Naluri Eksibision Mah-Mud (SARAH) S-3

Baca cerita sesen sebelumnya..

Naluri Eksibision Mah-Mud (SARAH) S-1
Naluri Eksibision Mah-Mud (SARAH) S-2

cewek amoy
Tante Sarah


POV Sarah


Hari-hari ke belakang banyak sekali kejadian-kejadian birahi yang membuat Sarah merasa tertantang dan merasa senang melakukannya. Mulai dari kejadian-kejadian bersama keponakannya Tejo, kemudian ke teman-temannya. Juga tadi malam, Tejo menyatakan perasaannya kepada Sarah.

“Akhir-akhir ini kenapa aku nakal banget sihh ughh..” batin Sarah.

“Sikap kamu ini apa sih Sar??”

“Udah macam wanita murahan aja!”

“Tapi kamu emang nakal sih!”

“Doyan kon...”

“Upps ngomong apaan sih kamu Sarah!!” itulah suara hati Sarah saat ini.

Iya selain pria-pria yang sudah memadu birahi bersamanya, lagi-lagi Sarah tergoda oleh batang-batang baru yang dilihatnya.

“Luki sama Tejo gede ya..” tiba-tiba kalimat itu terucap dari mulut Sarah.

Aaaahh...

“Gak boleh mikir aneh-aneh ah.”

“Semalem Tejo itu ngigo atau beneran ya, bilang sayang sama aku?”

“Hmm.. sepertinya aku harus menasihati Tejo.”

“Lama-lama karna kelakukan ku ini bisa membahaya rumah tanggaku.” ujar Sarah dalam hati.

“Semoga tidak ada kejadian yang lebih dari kemarin deh, jangan sampe!”

Semoga...

***POV SARAH END***

Hari-hari Selanjutnya.

Hari ini Sarah memilih untuk bermalas-malasan. Seharian hanya rebahan, nonton Tv, dan mengurus anaknya. Tejo pun sedang tak ada dirumah, dia mengatakan akan pulang telat dikarenakan ia ada rapat panitia untuk kegiatan suatu acara.

“Permisi Tante Sarah” terdengar suara orang dari luar rumah.

“Eh siapa itu?” terkejut Sarah saat sedang menikmati kesantaiannya.

Sarah pun menuju kedepan rumah dan begitu kagetnya karna yang datang adalah Luki seorang diri. Sarah berpikir ada apa ini anak mesum datang seorang diri kesini?

“Iya, masuk aja Luki” kata Sarah kepada Luki dari balik pagar rumah.

Kemudian Luki masuk ke rumahnya dengan membawa sebuah tas ransel.

“Sini duduk aja” kata Sarah mengajak dia duduk di ruang keluarga.

Mereka pun duduk berhadapan diatas karpet.

“Ada apa Luki kamu sendirian kesini? Hayo mau ngapain?” tanya Sarah dengan senyuman semanis mungkin.

“Gini Tan aku pengen minta diajarin sesuatu sama Tante Sarah, ada beberapa yang aku gak bisa, karna itu aku mau minta tolong sama Tante Sarah. Dan apalagi kalau diajarin sama Tante Sarah akan bagus pasti hasilnya!” ujar Luki percaya diri.

Sarah merasa kaget dan tersanjung, malah berpikir ini mungkin hanyalah akal-akalan Luki, supaya dia bisa menggoda Sarah, agar mengulang kejadian beberapa hari lalu, atau berusaha untuk mendapatkan lebih dari itu. Mengingat Luki yang paling menang banyak kemarin, dia mencicipi “Susu” Sarah dua kali.

Ya tapi bagi Sarah dia senang-senang saja kalau memang ia dapat membantu Luki menjadi lebih baik.

“Yasudah, Tante Sarah akan bantuin Luki, jadi Luki ga usah malu-malu ya kalo mau bertanya.” kata Sarah sambil tersenyum.

“Iya Tante!” jawab Luki.

“Tapi awas ya kalau Luki sampe macem-macem. Tante gak mau ngajarin!” ujar Sarah lagi.

“Iya Tante Sarah yang baik hatii!!” jawab Luki dengan antusias.

“Oya tapi gak ganggu Tante Sarah ngejagain Doni kan?” tanya Luki lagi.

“Oh engga kok, Doni lagi tidur kok. Emang kamu mau belajar apa Luk sama Tante?”

“Ini Tante..” Ucap Luki sambil malu-malu dan ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

“Bahasa Inggris.”

Sarah tertawa mendengarnya.

Sarah pun memulai les privat ini, tapi selama Sarah mengajar, Luki seperti tidak fokus dengan pelajaran. Matanya memang melihat buku yang dibawanya, tapi selalu ada aja kesempatan mencuri-curi pandang ke arah dada Sarah ini.

“Ahh sudah kuduga kan, pasti ada maksud sesuatu. Godain ahh..” ujar Sarah dalam hati.

“Gimana? Kamu ngerti ngga sama apa yang Tante jelasin ke kamu?” tanya Sarah menyadarkan lamunan dia.

“Eehh... i..iya.. ng..ngerti kok Tante.” jawabnya gugup.

“Hayo katanya mau diajarin sama Tante! Kok gak konsen sih?” ujar Sarah.

Lucu juga bagi Sarah melihat ekspresi seorang Luki bisa seperti itu. Tapi dia memang lebih tua beberapa tahun dari Tejo. Yang Sarah tahu, saat Sarah seumuran dia ini lah masa-masa hasrat seorang anak laki–laki akan lebih tinggi-tingginya daripada masa pubernya dulu.

Jadi dianggap wajar apabila dia semakin sangat tertarik melihat lawan jenisnya. Tapi entah kenapa kemudian rasa ekshibionis sarah merasa semakin tertantang.

“Ughh nakal banget sih kamu Sarahhhh..” pikirnya.

“Aaahh capek juga ya Luk” kata Sarah sambil menguap dan mengangkat kedua tangannya.

Dada Sarah pun sengaja di majukan sedikit, lalu melihat ekspresinya. Mata Luki melihat payudara Sarah dengan tatapan tajam seolah matanya dapat menembus daster yang Sarah kenakan, tapi entah kenapa Sarah menyukai tatapan itu.

“Ngomong-ngomong kamu haus ga Luk? Kamu mau minum apa?” tanya Sarah sambil kedua tanganku mengapit ke bawah seolah menjepit kedua payudara Sarah agar terlihat lebih maju menantang Luki.

“Mau Minum teh atau susu?” tanya Sarah sambil tersenyum menggoda Luki.

“Eh.. su.. susu Tante Sarah” jawab Sarah dengan ekspresi gugup sambil terbata-bata.

“Sebentar ya Tante buatin susu dulu di dapur. Kamu lanjutkan jawab soal yang tadi ya!” jawab Sarah sambil bangun lalu pergi ke dapur.

Sarah mulai membuatkan segalas susu putih untuk Luki di dapur. Kemudian dia iseng mengintip Luki dari dapur apakah anak itu mengerjakan tugas? Dan ternyata apa yang terlihat sungguh tak dapat dipercaya, Luki sedang mengocok penisnya sendiri!!

***


Ini semua memang rencana Luki untuk datang ke rumah Sarah sendirian. Selain dia tahu hari ini Tejo tidak akan pulan cepat ke rumah Tantenya, sebisa mungkin Luki segera ke rumah sarah karena sudah sangan ingin sekali menemui Sarah.

Baginya, Sarah adalah suatu obsesi kenikmatan yang ingin dia kejar. Dari awal pertemuannya dengan Tante Sarah, sampai akhirnya acara minum susu bersama, Luki sudah membulatkan tekadnya untuk bisa memiliki sebagian diri Tante Sarah.

Dan sekarang saat Tante Sarah sudah menuju, Luki langsung mengarahkan tangannya kebawah. Pelan-pelan Luki membuka resleting celananya. Ia mengeluarkan “perkakas” pribadinya yang selalu dia banggakan. Memang bentuknya cukup besar dan panjang. Yang bisa memberikan kenikmatan dan kepuasan bagi betina yang beruntung.

“Gw bener-bener gak tahan sama tubuhnya Tante Sarah. Ah gila pengen gw perkosa aja rasanya Tante Sarah, mumpung gak ada Tejo.” ucap Luki dalam hati.

“Aaagrhh kenapa sih Tante Sarah bukan Tanteku. Gw harus dapetin kesempatan pokoknya hari ini!!” ujar Luki lagi dalam hati.

***

Terlihat Luki sedang duduk mengocok penis hitam yang sudah ia keluarkan dari celananya. Melihat hal tersebut Sarah pun menjadi salah tingkah, di satu sisi hasrat seksual Sarah naik melihat kejadian tersebut.

“Apakah ini karena perbuatanku tadi menggoda Luki?” pikir Sarah dalam hati.

Kemudian Sarah pun kembali ke Ruang keluarga sambil membawa segelas susu, Luki yang melihat kedatanganku buru-buru menghentikan aktivitasnya sambil memasukkan penisnya ke dalam celana.

“Sudah selesai jawab soal yang tadi?” tanya Sarah seolah tak mengetahui apa-apa.

“Be.. belum Tante” jawab Luki salah tingkah.

Sarah melihat tonjolan besar menggelembung dari balik celananya.

“Ini susunya, diminum ya.” sambil Sarah taruh segelas susu putih di atas meja.

Tak lama kemudian Luki meminum segalas susu tersebut sambil matanya melirik ke arah dada Sarah.

“Hayoo kamu ngeliat apa?” tanya Sarah dengan senyum menggoda.

Luki pun langsung tersedak mendengar pertanyaan Sarah hingga membuat sebagian baju dan celananya basah. Melihat kejadian itu Sarah pun tak kuasa menahan tawa, lucu sekali melihat tingkah laku Luki.

“Hahaha yaampuun Luki kamu kenapa sihhh dari tadi?” tanya Sarah sambil tertawa.

“Itu karena aku keinget susu ASI Tante Sarah kemarin.” jawab Luki sambil tertunduk malu.

Sarah semakin tertawa lepas mendengar jawaban Luki.

“Ah.. Bodo amat, gw kangen dadanya Tante Sarah itu!” ujar Luki dalam hati.

“Luki Luki... Pantesan aja, dari tadi kamu melihat ke arah dada Tante iya kan?” tanya Sarah sambil tersenyum.

“Shit ketauan, oh biarlah!” kata Luki dalam hati.

Luki pun terdiam dan tak berani menatap mata Sarah.

“Emangnya kamu mau nyusu sama Tante lagi? Sampe kamu ga konsentrasi belajar gitu?” tanya Sarah halus.

“Ee.. loh mancing banget ini Tante Sarah... Gas aja lah..” kata Luki dalam hati..

“Ma.. mau Tante..” jawab Luki gugup.

“Jadi mau ini lagi ya?” sambil kedua tangan Sarah menyentuh kedua payudaranya.

Glekk!! Luki menelan ludah

“Bener-bener deh nih yak! Nakal banget Tante Sarah, duh Tejo beruntung banget lo bangsat!” batin Luki.

“I.. iya Tante..“ jawab Luki semakin gugup.

“Kamu gak suka ya sama dada Tante?” tanya Sarah cemberut menggoda.

“Su.. suka kok Tante..” jawab Luki terbata-bata.

“Kalo kamu suka, boleh kok pegang dada Tante ini” tanpa sadar Sarah menawarkan Luki untuk memegang payudaranya, entah apa yang sedang dipikirkan Sarah.

Mungkin karena hasrat seksual selalu tinggi, maka Sarah yang selalu horny akan perbuatan menggodanya.

“Hah?!”

Mimik wajah Luki yang terheran. Luki jadi bertanya-tanya apa bener ini Tante Sarah dengan sengaja menawarkan untuk memegang dadanya itu? Luki tidak ragu lagi, dia merasa beruntung.

Luki semakin yakin dia mampu mendapatkan sesuatu yang lebih dari sekedar yang ditawarkan oleh Tante Sarah.

“Ehh boleh nih Tante?” tanya Luki seolah tak percaya apa yang baru saja ia dengar.

“Iya boleh!! Kemarin kan kamu gak Tante kasih. Sekarang Tante kasih deh.. cuma hari ini aja loh kesempatannya.” ujar Sarah.

Luki semakin tak percaya dengan apa yang didengarny, ia hanya bisa menelan ludah.

“Dan juga kamu udah ga konsentrasi belajarnya... Sini duduk disamping Tante.” kata Sarah tersenyum.

Ya Sarah telah memantapkan hatinya untuk memberikan sedikit pelayanan kepada Luki. Sejujurnya birahi Sarah sedikit naik, semenjak ia melihat kontol Luki. Sarah terpesona akan bentuknya, ia berkeinginan untuk bisa melihat kontol Luki lebih dekat.

“Sejauh apa ya aku bisa menggoda Luki? Dan membiarkan Luki menjamahku?” batin Sarah, sambil ia tersenyum memandang Luki.

Luki tak akan mensia-siakan kesempatan ini.

“Mumpung gak ada Tejo, gw harus puas-puasin” pikirnya.

Kemudian Luki berpindah posisi duduk disamping Sarah, Sarah pegang tangan kanan Luki lalu mengarahkan tangannya untuk menyentuh Toket kiri yang masih tertutup daster dengan lembut.

“Gimana toket Tante? Luki suka?” tanya Sarah sambil tersenyum.

“I.. iya Tante.. “ jawab Luki lucu dan semakin gugup dengan muka yang merah padam.

“Kalo kamu suka boleh kok kamu perah “Susu” Tante ini.” kata Sarah kepada Luki sambil tangannya mulai membantu tangan Luki meremas dadanya.

Perlahan tapi pasti tangan Luki mulai meremas payudara Sarah dengan lembut, tangan kirinya pun mulai meremas payudara kanan Sarah. Kini kedua payudara Sarah sedang diremas gemas oleh Luki. Kontras sekali warna kulit hitam Luki dengan kulit Sarah yang putih.

“Dada tante Sarah lembut banget, Luki suka” ucap Luki memuji.

Remasan Luki pada dada Sarah mulai agak kencang,.

“Ahh rasanya enak sekali! Aku memang suka dadaku dijamah seperti ini.” ucap Sarah dalam hati.


Kemudian cengkraman Luki semakin kuat, remasannya pada kedua dada Sarah juga semakin kencang seolah telapak tangannya ingin menyentuh semua bagian dada Sarah.

“Ahhh.. Luki..pelan-pelan aja!“ kata Sarah menahan gejolak nafsu.

Sementara Luki sudah fokus memberikan kenikmatan pada payudara Sarah.

“Luk.. pelan pelan dong remasnya.” kata Sarah kepada Luki.

Karena makin lama remasannya semakin kencang membuat payudara Sarah sedikit sakit. Tapi Luki tetap saja tidak mendengarkan dan terus meremas.

“Luk.. ahh.. jangan keras-keras remasnya.. susu Tante sakit niih!” kata Sarah lagi sambil memegang pundaknya.

“Ehh iyaa Tante.. Maaf ya.. habis dada Tante gede dan empuk banget hehe.. Luki belum pernah remas dada seindah punya Tante, jadi gemes.. maaf ya Tante..” jawabnya cengengesan.

“Iyaa tapi jangan keras-keras dong remasnya, Tante gak kemana-mana kok..“ jawab Sarah

“Iyadeh hehe..” jawabnya singkat.

Kemudian Luki mulai meremas lagi dada Sarah perlahan. Ramasan Luki membuat Sarah geli sekaligus nikmat, libido Sarah semakin tinggi. Luki pun juga sama, dia semakin bernafsu terhadap Tante temannya ini. Ia ingin mendapatkan kepuasan yang semakin lebih dari Tante Sarah.

“Habis ini kamu belajar yang serius ya Luk? Katanya mau diajarin? Tante gak mau kamu ga konsentrasi lagi seperti tadi.” tanya Sarah.

“Iya Tante.” jawab Luki singkat tanpa menatap Sarah dan hanya fokus memainkan kedua dadanya.

“Sebenernya lo sendiri Tan, yang mau gw ajarinnn yang enak-enak..” batin Luki.

Sudah lebih 15 menit Luki meremas payudara Sarah tanpa bosan, kadang payudara Sarah diremas kuat-kuat lalu diremas dengan lembut. Sementara Sarah hanya bisa mengigit bibir menahan desahan nafsu yang ingin keluar.

“Ehm... sudah dong Luk, ayo kita belajar lagi ahh.. ” kata Sarah menahan birahi.

“Sebentar Tante.. Sebentar lagi..” jawab Luki tidak memperdulikan Sarah.

Tangannya semakin nakal, dia mulai berani mencubit dada Sarah dengan gemas, terkadang dia menghimpitkan kedua gunung kembar itu.

“Hmmm... Dada Tante Sarah wangi bangettt!! Empuk bangettt!! Luki suka dada Tante Sarah!!” kata Luki sambil membenamkan kepalanya di antara kedua dada Sarah.

Sarah hanya bisa mengelus kepala Luki yang sedang asyik menggesek-gesekan diantara dadanya. Kemudian mata Sarah melihat tonjolan besar dibalik celananya. Sudah ereksi rupanya. Tonjolan yang cukup besar itu sangat menundang Sarah untuk memegangnya.

Tanpa ragu Sarah pegang tonjolan itu.

“Ehh... Tante?” tanya Luki kaget menghentikan kegiatannya.

Sarah yang memang mulai terangsang akibat remas-remasan Luki di dadanya pun, membuat dirinya sedikit kehilangan akal sehatnya. Saat ia melihat tonjolan besar di celana Luki, dia seakan terhipnotis untuk langsung memegangnya.

“Tante tau kok kamu sudah ngaceng kan dari tadi melihat Tante? Coba sini Tante mau liat ‘perkakas’ kamu kaya gimana.” kata Sarah mulai membuka celananya.

Luki menatap tak percaya kepada Tante temannya itu. Luki dapat melihat jelas, bahwa Tante Sarah sudah terlihat naik birahinya. Wajahnya menggambarkan jelas, kalau Tante Sarah sedang dalam birahi. Luki sadar ini kesempatan emas.

Luki tersenyum mesum dan kemudian ia dekatkan kepalanya kearah Tante Sarah. Luki menoleh kearah Tante Sarah sambil berbisik, 

“Luki gak nanggung ya kalau Tante Sarah suka.. Apalagi ketagihan..” kata Luki sambil tersenyum mesum.

“Sudah gapapa, coba Tante mau lihat!!” kata Sarah yang semakin meninggi birahinya.

Kemudian Sarah mulai membuka celana dan CD Luki. Sarah terkejut melihat dari dekat dengan jelas penis hitam yang sudah tegak berdiri karena ukurannya sama dengan ukuran Anton selingkuhannya.

“Bagaimana bisa dia memiliki kontol sebesar ini?” tanya Sarah dalam hati.

Lalu Sarah pegang penis hitam yang sudah berdiri ini, terlihat cairan putih mulai membasahi kepala penis, perlahan Sarah kocok penis hitam Luki dengan lembut. Luki tersenyum puas melihat Tante Sarah memegang kejantannya.

“Gak perlu gw godain atau pancing-pancing. Malah Tante Sarah duluan yang memulai...” batin Luki.

Luki melihat jelas bagaimana tangan putih mulus Sarah perlahan memegang kejantanannya. Sangat lembut rasanya tangan Tante Sarah itu.

“Ahhh Tante Sarah..“ lenguh Luki.

“Enak ya Luk?” tanya Sarah sambil tersenyum.

“Ahh enak bangett Tante! Jago bangettt kocokan Tante!” lenguh Luki.

Kemudian Luki melanjutkan kegiatan meremas payudara Sarah yang masih tertutup daster. Perlahan tapi pasti Sarah percepat kocokan pada penis Luki yang sudah basah dengan cairannya.

“Ahh Tante Sarah..” lenguh Luki.

Sarah seperti mendapat mainan baru, kedua tangannya sudah mengocok penis Luki. Terus dikocok penis Luki dengan intensitas cepat. Sudah 5 menit Sarah mengocok penis Luki dengan kedua tangannya tapi herannya Luki tidak ada tanda-tanda ingin keluar.

“Ahh kuat juga stamina anak ini! Mungkin jika suamiku yang ada di posisi Luki pasti sudah mencapai orgasme.” pikir Sarah.

“Ahh Tante, terus Tante...“ kata Luki menyuruh Sarah melanjutkan mengocok penisnya.

Nafas Sarah pun semakin berat, ia mulai dilanda birahi tingi (sange tingkat kecamatan). Saat ini batang besar yang sedang dikocoknya, sangatlah mencuri perhatiannya. Sakin fokusnya, Sarah tidak sadar bahwa Luki mendekatkan wajah Sarah ke batang itu.

“Tante juga udah gak tahan kan? Luki bilang apa! Tante bakalan suka! Sekarang isep kontol aku!” perintah Luki.

Mendengar ucapan itu Sarah pun kaget. Seakan terhipnotis dengan penis besar Luki yang ada di hadapannya, terlebih lagi Luki menggunakan kata ‘kontol’ yang menurut Sarah itu kasar sekali, namun semakin menaikan birahinya. Sarah pun sempat ragu ketika harus menjilat penis orang lain lagi selain suaminya dan Anton.

Apalagi yang dihadapannya sekarang adalah Luki, teman keponakannya.

“Tak apalah, toh hanya “sekali” ini aja, menuntaskan birahi. Agar kita bisa kembali fokus belajar.” batin Sarah.

Sarah mendekatkan bibirnya ke kontol Luki.


Pertama Sarah cium kepala penisnya, perlahan dijilati lubang kencingnya terus ke bawah batangnya pun dikocok sambil dijilat. Kemudian dikulum penisnya mulai dari atas.

“Akhirnya gw buat Tante Cantik ini nyepong kontol gw! Lihat Tejo!! Lihat Tante binal lo ini gw apain!!!” ujar Luki bangga dalam hatinya.

Terlihat kepuasan pada wajah Luki. Bagaimana tidak, wanita cantik yang dia idam-idamkan bersama teman-temannya dan Tejo, saat ini sedang bersimpuh akan mengisap kejantanan miliknya. Dia semakin bangga akan perlakuannya bersama Tante Sarah saat ini.

Dia semakin yakin, ini akan menjadi awal sebuah jalan baru untuk Luki mendapatkan hal yang makin lebih dari Tante Sarah.

Kembali ke Sarah yang sedang berusaha memasukan kontol besar dan panjang Luki ini. Dalam hatinya Sarah menaruh kagum kepada Luki. Bagaimana mungkin Luki bisa memiliki kenjantanan seperti ini?

Bisa-bisa Sarah akan sering menggoda Luki untuk bisa mencicipi kejantanannya Luki lagi.

“untuk bisa mencicipinya Lagi..?” pikir Sarah.

Ssslllrruppp..

“Ahh rasanya lebih asin dari milik suamiku. Baunya pun lebih menyengat seperti ada bau pesing.. Tapi justru membuat libido ku semakin naik!” ucap Sarah dalam hati.

“Ahhh enak Tante teruss hisap kontol aku!!!” kata Luki.

Tiba-tiba tangannya memegang kepala Sarah, ditahannya kepalanya supaya terus mengulum penisnya.

Ssslllrruppp.. Ssslllrruppp..

Bunyi suara jilatan Sarah.

“Ahh enak banget, Tante Sarah makin cantik kalau lagi ngisep kontol gini..” puji Luki,

Sementara tangannya makin menekan kepala Sarah agar lebih dalam lagi menghisap penisnya.

Ssslllrruppp..

“Ahh.. Luk..”

Ssslllrruppp..

“Aahfffph..” bunyi suara mulut Sarah beradu dengan penisnya.

“Ahh Aku seperti sudah lupa statusku sebagai istri dan seorang ibu, bahkan dengan nakalnya menghisap penis teman keponakanku sendiri!” ujar Sarah dalam hati.

“Aahh Tante Sarah... Luki mau keluar..” lenguh Luki.

Ssslllrruppp..

Mmmm..

“Ahh... keluarin aja Luk..” kata Sarah.

Ssslllrruppp..

“Ahh... Tan... Luki keluaar..” erangnya semakin kuat.

Kemudian buru-buru Sarah lepas penisnya dari mulutnya, dan...

Aaahhh...

Crooottt.. croootttt.. crootttt... crooott... crooott...

Luki orgasme mengeluarkan cairan kental sebanyak 5x di wajah Sarah, cairan spermanya belepotan kemana-mana, rambut dan daster pun tak luput dari cairan putihnya.. Bahkan sebagian spermanya masuk ke mulut Sarah..

“Ahh.. aku telan sebagian sperma itu!! Rasanya asin dan gurih, cairan putihnya lebih kental dari milik suamiku dan Anton! Bisa-bisa ketagihan aku ini!! Duh gawat!!” kata Sarah dalam hati.

“Ahh.. maaf Tante..“ kata Luki terengah-engah.

“Gapapa kok Luk..” jawab Sarah singkat.

“Tante Sarah manis, cantik banget” puji Luki sambil melihat wajah Sarah belepotan spermanya.

Sarah diam saja, kemudian dia ambil tisu di atas meja lalu membersihkan semua sperma Luki yang berceceran di seluruh wajahnya, daster dan beberapa di karpet.

“Yaudah belajar lagi yuk! Tujuan kamu kesini buat belajar kan? Atau emang sengaja berharap dapat lebih dari Tante?” kata Sarah kepada Luki yang masih terdiam sehabis orgasme.

“Hehe..” jawab Luki cengengesan.

Kemudian Luki membersihkan penisnya dan kembali merapihkan diri mereka masing-masing seolah-olah tak terjadi apa-apa. Mereka kembali belajar.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 4 Sore. Kemudian terdengar seseorang masuk ke dalam rumah dan terlihat ternyata Tejo baru pulang, dia sedang melepas sepatunya.

“Tejo ya Tante?” tanya Luki.

“Iya, Luk.. Luki... janji ya, yang kita lakukan tadi jangan sampai bocor!”

Sarah sama sekali tak ingin Tejo mengetahui kejadian barusan, di dalam hati kecilnya ia takut menyakit perasaan Tejo, kalau dia tahu apa yang dilakukan temannya terhadap Tantenya yang disayang olehnya ini.

“Kalau sampe Tejo, maupun temen-temen kamu yang kemarin kesini dengan apa yang kita lakukan tadi, Tante gak akan kasih kalian main kesini lagi! Paham..!!” tegas Sarah kepada Luki.

“Beres Tante Sarah! Asal Luki dapet jatah “Susu” Tante lagi ya!” jawab Luki sambil tersenyum penuh kemenangan.

“Dasar ya kamu tuh bener-bener dikasih hati minta jantung! Boleh aja, asal kalau situasi memungkinkan ya.” balas Sarah tersenyum mesum.

Tak bisa dipungkiri, kenakalannya dengan Luki benar-benar membangkitkan sisi liar terbarunya. Entah kenapa dia jadi membayangkan apa jadinya kalau ada kesempatan berdua lebih lama dengan Luki. Namun bagaimana dengan Tejo?

Tak lama kemudian..

“Tante.. Tejo pulang Tante” kata Tejo.

“Eh Tejo... Gimana tadi kegiatannya?” basa basi Sarah kepada Tejo.

“Wah seru banget Tante, banyak diskusi seru untuk acara yang akan dibikin nanti.” senyum Tejo.

Namun Tejo kaget ketika dia melihat ada Luki seorang diri didalam ruang tamu.

“Ngapain dia kemari? Apa udah lama? Jangan-jangan tadi selama aku gak ada, dia berduaan dong dengan Tante Sarah? Eh kok itu ada sesuatu ya diwajah Tante?” ujar Tejo dalam hati.

“Kok ada Luki disini?” tanya Tejo.

“Hmm.. apa itu Tante? Di wajah Tante apa cairan putih tuh di atas bibir..” tanya Tejo lagi.

DEGG..

Jantung Sarah pun hampir copot..

Ternyata masih ada sisa sperma Luki yang tersisa di wajah Sarah, buru-buru diusap dengan jari lalu Sarah jilat sperma itu. Slrrupp..

“Ohh.. i.. ini..”

“Ini tadi Tante abis minum sisa susunya Doni...” jawab Sarah gugup.

Tejo tidak curiga dengan sikap Sarah, dia merasa tumben-tumbenan Tante Sarah melakukan hal itu.

“Itu ngapain Luki kesini? Sendirian lagi?” tanya Tejo.

“Oh iya tau nih Luki! Tadi tiba-tiba dateng minta diajarin belajar”, jawab Sarah.

“Tau lo bro nethink banget sih sama temen sendiri, lo gak sedih apa kalau sohib lo ini gak bisa bahasa Inggris?” canda Luki.


“Iye iye, tapi ya curiga aja gw sama lo, kan lo mesum banget jadi orang! Lagian bukan urusan gw juga kalo lo gak bisa bahasa Inggris!” ketus Tejo, dia menampakkan ketidak sukaannya atas kehadiran Luki seorang diri di rumah Tantenya.

“Duh Tejo, kalau kamu tadi pulang lebih cepat gak kebayang sih Tante,” ujar Sarah dalam hati.

“Yaudah ya Tante, Luki pamit, makasih banget loh udah diajarin, apalagi asupan bergizi supaya Luki lebih pintar.. Hehehe...” ujar Luki cengengesan.

Luki hampir membuat Sarah shock, “Ini anak bener-bener deh ahhh!!! Emang apa sih asupannya??” batinnya

“Sana balik, ntar dicariin emak lo.” kata Sarah.

Tejo hanya bisa diam dan berpikir penuh tanda tanya. Apa yang sebenarnya terjadi saat dia pergi meninggalkan Tante Sarah sendirian di rumah?

“Tante, Luki bakalan kangen sama susu buatan Tante.” bisik Luki saat dia akan keluar rumahku.

“Wooo,, Maunya!!” jawab Sarah.

“Hehe” jawab Luki singkat.

Setelah Sarah mengatarkan Luki keluar dan menutup pintu, Tejo mulai melontarkan banyak pertanyaan,

“Tante gak diapa-apainkan sama Luki?” tanya Tejo penuh dengan kekhawatiran dan juga penasaran ingin tahu.

“Engga kok, kamu ini maunya Tante dimesumin mulu ya??” Mana mungkin Sarah mengatakan yang sebenarnya terjadi kepada Tejo.

“Udah ah Tante mau ke kamar mau rebahan”.

“Tejo jangan lupa bersihin rumah ya.” sambil Sarah berjalan menuju kamarnya.

***

Karena libido yang masih tinggi semenjak kejadian tadi siang bersama Luki, malamnya sebelum tidur Sarah membayangkan kejadian aktifitasnya bersama Luki. Menghisap penisnya yang berwarna hitam besar sementara Luki meremas payudara Sarah yang berukuran 36b ini.

Tak terasa vagina Sarah sudah basah...

“Gimana kalau aku ingin cari kesempatan lagi dengan Luki ya?”

”Duh Sarah kamu mikir apa sih?”

“Masa mau bermain api dengan teman keponakan sendiri.”

“Udah gila lo ya?” ujar Sarah.

“Hmmm tapi apa gw yakin ya buat bisa gak dientot Luki?”

“Tapi kontolnya itu.....”

“Bikin nagih...”

Isi pikiran Sarah semkain penasaran dengan kontol ABG-ABG. Lalu Sarah memejamkan mata kemudian tertidur.

Entah apa yang akan terjadi selanjutnya antara Sarah dan Luki. Yang jelas Luki sudah akan merencanakan aksi selanjutnya. Luki merasa Tante Sarah sudah memberikan sinyal lampu hijau kepada dirinya untuk beraksi lebih.

“Lihat saja Tante Sarah, aku pasti bisa ngentot denganmu!” ucap Luki sambil berjalan pulang.

===X=X===

Keesokan harinya...

Masih ada yang mengganjal dalam perasaan Tejo atas kejadian kemarin. Tejo kepikiran apa benar Luki tidak melakukan apapun kepada Tante Sarah? Masih terbayang di ingatan Tejo, saat Luki mendapatkan kesempatan kedua menjamah “Susu” Tante kesayangannya itu, di acara minum “Susu” bersama.

Hati Tejo tiba-tiba terasa panas...

“Aaahh perasaan apa ini?? Apa ini yang namanya rasa cemburu?” ucap Tejo.

Tejo tak mau ambil pusing, ia segera bersiap-siap untuk pergi. Hari ini Tejo ada janji untuk rapat bersama teman-teman panitianya. Karena mereka akan mempersiapkan sebuah acara event besar. Tejo bertugas di divisi acara. Tejo meyakini jika dia sibuk hari ini, perasaan gemuruh di hatinya itu akan segera menghilang.

Tapi sebelum itu...

“Tejo, tolong ke Pasar ya.. Ini daftar belanjaannya di meja.” teriak Tante Sarah dari lantai bawah.

“Siap Tante.” jawab Tejo dari kamarnya.

===X=X===

Setelah apa yang terjadi kemarin, pagi–pagi ini Luki ingin melakukan asik selanjutnya. Luki makin terobsesi oleh Sarah. Iya Tante temannya itu benar-benar membuat Luki sangat ingin sekali melepas gairahnya yang menggebu-gebu.

“Hari ini gw harus bisa dapet lebih dari Tante Sarah!” ujarnya.

Luki melangkahkan kakinya menuju rumah Tante temannya itu. Langkahnya jauh lebih semangat dari biasanya. Sesampai di dekat rumah yang berisikan bidadari cantik, pujaannya itu. Luki terdiam sejenak. Mata si Luki langsung terbelalak melihat Tante Sarah pake daster tipis warna cream transparan. Sedang menyapu dan bersih-bersih di dalem halaman rumahnya.

"Mungkin gak pake bra kali keliatan nerawang-nerawang gitu." pikir Luki

Yang mana si daster itu pas banget dengan kulit putih keturunan sunda-cina ditambah rambut kuncir kuda ngeliatin jenjangnya leher dan paha mulus top markotop. Si Tante cantik ini memang bomseks bener, dengan tinggi 161cm berat 48kg dan toket ukuran 36b mana body macem gitar spanyol.

“Ehhh buset, ketemu  Mojang yang bikin kontol gw selalu semangat! Tuh kan langsung ngaceng gini.” batin Luki.

Luki pun langsung menghampiri wanita yang menjadi misinya TO hari ini.

“Hai Tante Sarah! Pagi-pagi udah rajin aja nih bersih-bersih rumah! Halaman rumah Luki sekalian bisa kali!”

Sambil senderan ke pager depan rumahnya ditambah dengan matanya yang jelalatan liatin lekuk badan si Tante Sarah.

Sarah terkaget melihat kedatangan Luk, ada rasa cemas dihatinya.

“Duh mau apa lagi sih nih anak mesum! Mana lagi-lagi pas banget Tejo gak ada..” batin Sarah.

“Ehhh kamu Luk, biar rumahnya bersih.” Sarah masih berusaha menanggepinya dengan baik.

“Hhmm ada apa lagi nih tiba-tiba kesini? Pasti ada maunya lagi kan?” ujar Sarah sambil lanjut nyapu dan cuek.


Luki tak mau merespon pertanyaan si Tante cantik, sebisa mungkin Luki ingin membuat kondisi yang dimana Tante Sarah tak akan punya celah menolak kedatangan Luki hari ini. Bagaimanapun juga tekad Luki untuk hari ini harus berhasil! Gagal atau Sukses..?? Yang penting Berhasil..!!

“Yee udah bersih tuh, apa mau dibersihin biar kaya body Tante? Susah kalo itu mah haha..’’ Sambil tiba-tiba masuk aja ke dalem halaman rumah.

“Duh kamu nih bisa aja Luk, eh eh kok main masuk-masuk aja ke rumah orang sihh.” Gerutu Sarah karena sebel dengan kelakuan si Luki yang tiba-tiba nyelonong masuk ke rumahnya.

“Yaelaah Tan.. Luki udah beberapa kali main kesini juga, lagian hauss nih tante.” sengawurnya Luki nyeletuk sambil celingukan.

“Hmm yang lain pada kemana tante? Perasaan rumah kosong terus deh.” selidik Luki untuk memeriksa keadaan rumah.

“Ya nggak gitu juga kali Luk! Kan ada sopan santunyaa!” bentak Sarah. “Om kan lagi kerja diluar kota, gimana sih. Kalo si Tejo lagi ke pasar tante suruh belanja.”

“Kenapa? Kamu haus beneran?” selidik Sarah balik.

“Haus benerann lahh, masa boongan sih tante.” ujar Luki.

Dengan terpaksa Sarah menghentikan kegiatannya gara-gara si cecunguk ini. Sarah berpikir ini anak gak boleh dibiarin makin bertingkah. Sarah gak mau kejadian tempo hari terulang lagi. Bukan gak mau bermain api dengan Luki, tapi entah mengapa Sarah memiliki rasa bersalah kepada Tejo..

“Yang ada haus ngerjain lo kalii tante!” batin Luki.

“Eh..iyaa pas banget nih rumah kosong kan berarti. Ehm.. gw bisa nih kerjain lagi Tante Sarah. Bodo amat udah konak liat yang beginian.” pikir Luki begitu.

“Iya Luki haus Tante.. Masak harus bilang 2 kali sihh..’’ sambil ngedeket kearah Tante Sarah.

Plakkk!!

Tangann Luki mulai berani nepok pantat sekel Sarah dari belakang itu.

“Awhhhhh... Lukii!! Yang sopan dong uhh!!” dengus Sarah.

Sambil kaget pantatnya ditepok sama cowok yang seangkatan dengan keponakannya, si Tejo.

“Ehmmm ini kan sopan Tante, kalo kaga sopan tuh gini...’’

Nyutt!!

Tangan si Luki meremas kenceng pantat Sarah.

“Awhhhh Luki!! Ahh bandel amat ya kamuu!!” sambil agak ngebusung badannya gegara diremes gemesh gitu.

“Nih anak mesum banget sih gila! Pantat gw lagi yang digituin!! Udah pernah dinenenin dan disepong makin menjadi gini si Luki!” ujar Sarah dalam hati.

Ada rasa sedikit penyesalan di hati Sarah, tapi ya sudah lah, sudah terjadi pikirnya. Kemudian sembari habis nepok, Luki mulai ngeluyur jalan kearah pintu.

“Eh Tante.. Bau enak apaan nih Tante? Lagi bikin kue yak?’’ ngebuka pintu rumah seenaknya gitu.

“Heh hehhh Luki!! Kamu kok main masuk aja sih??’’ sambil Sarah jatuhin selang dan nutup selang buat nyiram air.

“Duh nih anak bandel banget siih!! Sebel banget gw!!” batin Sarah.

“Hmm habis gw bilang haus kaga di kasih.. Ya gw masuk-masuk aja sih hahaha..” sambil ketawa Luki masuk ke dalem rumah duluan.

“Udah udah kamu tunggu disini aja napa Luki.” kemudian Sarah lari kecil ke dapur ambilin es jeruk dari kulkas.

“Nah gituu kekk Tante! Hahaha..” langsung di comot tuh es jeruk langsung diminum sama si Luki.

Tumpah-tumpah dikit dengan cara si Luki minum yang seenaknya itu.

“Ahhh enakk banget tantee maacih ya!’’

“Iya, udahh yahh sekarang pulang deh kamu sana. Tante mau beres-beres rumah lagi. Mumpung Doni lagi tidur.” cerosos Sarah.

Wajah Sarah berubah cemberut, tapi yang ada dilihat sama si Luki malah monyong-monyong kaya minta dicium.

“Lahh kenapa jadi gw diusir nih Tante?? Ye ellahhh ajarin gw bikin kue dulu dong ituuu.’’ Luki merlihat ada adonan kue yang belom jadi. Dia merasa, dia mampu membuka peluang dari moment ini. Luki pun menarik tangan Sarah ke dapur.

“Ehh.. ehhh.. Ga ahh Tante ga mau Luk!! Entar gagal lagi kuennya. Udah sih, pulang deh sana Luk!” ujar Sarah yang bener-bener ingin mengusir Luki dari sini.

“Tante sibuk.” ucap Sarah yang sambil ketarik tangannya dan pasrah ngikut Luki ke dapur gitu.

“Gapapaaa, gw gagal juga gw makan kok Tante! Tenang aja..Hehehe. Lagian sibuk apaan?” tanya Luki.

“Orang gak ngapa-ngapain juga kan? Hmm sini udahh.” paksa Luki sambil tetep menahan tangan Sarah.

“Ayo Tante, gimana caranya bikinnya nih?” Posisi si Luki di belakang Tante Sarah, tangannya si Luki megangin tangannya Tante Sarah dari belakang.

“Ihh.. kamu ini maksa banget sihh ahh!”

“Hufhhhtt!! Ya udah yah, habis ini Tante ajarin.. Habis kamu itu pulang?” sambil bilang ke Luki sebelum mulai, karena Sarah udah sebel banget dengan kelakuan seenaknya nih anak.


Sebenarnya Sarah pun takut berduaan dengan Luki, dia takut kalau Luki akan meminta macam-macam darinya, seperti kemarin Luki niatnya belajar malah jadinya nenen dengan Sarah bahkan sampe disepong olehnya. Lagi pula hari ini pun Sarah sama sekali tidak mood untuk nakal-nakalan.

“Iyaa janjii dehh.. Habis jadi terus makan, ya gw balik. Emang mau ngapain lagi disini.. hahaha?” singkat jawaban si Luki ini.

“Ga bakalan balik gw Tan! Sebelum dapetin apa yang gw mau.” pikir Luki makin jadi.

Sarah pun dengan rasa terpaksa mulai mengajari Luki cara membuat adonan kue.

“Gini nih caranya.. Liatin..” Sarah mulai ngajarin Luki dengan nguletin adonan sisa itu.

“Eh.. gimana tuh ajarin dong! Tangan ku bener gak nih Tante?” Luki ngomong sambil ngedengus ke leher Tante Sarah dari belakang, ditambah tangan Luki numpuk tangan Tante Sarah buat ngulenin adonan tersebut.

“Sumpah!! wangi banget lagi nih Tante Sarah!! Mana semoknya dari belakang bikin ga nahan!” batin si Luki.

Luki mulai terangsang. Ia tidak mampu menahan birahinya sendiri ke Sarah. Kejantanan Luki mulai berdiri tegak, dan gundukan di selangkangannya akibat kontolnya sudah tegang sedikit demi dikit ditempelin ke arah belahan pantat Tante Sarah...

“Iyaah, udah.. hmm bener gitu kok.” gumam Sarah.

“Ehhh apaan nih kok keras-keras di pantat gw... Hhm mana geli banget leher gw shh nakal banget sih nih anakk.” batin Sarah.

Agak risih sedikit dan mulai kebingungan, Sarah tetep cuek dan tetep ngajarin cara membuat adonan kue ke Luki. Sarah bener-bener tidak tahu apa sebenarnya rencana Luki. Sarah pun juga masih berpikiran bahwa Luki tidak akan senekat itu untuk melakukan hal yang lebih macam-macam padanya.

“Hmm terus ngulenin nya gimana dong? Biar jadi kenyel?” tanya Luki

Waktu ngomong kenyel, tangan si Luki yang dari belakang itu mengarah ke samping dada si Tante Sarah, sedangkan “perkakasnya” mulai di teken-teken ke pantatnya Sarah.

“Ehh?!..” kaget Sarah atas langkah yang dilakukan Luki.

“Ini diteken, diremesh gituuh shh.. Adonannya mmhm..” Sarah masih cuek aja fokus ngajarin.

“Hmm diteken gini yak Tan?” tanya Luki.

Saat bilang itu pun, bibir Luki sengaja dikenain ke telinga Tante Sarah dan sesekali dikenain ke tengkuk lehernya yang jenjang itu. Sambil batang kejantanannya makin diteken dan mulai digesek-gesekin naik turun ke belahan pantatnya Sarah.

“Iyaa gituuuhh,” desih Sarah spontan.

“Ehh.. ehhh.. Luki!! Kamu ngapain sihh duuuhh!!!” Sarah langsung menengok ke belakang sambil memutar badannya ke arah si Luki.

Dan saat itu pula...

Aumphhhhhhhmmm..

Hmmpphh... srlpppp..

Seketika saat menengok kebelakang, langsung bibir Sarah disamber oleh mulut Luki.

“Saatnya beraksi!” batin Luki.

“Ehmm aku lagi ngulenin roti Tan.” sigap tangan si Luki langsung grepe-grepe dada Tante Sarah.

“Ahmmm...shhh.. Lukiii...mm...”

Sarah cuma bisa berontak sambil mencoba dorong badan Luki ke belakang.

Smmph.. srlppphh..

“Gemeshhh gw sama lo Tante Sarah!!”

Ngomongnya si Luki pun mulai ngawur. Di otaknya udah pengen menaklukan tubuh Tante Sarah. Tangannya Luki yang belepotan adonan kue warna putih itu, sekarang menggrepe-grepe dadanya Tante Sarah dengan gemes.

“Hmmmmmhh..shhhh.. lepasihnnn Luki!!”

“Jangaan ahh!! Tante gak mau kamu giniin.. ehshh..” ujar Sarah sambil mencoba mendorong Luki.

“Duh gila nih anakk!! Beneran bisa nekat ternyata! Aduh!!” batin Sarah.

“Udah Tante Sarah nikmatin ya. Luki mau ngasih sesuatu yang enak buat Tante.” paparnya.

Dengan batangnya yang sudah hampir tegak sempurna, Luki mulai gesekin naik turun, tangan kanan mulai menjelajah bukti indah Sarah.

“Eh.. gak pake daleman ya Tan?”

Jemari Luki merasakan sesuatu yang menonjol di area dadanya Sarah. Dan ia pun langsung memainkannya. Menggesek pelan, sedikit memberi sentilan.

“Udah.. udahh Lukkkk... Jangan pliss... Luki stoppp... hmmm shh ahh...”

Sarah berontak, tapi saat disentil pentilnya, membuat Sarah nggelinjang hebat..

“Duh kokk bisa enakkk sihhh.. Oh iyaa.. dia kan pernah ngehamilini anak orang... Udah berpengalaman..” batin Sarah.

“Sshh.. Lukk.. Jangan...”

Sarah masih mencoba untuk menghentikan Luki. walapun keihatannya akan sia-sia.

“Jangan berhenti maksud lo Tan?” jawab Luki.

Tingkah Luki semakin menjadi-jadi kepada Tante Sarah, Ia benar-benar ingin mendapatkan semua kenikmatan yang ada di tubuh Tante Sarah. Dari awal dia dapat “Susu” dari Tante Sarah, semenjak hari itu dia terobsesi dengan keindahan tubuhnya.

“Gemesh gw njir. Eh.. apaan nih mancung-mancung tegak?” batin Luki.

“Lo nakal yak tan? Hmm gak pake daleman gini ternyata. Mau ngegodain laki-laki yang lewat ya? Hmmm?” tanya luki.

“Ahhhh shh.. Hmmm Lukii stooppp...!! Ee ...enak aja kalo ngomong!! Jangan sembarangan ya kamu eshhh!!”

“Tannte em..mang sukaa gak pake bra pas dirumahh,.. Aghh... Ahhh.. Luki jangaan.. ahhh!! Puting ehmm tante duuh.” Sarah pun mencoba berontak karena kegelian. Yang ada batangnya si Luki makin kegesek sama pantatnya.

“Puting? Ini namanya PENTIL Tante! PENTIL!!”

Sengaja omongan Luki menjurus vulgar biar merasuk ke otak si tante Sarah.


cewek amoy
Tante Sarah
“Bakal gw ajarin lo Tan! Ngomong macem-macem hal begini!” batin Luki, sambil menggesekkan batangnya naik turun dan diteken sampe badan si Tante Sarah kepepet di meja makan.

“Lukii!! Lukiii.. ssh.. Pleasee shhh stopp dong hmm...” Sarah bener-bener memohon kepada Luki. Sarah merem melek sambil gigit bibir bawah geleng-geleng dibuatnya.

“Kenapa? Gak ada suami dan Tejo, lo jadi nakal gini ya Tan? Luki tau Tante itu binal dari waktu tante ngasih susu ASI nya Tante!! Luki tau tante nakal!!” cecar Luki ke Sarah.

Plakkk!!

Sambil nepok-nepok pantat si Tante Sarah dari belakang dan di grepe gemesh.

“Ini kok ada adonan lagi ehmm disini?” tanya Luki sambil mencupang tengkuknya Tante Sarah.

Smmch.. Muuchhh... Ssmuachhh...

“Awhhhh.. Ahhh... Lukii.. shhh.. Jangan di tepokin gituu dong..”

“Ehmm,.. Shhh stopp Luki please!! Ahh ntar meraaahh!!” pinta Sarah.

Sarah mulai panik lehernya dan tengkuknya dicupangin ganas sama si Luki.

“Duh gawat ini..” batinnya.

“Kan cara bikin kue apemm gini kan? Ditepok.. Ditabok.. Diremes.. Ditekenkan Tan?” bales Luki.

“Ta..tapii essh.. itu bukan adonan Luki.. hmm... Jangan digituin terus..hh... Bahaya ahh!” jawab Sarah dengan panik, sambil pegangan meja di depan karena dipepet.

“Ehhh merah ya?”

Ehmm... Srlpphmm...

“Bikin merah yak Tan, kalo dicupang gini?” tanya Luki sok polos.

Shmmchh... Mschhhmm.. Mmm...

“Lucu dong ehmm.”

Bukannya mereda, Luki makin beringas. Si mesum Luki ini ngebikinin merah-merah leher jenjang Tante Sarah.

“LUKI!!!! Berhenti... mmh.. bikin merahhh leher.. Shhh tengkuk Tantee ahh.” pinta Sarah yang tak digubris Luki.

“Ini apa? Ini namanya roti apa? Pantat semok? Sekel?” sambil digrepe oleh Luki, jari-jari si Luki kadang ke ujung bibir memeknya si Tante Sarah dari belakang.

“Takut ngecap Tan? Kan bagus hmm.. Bekas dicupang nyamuk gede hahahaha..”

Smmchh... Smmmchh...

Leher belakang Tante Sarah bener-bener merah...

“Ahhhhhhh.. Luki... stopp ahh.. Hmmm berhenti pleasee.. Bahayaa jangan digituiin!! Na..nnantii.. Tantee.. mm..ahh” Sarah memohon dalam kebimbangannya.

“Tuh kan Luki merah kan!! Udah stopp dongg.. guuhhghh”

Sarah pun nengok kebelakang dikit dan makin panik karena cupangan-cupangan Luki mulai mengakibatkan efek tersendiri kepada tubuh Sarah.

Akhirnya si Luki pun jongkok dan mulai ngerjain pantat Tante Sarah dari belakang.

“Luki shhh mau ngapain kamu?? Shhh dibelakang situ jongkok?” makin panik Sarah ngeliat kelakuan si Luki.

“Duh gimana nih...Njiir kelakuannya mesum...mmh..banget gila!! Aduhh jadi horny kan!!” batin si Sarah bergemuruh.

“Mau ngulenin kue apem dong.. Ehmm Tante Sarahhhh hahaha..” ujar luki.

PLAK! PLAKK!! PLAKKKK!!

Luki langsung mulai mainin pake jari, sesekali ditepok tuh bongkahan pantat yang nungging kaya bebek dengan gemeshh.

“Ahhhhh Luki jangann!!’’

Waktu ditepok pantatnya lagi Sarah mulai keceplosan..

PLAK! PLAKK!! PLAKKKK!!

“Ahh...hmm.. Luk,.. Enak..ngh”

“HAHH?! Bilang apa gw barusan?” batin Sarah.

“Ehh... Stophh... Shh... maksud Tantee...”

Tubuh Sarah terlanjur merespon dengan cara lain. Kepala Sarah pun mendongak sambil menggigit bibir bawah karena mulai keenakan. Sarah berpikir keras untuk menahan gejolak yang datang karena ulah Luki.

“Hehehe”

Luki terkekeh melihat Tante Sarah sudah mulai bereaksi seperti yang ia inginkan.

“Sebentar lagi...” pikir Luki.

Tiba-tiba Tejo yang tadi lagi belanja kepasar, balik. Dengan posisi masih si Luki di bawah meja makan. Ia tidak dapat melihat kedatangan Tejo, tapi sayup-sayup ia mendengar adanya suara langkah kaki dari ruang tengah.

“Pasti Tejo nih?” batin Luki.

“Tante aku pulang!” teriak kenceng si Tejo begitu masuk rumah dari pintu depan.

Hehhhg??

“Lukii stopp.. Tejjj..Tejooo.. pulang.. Stop donng please..”

“Iii...iyaa Tejo”

Dengan rasa panik sembari dibalesnya panggilan Tejo tanpa sadar oleh si Tante Sarah.

“Enak Tan? Hmm keceplosan ya Tan? Hahaha makin bagus dong kalo Tejo balik kesini!” jawab Luki sambil nguyel gemesh bibir memeknya Tante Sarah dari luar.

Tejo pun jalan ke dapur..

“Tan itu kok ada sepatu orang lain di depan? Punya siapa tuh?’’ tanya Tejo linglung dan agak capek keringetan, sambil bawa belanjaan di tangan kanan dan kirinya, dan berhenti di deket ujung meja makan deket kulkas.

Sedangkan si Luki coba mengintip dari bawah, sambil ngerjain pantat dan memek si tantenya.

“Ehmm shhhh duhh Luki!! Bisa gila ini pantat sama memek gw kalo diginiin terus... Bisa.. nghh’ batin Sarah dan lupa ngejawab pertanyaan dari si Tejo.

Yang ada malah pura-pura ga terjadi apa-apa sambil gigit bibir bawah nahan desah pas ada Tejo.

“Tante? Halo? Kok gak dijawab? Itu tadi sepatu siapa?” tanya Tejo lagi sambil liatin muka Tante cantiknya kebingungan.

“Ya iya lahh Tante lo yang cantik dan aduhai ini lagi keenakan! Mana mungkin dia bisa konsen jawab Jo!” batin si Luki sambil cekikikan dalam hati.

“Hmmmhhh i...itu sepatu tadi ehm.. temen tanteesh.. nitip shh” jawab Sarah agak ditahan.

Sesekali goyang-goyang ke kanan ke kiri gegara itu memeknya dimainin sama si Luki mesum.


“Temen nya yang mana tuh? Laki-laki ya? Sepatunya, sepatu cowok aku lihat Tan. Oh iyaa btw ini udah selesai belanja nih Tan.” sesekali ngeliatin muka Tante Sarah yang agak aneh dan ga biasanya.

Sekarang ini tangan si Luki mulai nakal ngegesekin kue apem tante Sarah yang kebungkus cd warna putih pake ujung jari, diuyel-uyel pake ujung jari. Dan tangan kanannya sesekali ngeremes-grepe gemesh bongkahan pantatnya.

“Busett mantep bener ini pantat yak! Hahaha..” pikir si Luki makin sange sendiri.

“Ituu punya.. hmm anaknya temen Tantee. Tadi mamanya kesini Tejooo. Hmm iya makasi..aah ahhh anu itu Jo.. ta taro.. meja ajaa ya. Hmmm shh!!’’

Omongan Sarah agak belepotan sambil merem melek nahan desahan. Dimana pantatnya ga bisa diem goyang dikit.

“Duhh sialaan banget sih si Luki!! Bikin gw ehmm jadi ginii!! Ta..tapi.. kok ehmm sensasinya aneh ya shh...” pikiran si Sarah mulai goyah.

“Oalah gitu yaah. Ngomong-ngomong tante kenapa deh? Dari tadi kayanya aneh bener, merem melek gitu mana keringetan lagi. Bentar dong Tan, entar ternyata ada yang kurang lagi belanjaannya kalo main ditinggal. Aku buka ya disini biar tau apa yang kurang.”

Tejo meletakkan belanjaan itu ke atas meja, dan mulai ambilin satu-satu dan bikin lama ia di dapur.

Sedangkan tangan si Luki mulai remes dan kaya belah duren gitu. Biar tuh pantat Tante Sarah makin ngebuka. Terus ditarik pake jari telunjuknya, cd Sarah ke arah samping. Mulai deh dimainkan itu bibir memek Tante Sarah tanpa cd.

“Gapapa Jooo.. Ahhhh..”

“Aaghh asal kamu tahu Tejo.. Tantemu ini lagi dinimaktin lagi sama Lukiii!!.” batin si tante Sarah.

“Hhmm Tejo... Tante boleh minta tolong lagi?”

“Apa Tante?” tanya Tejo.

“Tolong ajak Doni keluar ya, dia belum dijemur, gapapa sekalian kamu aja keliling komplek. Tapi hati-hati ya Jo.” Sebisa mungkin Sarah menjaga kondisinya saat bilang seperti itu.

“Okay Tante!” balas Tejo.

Sarah kemudian mengigit bibir bawahnya sambil nengok dikit ke bawah ngeliatin si Luki yang udah makin lepas kontrol.

“Aduuuuuh gila bangeet ini gw dikerjain abis-abisann!! Pantat gw!! Hmm kalo udah dimainin begini lama-lama bisa keluar juga shh... Binalnya..nghhhh”

“Bahayaa.. bangsattt emang Luki! Ini semua gara-gara kejadian sebelum-sebelumnyaaa!!..”

Waktu Sarah nengok ke bawah, si Luki malah nyengir mesum sambil makin asik sendiri mainin mainan barunya di bawah meja makan. Tangannya gak luput grepe terus bongkahan pantat yang sekel abis, uyelan dari jari-jarinya itu berubah jadi gesekan naik turun.

“Tante, Tejo keluar ya ajak jalan Doni.”

“Iya Jo.. Doni baik-baik ya jangan rewel diajak jalan-jalan sama Mas Tejo” ucap Sarah sambil sedikit tersenyum.

“Hahaha..” Tejo tertawa mendengar ia dipanggil “Mas” oleh Sarah.

Tejo pun jalan keluar, dan saat terdengar pintu depan sudah tertutup...

“Awhhh stopp Lukkkkk!! Aaaarghhhh.. udahh.. ahh sana pulang.. nghhhh...”

PLAKKK!!!

Sarah ngedongak keatas waktu ditepok pantatnya sama Luki.

“Hehehe, bener nih nyuruh Luki pulang? Bukannya Tante udah sengaja nyuruh Tejo pergi supaya kita bisa lebih lama kan?”

Kemudian Luki mengangkat badan Tante Sarah, dinaikin ke atas meja makan.

Ga perlu basa basi begitu pas duduk dimeja, langsung dicaplok itu bibir Tante Sarah yang tebel tapi kecil sama Luki.

Auhhmmpphhhhh ehhmmm srlppp elellele ehmm.

“Ahhh.. awhh.. Luki.. hshh.. kamuu mau ngapain siih ahh..” ucap Sarah sambil mendesah.

Mmmmm aumphh ehmm.

Belom selesai bicara bibir Sarah langsung dicaplok lagi oleh Luki.

Sarah sudah di kondisi yang tidak bisa melawan lagi dari Luki, bahkan ia tidak mau melawan. Rangsangan saat di bawah meja oleh Luki tadi, bagaikan tombol saklar untuk menyalakan api birahi Sarah yang binal.

Dia memang sengaja membuat Tejo keluar dari rumah lagi. Pertama, ia sudah terlena oleh permainan Luki, ia tidak mau terganggu oleh Tejo dan Doni. Kedua, ntah kenapa ada perasaan yakin dari diri Sarah, bahwa iya akan mendesah selepas-lepasnya.

Dan tentu ia tak mau Tejo mendengar lolongan kenikmatan Sarah yang dihasilkan oleh temannya. Di saat seperti ini, masih ada sedikit akal sehat Sarah untuk tidak menyakiti perasaan Tejo. Karena ia tahu Tejo jatuh hati pada Tantenya sendiri ini.

Bagaimana kalau nanti Tejo tahu, kalau saat ini temannya sudah berhasil lebih dulu menikmati lebih banyak dari apa yang pernah Sarah berikan kepada Tejo. Atau lebih tepatnya, temannya lebih duluan menikmati Sarah dibanding dirinya.

“Nyusahin aja nih celana dalem.” ucap Luki sambil melepas kain penutup kecil itu dari tubuh Sarah.

“Hmmmm shhh ahh..’’ batin tante Sarah mulai bergejolak antara diem-diem masih malu padahal mulai pengen.

Sekarang gantian, celana yang dipake Luki, buru-buru dilepas. KONTOLnya yang dari tadi kekurung sekarang lepas, ngacung gede banget di depan tante Sarah. Sambil menciumi bibir dan wajah Tante Sarah, Luki pun menampar gunung indah milik Tante Sarah.

PLLAKKK !! PLAKK!!!

“Smoochhh ehmmm ehm.’’ cipokannya turun ke leher, dicupanginnya sampe merah.

“Ahhhh Luk!! Ehmm shhh’’


Gak sadar tangannya si Tante Sarah mulai ngalungin ke leher Luki.

“Ahh benda gede itu lagi...” ucap Sarah.

Matanya Sarah ga bisa lepas dari kontolnya Luki yang ngacung seusai dibuka dari celananya itu. Ini kedua kalinya Sarah melihat batang kejantanannya Luki.

“Ehmm yang gede apaan Tan? Emang ga punya nama ini Tan?” tanya Luki.

Smmmchhh..

Di sela cupang sambil diulang berkali-kali pertanyaan tersebut oleh Luki. Lehernya bagian kanan si Tante Sarah bener-bener udah merah.

Kontolnya si Luki mulai digesekin ke bibir memeknya. Tapi saking gedenya, sesekali ngegeseknya sampe kena perut diatasnya memek.

“Hmmmmm ituuu...shhhh... kamu gedee... hmhh.. Lukii...’’Malu-malu kucing dibales oleh si Tante Sarah.

“Ini namanya KONTOLL!!!” ucap Luki dengan tegas.

Sambil tangannya maju ke arah mulut si tante Sarah, terus dimonyongin pake tangan si Luki. Kontolnya ga luput tetep gesekin kearah itil tante Sarah.

“Ngerti Tan?”

Dibales dengan anggukan dan merem meleknya mata oleh Tante Sarah.

“Apaan Tan!! Kok ngangguk doang??” makin dimonyongin bibir Tante Sarah sama tangan si Luki.

“Ihh... Iyaah Kontol Luki... Gedee” dibales oleh Tante Sarah.

Otak tante Sarah udah mulai kemana-mana terutama tertuju gimana memeknya puas. Tangan tante Sarah langsung ditarik Luki, dan tepok pantatnya biar agak majuan di meja makannya.

PLAKK!

Lalu dibikinnya Tante Sarah berlutut di hadapan si Luki. Langsung yang namanya KONTOL itu ditepukin ke muka tante Sarah yang lembut, kenyel cakep itu.

“Kalo gede harus diapain yang namanya kontol emang Tan?” tanya Luki.

“Hmm... hmm..ha.. haruus...dii.. isepp?” sambil mukannya ditepokin sama yang namanya Kontol gede.

Mata tante Sarah ga bisa diem ngeliatin itu kontol kemanapun gerak.

“Di isep? ehmm emang titit di isep?.. Hahaha”

“Kalo yang namanya KONTOL, inget ya KONTOL itu di SEPONG Tan!” bentak Luki ke Sarah.

Bener-bener omongan vulgar itu keluar dari mulut Luki, diajarinnya biar terbiasa dengan omongan yang vulgar ke otak si Tante Sarah. Sembari dilepetin itu kontol ke mulut Tante Sarah, Luki ingin biar bau kontolnya itu nyengat ke otak Tante Sarah.

“Iyaa.. Tante... hmmm.. sepong ko.n...kontol kamu sini..” ucap Tante Sarah sambil belepotan.

Sarah semakin terbuai dengan cara Luki, ia merasakan sesuatu yang berdeda dari permainannya Luki. Dan itu benar-benar meninggikan birahi Sarah.

“Sarahhhh!!! Lo kenapa jadi binal gini!! Semua gegara.. ehmm,, kontol gede ini!!” batin Sarah mulai berontak.

Sarah kemudian melirik lagi ke arah Luki.

“Ya emang harus lo sepong Tan!!”

Terus-terusan ditepokin batang kontol hingga palkonnya ke mulut tante Sarah. Lalu dijambak rambut depannya biar puas bisa ngeliatin muka sange Tante Sarah.

“Hmm mana?! Hmm mana sepongnya?!” pertanyaan perintah Luki kepada Sarah.

Sarah membuka mulutnya...

Aahhhh..

Hemmmpp...

Srlupppp... Srlupphh...

“Sepongin Tan! Sepongin sampe dalem masuk semua!” perintah Luki.

Sarah semakin intense mengemut batang milik Luki..

“Ohh shit! Njiir enakkk bangett mulutmu Tan! Uhhhs fuckkk’’

Tangan si Luki gerak cepet, kepalanya Tante Sarah pun digerakin ke samping. Biar ia dapat melihat pipinya Sarah seperti lagi makan sosis atau bakso gitu. Menggembung...

Hemmmmpph..

Ahghhhhh..

Cloockk... clook...

Sepongan tante Sarah makin intense sampe ke tenggorokan, belepotan sir liurnya di bibir Tante Sarah sampe air liur pun menetes.

“Tante Sarah kalo udah kena kontol jadi gini ya lo Tan? Hm? Ini namanya apaa sih?’’ sambil Luki ngelepasin kontolnya dari mulut tante Sarah, terus palkonnya dikasih di depan mulut tante Sarah persis.

“Ini... Ko kontoll...hmm..’’ ucap Tante Sarah, sambil pake ujung jari telunjuk.

Mukanya pun udah sange. Seluruh birahi yang ada di dalam diri Sarah memuncak.

“Hmmm kok kontol Tante? Bukan titit... Hmm?”

Luki makin mengesekkan kontolnya ke mulut Tante Sarah biar belepotan air liur Sarah. Semakin belepotan semakin bikin si Luki sange.

‘’Iii..ini... gedeee.. Sshh ...bikin ketagihhann...” ucap Sarah yang makin naik birahinya, dia sedang di ambang batas logika.

Dia sedang tak bisa sepenuhnya mengontrol dirinya. Kenakalan yang sudah naik levelnya pada dirinya, selalu mendominasi akal sehatnya di situasi seperti ini.

“Ssssh...Luk...Tante pengeen...” dengan mukanya Tante Sarah yang manja sambil cemberut sange.

“Pengen apa Tante Sarahku yang cantik?” tanya Luki yang dia udah tahu banget kalau wanita cantik yang sedang bersimpuh di hadapannya ini udah sange berat..

“Badjingan emang Lukiii..!! Bangsattt ahh gw sangeeee...” batin Sarah.

“Pengeeen apa tanteeeee?” Luki menegaskan pertanyaan lagi...

Tante Sarah menatap mata luki dengan pandangan sayu. Dia tahu kalau keesokan harinya pasti akan ada hal-hal yang akan terjadi lagi antara dia dan Luki. Ini semua karna kebinalannya Sarah, iya karena sisi liarnya Sarah yang ingin menggoda teman-temannya Tejo.

Dengan menarik nafas dan kemudian tersenyum, “Tante Sarah mau...” ia melirik kearah Luki “KONTOL.” jawab Sarah sambil kembali memasukkan kontol Luki ke mulutnya.


“Kamu emang nakal Luk!! Kamu bisa banget mancing birahi tante sampe kayak gini!!” ucap Sarah.

Aaaahhh...

Ssssstt..

Aaahhh..

“Enakkkkk!! Enakkkkk bangett Lukkkk!!!” Oouuuhhhh... racau Tante Sarah yang sepertinya bakal orgasme lagi buat kali ketiga.

Mungkin memang sudah takdir kalau “hal” ini harus terjadi dan harus diselesaikan dengan cara yang “benar”.

Ketika gerakan maju mundur pinggul tante Sarah semakin liar dan tak terkendali, Sarah pun gak sadar kalau gerakannya maju terlalu jauh yang berakibat kontol Luki lepas dari jepitannya, dengan reflek Sarah pun memundurkan kembali pinggulnya.

Dan...

Bleeessss!

Mata tante Sarah melotot dan mulutnya terbuka lebar, wajahnya menunjukkan kaget yang luar biasa saat dia merasakan ada benda tumpul yang keras masuk ke rahimnya.

Aooouuuhhhh... Aaakkhhhhh..

“k.. k.. kok.. bissa..enn.. nak.. bangeet siihhh..?! GEDEE bangeett...!! Aaawwwh.. kerrraaaassss.. kontolnya keraaaasss!”

Oooouuuwwhhhh..teriaknya.

Ya akhirnya Luki berhasil menghipnotis tante Sarah dengan permainannya. Semenjak cumbuan intense yang Luki berikan selama di dapur, akhirnya membuat Tante Sarah memohon untuk diselesaikan dengan dewasa.

Dientot... oleh Luki..

Ploookk... Ploookk... Ploookkkk...

Kira kira seperti itu lah bunyinya.

Tante Sarah pun menahan rasa nikmatnya dengan mencupang leher Luki dengan ganas, kemudian beliau berbisik di kuping Luki.

“Lukiiii... kontol... kamu... kok, enaaakk.. bangeeeettt?! Gedeee.. keraaasss..”ujar Sarah.

“Inget kan Luki pernah bilang apa ke Tante Sarah?” jawab Luki sambil tersenyum ke Sarah.

“Jjj..angann.hgg ny..nye..sell ka..llauugh saa...mppegh.. ketagihan..arghh!!” ucapnya Sarah terengah-engah karna sedang menikmati sodokan kontol Luki.

Luki bahagia sekali, rencana dia hari ini terhadap Tante Sarah berjalan dengan sempurna. Seakan takdir memang menginginkan persetubuhan ini terjadi.

Dengan tidak adanya Tejo hari ini pun, sudah menjadi pertanda bahwa rencana yang ia miliki terhadap Tante Sarah akan berjalan dengan baik!

“Uggh memek.. tanteee.. juga.. enaakkk.. sempiiiit bangeeett..” balas Luki sekuat tenaga. “Udah sering dipake kan padahal?”

Ahh... Ahhmmwhhhh...
“Jawab Tante!!” bentak Luki.

“Akhh.. Iya... udah sering dipake!! Tapii ini...nghhh...lebih nikmat dipake kamu!!!” Tante Sarah pun sekarang sudah bisa mengimbangi gerakan naik turun pinggul Luki.

Luki mencabut kontolnya dan membalik posisi Tante Sarah menjadi menungging. Tanpa basa-basi dan tanpa perintah, Luki langsung menancapkan kejantannya. Luki tahu kalau Tante Sarah tidak akan protes dengan apa yang akan Luki lakukan.

Luki menginginkan posisi ini. Baginya, posisi ini seakan-akan membuat Luki yang berkuasa atas tubuh Tante temannya ini. Dia memegang kontrol penuh dalam perayaan birahi ini.

“Lukii... mau keluaaaarrr... Tante mau keluaaaarrr.. Lukiiiiiiii..”

Aaaaaakkkkhhhh.. Aaaaaakkkkhhh teriak tante Sarah dibarengi dengan menghujamkan pinggulnya dalam dalam ke kontol Luki.

Luki pun masih menggenjot tante Sarah. Tusukan demi tusukan dilancarkan ke liang kenikmatan tante Sarah.

Ploookk... Ploookk... Ploookkkk...

Racauan pun keluar lagi dari mulut Sarah,

“Hmmmm.. hmmm.. memek.. tante.. keenakaaaan.”

Aaakkkh..

“Eennaaaakkk.. kerraaasss.. berassaaa..”

Awwwhhh..Ooouuuhhh... Racaunya.

“Apanyaaa..ah.. yang.. kerass dan berasa.. tanteee..?” tanya Luki sambil berdesah nikmat dan menggodanya.

“ k.. k.. k.. KONTOOLLLLLnyaaa..”

Aaaakkhhhh..

Hmmpphhh..

Ooouuhhh..

“Ampuuunnn.. kontolnya.. beraassaaa bangeeeettt..!!” Akhirnya Tante Sarah menjawab sesuai yang Luki harapkan.

Omongan vulgar yang keluar dari mulut tante Sarah, sangatlah merdu bagi Luki.

“Keluarin.. aja semua.. tanteee.. lepasin semua..” saran Luki ke Tante Sarah.

“ Iyaaahhh.. iyaaahhh.. Ennaaakkk.. kontolnyaaa enaaakkk..” jawab Sarah.

Sarah semakin terlena oleh ulah Luki, kenikmatan yang ia rasakan dari batang kejantanannya Luki seperti gabungan dari milik Anton dan Suaminya, Heru. Sarah menggila, ia benar-benar menyukai persetubuhan ini. Sarah merasa bahwa dia tidak merasa rugi telah menggoda Luki dari sebelum-sebelumnya, melihat kenikmatan yang ia dapatkan, sangatlah sepadan.

“Tante mau.. diginiin teruss sama Luki??”

Luki bertanya sekali lagi dan merasa seperti ada yang mau muntah dari bawah sana.

“Maauuu..”

Aakkkhhh...

“Mauuu bangeeett.. Ahhhh... keraaasssa bangeeeett..” jawabnya Sarah tanpa tertahankan.

“Apaaa? Kurang jelas tante!” kata Luki sembari menambah kecepatan gerakan pinggul yang membuat tante Sarah berteriak keras.

“TANTE SARAH.. MAUUU.. DIENTOT TERUUUSSS..”

AAHHHH..

“ENAAAAKKK...”

OOUUUUHHH..

“LUKKIIIIIII... ENTOT TANTEEE...”

OOUUHHHH...

“TANTE.. MAU.. KONTOLNYA LUKKIIII.. !!”

AAAAHHHHH..

“MAU KELUARRR. TANTE MAU KELUAR LUKK!” teriaknya.

“Sama tantee.. Luki juga udah gak tahan!” teriak Luki yang sudah gak bisa ngebendung lahar yang dia punya.

“I.. I.. YAAA.. KITA.. BAREEENG!” ucap Sarah ditengah kenikmatan yang melandanya.

OOOHHH..

AAAHHHH..

“DI... DALAM.. LUKKKK!!!”

OOUUUHHHH..

“KELUARIN.. SEMUA.. LUKKK..”

AHHHH..ucap tante Sarah masih dengan suara yang berteriak.

Luki mengeluarkan semua benih-benih yang tertahan sejak masuk ke dalam rumah.

Crrrroooooottt... ccroooott.. crrooootttt..

Bersamaan dengan menyemburnya sperma Luki ke dalam rahimnya, tante Sarah melingkarkan pahanya ke badan Luki dan membuat dirinya orgasme untuk yang ke-empat kali.

MMMMM...

OOUUHHHH..

“AHHH. ANGEEEETTT.. PEJUNYAAAA.. ADUUUHHH.. NIKMATTT..”

OOOOHHHH.. teriak tante Sarah yang seperti biasa ketika orgasme badannya pasti bergetar dan mengejang.

“Gila ini bener-bener gila!! Luki bisa ngasih kenikmatan senikmat ini melebihi Anton dan Suamiku sendiri!!”


Luki tersenyum puas, dia merasa berhasil menaklukan Tante Sarah yang cantik ini. Rencananya berhasil dengan sukses. Dia berhasil meniduri Tante temannya ini.

“Luki...” panggil Sarah masih dalam posisi yang sama.

“Ya Tante?” jawab Luki.

“Terima kasih ya, ini enak banget.” jawab Sarah sambil tersenyum manis.

Hati Luki langsung berbunga-bunga mendengar perkataan sederhana dari seorang wanita cantik seperti Tante Sarah. Baginya itu tidak hanya sekedar pujian, melainkan sebuah deklarasi untuk akan ada petualangan yang berikutnya.

Dengan nafas yang masih tersengal Luki pun menarik kepala Tante Sarah. Dia melumat bibir tante Sarah.,,.

Mmmmmphhmmm...

Luki mengajak Sarah untuk bersilat lidah.

Mmnghh... Mmhhpppm...

Luki melepas pangutannya dan menatap Sarah dalam-dalam...

“Gila kamu Sarah! Apa yang udah kamu lakuinn???” batin Sarah.

Luki membelai rambut Sarah yang indah itu...

“Tante Sarah... Luki masih mau lagi...”

Secara sadar, Sarah tahu bahwa ini harus diakhiri. Pikirannya masih terganggu oleh kenikmatan yang baru saja Luki berikan. Sebagai wanita yang sudah terbiasa melakukan hubungan seks, Sarah sangat paham betul kebutuhan apa yang Sarah inginkan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya itu. Dan Luki baru saja memberikan petualangan baru untuk Sarah.

Ada rasa yang sangat menggelitik perasaan terdalam Sarah. Sarah membalikan badannya menghadap Luki, ia menggantungkan kedua tangannya di leher Luki. Luki masih menunggu apa yang akan Sarah lakukan, atau apa yang akan Sarah ucapkan...

“Luk...”

Sarah menarik nafas perlahan..

“Lakuin...”

“Lakuin.. sebelum Tejo pulang...”

Sarah mengangkangkan kaki indahnya di hadapan Luki. Dia melakukannya tanpa keterpaksaan. Sarah pun masih menginginkannya.

“Entot Tante saat Tejo gak ada di rumah.” ucap Sarah

Luki tertawa puas, dan langsung menancapkan kembali kontolnya ke liang kenikmatanTante Sarah pujaannya itu.. Dan kembali ruangan itu di penuh dengan suara desahan Sarah yang terdengar nikmat...

“AHHH LUKI..”

"Maafin Tante,Tejo.." batin Sarah

===X=X===

BEBERAPA JAM YANG LALU.

Di sekolah..

Seharian itu Tejo terlihat tak bersemangat dan murung lantaran mengingat perbuatannya pada Tantenya Sarah. Membuat pikiran dan hatinya bertarung saling berdebat tentang perasaannya pada tantenta sendiri.. 

"Rasanya aku telah berbuat dosa. Aku salah..." pikiran tejo

"Bukan salahmu seluruhnya..!!" hatinya memberla

"Ah sudahlah.. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Perasaan seperti ini masih terbawa terus-menerus."

"Tapi aku sudah mengutarakan Perasaanku pada Tante Sarah malam itu. Bodohnya diriku."

“Dia itu Tante mu Jo, kamu ini udah dibantu malah ngelunjak!” 

Itulah isi berbagai kalimat di batin Tejo.

Tejo ingin menjaga jarak dengan Tante Sarah mulai saat ini, agar dirinya tak tergoda lagi dengan hawa nafsunya. 

Saat sudah di rumah Tejo curiga pada sepatu lain yang bukan milik dari penghuni rumah tante dan om-nya itu. Setelah di beritahu sarah bahwa itu sepatu teman sarah. tejo pun mengiyakan saja dan ingin segegra masuk kamarnya untuk menghindari Tantenya seperti yang sudah dia tekankan di sekolah.

Saat di suruh ngajak jalan-jalan Doni pun tejo lansung meng-iyakan dengan tanpa basa-basi lagi...
 
===X=X===

Namun hari berikutnya...

Tejo tetap kalah dengan birahi nafsunya yang di masa puber ini begitu menyiksa bagi Tejo. Setiap si Cantik Putih Bohai (Tante Sarah) itu tertangkap dimatanya, maka secara tak sopan, kontolnya lansung tegang tak terkendali.

Seperti siang itu...

Tejo pulang agak awal, pelajaran terakhir bebas. Dia menemani Doni, menimang-nimang dia agar tidur pulas.

Setelah menidurkan Doni, Tejo menuju ruang keluarga. Tantenya mengenakan baju-mandi warna pink muda, dengan belah di depan dan hanya satu pengikat di pinggang,  rambut masih terbalut handuk. Jelas ia tak memakai kutang, kelihatan dari belahan dadanya sampai ke bulatan bawah buah itu. Tantenya berbaring terlentang, mukanya tertutupi majalah, terdengar dengkur sangat halus dan teratur. Agaknya habis keramas, membaca terus ketiduran. Sepasang buah bulat itu naik-turun mengikuti irama nafasnya.

Dan yang membuat Tejo hampir pingsan. Saat ada pergerakan pada Kaki kiri tantenya, lututnya terangkat ke atas, sehingga belahan bawah baju mandi itu tersingkap ke samping.

Tak ada celana dalam disana!

Sungguh sebuah karya seni Tuhan yang indah sekali! 

Batang kejantannya Tejo seketika tegang luar biasa. 

Dengan rasa penasaran sekaligus takut (intinya NEKAT), Tejo mendekati selankangan Sarah dengan pelan agar tidak menimbulkan suara. Tejo mencermati bagian itu dengan fokus. Tangannya perlahan menyentuh Vagina tantenya dengan penuh kehati-hatian.

Rasa penasaran yang menggebu membuat tejo semakin Nekat, di renggangkan pintu Vagina Sarah dengan penuh rasa waswas. Hingga menampakkan “daging berlipat”, ada benjolan kecil warna pink disana. Dan di bawah benjolan itu ada “terowongan”. Terowongan itu demikian kecil yang diperkirakan tejo seukuran sapu lidi, cukupkah punya Tejo masuk ke dalamnya?

“Punyaku?" tanpa sadar tejo berucap pelan sekali

"Enak saja! Memangnya lubang itu milikmu?” batin Tejo.

Meski perasaannya tak karuan, tegang, berdebar, nafas sesak, tapi pikirannya masih waras..

"Kalau aku membuka resleting celanaku dan coli disini bisa berantakan masa depanku..." pikirnya

Akhir Tejo berlari ke kamarnya, menunaikan hasratnya dengan Coli. Bercoli ria sambil membayangkan dia di ajari Tantenya cara memsaukkan Kontolnya ke terowongan milik tantenya itu. 

===X=X===


Suatu hari...

Tejo merasakan, akhir-akhir ini ada sedikit perubahan pada Tante Sarah. Tak hanya sikapnya, tapi juga penampilannya. Sikapnya yang sudah tak se intense itu memberikan perhatian kepada Tejo seperti sebelumnya, juga cara berpakaian Tante Sarah yang agak sedikit lebih terbuka.

Tejo pun senang-senang saja melihat Tante Sarah mulai berpakaian terbuka, tapi tetap perasaannya ada yang mengganjal akan perubahan Tantenya itu.

“Apa gara-gara Luki ya? Eh? Kok jadi kepikiran si bangsat itu lagi sih!” batin Tejo.

Tejo masih sedikit punya rasa cemburu kepada temannya itu.

Semenjak Luki sering ke rumah Tejo dengan dalih “les privat” dengan Tante Sarah, Tejo pun sempat melihat temannya itu bergelayutan manja ke Tante Sarah. Saat itu mereka tidak sadar kalau Tejo sudah pulang.

“Eh ngapain lo Luk?” cetus Tejo.

“Oh ini tadi abis mijitin Tante Sarah. Iya gak Tan?” jawab Luki cengengesan.

Terlihat ada senyuman rahasia yang terpancarkan dari wajah mereka berdua. Sudah dua minggu Luki melakukan “les privat” dengan Tante Sarah. Selama itu pula Tejo juga jarang pulang cepat, karna dia sedang aktif berkegiatan kepanitiaan Acara di Sekolah.

“Apa ada yang udah mereka lakukan ya? Yang engga aku tahu?” batin Tejo.

Akhirnya Tejo memilih untuk tidur saja, selain karena capek, tejo juga berharab dengan tidur, dia bisa mengusir perasaan penasaran yang bikin hati makin tak enak.

Sepeninggalan Tejo ke kamar, Luki melancarkan aksinya pada Sarah sambil menariknya menuju kamar Sarah. Membuat sarah mendesah secara sepontan.

“Ah.. Ngghhh”

“Kamu bener-bener nekat Luki!!” ucap sarah protes

Tapi Luki seakan tak mendengar dan semakin bersemangat menikmati semua perabotan yang ada pada tubuh Sarah.

“Nghhh”

Sesampainya di kamar, Luki secara kesetanan dia mengobrak abrik pakaian Sarah dan segera menusukkan Kontolnya pada Vagina sarah.

“Aaaghhhh... Aghhhh”

“Gw gak peduli Tejo ada di rumah Tan! Gw pengen entot Tante hari ini!” ujar Luki sambil menggenjot Tante Sarah dengan hentakan-hentakan keras.

Sarah sudah tidak bisa membantah lagi kalau sudah seperti ini, hanya kenikmatan yang ia inginkan dari kontol perkasa Luki. Satu-satunya yang hanya bisa ia lakukan adalah mengecilkan volume suara desahannya.

“Terusshh.. Lukkk... Ayo Luk kencengin!!”

Meskipun pelan. suara desah Sarah tetap sangatlah merdu dalam ruang kamar itu.

Disamping Sarah, terbaring Doni yang sedang tidur pulas.

Plokk... Plokk... Plokkk...

“Aku mau keluarin di mulut Tante!”

Luki pun segera mencabut kontol besarnya dari memek Sarah. Sarah langsung membuka mulutnya dan melumat kontol Luki bagaikan orang yang kepalaran.

Slruppppppp.. Mppokk.. Muachhh

"Aaaarhhggg...." erang Luki

Crot..!! Crot..!! Crot..!!

“Mana, lihat Tan!” perintah Luki setelah puas menembakkan pejunya.

Sarah membuka mulutnya lebar-lebar, memperlihatkan peju Luki yang mengisi penuh rongga mulut Sarah.

“Telen!”

Glekk...

Terukir senyuman puas Luki melihat Sarah melakukan perintahnya.

“Tante...” panggil Luki.

Ia melirik ke arah Luki, 

"Suka..??" tanya Luki

Sarah mengangguk puas puas dengan apa yang ia lakukan bersama Luki.

Dari pesetubuhan pertama mereka beberapa minggu lalu, Sarah sudah ketagihan dengan Luki, bahkan Sarah sudah tidak pernah bermain lagi dengan Anton.

Dengan terang-terangan Sarah mengatakannya di telpon kepada Anton, bahwa Sarah sudah tak butuh Anton lagi. Hubungan mereka sudah tidak bisa dilanjutkan kembali. Sarah menceritakan kalau dia sudah menemukan partner pengganti yang mampu membuat kebinalan Sarah meningkat.

Sebagai kalimat penutup, “Apa yang aku dapatkan sekarang, tak akan bisa digantikan oleh kontolmu Anton.” ucap Sarah tegas kepada Anton.

Semakin berjalannya waktu Sarah mulai menggila dibuat oleh Luki. Sekarang kontol Luki menjadi satu-satunya kontol yang mengisi memek Sarah saat ini. Sementara suaminya Heru, saat kemarin sempat pulang pun, lagi-lagi dapat tugas Luar Kota,  Waktu hanya cukup untuk istirahat dan belum sempat memasukkan kontolnya lagi ke dalam liang kenikmatan Istrinya si Sarah.

Sungguh nasip yang membagongkan bagi Heru.

Saat ini di hadapannya, adalah kepuasan akan batang kejantanan yang ingin selalu Sarah nikmati. Sarah menatap dalam-dalam mata Luki, 

“Luk.. Tubuh tante milikmu..”

Luki semakin tersenyum puas.

Di setiap akhir ritual sex mereka berdua, Luki selalu mendokterin Sarah untuk mengungkapkan segala unek-unek yang di ingin Sarah untuk di ucapkan. Dan saat ini sudah terprogram dalam otak Sarah.

Selain terpengaruh oleh Luki, Sarah juga mengakui kelebihan permainan seks Luki, yang bisa membuat Sarah melayang-layang dan mulai lebih bisa menyalurkan fantasi liarnya. Dan sifat luki terhadap sarah saat di ranjang, mampu mengalahkan suaminya sendiri. Sarah merasakan saat erhubungan badan dengan Luki ia merasa diratukan yang begitu dimanja dan dicintai.

Luki adalah sosok gabungan semuanya, terlebih lagi ia benar-benar menggelitik sisi Sarah yang memang pada dasarnya nakal. Seperti membangunkan harimau di siang hari, pikir Sarah.

Luki pun menarik tenguk Sarah, “Sampai kapan Tante?” tanya Luki.

Sarah pun tersenyum manis mendengar pertanyaan itu. Kemudian dia meraih kepala Luki dan membisikkan sesuatu. Apapun yang dibisikkan oleh Sarah saat itu, membuat Luki tersenyum lebar.

Luki pun langsung mencium Sarah dengan ganas.

===X=X===


Di tongkrongan teman-teman Tejo..

“Eh Luki kemana ya? Akhir-akhir ini dia sering ngilang gitu.” tanya Eno.

“Tau tuh kadang nongol, tau-tau ilang lagi” sahut Boim menjawab Eno.

“Tiap ditanya, cuma dia jawab senyum-senyum gak jelas. Lagi kasmaran kali dia.” tambahnya.

“Ah masa? Emang dia punya pacar lagi?” tanya Beni.

“Pasti ini anak ngentot mulu deh!” timpal Yadi.

“Hahahaha” tawa Eno, Boim, Beni, Yadi serempak, kecuali Tejo..

“Kemana tu anak ya.. Eh tunggu kemarin kan..” batin Tejo.

“Kayaknya gw lihat Luki deh kemarin di deket rumah Tante gw.” ucap Tejo tiba-tiba.

“Hah?! Ngapain? Kemarin aja dia kagak kesini njir!” respon Beni sedikit kaget mendengar Tejo barusan.

“Wah ngapain tuh Luki disekitar rumah lo? Ngecengin Tante Sarah? Kalau iya.. Wah.. Gak ngajak-ngajak nih Luki!” timpal Boim dengan sangat antusias.

Mengingat Boim pernah lepas kontrol saat acara minum ‘Susu’ bersama Tante Sarah, saat Tejo berkata seperti itu, dia langsung membayangkan hal-hal mesum apa yang mungkin saja Luki lakukan kepada Tantenya Tejo itu..

Boim juga salah satu yang paling terobsesi dengan Tante Sarah selain Luki. Tapi ia tidak senekat seperti Luki.

“Kenapa tiba-tiba jadi gak tenang gini ya.. Lebih baik gw pulang cepat deh.” pikir Tejo.

“Dah ya, gw cabut!” ucap Tejo sambil langsung bergegas pergi dari tongkrongan.

“Lho, kok udah pulang Jo?” tanya Yadi.

Tejo tidak merespon pertanyaan Yadi, dan dia langsung bergegas cepat-cepat untuk sampai rumahnya. Akhir-akhir ini dia pulang telat dibandingkan biasanya karena kesibukannya mengurus acara. Tapi kemarin adalah yang paling telat Tejo sampai rumah, sekitaran jam 7 malam. 

Dan saat itu dia mempergoki Luki sedang bergelayutan dengan Tante Sarah.

“Biasanya kan mereka selesai belajar bersama sekitar jam 4 sore.” batin Tejo.

“Kenapa gw baru sadar sekarang sih!? Kemarin itu kan udah jam 7, dan si Luki belum pulang!”

Tejo semakin tak tenang dengan pikirannya, yang dia inginkan sekarang adalah untuk segera sampai di rumah.

“Jangan sampe Tante Sarah diapa-apain Luki!”

Dari sebelum masuk ke pager rumahnya, Tejo sengaja membuka sepatu terlebih dahulu, sebisa mungkin dia tak ingin membuat sedikit suara. Tejo memilih menembus pagar rumahnya dengan cara memanjat. Dia melakukannya pelan-pelan, sampai akhirnya dia berjalan mengendap-ngendap menuju pintu masuk utama.

Terlihat ada sepatu Luki diteras rumah Tantenya.

“Tante Sarah pernah bilang kalau biasanya Luki datang buat belajar sekitar jam 1. Berarti mereka belum lama memulai belajar.”

“Gak usah nyapa kalau kayak gitu. Langsung masuk aja, aku ingin tahu apa yang mereka lagi lakuin.” batin Tejo panjang lebar.

Pelan-pelan Tejo mencoba membuka pintu utama. Ya semenjak ada Tejo, Tante Sarah memang tak pernah mengunci pintu rumahnya. Baginya mengunci pintu rumah adalah bagian dari kerjaan Tejo. Pernah Tejo berkomentar ‘dasar Tante pemalas’ ke Sarah, tapi hanya dibalas dengan leletan lidah oleh Sarah.

Setelah pintu berhasil dibuka, Tejo masuk dengan mengendap-ngendap. Sampai akhirnya Tejo menemukan apa yang dia cari. Di dalam ruang Tv itu, terlihat Tante Sarah dan Luki sedang duduk bersebelahan di sofa. Posisi mereka menghadap kearah Tejo, jadi Tejo bisa dengan sangat jelas melihat apa yang sedang mereka lakukan.

Seketika tubuh Tejo memanas, ia tak kuasa menahan gejolak amarah dari apa yang sedang terjadi dihadapannya. Tangan Luki dengan gemas meremas toket Tantenya sambil mencium bibir Sarah dengan ganas.

Terlihat tantenya itu ta melakukan perlawanan sama sekali, bahkan ia terlihat menikmatinya dan menerima perlakuan Luki. Terdengar oleh Tejo erangan-erangan kecil dari bibir Sarah. Bahkan tak lama tangan Tante Sarah membelai kepala Luki.

Tejo sudah tak mampu lagi menahan emosi dan dia langsung melangkahkan kakinya ke ruang itu...

“JADI INI YA YANG DIMAKSUD BELAJAR ITU??!!!” teriak Tejo yang menggema di ruangan itu.

Sontak Sarah dan Luki kaget. Terlebih lagi Sarah yang tidak menyangka, kalau Tejo akan melihat apa yang barusan dia lakukan bersama dengan Luki. Usahanya untuk menyembunyikan hubungannya dengan Luki dari Tejo, akhirnya terbongkar.

Sarah langsung panik. Tejo pun langsung memilih berjalan masuk ke kamarnya.

“Tejoo!! Duhhhh!!!! Gimana ini..” panik Sarah...

Luki hanya terkekeh saja melihat situasi yang ada.

“Luki pulang deh Tante..” Luki memilih pergi saja dari tempat ini, ia tidak mau langsung berurusan dengan Tejo hari ini.

Bagi Luki, akan lebih baik memikirkan strategi terlebih dahulu, untuk dia bisa menangani Tejo. Itu opsi yang paling masuk akal karena dia tahu, kalau gegabah dia akan kehilangan momen-momen indahnya bersama Tante Sarah.

“Kamu mau kabur Luk??” tanya Sarah yang agak sedikit meninggikan suaranya.

“Tante mau aku masih disini? Masih mau ngelanjutin ‘kegiatan belajar’ kita?” jawab Luki seenak dengkulnya dengan masih bernada mesum.

“Kamu...” belum selesai Sarah berucap, Luki langsung segera memotongnya.


“Udah paling bener Luki pergi dulu Tan. Tante mau nunda waktu untuk langsung nyamperin Tejo sekarang?”

Sarah langsung terdiam, ada benernya juga kata Luki. Ia pun berpaling dari Luki dan segera berdiri untuk ke kamar Tejo.

“Eitss.. tunggu dulu Tan..” cegat Luki.

Luki mendekati Sarah, ia pun berbisik.

“Semoga bisa terselesaikan dengan baik ya Tan.” ucap Luki sambil dirinya meremas kasar payudara kanan Sarah.

Nggghh..

Luki langsung segera berlari keluar.

“Badjingan Luki!! Sempet-sempetnya ngeremes dada gw di situasi kayak gini!” batin Sarah

“Udah.. udahh... Tejo dulu..” lanjut pikinya.

Sesampainya di depan kamar Tejo..

Tok Tok Tok...

“Tejo buka dong pintunya. Tante mau ngomong.”

Tok Tok Tok...

“Tejo buka pliss”

Didalam kamar terlihat Tejo tak mempedulikan Tante Sarah yang ingin menemuinya itu. Tejo lebih memilih untuk rebahan saja di kamar ini. Dinyalakannya radio yang ada di sebelah kiri kasurnya dengan volume keras.

Lalu memejamkan mata dan berharap ini semua hanyalah mimpi.

Ingin kubunuh pacarmu..

Saat dia cium bibir merahmu..

Di depan kedua mataku...

Hatiku terbakar jadinya cantik..

Aku cemburu

Tok Tok Tok...

“Ayo dong Tejo buka pintunya pliss.”

Sudah berkali-kali Sarah berusaha memanggil Tejo dari balik pintu, tapi yang terdengar malah alunan musik yang volumenya kencang dari radio.

"Duh kacau-kacau, bener-bener gak habis pikir. Tapi memang pasti cepat atau lambat hubunganku dan Luki akan ketahuan juga."

“Ughhh gimana ini, aduhhh kok bisa-bisanya sih Tejo pulang cepet! Aduhh pusinggg..” batin Sarah.

“Hufftt.. lebih baik istirahat dulu..” ucap sarah dengan nada tdk bersemangat

Sambil berjalan menuju kamarnya, sesekali menoleh ke kamar Tejo. Berharap Tejo tiba-tiba membuka pintu kamarnya. Entah kenapa perasaannya sekarang terasa sedih, meskipun tadi Sarah dilanda birahi tinggi karna ulah Luki..

“Luki...”

“Tejo...”

Siapa?

===X=X===

Sekarang jam 8 malam dan Tejo juga masih belum keluar dari kamarnya.

“Udah waktunya makan malam. Tadi siang Tejo sudah sempet makan belum ya? Atau pas aku tidur mungkin?” khawatir Sarah kepada ponakannya itu.

Bagaimanapun juga Sarah masih bersikap selayaknya Tante pada ponakan, dia masih punya perasaan yang ingin mengasuh keponakannya. Sarah pun menuju kamarnya Tejo lagi.

Tok Tok Tok...

“Tejo.. temenin Tante makan dong.”

Tok Tok Tok...

“Jo...”

Tok Tok Tok...

“Jo jawab Tante pliss...” ucap Sarah yang sudah memelas ingin segera melihat Tejo di hadapannya.

“Yaudah Tante makan di kamar kamu ya Jo! Kamu harus buka pintunya pas Tante dateng lagi pokoknya!” lanjutnya.

Sarah masih berusaha untuk mendapatkan respon dari Tejo, dia pun berniat untuk makan di kamar Tejo. Dia ingin menghabiskan malam ini dengan Tejo sampai pagi, menemani Tejo sampai Tejo terlelap.

Dia sadar akan hubungan yang renggang dengan Tejo ahir-ahir ini. Dan selalu menghabiskan waktunya bersama Luki untuk memacu birahi. Kali ini keadaannya memang perlu dia perbaiki. dia ngerasa seperti sudah lama sekali tidak berdekatan dengan Tejo.

Teringat olehnya momen-momen kebersamaannya bersama Tejo seperti dari awal Tejo tinggal di rumah ini, makan bersama, bercanda dan hal-hal lainnya. Rasanya seperti punya anak 2 dan Tejo adalah kakak Doni, tak jauh bedanya dengan Heru, suaminya menganggap Tejo tak hanya keponakan, melainkan anak angkat.

“Semuanya karna aku terlalu terlena dengan perbuatan Luki..” pikirnya

Tapi tak bisa dipungkiri, setelah dia membuang Anton, Luki memang sudah menjadi sosok yang dibutuhkan oleh Sarah. Bahkan selama dia bersama dengan Luki, ia juga sepenuhnya melupakan suaminya. Saat ini Sarah sedang dilema. Di satu sisi dia tak mau melepaskan Luki, di sisi lain dia tak ingin Tejo menjauh darinya.

Dia pun teringat apa kata Luki..

“Semoga bisa terselesaikan dengan baik ya Tan.”

Sarah melangkah pergi dari kamar Tejo, ke kamarnya. Sarah mandi. Setelah itu, dia membuka lemari bajunya, memilih salah satu pakaian yang menjadi hadiah pernikahan Sarah dari Heru.

“Aku akan pakai cara ini. Ya aku akan meminta maaf dengan cara seperti ini. Setidaknya Tejo juga akan merasakannya. Kalau cara ini tidak berhasil, aku tak tahu lagi.” ucap Sarah.

Saat ini Sarah berharap Doni tidak bangun dari tidurnya dan mengganggu usaha Sarah untuk dapat meluluhkan hati Tejo.

Tok Tok Tok...

“Jo Tante udah bawa makanannya nih.”

“Jo buka dong!”

“Kamu masa tega sama Tante.. Udah berkali-kali nih Tante bolak balik ngetuk pintu kamar kamu terus. Ayo dong Jo, buka pintunya plis..”

Tejo sebenarnya sadar bahwa Tantenya itu sudah berusaha berkali-kali untuk menemuinya, namun memang Tejo tak ingin membukanya. Saat ini jam menunjukan jam 9:10 malam. Tejo pun berpikir kalau Tantenya tetap seperti ini sampai lebih larut malam lagi. Meskipun hatinya masih marah dengan kejadian tadi siang, Tejo tetep punya perasaan yang lembut kepada Tantenya.

Akhirnya dengan berat hati Tejo membuka pintu kamarnya, dan saat pintu kamarnya terbuka Tejo terbelelak dengan apa yang sedang dilihatnya...


“Hai Tejo, akhirnya.... Jo.. Tante boleh masuk?” ucap Sarah.

Tejo masih terdiam melihat wujut Sarah yang ada di depan pintu kamarnya itu.

“Jo...?” Sarah masih menunggu respon Tejo.

“Jo kok diem? Kayak baru pertama kali lihat aja” ucap Sarah sambil tersenyum manis dan berkeling kepada Tejo.

Tejo masih tak bisa berkata-kata. Tejo terbius, terhipnotis. 

Sarah terlihat berbeda bag cosplayer bagi tejo. Tubuh sarah segar dimatanya, tercium aroma wangi sabun yang biasa Sarah gunakan. Sarah pun menggunakan baju berwarna merah transparan, dengan tanpa kancing. Terpampang dengan jelas bra dan celana dalamnya, ditambah dengan asessoris kacamata di kenakan oleh Sarah.

Sarah menampilkan keindahan dirinya sebagai seorang wanita HOT kepada Tejo.

Tak ayal pemandangan indah di depannya ini membuat otaknya memerlukan proses yang agak lama untuk dicerna bagi Tejo. Yang justru bergerak cepat adalah batang kejantanannya Tejo yang lansung tegang dan membesar. Sehingga menimbulkan tonjolan yang cukup jelas di balik celana boxer Tejo.

Sarah pun melirik ke arah selangkangan Tejo, dan dia makin tersenyum "kemenangan". Dia semakin yakin penampilannya ini tak akan ditolak oleh Tejo.

“Ini semua sebagai permintaan maaf Tante ke kamu Jo.” ucapnya.

“Maafin Tante ya, Tejo...” lanjutnya..

Tejo masih terdiam melihat pemandangan yang Sarah tunjukkan. Dia benar-benar shock melihat apa yang dilakukan oleh Tantenya demi sebuah permintaan maaf. Ini pertama kalinya Tejo dapat perlakuan seperti ini. Sarah sadar, kalau Tejo tak akan menolaknya, dan bisa memaafkannya.

Sarah pun menyelonong masuk ke kamar Tajo..

“Hmm.. Jo..” panggil Sarah.

“Denger gak tadi tante ngomong apa?”

Seiring pemandanga di matanya hilang sepontan tejo menelan ludah.

GLEK! 

“Eee... Ap..a Tantt.e?” jawab Tejo gagap.

Sarah memberikan senyuman manisnya lagi kepada Tejo..

“Duh segitunya kamu ngeliat Tante.. Tadi kan Tante bilang, kalau Tante minta ditemenin makan..” ucap Sarah melangkah mundur ke arah kasur Tejo.

“Kamu mau kan temenin Tante makan?” kata Sarah lagi

“Ma..makkan... apa Tante?” ucap Tejo

Pandangan matanya sama sekali tak lepas dari  tubuh Tante Sarah, apalagi bentuk payudara tantenya itu makin terlihat indah.

Sarah pun duduk di pinggir kasur Tejo...

“Hmm.. kalau Tante sih maunya makan daging.”

Sarah kemudian meletakan jari telunjuknya di pipinya sambil ia ketuk-ketuk. Terlihat Sarah seperti membuat pose orang yang sedang berpikir ‘mau makan apa ya’. Tapi bagi Tejo, gerakan apapun yang Sarah lakukan saat ini sangat menggoda sekali untuknya.

“Kalau Tejo.. hmmm.”

Sarah tersenyum menggoda...

“Tejo mau makan Tante gak? Hihihi..”

DUAR!!!

Ucapan Sarah barusan benar-benar makin membuat birahi Tejo meledak. Meskipun Tejo masih awam urusan seks, tapi ia sangat paham betul apa maksud ucapan Sarah.

“Kalau Tejo mau..” ucap Sarah lagi, yang kemudian disusul oleh gerakan yang tak pernah disangka oleh Tejo.

Sarah membuka kedua pahanya...

“Tante siap kok.. Untuk di makan Tejo..Hihihi..” ucap Sarah dengan senyuman manisnya yang maut itu.

Bagai Predator yang sudah melihat mangsanya, Tejo secara spontan langsung berlari menerkam Tantenya..

Sarah ketawa cekikikan melihat tingkah keponakannya itu. Sudah ia duga bahwa cara ini akan berhasil untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di hari ini.

Nghhhh.

“Shh.. Jo” desah Sarah yang saat ini sedang menerima jilatan di lehernya dari Tejo.

“Ahh.. Mmalam ini..ghh Tante.. terseraghh kamu Joo.. mau ngapainngh.. Tante.. eegh.” tak kuasa Sarah menahan rangsangan dari Tejo yang benar-benar menggila pada Sarah.

“Tt.anntegh.. pas..rahhgg.. Nghhh Jo..”

Bersamaan dengan Sarah mengucapkan itu, Tejo sedang membuka paksa bra Tantenya. Dan langsung menerkam, meremas-remas, mengecup puting beserta payudara Sarah.

Tejo merasa sudah lama sekali ia tidak melihat bagian tubuh Tantenya ini secara utuh tanpa penghalang. Ada kerinduan dari Tejo akan bentuk toket tantenya itu, putih, besar, dan kenyal. Tejo bermain-main di gunung itu semau dia. Kadang diremas keras, lembut, berbagai macam variasi dia lakukan untuk menikmati payudara Tante yang dia sayang itu.

“Iya gitu Jo! Terserah kamu mau nikmatin toket Tante kayak gimana. Asal jangan kasar ya Jo..” ucap Sarah mengingatkan Tejo.

Tejo semakin liar, sikap pasrah Sarah di atas ranjangannya ini tak akan dia sia-siakan. Tejo pun menghentikan acara remas-meremasnya dan membenamkan wajahnya di antara bukit indah Tantenya. Dia hirup dalam-dalam aromanya, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sarah yang melihat tingkah Tejo pun tertawa. Dia teringat saat Tejo melakukan ini pertama kali ke dada Sarah, dan diakhiri dengan mereka tidur bersama. Waktu tak terasa sudah berjalan cukup lama ketika Sarah mengingat itu. Dia merasa bersalah kepada Tejo.

Tejo kemudian bangun, ia ingin melihat lagi keseluruhan tubuh Tantenya itu. Tejo pun mulai membelai rambut Sarah, perlahan-lahan belaian itu menjadi usapan saat tangan kanannya di wajah cantik tantenya itu. Kemudian turun menuju lehernya yang juga indah, warna dan bentuknya sangat mengundang untuk dikecup. Lalu belaian Tejo turun ke dadanya, diremas pelan kanan dan kiri. Turun lagi tangannya menuju perut tantenya.


Tejo usap-usap bagian itu, sambil mata Tejo pun menelurusi lagi dari rambut Sarah. Arahan matanya mengikuti sama persis dengan jalur tangannya. sampai akhirnya pandangan matanya sama dengan posisi tangannya. Melihat apa yang dilakukan oleh Tejo barusan, Sarah mengerti bahwa itu adalah rasa kagum seorang pria kepada wanita yang dicintainya. Sarah pun agak tersipu dengan perlakuan itu..

“Jo...” panggil Sarah..

“Kamu gak nelanjangin Tante?” ucap Sarah sambil mengedipkan matanya ke Tejo.

Tejo pun tersenyum mendengar hal itu, dia langsung menarik tangan Sarah agar tantenya itu berdiri. Tejo ingin menikmati momen ini, sehingga dia tak mau terburu-buru melepaskan pakaian Tantenya itu.

Saat dia sudah berhasil membuat Tantenya telanjang, lagi-lagi dia semakin kagum kepada body tantenya itu. Beruntung banget dia berkesempatan memiliki Sarah sebagai tantenya.

“Gantian dong kamu buka baju kamu Jo.” pinta Sarah.

Tentu Tejo langsung mengerjakan apa yang diminta Tantenya itu. Kalau untuk dirinya sendiri, dia melakukannya dengan terburu-buru, dia tak mau membuat dirinya yang membuang-buang waktu untuk menikmati Tantenya.

“Hihi.. udah tegak banget Jo..” ujar Sarah ketika ia melihat tonjolan dibalik celana dalam Tejo.

Sarah mendekatkan dirinya ke Tejo dan kemudian ia turun sambil menciumi pusar Tejo.

“Ughhh Tante geli..” kejutan yang tak disangka oleh Tejo, tantenya akan begitu.

Tante Sarah terus menciumi tubuh tejo hingga ke bawah sampai akhirnya tangannya menurunkan CD tejo, dan lansung menggenggam penis Tejo kemudian mulai menciumi batang yang sudah mengeras itu!

“Aaaaaaaahhhh!!” Tejo mengerang ketika kepala penisnya dimasukkan ke mulutnya!

Luar biasa nikmatnya bagi Tejo, ini pertama kali dalam hidupnya ada wanita cantik menghisap kejantanannya. Dan wanita yang melakukan ini untuk pertama kalinya adalah sang pujaan hatinya.

“Tante...”

Tante Sarah seolah tak mendengar panggilan Tejo, dengan asyiknya dia melahap batang keras itu. Tantenya itu sanggup memasukkan barang miliknya hingga separohnya. Sewaktu di dalam mulutnya, jelas Tejo dapat merasakan lidah Tante Sarah ikut bermain menggelitiki penisnya.

“Woooow sedapnya tak terkira!” batin Tejo.

Sungguh ini pengalaman baru bagi Tejo. Nikmatnya terasa lain. Entah apa yang terjadi pada tantenya itu. Kok mau-maunya ia melakukan ini, itu isi pikiran Tejo. 

Dia memperhatikan bagaimana tantenya itu sibuk mengeluarkan dan memasukkan penisnya, kepalanya naik-turun berirama.

“Aaahhh... hhmm... sssshhh”

“Kokk.. Enakk banget Tantee!!” celoteh Tejo yang sangat menikmati.

Slruuppp... Slrupppp...

Sarah melepaskan kulumannya sejenak...

“Tadi kan Tante bilang.. Tante mau makan daging kan..” ucap Sarah sambil tersenyum manja ke Tejo.

Sebuah pemandangan indah yang tak akan dilupakan oleh Tejo, dimana wajah tantenya yang putih cantik itu sedang tersenyum di dekat batang kejantanannya.

Kemudian Sarah melanjutkan lagi menghisap penisnya Tejo.

“Gila enak bangettt rasanya. Tapi masa aku nanti menyemprotkan spermaku ke mulut Tante? Ah, bagaimana nanti saja, yang penting sekarang... sedaaaaap.” batin Tejo.

“Ooohhhhh, Tante, enakkk!!” teriak Tejo.

Kepala Tante Sarah bergerak maju-mundur, sangat perlahan. Terasa sekali bibirnya menjepit dan bergerak menelusuri permukaan penis Tejo.

“Tante.. Tante... enaaaaaak, Tante..”

Srah menuntun tangan Tejo untuk kembali memainkan toketnya. Kedua tangan Tejo langsung meremasi sepasang buah kenyal itu, sambil Tante terus bekerja pada batangnya.

Tejo pun ngerasa hampir ke puncak, saking pintarnya bibir dan lidah Tante Sarah bekerja merayapi kejantanannya. Tejo tak mampu menahan lebih lama lagi. 

"Tante.. Tejo...ngghhh mau.."

Sarah yang tahu kalau Tejo hampir sampai, ia mempercepat gerakannya. Tapi Tejo berusaha melepaskan penisnya dari mulut Sarah, ia tak enak kalau harus mengeluarkan spermanya di mulut Sarah.

Tapi Sarah berbeda dengan Tejo, Dia itu langsung menggenggam pantat Tejo agar tak bisa mencabut penisnya dari mulutnya.

“Tanteeee... Aaaaahhh!!” erang Tejo sambil menyemburkan spermanya di mulut Sarah.

Crott..!! Crott..!! Crott..!! 

Sarah pun mencoba menelan sperma Tejo yang sangat banyak itu, sebagian ada yang keluar dari mulutnya. Dia pun menahan dengan tangannya. Setelah yang di dalam mulutnya sudah tertelan, dia pun menjilat ceceran sperma yang ada di tangannya. Dia tak ingin menyia-nyiakan sperma Tejo yang berhasil dia peras. 

Dan semua itu dia lakukan sambil menatap Tejo. Dia ingin ini menjadi sebuah pengalaman tak terlupakan bagi Tejo.

“Enak Jo?” ucap Sarah sambil tersenyum menatap Tejo yang sedang tak percaya apa yang barusan dilakukan oleh Tantenya itu.

Tejo pun langsung menarik Tantenya untuk berdiri, ditatap dalam-dalam Tantenya itu. Dia tak menyangka kalau akhirnya dia dan Tantenya akan melakukan hal ini, dan...

Mmmmpghhh..

Tejo mencium tantenya itu. Sarah pun terkejut atas serangan ciuman Tejo yang tiba-tiba itu.

Lama kelamaan dia mengimbangin dan memimpin bagaimana ciuman itu berjalan. Dia mengajari Tejo untuk menggunakan lidahnya saat sedang mencium Tantenya itu.

Mmmpuahh..

Sarah mengambil nafas, dia tersengal-sengal karna Tejo terlalu bernafsu mencium bibir Sarah, 

“Puas Jo?” tanya Sarah sambil mengocok penis Tejo yang masih tegak..

“Belum Tann..” jawab Tejo tersipu.

“Hmmm.. Tante..”

“Ya Jo?”


“Tejo boleh gesek-gesek ini Tejo ke sini gak Tan?” tanya Tejo yang menunjuk penisnya dengan matanya dan jari telunjuknya ke arah liang kenikmatan Sarah.

“Hahaha” tawa Sarah..

“Tejo..tejo.. Kamu kalau lagi sange suka enggak merhatiin ya?” jawab Sarah

“Eh gimana maksudnya Tante?” tanya Tejo.

“Iihhh.. kamu gak merhatiin! Tadi tante kan bilang gini ke kamu” ucap Sarah sambil mengalungkan tangannya ke leher Tejo.

“Tadi kan Tante bilang.. Terserah kamu mau ngapain Tante malem ini..”

Kemudian Sarah membalikan badannya dan sedikit menungging ke arah Tejo. Lalu dia menarik penis Tejo dan memposisikannya di belahan vaginanya.

“Jadi kalau kamu mau ngelakuin ini.” Sarah menengok kearah Tejo..

“Tante Pasrah~” ucapnya dengan intonasi manja.

Tejo pun langsung mendekap erat tubuh tantenya yang seksi itu, makin menggila Tejo dibuatnya dengan sikap tantenya malam ini. Tangan kiri Tejo meremas dada kirinya, tangan kanannya menarik badan Sarah. Kemudian Tejo mulai menggesek-gesekkan penisnya di lipatan surga dunia tantenya itu..

“Ughhh Joo..hihi Gak tahan ya Jo?” ucap Sarah.

Tejo semakin mempercepat gesekan penisnya, remasan di dada Sarah pun semakin kuat. Bibir dan lidahnya mengecup pipi dan lehernya. Kemudian menjilat dari pundak, ke leher, ke pundak lagi. Sarah makin terpancing nafsunya karena gesekan penis gede Tejo yang makin berasa sedikit menyelip masuk ke lubang vaginanya. Dia pun sudah ingin dapat penuntasan nafsu birahinya.

“Sshhh..gede Jo punyamu..nghh..” lenguh Sarah.

Ughhh Shhh...

“Mirip punya Luki..”

DEGGGGGGGGGH!!!!

Sarah dan Tejo sama-sama kaget dengan apa yang Sarah ucapkan..

Tejo mendengar jelas kata-kata Sarah tadi, dia mendengar dengan pasti kalau Tantenya menyebut nama Luki barusan. Seketika perasaan marah, cemburu, kesal muncul kembali dalam hati Tejo. Tejo pun langsung meremas kasar kedua payudara Sarah. Dia pun langsung menggerakkan sodokan penisnya makin cepat dan kasar.

Sarah sadar apa yang tak sengaja dia ucapkan itu adalah suatu kesalahan yang fatal..

“TANTE TAHU KAN TEJO MARAH SAMA TANTE KARENA APA?” ucap Tejo yang tiba-tiba membentak Tantenya itu.

“Ii..yya Jo.” jawab Sarah terbata sekaligus sange akan perbuatan Tejo yang tiba-tiba kasar.

“Tejo cemburu sama kedekatan Tante dan Luki tahu!! Tejo beneran sayang sama Tante!”

“Tejo gak bisa nerima gitu aja apa yang Tejo lihat tadi!!”

Tejo mengeluarkan semua yang ia rasakan, dia sudah tidak peduli kalau yang ada di depannya dia saat ini adalah Tantenya sendiri. Dia benar-benar memiliki suatu perasaan berlebih kepada Tantenya itu. Perasaan yang tak seharusnya ia miliki.

“Tejo masih mencoba bersikap baik kepada Tante karna Tejo hormat ke Tante. Tapi lihat sekarang sekarang!”

Sarah masih terdiam tak tahu mau merespon bagaimana. Tejo pun makin menjadi-jadi memperlakukan tubuh Tantenya itu

“Kenapa! Kenapa Luki bisa ciuman sama Tante?”

PLAKKK!!!!!!

Tanya Tejo sambil menampar pantat Tantenya yang montok itu.

“Dari yang minum ASI waktu itu, kenapa Luki bisa dapet giliran 2 kali??!”

PLAKKK!!!!!!

“Juga kenapa kemarin Luki bisa gelayutan ke Tante?”

PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!!

“Apa Tante sedekat itu sama Luki???

PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!!

“Aaahh.. Joo.. Shh” Sarah malah tambah sange atas perlakuan Tejo itu.

“Maafin Tantee Jo...” ucap Sarah.

“Apa ada lagi yang Tejo gak tahu Tan??”

PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!! PLAKKK!!!!!!

Saat ini Tejo dihadapkan dengan berbagai kondisi, nafsu terhadap tantenya yang sedang ia jamah, juga rasa marah dan cemburu terhadap kedekatan Tantenya dengan Luki.

“Ngghhhhh...”

“Shhh Jo..”

Sikap kasar Tejo yang menjamah tubuh Sarah dengan amarah ini, sedikit meningkatkan tingkat birahi Sarah. Namun setelah dia mencoba untuk mencerna dalam-dalam pertanyaan Tejo barusan, Sarah sadar, ada hal yang harus benar-benar dituntaskan.

“Nghhh... ahhh... Joo” Sarah menoleh ke belakang ke arah Tejo.

Ia pun berbisik, “Nghh.ssh.. Asal..llngh.. kamu tahu Jo.nghh..”

Sambil menahan birahi atas remas-remasan kasar Tejo juga kontolnya yang sedang menggesek-gesek belahan liang senggamanya.

Sarah berusaha untuk mengucapkan kalimat yang ingin diucapkan dengan lancar. Sarah pun makin mendekatkan wajahnya ke telinga Tejo..

“Shh..Joo..”

“Tann..tte..u..ud...Ahhnng”

“Apa Tan??” bentak Tejo.

Iya pun menarik rambut bagian belakang Sarah, sehingga kepala Sarah mendongak ke atas.

“Jo.oo.n..nghhh.. Tan..tte..nghh.. udahhs.sh.”

“Nghh..di Enn.tt..totttsh.. Luki”

Nghhh...

“Tante terlena Jo sama Luki!!!”

Ouhhh... shh..

“Kalau kamu bisa ngebuat Tante takluk sama kamu...”

Sshh...

“Tante milik kamu..”

Aghhh...Shhh...

“Kalau engga...”

“Tante tetep milik Luki Jo...”

Tejo pun panas dingin mendengar pengakuan Tantenya. Amarah pun makin merasuki Tejo di tengah birahinya.

“Bangsat!! Luki bangsat!!!” teriak Tejo.

“Arrghh.. Ssshh” desis Sarah yang merasakan remasan Tejo pada dadanya makin mengencang.

Tejo pun langsung memaksa Sarah menunduk. Dan...

Blesss

Kontol Tejo masuk ke dalam memek Sarah,

“Ayo Tejo, buktiin kamu bisa rebut Tante dari Luki”

“ARGGHH” geram Tejo sambil memompa memek Sarah.

Plokk.. Plok..

Tejo kesetanan, dai genjot tantenya dengan berbagai gaya dan tak memberi ruang sedikitpun bagi sarah. setelah beberapa ronde tejo mulai kelelahan. Sarah sudah kelelahan dari tadi dan hanya bisa telentang pasrah di atas kasur tejo menyaksikan tejo menghujapkan kontolnya pada memeknya secara membabi buta.

Beberapamenit kemudian tejo pun sudah tak tahan dengan orgasme yang ke 4 kalinya ini.

Crot..!! Crot..!! Crot..!! 

Setelah melepas pejunya di dalam memek tantenya. tejo ambruk di atas tubuh sarah. merekapun terpejam dengan posisi seperti itu.

===X=X===

Krett...

Suara pintu rumah baru saja dibuka, dan seketika terdengar suara yang tak asing..

Ahh...

Ahhh.

Ahh...

Sshhh...

Agnhhh...

Ahhhhh...

Hmmpph...

Ahmm...

Ahhh...Aghhh...Shhhhh

Langkah kaki itu makin mendekat menuju asal suara itu. Tak lama sepasang mata berpandang..

Terlihat sebuah senyuman manis hendak menyapa..

“Uu..udah.. shh... pul..ll.anghh...ssh..?”

Ia terdiam menyaksikan pemandangan yang ada di depannya.

“Tante!”

Sambil menarik rambut Sarah, agar kepala Sarah makin tegak menghadap orang yang baru saja masuk itu..

Sshhh...

Aaghhh...

“Tante!!!”

Ia menantikan sebuah jawaban dari bidadari ini...

“Iii..iya.. Ssshh...Ttt..antte..”

“Ttt..antee.. nghh..”

PLAKK!!!

Aaaarghhhhhhh!!!!!

Crotsss...

“Hah... hah...ha...nghh”

Sarah perlahan menatap sosok yang sedang berdiri di depannya...

“Tante milik Luki.” ucap Luki penuh kemenangan pada Tejo yang baru pulang dari sekolah.

TAMAT

yes.. ahhh.. fuck my pussy... oh.. good dick.. Big cock... Yes cum inside my pussy.. lick my nipples... my tits are tingling.. drink milk in my breast.. enjoying my milk nipples... play with my big tits.. fuck my vagina until I get pregnant.. play "Adult sex games" with me.. satisfy your cock in my wet vagina..
Klik Nomor untuk lanjutannya
close