Seri 1 Gairah KLINIK Dokter Ayuningsih

cewek amoy


Perkenalkan namaku adalah Ayuningsih tinggi badan 175cm dengan berat 60kg, aku berprofesi sebagai dokter umum di sebuah rumah sakit umum di kabupaten di kota K. Aku seorang Istri berum*r 30 tah*n, memiliki dua orang anak yang masih kecil-kecil. Suamiku berum*r 35 tah*n, seorang kontraktor proyek kecil-kecilan, biasa membangun ruko-ruko dan perumahan di berbagai kota. Sehingga suami harus sering keluar kota dan pulang seminggu sekali jika kebetulan proyeknya di kota-kota yang masih tidak terlalu jauh, namun kadang jika mendapatkan proyek di kota-kota yang jauh, dia pulang bisa sebulan sekali.

Buat ku itu tidak masalah besar, kami masih sering berkomunikasi melalui video call, chat atau telpon. Aktifitas sex buatku hanyalah sebuah kewajiban. Mungkin karena kesibukan ku sehari-hari yang membuatku tidak terlalu memikirkan tentang sex.

Untuk menambah kesibukan saya membuka klinik umum sendiri di rumah, rumah kami tergolong besar untuk lingkungan kabupaten kami. Dengan luas tanah 2000m, dan luas bangunan 200m. sehingga terlihat mencolok di lingkungan kami. Satu orang asisten dokter, Dua orang art, satu orang tukang kebun dan dua orang satpam.

Klinik yang ku kelola termasuk ramai, karena tarifnya yang murah. Banyak warga dari kampung-kampung sekitar yang datang untuk berobat keklinik saya ini, dan banyak pula yang menyunatkan anak-anak mereka di klinik saya ini.

Asisten dokter (Rosa 28thn) dan dua art (Sari 25thn dan Lia 28thn) ketiganya adalah janda dan tinggal di paviliun yang ada di belakang rumah, jauh terpisah dari bangunan utama. Sementara tukang kebun dan dua satpam pulang jika sedang tidak bertugas.

Klinik saya buka dari jam 17.00-21.00, biasanya pasien sunat akan di tempatkan diurutan terakhir antrian, sebab pasien sunat bukanlah pasien gawat yang harus ditangani segera.

Saat ini suami sedang menanganin proyek perumahan elite di pulau K, sehingga mengharuskan dia pulang sebulan sekali.

Hari ini klinik ramai sekali, kemaren klinik mendapatkan 2 anak pasien sunat. Hari ini nampaknya hanya satu anak saja pasien sunat yang datang. Seperti biasa pasien sunat kami tempatkan diurutan terakhir antrian.

Jam 21.15 semua pasien sakit telah selesai ditangani, tinggal satu anak pasien sunat.

“Anak Bayu..” panggil asisten saya yang bernama Rosa.

“Saya..” lalu berdirilah seorang anak muda yang sangat tampan berum*r 20an dengan tubuh yang kekar dan tingggi badan yang mencapai 185cm.

Rosa sempat kaget

“Anak bayu nya mana pak, yang mau sunat?” tanya Rosa sambil melihat sekitar ruang tunggu yang sudah sepi.

“Saya bu, dua minggu lagi saya mau nikah dan menjadi mualaf, saya disuruh calon mertua sunat dulu sebelum nikah nanti” jawab Bayu malu-malu.

“Oh.. Maaf sebentar ya nak Bayu, saya kedalam sebentar, duduk aja lagi dulu” jawab Rosa sambil masuk kedalam dan menutup pintu ruang praktek.

Rosa berniat melaporkan dulu hal tersebut kepada bu dokter Ayu.

“Ada apa bu Rosa?”

“Begini bu Dokter, pasien sunatnya ternyata anak remaja, gimana bu Dokter?” tanya Rosa dengan mimik bingung karena baru pertama kali klinik mereka kedatangan pasien sunat dewasa.

“Oh begitu, kenapa? Suruh aja masuk, tidak apa-apa” jawab bu Ayu tenang, kerena pikir dia paling juga anak remaja um*r 14 tah*nan yang takut di sunat waktu kecil.

“Baik bu dokter” jawab Rosa langsung balik badan untuk memanggi pasien untuk masuk.

“Anak Bayu” panggil Rosa Kembali.

“Saya” jawab Bayu sambil segera bangkit lalu berjalan masuk kedalam ruang praktek.

“Silakan duduk nak Bayu” ujar Rosa sambil menunjuk bangku pasien di depan meja bu Dokter.

Sementara Ayu masih terpana dan sangat terkejut. Karena dihadapannya berdiri pemuda yang sangat tampan, tinggi dan juga terlihat sangat berotot.

“Maaf bu Dokter ini berkasnya” Rosa menyerahkan berkas data pasien ke hadapan bu Dokter.

Ayu yang terkejut, langsung berusaha bersikap senormal mungkin ketika diserahkan berkas data pasien kehadapannya.

“Bayu Perkasa.. um*r 19tah*n..” Ucap Dokter Ayu dihadapan Bayu.

“Iya bu Dokter” jawab Bayu malu-malu.

Bayu merasakan mukanya tebal sekali saat ini menahan malu. Namun demi cintanya terhadap sang kekasih dia rela jadi mualaf dan harus disunat. Karena malunyalah, dia berinisiatif datang ke klinik sendirian tanpa ditemani saudara-saudaranya ataupun teman-temannya.

“Kenapa baru sunat sekarang?” tanya Dokter Ayu penasaran.

“Mau nikah bu dua minggu lagi. Disuruh calon mertua sunat dulu sebelum jadi mualaf dan nikah” jawab Bayu sambil senyam senyum menahan malu.

“Oh begitu..”

Dokter Ayu sering mendengar hal ini, namun baru pertama kali dia mendapatkan pasien dewasa yang sunat kepadanya.

“Bu Rosa, tolong segera disiapkan, sudah malam ini” ujar Dokter Ayu mengagetkan Rosa yang sempat tenggelam dalam lamunannya sendiri.

“Mari nak Bayu” ujar Rosa menyuruh Bayu mengikutinya kearah ranjang pasien.

Rosa menutup tirai pasien, setelah itu menyerahkan sebuah sarung kecil kepada Bayu.

“Dipakai sarungnya nak Bayu, dilepas semua bawahannya” ujar Rosa yang masih di liputin sedikit kegalauan dihati.

Jam sudah menunjukan pukul 21.30. Rosa pun segera mempersiapkan peralatan medis yang dibutuhkan segera.

Bayu pun segera mamakai sarung kecil tersebut, yang biasa dipakai anak-anak. Membayangkan kontolnya sebentar lagi akan dilihat 2 perempuan cantik. Membuat kontol bayu ereksi maksimal. Rosa tidak memperhatikan hal tersebut karena sibuk dengan kegiatannya mempersiapkan segala sesuatunya.

Bayu pun buru-buru naik ke ranjang periksa dan langsung membaringkan diri, untuk menidurkan posisi kontolnya yang sempat membuat tenda saaat berdiri tadi, saat tiduran setidaknya posisi kontolnya walaupun ereksi maksimal masih tersamarkan dengan lipatan sarung. Namun pikiran kotornya membuat ereksinya sulit dipadamkan.

Setelah Rosa memasang tirai pemisah tubuh, yang berfungsi menutupi penglihatan pasien saat bagian bawahnya akan diperiksa. Rosa selesai mempersiapkan semuanya.

“Pasien sudah siap bu Dokter” ujar Rosa

Dokter Ayu pun langsung bangkit menuju ranjang pasien. Melihat tirai tubuh yang sudah terpasang membuat Dokter Ayu sedikit nyaman.

Sambil menatap tubuh yang terbaring didepannya Dokter Ayu, tampak sedikit keraguan dimatanya. Saat dia membuka sarung itu, inilah pertamakali dia akan melihat kontol hidup lain selain milik suaminya. Dulu semasa kuliah dia sudah biasa melihat kontol mayat manus*a dewasa. Kontol suaminya dengan Panjang 15cm lebar 3cm menurut Ayu sudah termasuk besar jika dibandingkan rata-rata kontol dewasa dinegeri ini. Dengan kontol suaminya saja dia bisa 2x climax jika sedang berhubungan badan.

Begitupun Rosa, sudah 2 tah*n dia menjanda, selama ini dia menyalurkan Hasrat birahinya dengan bermasturbasi sendiri dikamar pribadinya dipaviliun sana. Andaikan sarung ini diangkatpun maka ini adalah kontol kedua yang dia lihat sepanjang hidupnya.

Tubuh Bayu yang tinggi membuat ranjang pasien itu terlihat terlalu kecil buatnya. Hingga telapak kakinya agak menjorok keluar sisi ranjang bawah.

Dokter Ayu pun akhirnya menjulurkan tangannya, untuk menyingkap sarung yang dipakai Bayu.

“akh..” ujar Dokter Ayu dan Rosa bersamaan sambil mereka berdua bersamaan menutup mulut mereka, karena terkejut melihat apa yang ada dibalik sarung itu.

Kontol hitam dan besar, Panjang 20cm diameter 6cm dengan posisi ereksi maksimal, membuat kedua wanita itu terkejut.

Bayu yang sepintas mendengar teriakan kecil kedua Wanita itupun kaget, Bayu sangat malu sekali, iya berusaha membuat kontol besarnya mengecil dengan berpikir hal-hal lain, namun usahanya sia-sia. Memang biasanya jika bangun pagi saja, saat kontolnya ereksi maksimal, dia membutuhkan 30 menit push up dan pull up, untuk menetralkannya Kembali. Apalagi sekarang, dengan posisi dikelilingi wanita cantik-cantik, kontolnya makin ereksi sempurna, dan makin sulit di netralkan olehnya.

Dengan otot paha yang kencang, otot betis yang kencang ditambah kontol panjang dan keras, membuat Dokter Ayu dan Rosa terkagum-kagum beberapa saat.

“Bagaimana bu Dokter?” bisik Rosa mengagetkan lamunan Dokter Ayu.

“Kasih Anestesi, pasti langsung normal Kembali, kita tidak bisa melakukan prosedur jika posisi ereksi seperti ini” bisik Dokter Ayu pelan, agar sang pasien tidak mendengar percakapan mereka.

“Baik Bu”

Rosa pun segera melakukan anestesi kepasiennya. Tangan Rosa sedikit bergetar ketika akan menyetuh kontol besar itu.

“Kamu tidak apa-apa bu Rosa?” bisik Dokter Ayu.

“Maaf Bu” bisik Rosa malu.

“Sini biar saya saja” ujar Dokter Ayu, yang khawatir Rosa salah suntik jika tangannya masih terus bergetar.

Walaupun Dokter Ayu juga gerogi, namun hal itu tidak menghilangkan sikap profisionalismennya sebagai dokter.

“Mari kita tunggu 2 menit hingga obatnya bereaksi” sambil Dokter Ayu menyibukan diri mempersiapkan alat-alat medisnya, dengan tujuan mengalihkan pandangannya dari kontol yang menakjubkannya itu. Karena sebenarnya tugas mempersiapkan alat-alat medis sudah dilakukan Rosa sebelumnnya, dan sudah tugas Rosa mempersiapkannya pula saat prosedur dijalankan. Rosa melihat tinggkah aneh Bu Dokter, namun dia memaklumi juga. Sebab bagi dia pun kontol ini sangat menakjubkan dan menggiurkan dirinya.

5 menit kemudian.

Dokter Ayu dan Rosa mulai resah. Kontol Bayu masih tetap ereksi maksimal.

“Bagaimana Bu Dokter?” tanya Rosa sambil menatap Dokter Ayu.

“Dik Bayu..” ucap Dokter Ayu pelan dan sedikit bergetar, dan tanpa sadar mengubah panggilan “nak” nya menjadi “dik”.

“Iya Bu Dokter?” tanya Bayu dengan muka yang masih terasa tebal karena malu.

“Bisakah burung kecilnya dibuat tidak ireksi..? Sebab kami tidak bisa bekerja disini jika burung dik bayu masih terus tegang seperti ini” Jawab Dokter Ayu, dengan nada yang masih bergetar manahan gairah sambil menatap kontol besar yang begitu mengiurkan dimatanya.

“Maaf Bu Dokter, saya sudah berusaha, namun tidak bisa” jawab Bayu.

Dokter Ayu melirik kearah Rosa, melihat mata Rosa yang tidak berkedip dan terlihat jelas tangan Rosa masih bergetar. Entah apa yang ada dipikiran Rosa saat itu, namun Dokter Ayu memakluminya, karena diapun mengalami hal yang sama, namun saja tangannya tidak bergetar seperti Rosa. Yang Dokter Ayu rasakan tangannya ingin meraih kontol besar itu, dan menikmati kekenyalan dan kehangatannya dalam genggaman tangannya.

“Sebentar ya dik Bayu” ujar Dokter Ayu sambil mencolek lengan Rosa, memberi kode agar mereka keluar ruangan untuk berbicara empat mata.

“Baik Bu Dokter” jawab Bayu.

Dokter Ayu dan Rosa pun segera keluar ruangan praktek menuju ruangan tunggu pasien. Dokter Ayu langsung duduk disalah satu bangku tunggu pasien sambil menghela nafasnya yag sejak tadi terasa sesak. Sementara Rosa berdiri disamping Dokter Ayu menunggu apa yang ingin di omongkan Dokter Ayu kepadanya.

tiba-tiba dikejauhan mendekat bayangan hitam tinggi dan besar kearah Dokter Ayu dan Rosa.

“SETANNN..!!” Teriak Rosa kaget.

Dokter Ayu pun sempat terkaget akibat teriakan Rosa.

“Duh tega banget bu Rosa, lah wong ganteng gini kok dibilang setan?” ujar Pak Jono cengengesan sambil mendekati ruang praktek Dokter Ayu.

“Maaf Bu Dokter, pagar depan sudah bisa saya kunci. Soalnya saya bingung dari jauh ruang praktek masih nyala. Namun saya sudah tidak lihat pasien satu pun juga” ujar pak Jono sambil clingak celinguk melihat sekitar tidak ada kendaraan pasien satupun juga, dan diruang tunggu tidak terlihat orang satupun juga.

Sebagai satpam malam rumah Dokter Ayu, pak Jono tidak mau kecolongan karena dia harus mengawasi rumah yang luas ini. Dan Bayu pun kebetulan berangkat tadi hanya dengan berjalan kaki, karena bagi Bayu berjalan sangat menyehatkan tubuhnya.

“Ya sudah kunci saja. Jangan lupa kontrol keliling sebelum tidur” ujar Dokter Ayu yang masih degdegkan akibat dikagetkan teriakan Rosa tadi.

“Baik Bu Dokter, saya pamit dulu” ujar pak Jono sambil mengedipkan mata menggoda bu Rosa yang janda muda.

Dengan tubuh yang besar dan tinggi pak Jono berlari-lari kecil kearah pos jaganya. Jika bukan karena takut kehilangan pekerjaan dengan gaji yang besar di rumah Dokter Ayu, mungkin sejak dulu pak Jono menggoda ketiga janda yang ada di rumah itu.

Untuk beberapa saat Dokter Ayu termenung, berpikir keras untuk mengatasi masalahnya ini. Dia tidak pernah gagal dalam mengobati pasiennya, dan tidak berniat gagal.

“Hanya bisa dilakukan dengan cara pembiusan, namun kita tidak punya alatnya diklinik ini” guman Dokter Ayu kecil.

Rosa yang mendengar gumanan Dokter Ayu hanya dapat menganggukan kepalanya.

“Saya tidak mau gagal bu Rosa. Bagaimana caranya terserah bu Rosa, Saya kasih waktu 20 menit buat bu Rosa mengatasi masalah kita itu!” ujar Dokter Ayu tegas sambil melirik sekilas kearah Rosa.

Rosa pun paham maksud Dokter Ayu, namun apakah dia sanggup melakukannya dengan waktu 20 menit? Rosa diam beberapa saat, sebelum akhirnya dia merespon perintah Dokter Ayu.

“Baik Bu Dokter, saya mengerti, beri saya waktu 20 menit” Rosa segera berbalik badan masuk Kembali kedalam kamar praktek klinik Dokter Ayu.

Kamar praktek Dokter Ayu dilengkapi kedap suara yang sangat baik, sehingga suara sekeras apapun tidak akan terdengar keluar.

Setelah menutup pintu kamar periksa rapat-rapat, Rosa pun perlahan mendekati ranjang periksa, dimana Bayu masih terbaring kebingungan. Rosa berpikir, dulu suaminya saja tidak akan bertahan 10 menit saat menghadapai keahlian kocokan tangannya, apalagi pemuda bau kencur semacam Bayu, dia yakin hanya butuh kurang dari 5 menit untuk menyelesaikannya.

Perlahan Rosa mulai menyingkap hordeng ranjang pasien, terlihat kembali dimatanya kontol keras Bayu yang masih berdiri, dengan urat-urat yang menunjol disekelilingnya, membuat kontol itu terlihat begitu menakjubkan di mata Rosa.

Bayu menoleh ketika hordeng pemisah ruangan di singkap oleh Suster Dokter Ayu, dia pun makin merasa malu karena belum bisa menurunkan ereksi kontolnya, ditambah lagi begitu Bayu melihat Suster cantik itu tampak terkagum-kagum melihat kontol kerasnya, membuat ereksi kontol Bayu makin sulit dikendalikan,

“Dik Bayu” ucap Rosa pelan dengan nada sedikit bergetar menahan birahinya.

“Iya Bu Suster” jawab Bayu pelan sambil berusaha menenangkan hatinya.

“Sepertinya prosedur sunat tidak akan bisa dilakukan jika burung dik Bayu masih ereksi keras begini” ujar Rosa pelan sambil mendekati ranjang pasien, sehingga terhalang pandangan Bayu oleh pembatas tubuh yang masih terpasang sejak tadi.

“Jadi bagaimana suster, sementara pernikahan saya dua minggu lagi, semua undangan sudah di sebar, saya tidak mungkin membatalkan pernikahan ini” ujar Bayu sambil tetap berbaring, dengan nada terdengar sangat khawatir.

“Oh.. jangan khawatir dik Bayu, saya akan melakukan sedikit prosedur untuk menangani ereksi dik Bayu. Namun prosedur ini sedikit rahasia, jadi dik Bayu tidak boleh menceritakan kepada siapapun juga tentang prosedur ini. Kecuali dik Bayu ingin membatalkan untuk melakukan sunat disini, dan melakukannya diklinik lain?” ujar Rosa memberi peringatan dan pertimbangan terhadap Bayu.

“Waduh, ditempat lain mahal Bu Suster, saya sudah bertanya di dua tempat, rata-rata tarif mereka 2x dari klinik ini, saya pun tahu klinik ini lebih murah dari mertua saya. Jangan khawatir soal prosedur rahasinya Bu Suster, saya tidak akan cerita kesiapapun juga. Lagi pula saya kesini sendiri karena malu jika di temanin keluarga atau pun teman-teman saya” jawab Bayu meyakinkan Suster bahwa dia bukan tipe yang suka bergosip ria.

Setelah yakin Bayu tidak akan bercerita kesiapapun juga. Rosa mulai bergerak. Dengan bergetar perlahan-lahan tangan Rosa menggapai kontol keras Bayu. Sudah lama Rosa tidak merasakan tekstur lembut kontol laki-laki. Desiran hangat perlahan menjalar di tubuhnya, tanpa Rosa sadari kelembapan yang sudah terjadi sejak melihat kontol Bayu makin menjadi saja di bawah sana saat ini. Ingin Rasanya Rosa segera melahap kontol indah Bayu, merasakan tekstur lembut kontol besar itu di lidahnya. Namun Rosa berusaha menahannya. Ia tidak mau terlihat binal dimata pasiennya.

Perlahan Rosa mulai mengocok pelan kontol Bayu, dia yakin hanya butuh beberapa menit untuk meredakan ereksi pemuda kencur semacam Bayu, apalagi begitu merasakan keahlian and kelembutan tangan Rosa.

Namun sayangnya Rosa telah lupa, beberapa saat lalu Rosa telah melakukan anestesi, sehingga kontol Bayu terasa kebas alias mati rasa. Sehingga Bayu tidak merasakan nikmat apapun juga dikontolnya. Yang Bayu rasa hanya ada dua tangan lembut sedang mengocok kontol kerasnya. Yang membuat kontol Bayu tetap ereksi maksimal adalah imajinasi Bayu, mambayangkan Suster cantik sedang menatap kontolnya saja sudah membuat pemuda dengan setamina se muda Bayu dapat ereksi maksimal. Apalagi membayangkan Suster cantik itu sedang mengocok kontolnya, makin membuat ereksi kontolnya makin maksimal.

==x=x=x==

POV Joko Suryono

Perkenalkan nama aku Joko Suryono, orang-orang biasa memanggil aku Joko, um*r aku 25 tah*n, tinggi badan 175, berat 80. Setatus masih betah bujangan. Pekerjaan Satpam jaga siang di rumah Dokter Ayuningsih, yang tugas jaga malam pak Jono namanya. Perkenalan aku dengan Bu Dokter Ayuningsih terjadi 3 tah*n yang lalu secara tidak sengaja.

Kala itu aku berniat jalan-jalan ke rumah teman di kota K, aku naik bis engkel dari kabupaten ke kota K. kebetulan suasana angkotan lagi sepi saat itu. Saat naik bis aku lihat di bangku belakang duduk seorang gadis cantik sendirian.

“wah, ada bening2 nih, coba dah deketin kali aja nyangkut” batin Joko saat itu juga.

Joko pun langsung berjalan ke bangku belakang, sambil berjalan Joko sibuk merapihkan rambutnya. Joko langsung duduk di sebelah gadis itu tanpa permisi. Joko melihat gadis itu sedang menunduk sibuk membaca buku. Joko berharap setidaknya sang gadis menoleh untuk melihat wajahnya yang kata embah ganteng banget. Namun kehadirannya tidak dihiraukan sama sekali oleh sang gadis.

“wih cewe sombong nih kayaknya.. Belum lihat wajah mas Joko yang tampan aja dia” batin Joko mulai sedikit jengkel.

“ehem..” Joko berdehem, berusaha menarik perhatian sang gadis.

Namun kembali hanya kecewa yang Joko dapatkan, sang gadis masih asik terus membolak balik buku yang dibacanya.

Akhirnya kesabaran Joko mulai habis, darah mudanya langsung mendidih. Jiwa liarnya langsung memberontak, Joko tidak terima diperlakukan seperti sampah sama gadis didepannya. Bahkan satu RT mengakui ketampanan Joko yang kata pak RT mirip artis ibukota. Dengan tangan mengepal dan jiwa dipenuhi emosi yang meluap-luap, Joko bersuara.

“ehem.. serius amat mbak baca bukunya..” ujar Joko lembut sambil menebar pesona senyumnya.

“Iya nih mas, lagi seru” ujar si gadis dengan suara indahnya. Tanpa menoleh sama sekali kearah pria disampingnya.

“wah ternyata tidak sombong, hanya perlu sedikit lebih agresif aja nih kayaknya” batin Joko mulai percaya diri lagi.

“wah asik dong, kalau boleh tahu, baca buku apa mbak sampai segitu seriusnya?” ucap Joko sambil sedikit merapihkan rambutnya.

“Baca buku primbon mas” sambil tangan si gadis menutup buku yang ada di pangkuannya itu.

“menurut buku ini..” lanjut sang gadis sambil menepuk buku itu sekali dan menolehkan wajahnya kearah pria di sebelahnya

“..punya orang batak panjang-panjang, punya orang jawa besar-besar, sedangkan punya orang sunda tahan lama, itulah yang dijelaskan dalam buku ini” ucap sang gadis dengan seriusnya

”Perkenalkan nama saya Ayuningsih..” lanjut sang gadis sambil menjulurkan tangannya.

Joko yang sempat terkesima, bingung dan kaget mendapatkan respon yang sangat cepat dari sang gadis, dengan sedikit gugup dan terburu-buru langsung menjabat tangan sang gadis sambil berkata.

“Asep Joko Siregar..” ujar Joko sambil menjabat tangan sang gadis.

“akh..” guman sang gadis sambil menarik tangan dan langsung menutup mulutnya dengan mata terkejut.

Joko pun langsung sadar.

“eh maaf salah, nama saya Joko Suryono..” ujar Joko, meralat ucapan sepontannya tadi.

“hehehhe.. kirain bener, sampai kaget saya” ucap sang gadis tersipu malu.

Akhirnya kami terlibat obrolan ringan, dan saat itu aku juga baru tahu, tenyata gadis itu sudah bersuami, dan dia seorang dokter di rumah sakit umum di kota K.

Kami saling curhat panjang lebar kali tinggi. Begitu tahu aku tidak punya kerjaan tetap, Dokter Ayu pun menawarkan pekerjaan sebagai satpam di rumah barunya itu. Sejak itulah aku bekerja di rumah Dokter Ayuningsih.

--*-*--

===x=x=x===

Sambil mengocok kontol Bayu yang keras, Rosa mengumpulkan liur dimulutnya, lalu ia mendekatkan mulutnya ke kontol Bayu.

“cuih..” diludahinya kontol Bayu, untuk memberikan rasa lebih nikmat di kontol yang mempesona itu.

Lalu Rosa mempercepat lagi kocokan tangannya, dia yakin Bayu sedang merem melek menahan nikmat dibalik horden tubuh yang memisahkan tubuh atas dan tubuh bawah Bayu.

Sementara itu di luar kamar praktek, setelah Rosa meninggalkan Dokter Ayu sendirian, Dokter Ayu langsung berdiri mematikan lampu ruang tunggu kliniknya, ia tidak mau sampai pak Jono balik lagi karena melihat lampu klinik belum padam.

Setelah memadamkan lampu klinik Dokter Ayu kembali duduk selonjor di bangku ruang tunggu kliniknya. Sambil memejamkan matanya sebentar, ia teringat kembali Tommy sang suami, yang sudah dua minggu belum kembali dari proyeknya di seberang pulau. Jika bukan karena ingat suaminya, mungkin ia sendiri yang sudah turun tangan mengatasi masalah kontol besar Bayu. Teringat akan bentuknya yang menakjubkan, kembali menghadirkan desiran hangat dalam tubuhnya.

Sudah 10 menit Rosa masuk ke kamar praktek, belum juga keluar untuk melaporkan perkembangan hasilnya. Waktu terasa lambat bagi Dokter Ayu saat ini, iya sudah tidak sabar lagi untuk segera masuk menyusul Rosa, namun Dokter Ayu berusaha menahan keinginannya itu.

== Diranjang praktek Dokter Ayu. ==

Rosa terus menerus membasahi kontol Bayu dengan ludahnya, agar kocokan tangannya jadi semakin lancar dan licin. Tanpa Rosa sadari lama-lama bibir manis Rosa makin mendekat ke helm baja kontol Bayu yang besar itu. Hasrat dalam diri Rosa makin meluap-luap, membayangkan jika kontol besar ini masuk kedalam memek sempitnya, yang sudah lama tidak merasakan kehangatan dan kelembutan tekstur kontol laki-laki.

Melihat urat-urat yang menonjol, diameter yang lebar, ukurannya yang panjang, serta kekerasan tekstur kontol yang ada di genggamannya, membuat memeknya makin banjir saja.

“dik Bayu sudah mau keluar..?” ucap Rosa pelan dengan suara bergetar.

“maaf Bu Suster, saya tidak paham maksud Bu Suster..?” jawab Bayu bingung,

karena Bayu selama ini dia tidak pernah masturbasi, dan dalam hidupnya mungkin hanya beberapa kali saja dia mengalami mimpi basah, itupun dia tidak mengerti apa yang keluar dari kontolnya saat terbangun dari mimpi basah itu.

“duh sudah 15 menit, namun bocah ini belum ada tanda-tanda mau keluar, 5 menit lagi waktu buat ku untuk menyelesaikan tugas ini” batin Rosa mulai khawatir sambil sedikit melirik kearah jam ditangannya.

“dik Bayu, bisa tolong pejamkan matanya? Dan jangan di buka sebelum saya suruh buka matanya, saya akan melanjutkan prosedur rahasianya, agar burung dik Bayu bisa segera di sunat” ujar Rosa pelan.

“baik Bu Suster, saya pejamkan mata sekarang?” jawab Bayu walau sedikit bingung apa yang hendak dilakukan oleh suster cantik ini kepada kontol kerasnya.

“iya, jangan dibuka matanya walaupun mendengar suara apapun juga ya?” jawab Rosa dengan suara yang masih bergetar.

“baik Bu Suster, saya sudah merem sekarang” jawab Bayu yang langsung memejamkan matanya, ia tidak mau gagal nikah dengan wanita pujaannya karena tidak jadi sunat hari ini.

Tidak lama kemudian Bayu merasakan ada yang naik ranjang praktek dibawah sana. Walau pun samar, namun Bayu dapan merasakan getaran ranjang praktek saat Suster itu menaiki ranjang praktek. Beberapa saat kemudian Bayu merasakan sebuah kelembapan menyelimuti seluruh kontolnya yang kebas.

“Akh.. ini nikmat sekali, ini terlalu nikmat” batin Rosa saat perlahan-lahan menurunkan pantanya, menelan perlahan kontol besar Bayu kedalam memeknya yang sudah sangat basah.

“Aahh.. tidak mungkin.. Akh.. Baru dimasukan setengahnya saja saya sudah mau keluar.. Tidak.. ini terlalu nikmatt..”

Desah Rosa pelan, sambil berusaha menutup mulutnya dengan satu tangan agar Bayu tidak mendengar desahannya. Sementara tangan Rosa satunya berpegangan tiang besi pembatas tubuh.

Jika Bayu membuka matanya, Bayu pasti bisa melihat kepala Rosa tersembul di atas tirai pembatas tubuh, sedang mendongak terpejam menahan nikmat.

Rosa berusahan menahan kedua pahanya, namun akhirnya.

“Aahh..” jerit Rosa keras saat orgasme besar melandanya

Rosa langsung lemas, kakinya sudah tidak kuat menahan laju turun pantatnya, akhirnya sepontan kontol besar Bayu langsung amblas dalam memeknya, hingga mentok kerahimnya, menyisakan beberapa centi pangkal kontol Bayu yang panjang di luar memek Rosa. Kedua tangan Rosa langsung bertumpu pada kedua tiang pembatas tubuh, tubuhnya sudah tidak sanggup lagi bertahan, dia langsung ambruk bersamaan tiang pembatas itu, menimpah tubuh Bayu dibawahnya.

Bayu yang sebelumnya terpejam, akhirnya membuka matanya, begitu merasakan tiang pembatas dan tubuh Suster cantik itu menimpahnya. Terlihat tubuh Rosa masih bergetar kencang.. dan terus bergetar.. dan bergetar lagi.

Rosa mengalami multi orgasme hanya dalam sekali sodokan kontol keras Bayu.

Bayu bingung mau merespon apa, dia segera menyingkirkan tirai pembatas tubuh yang menimpah dirinya, sementara getaran tubuh Rosa yang tadi sempat mereda, kembali bergetar saat Bayu bergerak mengangkat tirai pembatas tadi.

“Aahh.. tidak..” desah Rosa kembali kelimax menerima sodokan pelan kontol besar Bayu, saat Bayu bergerak tadi.

“Bu Suster.. Bu Suster tidak apa-apa?”

Bayu berusaha untuk bangkit duduk dan sedikit mendorong bahu Rosa agar ikut terangkat, sehingga posisi Bayu saat ini duduk selonjor dia ranjang pasien, sementara posisi Rosa duduk bersimpuh diatas kontol Bayu sambil tangan Rosa merangkul leher Bayu untuk menahan tubuh lemasnya agar tidak jatuh. Alhasil kontol panjang Bayu kian menusuk makin dalam kerahim Rosa.

“Aahh..” kembali tubuh Rosa bergetar hebat, pantatnya ikut bergetar bergoyang-goyang tanpa dapat di kontrol olehnya.

Bayu pun mulai khawatir, ia tidak tahu apa yang sedang menimpah suster cantik tersebut. Perlahan Bayu menurunkan kedua kakinya, kebawah ranjang, lalu memutar tubuhnya hingga tubuh Rosa yang tadi sempat terangkat, kembali diletakan duduk di atas ranjang dengan kedua kaki masih ditahan oleh lengan Bayu yang kekar. Bayu bingung hendak melepas kontolnya dari memek Suster cantik itu, namun dia takut tindakannya tersebut tidak sesuai prosedur rahasia yang sedang dilakukan Bu Suster kepadanya.

Sambil berdiri dipinggir ranjang dengan kedua tangan menahan kaki Rosa yang terjuntai lemas, kontol Bayu masih menancap di dalam memek Rosa yang terbaring lemah di ranjang pasien.

“Bu Suster.. Bu Suster.. sadar Bu.. sadar..!!” pangil Bayu panik sambil menatap wajah Rosa yang terpejam dengan tubuh masih bergetar.

“cabut.. tolong cabut..” Rosa hanya dapat berkata pelan dengan nada bergetar.

Bayu pun akhirnya mencabut kontol besarnya dari memek Rosa, terlihat banyak cairan menetes dari kontol Bayu dan memek Rosa. Melihat Rosa yang berusaha untuk bangkit, Bayu pun berinisiatif membantunya.

Sementara itu di luar kamar praktek, Dokter Ayu sudah tidak sabaran lagi menunggu Rosa.

“Sudah 25 menit, Bu Rosa belum keluar juga” batin Dokter Ayu sambil bangkit menuju pintu kamar prakteknya.

Perlahan dia buka pintu kamar praktek itu, dia mendengar suara Bayu memanggil-manggil Suster Rosa.

Setelah menutup pintu kamar praktek Dokter Ayu perlahan mendekati tirai pembatas ranjang periksa yang masih tertutup rapat. Dengan ragu-ragu tangan Dokter Ayu terjulur hendak menyingkap tirai pembatas itu.

Ketika tangan Dokter Ayu hampir mencapai tirai pembatas.

“Krekk..”

Tirai pembatas tebuka lebar.

Dokter Ayu tersentak kaget hingga mundur satu langkah. Makin kaget lagi begitu melihat wajah kusut dan pucat keluar dari balik hordeng hendak menggapainya, sehingga membuat Dokter Ayu mundur selangkah lagi dan terjatuh duduk dilantai. Wanita pucat dengan rambut acak-acakan yang muncul mendadak dihadapan Dokter Ayu pun ikut terjatuh dilantai, tangan Wanita itu menggapai-gapai seakan-akan hendak menarik tubuh Dokter Ayu.

“Suster ngesot..” Teriak Dokter Ayu kencang ketakutan, sambil berusaha menggerakan pantat dan kakinya dilantai untuk mundur menghindar.

==X=X=X==

Ayu 17thn, Rosa 15thn, Lia 15thn dan Sari 12thn, adalah 4 sahabat karib di kampung kecil disebuah kabupaten di kota K. walaupun perbedaan um*r mereka mencolok, namun karena tinggal mereka yang berdekatan, membuat mereka berempat semakin akrab saja.

Sepulang sekolah mereka pasti selalu berkumpul bermain Bersama. Di kampung kecil ini untuk mencari teman sangat sulit, sebab kebanyakan mereka yang sudah lulus SMP atau SMA segera merantau keluar kota atau ke negeri jiran untuk mengadu nasib.

Ayu berasal dari keluarga cukup berada dikampung kecil ini, bapaknya terkenal sebagai juragan, yang memiliki sawah dimana-mana. Sementara Rosa, walau keluarganya tidak sekaya Ayu, namun bapaknya juga memiliki banyak sawah di kampung ini.

Berbeda dengan Sari dan Lia, mereka berdua berasal dari keluarga miskin, bapak mereka hanyalah buruh tani yang suka membantu juragan-juragan tani di kampung ini. Namun karena Ayu dan Rosa memiliki jiwa lembut dan baik hati, membuat perbedaan setatus bukan masalah dimata mereka.

Saat um*r Ayu 18tah*n, orang tua Ayu memutuskan untuk anaknya meneruskan kuliah kedokteran di Ibukota. Berbeda dengan orang tua Rosa, yang hanya mengijinkan Rosa kuliah di kota K, mengambil jurusan keperawatan.

Sedangkan Lia dan Sari hanyalah tamatan SMP, um*r 16 tah*n Sari menikah dengan seorang kuli bangunan, memiliki dua orang anak yang saat ini ikut neneknya di kabupaten tetangga. um*r 22 Sari bercerai dengan suaminya, karena suaminya selingkuh saat sedang garap proyek di kota S. Lia menikah saat um*r 17, menikah dengan seorang pedagang pakaian di kota K, tidak memiliki anak, bercerai um*r 24 tah*n karena sang suami ingin nikah lagi dan memiliki keturunan, Lia tidak sudi dimadu.

Sedangkan Rosa menikah um*r 22 tah*n setelah tamat kuliah, menikah dengan seorang pemilik restoran ternama di kota K, tidak memiliki anak. Dan bercerai dium*r 25 tah*n, karena suaminya ternyata penyuka sesama jenis.

Ayu menikah um*r 27 tah*n, setelah menamatkan kuliah sepesialis kecantikannya di Ibukota, bertemu dengan suami saat seminar Pengembangan Bisnis Modern di Ibukota. Sebelum menikah Ayu sudah menjelaskan ke calon suaminya bahwa ia akan kembali ke kota K untuk bekerja dan membuka praktek klinik di sana. Sang calon suami pun tidak mempermasalahkan itu, karena dia pun akan sibuk diluar kota, sehingga tinggal berdekatan dengan orangtua Ayu merupakan pilihan baik bagi mereka.

Saat pernikahan yang cukup meriah di kampunglah, Ayu, Rosa, Sari dan Lia kembali bertemu dan bernostalgia.

Saat Ayu mulai membuka kliniklah, Ayu menawarkan Rosa yang saat itu bekerja di sebuah klinik di kota K, untuk bekerja dengannya, Ayu menawarkan bonus lebih agar Rosa mau ikut dengannya. Walaupun Ayu tidak menawarkan bonus lebih, Rosa pun akan dengan senang hati bekerja dengan Ayu.
Sedangkan Sari dan Lia sudah mulai bekerja dengan Ayu saat Ayu selesai membangun rumah di sebidang tanah hadiah dari orangtuanya. Sari dan Lia pun dengan senang hati bekerja dengan Ayu. Karena ingat semua kebaikan Ayu dulu, yang sering membantu teman-temannya.

Keakraban mereka kembali terjalin saat itu. Walau Ayu adalah majikan, namun Ayu selalu bersikap seperti teman biasa saat di lingkungan rumah. Namun berbeda saat di klinik, Ayu bersikap tegas dan berwibawa.

Rumah paviliun di design sedemikian rupa hingga nyaman buat Ayu dan teman-teman berkumpul. 3 kamar tidur dengan kamar mandi di dalam untuk tempat tinggal teman-temannya. Di depan kamar terbentang ruangan luas dengan nuansa alam berukuran 9 x 6 meter. Jarak antar rumah utama dan paviliun 20 meter. Terhubung dengan jalan berubin cantik dengan atap yang indah.

Sekeliling rumah di pagari tembok batu setinggi 3 meter dengan satu akses masuk saja yang selalu dijaga 24 jam oleh Joko dan Jono. Seluruh taman selalu dirawat oleh Pardi setiap harinya.

Karena Ayu lulusan spesialis kecantikan, maka dia dengan senang hati selalu berbagi tips-tips dan obat-obatan kecantikan bersama teman-temannya. Termasuk tips untuk selalu menjaga area pribadi mereka selalu bersih dan wangi. Mereka selalu rutin nge wax area pribadi mereka, Ayu yang rutin melakukan wax tersebut keteman-temannya, sementara Rosa diajarkan Ayu agar bisa membantu Ayu jika dia ingin nge wax dirinya sendiri.

Inilah sekilas info awal mula perkenalan Rosa, Sari dan Lia dengan Dokter Ayuningsih.

===X=X=X===

“Ampun Bu Dokter.. Ampun.. saya sudah tidak sanggup lagi..” rintih Rosa sambil terus mendekati Dokter Ayu.

Dokter Ayu pun langsung tersadar, bahwa makhluk menakutkan di depannya adalah Rosa, bukan Suster Ngesot,

Dokter Ayu langsung merangkak menyambut Rosa.. dan baru menyadari Rosa hanya memakai atasan putihnya tanpa bawahan dan celana dalam lagi.

“Anda baik-baik saja Bu Rosa..”

Sambil merangkul Rosa, Dokter Ayu melihat kearah ranjang pasien dimana Bayu terlihat berdiri disamping ranjang dengan wajah tampannya yang terlihat kebingungan. tenda kecil masih tebentuk dibalik sarung biru yang kekecilan itu.

“Maaf Bu Dokter, saya sudah tidak kuat.. Ini terlalu nikmat..” desah Rosa pelan sambil masih memeluk Dokter Ayu.

“Sebegitu nikmatnyakah kontol bocah itu..” batin Dokter Ayu sambil menatap tonjolan di sarung Bayu.

Lalu Dokter Ayu bangkit sambil membantu Rosa berdiri.

“Dik Bayu, bisakah bantu papah Bu Rosa kedalam..” Ujar Dokter Ayu sambil menatap Bayu yang masih diam tercengang.

“Baik Bu Dokter..” Ujar Bayu bergegas mendekat untuk membantu Bu Suster yang cantik itu.

“Akh..” Rosa terkejut.

“Ehh..” Dokter Ayu juga terkejut.

Saat tubuh kekar Bayu membopong tubuh ramping Suster Rosa dengan kedua tangannya, Suster Rosa pun segera merangkul leher Bayu karena takut terjatuh.

“Kemana Bu Dokter..? Ujar Bayu sambil menatap Dokter Ayu yang masih terpana dengan aksi Bayu.

“ehh.. Sebentar, sebentar, sebentar..” jawab Dokter Ayu sambil tergesa-gesa mengambil HP dan mematikan lampu kamar prakteknya.

Dokter Ayu lalu keluar membuka pintu untuk Bayu yang masih membopong tubuh Rosa yang ramping. Setelah mereka keluar kamar periksa, Dokter Ayu tidak lupa mengunci pintu kamar kliniknya, lalu berjalan menuju pintu penghubung antara klinik dan ruang tamu dari rumah utama.

Setelah masuk ke ruang tamu yang terlihat megah itu, bahkan sempat membuat Bayu terdiam beberapa saat terkagum-kagum dengan interiornya. Dokter Ayu tidak lupa kembali mengunci pintu penghubung itu, lalu berjalan memimpin jalan Bayu, menuju kamar tamu yang tersedia dilantai bawah rumahnya. Sedangkan kamar Utama dan kamar anak-anak berada di lantai dua rumah megah itu. Rumah itu memiliki 3 kamar tamu dilantai satu.

Kamar tamu memiliki 2 ranjang ukuran king size, satu lemari besar, dua bangku sofa, dengan meja kecil ditengahnya.

“Dik Bayu, tolong baringkan Bu Rosa di ranjang sana” ucap Dokter Ayu sambil menunjuk ranjang besar yang ada di kiri ruangan.

Setelah membaringkan Bu Rosa di ranjang, Bayu diam terpaku di pinggir ranjang sambil menatap Dokter Ayu.

Dokter Ayu yang di tatap wajah tampan Bayu, merasa sedikit gerogi, apalagi Bayu menatapnya dengan masih memperlihatkan tonjolan besar di sarungnya.

“sebentar, sebentar, sebentar..” Ujar Dokter Ayu sambil mondar mandir kecil berpikir keras tindakan apa selanjutnya yang akan dia lakukan.

“Ahh..” seolah mendapat ide brilian, Dokter Ayu segera berbalik menghadap Bayu sambil berkata.

“Dik Bayu tunggu sebentar disini.. Saya akan segera kembali” sambil jari mengayun-ayun seolah memberi petuah.

“Baik Bu Dokter” jawab Bayu.

Dokter Ayu segera keluar dari kamar itu, sambil membuka HP ditangannya, di berniat mengecek kamar dua buah hatinya yang terpasang CCTV pengawasan dari handphonenya. Setelah melihat kedua buah hatinya masih terlelap tidur, Dokter Ayu segera bergegas menuju paviliun rumahnya.

Sepeninggalan Dokter Ayu, Bayu yang tadi sempat terbengong beberapa saat, mulai melihat-lihat sekitar kamar itu, yang terlihat luas dan nyaman. Matanya terhenti pada sosok tubuh yang terbaring setengah telanjang diatas kasur. Mata bayu melihat dari ujung kepala hingga kaki Suster Rosa, kembali tatapannya naik hingga kepangkal paha Suster Rosa yang terbaring dengan posisi kaki sedikit melebar. Terlihat memek indah tanpa bulu yang tadi sempat kemasukan kontol besar Bayu yang masih terasa kebas.

Birahi Bayu kembali naik, dengan kontol yang masih ereksi keras sejak tadi. Inilah afek hebat dari lelaki yang tidak pernah masturbasi seum*r hidupnya, saat keras akan sulit untuk reda kembali. Perlahan Bayu naik keranjang besar itu, setelah merenggangkan kedua kaki Suster Rosa, Bayu langsung bersimpuh diantara kedua kaki Suster Rosa.

Perlahan wajah Bayu menunduk mendekati memek indah tanpa bulu milik Suster Rosa. Setelah dekat, Bayu bisa mencium sedikit aroma birahi dari memek indah itu. Lalu Bayu mendekatkan bibirnya ke memek Suster Rosa, dan menjilat memek indah itu perlahan.

Suster Rosa yang belum tertidur, merasakan sengatan nikmat di memeknya, secara sepontan kedua kaki Suster Rosa menekuk, solah memberi akses lebih untuk lelaki yang sedang menjilat-jilat memeknya.

Melihat respon Suster Rosa, Bayu pun makin semangat, kedua tangan besarnya langsung memegang paha Suster Rosa, lalu memberi sedikit dorongan agar memek indah Suster Rosa lebih terekspos didepannya, sehingga mempermudah Bayu untuk menikmati lendir nikmat yang keluar dari dalam memek Suster Rosa.

“akh.. terus.. terus.. terus..” desah Rosa sambil kedua tangannya menjambak rambut Bayu.

Bayu makin semangat menjilat memek gundul Suster Rosa, kadang bibir seksinya menyedot-nyedot tonjolan diatas memek yang banjir itu.

Setiap itilnya disedot, pantat Rosa secara reflex terangkat, sambil menjerit nikmat cukup kencang.

“akh.. Saya pingin kontol.. berikan saya kontol.. Akh..” desah Rosa lalu menggigit lembut jari telunjuknya.

Bayu yang mendengar permintaan Suster Rosa, langsung membuka sarung dan baju kaosnya. Terpampanglah tubuh kekar Bayu yang kecoklatan, dan otot-otot menonjol keras, dengan kontol besar dan panjang yang sudah ereksi maksimal, sangat kontras dengan tubuh ramping Rosa yang putih terawat.

Perlahan pantat Bayu mulai mendekati pangkal paha Suster Rosa, Bayu langsung mengesek-gesekan kepala kontolnya di celah memek Rosa beberapa kali hingga menyundul-nyundul itil Rosa yang membesar.

Mendapat perlakuan seperti itu, membuat Rosa makin kelabakan.

“Masukan.. akh.. masukan.. saya ingin kontol.. akh..” desah Rosa tanpa malu lagi.

“Bamm” bagaikan paku bumi, kontol Bayu yang besar dan keras langsung menghujam dalam, menyentuh langsung rahim hangat Suster Rosa.

“Aahh..” Rosa langsung berteriak kencang sambil bergetar hebat, seketika mencapai orgasmenya kembali hanya dengan sekali sodokan keras kontol Bayu.

Dengan wajah mendongak keatas, kedua tangan merangkul erat lengan Bayu yang bertumpu di kedua sisi kepalanya, tubuh Rosa terus bergetar.

Bayu tidak mau lagi menyia-nyiakan kesempatan ini, segera ia memompa kontol besarnya didalam memek Suster Rosa yang sangat banjir, memek Suster Rosa terasa sempit sekali bagi kontol Bayu yang besar itu. pompaan demi pompaan terus Bayu lancarkan, tidak perduli tubuh Rosa yang terus bergetar mengalami multi orgasme tanpa henti.

Sementara itu.

Dokter Ayu segera membangunkan Lia dan Sari yang sedang terlelap dalam mimpi indahnya.

Tok.. tok.. tok.

“Mbak Sari.. Mbak Lia.. Mbak Sari.. Mbak Lia..” Panggil Dokter Ayu sambil mengetok kedua pintu kamar Sari dan Lia yang berdekatan.

“iya Bu Ayu..” Jawab Sari dan Lia bersamaan dari dalam kamar mereka masing-masing.

“saya mau minta tolong” ucap Dokter Ayu.

“iya Bu Ayu..?” jawab Lia.

“ada apa Bu Ayu..?” jawab Sari.

Walau Dokter Ayu, Lia dan Sari bersahabatan, namun Lia dan Sari selalu memanggil Dokter Ayu dengan sebutan Bu, kecuali hari minggu saat mereka kumpul bersama di paviliun untuk bernostalgia, saat itu biasa Sari dan Lia memanggil Dokter Ayu dengan sebutan Mbak Ayu, karena Dokter Ayu tidak mau dipanggil Bu saat nostalgia itu, tujuannya agar mereka dapat lepas tanpa rasa sungkan saat bersenda gurau.

“sekarang lebih baik kalian sikat gigi dan cucian dulu, pakai piyama yang biasa kita pakai pada saat kumpul, saya tunggu disini” ucap Dokter Ayu sambil beranjak ke sebuah sofa kayu yang ada di dekat air mancur yang berada di tengah-tengah ruang paviliun itu.

Sari dan Lia pun segera bergegas menjalankan perintah Dokter Ayu, walaupun masih tersimpan seribu pertanyaan di benak mereka.

Beberapa saat kemudian, Sari dan Lia sudah selesai sikat gigi dan cucian, mereka keluar memakai piyama kembaran yang biasa mereka pakai saat kumpul-kumpul.

“Bu Ayu..” ucap Lia menegur Dokter Ayu yang tenggelam dalam pikirannya.

“ohh.. sebentar..” ujar Dokter Ayu sambil bangkit dari duduknya” saya pinjam sebentar kamar mandi mbak Lia ya..” Lanjut Dokter Ayu sambil berjalan ke kamar Lia yang masih terbuka.

“Silakan Bu..” jawab Lia memberi jalan.

Dokter Ayu langsung menuju kamar mandi didalam kamar Lia, setelah menutup pintu, Dokter Ayu segera melipat rok rampel yang dipakainya lalu menurunkan CD nya untuk pipis, sambil memeriksa noda basah di celana dalamnya. Setelah pipis, Dokter Ayu melepas celana dalamnya, ia merasa tidak nyaman dengan CD basah itu, dan meletakannya di keranjang cucian milik Lia yang terdapat di sudut meja kamar mandi.

“saya titip pakaian kotor di keranjang cucian kamu ya mbak Lia” ucap Dokter Ayu saat sudah berada di luar. “Yuk ikut saya..” lanjut Dokter Ayu sambil berjalan balik ke rumah utama.

“sebenarnya ada apa sih Bu Ayu..?” Sari memberanikan diri untuk bertanya karena penasaran.

“Saya ada sedikit masalah.. Hanya kalian yang bisa membantu, Bu Rosa sudah menyerah, nanti saya jelaskan didalam” ujar Dokter Ayu sambil berpikir bagaimana menjelaskan kepada Lia dan Sari nanti.

Setelah berada di depan kamar tamu. Langkah Dokter Ayu terhenti, lalu membalikan badan menghadap Lia dan Sari.

“begini mbak Lia, mbak Sari.. Saya ada sedikit masalah dengan pasien sunat saya, pasien tersebut sudah remaja dan harus menjadi mualaf sebelum menikahkan kekasihnya dua minggu lagi, dan yang jadi masalah, si pasien burungnya selalu ereksi, hingga saya tidak bisa melakukan prosedur sunatnya. Bu Rosa sudah mencoba menurunkan ereksi anak muda tersebut, namun gagal, Bu Rosa sudah menyerah, satu-satunya harapan saya hanya pada kalian berdua. Sebab saya tidak mungkin, karena saya bersuami, mbak Lia dan Sari kan sudah janda, jadi tidak ada beban jika berhadapan dengan kemaluan laki-laki lain, jadi saya minta tolong dengan mbak Lia dan mbak Sari.. saya tidak mau gagal mengobati pasien saya, apakah mbak Lia dan mbak Sari mau membantu?” ucap Dokter Ayu sambil mengeatupkan kedua tangannya memohon bantuan Lia dan Sari.

Sari dan Lia sempat terkejut dan bingung mendengar penjelasan Dokter Ayu, namun begitu melihat Dokter Ayu sahabat baiknya mengatupkan tangan memohon dengan wajah cantik yang memelas, membuat Lia dan Sari tidak dapat menolak permintaan Dokter Ayu.

“Baiklah Bu.. demi Bu Ayu, saya siap membantu” Lia mengambil inisiatif menjawab duluan.

“saya juga siap bantu demi Bu Ayu..” Sari pun memberi jawaban susulan yang sama dengan Lia.

“Oh.. trimakasih banyak mbak Lia.. mbak Sari.. kalian memang sahabatku yang paling baik” jawab Dokter Ayu terharu sehingga meneteskan air mata.

“jangan begitu Bu Ayu.. Kami yang telah banyak berhutang budi sama Bu Ayu..” Jawab Lia lembut.

“di dalam kamar ini, ada pemuda itu dan Bu Rosa, saya mengandalkan bantuan kalian, mari kita masuk..” Jawab Dokter Ayu sambil membalikan badan, lalu membuka pintu kamar tamu perlahan.

“ehh..” Dokter Ayu.

“Aahh..” Lia.

“Aahh..” Sari.

teriak mereka bersamaan saat pintu sudah terbuka. Tampak di depan mereka punggung seorang pria tinggi dan kekar dalam keadaan telanjang bulat, sedang menindih tubuh seorang wanita dengan kulit cerah. Pantat sang pria yang berotot sedang berayun-ayun terlihat oleh mereka, sementara tangan sang wanita merangkul leher sang pria, sambil mendesah pelan dengan kaki yang mengangkang lebar dan tampak bergetar hebat.

“Aahh.. terus.. jangan berhenti.. terus.. Aahh.. terus.. terus.. terus.. Aahh..” Jerit sang wanita, setiap sang Wanita mendesah “Aahh..” bersamaan itu kaki dan pantat sang wanita pasti bergetar hebat.

“Dik Bayu.. apa yang kamu lakukan..” teriak Dokter Ayu tersadar dari keterkejutannya, lalu berlari mendekati ranjang itu, di ikuti Lia dan Sari.

Bayu menolehkan kepalanya, matanya mengikuti gerakan Dokter Ayu yang mendekati ranjang, sementara pinggulnya masih terus bergoyang, karena Suster Rosa memintanya untuk terus bergoyang.

Dokter Ayu bersimpuh disamping ranjang, disusul Lia dan Sari. Dengan tangan bertumpu di atas ranjang, Dokter Ayu mengguncang-guncang bahu Rosa.

“Bu Rosa.. Bu Rosa.. Kamu tidak apa-apa?” tanya Dokter Ayu khawatir.

“Aahh.. ini.. Terlalu.. nikmat.. Bu.. Aahh.. Dokter.. Aahh..” Desah Rosa terpejam sambil menjawab pertanyaan Dokter Ayu.

“Bamm.. Bamm.. Bamm..” (kalau suara alu kecil biasanya bunyinya plok.. plok.. plok saat menumbuk padi, karena alunya besar bunyinya jadi Bamm.. Bamm.. Bamm.. )

Suara benturan kontol Bayu di memek Rosa terdengar nyaring dan merdu ditelinga Dokter Ayu, sementara Lia dan Sari yang juga tururt bersimpuh di samping ranjang berjejeran dengan Dokter Ayu, terkejut melihat jelas ukuran kontol Bayu yang besar dan Panjang sedang keluar masuk memek Bu Rosa yang putih dan gundul. Terlihat cairan cinta menempel di seluruh permukaan kontol Bayu, sehingga tampak mengkilat diterpa cahaya lampu kamar itu.

“ahh.. Maaf Bu Dokter, saya cuma melanjutkan prosedur ahh.. rahasia yang tadi, saya tidak mau sampai ahh.. batal sunat Bu Dokter” jawab Bayu polos, menatap Dokter Ayu. Sambil pinggul terus memompa memek Bu Rosa.

“Prosedur Rahasia?” jawab Dokter Ayu terkejut, namun seketika itu juga Dokter Ayu paham maksud Bayu.

“Ohh.. iya, prosedur rahasia.. Ingat ya Dik Bayu, prosedur rahasia ini jangan sampai diketahui orang lain” lanjut Dokter Ayu sambil berdiri lalu duduk di ranjang besar yang berada di belakangnya.

Setelah menarik nafas panjang, Dokter Ayu berkata.

“Perkenalkan, pemuda ini bernama Bayu” ucap Dokter Ayu kepada Sari dan Lia.

“Perkenalkan, ini mbak Sari dan mbak Lia” ucap Dokter Ayu kepada Bayu, sambil menunjuk kearah Sari dan Lia bergantian.

“mereka yang akan membantu Bu Rosa dalam menjalankan prosedur rahasianya, sebab tampaknya Bu Rosa sudah tidak sanggup lagi meneruskan prosedur rahasianya itu” ujar Dokter Ayu sambil tersenyum kecil menatap kearah Bu Rosa yang mulai terlihat lemas.

Kedua tangan Bu Rosa yang tadi berada di leher Bayu, sekarang sudah terjatuh diatas kasur, mata Bu Rosa masih terpejam, desah pelan Bu Rosa masih terdengar, getaran-getaran pantat Bu Rosa masih belum berhenti seiring hujaman kontol keras Bayu.

“Mbak Lia.. Mbak Sari.. ayo segera di mulai.. Buka baju kalian, dan langsung naik diranjang yang ini saja, biarkan Bu Rosa beristirahat sejenak tanpa terganggu aktifitas kalian nanti” ucap Dokter Ayu sambil berdiri dan berjalan kearah bangku sofa disudut kamar itu.

“Baik Bu..” jawab Lia dan Sari sambil berdiri lalu membuka seluruh pakaiannya di depan Bayu.

Bayu pun menghentikan genjotan kontolnya dan segera mencabut kontol besarnya dari memek Bu Rosa yang sudah mulai memerah.

“Blub..”

“Aahh..” teriak kecil Rosa ketika kontol besar Bayu dicabut dari memeknya, Rosa hanya diam terpejam menikmati sisa-sisa orgasmenya, kaki dan perutnya masih bergetar pelan.

Bayu pun langsung turun dari ranjang, dan berdiri dihadapan Sari dan Lia yang masih sibuk membuka pakaian dalamnya.

Bayu yang sudah tidak sabaran langsung melumat bibir manis Lia.

Lia yang baru melepas CD nya dan belum sempat melepas BH nya, langsung membalas lumatan bibir pemuda tampan itu. wajah tampan Bayu membuat gairah Lia cepat naik. Begitupun Bayu, melihat Lia yang cantik dengan tubuh yang masih terlihat kencang seperti Bu Rosa karena belum memiliki anak, membuat nafsu Bayu makin meningkat, apalagi membayangkan sebentar lagi akan menggarap dua wanita yang cantik-cantik di depannya ini.

Sambil mencium Lia, dengan tangan kiri berada di pinggang Lia, tangan kanan Bayu menarik Tubuh Sari yang sudah telanjang bulat untuk mendekat, dengan tinggi badan Bayu 185, tinggi badan Lia 165, tinggi badan Sari 167. Bayu sedikit kesulitan saat berciuman bergantian dengan Sari dan Lia.

Sambil berciuman, tangan Lia langsung menggenggam kontol bayu setelah ia selesai melepas BH nya. Sementara kedua tangan Bayu masih berada di pinggang Lia dan Sari.

Mereka berciuman cukup lama, disaksikan Dokter Ayu yang duduk manis di sudut kamar sambil mengawasi CCTV dikamar anaknya. Dokter Ayu berusaha meredam nafsunya yang mulai naik, ia selalu memikirkan kebaikan suaminya untuk mengalihkan pikirannya dari tontonan live yang sangat menggairahkan di depan matanya.

Sari perlahan berlutut sambil menciumi tubuh Bayu yang kekar dan berotot, sementara kedua tangan Bayu telah hinggap di kedua payudara Lia yang masih sangat kencang. Sari menatap sebentar kontol besar Bayu yang sudah ada dalam genggamannya. Kontol yang besarnya hampir sama dengan pergelangan tangannya, begitu kekar dan menggairahkan, sehingga Sari tidak tahan untuk segera melahapnya. Dengan sedikit keahlian yang Sari dapat dari menonton film porno bersama teman-temannya ketika sedang kumpul di paviliun. Sari mencoba mempraktekan teknik yang dipelajarinya itu.

Tangan Sari sedikit kasar dirasa oleh kontol Bayu yang masih sedikit kebas. Namun rasa kasar itu berubah menjadi rasa lembut, basah dan hangat, ketika perlahan Sari mulai berusaha memasukan kontol besar Bayu ke mulutnya yang mungil.

“Aahh.. ini tidak mungkin muat dimulutku” batin Sari, ketika dia hanya bisa memasukan kepala kontol Bayu di mulutnya.

Tidak ingin berlama-lama karena khawatir pembaca dan para suhu kecewa, Bayu segera membaringkan Lia diatas ranjang.

Lia pun yang mengetahui keinginan Bayu, segera membaringkan tubuhnya diatas ranjang

“rupanya sang Alfa muda ingin mengotrol permainan ini..” batin Lia senang.

Setelah Lia berbaring, Bayu segera berlutut disamping ranjang, sehingga kontolnya yang saat itu berada dalam mulut Sari terlepas.

Saat Bayu sudah dalam posisi berlutut, Bayu segera menarik pantat Lia agar lebih sedikit mendekatinya, perlahan Bayu mulai menjilati memek gundul Lia yang masih terlihat sedikit rapat karena belum pernah melahirkan anak. Sari yang tidak mau kehilangan kesenangannya, ikut bersujud didepan Bayu, dan melanjutkan aksi oralnya.

“Akh..” Lia mendesah lemah ketika lidah lembut Bayu menjilat memeknya yang sudah sangat basah

Lia bangkit bertumpu dengan kedua sikunya sambil menundukan kepala ingin melihat wajah tampan pemuda yang sedang memberikan jilatan-jilatan nikmat di memeknya.

Setelah puas menjilatin memek basah Lia, Bayu segera bangkit dan menunduk, mengangkat tubuh Sari untuk berdiri. Dengan kedua lengan yang sangat kokoh, Bayu mengangkat tubuh ramping Sari lalu membaringkannya diatas tubuh Lia

Lia yang berada dibawah Sari sempat terkejut namun akhirnya paham maksud sang Alfa muda, Lia langsung merangkul tubuh Sari yang ada diatas tubuhnya, kedua telapak tangan Lia meremas lembut kedua payudara Sari, kepala Sari terjuntai disamping kepala Lia, merasakan nikmat dipayudaranya saat diremas Lia. Sementara Bayu kembali berlutut disamping ranjang, diahadapannya terpampang dua memek gundul yang sudah sangat basah, lalu Bayu menjilat bergantian memek basah Sari dan Lia.

“Aahh.. Aahh.. Aahh..” Sari dan Lia mendesah bergantian.

Aksi gila Bayu membuat birahi Dokter Ayu kembali melonjak.

“Aahh.. betapa nikmatnya yang mereka berdua rasakan” batin Dokter Ayu mulai iri atas kenikmatan yang Sari dan Lia dapatkan.

Tanpa Dokter Ayu sadari tangan kirinya sedang meremas-remas payudara dibalik baju putihnya, sementara tangan kanannya mulai menekan-nekan lembut itilnya yang masih tertutup rok rampelnya.

Setelah puas menjilat memek Sari dan Lia, Bayu segera bangkit, bertumpu dengan kedua pahanya yang kokoh, dengan tangan besarnya mencengkram dan menekan kedua pergelangan kaki Lia dan Sari. Kontol besar Bayu mulai diarahkan ke lobang sempit milik Lia, digesekannya lembut kepala kontol besar itu ke permukaan memek Lia yang sudah sangat basah. Setelah Bayu merasa kontol besarnya berada pas di lobang sempit Lia.

Bamm.

Bayu langsung menghentakan kontol besarnya masuk hingga mencapai rahim hangat Lia.

“Aahh..” Lia tersentak, seketika tubuhnya bergetar mendapatkan orgasme pertamanya dengan hanya sekali hujaman kontol Bayu yang besar.

Bamm.. Bamm.. Bamm.. Bamm.. Bamm.. Bayu tidak memberikan waktu buat Lia bernafas, iya langsung mengayunkan kontol panjangnya.

Setelah enam kali hujaman kontol Bayu ke Lia, Bayu langsung mencabut kontol besarnya dari memek Lia, lalu mengarahkan ke memek basah Sari yang berada sejajar diatas memek basah Lia.

Bamm.

“Aahh..” Lia pun mendesah keras.

Bamm.. Bamm.. Bayu langsung mengayunkan kontol panjangnya. Pada hujaman ketiga tubuh Sari langsung bergetar hebat diatas tubuh Lia.

“akkhh..” teriak Sari pada saat mendapat orgasme yang sangat hebat.

Bamm.. Bamm.. Bamm.. Bamm.. Bamm.. Bayu langsung melancarkan lima hujaman susulan secara bertubi-tubi dan langsung mencabut kontol besarnya dari memek basah Sari, kembali mengarahkan kontolnya kearah memek basah Lia.

Bamm.. Bamm.. Bamm.. Bamm.

Empat kali hujaman kontol besar Bayu kembali membuat Lia mendapatkan orgasme keduanya, tubuh rampingnya kembali bergetar hebat dibawah tubuh Sari.

Bayu terus menghujamkan kontol besar dan panjangnya ke dalam memek Lia dan Sari secara bergantian, Lia dan Sari pun mendapatkan orgasme berkali-kali ketika kontol besar Bayu menghujami memek mereka bergantian.

Aksi tersebut masih terus disaksikan dengan gairah yang makin meletup-letup Dokter Ayu. Dokter Ayu merasa tidak puas hanya dengan menekan-nekan itilnya dari balik rok rampelnya. Ia pun menyingkap rok rampel panjangnya, lalu mengangkat kedua kakinya, menyandarkan dikedua sisi pegangan tangan kursi sofa itu. perlahan jari lentik Dokter Ayu mulai memainkan celah basah memeknya serta itilnya yang makin membesar.

“akh.. akh.. akh..” Dokter Ayu berusaha menahan desahan kecilnya agar tidak di dengar oleh Bayu, sambil terus menatap aksi gila Bayu Bersama Sari dan Lia. Gerakan pantat seksi Bayu, menghadirkan sejuta imajinasi liar di kepalanya.

Bayu yang mendengar desahan pelan Dokter Ayu, langsung menengokan kepalanya kearah Dokter Ayu yang berada di sudut kamar itu. Birahi Bayu meningkat drastis menyaksikan aksi Dokter Ayu yang sedang mengangkangkan kedua pahanya menghadap Bayu sambil memainkan celah basah memeknya.
Kebas di kontol Bayu mulai hilang, hujaman demi hujaman kontolnya di memek Lia dan Sari mulai menghadirkan rasa nikmat yang luar biasa, ditambah menyaksikan aksi Dokter Ayu yang sedang mempermaikan memeknya sendiri, membuat pikiran dan nafsu Bayu makin menggila.

Kedua mata Bayu dan Dokter Ayu saling bertatapan. Seolah mereka sedang saling mengirimkan sinyal nafsu. Kedua mata Dokter Ayu menatap Bayu dengan sayu, seolah mengharapkan hujaman kontol keras Bayu di memek basahnya. Sementara kedua mata Bayu menatap garang kearah Dokter Ayu, seolah ingin menghujamkan kontol besarnya ke memek Dokter Ayu.

Melihat pose seksi Dokter Ayu, ditambah kecantikannya yang memukau seperti wajah penulis cerita ini, dengan kulit yang indah terawat, Bayu tidak dapat menahan keinginan untuk mendekati Dokter Ayu. Perlahan Ia bangkit, kontol panjangnya langsung terlepas dari memek Sari yang sudah sangat memerah.

“Blup..”

“Aahh..” desah Sari ketika kontol Bayu terlepas dari memeknya.

Dewi langsung jatuh terguling menelungkup disamping Lia. Dengan kaki terjuntai ke lantai, Sari sudah terlalu lemah untuk bergerak, begitupun Lia, iya hanya pasrah saja ketika Bayu melepaskan pergelangan kakinya, hingga jatuh menjuntai dilantai kamar, tubuh Lia pun sudah terlalu lelah untuk bergerak.

Dokter Ayu segera menurunkan kakinya dari sandaran kursi sofa, tangannya sibuk merapihkan rok rampelnya yang terbuka. Wajahnya memerah menahan malu dan nafsu.

“Dik Bayu..“ desah Dokter Ayu dengan nada bergetar, jantungnya berdebar-debar melihat pemuda tampan itu mendekati dirinya.

“Bu Dokter butuh bantuan..?” ucap Bayu sesaat sebelum langkahnya berhenti diantara kaki Dokter Ayu yang sedikit melebar.

Dokter Ayu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap kontol keras Bayu yang berada sangat dekat dengan wajahnya. Iya tidak dapat menahan keinginan tangannya untuk menggapai kontol besar itu. kedua tangannya perlahan-lahan terangkat mendekati kontol Bayu yang mengkilat basah.

“Jangan Dik Bayu.. saya sudah bersuami..” Ucap Dokter Ayu sambil menatap kedua mata Bayu, namun kedua tangan lembut Dokter Ayu mulai mengocok kontol Bayu yang keras.

Mendapat kocokan lembut dari Dokter yang cantik itu membuat Bayu sempat sedikit terpejam, meresapi nikmatnya.

“Tidak apa Bu Dokter, saya hanya ingin membantu sedikit..“ ucap Bayu sambil menundukan wajahnya, hendak mencium bibir manis Dokter Ayu.

“Jangan Dik Bayu..“ jawab Dokter Ayu dengan nada bergetar. Jantungnya semakin berdebar-debar melihat Bayu yang hendak menciumnya.

“hmm..” Bayu langsung melumat bibir Dokter Ayu, sementara itu terasa dikontolnya Dokter Ayu mempercepat kocokan kedua tangannya yang lembut.

Dokter Ayu pun merespon lumatan bibir Bayu dengan ganas.

Setelah 2 menit saling melumat, Bayu perlahan menurunkan tubuhnya hingga berlutut di antara kaki Dokter Ayu.

Kedua tangan Dokter Ayu terlepas dari kontol keras Bayu, badannya langsung bersandar dibangku sofa itu, dengan kedua tangan diletakan di atas pegangan kursi sofa. Sambil menatap mata Bayu.

“Jangan Dik Bayu.. Saya sudah bersuami.. Jangan Dik Bayu.. Jangan..” Ucap Dokter Ayu sambil menggelengkan kepalanya pelan, ketika kedua tangan Bayu sudah berada diatas pahanya yang masih tertutup rok rampel.

“Tidak apa-apa Bu Dokter, saya hanya berniat membantu sedikit..“ Ucap Bayu sambil menatap kedua mata Dokter Ayu yang terlihat sayu.

Dengan perlahan kedua tangan Bayu mulai menyingkap rok rampel Dokter Ayu, lalu mengakatnya keatas. terus keatas. Hingga rok rampel itu menutupi kepala Dokter Ayu, meghalangi pandangan Dokter Ayu.

Tindakan Bayu membuat Dokter Ayu merasa sedikit nyaman, kegugupannya sedikit mereda.

Kedua tangan Bayu langsung menarik pantat Dokter Ayu agar lebih sedikit ketepi Sofa, Dokter Ayu pun membantu dengan mengangkat sedikit pantatnya, lalu Bayu mengangkat kedua paha Dokter Ayu agar duduk mengangkang lebar. Meletakan kedua kaki mulus itu disandaran kursi sofa.

“Aahh..” teriak Dokter Ayu pelan, ketika ia merasakan lidah Bayu mulai menyapu permukaan memeknya yang sudah sangat basah.

Sengatan demi sengatan nikmat menjalar dalam tubuhnya, seirama jilatan Bayu di memeknya yang basah dan gundul.

Bayu sedikit memberikan sedotan lembut saat lidah basahnya mencapai itil Dokter Ayu yang membesar.

Tanpa menunggu lama lagi, karena pembaca dan para suhu sudah makin penasaran.

Bayu kembali menegakkan badannya, lalu tangannya menyingkap rok rampel yang menutupi wajah cantik Dokter Ayu. Wajah Dokter Ayu terlihat memerah, menahan malu dan nafsunya.

Pantat Dokter Ayu sedikit tersentak mundur saat kontol besar dan panjang Bayu menempel di celah memeknya yang basah, namun segera ditahan oleh kedua tangan Bayu.

“Jangan Dik Bayu.. Jangan entot saya.. saya sudah bersuami..” ucap Dokter Ayu dengan wajah sedikit khawatir, ia tidak mau menghianati kebaikan suaminya yang juga tampan.

“Tidak usah khawatir Bu Doker, saya tidak akan memasukan kontol saya kedalam memek Bu Dokter. Saya hanya ingin menggesekannya saja..” jawab Bayu sambil perlahan mengesekan batang kontolnya yang panjang di celah memek Dokter Ayu yang sudah sangat basah.

“Jangan Dik Bayu..” desah Dokter Ayu sambil pantatnya bergoyang naik turun menyambut gesekan batang kontol Bayu di permukaan memeknya.

“oh.. Ini nikmat sekali.. kontol itu..” batin Dokter Ayu.

“Jangan Dik Bayu.. ahh.. Jangan Dik Bayu.. ahh..” desah Dokter Ayu sambil terus menggoyangkan pantatnya naik turun menyambut gesekan batang kontol Bayu.

Dokter Ayu terus bekata jangan, sementara pantatnya masih terus bergoyang. Sambil bergoyang kedua mata Dokter Ayu tak lepas menatap kontol keras Bayu yang sedang mengesek-gesek celah memeknya, ia membayangkan kontol besar itu masuk, menyodok-nyodok memeknya yang sudah sangat gatal di dalam sana. Bayangan itu berasa nyata, memeknya berasa penuh, namun nyatanya batang kontol Bayu masih menggesek-gesek celah memek Dokter Ayu. Hingga akhirnya.

“Aahh..”

Pantat Dokter Ayu bergetar kencang, saat orgasme hebat melandanya, hanya dengan gesekan kontol Bayu, ditambah ia membayangkan kontol besar itu menghujamin memeknya, membuat Dokter Ayu lebih cepat mendapatkan orgasmenya.

Saat tubuhnya bergetar, kedua kaki Dokter Ayu terlepas dari sandaran kursi yang didudukinya, membuat tubuh Bayu terdorong pelan, lalu bersimpuh dilantai diantara kaki Dokter Ayu yang terjuntai kelantai. Tubuh Dokter Ayu terasa sangat lemas, posisi pantanya yang agak menjorok keluar dari pinggirang kursi sofa, membuat tubuh lemas Dokter Ayu merosot, ia berusaha menahan laju jatuhnya dengan menegakan badan sambil berpegangan pada sandaran kursi, namun getaran tubuhnya dan kondisi tubuhnya yang terlalu lemas, membuat laju jatuhnya semakin cepat, karena tidak ingin jatuh, tangan kanan Dokter Ayu segera menggapai bahu kiri Bayu, disusul tangan kiri memberikan sedikit dorongan sambil menggapai leher Bayu.

Bamm.

Tanpa Dokter Ayu sadari kontol keras Bayu langsung menghujam memeknya yang sangat basah.

“Aahh..”

Kembali tubuh Dokter Ayu bergetar keras mendapatkan orgasme susulan saat kontol Bayu menekan keras rahim hangat Dokter Ayu. Dokter Ayu langsung terpejam, ia berpikir hujaman kontol Bayu hanya imajinasinya saja, seperti sebelumnya. Namun ia langsung tersadar, ini bukan bayangannya, kontol Bayu benar-benar telah menusuk dengan sangat dalam dimemeknya yang sangat basah, terlalu ngilu dirasa untuk sebuah imajinasi.

“Bu Dokter tidak apa-apa..?” ucap Bayu khawatir, sambil merangkul menahan punggung Dokter Ayu dengan kedua tangannya.

“Dik Bayu jangan.. Aahh..” desah Dokter Ayu sambil berusaha bangkit, namun kembali terduduk dipaha Bayu karena tubuhnya terlalu lemah, sehingga kontol panjang Bayu kembali menghujam memek Dokter Ayu

“tolong jangan etotin saya.. Aahh..” Dokter Ayu kembali berusaha bangkit, namun terduduk kembali

“saya tidak mau.. Aahh..” ia mencoba lagi

“saya sudah bersuami.. Aahh..” pantatnya kembali bergetar dipercobaan terakhirnya.

Bayu merasakan nikmat yang luar biasa di kontolnya saat Dokter Ayu berusaha bangkit berulang-ulang dari tubuhnya. Ia masih duduk bersimpuh merangkul punggung Dokter Ayu, dengan sabar menunggu Dokter Ayu reda dari getaran nikmatnya. Kedutan memek Dokter Ayu masih terasa meremas-remas pelan kontol besarnya.

“Bu Dokter.. Bu Dokter..” ucap Bayu pelan dikuping Dokter Ayu yang masih menyandarkan kepalanya dibahu Bayu.

Dokter Ayu bahkan terlalu lemah untuk menjawab panggilan Bayu. Ia hanya bisa bersandar sambil merangkul erat leher kokoh Bayu, karena takut jatuh terjengkang kebelakang.

Bayu yang sempat bingung harus berbuat apa, akhirnya memutuskan untuk memindahkan tubuh Dokter Ayu ke atas ranjang. Kedua lengan Bayu langsung pindah kebawah paha Dokter Ayu, tangan besarnya mencengkram pantat Dokter Ayu. Lalu berusaha bangkit dengan mengandalkan kekuatan pahanya.

Merasa Bayu akan bangkit, Dokter Ayu mempererat pegangannya di leher Bayu.

Bayu hendak membawa tubuh Dokter Ayu yang lemas ke atas ranjang dikamar itu, namun begitu melihat kedua ranjang sudah penuh, ia mengurungkan niatnya. Setelah berpikir beberapa saat, Bayu memutuskan untuk membawa tubuh Dokter Ayu ke kamar lain yang sempat ia lihat saat masuk tadi.

Bayu pun mulai melangkahkan kakinya, namun Langkah lebar kakinya langsung terhenti begitu merasakan pantat Dokter Ayu terangkat lalu terhujam kontolnya akibat gerakan langkah kaki Bayu.

“Aahh..” Desah Dokter Ayu.

“eh maaf Bu Dokter, tidak sengaja” ucap Bayu pelan menahan nikmat di kontolnya.

Bayu akhirnya mencoba melangkah dengan langkah pendek dan pelan.. Namun tetap saja pantat Dokter Ayu terangkat sedikt dan kembali terhujam kontol Bayu. Bayu yang tidak merasakan efek gerakan ini di kontolnya tidak menyadari hal itu. tidak demikian dengan Dokter Ayu.

Dokter Ayu merasakan nikmat yang luar biasa dengan hujaman pelan kontol Bayu yang keras dan besar di memek basahnya, hingga terlihat cairan lendir mulai menetes jatuh.

“Ssshh.. Ssshh..Ssshh..” desah Dokter Ayu seperti menahan pedas dimulutnya, seirama hujaman pelan kontol Bayu.

Baru delapan langkah Bayu berjalan.

“Aahh..”

Tiba-tiba tubuh Dokter Ayu kembali bergetar hebat, melonjak-lonjak mendapatkan orgasmenya kembali, lonjakan pantat itu membuat kontol Bayu kembali menghujam keras ke dalam memek Dokter Ayu. Bayu merasakan nikmat yang teramat sangat akibat goyangan hebat orgasme Dokter Ayu.

“Berhenti.. Aahh.. jangan entotin memek saya lagi.. Aahh.. Dik Bayu.. Aahh..” Dokter Ayu berpikir Bayu sedang menghujam-hujamkan kontol besar Bayu kememeknya. Namun kenyataannya memek Dokter Ayu lah yang sedang berayun-ayun menghujami kontol besar Bayu.

Bayu pun hanya dapat diam berdiri terpaku, menikmati remasan demi remasan, hujaman demi hujaman nikmat memek Dokter Ayu dikontolnya.

“Aahh..” Dokter Ayu pun kembali mendapatkan orgasme susulan.

Goyangan pantat Dokter Ayu tidak pernah berhenti. Hingga akhirnya.

“Arghh..” Bayu mendapat orgasme nyata pertama dalam hidupnya, Bayu yang sebelumnya pasif, akhirnya menghujami memek Dokter Ayu sambil menumpahkan banyak cairan sperma kedalam memek Dokter Ayu.

“Aahh..” Dokter Ayu mendapatkan multi orgasme saat memeknya terasa hangat disemprot cairan sperma Bayu yang banyak.

Tubuh Bayu langsung bersimpuh lemah dilantai, sambil tetap berusaha menahan keseimbangan tubuhnya dan menahan tubuh Dokter Ayu agar tidak terjatuh. Ia langsung membaringkan tubuhnya yang sudah mulai lelah di atas lantai dekat pintu kamar. Tubuh Dokter Ayu pun ikut tertarik menimpah tubuh kekar Bayu. Dengan kontol Bayu yang masih berada dalam cengkraman erat memek Dokter Ayu, mereka berdua langsung tertidur lemas sambil berpelukan.

===X=X=X===

Menjelang pagi Lia terbangun dari tidur lelapnya. Kepalanya menoleh kearah Sari yang masih tidur tengkurap disebelah. Lia langsung duduk dipinggi ranjang, melihat Bu Rosa masih terlelap dalam keadaan tanpa busana. Begitu Lia menoleh ke arah pintu, Ia melihat tubuh telanjang Bayu terbaring di lantai, namun Sari bingung, mengapa Dokter Ayu dengan berpakaian lengkap, rok rampel menutupi seluruh kakinya hingga ke betis, sedang tidur pulas di atas tubuh telanjang Bayu, “Mungkin Dokter Ayu kangen dengan suaminya, melihat Bayu tidur pulas dilantai, membuat Dokter Ayu tidak tahan untuk tiduran diatas tubuh Bayu, walau tubuh itu dalam keadaan telanjang” ucap Lia dalam hati.

Melihat jam dinding sudah menunjukan jam 05.13 pagi. Lia segera membangunkan Sari.

“mbak.. mbak.. bangun mbak.. sudah pagi..” Lia memelankan suaranya sambil mengguncang-guncang bahu telanjang Sari.

Sari langsung merenggangkan badannya.

“jam berapa sekarang..?” Jawab Sari masih setengah sadar.

“sudah jam lima lewat..” Ucap Lia, sambil bangkit dan mengenakan kembali baju piyamanya yang berserakan di samping ranjang.

“waduh, belum masak aku..” ujar Sari terlompat duduk.

“Ssshh.. jangan berisik, mbak Ayu dan Mbak Rosa masih pulas..” ucap Lia pelan sambil meletakan jari telunjuknya melintang ditengah bibir.

“ehh..” ucap Sari terkaget sambil memperhatikan ketelanjangan tubuhnya.

Kejadian semalam bagai mimpi, Sari baru tersadar bahwa ia sedang tidak berada dalam kamar pribadinya, dan sepintas teringat kembali pertempuran birahi semalam bersama Lia dan Bayu. Ia buru-buru melompat berdiri disamping Lia, dan langsung buru-buru mengenakan piyamanya yang juga berserakan dilantai.

Lia segera keluar kamar dengan sedikit berjinjit, seolah-olah lantai kamar itu terbuat dari kayu, padahal walau Lia berlari pun suara langkanya tidak akan terdengar oleh Rosa, Dokter Ayu dan Bayu. Sari tanpa sadar mengikuti gerakan Lia sambil mengekor dibelakang Lia. Mereka berdua langsung berlari kecil ketika sudah melewati pintu kamar, menuju paviliun.

05.32, Rosa terbangun, setengah sadar dan sedikit bingung, kepalanya berputar melihat sekitarnya. Begitu matanya melihat tubuh Bayu yang terbaring telanjang di bawah tubuh Dokter Ayu yang masih berpakaian lengkap, Rosa langsung teringat kejadian semalam. Ia merasa malu sekali, segera memakai baju putihnya yang berserakan, namun tidak menemuka celana putih dan CDnya, melihat sarung bekas Bayu tergeletak disampingnya, tanpa pikir panjang langsung dipakainya.. Segera Rosa berlari kecil menuju kamar pribadinya.

Ketika tiba di paviliun, Rosa melambatkan langkahnya saat melewati pintu kamar Lia dan Sari, Rosa tidak ingin mereka memergokin dirinya dalam keadaan berantakan seperti ini, akan menghadirkan sejuta pertanyaan di benak mereka nanti. Rosa tidak ingat kejadian saat Lia dan Sari ikut dientotin oleh Bayu. Karena saat Lia dan Sari datang Rosa sudah setengah sadar, terlalu lemah untuk memperhatikan sekitarnya.

Membuka kunci pintu perlahan-lahan, membuka pintu juga perlahan, menutupnya perlahan pula, setelah rapat Rosa buru-buru melihat kearah dua monitor TV yang tergantung diatas kamarnya. Terlihat kedua anak Dokter Ayu masih tertidur lelap. Rosa pun langsung menyambar handuk lalu mandi, ia sudah sangat kesiangan, belum menjalankan tugasnya memberi susu dan mengecek keadaan kedua anak Dokter Ayu. Itulah tugas Rosa, jika siang menjadi baby sister, malam menjadi asisten Dokter Ayu di kliniknya.

Saat Rosa membantu Dokter Ayu, tugas Lia dan Sari untuk mengawasi kedua anak Dokter Ayu. kerja doble, gaji doble, membuat mereka bertiga makin betah bekerja dengan Dokter Ayu, ditambah lagi sikap ramah dan baik suami istri itu.

Sudah biasa bagi Bayu, jika menjelang pagi hari, pasti kontolnya akan ngaceng, namun kali ini ia merasa sedikit berbeda, ngaceng di kontolnya terasa hangat dan basah. Dan ia merasa tubuhnya ditindih oleh sesuatu. Perlahan Bayu membuka matanya, tampaklah wajah cantik yang lugu sedang tertidur lelap diatas tubuhnya, kepalanya bersandar pada bahu kanan Bayu. Nafasnya terdengar pelan dan teratur, tidak menyadari ada kontol yang kembali mengeras sedang terjepit dalam memeknya yang hangat.

Bayu berusaha tidak bergerak, ia tidak mau membangunkan tidur wanita cantik itu. sambil menatap wajah cantik Dokter Ayu, tangan kanan Bayu perlahan bergerak merangkul pinggang Dokter Ayu yang masih tertutup baju putihnya.

Tidur Dokter Ayu yang pulas sedikit terusik dengan gerakan tangan Bayu di pinggangnya. Dokter Ayu masih setengah sadar, mulai merenggakan tubuhnya.

“Pagi mas..” Ucap Dokter Ayu, mengira tubuhnya sedang tidur diatas tubuh suaminya.

Ketika hendak mencium pipi suaminya.

“ehh.. Dik Bayu.. ?” Dokter Ayu terkejut dan langsung bangkit dari tidurnya.

“Aahh..” desah Dokter Ayu ketika merasakan ada kontol yang keras di dalam memeknya terhujam dalam menyentuh rahimnya dengan keras karena tekanan dari tubuhnya sendiri.

Tubuh Dokter Ayu yang sempat terduduk kembali terjatuh, menimpah tubuh Bayu yang masih telanjang.

“maaf Bu Dokter..” ujar Bayu malu karena kontolnya kembali keras.

Mereka saling bertatapan. Kedua tangan Bayu merangkul erat pinggang Dokter Ayu.

Perlahan Bayu mengayunkan kontol besarnya dalam memek Dokter Ayu yang masih basah.

“Aahh.. Dik Bayu..” Desah Dokter Ayu pelan, Birahinya kembali naik, tanpa rasa malu lagi, Dokter Ayu langsung melumat bibir seksi pemuda tampan di depannya.

Melihat reaksi Dokter Ayu, Bayu mempercepat hujaman kontolnya di memek basah Dokter Ayu, sambil kedua tangan menahan erat pinggang Dokter Ayu yang tersentak-sentak setiap kontol keras Bayu menghujam memek basah itu.

“Ssshh.. Ssshh..” desah Dokter Ayu saat menerima hujaman kontol Bayu yang terasa sangat penuh dimemeknya.

“Aahh..” pinggul Dokter Ayu tersentak hebat. kepalanya mendongak keatas.

Kedua tangan Bayu makin mencengkram kuat, menahan sentakan pinggul Dokter Ayu yang sedang climax.

Dokter Ayu segera bangkit dari atas tubuh Bayu, ia tidak mau badannya terlalu lemah untuk bangkit seperti kejadian semalam.

“Bluppp..” suara kontol Bayu yang terlepas dari memek Dokter Ayu.

Terasa sedikit rembesan cairan nikmat mengalir dari memek Dokter Ayu di paha Dokter Ayu.

“yuk kita sarapan dulu Dik Bayu..” ujar Dokter Ayu sambil merapihkan rok rampel, baju dan rambutnya. Perutnya terasa lapar sekali pagi ini, mungkin akibat pertempuran hebat semalam bersama Bayu.

Bayu pun ikut bangkit berdiri. Tubuh telanjang Bayu terlihat begitu menawan dimata Dokter Ayu, kontol Bayu masih tegak berdiri kokoh. Bayu segera mangambil baju kaosnya yang tergeletak di atas ranjang, ia tidak menemukan sarungnya.

Melihat Bayu yang hanya mengenakan kaos tanpa bawahan membuat wajah Dokter Ayu kembali merona merah, menahan malu dan gairah. kontol keras Bayu seolah menunjuk kearah Dokter Ayu, sedikit terayun-ayun saat Bayu celingak celinguk mencari kain sarungnya.

“Dik Bayu mandi aja dulu dikamar mandi itu” ucap Dokter Ayu sambil menunjuk pintu kamar mandi yang berada didalam kamar itu.

“Saya akan ambilkan celana Dik Bayu dari klinik, handuk ada di dalam kamar mandi” ucap Dokter Ayu lalu beranjak pergi.

Setelah Dokter Ayu berada di klinik, ia segera mencari celana Bayu yang masih tergantung di gantungan baju yang berada dalam klinik. Hanya ada boxer kusam dan celana training kusam tergantung disana. Dokter Ayu memutar kepalanya mencari celana dalam Bayu, namun tidak menemukan satu CD pun didalam klinik. Tanpa pikir Panjang Dokter Ayu langsung membawa boxer dan celana training kusam itu.

Sambil berjalan masuk kembali kedalam rumah utama, Dokter Ayu melakukan panggilan singkat dengan handphonenya.

“Halo.. bisa tolong gantikan piket saya siang ini Dokter Arman, saya sedang tidak enak badan pagi ini.. iya betul.. ok terimakasih” ucap Dokter Ayu singkat dihandphonenya.

Ia memutuskan untuk libur dulu hari ini, sambil berpikir cara mengatasi masalah sunat Bayu yang belum terlaksana juga.

Saat hendak melewati ruang keluarga, ia melihat Sari dan Lia sedang sibuk menata makanan di ruang makan. Dapur masak terletak dibelakang paviliun, pintunya berada diantara kamar Lia dan Bu Rosa. Sedangkan dapur yang berada dekat ruang makan hanya Dokter Ayu saja yang menggunakan, saat ia ingin memasak mie instan ataupun menghangatkan cemilan malam.

“Bu Ayu..” tegur Rosa dan Lia bersamaan. Sambil sedikt tersenyum mengingat kejadian semalam.

Dokter Ayu hanya mengangukan kepalanya, menjaga wibawanya saat berada dirumah utama.

“Bu Rosa dimana?” tanya Dokter Ayu.

“Sudah keatas Bu..” Jawab Lia.

“Ok terimakasih..” ucap Dokter Ayu lalu beranjak pergi menuju kamar tamu.

Setelah meletakan pakaian Bayu diatas kasur, Dokter Ayu segera keluar kembali dari kamar tamu itu, ia hendak mandi di kamar mandi utama yang terletak didalam kamarnya. Terasa lengket sekali badannya saat itu. Dokter Ayu menyempatkan dirinya sebentar untuk menengok kamar dua buah hatinya yang masih kecil-kecil. Terlihat Bu Rosa sedang menyuapi bubur kepada kedua anaknya.

“Bu Ayu..” Sapa Rosa saat melihat Dokter Ayu membuka pintu kamar anaknya itu.

“trimakasih Bu Rosa..” jawab Dokter Ayu sambil mengangukan kepalanya pelan.

“Sama-sama Bu..” jawab Rosa, ia tidak tahu makna terimakasih yang Dokter Ayu ucapkan, apakah karena semalam, apakah karena ia tidak lalai menjaga kedua anaknya. Entahlah.

Dokter Ayu segera menutup kembali pintu kamar anaknya, lalu berjalan ke pintu disebelahnya, yaitu pintu kamar utama.

A Few Moments Later.

Dokter Ayu berjalan turun ke bawah, dengan memakai rok rampel selutut, dan kaos putih yang ketat, sehingga memperlihatkan bayangan BH putih yang dikenakannya. Ia sangat menyukai rok rampel sejak masih gadis, sebab terasa sejuk di kakinya. Dokter Ayu berjalan menuju kamar tamu, dimana Bayu berada. Meja makan sudah tertata rapih, Lia dan Sari telah kembali ke paviliun untuk mempersiapkan pekerjaan selanjutnya.

Saat membuka pintu kamar tamu, terlihat Bayu duduk manis dipinggir ranjang sambil celingak celinguk mengagumi interior kamar tamu itu. padahal interior kamar tamu itu buat Dokter Ayu sederhana, namun dibandingkan kamar Bayu yang kumuh, interior kamar itu terlihat sangat mewah dimata Bayu.

“Dik Bayu.. yuk kita sarapan..” ucap Dokter Ayu.

Bayu pun segera bangkit.

“saya pulang aja dulu Bu Dokter..” jawab Bayu, tidak ingin merepotkan Dokter Ayu.

“tidak jadi sunatnya..?” canda Dokter Ayu tersenyum manis, sambil mata melirik tonjolan kecil di celana Bayu, tampaknya kontol Bayu sudah kembali tertidur lemas dibalik celana traning kusamnya.

“ehh.. maksud saya, saya mau kerja dulu Bu Dokter, nanti malam saya kesini lagi..” ucap Bayu,

Bayu tidak mau kehilangan uang beberapa puluh ribu, hasil kuli panggul di pasar induk kota K.

“Namun bukan berarti Dik Bayu tidak butuh sarapan kan..?” Ucap Dokter Ayu, membuat Bayu tidak bisa memberi alasan lain.

“Tapi Bu..” ucap Bayu terhenti, kala tangan Dokter Ayu menarik tangannya.

“Sudahlah.. ayo sarapan dulu..” sanggah Dokter Ayu sambil menarik tangan Bayu.

Bayu pun akhirnya mengalah, dan mengikuti tarikan tangan Dokter Ayu, tanpa mereka sadari, mereka bergandengan tangan hingga tiba di meja makan. Bagai pria gentlemen, Dokter Ayu menarik kursi makan untuk Bayu, lalu menekan bahu Bayu untuk duduk. Lalu Dokter Ayu menarik bangku untuk dirinya juga, dan duduk tidak jauh disamping kursi Bayu.

Dokter Ayu segera mengambil piring dan menyendok banyak nasi dan lauk kedalam piring lebar itu, lalu menyodorkan kedepan Bayu.

“Makanlah yang banyak..” ucap dokter Ayu, ia yakin Bayu biasa makan banyak, karena tubuhnya yang tinggi dan besar itu pasti membutuhkan banyak kalori untuk dikonsumsi.

“Memang Dik Bayu kerja apa..?” Sambil Dokter Ayu menyendok nasi dan lauk untuknya sendiri.

“Hanya kuli panggul di pasar induk Bu..” jawab Bayu sambil menyendok nasi dihadapannya,

Bayu sebenarnya tidak biasa menggunakan sendok, namun karena sungkan ia mencoba menikmatinya saja.

“Berapa upahnya sebulan..?” Lanjut Dokter Ayu.

“Tergantung muatan Bu.. seringnya hanya 60 ribu sehari, kalau lagi rame bisa dapat 200 ribu sehari. namun dipotong 20% buat mandor” jawab Bayu.

“kalau bekerja sama saya gimana, saya kasih gaji 4juta sebulan, kalau lembur saya kasih uang lembur 100ribu sehari, uang makan 50ribu sehari. bagaimana?”

“kerja apa Bu..?” Jawab Bayu penasaran, karena ia tidak punya keahlian apa-apa, hanya mengandalkan otot besarnya, walaupun sebenarnya ia cukup pintar dan cerdas, namun kepolosannya membuat ia terlihat bodoh.

“Jadi supir saya.. Saya suka cape jika harus menyetir mobil pulang pergi ke rumah sakit di kota K”

Ucap Dokter Ayu sambil melihat Bayu menunggu jawabannya.

“Tapi Bu..”

“Kenapa? Kurang? Okelah, kita pakai perhitungan jika kamu kerja mendapat 200ribu/hari dari kuli panggul, sebulan jadi 6Juta. Bagaimana kalau saya gaji 6juta sebulan ditambah 50 ribu/hari uang makan, ditambah 100 ribu/lembur, adilkan? Bagaimana Dik Bayu?” Dokter Ayu segera memotong ucapan Bayu.

“Bukan begitu Bu..” Bayu sangat senang dan sedih mendapatkan tawaran kerja dari Dokter Ayu.

“kenapa lagi..?” ucap Dokter Ayu sedikit kecewa dengan respon Bayu.

“saya.. saya.. tidak bisa menyetir, jangankan mobil, motor aja saya tidak bisa Bu Dokter” Jawab Bayu sambil senyum kecut karena melewatkan tawaran kerja yang sangat bagus tersebut.

“Aahh.. hehehe.. kirain kenapa.. Itu mah gampang, nanti kamu kursus nyetir aja dulu, biaya kursus saya yang tanggung, kalau perlu Dik Bayu ambil kursus kilat aja, biar mahal, yang penting Dik Bayu cepat bisa” ucap Dokter Ayu puas dengan jawaban yang Bayu berikan.

“Tapi Bu..” Bayu makin sungkan dengan kebaikan Dokter Ayu.

“sudah tidak usah dipikir lagi.. mulai hari ini Dik Bayu kerja sama saya, jadi Dik Bayu tidak perlu pergi ke pasar induk lagi hari ini. Nanti Dik Bayu saya kasih uang untuk membeli beberapa kemeja yang bagus, celana panjang bahan juga harus yang bagus, kaos dalam dan cd yang baru. Jangan lupa rapihkan rambutnya juga nanti disalon. Jam 12 siang Dik Bayu saya tunggu disini, jika masih ingin lanjut sunatnya” ucap Dokter Ayu sembil tersenyum kearah Bayu.

“tapi Bu, saya tidak biasa pakai CD dari kecil, bapak saya melarangnya, katanya tidak bagus buat laki-laki memakai CD, apalagi jika CD itu ketat” jawab Bayu malu-malu.

“ia saya paham Dik Bayu, namun ada CD khusus buat orang-orang yang memiliki perkakas besar seperti milik Dik Bayu” jawab Dokter Ayu sambil muka perlahan bersemu merah, malu mengingat kejadian semalam dan tadi pagi.

“ini alamat tokonya, sedikit lebih mahal memang, namun cocok buat Dik Bayu” lanjut Dokter Ayu sambil mengambil kertas memo yang selalu tersedia di beberapa sudut rumah, dengan tujuan agar mudah menulis sesuatu yang penting jika dibutuhkan.

Selesai menulis alamat toko yang dia maksud, langsung menyerahkannya ke Bayu.

“Simpan di kantong, nanti hilang.. Sudah lanjutkan makannya dulu. Habis itu langsung pergi belanja keperluan Dik Bayu, tidak perlu pergi ke pasar induk lagi” ucap Dokter Ayu langsung melanjutkan makannya.

Setelah memberikan uang 5 juta untuk Bayu membeli pakaian baru, Dokter Ayu duduk termenung sambil menatap, layar TV yang sedang menayakan sinetron yang cukup lebay alur ceritanya, seperti cerita yang sedang ditulis oleh sang penulis. Matanya menatap TV, namun pikirannya sedang terbang kemana-mana, berpikir keras untuk mengantisipasi jika kontol Bayu kembali ereksi keras nanti.

tiba-tiba Dokter Ayu teringat dengan mentornya, seorang professor yang sudah cukup berum*r. Lalu Dokter Ayu segera mengambil handphonenya, untuk melakukan video call dengan professor itu.

“Halo professor.. wah masih gagah aja nih professor kita yang ganteng” ucap Dokter Ayu ketika mulai terlihat wajah tua sang professor di layar handphonenya.

“Ahh.. Dokter Ayu yang seksi.. makin cantik saja Dik Ayu.. dan seperti biasa masih pandai menghibur orang setua saya dengan pujiannya.. hahaha..” jawab sang professor sambil tertawa senang melihat murid kesayangannya di layar handphonenya.

“Ada apa.. ada apa.. saya yakin Dik Ayu mengalami sedikit masalah.. hahaha.. mana sempat Dik Ayu memikirkan lelaki tua seperti saya, jika bukan dalam keadaan darurat hahaha..” lanjut professor dengan tawa renyahnya.

“Aahh.. Professor terlalu merendah, setiap hari saya selalu ingat senyum cerah professor, mana mungkin saya melupakan wajah tampan professor.. hehehe..” jawab Dokter Ayu.

“gimana.. gimana..?” lanjut professor memaksa Dokter Ayu untuk langsung terus terang.

“Begini Prof.. bla.. bla..bla.. bla..” Dokter Ayu mencoba menjelaskan secara rinci permasalahannya. Namun ia menutupi kondisi bahwa sang pasien memiliki kontol yang sangat besar dan sangat Panjang.

“hahaha..” Professor langsung tertawa mendengar penjelasan Dokter Ayu.

“Saya dulu juga pernah mendapatkan beberapa pasien seperti itu, resiko saya karena saat itu mempekerjakan seorang asisten yang masih muda dan cantik.. hahaha.. biasa itu mah, darah muda yang sedang menggebu-gebu hahaha..” Jawab sang professor, sambil terlihat sibuk mencoret-coret disebuah kertas.

“jadi bagaimana proff saya mengatasinya..” ucap Dojter Ayu terlihat mulai serius.

“seperti yang Dik Ayu ketahui, dengan pembiusan total hal itu mudah dilakukan, namun klinik kecil Dik Ayu tidak mungkin punya peralatannya.. namun ada metode khusus yang biasa saya lakukan dulu, saat saya mendapatkan pasien seperti itu..” jawab professor sambil masih terus mencorat coret kertas di depannya.

“metode seperti apa tuh proff..” lanjut Dokter Ayu sambil segera menyiapkan kertas memonya.

“Sunat tanpa amputasi.. Jadi begini.. saat ereksi total, tidak akan bisa mengamputasi kulupnya, karena posisi kulup berada di tengah-tengah kepala, jadi satu-satunya jalan iyalah tidak mengamputasi kulupnya, bersihkan dahulu seluruh batang dan kulupnya dengan alkohol, tarik kulupnya kebawah, lalu dijahit sepanjang bla.. bla.. bla.. lalu di potong.. bla.. bla.. bla.. lalu di jahit lagi di bla.. bla.. bla.. selesai. Sebenarnya sunat bertujuan agar kepala selalu bersih dari najis, dengan menyingkirkan kulup pakai metode saya itu, maka kulup tidak lagi membungkus kepala sehingga tidak menyimpan najis lagi. Hasilnya seperti ini nanti. Hahaha..” jawab professor sambil tertawa.

Profesor mengangkat kertas yang sejak tadi sedang digambar olehnya. Telihat gambar yang sangat baik dan jelas, sebuah kontol dengan dua baris gerigi bulat disekelilingnya bagai bulir jagung.

“itu tidak ada masalah medis nantinya proff..” Tanya Dokter Ayu terkejut namun masuk akal baginya.

“tidak.. tidak ada masalah.. yang jadi masalah istrinya kelak akan kewalahan menghadapinya. hahaha..” jawab professor sambil tertawa renyah.

“ah, professor bisa aja.. trimakasih banyak proff atas pencerahannya.. hahaha..” ucap Dokter Ayu sambil tertawa.

“Ada yang ditanya lagi Dik Ayu..? saya ada kelas beberapa menit lagi.. murid-murid bodoh itu membuat saya pusing, tidak ada murid secerdas Dik Ayu beberapa tah*n belakangan ini.. hahaha..” Ucap professor sambil kembali tertawa.

“hahaha.. professor terlalu menyanjung.. selamat mengajar proff.. byee..” sambil Dokter Ayu melambai lebay kearah layar handphonenya.

“byee cantik.. hahaha..” tawa professor sambil menutup panggilan videonya.

Dokter Ayu merenung sesaat “Kontol Bayu yang besar dan panjang saja sudah membuat ia kewalahan saat menghadapinya, bagaimana jika ada dua baris bulir jagung di pangkal kepalanya, apakah akan lebih nikmat lagi..” batin Dokter Ayu sambil merinding membayangkannya.

Setelah mempertimbangkan beberapa saat, Dokter Ayu segera memanggil Rosa, ia meminta bantuan Rosa untuk mempersiapkan semua keperluan untuk prosedur sunat, namun tidak dilakukan dikamar klinik, melainkan di lakukan dikamar tamu. Termasuk menarik ranjang pasien cadangan yang ada di gudang sana.

Setelah semua siap, tinggal menunggu kedatangan sang pasien Bayu.


==X=X=X==


Sementara itu.

Bayu yang mendapat uang 5 juta dari Dokter Ayu, terlihat senang. Ia memutuskan pulang dulu kerumah, sebelum berangkat ke kota K untuk berbelanja baju.

Rumah Bayu sangat kecil, terbuat dari kayu dan bilik, beratapkan seng dan Jerami, hanya ada 3 kamar tidur yang sangat kecil berukuran 2 x 2 meter, satu ruang tamu dan dapur kecil dibelakang rumahnya. Sum*r mandi hanya dihalangi pembatas seng setinggi bahu tanpa pintu. Terletak tepat dibelakang rumah, tempat buang hajat besarpun hanya berupa lubang sedalam 1 meter dengan lebar 1x1 meter, dengan pembatas hanya setinggi 1meter, terdapat dua batang kayu ditengahnya untuk pijakan kaki, terletak agak jauh dibelakang rumah.

Rumah Bayu sedikt agak menyendiri, rumah terdekat berjarak 50 meter darinya, dirumah itu hanya ada Ayah Bayu (Jamal 38 tah*n), Bayu dan Adik Bayu (Utari 17 tah*n). Pak Jamal sudah menduda selama lebih dari 10 tah*n, kala itu Bayu berum*r 9 tah*n. Utari sudah menikah sejak um*r 15 tah*n, belum memiliki anak, suaminya hanya seorang kuli bangunan di ibukota, pulang hanya sebulan sekali, itupun hanya 2 hari saja berada dirumah. Utari dan suami sedang menabung uang untuk membangun rumah mereka sendiri, diatas tanah warisan kakeknya (ayahnya pak Jamal), tak jauh dari rumah Pak Jamal. Wajah, tinggi badan Bayu menurun dari pak Jamal. Sedangkan wajah Utari dan tinggi badan Utari mirip sama almarhumah ibunya, hanya 160 cm.

Saat Bayu memasuki rumah, terlihat Bapak Jamal dan Utari sedang cemas menunggu kepulangan Bayu, sebab sejak malam Bayu belum pulang dari klinik Dokter Ayu, Bayu pamit ke bapaknya ingin sunat di klinik Dokter Ayu, Utari sempat berniat menemani, namun Bayu melarangnya, malu katanya jika ditemani gadis saat sunat, sedangkan Pak Jamal belum pulang dari pasar induk, pekerjaan pak Jamal kuli panggul juga seperti Bayu.

“Kemana saja kamu nak..” tegur pak Jamal sambil berdiri.

“Mas Bayu baik-baik saja..” ucap Utari juga sambil berdiri, tersirat rasa khawatir dimata keduannya.

“hehehe.. Bapak dan adik lucu sekali, ya jelas lah saya baik-baik saja” senyum Bayu sambil menghampiri bapaknya untuk sungkem.

Kebiasaan sejak kecil mereka kepada yang lebih tua, berangkat sungkem, pulang pun sungkem.

“bagaimana sunatnya, bagaimana bentuk kontol kamu sekarang setelah sunat.. “tanya pak Jamal vulgar sambil melirik tonjolan kontol anaknya.

“jadi sunatnya mas..?” tanya Utari penasaran juga.

“belum pak..” jawab Bayu malu-malu.

Pak Jamal berpikir Bayu sudah sunat, namun malu untuk mengatakan iya di depan bapak dan adik perempuannya.

“Aahh.. bohong kamu, sini tunjukan pada bapak bagaimana bentuk kontol kamu sekarang, lagi pula buat apa sunat-sunat segala, buang-buang uang saja. kontol bapak tidak sunat hingga sekarang, kamu lihat bapak baik-baik saja dan sehat-sehat saja.. buat apa itu sunat-sunat segala, jika istrimu tidak terima, cari saja yang lain..” ucap Pak Jamal sambil menarik turun celana Bayu beserta boxernya

pak Jamal penasaran bagaimana bentuk kontol yang sudah sunat, jauh bedakah dengan kontol kulupnya yang panjangnya 20cm diameter 6cm.

“lah masih sama saja bentuknya sama kemaren, bagian mana yang disunat?” tanya pak jamal

Tanpa rasa sungkan Pak Jamal membolak balik kontol Bayu yang panjangnya sama dengan kontol bapaknya, di depan Utari. Buat mereka bertiga ketelanjangan dirumah itu sudah biasa, karena sejak kecil mereka sudah biasa saling memergokin saat mandi dan saat ganti pakaian, karena kamar mandi mereka tidak berpintu, kamar tidur mereka hanya menggunakan kain sebagai penutup pintu, saat ada angin kain tersebut akan tersibak oleh angin. Sehingga ketelanjangan menjadi hal biasa bagi mereka bertiga.

Tidak ada nafsu yang timbul walaupun Jamal dan Bayu melihat Utari yang cantik dan montok telanjang, begitu pun Utari, tidak pernah timbul hasrat saat melihat tubuh Bayu dan Bapaknya telanjang, walaupun kontol mereka besar-besar dan panjang.

“kan saya bilang belum sunat tadi pak.. hehehe” tawa Bayu renyah melihat tingkah bapaknya, ia pun langsung menaikan kembali celana boxer dan celana treningnya

“Aahh.. Sial.. padahal bapak penasaran melihat kontol yang sudah sunat itu bagaimana..” Ujar pak Jamal kesal.

“ayo.. kerja tidak kamu hari ini..? Jangan jadi lelaki pemalas kamu..” lanjut pak Jamal sambil duduk memakai sepatu lusuhnya.

“itu dia pak, mulai hari ini saya kerja di rumah Dokter Ayu..” jawab Bayu

“haa..?” Utari

“apa..?”pak Jamal

Mereka berdua terkejut, seakan tidak percaya dengan pendengarannya barusan.

“kamu bekerja di rumah Dokter Ayu? menjadi apa..?” Tanya pak Jamal memastikan.

Bayu bingung menjawabnya, jika dibilang jadi supir, bapaknya tahu naik motor saja bahkan Bayu tidak bisa.

“Tidak tahu pak.. yang pasti Bu Dokter memberi saya uang 5 Juta untuk membeli seragam kerja, berupa kemeja dan celana bahan” jawab Bayu sedikit berbohong kepada bapaknya.

“ohh.. Paling disuruh jadi satpam, badan kamu tinggi dan besar.. bagus.. bagus..” ucap pak Jamal.

“Gajinya berapa?” tanya pak Jamal lagi.

“4 juta pak..” Jawab Bayu, ia mau bilang 6juta, takutnya ternyata hanya 4juta, nanti bapaknya akan kecewa, karena berapa-apanya baru ketahuan dibulan depan.

“Lumayan.. setidaknya lebih besar dari kuli panggul” jawab Pak Jamal, sebab jika di total-total pendapatan mereka rata-rata hanya 2 juta- 2,5 juta/bulan.

“ya sudah bapak jalan dulu kalau gitu..” ucap Pak Jamal, ia mau segera sampai ke pasar induk, jangan sampai ketinggalan muatan jika kesiangan.

“bareng pak.. Saya juga mau ke kota, mau beli baju, disuruh hari ini oleh Bu Dokter” jawab Bayu sambil mendekati adiknya.

Adiknya lalu mencium tangan Bapak dan Bayu untuk sungkem.

“hati-hati dijalan ya pak, mas Bayu..” Ucap Utari melepas kepergian bapak dan kakaknya di depan pintu rumah.

Persiapan yang dilakukan Dokter Ayu sudah selesai. Dokter Ayu terlihat sedang sibuk mengambar diruang tamunya, tampak sebuah kertas minyak menjadi media gambarnya, ia sedang membuat sketsa yang cukup vulgar. Sebentar-sebentar menghapus, sebentar-sebentar mencoret-coret. Walaupun iya kurang mahir dalam menggambar, namun nampaknya gambar tersebut telihat cukup bagus dan jelas.

“selesai..” batin Dokter Ayu girang, ia segera mengangkat tinggi-tinggi kedua gambar ditangannya kearah cahaya dijendela rumahnya. Terlihat dua buah gambar kemaluan pria menerawang jelas dikertas minyak itu. sepintas kelihatan hampir sama, namun ternyata ada perbedaan yang mencolok pada pangkal kepala gambar kontol tersebut, gambar satu memiliki 2 baris gerigi mengelilingi pangkal kepala kontol, gambar yang satunya lagi memiliki tiga baris gerigi mengelilingi pangkal kepala kontol.

Setelah puas mengamati gambarnya, Dokter Ayu segera bangkit berjalan menuju kamar tamu, dimana ranjang pasien berserta peralatan medisnya sudah tertata dengan rapih. Lalu Dokter Ayu menggantung kedua gambar tersebut didekat ranjang pasien. Ia tidak mau sampai terjadi kesalahan sedikitpun juga, ada dua kemungkinan yang akan terjadi, jika kntol Bayu tidak ereksi, maka ia akan melakukan prosedur normal, namun jika kontol Bayu ereksi kembali, maka ia akan mencoba saran mentornya. Dokter Ayu berusaha memastikan semua sudah siap pada tempatnya.

Pukul 11.24 Bayu telah sampai di pintu gerbang rumah Dokter Ayu, bertemu dengan pak Joko sang penjaga pintu surga. Eh salah, sang penjaga siang dirumah Dokter Ayu. Dokter Ayu sudah berpesan pada Joko, untuk membiarkan Bayu masuk jika sudah datang. Pak Joko merasa mengenal wajah Bayu, namun ia lupa dimana.

Ketika Bayu tiba dirumah utama, langsung disambut oleh Dokter Ayu dan Bu Rosa.

Dokter Ayu dan Bu Rosa sangat terkejut melihat penampilan Bayu.. dengan kemeja putih, celana hitam, sepatu hitam, rambut rapi kelimis berminyak. Membuat wajah tampan Bayu bagai seorang aktor papan atas. Tatapan mata Dokter Ayu dan Rosa membuat Bayu tersenyum-senyum malu.

“wah.. wah.. wah.. terlihat sangat berbeda sekali penampilan Dik Bayu kali ini” ucap Dokter Ayu mencairkan suasana.

“Ah, Bu Dokter bisa saja..” jawab Bayu tersenyum malu.

“ayo masuk Dik Bayu, biar kita mulai proses sunatnya, semua sudah disiapkan di dalam” lanjut Dokter Ayu.

“didalam Bu Dokter?” jawab Bayu bingung.

“iya, di dalam, yuk masuk..” ucap Dokter Ayu sambil menarik tangan Bayu yang kasar.

Bayu pun menurut tarikan tangan Dokter Ayu, menariknya menuju kamar tamu yang semalam dipakai mereka berlima meluapkan nafsu syahwat mereka. Mengingat kejadian semalam, membuat kontol Bayu mulai bangkit ereksi. Hal itu tertangkap jelas oleh Rosa yang mengikuti di belakang langkah Bayu.

“Bu..” Panggil Bu Rosa sambil memberi kode lirikan kearah celana Bayu.

“Duh.. Harusnya jangan dikamar ini sunatnya” batin Dokter Ayu menyadari kesalahannya, bahkan darahnya ikut berdesir saat memasuki kamar itu, sambil menggandeng tangan Bayu, memorinya langsung teringat kejadian semalam, pasti Bayu mengalami hal serupa, sehingga membuat kontol besarnya setengah ereksi.

“sudah terlanjur.. lanjutkan..” Jawab Dokter Ayu membalas kode yang diberikan Rosa kepadanya.

“ayo Dik Bayu di buka semua pakaiannya..” Ucap Rosa,

“ha..?” Bayu tertegun sesaat.

“Husss..” Dokter Ayu menegur Rosa dengan suara pelan.

“eh maaf salah.. dibuka celananya, dipakai sarung ini..” Ucap Rosa dengan pipi yang memerah. Rosa menyerahkan sarung merah yang baru, lebih besar dari yang semalam.

A Few Moments Later.



“selesai..” Ucap Dokter Ayu pelan sambil sedikit mundur, puas melihat hasil karyanya dikontol Bayu. Tersungging senyum puas dimulut Dokter Ayu.

Sementara Rosa diam terpaku, matanya melotot tajam kearah kontol Bayu.. Kontol Bayu yang sekarang terlihat gagah namun menakutkan, Rosa sampai merinding melihatnya.. membayangkan kontol yang menakutkan itu menghujam-hujam memeknya.. membuat nafsunya yang sempat naik diawal masuk, langsung hilang dalam sekejap.

Berbeda dengan reaksi Dokter Ayu, mengingat ucapan professor, bahwa kontol hasil karyanya akan menghadirkan nikmat yang lebih dari sebelumnnya. Membuat memek Dokter Ayu langsung banjir, membuat noda basah di celana dalam putihnya. Kini disekeliling pangkal kepala kontol Bayu terdapat tiga baris gerigi bulat, mirip biji jagung yang masih terlihat memerah dan penuh jahitan.


A Few Moments Later.


Dokter Ayu sudah berada dalam mobil Toyota Alphard 3.5 Q A/T miliknya, Rosa duduk disampingnya, sementara Bayu duduk dikursi tengah sambil memegangi sarungnya membentuk tenda.

Dokter Ayu berniat mengantarkan Bayu kerumahnya secara langsung.

“Jangan Lupa diminum obatnya ya Dik Bayu, dan salep olesnya rutin dipakai” ucap Dokter Ayu mengingatkan Bayu di tengah perjalanan mereka.

“setelah satu minggu datang lagi, untuk control” lanjut Dokter Ayu mengingatkan.

“baik Bu Dokter, terimakasih banyak sebelumnya” jawab Bayu senang. Niat menjadi mualaf malah mendatangkan banyak keuntungan padanya, selain keuntungan menikmati 4 memek milik wanita-wanita yang sangat cantik, Bayu mendapatkan pekerjaan baru. Bahkan sunatnya tidak dipungut bayaran oleh Dokter Ayu.

Setibanya dirumah Bayu, langsung disambut Utari yang sedang menjemur pakaian didepan rumahnya.

“mas Bayu..” ucap Utari menyambut Bayu yang baru turun dari mobil.

Dokter Ayu dan Rosa berniat membantu, Bayu berjalan. Namun Utari segera mngambil alih lengan Bayu.

“saya tinggal ya Dik Bayu..” Ucap Dokter Ayu.

“Trima kasih banyak Bu Dokter, Bu Suster” ucap Bayu sambil membungkukan kepalanya.

Bu Rosa menyerahkan bungkusan besar kepada Bayu.

“Ini dipakai saat tidur, supaya tidurnya nyaman” ucap Rosa

“mari..” Ucap Dokter Ayu ke pada Utari.

“mari..” ucap Bu Rosa kepada Utari

“trimakasih banyak.. trimakasih banyak..” Jawab Utari sambil membungkukan badannya.

Setelah mobil Dokter Ayu menjauh pergi, Bayu melanjutkan Langkahnya yang terlihat kaku, sambil dituntun adiknya Utari.

“gimana mas.. sukses sunatnya.. hehehe..” goda Utari sambil menuntun langkah Bayu.

Setelah sampai dalam rumah, Bayu langsung duduk selonjor di kursi kayu ruang tamu mereka. Sambil tanganya tetap memegangin sarungnya membentuk tenda.

“mas.. boleh lihat tidak..” tanya Utari karena penasaran bentuk kontol lelaki yang sudah disunat. sebab suaminya tidak disunat juga.

“pelan-pelan dik ngangkat sarungnya” jawab Bayu memberi peringatan agar adiknya hati-hati saat menyingkap sarungnya.

Perlahan Utari menyingkap sarung yang dikenakan Bayu.

“wih.. makin serem aja mas kontolnya. Berbeda jauh dari sebelumnya” ujar Utari tanpa rasa nafsu sedikitpun, hanya ada rasa khawatir.

“berapa lama sembuhnya mas..” lanjut Utari.

“kata Dokter Ayu paling 2 minggu sudah siap dipakai” jawab Bayu.

“cie.. cie.. Cie.. Yang sudah mau nikah dua minggu lagi, nampaknya sudah tidak sabaran nih.. hati-hati mas memek anak orang bisa sobek disodok kontol serem kayak gitu.. Tidak kebayang tuh jika kontol mas masuk memek adik.. bisa teriak-teriak kesakitan kali.. hehehe..” canda Utari tanpa ada rasa malu dan nafsu sedikit pun.

“Kenapa tidak dilepas aja mas sarungnya, kan cuman ada adik dan bapak di rumah. tetangga kita mana pernah main kerumah kita ini” ucap Utari memberi saran.

“iya juga ya, posisi rumah kita pun sedikit membukit dari jalan, andaikan ada yang lewat dijalan depan pun tidak mungkin bisa melirik kedalam rumah” batin Bayu.

Bayu Langsung melepas sarung merah pemberian klinik. Ia pun melanjutkan duduk selonjornya, dengan kontol terjuntai kebawah.

“tolong buatkan mas kopi dik..” ucap Bayu.

Utari sejak tadi masih mengamati bentuk kontol abangnya yang terlihat aneh dan menyeramkan, segera bangkit untuk membuat kopi.

Jam 7 malam, pak Jamal telah pulang dari pasar induk. Disambut oleh Utari dengan membawa kopi ditangannya, seperti biasa antara jam 7an biasanya bapaknya akan pulang, Utari sudah hapal betul hal itu, sehingga pada jam itu Utari telah menyiapkan makan malam dan secangkir kopi diatas meja ruang tamu mereka.

“Mas mu mana dik..?” Tanya pak Jamal sambil kipas-kipas sedikit kepanasan karena berjalan cukup jauh dari jalan Raya menuju rumahnya, terlalu sayang jika harus mengeluarkan uang untuk membayar jasa ojek.

“Tuh dikamar habis sunat hehehe..” jawab Utari sambil tertawa.

“apa Bayu sudah sunat..” pak Jamal langsung melompat bangkit menuju kamar anaknya yang ada di deretan paling belakang, kamar Utari di tengah, kamar Pak Jamal di paling depan.

Dengan sedikit berlari Pak Jamal segera menyibakan hordeng lusu kamar Bayu.

Melihat Bayu tidur terlentang memakai kaos tanpa bawahan.

“Sudah sunat kamu nak” pak Jamal berjalan perlahan mendekati Bayu.

“Sudah pak.. tuh..” Jawab Bayu sambil menunjuk kontolnya dengan mulut.

“wihh.. serem banget kontol kamu sekarang nak.. wah kalah serem kontol bapak sekarang, hehehe..” ucap pak Jamal sambil tertawa nyaring.

“begini toh bentuk kontol yang habis disunat.. wah kalau gitu bapak mau sunat juga lah.. hehehe.. bapak tidak mau kontol kamu lebih serem dari kontol bapak, minimal sama seremnya lah hehehe..” ujar pak Jamal, mulai tertarik untuk sunat juga begitu melihat bentuk kontol Bayu anaknya.

“iya pak, nanti kalau sudah sembuh saya bilangin ke Dokter Ayu, tapi siap-siap tidak kerja dua minggu, loh pak” jawab Bayu mengingatkan.

“wih lama amat.. makan apa nanti kalian jika bapak tidak kerja dua minggu.. sudah lah tidak jadi” ucap pak Jamal. Membayangkan tidak kerja dua minggu membuat niat pak Jamal untuk ikut-ikutan sunat batal.

“kalau gitu tunggu Bayu gajian aja pak.. nanti bapak bisa cuti kerja dua minggu buat sunat” ucap Bayu tersenyum bangga, sebab dia sudah dihitung berkerja oleh Dokter Ayu mulai hari ini.

“wahh.. gimana mau gajian, kamu aja sendiri, baru kerja sudah cuti dua minggu sekarang hehehe..” jawab pak Jamal terkekeh melihat tingkah anaknya yang polos.

Dalam hati pak Jamal, mana ada orang yang digaji jika tidak kerja.

“sudah makan kamu nak.. yuk makan dulu” ucap pak Jamal sambil melangkah keluar kamar Bayu.

“sudah tadi pak, ini mau istirahat” jawab Bayu.

hari-hari biasa hanya catur hiburan pak Jamal dan Bayu di rumah, keadaan mereka yang terlalu miskin membuat mereka tidak mampu membeli TV. Sejak Utari menikah lah rumah ini mulai terdengar suara music radio dari pemberian suami Utari.

===X=X=X===

Dua minggu kemudian.

Dokter Ayu menyuruh Bayu untuk melakukan control kedua di minggu kedua setelah sunat.

Namun Dokter Ayu menyuruh Bayu datang tepat jam 21.30.. jangan kecepatan katanya, telat dikit tidak apa-apa.

Jam 21.00

Sudah sejak 30 menit yang lalu klinik melayanin pasien terakhirnya hari ini. Setelah beberes sebentar Bu Rosa ijin pamit ke Dokter Ayu untuk masuk ke kamarnya, Bu Rosa tidak tahu Bayu akan control malam ini. Sengaja Dokter Ayu tidak memberitah*nya.

Dokter Ayu masih sibuk dengan berbagai catatan medisnya. Dokter Ayu sudah menggantung Jas Dokternya sejak tadi, saat ini ia hanya memakai kaos ketat dan rok rampel selutut. Sambil menunggu kedatangan Bayu. Ia sudah berpesan ke Pak Jono, untuk membiarkan Bayu masuk jika sudah datang. Hal itu menghadirkan seribu pertanyaan di benak pak Jono.

“wih ada apa-apanya nih kayaknya” batin Jono saat menerima perintah tersebut dari Dokter Ayu secara langsung.

Jam 21.30

Bayu sudah datang, langsung disuruh masuk oleh pak Jono kedalam. Bayu segera berjalan kearah klinik. Sementara Jono buru-buru mengunci pintu gerbang, ia tidak mau melewatkan sedetik pun untuk segera mengintip.

tok.. tok.. tok.

Bayu mengetuk pintu ruang praktek.

“masuk..” jawab Dokter Ayu dari dalam. Ia yakin Bayu datang tepat waktu, sejak tadi ia sudah siap-siap merapihkan mejanya.

Pintu terbuka. Terlihat Bayu masuk kedalam, namun di cegah Dokter Ayu.

“yuk kita periksa di dalam saja..” ucap Doketr Ayu sambil berjalan kearah Bayu.

Dia langsung menarik tangan Bayu untuk mengikutinya. Tanpa melepas tangan Bayu dari tangan kirinya, Dokter Ayu mengunci kamar periksa, lalu mematikan lampu klinik, menarik Bayu kearah pintu penghubung, lalu menghilang dibalik pintu. Sementara itu Jono mengintip dari balik rimbunan pohon saat Doketr Ayu berpegangan mesra dengan Bayu.

“benerkan ada apa-apanya..” batin Jono, sambil berjalan mengelilingi rumah sambil berharap ada aktifitas lampu dari dalam rumah.

Usaha Jono tidak sia-sia, terlihat lampu salah satu kamar tamu yang berada di paling belakang menyala. Jono pun mengendap-endap mendekati kamar tersebut, ia takut aksinya kepergok 3 orang asisten di rumah itu.

Sementara itu di dalam rumah, Dokter Ayu sengaja menarik Bayu kearah kamar tamu yang ada di paling belakang, kamar tamu depan menghadirkan kenangan kontol keras Bayu menghujami memek ketiga sahabatnya, kenangan itu membuat Dokter Ayu sedikit tidak nyaman.

Ketika sampai di kamar tamu belakang yang selalu dijaga kebersihannya oleh Lia dan Sari, Dokter Ayu langsung menyalakan lampu kamar itu.

Dokter Ayu langsung menarik Bayu kearah ranjang pertama yang terletak disebelah kiri.

“copot semua pakaiannya Dik Bayu, berbaring, biar saya periksa lukanya dulu” ucap Dokter Ayu sambil melepas gandengan tangannya.

Bayu langsung melepas celana Panjang, kemeja, kaos dalam dan celana dalamnya di depan Dokter Ayu. kembali terlihat di mata Dokter Ayu badan kekar Bayu dengan kontol besar dan panjangnya yang masih menggantung lemas, mungkin karena sudah biasa di lihat Dokter Ayu, sensasinya sudah tidak seperti awal-awal. pada saat Bayu hendak berrbaring, Dokter Ayu kembali mencegahnya.

“Sudah tidak usah berbaring, berdiri saja, biar saya periksa sambil berdiri saja..” ujar Dokter Ayu.

Dokter Ayu menyalakan senter kecilnya, berlutut di bawah Bayu. Tangan lembut Dokter Ayu langsung memegang kepala Kontol Bayu, menariknya keatas, menyorotkan lampu senternya pada bekas jahitan di sekeliling pangkal kepala kontol Bayu.

“tampaknya sudah sembuh total, sudah tidak ada lagi tanda kemerahan disekitar jahitannya, terlihat rapi dan membulat semua geriginya” ucap Dokter Ayu pelan.

Kontol Bayu perlahan mengeras, saat dipegang-pegang dan di bolak balik Dokter Ayu hingga akhirnya ereksi maksimal.

“tidak ada gangguan ereksi, menunjukan semua saraf berjalan normal” ucap Dokter Ayu lagi.

Sambil mengocok pelan kontol Bayu yang sudah mulai mengeras. Tanpa Bayu sadari Dokter Ayu sedang merekam suaranya menggunakan alat perekam suara mini, yang berada di gagang senter mini yang lagi di pegang Dokter Ayu.

“tekstur gerigi disekelilingnya, lembut tidak keras” ucap pelan Dokter Ayu lagi.

Bayu tidak berani banyak bergerak, sebab terlihat keseriusan diwajah Dokter Ayu. Bayu hanya mampu terpejam menikmati kocokan lembut satu tangan Dokter Ayu, sebab tangan yang lain masih memegang senter mini.

tiba-tiba Dokter Ayu mencium-cium bau kepala kontol Bayu, lalu menjilat-jilat dengan rakus kepala kontol itu.

“tidak ada bau najis, dan rasa asin di kepala kontolnya, menandakan sudah tidak ada bagian yang masih terlipat” ucap Dokter Ayu lagi.

Sesungguhnya sejak awal memang niat Dokter Ayu memeriksa kondisi kontol Bayu, karena ini pertama kali ia melakukan sunat tanpa amputasi, membuat ia sedikit khawatir terjadi kesalahan dalam prosesnya.

Sejak awal melihat kontol Bayu yang panjang dan keras, hasrat kewanitaan dokter Ayu sudah mulai terusik, namun dibalik nafsunya ia masih memiliki sikap profisionalisme yang tinggi, sehingga ia melakukan pemeriksaan dengan serius. Namun pemeriksaan demi pemeriksaan yang dia lakukan, membuat nafsunya makin meningkat, sudah terasa sangat basah memeknya dibawah sana. Dokter Ayu masih berusaha menahannya.

“sekarang Dik Bayu berbaring ditengah” ucap Dokter Ayu yang melihat ada butir keringat diwajah tampan Bayu.

Aktifitas sexsual memang akan membuat seseorang kegerahan. Sebab Dokter Ayu juga merasakan gerah walau AC kamar sudah dinyalakan.

Setelah Bayu berbaring ditengah ranjang dalam keadaan telanjang bulat, Dokter Ayu segera mengambil baju kemeja Bayu yang tadi dilepas.

“Ditutup ya matanya sebentar” ucap Dokter Ayu sambil menutup kedua mata Bayu dengan kemejanya sendiri.

Dokter Ayu masih memiliki rasa malu terhadap Bayu. Pemeriksaan berikutnya akan membuat Dokter Ayu gerogi jika sambil dilihatin wajah tampan Bayu.

Dokter Ayu mulai melepas seluruh pakainnya.. terlihat noda basah di celana dalamnya. Dokter Ayu sudah telanjang bulat, perlahan mulai menaiki ranjang itu, lalu berdiri mengangkangin tubuh kekar Bayu, mini senter tidak lepas dari genggamannya.

Perlahan mulai menurunkan tubuhnya yang ramping dan indah itu, menempatkan celah basah memeknya dibatang kontol Bayu yang keras dan Panjang. Bertumpu dua tangan di dada Bayu, senter kecil masih digenggamnya.

“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Perlahan pinggul Dokter Ayu mulai bergerak, menggeseki celah memeknya di batang kontol Bayu, berusaha agar tiga baris geregi di kontol Bayu mengeseki celah memeknya.

“Ssshh Aahh.. Ssshh Aahh..” hasilnya malah jauh lebih nikmat dari yang ia bayangkan, terutama saat tiga baris gerigi itu menekan itilnya bergantian.

“terasa lembut dan nikmat saat digesek-gesek dicelah memek perempuan.. jauh lebih nikmat dari yang saya bayangkan” ucap Dokter Ayu tak lupa melakukan rekaman analisis hasil kerjanya.

Perlahan Dokter Ayu mengangkat pinggulnya keatas, lalu satu tangan menggengam erat kontol besar Bayu, menegakan sejajar dengan lobang memeknya yang sudah sangat basah. Lalu perlahan-lahan menurunkan pantatnya.

“Aahh..”

Desah Dokter Ayu sambil terus menekan kontol besar itu agar lebih masuk kedalam memek sempitnya, terasa agak kesulitan Dokter Ayu memasukan kontol besar Bayu, terutama saat pangkal kepala kontol yang bergerigi mencapai celah memeknya, makin mengganjal karena ada penambahan besar disana, sedikit sentakan, ditambah memeknya yang sangat basah, akhirnya gerigi-gerigi bulat itu mulai melewati mulut memeknya, masuk menggesek dinding memek Dokter Ayu. ia menghentikan tekanannya saat kepala kontol Bayu sudah menyentuh mulut rahimnnya.

“tidak terasa sakit di memek, geriginya terasa lembut saat menggerus dinding memek” ucap Dokter Ayu kembali merekam suaranya.

“Aahh.. Aahh.. Aahh..” pelan-pelan Dokter Ayu mulai menaikan turunkan pantatnya, berusaha kepala kontol Bayu tidak terlalu menekan keras mulut rahimnya.

“saat menghujam, geriginya sangat terasa di dinding memek, tidak menyakitkan, malah terasa lebih nikmat” kembali Dokter Ayu merekam suaranya.

Dokter Ayu segera bangkit setelah melakukan rekaman terakhirnya. Lalu berbaring miring disamping Bayu, perlahan melepas tutup mata Bayu.

“Dik Bayu..”

Mata Dokter Ayu menatap wajah Bayu yang tampan, Bayu pun membalas tatapan mata Dokter Ayu, perlahan-lahan tangan Dokter Ayu mengelus dada bidang Bayu, terus ke perutnya yang sixpack, terus kebawah hingga mengenggam erat kontol besar dan panjang Bayu. Mengocoknya perlahan.

Bayu yang sudah sangat bernafsu langsung memiringkan badannya menghadap Dokter Ayu, mendekatkan kepalanya ke wajah Dokter Ayu, melumat bibir ranum Dokter Ayu, sambil tangannya meremas payudara kanan Dokter Ayu, sementara tangan kanan Bayu terhimpit dibawah tubuh Dokter Ayu, merangkul punggung Dokter Ayu agar lebih merapat ketubuhnya. Bayu berguling keatas tubuh Dokter Ayu, menindih tubuh ramping itu dengan badan besarnya, bertumpu di kedua siku agar tidak membebani tubuh ramping itu, bibir mereka tidak berhenti saling melumat.

Kepala kontol Bayu kembali terselip dicelah basah memek Dokter Ayu. kedua paha Dokter Ayu mengangkang lebar, ditekan makin melebar oleh kedua paha Bayu yang kekar.

“Aahh..” desah Dokter Ayu.

Ketika Bayu mulai melakukan tekanan kepala kontolnya di celah lobang sempit memek basah Dokter Ayu. perlahan kepala kontol Bayu mulai masuk celah memek basah itu, disusul gerigi-geriginya. Lalu.

Bamm.

“Aahh..”

Desah nyaring Dokter Ayu sambil mendongakan kepalanya, saat Bayu menyentakan seluruh batang kontolnya, masuk menekan keras rahim hangatnya. Terasa sangat penuh sekali memek basah Dokter Ayu, tersumpal kontol berdiameter 6cm ditambah 3 baris gerigi sebesar biji jagung.

Bayu mendiamkan kontolnya didalam memek Dokter Ayu, meresapi remasan memek basah itu dikontol besarnya. Sambil bibir besarnya menjilati leher Dokter Ayu yang kepalanya masih terus mendongak.

Pak Jono yang juga tampan, sangat iri dengan keberuntunga Bayu, sejak tadi ia terus mengintip aktifitas dikamar itu melalui celah horden yang sedikit tersingkap, ia merasa kontolnya tidak kalah panjang dengan Bayu, dan juga tidak kalah besarnya, hanya kurang beruntung saja nampaknya.

Tinggi 176 berat badan 82, Panjang kontol 18cm dengan diameter 4cm membuatnya makin percaya diri. Sejak awal permainan Jono sudah mulai mengintip, membuat kontolnya ereksi maksimal. Tapi tidak ada niat ia untuk masturbasi sambil menonton live show ini.

“sabar ya.. nanti giliran kita akan tiba..” ucap pak Jono pelan sambil mengelus kontol besarnya.

===X=X=X===

Sementara itu didalam kamar tamu.

Bayu mulai mengayunkan kontol besarnya perlahan, terasa sekali memek Dokter Ayu meremas-remas kontol besarnya. Menghadirkan sejuta nikmat yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

“Aahh.. Aahh.. Aahh..” desah Dokter Ayu setiap menerima hujaman pelan kontol besar Bayu di memeknya.

“Aahh..” Pantat itu bergetar hebat, Dokter Ayu mendapatkan orgasme pertamanya.

Bamm.. Bamm.. Bamm.

“Aahh..”

Bayu mempercepat hujaman kontolnya, sehingga Dokter Ayu mengalami orgasme susulan.

Bamm.. Bamm.. Bamm.

Bayu terus mengempur memek Dokter Ayu dengan kecepatan penuh.

“Aahh..” Dokter Ayu kembali mendapatkan orgasme susulan.

Inilah yang disebut multi orgasme, saat seorang wanita mengalami orgasme berturut-turut dalam jarak 5 sampai 10 detik. Untuk mencapai kondisi ini butuh pengertian yang sangat besar dari pasangan pria, namun banyak pria yang egois, mereka hanya menganggap memek wanita tempat pembuangan peju mereka saja. Dan sayangnya pula banyak wanita yang terlalu lugu, menganggap kenikmatan sex hanya sebatas nikmatnya menerima gesekan kontol pria, tanpa tau apa itu orgasme dan apa itu multi orgasme, para wanita seperti ini biasanya mengatakan sex hanya sebatas kewajiban saja.

Hal inilah yang saya alami sendiri, selama 6 tah*n melakukan hubungan badan, tidak pernah mengalami orgasme sekalipun juga, hanya tahu kenikmatan sex itu sebatas, nikmatnya ketika memek di kocok oleh kontol dan nikmatnya menerima semburan hangat peju laki-laki. Hingga akhirnya saya mengenal orgasme dan multi orgasme.

Malam itu Dokter Ayu banyak mengalami multi orgasme akibat sodokan kontol bergerigi yang besar dan panjang milik Bayu. Hingga menjelang pagi entah sudah berapa puluh kali Dokter Ayu mengalami multi orgasme. Sedangkan Bayu malam itu dua kali menumpahkan pejunya dalam memek Dokter Ayu. Mereka bersetubuh hingga menjelang pagi.

Besok Bayu sudah akan menikah dengan gadis pujaannya. Dokter Ayu ingin malam ini membuat Bayu berkesan terhadap dirinya.

Tanpa Dokter Ayu sadari, terjadi perubahan besar dalam dirinya, memeknya semakin sensitive akibat pengalaman dasyat dua malam berturut-turut pada dirinya, memeknya jadi gampang basah.

Menjelang pagi Bayu pulang, setelah menerima uang 5juta sebagai hadiah pernikahannya besok. Dokter Ayu bilang ia tidak bisa menghadiri pernikahan Bayu karena akan mengikuti seminar di luar kota selama dua hari, padahal sesungguhnya Dokter Ayu tidak sanggup melihat Bayu duduk dipelaminan dengan gadis pujaannya, sudah timbul rasa dihatinya terhadap Bayu.

Dokter Ayu hanya berpesan 4 hari setelah pernikahan, Bayu harus sudah memulai pekerjaannya dirumah Dokter Ayu.

==X=X=X==

== POV Bayu Perkasa ==

Perkenalkan namaku Bayu Perkasa, um*r 19 tah*n, tinggi badan 185 cm, berat badan 90 kg. hanya tamatan SMP, sebelumnya aku bekerja serabutan saja, sejak bertemu Dokter Ayu yang baik hati aku di terima bekerja sebagai supir pribadi Dokter Ayu. Hal tersebut sangat membantu, apalagi sebentar lagi aku akan menikah dengan Wanita cantik pujaan hati ku yang bernama Jelita Permatasari um*r 15 tah*n.

Pertemuan ku dengan Jelita berawal ketika Bu Surti (Mamanya Jelita) menyuruh ku mengecat rumahnya. Bu Surti (34tah*n) adalah seorang janda beranak satu, suaminya dulu adalah supir bus antar kota. 4 tah*n silam mengalami kecelakan tragis, hingga meninggal ditempat kejadian.

Melihat aku yang ulet dalam bekerja dan tidak neko-neko. Bu Surti menawarkan kepada aku untuk menikahkan anak gadisnya kepada aku. Aku awalnya sempat ragu karena pekerjaan aku yang masih serabutan. Namun Bu Surti meyakinkan aku, dengan kemauan keras seperti yang aku miliki, aku akan bisa cepat mendapatkan pekerjaan yang lebih baik kelak.

Bu Surti yang mengetahui aku nonmuslim, mengajukan syarat, jika aku mau menikah dengan anaknya Jelita, maka aku harus jadi mualaf dan harus sunat. Akhirnya aku menyanggupi permintaan tersebut. Apalagi setelah Bu Surti mendengar aku sudah bekerja sebagai Supir di rumah Dokter Ayuningsih, yang terkenal baik dan kaya.

Awalnya Jelita tidak mau menikah dengan aku, alasannya takut melihat badan aku yang besar, soal tampang jelita sangat suka melihat ketampanan aku. Namun dia takut melihat badan aku yang tinggi dan berotot. Namun berkat bujukan ibunya, Jelita akhirnya mau menerima aku juga.

Akhirnya hari H pun tiba, pernikahan yang tergolong meriah pun terjadi. Uang simpanan yang aku tabung sejak bekerja serabutan setelah tamat SMP pun habis terkuras untuk biaya pernikahan ini.

Akhirnya aku mempersunting seorang gadis cantik Bernama Jelita Permatasari, dengan tinggi badan 165 cm berat 50 kg.

Semua tamu dan sanak family sudah pulang semua, di rumah mertua indah inilah aku akan tinggal. Itu semua atas permintaan Bu Surti, karena beliau tidak mau jauh dari anak satu-satunya itu.

Saat ini di ruang tamu aku dan ibu mertua sedang sibuk merapihkan sisa-sisa keramaian tadi. Jelita sudah masuk kekamar pengantin duluan dilantai atas.

“Sudah nak Bayu, besok kita lanjutkan bersih-bersihnya, hari sudah malam, nak Bayu istirahat saja dulu” ujar bu Surti sambil duduk selonjor di sofa ruang tamu itu.

“Baiklah Bu, kalau gitu saya ke atas dulu” ujar Bayu malu-malu.

“Jangan lupa cucian dulu sebelum masuk kamar, dan ingat, pelan-pelan menghadapi Jelita, jangan sampai dia trauma” ujar bu Surti.

“Iya Bu, saya mengerti, saya pamit dulu Bu” ujar Bayu sambil melangkah menuju kamar mandi yang hanya ada satu di lantai bawah.

“Iya..” guman bu Surti

Dia merasa semua beban sudah terangkat dari bahunya, dia sudah menunaikan semua kewajibannya sebagai orangtua kepada anak satu-satunya. Dan berharap semoga kelak rumah ini akan Kembali ceria dengan kehadiran cucu cucu yang cantik dan tampan.

Setelah selesai cucian dan mengganti dengan baju kaos dan sarung, Bayu pun segera melangkah menuju kamar pengantin di lantai atas. Sesaat sebelum naik tangga Bayu sempat melihat Bu Surti yang masih duduk selonjor diatas sofa dengan mata terpejam. Terlihat wajah cantiknya, yang sangat mirip dengan Jelita, namun hanya beda versi um*r.

Bayu pun segera melangkah naik, setibanya di depan kamar pengantin, perlahan-lahan Bayu membuka pintu kamar pengantin. Iya tidak mau mengagetkan Jelita yang sedang ada di kamar.

Begitu memasuki kamar, lampu kamar sudah diganti dengan lampu tidur, samar-samar Bayu melihat Jelita yang tidur miring bersembunyi di balik selimutnya.

Bayu pun perlahan mendekati ranjang. Setelah berdiri disamping ranjang pengantin yang dihiasi bunga kantil. Bayu segera melapas kaos nya. Terpampanglah tubuh kekar Bayu dengan bulu-bulu lebat di dadanya. Bayu masih belum melepas sarungnya, namun di balik sarung itu Bayu sudah tidak mengenakan apapun juga. Sehingga perlahan tenda kecil mulai terbentuk disarungnya.

Bayu pun perlahan mulai naik keatas ranjang sambil sedikit menyingkap selimut tebal yang dipakai Jelita. Terlihat tubuh jelita yang berbalut baju tidur terlihat sangat menawan, tidak terlihat garis dalaman di baju itu, entah karena lampu penerangan yang redup, atau karena Jelita sudah tidak memakai dalaman sama sekali.

“Dik, kamu sudah tidur?” ucap Bayu perlahan.

“Belum mas..” jawab Jelita bergetar, terlihat kegugupan dari suaranya.

Jelita masih enggan untuk berbalik badan, sementara badan Bayu sudah naik seluruhnya keatas ranjang pengantin.

“Dik..” panggil Bayu perlahan sambil mengelus lembut lengan jelita yang terbuka.

“hmm..” Jelita masih malu dan bingung untuk merespon panggilan Bayu.

Bayu menarik lembut lengan Jelita agar berbalik menghadapanya.

Perlahan tubuh Jelita pun berbalik menghadap Bayu, namun Jelita masih memejamkan matanya karena malu.

“Dik kamu cantik sekali..” ucap Bayu lembut sambil mendekatkan wajahnya kearah wajah jelita yang masih terpejam.

Bibir mereka pun akhirnya bertemu, Bayu langsung melumat bibir ranum Jelita. Jelita yang baru pertamakali dicium oleh lawan jenis pun tersentak kecil, dia merasakan desiran hangat menjalar di tubuhnya.

Tangan kiri Bayu yang sebelumnya berada di lengan atas Jelita, perlahan mulai turun kearah payudara ranum Jelita yang masih tertutup baju tidurnya. Bayu langsung dapat merasakan tekstur lembut payudara Jelita yang masih muda. Ini menandakan bahwa Jelita sudah tidak memakai BH dibalik baju tidurnya.

Jelita tersentak, saat tangan Bayu meraba payudaranya yang sensitive, kedua putingnya pun langsung mengeras. Itu dapat dirasakan oleh Bayu dengan jelas, karena baju tidur yang dipakai Jelita tergolong cukup tipis.

Jelita yang awalnya tidak merespon ciuman Bayu akhirnya perlahan mulai membalas lembut lumatan bibir Bayu, Tangan Jelita yang sejak tadi hanya diam saja di samping badannya, perlahan mulai bergerak hendak meraih dada bidang Bayu.

Begitu tangan Jelita mencapai dada Bayu yang berbulu, Jelita langsung melotot dan mendorong tubuh Bayu, dengan mata melotot, Jelita melihat kearah dada Bayu.

“Aahh..” teriak Jelita cukup keras.

Sambil bangkit dan langsung melompati tubuh Bayu yang masih terpana dan bingung.

Jelita pun langsung lari keluar kamar, meninggalkan Bayu yang masih tercengang.

Bu Surti yang tadi sempat hampir tertidur di sofa panjang ruang tamunya pun ikut terkejut mendengar jeritan Jelita, dia langsung bangun berdiri melihat Jelita berlari kecil menuruni tangga rumahnya.

“Ada apa nak..?” ujar Bu Surti cemas.

Jelita pun langsung memeluk tubuh ibunya dengan tubuh masih bergetar.

“takut..” lirih Jelita pelan.

Dengan lembut Bu Surti merangkul dan membelai kepala anak kesayangannya ini.

“takut kenapa sayang..” ucap Bu Surti perlahan, beliau sangat ingin melindungi buah hatinya.

“berbulu..” lirih Jelita pelan.

“apanya yang berbulu sayang” ucap Bu Surti sambil tersenyum kecil menahan tawa, melihat tingkah anak gadisnya itu.

“dadanya Bu, dada mas Bayu berbulu lebat, Jelita takut Bu..” ucap Jelita sambil menatap Ibunya seolah meminta perlindungan.

“Anakku cantik, wajar lelaki memiliki bulu di dadanya, kamu tidak perlu takut. Itu menandakan Suami kamu memiliki jiwa penyayang yang tinggi, semakin banyak bulu di dadanya, berarti lelaki tersebut memiliki jiwa penyayang yang tinggi terhadap istrinya” ucap Bu Surti menghibur anaknya dengan sedikit kebohongan.

“oh begitu ya Bu, Jelita baru tahu itu Bu” ujar Jelita yang merasa sedikit terhibur oleh ucapan ibunya.

“Sudah sana naik, tunaikan kewajiban kamu sebagai istri yang soleh, jangan takut, ibu di sini menjagamu nak” ujar Bu Surti keibuan.

“iya Bu” ucap Jelita sambil membalik badan dengan enggan.

Sebelum menaiki tangga Jelita sempat berbalik menatap ibunya. Bu Surti pun langsung menggerakan tangannya, supaya anaknya tetap jalan dan jangan ragu dan takut.

“sana..” ucap Bu Surti pelan.

Jelitapun akhirnya melangkahkan kakinya menuju balik kekamar pengantinnya yang sudah di tata indah.

Perlahan-lahan Jelita membuka pintu kamarnya, terlihat Bayu yang masih duduk menyender dikepala ranjang kayu itu. Bayu pun terlihat menoleh lembut kearah pintu saat pintu terbuka. Terlihat wajah Jelita yang malu dan merasa bersalah atas sikapnya tadi. Sambil berjalan perlahan, Jelita menundukan kepalanya.

“Maafkan aku mas..” ujar Jelita lirih sambil masih berdiri disamping ranjang.

Bayu yang saat itu masih bertelanjang dada, dengan lembut menarik tangan Jelita agar naik ke pembaringan disamping Bayu.

“Kamu tidak salah sayang, maafkan mas juga karena sudah bikin kamu takut” ujar Bayu lembut sambil membelai pipi ranum istri cantiknya.

Bayu pun perlahan berinisiatif untuk menyenangkan istrinya terlebih dahulu, di tariknya lembut bahu istrinya agar segera berbaring di ranjang pengantin mereka. Bayu lalu mengambil alih untuk lebih agresif namun lembut, dilumatnya Kembali bibir ranum istrinya saat Jelita sudah dalam posisi nyaman di pembaringan itu. Sambil melumat bibir ranum Jelita, perlahan Bayu mulai melepas satu persatu kancing piyama tidur istrinya.

Jelita pun paham, dengan sedikit gerakan membantu suaminya untuk melepaskan baju piyama yang dipakainya. Walaupun ada perasaan malu di hatinya, namun rasa gairah yang ditimbulkan mengalahkan rasa malu yang dirasakan Jelita.

Setelah baju piyama Jelita terlepas, Bayu langsung melumat payudara ranum jelita, Bayu tidak berniat membuat Jelita malu jika dia menatap payudara indah itu terlalu lama.

Jelita merasakan sengatan hebat saat bibir seksi suaminya melumat dan menyedot putingnya ranum. Jelita secara reflex meremas rambut ikal suaminya itu.

Sambil menyedot lembut payudara istrinya, tangan Bayu perlahan merambat menuju kecelana piyama Jelita, perlahan lahan tangan Bayu menurunkan karet celana piyama itu.

Jelita pun membantu kerja suaminya, sambil menahan desahan nikmat dari payudaranya, Jelita menggerakan kakinya, membantu Bayu untuk melepaskan celana piyamanya.

Dibalik celana piyama itu, Jelita sudah tidak memakai CD lagi, sehingga memudahkan Bayu. Tangan Bayu perlahan bergerak menuju pangkal paha Jelita. Bayu merasakan mungilnya memek jelita ditangannya, memek dengan bulu tipis, terasa lembut di tangan besarnya.

Jelita merasakan sengatan hebat ketika tangan kasar suaminya mengelus lembut belahan memeknya, terutama saat jari tengah suaminya menyentuh kacang mungil yang terselip diatas memeknya.

Bayu pun merasakan kebasahan yang amat sangat di memek istrinya. Perlahan-lahan ciuman bayu turun keperut Jelita, dengan lembut dan pelan Bayu menjilat terus kebawah, hingga hinggap di permukaan memek Jelita yang masih terlihat sempit.

Jelita merasakan sentakan yang teramat nikmat saat lidah suaminya mulai menyapu permukaan memeknya yang sudah teramat basah. Setiap jilatan yang dilancarkan suaminya menghadirkan sentakan nikmat pada tubuhnya.

Dengan lembut Bayu terus menjilat permukaan memek istrinya, sambil kedua tangannya meremas lembut payudara dan putting istrinya. Bayu sangat ingin memanjakan istri tercintanya.

Nikmat yang dirasakan Jelita semakin lama semakin menjadi, Jelita merasakan seolah dialiri sengatan listrik. Sehingga jilatan demi jilatan yang dilancarkan suami pada permukaan memeknya menghasilkan sentakan-akan nikmat yang berbeda-beda pada seluruh tubuhnya.

“masss.. Bayu.. Aahh..” sambil tangan Jelita menekan keras kepala suaminya agar tetap ditempatnya.

Pantat jelita melonjak-lonjak bergetar hebat saat akhirnya orgasme hebat dan pertama baginya menerjang tubuh rampingnya. Jelita baru melepaskan tekanan dikepala suaminya saat getaran tubuhnya mulai berhenti.

Dengan senyum mempesona Bayu pun bangkit menindih lembut tubuh ramping istrinya. Terlihat pancaran kepuasan di mata ayu Jelita ketika mereka saling bertatapan.

Bayu perlahan mulai melepas sarung yang sejak tadi masih menyembunyikan kontolnya yang sudah ereksi maksimal. Sambil bergerak kesamping tubuh Jelita perlahan sarung biru itu terlepas dari tubuh Bayu.

Jelita yang sempat terpejam menikmati sisa-sisa orgasmenya. Langsung melihat kearah suaminya yang sedang sibuk melepas sarungnya. Mata Jelita langsung melotot begitu sarung suaminya masih dalam perjalanan terlepas dari tubuh suaminya.

“Akh.. Tidak..” Jerit Jelita sambil bangun dan melompat turun dari ranjang cinta mereka.

Tanpa sadar jelita lari keluar kamar dalam keadaan masih telanjang bulat, kebasahan masih terlihat jelas dipangkal paha Jelita saat itu.

Sementara itu Bu Surti yang sempat bermimpi sedang di entot oleh laki-laki tampan pun tersontak kaget terbangun dari mimpi indahnya. Bu Surti langsung berdiri dan berlari kearah tangga, iya melihat anak gadisnya berlari menuruni tangga dalam keadaan telanjang bulat.

“Ada apa sayang..” teriak Bu Surti dari bawah tangga.

“Ibu.. Ibu..” teriak Jelita sambil berlari memeluk ibunya yang masih dalam keadaan setengah sadar.

“Ada apa lagi nak, kenapa kamu berlari sekencang itu bagai melihat monster?” ujar Bu Surti pelan sambil mengelus lembut punggung telanjang putrinya.

“Monster Bu.. Monster..” ujar Jelita dengan tubuh gemetar ketakutan.

“Monster? Hehehe.. Jangan kamu bilang suami kamu monster hanya karena bulu di dadanya?” ujar Bu Surti sambil tertawa ringan karena melihat tingkah lugu anak gadisnya yang terlalu lucu.

“Iya Bu, monster.. kontol mas Bayu besar sekali, bahkan lebih besar dari pergelangan tangan saya, takut bu.. takut..” ujar Jelita sambil memeluk tubuh ibunya makin erat lagi.

“Lebih besar dari pergelangan tangan anakku?” batin Bu Surti sambil menarik tangan anaknya untuk melihat seberapa besar lengan anaknya, sebab seingat dia anaknya tidak kurus-kurus amat.

Begitu melihat pergelangan tangan anaknya. Desiran Hasrat dari mimpi tadi yang sempat turun Kembali bergetar hebat.

“wow.. apakah benar sebesar itu kontol mantuku yang tampan?” batin Bu Surti penasaran.

“Sabar nak.. sabar..” ujar Bu Surti sambil menarik lembut pergelangan tangan anaknya yang barusan dia lihat kearah sofa ruang tamu.

“Duduklah dulu disini cantik.. tenangkan dirimu, ibu akan tengok keatas. Ingat jangan keatas sebelum ibu panggil, biar ibu bicara sebentar dengan suamimu” ucap Bu Surti sambil mengelus lembut rambut anaknya.

“Baik bu.. hati-hati ya bu..” ujar Jelita sambil merebahkan tubuh telanjangnya diatas sofa panjang itu. Sambil masih gemetaran ketakutan tubuh Jelita meringkuk.

Khawatir anak gadisnya kedinginan, Bu Surti pun langsung menyelimuti tubuh telanjang anak gadisnya, dengan selimut yang tadi sempat dia pakai. Setelah selesai menyelimuti tubuh putrinya Bu Surti pun melangkah menuju lantai atas, kearah kamar pengantin putrinya.

Setelah tiba didepan pintu kamar pengantin anaknya, Bu Surti perlahan membuka pintu itu. lalu menjulurkan kepalanya melihat ke dalam kamar.

“Nak Bayu..” panggil Bu Surti pelan.

Bayu yang sedang bersendar pada sandaran pun terkaget, ia langsung menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Bu Surti sempat melihat kontol besar mantunya, sebelum akhirnya hilang dari pandangan setelah ditutup oleh Bayu dengan selimut. Darahnya sempat mendesir hebat beberapa saat. Sebelum akhirnya Bu Surti memberanikan diri untuk melangkah masuk kedalam kamar itu.

“Iya Bu..” jawab Bayu sambil menegakan badannya.

Bu Surti perlahan berjalan mendekati ranjang, lalu duduk menyamping di sisi ranjang, sangat dekat dengan Bayu yang masih telanjang hanya menutupi tubuhnya dengan selimut pada bagian pinggang kebawah.

“Maafkan Jelita ya nak Bayu, maklum masih polos..” Ucap Bu Surti dengan nada sedikit bergetar.

“iya Bu, tidak apa-apa kok..” Jawab Bayu segan, telihat tonjolan tenda terbentuk diselimut yang Bayu pakai. Bu Surti sangat jelas melihatnya, namun ia belum lihat jelas isinya.

“Besok pagi, ibu akan bicara dengan Jelita, ibu harap nak Bayu mengerti..” Lanjut Bu Surti sambil menatap dada Bayu yang bidang, ingin rasanya ia mengelus dada bidang itu.

“iya Bu.. Bayu mengerti kok..” jawab Bayu salah tingkah ditatap oleh mertuanya yang masih cantik dan sedikit montok.

“Nak Bayu tidak apa-apa kan tidur sendiri malam ini, biar malam ini Jelita tidur sama ibu dulu..” ucap Bu Surti sambil menatap ketampanan dan bibir sexy mantunya.

“iya Bu, tidak apa-apa kok..” Jawab Bayu.. sambil matanya melirik ketonjolan payudara Bu Surti yang masih mengenakan baju kebaya sehabis pesta tadi.

“apa perlu ibu bantu sedikit..?” ucap Bu Surti dengan nada bergetar.

“bantu..? bantu bagaimana Bu..?” jawab Bayu kebingungan.

“ya itu.. bantu sedikit..” jawab Bu Surti malu-malu dengan nada bergetar.

“Maaf Bu saya tidak mengerti..” ujar Bayu.

“ya.. Mungkin nak Bayu nanggung tadi.. paling tidak ibu bisa bantu sedikit dengan tangan ibu.. untuk menurunkan ketegangan di Bayu..” Sambil melirik kearah tonjolan di selimut Bayu.

Bayu pun akhirnya mengerti maksud Bu Surti.

“oh.. tidak usah Bu.. terima kasih banyak” jawab Bayu mulai bergetar gerogi campur malu.

“akh, begitu ya.. ibu sudah tidak terlihat menarik buat anak muda seum*ran Bayu ya.. maaf nak Bayu.. Ibu hanya tidak enak hati sama nak Bayu..” ucap Bu Surti terlihat kecewa atas penolakan Bayu.

===X=X=X===

Sementara Itu disaat yang sama, di rumah Dokter Ayu..

Dokter Ayu sudah ijin cuti dua hari kepada atasannya, perasaan Dokter Ayu sangat galau mengingat Bayu yang menikah hari ini, ia memutuskan mengurung diri dikamar sejak pagi. Keluar hanya untuk makan saja. Urusan anak-anak sudah ditangani dengan baik oleh Bu Rosa.

Dokter Ayu sedang berbaring terlentang di kamar mewahnya, dengan baju lingerie ungu tanpa BH dan CD. Saat ini ia membayangkan kontol besar Bayu sedang menghujam-hujam memek istrinya di malam pengantinnya.

Dokter Ayu tanpa sadar meremas-remas payudaranya yang masih tertutup lingerie, sementara tangan satunya mengelus-elus celah memeknya yang sudah sangat basah. Sejak kejadian dua malam itu, Dokter Ayu merasa memeknya selalu basah dan hasratnya gampang tersulut. Seperti saat ini, hanya membayakan Kontol Bayu yang sedang menghujam-hujamkan memek istrinya di malam pengantinnya, membuat hasrat Dokter Ayu langsung naik.

“Aahh.. andaikan Dik Bayu ada disini, betapa bahagianya aku malam ini..” batin Dokter Ayu sambil jarinya terus bermain mengelus-elus itilnya yang sudah membesar.

Tanpa Dokter Ayu sadari tampak 3 bayangan hitam mengendap-endap dari arah pagar belakang, menuju rumah utamanya. Ketika sampai di pintu belakang rumah, salah satu bayangan mulai mngotak atik lobang kunci pintu belakang.

“clek..” dengan mudah mereka berhasil membuka pintu belakang rumah utama.

Dalam gelap, 3 bayangan itu berjalan perlahan-lahan, memastikan suasana aman terkendali. Salah satu bayangan memberi kode untuk langsung bergerak ke lantai atas. Mereka sudah tahu tugas masing-masing, mereka hanya menggunakan tangan dan anggukan untuk berkomunikasi. Seolah mereka tahu dimana sasaran mereka disembunyikan,ketiganya sudah berdiri tepat di depan pintu kamar Dokter Ayu. salah satu dari mereka sudah siap membuka pintu, sedangkan yang dua sudah mengambil ancang-ancang untuk menerobos masuk.

“cklak..” pintu kebuka, dua bayangan langsung menyergap masuk.

Dokter Ayu pun terlonjak kaget, ia melihat 3 lelaki dengan tubuh tinggi dan tegap memakai baju hitam, bertopeng hitam menerobos masuk kamarnya.

“Aahh.. Siapa kalian..?” teriak Dokter Ayu kencang, sambil berusaha berdiri menghindar sergapan dua pria pertama yang masuk.

Pria di kanan memegang tangan dan kakinya, pria di kiri juga memegang tangan dan kakinya, bersama-sama mereka segera menarik tubuh Dokter Ayu agar kembali berbaring. Pria ketiga langsung bergerak cepat pula, ia langsung menutup mata Dokter Ayu dengan kain tebal seperti dasi. Dengan kasar lelaki ketiga langsung mengoyak baju lingerie Dokter Ayu hingga terlepas.

“tidak.. jangan.. siapa kalian..” teriak dokter Ayu keras.

Dokter Ayu menarik-narik tangannya dan menendang-nendang kakinya yang masih dipegangi oleh dua pria kekar. Matanya sudah tertutup rapat, ia sudah tidak dapat melihat sekelilingnya lagi. teriakan Dokter Ayu sia-sia, kamar dan bahkan rumah itu dilengkapi peredam suara yang sangat baik.

Ketiga pria itu tidak mengeluarkan suara sama sekali, pria ketiga menatap pria pertama dan kedua, lalu menganggukan kepala, memberi kode meminta ijin untuk beraksi. Pria kesatu dan kedua langsung membalas anggukan pria ketiga.

Pria ketiga langsung melepaskan seluruh pakaiannya, namun tetap mengenakan topengnya. Walaupun mereka sudah menutup mata wanita di depan mereka, namun mereka tidak mau kecolongan (maling kok takut kecolongan.. hehehe..) tampak tubuh tinggi dan kekar dengan kontol besar dan panjang yang mengacung keras.

Pria ketiga mengambil posisi bersimpuh di kedua kaki Dokter Ayu, langsung menundukan kepalanya, melalui celah mulut topeng terjulur lidah kasarnya, menyapu permukaan memek Dokter Ayu yang sudah sangat basah karena aksi masturbasinya tadi.

“Aahh.. tidak.. Aahh.. jangan.. Aahh.. Hentikan.. Aahh..TOLOONG..!!” desah dan teriak Dokter Ayu mengiringi jilatan demi jilatan lidah kasar pria ketiga.

Kedua tangan pria ketiga mencengkram erat kedua paha Dokter Ayu, terlihat otot-otot keras dilengannya, menunjukan kekuatan lengan tersebut, dengan mudahnya kedua tangan itu mendorong kedua paha Dokter Ayu agar lebih mengangkang, sambil terus tanpa henti menjilat, menyedot dan menyeruput semua cairan cinta Dokter Ayu.

Tanpa bisa Dokter Ayu tolak, rasa nikmat mengalir dalam tubuhnya. jilatan-jilatan rakus lelaki yang ada diantara kedua pahanya menghadirkan sensasi tersendiri bagi Dokter Ayu, ia merasa bagai wanita yang sangat diinginkan pria tersebut hanya dari merasakan betapa rakusnya pria tersebut dengan cairan cintanya. Sensasi tersebut membuat memek Dokter Ayu semakin banjir.

Pria pertama dan kedua sudah tidak lagi memegangi kaki wanita itu, namun masih memegangi tangannya dengan satu tangan. Pria pertama dan kedua secara bersamaan, dengan satu tangan perlahan mulai meloloskan pakaiannya. Tubuh mereka berdua terlihat sangat berotot juga, dengan kontol yang juga panjang dan besar, terlihat sudah ereksi maksimal.

Sambil terus memegangin kedua tangan Dokter Ayu, pria pertama dan kedua mulai menaiki ranjang. Lalu bersimpuh di sisi kiri dan kanan, mereka mengarahkan tangan Dokter Ayu agar menggenggam erat kontol mereka. Tangan itu terkatup rapat, namun dengan mudahnya dibuka oleh tenaga mereka yang kuat. Dengan sedikit paksaan, jari lentik Dokter Ayu akhirnya mengenggam erat kontol kedua pria tersebut.

Saat Dokter Ayu merasakan nikmat jilatan dipermukaan memeknya, tanpa dia sadari tangan lembutnya mencengkram erat kedua kontol keras dan besar di tangannya, seolah ia butuh pegangan saat menahan nikmat.

Dengan satu tangan pria pertama membantu pergerakan tangan Dokter Ayu di kontolnya, satu tangan lagi meremas-remas kencang payudara montok Dokter Ayu, pria kedua pun melakukan hal yang sama.

“Aahh.. Aahh.. Aahh..” tiada lagi suara teriakan penolakan, hanya ada suara desahan-desahan lembut Dokter Cantik itu.

Ketiga pria tersebut secara bersamaan tersenyum puas.

Dokter Ayu mulai merasakan kegatalan yang teramat sangat di dalam memeknya. Ia menginginkan kontol untuk mengisi kegatalan memeknya, namun terlalu malu untuk mengungkapkannya.

===X=X=X===

Sementara itu di rumah Bu Surti

Bu Surti langsung berdiri, saat ia hendak pergi, Bayu langsung mencegahnya, kedua tangannya menggenggam erat tangan kanan Bu Surti. Badan telanjangnya bergerak kepinggir ranjang, lalu bersimpuh sambil mencium tangan kanan ibu Mertuanya.

“Maafkan Bayu Bu, bukan itu maksud Bayu.. maafkan Bayu Bu” ucap Bayu dengan nada menyesal.

Bu Surti kaget melihat reaksi Bayu. Dengan tangan kirinya, Bu Surti memegang bahu Bayu memberi sedikit tarikan.

“berdirilah.. Duduklah..” ucap Bu Surti keibuan, sambil menyuruh Bayu duduk dipinggir ranjang itu, dalam keadaan telanjang bulat. ia pun duduk juga disamping Bayu. Mereka saling duduk menyamping sedikit berhadapan. Wajah Bayu masih menunduk sambil mencium tangan kiri Bu Surti.

Sementara dengan lembut Bu Surti mengusap-usap bahu telanjang Bayu. Terlihat kontol besar Bayu lemas terjepit diantara kedua paha kekar Bayu.

“wah.. besar sekali kontol mantuku yang tampan ini” batin Bu Surti tersenyum menahan desiran di dadanya, setelah menarik nafas Panjang, Bu Surti melanjutkan ucapannya.

“sudahlah Nak Bayu, ibu sadar kok kalau ibu sudah tua, dan sudah tidak menarik lagi..” ucap Bu Surti dengan nada sedih.

“tidak.. Ibu masih cantik.. ibu masih seksi juga.. maafkan saya Bu..” Ucap Bayu sambil mengarahkan tangan Bu Surti ke kontolnya yang masih lemas. Sambil menatap mata Bu Surti.

“Nak Bayu..” ucap Bu Surti dengan nada bergetar. Inilah yang ia tungggu dari tadi.

“untuk inilah saya meminta maaf..” ucap Bayu langsung melumat bibir manis mertuanya.

Tangan Bu Surti langsung menggengam erat kontol besar Bayu yang mulai mengeras perlahan digenggamannya.

Dengan sangat lembut Bu Surti perlahan-lahan mulai mengocok kontol Besar Bayu. Ia sedikit kaget dengan tekstur aneh disekitar pangkal kepala kontol Bayu. Hasil sunat Bayu terlihat aneh, namun Bu Surti dapan membayangkan, betapa nikmatnya jika kontol besar dengan tekstur seperti ini masuk kedalam memeknya. Sejak suaminya meninggal, ia selalu bermasturbasi dengan dildo besar kesayangannya yang dia beli dari onlineshop. Jadi dia sangat paham betul betapa nikmatnya rasa kontol besar dimemeknya.

Bu Surti perlahan-lahan menundukan kepalanya, ia sudah sangat rindu rasa kontol di mulutnya. Dan ia sangat mahir dalam menggunakan mulutnya. Namun ia sedikit terkejut saat ia hanya bisa memasukan kepala kontolnya saja di mulutnya, sisanya tidak muat untuk masuk kedalam mulutnya walau mulutnya tergolong agak lebar. Akhirnya Bu Surti memutuskan hanya menjilat dan menghisap-hisap kepala kontol Bayu, sementara tangannya terus mengocok batang kontol Bayu yang besar dan panjang, bahkan jari tangannya tidak dapat mengatup saat mengenggam kontol besar itu. dibantu sedikit liurnya untuk melicinkan gerakan tangannya yang agak kasar.

Bayu pun tidak tinggal diam, tangannya bergerak punggung Bu Surti, berusaha menurunkan seleting kebaya yang masih dipakai mertuanya.

Merasa Bayu kesulitan melepas kebaya yang dipakainya, Bu Surti segera berdiri, meloloskan semua pakaiannya di depan Bayu. Bayu ikut membantu agar prosesnya lebih cepat.

Terlihat tubuh telanjang mertuanya putih dan montok, dengan payudara yang agak turun, namun perut, paha dan lengan Bu Surti masih terlihat kencang.

Dengan posisi Bayu duduk di pinggir ranjang, Bayu menarik tangan Bu Surti untuk berjalan kearahnya, berdiri diantara dua kaki kokohnya, lalu Bayu menghisap-hisap payudara Bu Surti sambil meremas-remas dengan kedua tangannya.

“Ssshh.. Ssshh..” tangan Bu surti berpegangan di bahu kekar Bayu, kepalanya sedikit mendongak menahan nikmat.

Disaat yang sama dirumah pak Jamal.

Terlihat seorang lelaki hanya memakai celana boxer, tanpa baju. Sambil bekipas-kipas ria. Secangkir kopi tersaji di depannya. Sedikit terpancarkan kesedihan di raut wajahnya. Lelah seharian di pesta pernikahan Bayu tidak ia rasakan. Kegembiraan satu hari penuh, berubah menjadi kesepian.

Bayu akan tinggal dirumah mertuannya, tiada lagi teman bermain caturnya. Utari anak gadisnya tidak bisa main catur. Terlihat beberapa kali pak Jamal menarik nafas Panjang. Ia teringat almarhumma istrinya, rasa rindu kepada sang istri teramat sangat. Sejak istrinya meninggal. Ia tidak pernah berniat sedikit pun mencari penggantinya. Melihat kedua anaknya sudah merupakan obat penawar rindu terhadap almarhumma. Sekarang anaknya hanya ada satu dirumah ini, bagai pecandu yang kehabisan obat keberadaan Utari tidak cukup mengobati rindunya.

“belum tidur pak..” Entah sejak kapan Utari berdiri di belakang pak Jamal.

“belum nak.. sini nak temanin bapak.. “ucap pak Jamal sambil menunjuk kursi didepannya.

“sebentar pak, mau pipis dulu..” Ucap Utari beranjang pergi ke belakang.

Utari tahu bahwa pernikahan Bayu merupakan kehilangan terbesar bagi bapaknya. Waktu ia mau nikah dulu, pak Jamal sempat tidak setuju, atas bujukan Bayu lah pak jamal menyetujui pernikahan Utari, itu pun pak Jamal mengajukan syarat, setelah menikah mereka harus tinggal Bersama pak jamal, andaikan membangun rumah pun harus tidak jauh dari rumahnya.

Utari kembali sambil membawa secangkir air putih. Lalu duduk di depan pak Jamal.

Cuaca malam ini terasa panas, Utari hanya terlihat memakai kaos tipis tanpa BH, dan celana hawai selutut dibawahnya.

“Tidak usah dipikirkan pak.. Mas Bayu pasti akan sering kesini nanti” ucap Utari menghibur.

Pak Jamal menatap lama kearah Utari.. ia menarik nafas Panjang.

“bapak kangen ibu mu nak.. kamu mirip sekali seperti ibu waktu gadis dulu” ucap pak Jamal terlihat sedih.

“hehehe.. bapak ini bisa aja.. kalau gitu lihat Utari aja kalau lagi kangen ibu” canda Utari berusaha menghibur kesedihan bapaknya.

“sebentar nak..” pak Jamal bangkit dari duduknya. Lalu berjalan kearah kamar tidurnya, setelah kembali tampak secarik kertas kecil ditangannya.

Pak Jamal menyodorkan foto tua hitam putih ke depan meja Utari, sambil kembali duduk di kursi kayunya.

“kamu lihat itu nak, kamu lihat foto siapa yang ada disitu..”

Utari pun mengambil foto tua itu, terlihat dalam foto itu sepasang wajah yang sangat ia kenal

“loh kok ini foto saya dan mas Bayu..?” ucap Utari kebingungan, kerena tidak merasa pernah berfoto ria dengan kakaknya.

“itu foto bapak dan ibu waktu masih pacarana dulu” jawab pak Jamal sambil menarik nafas Panjang.

“Jadi saya mirip banget sama ibu waktu muda, dan mas Bayu mirip banget sama bapak waktu masih muda..?” Tanya Utaris sambil memperhatikan wajah tua bapaknya, memang masih terpancar sisa-sisa ketampanan bapak di us*anya sekarang yang sudah menginjak 38 tah*n.

“iya nak. Melihat kamu membuat bapak selalu rindu ibu, namun melihat wajah Bayu mengobatinya, sekarang masmu sudah ikut mertuannya” ucap pak Jamal sedih.

Utari yang paham kesedihan bapaknya, segera bangkit dari duduknya. Ia berjalan mendekati bapaknya. Lalu duduk di pangkuan bapaknya.

“kalau gitu peluk Utari saja, jika bapak kangen Ibu heheheh..” canda Utari menghibur bapaknya lagi.

Pak Jamal langsung memeluk erat tubuh anak gadisnya. Menyandarkan kepalanya di Pundak anak gadisnya itu, Utari pun membalas pelukan bapaknya yang tinggi besar.

Cukup lama mereka saling berpelukan. lama-lama utari merasakan kontol besar bapaknya menyundul pantatnya. Utari sudah biasa melihat kontol besar bapaknya, selama ini tidak pernah terbersit nafsu dibenaknya setiap melihat kontol bapaknya yang Panjang dan besar. Namun ia belum pernah melihat kontol bapaknya atau kontol mas bayu dalam keadaan ereksi.

Merasakan kontol bapaknya ereksi menekan pantatnya, untuk pertama kali Utari berdesir nafsu. Utari sadar dirinya yang mirip ibu pasti menghadirkan rindu syahwat di hati bapaknya, apalagi saat ini mereka saling berpelukan.

Utari akhirnya memaklumi hal itu, lagi pula ia pun menikmatinya, rasa keras kontol bapak dipantatnya. Mambuat ia nafsu juga, memeknya merindukan belaian mesra suaminya,

“pak, ngeganjel tuh, lurusin aja dulu, nanti pegel” bisik utari ditelinga bapaknya.

“maaf ya nak, bapak kangen ibu” jawab pak jamal

Kemudian pak Jamal mengangkat sedikit tubuh utari lalu memperbaiki posisi kontolnya. Lalu membiarkan utari duduk kembali di pangkuannya.

Disitu mulai terjadi kesalahan. Sekarang kontol keras bapaknya terasa sejajar dengan garis memeknya. Walau masih terhalang celana boxer dan celana hawai mereka.

Utari makin merasakan nikmat di memeknya yang sudah mulai mengeluarkan cairan cinta.

“bapak jangan sedih lagi ya.. utari akan selalu ada untuk bapak” bisik utari menghibur kesedihan bapaknya.

Tanpa utari sadari pinggulnya bergerak-gerak kecil, seolah-olah sedikit mencari nikmat dibawah sana,

Pak jamal pun menyadari itu, namun rindunya belum terobati, ia pun merasakan sedikit nikmat dikontol kerasnya.

Cukup lama mereka berpelukan, dan cukup lama Utari terus mengerak-gerakan pinggulnya. Tanpa mereka sadari keret boxer lusu bapaknya tertarik kebawah, kepala kontol pak jamal mulai mengintip keluar. Sementara Utari pun tidak sadar bahwa celana hawai yang dipakainya sedikit sobek dibagian bawahnya tepat di garis memeknya yang berbulu lebat.

Dalam diam mereka masih terus berpelukan. Sekarang kontol besar dan panjang pak jamal sudah lebih dari setengah keluar dari garis karet boxernya. Utari pun baru menyadari kalau celananya sedikit sobek, saat kulit batang kontol milik bapaknya, bergese langsung di celah basah memeknya.

“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” Utari mendesah-desah pelan sekali

Dia berusaha agar bapaknya tidak mendengar desahannya, namun desahan itu terlalu dekat dengan telinga bapaknya, sehingga pak jamal mengetahuinya. Hal itu membuat pak jamal semakin mempererat pelukannya sesaat, lalu ia segera mengangkat tubuh anak perempuannya itu berdiri. Ia pun juga langsung berdiri.

“trimakasih nak.. kangen bapak sudah terobati.. kapan-kapan kalau bapak kangen ibumu lagi, bolehkan bapak meluk kamu lagi..” ucap Pak Jamal sambil mencolek dagu anak cantiknya.

“iya pak.. jangan sedih lagi ya pak.. kapan pun bapak kangen ibu, bapak boleh peluk Utari lagi..” jawab utari sambil memeluk pinggang bapaknya. Ada rasa nanggung di bawah sana. Namun ia pun berusaha menahannya.

Para Suhu dan pembaca mulai terlihat kembali mengintip jendela kamar Dokter Ayu.

Pria ketiga sudah mulai bangkit, ia mulai menempatkan batang kontol besarnya sejajar dengan garis memek basah Dokter Ayu.. perlahan-lahan mulai mengesek-gesek kan kontolnya tersebut di celah basah memek Dokter Ayu. dan sedikit menyundul-nyundul itil Dokter Ayu yang sudah sangat keras.

“Aahh.. sudah saatnya..” batin Dokter Ayu, saat terasa ada batang kontol yang mulai menggesekan celah basah memeknya.

“Ssshh.. Aahh..” Desah Dokter Ayu, batang kontol pria ketiga mulai terasa membelah memeknya yang sudah sangat gatal sejak tadi.

Pria ketiga mulai memompa kontol besarnya, sambil bertatapan dengan pria pertama dan kedua, pria ketiga mengancungkan jempol sesaat kearah kedua temannya itu. kedua temannya langsung membalas ancungan jempol pria ketiga. Seolah mereka saling paham isyarat masing-masing. Entahlah, pembaca dan suhu yang budiman mengerti apa tidak makna isyarat itu.

Memek basah Dokter Ayu terasa berdenyut-denyut meremas-remas kontol besar pria ketiga. Ia masih terus memompa pelan memek basah itu, pelan-pelan ia, menurunkan badannya, hingga memeluk tubuh telanjang Dokter Ayu, lalu melumat bibir basah Dokter Ayu. menindih tangan kedua temannya yang masih sibuk meremas-remas kedua payudara Dokter Ayu.

Mendapatkan serangan bertubi-tubi dari segala penjuru, ditambah dua kontol besar dalam genggamannya. membuat Dokter Ayu merasakan nikmat sensasi yang berbeda. Sensasi lain dalam perngentotan, sensasi dilecehkan dan sensasi diinginkan oleh banyak pria, hali itu membuat nafsu Dokter Ayu semakin meningkat. Ditambah lagi kontol besar yang sedang mengaduk-aduk memek basahnya, terassa penuh dan nikmat, Panjang hingga menyentuh rahimnya.

“Aahh..” teriak kencang Dokter Ayu ketika ia mendapatkan orgasme dasyatnya, pinggulnya bergetar dengan dasyat, kepalanya terdongak keatas dengan mulut menganga lebar.

Ketiga pria bertopeng itu pun terkejut saat melihat reaksi Dokter Ayu. pria ketiga yang sudah kembali ke posisi bersimpuh mengangkang, dengan kontol masih tertancap erat di memek Dokter Ayu, hanya bisa terkagum-kagum melihat gerakan pinggul Dokter Ayu yang masih terus bergetar.

Dokter Ayu masih menikmati getaran orgasmenya yang sangat dasyat itu. kenikmatan itu belum menghilangkan rasa gatal di memeknya, ia merasa kurang, ia menginginkan lagi.

“jangan berhenti.. terus goyang.. yang cepat..” desah Dokter Ayu.

Ketiga pria bertopeng seolah baru terbangun dari lamunannya. Mereka langsung merespon desahan Dokter Ayu. pria ketiga langsung mengangkat paha Dokter Ayu, menahannya dikedua lengannya yang kokoh, pantatnya naik, badan sedikit condong kedepan, bertumpu menyiku dengan kedua pahanya, lalu mengayunkan pantatnya dengan cepat. Pria kedua langsung bergerak mengangkangin wajah Dokter Ayu, mendekatkan kepala kontolnya kemulut Dokter Ayu, sambil menahan tangan Dokter Ayu diatas kepalanya. Pria pertama masih dalam posisi bersimpuh, sambil terus meremasi payudara Dokter Ayu, memilin-milin putingnya sedikit keras.

Dokter Ayu yang merasa ada kepala kontol menekan bibir manisnya, langsung membuka mulutnya, ia tahu keinginan pria itu.

Secara bersamaan mereka bergerak kembali.

“hmm.. Hmm.. Hmm..” desah pelan Dokter Ayu dengan mulut tersumbat kontol.

“Hmm.. Aahh..” Pantat Dokter Ayu kembali bergetar, kontol dimulutnya sampai terlepas.

Pria ketiga masih terus menghujam-hujamkan kontolnya dengan cepat. Pria kedua kembali memasukan kontolnya kedalam mulut Dokter Ayu. sudah tidak ada lagi penolakan yang terlihat, bahkan Dokter Ayu mulai aktif mengocok dengan cepat kontol pria pertama.

Berkali-kali Dokter Ayu mengalami orgasme dan multi orgasme, bergantian ketiga pria bertopeng itu menghujami memek Dokter Ayu, bahkan saat memek Dokter Ayu di entotin sambil nungging, Dokter Ayu secara aktif tanpa paksaan mengulum dua kontol besar dihadapannya. Dengan mata masih tertutup, justru manambah sensasi tersendiri baginya.

Ketiga pria bertopeng itu akhirnya menumpahkan semua pejunya kedalam memek Dokter Ayu bergantian, tanpa rasa jijik, sampai luber-luber mengalir disela-sela pantat Dokter Ayu, membasahi sprei bermotif hati ranjang itu.

Dokter Ayu tergolek lemas, dengan mata masih tertutup kain, entah sudah berapa puluh kali ia mengalami orgasme. Tubuhnya masih bergetar lemah. Tidak lagi ada suara dikamar itu, hanya ada suara nafas pelan Dokter Ayu.

Sementara itu terlihat dua bayangan hitam berlari kearah pagar belakang rumah mewah Dokter Ayu.

Memanjat pohon lalu melopati pagar setinggi tiga meter itu. mereka terus belari kearah rerimbunan pohon, hingga lenyap dalam kegelapan malam.

30 menit kemudian.

Tubuh telanjang Dokter Ayu mulai kembali bergerak, ia sudah memiliki sedikit tenaga untuk bangkit, lalu membuka tutup matanya. Ia berjalan kearah lemari pakaian, mengambil kimono tidurnya.

Ada perasaan puas, senang dihatinya, namun juga ada perasaan khawatir dihatinya, membayangkan andaikan ketiga pria jahat tadi menculik anak-anaknya, atau bahkan membunuh dirinya.

Ia harus segera mengecek keadaan sekitar, walau dengan tubuh masih sedikit lemah, ia tetap memaksakan dirinya, perlahan menuruni tangga, sambil menyalakan semua lampu utama, melihat-lihat sekitar, adakah barang-barang yang hilang.

Dokter Ayu terus berjalan menuju pos satpam rumahnya. Ia harus menegor keteledoran pak Jono malam ini.

Ketika Dokter Ayu sampai di pos jaga, ia langsung kaget melihat pak Jono terborgol di teralis besi jendela pos satpam, dengan mulut tertutup lakban.

“hmm.. hmm..hmm..” guman pak Jono dengan mulut terlakban. Sambil bergerak-gerak kecil. Saat melihat Dokter Ayu datang.

“pak Jono tidak apa-apa..” Dokter Ayu langsung berlari pelan, bersimpuh dengan satu kaki, langsung membuka lakban yang menutup mulut pak Jono.

“ahh.. maaf Bu.. maaf.. tadi saya sedang tiduran.. tiba-tiba langsung disergap. Saya tidak sanggup berontak, mereka bertiga, tenaga mereka kuat-kuat..” jawab Pak Jono tergagap menunjukan penyesalan dan kekhawatiran. Tangannya masih terborgol di teralis jendela pos itu.

“ibu tidak apa-apa..” lanjut pak Jono dengan mimik khawatir.

“iya.. saya tidak apa-apa..” jawab Dokter Ayu bingung untuk berkata apa lagi ke pak Jono.

“maaf Bu Dokter, kunci borgol tergantung diatas sana..” Ucap Jono sambil menunjuk kearah tembok, tampak dua pentungan dan dua borgol tergantung bersama kuncinya.

Dokter Ayu segera berdiri dan mengambilnya, lalu membuka belenggu borgol ditangan pak Jono.

“Saya perlu lapor polisi Bu?” ucap pak Jono sambil berdiri setelah borgolnya telah terlepas, ia langsung mengeluarkan HP nya.

“jangan.. tidak usah pak Jono.. lagi pula tidak ada yang hilang” jawab Dokter Ayu.

Dia khawatir jika kasus ini dibesar-besarkan, akan ada banyak pertanyaan dari pihak yang berwajib. Itu jelas akan mempersulit dia.

“saya minta pak Jono jangan tidur malam ini, kalau perlu telpon pak Joko, bilang disuruh lembur sama saya. Tapi jangan bilang-bilang ke siapapun juga tentang kejadian ini, saya tidak mau Bu Rosa, mbak Lia dan mbak Sari khawatir dan ketakutan” lanjut Dokter Ayu.

“Ingat.. jangan cerita ke siapapun juga”

“baik Bu.. siap laksanakan..” Jawab pak Jono langsung menelpon Pak Joko.

“saya pergi dulu.. Jangan tidur.. Saya khawatir mereka balik lagi..” ucap Dokter Ayu sambil berlalu.

Sepeninggalan Dokter Ayu.

“Pak Joko.. Segera datang kerumah Dokter Ayu, disuruh lembur sama Bu Dokter” ucap pak Jono di telpon.

“aman.. beres.. hehehe.. kita atur lagi nanti.. biar adem dulu..” Lanjut pak Jono sambil tersenyum.

===X=X=X===

Sementara itu di rumah Bu Surti.

Bayu terlihat sedang terlentang diatas ranjang pengantin itu, dia sedang asik menjilati permukaan memek Bu Surti yang berada di atasnya, sementara Bu Surti sedang mengerahkan semua kemampuannya untuk menyenangkan kontol besar Bayu, mulutnya hanya dapat menampung kepala besar kontol itu, sambil menghisap dan menjilat, tangan Bu Surti terus mengocok kontol besar Bayu. Mereka saling memanjakan lawan mainnya.

Beberapa saat kemudian, Bu Surti segera memutar arah tubuhnya, lalu menegakan badannya, kontol Bayu terselip di celah memek basah Bu Surti. Sambil kepala mendongak keatas, dengan dua mata terpejam dan dua tangan bertumpu di dada bidang Bayu, Bu Surti menggoyang-goyang pinggulnya, menggesek-gesek maju mundur batang kontol Bayu di celah memeknya.

Bayu yang berada dibawah tidak tinggal diam, kedua tangannya meremas-remas lembut payudara Bu Surti, sambil menatap wajah cantik mertuanya.

“Ssshh.. Ssshh.. Ssshh..” desis Bu Surti sambil terus menggoyangkan pinggulnya

Sudah lama ia merindukan kehangatan kontol lagi di memeknya, namun ia ragu untuk mencari pasangan baru. Takut anak tersayangnya, Jelita, tidak nyaman dengan kehadiran ayah baru dirumah itu. ia tidak menyangka. Justru saat pernikahan putrinya inilah sebentar lagi ia akan merasakan kehangatan kontol lagi di dalam memeknya.

Setelah beberapa saat, Bu Surti mulai mengangkat pinggulnya, memegang Kontol besar Bayu dengan satu tangan, menempatkan lurus kearah lobang memeknya, mengesek-gesekkan sebentar kepala kontol besar itu di lobang memeknya, setelah yakin sudah pas posisinya, perlahan Bu Surti mulai menurunkan pinggulnya.

“SSsshh..”

Batang Kontol besar Bayu sedikit kesulitan menembus lobang memek Bu Surti yang sudah sangat basah, terutama saat gerigi yang ada di sekitar pangkal kepala kontol Bayu mulai memasuki lobang tempat Jelita dulu dilahirkan.

“Ssshh.. Aahh..” teriak Bu Surti pelan

Ketika Bu surti memberikan sedikit tekanan agar gerigi tersebut dapat lewat masuk, malah langsung terhentak saat hambatan tersebut sudah melewati mulut memeknya. Langsung menyentak menghantam mulut rahimnya.

“Aahh..” seketika pinggul Bu Surti langsung bergetar keras, mendapatkan orgasme pertama dari Kontol besar menantunya pada sodokan pertama.

pinggulnya terus bergetar, kedua tangannya berpegangan erat di dada bidang Bayu. Tangan Bayu meremas kencang payudara Bu Surti sambil menahan agar tubuh mertuanya itu tidak jatuh kesamping.

Biasanya Bu Surti sangat suka posisi WOT, namun tampaknya ia tidak sanggup menghadapi kontol besar Bayu jika melakukan posisi WOT, terlalu ngilu ia rasa di dalam sana.

“Nak Bayu, ibu sudah tidak kuat, ibu dibawah aja ya nak..?” Ucap Bu Surti dengan nada bergetar, sementara pinggulnya masih bergetar juga.

“baik Bu..”

Bu Surti segera turun dari tubuh kekar menantunya, ia langsung berbaring diranjang itu, Bayu pun segera bangkit, mengambil posisi diantara kaki Bu Surti yang montok.

Bayu melakukan jilatan-jilatan kecil di memek Bu Surti, sebelum akhirnya ia bangkit kembali, lalu menempatkan kepala kontol besarnya di celah memek mertuanya.

“Ssshh..” Bu Surti mendesah pelan saat kepala kontol Bayu perlahan membelah memek basahnya.

Dengan sekali hentakan kuat, dengan sedikit hambatan pada geriginya, kontol Bayu menghujam dalam menekan keras rahim Bu Surti.

“Aahh..” teriak Bu surti merasakan ngilu-ngilu nikmat di memeknya.

Bayu langsung menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, karena ia sudah ketagihan rasa nikmat saat orgasme, karena pengalamannya orgasme bersama Dokter Ayu merupakan pengalaman pertama bagi Bayu, begitu ia tahu nikmatnya rasa orgasme dikontolnya, membuat ia ingin segera merasakannya kembali.

“Aahh.. Aahh.. Aahh..” Bu surti mendapatkan orgasme keduanya, pinggulnya bergetar hebat, kontol besar Bayu masih terus menghujam.

“Aahh.. Aahh.. Aahh..” kembali tubuh Bu Surti begetar hebat, menghadapi ganasnya genjotan Bayu.

“Aahh.. Aahh.. Aahh..” kembali pinggul Bu Surti bergetar hebat

Bayu tidak memberikan sedikit pun waktu buat Bu Surti beristirahat, Bayu ingin segera merasakan nikmatnya orgasme. Namun ternyata itu masih jauh buat Bayu.

Bayu tidak perduli, ia terus mengejar orgasmenya, sementara tubuh Bu Surti terus bergetar, entah sudah berapa puluh kali Bu Surti mengejang nikmat. Bayu masih terus memompa, tubuhnya sudah sangat berkeringat.. namun itu tidak menghentikan ayunan pinggulnya. Kontol besarnya terus menghujami memek Bu Surti yang sudah mulai memerah. Hingga akhirnya.

“Aahh.. Crot..! Crot..! Crot..!” Bayu keluar, menembakan lahar panas yang banyak kedalam memek basah Bu Surti.

“Aahh..” desah lemah Bu Surti, ketika mendapatkan semprotan hangat di rahimnya, membuat ia orgasme sekali lagi.

critt.. critt.. critt..

Tubuh besar Bayu langsung ambruk di samping Bu Surti. Ia sudah terlalu lelah bergoyang, tubuhnya dipenuhi banyak keringat.

Bu Surti pun sudah telalu lemah untuk bergerak, ia hanya bisa diam sambil memejamkan mata.

Mereka berdua akhirnya tertidur pulas. Melupakan Jelita yang sedang meringkuk kedinginan di atas sofa.

***

Menjelang Subuh, Bu Surti telah terbangun, ia melihat Bayu disampingnya masih tidur terlentang, kontol besar Bayu terlihat lemas, teringat kejadian semalam, membuat nafsu Bu Surti bangkit kembali. Namun ia teringat anak kesayangannya Jelita. ia tidak boleh mengganggu Bayu lagi pagi ini, memberi waktu untuk Bayu mengumpulkan kembali tenaganya, untuk menunaikan kewajibannya sebagai suami Jelita. dengan hanya melilitkan kain di tubuhnya, Bu Surti berjalan keluar sambil membawa pakaian nya yang lain, ia ingin segera mandi dan mempersiapkan sarapan untuk keluarganya.

Setelah mandi, Bu Surti segera membangunkan Jelita yang masih tidur diatas sofa panjang.

“nak.. bangun nak.. sudah pagi..” panggil Bu Surti sambil meggoyangkan bahu telanjang anaknya.

“ehmm..” Jelita langsung merenggangkan tubuhnya yang kaku. Jelita langsung bangun dan duduk.

“sudah jam berapa Bu..?” jawab Jelita setengah sadar, tidak menyadari ketelanjangannya.

“Sudah jam 5, mandi sana.. bantu ibu masak buat masmu” jawab Bu Surti sambil beranjak kearah dapur.

“mas Bayu.. Akh..” Jelita langsung teringat, ia menundukan kepalanya, menyadari dirinya yang masih telanjang. Lalu berlari kearah ibunya, sambil melilitkan selimut ditubuhnya.

“Bu.. bu.. Bagaimana semalam..? Apakah ibu baik-baik saja..? tanya Jelita khawatir.

“ibu sudah bicara sama Mas Bayu, ia mengerti, dan mau menunggu hingga kamu siap dan tidak takut lagi..” jawab Bu Surti sambil tersenyum ramah kepada anaknya.

“Tapi Bu.. Jelita masih takut..” jawab Jelita sambil memeluk ibunya kembali.

“Nanti malam ibu temanin kamu sebentar dikamar.. jangan takut ada ibu nanti” jawab Bu Surti menenangkan anaknya.

“Sudah mandi dulu sana.. bantu ibu masak yang enak buat Masmu” ujar Bu Surti.

“Baik Bu..” Jelita pun segera berlalu ke kamar mandi.

Sementara itu di pos jaga.

Terlihat pak Joko dan pak Jono sedang ngobrol sambil ngopi. Tidak lama berselang terlihat pak Pardi mendekati pintu gerbang.

“selamat pagi pak Jono, selamat pagi pak Joko..” sapa pak Pardi dengan wajah ceria.

“Tumben pak Pardi telat datangnya, biasanya jam 4 sudah nongol buat ngopi-ngopi dulu” jawab Pak Jono.

“lumayan pulas tidur saya pak, sudah lama saya tidur tidak sepulas itu..” jawab pak pardi sambil senyam-senyum Bahagia.

‘bagaimana nanti malam, lanjut tidak kita?” lanjut pak Pardi sambil membuat kopi didalam pos.

“jangan dulu lah.. biar adem dulu.. kalau sudah adem baru dah kita lanjut..” ujar pak Jono dengan suara dipelankan.

“sudah jangan takut.. semalam gurih banget soalnya.. ketagihan saya.. nanti saya atur siasatnya.. pokoknya pak Jono sama pak Joko ikutin aja arahan saya kayak semalam, saya sudah siapkan sedikit doping biar makin mantap nanti ” ucap pak Pardi tanpa memelankan suaranya

Dia tidak takut jika ada yang dengar, sebab pos jaga itu jauh dari rumah utama, dan lumayan jauh dari rumah penduduk terdekat.

“gimana pak Joko..” tanya pak Jono meminta pendapat pak Joko.

“saya mah ikut aja dah.. lagi pula saya juga ketagihan hehehehhe..” jawab pak Joko sambil tertawa renyah.

“ok deh saya ikut juga.. “ jawab pak Jono.

Lalu mereka terlibat obrolan ringan, dari membahas harga bawang sampai membahas harga cabe-cabean.

Hari ini Dokter Ayu masih cuti, namun wajahnya tidak semurung kemaren. Terlihat wajah cerahnya saat ia berlari pagi mengelilingi halaman rumahnya bersama Rosa, Lia dan Sari.. setiap pagi mereka selalu rajin olah raga, setelah lari lima putaran, biasanya mereka akan melakukan sedikit senam, sebelum memulai aktifitas sehari-hari. Hal itulah yang membuat tubuh mereka terlihat kencang. Itu semua atas saran Dokter Ayu. Selain menjaga kulit, sebagai wanita harus bisa merawat tubuhnya kata Dokter Ayu kala itu. Dokter Ayu melarang mereka untuk menggunakan kosmetik berlebih, sebab kosmetik hanya akan merusak kulit. Dokter Ayu selalu memberikan tips-tips alami yang bermanfaat bagi kesehatan mereka.

Malam pun tiba.

Jam 21.00 Lia dan Sari sudah masuk ke kamar mereka. Bu Rosa malam ini disuruh menemani sikecil tidur, mengingat kejadian kemaren malam, membuat Dokter Ayu khawatir anaknya diculik penjahat. Namun ia tidak menceritakan kejadian itu kepada Bu Rosa.

Dokter Ayu pun sudah masuk kedalam kamarnya, ia masih sibuk melakukan video call dengan suaminya. Yang katanya akan pulang dua minggu lagi.


Sementara itu disaat yang sama di rumah pak Jamal.

Utari sudah masuk dalam kamarnya, begitu juga pak Jamal. Sepulang kerja tadi ia sempat bersenda gurau dengan anaknya Utari, sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk segera tidur.

Sudah 30 menit pak Jamal berbaring, namun ia belum bisa tidur. Dalam gelap matanya masih sulit untuk dipejamkan. Saat berbincang-bincang dengan Utari tadi, sebenarnya pak Jamal kembali merindukan almarhum istrinya. Namun ia tidak mau mengungkapkan hal tersebut kepada Utari, teringat kejadian kemaren malam, membuat pak Jamal khawatir ia tidak dapat mengontrol nafsunya.

“pak..”

Terlihat bayangan tubuh anak perempuannya menyingkap horden kamar tidur pak Jamal. Terlihat Utari hanya memakai rok selutut dan kaos biru ketat. Pak jamal memutuskan pura-pura tidur, tidak menyahuti panggilan anaknya, pak Jamal berharap dengan demikian Utari akan segera pergi. Ia takut, jika kembali meladenin obrolan Utari, rindunya pada almarhum tidak dapat ia tahan lagi.

“pak..”

Namun bayangan tubuh anaknya semakin mendekat..

“pak..”

Sambil Utari mengguncang-guncang bahu badan bapaknya yang tertutup selimut.

Dengan hati yang berdebar, pak Jamal terus melanjutkan kepura-puraannya.

Sudah biasa, kalau pulang nguli panggul bapaknya akan terlihat letih sekali. dan Utari hapal betul jika bapaknya letih, tidurnya pasti pulas, bahkan suara boom tidak akan membangunkan bapaknya jika sudah kecapean seharian manggul berpuluh-puluh karung.

Perlahan-lahan utari menyingkap selimut lusu bapaknya.

Pak Jamal sempat terkejut dalam hati, ia sedang tidak mengenakan pakaian sama sekali dibalik selimut. Ia ingin segera bangun, namun ia urungkan niatnya, ia jadi ingat kelakuan almarhum jika lagi ingin namun ia sudah terlalu lelah, melakukan hal yang sama, menyingkap selimut, menaiki tubuhnya yang pulas, setelah mendapatkan apa yang diinginkan, lalu melanjutkan tidurnya. Hal ini membuat rindu pak Jamal pada almarhum semakin menjadi. Jantungnya berdebar-debar menanti tindakan Utari selanjutnya.

Perlahan-lahan Utari menaiki ranjang kayu itu, dengan perlahan pula menurunkan badannya, bersimpuh diantara kedua kaki bapaknya yang kekar. Kedua tangannya terjulur kearah kontol bapaknya. Dengan dua tangannya yang sedikit kasar, Utari perlahan meremas-remas lembut kontol besar bapaknya yang masih terlihat lemas.

Utari tersenyum senang saat perlahan-lahan kontol bapaknya mulai mengeras.

Pak Jamal berdebar-debar, tidak berani mengerakan badannya, kontolnya yang rindu belaian, mulai merasakan nikmat remasan lembut anak perempuannya.

Setelah Utari yakin ereksi bapaknya sudah maksimal, tidak menunggu lama, utari bergerak naik perlahan-lahan, menggulung roknya, menyelipkan di pinggang karetnya, lalu perlahan berherak naik sambil satu tangan tetap memegangi kontol keras bapaknya, utari berusaha agar kakinya tidak menyenggol badan bapaknya yang sedang tertidur pulas, dengan posisi berjongkok, mengarahkan kontol besar bapaknya kecelah sempit memeknya yang sudah sangat basah. Setelah merasa posisi kontol bapaknya tepat pada lobang memeknya, utari menurunkan pantatnya dengan perlahan. Tangannya langsung membekap mulutnya sendiri, menahan desah nikmat yang iya rasakan, saat kontol besar itu mulai membelah memeknya.

“ehmmm..”

Setelah kontol Panjang bapaknya terasa mentok di mulut rahimnya. Utari perlahan-lahan mencondongkan badannya, menempatkan kedua tangannya disela-sela ketiak bapaknya untuk bertumpu, berusaha tidak menyengol kulit bapaknya. Sambil mengatupkan erat mulutnya Utari mulai menaik turunkan badannya.

“ehmm.. ehmm.. ehmm” desah Utari tertahan.

Pak Jamal merasakan memek anaknya sempit sekali, meremas-remas dengan kuat kontol besarnya.

Utari pun merasakan kontol bapaknya sangat penuh di memeknya, menggesek-gesek dinding memeknya yang terus mengeluarkan cairan cinta tanpa henti, membuat memeknya semakin banjir saja.

“Ehmm.. ehmm.. eekhh..“

Bagai kambing yang disembelih, Utari berteriak pelan tertahan mulutnya yang terkatup rapat. Tubuhnya langsung bergetar hebat, kedua paha dan kedua tangannya berusaha menahan beban tubuhnya agar tidak terlalu menekan kebawah. Sambil pinggulnya terus bergetar.

Sesaat setelah getaran pinggulnya mereda, Utari perlahan mengangkat pinggulnya. Sambil satu tangan menahan kontol bapaknya. Perlahan ia menidurkan kontol keras itu di perut bapaknya. Dengan badan membungkuk ia menggerakan kakinya, lalu perlahan turun dari ranjang kayu itu. dengan gerak perlahan pula, ia kembali menyelimuti tubuh telanjang bapaknya.

“trima kasih pak..“ ucap Utari pelan sebelum akhirnya ia meninggalkan kamar itu, meninggalkan kontol bapaknya dalam keadaan tanggung. Lalu beranjak ke kamar mandi untuk cucian sambil senyum puas tersunging dimulut manisnya.

Pak Jamal tersenyum bahagia, walau kontolnya masih terasa nanggung karena belum mengeluarkan pejunya, namun rindu di hatinya sangat terobati, pak jamal lalu tertidur pulas.



BERSAMBUNG..


Seri 2 - Gairah KLINIK Dokter Ayuningsih

Klik Nomor untuk lanjutannya
cerita sex yes, fuck my pussy. good dick. Big cock. Yes cum inside my pussy. lick my nipples. my tits are tingling. drink milk in my breast. enjoying my milk nipples. play with my big tits. fuck my vagina until I get pregnant. play "Adult sex games" with me. satisfy your cock in my wet vagina. Asian girl hottes gorgeus. lonte, lc ngentot live, pramugari ngentot, wikwik, selebgram open BO
x
x