Seri 1 - Gairah KLINIK Dokter Ayuningsih
Jam 21.50 di rumah Bu Surti.
Tampak Bu Surti sedang duduk di bangku plastik kecil dengan mengenakan baju kaos ketat dan celana short. Didepannya ada Jelita yang sedang duduk di bangku plastik dengan tubuh telanjang, kedua kaki terbuka lebar sambil bersandar disandarannya.
Bu Surti tampak sibuk membersihkan kemaluan anak perempuannya dengan sebuah alat cukur. Dengan hati-hati dan teliti Bu Surti melakukan pekerjaannya. Tampaknya Bu Surti sedang mempersiapkan anaknya untuk menjalankan kembali kewajibannya sebagai istri Bayu, yeng kemaren sempat gagal dijalankan oleh Jelita.
“ingat nak.. jadi istri harus pintar memasak, supaya suami tidak jajan diluar. Kalau suami minta tempe, kamu bisa, suami minta semur ayam juga kamu bisa, suami minta yang aneh-aneh kamu bisa. Mengerti maksud ibu nak?” ujar Bu Surti pelan sambil tetap sibuk dengan pekerjaannya.
“Iya Bu.. Jelita paham maksud ibu” jawab jelita dengan pipi merona merah menahan malu. Entahlah para pembaca dan para suhu mengerti apa tidak maksud dari ucapan Bu Surti itu.
“selesai.. yuk kita mandi.. habis itu biar ibu dandanin kamu sedikit nanti dikamar” ucap Bu Surti sambil menarik tangan anaknya. Lalu mereka terlihat mandi bersama, saling menyabuni satu sama lain.
Selesai mandi Bu Surti dan Jelita terlihat menaiki tangga rumahnya, dengan hanya berlilitkan handuk. Dilantai atas hanya ada satu kamar tidur saja.
“nak Bayu.. tunggu diluar ya, cucian dulu.. nanti kalau istrinya sudah siap, ibu panggil kebawah” ujar Bu Surti begitu sudah memasuki kamar itu
Melihat Bayu duduk bersender disenderan ranjang pengantinnya. Wajah Jelita menunduk, merona merah. Ia terlalu malu menatap wajah tampan suaminya.
“Baik Bu..” Bayu pun segera bangkit keluar dari kamar itu.
Setelah Bayu pergi, Bu Surti langsung menarik Jelita kearah meja riasnya, lalu mendudukan anak perempuannya. Mulai mendandani dengan sedikit makeup.
“Jelita takut Bu..” ucap jelita pelan, sambil menatap dirinya di cermin.
Terlihat dicermin itu wajah cantik gadis berum*r 15 tah*n, kulit kuning langsat, rambut panjang tergerai, payudara yang tidak terlalu besar, dengan putting yang masih kecil memerah.
“Jangan takut nak, ada ibu disini, nanti ibu akan buat Jelita nyaman dan tidak takut, percaya sama ibu nak” ujar Bu Surti sambil mengelus lembut rambut panjang anaknya.
Beberapa saat kemudian, setelah selesai melakukan beberapa persiapan lainnya.
“kamu tunggu disini sebentar ya nak, ibu panggil suami kamu dulu..” Ucap Bu Surti meninggalkan anaknya seorang diri dikamar itu.
Bu Surti yang masih berlilitkan handuk di tubuhnya, menemui menantunya yang sedang duduk sambil menonton TV. Bayu sudah selesai cucian, ia mengenakan kaos longgar dan celana boxer yang sedikit ketat, menampilkan otot-otot pahanya yang kencang.
“Yuk nak Bayu, istrimu sudah nunggu diatas” ujar Bu Surti sambil menggandeng tangan kekar menantunya. Mereka berjalan beriringan menaiki tangga rumahnya, menuju kamar pengantin.
“ikuti arahan yang tadi siang ibu berikan ya nak Bayu, harus lebih sabar dan lembut menghadapi istrimu nanti” ucap Bu Surti saat mereka sedang menaiki tangga.
“iya Bu..“ jawab Bayu, perlahan kontol besarnya sedikit bangun. tidak sabar untuk menumpahkan isinya kembali.
Bu Surti dan Bayu memasuki kamar itu. Bayu terkesima beberapa saat, terlihat dimatanya tubuh molek telanjang istrinya sedang berbaring melintang, dengan pinggul berada ditepian ranjang, posisi kaki rampingnya mengangkang lebar, menghadap dirinya. Memeknya bersih tercukur. Membuat kontol Bayu langsung ereksi maksimal. Kepala Jelita terlihat bergoyang-goyang lemah, terdapat headset besar dikedua telinganya, tersambung dengan handphone yang tergeletak di samping kepalanya. Sementara kedua matanya tertutup kain hitam, terikat erat dikepalanya, menutupi pandangan Jelita terhadap sekitarnya.
Tidak melihat dan mendengar, pilihan terbaik yang Bu Surti tawarkan kepada Jelita untuk mengatasi rasa takutnya.
Lalu Bu Surti menarik tangan menantunya, setelah cukup dekat, Bu Surti segera membuka baju menantunya, disusul menurunkan celana boxer yang dikenakan menantunya. Bu Surti sempat terkaget, saat kontol besar itu melompat keluar dari celana boxer yang dikenakan menantunya. Sempat terlintas kenikmatan yang sudah pernah ia raih bersama kontol besar itu, membuat darah Bu Surti mendesir. Bu Surti langsung bangkit sambil sesaat meremas kontol besar menantunya, lalu bergerak kebelakang menantunya, menekan bahu menantunya agar duduk bersimpuh. Setelah Bayu bersimpuh, perlahan Bu Surti mendekati Jelita, sedikit menundukan badannya, meraih tangan kanan anak perempuannya itu dengan dua tangan, lalu menepuk-nepuk pelan punggung tangan anaknya, memberitahukan anaknya bahwa ibunya ada disana untuk dia.
Jelita sempat terkejut sesaat, menyadari tepukan lembut ditangan ibunya, ia langsung menyadari bahwa ibu dan suaminya sudah ada di dalam kamar, dan suaminya pasti dapat melihat jelas memek mungilnya yang sudah tercukur rapi, menghadirkan desiran hangat pada tubuhnya. Jantungnya berdegub kencang, ia tidak dapat melihat, dan mendengar, namun ia dapat merasakan.
Perlahan Bu Surti melepas tangan anaknya, lalu mengambil posisi yang pas, kedua tangan Bu Surti memegang paha anaknya, mendorong pelan agar sedikit melebar.
Bayu langsung menundukan kepalanya, menjulurkan lidah kasarnya, perlahan-lahan menyapukan lidahnya pada permukaan memek yang sudah sangat basah itu.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Jelita mulai mendesis nikmat merasakan sapuan lembut pada celah sempit memeknya yang sudah sangat basah.
Sapuan lidah suaminya terasa begitu nikmat, apalagi saat menyentuh itilnya yang sangat sensitive.
Dengan rakus Bayu terus menjilatin memek basah itu, menyedot-nyedot cairan cinta yang keluar deras dari dalamnya, menelannya dengan rakus. Terlihat dimatanya lobang memek itu terus berkedut-kedut, seolah tidak sabar untuk dimasuki, namun dia ingat pesan mertuanya, untuk bermain dengan perlahan-lahan saja. Menikmati semua momentnya. Jangan terburu-buru.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Jelita terus mendesis nikmat mengiringi goncangan pelan lidah suaminya yang sangat nikmat.
Bayu sudah sangat nafsu, ia sudah tidak sabar lagi ingin merasakan cepitan memek basah yang ada didepannya, ia pun bangkit perlahan, menempatkan kepala kontolnya di celah memek yang sudah sangat basah itu, lalu memberikan dorongan perlahan-lahan ingin menikmati setiap momentnya. Dengan sedikit kesulitan akhirnya kontol Bayu memasuki memek basah itu, lalu perlahan mengayunkan pinggulnya. Bayu mengayunkan pinggulnya dengan irama pelan, menikmati jepitan memek basah itu.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Jelita semakin mendesis, mulut suaminya menyedot-nyedot pelan itilnya yang sudah sangat keras.
‘Aahh.. Aahh.. Aahh..” Bayu terus mengayunkan pinggulnya, memek basah ini terasa nikmat sekali apalagi saat dengan kuat meremas-remas kontol besarnya.
Butiran keringat mulai terlihat ditubuh Bayu yang kekar. Pinggulnya masih terus bergoyang pelan, meghujam-hujam memek basah itu hingga menyentuh mulut Rahim.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Jelita sudah mendekati orgasmenya. hanya dengan jilatan lembut lidah suaminya yang kasar.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..” Desah Bayu terus memompa kontol besarnya, sambil memegangi pinggul yang bergetar itu.
Entah sudah berapa lama pinggul itu bergetar nikmat. Hingga akhirnya tubuh itu terjatuh, lalu berguling pelan kesamping. Kontol Bayu masih terlihat keras, dilum*ri banyak cairan cinta.
Bayu melangkah mendekat, menempatkan kontol besar nya dicelah memek yang sudah sangat basah istrinya, dibantu oleh mertuanya yang terduduk lemas di lantai, mengarahkan kontol besar itu agar tepat di lobang yang masih terlihat berbentuk garis kecil.
Dengan perlahan Bayu menekan-nekan kontolnya agar dapat membelah memek basah itu.
“Aahh.. sakit..” teriak Jelita saat kontol besar suaminya mencoba membelah memek mungilnya.
Jelita sempat hendak bangkit, namun Bu Surti masih sempat mencegahnya, Bu Surti telah bangun dari lantai, bergerak cepat menahan tubuh anaknya, lalu bergerak kebelakang kepala anaknya, menahan bahu telanjang Jelita.
“Aahh.. hentikan.. Sakit..” Jelita berusaha untuk berontak.
Tampak Bu Surti sedang duduk di bangku plastik kecil dengan mengenakan baju kaos ketat dan celana short. Didepannya ada Jelita yang sedang duduk di bangku plastik dengan tubuh telanjang, kedua kaki terbuka lebar sambil bersandar disandarannya.
Bu Surti tampak sibuk membersihkan kemaluan anak perempuannya dengan sebuah alat cukur. Dengan hati-hati dan teliti Bu Surti melakukan pekerjaannya. Tampaknya Bu Surti sedang mempersiapkan anaknya untuk menjalankan kembali kewajibannya sebagai istri Bayu, yeng kemaren sempat gagal dijalankan oleh Jelita.
“ingat nak.. jadi istri harus pintar memasak, supaya suami tidak jajan diluar. Kalau suami minta tempe, kamu bisa, suami minta semur ayam juga kamu bisa, suami minta yang aneh-aneh kamu bisa. Mengerti maksud ibu nak?” ujar Bu Surti pelan sambil tetap sibuk dengan pekerjaannya.
“Iya Bu.. Jelita paham maksud ibu” jawab jelita dengan pipi merona merah menahan malu. Entahlah para pembaca dan para suhu mengerti apa tidak maksud dari ucapan Bu Surti itu.
“selesai.. yuk kita mandi.. habis itu biar ibu dandanin kamu sedikit nanti dikamar” ucap Bu Surti sambil menarik tangan anaknya. Lalu mereka terlihat mandi bersama, saling menyabuni satu sama lain.
Selesai mandi Bu Surti dan Jelita terlihat menaiki tangga rumahnya, dengan hanya berlilitkan handuk. Dilantai atas hanya ada satu kamar tidur saja.
“nak Bayu.. tunggu diluar ya, cucian dulu.. nanti kalau istrinya sudah siap, ibu panggil kebawah” ujar Bu Surti begitu sudah memasuki kamar itu
Melihat Bayu duduk bersender disenderan ranjang pengantinnya. Wajah Jelita menunduk, merona merah. Ia terlalu malu menatap wajah tampan suaminya.
“Baik Bu..” Bayu pun segera bangkit keluar dari kamar itu.
Setelah Bayu pergi, Bu Surti langsung menarik Jelita kearah meja riasnya, lalu mendudukan anak perempuannya. Mulai mendandani dengan sedikit makeup.
“Jelita takut Bu..” ucap jelita pelan, sambil menatap dirinya di cermin.
Terlihat dicermin itu wajah cantik gadis berum*r 15 tah*n, kulit kuning langsat, rambut panjang tergerai, payudara yang tidak terlalu besar, dengan putting yang masih kecil memerah.
“Jangan takut nak, ada ibu disini, nanti ibu akan buat Jelita nyaman dan tidak takut, percaya sama ibu nak” ujar Bu Surti sambil mengelus lembut rambut panjang anaknya.
Beberapa saat kemudian, setelah selesai melakukan beberapa persiapan lainnya.
“kamu tunggu disini sebentar ya nak, ibu panggil suami kamu dulu..” Ucap Bu Surti meninggalkan anaknya seorang diri dikamar itu.
Bu Surti yang masih berlilitkan handuk di tubuhnya, menemui menantunya yang sedang duduk sambil menonton TV. Bayu sudah selesai cucian, ia mengenakan kaos longgar dan celana boxer yang sedikit ketat, menampilkan otot-otot pahanya yang kencang.
“Yuk nak Bayu, istrimu sudah nunggu diatas” ujar Bu Surti sambil menggandeng tangan kekar menantunya. Mereka berjalan beriringan menaiki tangga rumahnya, menuju kamar pengantin.
“ikuti arahan yang tadi siang ibu berikan ya nak Bayu, harus lebih sabar dan lembut menghadapi istrimu nanti” ucap Bu Surti saat mereka sedang menaiki tangga.
“iya Bu..“ jawab Bayu, perlahan kontol besarnya sedikit bangun. tidak sabar untuk menumpahkan isinya kembali.
Bu Surti dan Bayu memasuki kamar itu. Bayu terkesima beberapa saat, terlihat dimatanya tubuh molek telanjang istrinya sedang berbaring melintang, dengan pinggul berada ditepian ranjang, posisi kaki rampingnya mengangkang lebar, menghadap dirinya. Memeknya bersih tercukur. Membuat kontol Bayu langsung ereksi maksimal. Kepala Jelita terlihat bergoyang-goyang lemah, terdapat headset besar dikedua telinganya, tersambung dengan handphone yang tergeletak di samping kepalanya. Sementara kedua matanya tertutup kain hitam, terikat erat dikepalanya, menutupi pandangan Jelita terhadap sekitarnya.
Tidak melihat dan mendengar, pilihan terbaik yang Bu Surti tawarkan kepada Jelita untuk mengatasi rasa takutnya.
Lalu Bu Surti menarik tangan menantunya, setelah cukup dekat, Bu Surti segera membuka baju menantunya, disusul menurunkan celana boxer yang dikenakan menantunya. Bu Surti sempat terkaget, saat kontol besar itu melompat keluar dari celana boxer yang dikenakan menantunya. Sempat terlintas kenikmatan yang sudah pernah ia raih bersama kontol besar itu, membuat darah Bu Surti mendesir. Bu Surti langsung bangkit sambil sesaat meremas kontol besar menantunya, lalu bergerak kebelakang menantunya, menekan bahu menantunya agar duduk bersimpuh. Setelah Bayu bersimpuh, perlahan Bu Surti mendekati Jelita, sedikit menundukan badannya, meraih tangan kanan anak perempuannya itu dengan dua tangan, lalu menepuk-nepuk pelan punggung tangan anaknya, memberitahukan anaknya bahwa ibunya ada disana untuk dia.
Jelita sempat terkejut sesaat, menyadari tepukan lembut ditangan ibunya, ia langsung menyadari bahwa ibu dan suaminya sudah ada di dalam kamar, dan suaminya pasti dapat melihat jelas memek mungilnya yang sudah tercukur rapi, menghadirkan desiran hangat pada tubuhnya. Jantungnya berdegub kencang, ia tidak dapat melihat, dan mendengar, namun ia dapat merasakan.
Perlahan Bu Surti melepas tangan anaknya, lalu mengambil posisi yang pas, kedua tangan Bu Surti memegang paha anaknya, mendorong pelan agar sedikit melebar.
Bayu langsung menundukan kepalanya, menjulurkan lidah kasarnya, perlahan-lahan menyapukan lidahnya pada permukaan memek yang sudah sangat basah itu.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Jelita mulai mendesis nikmat merasakan sapuan lembut pada celah sempit memeknya yang sudah sangat basah.
Sapuan lidah suaminya terasa begitu nikmat, apalagi saat menyentuh itilnya yang sangat sensitive.
Dengan rakus Bayu terus menjilatin memek basah itu, menyedot-nyedot cairan cinta yang keluar deras dari dalamnya, menelannya dengan rakus. Terlihat dimatanya lobang memek itu terus berkedut-kedut, seolah tidak sabar untuk dimasuki, namun dia ingat pesan mertuanya, untuk bermain dengan perlahan-lahan saja. Menikmati semua momentnya. Jangan terburu-buru.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Jelita terus mendesis nikmat mengiringi goncangan pelan lidah suaminya yang sangat nikmat.
Bayu sudah sangat nafsu, ia sudah tidak sabar lagi ingin merasakan cepitan memek basah yang ada didepannya, ia pun bangkit perlahan, menempatkan kepala kontolnya di celah memek yang sudah sangat basah itu, lalu memberikan dorongan perlahan-lahan ingin menikmati setiap momentnya. Dengan sedikit kesulitan akhirnya kontol Bayu memasuki memek basah itu, lalu perlahan mengayunkan pinggulnya. Bayu mengayunkan pinggulnya dengan irama pelan, menikmati jepitan memek basah itu.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Jelita semakin mendesis, mulut suaminya menyedot-nyedot pelan itilnya yang sudah sangat keras.
‘Aahh.. Aahh.. Aahh..” Bayu terus mengayunkan pinggulnya, memek basah ini terasa nikmat sekali apalagi saat dengan kuat meremas-remas kontol besarnya.
Butiran keringat mulai terlihat ditubuh Bayu yang kekar. Pinggulnya masih terus bergoyang pelan, meghujam-hujam memek basah itu hingga menyentuh mulut Rahim.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Jelita sudah mendekati orgasmenya. hanya dengan jilatan lembut lidah suaminya yang kasar.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..” Desah Bayu terus memompa kontol besarnya, sambil memegangi pinggul yang bergetar itu.
Entah sudah berapa lama pinggul itu bergetar nikmat. Hingga akhirnya tubuh itu terjatuh, lalu berguling pelan kesamping. Kontol Bayu masih terlihat keras, dilum*ri banyak cairan cinta.
Bayu melangkah mendekat, menempatkan kontol besar nya dicelah memek yang sudah sangat basah istrinya, dibantu oleh mertuanya yang terduduk lemas di lantai, mengarahkan kontol besar itu agar tepat di lobang yang masih terlihat berbentuk garis kecil.
Dengan perlahan Bayu menekan-nekan kontolnya agar dapat membelah memek basah itu.
“Aahh.. sakit..” teriak Jelita saat kontol besar suaminya mencoba membelah memek mungilnya.
Jelita sempat hendak bangkit, namun Bu Surti masih sempat mencegahnya, Bu Surti telah bangun dari lantai, bergerak cepat menahan tubuh anaknya, lalu bergerak kebelakang kepala anaknya, menahan bahu telanjang Jelita.
“Aahh.. hentikan.. Sakit..” Jelita berusaha untuk berontak.
Dibawah sana kedua kaki Jelita ditahan oleh Pundak suaminya, kedua tangan kekar suaminya menahan erat pinggulnya agar tidak banyak bergerak. Diatas ibunya menahan tangan dan pundaknya, apa artinya tubuh seorang remaja seperti dia melawan dua tekanan dari dua orang dewasa. Namun sakit dibawah sana terlalu hebat. ia tidak sanggup menahannya,
“Aaarghh..” Jelita pingsan tepat saat Bayu menghujamkan kontol besarnya, merobek selaput daranya, terus hingga menyentuh rahimnya.
Bayu terdiam, menatap kearah Istrinya yang terbaring pingsan dengan kontol besarnya yang masih menancap diam didalam memek istrinya. Kemudian Bayu menatap mertuanya dengan wajah khawatir.
Bu Surti langsung bergerak turun dari ranjang, berdiri disamping menantunya, melumat lembut bibir seksi menantunya itu. sambil pelan-pelan mendorong pinggul menantunya yang berotot, agar kontol keras dan panjang menantunya terlepas perlahan dari memek anak perempuannya. Terlihat cairan merah darah perawan anaknya di sekeliling kontol menantunya. Terlihat pula darah segar mengalir di celah memek anak perempuanya yang sudah sedikit menganga lebar.
“jangan khawatir Nak Bayu, biarkan istrimu istirahat sejenak, besok pagi dia akan pulih lagi” sambil Bu Surti menekan bahu Bayu.
“kita lanjutkan yang tadi.. ibu masih ingin merasakan kontol keras menantu kesayangan ibu ini” lanjut Bu Surti, sambil mengocok lembut kontol besar menantunya.
Mereka berdua perlahan-lahan berbaring di lantai kamar itu, membiarkan tubuh Jelita yang masih tergolek pingsan.
===X=X=X===
23.45 Dirumah Dokter Ayu
Dokter Ayu terlihat tidur terlentang tanpa busana, dengan handphone tergeletak di dekat kepalanya. Ia terlelap setelah melakukan video call sex bersama suaminya tadi, melepas rindu mereka.
Sementara itu Rosa terlihat gelisah, ia terbangun, merasa tidurnya sedikit tidak nyaman dikarpet tebal dikamar anak majikannya. Ia pun memutuskan untuk keluar sebentar, mencari minuman dan sedikit cemilan di dapur.
“pufft.. biasanya jam segini sudah dua kali masturbasi, saya bisa langsung tidur dengan pulas” batin Rosa
Karena tidak dapat masturbasi malam ini, ia merasa tidak nyaman melakukan hal tersebut didekat dua anak majikannya. Sejak kejadian beberapa malam yang lalu bersama Bayu, membuat Rosa tiap malam bermasturbasi paling tidak 2x dalam semalam, biasanya seminggu sekali pun ia sudah puas, namun sejak kejadian itu, 2x setiap malam pun ia masih merasa ada yang kurang.
Dikegelapan malam, terlihat tiga bayangan hitam mendekati rumah utama dari arah pagar belakang. Beberapa saat mereka sudah tiba didepan pintu belakang rumah besar itu. pria ketiga terlihat mengutak-atik sebentar lubang kunci pintu itu.
“clek..”
Rosa menoleh kearah pintu yang hanya berjarak 3 meter darinya.
“clak..” pintu terbuka.
“Aahh..” Rosa langsung berlari kencang kearah tangga.
“kejar.. tangkap.. jangan sampai lolos..” teriak pria ketiga.
Pria pertama dan kedua bergerak cepat, mengejar Rosa yang sudah mulai menaiki tangga.
“Aahh..” Rosa berpegangan erat pada pembatas tangga, ketika ia merasa satu kakinya ditangkap seseorang.
“Aahh.. tidak.. lepaskan saya.. jangan.. kontoool.. eh salah, toloong..” teriak Rosa panik, ketika ada tangan lain yang ikut menyergap bahunya.
Kedua pria kekar itu langsung menarik tubuh Rosa menuruni tangga, disambut pria ketiga dibawah. Lalu ketiga pria itu mengangkat tubuh Rosa yang terus meronta-ronta kearah kamar tamu yang ada di dekat anak tangga itu. pintu kamar tamu tidak pernah dikunci, kuncinya selalu tergantung disana, sehingga dengan mudah mereka memasuki kamar itu.
Tanpa menyalakan lampu kamar, hanya di bantu penerangan cahaya rembulan yang mengintip dari sela-sela teralis dan horden kamar. Ketiga pria itu melempar tubuh Rosa yang ramping ke atas ranjang.
“Aahh..” Rosa berusaha bangkit.
Namun segera di sergap kembali oleh pria kedua, hingga membuat Rosa kembali jatuh berbaring dengan tubuh besar menindihnya, sambil memegang kedua tangannya yang mencoba memukul-mukul pria itu sekenanya.
Pria pertama dan ketiga terlihat sibuk melepaskan seluruh pakaian mereka. Rosa semakin panik ketika melihat dua pria disamping ranjang mulai telanjang, terlihat kontol-kontol panjang dan keras mengacung kearahnya. Belum pernah ia merasa begitu dilecehkan dalam hidupnya. Kakinya terus menendang-nendang sekuat tenaga dibawah himpitan tubuh pria kedua.
Setelah menelanjangi dirinya, pria pertama langsung bergerak kearah kaki Rosa menggantikan pria kedua, sedangkan pria ketiga bergerak kearah atas kepala Rosa, mencengkram kuat kedua tangan Rosa, menahan kedua tangan itu diatas kepala Rosa. Membuat Rosa makin tidak berkutik.
Pria kedua langsung bangkit dan menelanjangi dirinya sendiri. Pria pertama berusaha membuka baju yang dikenakan Rosa, namun ia sedikit mengalami hambatan, karena Rosa terus berontak dan menendang-nendang.
“tidak.. tolong.. jangan.. siapa kalian..?” teriak Rosa
Rontaan Rosa mulai melemah, keringat deras mengalir dari tubuhnya, ditambah panasnya suhu kamar, karena AC nya masih dalam posisi mati, walau pintu kamar masih terbuka lebar, sedikit udara yang masuk tidak begitu banyak membantu mengurangi panasnya suhu kamar itu.
Setelah menelanjangi dirinya, pria kedua langsung membantu pria pertama yang terlihat kesulitan menelanjangi pakaian Rosa.
“tidak.. jangan.. hentikan.. saya tidak mau.. tolong..” teriak Rosa sambil memberontak lemah.
Akhirnya mereka berhasil menelanjangi tubuh Rosa, terlihat tubuh Rosa yang kencang dengan payudara yang juga terlihat sangat kencang, karena Rosa belum pernah memiliki anak, membuat ketiga pria itu makin bernafsu.
Pria pertama langsung menundukan kepalanya kearah memek gundul Rosa yang masih kering. Pria kedua langsung menghisap payudara kanan Rosa, sementara pria ketiga menghisap payudara kiri Rosa sambil terus menahan kedua tangan Rosa diatas kepala Rosa.
“Aahh.. tidak.. Ssshh..”
Rintih Rosa pelan begitu ia merasakan memeknya dijilat dengan rakus oleh pria yang ada dibawahnya, terasa sengatan nikmat dibawah sana, ditambah sengatan nikmat dikedua sisinya, membuat nafsunya perlahan naik, namun ia masih berusaha menolak nikmat itu. tetap berusaha memberontak walau sudah lelah dan berkeringat.
Pria pertama terus melancarkan jilatannya ke memek Rosa yang gundul, menjilat-jilat dan menyedot-nyedot itil Rosa yang sudah mulai membengkak, ingin segera menenggelamkan Rosa kedalam jurang birahinya. Pria kedua pun berusaha menaklukan Rosa, memberikan rangsangan di putting payudara rosa, melakukan jilatan-jilatan dan menyedot-nyedot dengan rakus putting payudara yang masih merah itu.
Sementara pria ketiga berusaha mencium bibir Rosa yang ranum, melalui celah topengnya, berusaha membuka mulut Rosa yang masih terkatup rapat, masih jelas terlihat penolakan dari dalam diri Rosa, walau desiran-desiran nikmat sudah menyerangnya dari berbagai arah.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” desah Rosa tertahan.
Setelah 10 menit mendapatkan serangan nikmat, Rosa akhirnya mulai terlihat kalah oleh nafsu birahinya. Itu terlihat dari reaksi mulutnya, yang mulai membalas lumatan pria ketiga di bibirnya manisnya.
Pria ketiga langsung memberikan kode jempol kepada dua temannya, memberitahu kedua temannya bahwa korban mereka sudah mulai hanyut dalam birahinya.
Pria kedua dan pertama tersenyum bersamaan. Lalu pria pertama bangkit, mengarahkan kontol besarnya kelobang sempit Rosa yang sudah sangat basah.
Rosa pun memberikan respon yang baik, dengan sedikit melebarkan pahanya. Memberikan akses lebih agar pria pertama dapat lebih mudah melakuka penetrasi pertamanya.
“Aahh..” desah Rosa
Pinggul Rosa langsung bergoyang-goyang menyambut sodokan nikmat kontol besar dan Panjang dibawahnya, bahkan pria pertama belum sempat menggoyangkan pantatnya, namun tampaknya sang betina sudah tidak sabaran lagi, berinisiatif menggoyang pantatnya duluan.
Melihat reaksi Rosa yang sedikit lebay, pria ketiga langsung melepas kedua tangan Rosa, tangan pria ketiga langsung meremas payudara Rosa, sambil mulutnya terus melumat bibir ranum Rosa.
Kontol pria pertama pun mulai diayunkan, menyambut goyangan pinggul Rosa.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..”
Rosa merasakan nikmat yang luar biasa di memeknya, terutama saat kepala kontol itu menyentuh mulut rahimnya, kedua tangannya yang sudah terbebas berusaha mencari pegangan diantara sela-sela paha pria pertama dan pria kedua.
Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Rosa pun langsung mengocok dengan lembut kontol-kontol yang terasa keras sekali ditangannya.
Pria ketiga dan kedua makin bernafsu melihat reaksi Rosa, pria kedua semakin bersemangat menghisap-hisap putting payudara Rosa. Sementara pria ketiga makin semangat meremas-remas payudara Rosa yang satu lagi, sambil melumat bibir Rosa yang terbuka lebar.
“arghh..” tubuh Rosa bergetar hebat saat orgasme pertamanya menghantam keras, pinggulnya terus menari-nari dibawah sana, seolah masih mencari kenikmatan yang masih kurang dirasakan.
Pria pertama yang melihat aksi Rosa, langsung mencabut kontolnya, menjatuhkan kedua kaki rosa agar terkatup kesamping, lalu mengangkat pinggul Rosa dengan satu tangan kekarnya.
Rosa yang sempat merasa kehilangan dibawah sana saat kontol besar itu dicabut, langsung paham keinginan dari pejantannya itu, ia pun segera mengangkat pinggulnya, memposisikan pantatnya menungging.
“Aahh..” Desah Rosa keras, saat kontol besar itu kembali masuk kedalam memeknya dengan posisi nungging.
Pria ketiga dan pria kedua, sempat kehilangan nikmat dikontol mereka saat tangan Rosa terlepas dari kontol mereka. Namun langsung terobati.
Ketika Rosa menarik kontol mereka, seolah memberi kode untuk lebih mendekat kearah depan Rosa.
Pria ketiga dan kedua langsung paham, mereka langsung duduk berdampingan dihadapan Rosa. Sambil meremas-remas payudara Rosa yang menggantung indah.
Rosa dengan sigap langsung melahap dan mengocok kontol mereka bergantian.
“Aahh.. betapa nikmatnya kontol-kontol besar ini, mentahnya aja terasa begitu nikmat sekali, bagaimana rasanya ya jika sudah matang?" batin Rosa sambil meresapi kenikmatan yang didapat dari ayunan keras kontol pria pertama.
Sementara itu dikamar Dokter Ayu.
Terlihat Dokter Ayu terbangun dari tidurnya, ia merasa kemihnya penuh. Ia pun beranjak kearah kamar mandi berniat pipis sekaligus membersihkan sisa-sisa orgasmenya tadi saat VCS dengan suaminya.
“Aaarghh..” Jelita pingsan tepat saat Bayu menghujamkan kontol besarnya, merobek selaput daranya, terus hingga menyentuh rahimnya.
Bayu terdiam, menatap kearah Istrinya yang terbaring pingsan dengan kontol besarnya yang masih menancap diam didalam memek istrinya. Kemudian Bayu menatap mertuanya dengan wajah khawatir.
Bu Surti langsung bergerak turun dari ranjang, berdiri disamping menantunya, melumat lembut bibir seksi menantunya itu. sambil pelan-pelan mendorong pinggul menantunya yang berotot, agar kontol keras dan panjang menantunya terlepas perlahan dari memek anak perempuannya. Terlihat cairan merah darah perawan anaknya di sekeliling kontol menantunya. Terlihat pula darah segar mengalir di celah memek anak perempuanya yang sudah sedikit menganga lebar.
“jangan khawatir Nak Bayu, biarkan istrimu istirahat sejenak, besok pagi dia akan pulih lagi” sambil Bu Surti menekan bahu Bayu.
“kita lanjutkan yang tadi.. ibu masih ingin merasakan kontol keras menantu kesayangan ibu ini” lanjut Bu Surti, sambil mengocok lembut kontol besar menantunya.
Mereka berdua perlahan-lahan berbaring di lantai kamar itu, membiarkan tubuh Jelita yang masih tergolek pingsan.
===X=X=X===
23.45 Dirumah Dokter Ayu
Dokter Ayu terlihat tidur terlentang tanpa busana, dengan handphone tergeletak di dekat kepalanya. Ia terlelap setelah melakukan video call sex bersama suaminya tadi, melepas rindu mereka.
Sementara itu Rosa terlihat gelisah, ia terbangun, merasa tidurnya sedikit tidak nyaman dikarpet tebal dikamar anak majikannya. Ia pun memutuskan untuk keluar sebentar, mencari minuman dan sedikit cemilan di dapur.
“pufft.. biasanya jam segini sudah dua kali masturbasi, saya bisa langsung tidur dengan pulas” batin Rosa
Karena tidak dapat masturbasi malam ini, ia merasa tidak nyaman melakukan hal tersebut didekat dua anak majikannya. Sejak kejadian beberapa malam yang lalu bersama Bayu, membuat Rosa tiap malam bermasturbasi paling tidak 2x dalam semalam, biasanya seminggu sekali pun ia sudah puas, namun sejak kejadian itu, 2x setiap malam pun ia masih merasa ada yang kurang.
Dikegelapan malam, terlihat tiga bayangan hitam mendekati rumah utama dari arah pagar belakang. Beberapa saat mereka sudah tiba didepan pintu belakang rumah besar itu. pria ketiga terlihat mengutak-atik sebentar lubang kunci pintu itu.
“clek..”
Rosa menoleh kearah pintu yang hanya berjarak 3 meter darinya.
“clak..” pintu terbuka.
“Aahh..” Rosa langsung berlari kencang kearah tangga.
“kejar.. tangkap.. jangan sampai lolos..” teriak pria ketiga.
Pria pertama dan kedua bergerak cepat, mengejar Rosa yang sudah mulai menaiki tangga.
“Aahh..” Rosa berpegangan erat pada pembatas tangga, ketika ia merasa satu kakinya ditangkap seseorang.
“Aahh.. tidak.. lepaskan saya.. jangan.. kontoool.. eh salah, toloong..” teriak Rosa panik, ketika ada tangan lain yang ikut menyergap bahunya.
Kedua pria kekar itu langsung menarik tubuh Rosa menuruni tangga, disambut pria ketiga dibawah. Lalu ketiga pria itu mengangkat tubuh Rosa yang terus meronta-ronta kearah kamar tamu yang ada di dekat anak tangga itu. pintu kamar tamu tidak pernah dikunci, kuncinya selalu tergantung disana, sehingga dengan mudah mereka memasuki kamar itu.
Tanpa menyalakan lampu kamar, hanya di bantu penerangan cahaya rembulan yang mengintip dari sela-sela teralis dan horden kamar. Ketiga pria itu melempar tubuh Rosa yang ramping ke atas ranjang.
“Aahh..” Rosa berusaha bangkit.
Namun segera di sergap kembali oleh pria kedua, hingga membuat Rosa kembali jatuh berbaring dengan tubuh besar menindihnya, sambil memegang kedua tangannya yang mencoba memukul-mukul pria itu sekenanya.
Pria pertama dan ketiga terlihat sibuk melepaskan seluruh pakaian mereka. Rosa semakin panik ketika melihat dua pria disamping ranjang mulai telanjang, terlihat kontol-kontol panjang dan keras mengacung kearahnya. Belum pernah ia merasa begitu dilecehkan dalam hidupnya. Kakinya terus menendang-nendang sekuat tenaga dibawah himpitan tubuh pria kedua.
Setelah menelanjangi dirinya, pria pertama langsung bergerak kearah kaki Rosa menggantikan pria kedua, sedangkan pria ketiga bergerak kearah atas kepala Rosa, mencengkram kuat kedua tangan Rosa, menahan kedua tangan itu diatas kepala Rosa. Membuat Rosa makin tidak berkutik.
Pria kedua langsung bangkit dan menelanjangi dirinya sendiri. Pria pertama berusaha membuka baju yang dikenakan Rosa, namun ia sedikit mengalami hambatan, karena Rosa terus berontak dan menendang-nendang.
“tidak.. tolong.. jangan.. siapa kalian..?” teriak Rosa
Rontaan Rosa mulai melemah, keringat deras mengalir dari tubuhnya, ditambah panasnya suhu kamar, karena AC nya masih dalam posisi mati, walau pintu kamar masih terbuka lebar, sedikit udara yang masuk tidak begitu banyak membantu mengurangi panasnya suhu kamar itu.
Setelah menelanjangi dirinya, pria kedua langsung membantu pria pertama yang terlihat kesulitan menelanjangi pakaian Rosa.
“tidak.. jangan.. hentikan.. saya tidak mau.. tolong..” teriak Rosa sambil memberontak lemah.
Akhirnya mereka berhasil menelanjangi tubuh Rosa, terlihat tubuh Rosa yang kencang dengan payudara yang juga terlihat sangat kencang, karena Rosa belum pernah memiliki anak, membuat ketiga pria itu makin bernafsu.
Pria pertama langsung menundukan kepalanya kearah memek gundul Rosa yang masih kering. Pria kedua langsung menghisap payudara kanan Rosa, sementara pria ketiga menghisap payudara kiri Rosa sambil terus menahan kedua tangan Rosa diatas kepala Rosa.
“Aahh.. tidak.. Ssshh..”
Rintih Rosa pelan begitu ia merasakan memeknya dijilat dengan rakus oleh pria yang ada dibawahnya, terasa sengatan nikmat dibawah sana, ditambah sengatan nikmat dikedua sisinya, membuat nafsunya perlahan naik, namun ia masih berusaha menolak nikmat itu. tetap berusaha memberontak walau sudah lelah dan berkeringat.
Pria pertama terus melancarkan jilatannya ke memek Rosa yang gundul, menjilat-jilat dan menyedot-nyedot itil Rosa yang sudah mulai membengkak, ingin segera menenggelamkan Rosa kedalam jurang birahinya. Pria kedua pun berusaha menaklukan Rosa, memberikan rangsangan di putting payudara rosa, melakukan jilatan-jilatan dan menyedot-nyedot dengan rakus putting payudara yang masih merah itu.
Sementara pria ketiga berusaha mencium bibir Rosa yang ranum, melalui celah topengnya, berusaha membuka mulut Rosa yang masih terkatup rapat, masih jelas terlihat penolakan dari dalam diri Rosa, walau desiran-desiran nikmat sudah menyerangnya dari berbagai arah.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” desah Rosa tertahan.
Setelah 10 menit mendapatkan serangan nikmat, Rosa akhirnya mulai terlihat kalah oleh nafsu birahinya. Itu terlihat dari reaksi mulutnya, yang mulai membalas lumatan pria ketiga di bibirnya manisnya.
Pria ketiga langsung memberikan kode jempol kepada dua temannya, memberitahu kedua temannya bahwa korban mereka sudah mulai hanyut dalam birahinya.
Pria kedua dan pertama tersenyum bersamaan. Lalu pria pertama bangkit, mengarahkan kontol besarnya kelobang sempit Rosa yang sudah sangat basah.
Rosa pun memberikan respon yang baik, dengan sedikit melebarkan pahanya. Memberikan akses lebih agar pria pertama dapat lebih mudah melakuka penetrasi pertamanya.
“Aahh..” desah Rosa
Pinggul Rosa langsung bergoyang-goyang menyambut sodokan nikmat kontol besar dan Panjang dibawahnya, bahkan pria pertama belum sempat menggoyangkan pantatnya, namun tampaknya sang betina sudah tidak sabaran lagi, berinisiatif menggoyang pantatnya duluan.
Melihat reaksi Rosa yang sedikit lebay, pria ketiga langsung melepas kedua tangan Rosa, tangan pria ketiga langsung meremas payudara Rosa, sambil mulutnya terus melumat bibir ranum Rosa.
Kontol pria pertama pun mulai diayunkan, menyambut goyangan pinggul Rosa.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..”
Rosa merasakan nikmat yang luar biasa di memeknya, terutama saat kepala kontol itu menyentuh mulut rahimnya, kedua tangannya yang sudah terbebas berusaha mencari pegangan diantara sela-sela paha pria pertama dan pria kedua.
Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Rosa pun langsung mengocok dengan lembut kontol-kontol yang terasa keras sekali ditangannya.
Pria ketiga dan kedua makin bernafsu melihat reaksi Rosa, pria kedua semakin bersemangat menghisap-hisap putting payudara Rosa. Sementara pria ketiga makin semangat meremas-remas payudara Rosa yang satu lagi, sambil melumat bibir Rosa yang terbuka lebar.
“arghh..” tubuh Rosa bergetar hebat saat orgasme pertamanya menghantam keras, pinggulnya terus menari-nari dibawah sana, seolah masih mencari kenikmatan yang masih kurang dirasakan.
Pria pertama yang melihat aksi Rosa, langsung mencabut kontolnya, menjatuhkan kedua kaki rosa agar terkatup kesamping, lalu mengangkat pinggul Rosa dengan satu tangan kekarnya.
Rosa yang sempat merasa kehilangan dibawah sana saat kontol besar itu dicabut, langsung paham keinginan dari pejantannya itu, ia pun segera mengangkat pinggulnya, memposisikan pantatnya menungging.
“Aahh..” Desah Rosa keras, saat kontol besar itu kembali masuk kedalam memeknya dengan posisi nungging.
Pria ketiga dan pria kedua, sempat kehilangan nikmat dikontol mereka saat tangan Rosa terlepas dari kontol mereka. Namun langsung terobati.
Ketika Rosa menarik kontol mereka, seolah memberi kode untuk lebih mendekat kearah depan Rosa.
Pria ketiga dan kedua langsung paham, mereka langsung duduk berdampingan dihadapan Rosa. Sambil meremas-remas payudara Rosa yang menggantung indah.
Rosa dengan sigap langsung melahap dan mengocok kontol mereka bergantian.
“Aahh.. betapa nikmatnya kontol-kontol besar ini, mentahnya aja terasa begitu nikmat sekali, bagaimana rasanya ya jika sudah matang?" batin Rosa sambil meresapi kenikmatan yang didapat dari ayunan keras kontol pria pertama.
Sementara itu dikamar Dokter Ayu.
Terlihat Dokter Ayu terbangun dari tidurnya, ia merasa kemihnya penuh. Ia pun beranjak kearah kamar mandi berniat pipis sekaligus membersihkan sisa-sisa orgasmenya tadi saat VCS dengan suaminya.
Setelah membersihkan diri sebentar, Dokter Ayu merasa sedikit lapar dan haus.
“Aahh.. seteguk air dingin dan cemilan malam akan terasa enak..” batin Dokter Ayu sambil beranjak turun menuju dapur hanya dengan memakai kimono tidurnya tanpa memakai apa-apa dibaliknya.
Saat menuruni anak tangga, Dokter Ayu melihat pintu kamar tamu yang ada didepannya terbuka lebar.
“loh, perasaan tadi semua pintu kamar tamu tertutup rapat..?” batin Dokter Ayu kebingungan.
Perlahan Dokter Ayu mendengar sayup-sayup desahan halus dari kamar tamu itu, ia pun berjalan mendekati pintu kamar tamu itu.
“ehmm..”
Dokter Ayu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, terkejut menyaksikan adegan yang terjadi di dalam kamar tamu saat kepalanya melongok kearah kamar tamu, dengan tubuh yang setengah tersembunyi dibalik tembok.
Dokter Ayu dapat melihat dengan jelas di keremangan malam, ada 3 pria sedang bergumul dengan seorang wanita, sang wanita tampak dengan rakus mengulum-ngulum dua kontol besar di depannya secara bergantian, sementara satu pria yang membelakanginya, tampak sedang mengayun-ayun pantatnya yang kekar.
“siapa wanita itu? Lia kah? Sari kah? Atau Rosa kah?” batin Dokter Ayu sambil terus mengintip pergumulan yang sedang terjadi.
Tanpa dapat Dokter Ayu pungkiri, nafsunya perlahan bangkit, memeknya mulai basah, ditambah sebelumnya ia tidak merasa puas saat melakukan VCS dengan suaminya, walau ia mendapatkan orgasme sekali, namun sejak kejadian beberapa malam ini, ia merasa dirinya belum akan puas jika hanya sekali keluar, dirinya belum akan puas jika belum ada kontol yang mengaduk-aduk memeknya, dirinya belum puas jika rahimnya belum merasakan semprotan hangat sperma laki-laki. Tanpa sadar Dokter Ayu menyelipkan satu tangan dibalik kimononya, meremas-remas payudaranya, satu tangan lagi menyelip menyentuh celah memeknya yang sudah sangat basah.
Sementara itu adegan didalam kamar terlihat semakin memanas, wanita itu terlihat sedang bergoyang-goyang diatas tubuh seorang pria, sementara mulut sang wanita terlihat menghisap-hisap dua kontol besar bergantian. Dengan tubuh membelakangi Dokter Ayu.
Dokter Ayu belum bisa melihat jelas siapa wanita itu, sebab perawakan Lia, Sari dan Rosa hampir sama, dengan rambut yang sama-sama panjang. Sambil terus meremas-remas payudaranya dan mengelus-elus itilnya, Dokter Ayu berharap dapat melihat sang wanita berbalik badan kearahnya, sehingga dia dapat segera mengetahui, siapakah wanita yang sedang tenggelam dalam birahi itu.
Tanpa dia sadari pria ketiga melihat kearah pintu, melihat ada bayangan sedang mengintip dibalik tembok.
Pria ketiga langsung melompat turun dari ranjang, membuat yang lain terkejut, pria ke tiga langsung berlari kencang kearah pintu, hampir terpeleset oleh baju yang berserakan di lantai, namun dengan cepat menguasai keseimbangannya, dan meneruskan laju larinya.
Dokter Ayu yang sempat terpana sesaat, langsung memutar badan berusaha untuk lari ketika melihat aksinya ketahuan oleh salah satu pria dikamar itu. namun sialnya Dokter Ayu menabrak lemari panjang yang ada dibelakangnya, dan ia pun terjatuh.
“Aahh.. tidak..“ teriak Dokter Ayu ketika ia merasakan ada tangan kekar meraih pergelangan kakinya.
Dokter Ayu pun berbalik, lalu menyepakan kakinya yang satu lagi, berusaha lepas dari cengkraman lelaki bertopeng itu, ia tidak perduli keadaan kimononya yang tersingkap jelas dibagian bawah. Tendangannya sia-sia, karena dengan cepat sang pria mencengkram kakinya yang satu lagi.
“Ada apa pak Jono” ucap pria kedua yang tiba-tiba mucul dibelakang pria ketiga.
“Pak Jono..?” guman Dokter Ayu kaget sambil dengan cepat bergerak meraih topeng pria ketiga, dan langsung menariknya lepas.
“Pak Jono..” teriak Dokter Ayu ketika topeng itu terbuka, terlihat wajah tampan Jono yang berus*a 30 tah*n.
plak..
Dokter Ayu langsung menampar wajah Jono.
“kamu pasti pak Pardi atau pak Joko..?” teriak Dokter Ayu sambil menunjuk kearah pria dibelakang Jono yang masih tertutup topeng.
Pria tersebut hanya menggelengkan kepalanya sambil mundur selangkah kebingungan.
“maaf Bu Ayu..” jawab Jono sambil melihat mata Dokter Ayu
Namun belum melepas kedua tangannya dari pergelangan kaki Dokter Ayu. matanya sekilas melihat posisi kaki Dokter Ayu yang masih mengangkang tanpa disadari oleh Dokter Ayu. sehingga memperlihatkan dalam keremangan memek basahnya yang gundul.
plak..
Dokter Ayu menampar sekali lagi wajah tampan itu.
Tamparan kedua justru langsung menyadarkan Jono yang sempat merasa bersalah pada Dokter Ayu.
“Aahh.. hentikan pak Jono..” teriak Dokter Ayu ketika Jono justru langsung menerjang kearahanya, membuat tubuh Dokter Ayu terjengkang dengan kedua siku menumpu dilantai.
Jono mengangkat kedua kaki Dokter Ayu.
plak..
Dokter Ayu sempat melayangkan sebuah tamparan lagi kewajah Jono, sebelum akhirnya tubuhnya berbaring terjengkang karena tekanan Jono pada kedua kakinya.
“hentikan pak Jono.. sadar..” teriak Dokter Ayu berusaha menyadarakan Jono.
Jono langsung menempatkan pinggulnya diselangkangan Dokter Ayu yang terbuka lebar, ia langsung berusaha memasukan kontolnya yang besar dan Panjang itu.
“Aahh.. pak Jono.. jangan..berhenti..” teriak Dokter Ayu ketika terasa kontol besar Jono mulai terasa membelah memeknya, perlahan menyeruak masuk hingga ke pintu rahimnya.
“bawa ke dalam..” Ucap pria kedua sambil bergerak kearah kepala Dokter Ayu, dan langsung mencengkram bahu Dokter Ayu.
Pak Jono dan pria kedua bangkit bersamaan, menggotong tubuh Dokter Ayu kearah kamar. Sementara kontol Jono masih menusuk memek basah Dokter Ayu saat mereka berjalan.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..” desah Dokter Ayu mengiringi langkah mereka.
Rosa dan pria pertama menghentikan kegiatan mereka, saat mendengar ada yang masuk kedalam kamar itu. Rosa mendangakan kepalanya untuk melihat, pria pertama menolehkan kepalanya.
“Bu Ayu.. “ ucap Rosa pelan begitu melihat Dokter Ayu digotong oleh dua pria.
“Bu Rosa..” teriak Dokter Ayu sebelum tubuhnya dihempaskan keatas ranjang oleh Joko dan pria kedua.
“Pak Jono..”
Teriak Rosa kaget saat melihat salah satu pria itu ternyata pak Jono, petugas keamanan malam di rumah ini. Rosa pun langsung bergerak bangkit, tangannya dengan cepat menarik topeng pria yang sedang menindihnya.
“Pak Joko..” teriak Rosa.
plak..
Rosa langsung menampar wajah Joko.
Joko tersentak kaget, namun lebih kaget lagi tiba-tiba Rosa meraih kepalanya, dan langsung melumat bibir Joko sambil menarik tubuh Joko agar kembali menindih tubuhnya, dan melanjutkan goyangan pinggulnya.
“Aahh.. “ desah Rosa saat Joko kembali menggoyangkan pinggulnya.
Sementara itu Dokter Ayu sudah dibaringkan diranjang kedua disebelah ranjang yang ditempati Rosa.
Pak Jono terus menghujamkan kontolnya di memek basah Dokter Ayu yang mulai terlihat menikmati gesekan kontol Jono dimemeknya.
Pria kedua yang sudah merasa kepalang tanggung sudah ketahuan, langsung melepas topengnya. Ia langsung melumat bibir Dokter Ayu yang terbuka saat mendesah.
“Pak Pardi..” ucap Dokter Ayu sebelum bibirnya dilumat oleh Pardi.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..”
Tubuh Dokter Ayu langsung bergetar hebat, tidak butuh waktu lama hingga akhirnya Dokter Ayu mendapatkan orgasme pertamanya, dari hujaman kontol keras kontol Jono dimemek basahnya, dan remasan lembut Pardi dikedua payudaranya.
Semakin malam pergumulan mereka semakin panas. Rosa sudah menyerah, entah sudah berapa kali Rosa mendapatkan orgasmenya, ia langsung tertidur kelelahan. Sementara Joko yang belum keluar akibat obat kuat yang diberikan Pardi. Langsung bergerak kearah Dokter Ayu, membuat Dokter Ayu semakin kewalahan, namun ia sangat menyukainya. Pergumulan mereka semakin panas, tubuh Dokter Ayu terus bergetar hebat dilanda orgasme berturut-turut. Berbagai posisi dan gaya mereka lakukan.
“Aahh..”
Teriak Dokter Ayu kencang saat Pardi dengan kontol 18 cm diameter 5 cmn dan kontol Jono Panjang 18 cm diameter 4 cm, masuk bersamaan kedalam memek Dokter Ayu, Pardi dibawah Dokter Ayu, sementara Dokter Ayu terlentang diatas Pardi, lalu Jono berada diatas Dokter Ayu. memek Dokter Ayu terasa penuh sekali. ini bahkan terasa lebih nikmat dari kontol Bayu.
Joko pun tidak mau ketinggalan, ia menyodorkan kontol besarnya dengan Panjang 17 cm diameter 5 cmn ke mulut basah Dokter Ayu, dan langsung dilahap oleh Dokter Ayu dengan buas.
Pergumulan mereka berlanjut hingga menjelang subuh, dengan berbagai gaya dan posisi, entah sudah berapa puluh kali Dokter Ayu mengejang hebat dilanda orgasme. Saat semua berakhir, sperma hangat Pardi, Joko dan Jono sudah memenuhi rongga memek basah Dokter Ayu.
Dengan tubuh masih lemas, Dokter Ayu segera bangkit..
“kalian semua keluar, jangan cerita sama siapapun juga. Nanti malam saya ingin bicara dengan kalian bertiga. Sekarang kembali ke pos, lakukan tugas kalian dengan baik” ujar Dokter Ayu tegas sambil memperbaiki kimononya.
“baik Bu Dokter..“ jawab mereka kompak sedikit ada rasa khawatir dibenak mereka.
Setelah kembali memakai baju mereka, Pardi, Joko dan Jono segera lari keluar rumah tergesa-gesa.
Sepeninggalan mereka, Dokter Ayu membangunkan Rosa yang tertidur pulas dengan tubuh masih telanjang, agar mengecek keadaan kedua anak Dokter Ayu.
===X=X=X===
Dipagi yang cerah ini, Utari terlihat sibuk di dapur kecilnya, menyiapkan sarapan untuk bapaknya.
Pak Jamal pun terlihat sedang menyeruput kopi panasnya di meja kecil ruang tamu mereka. Utari terlihat wajar-wajar saja ketika berpapasan dengan pak Jamal, begitupun pak Jamal, bersikap seperti biasanya. Setelah Sarapan, pak Jamal segera berangkat kerja, menuju pasar induk. Utari kembali menyibukan diri dengan pekerjaan rumahnya.
Sementara itu dirumah Bu Surti.
Tampak Jelita sedang menangis di dalam kamarnya, ibunya sedang memberikan salep pereda nyeri pada memek anaknya, sementara Bayu telah berangkat kerja kerumah Dokter Ayu. ini adalah hari pertama ia benar-benar masuk bekerja di rumah Dokter Ayu.
Sementara itu di rumah Dokter Ayu.
Tidak ada kejanggalan apapun juga, semua beraktifitas seperti biasa. Dokter Ayu sudah siap-siap akan berangkat menuju tempat kerjanya, Rumah Sakit Umum di kota K.
Bayu terlihat sedang mencuci mobil Alphard milik keluarga Dokter Ayu. Bayu belum bisa menyetir mobil itu, rencana hari ini adalah ia menuju tempat kursus untuk memulai kursus menyetir kilat pertamanya, diantar oleh Dokter Ayu. Biaya untuk itu memang lebih mahal, namun hasilnya lebih cepat dan lebih bagus.
“Aahh.. seteguk air dingin dan cemilan malam akan terasa enak..” batin Dokter Ayu sambil beranjak turun menuju dapur hanya dengan memakai kimono tidurnya tanpa memakai apa-apa dibaliknya.
Saat menuruni anak tangga, Dokter Ayu melihat pintu kamar tamu yang ada didepannya terbuka lebar.
“loh, perasaan tadi semua pintu kamar tamu tertutup rapat..?” batin Dokter Ayu kebingungan.
Perlahan Dokter Ayu mendengar sayup-sayup desahan halus dari kamar tamu itu, ia pun berjalan mendekati pintu kamar tamu itu.
“ehmm..”
Dokter Ayu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, terkejut menyaksikan adegan yang terjadi di dalam kamar tamu saat kepalanya melongok kearah kamar tamu, dengan tubuh yang setengah tersembunyi dibalik tembok.
Dokter Ayu dapat melihat dengan jelas di keremangan malam, ada 3 pria sedang bergumul dengan seorang wanita, sang wanita tampak dengan rakus mengulum-ngulum dua kontol besar di depannya secara bergantian, sementara satu pria yang membelakanginya, tampak sedang mengayun-ayun pantatnya yang kekar.
“siapa wanita itu? Lia kah? Sari kah? Atau Rosa kah?” batin Dokter Ayu sambil terus mengintip pergumulan yang sedang terjadi.
Tanpa dapat Dokter Ayu pungkiri, nafsunya perlahan bangkit, memeknya mulai basah, ditambah sebelumnya ia tidak merasa puas saat melakukan VCS dengan suaminya, walau ia mendapatkan orgasme sekali, namun sejak kejadian beberapa malam ini, ia merasa dirinya belum akan puas jika hanya sekali keluar, dirinya belum akan puas jika belum ada kontol yang mengaduk-aduk memeknya, dirinya belum puas jika rahimnya belum merasakan semprotan hangat sperma laki-laki. Tanpa sadar Dokter Ayu menyelipkan satu tangan dibalik kimononya, meremas-remas payudaranya, satu tangan lagi menyelip menyentuh celah memeknya yang sudah sangat basah.
Sementara itu adegan didalam kamar terlihat semakin memanas, wanita itu terlihat sedang bergoyang-goyang diatas tubuh seorang pria, sementara mulut sang wanita terlihat menghisap-hisap dua kontol besar bergantian. Dengan tubuh membelakangi Dokter Ayu.
Dokter Ayu belum bisa melihat jelas siapa wanita itu, sebab perawakan Lia, Sari dan Rosa hampir sama, dengan rambut yang sama-sama panjang. Sambil terus meremas-remas payudaranya dan mengelus-elus itilnya, Dokter Ayu berharap dapat melihat sang wanita berbalik badan kearahnya, sehingga dia dapat segera mengetahui, siapakah wanita yang sedang tenggelam dalam birahi itu.
Tanpa dia sadari pria ketiga melihat kearah pintu, melihat ada bayangan sedang mengintip dibalik tembok.
Pria ketiga langsung melompat turun dari ranjang, membuat yang lain terkejut, pria ke tiga langsung berlari kencang kearah pintu, hampir terpeleset oleh baju yang berserakan di lantai, namun dengan cepat menguasai keseimbangannya, dan meneruskan laju larinya.
Dokter Ayu yang sempat terpana sesaat, langsung memutar badan berusaha untuk lari ketika melihat aksinya ketahuan oleh salah satu pria dikamar itu. namun sialnya Dokter Ayu menabrak lemari panjang yang ada dibelakangnya, dan ia pun terjatuh.
“Aahh.. tidak..“ teriak Dokter Ayu ketika ia merasakan ada tangan kekar meraih pergelangan kakinya.
Dokter Ayu pun berbalik, lalu menyepakan kakinya yang satu lagi, berusaha lepas dari cengkraman lelaki bertopeng itu, ia tidak perduli keadaan kimononya yang tersingkap jelas dibagian bawah. Tendangannya sia-sia, karena dengan cepat sang pria mencengkram kakinya yang satu lagi.
“Ada apa pak Jono” ucap pria kedua yang tiba-tiba mucul dibelakang pria ketiga.
“Pak Jono..?” guman Dokter Ayu kaget sambil dengan cepat bergerak meraih topeng pria ketiga, dan langsung menariknya lepas.
“Pak Jono..” teriak Dokter Ayu ketika topeng itu terbuka, terlihat wajah tampan Jono yang berus*a 30 tah*n.
plak..
Dokter Ayu langsung menampar wajah Jono.
“kamu pasti pak Pardi atau pak Joko..?” teriak Dokter Ayu sambil menunjuk kearah pria dibelakang Jono yang masih tertutup topeng.
Pria tersebut hanya menggelengkan kepalanya sambil mundur selangkah kebingungan.
“maaf Bu Ayu..” jawab Jono sambil melihat mata Dokter Ayu
Namun belum melepas kedua tangannya dari pergelangan kaki Dokter Ayu. matanya sekilas melihat posisi kaki Dokter Ayu yang masih mengangkang tanpa disadari oleh Dokter Ayu. sehingga memperlihatkan dalam keremangan memek basahnya yang gundul.
plak..
Dokter Ayu menampar sekali lagi wajah tampan itu.
Tamparan kedua justru langsung menyadarkan Jono yang sempat merasa bersalah pada Dokter Ayu.
“Aahh.. hentikan pak Jono..” teriak Dokter Ayu ketika Jono justru langsung menerjang kearahanya, membuat tubuh Dokter Ayu terjengkang dengan kedua siku menumpu dilantai.
Jono mengangkat kedua kaki Dokter Ayu.
plak..
Dokter Ayu sempat melayangkan sebuah tamparan lagi kewajah Jono, sebelum akhirnya tubuhnya berbaring terjengkang karena tekanan Jono pada kedua kakinya.
“hentikan pak Jono.. sadar..” teriak Dokter Ayu berusaha menyadarakan Jono.
Jono langsung menempatkan pinggulnya diselangkangan Dokter Ayu yang terbuka lebar, ia langsung berusaha memasukan kontolnya yang besar dan Panjang itu.
“Aahh.. pak Jono.. jangan..berhenti..” teriak Dokter Ayu ketika terasa kontol besar Jono mulai terasa membelah memeknya, perlahan menyeruak masuk hingga ke pintu rahimnya.
“bawa ke dalam..” Ucap pria kedua sambil bergerak kearah kepala Dokter Ayu, dan langsung mencengkram bahu Dokter Ayu.
Pak Jono dan pria kedua bangkit bersamaan, menggotong tubuh Dokter Ayu kearah kamar. Sementara kontol Jono masih menusuk memek basah Dokter Ayu saat mereka berjalan.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..” desah Dokter Ayu mengiringi langkah mereka.
Rosa dan pria pertama menghentikan kegiatan mereka, saat mendengar ada yang masuk kedalam kamar itu. Rosa mendangakan kepalanya untuk melihat, pria pertama menolehkan kepalanya.
“Bu Ayu.. “ ucap Rosa pelan begitu melihat Dokter Ayu digotong oleh dua pria.
“Bu Rosa..” teriak Dokter Ayu sebelum tubuhnya dihempaskan keatas ranjang oleh Joko dan pria kedua.
“Pak Jono..”
Teriak Rosa kaget saat melihat salah satu pria itu ternyata pak Jono, petugas keamanan malam di rumah ini. Rosa pun langsung bergerak bangkit, tangannya dengan cepat menarik topeng pria yang sedang menindihnya.
“Pak Joko..” teriak Rosa.
plak..
Rosa langsung menampar wajah Joko.
Joko tersentak kaget, namun lebih kaget lagi tiba-tiba Rosa meraih kepalanya, dan langsung melumat bibir Joko sambil menarik tubuh Joko agar kembali menindih tubuhnya, dan melanjutkan goyangan pinggulnya.
“Aahh.. “ desah Rosa saat Joko kembali menggoyangkan pinggulnya.
Sementara itu Dokter Ayu sudah dibaringkan diranjang kedua disebelah ranjang yang ditempati Rosa.
Pak Jono terus menghujamkan kontolnya di memek basah Dokter Ayu yang mulai terlihat menikmati gesekan kontol Jono dimemeknya.
Pria kedua yang sudah merasa kepalang tanggung sudah ketahuan, langsung melepas topengnya. Ia langsung melumat bibir Dokter Ayu yang terbuka saat mendesah.
“Pak Pardi..” ucap Dokter Ayu sebelum bibirnya dilumat oleh Pardi.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..”
Tubuh Dokter Ayu langsung bergetar hebat, tidak butuh waktu lama hingga akhirnya Dokter Ayu mendapatkan orgasme pertamanya, dari hujaman kontol keras kontol Jono dimemek basahnya, dan remasan lembut Pardi dikedua payudaranya.
Semakin malam pergumulan mereka semakin panas. Rosa sudah menyerah, entah sudah berapa kali Rosa mendapatkan orgasmenya, ia langsung tertidur kelelahan. Sementara Joko yang belum keluar akibat obat kuat yang diberikan Pardi. Langsung bergerak kearah Dokter Ayu, membuat Dokter Ayu semakin kewalahan, namun ia sangat menyukainya. Pergumulan mereka semakin panas, tubuh Dokter Ayu terus bergetar hebat dilanda orgasme berturut-turut. Berbagai posisi dan gaya mereka lakukan.
“Aahh..”
Teriak Dokter Ayu kencang saat Pardi dengan kontol 18 cm diameter 5 cmn dan kontol Jono Panjang 18 cm diameter 4 cm, masuk bersamaan kedalam memek Dokter Ayu, Pardi dibawah Dokter Ayu, sementara Dokter Ayu terlentang diatas Pardi, lalu Jono berada diatas Dokter Ayu. memek Dokter Ayu terasa penuh sekali. ini bahkan terasa lebih nikmat dari kontol Bayu.
Joko pun tidak mau ketinggalan, ia menyodorkan kontol besarnya dengan Panjang 17 cm diameter 5 cmn ke mulut basah Dokter Ayu, dan langsung dilahap oleh Dokter Ayu dengan buas.
Pergumulan mereka berlanjut hingga menjelang subuh, dengan berbagai gaya dan posisi, entah sudah berapa puluh kali Dokter Ayu mengejang hebat dilanda orgasme. Saat semua berakhir, sperma hangat Pardi, Joko dan Jono sudah memenuhi rongga memek basah Dokter Ayu.
Dengan tubuh masih lemas, Dokter Ayu segera bangkit..
“kalian semua keluar, jangan cerita sama siapapun juga. Nanti malam saya ingin bicara dengan kalian bertiga. Sekarang kembali ke pos, lakukan tugas kalian dengan baik” ujar Dokter Ayu tegas sambil memperbaiki kimononya.
“baik Bu Dokter..“ jawab mereka kompak sedikit ada rasa khawatir dibenak mereka.
Setelah kembali memakai baju mereka, Pardi, Joko dan Jono segera lari keluar rumah tergesa-gesa.
Sepeninggalan mereka, Dokter Ayu membangunkan Rosa yang tertidur pulas dengan tubuh masih telanjang, agar mengecek keadaan kedua anak Dokter Ayu.
===X=X=X===
Dipagi yang cerah ini, Utari terlihat sibuk di dapur kecilnya, menyiapkan sarapan untuk bapaknya.
Pak Jamal pun terlihat sedang menyeruput kopi panasnya di meja kecil ruang tamu mereka. Utari terlihat wajar-wajar saja ketika berpapasan dengan pak Jamal, begitupun pak Jamal, bersikap seperti biasanya. Setelah Sarapan, pak Jamal segera berangkat kerja, menuju pasar induk. Utari kembali menyibukan diri dengan pekerjaan rumahnya.
Sementara itu dirumah Bu Surti.
Tampak Jelita sedang menangis di dalam kamarnya, ibunya sedang memberikan salep pereda nyeri pada memek anaknya, sementara Bayu telah berangkat kerja kerumah Dokter Ayu. ini adalah hari pertama ia benar-benar masuk bekerja di rumah Dokter Ayu.
Sementara itu di rumah Dokter Ayu.
Tidak ada kejanggalan apapun juga, semua beraktifitas seperti biasa. Dokter Ayu sudah siap-siap akan berangkat menuju tempat kerjanya, Rumah Sakit Umum di kota K.
Bayu terlihat sedang mencuci mobil Alphard milik keluarga Dokter Ayu. Bayu belum bisa menyetir mobil itu, rencana hari ini adalah ia menuju tempat kursus untuk memulai kursus menyetir kilat pertamanya, diantar oleh Dokter Ayu. Biaya untuk itu memang lebih mahal, namun hasilnya lebih cepat dan lebih bagus.
Jam 19.00 dirumah Pak Jamal
Pak Jamal memasuki rumahnya, ia melihat makan malam dan secangkir kopi telah tersedia di meja kecil ruang tamunya. Pak Jamal memutuskan hendak mandi dulu sebelum makan, hari ini ia Lelah sekali, muatan yang diturunkan sangat banyak. Namun ia senang sebab ia mendapatkan uang extra lebih banyak hari ini. Pak Jamal tidak melihat keberadaan Utari anaknya. Ia pun segera kekamar mandi dengan handuk menyampir dibahunya.
Ketika membuka pintu belakang rumahnya, pak Jamal terkejut, melihat Utari yang sedang menyirami tubuh telanjangnya, Pak Jamal sempat tertegun sesaat.
“Bapak mau mandi juga?” tanya Utari santai tanpa menutupi ketelanjangannya.
“ia nak, kamu duluan aja, bapak mau ngopi aja dulu” jawab pak Jamal yang tersadar dari tertegunnya.
Biasanya ia tidak merasakan desiran apapun saat melihat anak perempuannya telanjang, namun sejak kejadian dua malam ini, entah mengapa kontol besarnya bereaksi saat matanya melihat tubuh molek anak perempuannya itu, yang telah menikah dan menginjak us*a 17 tah*n. Tinggi Utari 160, dengan berat badan 50, membuat tubuh mudanya terlihat montok dan imut, ditambah jembutnya yang sudah dicukur rapi, sangat mirip dengan ibunya dulu waktu remaja.
Entah mengapa pak Jamal belum beranjak juga dari pintu, matanya masih terus menatap kemolekan anaknya. Utari yang sadar dirinya ditatap bapaknya, terlihat santai saja, bahkan ia mulai mendekati bapaknya, lalu menarik tangan bapaknya.
“sudah mandi bareng aja pak, kan kita sudah biasa mandi bareng” ucap Utari sambil menarik tangan bapaknya.
Pak Jamal pun hanya menurut saja, memang sejak lama mereka bertiga suka mandi bareng sebelum Utari menikah di us*a 15 tah*n, namun sejak Utari menikah kebiasaan itu sudah tidak pernah terjadi lagi, paling hanya sekedar tidak sengaja melihat saat mandi.
Utari pun segera membuka baju bapaknya, pak Jamal ikut membantu membuka bajunya.
“ih bapak.. Kontolnya tumben bangun lihat Utari telanjang, jangan-jangan bapak lagi kangen ibu ya?” ucap Utari sambil sedikit meremas kontol besar bapaknya.
“eh ia, maaf nak, bapak jadi kangen ibu mu” jawab pak jamal segera menutupi kontol ngacengnya dengan kedua tangan besarnya.
Utari pun langsung meneruskan mandinya, pak Jamal yang melihat sikap Utari yang kembali santai, akhirnya ikut menyirami tubuhnya. Mereka berdua saling menyabuni punggung, sementara bagian depan mereka berdua masih terlihat agak sungkan untuk saling menyabuni.
Setelah mereka mandi, mereka berdua langsung menuju kamar mereka masing-masing.
Pak Jamal keluar kamar hanya memakai sarung lusunya, masih terlihat tenda kecil terbentuk ditengah-tengah sarung pak Jamal, pak Jamal langsung menuju meja ruang tamu, untuk makan malam.
“yuk nak.. kita makan bareng..” teriak pak Jamal, memanggil Utari yang masih berada dikamarnya.
“sebentar pak..” Jawab Utari dari dalam kamar.
Tidak lama berselang Utari keluar kamar hanya mengenakan kaos putih tipis yang ketat dan rok abu-abu sejengkal diatas lututnya. Utari langsung duduk didepan bapaknya.
“kamu tidak pakai BH nak?” tanya pak Jamal pada anaknya. Melihat putting payudara anaknya tercetak jelas di kaos putihnya.
“ia pak, lagi gak nyaman, mungkin mau dapet” jawab Utari
“ohh.. ya sudah, yuk kita makan” lanjut pak Jamal.
Saat sedang makan, Utari melihat tonjolan tenda disarung bapaknya.
“Bapak masih kangen sama ibu?” tanya Utari sambil menyuap nasinya.
“uhuk.. “ pak jamal hampir kesedak akibat pertanyaan Utari.
“hati-hati pak makannya” ucap Utari khawatir.
“ia nak, makan dulu, jangan bicara saat sedang makan, ra elok” lanjut pak Jamal mengalihkan pertanyaan putrinya.
“baik pak” jawab Utari melanjutkan makannya.
Beberapa saat kemudian, Utari dan Pak Jamal sudah selesai makan malam, Utari sudah membereskan meja kecil itu, hanya tersisa secangkir kopi dan secangkir teh di meja kecil itu.
Utari kembali duduk di depan bapaknya.
“Utari kangen mas Bayu pak” ucap Utari sambil meminum teh hangatnya.
“ia nak, bapak juga kangen mas mu” jawab pak Jamal.
“bapak kangen mas Bayu apa kangen ibu sih sebenarnya” tanya Utari sambil melirik tonjolan besar disarung bapaknya yang masih terlihat jelas.
“dua-duanya nak” jawab pak Jamal
Utari langsung bangkit berdiri, berjalan kearah pak Jamal.
Jantung Pak Jamal berdetak kencang melihat anak perempuannya berjalan mendekatinya.
“kalau gitu boleh Utari meluk bapak lagi, wajah bapak mirip mas Bayu, wajah saya mirip ibu, jadi kita bisa saling melepas rindu pak” ucap Utari sambil duduk manja dipangkuan bapaknya
Dengan posisi kaki mengangkangin kedua paha bapaknya, serta badan menghadap bapaknya. Utari langsung memeluk erat tubuh kekar bapaknya.
“ia nak” jawab pak Jamal membalas pelukan Utari. Terasa sekali kontol besar pak Jamal ditekan oleh pinggul anaknya yang duduk dipangkuannya.
“kapan ya pak mas Bayu pulang” tanya Utari sambil pelan-pelan menggoyang-goyang pinggulnya.
“entahlah nak, apa perlu kita kerumahnya untuk silaturahmi” ucap pak Jamal sambil terus memeluk erat tubuh montok anaknya, terasa sekali lembutnya payudara anaknya di dadanya, walau masih terhalang kaos tipis anaknya.
“hore.. ke rumah mas Bayu kita besok..” jawab Utari sambil melonjak-lonjak mempercepat goyangan pinggulnya diatas kontol keras bapaknya yang masih terhalang sarung.
Pak jamal dan Utari menyadari akibat gerakan tubuh Utari, membuat ikatan sarung pak Jamal terlepas, namun mereka membiarkannya saja.
“ia nak besok kita tengok mas mu sepulang bapak kerja” ucap pak Jamal yang mulai bernafas berat akibat merasakan nikmat dikontolnya akibat ulah putrinya itu.
“makasih ya pak” sambil Utari mencium pipi bapaknya, pinggulnya masih terus bergoyang pelan.
Perlahan-lahan posisi sarung pak Jamal sudah turun hingga kontolnya bersentuhan langsung dengan celah basah memek Utari, yang ternyata sejak tadi sudah tidak memakai celana dalam lagi.
Utari menyadari hal tersebut ia merasakan kontol bapaknya terselip dicelah memek basahnya, ia kembali mendaratkan ciuman di pipi bapaknya.
“cup.. cup.. cup.. makasih ya pak sudah ngertiin perasaan Utari.. cup.. cup.. cup..” Utari terus menciumi pipi bapaknya sambil pantatnya tidak berhenti bergoyang.
“cup.. cup.. cup.. ia nak sama-sama, trima kasih sudah ngertiin bapak juga.. cup.. cup.. cup” jawab pak Jamal sambil membalas ciuman Utari dipipinya.
Dengan mereka sadari ciuman itu perlahan bergeser saling mendekat kearah bibir.
Emmhh..
Akhirnya mereka saling melumat dengan penuh nafsu..
Perlahan tangan besar pak Jamal menyusup kedalam kaos Utari, meremas-remas kedua payudara Utari dari dalam kaosnya.
Utari pun membalas remasan tangan besar bapaknya dengan mempercepat ayunan pinggulnya, hingga gesekan keras batang kontol bapaknya makin terasa di celah memeknya yang makin basah, kadang kepala kontol itu menyundul-nyundul itil Utari yang sudah semakin membesar.
“eeehhmm..”
Desah Utari, saat secara sengaja Utari mengangkat sedikit pinggulnya, agar kontol besar itu sedikit terangkat hingga kepala kontol itu berada tepat pada lobang sempit memeknya, lalu Utari segera menurunkan pinggulnya dengan cepat.
Pak Jamal langsung terpejam menahan nikmat, saat kontol besarnya membelah memek sempit putrinya.
“ehmm.. ehmm.. ehmm..” desah tertahan Utari karena lumatan bibir besar bapaknya, sambil terus menggoyangkan pinggulnya diatas kontol besar bapaknya.
“Aahh.. Utari sayang bapak..” desah keras Utari ketika mendapatkan orgasme dasyatnya, pinggulnya bergetar hebat.
“bapak juga sayang Utari..” jawab pak Jamal sambil mengangkat-angkat pantat anaknya dengan satu tangan agar tidak berhenti mengocok kontolnya yang keras, sementara tangan satunya meremas-remas payudara Utari dari dalam kaos tipisnya.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..” Utari mendapatkan multi orgasmenya beberapa saat kemudian. Tubuhnya kembali bergetar hebat.
Baru saja pak jamal hendak mencium kembali bibir ranum putrinya. tiba-tiba Utari bangkit dari pangkuan bapaknya.
“trimakasih ya pak. Kangen Utari sama mas Bayu sudah hilang” ucap Utari, sambil Utari melepas kaos tipisnya dan meletakannya di wajah bapaknya yang terlihat kentang.
Utari berjalan kearah kamarnya sambil sebentar-sebentar tersenyum kearah bapaknya, diikuti tatapan mata pak Jamal.
Setelah berada didepan pintu kamarnya, Utari menarik karet roknya sambil menurunkan roknya perlahan, pantatnya bergoyang-goyang pelan menghadap bapaknya yang masih menatapnya sambil mengelus-elus kontolnya yang basah akibat cairan cinta Utari. Lalu Utari meninggalkan begitu saja rok itu didepan pintu kamarnya. Menghilang dibalik horden lusu kamarnya.
Pak Jamal yang masih sangat kentang, langsung bangkit berdiri, sarung lusunya langsung terlepas dari kakinya. Pak Jamal berjalan perlahan dalam keadaan telanjang bulat kearah kamar putrinya.
Begitu pak Jamal membuka horden kamar putrinya..
===X=X=X===
Jam 20.00 di rumah Bu Surti
Bayu disuruh tidur di sofa oleh Jelita, ia masih trauma terhadap kejadian semalam. Bu Surti yang telah berusaha membujuk Jelita sudah tidak sanggup lagi, hanya bisa mengelus dadanya.
“sabar ya nak Bayu..” ucap Bu Surti sebelum ia menghilang dibalik pintu kamarnya.
Jam 21.00 di rumah Dokter Ayu
Pasien terakhir sudah dilayani, Rosa telah kembali ke kamarnya. Tampak Dokter Ayu sedang duduk diruang tamunya. Didepanya telah duduk pak Joko (28thn), pak Jono (30thn) dan pak Pardi (32thn).
Ketiganya adalah bujangan lapuk yang beberapa malam ini telah memperkosa Dokter Ayu.
“Saya mengerti kebutuhan bapak-bapak sekalian, namun bukan begitu cara kalian, apakah kalian mau masuk penjara?” ucap Dokter Ayu dengan muka terlihat marah.
“maaf Bu Dokter, tolong janga laporkan kami” jawab mereka bersamaan.
“bapak-bapak sekalian masih betah kan kerja sama saya?” lanjut Dokter Ayu.
“masih Bu Dokter, namun jika memang kami sudah tidak pantas untuk kerja disini, kami siap untuk dipecat, tapi tolong jangan laporkan kami” jawab pak Pardi mewakili yang lain.
Dokter Ayu melihat raut penyesalan di wajah ketiganya, ia pun sebenarnya tidak tega untuk memecat mereka. Namun harus ada solusi agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Setelah berpikir beberapa lama.
“baiklah, kalian tunggu disini, jangan kemana-mana” ujar Dokter Ayu lalu berdiri, berjalan meninggalkan ketiga pekerjanya itu. Dokter Ayu berjalan kearah pavilun rumahnya.
Sepeninggalan Dokter Ayu, mereka bertiga saling tatap, dan sama-sama menggerakan bahu mereka, mereka bingung apa yang akan Dokter Ayu lakukan sebagai hukuman kepada mereka. Mereka berpikir paling tidak hanya dipecat, mereka khawatir jika sampai dipenjara.
Pak Jamal memasuki rumahnya, ia melihat makan malam dan secangkir kopi telah tersedia di meja kecil ruang tamunya. Pak Jamal memutuskan hendak mandi dulu sebelum makan, hari ini ia Lelah sekali, muatan yang diturunkan sangat banyak. Namun ia senang sebab ia mendapatkan uang extra lebih banyak hari ini. Pak Jamal tidak melihat keberadaan Utari anaknya. Ia pun segera kekamar mandi dengan handuk menyampir dibahunya.
Ketika membuka pintu belakang rumahnya, pak Jamal terkejut, melihat Utari yang sedang menyirami tubuh telanjangnya, Pak Jamal sempat tertegun sesaat.
“Bapak mau mandi juga?” tanya Utari santai tanpa menutupi ketelanjangannya.
“ia nak, kamu duluan aja, bapak mau ngopi aja dulu” jawab pak Jamal yang tersadar dari tertegunnya.
Biasanya ia tidak merasakan desiran apapun saat melihat anak perempuannya telanjang, namun sejak kejadian dua malam ini, entah mengapa kontol besarnya bereaksi saat matanya melihat tubuh molek anak perempuannya itu, yang telah menikah dan menginjak us*a 17 tah*n. Tinggi Utari 160, dengan berat badan 50, membuat tubuh mudanya terlihat montok dan imut, ditambah jembutnya yang sudah dicukur rapi, sangat mirip dengan ibunya dulu waktu remaja.
Entah mengapa pak Jamal belum beranjak juga dari pintu, matanya masih terus menatap kemolekan anaknya. Utari yang sadar dirinya ditatap bapaknya, terlihat santai saja, bahkan ia mulai mendekati bapaknya, lalu menarik tangan bapaknya.
“sudah mandi bareng aja pak, kan kita sudah biasa mandi bareng” ucap Utari sambil menarik tangan bapaknya.
Pak Jamal pun hanya menurut saja, memang sejak lama mereka bertiga suka mandi bareng sebelum Utari menikah di us*a 15 tah*n, namun sejak Utari menikah kebiasaan itu sudah tidak pernah terjadi lagi, paling hanya sekedar tidak sengaja melihat saat mandi.
Utari pun segera membuka baju bapaknya, pak Jamal ikut membantu membuka bajunya.
“ih bapak.. Kontolnya tumben bangun lihat Utari telanjang, jangan-jangan bapak lagi kangen ibu ya?” ucap Utari sambil sedikit meremas kontol besar bapaknya.
“eh ia, maaf nak, bapak jadi kangen ibu mu” jawab pak jamal segera menutupi kontol ngacengnya dengan kedua tangan besarnya.
Utari pun langsung meneruskan mandinya, pak Jamal yang melihat sikap Utari yang kembali santai, akhirnya ikut menyirami tubuhnya. Mereka berdua saling menyabuni punggung, sementara bagian depan mereka berdua masih terlihat agak sungkan untuk saling menyabuni.
Setelah mereka mandi, mereka berdua langsung menuju kamar mereka masing-masing.
Pak Jamal keluar kamar hanya memakai sarung lusunya, masih terlihat tenda kecil terbentuk ditengah-tengah sarung pak Jamal, pak Jamal langsung menuju meja ruang tamu, untuk makan malam.
“yuk nak.. kita makan bareng..” teriak pak Jamal, memanggil Utari yang masih berada dikamarnya.
“sebentar pak..” Jawab Utari dari dalam kamar.
Tidak lama berselang Utari keluar kamar hanya mengenakan kaos putih tipis yang ketat dan rok abu-abu sejengkal diatas lututnya. Utari langsung duduk didepan bapaknya.
“kamu tidak pakai BH nak?” tanya pak Jamal pada anaknya. Melihat putting payudara anaknya tercetak jelas di kaos putihnya.
“ia pak, lagi gak nyaman, mungkin mau dapet” jawab Utari
“ohh.. ya sudah, yuk kita makan” lanjut pak Jamal.
Saat sedang makan, Utari melihat tonjolan tenda disarung bapaknya.
“Bapak masih kangen sama ibu?” tanya Utari sambil menyuap nasinya.
“uhuk.. “ pak jamal hampir kesedak akibat pertanyaan Utari.
“hati-hati pak makannya” ucap Utari khawatir.
“ia nak, makan dulu, jangan bicara saat sedang makan, ra elok” lanjut pak Jamal mengalihkan pertanyaan putrinya.
“baik pak” jawab Utari melanjutkan makannya.
Beberapa saat kemudian, Utari dan Pak Jamal sudah selesai makan malam, Utari sudah membereskan meja kecil itu, hanya tersisa secangkir kopi dan secangkir teh di meja kecil itu.
Utari kembali duduk di depan bapaknya.
“Utari kangen mas Bayu pak” ucap Utari sambil meminum teh hangatnya.
“ia nak, bapak juga kangen mas mu” jawab pak Jamal.
“bapak kangen mas Bayu apa kangen ibu sih sebenarnya” tanya Utari sambil melirik tonjolan besar disarung bapaknya yang masih terlihat jelas.
“dua-duanya nak” jawab pak Jamal
Utari langsung bangkit berdiri, berjalan kearah pak Jamal.
Jantung Pak Jamal berdetak kencang melihat anak perempuannya berjalan mendekatinya.
“kalau gitu boleh Utari meluk bapak lagi, wajah bapak mirip mas Bayu, wajah saya mirip ibu, jadi kita bisa saling melepas rindu pak” ucap Utari sambil duduk manja dipangkuan bapaknya
Dengan posisi kaki mengangkangin kedua paha bapaknya, serta badan menghadap bapaknya. Utari langsung memeluk erat tubuh kekar bapaknya.
“ia nak” jawab pak Jamal membalas pelukan Utari. Terasa sekali kontol besar pak Jamal ditekan oleh pinggul anaknya yang duduk dipangkuannya.
“kapan ya pak mas Bayu pulang” tanya Utari sambil pelan-pelan menggoyang-goyang pinggulnya.
“entahlah nak, apa perlu kita kerumahnya untuk silaturahmi” ucap pak Jamal sambil terus memeluk erat tubuh montok anaknya, terasa sekali lembutnya payudara anaknya di dadanya, walau masih terhalang kaos tipis anaknya.
“hore.. ke rumah mas Bayu kita besok..” jawab Utari sambil melonjak-lonjak mempercepat goyangan pinggulnya diatas kontol keras bapaknya yang masih terhalang sarung.
Pak jamal dan Utari menyadari akibat gerakan tubuh Utari, membuat ikatan sarung pak Jamal terlepas, namun mereka membiarkannya saja.
“ia nak besok kita tengok mas mu sepulang bapak kerja” ucap pak Jamal yang mulai bernafas berat akibat merasakan nikmat dikontolnya akibat ulah putrinya itu.
“makasih ya pak” sambil Utari mencium pipi bapaknya, pinggulnya masih terus bergoyang pelan.
Perlahan-lahan posisi sarung pak Jamal sudah turun hingga kontolnya bersentuhan langsung dengan celah basah memek Utari, yang ternyata sejak tadi sudah tidak memakai celana dalam lagi.
Utari menyadari hal tersebut ia merasakan kontol bapaknya terselip dicelah memek basahnya, ia kembali mendaratkan ciuman di pipi bapaknya.
“cup.. cup.. cup.. makasih ya pak sudah ngertiin perasaan Utari.. cup.. cup.. cup..” Utari terus menciumi pipi bapaknya sambil pantatnya tidak berhenti bergoyang.
“cup.. cup.. cup.. ia nak sama-sama, trima kasih sudah ngertiin bapak juga.. cup.. cup.. cup” jawab pak Jamal sambil membalas ciuman Utari dipipinya.
Dengan mereka sadari ciuman itu perlahan bergeser saling mendekat kearah bibir.
Emmhh..
Akhirnya mereka saling melumat dengan penuh nafsu..
Perlahan tangan besar pak Jamal menyusup kedalam kaos Utari, meremas-remas kedua payudara Utari dari dalam kaosnya.
Utari pun membalas remasan tangan besar bapaknya dengan mempercepat ayunan pinggulnya, hingga gesekan keras batang kontol bapaknya makin terasa di celah memeknya yang makin basah, kadang kepala kontol itu menyundul-nyundul itil Utari yang sudah semakin membesar.
“eeehhmm..”
Desah Utari, saat secara sengaja Utari mengangkat sedikit pinggulnya, agar kontol besar itu sedikit terangkat hingga kepala kontol itu berada tepat pada lobang sempit memeknya, lalu Utari segera menurunkan pinggulnya dengan cepat.
Pak Jamal langsung terpejam menahan nikmat, saat kontol besarnya membelah memek sempit putrinya.
“ehmm.. ehmm.. ehmm..” desah tertahan Utari karena lumatan bibir besar bapaknya, sambil terus menggoyangkan pinggulnya diatas kontol besar bapaknya.
“Aahh.. Utari sayang bapak..” desah keras Utari ketika mendapatkan orgasme dasyatnya, pinggulnya bergetar hebat.
“bapak juga sayang Utari..” jawab pak Jamal sambil mengangkat-angkat pantat anaknya dengan satu tangan agar tidak berhenti mengocok kontolnya yang keras, sementara tangan satunya meremas-remas payudara Utari dari dalam kaos tipisnya.
“Aahh.. Aahh.. Aahh..” Utari mendapatkan multi orgasmenya beberapa saat kemudian. Tubuhnya kembali bergetar hebat.
Baru saja pak jamal hendak mencium kembali bibir ranum putrinya. tiba-tiba Utari bangkit dari pangkuan bapaknya.
“trimakasih ya pak. Kangen Utari sama mas Bayu sudah hilang” ucap Utari, sambil Utari melepas kaos tipisnya dan meletakannya di wajah bapaknya yang terlihat kentang.
Utari berjalan kearah kamarnya sambil sebentar-sebentar tersenyum kearah bapaknya, diikuti tatapan mata pak Jamal.
Setelah berada didepan pintu kamarnya, Utari menarik karet roknya sambil menurunkan roknya perlahan, pantatnya bergoyang-goyang pelan menghadap bapaknya yang masih menatapnya sambil mengelus-elus kontolnya yang basah akibat cairan cinta Utari. Lalu Utari meninggalkan begitu saja rok itu didepan pintu kamarnya. Menghilang dibalik horden lusu kamarnya.
Pak Jamal yang masih sangat kentang, langsung bangkit berdiri, sarung lusunya langsung terlepas dari kakinya. Pak Jamal berjalan perlahan dalam keadaan telanjang bulat kearah kamar putrinya.
Begitu pak Jamal membuka horden kamar putrinya..
===X=X=X===
Jam 20.00 di rumah Bu Surti
Bayu disuruh tidur di sofa oleh Jelita, ia masih trauma terhadap kejadian semalam. Bu Surti yang telah berusaha membujuk Jelita sudah tidak sanggup lagi, hanya bisa mengelus dadanya.
“sabar ya nak Bayu..” ucap Bu Surti sebelum ia menghilang dibalik pintu kamarnya.
Jam 21.00 di rumah Dokter Ayu
Pasien terakhir sudah dilayani, Rosa telah kembali ke kamarnya. Tampak Dokter Ayu sedang duduk diruang tamunya. Didepanya telah duduk pak Joko (28thn), pak Jono (30thn) dan pak Pardi (32thn).
Ketiganya adalah bujangan lapuk yang beberapa malam ini telah memperkosa Dokter Ayu.
“Saya mengerti kebutuhan bapak-bapak sekalian, namun bukan begitu cara kalian, apakah kalian mau masuk penjara?” ucap Dokter Ayu dengan muka terlihat marah.
“maaf Bu Dokter, tolong janga laporkan kami” jawab mereka bersamaan.
“bapak-bapak sekalian masih betah kan kerja sama saya?” lanjut Dokter Ayu.
“masih Bu Dokter, namun jika memang kami sudah tidak pantas untuk kerja disini, kami siap untuk dipecat, tapi tolong jangan laporkan kami” jawab pak Pardi mewakili yang lain.
Dokter Ayu melihat raut penyesalan di wajah ketiganya, ia pun sebenarnya tidak tega untuk memecat mereka. Namun harus ada solusi agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Setelah berpikir beberapa lama.
“baiklah, kalian tunggu disini, jangan kemana-mana” ujar Dokter Ayu lalu berdiri, berjalan meninggalkan ketiga pekerjanya itu. Dokter Ayu berjalan kearah pavilun rumahnya.
Sepeninggalan Dokter Ayu, mereka bertiga saling tatap, dan sama-sama menggerakan bahu mereka, mereka bingung apa yang akan Dokter Ayu lakukan sebagai hukuman kepada mereka. Mereka berpikir paling tidak hanya dipecat, mereka khawatir jika sampai dipenjara.
Sementara itu di paviliun Dokter Ayu sudah mengumpulkan bu Rosa (28thn), mbak Lia (28thn) dan mbak Sari (25thn) di tempat mereka biasa berkumpul, di taman tertutup dalam paviliun yang dikelilingi kaca bening yang besar. Terlihat mereka duduk berkumpul diatas karpet tebal berukuran 2 x 3 meter. Tidak jauh dari karpet itu terdapat sofa besar yang menghadap kearah air mancur kecil yang menempel pada dinding kaca di tengah-tengah ruangan.
“menurut kalian bagaimana tampang pak Pardi, pak Joko dan pak Jono?” tanya Dokter Ayu kepada teman-temannya.
“menurut saya pak Jono tidak ganteng, namun manis, kalau pak Pardi ganteng cuman agak hitam, kalau pak Joko, ganteng cuman agak genit” jawab Rosa.
“memang kenapa mbak?” tanya Sari.
“kalian kan sudah lama menjanda, kenapa tidak kalian pilih salah satu dari mereka? Kali aja cocok?” jawab Dokter Ayu.
“apa mereka mau sama kami mbak?” tanya Lia.
“ya lihat nanti, yang penting saling kenal pribadi masing-masing dulu, cocok apa tidaknya semua ditangan kalian” jawab Dokter Ayu.
“saya sih mau-mau aja, cuma sama siapa?” jawab Rosa.
“saya juga mau mbak?” jawab Lia.
“saya juga mau mbak” jawab Sari.
“ok kalau gitu kalian tunggu disini.. siapkan cemilan dan minuman ringan, saya akan kembali” ucap Dokter Ayu segera bangkit dan berjalan ke rumah utama.
Dokter Ayu telah duduk kembali di depan pak Pardi cs.
“sebagai hukuman kalian, jika kalian masih mau bekerja disini, maka kalian harus memilih diantara bu Rosa, mbak Lia atau mbak Sari. Terserah kalian, yang pasti harus sama-sama suka, jika cocok dan mau menikah, nanti saya yang modalin biaya pernikahan kalian, mengerti?” ucap Dokter Ayu tegas.
Wajah ketiganya langsung berseri, mereka lega tidak dipecat dari pekerjaan mereka.
“mengerti Bu Dokter..” jawab mereka kompak.
“ingat, saya tidak ingin kejadian kemaren terulang lagi, saya sudah punya suami” lanjut Dokter Ayu.
“ia Bu Dokter, kami minta maaf” jawab mereka semua.
“yuk ikut saya..” ucap Dokter Ayu sambil berdiri.
Pardi, Joko dan Jono pun mengikuti Dokter Ayu menuju paviliun.
===X=X=X===
Setibanya mereka di paviliun, terlihat Rosa, Sari dan Lia memakai baju dan celana bahan, hanya Dokter Ayu diantara 4 bersahabat itu yang suka memakai rok sebagai bawahan.
Rosa, Sari dan Lia duduk membuat setengah lingkaran, tampak dihadapan mereka banyak tersaji cemilan ringan dan minuman, sementara untuk para pria sudah disediakan kopi hitam.
“silakan duduk, sebagai lelaki kalian memiliki hak memilih pasangan kalian masing-masing, jika tidak cocok kalian bisa saling tukar pasangan untuk dapat saling mengenal pribadi masing-masing” ucap Dokter Ayu.
“saya milih duduk dekat mbak Sari” ucap Joko, yang lalu duduk di depan Sari.
“saya milih duduk dekat mbak Lia” ucap Pardi, yang lalu duduk di depan Lia.
“saya duduk dekat Bu Rosa, malam Bu Rosa” Ucap Jono.
Rosa hanya tersenyum melihat Jono yang duduk di depannya.
“ok kalian bisa saling ngobrol, saling bercerita, supaya kalian bisa mengenal pasangan kalian masing-masing. Saya tinggal kedalam dulu, saya juga sudah ngantuk, jangan terlalu malam, besok masih bisa banyak kerjaan kalian” ucap Dokter Ayu sambil tersenyum senang.
Sejak lama ia memang berniat menjodohkan sahabat-sahabatnya itu, namun ia belum menemukan pria-pria yang mungkin cocok buat mereka, melihat kesempatan yang ada, membuat Dokter Ayu mencobanya. Dokter Ayu pun meninggalkan ketiga pasangan itu untuk bisa saling mengenal satu sama lain.
30 menit sudah Dokter Ayu mencoba untuk tidur, namun ia tidak bisa memejamkan matanya, ia mencoba menghubungi suaminya untuk sekedar melepas rindu, namun tidak ada balasan dari suaminya.
“Aahh.. mungkin aku nimbrung sebentar dengan mereka” batin Dokter Ayu teringat 3 sahabatnya yang sedang asik ngobrol bersenda gurau bersama pak Pardi CS.
Dokter Ayu pun segera turun berencana bergabung untuk membuang jenuh dihati di paviliun bersama mereka.
Namun begitu tiba di pintu paviliun yang terbuat dari kaca tebal, Dokter Ayu tertegun menyaksikan pemandangan yang terjadi di dalam paviliun melalui pintu kaca itu.
Mereka yang tadi duduk saling berhadap-hadapan, kini sudah saling merangkul berpelukan.
Bu Rosa terlihat menyandar dibahu kanan pak Jono, tangan kanan pak Jono sudah menyelip dibalik kaos bu Rosa, sementara tangan kiri pak Jono lagi bermain dibalik celana bahan bu Rosa. Sementara tangan kiri bu Rosa berada di pinggang pak Jono, tangan kanannya sedang mengocok kontol keras pak Jono, sambil mereka saling melumat berciuman mesra.
Sementara pemandangan disebelah bu Rosa tidak kalah panasnya. Mbak Sari terlihat duduk diatas pangkuan pak Joko yang duduk selonjor, kaos dan kutang mbak Sari telah tersingkap keatas. Pak Joko dengan kedua tangan besarnya sedang menekan keras payudara mbak Sari yang kenyal, mulutnya sibuk menyedot dan menjilat puting payudara itu bergantian.
Di sebelah mbak Sari, Dokter Ayu makin tercengang, mbak Lia sudah telanjang bulat, tubuhnya tengkurap diatas tubuh telanjang pak Pardi, lidah pak Pardi sedang menari-nari dicelah sempit memek mbak Sari, sementara mbak Sari terlihat mengocok-ngocok kontol panjang pak Pardi dengan dua tangan, mulutnya sedang mengulum kepala kontol besar itu.
Dokter Ayu sampai mundur selangkah karena keterkejutannya, namun ia segera kembali mendekatkan wajahnya ke pintu kaca untuk dapat melihat dengan jelas momen yang terjadi di dalam.
Ia menyuruh mereka untuk saling mengenal lebih dalam kepribadian mereka masing-masing terhadap pasangan mereka masing-masing, bukan untuk saling memuaskan seperti ini. Kepala Dokter Ayu terasa pusing, ia tidak lagi dapat berpikir. Perlahan nafsunya mulai mengusik, detak jantungnya semakin kencang. Ia sudah tidak tahan lagi, memutuskan untuk segera kembali kedalam kamarnya.
Didalam kamar Dokter Ayu berusaha memejamkan matanya kembali, kamar terasa panas, walau suhu kamar sudah ia turunkan. Ia terus membayangkan kejadian yang baru saja ia saksikan, memeknya sudah sangat basah. Andaikan suaminya ada saat ini, mungkin dapat sedikit mengurangi beban dihatinya.
“Aahh..” geram Dokter Ayu sambil mengacak-acak rambut lurusnya.
Perlahan ia mulai bangkit lagi dari kasurnya, ia sudah tidak tahan lagi memendam rasa penasarannya. Kembali menuruni anak tangga itu, berjalan perlahan-lahan kearah paviliun, bagai maling yang takut ketahuan penghuni rumah. Padahal jika ia berlaripun, suara kakinya tidak akan kedengaran sampai dalam paviliun itu.
Dokter Ayu makin terkejut ketika ia tiba di depan pintu kaca. Pemandangan didepannya sudah sangat panas.
Bu Rosa terlihat sudah telanjang bulat, payudaranya menggantung bergoyang-goyang dengan indah, seiring hujaman kontol besar pak Jono dibelakangnya. Kedua tangan pak Jono memegang pinggul montok bu Rosa.
Disebelah bu Rosa, tampak mbak Sari tidur terlentang, kedua kakinya berada di bahu pak Joko, pak Joko menekannya hingga lutut mbak Sari menempel di payudara montoknya. Terlihat sangat jelas oleh Dokter Ayu, kontol panjang dan besar pak Joko menghujam-hujam memek mbak Sari.
Mbak Lia dan pak Pardi sudah pindah keatas sofa, terlihat mbak Lia sedang menaik turunkan tubuhnya diatas tubuh kekar pak Pardi, kedua tangannya bertumpu pada bahu pak Pardi, sementara pak Pardi duduk mengangkang dibawah mbak Lia, sambil kedua tangannya meremas-remas dengan kuat kedua payudara mbak Lia.
Desahan demi desahan saling bersahutan didalam sana, namun tidak dapat didengar oleh Dokter Ayu.
“Aahh.. ini semakin membuat saya gila, mereka bukan lagi saling menjajakan kepribadian mereka, namun saling menjajakan kemampuan sex mereka” batin Dokter Ayu sambil kembali mengacak-acak rambutnya.
Dokter Ayu kembali memutar tubuhnya, ia tidak tahan lagi melihat pemandangan itu, memeknya sudah semakin basah, ia butuh penyaluran. Tanpa sadar Dokter Ayu berjalan kea rah sofa ruang tamu, duduk terlentang di sofa panjang, kepalanya menyandar di sandaran tangan sofa panjang, satu kaki terjuntai kelantai. Perlahan tangan kirinya meremas-remas payudaranya dari luar kaos nya. Sementara tangan kanannya telah menyingkap rok pendeknya, langsung ia selipkan jarinya kedalam celah karet celana dalamnya, menyentuh langsung itilnya yang sudah sangat keras, memberikan sedikit usapan disana.
“Ssshh..” desah Dokter Ayu.
Andaikan Bayu ada disini, mungkin ia tidak akan tersiksa seperti ini, batin Dokter Ayu memejamkan matanya, terus mengusap-usap celah sempit memek basahnya, sambil membayangkan kontol keras para pembaca dan para suhu yang sedang nanggung..
Tidak puas hanya dengan memainkan payudara dari luar kaosnya, karena masih terhalang BH yang dikenakannya, Dokter Ayu segera bangkit duduk, melepas BH putih yang dikenakannya, tanpa melepas kaosnya, kemudian melepaskan celana dalamnya juga. Kembali berbaring seperti semula. Tangan kirinya mulai meremas-remas payudaranya, melalui celah kaos tipisnya, sementara tangan kanannya kembali mengelus-elus celah basah memeknya. Ia membayangkan tubuh Bayu yang kekar sedang memanjakan tubuhnya yang sintal.
Cukup lama tangan Dokter Ayu bermain-main di kedua payudaranya besar dan kencang, serta dicelah memek basahnya, namun oragsme yang diharapkan belum datang juga. Ia kembali teringat dengan 3 sahabatnya dan Pardi CS. Dokter Ayu kembali duduk, mengacak-acak rambutnya yang lurus, ia sama sekali tidak dapat berpikir. Akhirnya ia bangkit, ia putuskan untuk kembali mengintip aktifitas mereka.
Dokter Ayu berjalan perlahan, pikirannya masih kalut, hatinya masih rindu, jiwanya masih bergairah.
Perlahan-lahan Dokter Ayu kembali mendekat kearah pintu kaca paviliun.
‘Aahh..” Ia langsung shock melihat pemandangan didepannya.
Terlihat pak Joko tengah menghujam-hujamkan kontol panjangnya kedalam memek bu Rosa yang tidur terlentang. Kedua tangan kekar pak Joko meremas-remas kedua payudara bu Rosa.
“menurut kalian bagaimana tampang pak Pardi, pak Joko dan pak Jono?” tanya Dokter Ayu kepada teman-temannya.
“menurut saya pak Jono tidak ganteng, namun manis, kalau pak Pardi ganteng cuman agak hitam, kalau pak Joko, ganteng cuman agak genit” jawab Rosa.
“memang kenapa mbak?” tanya Sari.
“kalian kan sudah lama menjanda, kenapa tidak kalian pilih salah satu dari mereka? Kali aja cocok?” jawab Dokter Ayu.
“apa mereka mau sama kami mbak?” tanya Lia.
“ya lihat nanti, yang penting saling kenal pribadi masing-masing dulu, cocok apa tidaknya semua ditangan kalian” jawab Dokter Ayu.
“saya sih mau-mau aja, cuma sama siapa?” jawab Rosa.
“saya juga mau mbak?” jawab Lia.
“saya juga mau mbak” jawab Sari.
“ok kalau gitu kalian tunggu disini.. siapkan cemilan dan minuman ringan, saya akan kembali” ucap Dokter Ayu segera bangkit dan berjalan ke rumah utama.
Dokter Ayu telah duduk kembali di depan pak Pardi cs.
“sebagai hukuman kalian, jika kalian masih mau bekerja disini, maka kalian harus memilih diantara bu Rosa, mbak Lia atau mbak Sari. Terserah kalian, yang pasti harus sama-sama suka, jika cocok dan mau menikah, nanti saya yang modalin biaya pernikahan kalian, mengerti?” ucap Dokter Ayu tegas.
Wajah ketiganya langsung berseri, mereka lega tidak dipecat dari pekerjaan mereka.
“mengerti Bu Dokter..” jawab mereka kompak.
“ingat, saya tidak ingin kejadian kemaren terulang lagi, saya sudah punya suami” lanjut Dokter Ayu.
“ia Bu Dokter, kami minta maaf” jawab mereka semua.
“yuk ikut saya..” ucap Dokter Ayu sambil berdiri.
Pardi, Joko dan Jono pun mengikuti Dokter Ayu menuju paviliun.
===X=X=X===
Setibanya mereka di paviliun, terlihat Rosa, Sari dan Lia memakai baju dan celana bahan, hanya Dokter Ayu diantara 4 bersahabat itu yang suka memakai rok sebagai bawahan.
Rosa, Sari dan Lia duduk membuat setengah lingkaran, tampak dihadapan mereka banyak tersaji cemilan ringan dan minuman, sementara untuk para pria sudah disediakan kopi hitam.
“silakan duduk, sebagai lelaki kalian memiliki hak memilih pasangan kalian masing-masing, jika tidak cocok kalian bisa saling tukar pasangan untuk dapat saling mengenal pribadi masing-masing” ucap Dokter Ayu.
“saya milih duduk dekat mbak Sari” ucap Joko, yang lalu duduk di depan Sari.
“saya milih duduk dekat mbak Lia” ucap Pardi, yang lalu duduk di depan Lia.
“saya duduk dekat Bu Rosa, malam Bu Rosa” Ucap Jono.
Rosa hanya tersenyum melihat Jono yang duduk di depannya.
“ok kalian bisa saling ngobrol, saling bercerita, supaya kalian bisa mengenal pasangan kalian masing-masing. Saya tinggal kedalam dulu, saya juga sudah ngantuk, jangan terlalu malam, besok masih bisa banyak kerjaan kalian” ucap Dokter Ayu sambil tersenyum senang.
Sejak lama ia memang berniat menjodohkan sahabat-sahabatnya itu, namun ia belum menemukan pria-pria yang mungkin cocok buat mereka, melihat kesempatan yang ada, membuat Dokter Ayu mencobanya. Dokter Ayu pun meninggalkan ketiga pasangan itu untuk bisa saling mengenal satu sama lain.
30 menit sudah Dokter Ayu mencoba untuk tidur, namun ia tidak bisa memejamkan matanya, ia mencoba menghubungi suaminya untuk sekedar melepas rindu, namun tidak ada balasan dari suaminya.
“Aahh.. mungkin aku nimbrung sebentar dengan mereka” batin Dokter Ayu teringat 3 sahabatnya yang sedang asik ngobrol bersenda gurau bersama pak Pardi CS.
Dokter Ayu pun segera turun berencana bergabung untuk membuang jenuh dihati di paviliun bersama mereka.
Namun begitu tiba di pintu paviliun yang terbuat dari kaca tebal, Dokter Ayu tertegun menyaksikan pemandangan yang terjadi di dalam paviliun melalui pintu kaca itu.
Mereka yang tadi duduk saling berhadap-hadapan, kini sudah saling merangkul berpelukan.
Bu Rosa terlihat menyandar dibahu kanan pak Jono, tangan kanan pak Jono sudah menyelip dibalik kaos bu Rosa, sementara tangan kiri pak Jono lagi bermain dibalik celana bahan bu Rosa. Sementara tangan kiri bu Rosa berada di pinggang pak Jono, tangan kanannya sedang mengocok kontol keras pak Jono, sambil mereka saling melumat berciuman mesra.
Sementara pemandangan disebelah bu Rosa tidak kalah panasnya. Mbak Sari terlihat duduk diatas pangkuan pak Joko yang duduk selonjor, kaos dan kutang mbak Sari telah tersingkap keatas. Pak Joko dengan kedua tangan besarnya sedang menekan keras payudara mbak Sari yang kenyal, mulutnya sibuk menyedot dan menjilat puting payudara itu bergantian.
Di sebelah mbak Sari, Dokter Ayu makin tercengang, mbak Lia sudah telanjang bulat, tubuhnya tengkurap diatas tubuh telanjang pak Pardi, lidah pak Pardi sedang menari-nari dicelah sempit memek mbak Sari, sementara mbak Sari terlihat mengocok-ngocok kontol panjang pak Pardi dengan dua tangan, mulutnya sedang mengulum kepala kontol besar itu.
Dokter Ayu sampai mundur selangkah karena keterkejutannya, namun ia segera kembali mendekatkan wajahnya ke pintu kaca untuk dapat melihat dengan jelas momen yang terjadi di dalam.
Ia menyuruh mereka untuk saling mengenal lebih dalam kepribadian mereka masing-masing terhadap pasangan mereka masing-masing, bukan untuk saling memuaskan seperti ini. Kepala Dokter Ayu terasa pusing, ia tidak lagi dapat berpikir. Perlahan nafsunya mulai mengusik, detak jantungnya semakin kencang. Ia sudah tidak tahan lagi, memutuskan untuk segera kembali kedalam kamarnya.
Didalam kamar Dokter Ayu berusaha memejamkan matanya kembali, kamar terasa panas, walau suhu kamar sudah ia turunkan. Ia terus membayangkan kejadian yang baru saja ia saksikan, memeknya sudah sangat basah. Andaikan suaminya ada saat ini, mungkin dapat sedikit mengurangi beban dihatinya.
“Aahh..” geram Dokter Ayu sambil mengacak-acak rambut lurusnya.
Perlahan ia mulai bangkit lagi dari kasurnya, ia sudah tidak tahan lagi memendam rasa penasarannya. Kembali menuruni anak tangga itu, berjalan perlahan-lahan kearah paviliun, bagai maling yang takut ketahuan penghuni rumah. Padahal jika ia berlaripun, suara kakinya tidak akan kedengaran sampai dalam paviliun itu.
Dokter Ayu makin terkejut ketika ia tiba di depan pintu kaca. Pemandangan didepannya sudah sangat panas.
Bu Rosa terlihat sudah telanjang bulat, payudaranya menggantung bergoyang-goyang dengan indah, seiring hujaman kontol besar pak Jono dibelakangnya. Kedua tangan pak Jono memegang pinggul montok bu Rosa.
Disebelah bu Rosa, tampak mbak Sari tidur terlentang, kedua kakinya berada di bahu pak Joko, pak Joko menekannya hingga lutut mbak Sari menempel di payudara montoknya. Terlihat sangat jelas oleh Dokter Ayu, kontol panjang dan besar pak Joko menghujam-hujam memek mbak Sari.
Mbak Lia dan pak Pardi sudah pindah keatas sofa, terlihat mbak Lia sedang menaik turunkan tubuhnya diatas tubuh kekar pak Pardi, kedua tangannya bertumpu pada bahu pak Pardi, sementara pak Pardi duduk mengangkang dibawah mbak Lia, sambil kedua tangannya meremas-remas dengan kuat kedua payudara mbak Lia.
Desahan demi desahan saling bersahutan didalam sana, namun tidak dapat didengar oleh Dokter Ayu.
“Aahh.. ini semakin membuat saya gila, mereka bukan lagi saling menjajakan kepribadian mereka, namun saling menjajakan kemampuan sex mereka” batin Dokter Ayu sambil kembali mengacak-acak rambutnya.
Dokter Ayu kembali memutar tubuhnya, ia tidak tahan lagi melihat pemandangan itu, memeknya sudah semakin basah, ia butuh penyaluran. Tanpa sadar Dokter Ayu berjalan kea rah sofa ruang tamu, duduk terlentang di sofa panjang, kepalanya menyandar di sandaran tangan sofa panjang, satu kaki terjuntai kelantai. Perlahan tangan kirinya meremas-remas payudaranya dari luar kaos nya. Sementara tangan kanannya telah menyingkap rok pendeknya, langsung ia selipkan jarinya kedalam celah karet celana dalamnya, menyentuh langsung itilnya yang sudah sangat keras, memberikan sedikit usapan disana.
“Ssshh..” desah Dokter Ayu.
Andaikan Bayu ada disini, mungkin ia tidak akan tersiksa seperti ini, batin Dokter Ayu memejamkan matanya, terus mengusap-usap celah sempit memek basahnya, sambil membayangkan kontol keras para pembaca dan para suhu yang sedang nanggung..
Tidak puas hanya dengan memainkan payudara dari luar kaosnya, karena masih terhalang BH yang dikenakannya, Dokter Ayu segera bangkit duduk, melepas BH putih yang dikenakannya, tanpa melepas kaosnya, kemudian melepaskan celana dalamnya juga. Kembali berbaring seperti semula. Tangan kirinya mulai meremas-remas payudaranya, melalui celah kaos tipisnya, sementara tangan kanannya kembali mengelus-elus celah basah memeknya. Ia membayangkan tubuh Bayu yang kekar sedang memanjakan tubuhnya yang sintal.
Cukup lama tangan Dokter Ayu bermain-main di kedua payudaranya besar dan kencang, serta dicelah memek basahnya, namun oragsme yang diharapkan belum datang juga. Ia kembali teringat dengan 3 sahabatnya dan Pardi CS. Dokter Ayu kembali duduk, mengacak-acak rambutnya yang lurus, ia sama sekali tidak dapat berpikir. Akhirnya ia bangkit, ia putuskan untuk kembali mengintip aktifitas mereka.
Dokter Ayu berjalan perlahan, pikirannya masih kalut, hatinya masih rindu, jiwanya masih bergairah.
Perlahan-lahan Dokter Ayu kembali mendekat kearah pintu kaca paviliun.
‘Aahh..” Ia langsung shock melihat pemandangan didepannya.
Terlihat pak Joko tengah menghujam-hujamkan kontol panjangnya kedalam memek bu Rosa yang tidur terlentang. Kedua tangan kekar pak Joko meremas-remas kedua payudara bu Rosa.
Sementara disebelahnya mbak Sari sedang menghisap kontol besar pak Jono yang duduk bersimpuh didepannya, sementara pak Joko menghujam-hujamkan kontol panjangnya kememek mbak Sari dari belakang. Terlihat tubuh mbak Sari bergoyang-goyang seirama hujaman kontol keras pak Joko.
Mbak Lia terlihat tidur lemas diatas sofa, dengan tubuh telanjang satu kaki terjuntai kelantai, satu kaki lagi bertekuk menyandar di sandaran sofa. Terlihat oleh Dokter Ayu memek mbak Lia yang basah sedikit memerah.
“tidak.. ini keterlaluan.. niat saya menjodohkan mereka agar memiliki pasangan hidup.. bukan seperti ini..” Dokter Ayu panik, ia kembali mengacak-acak rambut lurusnya yang sudah mulai berantakan, namun tidak menghilangkan kecantikan wajahnya.
Brakkk..
pintu kaca didorong dengan keras, semua terkejut, mereka menghentikan aktifitasnya bersamaan, semua mata memandang kearah pintu kaca, terlihat bayangan putih dengan rambut lurus terjuntai acak-acakan didepan pintu kaca.
“Setaann..!!” teriak mereka berbarengan.
et’dah cantik gini dibilang setan batin Dokter Ayu.
“Pak Pardi, pak Joko, pak Jono.. sedang apa kalian..” teriak Dokter Ayu sambil berjalan mendekati mereka.
“ehh.. Bu Dokter.. bikin kaget aja..” kembali pak Pardi mengayunkan pinggulnya.
Begitu pula pak Joko dan pak Jono, kembali mereka melanjutkan aktifitas yang sempat terganggu tadi.
“pak Pardi.. Apa maksudnya ini..” teriak Dokter Ayu ketika telah berdiri di samping pak pardi, matanya melihat tubuh bu Rosa yang bergetar hebat.
“maaf Bu Dokter, kami sedang proses penjajakan, saling tukar karena merasa kurang cocok, sesuai perintah Bu Dokter tadi” ucap pak Pardi tanpa rasa bersalah.
“akhh..” teriak Dokter Ayu sambil sambil kembali mengacak-acak rambut tipisnya menahan kalut, ia menjatuhkan pantatnya ke atas karpet tebal itu.
“bukan begini maksud saya..” kembali Dokter Ayu berteriak sambil duduk mengangkang di atas karpet menatap tajam kearah pak Pardi.
Pardi langsung melepas pinggul bu Rosa, mencabut kontol kerasnya dari memek basah bu Rosa, entah sudah berapa puluh kali bu Rosa mendapatkan orgasmenya.
“terus maksudnya gimana Bu Dokter..?” Tanya Pardi tanpa merasa bersalah
Tubuh Pardi menghadap Dokter Ayu, dengan posisi tubuh masih berlutut, sambil tangan kanannya mengocok-ngocok pelan kontol kerasnya didepan Dokter Ayu yang duduk mengangkang dengan jarak hanya setengah meter darinya.
Mata Dokter Ayu langsung tertuju pada kontol pak Pardi yang hitam dan panjang.
“iya Bu.. maksudnya gimana..?” Tanya suara yang tiba-tiba ada di kiri dan kanan Dokter Ayu.
Terlihat Joko dan Jono berlutut di samping Dokter Ayu, sambil mereka mengocok kontol mereka yang masih sangat keras, dengan jarak yang sangat dekat. Sementara Sari terlihat lemas dengan tubuh tengkurap, terlihat sisa-sisa getaran pelan dipinggulnya, entah sudah berapa kali Sari mendapatkan orgasme hebatnya.
“bu..bu..bukan.. itu.. maksud.. saya..” ucap Dokter Ayu terbata-bata dengan suara bergetar.
Tubuh Dokter Ayu langsung terasa lemas, dengan kaki mengangkang menghadap pak Pardi, tubuh Dokter Ayu langsung jatuh condong kebelakang, ditahan oleh kedua tangannya, matanya tidak berhenti-henti menatap kontol-kontol keras itu bergantian, jantungnya berdegub dengan kencang. Dikelilingi oleh kontol-kontol panjang, besar dan sangat keras, membuat nafsunya kembali naik. kontol-kontol keras itu terlihat semakin mendekat dan semakin mendekat.
“trus maksud Bu Dokter bagaimana..?” ujar Pardi, Jono, dan Joko secara bersamaan. Tangan mereka sudah tidak lagi mengocok kontol keras mereka, membiarkannya bergantung di hadapan Dokter Ayu, dengan jarak hanya 5 cm dari tubuh Dokter Ayu, diayun-ayun di hadapan Dokter Ayu, yang tidak berhenti memandang kontol keras mereka secara bergantian.
Perlahan-lahan kontol-kontol keras itu mulai menyentuh kulit Dokter Ayu. Kontol keras pak Pardi menyentuh kulit lutut Dokter Ayu. Kontol keras pak Joko dan pak Jono menyenggol-nyenggol kedua lengan Dokter Ayu, mengalirkan desiran-desiran hangat ditubuhnya, memeknya semakin basah dibawah sana, terlihat jelas oleh pak Pardi, yang tidak berkedip menatap kedutan-kedutan lembut memek gundul Dokter Ayu yang terekspos didepan matanya.
“maksud saya.. maksud saya.. “ suara Dokter Ayu terdengar begetar
“Aahh.. tidak.. berhenti..” teriak Dokter Ayu sambil menegakan duduknya, dan mengacak-acak rambutnya dengan kedua tangannya.
Gerakan ayunan kontol-kontol itu otomatis berhenti, Pardi, Joko dan Jono terdiam.
“persetan..” teriak Dokter Ayu sambil menarik lengan Pardi, Pardi langsung terjatuh dengan posisi tubuh merangkak diantara kedua paha Dokter Ayu yang terbuka lebar.
“Jilat.. jangan berhenti sebelum saya suruh berhenti..” ucap Dokter Ayu tegas, sambil menarik kepala pak Pardi kearah memeknya yang sudah sangat basah.
“Ssshh..” Dokter Ayu langsung mendesah pelan saat memek basahnya dengan rakus dijilat oleh pak Pardi.
“kemari kalian..” Ucap Dokter Ayu sambil menarik lengan pak Joko dan pak Jono yang masih terbengong disampingnya. Pak Joko dan Pak Jono langsung terjatuh, dengan posisi merangkak disamping Dokter Ayu. Dokter Ayu langsung menarik keatas kaosnya yang sudah tidak memakai BH.
“hisap dan jilat.. jangan berhenti sebelum saya suruh berhenti” ucap Dokter Ayu dengan tegas, ia menidurkan tubuhnya diatas karpet tebal itu, sambil menarik kepala pak Joko dan pak Jono kearah payudaranya yang masih kencang.
“Ssshh..” desah Dokter Ayu ketika kedua payudaranya disedot dan dijilat oleh pak Joko dan pak Jono bersamaan, sambil tangan Dokter Ayu meremas-remas rambut kepala pak Joko dan pak Jono.
Tidak lama kemudian, kedua tangan Dokter Ayu merambat dibawah tubuh telanjang pak Joko dan pak Jono. Begitu mendapatkan yang dia cari, tangan lembutnya langsung mengocok kontol-kontol keras mereka dengan tangan lembutnya.
“persetan dengan suami.. persetan dengan Bayu.. saya butuh kontol sekarang..” ucap Dokter Ayu didalam hatinya, sambil menikmati hisapan-hisapan dan jilatan-jilatan di memek dan kedua payudaranya.
Pardi sangat semangat melihat reaksi Dokter Ayu, ia makin semangat menjilat-jilat memek Dokter Ayu yang gundul dan sangat basah. Kadang Pardi menghentikan jilatannya untuk melihat lobang memek Dokter Ayu yang terlihat mengembang dan mengempis, seolah olah mengundang kontol kerasnya untuk segera dihujamkan kesana. Pardi sudah sangat bernafsu, ia sudah tidak tahan lagi, ia langsung membangkitkan dirinya, namun dicegah oleh tumit kaki Dokter Ayu, yang langsung menekan pungungnya untuk kembali turun, untuk melanjutkan aksi jilatannya dimemek basah Dokter Ayu.
“Ssshh.. jangan berhenti, Ssshh.. jangan coba-coba berhenti, Ssshh.. jika sampai berhenti, Ssshh.. akan saya panggil pembaca setia untuk menggantikan kamu.. Ssshh..” Ucap Dokter Ayu disela-sela desahannya.
Begitu mendengar desahan Dokter Ayu, Pak Joko dan pak Jono semakin ganas meremas-remas dan menghisap-hisap kedua payudara Dokter Ayu, mereka takut posisi mereka digantikan oleh para suhu yang sudah sangat bernafsu.
Tangan lembut Dokter Ayu masih terus mengocok kontol keras pak Joko dan pak Jono. Memeknya semakin basah dibawah sana, memek basahnya sudah sangat ingin sekali mendapatkan hujaman kontol keras, namun ia masih menahannya, ia ingin memberikan pelajaran kepada pak Pardi yang telah membuatnya begitu menginginkan kontol.
“Ssshh..terus pak..Ssshh..sedot itil saya pak..Ssshh.. dikit lagi pak..” desah Dokter Ayu sambil melepas kontol besar di kedua tangannya, kedua tangannya langsung memegang erat kepala pak Pardi.
“Aahh..” pinggul Dokter Ayu bergetar hebat, bergoyang-goyang menggerus mulut setra hidung pak Pardi, kedua tangannya terus menekan kuat kepala pak Pardi ke memeknya.
Setelah getaran pinggulnya mereda, Dokter Ayu segera melepas pegangan tangannya di kepala pak Pardi. Terlihat kepuasan di mata lentiknya, namun ia masih ingin lebih, ingin lebih puas lagi.
Dokter Ayu segera bangkit duduk berhadapan dengan pak Pardi, lalu mendorong tubuh kekar pak Pardi untuk tidur terlentang. Perlahan Dokter Ayu menaiki tubuh kekar pak Pardi, menempatkan pinggulnya diatas kontol keras pak Pardi, lalu menggengam kontol panjang itu, membimbingnya kecelah memeknya yang sudah sangat basah. Perlahan-lahan Dokter Ayu menurunkan pinggulnya, menikmati setiap gesekan pada dinding memeknya.
“Ssshh..” desah Dokter Ayu ketika kontol panjang itu akhirnya menyentuh mulut rahimnya. Dokter Ayu mendiamkan posisinya, lalu memanggil pak Jono dengan lambaian tangannya.
Pak Jono mendekat dari sebelah kiri, pak Joko pun mendekat dari sebelah kanan. Keduanya lalu meremas kedua payudara Dokter Ayu yang menggantung indah.
“saya ingin kontol kamu dimemek saya juga..” Bisik Dokter Ayu di telinga pak Jono.
Jono yang paham keinginan Dokter Ayu segera merangkak kebelakang tubuh Dokter Ayu, lalu bangkit. Menahan tubuhnya dengan kekuatan otot pahanya, menempatkan kontolnya yang sangat keras dan panjang ke celah memek Dokter Ayu. kepala kontolnya menekan kontol pak Pardi di bawahnya, untuk memberi sedikit celah agar kontol panjangnya juga bisa masuk bersama-sama.
“Ssshh..” desah keras Dokter Ayu, ketika perlahan-lahan kontol panjang pak Jono ikut membelah memek basahnya.
“Ssshh.. sangat penuh.. Ssshh..ini jauh lebih nikmat dari kontol besar Bayu..” batin Dokter Ayu meresapi gesekan kontol kedua didinding memeknya.
Pak Joko yang ada di kanan Dokter Ayu segera menyodorkan kontol kerasnya kedapan mulut Dokter Ayu. namun Dokter Ayu menempisnya, ia malah menarik kepala pak Joko agar menghisap payudara kanannya.
“Ssshh.. Aahh.. andaikan ada satu pembaca setia bersedia menghisap payudara kiri saya, akan terasa kumplit kenikmatan ini.. SSsshh..Aahh..” batin Dokter Ayu disela-sela desahannya.
Perlahan pak Jono mulai mengayunkan pinggulnya, memek Dokter Ayu terasa sangat sempit menyesakan, memberikan sensasi nikmat yang teramat sangat dikontol kerasnya.
Sementara pak Pardi yang berada dibawah, sedikit mengangkangkan pahanya, bertumpu dengan kekuatan perutnya, ia juga tidak mau ketinggalan ikut mengayunkan kontol panjangnya kedalam memek basah Dokter Ayu.
“akkkhh..”
Tidak sampai 2 menit pinggul Dokter Ayu bergetar sangat kencang. Ia mendapatkan squirt pertama dalam hidupnya, saat gelombang orgasme berbarengan dengan lompatan air seni dari memeknya, rasanya lebih nikmat dari orgasme bahkan lebih nikmat dari multi orgasme yang pernah ia rasakan.
Pak Pardi dan pak Jono menghentikan ayunan pinggul mereka. Memberikan waktu sesaat untuk Dokter cantik itu menikmati getaran nikmatnya.
Mbak Lia terlihat tidur lemas diatas sofa, dengan tubuh telanjang satu kaki terjuntai kelantai, satu kaki lagi bertekuk menyandar di sandaran sofa. Terlihat oleh Dokter Ayu memek mbak Lia yang basah sedikit memerah.
“tidak.. ini keterlaluan.. niat saya menjodohkan mereka agar memiliki pasangan hidup.. bukan seperti ini..” Dokter Ayu panik, ia kembali mengacak-acak rambut lurusnya yang sudah mulai berantakan, namun tidak menghilangkan kecantikan wajahnya.
Brakkk..
pintu kaca didorong dengan keras, semua terkejut, mereka menghentikan aktifitasnya bersamaan, semua mata memandang kearah pintu kaca, terlihat bayangan putih dengan rambut lurus terjuntai acak-acakan didepan pintu kaca.
“Setaann..!!” teriak mereka berbarengan.
et’dah cantik gini dibilang setan batin Dokter Ayu.
“Pak Pardi, pak Joko, pak Jono.. sedang apa kalian..” teriak Dokter Ayu sambil berjalan mendekati mereka.
“ehh.. Bu Dokter.. bikin kaget aja..” kembali pak Pardi mengayunkan pinggulnya.
Begitu pula pak Joko dan pak Jono, kembali mereka melanjutkan aktifitas yang sempat terganggu tadi.
“pak Pardi.. Apa maksudnya ini..” teriak Dokter Ayu ketika telah berdiri di samping pak pardi, matanya melihat tubuh bu Rosa yang bergetar hebat.
“maaf Bu Dokter, kami sedang proses penjajakan, saling tukar karena merasa kurang cocok, sesuai perintah Bu Dokter tadi” ucap pak Pardi tanpa rasa bersalah.
“akhh..” teriak Dokter Ayu sambil sambil kembali mengacak-acak rambut tipisnya menahan kalut, ia menjatuhkan pantatnya ke atas karpet tebal itu.
“bukan begini maksud saya..” kembali Dokter Ayu berteriak sambil duduk mengangkang di atas karpet menatap tajam kearah pak Pardi.
Pardi langsung melepas pinggul bu Rosa, mencabut kontol kerasnya dari memek basah bu Rosa, entah sudah berapa puluh kali bu Rosa mendapatkan orgasmenya.
“terus maksudnya gimana Bu Dokter..?” Tanya Pardi tanpa merasa bersalah
Tubuh Pardi menghadap Dokter Ayu, dengan posisi tubuh masih berlutut, sambil tangan kanannya mengocok-ngocok pelan kontol kerasnya didepan Dokter Ayu yang duduk mengangkang dengan jarak hanya setengah meter darinya.
Mata Dokter Ayu langsung tertuju pada kontol pak Pardi yang hitam dan panjang.
“iya Bu.. maksudnya gimana..?” Tanya suara yang tiba-tiba ada di kiri dan kanan Dokter Ayu.
Terlihat Joko dan Jono berlutut di samping Dokter Ayu, sambil mereka mengocok kontol mereka yang masih sangat keras, dengan jarak yang sangat dekat. Sementara Sari terlihat lemas dengan tubuh tengkurap, terlihat sisa-sisa getaran pelan dipinggulnya, entah sudah berapa kali Sari mendapatkan orgasme hebatnya.
“bu..bu..bukan.. itu.. maksud.. saya..” ucap Dokter Ayu terbata-bata dengan suara bergetar.
Tubuh Dokter Ayu langsung terasa lemas, dengan kaki mengangkang menghadap pak Pardi, tubuh Dokter Ayu langsung jatuh condong kebelakang, ditahan oleh kedua tangannya, matanya tidak berhenti-henti menatap kontol-kontol keras itu bergantian, jantungnya berdegub dengan kencang. Dikelilingi oleh kontol-kontol panjang, besar dan sangat keras, membuat nafsunya kembali naik. kontol-kontol keras itu terlihat semakin mendekat dan semakin mendekat.
“trus maksud Bu Dokter bagaimana..?” ujar Pardi, Jono, dan Joko secara bersamaan. Tangan mereka sudah tidak lagi mengocok kontol keras mereka, membiarkannya bergantung di hadapan Dokter Ayu, dengan jarak hanya 5 cm dari tubuh Dokter Ayu, diayun-ayun di hadapan Dokter Ayu, yang tidak berhenti memandang kontol keras mereka secara bergantian.
Perlahan-lahan kontol-kontol keras itu mulai menyentuh kulit Dokter Ayu. Kontol keras pak Pardi menyentuh kulit lutut Dokter Ayu. Kontol keras pak Joko dan pak Jono menyenggol-nyenggol kedua lengan Dokter Ayu, mengalirkan desiran-desiran hangat ditubuhnya, memeknya semakin basah dibawah sana, terlihat jelas oleh pak Pardi, yang tidak berkedip menatap kedutan-kedutan lembut memek gundul Dokter Ayu yang terekspos didepan matanya.
“maksud saya.. maksud saya.. “ suara Dokter Ayu terdengar begetar
“Aahh.. tidak.. berhenti..” teriak Dokter Ayu sambil menegakan duduknya, dan mengacak-acak rambutnya dengan kedua tangannya.
Gerakan ayunan kontol-kontol itu otomatis berhenti, Pardi, Joko dan Jono terdiam.
“persetan..” teriak Dokter Ayu sambil menarik lengan Pardi, Pardi langsung terjatuh dengan posisi tubuh merangkak diantara kedua paha Dokter Ayu yang terbuka lebar.
“Jilat.. jangan berhenti sebelum saya suruh berhenti..” ucap Dokter Ayu tegas, sambil menarik kepala pak Pardi kearah memeknya yang sudah sangat basah.
“Ssshh..” Dokter Ayu langsung mendesah pelan saat memek basahnya dengan rakus dijilat oleh pak Pardi.
“kemari kalian..” Ucap Dokter Ayu sambil menarik lengan pak Joko dan pak Jono yang masih terbengong disampingnya. Pak Joko dan Pak Jono langsung terjatuh, dengan posisi merangkak disamping Dokter Ayu. Dokter Ayu langsung menarik keatas kaosnya yang sudah tidak memakai BH.
“hisap dan jilat.. jangan berhenti sebelum saya suruh berhenti” ucap Dokter Ayu dengan tegas, ia menidurkan tubuhnya diatas karpet tebal itu, sambil menarik kepala pak Joko dan pak Jono kearah payudaranya yang masih kencang.
“Ssshh..” desah Dokter Ayu ketika kedua payudaranya disedot dan dijilat oleh pak Joko dan pak Jono bersamaan, sambil tangan Dokter Ayu meremas-remas rambut kepala pak Joko dan pak Jono.
Tidak lama kemudian, kedua tangan Dokter Ayu merambat dibawah tubuh telanjang pak Joko dan pak Jono. Begitu mendapatkan yang dia cari, tangan lembutnya langsung mengocok kontol-kontol keras mereka dengan tangan lembutnya.
“persetan dengan suami.. persetan dengan Bayu.. saya butuh kontol sekarang..” ucap Dokter Ayu didalam hatinya, sambil menikmati hisapan-hisapan dan jilatan-jilatan di memek dan kedua payudaranya.
Pardi sangat semangat melihat reaksi Dokter Ayu, ia makin semangat menjilat-jilat memek Dokter Ayu yang gundul dan sangat basah. Kadang Pardi menghentikan jilatannya untuk melihat lobang memek Dokter Ayu yang terlihat mengembang dan mengempis, seolah olah mengundang kontol kerasnya untuk segera dihujamkan kesana. Pardi sudah sangat bernafsu, ia sudah tidak tahan lagi, ia langsung membangkitkan dirinya, namun dicegah oleh tumit kaki Dokter Ayu, yang langsung menekan pungungnya untuk kembali turun, untuk melanjutkan aksi jilatannya dimemek basah Dokter Ayu.
“Ssshh.. jangan berhenti, Ssshh.. jangan coba-coba berhenti, Ssshh.. jika sampai berhenti, Ssshh.. akan saya panggil pembaca setia untuk menggantikan kamu.. Ssshh..” Ucap Dokter Ayu disela-sela desahannya.
Begitu mendengar desahan Dokter Ayu, Pak Joko dan pak Jono semakin ganas meremas-remas dan menghisap-hisap kedua payudara Dokter Ayu, mereka takut posisi mereka digantikan oleh para suhu yang sudah sangat bernafsu.
Tangan lembut Dokter Ayu masih terus mengocok kontol keras pak Joko dan pak Jono. Memeknya semakin basah dibawah sana, memek basahnya sudah sangat ingin sekali mendapatkan hujaman kontol keras, namun ia masih menahannya, ia ingin memberikan pelajaran kepada pak Pardi yang telah membuatnya begitu menginginkan kontol.
“Ssshh..terus pak..Ssshh..sedot itil saya pak..Ssshh.. dikit lagi pak..” desah Dokter Ayu sambil melepas kontol besar di kedua tangannya, kedua tangannya langsung memegang erat kepala pak Pardi.
“Aahh..” pinggul Dokter Ayu bergetar hebat, bergoyang-goyang menggerus mulut setra hidung pak Pardi, kedua tangannya terus menekan kuat kepala pak Pardi ke memeknya.
Setelah getaran pinggulnya mereda, Dokter Ayu segera melepas pegangan tangannya di kepala pak Pardi. Terlihat kepuasan di mata lentiknya, namun ia masih ingin lebih, ingin lebih puas lagi.
Dokter Ayu segera bangkit duduk berhadapan dengan pak Pardi, lalu mendorong tubuh kekar pak Pardi untuk tidur terlentang. Perlahan Dokter Ayu menaiki tubuh kekar pak Pardi, menempatkan pinggulnya diatas kontol keras pak Pardi, lalu menggengam kontol panjang itu, membimbingnya kecelah memeknya yang sudah sangat basah. Perlahan-lahan Dokter Ayu menurunkan pinggulnya, menikmati setiap gesekan pada dinding memeknya.
“Ssshh..” desah Dokter Ayu ketika kontol panjang itu akhirnya menyentuh mulut rahimnya. Dokter Ayu mendiamkan posisinya, lalu memanggil pak Jono dengan lambaian tangannya.
Pak Jono mendekat dari sebelah kiri, pak Joko pun mendekat dari sebelah kanan. Keduanya lalu meremas kedua payudara Dokter Ayu yang menggantung indah.
“saya ingin kontol kamu dimemek saya juga..” Bisik Dokter Ayu di telinga pak Jono.
Jono yang paham keinginan Dokter Ayu segera merangkak kebelakang tubuh Dokter Ayu, lalu bangkit. Menahan tubuhnya dengan kekuatan otot pahanya, menempatkan kontolnya yang sangat keras dan panjang ke celah memek Dokter Ayu. kepala kontolnya menekan kontol pak Pardi di bawahnya, untuk memberi sedikit celah agar kontol panjangnya juga bisa masuk bersama-sama.
“Ssshh..” desah keras Dokter Ayu, ketika perlahan-lahan kontol panjang pak Jono ikut membelah memek basahnya.
“Ssshh.. sangat penuh.. Ssshh..ini jauh lebih nikmat dari kontol besar Bayu..” batin Dokter Ayu meresapi gesekan kontol kedua didinding memeknya.
Pak Joko yang ada di kanan Dokter Ayu segera menyodorkan kontol kerasnya kedapan mulut Dokter Ayu. namun Dokter Ayu menempisnya, ia malah menarik kepala pak Joko agar menghisap payudara kanannya.
“Ssshh.. Aahh.. andaikan ada satu pembaca setia bersedia menghisap payudara kiri saya, akan terasa kumplit kenikmatan ini.. SSsshh..Aahh..” batin Dokter Ayu disela-sela desahannya.
Perlahan pak Jono mulai mengayunkan pinggulnya, memek Dokter Ayu terasa sangat sempit menyesakan, memberikan sensasi nikmat yang teramat sangat dikontol kerasnya.
Sementara pak Pardi yang berada dibawah, sedikit mengangkangkan pahanya, bertumpu dengan kekuatan perutnya, ia juga tidak mau ketinggalan ikut mengayunkan kontol panjangnya kedalam memek basah Dokter Ayu.
“akkkhh..”
Tidak sampai 2 menit pinggul Dokter Ayu bergetar sangat kencang. Ia mendapatkan squirt pertama dalam hidupnya, saat gelombang orgasme berbarengan dengan lompatan air seni dari memeknya, rasanya lebih nikmat dari orgasme bahkan lebih nikmat dari multi orgasme yang pernah ia rasakan.
Pak Pardi dan pak Jono menghentikan ayunan pinggul mereka. Memberikan waktu sesaat untuk Dokter cantik itu menikmati getaran nikmatnya.
Setelah melihat Dokter Ayu telah reda dari getaran nikmatnya, pak Pardi dan pak Jono kembali mengayunkan pinggul mereka secara perlahan-lahan, meresapi setiap gesekan didinding memek Dokter Ayu yang sudah sangat basah.
Tidak butuh waktu lama untuk Dokter Ayu kembali mendapatkan squirt keduanya. Tubuhnya kembali bergetar dengan hebat.
“Aaahh..” ini bahkan lebih nikmat dari yang pertama, batin Dokter Ayu disela-sela teriakannya. Hanya dua kali oragsme dashyat itu, sudah membuat tubuh Dokter Ayu berasa enteng, semua beban stress yang tadi dirasakan seolah terangkat semua.
Dokter Ayu segera meminta pak Jono untuk melepas dirinya dengan menggerakan badannya kedepan sambil bangkit, sehingga kedua kontol panjang itu terlepas dari memeknya yang sangat basah. Ia lalu membaringkan tubuhnya di atas karpet tebal itu.
“sekarang saya sudah puas, terserah kalian mau apa..” ucap Dokter Ayu dengan suara mendesah.
Pak Joko yang sejak tadi belum mendapatkan jepitan memek Dokter Ayu, segera naik keatas tubuh seksi Dokter Ayu, menempatkan kontol kerasnya dimemek basah Dokter Ayu yang sudah mulai memerah, pak Joko langsung menghujamkan kontol panjangnya dengan keras kememek basah itu.
“Aahh..” teriak Dokter Ayu ketika kontol panjang itu menekan dengan keras mulut rahimnya.
Pak Joko langsung mengayunkan pinggulnya dengan kecepatan tinggi.
“ehhmm.. ehmm.. ehmm..” desah Dokter Ayu tertahan kontol keras pak Pardi dimulutnya, mengiringi hujaman cepat kontol pak Joko dimemek basahnya.
Tangan lembut Dokter Ayu mengocok-ngocok dengan cepat kontol keras pak Jono.
Tiga orang pria kekar itu berlomba-lomba untuk segera meraih orgasmenya diatas tubuh seorang wanita cantik yang tidak berhenti bergetar mendapatkan multi oragasmenya.
Pak Pardi merasa akan segera keluar sebentar lagi, ia mengocok-ngocok kontol besarnya di mulut Dokter Ayu, sambil dibantu oleh kocokan tangannya sendiri.
“Aahh.. Crot..! Crot..! Crot..!” semburan hangat peju pak Pardi masuk kedalam mulut Dokter Ayu. pak Pardi langsung memencet hidung Dokter Ayu, sambil menekan keras kontolnya agar tidak lepas dari mulut Dokter Ayu.
Dokter Ayu yang gelagapan, akhirnya menelan seluruh peju pak Pardi dengan mata melotot memarahi kelakuan pak Pardi.
“hehehe.. sayang Bu, obat awet muda kalau dibuang sia-sia” jawab pak Pardi sambil bangkit dari posisinya.
Sebenarnya Dokter Ayu tidak masalah menelan peju pak Pardi, namun dia hanya terkejut dan belum siap. Dan dia pun lebih suka jika peju hangat itu menyirami rahimnya, semprotan hangat peju laki-laki dan kedutannya saat keluar memberikan sensasi lebih buat Dokter Ayu, kadang membuat ia mengalami orgasme hanya karena merasakan sensasi hangat peju laki-laki dimemeknya.
tiba-tiba pak Jono dan pak Joko bangkit bersamaan, mengarahkan kontol mereka ke muka cantik Dokter Ayu.
“buka Bu mulutnya..” teriak pak Jono.
Dokter Ayu lalu membuka mulutnya lebar-lebar. Pak Joko dan pak Jono secara bersamaan memuncratkan pejunya ke mulut Dokter Ayu.
Crot..! Crot..! Crot..!
Mulut Dokter Ayu langsung terisi penuh oleh peju dari kontol pak Jono dan pak Joko, Sebagian muncratannya meleset hingga mengenai mata. hidung dan pipinya, bahkan ada peju pembaca setia yang muncrat mengenai dagunya.
Sambil terpejam Dokter Ayu menelan peju dalam mulutnya, lalu menyedot-nyedot kontol panjang pak Jono dan pak Joko, saat keduanya menyodorkan kontol mereka kedalam mulut indahnya. Tanpa malu-malu Dokter Ayu menyedot-nyedot sisa-sisa peju dari dalam kontol mereka berdua, sementara para pembaca dan para suhu hanya bisa mengurut-urut sisa peju dikontolnya.
Akhirnya pak Pardi, pak Jono dan pak Joko berhasil menyalurkan kembali hasratnya malam ini ketubuh Dokter Ayu. mereka tersenyum puas sambil bangkit memunguti pakaian mereka yang berserakan, meninggalkan tubuh telanjang ke 4 wanita yang langsung tertidur pulas karena kelelahan.
===X=X=X===
Sementara itu 23.55 dirumah Bu Surti
Bayu sudah terlelap tidur, dalam tidurnya ia bermimpi sedang bermesraan denga Dokter Ayu.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” desah Dokter Ayu saat celah basah memeknya sedang dijilat-jilat oleh Bayu.
Dokter Ayu langsung bangkit, mendorong tubuh kekar Bayu untuk terlentang, Dokter Ayu lalu bersimpuh diantara kedua kaki Bayu yang sedikit melebar, perlahan tangan lembutnya menggenggam kontol keras Bayu, mengocoknya pelan sambil menatap ekspresi wajah Bayu. Perlahan Dokter Ayu mendekatkan mulutnya ke kontol keras Bayu, lalu mulai menjilat-jilat pelan kepala kontol yang keras itu, sambil terus mengocok pelan pangkal kontolnya.
“Ssshh..“ desah Bayu ketika kepala kontolnya masuk kedalam mulut basah Dokter Ayu.
Sambil mengulum lembut kepala kontol itu, lidah Dokter Ayu bermain-main menjilat-jilat bagian bawah kepala kontolnya.
“Aahh.. sial hanya mimpi..” tiba-tiba Bayu terbangun dalam mimpinya, melihat suasana remang ruang tamu rumah mertuanya.
Malam ini Bayu terpaksa tidur di ruang tamu rumah mertuanya itu. karena istrinya bersikeras tidak mau tidur bersamanya malam ini.
“ehh..kok..” Bayu masih merasakan nikmat isapan lembut dikontolnya seperti di mimpinya tadi. Ia pun menundukan kepalanya, melihat dalam remang, ada kepala perempuan sedang berayun-ayun diatas kontolnya. Bayu pun bangkit perlahan, sang perempuan menengokan kepalanya kearah Bayu, saat menyadari Bayu sudah terbangun dari tidurnya.
“eh nak Bayu, keganggu ya tidurnya?” ucap Bu Surti sambil tersenyum dalam remang kearah Bayu, sambil tangannya terus mengocok pelan kontol keras Bayu.
“ibu..?”
“ia nak, maaf ya, ibu sudah ganggu tidur malam nak Bayu..” Ucap Bu Surti sambil bangkit dari simpuhnya. Lalu mengangkat kaki kirinya, mengangkangi pinggul Bayu yang kekar, kaki kanan bertumpu dilantai.
Blessss..
“Ssshh..” desah Bu Surti, sambil mulai menaik turunkan pinggulnya diatas kontol panjang Bayu.
“bu..” guman Bayu.
“stt.. nikmati saja nak.. Ssshh.. ibu merasa bersalah pada nak Bayu.. Ssshh.. karena Jelita tidak mau melayanin nak Bayu.. Ssshh.. padahal dulu ibu yang menjodohkan nak Bayu ke anak ibu.. Ssshh.. Aahh..” pinggul Bu Surti bergetar keras saat mendapatkan orgasme pertamanya malam ini.
Saat Bu Surti sedang menikmati gelombang orgasmenya, sambil merangkul erat tubuh manantunya yang tampan diatas sofa itu, pinggul Bayu mulai bergerak-gerak di bawah secara perlahan, memberikan stimulant lembut di mulut rahim Bu Surti dengan sundulan kepala kontolnya.
“ahh..“ Bu Surti kembali bergetar, semakin mempererat rangkulan tangannya dileher kekar Bayu.
Bayu membangkitkan badannya, membuat Bu Surti mendudukan kontol besarnya, namun ia segera mengangkat tubuh semok Bu Surti, menggeser tubuh semok itu kesamping hingga terduduk disofa panjang itu. Bayu lalu bangkit berdiri, sedikit membungkukan badannya untuk menarik pantat semok Bu Surti agar menungging, meletakan kedua dengkul Bu Surti ditepian sofa.
Bu Surti paham keinginan menantu tampannya itu, ia semakin menaikan pinggulnya, bertumpu dengan kedua tangan disandaran sofa.
Blesss..
Perlahan kontol besar dan Panjang itu mulai kembali membelah memek basah Bu Surti dari arah belakang.
“Aahh.. Ssshh.. Ssshh..” desah Bu Surti, memeknya terasa penuh, gesekan geriginya semakin terasa didinding memeknya, membuat memeknya semakin basah. Posisi favorit Bu Surti membuatnya semakin cepat mendapatkan orgasme ketiganya.
“Aahh..” pinggul Bu Surti langsung bergetar hebat.
Bayu mempercepat Gerakan pinggulnya, tidak memberikan kesempatan Bu Surti untuk meresapi kenikmatan yang baru saja didapat.
Rasa ngilu-ngilu nikmat membuat sensasi baru dalam hidup Bu Surti, rasa gatal di memeknya semakin menjadi, rasa ingin kontol itu makin mempercepat gesekan didinding memeknya semakin menjadi.
“Aahh.. terus nak.. Aahh.. terus kocok yang kencang.. Aahh..” berkali-kali Bu Surti mengalami multi orgasme. Tubuhnya sudah tidak kuat lagi, ia menjatuhkan dirinya tengkurap di sofa panjang itu.
Tanpa melepas kontol panjangnya dari memek mertuanya, Bayu mengikuti jatuhnya tubuh Bu Surti. Dengan posisi mengangkang diatas pantat semok Bu Surti, Bayu terus menghujamkan kontol besarnya tanpa henti, jepitan memek Bu Surti semakin kencang dengan posisi kakinya yang dirapatkan sedikit terbuka di atas sofa panjang itu.
“akkhh..”
Bamm..
Bamm..
Bamm..
“akkkhh..”
Bamm..
Bamm..
Bamm..
“Aahh..”
Dengan stamina seorang kuli panggul, yang biasa mengangkut berpuluh-puluh karung beban, nafas Bayu tetap teratur, walaupun keringat sudah bercucuran ditubuhnya, namun ini tidak seberapa baginya. Bayu terus mengayunkan pinggulnya tanpa henti, kadang pelan kadang cepat, ia ingin mengejar orgasmenya juga.
Menjelang pagi akhirnya Bayu mendapatkan orgasme pertamanya..
“Aahh..”
Crot..! Crot..! Crot..! Crot..! Crot..!
entah sudah berapa puluh kali Bu Surti mendapatkan orgasme tanpa henti. Hampir setiap satu atau dua menit ayunan pinggul Bayu membuat Bu Surti mendapatkan orgasmenya, tubuhnya sudah sangat lemas, memeknya sudah sangat ngilu, namun rasa nikmat itu tidak pernah berhenti, bahkan rasa gatal ingin merasakan sodokan keras kontol simemeknya semakin menjadi, jika bukan karena rasa Lelah ini, mungkin Bu Surti akan berusaha kembali membuat kontol keras Bayu untuk bangun kembali. Namun ia sudah terlalu Lelah, hingga akhirnya tertidur diatas sofa panjang itu, dengan senyum puas terhias dibibir tebalnya.
===X=X=X===
Malam sudah menunjukan pulu 19.12 pasien hari ini terlihat sepi diklinik Dokter Ayu. Entah mengapa cuaca terasa lebih dingin malam ini. Dokter Ayu masih sibuk dengan berkas-berkas pasiennya. Sementara Bu Rosa masih menunggu di meja resepsionisnya. Terlihat tangannya sibuk dengan handphone, sibuk ber whatsup ria dengan pak Pardi yang dari tadi siang sudah tidak sabaran untuk bermadu kasih dengannya.Bu Rosa juga sudah tidak sabaran untuk bertemu dengan pak Pardi yang sudah janjian akan menyelinap malam ini ke dalam kamar Bu Rosa. Namun selama jam praktek belum tutup, Dokter Ayu tidak akan mengijinkan dirinya meninggalkan meja resepsionisnya, walau pun sudah tidak ada lagi pasien yang menunggu di ruang tunggu.
“uhuk..uhukkkk.. cu.. “
“eh setan.. setan..” Bu Rosa terkejut dari lamunannya, entah sejak kapan nenek itu berdiri didepan mejanya.
“uhuk.. uhukk.. kliniknya masih buka tidak.. uhukk.. Uhukkk.” tanya nenek itu sembil terbatuk2.
Tidak butuh waktu lama untuk Dokter Ayu kembali mendapatkan squirt keduanya. Tubuhnya kembali bergetar dengan hebat.
“Aaahh..” ini bahkan lebih nikmat dari yang pertama, batin Dokter Ayu disela-sela teriakannya. Hanya dua kali oragsme dashyat itu, sudah membuat tubuh Dokter Ayu berasa enteng, semua beban stress yang tadi dirasakan seolah terangkat semua.
Dokter Ayu segera meminta pak Jono untuk melepas dirinya dengan menggerakan badannya kedepan sambil bangkit, sehingga kedua kontol panjang itu terlepas dari memeknya yang sangat basah. Ia lalu membaringkan tubuhnya di atas karpet tebal itu.
“sekarang saya sudah puas, terserah kalian mau apa..” ucap Dokter Ayu dengan suara mendesah.
Pak Joko yang sejak tadi belum mendapatkan jepitan memek Dokter Ayu, segera naik keatas tubuh seksi Dokter Ayu, menempatkan kontol kerasnya dimemek basah Dokter Ayu yang sudah mulai memerah, pak Joko langsung menghujamkan kontol panjangnya dengan keras kememek basah itu.
“Aahh..” teriak Dokter Ayu ketika kontol panjang itu menekan dengan keras mulut rahimnya.
Pak Joko langsung mengayunkan pinggulnya dengan kecepatan tinggi.
“ehhmm.. ehmm.. ehmm..” desah Dokter Ayu tertahan kontol keras pak Pardi dimulutnya, mengiringi hujaman cepat kontol pak Joko dimemek basahnya.
Tangan lembut Dokter Ayu mengocok-ngocok dengan cepat kontol keras pak Jono.
Tiga orang pria kekar itu berlomba-lomba untuk segera meraih orgasmenya diatas tubuh seorang wanita cantik yang tidak berhenti bergetar mendapatkan multi oragasmenya.
Pak Pardi merasa akan segera keluar sebentar lagi, ia mengocok-ngocok kontol besarnya di mulut Dokter Ayu, sambil dibantu oleh kocokan tangannya sendiri.
“Aahh.. Crot..! Crot..! Crot..!” semburan hangat peju pak Pardi masuk kedalam mulut Dokter Ayu. pak Pardi langsung memencet hidung Dokter Ayu, sambil menekan keras kontolnya agar tidak lepas dari mulut Dokter Ayu.
Dokter Ayu yang gelagapan, akhirnya menelan seluruh peju pak Pardi dengan mata melotot memarahi kelakuan pak Pardi.
“hehehe.. sayang Bu, obat awet muda kalau dibuang sia-sia” jawab pak Pardi sambil bangkit dari posisinya.
Sebenarnya Dokter Ayu tidak masalah menelan peju pak Pardi, namun dia hanya terkejut dan belum siap. Dan dia pun lebih suka jika peju hangat itu menyirami rahimnya, semprotan hangat peju laki-laki dan kedutannya saat keluar memberikan sensasi lebih buat Dokter Ayu, kadang membuat ia mengalami orgasme hanya karena merasakan sensasi hangat peju laki-laki dimemeknya.
tiba-tiba pak Jono dan pak Joko bangkit bersamaan, mengarahkan kontol mereka ke muka cantik Dokter Ayu.
“buka Bu mulutnya..” teriak pak Jono.
Dokter Ayu lalu membuka mulutnya lebar-lebar. Pak Joko dan pak Jono secara bersamaan memuncratkan pejunya ke mulut Dokter Ayu.
Crot..! Crot..! Crot..!
Mulut Dokter Ayu langsung terisi penuh oleh peju dari kontol pak Jono dan pak Joko, Sebagian muncratannya meleset hingga mengenai mata. hidung dan pipinya, bahkan ada peju pembaca setia yang muncrat mengenai dagunya.
Sambil terpejam Dokter Ayu menelan peju dalam mulutnya, lalu menyedot-nyedot kontol panjang pak Jono dan pak Joko, saat keduanya menyodorkan kontol mereka kedalam mulut indahnya. Tanpa malu-malu Dokter Ayu menyedot-nyedot sisa-sisa peju dari dalam kontol mereka berdua, sementara para pembaca dan para suhu hanya bisa mengurut-urut sisa peju dikontolnya.
Akhirnya pak Pardi, pak Jono dan pak Joko berhasil menyalurkan kembali hasratnya malam ini ketubuh Dokter Ayu. mereka tersenyum puas sambil bangkit memunguti pakaian mereka yang berserakan, meninggalkan tubuh telanjang ke 4 wanita yang langsung tertidur pulas karena kelelahan.
===X=X=X===
Sementara itu 23.55 dirumah Bu Surti
Bayu sudah terlelap tidur, dalam tidurnya ia bermimpi sedang bermesraan denga Dokter Ayu.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” desah Dokter Ayu saat celah basah memeknya sedang dijilat-jilat oleh Bayu.
Dokter Ayu langsung bangkit, mendorong tubuh kekar Bayu untuk terlentang, Dokter Ayu lalu bersimpuh diantara kedua kaki Bayu yang sedikit melebar, perlahan tangan lembutnya menggenggam kontol keras Bayu, mengocoknya pelan sambil menatap ekspresi wajah Bayu. Perlahan Dokter Ayu mendekatkan mulutnya ke kontol keras Bayu, lalu mulai menjilat-jilat pelan kepala kontol yang keras itu, sambil terus mengocok pelan pangkal kontolnya.
“Ssshh..“ desah Bayu ketika kepala kontolnya masuk kedalam mulut basah Dokter Ayu.
Sambil mengulum lembut kepala kontol itu, lidah Dokter Ayu bermain-main menjilat-jilat bagian bawah kepala kontolnya.
“Aahh.. sial hanya mimpi..” tiba-tiba Bayu terbangun dalam mimpinya, melihat suasana remang ruang tamu rumah mertuanya.
Malam ini Bayu terpaksa tidur di ruang tamu rumah mertuanya itu. karena istrinya bersikeras tidak mau tidur bersamanya malam ini.
“ehh..kok..” Bayu masih merasakan nikmat isapan lembut dikontolnya seperti di mimpinya tadi. Ia pun menundukan kepalanya, melihat dalam remang, ada kepala perempuan sedang berayun-ayun diatas kontolnya. Bayu pun bangkit perlahan, sang perempuan menengokan kepalanya kearah Bayu, saat menyadari Bayu sudah terbangun dari tidurnya.
“eh nak Bayu, keganggu ya tidurnya?” ucap Bu Surti sambil tersenyum dalam remang kearah Bayu, sambil tangannya terus mengocok pelan kontol keras Bayu.
“ibu..?”
“ia nak, maaf ya, ibu sudah ganggu tidur malam nak Bayu..” Ucap Bu Surti sambil bangkit dari simpuhnya. Lalu mengangkat kaki kirinya, mengangkangi pinggul Bayu yang kekar, kaki kanan bertumpu dilantai.
Blessss..
“Ssshh..” desah Bu Surti, sambil mulai menaik turunkan pinggulnya diatas kontol panjang Bayu.
“bu..” guman Bayu.
“stt.. nikmati saja nak.. Ssshh.. ibu merasa bersalah pada nak Bayu.. Ssshh.. karena Jelita tidak mau melayanin nak Bayu.. Ssshh.. padahal dulu ibu yang menjodohkan nak Bayu ke anak ibu.. Ssshh.. Aahh..” pinggul Bu Surti bergetar keras saat mendapatkan orgasme pertamanya malam ini.
Saat Bu Surti sedang menikmati gelombang orgasmenya, sambil merangkul erat tubuh manantunya yang tampan diatas sofa itu, pinggul Bayu mulai bergerak-gerak di bawah secara perlahan, memberikan stimulant lembut di mulut rahim Bu Surti dengan sundulan kepala kontolnya.
“ahh..“ Bu Surti kembali bergetar, semakin mempererat rangkulan tangannya dileher kekar Bayu.
Bayu membangkitkan badannya, membuat Bu Surti mendudukan kontol besarnya, namun ia segera mengangkat tubuh semok Bu Surti, menggeser tubuh semok itu kesamping hingga terduduk disofa panjang itu. Bayu lalu bangkit berdiri, sedikit membungkukan badannya untuk menarik pantat semok Bu Surti agar menungging, meletakan kedua dengkul Bu Surti ditepian sofa.
Bu Surti paham keinginan menantu tampannya itu, ia semakin menaikan pinggulnya, bertumpu dengan kedua tangan disandaran sofa.
Blesss..
Perlahan kontol besar dan Panjang itu mulai kembali membelah memek basah Bu Surti dari arah belakang.
“Aahh.. Ssshh.. Ssshh..” desah Bu Surti, memeknya terasa penuh, gesekan geriginya semakin terasa didinding memeknya, membuat memeknya semakin basah. Posisi favorit Bu Surti membuatnya semakin cepat mendapatkan orgasme ketiganya.
“Aahh..” pinggul Bu Surti langsung bergetar hebat.
Bayu mempercepat Gerakan pinggulnya, tidak memberikan kesempatan Bu Surti untuk meresapi kenikmatan yang baru saja didapat.
Rasa ngilu-ngilu nikmat membuat sensasi baru dalam hidup Bu Surti, rasa gatal di memeknya semakin menjadi, rasa ingin kontol itu makin mempercepat gesekan didinding memeknya semakin menjadi.
“Aahh.. terus nak.. Aahh.. terus kocok yang kencang.. Aahh..” berkali-kali Bu Surti mengalami multi orgasme. Tubuhnya sudah tidak kuat lagi, ia menjatuhkan dirinya tengkurap di sofa panjang itu.
Tanpa melepas kontol panjangnya dari memek mertuanya, Bayu mengikuti jatuhnya tubuh Bu Surti. Dengan posisi mengangkang diatas pantat semok Bu Surti, Bayu terus menghujamkan kontol besarnya tanpa henti, jepitan memek Bu Surti semakin kencang dengan posisi kakinya yang dirapatkan sedikit terbuka di atas sofa panjang itu.
“akkhh..”
Bamm..
Bamm..
Bamm..
“akkkhh..”
Bamm..
Bamm..
Bamm..
“Aahh..”
Dengan stamina seorang kuli panggul, yang biasa mengangkut berpuluh-puluh karung beban, nafas Bayu tetap teratur, walaupun keringat sudah bercucuran ditubuhnya, namun ini tidak seberapa baginya. Bayu terus mengayunkan pinggulnya tanpa henti, kadang pelan kadang cepat, ia ingin mengejar orgasmenya juga.
Menjelang pagi akhirnya Bayu mendapatkan orgasme pertamanya..
“Aahh..”
Crot..! Crot..! Crot..! Crot..! Crot..!
entah sudah berapa puluh kali Bu Surti mendapatkan orgasme tanpa henti. Hampir setiap satu atau dua menit ayunan pinggul Bayu membuat Bu Surti mendapatkan orgasmenya, tubuhnya sudah sangat lemas, memeknya sudah sangat ngilu, namun rasa nikmat itu tidak pernah berhenti, bahkan rasa gatal ingin merasakan sodokan keras kontol simemeknya semakin menjadi, jika bukan karena rasa Lelah ini, mungkin Bu Surti akan berusaha kembali membuat kontol keras Bayu untuk bangun kembali. Namun ia sudah terlalu Lelah, hingga akhirnya tertidur diatas sofa panjang itu, dengan senyum puas terhias dibibir tebalnya.
===X=X=X===
Malam sudah menunjukan pulu 19.12 pasien hari ini terlihat sepi diklinik Dokter Ayu. Entah mengapa cuaca terasa lebih dingin malam ini. Dokter Ayu masih sibuk dengan berkas-berkas pasiennya. Sementara Bu Rosa masih menunggu di meja resepsionisnya. Terlihat tangannya sibuk dengan handphone, sibuk ber whatsup ria dengan pak Pardi yang dari tadi siang sudah tidak sabaran untuk bermadu kasih dengannya.Bu Rosa juga sudah tidak sabaran untuk bertemu dengan pak Pardi yang sudah janjian akan menyelinap malam ini ke dalam kamar Bu Rosa. Namun selama jam praktek belum tutup, Dokter Ayu tidak akan mengijinkan dirinya meninggalkan meja resepsionisnya, walau pun sudah tidak ada lagi pasien yang menunggu di ruang tunggu.
“uhuk..uhukkkk.. cu.. “
“eh setan.. setan..” Bu Rosa terkejut dari lamunannya, entah sejak kapan nenek itu berdiri didepan mejanya.
“uhuk.. uhukk.. kliniknya masih buka tidak.. uhukk.. Uhukkk.” tanya nenek itu sembil terbatuk2.
“masih nek, mau berobat..?” Tanya bu Rosa.
“uhukkk.. uhukk.. bukan cu, saya mau beli permen.. uhukk.. uhukk..”
“apa..?” tanya bu Rosa merasa salah dengar.
“uhukkkk.. uhukkk.. jelas mau berobat lah cu.. uhuk.. uhukkk..”
“eh iya nek.. Silakan duduk dulu nek” ucap bu Rosa mempersilakan nenek itu untuk duduk terlebih dahulu. Ia pun mempersiapkan kertas pendaftaran pasiennya.
“Nama?”
“uhukkk.. Uhukkk.. Sayetmi.. uhukkk.. Uhukkk..”
“um*r?”
“uhukkk.. uhukkk.. 76 tah*n.. uhukkk..uhukkkk..”
“keluhan?”
“uhukkk.. uhukkk..”
“oh keluhan nenek batuk..?”
“uhukkk.. uhukkkk..”
“ya sudah kalau gitu, langsung masuk aja nek..” ucap bu Rosa sambil mengetuk pintu kamar praktek.
Setelah menyerahkan berkas pasien, bu Rosa memutuskan untuk keluar kembali, karena ia merasa untuk pasien kasus batuk saja, tidak perlu menemani Dokter Ayu.
“mari kita periksa dulu nek..” Ucap Dokter Ayu lembut.
Setelah pemeriksaan, Dokter Ayu pun langsung mengambil obat dari lemari obat yang ada dalam kamar prakteknya itu.
“nenek perlu istirahat yang banyak.. Jangan lupa diminum obatnya.. semuanya jadi 50 ribu nek” ucap Dokter Ayu lembut.
“uhukkk.. uhukkk.. maaf cu.. Uhukk.. nenek tidak punya uang.. sebagai gantinya.. uhukkk.. nenek kasih cincin delima ini saja.. uhukkk.. ini adalah cincin kesayang nenek.. uhukkk.. kalau susah tidur pakai saja cincin ini.. uhukkk.. uhukkk..”
“akh.. kalu gitu tidak usah dibayar nek, tidak apa-apa, yang penting nenek sembuh dulu, bawa aja cincin kesayangannya nek” ucap Dokter Ayu.
“uhukk.. uhukk.. terimakasih ya cu.. uhukkk.. cucu baik sekali.. uhukk.. uhukk..”
Dokter Ayu pun langsung bangkit dari kursinya hendak mengantar nenek itu keluar.
“tidak usah cu.. uhukkk.. nenek masih bisa.. uhukkk.. uhukkk” nenek itu pun berjalan keluar. Dokter Ayu hanya diam berdiri menatap punggung nenek tersebut hilang dibalik pintu yang langsung tertutup kembali.
“kasihan nenek itu..” batin Dokter Ayu yang langsung kembali duduk di bangkunya.
“eh apa ini.. kok cincin delima nenek itu ada dimeja saya” batin Dokter Ayu yang melihat sebuah cincin bermatakan batu merah dimejanya.
Dokter Ayu langsung bangkit, sambil menggengam cincin nenek tersebut, ia hendak mengejar nenek tersebut dan mengembalikan cincin kesayangan nenek tersebut.
Clak..
Bu Rosa terkaget melihat wajah Dokter Ayu yang sedikit panik, keluar dari dalam kamar praktek.
“kemana nenek tadi..?” tanya Dokter Ayu.
“lah bukannya didalam sama Bu Dokter?” jawab bu Rosa sambil melirik kearah dalam kamar praktek.
“sudah keluar tadi..”
“belum.. dari tadi saya diluar sini, kalau pintu kebuka saya pasti tahu” jawab bu Rosa.
Mereka berdua langsung merinding, Dokter Ayu akhirnya menyuruh bu Rosa untuk menutup klinik lebih cepat.
“nanti malam temanin saya tidur ya bu Rosa” ucap Dokter Ayu.
“yah Bu, saya..”
“kenapa..?
“tidak apa-apa.. baik bu.. Habis mandi nanti saya ke kamar Bu Dokter..”
“duh gagal dah..” batin bu Rosa yang telah janjian sama pak Pardi.
===X=X=X===
Dua hari berlalu sejak kejadian malam jumat itu. Malam ini Dokter Ayu terlihat gelisah. Tadi siang ia tidak sengaja memergoki Lia sedang di entotin oleh pak Pardi dan pak Jono didalam kamar tidur Lia. Ia sangat jelas melihat Lia sangat menikmati setiap sodokan kontol keras pak Jono di memeknya. Bayangan itu terus mengusik Dokter Ayu.
Sudah jam 00.11 Dokter Ayu masih belum juga bisa memejamkan matanya. tiba-tiba ia teringat cincin pemberian nenek tua itu. lalu Dokter Ayu mengambil cincin delima itu dari dalam laci meja disamping tempat tidurnya. Dipandangi cincin itu, cincin itu terlihat biasa saja, warna merahnya pun tidak terlalu menyala. “apa benar yang dikatakan nenek itu, saya akan bisa tidur pulas jika memakai cincin ini?” batin Dokter Ayu mulai penasaran.
00.19
Perlahan Dokter Ayu mulai memasangkan cincin delima itu kedalam jari manisnya. “hemmm.. ternyata bagus juga..” ucap Dokter Ayu dalam hati sambil memandangi cincin delima itu di jari tangan lentiknya.
“hoammm.. terasa mengantuk sekali..” batin Dokter Ayu sambil merebakan badannya ditempat tidur.
Baru terpejam sesaat..
“dik.. kamu sudah ngantuk..”
“eh suara siapa itu..?” batin Dokter Ayu merasakan ada suara pria berbisik ditelinganya. ia merasakan ada beban diatas tubuhnya, Ia merasakan juga tangan kasar lelaki itu sedang memilin-milin puting payudaranya.
“ehh.. siapa kamu..” teriak Dokter Ayu kepada lelaki yang ada diatas tubuh telanjangnya.
“ehh.. sejak kapan saya telanjang gini..?” batin Dokter Ayu sambil memandang sekeliling kamar itu.
“ini dimana..?” terlihat suasana suram kamar kecil dengan berdindingkan anyaman bambu.
“Aaahh..” Dokter Ayu merasakan kontol lelaki diatasnya mulai membelah memeknya yang sudah basah.
“dik.. Aaahh.. memek adik terasa beda malam ini.. “ ucap sang pria mulai mengayunkan kontolnya yang tidak terlalu panjang namun diameternya lumayan besar.
Walau panjang kontol itu hanya 16cm, terasa menyentuh mulut rahim Dokter Ayu.
Dokter Ayu mencoba mendorong tubuh lelaki yang sedang menindih tubuhnya.
“lepaskan.. siapa kamu.. Aaahh..” teriak Dokter Ayu terbata-bata.
Lelaki itu langsung berhenti mengayun pinggulnya. Tanpa melepas kontolnya dari memek wanita dibawahnya.
“apa-apaan sih dik.. kamu bikin mas merinding.. saya suami kamu..” ucap sang pria memandang wajah terkejut istrinya.
“suami..? Tidak.. saya tidak kenal kamu.. lepaskan saya..” ucap Dokter Ayu sambil memberontak mendorong-dorong tangan dan tubuh pria yang ada diatasnya.
Lelaki tersebut langsung bangun dan duduk menghadap istrinya.
“apa-apaan sih kamu dik.. sadar.. saya Tarjo suami kamu..” ucap Tarjo sambil menatap istrinya.
Dokter Ayu langsung turun dari tempat tidur, setelah dilepaskan oleh lelaki yang mengaku bernama Tarjo itu.
“saya tidak kenal namanya Tarjo.. siapa kamu.. dimana saya..?” ucap Dokter Ayu sambil menutupi tubuh telanjangnya dengan kedua tangannya. Perlahan-lahan tubuhnya mundur hingga menabrak dinding bilik rumah itu.
Tarjo pun ikut bangun dan mendekati istrinya.
“jangan.. Jangan mendekat..” Ucap Dokter Ayu sambil berusaha menahan tubuh lelaki itu dengan kedua tangannya.
Lelaki itu lalu mencengkram bahu istrinya, dan membalik tubuh istrinya menghadap ke dinding bilik kamar itu.
“lihat dik.. ini saya Tarjo.. dan kamu Yati istri saya..” ucap pria tersebut sambil menatap tubuh telanjang mereka dicermin kecil yang tergantung didinding kamar itu.
Dokter Ayu melihat kearah cermin itu, terlihat tubuh seorang wanita dengan rambut sebahu, dengan tinggi 160 cm, terlihat sedikit semok, dibelakangnya berdiri Tarjo yang mengaku suaminya.
Tarjo langsung merangkul bahu istrinya, membimbing istrinya untuk kembali tidur di ranjang kayu mereka.
“sudah lah dik, kalau memang adik sedang tidak mood, mas tidak apa-apa kok” ucap Tarjo, sambil memeluk tubuh telanjang istrinya yang meringkuk membelakangi tubuh telanjangnya. Otomatis pantat istrinya kembali menyentuh kontolnya yang tadi sempat lemas kembali.
Dokter Ayu masih syok, jelas ia melihat wanita yang dicermin tadi bukan dirinya. Apakah ini mimpi? Namun hangatnya tubuh lelaki tadi jelas nyata dirasakan olehnya.
Tarjo merasakan nafsunya naik kembali, namun ia masih ragu-ragu untuk memulai lagi. Perlahan-lahan tangannya menyelinap dibelakang pantat istrinya yang meringkuk, perlahan-lahan ia mengelus-elus celah sempit memek istrinya dari bawah.
Dokter Ayu tidak merespon apa-apa, ia masih dalam kondisi syok kebingungan dengan dirinya sendiri.
Tarjo yang tadi memeluk tubuh istrinya perlahan mulai bangkit lagi. Saat merasakan memek istrinya sudah mulai basah. Perlahan-lahan ia mulai menggesekan kepala kontonya kecelah memek istrinya yang masih meringkuk.
Dokter Ayu tidak merespon apa-apa. Dia hanya diam, masih kalut dengan pikirannya sendiri, sambil memejamkan matanya, berharap ia segera terbangun dari mimpi ini dan kembali bangun kedalam kamar mewahnya.
Perlahan-lahan Tarjo mulai mengayun kontol kerasnya didalam memek basah istrinya, ia tidak perduli istrinya merespon atau tidak, ia hanya ingin segera menuntaskan hasratnya secepat mungkin, sudah 3 hari mereka tidak melakukan hubungan suami istri.
“Ssshh.. Ssshh...“ Tarjo terus mengayunkan pinggulnya makin cepat. Tubuh istrinya sedikit terguncang-guncang akibat hantaman pinggul Tarjo dipantat semok istrinya.
“Aaahh..”
Crot..! Crot..! Crot..!
empat semburan hangat masuk kedalam memek basah Dokter Ayu, ia sangat menikmati rasa semburan hangat itu, terasa kontol keras lelaki itu meninggalkan memeknya yang sudah penuh oleh cairan peju sang pria. Dokter Ayu pun langsung membalikan tubuhnya, ia ingin menatap wajah lelaki yang baru saja menyirami rahim hangatnya.
“loh..” Dokter Ayu langsung bangun dari berbaringnya, ia duduk memandang sekeliling kamar itu. terlihat kamar mewahnya telah kembali. Dokter Ayu segera bangkit, berlari pelan kearah cermin.
“Aahh.. saya sudah kembali..” batin Dokter Ayu. namun terasa ada lelehan hangat dari dalam memeknya. Dokter Ayu kembali terkejut.
“ini kan peju..?” batin Dokter Ayu.
“jangan-jangan salah satu dari mereka masuk menyelinap ketika saya tidur tadi” batin Dokter Ayu lagi sambil melirik kearah jam dinding dikamarnya.
00.21
===X=X=X===
Hari libur ini Bayu memutuskan untuk menengoki keluarganya, sudah lama ia tidak bersua dengan bapak dan adiknya. Ia datang membawa sedikit buah tangan untuk adik tersayangnya.
“bapak kemana dik?” tanya bayu. Sambil duduk di ruang tengah.
“biasalah mas, bapak tidak mau libur jika masalah uang, apalagi hari minggu biasa pasar induk rame” jawab Utari sambil membawakan kopi kakaknya.
“itu ada sedikit oleh-oleh, semoga aja cocok buat kamu dik” ucap bayu sambil menunjuk bungkusan diatas meja.
“wih apa nih mas.. wow pakaian dan pakaian dalam.. ” Utari kegirangan mendapatkan oleh-oleh dari kakaknya, sudah banyak pakaiannya yang sudah mulai usang dan robek.
“uhukkk.. uhukk.. bukan cu, saya mau beli permen.. uhukk.. uhukk..”
“apa..?” tanya bu Rosa merasa salah dengar.
“uhukkkk.. uhukkk.. jelas mau berobat lah cu.. uhuk.. uhukkk..”
“eh iya nek.. Silakan duduk dulu nek” ucap bu Rosa mempersilakan nenek itu untuk duduk terlebih dahulu. Ia pun mempersiapkan kertas pendaftaran pasiennya.
“Nama?”
“uhukkk.. Uhukkk.. Sayetmi.. uhukkk.. Uhukkk..”
“um*r?”
“uhukkk.. uhukkk.. 76 tah*n.. uhukkk..uhukkkk..”
“keluhan?”
“uhukkk.. uhukkk..”
“oh keluhan nenek batuk..?”
“uhukkk.. uhukkkk..”
“ya sudah kalau gitu, langsung masuk aja nek..” ucap bu Rosa sambil mengetuk pintu kamar praktek.
Setelah menyerahkan berkas pasien, bu Rosa memutuskan untuk keluar kembali, karena ia merasa untuk pasien kasus batuk saja, tidak perlu menemani Dokter Ayu.
“mari kita periksa dulu nek..” Ucap Dokter Ayu lembut.
Setelah pemeriksaan, Dokter Ayu pun langsung mengambil obat dari lemari obat yang ada dalam kamar prakteknya itu.
“nenek perlu istirahat yang banyak.. Jangan lupa diminum obatnya.. semuanya jadi 50 ribu nek” ucap Dokter Ayu lembut.
“uhukkk.. uhukkk.. maaf cu.. Uhukk.. nenek tidak punya uang.. sebagai gantinya.. uhukkk.. nenek kasih cincin delima ini saja.. uhukkk.. ini adalah cincin kesayang nenek.. uhukkk.. kalau susah tidur pakai saja cincin ini.. uhukkk.. uhukkk..”
“akh.. kalu gitu tidak usah dibayar nek, tidak apa-apa, yang penting nenek sembuh dulu, bawa aja cincin kesayangannya nek” ucap Dokter Ayu.
“uhukk.. uhukk.. terimakasih ya cu.. uhukkk.. cucu baik sekali.. uhukk.. uhukk..”
Dokter Ayu pun langsung bangkit dari kursinya hendak mengantar nenek itu keluar.
“tidak usah cu.. uhukkk.. nenek masih bisa.. uhukkk.. uhukkk” nenek itu pun berjalan keluar. Dokter Ayu hanya diam berdiri menatap punggung nenek tersebut hilang dibalik pintu yang langsung tertutup kembali.
“kasihan nenek itu..” batin Dokter Ayu yang langsung kembali duduk di bangkunya.
“eh apa ini.. kok cincin delima nenek itu ada dimeja saya” batin Dokter Ayu yang melihat sebuah cincin bermatakan batu merah dimejanya.
Dokter Ayu langsung bangkit, sambil menggengam cincin nenek tersebut, ia hendak mengejar nenek tersebut dan mengembalikan cincin kesayangan nenek tersebut.
Clak..
Bu Rosa terkaget melihat wajah Dokter Ayu yang sedikit panik, keluar dari dalam kamar praktek.
“kemana nenek tadi..?” tanya Dokter Ayu.
“lah bukannya didalam sama Bu Dokter?” jawab bu Rosa sambil melirik kearah dalam kamar praktek.
“sudah keluar tadi..”
“belum.. dari tadi saya diluar sini, kalau pintu kebuka saya pasti tahu” jawab bu Rosa.
Mereka berdua langsung merinding, Dokter Ayu akhirnya menyuruh bu Rosa untuk menutup klinik lebih cepat.
“nanti malam temanin saya tidur ya bu Rosa” ucap Dokter Ayu.
“yah Bu, saya..”
“kenapa..?
“tidak apa-apa.. baik bu.. Habis mandi nanti saya ke kamar Bu Dokter..”
“duh gagal dah..” batin bu Rosa yang telah janjian sama pak Pardi.
===X=X=X===
Dua hari berlalu sejak kejadian malam jumat itu. Malam ini Dokter Ayu terlihat gelisah. Tadi siang ia tidak sengaja memergoki Lia sedang di entotin oleh pak Pardi dan pak Jono didalam kamar tidur Lia. Ia sangat jelas melihat Lia sangat menikmati setiap sodokan kontol keras pak Jono di memeknya. Bayangan itu terus mengusik Dokter Ayu.
Sudah jam 00.11 Dokter Ayu masih belum juga bisa memejamkan matanya. tiba-tiba ia teringat cincin pemberian nenek tua itu. lalu Dokter Ayu mengambil cincin delima itu dari dalam laci meja disamping tempat tidurnya. Dipandangi cincin itu, cincin itu terlihat biasa saja, warna merahnya pun tidak terlalu menyala. “apa benar yang dikatakan nenek itu, saya akan bisa tidur pulas jika memakai cincin ini?” batin Dokter Ayu mulai penasaran.
00.19
Perlahan Dokter Ayu mulai memasangkan cincin delima itu kedalam jari manisnya. “hemmm.. ternyata bagus juga..” ucap Dokter Ayu dalam hati sambil memandangi cincin delima itu di jari tangan lentiknya.
“hoammm.. terasa mengantuk sekali..” batin Dokter Ayu sambil merebakan badannya ditempat tidur.
Baru terpejam sesaat..
“dik.. kamu sudah ngantuk..”
“eh suara siapa itu..?” batin Dokter Ayu merasakan ada suara pria berbisik ditelinganya. ia merasakan ada beban diatas tubuhnya, Ia merasakan juga tangan kasar lelaki itu sedang memilin-milin puting payudaranya.
“ehh.. siapa kamu..” teriak Dokter Ayu kepada lelaki yang ada diatas tubuh telanjangnya.
“ehh.. sejak kapan saya telanjang gini..?” batin Dokter Ayu sambil memandang sekeliling kamar itu.
“ini dimana..?” terlihat suasana suram kamar kecil dengan berdindingkan anyaman bambu.
“Aaahh..” Dokter Ayu merasakan kontol lelaki diatasnya mulai membelah memeknya yang sudah basah.
“dik.. Aaahh.. memek adik terasa beda malam ini.. “ ucap sang pria mulai mengayunkan kontolnya yang tidak terlalu panjang namun diameternya lumayan besar.
Walau panjang kontol itu hanya 16cm, terasa menyentuh mulut rahim Dokter Ayu.
Dokter Ayu mencoba mendorong tubuh lelaki yang sedang menindih tubuhnya.
“lepaskan.. siapa kamu.. Aaahh..” teriak Dokter Ayu terbata-bata.
Lelaki itu langsung berhenti mengayun pinggulnya. Tanpa melepas kontolnya dari memek wanita dibawahnya.
“apa-apaan sih dik.. kamu bikin mas merinding.. saya suami kamu..” ucap sang pria memandang wajah terkejut istrinya.
“suami..? Tidak.. saya tidak kenal kamu.. lepaskan saya..” ucap Dokter Ayu sambil memberontak mendorong-dorong tangan dan tubuh pria yang ada diatasnya.
Lelaki tersebut langsung bangun dan duduk menghadap istrinya.
“apa-apaan sih kamu dik.. sadar.. saya Tarjo suami kamu..” ucap Tarjo sambil menatap istrinya.
Dokter Ayu langsung turun dari tempat tidur, setelah dilepaskan oleh lelaki yang mengaku bernama Tarjo itu.
“saya tidak kenal namanya Tarjo.. siapa kamu.. dimana saya..?” ucap Dokter Ayu sambil menutupi tubuh telanjangnya dengan kedua tangannya. Perlahan-lahan tubuhnya mundur hingga menabrak dinding bilik rumah itu.
Tarjo pun ikut bangun dan mendekati istrinya.
“jangan.. Jangan mendekat..” Ucap Dokter Ayu sambil berusaha menahan tubuh lelaki itu dengan kedua tangannya.
Lelaki itu lalu mencengkram bahu istrinya, dan membalik tubuh istrinya menghadap ke dinding bilik kamar itu.
“lihat dik.. ini saya Tarjo.. dan kamu Yati istri saya..” ucap pria tersebut sambil menatap tubuh telanjang mereka dicermin kecil yang tergantung didinding kamar itu.
Dokter Ayu melihat kearah cermin itu, terlihat tubuh seorang wanita dengan rambut sebahu, dengan tinggi 160 cm, terlihat sedikit semok, dibelakangnya berdiri Tarjo yang mengaku suaminya.
Tarjo langsung merangkul bahu istrinya, membimbing istrinya untuk kembali tidur di ranjang kayu mereka.
“sudah lah dik, kalau memang adik sedang tidak mood, mas tidak apa-apa kok” ucap Tarjo, sambil memeluk tubuh telanjang istrinya yang meringkuk membelakangi tubuh telanjangnya. Otomatis pantat istrinya kembali menyentuh kontolnya yang tadi sempat lemas kembali.
Dokter Ayu masih syok, jelas ia melihat wanita yang dicermin tadi bukan dirinya. Apakah ini mimpi? Namun hangatnya tubuh lelaki tadi jelas nyata dirasakan olehnya.
Tarjo merasakan nafsunya naik kembali, namun ia masih ragu-ragu untuk memulai lagi. Perlahan-lahan tangannya menyelinap dibelakang pantat istrinya yang meringkuk, perlahan-lahan ia mengelus-elus celah sempit memek istrinya dari bawah.
Dokter Ayu tidak merespon apa-apa, ia masih dalam kondisi syok kebingungan dengan dirinya sendiri.
Tarjo yang tadi memeluk tubuh istrinya perlahan mulai bangkit lagi. Saat merasakan memek istrinya sudah mulai basah. Perlahan-lahan ia mulai menggesekan kepala kontonya kecelah memek istrinya yang masih meringkuk.
Dokter Ayu tidak merespon apa-apa. Dia hanya diam, masih kalut dengan pikirannya sendiri, sambil memejamkan matanya, berharap ia segera terbangun dari mimpi ini dan kembali bangun kedalam kamar mewahnya.
Perlahan-lahan Tarjo mulai mengayun kontol kerasnya didalam memek basah istrinya, ia tidak perduli istrinya merespon atau tidak, ia hanya ingin segera menuntaskan hasratnya secepat mungkin, sudah 3 hari mereka tidak melakukan hubungan suami istri.
“Ssshh.. Ssshh...“ Tarjo terus mengayunkan pinggulnya makin cepat. Tubuh istrinya sedikit terguncang-guncang akibat hantaman pinggul Tarjo dipantat semok istrinya.
“Aaahh..”
Crot..! Crot..! Crot..!
empat semburan hangat masuk kedalam memek basah Dokter Ayu, ia sangat menikmati rasa semburan hangat itu, terasa kontol keras lelaki itu meninggalkan memeknya yang sudah penuh oleh cairan peju sang pria. Dokter Ayu pun langsung membalikan tubuhnya, ia ingin menatap wajah lelaki yang baru saja menyirami rahim hangatnya.
“loh..” Dokter Ayu langsung bangun dari berbaringnya, ia duduk memandang sekeliling kamar itu. terlihat kamar mewahnya telah kembali. Dokter Ayu segera bangkit, berlari pelan kearah cermin.
“Aahh.. saya sudah kembali..” batin Dokter Ayu. namun terasa ada lelehan hangat dari dalam memeknya. Dokter Ayu kembali terkejut.
“ini kan peju..?” batin Dokter Ayu.
“jangan-jangan salah satu dari mereka masuk menyelinap ketika saya tidur tadi” batin Dokter Ayu lagi sambil melirik kearah jam dinding dikamarnya.
00.21
===X=X=X===
Hari libur ini Bayu memutuskan untuk menengoki keluarganya, sudah lama ia tidak bersua dengan bapak dan adiknya. Ia datang membawa sedikit buah tangan untuk adik tersayangnya.
“bapak kemana dik?” tanya bayu. Sambil duduk di ruang tengah.
“biasalah mas, bapak tidak mau libur jika masalah uang, apalagi hari minggu biasa pasar induk rame” jawab Utari sambil membawakan kopi kakaknya.
“itu ada sedikit oleh-oleh, semoga aja cocok buat kamu dik” ucap bayu sambil menunjuk bungkusan diatas meja.
“wih apa nih mas.. wow pakaian dan pakaian dalam.. ” Utari kegirangan mendapatkan oleh-oleh dari kakaknya, sudah banyak pakaiannya yang sudah mulai usang dan robek.
Bayu pun senang melihat adiknya terlihat ceria menerima sedikit hadiah darinya.
“makasih ya mas..” ucap Utari sambil mencium pipi Bayu, Utari berlari riang menuju kamarnya.
Bayu pun melanjutkan minum kopinya dan memakan cemilan ringan yang dibawanya tadi. Sekarang Bayu sudah pandai menyetir mobil, namun belum dipercaya sepenuhnya membawa Alphard milik Dokter Ayu. paling hanya membawa sampai jalan besar, setelahnya mereka berganti posisi.
“bagus gak mas..?” ucap Utari tiba-tiba, membuyarkan lamunan Bayu.
“eh..” Bayu terkejut melihat Utari hanya mengenakan pakaian dalam saja keluar menemuinya sambil memutar2 badan montoknya didepan Bayu. Bayu akui celana dalam berenda itu sangat seksi untuk tubuh adiknya, namun bh berenda motif sama yang dia belikan nampaknya terlihat kekecil untuk payudara adiknya.
“bagus gak..? Kok mas Bayu malah bengong?” ucap Utari dari jarak yang sangat dekat, ia kembali memutar2kan tubuhnya didepan kakaknya.
“bagus2.. cuma kayaknya BH nya kekecilan ya? Itu padahal ukuran yang biasa mas belikan dulu” ucap Bayu sambil menatap nanar payudara adiknya yang terlihat semakin montok saja. Perlahan kontol Bayu mengeras melihat pemandangan yang cukup mengundang birahinya. Entah kenapa sejak kenal yang namanya ngentot pandangan terhadap adiknya sedikit berubah.
“pas kok mas.. enak malah dipakainya” jawab Utari sambil mengangkat-angkat kedua payudaranya yang tertutup bh baru didepan kakaknya.
“bagus kalau gitu..” Ucap Bayu sambil mengambil kopi diatas meja, mencoba mengalihkan pandangannya dari tubuh adiknya.
“gimana kabar mbak Jelita.. apakah sudah isi..?” tanya Utari sambil tiba-tiba duduk dipangkuan Bayu, menghadap Bayu.
“ehh.. duh adik.. hampir tumpah kopi masmu” ucap Bayu yang sedikit kaget. Ia pun segera meletakan cangkir kopinya lagi.
“gimana mas..? kapan mas Bayu kasih adik, keponakan..?” Tanya Utari sambil gelayutan dileher kakaknya yang kekar itu, posisi kakinya duduk mengangkang di pangkuan Bayu, jika agak naik sedikit pantat seksi Utari pasti sudah menduduki kontol Bayu yang sudah ereksi maksimal.
“kamu sendiri kapan mau kasih mas mu keponakan, sudah dua tah*n nikah kok belum isi2 juga?”
Ucap Bayu membalikan pertanyaannya ke adiknya.
“ih mas mah.. sudah tau suami Utari jarang pulang, bagaimana mau hamil, dientotin aja jarang” ucap Utari tanpa rasa malu ke kakaknya, dengan pipi di tembemin karena jengkel atas pertanyaan Bayu.
“eh iya.. maaf mas lupa.. sudah berapa lama mas mu belum pulang..?” tanya Bayu sambil mencuri2 pandang kebelahan payudara adiknya yang besar dan putih.
“hampir dua bulan mas, proyeknya di pulau seberang, jadi tidak bisa pulang sebulan sekali, kemungkinan 4 bulan lagi baru bisa pulang katanya” ucap Utari dengan raut terlihat sedih.
“duh kasihan adik mas yang cantik ini” ucap Bayu sambil mencolek hidung Utari, mencoba menghibur hati adiknya.
“mas mah enak tiap hari bisa ngentot dengan mbak Jelita, gimana mas.. enak gak memek mbak Jelita? masih perawankan?” tanya Utari vulgar.
“eh.. sebenarnya..” Bayu ragu untuk bicara.
“kenapa mas? mbak Jelita sudah tidak perawan?” Utari penasaran dengan raut muka kakaknya yang sedikit berubah.
“eh bukan itu.. maksud mas.. “ Bayu terbata-bata.
“belum jago mainnya ya mas? ayo ngaku aja?” ledek Utari sambil menatap wajah tampan kakaknya.
Gerakan badannya yang condong kebelakang dengan tangan bergelayut di leher Bayu, membuat pinggul Utari sedikit makin keatas, dan akhirnya menduduki kontol keras kakaknya.
“bukan, bukan itu.. sejak nikah, mas baru sekali ngentot sama istri mas, habis itu dia trauma, tidak mau disentuh sama mas. sampai sekarang” ucap Bayu malu-malu mengutarakan kegundahan hati kepada adiknya. Namun Bayu merasakan bebannya sedikit terangkat setelahnya.
“wih.. masa, wah mbak Jelita payah.. padahal kontol besar kayak punya mas justru rasanya nikmat sekali, adik aja sebenarnya penasaran sama kontol mas, apalagi lihat gerigi-gerigi habis sunatnya itu.. hiii.. bikin memek adik langsung basah ngebayanginnya aja” ucap Utari seolah-olah tanpa beban.
“ehh.. masa..?” Ucap Bayu kaget.
“ia mas. nih pegang deh..” Utari sedikit mengangkat pantatnya dari pangkuan Bayu, lalu menyampirkan celana dalamnya kesamping, mengarahkan tangan besar kakaknya ke celah memeknya yang sudah sangat basah.
“Ssshh...” desah Utari saat jari kasar kakaknya mengelus celah memek basahnya.
“eh.. iya.. kok sudah becek banget gitu dik memeknya..” ucap Bayu sambil mengelus celah basah memek adiknya.
“ia mas.. habisnya ngebayangin kontol besar mas ini sih..” Jawab Utari sambil meremas kontol keras Bayu dari luar celananya.
“dibuka dikit ya mas, adik kangen mau lihat kontol mas Bayu” ucap Utari dengan nada bergetar.
Perlahan Utari membuka sabuk dan resleting celana kakaknya. Sejak bekerja dengan Dokter Ayu, sekarang Bayu lebih sering memakai celana bahan yang dibelikan boss nya itu.
Karena kesulitan, Utari akhirnya turun dari pangkuan Bayu, Bayu pun ikut sedikit mengangkat pinggulnya, ketika Utari menarik celana dan celana dalamnya lepas dari pinggulnya.
“wih.. makin serem aja kontol mas Bayu..” ucap Utari sambil berlutut diantara kedua kaki Bayu yang duduk mengangkang dikursi kayu itu.
Tangan Utari langsung mengocok-ngocok lembut kontol Bayu yang sudah sangat keras itu, sambil menatap bentuk kontol Bayu yang kekar berurat dengan 3 baris gerigi sebesar biji jagung menghiasi pangkal kepala kontolnya.
Bayu hanya diam menatap wajah cantik adiknya yang sangat dekat dengan kontol kerasnya, dengan pantat agak selojor pada batas kursi, dan kedua tangan menompang pada sandaran tangan kursi kayu tua yang didudukinya.
“dik..” ucap Bayu bergetar.
“iya mas..” jawab Utari sambil menengok kearah wajah tampan kakaknya, sambil tangan terus mengocok-ngocok lembut kontol keras Bayu.
“nanti ketahuan bapak.. kita bisa dimarahi..” ucap Bayu terbata-bata menahan nikmat dikontolnya.
Utari langsung bangkit berdiri, lalu mengangkangkan kakinya diatas pinggul Bayu. Menggengam kontol keras Bayu, menggesek-gesek pelan kepala kontol Bayu di celah memeknya. Setelah Utari yakin posisi kepala kontol Bayu tepat pada lobang sempit memek basahnya, perlahan Utari mulai menurunkan pinggulnya.
“Ssshh..” desah Utari dengan mata terpejam dan kepala mendongak keatas.
“Ssshh... dik” desah Bayu sambil matanya menatap wajah cantik adiknya.
“Aahh...” teriak pelan Utari saat kepala kontol panjang kakaknya menekan mulut rahimnya, matanya langsung terbuka, kedua tangan merangkul erat leher Bayu. Matanya menatap wajah tampan Bayu. Lalu perlahan wajah Utari mendekati wajah Bayu, Utari langsung melumat bibir seksi Bayu.
Bayu pun membalas lumatan bibir adiknya, kedua tangannya menangkup erat pantat adiknya. Membantu pergerakan pinggul adiknya diatas kontol panjang dan besar miliknya.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh... Aaahh..” tubuh Utari langsung bergetar hebat, kedua tangan mencengkram bahu Bayu, kepalanya langsung mendongak tinggi, saat orgasme hebat melanda tubuhnya.
Bayu hanya dapat menatap wajah cantik Utari adiknya, iya merasa setiap wanita yang pernah di entotnya jika sedang orgasme akan terlihat seksi dan makin mengairahkan sekali.
“Pegangan yang kencang dik..” bisik Bayu sambil memindahkan kedua lengan tangannya ke bawah lutut kaki adiknya, lalu perlahan-lahan Bayu bangun dari duduknya, dengan kontol masih menancap erat di lobang sempit memek basah adiknya.
“Aaahh..” Utari mendesah keras, saat Bayu bangun menggendong dirinya, kontol Bayu terasa makin menekan mulut rahimnya sampai terasa sedikit ngilu.
Bayu mulai menggoyamg pinggulnya, menyodok-nyodok memek sempit adiknya.
Utari hanya bisa pasrah, kontol besar Bayu terasa sangat penuh sekali didalam memeknya, bahkan terasa lebih penuh dari kontol besar bapaknya. Panjang kontol Bayu berasa sangat keras menekan dinding rahimnya, menghadirkan ngilu dan juga nikmat secara bersamaan.
“Aaahh... Aaahh..” Utari mendapatkan orgasme keduanya, pinggulnya bergetar dalam dekapan kokoh tangan kekar kakaknya.
Bayu mendiamkan sesaat kontolnya dalam memek Utari, memberikan waktu untuk Utari menikmati orgasme hebatnya.
“mainnya dikamar aja nak..” ucap pak Jamal dari depan pintu rumah mereka.
===X=X=X===
“bu Dokter, ada dua teknisi dari CCTV katanya mau masang CCTV dirumah?” tanya pak Joko lewat intercom yang tersambung kerumah utama.
“suruh masuk” jawab Dokter Ayu dari dalam.
Dokter Ayu baru selesai mandi, setelah berolahraga bersama 3 sahabatnya pagi ini. ia masih mengenakan piyama mandinya saat suara intercom berbunyi. Dokter Ayu berpikir ia tidak akan sempat mengganti baju dahulu. Akhirnya Dokter Ayu memutuskan menerima tamunya hanya dengan memakai piyama mandi dan handuk kecil diatas kepalanya.
“ini bu orangnya” ucap pak Joko mengantarkan dua teknisi CCTV ke rumah utama.
“baik pak Joko. trimakasih.. mari pak dikamar atas yang mau dipasang CCTV nya” ucap Dokter Ayu mengajak dua teknisi itu untuk langsung masuk dan langsung bekerja.
Seorang teknisi terlihat sudah cukup tua, sekitar berum*r 40thn, wajahnya biasa saja, tinggi badannya hanya 165 cm. sedangkan teknisi kedua terlihat masih sangat muda, sekitar berum*r 18 thn, namun badannya terlihat tinggi 175 cm dan sedikit berotot. Terlihat lelaki muda itu sibuk membawa tangga lipat dibahunya dan sekotak peralatan ditangannya.
“makasih ya mas..” ucap Utari sambil mencium pipi Bayu, Utari berlari riang menuju kamarnya.
Bayu pun melanjutkan minum kopinya dan memakan cemilan ringan yang dibawanya tadi. Sekarang Bayu sudah pandai menyetir mobil, namun belum dipercaya sepenuhnya membawa Alphard milik Dokter Ayu. paling hanya membawa sampai jalan besar, setelahnya mereka berganti posisi.
“bagus gak mas..?” ucap Utari tiba-tiba, membuyarkan lamunan Bayu.
“eh..” Bayu terkejut melihat Utari hanya mengenakan pakaian dalam saja keluar menemuinya sambil memutar2 badan montoknya didepan Bayu. Bayu akui celana dalam berenda itu sangat seksi untuk tubuh adiknya, namun bh berenda motif sama yang dia belikan nampaknya terlihat kekecil untuk payudara adiknya.
“bagus gak..? Kok mas Bayu malah bengong?” ucap Utari dari jarak yang sangat dekat, ia kembali memutar2kan tubuhnya didepan kakaknya.
“bagus2.. cuma kayaknya BH nya kekecilan ya? Itu padahal ukuran yang biasa mas belikan dulu” ucap Bayu sambil menatap nanar payudara adiknya yang terlihat semakin montok saja. Perlahan kontol Bayu mengeras melihat pemandangan yang cukup mengundang birahinya. Entah kenapa sejak kenal yang namanya ngentot pandangan terhadap adiknya sedikit berubah.
“pas kok mas.. enak malah dipakainya” jawab Utari sambil mengangkat-angkat kedua payudaranya yang tertutup bh baru didepan kakaknya.
“bagus kalau gitu..” Ucap Bayu sambil mengambil kopi diatas meja, mencoba mengalihkan pandangannya dari tubuh adiknya.
“gimana kabar mbak Jelita.. apakah sudah isi..?” tanya Utari sambil tiba-tiba duduk dipangkuan Bayu, menghadap Bayu.
“ehh.. duh adik.. hampir tumpah kopi masmu” ucap Bayu yang sedikit kaget. Ia pun segera meletakan cangkir kopinya lagi.
“gimana mas..? kapan mas Bayu kasih adik, keponakan..?” Tanya Utari sambil gelayutan dileher kakaknya yang kekar itu, posisi kakinya duduk mengangkang di pangkuan Bayu, jika agak naik sedikit pantat seksi Utari pasti sudah menduduki kontol Bayu yang sudah ereksi maksimal.
“kamu sendiri kapan mau kasih mas mu keponakan, sudah dua tah*n nikah kok belum isi2 juga?”
Ucap Bayu membalikan pertanyaannya ke adiknya.
“ih mas mah.. sudah tau suami Utari jarang pulang, bagaimana mau hamil, dientotin aja jarang” ucap Utari tanpa rasa malu ke kakaknya, dengan pipi di tembemin karena jengkel atas pertanyaan Bayu.
“eh iya.. maaf mas lupa.. sudah berapa lama mas mu belum pulang..?” tanya Bayu sambil mencuri2 pandang kebelahan payudara adiknya yang besar dan putih.
“hampir dua bulan mas, proyeknya di pulau seberang, jadi tidak bisa pulang sebulan sekali, kemungkinan 4 bulan lagi baru bisa pulang katanya” ucap Utari dengan raut terlihat sedih.
“duh kasihan adik mas yang cantik ini” ucap Bayu sambil mencolek hidung Utari, mencoba menghibur hati adiknya.
“mas mah enak tiap hari bisa ngentot dengan mbak Jelita, gimana mas.. enak gak memek mbak Jelita? masih perawankan?” tanya Utari vulgar.
“eh.. sebenarnya..” Bayu ragu untuk bicara.
“kenapa mas? mbak Jelita sudah tidak perawan?” Utari penasaran dengan raut muka kakaknya yang sedikit berubah.
“eh bukan itu.. maksud mas.. “ Bayu terbata-bata.
“belum jago mainnya ya mas? ayo ngaku aja?” ledek Utari sambil menatap wajah tampan kakaknya.
Gerakan badannya yang condong kebelakang dengan tangan bergelayut di leher Bayu, membuat pinggul Utari sedikit makin keatas, dan akhirnya menduduki kontol keras kakaknya.
“bukan, bukan itu.. sejak nikah, mas baru sekali ngentot sama istri mas, habis itu dia trauma, tidak mau disentuh sama mas. sampai sekarang” ucap Bayu malu-malu mengutarakan kegundahan hati kepada adiknya. Namun Bayu merasakan bebannya sedikit terangkat setelahnya.
“wih.. masa, wah mbak Jelita payah.. padahal kontol besar kayak punya mas justru rasanya nikmat sekali, adik aja sebenarnya penasaran sama kontol mas, apalagi lihat gerigi-gerigi habis sunatnya itu.. hiii.. bikin memek adik langsung basah ngebayanginnya aja” ucap Utari seolah-olah tanpa beban.
“ehh.. masa..?” Ucap Bayu kaget.
“ia mas. nih pegang deh..” Utari sedikit mengangkat pantatnya dari pangkuan Bayu, lalu menyampirkan celana dalamnya kesamping, mengarahkan tangan besar kakaknya ke celah memeknya yang sudah sangat basah.
“Ssshh...” desah Utari saat jari kasar kakaknya mengelus celah memek basahnya.
“eh.. iya.. kok sudah becek banget gitu dik memeknya..” ucap Bayu sambil mengelus celah basah memek adiknya.
“ia mas.. habisnya ngebayangin kontol besar mas ini sih..” Jawab Utari sambil meremas kontol keras Bayu dari luar celananya.
“dibuka dikit ya mas, adik kangen mau lihat kontol mas Bayu” ucap Utari dengan nada bergetar.
Perlahan Utari membuka sabuk dan resleting celana kakaknya. Sejak bekerja dengan Dokter Ayu, sekarang Bayu lebih sering memakai celana bahan yang dibelikan boss nya itu.
Karena kesulitan, Utari akhirnya turun dari pangkuan Bayu, Bayu pun ikut sedikit mengangkat pinggulnya, ketika Utari menarik celana dan celana dalamnya lepas dari pinggulnya.
“wih.. makin serem aja kontol mas Bayu..” ucap Utari sambil berlutut diantara kedua kaki Bayu yang duduk mengangkang dikursi kayu itu.
Tangan Utari langsung mengocok-ngocok lembut kontol Bayu yang sudah sangat keras itu, sambil menatap bentuk kontol Bayu yang kekar berurat dengan 3 baris gerigi sebesar biji jagung menghiasi pangkal kepala kontolnya.
Bayu hanya diam menatap wajah cantik adiknya yang sangat dekat dengan kontol kerasnya, dengan pantat agak selojor pada batas kursi, dan kedua tangan menompang pada sandaran tangan kursi kayu tua yang didudukinya.
“dik..” ucap Bayu bergetar.
“iya mas..” jawab Utari sambil menengok kearah wajah tampan kakaknya, sambil tangan terus mengocok-ngocok lembut kontol keras Bayu.
“nanti ketahuan bapak.. kita bisa dimarahi..” ucap Bayu terbata-bata menahan nikmat dikontolnya.
Utari langsung bangkit berdiri, lalu mengangkangkan kakinya diatas pinggul Bayu. Menggengam kontol keras Bayu, menggesek-gesek pelan kepala kontol Bayu di celah memeknya. Setelah Utari yakin posisi kepala kontol Bayu tepat pada lobang sempit memek basahnya, perlahan Utari mulai menurunkan pinggulnya.
“Ssshh..” desah Utari dengan mata terpejam dan kepala mendongak keatas.
“Ssshh... dik” desah Bayu sambil matanya menatap wajah cantik adiknya.
“Aahh...” teriak pelan Utari saat kepala kontol panjang kakaknya menekan mulut rahimnya, matanya langsung terbuka, kedua tangan merangkul erat leher Bayu. Matanya menatap wajah tampan Bayu. Lalu perlahan wajah Utari mendekati wajah Bayu, Utari langsung melumat bibir seksi Bayu.
Bayu pun membalas lumatan bibir adiknya, kedua tangannya menangkup erat pantat adiknya. Membantu pergerakan pinggul adiknya diatas kontol panjang dan besar miliknya.
“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh... Aaahh..” tubuh Utari langsung bergetar hebat, kedua tangan mencengkram bahu Bayu, kepalanya langsung mendongak tinggi, saat orgasme hebat melanda tubuhnya.
Bayu hanya dapat menatap wajah cantik Utari adiknya, iya merasa setiap wanita yang pernah di entotnya jika sedang orgasme akan terlihat seksi dan makin mengairahkan sekali.
“Pegangan yang kencang dik..” bisik Bayu sambil memindahkan kedua lengan tangannya ke bawah lutut kaki adiknya, lalu perlahan-lahan Bayu bangun dari duduknya, dengan kontol masih menancap erat di lobang sempit memek basah adiknya.
“Aaahh..” Utari mendesah keras, saat Bayu bangun menggendong dirinya, kontol Bayu terasa makin menekan mulut rahimnya sampai terasa sedikit ngilu.
Bayu mulai menggoyamg pinggulnya, menyodok-nyodok memek sempit adiknya.
Utari hanya bisa pasrah, kontol besar Bayu terasa sangat penuh sekali didalam memeknya, bahkan terasa lebih penuh dari kontol besar bapaknya. Panjang kontol Bayu berasa sangat keras menekan dinding rahimnya, menghadirkan ngilu dan juga nikmat secara bersamaan.
“Aaahh... Aaahh..” Utari mendapatkan orgasme keduanya, pinggulnya bergetar dalam dekapan kokoh tangan kekar kakaknya.
Bayu mendiamkan sesaat kontolnya dalam memek Utari, memberikan waktu untuk Utari menikmati orgasme hebatnya.
“mainnya dikamar aja nak..” ucap pak Jamal dari depan pintu rumah mereka.
===X=X=X===
“bu Dokter, ada dua teknisi dari CCTV katanya mau masang CCTV dirumah?” tanya pak Joko lewat intercom yang tersambung kerumah utama.
“suruh masuk” jawab Dokter Ayu dari dalam.
Dokter Ayu baru selesai mandi, setelah berolahraga bersama 3 sahabatnya pagi ini. ia masih mengenakan piyama mandinya saat suara intercom berbunyi. Dokter Ayu berpikir ia tidak akan sempat mengganti baju dahulu. Akhirnya Dokter Ayu memutuskan menerima tamunya hanya dengan memakai piyama mandi dan handuk kecil diatas kepalanya.
“ini bu orangnya” ucap pak Joko mengantarkan dua teknisi CCTV ke rumah utama.
“baik pak Joko. trimakasih.. mari pak dikamar atas yang mau dipasang CCTV nya” ucap Dokter Ayu mengajak dua teknisi itu untuk langsung masuk dan langsung bekerja.
Seorang teknisi terlihat sudah cukup tua, sekitar berum*r 40thn, wajahnya biasa saja, tinggi badannya hanya 165 cm. sedangkan teknisi kedua terlihat masih sangat muda, sekitar berum*r 18 thn, namun badannya terlihat tinggi 175 cm dan sedikit berotot. Terlihat lelaki muda itu sibuk membawa tangga lipat dibahunya dan sekotak peralatan ditangannya.
Sementara teknisi yang tua hanya berjalan tanpa membawa apa-apa, namun terlihat ada kantung dengan berbagai peralatan di pinggang sang pria tua.
“perkenalkan nama saya Rudi, dan itu anak buah saya bernama Boy” ucap pak Rudi sambil menunjuk kearah pemuda yang sedang sibuk menaiki tangga menuju kamar atas rumah Dokter Ayu.
“saya Ayuningsih, biasa dipanggil Ayu” Dokter Ayu memperkenalkan dirinya sambil membuka pintu kamar tidurnya.
“hanya dikamar ini saja bu yang mau dipasang kamera CCTVnya?” tanya pak Rudi. Sambil melihat-lihat sekeliling langit2 kamar.
“ia pak, tempat lain sudah dipasang CCTV semua” ucap Dokter Ayu.
“ia bu, saya juga kan yang pasang waktu itu, ibu kan langganan saya” ucap pak Rudi.
“iyakah? Akh saya tidak tahu akan hal itu, sebab sebelumnya suami saya yang mengurus masalah pemasangan CCTV sebelumnya” ucap Dokter Ayu.
“kami punya fitur2 canggih yang baru jika ibu berminat memasang CCTV ditempat2 yang tersembunyi, dan kami akan memberikan biaya gratis pemasangan jika ibu memasang minimal 5 kamera baru” ucap pak Rudi sedikit promosi.
“fitur yang bagaimana pak?” tanya Dokter Ayu sedikit penasaran.
“ada yang ditanam dibalik cermin, ada juga yang terlihat seperti lampu biasa, namun resolusi layarnya bagus” ucap pak Rudi.
“sebenarnya saya hanya ingin masang satu dikamar ini, dan arah kamera keranjang situ” ucap Dokter Ayu malu.
“wah buat koleksi pribadi ya bu hehehe..” ucap pak Rudi sambil melirik ke paha Dokter Ayu yang sedikit tersingkap.
“eh tidak pak, hanya buat jaga2 saja” ucap Dokter Ayu yang mulai risih dengan pertanyaan pak Rudi.
“jangan khawatir bu, privasi pelanggan kami jamin. Banyak kok langganan kami yang juga memasang kamera untuk koleksi pribadi, bahkan ada yang memasang kamera dari berbagai arah supaya mendapatkan tangkapan momen yang bagus, jika ibu minat kami juga bisa memasangnya” ucap pak Rudi yang kembali melakukan promosi.
“akh pak Rudi dari tadi promosi mulu” ucap Dokter Ayu yang mulai menyadari maksud ucapan pak Rudi.
“ya namanya juga usaha bu hehehe..” Jawab pak Rudi.
“Boy.. keluarkan kamera kita yang paling bagus dari tas itu” ucap pak Rudi kepada Boy.
“baik pak..” Boy pun langsung membuka dan mengambil sebuah kamera yang terlihat sangat kecil dari tas peralatannya.
“sebentar bu, saya akan sedikit melakukan demontrasi ke ibu” ucap pak Rudi.
Dokter Ayu langsung duduk di bangku sofa yang ada di dekat meja riasnya, mengawasi pak Rudi yang terlihat sibuk bekerja.
Beberapa saat kemudian
“nah semua sudah terpasang, sekarang coba ibu duduk di atas ranjang itu, lalu nyalakan TVnya” ucap pak Rudi sambil menunjuk kearah TV yang ada di atas tembok pada sisi bawah ranjang.
Begitu layar TV dinyalakan oleh Dokter Ayu, terpampanglah dengan jelas dilayar TV gambar Dokter Ayu yang sedang memegang remote TV.
“gimana bu, gambarnya jelaskan? Sekarang ibu pegang remote ini” ucap pak Rudi yang mendekati Dokter Ayu yang masih duduk selonjor diatas ranjangnya, sambil menyerahkan remote khusus kamera.
“jika ibu pencet tombol ini, maka gambar akan di zoom, dan resolusinya pun tetap baik” ucap pak Rudi yang juga ikut duduk di pinggir ranjang menghadap layar TV.
“eh iya.. jelas banget gambarnya” ucap Dokter Ayu.
“nah sekarang ibu pencet angka yang no 2, 3, 4, dan 5 bergantian” ucap pak Rudi lagi.
“wih bagus banget resulusi gambarnya” ucap Dokter Ayu melihat gambar di TV menyorot dari sisi kanan kiri, depan dan atas kasurnya.
“bayangkan jika ibu lagi ngentot sama suami ibu, terus ibu rekam dari semua sisinya, pasti lebih bagus lagi” ucap pak Rudi vulgar.
Dokter Ayu langsung merinding membayangkan jika persetubuhannya yang panas waktu dientot rame2 oleh pak Joko, pak Jono dan pak Rudi direkam dari semua sisi. Ia merasakan desiran hangat pada tubuhnya hanya dengan membayangkannya saja, tanpa ia sadari memeknya mulai basah.
“bu..” pak Rudi melihat Dokter Ayu melamun.
“eh maaf “ Dokter Ayu tersadar dari lamunannya, ia tanpa sadar melebarkan kakinya yang tadi duduk selonjor diatas ranjang, tanpa ia sadari terlihat jelas memek Dokter Ayu yang gundul di layar TV yang masih posisi ngezoom.
Boy yang kebetulan duduk disamping TV hanya dapat bengong melihat gambar dilayar TV, otomatis matanya langsung ia tengokan kearah Dokter Ayu yang duduk mengangkang dengan bagian bawah piyama tersingkap jelas dari posisinya.
“wih bu, enak banget tuh kalau dijilatin” guman pak Rudi sambil melotot kearah layar TV, posisi pak Rudi disamping Dokter Ayu, pak Rudi tidak bisa melihat secara langsung dari posisinya.
“eh maksudnya?” ucap Dokter Ayu kaget mendengar ucapan pak Rudi.
“itu..” ucap pak Rudi sambil menunjuk layar Tv dengan moncong mulutnya.
“eh..” Dokter Ayu terkejut melihat gambar dilayar TV adalah gambar memek gundulnya. Sangking terkejutnya ia bukan menutupinya, malah menyentuh memeknya untuk memastikan dilayar TV itu benar-benar gambar memeknya yang sedang di zoom.
“Ssshh..” Desah Dokter Ayu tanpa sadar ketika ia mengelus celah memeknya dengan jari lentiknya sambil menatap layar kaca.
Pak Rudi bengong melihat Dokter Ayu mengelus memeknya sendiri. Boy pun ikut terbengong diam tak bergerak.
Dokter Ayu tiba-tiba merasa sekelilingnya gelap, hanya ada gambar memeknya dilayar TV dalam pandangan matanya. Ia bahkan melupakan kehadiran pak Rudi dan Boy yang masih ada dikamarnya. Matanya terus menatap layar TV itu, sambil terus memainkan celah memeknya yang sangat basah, dan bermain-main diitilnya yang sudah sangat keras.
“Ssshh.. Ssshh..” desah Dokter Ayu sambil terus memainkan memek gundulnya.
Pak Rudi langsung konak melihat aksi Dokter Ayu, ia pun langsung mengeluarkan kontolnya yang keras dari sela resletingnya, lalu mengambil posisi yang pas agar lebih jelas melihat aksi Dokter Ayu mengelus-elus sendiri celah memeknya yang basah, ia pun langsung berlutut dilantai sambil mengocok kontolnya yang memiliki panjang 14cm diameter 4cm.
Berbeda dengan Boy yang berada agak dibelakang pak Rudi. Tanpa pak Rudi dan Dokter Ayu sadari, Boy langsung menanggalkan semua bajunya hingga ia telanjang bulat dengan kontol mengacung keras dengan panjang 17 cm diameter 4cm. Setelah melepas seluruh pakaiannya, Boy dengan badan tinggi dan sedikit berotot berjalan mendekati ranjang Dokter Ayu. pak Rudi dan Dokter Ayu tidak menyadari saat Boy berjalan melewati pak Rudi yang masih menonton aksi Dokter Ayu sambil mengocok-ngocok kontolnya.
Boy langsung naik keatas ranjang dan memeluk badan Dokter Ayu yang masih tertutup piyama mandinya.
“eh...” Dokter Ayu terkejut.
“hei..” pak Rudi terkejut.
Boy langsung melumat bibir ranum Dokter Ayu yang terbuka karena keterkejutannya, Boy langsung mendorong tubuh Dokter Ayu hingga terlentang diatas kasur, kaki kekarnya langsung ia posisikan diantara kedua kaki Dokter Ayu yang masih terbuka lebar, ia langsung memposisikan kontol kerasnya dicelah memek basah Dokter Ayu.
Blessss..
“Aaahh...” Dokter Ayu langsung mendangakan kepalanya saat kontol keras Boy membelah memek basahnya dan langsung menekan hingga ke mulut rahimnya.
“Boy.. apa yang kamu lakukan..” pak Rudi panik, ia merasa khawatir aksi Boy ketangkap oleh keamanan rumah itu.
Boy tidak perduli teriakan pak Rudi, ia langsung mengayunkan pinggulnya, menghujam-hujam memek basah Dokter Ayu dengan sangat cepat.
“Aaahh.. Aaahh..” Dokter Ayu hanya bisa mendesah-desah saat memeknya yang sudah sangat gatal mendapatkan garukan cepat dari kontol keras Boy.
“Aaahh” desah Boy saat mendapatkan orgasmenya dengan cepat sangking nafsunya.
Crot..! Crot..! Crot..!
Peju hangat Boy langsung menyirami mulut rahim Dokter Ayu.
“Aaahh..”
critt.. critt.. critt..
Tubuh Dokter Ayu bergetar hebat, ia mendapatkan orgasmenya berbarengan dengan semprotan hangat peju Boy di mulut rahimnya.
Pak Rudi hanya bisa melongo, kontolnya langsung layu melihat perbuatan nekat Boy anak buahnya.
Boy langsung bangkit dari atas tubuh Dokter Ayu. ia langsung berjalan kearah pakaiannya yang berserakan dilantai.
Dokter Ayu segera memperbaiki pakaiannya.
“maafkan anak buah saya bu.. “ ucap pak rudi gugup sambil melihat lelehan sperma yang mengalir dari celah memek Dokter Ayu saat dia memperbaiki posisi piyama tidurnya.
“saya minta maaf sekali lagi bu..” ucap pak Rudi.
“sudahlah pak, yang penting jangan sebar luaskan kejadian ini diluar” ucap Dokter Ayu sambil bangkit dari atas kasurnya.
“baik bu.. sebagai gantinya, CCTV dan biya pemasangannya saya gratiskan, saya mohon ibu tidak memperpanjang kejadian barusan” ucap pak Rudi yang masih khawatir.
“tidak usah pak, saya tetap bayar..“ ucap Dokter Ayu sambil menuju meja riasnya untuk mengambil uang dari lacinya.
“tidak usah bu.. trimakasih.. saya permisi dulu..” Ucap pak Rudi langsung memanggil Boy untuk segera keluar bersamanya, pak Rudi buru-buru keluar meninggalkan Boy yang masih sibuk merapihkan peralatannya.
Perlahan Dokter Ayu mendekati Boy. Lalu mencium pipi anak muda tampan itu, sambil berbisik.
“trimakasih ya dik Boy..” bisik Dokter Ayu ditelinga Boy, sambil menyelipkan sejumlah uang disaku celananya.
“sama-sama bu.. Saya permisi dulu” ucap Boy sambil jalan membawa tangga lipat dibahunya dan kotak peralatan ditangannya.
“duh terpaksa deh mandi lagi, sebentar lagi mereka datang kesini untuk saya tanya perihal kelakuan mereka semalam” batin Dokter Ayu.
“biaya CCTV dan pemasangan ini tanggung jawab kamu Boy, saya potong dari gaji bulanan kamu” ucap pak Rudi sambil mengendarai mobil boxnya meninggalkan rumah Dokter Ayu.
“perkenalkan nama saya Rudi, dan itu anak buah saya bernama Boy” ucap pak Rudi sambil menunjuk kearah pemuda yang sedang sibuk menaiki tangga menuju kamar atas rumah Dokter Ayu.
“saya Ayuningsih, biasa dipanggil Ayu” Dokter Ayu memperkenalkan dirinya sambil membuka pintu kamar tidurnya.
“hanya dikamar ini saja bu yang mau dipasang kamera CCTVnya?” tanya pak Rudi. Sambil melihat-lihat sekeliling langit2 kamar.
“ia pak, tempat lain sudah dipasang CCTV semua” ucap Dokter Ayu.
“ia bu, saya juga kan yang pasang waktu itu, ibu kan langganan saya” ucap pak Rudi.
“iyakah? Akh saya tidak tahu akan hal itu, sebab sebelumnya suami saya yang mengurus masalah pemasangan CCTV sebelumnya” ucap Dokter Ayu.
“kami punya fitur2 canggih yang baru jika ibu berminat memasang CCTV ditempat2 yang tersembunyi, dan kami akan memberikan biaya gratis pemasangan jika ibu memasang minimal 5 kamera baru” ucap pak Rudi sedikit promosi.
“fitur yang bagaimana pak?” tanya Dokter Ayu sedikit penasaran.
“ada yang ditanam dibalik cermin, ada juga yang terlihat seperti lampu biasa, namun resolusi layarnya bagus” ucap pak Rudi.
“sebenarnya saya hanya ingin masang satu dikamar ini, dan arah kamera keranjang situ” ucap Dokter Ayu malu.
“wah buat koleksi pribadi ya bu hehehe..” ucap pak Rudi sambil melirik ke paha Dokter Ayu yang sedikit tersingkap.
“eh tidak pak, hanya buat jaga2 saja” ucap Dokter Ayu yang mulai risih dengan pertanyaan pak Rudi.
“jangan khawatir bu, privasi pelanggan kami jamin. Banyak kok langganan kami yang juga memasang kamera untuk koleksi pribadi, bahkan ada yang memasang kamera dari berbagai arah supaya mendapatkan tangkapan momen yang bagus, jika ibu minat kami juga bisa memasangnya” ucap pak Rudi yang kembali melakukan promosi.
“akh pak Rudi dari tadi promosi mulu” ucap Dokter Ayu yang mulai menyadari maksud ucapan pak Rudi.
“ya namanya juga usaha bu hehehe..” Jawab pak Rudi.
“Boy.. keluarkan kamera kita yang paling bagus dari tas itu” ucap pak Rudi kepada Boy.
“baik pak..” Boy pun langsung membuka dan mengambil sebuah kamera yang terlihat sangat kecil dari tas peralatannya.
“sebentar bu, saya akan sedikit melakukan demontrasi ke ibu” ucap pak Rudi.
Dokter Ayu langsung duduk di bangku sofa yang ada di dekat meja riasnya, mengawasi pak Rudi yang terlihat sibuk bekerja.
Beberapa saat kemudian
“nah semua sudah terpasang, sekarang coba ibu duduk di atas ranjang itu, lalu nyalakan TVnya” ucap pak Rudi sambil menunjuk kearah TV yang ada di atas tembok pada sisi bawah ranjang.
Begitu layar TV dinyalakan oleh Dokter Ayu, terpampanglah dengan jelas dilayar TV gambar Dokter Ayu yang sedang memegang remote TV.
“gimana bu, gambarnya jelaskan? Sekarang ibu pegang remote ini” ucap pak Rudi yang mendekati Dokter Ayu yang masih duduk selonjor diatas ranjangnya, sambil menyerahkan remote khusus kamera.
“jika ibu pencet tombol ini, maka gambar akan di zoom, dan resolusinya pun tetap baik” ucap pak Rudi yang juga ikut duduk di pinggir ranjang menghadap layar TV.
“eh iya.. jelas banget gambarnya” ucap Dokter Ayu.
“nah sekarang ibu pencet angka yang no 2, 3, 4, dan 5 bergantian” ucap pak Rudi lagi.
“wih bagus banget resulusi gambarnya” ucap Dokter Ayu melihat gambar di TV menyorot dari sisi kanan kiri, depan dan atas kasurnya.
“bayangkan jika ibu lagi ngentot sama suami ibu, terus ibu rekam dari semua sisinya, pasti lebih bagus lagi” ucap pak Rudi vulgar.
Dokter Ayu langsung merinding membayangkan jika persetubuhannya yang panas waktu dientot rame2 oleh pak Joko, pak Jono dan pak Rudi direkam dari semua sisi. Ia merasakan desiran hangat pada tubuhnya hanya dengan membayangkannya saja, tanpa ia sadari memeknya mulai basah.
“bu..” pak Rudi melihat Dokter Ayu melamun.
“eh maaf “ Dokter Ayu tersadar dari lamunannya, ia tanpa sadar melebarkan kakinya yang tadi duduk selonjor diatas ranjang, tanpa ia sadari terlihat jelas memek Dokter Ayu yang gundul di layar TV yang masih posisi ngezoom.
Boy yang kebetulan duduk disamping TV hanya dapat bengong melihat gambar dilayar TV, otomatis matanya langsung ia tengokan kearah Dokter Ayu yang duduk mengangkang dengan bagian bawah piyama tersingkap jelas dari posisinya.
“wih bu, enak banget tuh kalau dijilatin” guman pak Rudi sambil melotot kearah layar TV, posisi pak Rudi disamping Dokter Ayu, pak Rudi tidak bisa melihat secara langsung dari posisinya.
“eh maksudnya?” ucap Dokter Ayu kaget mendengar ucapan pak Rudi.
“itu..” ucap pak Rudi sambil menunjuk layar Tv dengan moncong mulutnya.
“eh..” Dokter Ayu terkejut melihat gambar dilayar TV adalah gambar memek gundulnya. Sangking terkejutnya ia bukan menutupinya, malah menyentuh memeknya untuk memastikan dilayar TV itu benar-benar gambar memeknya yang sedang di zoom.
“Ssshh..” Desah Dokter Ayu tanpa sadar ketika ia mengelus celah memeknya dengan jari lentiknya sambil menatap layar kaca.
Pak Rudi bengong melihat Dokter Ayu mengelus memeknya sendiri. Boy pun ikut terbengong diam tak bergerak.
Dokter Ayu tiba-tiba merasa sekelilingnya gelap, hanya ada gambar memeknya dilayar TV dalam pandangan matanya. Ia bahkan melupakan kehadiran pak Rudi dan Boy yang masih ada dikamarnya. Matanya terus menatap layar TV itu, sambil terus memainkan celah memeknya yang sangat basah, dan bermain-main diitilnya yang sudah sangat keras.
“Ssshh.. Ssshh..” desah Dokter Ayu sambil terus memainkan memek gundulnya.
Pak Rudi langsung konak melihat aksi Dokter Ayu, ia pun langsung mengeluarkan kontolnya yang keras dari sela resletingnya, lalu mengambil posisi yang pas agar lebih jelas melihat aksi Dokter Ayu mengelus-elus sendiri celah memeknya yang basah, ia pun langsung berlutut dilantai sambil mengocok kontolnya yang memiliki panjang 14cm diameter 4cm.
Berbeda dengan Boy yang berada agak dibelakang pak Rudi. Tanpa pak Rudi dan Dokter Ayu sadari, Boy langsung menanggalkan semua bajunya hingga ia telanjang bulat dengan kontol mengacung keras dengan panjang 17 cm diameter 4cm. Setelah melepas seluruh pakaiannya, Boy dengan badan tinggi dan sedikit berotot berjalan mendekati ranjang Dokter Ayu. pak Rudi dan Dokter Ayu tidak menyadari saat Boy berjalan melewati pak Rudi yang masih menonton aksi Dokter Ayu sambil mengocok-ngocok kontolnya.
Boy langsung naik keatas ranjang dan memeluk badan Dokter Ayu yang masih tertutup piyama mandinya.
“eh...” Dokter Ayu terkejut.
“hei..” pak Rudi terkejut.
Boy langsung melumat bibir ranum Dokter Ayu yang terbuka karena keterkejutannya, Boy langsung mendorong tubuh Dokter Ayu hingga terlentang diatas kasur, kaki kekarnya langsung ia posisikan diantara kedua kaki Dokter Ayu yang masih terbuka lebar, ia langsung memposisikan kontol kerasnya dicelah memek basah Dokter Ayu.
Blessss..
“Aaahh...” Dokter Ayu langsung mendangakan kepalanya saat kontol keras Boy membelah memek basahnya dan langsung menekan hingga ke mulut rahimnya.
“Boy.. apa yang kamu lakukan..” pak Rudi panik, ia merasa khawatir aksi Boy ketangkap oleh keamanan rumah itu.
Boy tidak perduli teriakan pak Rudi, ia langsung mengayunkan pinggulnya, menghujam-hujam memek basah Dokter Ayu dengan sangat cepat.
“Aaahh.. Aaahh..” Dokter Ayu hanya bisa mendesah-desah saat memeknya yang sudah sangat gatal mendapatkan garukan cepat dari kontol keras Boy.
“Aaahh” desah Boy saat mendapatkan orgasmenya dengan cepat sangking nafsunya.
Crot..! Crot..! Crot..!
Peju hangat Boy langsung menyirami mulut rahim Dokter Ayu.
“Aaahh..”
critt.. critt.. critt..
Tubuh Dokter Ayu bergetar hebat, ia mendapatkan orgasmenya berbarengan dengan semprotan hangat peju Boy di mulut rahimnya.
Pak Rudi hanya bisa melongo, kontolnya langsung layu melihat perbuatan nekat Boy anak buahnya.
Boy langsung bangkit dari atas tubuh Dokter Ayu. ia langsung berjalan kearah pakaiannya yang berserakan dilantai.
Dokter Ayu segera memperbaiki pakaiannya.
“maafkan anak buah saya bu.. “ ucap pak rudi gugup sambil melihat lelehan sperma yang mengalir dari celah memek Dokter Ayu saat dia memperbaiki posisi piyama tidurnya.
“saya minta maaf sekali lagi bu..” ucap pak Rudi.
“sudahlah pak, yang penting jangan sebar luaskan kejadian ini diluar” ucap Dokter Ayu sambil bangkit dari atas kasurnya.
“baik bu.. sebagai gantinya, CCTV dan biya pemasangannya saya gratiskan, saya mohon ibu tidak memperpanjang kejadian barusan” ucap pak Rudi yang masih khawatir.
“tidak usah pak, saya tetap bayar..“ ucap Dokter Ayu sambil menuju meja riasnya untuk mengambil uang dari lacinya.
“tidak usah bu.. trimakasih.. saya permisi dulu..” Ucap pak Rudi langsung memanggil Boy untuk segera keluar bersamanya, pak Rudi buru-buru keluar meninggalkan Boy yang masih sibuk merapihkan peralatannya.
Perlahan Dokter Ayu mendekati Boy. Lalu mencium pipi anak muda tampan itu, sambil berbisik.
“trimakasih ya dik Boy..” bisik Dokter Ayu ditelinga Boy, sambil menyelipkan sejumlah uang disaku celananya.
“sama-sama bu.. Saya permisi dulu” ucap Boy sambil jalan membawa tangga lipat dibahunya dan kotak peralatan ditangannya.
“duh terpaksa deh mandi lagi, sebentar lagi mereka datang kesini untuk saya tanya perihal kelakuan mereka semalam” batin Dokter Ayu.
“biaya CCTV dan pemasangan ini tanggung jawab kamu Boy, saya potong dari gaji bulanan kamu” ucap pak Rudi sambil mengendarai mobil boxnya meninggalkan rumah Dokter Ayu.
Boy hanya tersenyum lugu, ia sangat puas telah melepas keperjakaannya dimemek wanita yang sangat cantik dan seksi itu.
===X=X=X===
Siang itu Joko, Jono dan Pardi dipanggil Dokter Ayu. mereka bertiga sempat bertanya2 ada apa gerangan Dokter Cantik itu memanggil mereka bertiga.
“kira2 apa ya Jon?” tanya Joko kepada Jono.
“mana tau, mau naik gaji barangkali..” Jawab Jono.
“kalau tebakan saya sih Bu Dokter kangen sama kontol-kontol kita bertiga.. wkwkwk” ucap Pardi. Yang disambut tawa ngakak Jono dan Joko.
Sudah lima menit Joko, Jono dan Pardi duduk di sofa ruang tamu menunggu Dokter Ayu yang masih sibuk dikamarnya.
Dengan baju kaos dan rok rample kegemarannya, Dokter Ayu turun dari kamarnya, terlihat handuk kecil masih melilit rambut lurusnya yang habis ia keramas tadi.
Dokter Ayu duduk sambil menyilangkan kedua kakinya di depan pak Jono, pak Joko dan pak Pardi.
“diminum kopinya bapak-bapak.. santai saja.. jangan terlalu tegang..” ucap Dokter Ayu sambil tersenyum ramah.
“dari ibu turun tangga tadi saya sudah tegang melihatnya, Bu..” Ucap pak Pardi santai sambil menyeruput kopi panasnya.
“ehh..” batin Dokter Ayu sambil melirik tonjolan besar di celana pak Joko, pak Jono dan pak Pardi.
“duh kok malah jadi gini sih..” batin Dokter Ayu kembali saat merasakan desiran hangat dalam tubuhnya ketika melihat tonjolan besar pada celana ketiga lelaki dihadapannya.
“ada apa bu memanggil kami?” ucap pak Joko membuka percakapan.
“saya mau tanya.. Semalam ada diantara kalian yang menyelinap masuk kedalam kamar saya apa tidak?” tanya Dokter Ayu sambil berusaha untuk lebih rileks.
“maksud Ibu Dokter..?” tanya pak Jono.
“semalam saya terbangun dari tidur saya, saat terbangun ada banyak lelehan sperma mengalir diantara antara paha saya..” ucap Dokter Ayu dengan nada sedikit bergetar.
“maksud ibu ada sperma mengalir keluar dari memek gundul Bu Dokter..?” Tanya pak Pardi.
“eh iya.. cuman ngomongnya jangan blak2an gitu dong pak.. kan saya malu..?” jawab Dokter Ayu dengan nada masih sedikit bergetar.
“ya kan supaya kita bertiga jelas maksud dari omongan Bu Dokter..” jawab pak Pardi santai.
“elu Jok yang semalam ngentotin Bu Dokter? Apa elu Jon yang semalam ngentotin Bu Dokter? Atau jangan-jangan elu berdua ngentotin Bu Dokter semalam?” tanya pak Pradi kepada Jono dan Joko.
Mendengar ucapan pak Pardi membuat memek Dokter Ayu semakin basah.
“engak kok pak.. kita kan semalam nonton liga inggris bertiga2an” ucap Joko.
“eh iya ya.. kita semalam kan nonton bola sampai pagi” ucap pak Pardi sambil menatap wajah Dokter Ayu yang mulai memerah menahan gairah.
“jangan-jangan Bu Dokter ngarang cerita nih..?” lanjut pak Jono.
“ehh.. Tidak.. saya tidak ngarang kok.. beneran..” Ucap Dokter Ayu terbata-bata karena malah merasa dipojokan oleh ketiga pembantunya itu.
“kalau gitu ayo kita lihat rekaman vidionya, kan ada kamera di depan pintu belakang dan pintu depan, bahkan di pos jaga juga ada kameranya..” ucap pak Pardi.
“ya sudah.. ayu kita lihat bersama..” ucap Dokter Ayu yang langsung bangun di ikuti oleh ketiga pembantunya dari belakang.
“makin montok aja nih Dokter Ayu..” batin pak Pardi sambil menatap lengak lengok pantat Dokter Ayu yang berjalan di depannya.
Dokter Ayu dan ketiga pembantunya berjalan kearah kamar tidur Dokter Ayu, karena recorder rekaman seluruh kamera yang ada dirumah itu ada didalam kamar Dokter Ayu.
Dokter Ayu bersimpuh didepan TV 144 inci yang ada dikamarnya. Dibawah TV itu terdapat recorder rekaman seluruh kamera CCTV yang ada dirumahnya.
Pak Joko, pak Pardi dan pak Jono berdiri berjejer dibelakang Dokter Ayu.
“sini Bu.. saya aja yang meriksa..” ucap pak Pardi yang langsung bersimpuh disamping Dokter Ayu.
Dokter Ayu pun langsung kembali berdiri ditengah-tengah antara pak Joko dan pak Jono.
“rekaman jam berapa bu..?” Tanya pak Pardi.
“sekitar jam 00.00 sampai 00.21 an..” jawab Dokter Ayu.
“eh ini rekaman apa.. Kok kayak ada CCTV baru..?” guman pak Pardi yang terdengar pula oleh Dokter Ayu.
“eh.. Jangan dibuka..” teriak Dokter Ayu sambil langsung jongkok mau merebut remot ditangan pak Pardi.
Klik..
Brett..
Brukkkk..
Pak Pardi dan Dokter Ayu terjatuh bersamaan, karena Dokter Ayu terburu-buru merebut remote ditangan pak Pardi, sehingga Dokter Ayu tidak dapat mengendalikan keseimbangannya.
Remotenya malah terpental ke kolong cabinet TV. Dokter Ayu buru-buru berusaha mengambil kembali remote Recorder CCTV itu. Tanpa ia sadari, tubuhnya harus menungging saat mengambil remote CCTV yang ada dikolong cabinet TV.
Saat tangannya masih merogoh2 kolong cabinet, Dokter Ayu yang memiringkan kepalanya menatap kearah pak Pardi yang terlihat bengong menatap layar TV.
“ehh.. jangan-jangan..” batin Dokter Ayu.
===X=X=X===
Siang itu Joko, Jono dan Pardi dipanggil Dokter Ayu. mereka bertiga sempat bertanya2 ada apa gerangan Dokter Cantik itu memanggil mereka bertiga.
“kira2 apa ya Jon?” tanya Joko kepada Jono.
“mana tau, mau naik gaji barangkali..” Jawab Jono.
“kalau tebakan saya sih Bu Dokter kangen sama kontol-kontol kita bertiga.. wkwkwk” ucap Pardi. Yang disambut tawa ngakak Jono dan Joko.
Sudah lima menit Joko, Jono dan Pardi duduk di sofa ruang tamu menunggu Dokter Ayu yang masih sibuk dikamarnya.
Dengan baju kaos dan rok rample kegemarannya, Dokter Ayu turun dari kamarnya, terlihat handuk kecil masih melilit rambut lurusnya yang habis ia keramas tadi.
Dokter Ayu duduk sambil menyilangkan kedua kakinya di depan pak Jono, pak Joko dan pak Pardi.
“diminum kopinya bapak-bapak.. santai saja.. jangan terlalu tegang..” ucap Dokter Ayu sambil tersenyum ramah.
“dari ibu turun tangga tadi saya sudah tegang melihatnya, Bu..” Ucap pak Pardi santai sambil menyeruput kopi panasnya.
“ehh..” batin Dokter Ayu sambil melirik tonjolan besar di celana pak Joko, pak Jono dan pak Pardi.
“duh kok malah jadi gini sih..” batin Dokter Ayu kembali saat merasakan desiran hangat dalam tubuhnya ketika melihat tonjolan besar pada celana ketiga lelaki dihadapannya.
“ada apa bu memanggil kami?” ucap pak Joko membuka percakapan.
“saya mau tanya.. Semalam ada diantara kalian yang menyelinap masuk kedalam kamar saya apa tidak?” tanya Dokter Ayu sambil berusaha untuk lebih rileks.
“maksud Ibu Dokter..?” tanya pak Jono.
“semalam saya terbangun dari tidur saya, saat terbangun ada banyak lelehan sperma mengalir diantara antara paha saya..” ucap Dokter Ayu dengan nada sedikit bergetar.
“maksud ibu ada sperma mengalir keluar dari memek gundul Bu Dokter..?” Tanya pak Pardi.
“eh iya.. cuman ngomongnya jangan blak2an gitu dong pak.. kan saya malu..?” jawab Dokter Ayu dengan nada masih sedikit bergetar.
“ya kan supaya kita bertiga jelas maksud dari omongan Bu Dokter..” jawab pak Pardi santai.
“elu Jok yang semalam ngentotin Bu Dokter? Apa elu Jon yang semalam ngentotin Bu Dokter? Atau jangan-jangan elu berdua ngentotin Bu Dokter semalam?” tanya pak Pradi kepada Jono dan Joko.
Mendengar ucapan pak Pardi membuat memek Dokter Ayu semakin basah.
“engak kok pak.. kita kan semalam nonton liga inggris bertiga2an” ucap Joko.
“eh iya ya.. kita semalam kan nonton bola sampai pagi” ucap pak Pardi sambil menatap wajah Dokter Ayu yang mulai memerah menahan gairah.
“jangan-jangan Bu Dokter ngarang cerita nih..?” lanjut pak Jono.
“ehh.. Tidak.. saya tidak ngarang kok.. beneran..” Ucap Dokter Ayu terbata-bata karena malah merasa dipojokan oleh ketiga pembantunya itu.
“kalau gitu ayo kita lihat rekaman vidionya, kan ada kamera di depan pintu belakang dan pintu depan, bahkan di pos jaga juga ada kameranya..” ucap pak Pardi.
“ya sudah.. ayu kita lihat bersama..” ucap Dokter Ayu yang langsung bangun di ikuti oleh ketiga pembantunya dari belakang.
“makin montok aja nih Dokter Ayu..” batin pak Pardi sambil menatap lengak lengok pantat Dokter Ayu yang berjalan di depannya.
Dokter Ayu dan ketiga pembantunya berjalan kearah kamar tidur Dokter Ayu, karena recorder rekaman seluruh kamera yang ada dirumah itu ada didalam kamar Dokter Ayu.
Dokter Ayu bersimpuh didepan TV 144 inci yang ada dikamarnya. Dibawah TV itu terdapat recorder rekaman seluruh kamera CCTV yang ada dirumahnya.
Pak Joko, pak Pardi dan pak Jono berdiri berjejer dibelakang Dokter Ayu.
“sini Bu.. saya aja yang meriksa..” ucap pak Pardi yang langsung bersimpuh disamping Dokter Ayu.
Dokter Ayu pun langsung kembali berdiri ditengah-tengah antara pak Joko dan pak Jono.
“rekaman jam berapa bu..?” Tanya pak Pardi.
“sekitar jam 00.00 sampai 00.21 an..” jawab Dokter Ayu.
“eh ini rekaman apa.. Kok kayak ada CCTV baru..?” guman pak Pardi yang terdengar pula oleh Dokter Ayu.
“eh.. Jangan dibuka..” teriak Dokter Ayu sambil langsung jongkok mau merebut remot ditangan pak Pardi.
Klik..
Brett..
Brukkkk..
Pak Pardi dan Dokter Ayu terjatuh bersamaan, karena Dokter Ayu terburu-buru merebut remote ditangan pak Pardi, sehingga Dokter Ayu tidak dapat mengendalikan keseimbangannya.
Remotenya malah terpental ke kolong cabinet TV. Dokter Ayu buru-buru berusaha mengambil kembali remote Recorder CCTV itu. Tanpa ia sadari, tubuhnya harus menungging saat mengambil remote CCTV yang ada dikolong cabinet TV.
Saat tangannya masih merogoh2 kolong cabinet, Dokter Ayu yang memiringkan kepalanya menatap kearah pak Pardi yang terlihat bengong menatap layar TV.
“ehh.. jangan-jangan..” batin Dokter Ayu.
cerita sex yes, fuck my pussy. good dick. Big cock. Yes cum inside my pussy. lick my nipples. my tits are tingling. drink milk in my breast. enjoying my milk nipples. play with my big tits. fuck my vagina until I get pregnant. play "Adult sex games" with me. satisfy your cock in my wet vagina. Asian girl hottes gorgeus. lonte, lc ngentot live, pramugari ngentot, wikwik, selebgram open BO