Seri 2 Petualangan Icha

cewek amoy
Icha


Tahun ajaran baru di masa perkuliahan pasti dimulai dengan masa orientasi mahasiswa dan oleh karena itu aku dan Cindy ikut serta dalam kepanitiaannya. Kami masuk dalam bagian gugus disiplin yang tugasnya menjaga dan mendisiplinkan peserta. Karena hari itu adalah hari terakhir mos, kami harus bersiap-siap sangat pagi untuk acara tersebut. Aku sudah siap mengenakan kemeja putih dibalut jas alamamater, rok hitam, dan kerudung hitam sedangkan Cindy masih telanjang dalam kondisi baru bangun dari tidurnya. Alhasil, aku menunggu di parkiran sembari memanaskan mobilku.

"rapih banget kamu, mau kemana?" tiba-tiba suara Dana mengagetkanku

"ah bikin kaget aja, ini acara puncak mos jadi harus udah kumpul pagi-pagi"

"ohh gitu" katanya sembari mendendekatkan tubuhnya kepadaku

"hmmpphh" tiba-tiba dia mendorong badanku kearah mobil dan menciumku

"hmmmpp ahhh hmmm" tangannya mulai melepaskan kancing-kancing kemejaku dan mengangkat bhku

"hmm ah Dan masih pagi shh ahh" aku mulai mendesah ketika dia meremas-remas kedua tokek

"mumpung masih pagi jadi Cuma aku yang mainin kamu" tangan kirinya mulai menyingkap rokku danmulai memainkan jarinya dibalik cdku

"ahhh Dan jangan shhh ahhh"

Kemudian Dana membalik tubuhku dan mendorong badanku hingga putingku menyentuh dinginnya kap mobil. Dia lalu menurunkan cdku dan mulai menempel-nempelkan kontolnyadi selangkanganku. Ahh aku akan dimainkan dalam posisi ini, aku tak bisa menolaknya.

"ahhh Dan shhh ahh" aku mulai merasakan kenikmatan didoggy oleh Dana

‘plak plak plak’ tamparan demi tamparan mengenai bokongku

"terus goyang lonte uhh"

"iya sayang ahh ahh ahh"

‘plak plok plak plok plak plok’

"ahhh shhh terus ahhh terus genjot ahhh shhh"

Aku bisa melihat Cindy sedang asik meremas-remas toketnya sendiri dan menekan-nekan selangkangannya dari luar pakaiannya sembari menonton pergulatan kami. tiba-tiba, Dana mencabut kontolnya dan kemudian mendudukan aku di depan mobil. Dia kemudian memasukan kontolnya kedalam mulutku dan memaju mundurkannya dengan cepat.

"hmmm hmmm" aku tak sanggup berbicara

"shh ahhh ini buat sarapan kamu"

‘crot crot crot’ pejumenyembur keluar dari kontolnya memenuhi mulutku bahkan sampai rembes keluar

"hmm hmm"

"telen sayang, itu sarapan dari aku haha" kata Dana

Aku menelan semua peju yang masuk dalam mulutku dan setelah itu aku membersihkan sisa-sisa peju dari kontol Dana. Saat asik menjilati kontol Dana, Cindy menghampiri kami

"Cha jangan keasikan ngejilatin, kita udah hampir telat nih"

"oh iya, bentar-bentar"aku pun segera merapihkan pakaianku

Acara mos akan segera dimulai hanya saja aku tidak bisa fokus karena gara-gara Dana tadi pagi. Aku bahkan belum sempat keluar, begitu juga Cindy yang sedari tadi tidak fokus. Aku tak tahan ingin memainkan mekiku tapi sekarang aku sedang berada ditengah-tengah lapangan untuk kumpul. Tidak mungkinkan aku memainkan mekiku disini. Atau mungkin??

Aku memperhatikan keadaan sekitarku, sekarangaku berdiri di pojok belakang kanan barisan maba sedangkan Cindy ada lumayan jauh disebelah kiriku. Maba pun sedang fokus memperhatikan ke arah depan, mungkin mereka tidak berani nengok-nengok karena ada kami dibelakang. Merasa kondisi aman, aku mulai membuka resleting rokku dan coba menurunkan dalemanku tapi ternyata tidak bisa. Aku pun pura-pura berjongkok sembari mengangkat bagian belakang rokku dan kemudian menurunkn cdku. Aku merogoh 2 buah spidol permanen di kantung almetku lalu kuselipkan di mekiku.

"emm" aku menahan desahanku ketika kedua spidol itu masuk kedalam mekiku

Aku mulai menggerakkan spidol tersebut maju dan mundur. Meski tidak senikmat menggunakan dildo, tapi adalah daya sudah tak tahan. Aku mulai membayangkan kalau diriku dipamerkandiatas panggung. Tubuh telanjangku dilihat oleh para maba lalu aku mulai mastrub di depan mereka. Uhhh aku yang dari hari pertama selalu marah-marah dan ditakuti oleh mereka kini melakukan hal yang merendahkan harga diriku. Aku membayangkan juga akhirnya aku digilir oleh mereka satu persatu shh. Lamunanku terhentikan ketika aku melihat dari jauh salah seorang panitia berjalan ke arahku. Aku segera berdiri karena kagetnya hingga aku lupa membenarkan posisi cdku.

"Icha" sahut panitia tersebut yang aku namanya Rio dari bagian acara

"kenapa??" kataku

"itu Cha ada maba yang telat terus dia kaya marah gitu ke kita"

"ehh" aku memegangi sekitaran pahaku ketika aku merasa cd kumulai melorot

"loh Cha, kenapa?"

"eh gapapa kok" ‘aduh gawat cdku udah sampe mata kaki lagi’ pikirku

"yaudah Cha bantuin kita ya, ayo" Rio kemudianberjalan menjauhiku

"eh iya iya" aku tak sempat mengambil cdku, jadiaku loloskan cdku dan menendangnya kesemak-semak dibelakangku begitu pula dengan spidolku yang ikut jatuh

Aku kemudian pergi menuju luar lapangan untuk menemui maba yang bermasalah. Aku lihat sudah ada kerumunan panitia dan seorangmaba. Aku kenal maba itu, dia udah sering kali telat dan buat masalah selama kegiatan. Namanya kalau tidak salah dipanggil Joe, badannya memiliki proposi yang sangat bagus bahkan bisa dibilang tipeku. Dari cerita yang ku dengar di sana, Joe sudah benar-benar salah karena telat 15 menit. Permasalahannya dia tidak terima Cuma gara-gara 15 menit telat dapet hukuman. Lalu ide liarku mulai memuncak akibat nafsu yang belum terpuaskan.

"oke oke, aku paham, biar aku yang hukum dia secara langsung" kataku pada pihak panitia

"wahh makasih Cha, kit jadi bisa kerja lagi"

"kamu ikut saya sekarang" kataku pada Joe

"mau dibawa kemana kak?" tanyanya

"udah ikut saja" aku kemudian membawanya ke gudang peralatan yang ada gedung di depan lapangan tersebut

Kami berdua pun masuk gudang dan aku mengunci pintu secara perlahan dan menyalakn lampunya

"kamu tau salah kamu apa!" aku berusaha tegas

"saya tau saya telat tapi-"

"nggak ada tapi-tapian! Kalau udah telat ya dapet hukuman" aku berjalan memutari dia yang sedang berdiri di tengah ruangan

"tapi kan kak nggak harus dapet hukuman juga" protes Joe

"hukuman buat ngedisiplinin kamu, lagian kamu juga baju ga rapih"

"aku ga mau denger dari orang yang ga pake daleman"

tiba-tiba suasana menjadi sepi dan aku mengecheck rokku, ternyata aku lupa nutup resletingnya. Jadi dari tadi pantat polosku dapat terlihat. Aku benar-benar menahan malu dan rasa deg-deganku.

"seharusnya kakak juga dapet hukuman kalau gitu" Joe memecah keheningan

Aku segera mendorong tubuh Joe hingga jatuh ke atas matras karena badannya belum siap menerima hentakan. Segera setelah Joe jatuh, aku mengangkat kedua tangannya dan menekannya dengan lututku. Lalu aku melepaskan ikat pinggangku yang akan kugunakan untuk mengikat tangan Joe di penompa atap gudang sehingga tangannya tidak dapat digerakkan.

"kak apa-apan ini, lepasin"

"ini hukuman buat kamu, hukuman buat muasin aku hehe" aku tersenyum imut kearahnya

"apa?? lepaasshhmm" aku membungkam mulutnya dengan menempatkan mekiku tepat di atas mulutnya

"shhh ahhh iya kamu ngomel-ngomel aja dimekiku sementara aku ngisengin kamu" aku mulai membuka gesper dan resleting celananya lalu mengeluarkan kontolnya yang sudah setengah menegang

"uuu ternyata udah mulai terangsang hehe" aku mulai mengocoki kontolnya

"hmmm hmmm" Joe mulai memberontak ketika tanganku mulai menggosok-gosok kontolnya

"ahh ahhh shhh jangan galak-galak gitu, kamu sebenernya suka kan?? Ini aja udah negang hehe amm" aku pun mengulum kontolnya

Sembari mengulum kontolnya aku mulai melepaskan almetku diikuti dengan kemeja dan bhku begitu juga dengan kerudungku.

Kami dalam posisi 69 hampir selama 2 menit hingga aku mulai menyadari amukan mulut Joe mulai melemah. Aku pun menggigit ujung kontolnya dan dalam seketika kepalanya mendorong selangkanganku.

"aahh, jangan gitu dong" aku pun berdiri dan melihat Joe yang lemas hampir kehabisan nafas

"haahh haahh udah kak lepasin aku"

"kenapa minta dilepasin?? Ga suka dikulum cewe? Atau aku ga menarik?" kataku semabari melpas rokku

"aku ga suka digiin" katanya sembari terengah-engah

"hoo? Ga suka? Tapi kontol kamu setegang ini" aku menginjak kontolnya dengan sepatuku hingga kontolnya menghadap samping

"aahhh kak"

’crot crot crot’ Joe mengalami klimaks dan menyemburkan pejunya banyak sekali

"Ih keluar gara-gara dinjek, kamu suka kali diginiin"

"ahhh ahhh kak udah"

"belum! Enak aja aku belum keluar" akupun menggulum kembali kontolnya hingga kembali menengang

"aahhh kakahk shh ahhh"

"sekarang puasin aku" aku kemudian mengarahkan kontolnya ke mekiku dan memasukannya

"ahhh kakk"

"shhh ahh ehmm" aku pun mulai menggerakkan tubuhku naik turun terus menerus

"ahhh kak shhh ahh"

"hhmmm ahhh shh Joe shhh"

"kakk ss lepasin aku shhh aku bakal puasin kakak"

"bener yaahh??"

"iyaa kak"

Aku kemudian melepaskan ikatan pada tangannya dan seketika itu pula Joe bangkit dan memutar tubuhku hingga kini aku membelakanginya. Dia kemudian mengerakan tubuhku perlahan-lahan kearah dinding di seberang pintu. Di dinding tersebut ada jendela kecil yang dtutup oleh kayu. Joe membuka kayu tersebut dan meletakkan kepalaku di jendela tersebut. Dari sini, aku bisa melihat dengan jelas para maba yang sedang berbaris meski pun mereka tidak bisa melihatku. Hal tersebut karena ada di atas panggung. Meski tidak melihatku langsung, namun tatapan mereka kearah panggung seakan-akan melihatku dan ini benar-benar membuatku terangsang.

"Ahhh.. Joe.. nanti.. ada.. yang.. shhh liat" kataku terbata-bata akibat tusukan-tusukan dari Joe

"Sshhh gapapa kak, kakak idola para maba kok"

"ahhh idola?? Shhh"

"iya banyak yang suka sama kakak, bahkan adayang bilang gini-" Joe menjambak rambutku hingga kepalaku mendekat ke kepalanya

"aahh" desahku

"-kakak Icha muka galaknya bikin sange, pingin rasanya liat muka kak Icha marah gara-gara mukanya penuh peju"

"ahh shh ahh teruss"

"aku pengen ngiket kak Icha terus perkosa dia dan selama diperkosa dia terus marah-marah"

"AhhAAH" mendengar hal tersebut membuatku senang sekaligus membayangkan hal-hal itu

"dan yang terakhir kak, di asrama ga sedikit dari kami yang ngedit foto kakak telanjang dan dijadiin bahan coli masal"

"Ahhh AHH AHHAH aku ga kuat! ahh" aku pun mencapai klimaks diikuti oleh Joe yang menyemburkan pejunya di lantai

Kami pun segera berberes dan bersiap-siap keluar takut dicurigai oleh yang lain. Aku bilang kepada panitia aku menghukum Joe untuk bersih-bersih gudang sebagai alasanku bila ditanya kenapa lama. Selain itu, aku bertukar kontak dengan Joe karena secara pribadi aku tertarik dengan dia. Setelah itu aku membariskan Joe dalam barisannya dan kembali ketempatku namun akutidak melihat Cindy. Kemana anak itu pergi padahal masih tugas meski aku sendiri ga bisa protes karena kelakuanku.


==x=x==


Cindy side

Pagi itu aku dibangunkan oleh Icha untuk berangkat ke acara masa orientasi mahasiswa baru. Kami kebetulan masuk dibagian gugus disiplin sehingga kami harus datang lebih pagi. Icha memarahi ku karena aku belum siap-siap bahkan menggunakan baju saja belum. Alhasil dia menungguku mandi dan siap-siap sembari memanaskan mobil. Namun saat aku selesai mandi tiba-tiba Reza lewat di depan kamarku dan bodohnya aku lupa menutup pintu setelah Icha keluar tadi.

"loh pagi-pagi gini udah mandi aja, mau kemana?" katanya sembari masuk kamarku dengan santai

"eh iya ini ada acara masa orientasi" kataku yang kala ituhanya menggunakan handuk

"ohh kamu bagian apa?"

"gugus disiplin"

"ohhh, tapi kayaknya ga cocok buat kamu"

"maksud kamu? ahhh" tiba-tiba dia meremas toketku dan mendorong tubuhku hingga bersandar di dinding kamarku

"iya ga cocok, kamu tuh cocoknya didisiplinin bukan ngedisiplinin" katanya sembari meremas-remas toketku dan tangan satunya meraba-raba pahaku

"shh ahhh Za shh jangan shh aku harus siap-siap"

"lagi bantuin kamu siap-siap kok, budak sex kaya kamu gabisa nyiapin dirinya sendiri kan"

"Zaaa aahmm"

Kini bibirku diciumnya dengan ganas sembari tangannya masih asik meremas dan mengelus-elus pahaku. Elusan-elusan halus di pahaku membuatku tanpa sadar melebarkan kakiku. Merasa mendapat jalan, tangannya kini dua-duanya mengangkat pahaku dan kemudian mengelus-eluskan kontolnya di selangkanganku. Seakan dibawah pengaruh sihir, tanganku dengan sendirinya menuntun kontol yang sudah tegak itu menuju mekiku.

"hhmmpp!!" jeritku tertahan ciuman Reza ketika dia dengan kasarnya menusukan kontolnya ke mekiku

Kedua tangannya pun berpindah dari memegangi pahaku kini memegangikedua pergelangantanganku. Dia memposisikan kedua tanganku jauh di atas kepalaku dan akibat gravitasi tanganku seakan-akan tertarik kebawah dengan kuat. Genjotan-genjotan yang dia begirkan membuat toketku berguncang kuat bahkan sangking kuatnya membuat handukku tak mampu bertahan dan kini sudah jatuh di lantai.

"hmmmpp ahh dasar lacur, kamu bisa2nya ngedisiplinin anak orang paling-paling ujung-ujungnya kamu yang disiplinin"

"ahhh ahh ahh iya shhh ahhh aku pengen didisplinin"

"iya pengen didisiplinin?? pengen dihukum?"

"ahhh iya ahhh shhh hukum Cindy shhh hukum Cindy karena udah jadi nakal"

"oke kalau gitu"

tiba-tiba Reza berhenti menggenjotku dan melepaskan kontolnya. Dia kemudian menuju tumpukan pakaianku yang sudahku siapkan untuk hari ini. Dia meraih bh dan cdku dan kemudian mengocok kontolnya dengan kuat hingga memuntahkan pejunya di cup bh dan bagian selangkangan cdku. Kini aku melihat dalemanku dikotori dengan peju Reza.

"nih lacur pake cepetan" katanya sembari melempar daleman penuh peju itu kepadaku yang terduduk di lantai

"iya tuan" balasku dengan memelas

"sebagai hukuman buat kamu, kamu musti pake daleman kotor itu hari ini dan ini juga" dia melemarkan kalung anjing yang ku punya setelah dia meraihnya dari mejaku

Kini aku berdiri dengan mengenakan daleman yang penuh peju didalemnya dan kalung anjing. Kalau dilihat dari luar tidak ada yang aneh pada dalemanku kecuali perbedaan warna karena basah. Untungnya saja aku tidak menyiapkan dalemanku yang transparan. Meskipun begitu rasanya tidak nyaman karenaada sensai lengket2 basah pada toketku dan selangkanganku. Setelah menyuruhku berpakaian lengkap, Reza pun pergi meninggalkan kamarku. Aku harus benar-benar memastikan kalung anjing yang ku pakai ini tidak terlihat dengan benar-benar. Aku pun segera menuju ke bawah takutnya Icha kelamaan menungguku, eh ternyata pas dibawah dia malah asik digenjot oleh Dana.

Kini aku menjaga barisan maba dari belakang bersama anggota gugus disiplin yang lain. Aku melihat Icha jauh disebalah kanan ku sedangkan yang lannya juga jauh disebelah kiriku. Aku masih merasa tidak nyaman, pasalnya peju yang bersarang didalemanku kini sudah mengeras dan mulai menimbulkan sensasi lengket dibadanku. Belum lagi teriknya pagi menjelang siang ini membuatku keringetan. Acara ini masih diisi oleh sabutan2 yang cukup lama dan aku bisa melihat banyak maba yang mulai kelelahan berdiri. Aku sendiri juga sudah mulai merasa pusing karena cahaya matahari dan seharusnya aku sarapan tadi pagi.

"kak aku pusing banget kak" ujar seorang maba berjilbab manis kepadaku

"kamu bener-bener ga kuat?"

"nggak kak, pusing banget" katanya sembari berjalan kearahku

"kamu udah keringet dingin, ikut kakak ke medis ya" ujarku setelah mengechek dahinya

Aku pun membawanya ke ruang medis yang berada di gedung kuliah bersama sekitar 50 meter dari lapagan. Maba itu bernama Windy yang ternyata mengambil jurusan yang sama denganku.

Sesampainya di gedung kuliah bersama kami bergegas menuju ruang yang disediakan untuk medis. Suasana gedung ini cukup sepi menginggat ini hari libur jadi tidak banyak mahasiswa atau dosen bahkan satpam hanya berada di depan gedung saja. Ruangan medis disediakan di lantai 2 gedung ini di ruangan yang pas menghadap ke pintu masuk. Ketika kami memasuki ruangan hanya satu anggota medis yaitu Miranda dan seorang maba yang sedang tertidur. Entah kenapa Miranda terlihat agak panik.

"ehh,, ada apa Cin?" tanya Miranda

"ini si Windy sakit, kepalanya pusing katanya"

"oh yaudah sini tidurin disini, gara-gara panas ya?"

"iya nih kak" jawab Windy yang kini tertidur dimatras

"sama kaya Chandra, dia juga pusing gara-gara kepanasan akhirnya istirahat disini kayaknya gara-gara ga sarapan" kata Miranda yang sibuk mencari-cari obat

"mungkin kak hehe"

"nih minum obatnya, obatnya cukup kuat jadi kemungkinan abis minum kamu bakal ketiduran" kata Miranda sembari menyuguhkan obat

"makasih kak" Windy pun akhirnya meminum obat tersebut

"Mir, aku juga sekalian mau oatnya, aku agak pusing gara-gara belom sarapan" ujarku

"oh yaudah, Cuma kuat loh obatnya"

"gapapa aku lebih kuat kok haha"

"yaudah kalau gitu nih minum ya, sekalian istirahat aja dulu biar aku yang gantiin kamu di lapangan"

"wah Mir, kamu baik banget hehe makasih ya"

Miranda pun membalas dengan senyum dan berjalan meninggalkan kami. Aku pun meminum obat tersebut dan duduk di matras disebelah Windy. Aku lihat Windy sudah asik tertidur dan Chandra juga masih tertidur. Aku pun memutuskan merebahkan diri dan menyegarkan diri dengan membuka kancing almetku dan 2 kancing atas kemejaku karena ruangan ini berAC jadi aku bisa menghapus keringatku.

Sangking sejuknya, aku tak sadar kalau aku tertidur. Entah mimpi atau setengah bangun, aku mendengar suara cowo.

"ih sial, udah enak-enak dikocokin kakak medis tadi eh keganggu gara-gara kak Cindya dateng" suara tersebut diikuti oleh langkah kaki yang menuju kearahku

"hmm tapi dia emang cakep sih, mana toketnya gede lagi pantes aja banyak yang coliin dia setelah kak Icha" aku merasakan pada matras seperti seseorang berdiri mengangkangi tubuhku

"hmm coba kita liat" aku merasa tanganku keduanya diangkat ketas lalu kemejaku perlahan-lahan dibuka dan bhku pun diangkat keatas

"hmm" erangku ketika bekas peju yang mengering di bhku membuatnya sedikit sehingga putingku serasa ditarik ketika bhku diangkat ke atas

"uhh kirain apaan ternyata ngigo bikin kaget aja, eh apaan nih" kemudian dia mengangkat terusan keurungku yang menutupi leherku

"wah kalung anjing, gk nyangka di balik kerudungnya dia pake ginian ini mah bukan gugud disiplin tapi gugus di’disiplinin’, uhh udah gatahan" aku kemudian mendengar suara seakan-akan sebuah resleting terbuka dan tak lama aku merasa sebuah daging keras mendarat di pipiku

"uhh kulit mukanya alus banget shh" kemudian benda itu bergerak menujumulutku dan berputar-putar di bibirku

"shh gila bibirnya mantep banget, coba ini" kemudian sebuah tangan tiba-tiba meremas toketku dan aku mengerang

"ahhmmm" akibat eranganku benda itupun masuk ke dalam mulutku dan aku sadar itu adalah kontol

"ahhh masuk mulut shh anget banget" kontol itu pun bergerak perlahan maju dan mundur

"hmmm ahhh kayaknya perlu di dokumentasikan" mendengar hal itu aku panik dan dengan cepat seluruh nyawaku terkumpul lalu akupun menggigit kontol itu serta tanganku meraih dan buah zakarnya

"ahhh" erang cowok itu yang ternyata dalah Chandra yang daritadi aku kira tidur

"hoo berani kamu ya ngontolin cewe yang lagi tidur" kini kontolnya aku pegang dengan erat oleh tanganku yang lain

"ahhh kak ampun ahh jangan diremes kenceng-kenceng bijiku ahh" kini posisi ku sudah duduk sama tinggi dengan dia dan aku mendekatkan bibirku di telinganya

"kamu udah seenaknya buka-buka badanku, megang-megang badanku dan udah bikin aku naik sekarang kamu harus puasin aku"bisiku padanya

Aku kemudian mendorong Chandra hingga terduduk memasang tampang mupengnya. Aku kemudian berdiri dan menengok kearah Windy yang sedang tidur lalu melepas rok, cd, bh dan kemejaku satu per satu. Selanjutnya aku menarik lepas dari yang dipakai oleh Chandra dan mengikatkan salah satu ujungnya dibagian belakang kalungku. Aku pun memberikan ujunglainnya kepada Chandra sebagai tanda bahwa dia yang memegang kendali. Chandra kemudian dengan sigapnya mengambil ujung dasi itu dan memposisikan tubuhku tengkurap diatas badan Windy. Dia kemudian mendorong mukaku hingga berjarang 5 cm dari wajah Windy dan berbisik kepadaku.

"Windy sangat mengagumi keanggunan kakak asal kakak tau, kami cukup dekat gara-gara satu sma. Bayangkan saja apa yang bakal terjadi kalau dia liat kakak yang dikagumi ternyata hanya lonte" kemudian Chandra mendorong masuk kontolnya dengan kencang ke mekiku.

"ahh" hentakan itu membuat aku hampir berciuman dengan Windy

"shhh mantep banget"

‘plok plok plok’terdengar suara ketika tubuh kami saling beradu

Aku berusaha keras menahan goncangan-goncangan dari Chandra dengan kedua tanganku. Aku tak ingin menyentuh Windy hingga membangunkannya. Terlebih lagi, perkataan Chandra benar-benar membuatku berpikir apa yangakan dipikirkan oleh Windy bila tau aku kaya gini. Tapi aku tak bisa berpikirjernih, genjotan demi gendotan membuatku benar-benar terangsang sehingga yangkeluar darimulutku adalah..

"ahh ahhh ahh terus Chan shh ahhh ahhh genjot terus shh"

"ahh iya kak, shhh ahhh iyaa lonte"

‘plak plok plak plok plak plok’ bunyi aduan badan kami berseling dengan bunyi tamparan pada pantatku

"ohhh ahh shh ahh Chan shhh"

"loh kak Cindy??" tiba-tiba Windy bangun dan kaget melihat mukaku yang sedang memerah kenikmatan dan mulai bercucuran keringat

"Winaammm" belum sempat aku berbicara Chandra sudah mendorong tubuh dan kepalaku hingga aku berciuman dengan Windy

"ahhmmpp hmmm" Windy berusaha menolak namun akibat berat tubuh Chandra dan tubuhku, Windy tak bisa berbuatbanyak

"hmmmpp hmmm ahmm" aku kaget ketika tiba-tiba Windy memainkan lidahnya dalam mulutku

"aaahmmm ahmm ahmm" permainan lidah dari Windy sangat hebat bahkan bisa dibilang sangat jago

"ahhh gila adegan lesbi didepan mata" Chandra kemudia meraih kedua tanganku dan mengikatnya di belakang tubuhku dengan dasinya

"ahmm ahh Kak Cindy" aku rasakan tangan kiri Windy menjalar ke bagian bawah tubuhnya lalu menarik roknya ke atas dan memainkan mekinya sedangkan tangan kanannya meremas-remas toketku

"ahh shhh ahhh" erangku ketika Windy memilir2 putingku

"ahhh Kak Cindy aku ga nyangka model yang aku kagumin ternyata kaya gini shhh"

"ahhh maafin Kakak shh Win, aku emang lonte aahhh aku budak sex" kataku ditengah-tengah genjotan Chandra dan remasan Windy

"tenang kak, Windy kan lesbian shhh dia malah lebih seneng kakak gini" ujar Chandra

"ahhh iya kak shhh aku selalu pengen cium kakak dan remes2 toket besar kakak"

"ahh shh kalau gitu mainin aku ahhh shhh puasin akushh jadiin aku objek kalianaaahhh"

"dengan senang hati" ujar Chandra

Chandra pun menggenjotku semakin cepat sedangkan Windy berusaha duduk dan melepaskan rok dan cdnya. Setelah terduduk dia melepaskan kemeja dan bhnya. Dia pun mengarahkan kepalaku keselangkangannya kemudian menekan kepalaku keselangkangannya.

"jilat meki aku kak Cindy lonte"

"iyaa nyonya, slurp ahmm almmm slurppahhh"

"ahhh ahh shhh ahh kakkk teruss jilatin ahhh"

"nihhh aku kasih bonus ahh" Chandra memperkuat genjotannya hingga tubuhku ikut maju

"ooooHHH AHHH Ohh" Windy mengerang hebat ketika akibat dorongan itu kepalaku makin kuat menekan mekinya

"ahhmmmllllahh" aku pun ikut mengerang akibat naiknya intensitas genjotan tersebut dan cengkraman tangan Windy yang reflek meremas toketku

Chandra terus menerus memperkuat genjotannya sedangkan aku semakin kuat menjitat dan mempermainkan meki Windy dan Windy semakin kuat meremas toketku. Kejadian itu terus menerus berulang hingga 30 menit berlangsung.

"ahhh kak aku mau keluar ahh" Windy menahan dan menekan kepalaku diselangkangannya hingga wjahku basah oleh semburan cairan kewanitaannya

"ahh ahhh mpp ahh udahhh ahh" aku kelelahan akibat permainan ini, Chandra pun melepaskan aku

"uhh mukanya kotor banget kak, sini aku bersihin" Windy kemudian mendudukanku dan membersihkan mukaku dengan cara dijilat lalu jari tangannya mulai memasuki mekiku

"ahhh ahh Win jangan ahh ahh ampunn nanti aku keluaaammpp" Chandra kemudian memasukan kontolnya kedalam mulutku

"nanggung kak lonte dikit lagi" kata Chandra

"HMMPP" aku pun keluar akibat jari Windy yang sedang sibuk menjilati tubuhku

"ahhh kakak keluar hehehe" ujar Windy

"ahhh aku juga ga tahan" Chandra pun mencabutkontolnya dan mulai mengocoknya

"hmmmpp ahhmmm" melihat kekosongan itu Windy langsung menciumi ku dengan ganas

"uhh shhh kalian berdua hot bangettt ahh"

‘crot crot crot’

Ditengah-tengah ciuman panasku dengan Windy, kami dihujani oleh peju yang menyembur di muka kami. Peju tersebut membasahi muka kami sediit juga membasahi kerudung dan badan kami. Setelah semua peju keluar Windy membopongku ku ke kamar mandi untuk membersihkan kerudungku. Masih dalam kondisi telanjan dan tangan terikat dibelakang aku bersama Windy yang dalam kondisi telanjang juga pun meninggalkan Chandra di ruang medis.


==x=x==


Aku bingung karena tidak menemukan Cindy dimana-mana akhirnya akubertanya pada salah satu panitia. Ktanya dia melihat Cindy membawa salah satu maba ke medis. Aku pun segera menuju gedung tempat ruang medis berada. Ketika aku sampai disana aku kaget melihat Cindy di depan kamar mandi dengan seorang cewe dalam kondisi telanjang.

"Cindy!"

"Icha? Kok kamu disini?"

"aku nyariin kamu, kok kamu diiket gitu tangannya? Kenapa kamu telanjang?"

"ah ini hehe aku kebablasan hehe"

"haduh kamu ini, mana kerudung sampe penuh peju gitu" kataku

"Kakak!" tiba-tiba cewe yang ada di samping Cindy lompat dan langsung menciumku

"hmm"

"ahhmm"

"aahhmm"

Cewe itu dengan cepat memainkan lidahnya dalam mulutku dan meremas-remas toketku. Aku tanpa sadar menikmati permainan ini karena rasa ini tidak asing bagiku. Cewe itu dengan cepat telah membuka almet, kemeja, bh, dan rokku menyisakan kerudung dan sepatuku saja. Kakiku satu diangkat dan diganjal oleh tangan kanannya yang kini meremas-remas toketku sedangkan tangan kirinya asik memainkan mekiku.

"hmm ahh Windy!?"

"iya kak, uhhh emang badan kakak ga pernah bikin aku puas" katany yang langsung menyedot putingku diikuti dengan jarinya yang kini berjumlah 3 buah menyodok-nyodok mekiku

"ahhh Win ahh jari kamu ahh ahhh udah ahhh ahhh ahhh"

"huhuhu disini memang kelemahan kakak" katanya yang asik menggoyang-goyangkan ketiga jarinya tersebut

"jadi kalian saling kenal?" tiba-tiba Cindy bertanya seakan-akan pemandangan ini adalah hal biasa

"iya ini mainan- ehm maksudnya kakak aku" kata Windy

"ahh maksud mainan apahh" kataku yang masih bergoyang-goyang akibat permainan jari Windy

"jadi kalian adek kakak??" tanya Cindy memastikan

"ahhh ahh iya ahhh Win udah ahhh jangan ahhh nanti keluaraahh" aku pun menyemburkan cairan kewanitaanku

"ahh kakak hehe, jangan berisik nanti satpamnya dateng"

"itu kan gara-gara kamu Win"

"kalian adek kakak sama aja kelakuannya haha" tawa Cindy

Kami pun tertawa dan sejenak kami sadar bahwa sebagaimanapun juga gedung ini terlalu sepi.

Kami bahkan bisa mendengar suara dari kegiatan mos yang jauh di lapangan sana. Menyadari hal itu tiba-tiba wajah Windy diselimuti oleh senyuman nakal yang lebar. Windy kemudian menarik lengan aku dan Cindy dan menggiringnya menuju kamar mandi laki-laki.

"Win apa-apan sih? Kok masuk sini? Kalau ada cowok gimana?" tanyaku

"iya nih mana kondisi kita lagi gini kan" kata Cindy mengingatkan kalau kami masih dalam kondisi tanpa busana

"aah gapapa toh, sepi ini hahaha" ujar Windy

Cindy pun kemudian berjalan ke arah wastafel dan membersihkan muka dan kerudungnya dari peju. Aku pun meletakan pakaian kami di samping wastafel. Windy terlihat serius memperhatikan tubuh Cindy terutama bagian toketnya yang menggantung bebas. Aku tau sih toketnya Cindy memang menggoda jangankan untuk Windy yang kaya gitu, kadang-kadang aku juga pengen ngeremes. Windy sepertinya sudah ga tahan dan dia pun mulai mendekati Cindy yang sedang.

"aahh kak Cindy, toketnya gede banget" katanya sembari meremas toket Cindy

"ahhh Win, apa-apaan sih? Ahhh"

"hehehe, kak liat deh gede kan?" katanya sembari menoleh kearah ku

"iya Win, hehe" aku yang mulai berpikiran iseng pun mendekati mereka

"ahhh kamu jangan ahhh ikut-ikutan Cha AHH" erang Cindy ketika aku mulai ikut meremas-remas toketnya

"haha abis Windy keliatan sedeng banget, kamu juga sih punya toket gede banget"

"kak" panggil Windy yang kemudian memberikan isyarat

Aku mengerti isyarat yang diberikan oleh Windy. Kami berdua pun dengan kompak membiarkan salah satu tangan kami meremas masing-masing toket Cindy. Tangan kami yang lainnya mulai meraba-raba paha dan selangkangan Cindy hingga tanpa sadar pahanya melebar selebar-lebarnya. Windy dan aku pun saling melempar tatapan nakal sementara Windy sedang menikmati dirinya sendiri.

"kalian mau ngapaaaHH" erang kuat Cindy setelah dua jari tanganku dan Windy memasuki mekinya

"uhhh udah basah banget kak Cin"

"hahaha padahal barusan kamu main bukannya?"

"AHH AHH AMPUN AHHH" Cindy tak dapat melawan karena kedua tangannya sibuk menompa badannya di wastafel

"hahaha bener kata anak-anak kosan, kamu lebih lacur lari pada aku"

"AHH AHH IYA AHHH SIKSA AKU CHA AHH"

"kak Cin berisik ih"

"kita bungkem aja Win"

"AAHHMM HMMM"

Aku dan Windy pun kemudian membungkam Cindy dengan bibir kami. Kami bertiga melakukan ciuman panas yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Lidah kami saling menjulur dan bergulat didepan bibir kami. Nafas kami yang sudah berat karena nafsu saling beradu begitu juga desahan-desahan yang saling menyauti satu sama lain. Aku bahkan sampai lupa kalau kami ada di kamar mandi cowok dan kamar mandi ini adalah yang paling dekat kalau dari lapangan. Entah kapan panitia atau maba mungkin juga satpam bisa masuk kesini. Bayangkan saja apa yang akan terjadi bila cowok masuk dan melihat kami bertiga yang hanya mengenakan kerudung dan cepatu saja salingberciuman satu sama lain. Benar saja, baru kepikiran seperti itu dan tiba-tiba dari pintu masuk seorang maba. Kami semua terdiam beberapa saat mencoba mencerna kejadian ini dan aku pun segera mengambil tindakan. Aku menarik maba itu masuk dan mendorongnya hingga jauh ke lantai.

"ahhh" erang maba itu ketika aku menginjak selangkangannya

"heh nama kamu siapa?" tanyaku

"anu anu aku ga bakal bilang siapa-apa jadi tolong lepasin aku" kata maba itu sembari membuang-buang pandangannya

"aku tanya kamu siapa!" bentak aku sembari memutar-mutarkan ujung sepatuku di selangkangannya dengan sedikit menekan

"ahh kak ampun"

"jawab!" aku kemudian menginjaknya dengan kencang

"aahhh Fikar kak"

"nah gitu dong di jawab"

Dari pengelihatanku maba ini terlihat sangat culun. Kacamata yang tebal, tubuh yang kurus, rambut yang klimis ya seperti itulah gambaran maba ini. Aku pun mendapati ide nakal untuk keluar dari masalah ini hehe. Aku pun melempar pandangan ke arah Cindy dan Windy yang sedang panik seakan mengatakan bahwa semua bisa diatur dan bakal baik-baik aja.

"kak ampun, akujanjiga abakal bilang siapa-apa"

"heh!" bentakku

"hiiii" katanya sembari menutup mukanya dengan tangan

Dengan ini aku sudah yakin bahwa dia tahu siapa bosnya jadi dia tidak akan macam-macam.

"hmm apa ini" kataku sembari melihat ke arah selangkangan maba tersebut

"ohhh, Cin Win sini liat"

"kenapa Cha?"

"masa aku injek diamalah kesenengan sampe berdiri gitu"

"nggak kak aku AHHH" erang maba tersebut

"siapa yang suruh kamu ngomong" kataku sembari menginjak2 kontolnya yang mulai berdiri

"ahh ahh ampun kak ahh ahh aku bakal nurutin kakak tapi ahh lepasin aku"

"hoo jadi nurutin apapun?" kata Windy

"ahhh ahhh iya kaakkk"

Aku pun melepaskan injakanku danmenyuruhnya berdiri di depan wastafel. Fikar masih mencoba memalingkan pandangannya dari kami. Aku rasa dia belum pernah melihat perempuan telanjang secara langsung.

"buka pakaian kamu semuanya" perintahku

"tapi kak"

"BUKA" bentak ku

"hiii Iya kak" dia langsung membuka pakaiannya secara teburu-buru

"kan udah dibilang semuanya, kenapa masih disisain CDnya" bentak Cindy yang ikut menikmati permainan ini

"malu kak"

"halah alesan, liat nih dia maba Cuma mau disuruh telanjang" kata Cindy sembari menunjuk Windy

"udah ah lama, bilang aja mau dibukain" kataku yang kemudian berjongkok didepan selangkangannya

"kak jangan kak" katanya sembari menahan cdnya yang aku tarik turun ke bawah

"tadi kamu bilang kamu mau nurutin semua perintah kakak, jadi sekarang jagan ditahaah" aku kaget ketika berhasil menarik turun cdnya karena kontolnya tiba-tiba menusuk keluar hingga mengenai pipiku

Kami terdiam sejenak memandangi kontolyang besar sekali didepan kami. Aku sendiri belum pernah melihat ukuran yang sebesar ini. Aku pun mencoba memegangnya

"ahh" erang Fikar

"kamu dari tadi sudah setegang ini? Kenapa kamu? Kesenengan diinjek?"

"ahhh nggak kak"

"terus kenapa?? Jawab!!"aku pun meremas kontol besar tersebut sejadi-jadinya

"aahh karena kak Cindy"

"ohh kenapa??"

"aku nge fans sama dia"

"Cuma nge fans aja? Hah!?" aku kembali meremas kontolnya

"ahh aku coli pake foto kak Cindy ahhh"

"hahaha" aku kemudian memberi isyarat kepada Cindy dan Windyuntuk mendekat

"Jadi kamu ngefans sama aku?" kata Cindy sembari mengcok kontol tersebut

"iya kak shhh"

"terus suka ngontolin foto aku?"

"iya kakk shh abis toket kakak gede ahhh"

"ohhh jadi gitu? Kamu ga nafsu sama aku?" kataku sembari membentu Cindy mengocok kontol tersebut

"ahhh kakk Icha shhh di asrama banyak yang coliin kakak shhh"

"ohh kamu yang termasuk?"

"aahhh iya kakkk sshhh aku selalu ngebayangin kakak sama kak Cindy ahhh"

"ngebayangin apa??"

"ngebayangin kakak berdua ciuman"

"ohhh kamu pikirannya kotor ya" tiba-tiba Windy ikut aksi kami dengan cara meremas-remas biji milik Fikar

"aahh"

"kenapa? Keenakan ya dikocokin kami" kata Cindy

"aahhh iyaa"

"kalau gitu mau dikeluarin pejunya?"

"aahh iya kak aku ga tahan lagi"

"kalau gitu aku bantu puasin fantasi kamu" kataku yang kemudian berciuman dengan Cindy pas diujung kontolnya Fikar

"ahh kak"

"ihh curang aku ikutan" ujar Windy

Kini sembari tangan kami asik mengocok kotol Fikar, bibir dan lidah kami asik beradu diujung kontol Fikar. Tangan kami yang satu lagi pun asik memainkan meki kami sendiri. Fikar terlihat sangat menikmati hal tersebut hingga beberapa saat dia sudah tak sanggup menahan stimulasi dari kami.

"kak aku udah ga tahaann AAGGHH"

‘crot crot crot’ peju yang menyembur dari kontolnya sangat banyak bahkan sampai membuat kami seakan-akan habis mandi peju.

"aaahhh liat dong gara-gara kamu nyembur sembarangan kita kita jadi kaya mandi gini" protes Windy

"maaf aku udah ga tahan"

"udah gapapa, sini aku kasih hadiah karena kamu udah nurutin perintah kakak" aku pun mengulum kontol besar yang masihberdiri tegak tersebut

"aaahh kak masih sensitif habis keluar"

"ahhhmm mmm mm" aku kaget karena mulutku sudah penuh dengan kontolnya padahal baru sampai tengah

"sini aku bantu Cha" Cindy kemudian mendorong kepalaku hingga aku bisa merasakan kontolnya mulai merambatdi kerongkonganku

"hhmmm" aku berusaha menahan air mata karena ukurannyabenar-benar besar

"ahh kak ahh"

‘crot crot crot’ semburan peju yang kedua dan masih terus keluar hingga aku terpaksa menelannya karena Cindy menahan kepalaku

"hmmm hmm ahhh" karena aku sudah tak tahan Cindy melepaskan kepalaku juga membuat peju tersebut naik dan memenuhi mulutku bahkan sampaimengalir dari hidungku

"uuhh kamu kotor banget kak, sini aku bantu bersihin" Windy kemudian menciumku dan mengambil peju yang ada di dalam mulutku

"ahhh ahhh berbahagialah kamu Fikar, kami bertiga ga bakal bersihin peju kamu"

Kami pun mengenakan kembali pakaian kami tanpa membersihkan peju yang berada di badan kami.

"lain kali kita main lagi ya Kar dan kamu bakal ngerasa lebih nikmat lagi hehe" kata Cindy sembari kami meninggalkan Fikar yang terduduk lemas di lantai.


==x=x==


Setelah kejadian ketika masa orientasi tersebut, aku masih kontak-kontakan dengan Joe. Selain Joe, Fikar juga masih sering kontak-kontakan denganku. Cindy sendiri yang aku tau juga kontak-kontakan dengan Fikar dan Chandra temannya Windy. Windy juga mulai terbiasa dengan kehidupan di asrama dan tak jarang dia main ke kosanku kalau libur seperti hari ini. Windy bilang dia mau nginep ini sehingga aku terpaksa tinggal di kosan untuk beres-beres. Pagi itu hanya aku yang ada di kosan karena Cindy sedang ada pemotretan dan sisanya lagi ada acara sendiri-sendiri sehingga kepalaku dipenuhi ide-ide nakal.

Aku menanggalkan semua pakaianku lalu aku memakaikan kalung anjing lengkap dengan talinya pada leherku. Aku lihat 2 buah borgol Cindy yang sempat tertinggal di kamarku dan langsung ku pakaikan dikedua pergelangan kaki dan tanganku. Namun aku merasa masih kurang sehingga aku mengambil dildo vibrator yang berukuran agak panjang dan besar lalu memasukannya kedalam mekiku.

"hhmmm ahhh" aku mendesah kuat ketika seperempat dildo tersebut memasuki mekiku

"ahhh belum semuaahhh shh aaahh" aku berusaha memasukan semua dildo tersebut secara perlahan-lahan hingga aku menungging di lantai

"AHH shhh AHHH" aku menjerit-jerit kecil ketika dildo sudah hampir setengahnya masuk

"ahhh udah ga kuat shh segini dulu" aku pun berusaha bangkit dari lantai namun kakiku masih lemas sehingga membuatku jatuh terduduk

"AAAHH" aku mengerang keras ketika posisi jatuhku membuat dildo tersebut sepenuhnya masuk dalam mekiku

Aku akhirnya terduduk dengan kondisi mengenaskan. Rasa nyut-nyutan akibat masuknya dildo tersebut merajai mekiku selain itu keringat dan liurku tak terbendung. Aku tak membayangkan kalau akukeluar dalam kondisi kesakitan seperti ini padahal aku bukan Cindy. Aku pun memutuskan untuk tidak menggetarkannya karena dalam kondisi diam saja ketika aku bergerak aku bisa merasakan seolah-olah mekiku sedang digenjot. Akhirnya aku pun memutuskan untuk membersihkan kamarku dalam kondisi seperti ini.

"ahh shhh emm ahh" aku terus-terusan mengerang keenakan disetiap gerakan yang kubuat, mulai dari ketika menyapu, mengangkat buku, merapihkan kasur aku merasakan seperti ada yang memperkosa aku

"ahhh jangan shhh aku harus beres-beres ahh" aku mulai kehilangan akal dan mulai membayangkan ada seorang cowok yang memperkosa aku ketika aku bersih-bersih

"ahh shhh bersihin di luar juga shhh ahh" aku kemudian berfikir untuk membersihkan halaman sekalian karena akhir-akhir ini jarang ada yang membereskannya

Aku pun mulai berjalan perlahan-lahan di tangga karena borgol di kakiku membatasi langkahku. Aku kemudian mulai menyapu di halaman membersihkan dedaunan. Entah karena panasnya matahari saat itu atau karena sudah benar-benar tak berfikir jernih aku pun berfikiran untuk menggetarkan dildoku ini. Ketika aku mau menggetarkan dildoku tiba-tiba terdengar suara dari balik pintu pagar.

"permisi, paket!" teriakan kencang seorang priadari balik pagar mengagetkanku

"aahh iya sebentar!" akupun membalasnya dengan panik, aku harus segera menutup tubuhku dan aku pun meraih mukena yang sudah kering menggantung di jemuran

"permisi mbak" kata pengantar paket tersebut berusaha membuka pintu pagar yang tak terkunci

"iya iya" aku yang dilanda panik segera memakai atasan mukena tersebut dan tanpa pikir panjang berjalan kecil menahan desahan menuju pintu pagar

"mbak ada paket buat Mbak Annisa" kata pengantar paket tersebut yang terlihat seperti tukang ojek online

"ah iya saya sendiri" aku baru inggat kalau aku memesan sesuatu

"ini mbak paketnya" katanya sembari menyerahkan paket

"ah iya mas makasih ya" aku pun menerima paket tersebut tentu dengan menyembuntikan tanganku di balik mukena

"oke mbak kalau gitu saya tinggal ya"

"iya mas, sekali lagi aahhh-" aku tiba-tiba terjatuh kebelakang ketika berusaha mundur akibat kakiku tertarik oleh brogol ketika aku angkat

"duh, mbak gapapa loh!?" ojol itu terkaget ketika melihat kondisiku yang terduduk ditanah membuat atasan mukena yang ku gunakan terangkat hingga mengekspos mekiku

"aduh duh" aku pun belum sadar kalau dildo yang bersarang di mekiku terpampang dengan jelas

"emmm ‘glup’" ojol tersebut memperhatikan tubuhku dari bawah keatas dan menyadari tangan dan kakiku yang terborgol dan kemudian masuk melewati pagar dan menutup pintu tersebut

"loh mas" aku mulai ketakutan ketika tangannya mulai mendekatiku dan menarik tali dari ikatan anjir di leherku

"nggak nyangka nganterin paket dapet bonus nomplok" katanya sembari menarik tali tersbut dengan kencang hingga membuat atasan mukena yang kugunakan tertaring keatas mengekspos tubuhku

"aahh mas lepasin" aku mencoba meronta ketika badanku beranjak setengah berdiri

"kenapa? Mau teriak? Bayangin aja apa yang bakal terjadi kalau makin banyak cowok yang liat kondisi kamu sekarang" kata ojol tersebut

"ahhh ahhh jangan shh ampun" ojol tersebut mulai menciumin tubuhku, meremas-remas toketku, dan memelintir putingku

"ohh apa ini? Ohh vibrator tapi kok gak dinyalain" katanya sembari mengelus-elus mekiku

"ahhh jangan ahhh aku mohon jangan digeterin" aku mulai memohon-mohon

"loh kenapa? kan emang fungsinya digeterin buat muasin kamu" katanya yang kemudian menyalakan dildo tersebut dalam tingkatan paling tinggi

"AHHH AHHH AMPUN AHH AHH" aku mengerang-erang merasakan mekiku serasa diacak-acak oleh ukuran dildo tersebut bahkan aku sampai terbaring di tahan dan bergeliat

"hahahaha ini menyenangkan hahaha sini jalan" kata ojol tersebut sembari menarik tali yang dia pegang dari tadi memaksa aku mengikutinya menjauhi pagar menuju sofa yang ada di samping tangga

"AHHH AHHH AHHH HMMM AHH" erangan-eranganan ku mulai berubah dari kesakitan menjadi keenakan

"hahaha ini bisa buat ngilangin stressku" kata ojol tersebut yang mendudukanku di sofa dan mengangkat kedua kakiku keatassehingga aku hampir bisa mencium lututku

"HHMM AHH kamu mau ngapa AAAHH" aku belum sempat selesai bertanya ketika dia mulai memaju mundurkan dildo tersebut

"hahaha terus menjerit terus hahaha" kata ojol tersebut yang semakin kencang memaju mundurkan dildoku

"AHHH AHHH AMPUN MASS AHH AHH" aku menggerang-erang kencang

"ahhh bacot kamu"

‘plak’ tamparan keras menyambar pipiku hingga membuat aku tersunggkur kelantai

Ojol itu kemudian membuka celananya memperlihatkan konolnya yang panjang. Dia kemudian mengangkat tanganku membuatnya berada di atas kepalaku lalu menahannya dengan kedua lututnya. Dia kemudian memaska kontolnya masuk dalam mulutku yang jelas-jelas tak bisa memasukan kontolnya yang panjang tersebut.

"hmmm hmm" aku bisa merasakan kontolnya masuk terus hingga sampai ke kerongkonganku membuatku kesulitan bernafas dan aku merasakan air mata mengalir keluar

"ahh ini biar kamu diem, tapi mulut kamu enak banget ya buat di masukin" kata ojol itu

"hmm hmmm" aku mencoba meronta-ronta namun tubuhnya lebih besar danlebih kuat dariku

"jangan banyak gerak!"

"HmmM" jeritanku tertahan ketika ojol tersebut menarik setengah dildo tersebut keluar dan memasukannya sekuat tenaga

"wow wow kaya rodeo hahahaha Cuma disini aku yang berkuasa!"

"HMMM Hmm" di terus-terusan meengulangi aksinya dan bahkan dia menambahkan gerakan-akan menyodok di mulutku

"uhh iya shhh mantap, mulut kamu enak banget, mungkin kita harus tambah sedikit stimulasi"

"Hmm!" aku merasakan kenikmatan luar biasa saat dia mulai memainkan klinoritisku

"wuuuuu ya terus goyang terus hahaha" katanya seperti orang yang sudah kehilangan akal

"HMMM HMMM Hmm"

Dalam posisi 69,aku terus-terusan disiksa, dimainkan, dilecehkan olehnya. Dia terus bertahan dalam kondisi itu hampir 1 jam bahkan aku sudah keluar hampir 5 kali dan dalam 15 menit setelahnya dia pun melepaskan aku.

"aahhh ahh ahh"aku terengah-engah dan benar-benar lemas akibat permainan itu

"hahaha nih buat kamu" kata ojol tersebut sembari menocok kontolnya yang kemudian membuat mulutku terbuka lebar

"haahh haaahh" aku sudah tak punya tenaga untuk melawan

"uhh iya muka habis disiksa kaya gini bikin ga nahan ahh"

‘crot crot crot’ pejunya menyembur keluar dan memenuhi rongga mulutku bahkan sampai mengalir keluar

"hahaha maksih ya, sekarang stressku sudah hilang haha kapan-kapan main lagi yaaa hahaha" kata ojol itu sembari meninggalkanku dalam kondisi terbaring mengenaskan


==x=x==


Waktu sudah menunjukan pukul 2 siang saat aku sudah membersihkan diriku yang kotor akibat kejadian tadi pagi. Aku keluar kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk di tubuhku ketika hpku berbunyi yang ternayata telefon dari Windi yang bilang kalau dia sebentar lagi sampai. Aku dengan segera turun, karena hari sedang sepi jadi aku rasa tak masalah kalau aku turundengan kondisi begini. Handuk yang ku pakai cukup kecil sehingga menampilkan belahan dadaku dan setengah pahaku.

Sesampainya di pagar, aku membuka pintu pagar dan menongolkan wajahku agar memastikan kondisi aman. Sekitar kosan sangat sepi meskipun sudah siang seperti ini, karena sekitaran kosan masih berupa kebun2 diatas tanah kosong yang tidak dipakai lagi. Aku berfikir sepertinya tidak apa-apa kalau aku keluar dalam kondisi begini, toh sepi juga. Aku pun memberanikan diriku untuk mengambil langkah keluar dari pagar. Aku berdiri di depan pagar hanya dengan handuk saja di tengah-tengah siang, kondisi ini membuatku bergairah.

"shh ahh" aku tanpa sadar sudah meremas-remas toketku

"emm ahhh" tanganku yang satu lagi mulai asik memainkan mekiku

"AH! Shh" aku menjerit kecil ketika jariku mencubit puting dan klinoritisku

Tanpa sadar permainanku membuat handukku terlepas dan jatuh ke tanah. Aku kemudian terduduk dan mengangkangkan kakiku, aku membayangkan banyak orang yang melihat aksiku ini. Aku semakin kehilangan kedali atas kedua tanganku akibat kenikmatan dari fantasiku.

‘crek’ suara seperti potretan kamera mengaggetkanku

"yah kak kok berhenti hehe" ternyata asal suara itu dari Windy

"ih kamu bikin kaget aja, ngapain coba foto-foto?" kataku protes

"haha ini buat aku nanti di asrama hehe" balasnya

"ihh kamu mah" ujarku kesal

"ayo lanjutin kak hehe nanggung kan??"

"shhh ga perlu kamu bilang, udah mau klimaks padahal shh" kataku sambil melanjutkan memainkan puting dan klinoritisku

"kalau gitu aku bantuin buat tambah sensainya ya" ujar Windy yang kemudian lari menuju pagar dan menguncinya dari dalam

"WIN!" aku kaget dengan aksinya dan aku pun langsung lari menuju pagar

"udah kakak di luar dulu, aku mau masukin barang ke kamar kakak dulu, mendung soalnya hahaha" tawanya iseng yang kemudian menghilang menaiki tangga

"uhh dasar anak iseng, shhh kalau gini ahh nanti kalauaahh ada yang lewat shhh aku bakal diapa-apain shh ahhh" meski ditengah-tengah protes tanganku tak benhenti memainkan meki dan toketku

"ahhh shhh emm shh ahhh ahh ahhh" aku mendesah-desah semakin menjadi-jadi dan aku benar-benar merasa akan klimaks

"ahhh shhh ahh gawat" tiba-tiba aku menyadari rombongan pesjalan kaki yang datang dari ujung jalan

Aku yang panik langsung mencoba mencari tempat bersembunyi namun aku tak menemukan spot paling aman. Akhirnya tanpa pikir panjang aku langsung lompat masuk ke kebun yang ada di samping kosan. Meski dibilang kebun, tempat ini lebih bisa dibilang tanah kosong karena tidak banyak tumbuhan yang tumbuh. Aku pun memilih bersembunyi di kumpulan pohon pisang yang cukup rapat, namun aku masih bisa melihat jalan dengan jelas. Aku dapat melihat rombongan remaja yang aku tak tau jumlahnya. Aku membayangkan apa yang akan terjadi padaku bila mereka melihatku dalam kondisi ini. Aku mungkin diperkosa oleh yang cowok dan yang cewe mungkin akan memotretku dan menyebarkannya di internet.

Membayangkan itu membuatku benar-benar hilang kendali. Tangan ku sudah asik memainkan meki dan toketku, aku pun mulai mendesah-desah kecil dibuatnya. tiba-tiba, salah seorang cowok berjalan menuju pohon tempat aku bersembunyi.

‘Ahhh apa aku ketauan’ pikirku namun tanganku tak berhenti memainkan badanku seiiring cowok itu semakin dekat denganku.

Dengan buru-buru, cowok tersebut membuka resleting celananya dan mengeluarkan kontolnya sepertinya dia mau kencing. Posisi kontolnya persis di depan mukaku namun dia tidak menyadari keberadaanku. Ku pun langsung menggengam kontol tersebut, aku tidak mau dikencingi dan lebih baik aku ketahuan telanjang.

"ahhh wahh apaan ini?" dia kaget ketika menyadari ada cewe cantik telanjang berjongkokok didepannya sembari mengocok kontolnya

"sstt jangan berisik, pura-pura kencing aja dan aku bakal bikin kontol kamu puas" kataku seolah-olah menyogok dia agar tidak memberitahukan keberadaanku

"shh aaah iya mbak" katanya

"bagus, ahh ahh" aku kemudian menjilati buah jakarnya diikuti oleh tanganku memainkannya sedangkan yang lainnya mengocok kontolnya yang mulai membesar

"ahh shhh enak banget, tapi mbak bukan hantukan? Soalnya dibawah pohon pisang" katanya yang membuatku menatap matanya dalam2

"emang hantu bisa gini, aaammm" aku kemudian mengulum kontolnya hingga habis dan menyentuh tenggorokanku dan menggerakan kepalaku maju dan mundur

"ahhh abis mbak cantik banget ahh terus mbak" katanya yang kemudian mengambilalih pergerakan kepalaku dengan tangannya sedangkan tanganku kini asik kembali memainkan meki dan toketku

"ammm amm ammm" eranganku tertahan oleh kontolnya

"jang kok lama banget?" terdengar suara dari kejauhan

"iya bentar lagi shh" ujar cowok tersebut

Benar katanya tak butuh waktu lama hingga dia mencabut kontolnya dan membuatku jatuh terduduk di tanah. Dia kemudian mengocok kontolnya secepat mungkin diikuti oleh aku yang mempercepat permainan jariku.

"ahhh ahh aku ga tahan mbak" katanya

"shh ahh aku juga"

"mbak aku keluar ahhh" dia kemudian menyodorkan kontolnya

"aku juga dek ahh"

‘crot crot crot’ muncratan peju membasahi mukaku

Cowo itu langsung berberes-beres karena teman yang memanggilnya berjalan menuju ke arah kami. Aku hanya tergeletak diatas tanah menikmati ide gila yang baru saja terjadi. Tak lama setelah rombongan itu pergi aku melihat Windy dalam kondisi telanjang dengan santai berjalan menuju tempatku tergeletak. Dia kemudian berdiri mengangkangiku dangan memegang dildo dengan dua ujung.

"kakak emang ga bisa ditinggal ya, udah dalam kondisi kaya gitu masih aja ngelahap cowo" katanya

"aahhh Win" aku hanya bisa mendesah

"kakak emang nakal ya" kata Windy sembari duduk diatas perutku dan mulai memasukan salah satu ujung dildo ke mekiku secara perlahan

"sshh ahh Win enak" aku mendesah keenakan ketika dildo tersebut secara perlahan memasuki mekiku

"uhhh muka kakak kotor banget, sini aku bersihin" katanya

Windy kemudian menjilati peju yang berserakan di mukaku. Aku bisa merasakan pergerakan lidahnya yang menyeret disetiap inci mukaku. Kemudian dia mengangkat pinggulnya lalu memasukan ujung dildo yang bebas dalam mekinya hingga kini kami terhubung oleh dildo. Aku kemudian melingkarkan kakiku pada pinggul Windy lalu aku memegang kedua pipi Windy yang dipenuhi oleh peju dari mukaku. tiba-tiba saja hujan deras langsung turun membasahi tubuh telanjang kami di kebun itu.

"Win.." kataku dengan nada memelas sembari memandangi mata adikku itu

"ahmmm hmmm" Windy kemudian langsung menciumku dengan ganasnya diikuti dengan pinggulnya yang mulai bergerak maju dan mundur

"ahmm hhmm aaahhhmm" aku bisa merasakan peju yang ada dalam Windy kini sedikit demi sedikit mengalir bersama liurnya dalam mulutku

"hmm ahhmm ahhhmmm" ditengah hujan deras itu aku dan Windy saling bertukar peju di dalam mulut kami

‘glup glup’ sedikit demi sedikit peju yang saling bertukar tempat itu mulai tertelan

"AHHh ahhh Win iya ahh terus gerakin ahhh" aku mendesah sekuat yang ku bisa karena saat hujan seperti ini suara kami tidak akan terdengar

"Kak shhh ahh ahh aku ga tahan kak ahmmm" Windy kemudian mengemuti toketku yang kiri sedangkan tangan kanannya meremasi toket kananku

"ahh ahh iya Win sedot ahhh shhh terusss ahhh" desahku sembari memeluk kepala Windy membawa lumpur dari tanah untuk mengotori tubuhnya

"ahmmm hmm ummmaaahh toket kakak enak shh" katanya yang masih terus menggoyangkan pinggulnya

"shhh ahhh Wind jangan berhenti goyang shh ahh" aku masih terus mendesah dan menggerakan pinggulku

tiba-tiba setelah 5 menit kami saling beradu, Windy berhenti lalu membuatku berdiri. Dia kemudian memindahkan ujung dildo yang ada di mekiku menuju pantatku.

"Win kamu mau ngapain?" tanyaku heran

"udah kakak pasti suka" katanya yang kemudian menempelkan ujung dildo di lubang pantatku

"Win Win ahh shh AAAHH" aku mendesah hebat karena dildo tersebut benar-benar masuk seutuhnya dalam pantatku hingga aku bisa merasakan selangkangan Windi berada tepat dipantatku

"ayo kak sekarang kita jalan pelan-pelan ke kosan ahhhmmm" katanya yang kemudian mencupang leherku dari belakang diikuti oleh tangannya yang asik memelintir putingku dan memasukan jarinya di mekiku

"ahh shh ahhh ahhh" aku mulai melangkah perlahan-lahan ditengah hujan deras ini

"hmm ahmmm hmmm" aku bisa merasakan setiap aku melangkah dildo di pantatku bergerak perlahan-lahan

"shhh ahh Win ahh shh ahh" kini aku berada tepat dipinggir jalan dan aku berhenti untuk melihat apakah kondisi aman

"ahmm kak kok berhenti? Ayo JALAN!" bersamaan dengan perintah itu Windi mendorong pinggulnya sekuat mungkin membuat dildo yang setengah keluar kembali masuk dengan sekuat tenaga

"AAAHH!" kami berdua mendesah kencang, ternyata tak hanya aku yang merasakan efeknya karena dildo ini tetapi Windy juga merasakannya bahkan kami sampai keluar dan lemas

"ahh ahhh sial kamu Win shh" kataku

"ah ah ahhh haha maaf kak hehe" tawa Windy

"untung kamu adik aku hehe" aku pun ikut ketawa

"hehe tapi kakak suka kan hal-hal kaya gini" ledeknya

"kamu emang adek aku ya" kataku

"iya dong kan aku yang paling ngertiin kakak hahaha"

Kami berdua dari kejauhan melihat sosok wanita yang berlari terburu-buru ditengah hujan. Menyadari itu kamu pun langsung panik bukan main. Namun kami merasa lega ketika ketika sudah lumayan dekat sosok wanita itu adalah Cindy yang baru pulang pemotretan. Cindy pun terlihat sangat kaget ketika menyaksikan kami yang telnjang penuh lumpur di luar kosan dan ujan2an pula. Akhirnya kami bertiga masuk kedalam kosan untuk mandi dan menghagatkan tubuh kami.


==x=x==


Setelah kejadian itu kami segera masuk menuju kosan dan menuju kamar kami. Windy mempersilahkan ku untuk mandi duluan dan aku mengiyakannya karena aku tak tahan dengan lumpur di badanku. Aku tidak mengunci pintu kamar mandi karena aku merasa aman-aman saja karena ada Windy dan cowok-cowok kosan juga sedang tidak ada. Aku pun mulai membasuh tubuhku dibawah shower untuk menghilangkan lumpur yang menempel. Ketika aku sedang asik membersihkan tubuhku, kedua tanganku secara tiba-tiba ditarik kebelakang dan diborgol.

"WAHH" aku menjerit sedikit karena kaget

"hehe kakak biar aku yang bersihin badannya" ternyata Windy yang memborgol tanganku dengan borgol yang ku letakan di atas meja

"Win lepasin ih belum puas apa??" tanyaku

"belum dong ammm" dia kemudian mencupang leherku dari belakang

"aahhh Win lepasin shhh" aku mendesah ketika tangannya Windy pun mulai membelai2 sekujur tubuhku

"aamm udah kakak nikmatin aja hehe"

"shh Win ahh" aku pun mulai mendesah keenakan

Di tengah cucuran air shower, badanku digerayangi oleh Windy. Tangannya kini mulai meremas-remas toketku dan jarinya mulai memelintir putingnya. Kecupan demi kecupan diberikan oeh bibir Windy di leherku.

"Cha kamu gapapa?" seru Cindy yang terdengar panik dari arah kamarku

"Cinnn shh ahhh" aku mencoba memanggilnya

"tadi aku denger jeritan kamu jadi aku buru-buru kesini takutnya kamu--- oohh" tanpa menyelesaikan kalimatnya Cindy berdiri hanya berbalutkan handuk di depan kami

"aahh Cin shhh Tolong" aku memohon pertolongan Cindy aku harap dia membantu melepaskan Windy

"kak Cin mau ikutan? ‘Ngebersihin’ kakak hehe" ujar Windy kepada Cindy

"hmmm boleh deh, biasanya dia yang ngerjain aku sekarang aku mau ngerjain dia hehe" kata Cindy yang kemudian mendekat ke arah ku

"ahh Cin awas kamu ya shhh" ancamku

"harusnya kamu yang awas sekarang hehe" katanya yang kemudian mencium bibirku dan kemudian meremas toket kananku

"hmmm hmm" desahanku tertahan oleh ciuman dari Cindy

"ihh curang aku ikutan" kata Windy yang kemudian ikut menciumi ku

Kami bertida pun saling berciuman di tengah cucuran shower. Aku benar-benar tak punya kuasa atas tubuhku, setiap inchi tubuhku di gerayangi oleh mereka dengan tangan penuh busa sabun. Tak jarang mereka juga iseng menarik-narik putingku atau meremas-remas toketku hingga membuatku mendesah terus menerus.

"ahh ahh udah ahhh aku ga kuat" erangku

"sstt sabar ya kak belum bersih hehe" kata Windy

"ahhh ampun shh ahh udah" aku pun memelas

"ihh jangan gerak-gerak Cha, nanti ga bersih, DIEM!"

‘PLAK’ tamparan telak diberikan Cindy di toketku

"AHH" aku menjerit

"tuh kak jangan banyak gerak"

‘PLAK’ Windy pun ikut memberi tamparan ditoket yang lainnya

"AHHH" aku pun menjerit kembali

Ketika mereka sudah puas menyabuni badanku, aku ditarik keluar oleh mereka dan mereka pun mengeringkan badanku dengan handuk. Meskipun begitu borgol ditanganku belum juga dilepas oleh mereka.

"udah dong lepasin borgolnya" pelasku

"hahaha sabar kak, kita belum selesai bersihin kakak" kata Windy

"emang mau diapain lagi Win?" tanya Cindy

"kita baru bersihin luarnya, sekarang kita bersihin dalemnya pake ini" kata Windy sembari mengeluarkan dua buah dildo dengan dua ujung yang ukurannya cukup besar

"Win jangan macem-macem" aku mulai mundur ke arah kasur

"Kak Cin, pegangin kakak!" seru Windy diikuti oleh Cindy yang lasung memegangi ku dan memangkuku di atas kasur

"hehe hari ini kamu yang habis dikerjain Cha biar kamu ngerasain gimana nikmatnya ga berdaya hehe" tawa iseng Cindy

"awas kamu Cin, setelah ini kamu yang bakal aku kerjain abis2an" kataku

"hahaha kita liat aja nanti" katanya sembari menarik pahaku kearah yang berlawanan membuat selangkanganku terekspos dari depan

"kak ayo bilang halo sama kamera" kata Windy sembari merekamku dengan hp ditangan kirinya

"Win jangan direkam!" kataku marah

"tenang kak ini buat kenang-kenangan kita kok hehe" katanya yang kemudian jongkok mengarahkan kamera di depan mekiku

"Win malu ih udah jangan direkam" kataku sembari memberontak

"kak kita mulai ya" sembari masih merekam, tangan kanannya mulai mengarahkan dildo itu hingga menempel di bibir mekiku dan memainkannya

"shh Win udah shh" kataku sembari mengeliatkan badanku

"kak Cin bikin kakak diem sebentar dong susah nih masukinnya kalau gerak terus" ujar Windy sembari menaikkan arah kamera ke mukaku

"siap hehe, nih biar diem ummm" Cindy kemudian melayangkan ciuman panas dibibirku dan bahkan sampai memasukan lidahnya dalam mulutku

"aahhmmm ahmm" erangku tertahan oleh lidah kami yang saling memelintir satu sama lain

"nice hehe, sekarang bisa dimasukin deh" katanya sembari memfokuskan kamera ke mekiku lagi

"ahhmmm HMMM!" aku merasa ujung dildo besar itu mulai memasuki mekiku

"sabar kak belum semuanya niH!" tiba-tiba Windy lansung mendorong dildo itu masuk sekuat tenaga

"AHHHmmM!" badanku terhentak keatas diikuti erangan kerasku

"ahh, baru satu Cha, satu lagi hehe" kata Cindy

"ahhh udah ga kuat, shh lepasin" ujarku seakan-akan seluruh tenaga hilang dari tubuhku

"sabar kak, yang ini baru mau masuk" kata Windy sembari menempelkan dildo yang satu lagi di lubang anusku

"Win jangan shh" kataku memelas

"satu, dua, tiGA!" seru Windy sembari langsung mendorong dildo tersebut ke mekiku

"AHH AHH GA KUAT AHHH" jeritku merasakan dua buah dildo besar di dalam selangkanganku

"hahaha akhirnya dua-duanya masuk" kata Windy

"ahhh ahhh ahh" aku benar-benar lemas hingga air liur mengalir dari mulutku dan aku tidak bisa menghentikannya

"gimana Cha rasanya di double penetrations sama dildo hehe, enak kah??" tanya Cindy dengan iseng

"ahhh ahhh ahh" aku hanya bisa mendesah sembari melirik Cindy

"oiya kak, kakak tau kan kalau kakak sama kak Cindy punya banyak penggemar di kalangan mahasiwa baru?" tanya Windy tiba-tiba

"haahh haah" aku menggelengkan kepalaku

"jadi sebenernya banyak maba yang fans sama kakak-kakak terutama cowok-cowok, dan mereka jujur kalau mereka suka ngebayangin kakak-kakak hehe" jelas Windy

"ahh shhh terus??" akhirnya aku bisa mengeluarkan suaraku

"nah dari tadi aku bukan ngerekam, tapi ngelive di akun medsos fans kakak-kakak yang aku pegang nih liat" katanya sembari menunjukan layar hpnya kepadaku

Windy mengatakan kebenaran, aku benar-benar di live disalah satu sosial media saat diperlakukan seperti ini. Aku bisa membaca komen masuk banyak tulisan yang mengatakan mereka tidak percaya apa yang terjadi. Namun, mereka semua senang dapat melihat tubuhku sedang diacak-acak bahkan ada beberapa dari mereka yang jujur menonoton ini sambil coli. Entah kenapa, bukannya merasa kesal atau marah aku malah merasa maik terangsang. Aku bahkan dapat melihat kalau mereka benar-benar ada disini melihatku dalam kondisi begini. Sepertinya Cindy sudah tau akan hal ini dan dia ikut karena dia memang seperti itu orangnya, aku pun hanya dapat menelan ludahku

"nah sekarang ayo kita kasih servis buat Fans kakak-kakak" kata Windy yang kemdudian menaruh hpnya menghadap kasur sehingga semua bagian kasur dapat terlihat di layar

"aku mau yang dari belakang" kata Cindy

"oke kak" kata Windy yang lansung mendorongku hingga tertidur di atas kasur

"ahh" desahku

"sebentar ya kak hehe" kata Windy yang langsung mengarahkan ujung dildo dari mekiku ke bibir mekinya

"ssshhAHH" erangku dan Windy secara bersamaan ketika dildo itu bersarang di meki kami, akibat dorongan dari badan Windy dildo tersebut makin masuk ke dalam mekiku

"aahhh ahhh shh ahhh" Windy mulai menggerakkan pinggulnya maju dan mundur membuat dildo itu terus bergerak di meki kami

"aaahh sshh aahh ahhh" aku pun ikut mendesah desah keenakan

"sekarang giliranku" kata Cindy yang tiba-tiba mendorong tubuhku keatas hingga meniduri Windy

"aahhmm hmmm" ketika aku meniduri badan Windy, dia langsung mencium bibirku dan memasukan lidahnya

"siap-siap ya Cha aku mau masuk" kata Cindy sembari tangan kanannya menarik rambutku dan tangan kirinya mengarahkan ujung dildo di anusku ke mekinya

"AHHH jangan dijambak" kataku menolak perlakuan Cindy

"jangan gerak-gerAK!"

‘plak’ Cindy menampar pantatku dengan kencang

"AHHHmm" jeritanku tertahan oleh Windy yang kembali menciumku

"siap ya, satu dua tiiiiGA!" Cindy pun memasukan dildo itu kedalam mekinya hingga menghentak tubuh kami

"HMMM!" hentakan itu membuat kami mendesah dalam ciuman kami

Cindy dan Windy pun mulai memaju dan mundurkan pinggulnya membuat kami semua mendesah disetiap gerakannya. Setiap gerakan membuat meki dan anusku diacak-acak secara bergantian. Cindy masih asik menarik rambutku sembari terus menampar2 pantatku. Windy disisi lain asik mencumbui bibirku dan memainkan toketku. Aku yang terikat tangannya hanya bisa pasrah mengikuti permainan mereka. Setelah hampir 15 menit berlalu aku sudah tak tahan dan ingin keluar.

"Aaahh ahhh aku ga tahan" erangku

"ahh ga tahan sshhh apa Cha?" kata Cindy

"aahhh aahhh aku ga tahan mau keluar aahh" kataku

"aku juga Cha aahh sshh ahhh" ujar Cindy

"coba kak ulangin kalian mau apa? Coba bilang depan fans2 kalian" kata Windy yang tidak tau sejak kapan sudah memegang hpnya dan mengarahkan kamera ke arah kami

"ahh sshhh harus banget yaaa??" kataku

"harus lah, liat nih komen2nya bilang mau keluar bareng kakak-kakak haha" kata Windy

"ayo cha sshhh aku udah ahhh ga tahan" kata Cindy yang kemudian menarik badanku hingga menempel dengan badannya sedangkan kedua tangannya asik memainkan putingku

"sshh ahh iya iya shhh ahh" kataku

"satu... duaa.. ssshh. tiga" aba2 dari Windy

"adek2 shh dan temen-temen aahh Icha sshhh ahhh sama Cindy shhh mau keluar shh" kataku

"aahh iyaaa kita keluar shh ahh bareng-bareng yaaa shh" kata Cindy

"satuu shh ahh duaaahhh tigaaaHHH" kami pun keluar secara bersamaan lalu jatuh telentang saling bertindihan karena lemasnya dan lebih parahnya kami sedang di tonton langsung oleh orang yang kami tidak tahu

"kakak-kakak emang yang tterbaik" kata Windy

"ini gara-gara kalian shh ahhh" kataku

"hati-hati ya mulai besok kuliahnya, bisa2 kalian diperkosa mendadak dikampus soalnya udah banyak komen gitu hehe" ejek Windy

"shh ahh aku udah bodo amat" kata Cindy

"mungkin kita harus ke asrama cowok malem ini haha" ujar Windy

"HAAH!" aku dan Cindy kaget mendengar ide gilanya


==x=x==


Kembali ke saat aku masih kelas 11 SMA, aku mulai menemukan panggilanku. Aku termasuk murid yang biasa2 saja dei sekolahku, tidak terlalu menonjol maupun terkenal. Aku biasanya kesekolah sama Windy, yang saat itu kelas 10, naik mobil yang sekarang ku gunakan untuk kuliah. Sore itu aku sedang di fotokopian bersama temanku buat ngeprint tugas kelompokku karrna besok harus dikumpul pagi-pagi. Aku pun segera menyelesaikan printanku karena hari sudah sore dan rata2 anak sekolahku sudah pada pulang kecuali yang eskul dan Windy sudah ku suruh pulang duluan karena takutnya kesorean kalau nungguin aku.

Aku pun berlari secepat yang aku bisa karena aku tak ingin lama-lama lagi disekolah. Hari itu hari Jumat, jadi kami mengenakan baju muslim putih dengan rok putih. Bahan baju muslim sekolahku memang lebih tipis bila dibandingkan dengan baju seragam lainnya. Ketika aku melewati gerbang sekolah, aku memutuskan melewati taman sekolah karena lebih cepat. Aku pun berlari melewati jembatan diatas kolam ditaman tersebut dan ketika tepat diatas jembatan aku tergelincir.

"aahhh" jeritkuku ketika terpeleset dan jatuh kedalam kolam

"adu duh duh sakit" kataku

"sini aku bantu" kata salah satu dari gerombolan anak futsal yang datang menghampiri saat melihat aku tercebur ke kolam

"haduh makasih ya, uuh jadi tembus gini" kataku menyadari bahwa seluruh tubuhku terendam di kolam membuat seragamku dari atas sampai bawah hampir transparan sehingga memperlihatkan dalamanku

"cuy bhnya keliatan jelas" bisik salah satu anak futsal di gerombolan tersebut

"cdnya juga cuy Cuma nggak sejelas bhnya" bisik lagi salah satu anak lainnya

"ah" aku pun menutup dada dan selangkanganku dengan tanganku

"ehmmm yaudah kamu ganti baju gih nanti masuk angin" kata cowok yang menolongku

Aku bisa merasakan pandangan mereka seakan-akan menelanjangi pakaiankuyang basah meski mereka hanya curi2 pandang ke arahku. Aku pun bergegas ke kelas yang berada di lantai 3 gedung sekolahku dalam kondisi basah kuyup. Enah kenapa aku merasa ada yang aneh dengan diriku ketika anak-anak futsal melihat aku yang basah kuyup ditambah mereka melihat dalemanku yang terpapar akibat seragam basahku. Aku merasa ada sensasi mengelitik yang membuatku tegang ketika matanya menyapu tubuhku seperti ketika aku tak sengaja menonton bokep milik salah satu temanku. Sesampainya di kelas aku melihat kondisi sekitar kelasku yang lumayan sepi jadi aku memutuskan untuk berganti baju di kelas. Aku pun membuka seragamku yang basah sehingga menyisakan kerudung dan dalemanku saja. Ternyata akibat kecebur tadi membuat dalmeanku ikut basah, aku tidak mungkin mengenakan daleman basah, bisa2 aku masuk angin. Aku pun kemudian membuka dalemanku hingga aku hanya mengenakam kerudungku saja.

"uhhh ternyata basahnya nyampe dalem2, emang nih seragam tipis banget" keluhku dan kemudian mengenakan rokku untuk mengeringkan tubuhku

"aaahhnn" aku tanpa sadar mendesah ketika rokku menggesek puting toketku yabg ternyata sudah keras

"ehh kok keras sih, masa aku terangsang sih" aku kemudian melihat kondisi kelas yang biasanya penuh orang sekarang aku berdiri telanjang di sana

"ssshhh" aku melihat puting toketku dan aku pun mulai menyentuhnya

"hmm aahh sshh aahh" entah kenapa sepertinya aku terangsang dalam kondisiku yang telanjang di kelas dan aku pun duduk diatas meja guru sehingga aku dapat melihat seluruh sudut kelas

"ssshh aaahhh aaahhh ahh shh" aku pun asik meremas-remas dan memelintir putingku sambik terus mendesah-desah

"sshhh aahh hmmm aahh" tanpa sadar aku sudah membuka lebar2 kakiku sehingga mekiku terekspos dan memainkan jariku di mekiku

"ahh ahhh sshhh jangan liatin Icha kaya gitu temen-temen ahhh" aku mulai membayangkan kalau saat ini kelas sedang ramai dan semua teman-temanku melihat kearahku

"ahhh shhh ahhh maafing Icha temen-temen ahh shhh Icha udah jadi anak nakal ahhh" aku mempercepat gerakan jari di mekiku

"aaahhh sshhh aahhh jangan aahhh jangan perkosa Icha ahhh" khayalanku membawaku dimana cowok-cowok di kelas mulai menggilirku satu persatu

"sshh ahhh jangan foto aahh shh Icha malua difoto kaya gini aahhh ahhh" aku membayangkan kalau para cewe mulai mefotoku ketika aku diperkosa

"shhh ahh ahhh ahhh" aku makin menggila ketika membayangkan bagaimana semua teman-teman mengerjai badanku hingga akhirnya setelah hampir 10 menit aku pun mulai merasa sudah di puncak

"hmmm ahhh Icha udah ga kuat shh Icha mau keluar shhh aahhh semua liat Icha keluaaaHH!!" aku pun mengalami klimaks dan membasahi meja guru hingga aku terbaring lemas di sana dalam kondisi mengangkang

Aku mendadak teringat adegan dalam bokep yang pernah tertonton olehku dimana si cewe dihukum dengan cara diikat dan digilir oleh cowo. Aku kemudian mengambil dasi yang tertinggal diatas meja guru dan membuat simpul dari dasi tersebut lalu mengikat kedua tanganku di belakang. Kini aku tak bisa menutupi tubuhku lagi dan aku perlahan menuju ke pintu kelas lalu menengok keluar memastikan aman untuk aku keluar

"mau gimana lagi ya shh bukan salah Icha shhh cewe nakal harus dihukum" kataku melihat kondisiku yang hanya mengenakan kerudung saja dan tangan terikat dibelakang ditengah lorong sekolah

"aahhh shhh aku bisa bener-bener digilir aahhh" aku mulai hilang kendali lagi

Kelasku berada di lantai 3 sehingga aku tak takut terlihat lantai atas aku juga tidak takut ada yang ke sini karena kondisi sekolah sudah cukup sepi. Aku kemudian bisa mendengar suara anak-anak cowok yang sedang eskul futsal tadi. Aku berjalan perlahan ke arah dinding pembatas dan menempelkan tubuhku ke dinding sehingga hanya kepalaku yang terlihat.

"ssshh ahh Icha nakal shhh ngeliatin mereka kaya gini aahh ahh" mulai menggeliat sembari memperhatikan mereka dan aku kamudian memberanikan diri untuk mengangkat tubuhku sehingga toketku terekspos dengan jelas

"aahh shhh kalau mereka liat shhh aahhh mereka bakal ngegilir aku shh ahhh" aku mulai menggerakkan badankumajudan mundur sehingga toketku menggesek-gesek dinding pembatas

"aahh ahhh ahhh shhh ahhh Icha udah nakal aahh shh aaahh" aku mendesah-desah keenakan karena aksiku dan tiba-tiba salah satu anak cowok menengok keatas yang menyebabkan aku serontak terduduk

"ah ah ah dia liat Icha shhh dia liat Icha bugil shhh aahh Icha bakal diperkosa ahhh Icha bakal digilir ahhh ahhh AHH" aku keluar hingga muncrat2 membasahi lantai lorong

Kini aku mulai berjalan perlahan-lahan menuju kamar mandi 1 lantai dibawahku karena aku takut kalau aku diam disana nanti mereka benar-benar menghampiriku. Aku berjalanperlahan-lahan, memastikan bahwa siap-siap sembunyi bila ada orang yang lewat tapi aku malah berjalan sembari mengangkang. Aku membayangkan kalau aku sedang dihukum berjalan bugil keliling sekolah. Ketika ingin masuk kamar mandi, rasa nafsuku mengusikku dan membuatku beralih ke kamar mandi cowo. Aku menolehkan kepalaku kedalam memastikan kondisi kosong dan berjalan perlahan kedalam. Kondisinya sedikit berbeda dengan kamar mandi cewe karena ada toilet berdirinya. Aku mendudukan diriku dilantai kamar mandi tersebut dan mulai membayangkan diriku berada dalam kondisi ini dikelilingi oleh cowok-cowok.

"shhh ahhh shhh emm ahhh sshh" aku hanya bisa mendesah desah membayangkan cowok-cowok itu mulai mengocok kontol merekadidepanku

"aahhh shhh aahhh Icha mau kontol kalian aahh shhh ahhh" aku benar-benar sudah diluar kendali

Khayalanku terkaburkan ketika aku mendengar suara langkah kaki. Aku pun seger berdiri dan masuk kedalam salah satu bilik. Ketika aku berusaha menutup pintu bilik dengan tangaku yang masih diikat dibelakang ternyata bilik tersebut tidak ada kuncinya. Aku berharap saja langkah kaki itu hanya sekedar lewat saja dan tidak menuju kemari. Dan ternyata harapanku hanya harapan saja,sumber langkah kaki tersebut adalah 3 orang cowok yang aku kurang kenali. Sepertinya mereka dari kelas IPS jadi aku tidak terlalu mengenali mereka. Ah sekarang aku erada dalam satu ruangan yang sama dengan cowok-cowok yang mana aku dalam kondisi hanya mengenakan kerudung dan tangan terikat. Aku mulai merasa bergetar dan benar-benar tak bisa menahan nafsuku lagi.

"ah" aku menjerit ketika pintu bilik benar-benar dibuka oleh salah seorang cowo

"loh ada cewe bro" kata cowok yang membuka bilikku

"hah? mana-mana?" kata teman-temannya mulai menghampiri

"telanjang lagi"

"widih bawa keluar bro" Mereka pun membawa ku keluar dari bilik dan mendudukan aku ditengah-tengah mereka

"waduh gimana ni bro kita laporin aja?" kata salah satu dari mereka

"ampun tolong jangan laporin aku" kataku memelas

"hmm gini deh, nama kamu siapa? Kelas berapa?" tanya mereka

"Annisa Syifa, kelas 11 IPA 3" aku menjawab dengan gemetar

"kamu ngapain dikamar mandi cowo?" mereka kembali melontarkan pertanyaan

"anu emm itu" aku mencoba memikirkan jawaban

"kenapa kamu telanjang?" lagi-lagi pertanyaan dilemparkan oleh mereka

"ahh itu emmmn" aku masih mencari alasan

"kenapa tangan kamu diiket?"

"pakaian kamu dimana?"

"kok meki kamu basah"

"JAWAB!" akhirnya salah satu dari mereka membentakku

"huhuhu iya Icha jawab huhu" aku pun mengeluarkan air mata

Aku kemudian menceritakan apa yang sudah terjadi sebelumnya kepada mereka. Aku disuruh menceritakan secara detail apa yang terjadi di dalam kelas. Mereka membuatku menceritakan mastrub yang aku lakukan tadi. Aku malah merasa terangsang ketika aku menceritakan kembali kepada mereka apa yang terjadi.

"hhmm oke tapi kami paham dengan cerita kamu" kata anak berbadan besar yang ku tahu setelah itu namanya adalah Riko

"intinya kamu kepengen diliatin sama orang pas kamu ngelakuin hal itu" kata yang berkulit sawo matang bernama Derman

"Dan kamu minta diperkosa sama orang dikamar mandi, kalau nggak kamu ga mungkin kesini dalam kondisi gini" kata Tio yang berbadan tegap

"enggak, enggak gitu" kataku berusaha menolak

"sstt udah tenang kami ga bakal laporin kamu karena kami baik" kata Derman

"serius beberang serius?? makasih makasih banget" kataku senang

"iya iya, cuma kamu harus bayar karena ini ga gratis" kata Riko

"hah? Bayar apa??" tanyaku mulai panik

"bayar dengan badan kamu hahahaha" seru Tio

"jangan aahh jangann"

Mereka kemudian dengan sigap memegangi diriku dan mengangkat badanku. Aku berusaha melawan cuma mereka mengencangkan ikatan dasi dibelakang badanku sehingga tangaku benar-benar tak bisa melawan. Kini aku didudukan di watafel dan mereka memaksaku mengangkangkan kakiku. Aku tak bisa melawan akhirnya membuka lebar kedua pahaku karena ditahan oleh tabgan milik Derman dan Tio sehingga mereka bisa melihat bagian bawahku sepenuhnya. Mereka pun terkekeh2 melihat mekiku yang sudah becek daritadi.

"AHHh shhh ahhh jangan shhh ahh lepasin aahhh" aku mulai mendesah ketika tangan milik Riko mulai memainkan mekiku

"widih edan juga nih cewe, mekinya udah becek banget" kata Riko

"kencengin bro kencengin bikin dia nikmat" kata Tio yang kemudian diikuti dengan makin cepatnya gerakan pada mekiku

"ahhh ahhh ahhh ahhh jangan aahh jangan" aku mendesah terus menerus dan mulai merasa menikmati perlakuan mereka

"aah berisik kamu ahmmm" kata Derman yang kemudian mencium bibirku

"hmmm ahmmm" desahanku tertahan oleh ciuman Derman

"wah jangan curang bro aku juga ikutan lah hmm hmm" kata Tio yang kemudian menciumi badian belikatku dan naik hingga ke leherku

"hmmm hmmm ahmm ahmm" aku masih terus memberontak menutupi kalau sebenarnya aku benar-benar menikmatinya dan berharap mereka tidak berhenti

"udah jangan ngeberontak terus nanti lama kelamaan juga kamu ketagihan haha" kata Riko yang asik memainkan tangannya di mekiku dan meremas toketku

"hmmm ahhmm aaahh jangan ahhh udah ahh lepasin" kataku setelah melepaskan ciumanku dari Derman

"ohhh mau kita berhenti" kata Riko yang kemudian melepaskan tangannya dari badanku dan diikuti oleh yang lain

"ehh ehh" aku heran

"kamu minta berhentikan? Nih udah kita kabulin" kata Riko

"eh ah iya" aku merasa kecewa

"kenapa? Kecewa kita berhenti?" kata Derman disamping telingaku

"eh hmn" aku merasa seakan-akan mereka bisa membaca yang kurasakan

"kamu tinggal bilang kalau mau dilanjutin, kami bakal puasin kamu sepuas2nya" kata Tio sambil memutar-mutaran jarinya di putingku

"ahh hmmm tolong lanjut" kataku

"hah? Kamu bilang apa?" kata Tio

"tolong perkosa Icha, tolong puasin Icha, Icha udah gatahan" kataku menelan harga diriku

Seakan-akan mendapat lampu hijau mereka pun mulai menggerayangi tubuhku. Masing-masing dari mereka memasukan jarinya di mekiku. Mereka berebut untuk mengibok2 mekiku membuatku seakan-akan tersetrum dari atas hingga ke bawah. Tangan mereka yang bebas mereka gunakan untuk memainkan toketku.

"AHHH ahhh ahhh terus ahhh terus mainin meki Icha ahhh ahhh iya ahhh ahhh buat Icha puas aahh ahh" kepalaku mendongkak kebelakang, badanku mulai membusung kedepan dan kakiku mulai membuka dan menutup

"uh gila bro mantep banget" kata Tio

"terus terus cepetin bro hahaha"kata Derman

"aahhh ahhh ahh Icha mau keluar ahh ahh Icha mau keluar" aku menjerit-jerit merasakan kalau aku sudah diujung

"hahahah ayo biar kami bantu keluarin" kata Riko yang mulai mempercepat gerakan tangannya

"ahhh ahhh iya ahhh Icha keluar aahh" aku keluar memuncratkan isi mekiku hingga membasahi lantai

Mereka kemudian menurunkanku dari wastafel dan mendudukanku kembali dibawah. Mereka melingkariku membuat wajahku tepat di depan selangangan mereka. Dengan serejntak mereka melorotkan celana mereka dan cd mereka memperlihatkan kontol-kontol yang berbeda-beda sudah sama-sama tegak. Aku tertegun karena baru kali ini aku melihat kontol secara langsung didepan mukaku.

"heh nih emut, kamu pengenkan yang kaya gini" kata Riko sambil menepuk-nepuk kontolnya dimukaku diikuti yang lainnya

"cepetan haha udah ga tahan nih" kata Derman

"ahmmm ammm ahmmm" aku kemudian mengulum kontol-kontol itu secara bergantian

"ohhh mantap shh" kata Tio

"ahmmm ahmm ahmm" aku tak yakin apa yang ku lakukan, aku hanya mempraktekan apa yang ku lihat di film bokep

"sshhh gila mulutnya mantep banget" kata Riko

"aargh ga tahan nih" kata Derman yang kemudian membelakangiku dan mengangkat pinggulku

"ehh ehh kamu mau ngapain?" tanyaku panik

"wah bro curang lu masa ngedahuluin" protes Riko

"halah bacot, dari tadi kamu udah asik ngobelin dia, sekarang giliranku" kata Derman yang sudah menggesek-gesek kepala kontol dimukut mekiku

"aahhh shhh jangan shhh" kataku

"udah udah kamu bakal ketagihan tenang ajAAA" Derman lalu mendorong pinggulnya hingga kontolnya masuk sepenuhnya dalam mekiku

"AAHH sshhh sakittt" aku merasakan darah mengalir di mekiku

"uhh masih perawan bro keset" kata Derman yang mulai menggerakkan pinggulnya

"aahhh shhh aahhh pelan-pelan shhh aaahhh" aku mendesah-desah akibat gerakannya

"bro jangan sendirian aku juga mau" kata Tio yang kemudian memasukkan kontolnya didalam mulutku

"aahmm hmm hmm hmm" kontol Tio kini masuk dimulutku, maju dan mundur

"anjir, geser bro, aku juga mau" kata Riko yang kemudian menyodorkan kontolnya di mukaku

"ahmm hmm ahmm hmmm" aku dipaksa bergantian mengulum 2 kontol sementara aku digenjot dari belakang

"aahhh enak banget cuy, kayaknya kamu memang terlahir buat hal ini haha" kata Derman

"hmm hmm hmmm aahhmmm hhmm ahmm" aku benar-benar merasa tubuhku bukan milikku lagi, saat pertamaku langsung dimasukin bareng-bareng

Mereka terus memperkosaku secara bengantian dan bergilir. Tidak hanya mekiku tapi pantatku juga digagahi oleh mereka. Berbagai posisi mereka gunakan bahkan aku dipaksa melihat diriku diperkosa didepan kaca oleh mereka. Hingga hampir 1 jam aku digilir oleh mereka, mereka pun mendudukan badanku dibawah lantai dalam kondisi lemas. Aku yang sudah tak punya tenaga dikelilingi oleh kontol-kontol yang sedang dikocok dengan penuh nafsu oleh pemiliknya.

"ahhh ahh ahhh ahh" aku yang kelelahan hanya bisa mendesah"

"shhh dikit lagi shh" kata Tio

"aahhh ekspresi muka kamu bikin aku ga tahan" kata Derman

"sini muka kamu deketin biar dikotorin" kata Riko

"aahhh ahhh iya kotorin muka Icha aahh ahh" aku kemudian mendongakkan kepaku dan menjulurkan lidahku

"sshhh ahh" mereka semua sudah diujung dan

'crot crot crot' mereka memuncratkan pejunya di mukaku

"aahh" aku mendapatkan bukakke, mukaku penuh dengan peju begitu juga dengan kerudungku

Aku kemudian disuruh membersihkan kontol-kontol mereka dengan mulutku. Setelah itu mereka melepaskan ikatan dasi di tanganku dan membiarkan aku pulang. Sebelum pulang mereka meminta kontakku untuk sewaktu2 mereka ingin memperkosaku lagi. Aku pun kembali ke kelasku dan segera menuju mobilku dalam kondisi hanya mengenakan kerudung saja. Di mobil, aku kembalik memainkan meki dan toketku membayangkan apa yang baru saja terjadi padaku. Aku benar-benar berubah dalam waktu singkat atau memang aku sudah dari sananya memang sudah gitu. Sekarang setelah kuliah aku masih sering kontak-kontakan dengan mereka, tak jarang mereka juga mengajakku ketemuan buat sekedar "main".


==x=x==


"ayo semuanya siap-siap kita absen dulu" seruku

"ayo cepetan biar bisa jalan sekarang" Cindy pun membantu tugasku

Waktu menunjukan pukul 01.45 pagi bertemat di lapangan fakultasku. Jurusanku akan melaksanakan praktikum lapang di sebuah pulau di daerah barat selama 3 hari 2 malam. Pulaunya lumayan kecil dan masih sedikit penduduk jadi pas untuk mengambil data di sana karena ekosistemnya masih terjaga. Kami harus sampai di pelabuhan sekitar pukul 6 pagi karena tidak setiap saat kapal bisa menyebrang ke sana. Belum lagi medan jalannya yang sangat buruk sehingga membutuhkan waktu ekstra untuk sampai pelabuhan.

Aku dan Cindy kebetulan menjadi panitia praktikum lapang ini dan kami ditugaskan untuk mengabsen mahasiswa untuk selanjutnya masuk kedalam truk. Kami menggunakan truk tantara karena banyak PO bus yang tidak mau mengambil job ini mengingat medan yang ekstrim. Setelah absensi aku dan Cindy ikut truk terakhir. Truk ini berisi 5 orang dari yang harusnya 10 orang beserta beberapa alat yang akan digunakan nanti. Aku dan Cindy duduk berdampingan sedangkan sisanya adalah 3 orang cowo. Perjalan kami cukup santai dan diidi oleh canda tawa diantara kami ber 6. Setelah kurang lebih 3 jam, truk kami sudah masuk daerah perhutanan dan jalan mulai berbatu yang mengakibatkan goncangan-goncangan terutama kami yang duduk dibelakang.

"aduh duh" aku terbangun karena kepalaku terbentur saat sedang tidur

"kebangun Cha?" tanya Cindy yang sedari tadi bangun

"iya nih kepentok" kataku sambal mengelus-elus kepala

"jalannya udah mulai berbatu sih sejak 15 menit yang lalu" jelasnya

"haduh pasti lama deh jalan kaya gini" gerutuku

"jangan gitu Cha, kita harus bisa menikmati suasana" kata Cindy

"gimana mau nimatin suasana kalau kita aja ga bisa duduk tenang, dari tadi naik turun sampe keangkat dari bangku" kataku

"hehehe tenang aku udah nyiapin buat hal-hal kaya gini" katanya sambal merogoh tasnya

"jangan bilang kamu bawa itu" kataku yang sudah tau kebiasan sahabatku ini

"hehe iya dong, aku tau jalannya jelek jadi aku nyiapin ini" katanya sambal mengeluarkan 2 dildo dari tasnya

"gila kamu, untung cowok-cowok lagi pada tidur" kataku

"mau nggak nih? hehe kamu kan suka yang menantang kaya gini" tantangnya sambil tersenyum dan menempelkan ujung dildo itu di toketku

"aah iya sini sini" kataku

Aku yang saat itu menggunakan jeans kemudian meloloskan celana jeans dan cdku hingga kelututku. Cindy yang duduk disebelahku langsung mengikuti yang ku lakukan memberikanku dua pasang dildo kepadaku. Dia bermaksud menantangku memakainya di meki dan anusku tapi siapa takut. Aku pun mengambil kedua dildo tersebut dan memasangnya di meki dan anusku. Dengan sedikit usaha, kedua dildo tersebut sepenuhnya masuk kedalam mekiku. Aku mencoba menahan eranganku ketika dildo-dildo itu masuk dalam selangkanganku.

"shh udah nih" kataku sambil mengangkangkan kaki mengekspos dua buah dildo yang masuk dalam selangkanganku

"uhh sama Cha, aku juga udah masukin" kata Cindy sambil mengangkangkan kaki memperlihatkan double ended dildo yang ujungnya masuk kedalm meki dan anusnya sehingga membentuk huruf U

"shh kamu bawa berapa banyak sih" kataku

"ada deh AHH AHH AHH"

"AHH AHH AHH" tiba-tiba jalan berguncang hebat membuat aku dan Cindy terhentak2 dari kursi kami yang menyebabkan dorongn hebat pada dildo di selangkangan kami dan membuat kami mencapai klimaks

"ahhh ahhh mantep banget" kataku

"ehmm udah dimana ini?" tiba-tiba kata salah satu cowo, bernama Aji

Sepertinya akibat guncangan tadi cowok-cowok terbangun dari tidurnya.

Aku yang panik langsung menutupi kakiku dengan jaketku yang ada di selbelahku, begitu juga Cindy. Mereka yang bangun langsung duduk kembali dibangku dan salah satunya duduk disampingku.

"ehhh emm tinggal 2 jam lagi kok" kataku menjawab pertanyaan

"waduh masih lama" kata salah satu dari mereka, bernama Kujo

"iya AAhh" aku kelepasan mendesah ketika ada guncangan

"kenapa Cha??" kata Aji

"hmm sshh gapapa kok" jawabku

"kalian bangun dari tadi apa belum tidur?" tanya Aji

"ehmm dari shhh tadi" kata Cindy

"oalah, yaudah kalian mau gantian tidur nggak? biar nggak ngantuk nanti" ujar Aji

"ahh ehmm nggak ah hehe nanti shh kita diapa-apain lagi" ujarku

"haha nggak kok kecuali kalian yang minta haha" ledek mereka

"hahahaha" kami pun tertawa meladeni candaan mereka

"EEKKKK" aku menjerit tiba-tiba karena merasakan dildo-dildo di selangkanganku mulai bergetar

"loh Cha? kamu gapapa" tanya cowok di depanku, Dino

"ahhh shh mm gapapa Cuma kaget aja ada gujlakan" ujarku sambil melihat Cindy tersenyum2, sialan ternyata yang dikasih bukan dildo biasa melainkan vibrator

"oiya Cha, Cin, aku mau nanya nih Cuma kalau salah mohon maaf ya" kata Aji yang kemudian duduk disebelah kiriku sambil melempar pandangan ke teman-temannya

"hmm mau nanya apa?" kataku mencoba menahan desahanku

"jangan marah ya tapinya kalau salah" katanya sambil mengeluarkan hpnya

"shh iya ga marah kok" ujar Cindy

"ini nih coba liat" katanya sambil menunjukan sebuah video

Aku mengambil hpnya kemudian melihat video itu bersama-sama dengan Cindy. Video itu memperlihatkan 3 orang cewe yang tidak asing bagi kami dalam kondisi telanjang. Seorang cewe dimasukan oleh 2 buah dildo yang memiliki 2 ujung dan di perkosa oleh 2 cewe lainnya. Setelah beberapa saat kami sadar yang ada dalam video tersebut adalah kami berdua. Video yang kami saksikan adalah video live yang dilakukan oleh Windy tempo hari.

"jadi yang mau aku tanyain tuh cewe yang di video itu kalian bukan? Apa mirip sama kalian aja?" tanya Aji

".." aku dan Cindy hanya diam terpaku menyaksikan reka ulang kejadian tempo hari

"Cha? Cin? Hey?" dia mencoba menarik perhatian kami namun kami masih terfokus pada video tersebut atau lebih tepatnya terangsang

"ehmmm sshh Cha" Cindy kemudian menoleh kearahku

"sshhh iya Cin, tau kok aku juga udah ga tahan" tatapku memelas

"jadi? Itu kalian?" tanyanya lagi memastikan

"shh hiya itu kami" kataku sambil memberikan hpnya kembali

Tepat setelah hp tersebut kembali ke tangan pemiliknya aku langsung berdiri dan duduk diatas pangkuan Aji. Kemudian, dengan penuh nafsu aku langsung memegang kepalanya dan menciumnya. Cowok-cowok didepannya dapat melihat bagian bawahku yang tak tertutup apa-apa ditambah dengan 2 buah dildo yang bergetar di sana. Cindy kemudian mendekat kearah kami lalu membuka lebar2 kakinya menampilkan kedua lubangnya yang penuh sesah oleh doble ended dildo. Dia kemudian meraih tangan Aji dan memasukannya dalam baju sehingga Aji dapat memainkan toket kebanggannya itu.

"hmm ahmm" erang Aji dalam ciuman kami

"aahmmm hmm hmmm" aku mendesah ketika tangan Aji yang bebas mulai meremas-remas pantatku

"sshhh aaahh ehmm ahh" Cindy sibuk memainkan klinoritisnya sembari diremas-remas toketnya oleh Aji

"anjir nggak nyangka ternyata mereka beneran binal" ujar Dino

"hehehe, Cha ayo kasih yang lebih" tawa Cindy sambil memegang toketku

"hihi ayo" kataku

Kami pun berdiri dari posisi kami ditengah-tengah truk yang sedang berguncang. Kami melepaskan atasan kami meniggalkan kerudung kami saja. Kami kemudian terduduk dan saling berciuman panas disaksikan 4 orang cowok yang terdiam melihat aksi kami. Cindy kemudian mengeluarkan double ended dildonya dan membersihkannya sedikit. Cindy memasukan salah satu ujungnya jauh kedalam mulutnya dan mengarahkan ujung yang lain kearahku. Aku pun dengan senang hati memasukannya kedalam mulutku terus hingga bibir kami bisa saling menyentuh satu sama lainnya. Seperti halnya Cindy, aku pun mengeluarkan dildo yang masih bergetar dari mekiku lalu memeluk badan Cindy dengan erat.

"aahh ahhh" Cindy mengerang hingga melotot ketika aku memaksa masuk dildo tersebut kedalam anusnya

"aaahhh ahh" aku ikut mengerang ketika Cindy mendekap kepalaku dengan erat akibat getaran di anusnya sehingga dildo di mulutku masuk makin dalam

"aaahh ahh" kami pun akhirnya saling mengerang akibat tiba-tiba goncangan hebat melanda truck mengakibatkan putting kami saling bergesek

"ahh sial aku udah ga tahan" kata Aji yang kemudian ikut turun dari bangku dan mengangkat pinggulku

"aaahhh?" aku berusahan menengok kebelakang namun tak bisa karena dildo di mulutku

"ijin masuk ya Cha haha" katanya sembari memasukan sedikit kepala kontolnya di mekiku

"AAAHHH" aku mengerang hebat karena tiba-tiba truck melewati jalan batuan yang besar membuat kontol Aji seketika masuk ke mekiku

"uhh shhh mantep gila" ujar Aji

"aku juga mau" kata Cindy yang tiba-tiba saja melepaskan dildo dari mulutnya dan menarik dildo itu dari mulutku

"aakhhh uhuk uhuk" aku terbatuk2 hingga membuat liur mengalir dari muutku karena dildo tersebut tadi masuk hingga ke tenggorokanku

"siap-siap ya Cha satu lagi masuk" kata Cindy sambil menarik keluar dildo di anusku dan menggantinya dengan dildo miliknya yang salah satu ujungnya sudah diamasukan kedalam mekinya

"eekkk shh aahhh sialan kamu Cin" kataku merasakan rasa sakit di anusku

"hehe shhh kalau gini kan aku bisa nyervis Aji" katanya yang mempoisikan dirinya menghadap Aji

"aahhmm hmm" erang Aji ketika menerima ciuman dari Cindy

"aaahhhmm hmmmpp" Cindy pun mengerang ketika Aji mulau bermain dengan toketnya

"ah sial Aji enak banget, aku juga mau" kata Kujo yang kemudin melangkahi aku dan menuju Cindy

"aaahhmmm hmmmph" Cindy yang sedang panas2nya berciuman menoleh kebelakang

"aku masukin ya Cin" kata Kujo yang mencabut dildo dari anus Cindy dan memasukan sedikit kepala kontolnya disana

"aahhhmmm hmmmph hmmmphhh AAHH" Cindy menjerit ketika sepenuhnya kontol Kujo masuk kedalam anusnya

"AAAHH shhh" aku ikut menjerit karena akibat dorongan dari pinggul Kujo, kontol dan dildo diselangkanganku makin measuk kedalam belum lagi ditambah goncangan dari truck

"aahhh enak banget shh" kata Kujo

"aku juga lah ikut" kata Dino yang kemudian turun dan duduk didepan aku memperlihatkan kontol tegangnya tepat di depan mataku

"aaahh shh kontol ahh" kataku yang sudah diluar kendali yang kemudian menarik kontol itu dan mulai mengulumnya

"sshh ahhh mantap" kata Dino sambil merekam aksi tersebut di hpnya

"aaahhh shh jangan disitu shhh aahh" Cindy mengerang keenakan ketika Aji mengemut2 putting toket kanannya sedangkan putting kirinya diplintir oleh Kujo

"aaahmm hmm slurp ahmm hmmm" aku sediri sibuk mengulum kontol Dino sembari meremas toketku sendiri

"aahhnnnn ahh shhh ahh ehmmm" Cindy makin menjadi-jadi setelah Kujo mulai menciumi lehernya

"hmmpphh hmmpphhh" erangku ketika Dino memaksa aku melakukan deapthtroath dengan menekan kepalaku

"aaahh shit, aku ga bisa ngebayangin nasib kalian nanti gimana pas di pulau setelah pada liat video ini" kata Dino

"sshh mungkin bakal jadi bahan buat malem nanti digilir di tenda haha" sambung Aji

"atau mungkin kita telanjangin terus disuruh keliling pulau hahaha" lanjut Kujo

"hahaha" mereka pun tertawa puas

Aksi kami pun terus berlanjut dan desahan kami pun memenuhi sisa perjalanan kami menuju ke pelabuhan. Goyangan dasyat pada truk membuat kami tidak perlu menngerakkan tubuh kami. Kami terus berganti posisi sepanjang perjalanan dan semuanya direkam oleh Dino. Kami bahkan sampai mencapai klimaks beberapa kali dan badan Cindy dan aku penh dengan campuran antara keringat dengan peju. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi ketika nanti di pulau namun disisi lain aku tidak sabar.


==x=x==


Matahari sudah mulai terbit dari arah timur dan suasana pelabuhan sudah sangat ramai oleh aktifitas nelayan. Kami semua sedang istirahat dari perjalanan panjang menggunaan truk sembari bagian transportasi mengurusi kapal yang nanti akan kami gunakan. Aku dan Cindy kembali mengabsen teman-teman kami yang berjumlah 72 mahasiswa dengan komposisi 46 laki2 dan sisanya perempuan. Memang jurusan kami lebih didominasi oleh laki2 pasalnya kami akan banyak turun ke lapagan untuk urusan perkuliahan.

Matahari sudah mulai terik ketika bagian bagian transportasi selesai mengurusi kapal. Kami pun berbondong2 memindahkan barang pribagi dan alat untuk praktikum kami menuju kapal. Setelah perjalanan dibawah terik matahari selama hampir 3 jam, kami pun sampai di pulau tujuan kami. Pulau ini masih termasuk pulau yang minim penduduk karena masih minim bantuan pemerintah setempat. Sesampainya dermaga kami harus berjalan sekitar 15 menit untuk mencapai lokasi yang dituju.

"aduh panas banget sumpah, gerah parah" keluh sala satu cewe karena kondisi pulau yang sangat kering meski banyak pohon dan hutan di sekeliling kami

"duh iya nih panas banget, tau sih kalau di pulau itu cukup panas tapi ga segini juga" keluh cewe yang lain

"kalian nggak gerah apa pake jaket ketutup rapet gitu? Yang lain udah pada lepas jaket loh" kata salah seorang cewe kepada aku dan Cindy

"ah hehe nggak kok, panas gini mah ga ada apa-apanya kok ya nggak Cin" kataku

"hehe iya kok, udah biasa sama panas gini hehe" kata Cindy

"ih kok bisa sih, emang sih beda yang biasa main diluar hehe" katanya

Kami pun mengisi sisa perjalanan itu dengan obrolan ringan. Sejujurnya meski aku bilang sudah biasa, aku benar-benar merasa gerah dan sangat panah begitu pula dengan Cindy.

Alasan kami tidak membuka jaket kami adalah karena kami tidak mengenakan apa-apa dibalik jaket kami. Daleman kami, cd dan bh, juga kaos yang kami gunakan diambil oleh para cowok-cowok setelah mereka ‘menggunakan’ kami di truk pagi tadi. Mereka bilang sebagai tropi kalau mereka telah ‘menggunakan’ kami. Kami sempat menolak begitu mereka mengambil daleman kami karena kami sudah memperhitungkan jumlah pakaian untuk praktikum lapang ini. Alhasil aku dan Cindy harus mengabiskan hari ini tanpa mengenakan daleman karena siang ini kami langsung masuk ke air jadi sayang kalau kami ganti daleman sekarang.

"oke semuanya sekarang kita bangun tendanya disini ya" kata ketua praktikum lapang ini setelah sampai dilokasi tujuan

"okee" serentak kami semua menjawab

"yang cewe tedanya di sebelah sini ya yang cowok disitu, yang cewe bantuin bersihin tempat buat bangun tendanya biar nggak ada batu atau apapun dibawah tenda dan yang cowok bangun tenda ya" katanya melanjutkan

Kami menggunakan tenda karena rumah disini masih sangat jarang dan hanya disediakan satu oleh pihak pulau. Rumah tersebut akhirnya diperuntukan untuk asisten praktikum yang ikut. Kami membangun tenda di tanah kosong dekat pantai karena hanya disini daerah paling rata dan memang menjadi spot untuk camping. Tenda yang kami gunakan bisa menampung sampai 4 orang, meski terlihat lebih besar namun kemungkinan sebagian besar tempat dimakan oleh barang-barang pribadi makannya satu tenda hanya 4 orang.

"aahhh akhirnya istirahat juga" kataku ketika sudah masuk dalam tenda

"iya nih gerah banget lagi, mandi yuk" kata Cindy

"jangan mandi sekarang nanggung kan kita mau ngambil data" kataku

"hmm yaudah deh, Cuma panas banget gatahan" Cindy kemudian melepaskan kerudung dan jaketnya

"wah curang, aku juga mau" aku kemudian mulai melepas kerudung dan jaketku juga

"hihihi nggak mau kalah nih ya" ledek Cindy yang tengah melepas jeansnya

"hehe iya dong udah ga tahan nih panas banget" kataku

Kini aku dan Cindy telanjang bulat di dalam tenda dengan badan penuh dengan keringat. Badan kami yang penuh dengan keringat memberikan kesan seksi dan nakal. Kami baru sadar kalau di luar masih siang bolong dan siapa saja bisa masuk tenda ini karena tidak memiliki kunci. Kami bisa mendengar suara teman-teman kami yang berlalu Lalang di sekitar tenda. Aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi bila ada yang membuka tenda secara tiba-tiba dan melihat kami dalam kondisi telanjang bulat.

"aahhh, apa-apaan sih Cha" jerit kecil Cindy

"sial badan kamu bagus banget, udah keringetan gini malah makin seksi" kataku sembari meremas-remas toketnya dengan menimpa Cindy dari belakang

"aahhh Cha shh jangan disitu" erang Cindy

"dasar ya baru gini doang udah kerangsang" kata ku memperkuat remasanku

"aahh udah Cha shhh" ujar Cindy

"hoho aku belum puas, hmm? Udah basah aja dasar kamu nih makan" kataku sembari memasukan jariku ke mekinya

"aaahh Cha sshhh udah aahh ahh" Cindy mulai menahan desahannya supaya tidak terdengar orang diluar

"belum belum, masih lagi hahaha" kataku

"aahhh ahh hmmmppaaahhh" tiba-tiba Cindy mengalami klimaks

"lah udah keluar? jangan-jangan kamu nahan dari tadi" kataku kembali duduk di depannya

"uhh Icha ih" katanya

"ahahahaha" aku pun Stertawa

"ah" tiba-tiba releting tenda terbuka oleh laki2 yang ternyata adalah Aji

"wahhh tutup buruan" jerit Cindy

"aduh sory2 gatau kalau udah ada orang didalem" katanya santai

"ih udah buruan tutup agi ganti baju nih" kataku berusaha menutupi tubuhku dengan berpelukan dengan Cindy

"hehehe iya iya, lagian ga ditutup juga gapapa kali, tadi pagi juga udah ngeliatin badan polos kalian dengan puas" kata Aji

"aahhh udah cepetan tutup ihhh" kata Cindy sambil memeluk erat tubuhku

"iya ih ini kan bagian tenda cewe, ngapain sih dibuka" katakku

"lah ini tenda cowok toh ngadepnya ke tenda cowo" kata Aji

"ehh" kata kami berdua ketika menyadri ternyata diluar cowok-cowok berhenti bergerak dan terpaku kearah kami yang sedang bugil di dalem tenda

"kan?" kata Aji

"ihh iya iya kita yang salah sekarng tutup buruan biar kita bisa ganti baju terus pindah" kataku

"ahahaha iya iya" kemudian Aji meresleting kembali pintu tenda

Aku tak menyangka ternyata pilihan tenda kami masih masuk ke bagian cowo. Barisan tenda membuat bentuk angka 8 dengan batas 2 tenda ditengah dan aku kira tenda ini masih masuk bagian cewe. Hanya karena menghadap bagian cowok makannya ini masuk bagian cowo. Aku dan Cindy benar-benar terdiam menyadari bahwa hampir semua teman-teman cowok kami melihat kami dalam kondisi polos tanda busana. Meski dilanda panik, aku merasa berdebar akibatnya dan membuatku terangsang begitu juga Cindy. Tapi kami tak bisa lama-lama jadi kami harus segera berganti pakaian dan berpindah tenda. Kami menggunakan setelan yang sama yaitu baju renang berjenis burkini karena memiliki kerudung buat tahan air juga. Untungnya kami pakai baju renang jadi kami tidak takut ketahuan tidak mengenakan daleman karena meski baju renang ini cukup ketat tapi kalau kena air tidak terlalu menjeplak seperti menggunakan kaos.

"ehmm Cha, Cin, masalah tenda kalian ga usah pindah" kata Aji ketika aku dan Cindy keluar dari tenda

"kenapa? Ini kan tenda cowok kan?" jawabku ketus masih kesal karena kejadian tadi

"anu, jadi bagian logistik salah pas nentuin jumlah tenda jadi tenda cewe kurang 1" jelasnya

"lah terus gimana dong?" gerutu Cindy

"hmm gini jadi kalian boleh pake tenda ini karena ternyata itungan tenda cowok buat yang ini Cuma 2 orang yang make jadi bisa diakalin lah 2 orang itu

"hmm yaudah kalau gitu kesepakatannya" kataku dan Cindy

Setelah itu pun kami segera makan siang dan bersiap untuk berangkat mengambil data. Kelompok kami dan 1 kelompok lagi siang ini kebagian mengambil data di hutan mangrove dibagian selatan pulau. Untuk mencapai kesana kami harus berjalan kurang lebih 20 menit melewati jalan setapak dihutan. Setiap kelompok berjumlah 9 orang dan dipandu oleh 2 orang asisten. Aku baru menydari bahwa di rombongan kami ada Dino yang berasal dari kelompok sebelah. Jalur yang kami lalui cukup ringan mengingat disisi kanan dan kiri penuh dengan pepohonan.

"oke ini lokasi pengambilan data, kita ngambil data dari sini sampai ujung jalur air ini" jelas salah satu asisten

"jadi kita masuk ke air kak?" tanya salah seorang cewe di rombongan kami

"iya kalian masuk, hati-hati ya soalnya isi airnya lumpur dan kita ga bisa liat apa yang ada dibawah air soalnya airnya keruh" jelas asisten yang lainnya

"jadi kita nyusurinnya lewat air?" ujar salah eorang praktikan

"iya bener banget, jadi semangat ya haha"

Kami pun mulai mengambil data dan membagi kerja untuk mendata pepohonan disebelah kanan dan kiri. Lumpur di dalam air ini cukup tebal dan sangat menyulitkan kami untuk berjalan. Bahkan tak jarang beberapa dari kami terjatuh dan membasahi badan kami dengan air lumpur.

"udah yuk, kalau udah kita pindah ke depan lagi" kata asisten pemandu

"iya kak" serentak orang-orang mulai berjalan

"ah kak tunggu aku belum selesai uwahh-"

‘byur’ aku yang berusaha mengejar dengan terburu-buru malah terjebur karena kakiku terjebak oleh lumpur

"hahaha, makannya Cha ati2" tawa salah seorang temanku melihat aku tersungkur di air

"aduh duh, abis buru-buru banget sih aku belum selesai ngedata yang didalem" gerutuku

"yaudah kak biar aku temenin Icha, nanti kita nyusul" tiba-tiba Cindy memberi tawaran kepada pihak asisten sembari membantu aku berdiri

"oke deh kalau gitu, nanti cepet2 nyusul ya" ujar pihak asisten

"iya kak" ujar kami sembari mereka berjalan meninggalkan kami

"ayo Cha hehe" kata Cindy sembari menarik tanganku

"hehe iya ayo biar cepet selesai" kataku

Aku dan Cindy kemdian kembali mengambil data pepohonan di bagian yang beum selesai. Lalu aku dan Cindy memutuskan mengambil data lebih dalam ke arah pepohonan. Aku berusaha melangkahi akar pohon mangrove yang banyak dan menonjol keluar air. Tak lama kemudian tiba-tiba ada Dino berdiri di arah kami dateng.

"loh Dino ngapain?" kata Cindy yang berhenti mencatat ketika meihat Dino

"bantuin kalian, disuruh sama asisten" katanya sembari melangkah masuk menuju tempat kami

"oh yaudah kalau gitu" kataku yang kemudian kembali mengukur lingkar pohon

"hehe iya ‘bantuin’ kalian" kata Dino yang tiba-tiba mendekap Cindy dari belakang dan meremas toketnya

"aaahhh Dino apa-apaan sih aahhh lepasin" erang Cindy ketika Dino tiba-tiba meremas toketnya dan mencubit putingnya

"sudah ku duga pasti ga pake daleman haha" katanya sembari menurunkan tangan kanannya memasuki celana renang Cindy

"aaahh shh aahh" Cindy mencoba memberontak

"eh apa-apain sih Din, lepasin Cindy" kataku yang segera turun dari akar pohon dan bergegas menghampiri mereka

"kenapa Cha? Kamu ngiri?" katanya sembari asik memainkan tangannya di selangkangan Cindy yang sudah mulau melemas

"aahh aaahhh" Cindy mulai mendesah-desah

"lepasin Din" aku mencoba mengangkat tangannya dari dalam celana renang Cindy

"AAhhn aahh" tiba-tiba erangan Cindy makin kuat sepertinya akibat tarikan tanganku membuat sensai pada selangkangan Cindy

"ahaha tuh desahan temen kamu udah menyetujui, kenapa nggak kamu ikutan juga" katanya tiba-tiba dengan cepat memasukan tangan kirinya kedalam celana renangku dan meraih titik sensitive dimekiku

"uuuhh" aku serentak terbungkuk merasakan sensasi seperti tersetrum dibagian mekiku

"kenapa Cha? Enak ya? Hahaha" katanya sambil memutar-mutarkan jarinya

"aahhh nggak ssshhh.. nggak enak aaahhh.. uhh sshh" aku sebisa mungkin melawan tapi aku tak menyangka permainan tangan Dino sangat merngsang

"oiya ga enak? Coba kalau gini" tiba-tiba Dino memberi gerakan stimulus pada jari-jarinya

"uuhh"

"aaahnnn" aku dan Cindy tersentak dan menggerakkan pinggul kami secara bersamaan

"hahaha gimana? Masih ga enak? Kalau gitu kita coba yang ini" kembali Dino melakukan gerakan yang luar biasa dengan jarinya

"hmmmpp aaahhh"

"aaahhh nnaaahh" kali ini aku dan Cindy benar-benar dibuat mendesah sejadi-jadinya

"hmmm kurang ya? Kalau gitu kita main kasar" tiba-tiba Dino memaju dan mundurkan jari-jarinya dengan cepat

"aaahhh Dinn aaahhh" aku mulai mendesah tak karuan

"aahhnn aaahh" Cindy sudah mendesah sembari mendongkakkan kepalanya keatas

"hahaha ngaku kalau kalian menyerah hahaha" kata Dino sembari terus menerus menggerakkan tangannya secara kasar hingga membuat air yang menggenang hingga lutut kami bergejolak

"aaahhh ampun aahhh Din aaahh" aku mulai merasa lemas dan liur mulai mengalir dari mulutku karena daritadi terus menerus terbuka

"aaahh aahhh iyaa aahhh teruss aaahh aaahh" Cindy mulai kehilangan akal

"hehehe cukup disini dulu" tiba-tiba Dino menarik tangannya dari selangkangan kami dan membiarkan kami jatuh kedalam air

"aahhh ehh" aku dan Cindy terdiam

"kok berhenti?" tiba-tiba kata tersebut keluar dari mulutku

Dino pun tersenyum mendengar hal itu dan berkata "hoo mau dilanjutin?"

"ehh itu anu" aku menjadi bingung sendiri

"hehe sini biar aku bantu" katanya sembari menarik Cindy dan menghadapkannya ke salah satu pohon terdekat

"aahhh Din" erang Cindy ketika Dino menarik turun celana renangnya

"uhh pantat yang bagus"

‘plak’ tampar Dino diikuti dengan memasukan kontolnya ke meki Cindy

"aaahh" erang Cindy yang memagang batang pohon dengan kedua tangannya

"uhhh udah basah jadi gampang masuknya" ujar Dino

"aaahhh sshhh aahhh sshh aahnnn aaahhh aaahhh aahh aaahhh" desah Cindy ketika Dino secara perlahan menggenjot kontolnya

"uhhh iya sshhh"

‘plak plak plak’ Dino kembali menampar pantat Cindy yang bulat

"aaahhh iya terus.. aahh iya aaahh" Cindy kembali mendesah-desah keenakan

Aku hanya bisa berdiri menyaksikan aksi mereka berdua. Untungnya posisi kami agak dalam di pepohonan sehingga suara kami tidak terlalu terdengar. Aku hanya terdiam menyaksian bagaimana Dino menggerakkan pinggulnya maju dan mundur. Aku melihat ekspresi Cindy yang dipenuhi senyuman dan kenikmatan dari perlakuan Dino. Tanpa sadar, tanganku sudah masuk kedalam celana renangku dan memainkan mekiku juga meraba masuk dalam baju renangku dan memelintir putingku.

"aahhnnn" aku mendesah akibat aksiku sendiri

"ohh kita liat siapa yang memuaskan dirinya sendiri" kata Dino disela-sela menggenjot Cindy

"aaahhh Icha sshhh sini sshhh aahh enak shh" Cindy mencoba memanggilku

"hahaha sini biar aku bantuin puasin kamu" tiba-tiba Dino berhenti menggenjot Cindy dan berjalan kearahku lalu menarik tanganku

"hmmpp" bibirku dilumat oleh Dino tanpa diberikan peringatan

"ahhmmmpph aahh, sekarang yang ini" kembali Dino secara tiba-tiba menurunkan celana renangku

"aahh" aku sudah tak punya kenginginan untuk melawan lagi

"kita seneng2 ya Cha" katanya sembari menggiringku kea rah pohon tempat Cindy menyenderkan punggungnya

"wahhh sshhh aahhh" aku mendesah ketika kepalau didorong kebawah kearah meki Cindy dan Dino mulai memasukan kontolnya di mekiku

"uhhh yang ini ga kalah licin" ujarnya

"aaahhh ahhh ahhh sshh aaahh" aku mulai mendesah ketika Dino mulai menggenjotku

"aku juga mau ikutan" kata Cindy sembari menarik kepalaku menuju mekinya dan menekannya

"aaahhh umm aamm ‘slurp’" aku menjilati dan memainkan lidahku didalam meki Cindy

"aaahh sshhh iya Cha aahhh enak shh" erang Cindy

"hahaha ya sshhh aksi kaya gini aku suka" kata Dino sembari mempercepat genjotannya

"hmmm hmmmpp" aku mencoba mengimbangi irama Dino

"aahh shh aaahhh Chaa sshh" Cindy makin menjadi-jadi, kepalaku benar-benar ditanam olehnya di mekinya

"sshhh aku kasih hadian buat kamu Cha" kata Dino sembari mengelus-eluskan jarinya dilubang analku

"hmmmpp!?" aku terkejut tapi aku tak bisa menoleh karena kepalaku tertahan oleh Cindy

"siap ya, satu dua tiga" Dino kemudian memasukan 3 pulpen yan tadi digunakan untuk mencatat data kedalam lubang analku secara bersamaan

"hmmpphh!!" aku menjerit didalam jepitan meki Cindy

"AAHH CHAA" Cindy merasakan rangsangan akibat hentakan kepalaku

"ahahaha ayo kita selesaikan dengan cepat" ujar Dino sembari mempercepat gerakan pinggulnya

"hmmpp hmmpp hmmpp" aku mendesah hebat akibat rangsangan ini dan aku rasa aku tak bisa bertahan lebih lama lagi

"aaahh ahhh Cindy udah ga kuat aaahh ahhh" ujar Cindy dan aku bisa merasakan mekinya mulai berdenyut

"ahaha kita keluarin bareng-bareng yaaa" ujar Dino sembari mepercepat genjotannya

"hmmmpp hmmmp HHMMMPP"

"AAHHH CHAAA"

"AAHH"

‘crot crot crot’

Siapa sangka kami bertiga keluar bersama-sama ditengah hutan diatas genangan air dipenuhi lumpur. benar-benar pengalaman yang luar biasa di praktikum lapang ini. Terlebih lagi sebelum kembali ke rombongan Dino membisikan sesuatu kepada kami

‘ini baru hidangan pembuka, silahkan tunggu hidangan utama nanti malam’


==x=x==


Hari sudah mulai sore dan matahari mulai senja ketika kami sampai di perkemahan dan sudah ada beberapa kelompok yang sampai lebih dulu. Aku ingin segera mandi karena hampir setengah badan kami tertutup oleh lumpur. Aku dan Cindy kemudian bergegas mengambil perlengkapan mandi kami beserta baju ganti kami. Ternyata bilik kamar mandi yang hanya ada 4 disini sudah penuh dengan antrian baik cewe atau cowok yang sudah mengantri panjang.

"aduh ngantrinya panjang banget nih kalau nungguin keburu gelap" kata Cindy sembari kami berjalan mencari tempat lain untuk mandi

"iya nih, cari tempat lain buat mandi aja yuk udah gatahan nih" kataku

"hmm kan ada rumah2 gini kan, mungkin ada kerannya atau gimana gitu" kata Cindy

"ih mana ada, liat dong bangunannya kayu semua" ujarku

"hehehe iya juga sih" kata Cindy

"eh eh Cin, liat ada sumur tuh" kataku sambil menunjuk sebuah sumur

"eh iya, coba liat dulu" katanya sambil berjalan cepat kearah sumur tersebut

"wah airnya masih bersih Cin, kayaknya bisa dipake mandi" kataku setelah menimba air tersebut

"tapi masa iya kita mandinya disini, liat dong Cha" kata Cindy sembari menunjuk daerah sekitar sumur yang terlihat dari sini manapun

"hmm kalau gitu kita mandi dibelakang situ aja, toh kayaknya nggak ada yang pake" kataku sembari menunjuk sebuah gubuk kayu didekat sumur

"hmm boleh deh, udah gatahan lumpurnya" kata Cindy setuju

Kami kemudian menimba air dan memasukannya kedalam 2 ember besar yang kami temukan disekitar sumur, sepertinya ini punya warga cuma tidak dipakai atau kelupaan. Kami kemudian membawa ember2 tersebut menuju belakang gubuk, lokasinya cukup memadai untuk kami mandi. Kami menggantungkan baju ganti kami di jendela pada gubuk tersebut. Kami kemudian membuka baju renang kami sehingga kami benar-benar telanjang dibalik gubuk ini. Baru renang kami gunakan untuk menggantikan gayung karena memang tidak ada gayung disini.

"aahhh seger airnya" kata Cindy sembari membasuh badannya

"ahh hiya nih shh jadi bisa bersihin bekas peju si Dino sial" kataku sambil membersihkan selangkanganku

"hahaha gitu2 juga kamu seneng kan" kata Cindy ngeledek

"ah nggak juga, siapa yang seneng digituin" ujarku

"hahaha pake malu-malu segala" katanya sembari menggrepe2 toketku dari belakang

"aaahhh apaan sih Cin" kataku

"aku lagi bantuin kamu bersihin badan kamu hehe" katanya yang asik meremas-remas toketku

"aaahhh shh kalau mau bersihin badan kenapa Cuma toketku aja yang dibersihin" kataku

"hehehe abis toketkamu kenceng bikin gemes, kalau pake baju nggak keliatan jelas sih Cuma kalau gini keliatan banget kenyalnya uhh jadi bikin nafsu haha" katanya sembari terus meremas-remas toketku dan tak jarang memelintir putingku

"aahh shh ahhh Cin" aku mulai mengerang

"ehehehe enak kan Cha" tawa Cindy

"aaahhh shhh sial sini aku bales" aku pun kemudian sekuat tenaga membalikkan tubuhku tapi bukannya berhasil malah membuak kami berdua terpeleset dan jauh keatas tanah

"waaahhh" jerit kami ketika kami terjatuh dan melihat Cindy yang jatuh membuatku mengambil kesempatan itu

"sekarang gentian" kataku yang kemudian duduk diatas muka Cindy dan menahan kedua lengannya dengan kakiku

"eehmm hmm" erang Cindy ketika mulutnya berada persis diselangananku sehingga menyulitkannya untuk berbicara

"aahhh shhh jangan kasar2 gitu dong Cin hehe, sekarang giliran aku yang megang kendali" kataku yang kemudian meremas-remas toketnya

"hmmm eeehmmm" Cindy mulai memberontak dan menghentak2an kepalanya

"aahhh shh jangan gerak-gerak kepalanya Cin, kalau dibilangin tuh susah ya"

‘plak’ dia kemudian menampar toketnya dengan kencang

"aaahmmm!!" erangnya panjang

"makannya kalau dibilangin tuh nurut" kataku

"ehmmm hmmm" Cindy masih terus bergejolak

"hmmm hukumannya kurang kayaknya" aku kemudian membungkukkan badanku untuk mendekatkan kepalaku keselangkangan Cindy

"hmm hmmm ahmm" Cindy mengerang ketika aku mulai menjilati mekinya

"aaahmm aaa ehmmm" erangku sembari asik sendiri menjilati meki Cindy

"aaahhhmm!!" Cindy menggerang lebih ketika jariku mulai memainkan lubang anusnya

Perlahan-lahan aku merasakan meki Cindy semakin basah dan kakinya mulai mengangkang selebar2nya. Aku pun demikian, mekiku yang sudah basah makin menjadi-jadi karena setiap Cindy berusaha menggerakkan mulutnya malah mulutnya menggesek mekiku.

Aku terus asik memainkan jari-jariku dilubang anusnya milik Cindy. Kami yang baru saja membilas badan kami hingga bersih malah sekarang penuh dengan lumpur lagi. Tapi tidak apa-apa, pengalaman seperti ini tidak datang setiap saat.

Aku bisa mendengar suara teman-teman kami yang sudah pada kembali dari mengambil data. Tak banyak dari mereka yang berlalu Lalang didepan gubuk tanpa mengetahui apa yang kami lakukan dibelakang sini. Sebenernya ada yang mengganggu pikiranku ketika Dino bilang masalah hidangan utama ketika dihutan tadi. Namun, aku tidak terlalu memikirkan itu karena mungkin itu cuma akal2annya saja.

Kami pun asik memainkan satu sama lain ketika tiba-tiba aku kepalaku didorong olrh sebuah tangan sehingga mukaku terbenam dimeki Cindy.

"hhmmm hmm" erangku yang panik

"wah wah ga nyangka ternyata hidangan utamanya disini, bukannya nanti malem?"

"mungkin mereka udah gatahan haha"

"gimana kalau diicip dulu haha kan ga adalah salahnya nyicip hidangan sebelum waktunya"

"hmmm hmmm" aku mulai panik ketika tiba-tiba mendengar suara cowok-cowok dan parahnya aku tidak bisa melihat keatas sehingga aku tidak tau siapa mereka

"kalau gitu kita icip lubang yang free" kata cowok tersebut yang kemudian diikuti oleh sebuah benda keras menempel di anusku

"hmm hmmm hmmm" aku berusaha menggeleng-gelengkan kepalaku namun percuma saja tangan yang menahanku sangat kuat

"eehmm aaahh" erang cowok itu sembari memasukkan perlahan-lahan kontolnya dalam anusku

"eehhhmm" aku mengerang bahkan sampai meneteskan air mataku

"uhhh keset, kita coba pelan-pelan ya" katanya kemudian memundurkan kontolnya

"hmm" erangku diikuti erangan Cindy akibat aku semakin mendorong wajahku di mekinya

"hup" cowok tersebut kemudian memajukan dan memundurkan kontolnya dengan konstan menaikkan kecepatannya

"hmmm hmm eehmm" erangku akibat hentakan-akan tersebut

"aaahhmmm hmm aahhmmm" Cindy juga ikut mengerang akibat mekinya yang terus menerus digesek oleh mukaku

"uhhh badannya penuh lumpur nih, cuy mandiin mereka gih" ujarnya

"wahhh ide bagus tuh haha"

Kemudian mereka mulai menyirami tubuh kami dan menyingkirkan lumpur dari badan kami. Tak lama kemudian mereka mulai meraba-raba tubuh kami dengan sabun. Tak jarang mereka meremas dan memelintir toket kami. Sejujurnya aku tidak terlalu suka seperti ini karena aku takt ahu siapa yang mempermainkan aku sekarang. Tapi entah kenapa semakin kesini badanku semakan menikmati genjotan demi genjotan yang diberikan hingga akhirnya cowok yang menggenjotku mulai mempercepat genjotannya.

"hmm hmmm eeeehmmm" erangku yang menjadi-jadi akibat genjotannya yang liar ditambah aku sudah hampir klimaks

"aaahhmmm hmmm hmm" Cindy juga merasakan hal yang sama denganku, aku bisa merasakan mekinya ulai berdenyut

"uuuhhh uhh uhh udah gakuat, aaahh"

‘crot crot crot’ peju cowok itu membasahi anusku meninggalkan rasa hanggat diperutku

"aaahhmm!!" secara bersamaan aku dan Cindy juga megalami klimas dan membasahi wajah kami

"uhhh mantap" ujar cowok itu sambil menarik keluar kontolnya dan membuat pejunya mengalir keluar dan membasahi Cindy

Aku dan Cindy benar-benar kewalahan kami bahkan tidak tau siapa yang mempermainkan kami. Kami hanya bisa terbaring lemas di atas tanah akibat permainan kami

"oke sekarang aku yang nyicip"

"hmm!!" erangku dan Cindy mengeahui kalau ini belum berakhir.


==x=x==


Entah berapa lama aku dan Cindy diperkosa dibalik gubuk itu yang kami ingat hanya rasa sakit dan rasa nikmat yang datang bersamaan. Kami kembali sadar ketika hari sudah gelap dan kami berada dalam tenda kami. Aku masih dalam kondisi setengah sadar berbaring di dekat Cindy dalam kondisi masih tak mengenakan pakaian. Aku masih merasa lemas dengan samar2 melihat bayangan orang-orang di dinding tenda kami. Sepertinya api unggun sudah dinyalakan oleh mereka dan semuanya sudah berkumpul di depan api unggun. Aku pun berusaha membangunkan Cindy karena akan bahaya kalau ada yang melihat kami dalam kondisi seperti ini.

"Cin bangun Cin" aku mencoba menggoyang-goyangkan badannya

"hmmm" erang Cindy

"ih bangun" kataku sambil mencubit pipinya

"hmm iya2 aku bangun" kata Cindy setengah sadar

"ayuk pake baju, api unggun udah nyala nanti kita ketinggalan" kataku

"hmmm baju apa??" kata Cindy

"ihh cepetan sadar dong" kataku

"ahh iya iya" katanya sambil mengucek2 matanya

Aku dan Cindy kemudian merogo2 tenda kami yang gelap mencari tas dan pakaian kami. Namun anehnya kami tidak menemukan tas kami. Aku mulai merasa panik karena aku takut kalau tas kami dipindahkan oleh orang atau mungkin malah dimaling oleh seseorang. Kami mencari kesegala sudut tenda tapi hanya menemukan kerudung kami saja. Kami mencoba mencari sisa baju kami lagi, namun tak menemukan apapun. Aku memiliki firasat buruk akan hal ini, semua kejadian pada hari ini pasti disengaja. Aku pun teringat kata-kata Dino tadi siang yang bilang hidangan utama dan juga cowok-cowok yang memperkosa kami tadi sore bicara masalah mencicip hidangan utama.

"Cha, Cin" tiba-tiba pintu tenda kami dibuka oleh beberapa orang cowo

"waaahh tutup tendanya!" seketika kami teriak dan berusaha menutup tubuh kami

"wah bagus deh kalau udah bangun" kata cowok itu dengan santai yang ternyata adalah Aji

"Ji tutup tendanya buruan" kataku sambile berdempetan dengan Cindy berusaha menutupi tubuh kami

"coy ayuk dibawa hidangan utamanya" kata Aji kepada teman-temannya dibelakang

"oke bro" kata mereka

"eh apa-apain lepasin" ujar Cindy yang seketika mereka mulai memegangi tubuh kami

"lepasih ih" aku mencoba meronta-ronta namun kami kalah kuat dengan cowok-cowok ini

"hahaha tenang aja kalian pasti suka kok yang kaya gini" kata Aji

Cowok-cowok itu dengan sigap mengikat kedua tangan kami dibelakang dengan kuat sehingga tangan kami tak bisa dipisahkan satu sama lain. Mereka juga mengikat kaki kami dengan tali yang memisahkan kedua kaki kami kurang lebih 30cm dengan tujuan menyulitkan kami untuk lari. Mulut kami juga disumpal oleh kain sehingga memastikan kami tidak berteriak memanggil bantuan. Kami kemudian dipaksa berjalan keluar tenda meski kami berusaha melawan namun tenaga kami tak bisa dibandingkan dengan tenaga cowok-cowok itu. Perlahan-lahan kami mulai terdorong keluar tenda dan kami melihat semua teman kami berada disana mengitari api unggun.

Mereka terdiam sejenak memperhatikan kami yang keluar dari tenda dalam kondisi yang tak wajar. Kami dipaksa berdiri didepan teman-teman kami dalam kondisi hanya mengenakan kerudung saja dan ditampah diikat sehingga kami terlihat tak berdaya. Angin malam di pinggir pantai cukup kencang dan membuat tubuh kami yang tak mengenakan apa-apa benar-benar kedinginan. Aku bisa melihat ekspresi cowok-cowok sudah sangat ingin untuk memegang tubuh polos kami dan cewek-cewek memperlihatkan ekspresi menahan tawa melihat kami yang menjadi bahan pameran.

"oke teman-teman malam ini kita memiliki hidangan khusus untuk menemani sisa malam ini" kata Aji

"hmmm hmmm" aku mencoba memberontak memberontak namun disisi lain aku merasa seperti tersetrum oleh pandangan teman-temanku

"jadi temen kita, Icha dan Cindy yang seperti kalian tau seperti apa mereka dibalik layar akan memberikan pelayanan kepada kita semua!" kata Aji dengan gembira

"woooooo!!" teriakan meriah dari temen-temen memenuhi telingaku

"hmm hmm" aku dan Cindy mencoba memberontak dan meminta tolong namun tak digubris oleh teman-teman kami

"untuk permulaan mari kita siapkan hidangannya terlebih dahulu" kata aji diikuti oleh teman-teman kami yang mulai mendekat

"hmmm" dua orang cowok masing-masing mengangkat tubuh kami dan menopangnya pada paha kami sehingga bagian selangkangan kam terekspos dengan benar-benar jelas

"kita bersihin dulu kalian" kata salah orang cewe bernama Sarah yang berjalan mendekati kami

"AHmmM" badan kami terhentak dan kepala kami menanga ke atas ketika bulu kemaluan kami dijambak oleh Sarah

"hahaha sakit ya? denger ya Lonte, cewek-cewek disini semua udah tau kelakuan kalian dan kami semua sebel sama kalian karena kalian selalu jadi bahan omongan cowok-cowok. Ngerti nggak woy?" katanya sembari kembali menarik bulu kemaluan kami dengan kencang

"AAAHHHmmM" kami menjerit kesakitan bahkan air mata mulai mengalir dari mata kami

"dasar lonte kalian" katanya sembari melepaskan tangannya dan meraih alat cukur dan kaleng krim di kantongnya

"cukur! Cukur! Cukur!" sorak sorai kembali disemarakkan melihat Sarah menyemprotkan krim pada selangkangan kami

"hahaha aku bakal bikin kalian polos, biar meki lonte kalian bakal bisa dilihat lebih jelas sama kita-kita" katanya yang kemudian mulai mencukur bulu-bulu pada kemaluan kami

Aku dan Cindy hanya bisa mengeluarkan air mata menyaksikan tubuh kami di tonton oleh teman-teman kami. Mereka mulai mendokumentasikan aksi kami dengan ponsel mereka. Foto demo foto terus diambil mengabadikan kami yang tak berdaya. Secara tiba-tiba cewek-cewek mendekati kami sambi membawa spidol. Sambil bergantian mereka menulisi tubuh kami dengan kata-kata kasar yang merendahkan kami. Setelah selesai mengusili, kami berdua kembali diturunkan berdiri di atas pasir menghadap teman-teman kami yang asik memfoto kami.

"eehmmm" aku mencoba menahan eranganku ketika Aji secara tiba-tiba mengerayang bagian yang baru saja dicukur dari belakang

"aahmm" Cindy terlihat sekuat tenaga menahan erangannya ketika putingnya decubiti oleh Aji

"nah sebelum kita bagi2 hidangan utama, gimana kalau kita panasin dulu hidangannya" kata Aji

"wah setuju Ji, dipanasin kaya gimana tuh?" tanya salah seorang cowok dari kerumunan

"pake ini nih" kata Kujo secara tiba-tiba sambil membawa beberapa dildo

"kita temuin ini di dalam tas mereka, dan aku yakin mereka pasti masih punya banyak dikosannya" timpa Dino

"waduh emang lonte mereka hahaha" kata salah seorang cewe dari kerumunan

"kalau gitu gimana kalau kita mulai panasin aja" kata Aji

"panasin! Panasin! Panasin!" sorak sorai teman-teman kami kembali pecah ketika Kujo dan Dino mendekat kea rah kami

"hmmm hmm" kami menggeleng-gelengkan kepala memberi tanda kalau kami tak ingin

"sshh udah kalian tenang aja, kalian pasti suka ini kok" kata Aji sambil membantu memegangi badanku dan Cindy

"hmmm" aku mencoba menahan desahanku sekuat tenaga ketika tangan Dino mulai membelai permukaan mekiku yang sudah polos

"eehmmm" Cindy juga terlihat menahan sekuat tenaga bahkan sampai menutup matanya

"sini2 kita buka tutup mulut kalian biar kita semua bisa denger desahan indah kalian" kata Aji melepaskan ikatan pada mulut kami

"sshh ampu Ji lepasin aku" Cindy sambil menahan air matanya

"sial kalian lepasin ssshh lepasin kita" kataku menyalak

"jangan banyak ngomong kalian, kita Cuma mau denger desahan kalian aja kok" kata Aji

"aahhh" aku mengerang sedikit ketika aku bisa merasakan kepala dildo itu tepat didepan lubang mekiku

"sshh" Cindy juga merasakan hal yang sama

"tunggu-tunggu, biar lebih seru" kata Aji yang kemudian mengambil dua buah dildo lagi dan menempelkannya dilubang anusku

"Ji sialan kamu, jangan disitu" kataku memaki Aji

"ampunnn Ji ampunn" pelas Cindy

"semuanya itung bareng-bareng ya" ujar Aji

"saaatuuuu.. dduuuuuaaa.. TTIIIGGGAAA!!" serentak hitungan disuarakan oleh teman-teman kami diikuti dengan dildo yang masuk bersamaan dimeki dan anus kami

"HMMMPPAAAHH!" kami mengerang sejadi-jadinya seketika dildo-dildo itu menerobos masuk dalam mekiku

"anjir desahannya mantap"

"dasar lonte hahaha" seruan demi seruan terdengar dari kerumunan teman-temanku

"kita mulai panasin hidangannya!" ujar Aji diikuti dengan gerakan masuk dan keluar dari dildo-dildo itu

"aaahh ssshh aaahhh hmm aaahh" aku tak kuat berkata apa-apa, perubahan sensai yang terlalu cepat membuatku tak bisa melawan

"aaahhh hmm aaahhh sshhmmm" Cindy juga terlihat tak bisa melawan sensasi ini

"sekarang buat pemanisnya" ujar Aji

"aaahh aahhmmpp" tiba-tiba Aji menekan kepalaku dan Cindy satu samalain memaksa kami berciuman di depan teman-teman kami

"hhhmmmpp hmmpphhh" aku mencoba melawaan tapi tiba-tiba lidah Cindy mulai masuk dalam mulutku dan membelit lidahku

"hmmaaammm amammpp" Cindy sepertinya sudah tak sedar sepenuhnya dan bergerak berdasarkan instingnya

"waw ciumannya mantap haha"

"Ji kapan bisa dibagi? Udah ga tahan nih" kembali sorak sorai terdengar dari kerumunan

"hahaha udah ga sabar ya" kata Aji sambil memberi isyarat pada Kujo dan Dino untuk melepaskan dildonya

"kalau gitu silahkan ambil" kata Aji

Bagaikan sebuah barang, aku dan Cindy dilemparkan secara terpisah kedapa kerumunan. Aku yang baru saja terjatuh di atas pasir tiba-tiba sudah ditarik oleh salah seorang cowok dan melayangkan ciuman kepadaku. Tak lama tangan-tangan mereka mulai menggerayangi tubuhku, meremas-remas toketku, mencolok2 mekiku dan memainkan putingku.

"aaahhh sshh lepasinn aahh sshhh" aku mengerang ketika tangan cowok-cowok itu mulai menggerayangi tubuhku

"ssshh matep bro, toketnya Cindy emang gede Cuma toketnya Icha kenceng parah" ujar salah seorang cowok yang meremas toketku

"aaahhhmmm ssshh jangan disitu aaahh ehmm" Cindy mulai mengeluarkan erangan yang cukup menggoda ketika putingnya ditarik2 dan diplintir2 oleh cowok-cowok

"aahhh erangannya mantep mana toketnya empuk lagi" kata orang yang memainkan putingnya

"aahhh ahh jangan aahhh ahh ahhh ssshh udah aahh" erangku ketika cowok-cowok mulai memainkan mekiku

"aaahh ssshhh aahh ahh eehmmm aahh aahh" Cindy kembali mengerang ketika mendapati perlakukan yang sama denganku

tiba-tiba ikatan tangan kami dilepas oleh mereka dan dengan sigap mereka menaik kedua kaki kami hingga badan kami menekuk. Posisi kaki kami tepat diatas badan kami dan cowok-cowok itu langsung mengikat tangan kami didepan kedua kaki kami agar memastikan kaki kami tetap ada diatas. Kini kami berdua sudah menjadi sebuah bantal daging yang tak bisa bergerak lagi. Mereka mendudukkan kami secara bersapingan dan dengan gila mereka mulai mencolmek meki kami dan juga memainkan puting kami.

"aaahh aahhh ampun aahh sshhh pelan-pelan aaahhh ahh" aku mulai mengerang-erang sejadi-jadinya ketika sekian banyak jari masuk dalam mekiku dalam waktu yang bersamaan

"aaahh aahh aaahh ssshhh aaahh" Cindy yag sudah berada diatas awan hanya bisa mendesah hingga menjulurkan lidahnya dan meneteskan liuarnya sedikit demi sedikit

"kita liat siapa yang keluar duluan" kata cowok-cowok itu

"yang keluar duluan kita gilir duluan hahaha" kata mereka lagi

"aaahh jangan aahh ssshh aaahhh jangan barengan aaahh mekiku keenakan aahh ahh" aku mulai merasa sedikit demi sedikit hampir mencapai klimaks

"ssshh aaahh aaahhh ssshh aaahh terusss aahh" Cindy sudah mulai kehilangan akalnya

"aaahh jangan aaahh ssshh aaahh" aku mulai mengerang panjang menahan desiran kenikmatan yang terus memenuhi mekiku

"ssshh aaahh aahh Cindy udah ga tahan aaahhh shh" Cindy sudah hampir mencapai klimaksnya dan..

"AAAHHH" ‘slurrrr’ bersamaan dengan erangan kami cucuran air keluar dari meki kami yang menendakan puncak kenikmatan telah tercapai

"wahhh keluarnya barengan haha, kalau gitu kita pake barengan haha"

Mereka pun mulai melepaskan celana mereka dan menonjolkan kontol mereka yang berbagai bentuk dan ukuran. Salah satu cowok mulai mengangkat badanku dan seakan-akan tak ada masalah dia mulai menempelkan mekinya di mulut mekiku.

"aaahh aahh" aku yang lemas tak sanggup untuk melawan

"siap yaa hmmm" tiba-tiba dia menjatuhkan badanku sehingga mekiku melahap kontolnya dengan cepat

"eeekkkkk aaahh" aku menjerit seketika kontol itu memenuhi mekiku

"uhh licin banget" katanya sembari mulai menggerakkan pinggulnya

"aaahhh uuhh aaahh shh aaahhh" aku tak bisa menahan desahanku karena bagaimana pun ini benar-benar nikmat

"ah ah ah ah ah ah" aku bisa melihat Cindy yang terengah-engah karena salah satu cowok menggerakkan pinggulnya dengan cepat seakan-akan mengebor Rahim Cindy

"ayo kita tambahin lagi kenikmatannya" cowok berikutnya menempelkan kontolnya dimulut anusku

"aahhh ahh pelan-pelan jangan cepet2" pintaku

"shhh tenang sayang aku bakal pelan-pelan" katanya sembari mulai memajukan pinggulnya dan membuat kontolnya masuk secara perlahan-lahan

"uuhhh AAHHH" erangku panjang ketika kontol itu memenuhi anusku

"uhhh keset banget" kata cowok itu sembari mulai menggenjot kontolnya

"aaahh ahh shhh aahhh aaahh shh hmmpphhh" eranganku tertahan oleh ciuman cowok yang berada didepanku

"cepetan bro kita juga pengen" protes mereka yang hanya bisa melihat kami

"hmmpphhh aahh sabar, ini baru mau dicepetin" katanya diikuti oleh gerakan pinggul yang semakin cepat

"aahhh ahh ahh sshh aaahh ahh" aku bisa merasakan kedua kontol yang masuk dan keluar secara bergantian diselangkanganku

"uuhhh yeah sshh mantep banget" kata cowok yang dibelakang

"aaahh aahhh ahh" aku mendongkakan kepalaku menikmati sensasi pada bagian bawah tubuhku

"uhh aku udah ga tahan enak banget" kata cowok didepanku

"uhhh sama bro, ayo kita kasih dia nutrisi laki2 buat perempuan" kata cowok dibelakangku

"siap broaahh" erang cowok di depanku

"aaahh ahh keluarin aahh keluarin diperut Icha aahhh" aku mulai mngerang tak karuan dan..

‘crot crot crot’ mereka mengeluarkan pejunya dalam perutku dan meninggalkan rasa hangat didalamnya

"aahh aaahh enak aahh ahh"

"Sekarang gentian haha" kata cowok-cowok yang lain

Aku dan Cindy digilir oleh teman-teman cowok kami selama hampir semalaman. Mulut, meki bahkan anusku dimasuki oleh kontol-kontol mereka baik satu2 atau bersamaan. Aku sepintas bisa melihat cewek-cewek menertawai kami sembari merekam dan memfoto aksi kami. Aku juga bisa melihat beberapa cewe yang tak tahan dengan aksi kami menghilang bersama cowok mereka. Aku dan Cindy hanya bisa menikmati permainan itu dan membiarkan diri kami menjadi hidangan utama oleh mereka. Malam pertama praktikum lapang ini pun akhirnya selesai.


==x=x==


Matahari sudah mulai terbit ketika aku membuka mataku. Aku merasa sangat Lelah setelah kejadian semalam karena entah sampai jam berapa mereta terus menggilir kami. Kini aku terbangun di tendaku dalam kondisi masih terikat dan badan juga kerudungku masih penuh dengan peju yang sudah mengering bahkan coretan2 dibadanku masih ada. Aku menengok kesebelahku dan aku tak menemukan Cindy dimana-mana.

"ohh udah bagun" kata Dino

"dimana Cindy?" tanyaku jutek

"jangan jutek gitu dong hehe, Cindy aman kok lagi mandi" kata Dino

"serius kamu?" tanyaku

"yaudah kalau kamu ga percaya silahkan nyamperin dia aja sekalian mandi" kata Dino

"kalau gitu lepasin iketan tanganku" kataku sambil memajukan tanganku yang terikat

"haha minta Cindy aja lepasin disana" kata Dino sambil tertawa

"terus baju aku gimana?" tanyaku masih jutek

"tenang, baju kamu buat hari ini bakal disiapin jadi sekarang mandi dulu aja" katanya sambil menarik aku keluar

Sudah banyak teman-temanku yang duduk diluar yang hanya ada cewek-cewek saja sedangkan cowok-cowok tidak telihat sama sekali. Kebanyakan dari mereka sudah siap untuk berangkat ke lapangan hari ini. Mereka sedikit melirik ke arahku sambil tertawa kecil melihat kondisiku.

Aku kemudian ditarik perlahan menuju tempat mandi yang dimaksud yang ternyata adalah sumur yang kemarin aku dan Cindy pakai untuk mandi. Aku melihat Cindy yang sedang terduduk dalam kondisi yang sama sepertiku dan cowok-cowok yang sudah berdiri disana.

"sini kamu duduk disini" kata Dino sambil menyuruhku duduk di samping Cindy

"Cin, kamu gapapa?" tanyaku

"aku gapapa kok" kata Cindy

"nah sekarang saatnya kalian mandi" kata Aji sambil membuka kerudung kami

"ah, apa-apaan sih" kataku protes

"udah kamu nurut aja" ujar Dino

"ayo teman-teman kita bantu mereka bersihin badan mereka" ujar Aji

"hah" ujar kami kaget

Cowok-cowok itu dengan serentang mengeluarkan kontol mereka dan membuat lingkaran. Kami berdua melihat kontol-kontol dengan berbagai macam ukuran mulai membesar dan menegang di depan kami. Mereka pun mulai mengocok kontol mereka masing-masing dan mulai bergerak perlahan mendekati kami. Kami pun menelan ludah kami sendiri tanpa sadar ketika batang keras itu tepat di depan muka kami.

"pertama-tama kita bersihin dulu mulutnya" kata Aji yang kemudian menempel-nempelkan ujung kontolnya di mulutku

"hmmm" aku menutup rapat mulutku

"ayo buka mulutnya, biar aku bantu bersihin" ujar Aji

"hmmm hmmm" aku kemudian memalingkan pandanganku menolak kontolnya

"dasar lonte!" tiba-tiba Aji menjambak rambutku

"AAHhuukkkk" jeritaku tertahan oleh masuknya kontol Aji secara tiba-tiba

"uhh nah kan kalau nurut enak" katanya

"aaammmaamm" mulutku kini digosok-gosok oleh kontol Aji

"aahhhmmm ahmmm hhmmm" aku melihat Cindy dengan sendirinya mengulum kontol milik Dino bahkan sambil menggerakkan kepalanya sendiri

"tuh contoh Cindy dong, masa perlu diajarin sih" kata Aji sambil kemudian menjabak kembali rambutku

"aaamm akkkk ammm akkkk" dengan kasar dia menjambak rambutku membuat kepalaku bergerak maju dan mundur

"bro kayaknya kurang bersih mulutnya si Icha kalau cuma satu, gimana kalau ditambahin?" kata salah satu cowok lainnya

"wah ide bagus tuh, biar cepet bersih" kata Aji

"aaammm!!" aku kaget mendengar omongan itu namun belum sempat memberi protes, kontol kedua masuk kedalam mulutku

"uhh gila makin sempit mulutnya, kalau gini bakal cepet bersih" ujar Aji

"hakk hakkkk haakkk" mereka berdua dengan cepat menggerakan kontolnya di dalam mulutku

Aku mulai mendongkakkan kepalaku karena dorongan-dorongan pada mulutku. Aku bisa merasakan tubuhku mulai bergunjang akibat ujung kontol yang saling bergantian menyusuri kerongkonganku. Rasa mual bercambur aduk dengan rasa nikmat terus bergulir ditubuhku. Mataku mulai bergulir keatas hingga aku hampir kehilangan kesadaranku. Aku sempat melihat Cindy yang dengan lahapnya masih mengulum kontol Dino.

"aaakhh haahhh" liurku mengalir deras dari mulutku ketika tiba-tiba mereka mencabut kontolnya

"aaahh aahh" Cindy mendesah ketika kontol milik Dino ikut di cabut dari mulutnya

"nah teman-teman, mulut mereka sudah bersih nih, sekarang ayo kita mandiin mereka" kata Dino kepada teman-temannya

"aahhh mandiin?" ujar Cindy

Cowok-cowok tersebut mulai mempercepat kocokan kontol mereka dan mengarahkan ujung kontolnya kepada kami. Aku sudah bisa menebak apa yang akan terjadi namun aku tak bisa melawan. Tubuhku sudah lemas karena banyak liur yang keluarkan. Berbeda dengan Cindy, matanya melotot menyaksikan dengan seksama para cowok-cowok itu mengocok. Aku tau Cindy memang suka yang kaya gini dilihat dari koleksi yang dia miliki.

‘crot crot crot’ satu persatu cowok mulai menyemburkan pejunya. Beberapa dari mereka pertama keluar membasahi rambut dan wajah kami. Berikutnya mereka keluar membasahi badan kami. Kontol demi kontol mengeluarkan peju yang sedikit demi sedikit membuat tubuh kami penuh dengan peju. Tak lama berselang kami sudah benar-benar tertutup oleh peju yang mereka keluarkan.

"haahh haaahhh" aku dan Cindy terengah-engah di tengah-tengah lingkaran tersebut

"nah kan sekarang udah bersih mereka haha" kata Dino sambil membuka ikatan tangan kami

"sial kamu No, aku sama Cindy jadi bau peju gini" hujatku sambil membersihkan peju yang menempel di mukaku

"ga usah marah-marah gitu dong hehe, nih pakean kalian sama ini handuk kalian" kata Aji sambil meletakkan tumpukan baju di dekat gubuk

"kalian kami tinggal dulu ya, ga kaya kalian yang kosong pagi ini, kami ada ambil data dadah" ujar Dino sambil meninggalkan kami

"uhhh lengket semua badanku" kata Cindy

"udah yuk ah buru-buru kita mandi" kataku sambil menimba air disumur

"ayuk yuk" Cindy

"lah kok ga ada airnya?" kataku kaget melihat sumur yang kering

"waduh, jangan-jangan gara-gara kita pake mandi kemarin" ujar Cindy

"bisa jadi, terus gimana dong kita" kataku lemas

"ah aku punya ide" ujar Cindy sambil perlahan-lahan Cindy mulai berjalan kearahku

"ehh Cin mau ngapain" kataku bingung

"kalau disumur ga ada air kita bisa pakai air kita sendiri" kata Cindy yang kemudian memelukku dan menjilati mukaku

"aaahh Cin apaan sih" kataku melawan

"eehmmm kok apaan? Aku lagi pake liurku buat bersihin perju di muka kamu" katanya sambil menurunkan kepalanya menuju leherku

"aaahh shh Cin jangan shh" erangku

"ssshh ummm ahh Waaahhh!" jerit Cindy ketika kami tergelincir hingga jatuh diatas tanah

Dalam kondisi telentang Cindy melihatku yang terengah-engah. Tatapan Cindy seakan-akan mengatakan kalau dia tau aku menahan nafsuku sejak tadi. Dengan senyuman nakal yang diberikan Cindy, aku tak bisa menahan nafsuku. Aku pun melingkarkan tanganku di kepala Cindy dan menariknya hingga kami saling berciuman. Tanpa perlawanan, Cindy menerima ciumanku bahkan kami saling melilitkan lidah kami.

"aaahmmm umm" erang kami

"aaahh" desahku ketika jari Cindy masuk kedalam mekiku

"aahmm uuuuhhh emmm" aku mengerang ditengah-tengah ciuman kami akibat rangsangan dari jari Cindy

"uumm aaahh di sini banyak pejunya, sini aku bersihin" ujar Cindy diikuti dengan lidahnya menjilati permukaan kulit dadaku

"aaahh shhh aaahhh Cinnnn" erangku yang diikuti oleh kakiku yang mengangkang lebar tanpa aku sadari

"ummm aaahmm" tiba-tiba Cindy mengigit puting kiriku

"aaahh Cin" erangku kenikmatan

"ehehehe" tawa ledek Cindy

"awas kamu ya" ujarku

Aku sekuat tenaga membalikkan keadaan kini aku ada diatas Cindy. Cindy yang terbaring di bawah masih dipenuhi peju disekujur tubuhnya. Wajar saja sejak dari tadi badanku yang terus dijilati oleh Cindy. Aku pun merasa ingin memberi pelajaran kepadanya. Habis bisa2nya dalam kondisi perlakuan seperti ini dia masih bisa melakukan hal ini. Aku langsung saja meremas-remas toket kebanggaannya dengan keras sambil menjilati wajahnya.

"aaahh ssshh pelan-pelan Chaaahhh" erang Cindy

"aahmmm ummm" tanpa menghiraukannya aku terus menjilati wajahnya

"aaahh shh Chaaa" erangan Cindy makin menjadi-jadi bahkan kakinya mulai mengunci tubuhku

"aaahh aaahmmmpp" aku yang sedari tadi mengumpulkan peju yang kujilati kini ku bagi dengan Cindy dalam mulutnya

"aaahmm emm aaahmmm" lidah kami saling memelintir menggiling peju dalam mulut kami

"aaahhhnnnn" erang Cindy yang kaget ketika putingnya ku tarik

"aaahhmm" erangku ketika Cindy membalas cubitan putingku dengan memainkan jarinya dalam mekiku

"aaahhhmm hmmm aahhhmmm" aku yang tak mau kalah langsung membalasnya dengan memasukkan jariku dalam mekinya

"aaahhn"

‘glup’ tanpa sengaja kami menelan liur beserta peju yang ada dalam mulut kami

"hehehehe" kami pun tertawa kecil menanggapi kejadian itu

"Cha.."

"Cin.."

"aaahmm mpphh" kami kemudian melanjutkan aksi kami

Erangan demi erangan, desahan demi desahan kami keluarkan menggambarkan bagaimana nikmat yang masing-masing kami rasakan. Kami terus bergulat saling memberi rangsangan satu dengan yang lain hingga kami lupa tujuan awal kami. Seakan tak peduli sekitar kami, kami berdua tenggelam dalam permainan kami. Kami berdua bahkan tak berhenti ketika sudah mencapai klimaks, kami bagai sedang benar-benar kesetanan. Kami baru benar-benar berhenti ketika keringat sudah mengucur deras dari tubuh kami membasahi sisa-sisa peju yang masih menempel.

"haahh haaahh gila juga kamu Cin, aku ga dikasih istirahat" kataku yang terbaring di tanah sambil mengangkangkan kakiku

"haahhh hehe kamu juga hebat bisa ngimbangin aku hehe" puji Cindy

"hmm kita jadi keringetan gini, padahal baru aja ‘mandi’ ahahaha" ledekku

"yaudah kita mandi aja di pantai, mumpung udah pada jalan ngambil data cuma sedikit orang jadinya sekarang" usul Cindy

"wah ide bagus tuh" tanggapku

Kami berdua pun berusaha mengumpulkan tenaga untuk bangit dan menuju pantai. Tapi sepertinya kami masih haru terbaring untuk beberapa saat hehe.


TAMAT

Klik Nomor untuk lanjutannya
cerita sex yes, fuck my pussy. good dick. Big cock. Yes cum inside my pussy. lick my nipples. my tits are tingling. drink milk in my breast. enjoying my milk nipples. play with my big tits. fuck my vagina until I get pregnant. play "Adult sex games" with me. satisfy your cock in my wet vagina. Asian girl hottes gorgeus. lonte, lc ngentot live, pramugari ngentot, wikwik, selebgram open BO
x
x