Ninis diperkosa Tukang dan Kuli

cewek amoy
NiniS


Ninis adalah seorang wanita alim lugu berusia 28 tahun dan sudah 10 tahun menikah. Wanita alim yang selalu memakai jilbab ini sampai saat ini masih kuliah dalam program ekstensi di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima.

Ninis menikah dengan Bang Rudi yang lebih tua 8 tahun darinya karena dijodohkan oleh orangtuanya pada saat Ninis masih berusia 18 tahun. Namun Ninis sangat mencintai suaminya. Begitu pula suami Ninis terhadapnya (Ninis yakin itu benar).

Dari pernikahan mereka, mereka sudah dikaruniai dua orang anak. Doni, berusia 5 tahun dan Rudi, yang baru berusia 3 tahun. Keduanya setelah tidak minum ASI segera dipindahkan ke rumah kakek neneknya yang berada di Jogjakarta.

Karena Ninis dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka Ninis pun seorang yang taat agama. Dari sejak dia SMA, ia telah memakai jilbab lebar. Bajunya pun selalu longgar, dan menutupi hampir semua lekuk tubuhnya. Bahkan setelah menikah dan menginjak bangku universtitas, dia lebih sering menggunakan jubah yang lebar dan jilbab yang juga lebar. Tapi itu justru menambah keanggunan dan kecantikannya, yang bahkan setelah menikah, belum juga pudar.

Setelah pernikahan menginjak usia 6 tahun, suaminya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, Wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini bersama sang suami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, Ninis menurutinya pindah ke tempat itu.

Komplek tempat tinggal Ninis ternyata masih kosong, bahkan di blok tempatnya tinggal, baru ada rumah Ninis dan sang suami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah mereka.

Karena rumah Ninis dan sang suami masih sangat asli (minimalis), mereka belum memiliki dapur, sehingga jika Ninis mau memasak, Wanita berjilbab ini harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana (minimalis). Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya.

Karena mereka tidak merasa memiliki barang berharga, Ninis dan sang suami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus di tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan Ninis tetap kuliah.

Sampai suatu hari, Ninis sedang libur dan suami Ninis tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Rudi sampai ke depan gerbang, Wanita berjilbab lebar dan berkulit putih ini pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan Ninis sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan mereka yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Bokir, sang tukang bangunan dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat Ninis ada di rumah, karena Ninis tidak bilang sebelumnya bahwa Ninis libur.

“Eh, kok Mbak Ninis nggak berangkat kuliah..?”

“Iya nih Pak Bokir, lagi libur..” jawab Ninis sambil membukakan pintu rumah.

Saat itu Ninis mengenakan jubah terusan berwarna hijau dan jilbab putih. Tapi jubah dan jilbab itu tidak mampu menyembunyikan kecantkan wajahnya, dan kesintalan tubuh serta kemontokan payudaranya yang terbayang dari tonjolan samar di dadanya dan lekukan samar di pinggulnya.

Pak Bokir dan 2 teman sedikit ternganga saat itu, apalagi siluet dari cahaya di dalam rumah memperlihatkan gambar samar dari tubuh Ninis yang terlihat menembus jubah tipisnya. Mereka bertiga memandang dan sesekali menelan ludah melihat pemandangan ini. Ninis yang mulai sadar akan apa yang terjadi segera masuk ke dalam rumah dan agak menjauh dari mereka seraya mempersilakan mereka bertiga masuk.

“Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Mbak..” katanya setelah agak lama berusaha menelanjangi tubuh wanita alim itu dengan pandangan matanya. Begtu juga kedua orang temannya.

“Oh, silahkan..!” kata Ninis agak kikuk.

Memang sering wanita berjilbab ini memergoki pak Bokir atau salah satu dari kedua orang temannya memandanginya dengan pandangan lapar. Tapi ia sadar bahwa dia memang cantk, dan percaya bahwa jubah dan jilbabnya pasti akan melindunginya dari jerat nafsu ketiga tukang bangunan itu.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan Ninis mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidurnya. Namun ketika baru saja Ninis mau menuju tempat tidur, wanita alim yang lugu ini tidak sengaja melihat melalui jendela kamar, Pak Bokir sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Alangkah terkejutnya Ninis menyaksikan bagaimana Pak Bokir tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga ibu muda berjilbab yang alim ini dapat melihat dengan jelas otot tubuh Pak Bokiryang bagus dan yang paling penting tongkolnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suaminya.

Ninis seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Bokir juga memandang nya.

“Eh, ada apa Mbak..?” katanya sambil menatap ke arah Ninis yang masih dalam keadaan telanjang.

Sementara ibu muda itu melihat kontol itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi. Ninis terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika dirinya diliputi perasaan aneh, sebagai wanita muslimah yang taat, belum pernah Ninis melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suaminya. bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suaminya, sang suami masih menutupi tubuh mereka dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh mereka.

Ninis mencoba mengalihkan persaannya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Sebagai seorang yang ingin taat terhadap suami, ia malu untuk mangakui, bahwa sebenarnya tanpa disadari, dia terangsang oleh pemandangan tadi.

Ninis putuskan untuk mandi dengan air dingin untuk menyegarkan badan dan pikirannya. Cepat-cepat Ninis masuk ke kamar mandi dan mandi.

Pada saat mandi kembali Ninis teringat pemandangan yang tadi ia lihat. Mengingat tongkol pak Bokir yang besar tadi, birahinya meninggi. Ia secara tak sadar melamun, membayangkan bagaimana jika kontol pak Bokir yang besar tadi menyodok-nyodok memeknya.

Dibawah guyuran air shower, ia terus membayangkan angan yang mengundang birahi tadi, sampai tanpa sadar ibu muda yang alim ini mulai meraba-raba payudaranya sendiri dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menggosok-gosok vaginanya, lalu memasukkan dua jari lentiknya ke dalam vaginanya.

Desahan seperti kesakitan dan kenikmatan mulai terdengar dari bibirnya yang tipis dan menggairahkan. Tapi ditengah-tengah masturbasinya, tiba-tiba wanita alim ini sadar dan merasa malu pada dirinya sendiri. Ia merasa sudah mengkhianati suaminya. Ia segera menghentikan masturbasinya, meskipun sebenarnya dia sudah sangat terangsang.

Dalam keadaan telanjang bulat di bawah guyuran shower, ia kembali menyesali perbuatannya, walaupun deru birahi masih terus saja menderanya. Segera ia mengambil pisau cukur. Suaminya sangat menyukai kalau nonok Ninis bersih, dan wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini sangat menginginkan seks malam ini.

Ninis segera melumuri memeknya dengan shafing cream, agar tidak terasa sakit.

Saat ia melumuri shaving cream ke memeknya, kenikmatan itu datang lagi. Tanpa sadar, selama mencukur rambut di vaginanya, tangan kiri Ninis kembali meremas-remas payudaranya sendiri. Sementara tangan kanannya mulai mencukur bulu kemaluannya pelan-pelan sampai habis.

Setelah selesai mencukur bulu kemaluannya sampai habis, dengan mata yang mulai terpejam menahan kenikmatan, Ninis mulai memasukkan gagang pisau cukur itu ke dalam vaginanya dan menggerak-gerakkann ya keluar masuk perlahan-lahan.

Memek Ninis terasa panas dan nikmat saat wanita alim ini menyentuhnya. Angannya masih terpaku pada tongkol besar milik pak Bokir yan tadi dilihatnya, yang sekarang sedang ia bayangkan menyodok-nyodok memeknya.

Lima menit kemudian tubuh putihnya tiba-tiba mengejang, kakinya menekuk dan dadanya membusung memperlihatkan kedua payudaranya yang putih bersih mengacung tegak dengan puting susu yang mencuat keluar, menandakan bahwa wanita alim ini sudah sangat terangsang. Ninis mengeluarkan erangan yang tertahan sambil tangan kanannya terus menggosok memiawnya, dan tangan kirinya menjepit puting susunya sendiri.

Akhirnya Ninis mengalami orgasme yang luar biasa. Tubuh Ninis kaku merasakan kenikmatan luar biasa yang menjalar di seluruh tubuhnya, dan cairan memek wanita berjilbab yang berkulit putih ini mengalir keluar dengan derasnya.

Ninis tidak dapat menutupi kenikmatan yangdirasakannya saat itu, sehingga wanita lugu ini pun mengeluarkan suara mendesah yang keras. Bahkan dia lupa bahwa kamar mandinya bersebelahan dengan tempat yang akan dijadikan dapurm dimana sekarang sedang bekerja pak Bokir bersama 2 temannya, sehigga memungkinkan mereka mendengarnya.

Belum pernah sebelumnya Ninis mengalami orgasme sehebat itu saat ia bermain cinta bersama suaminya. Ternyata Ninis memang terangsang berat melihat kontol besar pak Bokir.

Setelah mengalami orgasme, Ninis jatuh terduduk di lantai kamar mandi, terdiam kecapaian. Kesadarannya perlahan mulai kembali lagi dan rasa bersalah kembali datang. Kedua kakinya tertekuk dan mengangkang lebar memperlihatkan memeknya yang basah kuyub dilumuri cairan nonoknya, sudah licin mengkilat tanpa ada bulu kemaluannya sehelai pun sehabis dicukur.

Tubuh yang putih dan montok dan biasanya tertutup jilbab ini masih sejenak mengajang, menikmati sisa-sisa gelombang orgasmenya. Ninis menyesal karena melakukan masturbasi, dan juga malu karena wanita berjilbab yang berkulit putih ini justru masturbasi dengan membayangkan orang lain, dan bukan suaminya. Namun Ninis juga tidak dapat menutupi kenikmatan luar biasa yang baru saja dirasakannya.

Setelah kekuatannya telah terhimpun, Ninis baru sadar Ninis tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan jubah dan jilbab yang Ninis kenakan sudah ia basahi dan penuh sabun karena telah ia rendam.

Ninis bingung, namun akhirnya wanita alim yang lugu ini memutuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Ninis yakin mereka tidak akan melihat, dan Ninis pun mulai berlari ke arah kamar Ninis yang pintunya terbuka.

Namun baru Ninis akan masuk ke kamar, tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang Ninis tabrak itu adalah Pak Bokir.

“Maaf Mbak.., tadi saya cari Mbak Ninis tapi Mbak Ninis nggak ada di kamar. Baru saya mau keluar, eh mbak Ninis nabrak saya..” katanya dengan santai karena belum tau kalau Ninis sedang telanjang bulat.

Saat dia sudah menyadarinya, langsung saja matanya melotot dan di bibirnya muncul senyuman liar. Tapi Ninis saat itu tidak melihatnya.

Perlu diketahui, Ninis tidak pernah lupa merawat tubuhnya walaupun selalu memakai jubah yang rapat dan jilbab lebar. Dengan rambut yang terpotong rapih seleher, Ia mempunyai kulit yang sangat putih mulus dan terawat. walau tidak terlalu tinggi (162 cm), namun tubuh Ninis sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuhnya. Kulit payudaranyapun tidak kalah putih mulus sampai2 urat-urat kebiruan terlihat di payudaranya. Apalagi itu ditunjang dengan wajahnya yang putih bersih dan cantik.

Ninis begitu malu berusaha bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah nya. wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini sangat shock, karena selama ini dia tidak pernah memperlihatkan bagian tubuhnya yang tidak tertutup jilbab dan jubah kecuali pada suaminya. Tapi sekarang, pak Bokir justru bisa menikmati setiap jengkal tubuh putih mulusnya yang tanpa sehelai benangpun. ia segera berdiri dan berusaha berlari, namun Pak Bokir segera menangkap kedua tangan Ninis.

“Nggak usah malu Mbak.., tadi Mbak juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok..” kata pak Bokir.

“Jangan Pak..!” kata wanita alim ini.

Namun pak Bokir menyeringai dan segera kedua tangannya yang sudah dituntun nafsu birahi secepat kilat maju.

Tangan kanannya dengan buasnya telah meremas-remas kedua payudara Ninis dan memelintir – pelintir dua buah putingnya yang berwarna kemerahan bergantian. Hal itu membuat wanita alim yang lugu dan berkulit putih ini mulai menggelinjang tanpa mampu menahannya.

Tangan kiri pak Bokir meremas vagina Ninis dan dua jarinya langsung masuk jauh ke dalam memek wanita alim yang lugu ini.

Ninis terkejut dan mengalami sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bahkan suaminya belum pernah menyentuhnya seperti itu. Rasa malu, marah, namun juga terangsang yang bercampur menjadi satu menimbulkan sensasi yang aneh dalam tubuh wanita yang selalu menjaga tubuhnya itu.

Ternyata Pak Bokir sangatlah ahli dalam merangsang seorang wanita, terlebih lagi Ninis tidak pernah menerima rangsangan seperti itu sebelumnya. Biasanya dia dan suaminya hanya “langsung tancap” tanpa banyak pemanasan, sehingga wanita ini seringkali tidak mencapai orgasme yang maksimal.

Ninis tersentak saat merasakan ada sesuatu masuk memeknya. Wanita yang selalu mengenakan jilbab ini ingin berteriak, tetapi tiba-tiba, dangan terus menyeringai jahat, pak Bokir mengocok-kocokkan dan memutar-mutarkan jarinya didalam vagina Ninis, yang membuat wanita ini merasa langsung kehilangan tenaga. Ninis mulai kehilangan kendali tubuhnya.

Wanita yang biasanya selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini mulai menggelinjang. Ia memejamkan matanya sambil menggigit bibir indahnya kuat-kuat. wanita alim yang berkulit putih ini tidak ingin suara desahannya keluar, karena selain karena menjaga martabatnya, itu juga akan membuat pak Bokir tahu kalau dia juga menikmatinya. Namun akhirnya,

“ehhmmhh.. eehhmmh hh..” Ninis tak mampu menahannya. Mulutnya terbuka dan mulai merintih-rintih keenakan.

Jari-jari pak Bokir mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif di dalam memiaw Ninis tanpa ada yang tersisa satu milipun. Hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaannya. Keringat mulai membanjiri tubuh telanjang wanita alim lugu yang putih mulus itu dan tanpa sadar, tangan yang semula berusaha untuk menjauhkan tangan binal pak Bokir justru naik ke pundak pak Bokir, memegang pundak itu erat, seolah tidak ingin melepaskan kenikmatan yang sedang Ninis rasakan.

Wanita berjilbab yang berkulit putih ini terus mengerang-erang penuh kenikmatan. Ia sudah tidak bisa mengendalikan tubuhnya, dan hanyut dalam kenikmatan yang pak Bokir berikan.

Sekitar sepuluh menit pak Bokir memperlakukannya seperti itu. Ninis dengan tenaga terakhirnya berusaha berontak, dan berhasil memutarkan tubuhnya membelakangi pak Bokir. Namun itu justru memudahkan p[ak Bokir.

Setelah mampu memeluk Ninis dari belakang, kembali dia meremas-remas payudara gadis berjilbab yang tidak tertutupi apapun, sementara tangan kirinya kembali mengocok-kocokkan jarinya ke memek Ibu muda berjilbab lebar ini dengan kecepatan yang terus meningkat.

Seluruh kekuatan wanita alim ini hilang sudah, terganti dengan kenikmatan yang tak seharusnya ia nikmati. Ninis terus mengerang-erang menahan nikmat. Air matanya meleleh di pipinya yang putih. Airmata penyesalan karena ia tidak mampu menahan kenikmatan yang diberikan oleh dua jari pak Bokir, dan air mata malu, mengingat statusnya sebagai seorang wanita muslimah yang taat.

Akhirnya dengan diiringi desahan panjang, badan Ninis mengejang, tersentak-sentak dan bergetar dengan hebat. keduakakinya yang putih mulus dirapatkan erat sekali menjepit tangan pak Bokir seolah tidak ingin melepaskan setetespun kenikmatan.

Kenikmatan yang lebih dahsyat daripada yang baru saja Ninis rasakan bersama pisau cukur, di dalam kamar mandi.

Srer! Sroot! Srott! Menyemprot keluar lagilah cairan kental putih yang menetes dengan derasnya dari dalam lubang nonoknya membasahi paha putih wanita alim yang lugu ini, dan terus mengalir deras sampai memercik di lantai ruang tengah itu. Untuk beberapa saat, Ninis terus saja mengejang menikmati orgasme dahsyatnya di pelukan pak Bokir.

Setelah kesadarannya pulih, dengan lunglai Ninis terhuyung, dan bersandar ke kursi di dekatnya. Pak Bokir, masih menyeringai, menjilati jarinya yang basah kuyub tersiram cairan vagina milik Ninis.

Untuk beberapa saat, Ninis merasa tubuhnya tak bisa bergerak lagi. Namun tiba-tiba, ia menyadari bahwa pak Bokir sudah melepas celananya, mulai mendekatinya. Dengan rasa ketakutan, Ninis segera menghindarinya dan berlari masuk kamar.

Sampai di kamar, ia segera menguncinya dan menjatuhkan diri ke kasur, menangis sejadi-jadinya. Dia menangis karena malu terhadap dirinya sendiri dan suaminya, karena marah terhadap pak Bokir, dan terlebih lagi marah terhadap dirinya, yang tidak bisa mengendalikan diri dan malah menikmati perlakuan pak Bokir. Ia menangis sejadi-jadinya.

Sekitar satu jam kemudian, setelah tangisnya mulai mereda, segera ia memakai baju jubah hijau terusan dan jilbab putih yang lebar, yang tersampir di pintu kamarnya. Ia tidak mengenakan celana dalam dan BH, karena celana dalam dan Bhnya semua diletakkan di almari di kamar belakang, yang tidak mungkin diambilnya tanpa membuka pintu kamar tidur. Segera ia menjatuhkan diri ke kasur lagi, dan kembali menangis. Ia bersumpah akan melaporkan tindakan pak Bokir tadi ke suaminya, sampai akhirnya dia tertidur.

Tiba-tiba, Ninis yang tidur terlentang bangun karena merasa ada seseorang yang meremas-remas vaginanya dari luar jubahnya. Saat wanita berjilbab yang berkulit putih ini membuka mata, ia kembali melihat pak Bokir yang menyeringai sambil terus menggerayangi memiawnya. Ternyata pak Bokir berhasil menemukan kunci cadangan yang berada di dalam lemari pakaian di kamar belakang.

“wah, ternyata mbak Ninis tambah cantik kalo pake jubah ama jilbab gini. Bapak jadi kepingin mbak..” kata pak Bokir.

Ninis yang ketakutan segera menepis tangan pak Bokir dan berusaha menjauhinya. Tapi terlambat. Pak Bokir berhasil menangkap tangannya dan segera menarik Ninis kedalam pelukannya.

“jangan, pak..!!” pinta Ninis memelas.

Air matanya kembali mengalir.

Tapi pak Bokir tidak mau tahu. Ia segera mengulum dan menghisap mulut Ninis yang indah. lidahnya dengan paksa dimasukkan ke dalam mulut Ninis dan mempermainkan lidah wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini, sambil tangan kirinya yang tidak digunakan untuk memeluk tubuh Ninis turun ke memek, dan kembali meremas – remasnya dari luar jubah.

Ninis meronta berusaha melepaskan diri, namun karena tenaganya kalah jauh dibanding tukang bangunan itu, dan rangsangan demi rangsangan pak Bokir yang dialami lidah dan nonoknya, rontaan Ninis semakin melemah.

Tapi lama-kelamaan akhirnya lidahnya mulai menyambut lidah pak Bokir yang bermain di rongga mulutnya. Suara desahan dan decakan menggema di kamar tidur muslimah berjilbab itu. Air matanya kembali mengalir. vaginanya kembali basah, sangat basahnya sampai-sampai membasahi jubahnya. air liur Ninis mengalir membasahi bibir, pipi, dan jilbab putih lebarnya.

Pak Bokir menjilat dan menghisap air liur wanita alim itu dan meneguknya dengan nikmat.

Setelah yakin bahwa Ninis sudah ada di genggaman tangannya, pak Bokir langsung membopong Ninis dan membawanya ke arah halaman belakang menuju dua orang teman pak Bokir.

Ninis berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Bokir dengan santainya malah berkata,

“Tenang aja Mbak.., di sini sepi. Suara teriakan Mbak nggak bakal ada yang denger..”

Melihat Ninis sudah digenggaman pak Bikor, kedua teman Pak Bokir segera bersorak kegirangan.

“wah, akhirnya kita bisa ngerasa’in mbak ini yah!!” kata seorang.

“iya!! Selama ini kita cuman bisa ngebayangin kayak apa rasanya memek cewek berjilbab, khan?” kata seorang lagi, langsung disambut dengan gelak tawa mereka.

Wanita alim yang lugu itu hanya bisa menangis ketakutan.

“jangan, paaak..” katanya mengharap belas kasihan.

Tapi para tukang-tukang itu tidak menghiraukannya. Tiba-tiba..,

“Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara Ninis sekeras-kerasnya dari luar jubahnya.

“Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa...” kata Ninis.

“Tenang aja deh kamu nikmati aja..” kata teman Pak Bokir yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba vagina Ninis dari luar jubahnya.

Sedangkan Pak Bokir sendiri masih memegang kedua tangan Ninis dengan kencang.

“benar, mbak. Kamu nikmati aja, kayak tadi pas sama jari saya. Biar kami nggak perlu nyakitin mbak.” Katanya mengancam.

Tidak berapa lama kemudian Ninis melihat ketiganya bergantian mulai melepas pakaian mereka. Ninis hanya terduduk sembari melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan tongkol mereka yang besar mengacung karena nafsunya.

Batin Ninis kembali berdesir melihat kontol-kontol besar itu. wanita yang selalu mengenakan jilbab itu bergidik membayangkan memiawnya akan disodok-sodok oleh tongkol-tongkol besar itu. Air matanya mengalir semakin deras, tapi dua kali orgasme, dan ketakutan yang teramat sangat membuat dia merasa tak punya kekuatan sama sekali.

Dengan cepat mereka membaringkan tubuh Ninis yang sudah lemas di atas pasir. Kemudian Pak Bokir menyingkapkan jubah yang dipakai Ninis sampai keatas perut, lalu mulai menjilati memek Ninis.

“Wah.., nonok cewek berjilbab wangi loh..” katanya.

Ninis merasakan lidah pak Bokir berusaha menyusupkedalam memeknya yang sudah basah. Wanita berjilbab lebar itu tersentak dan segera berontak, namun kedua teman Pak Bokir segera memegangi kedua tangan dan kaki Ninis.

Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan Ninis sambil menghisap dan mengulum puting susu Ninis dari luar jubahnya. Begitu bernafsunya dia, sampai-sampai jubah wanita alim yang lugu itu basah kuyub karena air liurnya.

Tidak berapa lama kemudian Pak Bokir membentangkan kaki Ninis yang putih lebar-lebar dan mulai mengarahkan kontolnya yang besar ke lubang vagina wanita berjilbab yang berkulit putih itu.

“eeehhmm..!!”

Ninis tersentak saat ia merasa benda yang besar itu mulai memasuki liang vaginanya. Dan ternyata, sama seperti yang Ninis bayangkan sebelumnya, rasanya benar-benar sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami Ninis.

Namun karena malu, Ninis terus berontak sampai Pak Bokir mulai mengoyangkan kontolnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa Ninis justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar itu berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

“hhhmm.. aahhm.. hhmm...” terdengar rintihan dan desahan tertahan dari mulut Ninis yang tertutup rapat.

Ninis berusaha menutup rapat mulutnya, agar desahan-desahan kenikmatan itu tidak keluar, namun yang terdengar justru desahan itu semakin terdengar seksi, dan membangkitkan nafsu biadab para tukang bangunan itu.

Mendengar desahan Ninis yang seksi, kedua teman Pak Bokir tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, Ninis sadar namun mau memberontak lagi Ninis merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah wanita alim itu terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan Ninis tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Bokir.

Tidak lama kemudian Pak Bokir membalikkan tubuh Ninis yang masih memakai jubah dan jilbab lengkap dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari memek Ninis.

“aaahhhmmm...”

Putaran badan itu membuat Ninis merasa tongkol pak Bokir mengaduk liang memiawnya.

Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan kontolnya ke mulut Ninis. Ninis berusaha berontak, namun si gendut mencengkeram kepala Ninis yang mesih terbungkus jilbab dengan keras, sehingga Ninis menurutinya. Ia dipaksa mengulum dan menjilati penisnya seolah-olah seperti permen lolipop.

Ninis benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian Ninis mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah Ninis alami sebelumnya. Tubuh wanita alim yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar itu mengejang, tersentak-sentak disertai desahan panjang selama hampir satu menit, lalu kemudian menjadi lemas dan jatuh tertelungkup.

Namun tampaknya Pak Bokir belum selesai, sehingga cengkeramannya pada pinggul Ninis semakin kuat, sampai-sampai kulit Ninis berdarah karena tergores kuku Pak Bokir yang Hitam. genjotannya juga semakin dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim Ninis. Saking banyaknya, sampai-sampai sperma pak Bokir meluber keluar, bersama cairan nonok ibu muda berjilbab yang alim itu, mengalir turun membasahi jubahnya.

Begitu Pak Bokir mencabutnya, Ninis kembali mendesah saat si botak langsung memasukkan kontolnya ke dalam memek Ninis tanpa memberi waktu untuk istirahat. Sambil terus menyodok vagina Ninis dalam posisi anjing, jari si botak menyusup ke dalam jubah Ninis, mempreteli kancing jubah itu sampai perut, dan meremasi payudara wanita alim yang lugu itu yang sudah terlihat bergantung bergoyang-goyang mengikuti irama sodokan si botak.

Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan tongkolnya ke dalam mulut Ninis dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut wanita berjilbab yang berkulit putih itu. Banyak sekali spermanya yang Ninis rasakan di mulutnya, namun ketika Ninis hendak membuang sperma itu, Pak Bokir yang terlihat sedang duduk beristirahat berkata.

“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama.. pasti nikmat.. hahaha..”

Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, Ninis menurutinya berkumur dengan sperma itu. Sungguh erotis sekali, melihat seorang muslimah yang masih memakai jubah dan jilbab, berkumur menggunakan sperma seorang laki-laki yang bukan suaminya, sementara ekspresinya tegang menahan kenikmatan dari sodokan demi sodokan yang ia terima dari belakang.

Sementara si botak terus menyodok-nyodok kontolnya didalam nonok Ninis, Pak Bokir masuk ke dalam rumah Ninis dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang dibeli Ninis tadi pagi untuk dimasak, serta sebuah kalung mutiara imitasi milik wanita alim itu.

Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan Ninis pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut, dengan memek yang berlepotan sperma, yang mengalir turun membasahi pasir dibawahnya. Melihat temannya sudah selesai, Pak Bokir menghampiri Ninis sambil memaksa Ibu muda berjilbab lebar itu kembali ke posisi merangkak.

“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan dari mbak Ninis ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam memiaw Ninis.

Tentu saja ibu muda berjilbab yang alim itu terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi Ninis.

Dan tidak lama kemudian,

“Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam nonok Ninis.

Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga wanita alim itu menggoyang-goyangka n pantatnya ke kiri dan kanan.

“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. hahaha..” kata si botak.

“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si gendut.

Dengan perlahan Ninis merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat. Desahan demi desahanpun keluar dari mulut wanita berjilbab itu, bersamaan dengan gerakan terong yang terasa mengaduk-aduk nonoknya.

Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit Ninis berhenti, tetapi setiap Ninis berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat wanita alim yang lugu itu.

Tidak berapa lama wanita berjilbab yang berkulit putih itu mencapai klimaks, dan dari memeknya kembali menyembur keluar cairan putih. melihat itu mereka tertawa.

Pak Bokir kemudian menghampiri Ninis, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus Wanita berjilbab lebar itu.

Ninis kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!”

Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.

“Sekarang mbak maju pelan-pelan yaa..”

Dan ketika Ninis bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus Ninis sampai habis, dan kembali pula wanita alim yang lugu itu mendesah dan mengerang, menikmati sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya itu.

Begitulah mereka mempermainkan Ninis sampai kemudian mereka siap memperkosa wanita alim itu lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka klimaks, Ninis pun turut orgasme dengan arti Ninis menikmati diperkosa.

Dan malam harinya ketika suami Ninis pulang, wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar itu sama sekali tidak melaporkan kejadian.

Klik Nomor untuk lanjutannya
cerita sex yes, fuck my pussy. good dick. Big cock. Yes cum inside. lick my nipples. my tits are tingling. drink my breast. milk nipples. play with my big tits. fuck my vagina until I get pregnant. play "Adult sex games" with me. satisfy your cock in my wet vagina. Asian girl hottes gorgeus. lonte, lc ngentot live, pramugari ngentot, wikwik, selebgram open BO,cerbung,cam show, naked nude,
close