamar atas dan turun Kembali ke kamar.
“Ini pegang untuk kamu al, anggep aja uang terima kasih tante untuk malam ini” kata tante wita sambil memberikan uang kepadaku.
“Tante istirahat dulu yah sayang” katanya sambil keluar kamar dan naik ke kamar atas.
Ku hitung uang yang diberikan oleh tante wita, ada 2jt rupiah. Lumayan nih buat mengganti hp ku yang butut pikirku.
===x=x===
Aku terbangun dari tidur, kulihat disebelah ku aang sudah tidak ada. Ku lirik jam di handphone ku, pukul 10:32. Samar2 ku dengar suara gaduh di luar kamar, suara bbrp orang yang sdg tertawa. Aku bangkit dari springbed empuk itu, duduk sejenak di sisi Kasur lalu bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berkumur, selesai itu aku langsung bergegas menghampiri suara gaduh yang berasal dari dapur. Rupanya suara om herry dan aang yang sdg tertawa.
“Nahh, orangnya udh bangun nih” kata om herry saat melihat aku masuk ke ruang dapur.
Meeka sdg asyik bercanda, sementara tante dan bibi sdg sibuk memasak.
Bibi lamy menggunakan pakaian kaos kuning dengan dada yang sedikit menganga dan celana pendek selutut, sdgkan tante hanya menggunakan tanktop berwarna merah dengan celana hotpants berwarna hitam. Tante wita melirik ku, ia mengdipkan mata kanannya dengan nakal kearahku sambil menjulurkan sedikit lidahnya, libido ku merasa terganggu, namun aku berusaha untuk tidak membuat kecurigaan dihadapan om herry.
“Al, om mau minta anter sm aang buat ganti ban mobil, udah botak bgt. Soalnya lusa teman-teman tante mau ada accara staycation di bandung, aldo tolong temenin tante dirumah jagain anak-anak yah. Bibi mau nyetrika banyak soalnya” kata om herry.
“Oh, baik om. tapi aku mau ngopi dulu yah bentar?” pintaku. sudah jadi kebiasaanku kalo bangun tidur pagi harus ngopi.
“Iya gpp, om mau siap-siap ganti baju dlu yah” kata om herry sambil menghisap batang rokoknya.
Om herry bergegas naik ke kamar atas. Aku duduk di bangku dapur sambil menikmati segelas kopi hitam dan sebatang rokok. Selang 10 menit om herry Kembali turun dan memanaskan mobil.
“al, om tinggal dulu yah tolong temenin tante wita jagain anak-anak yah” kata om herry.
“siap om, hati-hati dijalan yah” jawabku.
Aang dan om herry pergi membawa mobilnya. Sebenarnya aku ingin sekali pulang hari ini, tapi karna kondisi dan situasinya sangat available untuk ku, jd tidak apa-apalah.
“al, kamu kalo mau sarapan sayurnya udh mateng yah, abisin dulu kopinya, trus makan. Nnti abis makan langsung naik aja yah temenin tante jagain anak-anak. Soalnya bentar lg jg pada rebut rebutan nonton DVD Di kamar” kata tante wita yang berlalu diseblah ku sambil membelai pundakku.
Hasratku langsung naik, kusegerakan menghabiskan kopi dan rokokku. Bibi sedang mencuci piring ci wastafel dapur. Belahan pantatnya terlihat dibalik celana pendeknya.
“sebelum ku garap majikannya, aku garap dulu yang ada di depan mata ini “ batinku.
Kuhampiri bibi lamy yang sdg mencuci piring itu, ku belai pantatnya yang besar dari belakang punggungnya.
“Ahhh..” Bi lamy melenguh, ia menoleh kebelakang sambil mencuci piring.
Ku peloroti celanaku sedikit, ku kocok-kocok penisku Degnan tangan kananku di belakang bi lamy yang sudah mulai tegang. Tangan kananku meremas-remas pantat bi lamy, namun bi lamy masih terus mencuci piring sambil sesekali melenguh.
Ku coba peloroti celana bi lamy dan CDnya, terpampang pantatnya yang begitu sintal. Lalu ku gesek-gesekan penisku di belahan kemaluannya yang sedikit basah. Ku cobloskan saja tongkat penisku langsung ke lubang kemaluannya.
“Ahhh... pelan-pelan mas al” kata bi lamy memohon.
“Enakkk... bi.. ahh..” lenguhku.
Aku pegang kedua pinggul bi lamy, ku goyang-goyangan penisku di dalam lubang kemaluannya. Sungguh begitu erotisnya bi lamy saat ini. Ku hentak-hentakan penisku agar lebih masuk ke dalam lubang kenikmatan bi lamy, bi lamy masih saja melanjutkan mencuci piringnya.
Sambil menggenjot bi lamy, tangan ku iseng mengambil sabun cuci piring di dekat wastafel. Ku tuangkan ke telapak tanganku kemudian ku beri seidikit air yang mengucur dari kran wastafel.
Ku balurkan tanganku yang licin dari sabun pencuci piring ke payudara bi lamy, kemudian ke seluruh bagian tubuh bi lamy
“Oh.. shiittt... teruss.. enakkk... biii.. enaaaakkk..” aku mengerang.
“Ahhh..terus mas, ahhh... uhhh..” Bi lamy menyambutnya dengan lenguhan juga.
Ku tampar-tampar pantatnya bi lamy yang sangat sintal, sambil ku terus genjot dengan tempo tinggi.
Tak puas sampai disitu, aku menjambak-jambak rambutnya yang sebahu, tangan ku yang masih berlumuran busa sabun pencuci piring ku balurkan ke seluruh rambutnya.
Sekarang bi lamy terlihat begitu acak-acakan. Sungguh pemandangan yang membuat ku semakin birahi.
“Ahhh...m...ma...ss.. sa...yaa... kk..lluarr... aahhh” bi lamy mengejang
Batang penisku terasa hangat saat cairan kenikmatannya menyembur. Namun aku masih berusaha untuk tetap menggenjotnya.
Aku mencabut batang penisku dari lubang kenikmatannya bi lamy, ku balikkan tubuh bi lamy menghadapku, lalu ku angkat tubuhnya agar duduk di pondasi wastafel.
Kemudian ku buka lebar-lebar kedua pahanya yang penuh lemak, kumasukan penisku ke lubangnya, namun cukup hanya ujung penisku saja. Ku maju mundurkan secara perlahan ujung penisku di lubangnya.
Ahhh, terasa nikmat sekali. Melihat rambut bi lamy yang acak-acakan serta penuh busa dari sabun pencuci piring dan tubuhnya yang masih licin akibat busa pencuci piring yang kubalurkan.
Ujung penisku masih bermain di muka lubang kemaluan bi lamy. 5 menit kemudian bi lamy Kembali mengejang, ia mencengkeram rambutku dengan kuat.
“Ahhh... massss.... keeeluarrr..” bi lamy Kembali mengejang.
Kuturunkan tubuh bi lamy yang duduk di pondasii wastafel, lalu aku menyuruh bi lamy agar duduk bersimpuh di depan penisku. Kutampar-tampar penisku di wajah bi lamy, bi lamy hanya memejamkan matanya. Ku jambak lagi rambutnya yang sudah acak-acakan. Kemudian aku menaksanya untuk mengulum penisku.
“Gllekk... gllkkk... gllekkk” suara dari mulut bi lamy.
Terus ku tancapkan penisku semakin kuat ke kerongkongan bi lamy
“Ahh... enakkk bii... terusss... biii.. an...jiiing.. enaakkk... bii... aaahhh..” aku mengejang.
“Croott.. Croot.. Croottt..” cairan spermaku ku tumpahkan di wajah bi lamy.
“Uhhh..” Lenguhku.
Kulepaskan jambakan tanganku di rambut bi lamy, lalu kuratakan spermaku di wajahnya.
Lemas seluruh tubuhku setelah spermaku tumpah di wajah bi lamy. Setelah ini, aku harus bertempur lagi dengan tante wita, aku harus mengisi energi ku Kembali.
“udah yah mas, aku harus mandi lagi ini sih” kata bi lamy. Ia bangun dan pergi ke kamar mandi.
Aku mengambil piring dan nasi. Ku duduk di kursi meja makan dapur, ku buka tudung saji. Ada sayur tauge dan orek tempe. Kutuankang ke pringku, dan melahapnya. Setelah selesai makan, aku menyempatkan menghisap rokok serta kopi hitam yang masih tersisa di gelasku. 10 menit aku langsung naik ke lantai atas untuk ke kamar tante wita. Aku mengetuk pintu kamarnya.
“Tokk... took.. tookk...”
“Masuk aja al, gak dikunci” jawab tante wita.
Ku buka pintu, dan kulihat tante wita sedang asyik tiduran sambil memainkan handphonenya. anak-anaknya sdg asyik menonton DVD jg.
“Al, tante mau mandi dulu soalnya udh lengket bgt badan tante , kamu temenin anak-anak yah disini, sebentar lagi jg tidur” kata tane wita.
“Oke tante” jawabku.
Aku menemani dan mengajak anak-anaknya untuk tidur siang. Mereka tampak tidak canggung dan malu-malu bertemu orang baru seperti aku. 15 menit kemudian, mereka sukses terlelap. Mungkin karna sudah Lelah juga setelah bermain sehingga dengan mudah aku meniduri anak-anak tane wita.
“al, om tinggal dulu yah tolong temenin tante wita jagain anak-anak yah” kata om herry.
“siap om, hati-hati dijalan yah” jawabku.
Aang dan om herry pergi membawa mobilnya. Sebenarnya aku ingin sekali pulang hari ini, tapi karna kondisi dan situasinya sangat available untuk ku, jd tidak apa-apalah.
“al, kamu kalo mau sarapan sayurnya udh mateng yah, abisin dulu kopinya, trus makan. Nnti abis makan langsung naik aja yah temenin tante jagain anak-anak. Soalnya bentar lg jg pada rebut rebutan nonton DVD Di kamar” kata tante wita yang berlalu diseblah ku sambil membelai pundakku.
Hasratku langsung naik, kusegerakan menghabiskan kopi dan rokokku. Bibi sedang mencuci piring ci wastafel dapur. Belahan pantatnya terlihat dibalik celana pendeknya.
“sebelum ku garap majikannya, aku garap dulu yang ada di depan mata ini “ batinku.
Kuhampiri bibi lamy yang sdg mencuci piring itu, ku belai pantatnya yang besar dari belakang punggungnya.
“Ahhh..” Bi lamy melenguh, ia menoleh kebelakang sambil mencuci piring.
Ku peloroti celanaku sedikit, ku kocok-kocok penisku Degnan tangan kananku di belakang bi lamy yang sudah mulai tegang. Tangan kananku meremas-remas pantat bi lamy, namun bi lamy masih terus mencuci piring sambil sesekali melenguh.
Ku coba peloroti celana bi lamy dan CDnya, terpampang pantatnya yang begitu sintal. Lalu ku gesek-gesekan penisku di belahan kemaluannya yang sedikit basah. Ku cobloskan saja tongkat penisku langsung ke lubang kemaluannya.
“Ahhh... pelan-pelan mas al” kata bi lamy memohon.
“Enakkk... bi.. ahh..” lenguhku.
Aku pegang kedua pinggul bi lamy, ku goyang-goyangan penisku di dalam lubang kemaluannya. Sungguh begitu erotisnya bi lamy saat ini. Ku hentak-hentakan penisku agar lebih masuk ke dalam lubang kenikmatan bi lamy, bi lamy masih saja melanjutkan mencuci piringnya.
Sambil menggenjot bi lamy, tangan ku iseng mengambil sabun cuci piring di dekat wastafel. Ku tuangkan ke telapak tanganku kemudian ku beri seidikit air yang mengucur dari kran wastafel.
Ku balurkan tanganku yang licin dari sabun pencuci piring ke payudara bi lamy, kemudian ke seluruh bagian tubuh bi lamy
“Oh.. shiittt... teruss.. enakkk... biii.. enaaaakkk..” aku mengerang.
“Ahhh..terus mas, ahhh... uhhh..” Bi lamy menyambutnya dengan lenguhan juga.
Ku tampar-tampar pantatnya bi lamy yang sangat sintal, sambil ku terus genjot dengan tempo tinggi.
Tak puas sampai disitu, aku menjambak-jambak rambutnya yang sebahu, tangan ku yang masih berlumuran busa sabun pencuci piring ku balurkan ke seluruh rambutnya.
Sekarang bi lamy terlihat begitu acak-acakan. Sungguh pemandangan yang membuat ku semakin birahi.
“Ahhh...m...ma...ss.. sa...yaa... kk..lluarr... aahhh” bi lamy mengejang
Batang penisku terasa hangat saat cairan kenikmatannya menyembur. Namun aku masih berusaha untuk tetap menggenjotnya.
Aku mencabut batang penisku dari lubang kenikmatannya bi lamy, ku balikkan tubuh bi lamy menghadapku, lalu ku angkat tubuhnya agar duduk di pondasi wastafel.
Kemudian ku buka lebar-lebar kedua pahanya yang penuh lemak, kumasukan penisku ke lubangnya, namun cukup hanya ujung penisku saja. Ku maju mundurkan secara perlahan ujung penisku di lubangnya.
Ahhh, terasa nikmat sekali. Melihat rambut bi lamy yang acak-acakan serta penuh busa dari sabun pencuci piring dan tubuhnya yang masih licin akibat busa pencuci piring yang kubalurkan.
Ujung penisku masih bermain di muka lubang kemaluan bi lamy. 5 menit kemudian bi lamy Kembali mengejang, ia mencengkeram rambutku dengan kuat.
“Ahhh... massss.... keeeluarrr..” bi lamy Kembali mengejang.
Kuturunkan tubuh bi lamy yang duduk di pondasii wastafel, lalu aku menyuruh bi lamy agar duduk bersimpuh di depan penisku. Kutampar-tampar penisku di wajah bi lamy, bi lamy hanya memejamkan matanya. Ku jambak lagi rambutnya yang sudah acak-acakan. Kemudian aku menaksanya untuk mengulum penisku.
“Gllekk... gllkkk... gllekkk” suara dari mulut bi lamy.
Terus ku tancapkan penisku semakin kuat ke kerongkongan bi lamy
“Ahh... enakkk bii... terusss... biii.. an...jiiing.. enaakkk... bii... aaahhh..” aku mengejang.
“Croott.. Croot.. Croottt..” cairan spermaku ku tumpahkan di wajah bi lamy.
“Uhhh..” Lenguhku.
Kulepaskan jambakan tanganku di rambut bi lamy, lalu kuratakan spermaku di wajahnya.
Lemas seluruh tubuhku setelah spermaku tumpah di wajah bi lamy. Setelah ini, aku harus bertempur lagi dengan tante wita, aku harus mengisi energi ku Kembali.
“udah yah mas, aku harus mandi lagi ini sih” kata bi lamy. Ia bangun dan pergi ke kamar mandi.
Aku mengambil piring dan nasi. Ku duduk di kursi meja makan dapur, ku buka tudung saji. Ada sayur tauge dan orek tempe. Kutuankang ke pringku, dan melahapnya. Setelah selesai makan, aku menyempatkan menghisap rokok serta kopi hitam yang masih tersisa di gelasku. 10 menit aku langsung naik ke lantai atas untuk ke kamar tante wita. Aku mengetuk pintu kamarnya.
“Tokk... took.. tookk...”
“Masuk aja al, gak dikunci” jawab tante wita.
Ku buka pintu, dan kulihat tante wita sedang asyik tiduran sambil memainkan handphonenya. anak-anaknya sdg asyik menonton DVD jg.
“Al, tante mau mandi dulu soalnya udh lengket bgt badan tante , kamu temenin anak-anak yah disini, sebentar lagi jg tidur” kata tane wita.
“Oke tante” jawabku.
Aku menemani dan mengajak anak-anaknya untuk tidur siang. Mereka tampak tidak canggung dan malu-malu bertemu orang baru seperti aku. 15 menit kemudian, mereka sukses terlelap. Mungkin karna sudah Lelah juga setelah bermain sehingga dengan mudah aku meniduri anak-anak tane wita.
Ku tungu 5 menit tante wita tak kunjung keluar dari kamar mandinya. Aku menghampiri ke kamar mandi yang memang ada di dalam kamar tante wita. Pintu kamar mandi tak tertutp rapat, ku buka pelan-pelan pintu kamar mandi, aku terkejut melihat tante wita sdg duduk di bawah siraman air shower sambi bermasturbasi
“Psssttt... tantee..” aku memanggil tante wita dengan hati-hati, takut terdengar anak-anak tante wita yang sudah terlelap.
Tante wita menoleh, ia bangkit dari duduknya, kemudian menghampiriku.
Ia menarik tanganku, tanpa sehelai benangpun ia mengajakku untuk keluar kamar, dan menutup pintu kamar dengan sangat hati-hati. Setelah menutup pintu kamar ia mengajakku untuk bersetubuh di kamar mandi sebelah kamar anak-anaknya.
“Kita main di sinii aja ya sayang...” kata tante wita dengan manja.
“oke honey..” kataku sambil mengecup dahinya.
“Tante udah gak kuat dari tadi nahan liat kamu main sama bibi, tadinya tante mau ikutan juga, tapi anak-anak gak bisa tante tinggal makanya tadi tante masturbasi di kamar mandi dalem” kata tante wita.
Aku hanya tersenyum sambil memeloroti celanaku. Penisku masih lemas dan lengket sehabis main dengan bi lamy.
“Sekarang kamu puasin tante yah sayang...” kata tante wita.
Tante wita kemudian bersimpuh di depan penisku, segera ia mengocok penisku.
Ia mengambil botol sabun mandi cair di dekat cermin wastafel kamar mandi, kemudian menuangkannya di penisku. Ia lumuri seluruh bagian penisku dan mengocok-ocoknya secara perlahan-lahan.
Penisku berkedut, dan mulai bereaksi.
“Ahhh.. enakkk banget tantee... ahhh...” kataku sambiil mencengkeram rambut tante wita.
“Enakk ??” tanya tante wita dengan tersenyum.
Tante wita terus mengocok-ocok penis ku dengan tenangnya.
“Kamu udah makan kan al” tanya tante wita lagi sambil terus mengocok penisku.
“sudah tante, emangnya kenapa?” tanyaku pada tante smbil mencengkeram kepalanya.
Tante wita tidak menjawab, ia berhenti mengocok-ocok penisku dan pergi keluar kamar mandi. Tak bbrp lama, ia Kembali ke dalam kamar mandi membawa kardus berat yang aku tak tau isinya apa.
Tante wita membuka kardus tersebut, sesaat terlihatlah kalo isi di daam kardus itu adalah bbpa botol minuman keras.
“tante dpt kiriman dari temen tante 3 hari lalu, hari ini kita senang-senang yah sayang” kata tante wita
sambil membuka satu botol minuman yang bermerk. Iapun langsung menenggak isi botol minuman keras itu bbrpa teguk. Kemudian ia menyuruhku meminumnya jg. Aku ikut menenggaknya jg. Setelah aku menenggaknya tante wita menyiram tubuhnya dengan minuman keras itu yang masih tersisa di botol sampai habis.
“Jilatin sayang tubuh tante sekarang, tante udh sange banget nih” katanya tante wita.
Ku jilati mulai dari belahan dada tante wita, ke ketiaknya, tengkuk dan lehernya.
“Ahh.. I think I’m ready now honey, come on give mummy best licking” tante wita mulai meracau.
Tante wita menyuruh ku jongkok dihadapan lubang kemaluannya yang indah itu, ia mengambil satu botol wine lagi dan mulai menyirami ku dengan wine tersebut, ia jg menyiram lubangnya dengan wine tersebut. Kemudian tante wita menjenggut rambutku dan menggesek-gesekan klitorisnya di wajahku.
“Ahh... Ayoo sayang, di nikmati dong memek tante ini, enak lhoo...” kata tante wita.
Tante wita mengguyur tubuhnya dan tubuhku dengan wine tersebut, aroma wine menghiasi kamar mandi ini, aroma yang begitu sessual sekali. Aku terus menjilat-jilati klitoris tante wita dengan bergairah
“Ahhh.. sayang, tantee keluar lagi nihhh... uuhhh.. sayaaannnggg.. tanteee kkk...ll..lluarrr...” tante wita mengejang. Badannya bergetar selangkangannya berkedut-kedut.
Ia melumat bibir ku dengan lahap, aku membalasnya dengan memainkan lidahku. Kami saling bergumul.
“Ayooo sayang, jamah tante, jamah memek tante, puasin tante...” kata tante wita sudah tak terkontrol lagi.
Ia mengocok-ocok penisku dan menggesek-gesekan penisku di klitorisnya.
“Masukin sayang, zinahi tante yang malang ini, setubuhi tante sepuas kamu” kata tante wita.
“I will give you the best of me tante” kata ku.
“You Must, bitch” jawab tante wita.
Kuangkat kaki kiri tante agar berpijak di wastafel kamar mandi, lalu kumasukan penisku dengan mudah ke lubang kenikmatan tante wita. Ku genjot dengan penuh bergairah.
“Plookk... plloookkk.. plloookk” suara yang bergema di kamar mandi.
Tante wita merangkul pinggangku, kepalanya mengadah ke langit-langit kamar mandi, matanya terpejam. Ia begitu menikmati suasana saat ini.
“Ahhh.. sayang... enak banget sayang... setubuhi tante yang binal ini sayang...” tante wita Kembali meracau.
Aku tak menjawab, kedua tangan ku meremas-remas kedua payudara tante wita sambil terus menggenjot tubuhnya yang indah, sesekali aku jilat-jilati payudaranya dengan penuh nafsu. Tante wita terus mengguyur tubuhku dan tubuhnya dengan wine yang masih tersisa, sambil menenggak wine ditengah-tengah genjotanku.
Mulutnya yang penuh dengan wine menghampiri mulutku, dan ia menumpahkan seluruh wine yang dimulutnya ke dalam mulutku.
“Ohhh.. yesss..” aku ikut meracau.
“Iyah sayang, terusss... ahhh.. enak... uhh... anjingg..” racau tante wita semakin tak terkontrol.
Kuraih botol wine yang di pegang oleh tante wita, ku tenggak bbrp teguk namun tak ku telan, kemudian ku tumpahkan seluruh wine yang ada dimulutku di kedua payudaranya.
“Come on bitch, fuck me more deep.. ahhh... yess.. fuck me moreee... uuhhh” racau tante wita
Tangan tante wita membelai pipiku, bibirnya berusaha mencumbu ku lebih basah lagi.
“um coming.. honeeyy.. ahhh.. im cominggg... uhhhhh” racau tante wita.
Penisku terasa hangat akibat semburan cairan dari kemaluan tante wita.
“Psssttt... tantee..” aku memanggil tante wita dengan hati-hati, takut terdengar anak-anak tante wita yang sudah terlelap.
Tante wita menoleh, ia bangkit dari duduknya, kemudian menghampiriku.
Ia menarik tanganku, tanpa sehelai benangpun ia mengajakku untuk keluar kamar, dan menutup pintu kamar dengan sangat hati-hati. Setelah menutup pintu kamar ia mengajakku untuk bersetubuh di kamar mandi sebelah kamar anak-anaknya.
“Kita main di sinii aja ya sayang...” kata tante wita dengan manja.
“oke honey..” kataku sambil mengecup dahinya.
“Tante udah gak kuat dari tadi nahan liat kamu main sama bibi, tadinya tante mau ikutan juga, tapi anak-anak gak bisa tante tinggal makanya tadi tante masturbasi di kamar mandi dalem” kata tante wita.
Aku hanya tersenyum sambil memeloroti celanaku. Penisku masih lemas dan lengket sehabis main dengan bi lamy.
“Sekarang kamu puasin tante yah sayang...” kata tante wita.
Tante wita kemudian bersimpuh di depan penisku, segera ia mengocok penisku.
Ia mengambil botol sabun mandi cair di dekat cermin wastafel kamar mandi, kemudian menuangkannya di penisku. Ia lumuri seluruh bagian penisku dan mengocok-ocoknya secara perlahan-lahan.
Penisku berkedut, dan mulai bereaksi.
“Ahhh.. enakkk banget tantee... ahhh...” kataku sambiil mencengkeram rambut tante wita.
“Enakk ??” tanya tante wita dengan tersenyum.
Tante wita terus mengocok-ocok penis ku dengan tenangnya.
“Kamu udah makan kan al” tanya tante wita lagi sambil terus mengocok penisku.
“sudah tante, emangnya kenapa?” tanyaku pada tante smbil mencengkeram kepalanya.
Tante wita tidak menjawab, ia berhenti mengocok-ocok penisku dan pergi keluar kamar mandi. Tak bbrp lama, ia Kembali ke dalam kamar mandi membawa kardus berat yang aku tak tau isinya apa.
Tante wita membuka kardus tersebut, sesaat terlihatlah kalo isi di daam kardus itu adalah bbpa botol minuman keras.
“tante dpt kiriman dari temen tante 3 hari lalu, hari ini kita senang-senang yah sayang” kata tante wita
sambil membuka satu botol minuman yang bermerk. Iapun langsung menenggak isi botol minuman keras itu bbrpa teguk. Kemudian ia menyuruhku meminumnya jg. Aku ikut menenggaknya jg. Setelah aku menenggaknya tante wita menyiram tubuhnya dengan minuman keras itu yang masih tersisa di botol sampai habis.
“Jilatin sayang tubuh tante sekarang, tante udh sange banget nih” katanya tante wita.
Ku jilati mulai dari belahan dada tante wita, ke ketiaknya, tengkuk dan lehernya.
“Ahh.. I think I’m ready now honey, come on give mummy best licking” tante wita mulai meracau.
Tante wita menyuruh ku jongkok dihadapan lubang kemaluannya yang indah itu, ia mengambil satu botol wine lagi dan mulai menyirami ku dengan wine tersebut, ia jg menyiram lubangnya dengan wine tersebut. Kemudian tante wita menjenggut rambutku dan menggesek-gesekan klitorisnya di wajahku.
“Ahh... Ayoo sayang, di nikmati dong memek tante ini, enak lhoo...” kata tante wita.
Tante wita mengguyur tubuhnya dan tubuhku dengan wine tersebut, aroma wine menghiasi kamar mandi ini, aroma yang begitu sessual sekali. Aku terus menjilat-jilati klitoris tante wita dengan bergairah
“Ahhh.. sayang, tantee keluar lagi nihhh... uuhhh.. sayaaannnggg.. tanteee kkk...ll..lluarrr...” tante wita mengejang. Badannya bergetar selangkangannya berkedut-kedut.
Ia melumat bibir ku dengan lahap, aku membalasnya dengan memainkan lidahku. Kami saling bergumul.
“Ayooo sayang, jamah tante, jamah memek tante, puasin tante...” kata tante wita sudah tak terkontrol lagi.
Ia mengocok-ocok penisku dan menggesek-gesekan penisku di klitorisnya.
“Masukin sayang, zinahi tante yang malang ini, setubuhi tante sepuas kamu” kata tante wita.
“I will give you the best of me tante” kata ku.
“You Must, bitch” jawab tante wita.
Kuangkat kaki kiri tante agar berpijak di wastafel kamar mandi, lalu kumasukan penisku dengan mudah ke lubang kenikmatan tante wita. Ku genjot dengan penuh bergairah.
“Plookk... plloookkk.. plloookk” suara yang bergema di kamar mandi.
Tante wita merangkul pinggangku, kepalanya mengadah ke langit-langit kamar mandi, matanya terpejam. Ia begitu menikmati suasana saat ini.
“Ahhh.. sayang... enak banget sayang... setubuhi tante yang binal ini sayang...” tante wita Kembali meracau.
Aku tak menjawab, kedua tangan ku meremas-remas kedua payudara tante wita sambil terus menggenjot tubuhnya yang indah, sesekali aku jilat-jilati payudaranya dengan penuh nafsu. Tante wita terus mengguyur tubuhku dan tubuhnya dengan wine yang masih tersisa, sambil menenggak wine ditengah-tengah genjotanku.
Mulutnya yang penuh dengan wine menghampiri mulutku, dan ia menumpahkan seluruh wine yang dimulutnya ke dalam mulutku.
“Ohhh.. yesss..” aku ikut meracau.
“Iyah sayang, terusss... ahhh.. enak... uhh... anjingg..” racau tante wita semakin tak terkontrol.
Kuraih botol wine yang di pegang oleh tante wita, ku tenggak bbrp teguk namun tak ku telan, kemudian ku tumpahkan seluruh wine yang ada dimulutku di kedua payudaranya.
“Come on bitch, fuck me more deep.. ahhh... yess.. fuck me moreee... uuhhh” racau tante wita
Tangan tante wita membelai pipiku, bibirnya berusaha mencumbu ku lebih basah lagi.
“um coming.. honeeyy.. ahhh.. im cominggg... uhhhhh” racau tante wita.
Penisku terasa hangat akibat semburan cairan dari kemaluan tante wita.
Ku putar tubuhnya, sekarang posisi tante wita memebelakangi ku. Tante wita paham maksudku ia berpegangan pada wastafel. Aku menggesek-gesekan penisku di pantatnya yang putih, sesekali ku tampar-tampar pantatnya. Ku masukan lagi batang penisku yang sudah sangat keras, ku genjot tante wita sekuat tenaga, ku jambak rambutnya dengan sekuat tenaga.
“Ahhh.. sialan, enak bgt memek tante, uhhh..” Aku ikut meracau.
Udara di kamar mandi terasa begitu panas, keringat k terus mengucur dari dadaku. Tante wita terlihat berkeringat. Ku jilat-jilat punggungnya, ku gigit-gigit kecil pundaknya. Lalu ku tenggak sisa wine terakhir di dalam botol. Wajahku dan wajah tante wita terlihat sudah sangat merah di cermin wastafel kamar mandi.
“Ahhh... tanteee... enakkk... tanteee.. akku mau keluar..” Racau ku.
“Ahhh.. sini sayang, tante minum aja pejuh kamu yang manis itu, biar tante awet muda... ahhh” jawab tante wita.
Tante wita melepas penisku dari lubang kemaluannya. Kemudian ia bersimpuh di depan penisku dan mengulum penisku dengan cepat.
“Croot.. Crott... Crott..” spermaku tumpah di mulut tante wita
“Ahhh..” Aku mengejang nikmat sekaligus ngilu karna tante wita masih mengulum penisku. Beberapa tetes tumpah dari mulutnya. Lalu ia melepaskan penisku dari mulutnya. Tante wita memainkan spermaku di dalam mulutnya lalu menenggaknya semua.
Ia tersenyum dan mencium ujung penisku dengan nikmat.
===x=x===
Sepulang dari rumah om herry, aang mengantar ku menggunakan motornya.
“Gue turun di pos satpam aja bor” kataku.
“ye udah gue anter sampe rumah, gpp” jawab aang
“nggak, gue mau ke alfamart dulu mau beli rokok soalnya” timpalku
Aang menurunkan ku di pos satpam perumahaan.
“Thanks ya bor, lain kali lu mampir deh k rumah” kataku lagi
“Oke” kata aang kemudian menarik gas motornya dan pergi berlalu.
Aku berjalan ke alfamart dkt dengan kompleks rumah. Membeli rokok dan membayarnya
Sesampainya di depan rumah hujan turun secara tiba-tiba.
“Untung gue udh sampe rumah” batinku.
Kulihat di halaman rumah kontrakan ku, ada motor gedenya pak Nurhalim.
Kutarik daun pintu, lalu ku buka pintu rumah tampak pak nurhalim sdg duduk di sofa panjang ruang tamu. Ia hanya menggunakan kaos kutang dan celana kolornya tampak sedang asyik merokok.
Sementara ibuku hanya menggunakan BH dan kerudung panjangnya. Mereka menoleh ke arah ku yang baru masuk ke dalam rumah dengan ekspresi biasa saja. Begitupun aku, entah mengapa aku tak kaget ataupun canggung melihat pemandangan ibuku dengan aurat yang terbuka sedang duduk bersama lelaki yang bukan suaminya.
Entah aku harus merasa mengeluh ataupun beruntung memiliki ibu kandung dengan kelakuan dan tabiat seperti ini. Bagiku sama saja, mungkin ada sisi menguntungkannya juga untuk ku.
“Kamu mau makan a?” tanya ibuku sembari membetulkan BHnya.
“nanti aja bu, aa belum laper kok” kataku sembari masuk ke kamar ku.
Di kamar aku melepaskan baju dan celana, hanya menggunakan kaos kutang dan celana dalam.
Aku membaringkan diri di kasur, membayangkan tubuh tante wita yang begitu ideal. Lekukan tulbuhnya serta ukuran payudaranya yang proporsional ditambah dengan nafsunya yang sangat membara membuat ku rindu untuk menjamah tubuhnya lagi. Rasanya jika aku yang menjadi om herry, aku bisa setiap hari menggenjot tubuh aduhai tante wita. Batang penisku berkedut-kedut.
Ah, libido ku kembali naik.
Aku ingin masturbasi, namun ku urungkan.
Lebih baik aku lampiaskan pada ibuku saja. Aku beranjak dari kasur tidurku dan membuak pintu kamarku. Kulihat pak Nurhalim sedang memakai celana panjangnya. Sepertinya ia ingin pamit. Aku pura-pura beranjak ke dapur untuk mengambil air minum, sambil menunggu pak Nurhalim pergi aku menyundut sebatang rokokku. Tak lama suara motor pak nurhalim terdengar dan sayup-sayup menghilang.
Ibuku membuka pintu kamar ku yang tak dikunci, ia hanya mengguakan BH dan celana dalam.
"nak, kamu gak makan"? tanya ibuku.
aku hanya terdiam sembari menghisap rokokku.
ibuku menutup pintu kamar dan duduk di sebelahku,ia membuka hpnya dan mengirim pesan entah ke siapa. kemudian ia meletakan hpnya di meja kamarku.
ia memperhatikan sesuatu yang menonjol di balik celana kolorku. kemudian ibuku mengusap2 pundakku dengan penuh kelembutan.
bibirnya mendekat ke telinga ku. kemudian ia berbisik.
"nak, ibu masih kepengen nih, punya pak nurhalim kecil banget, gak bikin ibu puas, kamu puasin ibu yah sayang" bisik ibuku.
tanpa menunggu jawabanku ibuku langsung meremas remas batang penisku dari balik celana pendekku. ia langsung memagut bibirku dan mengulumnya penuh dengan kelembutan.
"ahhh...sayang" ibuku melenguh dengan nikmat, matanya menatap ku dengan sayu.
ibuku mendorong tubuhku agar merebahkan tubuhku ke kasur. ia mencoba membuka celana pendekku. batang penisku yang menjulang langsung di lahapnya.
kelembuatannya berubah menjadi nafsu yang begitu membara.
"uuhhh.." aku melenguh
"mmpphhh... mppphh... slrppp.." ibuku terus mengulum penisku.
"enak sayang kontol kamu, gak kayak punya pak nurhalim" racau ibuku.
ibuku tau betul titik2 bagian vital yang membuat ku hampir tak sanggup menahan untuk ejakulasi.
5 menit berselang, ia menghentikan kulumannya. ibuku berdiri di atas ku dan membuka celana dalamnya. kemudian ia berjongkok di atas wajahku.
"sayang, ayoo gantian jilatin memek ibu, udah gatel banget nih.." kata ibuku.
aku menyambar lubang kenikmatan milik ibuku yang sudah basah itu dan menjilat-jilatnya dengan lidahku.
"ahhh sayang, enak banget sayang, teruuusss sayangnya ibuu...jinahin ibu sayangg.. uuhhh..." ibu terus meracau sambil mengacak-acak rambutnya.
"mmpphh... sllrppp... shhh..." suara kenikmatan saat ku terus menjilat-jilat klitoris ibuku.
“Ahhh.. sialan, enak bgt memek tante, uhhh..” Aku ikut meracau.
Udara di kamar mandi terasa begitu panas, keringat k terus mengucur dari dadaku. Tante wita terlihat berkeringat. Ku jilat-jilat punggungnya, ku gigit-gigit kecil pundaknya. Lalu ku tenggak sisa wine terakhir di dalam botol. Wajahku dan wajah tante wita terlihat sudah sangat merah di cermin wastafel kamar mandi.
“Ahhh... tanteee... enakkk... tanteee.. akku mau keluar..” Racau ku.
“Ahhh.. sini sayang, tante minum aja pejuh kamu yang manis itu, biar tante awet muda... ahhh” jawab tante wita.
Tante wita melepas penisku dari lubang kemaluannya. Kemudian ia bersimpuh di depan penisku dan mengulum penisku dengan cepat.
“Croot.. Crott... Crott..” spermaku tumpah di mulut tante wita
“Ahhh..” Aku mengejang nikmat sekaligus ngilu karna tante wita masih mengulum penisku. Beberapa tetes tumpah dari mulutnya. Lalu ia melepaskan penisku dari mulutnya. Tante wita memainkan spermaku di dalam mulutnya lalu menenggaknya semua.
Ia tersenyum dan mencium ujung penisku dengan nikmat.
===x=x===
Sepulang dari rumah om herry, aang mengantar ku menggunakan motornya.
“Gue turun di pos satpam aja bor” kataku.
“ye udah gue anter sampe rumah, gpp” jawab aang
“nggak, gue mau ke alfamart dulu mau beli rokok soalnya” timpalku
Aang menurunkan ku di pos satpam perumahaan.
“Thanks ya bor, lain kali lu mampir deh k rumah” kataku lagi
“Oke” kata aang kemudian menarik gas motornya dan pergi berlalu.
Aku berjalan ke alfamart dkt dengan kompleks rumah. Membeli rokok dan membayarnya
Sesampainya di depan rumah hujan turun secara tiba-tiba.
“Untung gue udh sampe rumah” batinku.
Kulihat di halaman rumah kontrakan ku, ada motor gedenya pak Nurhalim.
Kutarik daun pintu, lalu ku buka pintu rumah tampak pak nurhalim sdg duduk di sofa panjang ruang tamu. Ia hanya menggunakan kaos kutang dan celana kolornya tampak sedang asyik merokok.
Sementara ibuku hanya menggunakan BH dan kerudung panjangnya. Mereka menoleh ke arah ku yang baru masuk ke dalam rumah dengan ekspresi biasa saja. Begitupun aku, entah mengapa aku tak kaget ataupun canggung melihat pemandangan ibuku dengan aurat yang terbuka sedang duduk bersama lelaki yang bukan suaminya.
Entah aku harus merasa mengeluh ataupun beruntung memiliki ibu kandung dengan kelakuan dan tabiat seperti ini. Bagiku sama saja, mungkin ada sisi menguntungkannya juga untuk ku.
“Kamu mau makan a?” tanya ibuku sembari membetulkan BHnya.
“nanti aja bu, aa belum laper kok” kataku sembari masuk ke kamar ku.
Di kamar aku melepaskan baju dan celana, hanya menggunakan kaos kutang dan celana dalam.
Aku membaringkan diri di kasur, membayangkan tubuh tante wita yang begitu ideal. Lekukan tulbuhnya serta ukuran payudaranya yang proporsional ditambah dengan nafsunya yang sangat membara membuat ku rindu untuk menjamah tubuhnya lagi. Rasanya jika aku yang menjadi om herry, aku bisa setiap hari menggenjot tubuh aduhai tante wita. Batang penisku berkedut-kedut.
Ah, libido ku kembali naik.
Aku ingin masturbasi, namun ku urungkan.
Lebih baik aku lampiaskan pada ibuku saja. Aku beranjak dari kasur tidurku dan membuak pintu kamarku. Kulihat pak Nurhalim sedang memakai celana panjangnya. Sepertinya ia ingin pamit. Aku pura-pura beranjak ke dapur untuk mengambil air minum, sambil menunggu pak Nurhalim pergi aku menyundut sebatang rokokku. Tak lama suara motor pak nurhalim terdengar dan sayup-sayup menghilang.
Ibuku membuka pintu kamar ku yang tak dikunci, ia hanya mengguakan BH dan celana dalam.
"nak, kamu gak makan"? tanya ibuku.
aku hanya terdiam sembari menghisap rokokku.
ibuku menutup pintu kamar dan duduk di sebelahku,ia membuka hpnya dan mengirim pesan entah ke siapa. kemudian ia meletakan hpnya di meja kamarku.
ia memperhatikan sesuatu yang menonjol di balik celana kolorku. kemudian ibuku mengusap2 pundakku dengan penuh kelembutan.
bibirnya mendekat ke telinga ku. kemudian ia berbisik.
"nak, ibu masih kepengen nih, punya pak nurhalim kecil banget, gak bikin ibu puas, kamu puasin ibu yah sayang" bisik ibuku.
tanpa menunggu jawabanku ibuku langsung meremas remas batang penisku dari balik celana pendekku. ia langsung memagut bibirku dan mengulumnya penuh dengan kelembutan.
"ahhh...sayang" ibuku melenguh dengan nikmat, matanya menatap ku dengan sayu.
ibuku mendorong tubuhku agar merebahkan tubuhku ke kasur. ia mencoba membuka celana pendekku. batang penisku yang menjulang langsung di lahapnya.
kelembuatannya berubah menjadi nafsu yang begitu membara.
"uuhhh.." aku melenguh
"mmpphhh... mppphh... slrppp.." ibuku terus mengulum penisku.
"enak sayang kontol kamu, gak kayak punya pak nurhalim" racau ibuku.
ibuku tau betul titik2 bagian vital yang membuat ku hampir tak sanggup menahan untuk ejakulasi.
5 menit berselang, ia menghentikan kulumannya. ibuku berdiri di atas ku dan membuka celana dalamnya. kemudian ia berjongkok di atas wajahku.
"sayang, ayoo gantian jilatin memek ibu, udah gatel banget nih.." kata ibuku.
aku menyambar lubang kenikmatan milik ibuku yang sudah basah itu dan menjilat-jilatnya dengan lidahku.
"ahhh sayang, enak banget sayang, teruuusss sayangnya ibuu...jinahin ibu sayangg.. uuhhh..." ibu terus meracau sambil mengacak-acak rambutnya.
"mmpphh... sllrppp... shhh..." suara kenikmatan saat ku terus menjilat-jilat klitoris ibuku.
"ahhh sayang, enak banget sayang, gak kayak mainnya pak nurhalim sayang, " kata ibuku.
"ahh... sayang ibu mau keluar, tarusss sayanggggg..." ibuku meracau sembari menekan lubang kenikmatannya di wajahku.
"Croottt.. Crottt.. Croott.." cairan kenikmatannya membasahi wajahku.
"ayooo sayang, sekarang kamu masuk lagi yah ke rahim ibu" kata ibuku.
ibuku sudah dalam posisi nunggin, siap untuk aku eksekusi.
ku gesek-gesekan penisku di lubang kemaluannya yang sudah sangat basah itu.
"aachhh... sayangg, ayooo masukin... ibu gak kuatt... puasiiin ibu sayang.." pinta ibuku.
"ibu udah keterlaluan, ibu harus di kasih pelajaran..." jawabku.
"ampunnn a'a... jangan siksa ibu kayak gini, ayooo masukin kontol kamu ke memek ibu" pinta ibuku.
ku tampar-tampar pantatnya yang besar
"kerudung ibu mana? kenapa gak dipake?" tanya ku sambil menampar-nampar pantatnya.
"iyah sayang, maafin ibu.. tadi abis ngentot sama pak nurhalim, jdnya ibu lepas" jawab ibuku.
"sekarang ambil kerudung ibu sama gesper a'a" perintahku pada ibu.
"ampun sayang, buat anak ibu yang paling ibu sayang, ibu rela lakuin apa aja buat kamu" jawab ibuku.
"buruan ambill...! dsaar pelacur jalang" kataku.
ibuku bergegas mengambil keudungnya dan memakainya asal2an, kemudian memberikan sabuk celana kepadaku.
"ayooo kamu nungging lagi pelacur!" kataku.
ibuku langsung menungging di hadapanku.
"udah gue bilang kan sama ibu, memek ibu punya gue, gak ada yang boleh pake tanpa seizin gue, dasar lu pelacur jalan" kata-kataku menambah gairah ku.
"cepreett..." aku menampar pantat ibuku dengan gesper. pantat ibuku langsung memerah seketika.
"ampunn sayang... mulai saat ini kalo ada yang mau pake memek ibu, ibu bakal izin ke kamu dulu" jawab ibuku.
"sekarang biar elu tau gimana rasanya bener2 dipuasin" kataku.
ku masukan batang penisku ke lubang kenikmatan ibuku dengan mudah. ku sodok batang penisku dengan kuat.
"plookk.. plokkk... ploookk.." suara hantaman penisku menghantam pantat ibuku
"makasih sayang, ayooo jinahin ibu teruss sayang...uhh enak banget kontol gede kamu, sama kayak punya bapak kamu" racau ibuku.
kupecut pantat ibuku dengan gesper, seperti sedang memecut kuda agar terus berlari. pantat ibu ku yang putih dan besar benar-benar memerah
"mulai sekarang elu panggil gue tuan, gue yang berkuasa di rumah ini" kataku sambil terus menggenjot dan memecut pantat ibuku.
"ahhh.. ampun tuan, sekarang saya milik tuan, tuan bebas atas saya..achh..." jawab ibuku.
"cuiihhh..." aku meludahi pantat ibuku kemudian meraba raba dan menamparnya lagi.
"ploook.. plokk... plookk" suara tubuh kami yang beradu membuat ku semakin bergairah.
aku menghentikan genjotanku dan turun dari ranjang.
"sekarang jilatin kontol gue" perintahku pada ibuku.
"baik tuan, perintah tuan saya penuhi" jawab ibuku.
ibuku langsung berjongkok di hadapanku dan langsung mengulum batang penisku. aku melilitkan gesper di leher ibuku dan mengikatnya.
"cuiiihhh.. sekarang elu udah kayak anjing buat gue" kataku sambil meludahi wajah ibuku.
"mpphhh.. gukk.. baik tuan..." ibuk menjawabnya sambil terus mengulum penisku.
"sekarang ambilin air minum buat gue, gue hausss... cepet!!" perintahku.
"guukkk..." jawab ibuku.
ibuku langsung berjalan layaknya seperti anjing ke dapur dengan gesper yang masih mengikat di lehernya.
dengan penuh susah payah ia membawa gelas dengan mulutnya yang berisi air minum untukku.
"ayooo isep kontol tuan lagi, kataku sambil meneguk air minum yang di bawa ibuku.
"guukkk..." ibuku menjawabnya dan segera mengulum penisku lagi.
kutarik gesper yang mengikat di leher ibuku.
"stop, sekarang nungging lagi" perintahku.
ibuku langsung menungging dan berpegangan pada sisi ranjang.
"guukkk... ayooo tuan anjing mu ini udh siap di entot lagi" jawab ibuku.
"blesss" batang penisku langusng masuk ke lubang ibuku dengan mudah.
ku genjot terus tubuh ibuku dengan sekuat-kuatnya. sambil terus menarik gesper di leher ibuku.
"ahh shiittt... enak banget sih memek lu biar udah longgar juag" kataku meracau.
"ahh guuukk... terima kasih tuan, memek ini emang khusus buat tuan...guuukkk" jawab ibuku.
aku terus menggenjot ibuku. tiba-tiba hp ibuku yang ia letakan di meja kamarku berbunya. kulirik hp ibuku, pak nurhalim yang menelpon ibuku.
"ayooo angkat telpon hp lu njinng" perintahku sambil menarik gesper.
ibuku mengangkat telfonnya dan memencot tombol loud speaker
"halloo, bu, dompet aku tertinggal di rumah kamu yah?" kata suara pak nurhalim yang terdengar di telfon.
"uhhh..aahh...iii..yah pakk..uuhhh ini ibu simpen kok..uuhhh...aaahhh.." jawab ibuku.
"ibu lagi ngewe sama si a'a?" tanya pak nurhalim.
"uuhh...iya pakk...ahhh... si a'a minta lagi minta di layanin nih...ahhh.." jawab ibuku.
"oh ya udah, saya titip dompet saya dulu ya, itu ada uang 500rb di dompet, kalo butuh ibu pake aja uangnya" kata pak nurhalim dan langsung meatikan telfon.
"siapa yang lagi minta di layanin?" tanyaku pada ibuku sambil menggenjot tubuhnya yang montok dan menarik2 gesper yang mengikta di lehernya.
"ahhh... ampun tuan maaf anjing mu udah berbohong.." jawab ibuku.
"udah berani berbohong yah" kataku.
sesekali ku cabut penisku dan menampar-namparkannya ke pantat ibuku.
"ahhh teruss tuan anjingmu mau ngecrot lagi tuan, jinahin anjingmu ini, hamilin anjing sekaligus budakmu yang kotor ini" kata ibuku.
ku ambil botol handbody miliku di meja, lalu menumpahkannya di punggung ibuku.
"ahh..tuan, anjingmu gak kuat maaauuu k..kkee..luuaarr..." ibuku mengejang dan seketika cairan hangat menyembur ke penisku dari lubang miliknya.
aku tak peduli, aku terus menggenjot tubuh ibuku, meraba-raba punggungnya yang berlumur handbody yang barusan ku tumpahkan di punggungnya.
ku hentikan genjotanku, kemudian duduk di sisi ranjang tidurku.
"ayooo sini naik lagi pelacur" kataku menyuruh ibuku duduk di pangkuanku.
"ahh... sayang ibu mau keluar, tarusss sayanggggg..." ibuku meracau sembari menekan lubang kenikmatannya di wajahku.
"Croottt.. Crottt.. Croott.." cairan kenikmatannya membasahi wajahku.
"ayooo sayang, sekarang kamu masuk lagi yah ke rahim ibu" kata ibuku.
ibuku sudah dalam posisi nunggin, siap untuk aku eksekusi.
ku gesek-gesekan penisku di lubang kemaluannya yang sudah sangat basah itu.
"aachhh... sayangg, ayooo masukin... ibu gak kuatt... puasiiin ibu sayang.." pinta ibuku.
"ibu udah keterlaluan, ibu harus di kasih pelajaran..." jawabku.
"ampunnn a'a... jangan siksa ibu kayak gini, ayooo masukin kontol kamu ke memek ibu" pinta ibuku.
ku tampar-tampar pantatnya yang besar
"kerudung ibu mana? kenapa gak dipake?" tanya ku sambil menampar-nampar pantatnya.
"iyah sayang, maafin ibu.. tadi abis ngentot sama pak nurhalim, jdnya ibu lepas" jawab ibuku.
"sekarang ambil kerudung ibu sama gesper a'a" perintahku pada ibu.
"ampun sayang, buat anak ibu yang paling ibu sayang, ibu rela lakuin apa aja buat kamu" jawab ibuku.
"buruan ambill...! dsaar pelacur jalang" kataku.
ibuku bergegas mengambil keudungnya dan memakainya asal2an, kemudian memberikan sabuk celana kepadaku.
"ayooo kamu nungging lagi pelacur!" kataku.
ibuku langsung menungging di hadapanku.
"udah gue bilang kan sama ibu, memek ibu punya gue, gak ada yang boleh pake tanpa seizin gue, dasar lu pelacur jalan" kata-kataku menambah gairah ku.
"cepreett..." aku menampar pantat ibuku dengan gesper. pantat ibuku langsung memerah seketika.
"ampunn sayang... mulai saat ini kalo ada yang mau pake memek ibu, ibu bakal izin ke kamu dulu" jawab ibuku.
"sekarang biar elu tau gimana rasanya bener2 dipuasin" kataku.
ku masukan batang penisku ke lubang kenikmatan ibuku dengan mudah. ku sodok batang penisku dengan kuat.
"plookk.. plokkk... ploookk.." suara hantaman penisku menghantam pantat ibuku
"makasih sayang, ayooo jinahin ibu teruss sayang...uhh enak banget kontol gede kamu, sama kayak punya bapak kamu" racau ibuku.
kupecut pantat ibuku dengan gesper, seperti sedang memecut kuda agar terus berlari. pantat ibu ku yang putih dan besar benar-benar memerah
"mulai sekarang elu panggil gue tuan, gue yang berkuasa di rumah ini" kataku sambil terus menggenjot dan memecut pantat ibuku.
"ahhh.. ampun tuan, sekarang saya milik tuan, tuan bebas atas saya..achh..." jawab ibuku.
"cuiihhh..." aku meludahi pantat ibuku kemudian meraba raba dan menamparnya lagi.
"ploook.. plokk... plookk" suara tubuh kami yang beradu membuat ku semakin bergairah.
aku menghentikan genjotanku dan turun dari ranjang.
"sekarang jilatin kontol gue" perintahku pada ibuku.
"baik tuan, perintah tuan saya penuhi" jawab ibuku.
ibuku langsung berjongkok di hadapanku dan langsung mengulum batang penisku. aku melilitkan gesper di leher ibuku dan mengikatnya.
"cuiiihhh.. sekarang elu udah kayak anjing buat gue" kataku sambil meludahi wajah ibuku.
"mpphhh.. gukk.. baik tuan..." ibuk menjawabnya sambil terus mengulum penisku.
"sekarang ambilin air minum buat gue, gue hausss... cepet!!" perintahku.
"guukkk..." jawab ibuku.
ibuku langsung berjalan layaknya seperti anjing ke dapur dengan gesper yang masih mengikat di lehernya.
dengan penuh susah payah ia membawa gelas dengan mulutnya yang berisi air minum untukku.
"ayooo isep kontol tuan lagi, kataku sambil meneguk air minum yang di bawa ibuku.
"guukkk..." ibuku menjawabnya dan segera mengulum penisku lagi.
kutarik gesper yang mengikat di leher ibuku.
"stop, sekarang nungging lagi" perintahku.
ibuku langsung menungging dan berpegangan pada sisi ranjang.
"guukkk... ayooo tuan anjing mu ini udh siap di entot lagi" jawab ibuku.
"blesss" batang penisku langusng masuk ke lubang ibuku dengan mudah.
ku genjot terus tubuh ibuku dengan sekuat-kuatnya. sambil terus menarik gesper di leher ibuku.
"ahh shiittt... enak banget sih memek lu biar udah longgar juag" kataku meracau.
"ahh guuukk... terima kasih tuan, memek ini emang khusus buat tuan...guuukkk" jawab ibuku.
aku terus menggenjot ibuku. tiba-tiba hp ibuku yang ia letakan di meja kamarku berbunya. kulirik hp ibuku, pak nurhalim yang menelpon ibuku.
"ayooo angkat telpon hp lu njinng" perintahku sambil menarik gesper.
ibuku mengangkat telfonnya dan memencot tombol loud speaker
"halloo, bu, dompet aku tertinggal di rumah kamu yah?" kata suara pak nurhalim yang terdengar di telfon.
"uhhh..aahh...iii..yah pakk..uuhhh ini ibu simpen kok..uuhhh...aaahhh.." jawab ibuku.
"ibu lagi ngewe sama si a'a?" tanya pak nurhalim.
"uuhh...iya pakk...ahhh... si a'a minta lagi minta di layanin nih...ahhh.." jawab ibuku.
"oh ya udah, saya titip dompet saya dulu ya, itu ada uang 500rb di dompet, kalo butuh ibu pake aja uangnya" kata pak nurhalim dan langsung meatikan telfon.
"siapa yang lagi minta di layanin?" tanyaku pada ibuku sambil menggenjot tubuhnya yang montok dan menarik2 gesper yang mengikta di lehernya.
"ahhh... ampun tuan maaf anjing mu udah berbohong.." jawab ibuku.
"udah berani berbohong yah" kataku.
sesekali ku cabut penisku dan menampar-namparkannya ke pantat ibuku.
"ahhh teruss tuan anjingmu mau ngecrot lagi tuan, jinahin anjingmu ini, hamilin anjing sekaligus budakmu yang kotor ini" kata ibuku.
ku ambil botol handbody miliku di meja, lalu menumpahkannya di punggung ibuku.
"ahh..tuan, anjingmu gak kuat maaauuu k..kkee..luuaarr..." ibuku mengejang dan seketika cairan hangat menyembur ke penisku dari lubang miliknya.
aku tak peduli, aku terus menggenjot tubuh ibuku, meraba-raba punggungnya yang berlumur handbody yang barusan ku tumpahkan di punggungnya.
ku hentikan genjotanku, kemudian duduk di sisi ranjang tidurku.
"ayooo sini naik lagi pelacur" kataku menyuruh ibuku duduk di pangkuanku.
Ibuku menurut, ia langsung memasukan penisku ke lubang kenikmatannya dan duduk di pangkuanku. tubuhnya naik turun payudaranya yang besar bergetar naik turun terliaht begitu menggoda.
ku lamut payudara ibuku dengan ganas dan meremas-remasnya sekuat tenaga.
"ahhh..tuann... enakkk tuann...ahhh...ayoo terus tuan..." racau ibuku.
"cuiihhh.." aku meludahi payudaranya.
kutumpahkan kembali handbody yang kupegang di kedua payudaranya. ku remas-remas kedua payudaranya yang besar itu.
ibuku masih naik turun di pangkuanku.
"ahh..terus.. enak bangett memek lu" kataku sambil meremas-remas payudara ibuku yang licin karna handbody tadi.
"aahhh...tuann...kontol tuan juga enak bangett...boleh tumpahin di rahim saya tuan...ahh...uuhhhhh" ibuku mengejang dan kembali orgasme.
"ahh.." aku mengejang juga, sambil mencengkeram pinggul ibuku dengan kuat.
namun, aku tak ingin segera berakhir. aku masih ingin menjamahi tubuh ibuku. ku cabut penisku dari lubang kenikmatannya.
aku segera berdiri dan menjambak kerudung milik ibuku, ku tumpahkan spermaku di wajah ibuku.
"Croott... Croott... Crott..." spermaku tumpah di wajah ibuku.
"ahh.." aku mengejang.
tubuh ku lemas, namun penisku masih masih tegak.
"guukkk...apa tuan sudah puas?" tanya ibuku.
"gue belum puas, sekarang gue laper, ayoo temenin gue makan ke dapur" kataku.
"guukkk..." jawab ibuku.
aku menarik gesper yang masih mengikat di leher ibuku sambil berjalan ke arah dapur. ibuku mengikutiku dengan berjalan seperti anjing.
ku ambil piring, nasi dan lauk di meja, lalu duduk di bangku dapur.
sambil terus makan , ibuku menemaniku makan di bawah meja, sesekali ia menjilat-jilati kaki ku.
ku sisakan makanan di piringku, lalu menaruhnya di hadapan ibuku.
"nih, ayo kamu juga makan doggy" perintahku pada ibuku.
ibuk langsung memakannya dengan menggunakan mulutnya. makanan yang sedang ku kunyah pun ku buang di kepala ibuk. kerudungnya penuh dengan makanan yang tadi ku ludahi.
ibuku masih tetap melanjutkan makannya dengan bergaya seperti anjing. selesai ia makan, aku langsung menarik gesper yang mengikat di lehernya.
"ayooo sekarang waktunya mandi" perintahku.
ibuku mengikutiku dari belakang.
di dalam kamar mandi segera langsung ku siram tubuh ibuku dengan air. dan menyabuni tubuhnya.
batang penisku yang sudah mulai lemas segera ku masukan dalam mulut ibuku.
"ayooo isep lagi.." kataku.
ibuku langsung melahapnya dan mengulumnya dengan bergairah. tubuhnya yang masih penuh busa sabun ku raba-raba agar penisku tegak kembali.
"mmmpphh....mmphhh...slrppp" ia mengulum dan mengisap penisku.
"ahh..enakkk... sialann..." lenguhku.
ibuku tak menjawab, ia terus mengulum bahkan sesekali ia kenyot dengan hebat. aku membelai-belai kepalanya yang masih mengguankan kerudung.
kerudungnya bassah karna tadi ku siram dengan air dari bak mandi. sambil meremas-remas payudaranya yang masih licin karna sabun.
ku angkat tubuh ibuku agar berdiri, kaki kirinya ku naikan di atas bak mandi, penisku ku ku gesek-gesekan di lubang rahimnya
"gimana??? udah puas sekarang?" tanyaku.
"ahh... puas bangett tuann... ahhh.." jawab ibuku sambil membelai pipiku dengan tangannya.
"blesss.." penisku masuk ke lubang ibuku.
ku genjot dengan lembut penisku
"ahhh... tadi pak nurhalim ngomong apa sama ibu?" tanyaku memulai percakapan.
"ahhh... uuhhh.. tadi sebelum pulang dia bilang katanya besok rumahnya yang di tangerang udah bisa kita tempatin sayang" jawab ibuku.
"uhh.. ahhh.. bagus, tapi inget mulai sekarang kalo memek lu ada yang mau pake lagi harus izin ke gue dulu" kataku sambul terus menggenjot ibuku.
"ahhh iya sayang, semua yang ibu lakuin demi a'a, ibu rela lakuin apa aja buat kamu...ahhh" kata ibuku.
"ahh.. sekarang nikmatin nih kontol aa" kataku.
"uhhh sayang, enak banget emang kontol kamu. ibu puas banget...ahh ayooo terus nikmatin tubuh ibu..." kata ibuku meracau.
"uuhhh... beruntung gue punya ibu binal kayak gini, ahh..bu, a'a pengen punya anak dari ibu, ibu lagi subur nggak?" tanyaku.
"ahhh iya sayang, ibu udah telat KB, ahh ayooo sayang hamilin ibu...ahhh.." kata ibuk sembari membelai-belai pipiku.
kata kata ibuku terdengar begitu merangsang. membuat ku semakin bergairah.
"plookk..plookkk..plookkk.." hantaman penisku terdengar menggema di dalam kamar mandi.
"ahhh ibu, a'a pengen punya anak dari ibu..ahh.." racauku.
"ahh...sayang, siram rahim ibu pake pejuh kamu, ahh...ayooo sayang..." balas ibuku.
"uhh... emang nanti kalo ada yang tanya ibu hamil anaknya siapa?" tanyaku.
"uhhh..***k penting sayang, nanti ibu bilang kalo ibu hamil anak dari pak nurhalim" jawab ibuku.
"ahh dasar emang pelacur, ahh...pinter bohong" kataku sembari tersenyum.
"ahhh...ayooo sayang, pejuhin rahim ibu..." pinta ibuku.
" uhhh..ntar kalo hamil ibu tetep harus puasin a'a.." kataku.
"mhhh....ahh iya sayang, ibu akan selalu puasin kamu kapanpun kamu mau, ahh..soalnya cuma kamu juga yang bisa puasin ibu" jawab ibuku.
"ahh... bu, tetek ibu gede banget sih, putih lagi.." kataku.
"ahhh...uuhh ayo sayang kenyotin kalo kamu suka jilatin sayang, pentil ibu juga gatel banget..." kata ibuku.
aku mengambil air dengan gayung dari bak mandi, sambil terus menggenjot ibuku. ku siram payudaranya yang penuh sabun dengan air. setelah bersih dari sabun ku hisap-hisap puting payudaranya.
"ahhh...iya terusss sayang, uuhhh gatel banget pentil ibu...uuhhh...enakkk sayang" racau ibuku.
"uhh.. ahh.. bu, a'a mau ngecrott..ahh..." aku meracau.
"iyahhh sayang, ahh keluarin di rahim ibu, biar ibu yang hamil dari kamu...ayooo sayang.. teruss... keluarin sayang.." kata ibuku memancing libido ku.
"ahhh... Croottt... Crootttt... Crootttt.." aku mengejang sambil merangkul pinggang ibuku dan menghisap-hisap puting payudaranya.
nikmat yang tiada tara, mungkin lebih nikmat dari yang diberikan oleh tante wita.
ku lamut payudara ibuku dengan ganas dan meremas-remasnya sekuat tenaga.
"ahhh..tuann... enakkk tuann...ahhh...ayoo terus tuan..." racau ibuku.
"cuiihhh.." aku meludahi payudaranya.
kutumpahkan kembali handbody yang kupegang di kedua payudaranya. ku remas-remas kedua payudaranya yang besar itu.
ibuku masih naik turun di pangkuanku.
"ahh..terus.. enak bangett memek lu" kataku sambil meremas-remas payudara ibuku yang licin karna handbody tadi.
"aahhh...tuann...kontol tuan juga enak bangett...boleh tumpahin di rahim saya tuan...ahh...uuhhhhh" ibuku mengejang dan kembali orgasme.
"ahh.." aku mengejang juga, sambil mencengkeram pinggul ibuku dengan kuat.
namun, aku tak ingin segera berakhir. aku masih ingin menjamahi tubuh ibuku. ku cabut penisku dari lubang kenikmatannya.
aku segera berdiri dan menjambak kerudung milik ibuku, ku tumpahkan spermaku di wajah ibuku.
"Croott... Croott... Crott..." spermaku tumpah di wajah ibuku.
"ahh.." aku mengejang.
tubuh ku lemas, namun penisku masih masih tegak.
"guukkk...apa tuan sudah puas?" tanya ibuku.
"gue belum puas, sekarang gue laper, ayoo temenin gue makan ke dapur" kataku.
"guukkk..." jawab ibuku.
aku menarik gesper yang masih mengikat di leher ibuku sambil berjalan ke arah dapur. ibuku mengikutiku dengan berjalan seperti anjing.
ku ambil piring, nasi dan lauk di meja, lalu duduk di bangku dapur.
sambil terus makan , ibuku menemaniku makan di bawah meja, sesekali ia menjilat-jilati kaki ku.
ku sisakan makanan di piringku, lalu menaruhnya di hadapan ibuku.
"nih, ayo kamu juga makan doggy" perintahku pada ibuku.
ibuk langsung memakannya dengan menggunakan mulutnya. makanan yang sedang ku kunyah pun ku buang di kepala ibuk. kerudungnya penuh dengan makanan yang tadi ku ludahi.
ibuku masih tetap melanjutkan makannya dengan bergaya seperti anjing. selesai ia makan, aku langsung menarik gesper yang mengikat di lehernya.
"ayooo sekarang waktunya mandi" perintahku.
ibuku mengikutiku dari belakang.
di dalam kamar mandi segera langsung ku siram tubuh ibuku dengan air. dan menyabuni tubuhnya.
batang penisku yang sudah mulai lemas segera ku masukan dalam mulut ibuku.
"ayooo isep lagi.." kataku.
ibuku langsung melahapnya dan mengulumnya dengan bergairah. tubuhnya yang masih penuh busa sabun ku raba-raba agar penisku tegak kembali.
"mmmpphh....mmphhh...slrppp" ia mengulum dan mengisap penisku.
"ahh..enakkk... sialann..." lenguhku.
ibuku tak menjawab, ia terus mengulum bahkan sesekali ia kenyot dengan hebat. aku membelai-belai kepalanya yang masih mengguankan kerudung.
kerudungnya bassah karna tadi ku siram dengan air dari bak mandi. sambil meremas-remas payudaranya yang masih licin karna sabun.
ku angkat tubuh ibuku agar berdiri, kaki kirinya ku naikan di atas bak mandi, penisku ku ku gesek-gesekan di lubang rahimnya
"gimana??? udah puas sekarang?" tanyaku.
"ahh... puas bangett tuann... ahhh.." jawab ibuku sambil membelai pipiku dengan tangannya.
"blesss.." penisku masuk ke lubang ibuku.
ku genjot dengan lembut penisku
"ahhh... tadi pak nurhalim ngomong apa sama ibu?" tanyaku memulai percakapan.
"ahhh... uuhhh.. tadi sebelum pulang dia bilang katanya besok rumahnya yang di tangerang udah bisa kita tempatin sayang" jawab ibuku.
"uhh.. ahhh.. bagus, tapi inget mulai sekarang kalo memek lu ada yang mau pake lagi harus izin ke gue dulu" kataku sambul terus menggenjot ibuku.
"ahhh iya sayang, semua yang ibu lakuin demi a'a, ibu rela lakuin apa aja buat kamu...ahhh" kata ibuku.
"ahh.. sekarang nikmatin nih kontol aa" kataku.
"uhhh sayang, enak banget emang kontol kamu. ibu puas banget...ahh ayooo terus nikmatin tubuh ibu..." kata ibuku meracau.
"uuhhh... beruntung gue punya ibu binal kayak gini, ahh..bu, a'a pengen punya anak dari ibu, ibu lagi subur nggak?" tanyaku.
"ahhh iya sayang, ibu udah telat KB, ahh ayooo sayang hamilin ibu...ahhh.." kata ibuk sembari membelai-belai pipiku.
kata kata ibuku terdengar begitu merangsang. membuat ku semakin bergairah.
"plookk..plookkk..plookkk.." hantaman penisku terdengar menggema di dalam kamar mandi.
"ahhh ibu, a'a pengen punya anak dari ibu..ahh.." racauku.
"ahh...sayang, siram rahim ibu pake pejuh kamu, ahh...ayooo sayang..." balas ibuku.
"uhh... emang nanti kalo ada yang tanya ibu hamil anaknya siapa?" tanyaku.
"uhhh..***k penting sayang, nanti ibu bilang kalo ibu hamil anak dari pak nurhalim" jawab ibuku.
"ahh dasar emang pelacur, ahh...pinter bohong" kataku sembari tersenyum.
"ahhh...ayooo sayang, pejuhin rahim ibu..." pinta ibuku.
" uhhh..ntar kalo hamil ibu tetep harus puasin a'a.." kataku.
"mhhh....ahh iya sayang, ibu akan selalu puasin kamu kapanpun kamu mau, ahh..soalnya cuma kamu juga yang bisa puasin ibu" jawab ibuku.
"ahh... bu, tetek ibu gede banget sih, putih lagi.." kataku.
"ahhh...uuhh ayo sayang kenyotin kalo kamu suka jilatin sayang, pentil ibu juga gatel banget..." kata ibuku.
aku mengambil air dengan gayung dari bak mandi, sambil terus menggenjot ibuku. ku siram payudaranya yang penuh sabun dengan air. setelah bersih dari sabun ku hisap-hisap puting payudaranya.
"ahhh...iya terusss sayang, uuhhh gatel banget pentil ibu...uuhhh...enakkk sayang" racau ibuku.
"uhh.. ahh.. bu, a'a mau ngecrott..ahh..." aku meracau.
"iyahhh sayang, ahh keluarin di rahim ibu, biar ibu yang hamil dari kamu...ayooo sayang.. teruss... keluarin sayang.." kata ibuku memancing libido ku.
"ahhh... Croottt... Crootttt... Crootttt.." aku mengejang sambil merangkul pinggang ibuku dan menghisap-hisap puting payudaranya.
nikmat yang tiada tara, mungkin lebih nikmat dari yang diberikan oleh tante wita.
Ibuku mencabut penisku dari lubang kenikmatannya. ia berjongkok dan langsung mengulum penisku yang penuh dengan spermaku.
terasa begitu ngilu. ibuku menatapku dan tersenyum.
"cuiiihhh...." aku meludahi wajahnya yang di balut dengan kerudung yang telah basah.
===x=x===
Pagi hari di hari minggu yang cerah.
Aku sedang menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok. Ibuku sedang memasak di dapur rumah kontrakan kami. Tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti di depan pekarangan rumah. segera ku lirik ke jendela, ternyata mobil pak nurhalim yang datang. Aku hanya belagak cuek.
"tok.. tok... tok" pak nurhalim mengetuk pintu.
ibuku dari dapur berlari membukakan pintu.
"Assalamualaikum" sapa pak nurhalim.
"Wa'alaikumsalam, eh bapak silahkan masuk" jawab ibuku.
pak nurhalim masuk dan duduk d kursi panjang sebelah ku.
"Sebentar yah pak ibu buatkan kopi" kaya ibuku.
Ibu kemudian ke dapur untuk membuatkan secangkir kopi buat pak nurhalim, dan tak lama ibuku kembali sambil membawa secangkir kopi dan toples berisi makanan ringan, dan ibupun ikut duduk di sebelah pak nurhalim.
"Silahkan pak diminum kopinya selagi hangat" kata ibuku.
Pak nurhalim pun menyeruput kopi.
"Jadi begini, sesuai yang saya sudah beritahu kepada ibu masalah rumah, hari ini sudah bisa ditempati. dan untuk masalah barang-barang saya sudah meminta tukang untuk mengangkut barang-barang kalian dari sini. jadi sekarang kalian berkemas baju-baju dan berkas-berkas penting yang akan kalian bawa saja. nanti sisanya biar tukang yang sudah saya minta yang akan membereskan barang-barang kalian" kata pak nurhalim membuka pembicaraan
"Oh, kalau begitu biar ibu bereskan baju-baju kamu dan adik-adik kamu dulu yah a" kata ibu sambil membetulkan kerudungnya kepadaku.
ibupun beranjak dari tempat duduknya dan mulai membereskan baju-baju yang ada di lemari pakaian.
"oh iya, untuk sekolah adik-adikmu jangan khawatir, saya sudah mengurus surat pindah dan pendaftaran ke sekolah baru mereka. adik-adikmu sudah saya daftarkan di boarding school sesuai yang sudah saya sampaikan dengan ibumu ar" kata pak nurhalim.
"Gue tau, emang sengaja lu masukin adik-adik gue ke pesantren biar lu lebih gampang pake ibu" kataku dalam hati.
"Wah, syukur kalo begitu pak. kami mengucapkan banyak-banya terima kasih pada bapak" jawabku sambil tersenyum.
"Ah, kamu tak perlu sungkan. bagaimanapun kita kan keluarga" jawab pak nurhalim.
1 jam lebih ibu membereskan baju-baju dan berkas berkas penting, akhirnya ia selesai membereskannya.
"Ayo, kita angkut sekarang aja barang-barangnya pake mobil saya, nanti sisanya tukang saya yang beresin. sebentar lagi mereka datang" ajak pak nurhalim.
Akupun membantu ibuku mengangkat beberapa koper ke mobil pak nurhalim.
"Mobilnya biar saya aja pak yang bawa, bapak santai aja" pintaku.
"oh, oke. pintu rumah jangan dikunci yah, nanti tukang gak bisa masuk" jawab pak nurhalim.
Aku pun duduk dibelakang steer dan men-stater mobil. ibuku duduk di banku belakang. tapi lho, pak nurhalim juga ikut duduk debelakang dengan ibuku.
"Sialan, gue jadi kayak supir. Tapi gapapa lah asal pak nurhalim seneng aja" batinku.
Mobil pun melaju. Aku membawa mobil pak nurhalim dengan penuh hati-hati. Bagaimanapun aku harus membuat pak nurhalim senyaman mungkin. di dalam perjalanan pun sesekali aku melirik kaca dan memperhatikan gerak gerik pak nurhalim. Tangannya bergerilya mengusap-usap paha ibu yang memakai celana panjang hitam. kepalanya menyender pada pundak ibuku.
Ibuku membalas dengan membelai-belai tangan pak nurhalim.
Aku pun tak mampu berbuat banyak. hanya bisa sesekali nge rem mendadak.
1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di rumah kami yang baru. setelah memarkirkan mobil, aku menurunkan koper-koper dari dalam mobil. tampak begitu asri dan lega dengan 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur dan ruang tamu, jauh lebih lega daripada rumah kontrakan kami yang hanya memiliki 2 kamar tidur.
Aku membawa beberapa koper ke dalam rumah kami yang baru. ada beberapa properti yang sudah memenuhi rumah baru kami, seperti meja, Tv, dan kitchen set.
pak nurhalim tampak sedang menelfon entah dengan siapa. setelah selesai menelfon ia menghampiriku.
"Nah ar, ini sekarang rumah baru kamu. bagaimana menurut kamu" tanya pak nurhalim padaku.
Aku tak menjawab hanya tersenyum pada pak nurhalim.
"Ya udah, sekarang kamu istirahat aja di kamarmu. kamu bebas pilih kamar yang mana aja, kasurnya juga udah ada semua di setiap kamar" lanjut pak nurhalim.
Aku pun hanya mengangguk dan segera memilih kamar yang paling belakang. sudah jadi sifatku kalo aku lebih senang keheningan dan menyendiri.
Kurebahkan tubuhku di springbed yang empuk dengan ukuran 2x1.5m .
Tak beberapa lama, pintu kamar terbuka, tampak pak nurhalim dari balik pintu.
"Ar, bapak sudah urus untuk keperluan biaya kuliahmu di Kampus ABCD bulan depan kamu bisa ikut test, untuk kendaraan buat kamu minggu depan di antar kesini" celetuk pak nurhalim dari balik pintu.
Sekali lagi aku hanya mengangguk. pak nurhalim menutup pintu kamarku dan berlalu. Ku nyalakan Tv berukuran 29 inch yang ada dikamarku. sambil mengganti-ganti saluran Tv dengan remote. hanya ada acara berita. kulirik jam tanganku, menunjukan pukul 11.15
"huh, pantes aja acaranya berita kriminal semua. rupanya udah jam segini" gerutuku dalam hati.
Aku beranjak dari kasur dan bergegas ke dapur. saat kuberjalan keluar kamar tampak keadaan rumah sepi, kuhampiri kamar ibuku, terdengar suara-suara melenguh dan mengerang.
"Ahhh, pak... terus sayang... ahhh... enak" suara wanita dari dalam kamar yang tak lain adalah suara ibuku.
"Ahh... uhhh... enak bu, bapak mau keluarr bu...uuuhh" suara lelaki yang memang suara pak nurhalim.
terasa begitu ngilu. ibuku menatapku dan tersenyum.
"cuiiihhh...." aku meludahi wajahnya yang di balut dengan kerudung yang telah basah.
===x=x===
Pagi hari di hari minggu yang cerah.
Aku sedang menikmati secangkir kopi dan sebatang rokok. Ibuku sedang memasak di dapur rumah kontrakan kami. Tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti di depan pekarangan rumah. segera ku lirik ke jendela, ternyata mobil pak nurhalim yang datang. Aku hanya belagak cuek.
"tok.. tok... tok" pak nurhalim mengetuk pintu.
ibuku dari dapur berlari membukakan pintu.
"Assalamualaikum" sapa pak nurhalim.
"Wa'alaikumsalam, eh bapak silahkan masuk" jawab ibuku.
pak nurhalim masuk dan duduk d kursi panjang sebelah ku.
"Sebentar yah pak ibu buatkan kopi" kaya ibuku.
Ibu kemudian ke dapur untuk membuatkan secangkir kopi buat pak nurhalim, dan tak lama ibuku kembali sambil membawa secangkir kopi dan toples berisi makanan ringan, dan ibupun ikut duduk di sebelah pak nurhalim.
"Silahkan pak diminum kopinya selagi hangat" kata ibuku.
Pak nurhalim pun menyeruput kopi.
"Jadi begini, sesuai yang saya sudah beritahu kepada ibu masalah rumah, hari ini sudah bisa ditempati. dan untuk masalah barang-barang saya sudah meminta tukang untuk mengangkut barang-barang kalian dari sini. jadi sekarang kalian berkemas baju-baju dan berkas-berkas penting yang akan kalian bawa saja. nanti sisanya biar tukang yang sudah saya minta yang akan membereskan barang-barang kalian" kata pak nurhalim membuka pembicaraan
"Oh, kalau begitu biar ibu bereskan baju-baju kamu dan adik-adik kamu dulu yah a" kata ibu sambil membetulkan kerudungnya kepadaku.
ibupun beranjak dari tempat duduknya dan mulai membereskan baju-baju yang ada di lemari pakaian.
"oh iya, untuk sekolah adik-adikmu jangan khawatir, saya sudah mengurus surat pindah dan pendaftaran ke sekolah baru mereka. adik-adikmu sudah saya daftarkan di boarding school sesuai yang sudah saya sampaikan dengan ibumu ar" kata pak nurhalim.
"Gue tau, emang sengaja lu masukin adik-adik gue ke pesantren biar lu lebih gampang pake ibu" kataku dalam hati.
"Wah, syukur kalo begitu pak. kami mengucapkan banyak-banya terima kasih pada bapak" jawabku sambil tersenyum.
"Ah, kamu tak perlu sungkan. bagaimanapun kita kan keluarga" jawab pak nurhalim.
1 jam lebih ibu membereskan baju-baju dan berkas berkas penting, akhirnya ia selesai membereskannya.
"Ayo, kita angkut sekarang aja barang-barangnya pake mobil saya, nanti sisanya tukang saya yang beresin. sebentar lagi mereka datang" ajak pak nurhalim.
Akupun membantu ibuku mengangkat beberapa koper ke mobil pak nurhalim.
"Mobilnya biar saya aja pak yang bawa, bapak santai aja" pintaku.
"oh, oke. pintu rumah jangan dikunci yah, nanti tukang gak bisa masuk" jawab pak nurhalim.
Aku pun duduk dibelakang steer dan men-stater mobil. ibuku duduk di banku belakang. tapi lho, pak nurhalim juga ikut duduk debelakang dengan ibuku.
"Sialan, gue jadi kayak supir. Tapi gapapa lah asal pak nurhalim seneng aja" batinku.
Mobil pun melaju. Aku membawa mobil pak nurhalim dengan penuh hati-hati. Bagaimanapun aku harus membuat pak nurhalim senyaman mungkin. di dalam perjalanan pun sesekali aku melirik kaca dan memperhatikan gerak gerik pak nurhalim. Tangannya bergerilya mengusap-usap paha ibu yang memakai celana panjang hitam. kepalanya menyender pada pundak ibuku.
Ibuku membalas dengan membelai-belai tangan pak nurhalim.
Aku pun tak mampu berbuat banyak. hanya bisa sesekali nge rem mendadak.
1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di rumah kami yang baru. setelah memarkirkan mobil, aku menurunkan koper-koper dari dalam mobil. tampak begitu asri dan lega dengan 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur dan ruang tamu, jauh lebih lega daripada rumah kontrakan kami yang hanya memiliki 2 kamar tidur.
Aku membawa beberapa koper ke dalam rumah kami yang baru. ada beberapa properti yang sudah memenuhi rumah baru kami, seperti meja, Tv, dan kitchen set.
pak nurhalim tampak sedang menelfon entah dengan siapa. setelah selesai menelfon ia menghampiriku.
"Nah ar, ini sekarang rumah baru kamu. bagaimana menurut kamu" tanya pak nurhalim padaku.
Aku tak menjawab hanya tersenyum pada pak nurhalim.
"Ya udah, sekarang kamu istirahat aja di kamarmu. kamu bebas pilih kamar yang mana aja, kasurnya juga udah ada semua di setiap kamar" lanjut pak nurhalim.
Aku pun hanya mengangguk dan segera memilih kamar yang paling belakang. sudah jadi sifatku kalo aku lebih senang keheningan dan menyendiri.
Kurebahkan tubuhku di springbed yang empuk dengan ukuran 2x1.5m .
Tak beberapa lama, pintu kamar terbuka, tampak pak nurhalim dari balik pintu.
"Ar, bapak sudah urus untuk keperluan biaya kuliahmu di Kampus ABCD bulan depan kamu bisa ikut test, untuk kendaraan buat kamu minggu depan di antar kesini" celetuk pak nurhalim dari balik pintu.
Sekali lagi aku hanya mengangguk. pak nurhalim menutup pintu kamarku dan berlalu. Ku nyalakan Tv berukuran 29 inch yang ada dikamarku. sambil mengganti-ganti saluran Tv dengan remote. hanya ada acara berita. kulirik jam tanganku, menunjukan pukul 11.15
"huh, pantes aja acaranya berita kriminal semua. rupanya udah jam segini" gerutuku dalam hati.
Aku beranjak dari kasur dan bergegas ke dapur. saat kuberjalan keluar kamar tampak keadaan rumah sepi, kuhampiri kamar ibuku, terdengar suara-suara melenguh dan mengerang.
"Ahhh, pak... terus sayang... ahhh... enak" suara wanita dari dalam kamar yang tak lain adalah suara ibuku.
"Ahh... uhhh... enak bu, bapak mau keluarr bu...uuuhh" suara lelaki yang memang suara pak nurhalim.
"Sialan, mereka lagi ngewe" batinku.
Aku berjalan ke arah dapur, kulirik meja makan, sudah ada makanan fast food. Aku langsung duduk d bangku makan dan menyantap 2 fried chicken dan 2 nasi. Perutku sudah cukup kenyang, ku ambil 1 cup soft drink dan kubawa keluar dapur. kubuka pintu belakang yang membatasi antara dapur dengan halaman belakang.
Pekarangan belakang yang juga asri. ada meja dan bangku dihalaman belakang untuk membuat acara barbeque dengan dibatasi tembok yang tinggi.
Aku duduk d sana dan menyalakan sebatang rokok. kuseruput soft drink dan membuka Hp. Ada pesan dari tante wita.
"Ar, kamu lagi sibuk gak nak, tante boleh minta tolong gak?" katanya.
"Aku lagi d rumah nih, emang ada perlu apa tante" balasku.
"Panjang ceritanya, nanti tante ceritain. jam 2 temuin tante yah d mall SENANG BELANJA" katanya.
"Ok.." balasku.
Kuhisap rokok ku sambil menikmati angin yang berhembus d halaman belakang. ku buka galeri foto d handphone ku, dan melihat-lihat foto-foto ku saat bersetubuh dengan tante wita. Aku kagum dengan tubuh tante wita, begitu proporsional. Penisku bergerak, libido ku bangkit.
Ku habiskan hisapan rokokku, aku beranjak masuk ke dalam rumah. Kulihat pintu depan rumah terbuka, suasana rumah tampak hening. Aku berjalan ke depan untuk menutup pintu depan rumah. kulihat mobil Pak nurhalim sudah tidak ada d pekarangan depan, mungkin ia sudah pulang.
Kututup pintu depan rumah, lalu kuhampiri kamar ibuku
"cklekk..." kubuka pintu kamar ibuku.
ibu sedang berbaring d ranjangnya, sepertinya ia tertidur, hanya menggunakan BH berwarna krem dan Celana dalam berwarna hitam saja.
payudara dan kulitnya yang putih membuat penisku yang tegak semakin mengeras.
Kulepas celana jeans pendek dan celana dalamku. penisku yang sudah mengeras ku ludahi, sambil berdiri aku kocok-kocok batang penisku.
"Ahhh... shitt..." aku melenguh.
Suara lenguhanku membangunkan ibuku yang sedang tidur.
"Nak, kamu lagi apa?" tanya ibuku sambil mengucek2 matanya.
aku tak menjawab dan langsung meremas-remas gunung indah milik ibuku.
"Kamu lagi pengen yah, sini ibu bantu" kata ibuku lagi.
ibu duduk di sisi ranjang kemudian meraih batang penisku. ia mulai mengocok-ngocok dan mengulum batang penisku.
kujambak rambutnya yang berantakan dan menekan-nekan batang penisku ke dalam rongga mulutnya.
"Ahhh..enak banget kuluman ibu.. aahh.. teruss bu... enakk..." racauku.
"mpphh... mphh... mpphh..." ibuku tak menjawab hanya suara kuluman penisku dari mulutnya.
"oohhh... ibu tadi ngewe sama pak nurhalim kenapa gak izin sama a'a?" tanyaku sambil terus menyodok-nyodok penisku dalam mulut ibuku.
"lho, tadi pak nurhalim katanya udah izin sama kamu tadi dikamar?" tanya balik ibu kemudian melanjutkan kulumannya lagi.
"Ahh... ya udah gapapa, toh dia juga udah ngasih rumah ke kita..." jawabku.
"iya sayang..." timpal ibuku sambil lanjut mengulum batang penisku, sesekali ia juga menyedot-nyedot biji zakarku.
"Ahh.. yess... mphh.." racauku lagi.
semakin kuat jambakan tanganku ke rambut ibuku.
kucabut penisku dari kuluman ibuku, kutamparkan wajahnya dengan batang penisku yang memerah dan sangat keras itu.
Lalu ku selipkan kontolku di tengah-tengah payudaranya. kupegang kedua pipi ibuku, agar wajahnya mengadah ke wajahku. kuberi isyarat kepada ibu agar membuka mulutnya. ibuku membuka mulutnya.
Kemudian, ku kumpulkan air liurku dan ku tumpahkan ke mulut ibuku. ibu menangkapnya dengan mulutnya, dan langsung menumpahkan air liurku dari mulutnya di penisku yang berada di tengah payudaranya. Ia langsung mengocok-ngocok penisku dengan kedua payudaranya yang besar.
"ahhh... ohhh... enak bu, teruss..." aku meracau tak karuan.
Masih tak puas, aku mencabut penisku dan memasukannya kembali ke mulut ibuku, lalu menekannya kuat-kuat.
mphh... ahh... ohhh..." erangku.
ibuku terus mengulum penisku dengan nikmat, air liurnya tumpah ke lantai.
lidahnya bermain-main di area sensitifku. ujung penis, area selangkangan sampai ke biji zakarku tak lepas dari permainan lidahnya.
"uhhh... yess... ahh... hhh.." Aku mengerang dan mengejang.
"Croott... Croottt.. Croott.."Spermaku menyembur di dalam mulut ibuku, namun ia masih tetap asyik mengulum sampai beberapa tetes spermaku keluar dari mulutnya.
ibuku melepaskan kulumannya saat penisku mulai mengecil. Ia membuka mulutnya, terlihat spermaku memenuhi isi mulutnya. ia tumpahkan spermaku di kedua telapak tangannya, memainkannya sebentar lalu menelannya kembali sampai habis.
Tubuhku lemas, aku berbaring di ranjang ibuku. ibu pun membaringkan tubuhnya disebelahku. kuremas-remas payudaranya dari balik BHnya dan mngeluarkan salah satu payudaranya dari balik BH. layakyan anak bayi yang menyusu pada ibunya, aku mengenyot-ngenyot putingnya sampai tertidur di ranjang kamar ibuku.
===x=x===
Pukul 14:50
Aku terbangun dari tidur ku dikamar ibuku. ibuku sudah tidak ada disampingku.
aku baru ingat, aku ada janji dengan tante wita di Mall SENANG BELANJA, segera aku bangkit dari kasur dan beranjak untuk mandi dan menemui tante wita, saat ku keluar dari kamar, Tukang suruhan pak nurhalim sudah hampir beres menganggkut barang-barang yang di bawa dari rumah kontrakan kami yang dulu, mungkin adas sekitar 5 orang. Badan meraka kekar semua. Segera aku menyambar handuk dan menghilang dari balik pintu kamar mandi.
Selesai mandi, aku bergegas beganti pakaian dan segera memsan taxi online. Saat keluar kamar tukang pesuruh pak nurhalim sudah beres menaruh barang-barang sesuai perintah ibuku.mereka sedang duduk di teras depan rumah dan meminum kopi yang disediakan oleh ibuku.
“kamu mau mau kemana sayang?” tanya ibuku yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
“Aku pergi dulu sebentar, mau ketemu teman, ibu mau titip apa?” jawabku.
Aku berjalan ke arah dapur, kulirik meja makan, sudah ada makanan fast food. Aku langsung duduk d bangku makan dan menyantap 2 fried chicken dan 2 nasi. Perutku sudah cukup kenyang, ku ambil 1 cup soft drink dan kubawa keluar dapur. kubuka pintu belakang yang membatasi antara dapur dengan halaman belakang.
Pekarangan belakang yang juga asri. ada meja dan bangku dihalaman belakang untuk membuat acara barbeque dengan dibatasi tembok yang tinggi.
Aku duduk d sana dan menyalakan sebatang rokok. kuseruput soft drink dan membuka Hp. Ada pesan dari tante wita.
"Ar, kamu lagi sibuk gak nak, tante boleh minta tolong gak?" katanya.
"Aku lagi d rumah nih, emang ada perlu apa tante" balasku.
"Panjang ceritanya, nanti tante ceritain. jam 2 temuin tante yah d mall SENANG BELANJA" katanya.
"Ok.." balasku.
Kuhisap rokok ku sambil menikmati angin yang berhembus d halaman belakang. ku buka galeri foto d handphone ku, dan melihat-lihat foto-foto ku saat bersetubuh dengan tante wita. Aku kagum dengan tubuh tante wita, begitu proporsional. Penisku bergerak, libido ku bangkit.
Ku habiskan hisapan rokokku, aku beranjak masuk ke dalam rumah. Kulihat pintu depan rumah terbuka, suasana rumah tampak hening. Aku berjalan ke depan untuk menutup pintu depan rumah. kulihat mobil Pak nurhalim sudah tidak ada d pekarangan depan, mungkin ia sudah pulang.
Kututup pintu depan rumah, lalu kuhampiri kamar ibuku
"cklekk..." kubuka pintu kamar ibuku.
ibu sedang berbaring d ranjangnya, sepertinya ia tertidur, hanya menggunakan BH berwarna krem dan Celana dalam berwarna hitam saja.
payudara dan kulitnya yang putih membuat penisku yang tegak semakin mengeras.
Kulepas celana jeans pendek dan celana dalamku. penisku yang sudah mengeras ku ludahi, sambil berdiri aku kocok-kocok batang penisku.
"Ahhh... shitt..." aku melenguh.
Suara lenguhanku membangunkan ibuku yang sedang tidur.
"Nak, kamu lagi apa?" tanya ibuku sambil mengucek2 matanya.
aku tak menjawab dan langsung meremas-remas gunung indah milik ibuku.
"Kamu lagi pengen yah, sini ibu bantu" kata ibuku lagi.
ibu duduk di sisi ranjang kemudian meraih batang penisku. ia mulai mengocok-ngocok dan mengulum batang penisku.
kujambak rambutnya yang berantakan dan menekan-nekan batang penisku ke dalam rongga mulutnya.
"Ahhh..enak banget kuluman ibu.. aahh.. teruss bu... enakk..." racauku.
"mpphh... mphh... mpphh..." ibuku tak menjawab hanya suara kuluman penisku dari mulutnya.
"oohhh... ibu tadi ngewe sama pak nurhalim kenapa gak izin sama a'a?" tanyaku sambil terus menyodok-nyodok penisku dalam mulut ibuku.
"lho, tadi pak nurhalim katanya udah izin sama kamu tadi dikamar?" tanya balik ibu kemudian melanjutkan kulumannya lagi.
"Ahh... ya udah gapapa, toh dia juga udah ngasih rumah ke kita..." jawabku.
"iya sayang..." timpal ibuku sambil lanjut mengulum batang penisku, sesekali ia juga menyedot-nyedot biji zakarku.
"Ahh.. yess... mphh.." racauku lagi.
semakin kuat jambakan tanganku ke rambut ibuku.
kucabut penisku dari kuluman ibuku, kutamparkan wajahnya dengan batang penisku yang memerah dan sangat keras itu.
Lalu ku selipkan kontolku di tengah-tengah payudaranya. kupegang kedua pipi ibuku, agar wajahnya mengadah ke wajahku. kuberi isyarat kepada ibu agar membuka mulutnya. ibuku membuka mulutnya.
Kemudian, ku kumpulkan air liurku dan ku tumpahkan ke mulut ibuku. ibu menangkapnya dengan mulutnya, dan langsung menumpahkan air liurku dari mulutnya di penisku yang berada di tengah payudaranya. Ia langsung mengocok-ngocok penisku dengan kedua payudaranya yang besar.
"ahhh... ohhh... enak bu, teruss..." aku meracau tak karuan.
Masih tak puas, aku mencabut penisku dan memasukannya kembali ke mulut ibuku, lalu menekannya kuat-kuat.
mphh... ahh... ohhh..." erangku.
ibuku terus mengulum penisku dengan nikmat, air liurnya tumpah ke lantai.
lidahnya bermain-main di area sensitifku. ujung penis, area selangkangan sampai ke biji zakarku tak lepas dari permainan lidahnya.
"uhhh... yess... ahh... hhh.." Aku mengerang dan mengejang.
"Croott... Croottt.. Croott.."Spermaku menyembur di dalam mulut ibuku, namun ia masih tetap asyik mengulum sampai beberapa tetes spermaku keluar dari mulutnya.
ibuku melepaskan kulumannya saat penisku mulai mengecil. Ia membuka mulutnya, terlihat spermaku memenuhi isi mulutnya. ia tumpahkan spermaku di kedua telapak tangannya, memainkannya sebentar lalu menelannya kembali sampai habis.
Tubuhku lemas, aku berbaring di ranjang ibuku. ibu pun membaringkan tubuhnya disebelahku. kuremas-remas payudaranya dari balik BHnya dan mngeluarkan salah satu payudaranya dari balik BH. layakyan anak bayi yang menyusu pada ibunya, aku mengenyot-ngenyot putingnya sampai tertidur di ranjang kamar ibuku.
===x=x===
Pukul 14:50
Aku terbangun dari tidur ku dikamar ibuku. ibuku sudah tidak ada disampingku.
aku baru ingat, aku ada janji dengan tante wita di Mall SENANG BELANJA, segera aku bangkit dari kasur dan beranjak untuk mandi dan menemui tante wita, saat ku keluar dari kamar, Tukang suruhan pak nurhalim sudah hampir beres menganggkut barang-barang yang di bawa dari rumah kontrakan kami yang dulu, mungkin adas sekitar 5 orang. Badan meraka kekar semua. Segera aku menyambar handuk dan menghilang dari balik pintu kamar mandi.
Selesai mandi, aku bergegas beganti pakaian dan segera memsan taxi online. Saat keluar kamar tukang pesuruh pak nurhalim sudah beres menaruh barang-barang sesuai perintah ibuku.mereka sedang duduk di teras depan rumah dan meminum kopi yang disediakan oleh ibuku.
“kamu mau mau kemana sayang?” tanya ibuku yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
“Aku pergi dulu sebentar, mau ketemu teman, ibu mau titip apa?” jawabku.
“ibu Cuma nitip kamu hati-hati yah di jalan” kata ibuku.
Sebuah mobil parkir di depan halaman rumah, mungkin itu taxi online yang kupesan.
Segera ku beranjak pergi menginggalkan ibuku dan para tukang angkut yang sedang asik ngopi di teras depan rumah.
===x=x===
Di Mall SENANG BELANJA.
Aku menemui tante wita yang sedang duduk di sebuah foodcourt sambil menyeruput softdrink miliknya yang sudah mau habis, mungkin ia sudah beberapa jam menunggu ku. Aku duduk di sebelah kursi tante wita.
“Ada apa tante wit?” tanyaku.
”Tante habis ribut al sama om herry” jawab tante wita.
“Lho, kenapa? Kok bisa ribut tante?” tanya ku lagi.
“Ya biasa al, namanya rumah tangga. Awalnya sih semalem masalah anak-anak yang susah diajak tidur trus tadi pagi jadi melebar deh, gara-gara anak-anak kesiangan berangkat sekolah” jawab tante wita dengan mata yang sedikit sembab.
“Ya ampun, trus jadi gimana tante selanjutnya?” tanyaku sambil mengusap2 bahu tante wita.
”Tante belum tau al, abis ribut tadi pagi tante di usir sama om herry, trus tante cerita ke nenek juga malah nyalahin tante, nenek gak mau nampung tante lagi katanya bikin malu, masa nikah udah 4x udah mau pisah lagi” lanjut cerita tante wita. Air matanya membasashi pipinya
“Ya udah, sekarang tante nginep di tempat aku dulu yah” balasku sambil mengusap airnya matanya tante wita.
“Makasih banyak yah al, tante gak tau harus kemana lagi, tante mau minta tolong teman-teman tante juga tante ngerasa udah banyak ngerepotin mereka” kata tante wita.
“Iyah, gapap kok tante, tante tunggu disini dulu yah. Aku ke toilet sebentar” kataku.
Tante wita hanya mengangguk.
Aku langsung mengirim pesan kepada ibuku.
“Bu, ibu di mana? temen aku mau nginep di rumah buat beberapa hari, ibu siapin buat kamarnya yah” pesan singkat terkirim kepada ibuku. Lama aku tak ada jawaban segera langsung ku telfon ibuku
“Hallo, ibu di rumah? Tolong siapin rapihin kamar yah bu buat temen a’a mau nginep” kataku
“Mpphh... ahhh... iyah.. sayang... uhh... nanti ibu... ahh siapin...” suara ibuku terdengar seperti sedang melenguh di sebrang sana.
Segera ku matikan telfon dan langsung melakukan panggilan video ke nomor ibuku. Beberapa detik tak ada respon, akhirnya diangkat juga panggilan video ku oleh ibu.
Terbelalak mataku melihat layar hapeku. Tampak ibuku sedang di genjot oleh para2 tukang pesuruh pak nurhalim. Ibuku hanya menggunakan kerudung hijau toskanya dan BH merah maroon dua tukang sedang menggenjot lubang memek dan anus ibuku. 1 tukang sedang di oral ibu dan 2 lagi sedang meremas-remas payudara ibuku sambil mengocok-ocok penis mereka yang hitam dan lumayan besar.
“Mphh... iyah... sayang.. ahhh..” suara ibuku masih melenguh.
Langusng kumatikan panggilan video dengan ibu, karna takut terdengar orang2 yang berada di toilet.
Keluar ruang toilet tampak beberapa lelaki yang sedang buang air kecil memperhatikan ku. Mungkin mereka pikir aku sedang VCS / menonton video bokep.
Keluar dari toilet aku langsung menghampiri tante wita yang sedang melihat2 layar Handphonenya. Mungkin ia sedang berkirim pesan dengan temannya atau dengan keluarganya. Entahlah, aku tak mau terlalu banyak bertanya.
“Yuk tante, langsung aja kerumah ku” ajak ku kepada tante wita.
Aku ambil koper tante wita yang berada di bawah meja dan membawanya. Tante wita mengiringi langkah ku di sampingku. Tangannya merangkul tangan kananku. Sambil berjalan, kepalanya ia sandarkan di bahu kananku. Aku hanya tersenyum sambil menoleh ke arah wajahnya.
“Sepertinya malam ini akan jadi milikku” batinku.
Sampai di depan lobi mall, aku dan tante wita langsung menaiki mobil taxi online yang sudah ku pesan tadi.
Di dalam mobil, aku mengajak tante wita bercanda untuk membuat ia tersenyum dan sedikit melupakan kesedihannya. Sesekali meremas-remas payudaranya dan mencium bibirnya. Beberapa kali si supir kepergok sedang melirik spion tengah, menikmati pemandangan di tengah hiruk pikuknya jalan raya menuju arah rumah baru ku.
Sesampainya di rumah ku, 2 orang tukang pesuruh pak nurhalim masih duduk di teras depan rumah, salah satu orang tukang membukakan pintu pagar rumah ku yang mungil. Wajahnya terlihat panik. Salah satu tukang langsung masuk ke dalam. Walau aku sudah menduga apa yang sdg terjadi, tapi aku tak ingin terlalu memikirkannya.
Saat ini fokus ku sedang ke tante wita, tante yang cantik nan jelita. Setelah membayar taxi, aku mengajak tante wita masuk k dalam rumah. 3 orang tukang keluar dari kamar ibuku. Aku hanya diam saja.
“Tante mau minum apa?” tanyaku.
“teh manis anget aja boleh al kalo ada” jawab tante wita.
“Bu, ibuuu... minta tolong bikinin teh anget manis dong, ada tamu nih” teriak ku kepada ibuku.
“iya nak, sebentar yah” jawab ibuku dari dalam kamar.
Beberapa detik kemudian, ibu keluar dari dalam kamarnya sambil merapikan kerudungnya, wajahnya terlihat lelah dan acak-acakan.
Tante wita dan ibu saling tersenyum satu sama lain.
“hallo mbak, aku temennya aldo” kata tante wita sambil menjabat tangan ibuku dan beradu pipi kanan dan kiri.
“iyah, sebentar yah aku buatkan minum dulu” timpal ibuku yang langsung pergi ke dapur dan membuatkan minum.
Tak lama, ibuku datang dari arah dapur membawa nampan berisi 3 gelas minum. Ibuku duduk dan ngobrol basi basi dengan tante wita, setelah 10 menit ngobrol aku meninggalkan mereka untuk mandi sore, karna cuaca yang panas membuat badan ku lengket keringat.
Sebuah mobil parkir di depan halaman rumah, mungkin itu taxi online yang kupesan.
Segera ku beranjak pergi menginggalkan ibuku dan para tukang angkut yang sedang asik ngopi di teras depan rumah.
===x=x===
Di Mall SENANG BELANJA.
Aku menemui tante wita yang sedang duduk di sebuah foodcourt sambil menyeruput softdrink miliknya yang sudah mau habis, mungkin ia sudah beberapa jam menunggu ku. Aku duduk di sebelah kursi tante wita.
“Ada apa tante wit?” tanyaku.
”Tante habis ribut al sama om herry” jawab tante wita.
“Lho, kenapa? Kok bisa ribut tante?” tanya ku lagi.
“Ya biasa al, namanya rumah tangga. Awalnya sih semalem masalah anak-anak yang susah diajak tidur trus tadi pagi jadi melebar deh, gara-gara anak-anak kesiangan berangkat sekolah” jawab tante wita dengan mata yang sedikit sembab.
“Ya ampun, trus jadi gimana tante selanjutnya?” tanyaku sambil mengusap2 bahu tante wita.
”Tante belum tau al, abis ribut tadi pagi tante di usir sama om herry, trus tante cerita ke nenek juga malah nyalahin tante, nenek gak mau nampung tante lagi katanya bikin malu, masa nikah udah 4x udah mau pisah lagi” lanjut cerita tante wita. Air matanya membasashi pipinya
“Ya udah, sekarang tante nginep di tempat aku dulu yah” balasku sambil mengusap airnya matanya tante wita.
“Makasih banyak yah al, tante gak tau harus kemana lagi, tante mau minta tolong teman-teman tante juga tante ngerasa udah banyak ngerepotin mereka” kata tante wita.
“Iyah, gapap kok tante, tante tunggu disini dulu yah. Aku ke toilet sebentar” kataku.
Tante wita hanya mengangguk.
Aku langsung mengirim pesan kepada ibuku.
“Bu, ibu di mana? temen aku mau nginep di rumah buat beberapa hari, ibu siapin buat kamarnya yah” pesan singkat terkirim kepada ibuku. Lama aku tak ada jawaban segera langsung ku telfon ibuku
“Hallo, ibu di rumah? Tolong siapin rapihin kamar yah bu buat temen a’a mau nginep” kataku
“Mpphh... ahhh... iyah.. sayang... uhh... nanti ibu... ahh siapin...” suara ibuku terdengar seperti sedang melenguh di sebrang sana.
Segera ku matikan telfon dan langsung melakukan panggilan video ke nomor ibuku. Beberapa detik tak ada respon, akhirnya diangkat juga panggilan video ku oleh ibu.
Terbelalak mataku melihat layar hapeku. Tampak ibuku sedang di genjot oleh para2 tukang pesuruh pak nurhalim. Ibuku hanya menggunakan kerudung hijau toskanya dan BH merah maroon dua tukang sedang menggenjot lubang memek dan anus ibuku. 1 tukang sedang di oral ibu dan 2 lagi sedang meremas-remas payudara ibuku sambil mengocok-ocok penis mereka yang hitam dan lumayan besar.
“Mphh... iyah... sayang.. ahhh..” suara ibuku masih melenguh.
Langusng kumatikan panggilan video dengan ibu, karna takut terdengar orang2 yang berada di toilet.
Keluar ruang toilet tampak beberapa lelaki yang sedang buang air kecil memperhatikan ku. Mungkin mereka pikir aku sedang VCS / menonton video bokep.
Keluar dari toilet aku langsung menghampiri tante wita yang sedang melihat2 layar Handphonenya. Mungkin ia sedang berkirim pesan dengan temannya atau dengan keluarganya. Entahlah, aku tak mau terlalu banyak bertanya.
“Yuk tante, langsung aja kerumah ku” ajak ku kepada tante wita.
Aku ambil koper tante wita yang berada di bawah meja dan membawanya. Tante wita mengiringi langkah ku di sampingku. Tangannya merangkul tangan kananku. Sambil berjalan, kepalanya ia sandarkan di bahu kananku. Aku hanya tersenyum sambil menoleh ke arah wajahnya.
“Sepertinya malam ini akan jadi milikku” batinku.
Sampai di depan lobi mall, aku dan tante wita langsung menaiki mobil taxi online yang sudah ku pesan tadi.
Di dalam mobil, aku mengajak tante wita bercanda untuk membuat ia tersenyum dan sedikit melupakan kesedihannya. Sesekali meremas-remas payudaranya dan mencium bibirnya. Beberapa kali si supir kepergok sedang melirik spion tengah, menikmati pemandangan di tengah hiruk pikuknya jalan raya menuju arah rumah baru ku.
Sesampainya di rumah ku, 2 orang tukang pesuruh pak nurhalim masih duduk di teras depan rumah, salah satu orang tukang membukakan pintu pagar rumah ku yang mungil. Wajahnya terlihat panik. Salah satu tukang langsung masuk ke dalam. Walau aku sudah menduga apa yang sdg terjadi, tapi aku tak ingin terlalu memikirkannya.
Saat ini fokus ku sedang ke tante wita, tante yang cantik nan jelita. Setelah membayar taxi, aku mengajak tante wita masuk k dalam rumah. 3 orang tukang keluar dari kamar ibuku. Aku hanya diam saja.
“Tante mau minum apa?” tanyaku.
“teh manis anget aja boleh al kalo ada” jawab tante wita.
“Bu, ibuuu... minta tolong bikinin teh anget manis dong, ada tamu nih” teriak ku kepada ibuku.
“iya nak, sebentar yah” jawab ibuku dari dalam kamar.
Beberapa detik kemudian, ibu keluar dari dalam kamarnya sambil merapikan kerudungnya, wajahnya terlihat lelah dan acak-acakan.
Tante wita dan ibu saling tersenyum satu sama lain.
“hallo mbak, aku temennya aldo” kata tante wita sambil menjabat tangan ibuku dan beradu pipi kanan dan kiri.
“iyah, sebentar yah aku buatkan minum dulu” timpal ibuku yang langsung pergi ke dapur dan membuatkan minum.
Tak lama, ibuku datang dari arah dapur membawa nampan berisi 3 gelas minum. Ibuku duduk dan ngobrol basi basi dengan tante wita, setelah 10 menit ngobrol aku meninggalkan mereka untuk mandi sore, karna cuaca yang panas membuat badan ku lengket keringat.
Pukul 7 malam, ibuku dan tante wita masih asik memasak di dapur. Sepertinya bakal jadi teman yang cocok. Setelah masakan selesai, ibu dan tante wita membawa makanan ke meja makan dan mengajak ku makan. Tante wita memasak sayur tauge dan daging sapi bakar ibuku memasak ikan bandeng pesmol,Itu juga kata mereka sambil menyantap makanan yang tersedia di meja.
Setelah makan malam selesai, ibu bergegas membereskan piring-piring dan makanan sisa.
“sini biar ku bantu mbak” kata tante wita melihat ibuku membereskan piring-piring di meja.
“gak apa-apa, dek wita istirahat aja kan capek abis perjalanan dari rumah, macet kan di jalan?” kata ibuku.
”iya tante wita istirahat aja. Gapapa kok. Udah ayo ikut aku sini” timpalku sambil menarik tangan tante wita.
Aku mengajak tante wita menonton tv stasiun luar favorite ku, fox movie di ruang tamu. Sambil duduk tanganku menggelayut manja di melingkari perut tante wita, sesekali jariku bermain-main di area perutnya dan bibirku merayap di bibirnya dan saling berpagutan.
“tante ada sesuatu nih buat kamu di koper, sebentar yah tante ambil” tante wita langsung meninggalkanku ke kamar tamu yang ia tempati tanpa sempat bertanya.
Tak lama, ia keluar dari balik kamar membawa 2 botol wine dan menaruhnya di meja. Ia langsung pergi ke dapur dan membawa 2 gelas kosong. Aku membantunya membuka salah satu botol wine dan menuangakan ke gelas masing. Sambil menikmati acara tv, aku dan tante wita menenggak wine.
Suasana yang romantis, dan kepala ku yang sudah mulai teler, membuatk penisku bergerak naik dan mengeras. Tante wita meraba penisku dari balik celana, aku dan tante wita saling berpagutan bibir dan lidah. Libido ku sudah di ubun-ubun. Tante wita membuka t-shirt dan celana ngatungnya. Dibalik t-shirtnya, ia rupanya sudah menggunakan lingerie.
Tante wita membuka celana pendek ku, sambil aku duduk ia bersimpuh di depan penisku. Tante wita menggenggamnya, mengocok-ocok dengan tangannya yang lembut dan langsung melahapnya dgn sangat erotis.
“mmpphhh... chlllkkk.. mpphhh” suara mulutnya yang sedang asik mengulum penisku dengan sangat lihai.
“ahh tanteee, enak banget sepongannya” kataku meracau.
“enak ya?... ini sebagai rasa terima kasih tante untuk kamu karna udah baik sama tante, al” jawab tante wita sambil terus mengulum penisku dengan nikmat.
“ahhh tantee... tubuh tante indah banget, bibirnya seksi, sepongannya enak.” Racau ku.
“mulai sekarang, kamu akan tante service kapanpun kamu mau, tubuh tante buat kamu seorang al” kata tante wita semakin membangkitkan birahiku.
Aku menyambar gelas yang masih terisi wine, menenggaknya sampai habis dan memagut mulut tante wita, wine yang masih berada di dalam mulutku tumpah berceceran ke lantai dan ke wajah tante wita. 5 menit aku sudah tak tahan ingin menyodok lubang tante wita.
Aku menyuruh tante wita naik di atas tubuh ku yang sambil duduk di sofa. Lubangnya yang sudah melahirkan 3 orang anak dg mudah penisku masuk. Ia menggenjot penisku naik turun, tangannya melingkari leherku. Wajahnya mengadah ke langit-langit rumah. Tanganku melingkar di perunya.
“ahhh tantee... enak bangett... ahh....” racauku.
“iyah saynag, kapan aja kamu mau , tante siap layanin kamu... tolong jadiin tante budak sexmu juga seperti ibumu al” jawab tante wita yang juga meracau.
Sepertinya ibu cerita ke tante wita hubungan ku dengan ibu saat masak-masak dengan ibuku tadi.
“uuhhh sialan banget tante, mekinya enak kayak gini” kataku menikmati goyangan pantat tante wita.
“ahhh... iyah sayang, memek tante ini sekarang buat kamu seorang” timpal tante wita.
10 menit tante wita terus menggenjot penisku.
“Sepertinya akan lebih seru kalo ajak ibu” batinku.
“buuuu... ibuuu... kesinii buu.. ahhh..” teriakku memanggil ibu yang sdg mencuci piring di dapur.
Ibuku datang, hanya menggunakan daster panjang yang lusuh.
“ahh... bu... ibu gantii kostum ibu sekarang yah.. uuhhh..” perintahku ke ibu sembari asik menggenjot tubuh tante wita.
“iyah sayang, sebentar yah ibu ganti baju” kata ibuku paham maksudku.
Tak lama, ibu keluar dari kamarnya menggunakan BH dan CD berwarna merah dengan kepalanya yang menggunakan hijab merah juga.
“uuhhh.. nah, gitu dong... kan sekarang jadi kayak pelacur beneran... ahh.. sekarang ibu puasin tante wita” kataku.
Ibuku duduk bersimpuh di sebelah kiriku. Kakinya naik ke atas sofa juga. Tangannya langsung menyambar payudara tante wita.
“agghhh... ayo mbak, kita puaskan tuan kita ini.. ahhh... sekarang kita binal dan budak seks tuan... ahhh” racau tante wita kepada ibu.
Tante wita menyambar bibir ibu dan mereka saling berpagutan.
“mmpphh... ahhh.. mpphhh..” suara mulut mereka yang saling bergumul.
“ahh terusss sayang, entotin kita berdua, ahh kita berdua pelacur mu” kata tante wita.
“harus dong... ahhh.. lagi ada dua lonte di rumah kalo di sia-siain” jawabku.
“uuhhh... honey you make me feel so younger.. ahhh... sist, come on do more... lick my nipple harder than this..” tante wita kembali meracau sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya di atas tubuhku.
Sesekali ku tepak pantatnya yang putih. Mulutnya sdg bergumul dg mulut ibuku.kemudian tante wita membenamkan kepala ibuku di kedua gundukan dadanya. Pemandangan yang luar biasa dan suasana yang begitu erotis ini membuatku tak kuasa menahan orgasme.
“tante... uuhhh.. i will cum...” kataku menahan orgasme.
“uuhhh... don’t honey... i will not end this fuck game..” jawab tante wita sembari meracau.
Setelah makan malam selesai, ibu bergegas membereskan piring-piring dan makanan sisa.
“sini biar ku bantu mbak” kata tante wita melihat ibuku membereskan piring-piring di meja.
“gak apa-apa, dek wita istirahat aja kan capek abis perjalanan dari rumah, macet kan di jalan?” kata ibuku.
”iya tante wita istirahat aja. Gapapa kok. Udah ayo ikut aku sini” timpalku sambil menarik tangan tante wita.
Aku mengajak tante wita menonton tv stasiun luar favorite ku, fox movie di ruang tamu. Sambil duduk tanganku menggelayut manja di melingkari perut tante wita, sesekali jariku bermain-main di area perutnya dan bibirku merayap di bibirnya dan saling berpagutan.
“tante ada sesuatu nih buat kamu di koper, sebentar yah tante ambil” tante wita langsung meninggalkanku ke kamar tamu yang ia tempati tanpa sempat bertanya.
Tak lama, ia keluar dari balik kamar membawa 2 botol wine dan menaruhnya di meja. Ia langsung pergi ke dapur dan membawa 2 gelas kosong. Aku membantunya membuka salah satu botol wine dan menuangakan ke gelas masing. Sambil menikmati acara tv, aku dan tante wita menenggak wine.
Suasana yang romantis, dan kepala ku yang sudah mulai teler, membuatk penisku bergerak naik dan mengeras. Tante wita meraba penisku dari balik celana, aku dan tante wita saling berpagutan bibir dan lidah. Libido ku sudah di ubun-ubun. Tante wita membuka t-shirt dan celana ngatungnya. Dibalik t-shirtnya, ia rupanya sudah menggunakan lingerie.
Tante wita membuka celana pendek ku, sambil aku duduk ia bersimpuh di depan penisku. Tante wita menggenggamnya, mengocok-ocok dengan tangannya yang lembut dan langsung melahapnya dgn sangat erotis.
“mmpphhh... chlllkkk.. mpphhh” suara mulutnya yang sedang asik mengulum penisku dengan sangat lihai.
“ahh tanteee, enak banget sepongannya” kataku meracau.
“enak ya?... ini sebagai rasa terima kasih tante untuk kamu karna udah baik sama tante, al” jawab tante wita sambil terus mengulum penisku dengan nikmat.
“ahhh tantee... tubuh tante indah banget, bibirnya seksi, sepongannya enak.” Racau ku.
“mulai sekarang, kamu akan tante service kapanpun kamu mau, tubuh tante buat kamu seorang al” kata tante wita semakin membangkitkan birahiku.
Aku menyambar gelas yang masih terisi wine, menenggaknya sampai habis dan memagut mulut tante wita, wine yang masih berada di dalam mulutku tumpah berceceran ke lantai dan ke wajah tante wita. 5 menit aku sudah tak tahan ingin menyodok lubang tante wita.
Aku menyuruh tante wita naik di atas tubuh ku yang sambil duduk di sofa. Lubangnya yang sudah melahirkan 3 orang anak dg mudah penisku masuk. Ia menggenjot penisku naik turun, tangannya melingkari leherku. Wajahnya mengadah ke langit-langit rumah. Tanganku melingkar di perunya.
“ahhh tantee... enak bangett... ahh....” racauku.
“iyah saynag, kapan aja kamu mau , tante siap layanin kamu... tolong jadiin tante budak sexmu juga seperti ibumu al” jawab tante wita yang juga meracau.
Sepertinya ibu cerita ke tante wita hubungan ku dengan ibu saat masak-masak dengan ibuku tadi.
“uuhhh sialan banget tante, mekinya enak kayak gini” kataku menikmati goyangan pantat tante wita.
“ahhh... iyah sayang, memek tante ini sekarang buat kamu seorang” timpal tante wita.
10 menit tante wita terus menggenjot penisku.
“Sepertinya akan lebih seru kalo ajak ibu” batinku.
“buuuu... ibuuu... kesinii buu.. ahhh..” teriakku memanggil ibu yang sdg mencuci piring di dapur.
Ibuku datang, hanya menggunakan daster panjang yang lusuh.
“ahh... bu... ibu gantii kostum ibu sekarang yah.. uuhhh..” perintahku ke ibu sembari asik menggenjot tubuh tante wita.
“iyah sayang, sebentar yah ibu ganti baju” kata ibuku paham maksudku.
Tak lama, ibu keluar dari kamarnya menggunakan BH dan CD berwarna merah dengan kepalanya yang menggunakan hijab merah juga.
“uuhhh.. nah, gitu dong... kan sekarang jadi kayak pelacur beneran... ahh.. sekarang ibu puasin tante wita” kataku.
Ibuku duduk bersimpuh di sebelah kiriku. Kakinya naik ke atas sofa juga. Tangannya langsung menyambar payudara tante wita.
“agghhh... ayo mbak, kita puaskan tuan kita ini.. ahhh... sekarang kita binal dan budak seks tuan... ahhh” racau tante wita kepada ibu.
Tante wita menyambar bibir ibu dan mereka saling berpagutan.
“mmpphh... ahhh.. mpphhh..” suara mulut mereka yang saling bergumul.
“ahh terusss sayang, entotin kita berdua, ahh kita berdua pelacur mu” kata tante wita.
“harus dong... ahhh.. lagi ada dua lonte di rumah kalo di sia-siain” jawabku.
“uuhhh... honey you make me feel so younger.. ahhh... sist, come on do more... lick my nipple harder than this..” tante wita kembali meracau sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya di atas tubuhku.
Sesekali ku tepak pantatnya yang putih. Mulutnya sdg bergumul dg mulut ibuku.kemudian tante wita membenamkan kepala ibuku di kedua gundukan dadanya. Pemandangan yang luar biasa dan suasana yang begitu erotis ini membuatku tak kuasa menahan orgasme.
“tante... uuhhh.. i will cum...” kataku menahan orgasme.
“uuhhh... don’t honey... i will not end this fuck game..” jawab tante wita sembari meracau.
Namun aku tak kuasa, aku mendorong tubuh tante wita agar jongkok di hadapanku. Ibuku turun dari sofa sembari mengemut payudara tante wita. Mata mereka mengarah ke arah penisku seolah begitu hausnya akan buah zakar kenikmatan ini.
“Crottt... Crott... Croott..” spermaku tumpah di wajah tante wita dan beberapa di wajah ibuku.
“uuhh..” aku menggelinjang dan lemas.
Sungguh kenikmatan yang begitu luar biasa. Selesai orgasme aku menghempaskan tubuhku di sofa. Mata ku terpejam.
“ahhh sayang, aku kan belum selesai nih” tante wita merajuk.
Ia berdiri dan pergi ke kamarnya. Aku pikir ia benar-benar marah, tapi pikiran ku salah. Tante wita kembali dari kamar dan membawa sex toy berupa gesper dan dildo bergesper jg.
“ayoo mbak, kita main berdua dulu sambil menunggu tuan kita kembali bergairah..” kata tante wita kepada ibu sambil menenggak wine sisa terakhir botol pertama yang mau habis.
Tante wita meremas-remas payudara besar milik ibuku. Mereka kembali berpagutan. Tangan mereka saling raba tubuh masing-masing, namun tante wita lebih mendominasi. Sepertinya ia benar-benar sdg tinggi hasratnya.
Tante wita mengikatkan tali dildonya di perut ibuku dan mengencangkanya agar pas. Kemudian tante wita menyuruh ibuku berdiri di hadapannya.
“ini namanya futanari mbak” jelas tante wita pada ibuku.
Tante mengulum dildo yang di ikat di perut ibuku. Ia juga memberikan gesper yang ia pegang kepada ibuku.
“mmpphhh.. ahh... pecut wita mbak pake gesper itu..” kata tante wita sambil mengulum dildo.
Plakk.. ibuku melakukan pecutan gesper ke tante wita sesuai permintaannya. Tante wita mengerang, namun terlihat semakin menikmatinya.
“mmpphhh... enak mbak, terus pecut wita mbak... ahhh pecut wita yang nakal dan hina ini” tante wita semakin meracau sembari terus mengulum dildonya.
“ayoo mbak, sekarang entotin wita yah... gatel banget nih pengen di genjot dari tadi sore” katanya meyuruh ibuku.
“iya dek, sini mbak entotin memek kamu yang gatel pake alat ini” jawab ibuku.
Tante wita mengambil posisi nungging, ibuku bersiap untuk memasukan dildo ke lubang milik tante wita.
Ibuku meludahi dildonya, dan bless...
“awhhh... uuhhh enak mbakk... teruss entotin wita,wita nakal yang haus akan kontol ini... ahhh” lenguh tante wita.
“uuhhh sayangnya mbak, memeknya legit kayak gini emang pantes buat di entotin terus setiap hari” ibu membalas meracau.
Iseng-iseng segera ku ambil hp ku dan mengambil video mereka. Tante wita menoleh ke arahku.
“ahh.. sayang, sinii gabung lagi... entotin pelacur-pelacur kamu yang hina ini..” kata tante wita.
Ku buka tutup botol wine yang masih penuh, kemudain menumpahkannya di tubuh tante wita dan kepala ibuku yang memakai hijabnya, kemudian menyuruh ibuku untuk menjilati punggung tante wita yang kusiram wine barusan.
“uhhfftt.. sayang, lonte mu ini haus, uhhh...” tante wita meminta botol wine yang sdg aku pegang
Kuserahkan botol wine ke tante wita. Ia menenggak sambil terus di genjot ibuku dengan dildonya. Ia menyerahkan botol wine ke ibuku.
“aayoo mbak minum juga, mbak juga kan lonte... ahh... jadi lonte harus mau minum ini” racau tante wita.
Ibuku menenggaknya juga
“gleekkk... gleekkk... gleekkk..” ibuku menenggak botol wine yang ada di tangannya.
“Plakkk... plakkk” ibu memecut tubuh tante wita dengan gesper lagi.
“ahhh.. enak mbak, uuhh.. maafin wita yang udah jadi lonte ini... uuhhh... wita pantes di pecut mbakk...” tante wita semakin tak karuan meracau.
Penis ku kembali bergerak mengeras. Segera ku sosorkan pada mulut tante wita.
“mpphhh.. ahhh... mpphhh... wita lonte.. wita budak seksnya kaum lelaki... ahh... semua lelaki boleh entotin wita kapan aja..” racau tante wita sembari mengulum.
Ibu menenggak kembali wine yang ada di tangan kirinya. Wajahnya jg sudah terlihat semakin memerah.
“dasar lonte, ahhh... kurang ajar.. sekarang puasin tuan kamu yang ada di depan kamu..” racau ibuku sembari menggenjot lubang tante wita, sesekali mencambuknya juga.
“mpphhh.. emang budak seks ini harus di entotin setiap hari, biar makin jadi lonte... ahhh...” racauku juga sambil menjenggut rambutnya tante wita dan menyodok penisku ke dalam mulut tante wita.
“ahhh.. iya tuan, wita emang lonte... lonte ini siap di entot setiap hari, pelacur hina ini mau puasin tuan selama wita yang budak seks tuan ini tinggal di sini” kata tante wita.
Penisku semakin mengeras mendengar kata-kata erotis barusan. Aku berdiri, kemudian berjalan ke belakang tubuh ibuku yang sedang bersimpuh di belakang tubuh tante wita. Ku posisikan diriku di bawah tubuh ibuku. Dengan mudah, penisku masuk ke lubang milik ibuku yang sudah basah.
“dasar lonte-lonte kurang ajar, bikin nafsu teruuss...kalian berdua budak seks yang emang harus di entot” racau ku sambil menggenjot ibuku, dan ibuku menggenjot tante wita dengan dildonya.
“ahhh... ahhh... uuuhhh” suara kami bertiga memenuhi ruang tengah rumah.
5 menit, aku meminta berganti posisi. Aku ingin menggenjot tante wita sekarang. Posisiku terlentang di karpet ruang tengah, tubuh tante wita diatas tubuhku, sedangkan ibuku berdiri disamping tubuh tante wita. Aku mulai menggenjot tubuh tante wita dari bawah, sedangkan ia langsung mengulum dildo yang di ikat di perut ibuku dengan lahap.
“ahh... teruss pelacur... sepong nih kontol buatan pake mulut kamu yang haus kontol” racau ibuku sembari memegang kepala tante wita dan menyodok2 dildo dengan keras ke mulutnya.
“mpphh... wita yang lonte ini emang haus kontol .. mpphhh... ahhh...” kata tante wita.
“Crottt... Crott... Croott..” spermaku tumpah di wajah tante wita dan beberapa di wajah ibuku.
“uuhh..” aku menggelinjang dan lemas.
Sungguh kenikmatan yang begitu luar biasa. Selesai orgasme aku menghempaskan tubuhku di sofa. Mata ku terpejam.
“ahhh sayang, aku kan belum selesai nih” tante wita merajuk.
Ia berdiri dan pergi ke kamarnya. Aku pikir ia benar-benar marah, tapi pikiran ku salah. Tante wita kembali dari kamar dan membawa sex toy berupa gesper dan dildo bergesper jg.
“ayoo mbak, kita main berdua dulu sambil menunggu tuan kita kembali bergairah..” kata tante wita kepada ibu sambil menenggak wine sisa terakhir botol pertama yang mau habis.
Tante wita meremas-remas payudara besar milik ibuku. Mereka kembali berpagutan. Tangan mereka saling raba tubuh masing-masing, namun tante wita lebih mendominasi. Sepertinya ia benar-benar sdg tinggi hasratnya.
Tante wita mengikatkan tali dildonya di perut ibuku dan mengencangkanya agar pas. Kemudian tante wita menyuruh ibuku berdiri di hadapannya.
“ini namanya futanari mbak” jelas tante wita pada ibuku.
Tante mengulum dildo yang di ikat di perut ibuku. Ia juga memberikan gesper yang ia pegang kepada ibuku.
“mmpphhh.. ahh... pecut wita mbak pake gesper itu..” kata tante wita sambil mengulum dildo.
Plakk.. ibuku melakukan pecutan gesper ke tante wita sesuai permintaannya. Tante wita mengerang, namun terlihat semakin menikmatinya.
“mmpphhh... enak mbak, terus pecut wita mbak... ahhh pecut wita yang nakal dan hina ini” tante wita semakin meracau sembari terus mengulum dildonya.
“ayoo mbak, sekarang entotin wita yah... gatel banget nih pengen di genjot dari tadi sore” katanya meyuruh ibuku.
“iya dek, sini mbak entotin memek kamu yang gatel pake alat ini” jawab ibuku.
Tante wita mengambil posisi nungging, ibuku bersiap untuk memasukan dildo ke lubang milik tante wita.
Ibuku meludahi dildonya, dan bless...
“awhhh... uuhhh enak mbakk... teruss entotin wita,wita nakal yang haus akan kontol ini... ahhh” lenguh tante wita.
“uuhhh sayangnya mbak, memeknya legit kayak gini emang pantes buat di entotin terus setiap hari” ibu membalas meracau.
Iseng-iseng segera ku ambil hp ku dan mengambil video mereka. Tante wita menoleh ke arahku.
“ahh.. sayang, sinii gabung lagi... entotin pelacur-pelacur kamu yang hina ini..” kata tante wita.
Ku buka tutup botol wine yang masih penuh, kemudain menumpahkannya di tubuh tante wita dan kepala ibuku yang memakai hijabnya, kemudian menyuruh ibuku untuk menjilati punggung tante wita yang kusiram wine barusan.
“uhhfftt.. sayang, lonte mu ini haus, uhhh...” tante wita meminta botol wine yang sdg aku pegang
Kuserahkan botol wine ke tante wita. Ia menenggak sambil terus di genjot ibuku dengan dildonya. Ia menyerahkan botol wine ke ibuku.
“aayoo mbak minum juga, mbak juga kan lonte... ahh... jadi lonte harus mau minum ini” racau tante wita.
Ibuku menenggaknya juga
“gleekkk... gleekkk... gleekkk..” ibuku menenggak botol wine yang ada di tangannya.
“Plakkk... plakkk” ibu memecut tubuh tante wita dengan gesper lagi.
“ahhh.. enak mbak, uuhh.. maafin wita yang udah jadi lonte ini... uuhhh... wita pantes di pecut mbakk...” tante wita semakin tak karuan meracau.
Penis ku kembali bergerak mengeras. Segera ku sosorkan pada mulut tante wita.
“mpphhh.. ahhh... mpphhh... wita lonte.. wita budak seksnya kaum lelaki... ahh... semua lelaki boleh entotin wita kapan aja..” racau tante wita sembari mengulum.
Ibu menenggak kembali wine yang ada di tangan kirinya. Wajahnya jg sudah terlihat semakin memerah.
“dasar lonte, ahhh... kurang ajar.. sekarang puasin tuan kamu yang ada di depan kamu..” racau ibuku sembari menggenjot lubang tante wita, sesekali mencambuknya juga.
“mpphhh.. emang budak seks ini harus di entotin setiap hari, biar makin jadi lonte... ahhh...” racauku juga sambil menjenggut rambutnya tante wita dan menyodok penisku ke dalam mulut tante wita.
“ahhh.. iya tuan, wita emang lonte... lonte ini siap di entot setiap hari, pelacur hina ini mau puasin tuan selama wita yang budak seks tuan ini tinggal di sini” kata tante wita.
Penisku semakin mengeras mendengar kata-kata erotis barusan. Aku berdiri, kemudian berjalan ke belakang tubuh ibuku yang sedang bersimpuh di belakang tubuh tante wita. Ku posisikan diriku di bawah tubuh ibuku. Dengan mudah, penisku masuk ke lubang milik ibuku yang sudah basah.
“dasar lonte-lonte kurang ajar, bikin nafsu teruuss...kalian berdua budak seks yang emang harus di entot” racau ku sambil menggenjot ibuku, dan ibuku menggenjot tante wita dengan dildonya.
“ahhh... ahhh... uuuhhh” suara kami bertiga memenuhi ruang tengah rumah.
5 menit, aku meminta berganti posisi. Aku ingin menggenjot tante wita sekarang. Posisiku terlentang di karpet ruang tengah, tubuh tante wita diatas tubuhku, sedangkan ibuku berdiri disamping tubuh tante wita. Aku mulai menggenjot tubuh tante wita dari bawah, sedangkan ia langsung mengulum dildo yang di ikat di perut ibuku dengan lahap.
“ahh... teruss pelacur... sepong nih kontol buatan pake mulut kamu yang haus kontol” racau ibuku sembari memegang kepala tante wita dan menyodok2 dildo dengan keras ke mulutnya.
“mpphh... wita yang lonte ini emang haus kontol .. mpphhh... ahhh...” kata tante wita.
“uuuhhh.. shit, kalian lonte emang enak banget buat di entotin, ntar aku cariin kontol lainnya yang butuh memek-memek enak ini, tapi harus bayar...ahhh sayang memek enak gini gratis buat kontol lain” tambah ku memanaskan suasana.
“uuuhhh.. iya sayang, lonte mu ini gak butuh apa-apa selain kontol, bayarannya buat kalian aja karna udah baik sama pelacur wita ini..”
Ibu menghentikan sodokan dildonya ke mulut tante wita, ia berlari kecil ke dapur, membuka kulkas dan mengambil sekaleng susu. Ibu menumpahkan susu di rambut dan tubuh tante wita, dildo dan tubuhnya juga. Ibu juga memecut tubuh tante wita.
“rasain nih pelacur, sekarang kita sama-sama jadi budak seksnya tuan...” kata ibuku.
“ahh... pelacur ini udah gak kuat, ahh i will cum... uhhh” tante wita mengejang squirting.
Air kencingnya tumpah membasahi tubuh dan penisku. Tubuhnya melemas.
“mbak, sekarang gantian yah mbak yang di entot sama tuan wita mau di sepong sama mbak” kata tante wita merubah posisi. Sekarang ibuku yang di atas tubuhku.
“uhhh... pelacur yang ini jug harus di kasih pelajaran biar di entotin setiap hari sama kontol-kontol laen gue jual nih pelacur” racauku.
“ahhh... pelacur ini terserah tuan di apain aja selama tuan puas... uuhh” jawab ibu.
“sekarang kita sama-sama lonte, jilatin nih badan lonte wita yang lengket karna susu yang mbak tumpahin” perintah tante wita.
Ibuku menjilat-jilat tubuh tante wita sambil naik turun di atas tubuhku. Ibu memainkan lidah nakalnya di tubuh tante wita dan menjilat-jilat dildo yang di pakai tante wita.
“ahhh... enakkk... pelacur ini seneng di giniin sama kalian” kata ibuku.
“ahhh... ahh... uuhh.. ahhh” suara kami bertiga sangat erotis di ruang tamu.
Tak kunjung orgasme, aku meminta berganti posisi. Posisiku berdiri di belakang ibuku yang menungging, sembari ibu mejilat-jilat dildo dan lubang tante wita yang basah dengan tante wita berdiri di depan ibu.
Tante wita mengambil hp ku yang tergeletak di sofa, ia membuat vlog.
“haiii para kontol-kontol yang ingin di puaskan dengan dua pelacur ini. Kita lagi sex party nih, ada pelacur wita yang hot, ada pelacur nina yang hijab syar’i. silahkan untuk harga pelacur-pelacur ini dan yang mau joint via DM aja yah say...” kata tante wita sembari menyudahi vlognya.
“cplookk... cplookk... cplook...” suara penis ku menghantam pantat ibuku yang besar.
Tak mau kalah, tante wita menyodokan dildo yang di ikat di perutnya ke mulut ibuku. Gayanya sudah benar-benar sangat erotis.
“uuuhh... ayo pelacur, rasain nih gimana enaknya dua kontol ngentotin lu... ahhh” racau tante wita sambil kedua tangannya mencengkeram kepala ibu yang menggunakan hijab merahnya.
“mmpphhh.. dua kontol gak seberapa, tadi sore lonte ini abis main sama 5 kontol tapi masih aja gatel nih memek..” ibuku meracau tak kalah liar.
“uuhhh... shiitt... mau juga doong di entot sama lima kontol atau lebih juga bolehh... uuhh.. yeaahh...” kata tante wita semakin tak terkendali.
“hhh... aahh... emang dasar pelacur-pelacur murahan gak puas-puas di entot.. ahhh... gue entotin terus sampe mampus lu semua... uuhhh” timpalku.
Suasana malam di ruang tengah rumah begitu liar. Tak terasa, kami sudah bermain hampir 2 jam. Karna penis ku tak berhenti-hentinya ereksi 3 kali orgasme.
Berbagai gaya sudah kita lakukan. Permainan kami sudahi dengan aku menumpahkan spermaku di wajah ibuku, kemudian kami berbaring bertiga di karpet ruang tengah. Tante wita menindihi ibuku sambil menjilat-jilat wajah ibu yang penuh sperma ku. Tante wita mencium pipi ku.
“Terima kasih sayang untuk permainan malam....” kata tante wita sambil berbisik di telingaku.
Isi pikiran ku tak karuan, syaraf otak ku hampir tak mampu lagi berpikir karna permainan yang luar biasa dari ibu dan tante wita malam ini.
===x=x===
Hampir satu bulan sudah tante wita tinggal dirumah baru ku, rumah pemberian dari pak nurhalim. Sejak saat itupula, tante wita dan ibuku sekarang menjadi pelacur-pelacur bayaranku. Hampir setiap hari lelaki hidung belang yang ingin menikmati tubuh ibuku dan tante wita memesan mereka melalui nomer hp ku. Ya, tubuh ibuku dan tante wita sekarang menjadi ladang bisnisku.
Aku yang mengatur jadwal Booking tante wita dan ibuku kepada pria hidung belang setiap hari. Karna kemolekan tubuh ibuku dan juga kecantikan wajah tante wita, banyak lelaki yang ingin menggagahi tante wita dan ibu.
Uang yang kami kumpulkan dari menjajakan tubuh ibuku dan tante wita kepada pira hidung belang kami pakai untuk keperluan bersama, sisanya aku DP-kan untuk angsungan mobil baru. Hari-hari tante wita dan ibuku hanya di isi dengan aktivitas seks dari pria hidung belang. Tak jarang diriku sering meminta jatah service dari mereka.
Di suatu malam sekitar pukul 7 kami bertiga sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton acara tv luar. Tante wita dan ibuku sedang menggelayut mesra di sisi kanan dan kiriku.
“sayang wita, aku punya sesuatu buat kamu..” kataku kepada tante wita. Semenjak tinggal dirumahku, tante wita tidak mau di panggil dengan sebutan tante, ia lebih senang di panggil oleh ku dengan kata sayang.
“apa tuh sayangnya aku?” tanya tante wita heran.
“sebentar yah, aku ambil dulu” aku beranjak ke kamarku dan mengambil sebuah kotak yang kutaruh di meja kamarku.
Keluar kamar aku duduk kembali di tengah-tengah ibu dan tante wita sambi memberikan kotak tadi ke tante wita.
“buka deh...” perintahku ke tante wita.
“uuuhhh.. iya sayang, lonte mu ini gak butuh apa-apa selain kontol, bayarannya buat kalian aja karna udah baik sama pelacur wita ini..”
Ibu menghentikan sodokan dildonya ke mulut tante wita, ia berlari kecil ke dapur, membuka kulkas dan mengambil sekaleng susu. Ibu menumpahkan susu di rambut dan tubuh tante wita, dildo dan tubuhnya juga. Ibu juga memecut tubuh tante wita.
“rasain nih pelacur, sekarang kita sama-sama jadi budak seksnya tuan...” kata ibuku.
“ahh... pelacur ini udah gak kuat, ahh i will cum... uhhh” tante wita mengejang squirting.
Air kencingnya tumpah membasahi tubuh dan penisku. Tubuhnya melemas.
“mbak, sekarang gantian yah mbak yang di entot sama tuan wita mau di sepong sama mbak” kata tante wita merubah posisi. Sekarang ibuku yang di atas tubuhku.
“uhhh... pelacur yang ini jug harus di kasih pelajaran biar di entotin setiap hari sama kontol-kontol laen gue jual nih pelacur” racauku.
“ahhh... pelacur ini terserah tuan di apain aja selama tuan puas... uuhh” jawab ibu.
“sekarang kita sama-sama lonte, jilatin nih badan lonte wita yang lengket karna susu yang mbak tumpahin” perintah tante wita.
Ibuku menjilat-jilat tubuh tante wita sambil naik turun di atas tubuhku. Ibu memainkan lidah nakalnya di tubuh tante wita dan menjilat-jilat dildo yang di pakai tante wita.
“ahhh... enakkk... pelacur ini seneng di giniin sama kalian” kata ibuku.
“ahhh... ahh... uuhh.. ahhh” suara kami bertiga sangat erotis di ruang tamu.
Tak kunjung orgasme, aku meminta berganti posisi. Posisiku berdiri di belakang ibuku yang menungging, sembari ibu mejilat-jilat dildo dan lubang tante wita yang basah dengan tante wita berdiri di depan ibu.
Tante wita mengambil hp ku yang tergeletak di sofa, ia membuat vlog.
“haiii para kontol-kontol yang ingin di puaskan dengan dua pelacur ini. Kita lagi sex party nih, ada pelacur wita yang hot, ada pelacur nina yang hijab syar’i. silahkan untuk harga pelacur-pelacur ini dan yang mau joint via DM aja yah say...” kata tante wita sembari menyudahi vlognya.
“cplookk... cplookk... cplook...” suara penis ku menghantam pantat ibuku yang besar.
Tak mau kalah, tante wita menyodokan dildo yang di ikat di perutnya ke mulut ibuku. Gayanya sudah benar-benar sangat erotis.
“uuuhh... ayo pelacur, rasain nih gimana enaknya dua kontol ngentotin lu... ahhh” racau tante wita sambil kedua tangannya mencengkeram kepala ibu yang menggunakan hijab merahnya.
“mmpphhh.. dua kontol gak seberapa, tadi sore lonte ini abis main sama 5 kontol tapi masih aja gatel nih memek..” ibuku meracau tak kalah liar.
“uuhhh... shiitt... mau juga doong di entot sama lima kontol atau lebih juga bolehh... uuhh.. yeaahh...” kata tante wita semakin tak terkendali.
“hhh... aahh... emang dasar pelacur-pelacur murahan gak puas-puas di entot.. ahhh... gue entotin terus sampe mampus lu semua... uuhhh” timpalku.
Suasana malam di ruang tengah rumah begitu liar. Tak terasa, kami sudah bermain hampir 2 jam. Karna penis ku tak berhenti-hentinya ereksi 3 kali orgasme.
Berbagai gaya sudah kita lakukan. Permainan kami sudahi dengan aku menumpahkan spermaku di wajah ibuku, kemudian kami berbaring bertiga di karpet ruang tengah. Tante wita menindihi ibuku sambil menjilat-jilat wajah ibu yang penuh sperma ku. Tante wita mencium pipi ku.
“Terima kasih sayang untuk permainan malam....” kata tante wita sambil berbisik di telingaku.
Isi pikiran ku tak karuan, syaraf otak ku hampir tak mampu lagi berpikir karna permainan yang luar biasa dari ibu dan tante wita malam ini.
===x=x===
Hampir satu bulan sudah tante wita tinggal dirumah baru ku, rumah pemberian dari pak nurhalim. Sejak saat itupula, tante wita dan ibuku sekarang menjadi pelacur-pelacur bayaranku. Hampir setiap hari lelaki hidung belang yang ingin menikmati tubuh ibuku dan tante wita memesan mereka melalui nomer hp ku. Ya, tubuh ibuku dan tante wita sekarang menjadi ladang bisnisku.
Aku yang mengatur jadwal Booking tante wita dan ibuku kepada pria hidung belang setiap hari. Karna kemolekan tubuh ibuku dan juga kecantikan wajah tante wita, banyak lelaki yang ingin menggagahi tante wita dan ibu.
Uang yang kami kumpulkan dari menjajakan tubuh ibuku dan tante wita kepada pira hidung belang kami pakai untuk keperluan bersama, sisanya aku DP-kan untuk angsungan mobil baru. Hari-hari tante wita dan ibuku hanya di isi dengan aktivitas seks dari pria hidung belang. Tak jarang diriku sering meminta jatah service dari mereka.
Di suatu malam sekitar pukul 7 kami bertiga sedang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton acara tv luar. Tante wita dan ibuku sedang menggelayut mesra di sisi kanan dan kiriku.
“sayang wita, aku punya sesuatu buat kamu..” kataku kepada tante wita. Semenjak tinggal dirumahku, tante wita tidak mau di panggil dengan sebutan tante, ia lebih senang di panggil oleh ku dengan kata sayang.
“apa tuh sayangnya aku?” tanya tante wita heran.
“sebentar yah, aku ambil dulu” aku beranjak ke kamarku dan mengambil sebuah kotak yang kutaruh di meja kamarku.
Keluar kamar aku duduk kembali di tengah-tengah ibu dan tante wita sambi memberikan kotak tadi ke tante wita.
“buka deh...” perintahku ke tante wita.
Tante wita membuka kotak dan wajahnya terlihat begitu senangnya melihat isi di dalam kotak itu. Bibirnya tersungging senyuman yang bahagia.
“waahhh.. bagus banget sayang aku sukaaa.. tapi ngomong-ngomong kapan kamu belinya sayang” tanya tante wita tanpa menutupi rasa bahagianya.
“tadi sore pas kalian lagi di booking sama om brama di hotel, aku iseng jalan-jalan ke mall trus mampir ke toko emas eh liat kalung ini kayaknya cocok banget kalo kamu yang pake sayang, trus ya aku beli deh...” jelasku.
“bagus banget sayang, aku sukaa banget, makasih yah sayang kamu baik banget..” kata tante wita sambil bibirnya yang seksi menyosor di mulutku.
Aku hanya mengangguk tersenyum.
“ehemm... ehemm... ibu gak dibeliin juga nih...” celetuk ibu sambil manyun becanda.
“heheee.. sabar yah ibuku yang binal, besok rencananya aku mau ajak ibu langsung ke tokonya juga kok” jelasku pada ibu.
“iyaa... gak papa sayang, lagian ibu juga udah banyak kok emas pemberian dari pak nurhalim...” kata ibuku tersenyum.
Kamipun asik bercanda di ruang tengah rumah yang ngebul akibat asap rokok kami bertiga dan di temani 3 botol beer yang tersaji di meja.
“tok... tok... tok.. Assalamualaikum...”
suara pintu depan diketuk dan suara orang memberi salam dari balik pintu depan saat kami bertiga sedang asik bercengkrama. Kami sedikit panik dan buru-buru membereskan botol-botol beer dari meja, tante wita langsung membawa botol-botol beer ke taman belakang.
Ibu sedikit membereskan baju gamis hijaunya yang kancing atasnya sudah terbuka 3 dan hijabnya yang acak-acakan.
“walaikumsalam..siapa ya?” tanya ibu dari balik pintu sambil membuka pintu depan.
“eh ada pak RT dan pak Ustadz, silahkan masuk..” kata ibuku.
Pak RT dan pak ustadz sukron langsung masuk mengikuti ibuku ke dalam rumah.
“silahkan duduk dulu yah pak, saya buatkan minum untuk pak RT dan pak ustadz mau minum apa?” tanya ibuku pada mereka.
“saya minta air teh hangat saja bu...” kata pak ustadz.
“kalo saya mau minum air bu..” canda pak RT sambil cengengesan.
“ya emang kita minum air pak RT, mana ada sih orang minum batu. Sebentar yah saya buatkan minumnya.. ” timpal ibuku becanda juga sambil pergi ke dapur untuk membuatkan minum.
Di dapur aku dan tante wita yang sudah mengintai langsung bertanya pada ibu.
“ada apa bu pak RT dan pak ustadz datang malam-malam?” tanyaku langsung pada ibuku sambil setengah berbisik.
“paling masalah tempo hari ibu minta buatkan KTP di sama pak RT, tapi kok malem gini yah udah gitu sama pak ustadz juga...” kata ibuku juga heran.
“trus mau gimana kak?” tanya tante juga pada ibu.
“udah gampang sama aku mah, pak RT rada genit orangnya. Tempo hari juga lagi lewat depan rumah katanya mau ke kantor desa malah nongkrong depan pager Cuma gara-gara liat daster kakak tersingkap lagi benahin pot taneman trus pak ustadz juga doyan memek, istrinya aja 3.. nanti biar kakak urus yah, a’a kamu siapin aja kamera handycam nanti pas ibu kasih kode, kamu langsung rekam...” atur ibuku.
Setelah membuatkan dua cangkir teh hangat dan setoples makanan ringan, ibu menghampiri kembali pak RT dan pak ustadz sukron.
“silahkan pak di nikmati yang sudah disuguhkan, kalau mau apa-apa tinggal bilang aja ya, heheee...” kata ibuku sambil menaruh nampan ke meja dan menggoda pak RT dan pak ustadz sukron.
Ku lihat dari dapur, pak RT tampak melongo saat ibuku menaruh gelas dan makanan di meja, hijab ibu yang tersingkap saat nunduk dan gamisnya yang 2 kancing sengaja tak ibuku kancingkan membuat pemandangan yang membuat mereka terpesona oleh dua gunung besar milik ibuku. Ibuku duduk di sofa.
“jadi ada apa pak RT dan pak ustadz sukron?” tanya ibuku lagi saat pak RT dan pak ustadz masih terbengong-bengong.
“ehh... anuu.. hmm begini bu nina, ada beberapa yang ingin saya sampaikan ke bu nina. Yang pertama adalah KTP yang ibu buat melalui saya sudah jadi besok tinggal saya ambil di kantor desa..” kata pak RT menjelaskan.
“alhamdulilah terima kasih yah pak RT..” balas ibuku.
“sama-sama bu nina, nah yang kedua begini bu, mohon maaf sebelumnya saya tidak bermaksud menyinggung ibu tapi saya mohon maaf lagi karna saya dapat laporan dari beberapa ibu-ibu disini kalo ada tindakan asusila antara ibu dengan anak lelaki ibu yang dewasa, karna beberapa kali terdengar suara gaduh kata ibu-ibu sini seperti orang sedang berhubungan suami istri. apa betul bu?” tanya pak RT kepada ibuku.
Dari balik dapur aku dan tante wita memperhatikan ibu, pak RT dan pak ustadz di ruang tengah. Ibuku langsung menundukan wajahnya. Ia terdiam lalu terdengar sesegukan.
“mmm...m..maaff bu kalo saya salah kata... bukan maksud saya menuduh, tt...tapi s...ss..saya Cuma mau pastiin aja k..kalo omongan ibu-ibu disini salah..” kata pak RT terbata-bata melihat ibuku sesegukan.
Seketika ibu menangis tersedu-sedu sesaat dan mengusap air matanya. Pak RT dan pak ustadz menjadi seperti salah tingkah.
“pak RT dan pak ustadz, sebelumnya saya minta maaf kalo kehadiran saya di desa ini membuat rasa tidak nyaman warga sini, saya tau diri disini saya adalah istri ke dua pak nurhalim teman dekat pak RT sendiri, saya juga tau diri bahwa status saya sebelumnya adalah janda. Walaupun saya wanita kesepian karna jarang di datangi pak nurhalim, tetapi rasanya fitnah seperti itu sangat menyakitkan hati saya pak..” jelas ibuku sambil melanjutkan sesegukannya.
“waahhh.. bagus banget sayang aku sukaaa.. tapi ngomong-ngomong kapan kamu belinya sayang” tanya tante wita tanpa menutupi rasa bahagianya.
“tadi sore pas kalian lagi di booking sama om brama di hotel, aku iseng jalan-jalan ke mall trus mampir ke toko emas eh liat kalung ini kayaknya cocok banget kalo kamu yang pake sayang, trus ya aku beli deh...” jelasku.
“bagus banget sayang, aku sukaa banget, makasih yah sayang kamu baik banget..” kata tante wita sambil bibirnya yang seksi menyosor di mulutku.
Aku hanya mengangguk tersenyum.
“ehemm... ehemm... ibu gak dibeliin juga nih...” celetuk ibu sambil manyun becanda.
“heheee.. sabar yah ibuku yang binal, besok rencananya aku mau ajak ibu langsung ke tokonya juga kok” jelasku pada ibu.
“iyaa... gak papa sayang, lagian ibu juga udah banyak kok emas pemberian dari pak nurhalim...” kata ibuku tersenyum.
Kamipun asik bercanda di ruang tengah rumah yang ngebul akibat asap rokok kami bertiga dan di temani 3 botol beer yang tersaji di meja.
“tok... tok... tok.. Assalamualaikum...”
suara pintu depan diketuk dan suara orang memberi salam dari balik pintu depan saat kami bertiga sedang asik bercengkrama. Kami sedikit panik dan buru-buru membereskan botol-botol beer dari meja, tante wita langsung membawa botol-botol beer ke taman belakang.
Ibu sedikit membereskan baju gamis hijaunya yang kancing atasnya sudah terbuka 3 dan hijabnya yang acak-acakan.
“walaikumsalam..siapa ya?” tanya ibu dari balik pintu sambil membuka pintu depan.
“eh ada pak RT dan pak Ustadz, silahkan masuk..” kata ibuku.
Pak RT dan pak ustadz sukron langsung masuk mengikuti ibuku ke dalam rumah.
“silahkan duduk dulu yah pak, saya buatkan minum untuk pak RT dan pak ustadz mau minum apa?” tanya ibuku pada mereka.
“saya minta air teh hangat saja bu...” kata pak ustadz.
“kalo saya mau minum air bu..” canda pak RT sambil cengengesan.
“ya emang kita minum air pak RT, mana ada sih orang minum batu. Sebentar yah saya buatkan minumnya.. ” timpal ibuku becanda juga sambil pergi ke dapur untuk membuatkan minum.
Di dapur aku dan tante wita yang sudah mengintai langsung bertanya pada ibu.
“ada apa bu pak RT dan pak ustadz datang malam-malam?” tanyaku langsung pada ibuku sambil setengah berbisik.
“paling masalah tempo hari ibu minta buatkan KTP di sama pak RT, tapi kok malem gini yah udah gitu sama pak ustadz juga...” kata ibuku juga heran.
“trus mau gimana kak?” tanya tante juga pada ibu.
“udah gampang sama aku mah, pak RT rada genit orangnya. Tempo hari juga lagi lewat depan rumah katanya mau ke kantor desa malah nongkrong depan pager Cuma gara-gara liat daster kakak tersingkap lagi benahin pot taneman trus pak ustadz juga doyan memek, istrinya aja 3.. nanti biar kakak urus yah, a’a kamu siapin aja kamera handycam nanti pas ibu kasih kode, kamu langsung rekam...” atur ibuku.
Setelah membuatkan dua cangkir teh hangat dan setoples makanan ringan, ibu menghampiri kembali pak RT dan pak ustadz sukron.
“silahkan pak di nikmati yang sudah disuguhkan, kalau mau apa-apa tinggal bilang aja ya, heheee...” kata ibuku sambil menaruh nampan ke meja dan menggoda pak RT dan pak ustadz sukron.
Ku lihat dari dapur, pak RT tampak melongo saat ibuku menaruh gelas dan makanan di meja, hijab ibu yang tersingkap saat nunduk dan gamisnya yang 2 kancing sengaja tak ibuku kancingkan membuat pemandangan yang membuat mereka terpesona oleh dua gunung besar milik ibuku. Ibuku duduk di sofa.
“jadi ada apa pak RT dan pak ustadz sukron?” tanya ibuku lagi saat pak RT dan pak ustadz masih terbengong-bengong.
“ehh... anuu.. hmm begini bu nina, ada beberapa yang ingin saya sampaikan ke bu nina. Yang pertama adalah KTP yang ibu buat melalui saya sudah jadi besok tinggal saya ambil di kantor desa..” kata pak RT menjelaskan.
“alhamdulilah terima kasih yah pak RT..” balas ibuku.
“sama-sama bu nina, nah yang kedua begini bu, mohon maaf sebelumnya saya tidak bermaksud menyinggung ibu tapi saya mohon maaf lagi karna saya dapat laporan dari beberapa ibu-ibu disini kalo ada tindakan asusila antara ibu dengan anak lelaki ibu yang dewasa, karna beberapa kali terdengar suara gaduh kata ibu-ibu sini seperti orang sedang berhubungan suami istri. apa betul bu?” tanya pak RT kepada ibuku.
Dari balik dapur aku dan tante wita memperhatikan ibu, pak RT dan pak ustadz di ruang tengah. Ibuku langsung menundukan wajahnya. Ia terdiam lalu terdengar sesegukan.
“mmm...m..maaff bu kalo saya salah kata... bukan maksud saya menuduh, tt...tapi s...ss..saya Cuma mau pastiin aja k..kalo omongan ibu-ibu disini salah..” kata pak RT terbata-bata melihat ibuku sesegukan.
Seketika ibu menangis tersedu-sedu sesaat dan mengusap air matanya. Pak RT dan pak ustadz menjadi seperti salah tingkah.
“pak RT dan pak ustadz, sebelumnya saya minta maaf kalo kehadiran saya di desa ini membuat rasa tidak nyaman warga sini, saya tau diri disini saya adalah istri ke dua pak nurhalim teman dekat pak RT sendiri, saya juga tau diri bahwa status saya sebelumnya adalah janda. Walaupun saya wanita kesepian karna jarang di datangi pak nurhalim, tetapi rasanya fitnah seperti itu sangat menyakitkan hati saya pak..” jelas ibuku sambil melanjutkan sesegukannya.
“mm...maaf bu nina, b...bukan maksud saya...s..seperti itu..” kata pak RT semakin gugup dan salah tingkah.
“pak RT kan kenal dekat dengan pak nurhalim, harusnya sebelum bapak menayanyakn itu ke saya, bapak lapor dulu ke pak nurhalim, karna bagaimanapun dia yang punya rumah ini....coba lihat wajah saya pak RT, apa terlihat seperti wanita nakal?” tanya ibuku sambil menodongkan wajahnya ke pak RT dengan maksud memperlihatkan belahan dadanya yang sedikit terbuka.
“nn...nggak buu..” jawab pak RT terbata-bata.
“..ah sudahlah, mungkin sudah jadi nasib saya karna menjadi istri ke 2 orang lain...mungkin sudah jadi nasib saya juga karna jarang di jamah, jadi di anggap wanita gatal oleh orang..” jelas ibuku sambil mengusap air matanya yang di pipi dengan tisu.
“mm...maaf bu nina, satu hal lagi yang saya mau tanyakan. Kalo perempuan yang menginap di sini kurang lebih satu bulan itu sapa namanya?” Kata pak RT.
“Itu sepupu dari keluarga suami saya yang dulu pak RT, memang ada apa pak RT?” Tanya balik ibuku pada pak RT.
“Oh gapapa bu, nanti biar saya buat laporan saja..” jawab pak RT.
“Oh iya,pak RT dan pak ustadz mau tambah minumnya lagi? Saya buatkan lagi ya..” kata ibuku langsung mengambil gelas pak RT yang sudah masih penuh iar teh.
namun dengan pura-pura tak sengaja ibu menumpahkan air teh yang di gelas ke baju dan celana pak RT yang sedang duduk, pak RT sedikit panik karna skenario ibuku menumpahkan air ke celana pak RT. Seketika ibu pura-pura melap celana pak RT yang basah dengan tisu, badannya membungkuk ke selangkangan pak RT. Tangan kirinya memberi kode ke arah ku dari balik bokongnya. Tangan ku yang sudah memegang handycam dan sudah merekamnya dari sejak mereka ngobrol tadi dari balik dapur hanya cengengesan melihat acting ibuku yang luar biasa.
Ibu berpura-pura jatuh terpelest akibat air yang tumpah ke lantai. Tubuh ibuku seketika sudah berada di tengah-tengah kedua paha pak RT. Aku dan tante wita yang memperhatikan daritadi hanya cengengesan menahan tawa dari balik tembok dapur.
“ahhh... maaf pak RT, saya gak sengaja... sini biar saya lap celana dan bajunya” kata ibuku langsung mengelap celana pak RT dengan tisu tanpa menunggu jawaban dari pak RT.
Pak RT dan pak ustadz semakin bengong dan salah tingkah.
“g...gg..gak... papa... buu...” kata pak RT.
“ihhh... gede banget, kok udah diri aja sih pak RT ‘adeknya’...? hayooo mikirin apa sampe tegak gitu ?” kata ibuku menggoda pak RT.
Pak RT semakin salah tingkah dibuatnya. Ibuku juga langsung mengelap lantai yang basah dengan tisu. Badannya membungkuk dan membelakangi pak RT dan. pak ustadz sukron.
“sini biar saya bantu bu nina lap lantainya...” kata pak RT.
“gak usah pak, gapapa kok, saya minta maaf yah jadi basah nih memeknya, eh maaf lantainya maksud saya..” kata ibu sambil mengelap lantai
Saat pak RT nunduk dan hendak membungkukan badan, ibuku dengan timing yang pas membenturkan pantatnya ke wajah pak RT.
“ehhh... maaf pak RT, saya gak sengaja.. maaf..” kata ibuku langsung membalikan badannya menghadap pak RT dan memegang kepala pak RT yang sudah botak.
Kancing atas baju gamisnya yang tidak dikancingkan membuat pak RT semakin naik birahi dan salah tingkah.
.“bu ninaa...” kata pak RT
“iya pak RT..” jawab ibu.
“maaf bu, saya udah gak tahaannn..” celetuk pak RT langsung menubruk tubuh ibuku.
Mulut pak RT melahap bibir ibuku dengan penuh nafsu. Kedua tangannya memegang tangan ibuku. Dengan rakus ia terus melahap bibir ibuku. Lidahnya meliuk-liuk di wajah, leher dan dada ibuku.
“aaachhh..” ibuku mulai melenguh tanpa berusaha melawan.
“tadz, ayo nunggu apalagi? Ini kan yang kamu pengen juga dari kemarin-kemarin..” ajak pak RT pada ustadz syukron.
Ustadz sukron tampak berpikir sejenak, kemudian langsung berdiri dan membuka celana. Penisnya yang sudah mulai tegak dan hitam ia kocok-kocok menggunakan tangan kanannya. Pak RT merobek baju gamis ibuku dengan ganas sampai kancing baju ibu terputus, kemudian pak RT melahap dua gunung yang ada di balik BH Ibuku dengan penuh nafsu yang memuncak. Ustadz sukron menghampiri tubuh ibu yang tergeletak di lantai di tindih pak RT. Ustadz sukron menyodokan batang penisnya ke mulut ibuku. Wajahnya terlihat begitu sangat menikmati.
“uhh... akhirnya ngerasain juga udah 2 minggu semenjak liat ibu, saya kepikiran pengen ngentotin ibu... ahh...” kata ustadz sukron.
“mpphhh... ahhh... mmphhh..” suara kuluman ibu pada batang penis pak ustadz.
Pak RT langsung membuka celananya, batang kemaluannya yang tak begitu besar ia tancapkan pada lubang milik ibuku.
“ahhh.. uuhhh.. enak banget nih memek.. gede mantepp.. uuhhh..” racau pak RT.
“Aahhh.. mpphh.. mmpphh..” desahan ibu sambil mengulum penis pak ustadz sukron.
“ahhh.. dari tadi saya mencium bau bir kamu pasti lagi mabuk yah... ahhh..?” tanya pak ustadz.
“ahhh... iyah ustadz, saya kesepian makanya saya mabuk..” jawab ibuku.
“ahh.. kenapa kesepian? Kalo tau kamu kesepian dari tadi sore saya kesini... uhhh..” tanya pak ustadz.
“mmphhh... ahhh.. mppphhh... saya jarang di jamah ustadz sama suami baru saya.. makanya saya kesepian... ahh..” timpal ibuku di sela-sela kulumannya.
“ahhh... enakk... uuhh... terus sedot kontol saya.. puasin saya.. ahh....” racau pak ustadz.
“mmmphhh.. ahh... enak yah, kalo kontol ustadz gatel ustadz boleh kapan aja kerumah saya... ahh” balas ibu menggoda ustadz sukron.
Sementara Pak RT terus menggenjot lubang ibuku. Tapi, tak sampai 5 menit pak RT orgasme.
“Aghh... enak bu nina, udah lama saya gak di kasih ngewe sama istri saya.. uuuhhh” erang pak RT sambil menumpahkan spernanya ke perut ibuku.
“sekarang ganti te, biar ane yang genjot ini perempuan gatel..” lanjut ustadz sukron berganti posisi dengan pak
“ayo ustadz sekarang ustadz jinahi saya, jinahi pelacur ini...” racau ibuku.
Ustadz sukron segera mengambil posisi di selangkangan ibu. Kemudian segera memasukan batang kejantantannya ke liang kenikmatan ibuku.
“ahhh... enak sekali memek ibu. Gede luar biasa..” kata pak ustadz saat batang penisnya sudah masuk ke lubang kemaluan ibuku sambil terus memompa batang penisnya maju mundur.
“mmmpphhh enak yah ustadz, saya bantu goayng yah ustadz..” kata ibuku sambil menggoyangkan pingguln
“ahhh enak bu, kontol saya seperti di pelintir-pelintir bu, uhh... mmpphhh..” ustadz sukron terus meracau sambil mengenyot payudara ibuku yang besar.
“ahhh ustadz, terus kocok ustadz... hh... uhh.. keluarin sperma ustadz yang banyak..” desah ibuku.
Ustadz sukron memompa semakin cepat.
“ahhh... uuhh buuu saya gak kuat bu.. boleh saya keluarin di muka ibu?” tanya ustadz sukron meminta izin kepada ibku.
“ahhh iyaa ustadz.. keluarin dimana aja yang ustadz mau.. tubuh saya milik ustadz sekarang.. uuhh” kata ibku.
Ustadz sukron mengambil posisi berdiri, spermanya ia tumpahkan di wajah ibuku.d
Ibuku membantu mengocok batang penis ustadz sukron. Wajahnya penuh dengan cairan sperma ustadz sukron.
“ahhh enak bu, kapan-kapan lagi yah..” kata pak ustadz sambil memakai celananya kembali.
“boleh kok ustadz kapan aja ustadz dan pak RT minta di puasin, saya bisa bantu. Tapi untuk lain kali gak gratis ya” kata ibuku memberi isyarat.
“oh tenang aja bu nina, untuk urusan bayaran saya bisa kasih bu nina leBih” kata pak RT menyaut.
“terima kasih lho pak RT dan pak ustadz atas pengertiannya” jawab ibuku.
“kalo begitu, kami izin pamit pulang dulu bu nina, sudah larut malan. Istri saya sudah sms daritadi nih...” kata pak RT.
“iya silahkan pak RT” jawab ibuku.
“assalamualaikum” pamit pak RT.
“walaikum salam” jawab ibuku masih dalam keadaan telanjang dan duduk di lantai.
Dibalik tembok dapur, aku dan tante wita cekikian melihat akting ibuku yang hebat. Sepertinya pekerjaan yang cocok untuk ibuku memang menjadi pelacur atau pemain film porno.
Nantikan kelanjutannya...
“pak RT kan kenal dekat dengan pak nurhalim, harusnya sebelum bapak menayanyakn itu ke saya, bapak lapor dulu ke pak nurhalim, karna bagaimanapun dia yang punya rumah ini....coba lihat wajah saya pak RT, apa terlihat seperti wanita nakal?” tanya ibuku sambil menodongkan wajahnya ke pak RT dengan maksud memperlihatkan belahan dadanya yang sedikit terbuka.
“nn...nggak buu..” jawab pak RT terbata-bata.
“..ah sudahlah, mungkin sudah jadi nasib saya karna menjadi istri ke 2 orang lain...mungkin sudah jadi nasib saya juga karna jarang di jamah, jadi di anggap wanita gatal oleh orang..” jelas ibuku sambil mengusap air matanya yang di pipi dengan tisu.
“mm...maaf bu nina, satu hal lagi yang saya mau tanyakan. Kalo perempuan yang menginap di sini kurang lebih satu bulan itu sapa namanya?” Kata pak RT.
“Itu sepupu dari keluarga suami saya yang dulu pak RT, memang ada apa pak RT?” Tanya balik ibuku pada pak RT.
“Oh gapapa bu, nanti biar saya buat laporan saja..” jawab pak RT.
“Oh iya,pak RT dan pak ustadz mau tambah minumnya lagi? Saya buatkan lagi ya..” kata ibuku langsung mengambil gelas pak RT yang sudah masih penuh iar teh.
namun dengan pura-pura tak sengaja ibu menumpahkan air teh yang di gelas ke baju dan celana pak RT yang sedang duduk, pak RT sedikit panik karna skenario ibuku menumpahkan air ke celana pak RT. Seketika ibu pura-pura melap celana pak RT yang basah dengan tisu, badannya membungkuk ke selangkangan pak RT. Tangan kirinya memberi kode ke arah ku dari balik bokongnya. Tangan ku yang sudah memegang handycam dan sudah merekamnya dari sejak mereka ngobrol tadi dari balik dapur hanya cengengesan melihat acting ibuku yang luar biasa.
Ibu berpura-pura jatuh terpelest akibat air yang tumpah ke lantai. Tubuh ibuku seketika sudah berada di tengah-tengah kedua paha pak RT. Aku dan tante wita yang memperhatikan daritadi hanya cengengesan menahan tawa dari balik tembok dapur.
“ahhh... maaf pak RT, saya gak sengaja... sini biar saya lap celana dan bajunya” kata ibuku langsung mengelap celana pak RT dengan tisu tanpa menunggu jawaban dari pak RT.
Pak RT dan pak ustadz semakin bengong dan salah tingkah.
“g...gg..gak... papa... buu...” kata pak RT.
“ihhh... gede banget, kok udah diri aja sih pak RT ‘adeknya’...? hayooo mikirin apa sampe tegak gitu ?” kata ibuku menggoda pak RT.
Pak RT semakin salah tingkah dibuatnya. Ibuku juga langsung mengelap lantai yang basah dengan tisu. Badannya membungkuk dan membelakangi pak RT dan. pak ustadz sukron.
“sini biar saya bantu bu nina lap lantainya...” kata pak RT.
“gak usah pak, gapapa kok, saya minta maaf yah jadi basah nih memeknya, eh maaf lantainya maksud saya..” kata ibu sambil mengelap lantai
Saat pak RT nunduk dan hendak membungkukan badan, ibuku dengan timing yang pas membenturkan pantatnya ke wajah pak RT.
“ehhh... maaf pak RT, saya gak sengaja.. maaf..” kata ibuku langsung membalikan badannya menghadap pak RT dan memegang kepala pak RT yang sudah botak.
Kancing atas baju gamisnya yang tidak dikancingkan membuat pak RT semakin naik birahi dan salah tingkah.
.“bu ninaa...” kata pak RT
“iya pak RT..” jawab ibu.
“maaf bu, saya udah gak tahaannn..” celetuk pak RT langsung menubruk tubuh ibuku.
Mulut pak RT melahap bibir ibuku dengan penuh nafsu. Kedua tangannya memegang tangan ibuku. Dengan rakus ia terus melahap bibir ibuku. Lidahnya meliuk-liuk di wajah, leher dan dada ibuku.
“aaachhh..” ibuku mulai melenguh tanpa berusaha melawan.
“tadz, ayo nunggu apalagi? Ini kan yang kamu pengen juga dari kemarin-kemarin..” ajak pak RT pada ustadz syukron.
Ustadz sukron tampak berpikir sejenak, kemudian langsung berdiri dan membuka celana. Penisnya yang sudah mulai tegak dan hitam ia kocok-kocok menggunakan tangan kanannya. Pak RT merobek baju gamis ibuku dengan ganas sampai kancing baju ibu terputus, kemudian pak RT melahap dua gunung yang ada di balik BH Ibuku dengan penuh nafsu yang memuncak. Ustadz sukron menghampiri tubuh ibu yang tergeletak di lantai di tindih pak RT. Ustadz sukron menyodokan batang penisnya ke mulut ibuku. Wajahnya terlihat begitu sangat menikmati.
“uhh... akhirnya ngerasain juga udah 2 minggu semenjak liat ibu, saya kepikiran pengen ngentotin ibu... ahh...” kata ustadz sukron.
“mpphhh... ahhh... mmphhh..” suara kuluman ibu pada batang penis pak ustadz.
Pak RT langsung membuka celananya, batang kemaluannya yang tak begitu besar ia tancapkan pada lubang milik ibuku.
“ahhh.. uuhhh.. enak banget nih memek.. gede mantepp.. uuhhh..” racau pak RT.
“Aahhh.. mpphh.. mmpphh..” desahan ibu sambil mengulum penis pak ustadz sukron.
“ahhh.. dari tadi saya mencium bau bir kamu pasti lagi mabuk yah... ahhh..?” tanya pak ustadz.
“ahhh... iyah ustadz, saya kesepian makanya saya mabuk..” jawab ibuku.
“ahh.. kenapa kesepian? Kalo tau kamu kesepian dari tadi sore saya kesini... uhhh..” tanya pak ustadz.
“mmphhh... ahhh.. mppphhh... saya jarang di jamah ustadz sama suami baru saya.. makanya saya kesepian... ahh..” timpal ibuku di sela-sela kulumannya.
“ahhh... enakk... uuhh... terus sedot kontol saya.. puasin saya.. ahh....” racau pak ustadz.
“mmmphhh.. ahh... enak yah, kalo kontol ustadz gatel ustadz boleh kapan aja kerumah saya... ahh” balas ibu menggoda ustadz sukron.
Sementara Pak RT terus menggenjot lubang ibuku. Tapi, tak sampai 5 menit pak RT orgasme.
“Aghh... enak bu nina, udah lama saya gak di kasih ngewe sama istri saya.. uuuhhh” erang pak RT sambil menumpahkan spernanya ke perut ibuku.
“sekarang ganti te, biar ane yang genjot ini perempuan gatel..” lanjut ustadz sukron berganti posisi dengan pak
“ayo ustadz sekarang ustadz jinahi saya, jinahi pelacur ini...” racau ibuku.
Ustadz sukron segera mengambil posisi di selangkangan ibu. Kemudian segera memasukan batang kejantantannya ke liang kenikmatan ibuku.
“ahhh... enak sekali memek ibu. Gede luar biasa..” kata pak ustadz saat batang penisnya sudah masuk ke lubang kemaluan ibuku sambil terus memompa batang penisnya maju mundur.
“mmmpphhh enak yah ustadz, saya bantu goayng yah ustadz..” kata ibuku sambil menggoyangkan pingguln
“ahhh enak bu, kontol saya seperti di pelintir-pelintir bu, uhh... mmpphhh..” ustadz sukron terus meracau sambil mengenyot payudara ibuku yang besar.
“ahhh ustadz, terus kocok ustadz... hh... uhh.. keluarin sperma ustadz yang banyak..” desah ibuku.
Ustadz sukron memompa semakin cepat.
“ahhh... uuhh buuu saya gak kuat bu.. boleh saya keluarin di muka ibu?” tanya ustadz sukron meminta izin kepada ibku.
“ahhh iyaa ustadz.. keluarin dimana aja yang ustadz mau.. tubuh saya milik ustadz sekarang.. uuhh” kata ibku.
Ustadz sukron mengambil posisi berdiri, spermanya ia tumpahkan di wajah ibuku.d
Ibuku membantu mengocok batang penis ustadz sukron. Wajahnya penuh dengan cairan sperma ustadz sukron.
“ahhh enak bu, kapan-kapan lagi yah..” kata pak ustadz sambil memakai celananya kembali.
“boleh kok ustadz kapan aja ustadz dan pak RT minta di puasin, saya bisa bantu. Tapi untuk lain kali gak gratis ya” kata ibuku memberi isyarat.
“oh tenang aja bu nina, untuk urusan bayaran saya bisa kasih bu nina leBih” kata pak RT menyaut.
“terima kasih lho pak RT dan pak ustadz atas pengertiannya” jawab ibuku.
“kalo begitu, kami izin pamit pulang dulu bu nina, sudah larut malan. Istri saya sudah sms daritadi nih...” kata pak RT.
“iya silahkan pak RT” jawab ibuku.
“assalamualaikum” pamit pak RT.
“walaikum salam” jawab ibuku masih dalam keadaan telanjang dan duduk di lantai.
Dibalik tembok dapur, aku dan tante wita cekikian melihat akting ibuku yang hebat. Sepertinya pekerjaan yang cocok untuk ibuku memang menjadi pelacur atau pemain film porno.
Nantikan kelanjutannya...