Cerita ini adalah kisah Ki Mupeng dalam perjalanan panjang menimba ilmu, di berbagai daerah. Awal mula meninggalkan kampung halaman, merantau dari satu daerah ke daerah lain, yang di penuhi kisah kisah suka dan duka.
>>>
Kaki pemuda itu melagkah turun dari sebuah bus. Pemuda itu melihat sekeliling terminal bus itu, mentari sudah hampir tenggelam. Sambil membawa tas ransel yang tampak berat itu, pemuda itu terus berjalan, menyusuri liku liku perjalanan kehidupan.
Setelah berjalan beberapa saat pemuda itu menemukan gubuk reot, di bawah sebuah pohon kelapa. “lumayan buat istirahat..” ujarnya dalam hati. Sambil mengeluarkan bekal yang di bawanya, pemuda itu menatap hamparan sawah sawah yang luas.
Padi padi yang menguning, menandakan daerah ini, makmur. Pemuda itu mengeluarkan beberapa bungkus kopi saset ,dengan termos air panas, serta roti.
Pemuda itu membuat secangkir kopi hangat, dan memakan roti yang menjadi bekalnya itu. Sambil duduk bersila, dia melamun, kini dia telah jauh dari kampung halamannya.
Khayalannya melambung ke beberapa masa silam.
>>>
“gila, kuat kali jin ini..” ujar pemuda itu, yang berdiri kembali setelah menerima hantaman kuat mahluk jin bertubuh besar itu. Melihat lawannya bisa berdiri kembali jin itu menjadi tambah emosi, dan langsung menyerang kembali. Tapi kali ini pemuda itu lebih sigap dengan cepat mengelak, mahal balik menghantamnya.
Serangan telak pemuda itu membuat jin itu semakin gusar, melotot dan menyeringai.
“grrr, manusia saya akan melumat kamu..” ujar Jin itu.
“coba saja kalau mampu..” balas pemuda itu, lalu melepaskan serangannya lagi.
Serangan terus di lontarkan, tapi tak pelak pemuda itu juga mengaduh kesakitan menerima serangan ghaib jin itu. Hampir dua jam mereka bertarung, tanpa ada pemenang. Peluh sudah membasahi tubuh pemuda itu, tapi staminanya tetap tinggi.
Kembali pemuda itu mengeluarkan jurus, penghancur raga, sambil berlari dia menyerang, tapi jin itu tiba-tiba menghilang.
“cukup, Mupeng.. cukup..” Suara seorang pria tua, dengan penuh wibawa.
“ampun guru..” jawab pemuda itu sambil memberi hormat.
“sini, kemari ayo duduk..” gurunya mengajak pemuda itu duduk, di sebuah pendopo.
“tenaga kamu luar biasa hebat, sayang emosi kamu belum stabil, kamu memang berbakat..” kata guru itu. “terima kasih guru”.
Pria berumur dengan jengot yang memutih dan panjang itu menghela nafasnya.
“Mupeng, sudah saatnya kamu pergi, melihat dunia luar, masih banyak ilmu yang belum kamu ketahui, ilmu yang kamu miliki hanya segenggam garam, masih sangat banyak garam di lautan, jangan kamu cepat bangga dengan apa yang kamu miliki sekarang”
Pemuda itu duduk bersila, menyimak segala wejangan dari gurunya itu. “saya, akan ingat segala nasehat guru..”
“Mupeng, tuntutlah ilmu hingga ke negri Cina..” kata gurunya.
“wah, tiketnya mahal, saya gak punya uang guru..”.
Gurunya menarik nafas, “kan di koran banyak yang jual tuh tiket murah..”
“yah tapi susah dapetnya, mesti booking jauh jauh hari, dan lagi permugarinya jelek jelek guru..” jawab pemuda itu.
“astaga, Mupeng, kan guru pernah bilang, kalau bukan muhrimnya, harim itu haram, kok malah mikirin perempuan sih..” kata gurunya.
“eh iyah, maaf guru, cuma mikir aja gak boleh?”.
“jangan di pikir, kalau di pikir, akan timbul niat, kalau niat sudah ada bisa terlaksana, ngerti..”
“ngerti guru, murid mengerti..” jawab pemuda itu.
“Mupeng, begini saja, kamu bisa mulai mencari ilmu di kota lain, susuri pulau Sumatra ini, susuri pulau Jawa, dan seluruh kota kota di Indonesia itu, itung itung kamu mendukung program, visit indonesia 2008..” Kata gurunya.
“pemuda itu mengangguk, saya siap melaksanakan perintah guru” jawab pemuda itu.
“kakak, jadi akan pergi..” suara cantik seorang gadis cantik terdengar merdu, yang datang dengan membawa dua gelas kopi, serta cemilan seadanya.
“eh ningsih, iya kakak akan pergi, kakak pergi tuk kembali, kakak akan menuntut ilmu..” jawab pemuda itu.
“menuntut ilmu?, emang si Ilmu salah apa, kok di tuntut?” tanya ningsih.
“nih anak sejak gua pake, kok tambah bego yah..” ujar pemuda itu.
“Ningsih, menuntut ilmu itu, artinya belajar..” guru yang bijak itu menerangkan. “ohh.. “gadis cantik itu tersenyum, membuat dirinya semakin cantik, dengan rambutnya yang terurai lurus.
“kakak, kalau pergi, jangan lupa sama Ningsih yah, kirim surat, kirim kartu post yah..” Kata ningsih.
“eh, repot amat, pake email napa..” ujar gurunya, sambil berdiri, lalu melangkah berjalan.
“guru hendak kemana?” tanya pemuda itu.
“sudah guru mau istirahat, kalian ngobrol saja, tapi jangan dekat-dekat, bunting nanti anak gua..” kata guru itu.
Pemuda itu pun menarik tangan Ningsih, hingga terjatuh di pelukannya. “ih kakak, nanti di lihat guru..” kata Ningsih.
Tanpa banyak komentar, pemuda itu melumat bibir gadis ABG yang berumur ** itu. ( dari pada di infrak, mending gua sensor )
Ningsih itu mengelijing ,gejolak dara mudanya langsung naik. Ningsih segera membalas, lumatan pemuda itu bibir mereka merekat, lidah mereka saling bertalian. Tangan pemuda itu merayap, kebalik baju Ningsih, meraba raba dada Ningsih, dengan buah dada yang baru saja tumbuh, ranum, dan mengkel.
“eh, ah.. Kakak, jangan di sini, nanti guru tahu..” kata Ningsih.
“jangan kawatir guru sudah tidur..” jawab pemuda itu santai.
“tapi kak, ahh.. ihh..” erang gadis ABG itu, saat pemuda itu menarik pakaiannya ke atas.
Kemudian pemuda melumat putting susunya membuat Ningsih kembali mengelijing, mendesah desah, karena merasakan nikmat di putting susunya.
“ahhh.., kakak..” erang Ningsih, sambil tangan gadis itu meraba raba selangkangan, pemuda itu. Penisnya yang terasa keras, di raba raba Ningsih dengan nafsu.
“kakak,..mau ini..” ujar Ningsih.
Pemuda itu tersenyum, tangannya meraba selangkangan CD Ningsih. Gadis itu mendesah desah, saat selangkangan CDnya yang basah di raba raba pemuda itu. Jari jari pemuda itu, menyelinap di balik CD hitam gadis ABG cantik itu, dan jari telujuknya masuk ke liang vagina gadis itu.
“ahh, kakak..” erang Ningsih.
Jari pemuda itu, merasakan basah dan hangat.
“kakak, udah dong, ningsih pengen di gituin..” erang gadis itu.
Pemuda itu tersenyum, sambil membuka CD hitam milik gadis ABG itu. Betapa mempersona vagina milik Ningsih, dengan sedikit bulu bulu di kemaluannya.
“ahhh..ahuu..” erang Ningsih, saat ujung penis pemuda itu mengesek klitorisnya.
Pemuda itu terus mengesekan benda tumpul yang keras itu di klitoris Ningsih.
“ahhh..kakak..udah, tekan masukin aja..” erang Ningsih sudah tak sabar. Vaginanya terasa gatal, dan basah sekali.
Penis besar itu mulai membelah bibir vagina Ningsih, sedikit sedikit, masuk perlahan. Ningsih mengigit bibirnya, rasanya penis itu terlalu besar buat ukuran vagina ABGnya.
Penis itu terus mendesak masuk, hingga mentok.
“ahh kakak..” ujar Ningsih sambil menatap wajah mupeng pemuda itu.
Perlahan penis itu bergerak, ningsih merasakan setiap gesekan penis itu, setiap urat urat di penis itu mengesek dinding vaginanya.
Bukan hanya Ningsih, pemuda itu pun merakan nikmat yang sama. Penisnya terus menggesek liang vagina Abg itu, membuat Ningsih semakin kenikmatan, dan vaginanya semakin basah.
Lima menit berlalu, Ningsih sudah tak bisa menahan birahinya, tubuhnya mengelijing, mengejet menikmati persetubuhan ini. Setelah beberapa saat, Ningsing berbalik, menunging, memperlihatkan bokong indahnya, dengan vagina yang imut menyempil di antara kedua peangkal pahanya.
Penis pemuda itu kembali mendesak vagina ABG itu, Satu dorongan penuh, penis pemuda itu menerobos masuk vagina Ningsih, yang membuat ningsih kembali mendesah desah.
“ahhh.. ahhh..” erang Ningsih.
Sambil memegang pinggang ramping Ningsih, pemuda itu menyodok nyodok, vagina ABG itu, menikmati setiap desah gadis itu.
Peluh membasahi tubuh pemuda itu, sudah beberapa kali ningsih di buatnya orgasme, kini giliran pemuda itu, desah nafasnya memburu, gerakannya semakin liar, dan tubuhnya mengejang.
“ahghhh..” erang pemuda itu, lalu bulir bulir sperma membasahi liang vaginanya.
>>>
“bang.. bang.. jual kopi yah..” suara seorang wanita membuyarkan lamunan pemuda itu.
“eh, engak, ini bekal saya..” jawab pemuda itu.
“ohh, kirain jual kopi keliling..” ujar gadis cantik itu, sambil melihat termos air panas, serta bungkusan kopi kopi yang tergeletak di sana.
“eh, nama adik siapa..?” tanya pemuda itu.
“ih, nama abang siapa..” tanya balik gadis itu.
“nama saya Mupeng, saya perantau, baru tiba disini, istirahat sejenak di sini..” jawab pemuda itu.
“oh, saya Marni..” jawabnya sambil tersenyum.
Mupeng melihat sekelilingnya, suasana sudah mulai gelap, dia menebak mungkin pukul 7.00 malam lebih. Saat seperti bisa saja wujud gadis cantik ini bukan wujud sesunguhnya, walaupun indra ke enamnya mengatakan gadis ini aman, manusia asli, tapi Mupeng tak mau ambil resiko, dia mengunakan mata batinnya.
Mata batinya menscan gadis itu dari ujung kaki hingga ujung rambut.
Scanning in progress 10%.. 20%.. 30%.. 100%.. completed, no ghoib found.
“wah, aman, nih cewek cakep, mungkin bisa gua manfaatin..” ujarnya dalam hati, apalagi tadi baru saja pemuda itu melamun jorok tentang Ningsih, TTMnya di kampung halaman.
“dik Marni, dari mana kok malam malam keluyuran sendiri..” tanya Mupeng.
>>>
Kaki pemuda itu melagkah turun dari sebuah bus. Pemuda itu melihat sekeliling terminal bus itu, mentari sudah hampir tenggelam. Sambil membawa tas ransel yang tampak berat itu, pemuda itu terus berjalan, menyusuri liku liku perjalanan kehidupan.
Setelah berjalan beberapa saat pemuda itu menemukan gubuk reot, di bawah sebuah pohon kelapa. “lumayan buat istirahat..” ujarnya dalam hati. Sambil mengeluarkan bekal yang di bawanya, pemuda itu menatap hamparan sawah sawah yang luas.
Padi padi yang menguning, menandakan daerah ini, makmur. Pemuda itu mengeluarkan beberapa bungkus kopi saset ,dengan termos air panas, serta roti.
Pemuda itu membuat secangkir kopi hangat, dan memakan roti yang menjadi bekalnya itu. Sambil duduk bersila, dia melamun, kini dia telah jauh dari kampung halamannya.
Khayalannya melambung ke beberapa masa silam.
>>>
“gila, kuat kali jin ini..” ujar pemuda itu, yang berdiri kembali setelah menerima hantaman kuat mahluk jin bertubuh besar itu. Melihat lawannya bisa berdiri kembali jin itu menjadi tambah emosi, dan langsung menyerang kembali. Tapi kali ini pemuda itu lebih sigap dengan cepat mengelak, mahal balik menghantamnya.
Serangan telak pemuda itu membuat jin itu semakin gusar, melotot dan menyeringai.
“grrr, manusia saya akan melumat kamu..” ujar Jin itu.
“coba saja kalau mampu..” balas pemuda itu, lalu melepaskan serangannya lagi.
Serangan terus di lontarkan, tapi tak pelak pemuda itu juga mengaduh kesakitan menerima serangan ghaib jin itu. Hampir dua jam mereka bertarung, tanpa ada pemenang. Peluh sudah membasahi tubuh pemuda itu, tapi staminanya tetap tinggi.
Kembali pemuda itu mengeluarkan jurus, penghancur raga, sambil berlari dia menyerang, tapi jin itu tiba-tiba menghilang.
“cukup, Mupeng.. cukup..” Suara seorang pria tua, dengan penuh wibawa.
“ampun guru..” jawab pemuda itu sambil memberi hormat.
“sini, kemari ayo duduk..” gurunya mengajak pemuda itu duduk, di sebuah pendopo.
“tenaga kamu luar biasa hebat, sayang emosi kamu belum stabil, kamu memang berbakat..” kata guru itu. “terima kasih guru”.
Pria berumur dengan jengot yang memutih dan panjang itu menghela nafasnya.
“Mupeng, sudah saatnya kamu pergi, melihat dunia luar, masih banyak ilmu yang belum kamu ketahui, ilmu yang kamu miliki hanya segenggam garam, masih sangat banyak garam di lautan, jangan kamu cepat bangga dengan apa yang kamu miliki sekarang”
Pemuda itu duduk bersila, menyimak segala wejangan dari gurunya itu. “saya, akan ingat segala nasehat guru..”
“Mupeng, tuntutlah ilmu hingga ke negri Cina..” kata gurunya.
“wah, tiketnya mahal, saya gak punya uang guru..”.
Gurunya menarik nafas, “kan di koran banyak yang jual tuh tiket murah..”
“yah tapi susah dapetnya, mesti booking jauh jauh hari, dan lagi permugarinya jelek jelek guru..” jawab pemuda itu.
“astaga, Mupeng, kan guru pernah bilang, kalau bukan muhrimnya, harim itu haram, kok malah mikirin perempuan sih..” kata gurunya.
“eh iyah, maaf guru, cuma mikir aja gak boleh?”.
“jangan di pikir, kalau di pikir, akan timbul niat, kalau niat sudah ada bisa terlaksana, ngerti..”
“ngerti guru, murid mengerti..” jawab pemuda itu.
“Mupeng, begini saja, kamu bisa mulai mencari ilmu di kota lain, susuri pulau Sumatra ini, susuri pulau Jawa, dan seluruh kota kota di Indonesia itu, itung itung kamu mendukung program, visit indonesia 2008..” Kata gurunya.
“pemuda itu mengangguk, saya siap melaksanakan perintah guru” jawab pemuda itu.
“kakak, jadi akan pergi..” suara cantik seorang gadis cantik terdengar merdu, yang datang dengan membawa dua gelas kopi, serta cemilan seadanya.
“eh ningsih, iya kakak akan pergi, kakak pergi tuk kembali, kakak akan menuntut ilmu..” jawab pemuda itu.
“menuntut ilmu?, emang si Ilmu salah apa, kok di tuntut?” tanya ningsih.
“nih anak sejak gua pake, kok tambah bego yah..” ujar pemuda itu.
“Ningsih, menuntut ilmu itu, artinya belajar..” guru yang bijak itu menerangkan. “ohh.. “gadis cantik itu tersenyum, membuat dirinya semakin cantik, dengan rambutnya yang terurai lurus.
“kakak, kalau pergi, jangan lupa sama Ningsih yah, kirim surat, kirim kartu post yah..” Kata ningsih.
“eh, repot amat, pake email napa..” ujar gurunya, sambil berdiri, lalu melangkah berjalan.
“guru hendak kemana?” tanya pemuda itu.
“sudah guru mau istirahat, kalian ngobrol saja, tapi jangan dekat-dekat, bunting nanti anak gua..” kata guru itu.
Pemuda itu pun menarik tangan Ningsih, hingga terjatuh di pelukannya. “ih kakak, nanti di lihat guru..” kata Ningsih.
Tanpa banyak komentar, pemuda itu melumat bibir gadis ABG yang berumur ** itu. ( dari pada di infrak, mending gua sensor )
Ningsih itu mengelijing ,gejolak dara mudanya langsung naik. Ningsih segera membalas, lumatan pemuda itu bibir mereka merekat, lidah mereka saling bertalian. Tangan pemuda itu merayap, kebalik baju Ningsih, meraba raba dada Ningsih, dengan buah dada yang baru saja tumbuh, ranum, dan mengkel.
“eh, ah.. Kakak, jangan di sini, nanti guru tahu..” kata Ningsih.
“jangan kawatir guru sudah tidur..” jawab pemuda itu santai.
“tapi kak, ahh.. ihh..” erang gadis ABG itu, saat pemuda itu menarik pakaiannya ke atas.
Kemudian pemuda melumat putting susunya membuat Ningsih kembali mengelijing, mendesah desah, karena merasakan nikmat di putting susunya.
“ahhh.., kakak..” erang Ningsih, sambil tangan gadis itu meraba raba selangkangan, pemuda itu. Penisnya yang terasa keras, di raba raba Ningsih dengan nafsu.
“kakak,..mau ini..” ujar Ningsih.
Pemuda itu tersenyum, tangannya meraba selangkangan CD Ningsih. Gadis itu mendesah desah, saat selangkangan CDnya yang basah di raba raba pemuda itu. Jari jari pemuda itu, menyelinap di balik CD hitam gadis ABG cantik itu, dan jari telujuknya masuk ke liang vagina gadis itu.
“ahh, kakak..” erang Ningsih.
Jari pemuda itu, merasakan basah dan hangat.
“kakak, udah dong, ningsih pengen di gituin..” erang gadis itu.
Pemuda itu tersenyum, sambil membuka CD hitam milik gadis ABG itu. Betapa mempersona vagina milik Ningsih, dengan sedikit bulu bulu di kemaluannya.
“ahhh..ahuu..” erang Ningsih, saat ujung penis pemuda itu mengesek klitorisnya.
Pemuda itu terus mengesekan benda tumpul yang keras itu di klitoris Ningsih.
“ahhh..kakak..udah, tekan masukin aja..” erang Ningsih sudah tak sabar. Vaginanya terasa gatal, dan basah sekali.
Penis besar itu mulai membelah bibir vagina Ningsih, sedikit sedikit, masuk perlahan. Ningsih mengigit bibirnya, rasanya penis itu terlalu besar buat ukuran vagina ABGnya.
Penis itu terus mendesak masuk, hingga mentok.
“ahh kakak..” ujar Ningsih sambil menatap wajah mupeng pemuda itu.
Perlahan penis itu bergerak, ningsih merasakan setiap gesekan penis itu, setiap urat urat di penis itu mengesek dinding vaginanya.
Bukan hanya Ningsih, pemuda itu pun merakan nikmat yang sama. Penisnya terus menggesek liang vagina Abg itu, membuat Ningsih semakin kenikmatan, dan vaginanya semakin basah.
Lima menit berlalu, Ningsih sudah tak bisa menahan birahinya, tubuhnya mengelijing, mengejet menikmati persetubuhan ini. Setelah beberapa saat, Ningsing berbalik, menunging, memperlihatkan bokong indahnya, dengan vagina yang imut menyempil di antara kedua peangkal pahanya.
Penis pemuda itu kembali mendesak vagina ABG itu, Satu dorongan penuh, penis pemuda itu menerobos masuk vagina Ningsih, yang membuat ningsih kembali mendesah desah.
“ahhh.. ahhh..” erang Ningsih.
Sambil memegang pinggang ramping Ningsih, pemuda itu menyodok nyodok, vagina ABG itu, menikmati setiap desah gadis itu.
Peluh membasahi tubuh pemuda itu, sudah beberapa kali ningsih di buatnya orgasme, kini giliran pemuda itu, desah nafasnya memburu, gerakannya semakin liar, dan tubuhnya mengejang.
“ahghhh..” erang pemuda itu, lalu bulir bulir sperma membasahi liang vaginanya.
>>>
“bang.. bang.. jual kopi yah..” suara seorang wanita membuyarkan lamunan pemuda itu.
“eh, engak, ini bekal saya..” jawab pemuda itu.
“ohh, kirain jual kopi keliling..” ujar gadis cantik itu, sambil melihat termos air panas, serta bungkusan kopi kopi yang tergeletak di sana.
“eh, nama adik siapa..?” tanya pemuda itu.
“ih, nama abang siapa..” tanya balik gadis itu.
“nama saya Mupeng, saya perantau, baru tiba disini, istirahat sejenak di sini..” jawab pemuda itu.
“oh, saya Marni..” jawabnya sambil tersenyum.
Mupeng melihat sekelilingnya, suasana sudah mulai gelap, dia menebak mungkin pukul 7.00 malam lebih. Saat seperti bisa saja wujud gadis cantik ini bukan wujud sesunguhnya, walaupun indra ke enamnya mengatakan gadis ini aman, manusia asli, tapi Mupeng tak mau ambil resiko, dia mengunakan mata batinnya.
Mata batinya menscan gadis itu dari ujung kaki hingga ujung rambut.
Scanning in progress 10%.. 20%.. 30%.. 100%.. completed, no ghoib found.
“wah, aman, nih cewek cakep, mungkin bisa gua manfaatin..” ujarnya dalam hati, apalagi tadi baru saja pemuda itu melamun jorok tentang Ningsih, TTMnya di kampung halaman.
“dik Marni, dari mana kok malam malam keluyuran sendiri..” tanya Mupeng.
Gadis itu tersenyum, “gak keluyuran, ini halaman rumah saya, ini kebun kelapa milik ayah saya, tuh rumah saya..” ujar Marni sambil menunjuk rumahnya, yang tak jauh dari gubuk itu.
“oh, maaf, berarti saya sudah masuk ke rumah orang sebarangan yah..” kata Mupeng.
“tidak apa apa bang Mupeng, kalau abang tak keberatan, istirahat di rumah saya saja..” ajak gadis itu.
“boleh juga, tapi bapakmu nanti marah..” kata Mupeng.
Gadis itu kembali tertawa, “tidak, bapak saya jauh di desa, ini rumah saya sendiri, suami saya juga sedang pergi.. belum kembali dalam seminggu ini..” jawab Marni.
“suami..? kamu punya suami..?” tanya Mupeng.
Marni menganguk.
“kamu umur berapa, kamu kelihatan masih muda..” tanya Mupeng.
“wah, memang, saya masih muda, tapi kalau soal umur, saya gak jawab deh..” jawab Marni.
“oh, maksud saya, kok kamu masih muda sudah nikah..” ujar ki Mupeng.
Marni menghentikan langkahnya, sambil menatap Mupeng, “saya di paksa menikah dengan bandot tua itu..”
>>>
Pemuda itu duduk di sofa ruang tamu rumah yang besar itu. Marni meyediakan secangkir kopi hangat, lalu duduk di sebelah Mupeng.
“Marni, jadi kamu menikah tanpa di dasari cinta?” tanya Mupeng.
Marni tersenyum, dan menggeleng “mana mungkin saya mencintai bandot yang seusia ayah saya”.
“saya di paksa menikah dengannya karena kelurga saya berhutang dengan dia, hutang di anggap lunas jika saya bersedia menjadi istrinya yang ke 113” ujar Marni.
“gila juga, punya istri 113 orang?” ujar Mupeng dalam hati. “jadi selama ini, bagaimana kamu.. eh kamu berhubungan.. berhubungan..” ujar Mupeng terputus.
“maksudnya sex..” kata Marni.
“eh, iya..” Mupeng tersenyum.
“tersiksa, saya tersiksa kalau berhubungan dengan dia, rasanya ingin pergi, tapi tak bisa.. saya di ancam..” Kata Marni.
“jadi kamu tak menimati sex kamu selama ini..” tanya Mupeng.
“sejak saya di perawanin, yang saya rasakanan hanya sakit. Sakit di badan dan sakit di hati, setiap berhubungan, saya seperti di perkosa tapi tak bisa melawan..” ujar Marni sedih.
“suami kamu siapa sih, kok kamu takut..” tanya Mupeng.
“dia orang punya uang, anak buahnya banyak, dan sadis sadis..” ujar Marni.
“kalau, kamu mau, saya bantu kamu, saya akan beri pelajaran suami kamu..” kata Mupeng.
“jangan, suami saya itu sadis, kamu bukan lawannya, kamu bisa di b*n*hnya..” kata Marni.
“tak apa, demi kamu saya akan coba, saya akan lawan suami kamu, demi kamu Marni..” ujar Mupeng.
Marni menatap Mupeng, lalu tiba tiba, dia mencium bibir Mupeng. Ada getaran lain di diri Marni saat, bibirnya menempel di bibir Mupeng. Sangat beda, dengan suaminya yang terasa hambar.
Bukan Mupeng, kalau tak memanfaatkan kesempatan. Lidah Mupeng langsung menjulur, masuk ke mulut Marni, dan bermain dalam mulut Marni. Lidah Mupeng menyapu langit langit mulutnya, memberi rasa geli dan nikmat.
“bang Mupeng, saya jadi malu, saya malu.. Maaf, saya tak bisa mengendalikan diri..” ujar Marni, ketika bibir mereka terlepas.
“tidak Marni, saya yang minta maaf, saya lancang, saya lupa kamu istri orang..” jawab Mupeng.
Marni diam, “bang, entah kenapa saya merasakan beda, saya.. saya.. jadi.. eh.jadi..”. Kata kata Marni terputus, wajahnya merona merah, karena malu.
“tak apa Marni, kamu cantik, bukan kamu saja yang nafsu, saya pun nasfu..” ujar Mupeng.
“bang..” Marni pun memeluk tubuh Mupeng erat, seperti menemukan tiang penyelamat hidupnya.
>>>
Marni berdiri, berjalan ke arah jendela besar di ruang tamu itu, menatap keluar dalam ke gelapan malam, angin malam yang dingin menerpa wajahnya, menghembus lembut. Mupeng menghampiri Marni, dan memeluk tubuhnya dari belakang.
“apa yang kamu pikirkan..” ujar Mupeng, sambil mengecup leher Marni.
Marni tersenyum, “tak ada yang aku pikirkan, nasibku memang sudah di takdirkan seperti ini..”.
“tidak Marni, saya akan membantu kamu, saya akan beri pelajaran pada suami kamu, agar kamu bisa bebas..” jawab Mupeng.
Tangan Mupeng meraba raba dada Marni, mata Marni terpejam, dengan lembut tangan Mupeng meremas remas buah dada Marni, yang tergantung di balik bajunya itu.
Sebelah tangan Mupeng yang lain, masuk ke balik pakaian Marni, meraba raba paha mulus Marni. Kulitnya yang putih dan lembut itu, menjadi landasan unutk jemari Mupeng. Tangan Mupeng merabai paha Marni hingga ke atas.
“ahh.. bang Mupeng..” erang Marni pelan.
Tangan Mupeng terus bermain di ujung pangkal pahanya. Jarinya mengesek gesek belahan selangkangan CDnya. Tubuh Marni mengelijijng, jari Mupeng terasa mengesek belahan CDnya, dan mengusik klitoris yang bersembunyi di balik CD putih itu.
Mata Marni terpejam, ada gejolak dalam tubuhnya, gejolak, yang selama ini tak di dapat dari suaminya. Cairan birahinya mulai merembes membasahi selangkangan CDnya. Jari Mupeng terus, melesak, menyelinap di balik selangkangan CDnya, langsung merasakan basah vagina marni.
“ahhh.. bang.. saya malu..” erang Marni.
Kembali bibirnya di serang Mupeng, ciuman Mupeng membungkam desah desah Marni, jari mupeng pun semakin cepat bekerja, membuat tubuh Marni, melayang dalam birahinya. Rasa nikmat, dan gatal di klitorisnya membuat Marni tak tahan. Rasa ingin pipis menerpa dirinya.
“bang.. saya.. mau pipis.. udah dulu..” erang Marni.
Tapi Mupeng menahan tubuhnya, rasa kebelet, semakin tinggi, dan jari Mupeng semakin cepat meraba, dan mengelus klitoris Marni, yang membesar.
“aghhh.. bang.. saya..” erang Marni disertai tubuhnya kejang, kaku kemudian lemas.
Seluruh tubuh Marni menjadi lemas, vaginanya menjadi basah. Dengan nafasnya yang tersengal sengal, Marni memeluk erat tubuh Mupeng.
>>>
Malam itu, Mupeng tidak tidur di gubuk reot, melainkan di atas renjang mewah, dengan kasur empuk.
“guru memang benar, saya harus mencoba mencari ilmu di dunia luar..” ujarnya dalam hati.
“bang mupeng, saya cantik gak..” tanya Marni dengan genit.
Marni berputar putar, memamerkan tubuhnya yang di balut, lingeri putih, tembus pandang, memperlihatkan silluet, tubuh Marni. Buah dada montoknya, dan di bagian bawah, CD minim, model g string, mencoba menutupi vaginanya.
“wow, cantik sekali, ayo sini Marni sayang..” ujar Mupeng.
Marni pun segera menghampiri, dan berbaring di ranjang itu, di sebelah Mupeng. Mupeng mengelus elus rambut, Marni yang terurai sebahu.
Marni bangun, mengangkat baju nya dan naik di atas tubuh Mupeng, yang hanya memakai kolor hitam itu. Bagian selangkangan ke dua manusia itu bertemu. Selangkangan, CD Marni, bergesek dengan celana kolor Mupeng, yang di dalamnya terdapat batang keras itu.
Tangan Mupeng meraba raba buah dada Marni, mata Marni terpejam, sambil pinggul bergerak gerak, mengesek, selangkangan CDnya di kolor Mupeng. Jelas terlihat Marni sangat nafsu, cairan birahinya mulai membasahi CDnya.
Setelah beberapa saat, Mupeng membuka celana kolornya, dan senjatanya mencuat, berdiri tegak.
Marni menatapnya nafsu, dan tangan Mupeng pun perlahan membuka CD Marni, hingga, tubuhnya bugil, di atas tubuh Mupeng. Perlahan penis yang tegak itu melesak masuk ke vagina Marni.
“aghh..” erang Marni, saat pinggulnya di tekan ke bawah oleh Mupeng, sehingga penisnya masuk ke liang senggama Marni.
“uhh, enak banget nih m*m*k, seret..” ujar Mupeng.
Liang vagina Marni penuh sesak di isi penis Mupeng, sambil mendesah desah, tubuh Marni bergerak, pinggulnya bergoyang naik dan turun.
“ahh.. ohh..” erang Marni.
Kedua insan itu pun saling menikmati. Goyangan goyangan Marni sungguh erotis. pinggulnya turun dan naik, begitu juga pinggul Mupeng yang mengikuti alur gerakan Marni.
Mereka terus, mencari kepuasan dan kenikmatan. Hingga Marni mendapat orgame, dan Mupeng menumpahkan spermanya mengisi liang vagina Marni.
>>>
“bang, terima kasih, semalam saya benar benar menikmatinya..” ujar Marni, pagi harinya.
“sama sayang, saya pun begitu” ujar Mupeng.
“bang, saya sudah memikirkannya, saya tak mau membuat abang susah, lebih baik abang segera pergi dari sini, suami saya bukan lawan abang..” ujar Marni.
“tidak, saya sudah janji, walau tubuh bermandikan darah, saya akan melawan suami kamu, saya akan membebaskan kamu..” ujar Mupeng.
“ih, abang serem banget, masa sampe mandi darah..” ujar Marni.
“lah semalamkan udah mandi sperma, jadi sekarang saya siap mandi darah..” ujar Mupeng.
Marni pun merapatkan tubuhnya di tubuh Mupeng. Mupeng mencium kening Marni.
“eh, siapa loe, main peluk peluk bini gua..” bentak seorang pria dengan wajah sangar.
“eh, bang Gito, kok udah pulang katanya perginya seminggu..” ujar Marni.
“kurang ajar loe, dasar pelacur” bentak Gito sambil mengangkat tangannya siap menampar Marni.
Tapi tangan Mupeng sigap menahan tangan Gito. “eh, jangan main pukul sembarangan..”.
“kurang ajar, siapa eloe.. ngapain loe di sini..” bentak Gito.
“nama saya Mupeng..” jawab Mupeng.
“hmm, Mupeng nama eloe aneh..” kata Gito.
“biar aneh, yang penting tetap mupeng..” jawab Mupeng.
“mau apa eloe kemari..” tanya Gito lagi.
“begini, gua kesini ingin membebaskan Marni, dia tak mau eloe sekep disini, jadi binimu, dia gak suka sama eloe..” kata Mupeng.
Gito menatap Mupeng dengan wajah garang “eloe punya nyali cukup gede tapi gua gak yakin, apa mampu eloe lawan gua, dan anak anak buah gua..”.
Mupeng tersenyum, “demi kebenaran, gua siap menanggung resikonya..” jawab Mupeng.
“bagus, cuma ada dua cara supaya eloe bisa merebut Marni dari tangan gua, uang, atau kemampuan eloe kalahkan gua..” kata Gito.
“saya gak punya uang, saya coba kemampuan saya” jawab Gito.
“bang, sudahlah, abang lari saja, tak apa ini sudah takdir saya..” kata Marni.
“eh pelacur, eloe jangan banyak omong, urusan eloe sama gua belom selesai..” kata Gito, menarik tangan Marni.
“sudah bos, jangan banyak omong, kita serang aja..” Kata anak buah Gito langsung menyerang Mupeng.
“oh, maaf, berarti saya sudah masuk ke rumah orang sebarangan yah..” kata Mupeng.
“tidak apa apa bang Mupeng, kalau abang tak keberatan, istirahat di rumah saya saja..” ajak gadis itu.
“boleh juga, tapi bapakmu nanti marah..” kata Mupeng.
Gadis itu kembali tertawa, “tidak, bapak saya jauh di desa, ini rumah saya sendiri, suami saya juga sedang pergi.. belum kembali dalam seminggu ini..” jawab Marni.
“suami..? kamu punya suami..?” tanya Mupeng.
Marni menganguk.
“kamu umur berapa, kamu kelihatan masih muda..” tanya Mupeng.
“wah, memang, saya masih muda, tapi kalau soal umur, saya gak jawab deh..” jawab Marni.
“oh, maksud saya, kok kamu masih muda sudah nikah..” ujar ki Mupeng.
Marni menghentikan langkahnya, sambil menatap Mupeng, “saya di paksa menikah dengan bandot tua itu..”
>>>
Pemuda itu duduk di sofa ruang tamu rumah yang besar itu. Marni meyediakan secangkir kopi hangat, lalu duduk di sebelah Mupeng.
“Marni, jadi kamu menikah tanpa di dasari cinta?” tanya Mupeng.
Marni tersenyum, dan menggeleng “mana mungkin saya mencintai bandot yang seusia ayah saya”.
“saya di paksa menikah dengannya karena kelurga saya berhutang dengan dia, hutang di anggap lunas jika saya bersedia menjadi istrinya yang ke 113” ujar Marni.
“gila juga, punya istri 113 orang?” ujar Mupeng dalam hati. “jadi selama ini, bagaimana kamu.. eh kamu berhubungan.. berhubungan..” ujar Mupeng terputus.
“maksudnya sex..” kata Marni.
“eh, iya..” Mupeng tersenyum.
“tersiksa, saya tersiksa kalau berhubungan dengan dia, rasanya ingin pergi, tapi tak bisa.. saya di ancam..” Kata Marni.
“jadi kamu tak menimati sex kamu selama ini..” tanya Mupeng.
“sejak saya di perawanin, yang saya rasakanan hanya sakit. Sakit di badan dan sakit di hati, setiap berhubungan, saya seperti di perkosa tapi tak bisa melawan..” ujar Marni sedih.
“suami kamu siapa sih, kok kamu takut..” tanya Mupeng.
“dia orang punya uang, anak buahnya banyak, dan sadis sadis..” ujar Marni.
“kalau, kamu mau, saya bantu kamu, saya akan beri pelajaran suami kamu..” kata Mupeng.
“jangan, suami saya itu sadis, kamu bukan lawannya, kamu bisa di b*n*hnya..” kata Marni.
“tak apa, demi kamu saya akan coba, saya akan lawan suami kamu, demi kamu Marni..” ujar Mupeng.
Marni menatap Mupeng, lalu tiba tiba, dia mencium bibir Mupeng. Ada getaran lain di diri Marni saat, bibirnya menempel di bibir Mupeng. Sangat beda, dengan suaminya yang terasa hambar.
Bukan Mupeng, kalau tak memanfaatkan kesempatan. Lidah Mupeng langsung menjulur, masuk ke mulut Marni, dan bermain dalam mulut Marni. Lidah Mupeng menyapu langit langit mulutnya, memberi rasa geli dan nikmat.
“bang Mupeng, saya jadi malu, saya malu.. Maaf, saya tak bisa mengendalikan diri..” ujar Marni, ketika bibir mereka terlepas.
“tidak Marni, saya yang minta maaf, saya lancang, saya lupa kamu istri orang..” jawab Mupeng.
Marni diam, “bang, entah kenapa saya merasakan beda, saya.. saya.. jadi.. eh.jadi..”. Kata kata Marni terputus, wajahnya merona merah, karena malu.
“tak apa Marni, kamu cantik, bukan kamu saja yang nafsu, saya pun nasfu..” ujar Mupeng.
“bang..” Marni pun memeluk tubuh Mupeng erat, seperti menemukan tiang penyelamat hidupnya.
>>>
Marni berdiri, berjalan ke arah jendela besar di ruang tamu itu, menatap keluar dalam ke gelapan malam, angin malam yang dingin menerpa wajahnya, menghembus lembut. Mupeng menghampiri Marni, dan memeluk tubuhnya dari belakang.
“apa yang kamu pikirkan..” ujar Mupeng, sambil mengecup leher Marni.
Marni tersenyum, “tak ada yang aku pikirkan, nasibku memang sudah di takdirkan seperti ini..”.
“tidak Marni, saya akan membantu kamu, saya akan beri pelajaran pada suami kamu, agar kamu bisa bebas..” jawab Mupeng.
Tangan Mupeng meraba raba dada Marni, mata Marni terpejam, dengan lembut tangan Mupeng meremas remas buah dada Marni, yang tergantung di balik bajunya itu.
Sebelah tangan Mupeng yang lain, masuk ke balik pakaian Marni, meraba raba paha mulus Marni. Kulitnya yang putih dan lembut itu, menjadi landasan unutk jemari Mupeng. Tangan Mupeng merabai paha Marni hingga ke atas.
“ahh.. bang Mupeng..” erang Marni pelan.
Tangan Mupeng terus bermain di ujung pangkal pahanya. Jarinya mengesek gesek belahan selangkangan CDnya. Tubuh Marni mengelijijng, jari Mupeng terasa mengesek belahan CDnya, dan mengusik klitoris yang bersembunyi di balik CD putih itu.
Mata Marni terpejam, ada gejolak dalam tubuhnya, gejolak, yang selama ini tak di dapat dari suaminya. Cairan birahinya mulai merembes membasahi selangkangan CDnya. Jari Mupeng terus, melesak, menyelinap di balik selangkangan CDnya, langsung merasakan basah vagina marni.
“ahhh.. bang.. saya malu..” erang Marni.
Kembali bibirnya di serang Mupeng, ciuman Mupeng membungkam desah desah Marni, jari mupeng pun semakin cepat bekerja, membuat tubuh Marni, melayang dalam birahinya. Rasa nikmat, dan gatal di klitorisnya membuat Marni tak tahan. Rasa ingin pipis menerpa dirinya.
“bang.. saya.. mau pipis.. udah dulu..” erang Marni.
Tapi Mupeng menahan tubuhnya, rasa kebelet, semakin tinggi, dan jari Mupeng semakin cepat meraba, dan mengelus klitoris Marni, yang membesar.
“aghhh.. bang.. saya..” erang Marni disertai tubuhnya kejang, kaku kemudian lemas.
Seluruh tubuh Marni menjadi lemas, vaginanya menjadi basah. Dengan nafasnya yang tersengal sengal, Marni memeluk erat tubuh Mupeng.
>>>
Malam itu, Mupeng tidak tidur di gubuk reot, melainkan di atas renjang mewah, dengan kasur empuk.
“guru memang benar, saya harus mencoba mencari ilmu di dunia luar..” ujarnya dalam hati.
“bang mupeng, saya cantik gak..” tanya Marni dengan genit.
Marni berputar putar, memamerkan tubuhnya yang di balut, lingeri putih, tembus pandang, memperlihatkan silluet, tubuh Marni. Buah dada montoknya, dan di bagian bawah, CD minim, model g string, mencoba menutupi vaginanya.
“wow, cantik sekali, ayo sini Marni sayang..” ujar Mupeng.
Marni pun segera menghampiri, dan berbaring di ranjang itu, di sebelah Mupeng. Mupeng mengelus elus rambut, Marni yang terurai sebahu.
Marni bangun, mengangkat baju nya dan naik di atas tubuh Mupeng, yang hanya memakai kolor hitam itu. Bagian selangkangan ke dua manusia itu bertemu. Selangkangan, CD Marni, bergesek dengan celana kolor Mupeng, yang di dalamnya terdapat batang keras itu.
Tangan Mupeng meraba raba buah dada Marni, mata Marni terpejam, sambil pinggul bergerak gerak, mengesek, selangkangan CDnya di kolor Mupeng. Jelas terlihat Marni sangat nafsu, cairan birahinya mulai membasahi CDnya.
Setelah beberapa saat, Mupeng membuka celana kolornya, dan senjatanya mencuat, berdiri tegak.
Marni menatapnya nafsu, dan tangan Mupeng pun perlahan membuka CD Marni, hingga, tubuhnya bugil, di atas tubuh Mupeng. Perlahan penis yang tegak itu melesak masuk ke vagina Marni.
“aghh..” erang Marni, saat pinggulnya di tekan ke bawah oleh Mupeng, sehingga penisnya masuk ke liang senggama Marni.
“uhh, enak banget nih m*m*k, seret..” ujar Mupeng.
Liang vagina Marni penuh sesak di isi penis Mupeng, sambil mendesah desah, tubuh Marni bergerak, pinggulnya bergoyang naik dan turun.
“ahh.. ohh..” erang Marni.
Kedua insan itu pun saling menikmati. Goyangan goyangan Marni sungguh erotis. pinggulnya turun dan naik, begitu juga pinggul Mupeng yang mengikuti alur gerakan Marni.
Mereka terus, mencari kepuasan dan kenikmatan. Hingga Marni mendapat orgame, dan Mupeng menumpahkan spermanya mengisi liang vagina Marni.
>>>
“bang, terima kasih, semalam saya benar benar menikmatinya..” ujar Marni, pagi harinya.
“sama sayang, saya pun begitu” ujar Mupeng.
“bang, saya sudah memikirkannya, saya tak mau membuat abang susah, lebih baik abang segera pergi dari sini, suami saya bukan lawan abang..” ujar Marni.
“tidak, saya sudah janji, walau tubuh bermandikan darah, saya akan melawan suami kamu, saya akan membebaskan kamu..” ujar Mupeng.
“ih, abang serem banget, masa sampe mandi darah..” ujar Marni.
“lah semalamkan udah mandi sperma, jadi sekarang saya siap mandi darah..” ujar Mupeng.
Marni pun merapatkan tubuhnya di tubuh Mupeng. Mupeng mencium kening Marni.
“eh, siapa loe, main peluk peluk bini gua..” bentak seorang pria dengan wajah sangar.
“eh, bang Gito, kok udah pulang katanya perginya seminggu..” ujar Marni.
“kurang ajar loe, dasar pelacur” bentak Gito sambil mengangkat tangannya siap menampar Marni.
Tapi tangan Mupeng sigap menahan tangan Gito. “eh, jangan main pukul sembarangan..”.
“kurang ajar, siapa eloe.. ngapain loe di sini..” bentak Gito.
“nama saya Mupeng..” jawab Mupeng.
“hmm, Mupeng nama eloe aneh..” kata Gito.
“biar aneh, yang penting tetap mupeng..” jawab Mupeng.
“mau apa eloe kemari..” tanya Gito lagi.
“begini, gua kesini ingin membebaskan Marni, dia tak mau eloe sekep disini, jadi binimu, dia gak suka sama eloe..” kata Mupeng.
Gito menatap Mupeng dengan wajah garang “eloe punya nyali cukup gede tapi gua gak yakin, apa mampu eloe lawan gua, dan anak anak buah gua..”.
Mupeng tersenyum, “demi kebenaran, gua siap menanggung resikonya..” jawab Mupeng.
“bagus, cuma ada dua cara supaya eloe bisa merebut Marni dari tangan gua, uang, atau kemampuan eloe kalahkan gua..” kata Gito.
“saya gak punya uang, saya coba kemampuan saya” jawab Gito.
“bang, sudahlah, abang lari saja, tak apa ini sudah takdir saya..” kata Marni.
“eh pelacur, eloe jangan banyak omong, urusan eloe sama gua belom selesai..” kata Gito, menarik tangan Marni.
“sudah bos, jangan banyak omong, kita serang aja..” Kata anak buah Gito langsung menyerang Mupeng.
Baku hantam tak terelakan, dua anak buahnya langsung menyerang, sabet golok itu bertubi tubi, tubuh mupeng meliuk, lincah menghindari sabetan golok itu.
Tubuh dua anak buah Gito itu besar dan tegak, secara fisik bukan tandingan Mupeng, tapi Mupeng juga bukan sembarangan orang, dia sudah di bekali ilmu dari gurunya. Hanya manusia biasa, tentu mudah di patahkan mupeng.
Dengan sikap satu pukulan telak hinggap di wajah anak buah Gito, merontokan dua buah gigi anak buahnya itu. Dan golok tajam itu sudah berpindah tangan.
Satu tendangan, sempat membuat Mupeng terhuyung, saat merebut golok itu. tapi Mupeng segera bertindak, balik menyerang.
Anak buah Gito yang kehilangan dua giginya, semakin murka, dia mencabut golok lain yang terselip di pinggangnya, dan melakukan serangan membabi buta. Bunyi bilah bilah golok tajam itu, terdengar keras saling beradu, kadang hingga memercikan bunga api.
Perkelahian tambah seru, saat Gito ikut menyerang. Mupeng dengan sikap menangkis semua serangan. Tubuh Mupeng lincah bergerak, meloncat ke sana sini, seperti seekor tupai. Para penyerang itu di buat Mupeng lelah. Sambil terus mata Mupeng menangkap setiap gerakan mereka, dan menyerang jika ada kesempatan.
Beberapa sabetan Mupeng sudah melukai tubuh anak buah Gito. Perkelahian itu berlangsung cukup lama. Hingga dua anak buahnya kehabisan tenaga, dan Mupeng dengan mudah, mengalahkan mereka. Pukulan pukulan keras Mupeng membuat dua orang itu tak berdaya.
Setelah anak dua anak buah Gito tak berdaya, Gito pun tak mau ambil resiko, dia bertekuk lutut. “baik, saya akui kamu hebat, kamu boleh bawa pergi Marni”.
“hmmm, bilang dong dari tadi, kan anak buah loe gak perlu sampe babak belur begitu, dan satu lagi, gua akan balikin Marni ke orang tuanya, kalau eloe ganggu dia lagi, gua kepret loe.. ngerti..” ancam Mupeng.
“oke.. oke..” jawab Gito.
>>>
Mupeng pun mengantar Marni ke rumah orang tuanya, Marni memilih hidup sendiri dari pada tingal dengan orang yang tak di cintainya.
“bang Mupeng, kenapa tak mau tinggal di sini saja, apa kerena Marni ini bekas istri orang?” tanya Marni.
“oh bukan gitu, saya ini orang tak punya, saya pengembara, saya selalu pindah pindah, mencari ilmu mencari pengalaman, harap dik Marni maklum..” jawab Mupeng.
“saya ngerti bang, tapi saya harap abang jangan melupakan Marni ya..” ujar Marni.
“tentu tidak, saya akan selalu ingat sama Marni, setidaknya Marni pernah mengisi sepetak bidang di hati abang..” kata Mupeng.
Marni melihat wajah Mupeng, “emang dihati abang banyak petak petaknya gitu, kayak rumah kontrakan dong..” ujar Marni.
Mupeng hanya tersenyum. Mereka pun kiss and say good bye.
>>>
Mupeng melangkah menaiki sebuah kapal ferry, yang bersandar di bakhueni, tekatnya sudah semakin bulat, merantau, demi mencari ilmu.
Bunyi peluit kapal terdengar, dan kapal ferry itu mulai bergerak menjauhi pulau Sumatera. Mupeng pun berjalan di geledak kapal, membiarkan tubuhnya di hembus angin laut.
Matanya yang tajam, menangkap image seorang gadis cantik. “wah lumayan nih buat mengisi waktu luang.” ujarnya dalam hati.
Mupeng memperhatikan gadis cantik itu berdiri di ujung kapal ferry itu. Gadis itu diam, dengan tatapan kosong, memandang lautan luas tak terbatas. Mupeng mendekatinya.
“dik, maaf, jangan terlalu pinggir, nanti jatuh..” kata Mupeng.
Gadis itu menatap Mupeng “biar aja jatuh, mati lebih baik dari hidup..”.
“lah, hidup ini indah dik, jangan di sia sia kan..” kata Mupeng lagi.
“hmmm, siapa kamu, ngapain pakai ngatur hidup saya..” katanya ketus.
Gadis itu memanjat pagar di ujung kapal itu.
“hei.. apa yang kamu lakukan..” kata Mupeng kawatir.
“diam jangan mendekat, saya akan loncat..” kata gadis itu.
“eh, jangan loncat, kamu bisa mati..” kata Mupeng lagi.
“biar saja, saya ingin mati..” jawab gadis itu lagi.
“baiklah, apa kamu tahu airnya sangat dingin, kamu akan mati tersiksa dengan cara itu..” Kata Mupeng.
Gadis itu menatap Mupeng “dingin mana sama air di danau Toba..”
Mupeng tersenyum “kamu dari Medan..”
Gadis itu pun tersenyum dan menjawab singkat “ya..”.
“oke sama saya juga, ayo turun, jangan di sana, ngeri aku lihatnya..” kata Mupeng.
“tidak, saya akan loncat..” gadis itu tetap bersih keras.
“baik, kamu loncat, saya juga ikut loncat..” kata Mupeng lalu mencopot sandalnya itu.
“eh ngapain kamu..” tanya gadis itu.
“ya, temanin kamu, kita loncat sama sama..” Mupeng pun semakin mendekat.
Gadis itu menjadi grogi, dan sebelah kaki tergelincir, untung tangan semapat memegang pagar itu.
“tolong.. tolong..” teriak gadis itu
Mupeng melongo “katanya mau b*n*h diri kok sekarang minta tolong sih?”
“gak jadi, saya takut, tolong..” teriak gadis itu.
Mupeng membantunya, mengangkatnya dari pinggir kapal itu.
“ffuihhh, ampir aja..” ujar Mupeng.
Gadis itu tersenyum, sambil melepas tangan Mupeng yang melingkar di pinggangnya. “nama kamu siapa..”.
“saya Mupeng.. dan kamu siapa?” jawab Mupeng sambil bertanya balik.
Sambil tersenyum, gadis itu menjawab “Rosa..”
“oh, Rosa, nama yang cantik, secantik pemiliknya..” ujar Mupeng.
“yah, bosen saya mendengar setiap cowok berkata seperti itu..” Gadis itu pun berjalan, dan Mupeng mengikutinya.
“Ros, apa yang menyebabkan kamu hendak b*n*h diri..” tanya Mupeng.
“hmmm, saya tak suka dengan hidup saya, maksud saya kehidupan rumah tangga saya..” ujar Rosa.
“kamu sudah menikah..” tanya Mupeng.
“ya..” jawabnya sambil tersenyum.
“ada apa dengan rumah tangga kamu..” tanya Mupeng.
Rosa kembali menatap wajah Mupeng, lalu dia berjalan, dan Mupeng terus saja mengikutinya.
Rosa terus berjalan hingga ke geledak bawah, dimana banyak mobil mobil yang terpakir, menunggu unutk di seberangkan ke pulau Jawa.
Rosa terus berjalan, hingga di sebuah mobil, membuka pintu, “Mupeng ayo masuk..”.
Mupeng pun ikut masuk. “eh ini mobil kamu..” tanya Mupeng.
“iyalah, masak mobil tetangga..” jawab Rosa.
“kamu tau gak, saya benci kehidupan sex saya, suami saya itu impoten..ten..ten..” kata Rosa berapi api.
“aneh, guru gua benar benar hebat, untung saja gua mengikuti anjuran guru gua unutk mencari ilmu, terima kasih guru..” ujar mupeng dalam hati.
“eh, mungkin, saya bisa bantu kamu Rosa..” kata Mupeng.
Rosa tersenyum, “jangan coba coba mengambil kesempatan dalam kesempitan..”.
“suer, Ros, saya gak cari kesempatan, kalau cari yang sempit sih iyah..” jawab Mupeng.
Rose tersenyum “kamu lucu, saya suka sama kepala kamu..” ujar Rosa sambil melihat kepala Mupeng yang licin mengkilap itu.
Mupeng hanya senyum senyum saja.
“ehmmmm..” tubuh Rosa mengulet. “tau gak Mupeng, rasanya saya ingin melepas baju ini hingga bugil, dan meminta kamu unutk melukisnya”.
“melukis, saya gak bisa melukis..” Jawab Mupeng.
“ha, kamu gak bisa melukis, aneh, harusnya kamu bisa melukis.. kalau gitu foto mungkin, kamu bisa memfoto..” tanya Rosa keheranan.
“gak juga, saya gak bisa melukis, atau memfoto..” jawab Mupeng.
“hmm, aneh juga, jadi kamu bisanya apa..” tanya Rosa.
“bisanya mijat, kamu mau saya pijati..” kata Mupeng.
Rosa diam, “hmm, boleh juga deh..”.
“Mupeng, tau gak, rasanya saya ingin melepas baju ini, supaya kamu bisa memberi saya pijatan yang nikmat..” ujar Rosa mengulangi kata katanya.
“oh, tentu saya memang ahli dalam memijat, sepecialist pijat wanita cantik..” ujar Mupeng.
Rosa tersenyum, dan dia membuka bajunya dan branya, hingga tubuhnya terbuka dengan hanya di temani CDnya yang berwarna merah dengan renda renda. Mupeng menelan air liurnya, melihat tubuh sexy Rosa, dengan kulit yang putih, dan buah dada montoknya.
Rosa memerebahkan sandaran kursi mobil itu “Mupeng, coba kita lihat kemampuan kamu..”.
Mupeng tersenyum, tangannya pun mulai meraba leher jenjang Rosa. Sambil sedikit memijat, dan terus ke tenguknya.
“hmm, yah, enak juga..” ujar Rosa.
Pijatan pun terus berlanjut, tapi Mupeng tak menyentuh buah dadanya, dia ada trik tersendiri.
Tangannya pun bermain di sekita pusar gadis itu. Rasa geli, dan nikmat terasa. Menurut Mupeng, bagian pusar wanita juga banyak syaraf sensitif. Dan benar sebentar saja Nafas Rasa mulai terdengar mengendus. Detak jantungnya bertambah cepat.
Sebelah tangan yang lain mulai memijati betis, dan paha mulus Rosa. Lalu dengkulnya di usap usap engan lembut penuh perasaan. Entah dengan ilmu apa, tapi Rosa semakin nafsu di buat Mupeng.
Kedua kaki Rosa tang tadi merapat, mulai terbuka, seakan memohon agak Mupeng memainkan vaginannya. Tapi belum saatnya, Mupeng masih terus menstimulasi pusar dan paha Rosa. Rosa mengigit bibirnya, dan matanya terpejam.
Senyum Mupeng cerah, saat melihat selangkangan CD Rosa mulai terlihat basah. Tak lagi dengan tangannya, lidah Mupeng pun menjilati pusar Rosa, sedikit terdengar desah nafsu gadis itu.
Setelah yakin Rosa birahi, Mupeng membasahi jarinya dengan air liar, lalu memainkan putting susu Rosa yang menegang itu.
“aghhhh.. Mupeng..” begitu jerti Rosa saat putting susunya di sentuh Mupeng.
Kini konsentrasi Mupeng, pada dua gundukkan dading yang ada di dada Rosa itu. Tangannya meremas dengan lembut, dan jari nya terus memainkan putting susunya. Rosa mengelijing, sebelah tangannya menarik seatbelt, menahan nikmat.
“ohh..Mupeng.. ahh.. kamu buat saya nafsu sekali..” erang gadis itu.
Tangan Mupeng kembali turun ke bawah, memainkan lagi pusar gadis cantik itu, terus turun dan secara reflek, Rosa membuka ke dua kakinya lebar, jari jari Mupeng pun menyentuh selangkangan CDnya.
“aduhh.. ahh..” erang Rosa, saat merasakan jari mupeng di atas selangkangan, CDnya, kemudian terasa hinggap di klitorisnya.
CD Rosa semakin basah, jari Mupeng terus menari di selangkangan CD Rosa, Tubuh gadis itu mengelijing.
“ahh.. Mupeng.. ahhh.. enak..” erang Rosa, yang sessat kemudian tubuhnya menjadi kejang dan kaku, lalu mengejet gejet.
Tubuh dua anak buah Gito itu besar dan tegak, secara fisik bukan tandingan Mupeng, tapi Mupeng juga bukan sembarangan orang, dia sudah di bekali ilmu dari gurunya. Hanya manusia biasa, tentu mudah di patahkan mupeng.
Dengan sikap satu pukulan telak hinggap di wajah anak buah Gito, merontokan dua buah gigi anak buahnya itu. Dan golok tajam itu sudah berpindah tangan.
Satu tendangan, sempat membuat Mupeng terhuyung, saat merebut golok itu. tapi Mupeng segera bertindak, balik menyerang.
Anak buah Gito yang kehilangan dua giginya, semakin murka, dia mencabut golok lain yang terselip di pinggangnya, dan melakukan serangan membabi buta. Bunyi bilah bilah golok tajam itu, terdengar keras saling beradu, kadang hingga memercikan bunga api.
Perkelahian tambah seru, saat Gito ikut menyerang. Mupeng dengan sikap menangkis semua serangan. Tubuh Mupeng lincah bergerak, meloncat ke sana sini, seperti seekor tupai. Para penyerang itu di buat Mupeng lelah. Sambil terus mata Mupeng menangkap setiap gerakan mereka, dan menyerang jika ada kesempatan.
Beberapa sabetan Mupeng sudah melukai tubuh anak buah Gito. Perkelahian itu berlangsung cukup lama. Hingga dua anak buahnya kehabisan tenaga, dan Mupeng dengan mudah, mengalahkan mereka. Pukulan pukulan keras Mupeng membuat dua orang itu tak berdaya.
Setelah anak dua anak buah Gito tak berdaya, Gito pun tak mau ambil resiko, dia bertekuk lutut. “baik, saya akui kamu hebat, kamu boleh bawa pergi Marni”.
“hmmm, bilang dong dari tadi, kan anak buah loe gak perlu sampe babak belur begitu, dan satu lagi, gua akan balikin Marni ke orang tuanya, kalau eloe ganggu dia lagi, gua kepret loe.. ngerti..” ancam Mupeng.
“oke.. oke..” jawab Gito.
>>>
Mupeng pun mengantar Marni ke rumah orang tuanya, Marni memilih hidup sendiri dari pada tingal dengan orang yang tak di cintainya.
“bang Mupeng, kenapa tak mau tinggal di sini saja, apa kerena Marni ini bekas istri orang?” tanya Marni.
“oh bukan gitu, saya ini orang tak punya, saya pengembara, saya selalu pindah pindah, mencari ilmu mencari pengalaman, harap dik Marni maklum..” jawab Mupeng.
“saya ngerti bang, tapi saya harap abang jangan melupakan Marni ya..” ujar Marni.
“tentu tidak, saya akan selalu ingat sama Marni, setidaknya Marni pernah mengisi sepetak bidang di hati abang..” kata Mupeng.
Marni melihat wajah Mupeng, “emang dihati abang banyak petak petaknya gitu, kayak rumah kontrakan dong..” ujar Marni.
Mupeng hanya tersenyum. Mereka pun kiss and say good bye.
>>>
Mupeng melangkah menaiki sebuah kapal ferry, yang bersandar di bakhueni, tekatnya sudah semakin bulat, merantau, demi mencari ilmu.
Bunyi peluit kapal terdengar, dan kapal ferry itu mulai bergerak menjauhi pulau Sumatera. Mupeng pun berjalan di geledak kapal, membiarkan tubuhnya di hembus angin laut.
Matanya yang tajam, menangkap image seorang gadis cantik. “wah lumayan nih buat mengisi waktu luang.” ujarnya dalam hati.
Mupeng memperhatikan gadis cantik itu berdiri di ujung kapal ferry itu. Gadis itu diam, dengan tatapan kosong, memandang lautan luas tak terbatas. Mupeng mendekatinya.
“dik, maaf, jangan terlalu pinggir, nanti jatuh..” kata Mupeng.
Gadis itu menatap Mupeng “biar aja jatuh, mati lebih baik dari hidup..”.
“lah, hidup ini indah dik, jangan di sia sia kan..” kata Mupeng lagi.
“hmmm, siapa kamu, ngapain pakai ngatur hidup saya..” katanya ketus.
Gadis itu memanjat pagar di ujung kapal itu.
“hei.. apa yang kamu lakukan..” kata Mupeng kawatir.
“diam jangan mendekat, saya akan loncat..” kata gadis itu.
“eh, jangan loncat, kamu bisa mati..” kata Mupeng lagi.
“biar saja, saya ingin mati..” jawab gadis itu lagi.
“baiklah, apa kamu tahu airnya sangat dingin, kamu akan mati tersiksa dengan cara itu..” Kata Mupeng.
Gadis itu menatap Mupeng “dingin mana sama air di danau Toba..”
Mupeng tersenyum “kamu dari Medan..”
Gadis itu pun tersenyum dan menjawab singkat “ya..”.
“oke sama saya juga, ayo turun, jangan di sana, ngeri aku lihatnya..” kata Mupeng.
“tidak, saya akan loncat..” gadis itu tetap bersih keras.
“baik, kamu loncat, saya juga ikut loncat..” kata Mupeng lalu mencopot sandalnya itu.
“eh ngapain kamu..” tanya gadis itu.
“ya, temanin kamu, kita loncat sama sama..” Mupeng pun semakin mendekat.
Gadis itu menjadi grogi, dan sebelah kaki tergelincir, untung tangan semapat memegang pagar itu.
“tolong.. tolong..” teriak gadis itu
Mupeng melongo “katanya mau b*n*h diri kok sekarang minta tolong sih?”
“gak jadi, saya takut, tolong..” teriak gadis itu.
Mupeng membantunya, mengangkatnya dari pinggir kapal itu.
“ffuihhh, ampir aja..” ujar Mupeng.
Gadis itu tersenyum, sambil melepas tangan Mupeng yang melingkar di pinggangnya. “nama kamu siapa..”.
“saya Mupeng.. dan kamu siapa?” jawab Mupeng sambil bertanya balik.
Sambil tersenyum, gadis itu menjawab “Rosa..”
“oh, Rosa, nama yang cantik, secantik pemiliknya..” ujar Mupeng.
“yah, bosen saya mendengar setiap cowok berkata seperti itu..” Gadis itu pun berjalan, dan Mupeng mengikutinya.
“Ros, apa yang menyebabkan kamu hendak b*n*h diri..” tanya Mupeng.
“hmmm, saya tak suka dengan hidup saya, maksud saya kehidupan rumah tangga saya..” ujar Rosa.
“kamu sudah menikah..” tanya Mupeng.
“ya..” jawabnya sambil tersenyum.
“ada apa dengan rumah tangga kamu..” tanya Mupeng.
Rosa kembali menatap wajah Mupeng, lalu dia berjalan, dan Mupeng terus saja mengikutinya.
Rosa terus berjalan hingga ke geledak bawah, dimana banyak mobil mobil yang terpakir, menunggu unutk di seberangkan ke pulau Jawa.
Rosa terus berjalan, hingga di sebuah mobil, membuka pintu, “Mupeng ayo masuk..”.
Mupeng pun ikut masuk. “eh ini mobil kamu..” tanya Mupeng.
“iyalah, masak mobil tetangga..” jawab Rosa.
“kamu tau gak, saya benci kehidupan sex saya, suami saya itu impoten..ten..ten..” kata Rosa berapi api.
“aneh, guru gua benar benar hebat, untung saja gua mengikuti anjuran guru gua unutk mencari ilmu, terima kasih guru..” ujar mupeng dalam hati.
“eh, mungkin, saya bisa bantu kamu Rosa..” kata Mupeng.
Rosa tersenyum, “jangan coba coba mengambil kesempatan dalam kesempitan..”.
“suer, Ros, saya gak cari kesempatan, kalau cari yang sempit sih iyah..” jawab Mupeng.
Rose tersenyum “kamu lucu, saya suka sama kepala kamu..” ujar Rosa sambil melihat kepala Mupeng yang licin mengkilap itu.
Mupeng hanya senyum senyum saja.
“ehmmmm..” tubuh Rosa mengulet. “tau gak Mupeng, rasanya saya ingin melepas baju ini hingga bugil, dan meminta kamu unutk melukisnya”.
“melukis, saya gak bisa melukis..” Jawab Mupeng.
“ha, kamu gak bisa melukis, aneh, harusnya kamu bisa melukis.. kalau gitu foto mungkin, kamu bisa memfoto..” tanya Rosa keheranan.
“gak juga, saya gak bisa melukis, atau memfoto..” jawab Mupeng.
“hmm, aneh juga, jadi kamu bisanya apa..” tanya Rosa.
“bisanya mijat, kamu mau saya pijati..” kata Mupeng.
Rosa diam, “hmm, boleh juga deh..”.
“Mupeng, tau gak, rasanya saya ingin melepas baju ini, supaya kamu bisa memberi saya pijatan yang nikmat..” ujar Rosa mengulangi kata katanya.
“oh, tentu saya memang ahli dalam memijat, sepecialist pijat wanita cantik..” ujar Mupeng.
Rosa tersenyum, dan dia membuka bajunya dan branya, hingga tubuhnya terbuka dengan hanya di temani CDnya yang berwarna merah dengan renda renda. Mupeng menelan air liurnya, melihat tubuh sexy Rosa, dengan kulit yang putih, dan buah dada montoknya.
Rosa memerebahkan sandaran kursi mobil itu “Mupeng, coba kita lihat kemampuan kamu..”.
Mupeng tersenyum, tangannya pun mulai meraba leher jenjang Rosa. Sambil sedikit memijat, dan terus ke tenguknya.
“hmm, yah, enak juga..” ujar Rosa.
Pijatan pun terus berlanjut, tapi Mupeng tak menyentuh buah dadanya, dia ada trik tersendiri.
Tangannya pun bermain di sekita pusar gadis itu. Rasa geli, dan nikmat terasa. Menurut Mupeng, bagian pusar wanita juga banyak syaraf sensitif. Dan benar sebentar saja Nafas Rasa mulai terdengar mengendus. Detak jantungnya bertambah cepat.
Sebelah tangan yang lain mulai memijati betis, dan paha mulus Rosa. Lalu dengkulnya di usap usap engan lembut penuh perasaan. Entah dengan ilmu apa, tapi Rosa semakin nafsu di buat Mupeng.
Kedua kaki Rosa tang tadi merapat, mulai terbuka, seakan memohon agak Mupeng memainkan vaginannya. Tapi belum saatnya, Mupeng masih terus menstimulasi pusar dan paha Rosa. Rosa mengigit bibirnya, dan matanya terpejam.
Senyum Mupeng cerah, saat melihat selangkangan CD Rosa mulai terlihat basah. Tak lagi dengan tangannya, lidah Mupeng pun menjilati pusar Rosa, sedikit terdengar desah nafsu gadis itu.
Setelah yakin Rosa birahi, Mupeng membasahi jarinya dengan air liar, lalu memainkan putting susu Rosa yang menegang itu.
“aghhhh.. Mupeng..” begitu jerti Rosa saat putting susunya di sentuh Mupeng.
Kini konsentrasi Mupeng, pada dua gundukkan dading yang ada di dada Rosa itu. Tangannya meremas dengan lembut, dan jari nya terus memainkan putting susunya. Rosa mengelijing, sebelah tangannya menarik seatbelt, menahan nikmat.
“ohh..Mupeng.. ahh.. kamu buat saya nafsu sekali..” erang gadis itu.
Tangan Mupeng kembali turun ke bawah, memainkan lagi pusar gadis cantik itu, terus turun dan secara reflek, Rosa membuka ke dua kakinya lebar, jari jari Mupeng pun menyentuh selangkangan CDnya.
“aduhh.. ahh..” erang Rosa, saat merasakan jari mupeng di atas selangkangan, CDnya, kemudian terasa hinggap di klitorisnya.
CD Rosa semakin basah, jari Mupeng terus menari di selangkangan CD Rosa, Tubuh gadis itu mengelijing.
“ahh.. Mupeng.. ahhh.. enak..” erang Rosa, yang sessat kemudian tubuhnya menjadi kejang dan kaku, lalu mengejet gejet.
Setelah beberapa saat, Mupeng melepas CDnya, perlahan, CD itu lepas. Dan Mupeng mendapati vagina indah Rosa, Bukit vaginanya bersih tanpa bulu, yang tampak di shave rapi.
Dengan jari telunjuknya, Mupeng terus menstimulasi klitoris Rosa. Tubuhnya terus mengelijing, rasa nikmat, dan gatal pun sulit di hindari. Lendir terus merembes membassahi liang vaginanya yang siap pakai itu.
Sebentar saja, vaginanya berkedut kedut, tubuhnya kembali kejang, dan Rosa pun merintih dalam kenikmatan, mendapat orgasme dari Mupeng.
Sudah cukup pijatan dari Mupeng, kini Mupeng meminta jatahnya, celana panjangnya di turunkan, dan penis Mupeng mencuat tegang. Rosa melihat batang besar itu, menyentuhnya dengan nafsu.
Mupeng tak membuang waktu, tubuhnya segera merangkak di atas tubuh Rosa, segera rudalnya terarah ke sasaran dan siap di tembakkan.
“aghh.. Mupeng..” erang Rosa saat benda tumpul itu menusuk liang vaginannya.
Perlahan penis Mupeng bergerak keluar masuk, membuat Rosa mengerang nikmat.
Mupeng terus bergerak, sambil tangnnya memilin lembut putting susu Rosa.
“aghh.. aghh.. ayo tekan terus.. enak enak ” erang Rosa.
Sambil tersenyum Mupeng terus bergerak, mengesek dinding vagina Rosa dengan benda sakti miliknya.
Waktu terus bergulir, beberapa kali terdengar teriakan orgsame yang keluar dari mulut Rosa, hingga akhirnya Mupeng terkapar puas, dengan mengisi laing vagina Rosa dengan sperma panasnya.
Rosa menciumi bibir Mupeng dengan nafsu, “gila, permainan yang gila, hebat.. thanks Mupeng..”.
>>>>>>>>>>>>
Suasana panas dan pengap, berubah saat, mereka ke luar dari kabin mobil itu, mereka pun berjalan, kembali ke ujung kapal itu.Langit di atas mulai tampak ke merahan yang artinya sudah semakin sore. Rosa berdiri di ujung kapal itu, dan mupeng memeluknya dari belakang,
“Ros, di sini tempat kita pertama berjumpa, akan saya kenang selalu..” kata Mupeng.
Rosa tersenyum, “indah sekali pemandang ini..”
Mupeng memegang ke dua tangan Rosa, dan membentangkannya lebar. “Ros, pejamkan mata kamu, kita seperti terbang melayang jauh..” Kata Mupeng.
“oh.. I’m ke king of the world..” seru Mupeng.
>>>
Pluit di kapal itu, berbunyi, kapal ferry itu sudah tiba di pelabuhan Merak.
Mupeng ikut dengan Rosa. Mobil berjalan menyusuri jalan tol yang panjang.
“Ros, biar saya bantu kamu, saya rasa saya bisa mengobati penyakit suami kamu..” kata Mupeng.
Rosa menatap Mupeng, “kenapa kamu mau menolong suami saya, biar saja dia impoten..” jawab Rosa.
“saya memang di wajibkan guru saya unutk sebisa mengkin menolong orang..” kata Mupeng.
“alesan aja, bilang aja kamu gak mau lagi main sama saya..” kata Rosa.
“maksud kamu..” tanya Mupeng bingung.
“lah, kalau suami saya sembuh, berarti saya gak punya alasan dong buat main sama kamu lagi..” jawab Rosa.
Mupeng tersenyum.
“kenapa ketawa, apanya yang lucu, saya malah senang suami saya impotent, jadi saya punya alasan buat selingkuh..” kata Rosa.
“jee.. doyan..” ujar Mupeng.
Jalan tol yang panjang itu di lalui mereka, hingga mereka memasuki kotaJakarta. Mupeng minta di antar ke terminal, dia hendak melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur. Walaupun Rosa menawarinya unutk menginap di hotel atas biaya Rosa, tapi Mupeng menolak dengan halus. padat ,
“Ros, bukan saya tak menerima maksud nikmat, eh maksud baik kamu, cuam saya harus ke Jawa Timur, mejalankan mandat guru saya” ujar Mupeng.
“baik, baik Mupeng, tapi kamu mesti ingat saya ya, kalau kamu ke Jakarta hubungi saya, nomernya 08xxxxxx.”
>>>
Mupeng pun turun di gambir, dan bersiap unutk berangkat ke Jawa Timur. Malam ini Mupeng terpaksa tidur di station, Gurunya memang mengharuskan muridnya unutk hidup sangat sederhana, tidak boleh bermewah mewah.
Mupeng membaringkan tubuhnya di kursi panjang station itu, menungga keretanya tiba unutk membawanya ke Jawa Timur.
Istirahat sejenak, untuk melanjutkan perjalanan panjangnya, mengikuti perintah sang guru, unutk pergi mencari ilmu.
>>>
“ehmmmm..” Mupeng menghirup udara pagi yang cerah di station pasar Turi itu.
Kereta Argo Anggrek baru saja membawanya tiba di kota pahlawan, Surabaya.
Dari station itu, Mupeng pun berjalan, dangan membawa tas ransel yang berisi bekalnya. Mupeng berjalan dengan tujuan sebuah Desa, dimana di desa itu sesuai petuah gurunya Mupeng harus menimba Ilmu.
Sambil melangkah Mantap, Mupeng terus berjalan, seiring dengan matahari yang makin terik. Butir butir peluh nampak menetes dari wajah Mupeng ,saat melihat ada sebuah warung, Mupeng pun Singgah, dan duduk di warung itu.
“mas, mau minum kopi..?” tanya gadis berwajah manis, di warung itu.
“eh, boleh juga susunya..” ujar Mupeng, sambil menatap ke arah dada gadis itu dimana buah dadanya tampak menonjol.
“eh, apa mas?” tanya gadis itu mendengar celoteh Mupeng.
“anu, kopi susu, satu..” jawab Mupeng santai.
Gadis itu tersenyum, dan segera menyiapkan segelas kopi susu hangat.
“mas, ini kopinya..” kata gadis.
“yah, makasih ya dik..” jawab Mupeng.
“eh mas, orang rantau yah?, dari mana, mau ke mana, mas.?” tanya gadis itu.
“iya dik, saya dari luar Jawa, mau cari pengalaman, merantau di Jawa..” jawab Mupeng.
“oh gitu, mas punya saudara di Jawa..” tanya Gadis itu lagi.
“eh, engak dik, ini juga lagi bingung, mau cari tempat tinggal..” kata Mupeng.
“eh, dekat rumah saya ada kos kosan, murah loh mas..” kata gadis itu.
Pucuk di cinta ulam tiba, Mupeng pun bisa mendapatkan penginapan di kota pahlawan itu. Dengan bantuan dari gadis penjaga warung itu, yang bernama Lilis, Mupeng pun di antar ke tempat kos kosan itu.
>>>
“tante.. tante..” pangil Lilis di depan sebuah rumah yang tampak luas dan asri itu.
“ya.. ya..” seorang wanita setengah baya, keluar dan menyambut mereka.
“ada apa ya, ayo masuk, masuk dulu..” tanya tante itu.
Mereka pun masuk ke ruang tamu rumah itu, lalu Lilis berkata “ini tante, ada yang mau ngekos di sini..”
Tante itu menatap Mupeng, “hmm, boleh..”.
“eh maaf, tante berapa sebulannya?” tanya Mupeng.
“oh, itu urusan gampang, yang penting kamu senang tinggal di sini..” kata Tante itu.
“sini, ayo ikut tante yah, biar tante tunjukin kamar kamu..” ajak tante itu sambil meraih tangan Mupeng.
Sedang Lilis hanya menunggu saja, sambil membaca majalah di ruang tamu rumah tante itu.
“oh ya, nama kamu siapa yah, saya Melati..” ujar tante yang ber*s*a 46 thn itu, tapi tampak masih segar.
“saya Mupeng, tante..” jawab Mupeng.
Setelah tiba di depan pintu sebuah kamar, tante Melati membuka pintu kamar itu, “Ini kamarnya, bagaimana..?” tanya tente Melati, sambil memperlihatkan kamar kos itu.
Mupeng tercengang, melihat kamar yang cukup mewah itu. “tante, ini kamar terlalu mewah, saya gak bisa bayar tante..” kata Mupeng.
“ah, tadi kan tante sudah bilang, soal ongkos sewa gampang aja..” kata tante Melati sambil mencubit genit pipi Mupeng.
Mupeng tercengang, “gila nih tante nafsu sama gua ya..” ujarnya dalam hati.
“eh kok bengong, jangan bengong gitu, saya bisa kasih kamu kamar ini buat kamu gratis, yang penting kamu punya potensi” lalu tangan tante Melati meraba selangkangan Mupeng.
“eh tante jangan ah, saya masih perjaka tante..” jawab Mupeng, sambil menepis tangan tante Melati.
“oh, masih perjaka, toh..” ujar tante Melati tampak girang.
“eh tante, kita ke depan dulu deh, gak enak sama Lilis udah lama kita tinggal sendiri..” kata Mupeng.
“ehm, oke.. tapi kamu mau ngekos disini kan..” kata tante Melati sambil meremas pantat Mupeng.
“eh, iya iya, mau deh..” jawab Mupeng
>>>
Mupeng pun mendapatkan tempat unutk berteduh, kamar yang cukup mewah, dan induk semang yang sayang terhadap dirinya. Mupeng pun tinggal di rumah tante Melati, unutk sementara.
>>>
“Lilis, terima kasih yah telah bantu saya..” kata Mupeng, ketika bertamu di rumah Lilis.
“oh gak apa mas..” jawab Lilis.
“eh mas, gimana, tinggal di tempat kost tante Melati enak gak?” tanya Lilis, sambil meletakkan baki, yang di atasnya terdapat dua gelas teh manis itu.
“eh, enak..” jawab Mupeng.
“tante melati juga baik kan..?” tanya Lilis.
“eh iyah, baik, tapi..” ujar Mupeng.
“eh, tapi apa..” tanya Lilis.
“eh, tantenya Lilis agak genit yah..” jawab Mupeng.
Lilis tersenyum, “maklum mas, dia kan janda, kesepian gitu, udah lama sendiri..”.
“iyah Lis, tapi saya takut, saya kan masih perjaka, takut di perkosa..” jawab Mupeng.
“ih, mas, masa sih mas masih perjaka..” Lilis tersipu.
“iyah, masih perjaka, lilis mau tes..” kata Mupeng, menampakan kepolosan wajahnya.
Lilis mencubitnya “ih mas genit, Lilis juga masih perawan, mas..”.
“oh, yang bener, kalau gitu saya tes boleh..” ujar Mupeng.
Lilis melotot, “mas..”.
Mupeng bertamu di rumah Lilis cukup lama, bercanda, dan bersenda gurau, akhirnya waktu, untuk Mupeng kembali ke tempat kostnya.
>>>
“mupeng, kamu dari mana, dari tadi tente cariin kamu loh..?” tanya Tante Melati, yang mengenakan gaun tidur tipis, dan sexy itu.
“eh, dari rumah teman tante..” jawab Mupeng.
“oh, Mupeng tante mau minta tolong, boleh.?” tanya tante Melati, sambil tersenyum genit.
“oh, boleh tante, asal saya mampu pasti saya bantu..” jawab Mupeng.
Dengan jari telunjuknya, Mupeng terus menstimulasi klitoris Rosa. Tubuhnya terus mengelijing, rasa nikmat, dan gatal pun sulit di hindari. Lendir terus merembes membassahi liang vaginanya yang siap pakai itu.
Sebentar saja, vaginanya berkedut kedut, tubuhnya kembali kejang, dan Rosa pun merintih dalam kenikmatan, mendapat orgasme dari Mupeng.
Sudah cukup pijatan dari Mupeng, kini Mupeng meminta jatahnya, celana panjangnya di turunkan, dan penis Mupeng mencuat tegang. Rosa melihat batang besar itu, menyentuhnya dengan nafsu.
Mupeng tak membuang waktu, tubuhnya segera merangkak di atas tubuh Rosa, segera rudalnya terarah ke sasaran dan siap di tembakkan.
“aghh.. Mupeng..” erang Rosa saat benda tumpul itu menusuk liang vaginannya.
Perlahan penis Mupeng bergerak keluar masuk, membuat Rosa mengerang nikmat.
Mupeng terus bergerak, sambil tangnnya memilin lembut putting susu Rosa.
“aghh.. aghh.. ayo tekan terus.. enak enak ” erang Rosa.
Sambil tersenyum Mupeng terus bergerak, mengesek dinding vagina Rosa dengan benda sakti miliknya.
Waktu terus bergulir, beberapa kali terdengar teriakan orgsame yang keluar dari mulut Rosa, hingga akhirnya Mupeng terkapar puas, dengan mengisi laing vagina Rosa dengan sperma panasnya.
Rosa menciumi bibir Mupeng dengan nafsu, “gila, permainan yang gila, hebat.. thanks Mupeng..”.
>>>>>>>>>>>>
Suasana panas dan pengap, berubah saat, mereka ke luar dari kabin mobil itu, mereka pun berjalan, kembali ke ujung kapal itu.Langit di atas mulai tampak ke merahan yang artinya sudah semakin sore. Rosa berdiri di ujung kapal itu, dan mupeng memeluknya dari belakang,
“Ros, di sini tempat kita pertama berjumpa, akan saya kenang selalu..” kata Mupeng.
Rosa tersenyum, “indah sekali pemandang ini..”
Mupeng memegang ke dua tangan Rosa, dan membentangkannya lebar. “Ros, pejamkan mata kamu, kita seperti terbang melayang jauh..” Kata Mupeng.
“oh.. I’m ke king of the world..” seru Mupeng.
>>>
Pluit di kapal itu, berbunyi, kapal ferry itu sudah tiba di pelabuhan Merak.
Mupeng ikut dengan Rosa. Mobil berjalan menyusuri jalan tol yang panjang.
“Ros, biar saya bantu kamu, saya rasa saya bisa mengobati penyakit suami kamu..” kata Mupeng.
Rosa menatap Mupeng, “kenapa kamu mau menolong suami saya, biar saja dia impoten..” jawab Rosa.
“saya memang di wajibkan guru saya unutk sebisa mengkin menolong orang..” kata Mupeng.
“alesan aja, bilang aja kamu gak mau lagi main sama saya..” kata Rosa.
“maksud kamu..” tanya Mupeng bingung.
“lah, kalau suami saya sembuh, berarti saya gak punya alasan dong buat main sama kamu lagi..” jawab Rosa.
Mupeng tersenyum.
“kenapa ketawa, apanya yang lucu, saya malah senang suami saya impotent, jadi saya punya alasan buat selingkuh..” kata Rosa.
“jee.. doyan..” ujar Mupeng.
Jalan tol yang panjang itu di lalui mereka, hingga mereka memasuki kotaJakarta. Mupeng minta di antar ke terminal, dia hendak melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur. Walaupun Rosa menawarinya unutk menginap di hotel atas biaya Rosa, tapi Mupeng menolak dengan halus. padat ,
“Ros, bukan saya tak menerima maksud nikmat, eh maksud baik kamu, cuam saya harus ke Jawa Timur, mejalankan mandat guru saya” ujar Mupeng.
“baik, baik Mupeng, tapi kamu mesti ingat saya ya, kalau kamu ke Jakarta hubungi saya, nomernya 08xxxxxx.”
>>>
Mupeng pun turun di gambir, dan bersiap unutk berangkat ke Jawa Timur. Malam ini Mupeng terpaksa tidur di station, Gurunya memang mengharuskan muridnya unutk hidup sangat sederhana, tidak boleh bermewah mewah.
Mupeng membaringkan tubuhnya di kursi panjang station itu, menungga keretanya tiba unutk membawanya ke Jawa Timur.
Istirahat sejenak, untuk melanjutkan perjalanan panjangnya, mengikuti perintah sang guru, unutk pergi mencari ilmu.
>>>
“ehmmmm..” Mupeng menghirup udara pagi yang cerah di station pasar Turi itu.
Kereta Argo Anggrek baru saja membawanya tiba di kota pahlawan, Surabaya.
Dari station itu, Mupeng pun berjalan, dangan membawa tas ransel yang berisi bekalnya. Mupeng berjalan dengan tujuan sebuah Desa, dimana di desa itu sesuai petuah gurunya Mupeng harus menimba Ilmu.
Sambil melangkah Mantap, Mupeng terus berjalan, seiring dengan matahari yang makin terik. Butir butir peluh nampak menetes dari wajah Mupeng ,saat melihat ada sebuah warung, Mupeng pun Singgah, dan duduk di warung itu.
“mas, mau minum kopi..?” tanya gadis berwajah manis, di warung itu.
“eh, boleh juga susunya..” ujar Mupeng, sambil menatap ke arah dada gadis itu dimana buah dadanya tampak menonjol.
“eh, apa mas?” tanya gadis itu mendengar celoteh Mupeng.
“anu, kopi susu, satu..” jawab Mupeng santai.
Gadis itu tersenyum, dan segera menyiapkan segelas kopi susu hangat.
“mas, ini kopinya..” kata gadis.
“yah, makasih ya dik..” jawab Mupeng.
“eh mas, orang rantau yah?, dari mana, mau ke mana, mas.?” tanya gadis itu.
“iya dik, saya dari luar Jawa, mau cari pengalaman, merantau di Jawa..” jawab Mupeng.
“oh gitu, mas punya saudara di Jawa..” tanya Gadis itu lagi.
“eh, engak dik, ini juga lagi bingung, mau cari tempat tinggal..” kata Mupeng.
“eh, dekat rumah saya ada kos kosan, murah loh mas..” kata gadis itu.
Pucuk di cinta ulam tiba, Mupeng pun bisa mendapatkan penginapan di kota pahlawan itu. Dengan bantuan dari gadis penjaga warung itu, yang bernama Lilis, Mupeng pun di antar ke tempat kos kosan itu.
>>>
“tante.. tante..” pangil Lilis di depan sebuah rumah yang tampak luas dan asri itu.
“ya.. ya..” seorang wanita setengah baya, keluar dan menyambut mereka.
“ada apa ya, ayo masuk, masuk dulu..” tanya tante itu.
Mereka pun masuk ke ruang tamu rumah itu, lalu Lilis berkata “ini tante, ada yang mau ngekos di sini..”
Tante itu menatap Mupeng, “hmm, boleh..”.
“eh maaf, tante berapa sebulannya?” tanya Mupeng.
“oh, itu urusan gampang, yang penting kamu senang tinggal di sini..” kata Tante itu.
“sini, ayo ikut tante yah, biar tante tunjukin kamar kamu..” ajak tante itu sambil meraih tangan Mupeng.
Sedang Lilis hanya menunggu saja, sambil membaca majalah di ruang tamu rumah tante itu.
“oh ya, nama kamu siapa yah, saya Melati..” ujar tante yang ber*s*a 46 thn itu, tapi tampak masih segar.
“saya Mupeng, tante..” jawab Mupeng.
Setelah tiba di depan pintu sebuah kamar, tante Melati membuka pintu kamar itu, “Ini kamarnya, bagaimana..?” tanya tente Melati, sambil memperlihatkan kamar kos itu.
Mupeng tercengang, melihat kamar yang cukup mewah itu. “tante, ini kamar terlalu mewah, saya gak bisa bayar tante..” kata Mupeng.
“ah, tadi kan tante sudah bilang, soal ongkos sewa gampang aja..” kata tante Melati sambil mencubit genit pipi Mupeng.
Mupeng tercengang, “gila nih tante nafsu sama gua ya..” ujarnya dalam hati.
“eh kok bengong, jangan bengong gitu, saya bisa kasih kamu kamar ini buat kamu gratis, yang penting kamu punya potensi” lalu tangan tante Melati meraba selangkangan Mupeng.
“eh tante jangan ah, saya masih perjaka tante..” jawab Mupeng, sambil menepis tangan tante Melati.
“oh, masih perjaka, toh..” ujar tante Melati tampak girang.
“eh tante, kita ke depan dulu deh, gak enak sama Lilis udah lama kita tinggal sendiri..” kata Mupeng.
“ehm, oke.. tapi kamu mau ngekos disini kan..” kata tante Melati sambil meremas pantat Mupeng.
“eh, iya iya, mau deh..” jawab Mupeng
>>>
Mupeng pun mendapatkan tempat unutk berteduh, kamar yang cukup mewah, dan induk semang yang sayang terhadap dirinya. Mupeng pun tinggal di rumah tante Melati, unutk sementara.
>>>
“Lilis, terima kasih yah telah bantu saya..” kata Mupeng, ketika bertamu di rumah Lilis.
“oh gak apa mas..” jawab Lilis.
“eh mas, gimana, tinggal di tempat kost tante Melati enak gak?” tanya Lilis, sambil meletakkan baki, yang di atasnya terdapat dua gelas teh manis itu.
“eh, enak..” jawab Mupeng.
“tante melati juga baik kan..?” tanya Lilis.
“eh iyah, baik, tapi..” ujar Mupeng.
“eh, tapi apa..” tanya Lilis.
“eh, tantenya Lilis agak genit yah..” jawab Mupeng.
Lilis tersenyum, “maklum mas, dia kan janda, kesepian gitu, udah lama sendiri..”.
“iyah Lis, tapi saya takut, saya kan masih perjaka, takut di perkosa..” jawab Mupeng.
“ih, mas, masa sih mas masih perjaka..” Lilis tersipu.
“iyah, masih perjaka, lilis mau tes..” kata Mupeng, menampakan kepolosan wajahnya.
Lilis mencubitnya “ih mas genit, Lilis juga masih perawan, mas..”.
“oh, yang bener, kalau gitu saya tes boleh..” ujar Mupeng.
Lilis melotot, “mas..”.
Mupeng bertamu di rumah Lilis cukup lama, bercanda, dan bersenda gurau, akhirnya waktu, untuk Mupeng kembali ke tempat kostnya.
>>>
“mupeng, kamu dari mana, dari tadi tente cariin kamu loh..?” tanya Tante Melati, yang mengenakan gaun tidur tipis, dan sexy itu.
“eh, dari rumah teman tante..” jawab Mupeng.
“oh, Mupeng tante mau minta tolong, boleh.?” tanya tante Melati, sambil tersenyum genit.
“oh, boleh tante, asal saya mampu pasti saya bantu..” jawab Mupeng.
“oh, pasti kamu mampu, tante cuma minta tolong di pijat, badan tante gak enak, pegal..” kata Tante Melati.
“eh,.. ehm boleh tante.. tapi saya tidak begitu bisa mijat..” ujar Mupeng.
“gak apa, gak usah bisa mijat, elus elus aja juga boleh kok..” jawab tante Melati, menarik tangan Mupeng masuk ke kamarnya.
“buset dah, maksa banget nih tante..” ujar Mupeng dalam hati.
>>>
Dalam kamarnya tante Melati, membuka baju tidurnya, di hadapan Mupeng. Dan Mupeng pun di suguhi tubuh wanita setengah baya, namun masih mantap dan sexy itu. Buah dadanya yang besar, dan montok. Maklum, tante Melati hanya pernah sekali melahirkan anak.
Tubuhnya juga sexy, perutnya cukup rata, dan di bagian bawahnya tertutup CD Mini yang hitam dengan renda renda kecil.
“kenapa Mupeng, kok melongo, suka yah lihat tante telanjang..” ujarnya tante Melati, sambil mencubit pipi Mupeng.
“eh, anu.. eh..” Mupeng tergagap.
“udah sayang gak usah gerogi, saya tahu kamu suka, ayo coba pegang t*t*k tante..” katanya sambil menuntun tangan Mupeng ke buah dadanya.
“oh, mainkan pent*lnya Mupeng, oh tante suka banget..” ujar tante Melati nafsu.
Mupeng pun merasakan buah dada yang montok dan keras, “benar benar tante yang hebat, umur sudah setengah baya, tapi buah dadanya masih seperti ABG..” ujar Mupeng dalam hati.
Mupeng meramas, remas, dan memainkan putting susu tante Melati, Mupeng memasang wajah lugu, seakan akan dia memang perjaka ting ting.
Tante Melati, tampak nafsu, sepeti mendapat durian runtuh, di hadapannya Mupeng yang perjaka siap di sedotnya.
“Mupeng, sini tante mau lihat, k*nt*l kamu..” tante Melati langsung jongkok, dan hendak membuka resleting celana Mupeng.
Tapi Mupeng menahannya “tante jangan, saya malu, jangan tante, saya masih suci, saya masih perjaka..”
“gak apa kok tante, cuma mau lihat saja, gak di apa apain kok sayang..” ujar tante Melati.
“tapi tante.. tapi..” ujar Mupeng terbata, dan tangan tante melati sudah berhasil meloloskan celana mupeng berikut kolornya.
“hihihi, lihat tuh, k*nt*l kamu udah nganceng kan..” ujar tante Melati kegirangan. Tangan tente itu meraba batang penis Mupeng yang tegak itu.
“aduh tente, jangan dong, saya malu, jangan tente..” ujar Mupeng.
Tanpa tunggu waktu lama, penis Mupeng pun masuk ke dalam mulut tante Melati. dengan nafsu tante melati mengulum penis Mupeng, yang di kiranya perjaka ting ting itu.
“ahh tante.. ahh.. jangan ahh.. tante..” erang Mupeng.
Kepala tante Melati naik turun, mengesek mulutnya, pada tiang sakti Mupeng.
Mata Mupeng merem melek “anjrit, tante ini enak banget mainnya” ujar Mupeng dalam hati
Tante Melati terus saja, mengulum, dan menghisap batang penis ki Mupeng. Aroma sex nafsu terpancar dari wajah cantik wanita setengah baya itu. Vagina tante Melati juga mulai mereka, klitoris menegang, dan lendir mulai membasahi vaginanya, bagai embun yang membasahi rumput hijau di pagi hari.
“oh..tante, gak tahan, saya gak tahan..” erang Mupeng, lalu menyemprotkan spermanya di dalam mulut tante Melati.
Tante Melati mengetup mulutnya rapat rapat, tak rela penis itu lepas dari mulutnya, menelan semua sperma Mupeng, yang di anggapnya obat awet muda, sperma perjaka.
“ayo, sekarang kamu pijatin tante yah” kata tante melati setelah puas dengan penis Mupeng, dia pun berbaring tengkurap.
Mupeng pun mulai memijat punggung Tante Melati. Pijatan di leher, terus turun hingga ke pinggang, dan naik lagi ke atas. Lima menit berlalu, posisi tante Melati berubah, menjadi terlentang.
Kini, bagian depan tubuhnya menjadi alas pijatan Mupeng. Mupeng pun memijat buah dada montok itu, turun ke perut ratanya, ke paha yang mulusnya, dan naik lagi ke atas.
Samar terdengar nafas Tante Melati, yang menderu, di sertai desah nafsunya.
“eh, tante pipis di celana ya..?” ujar Mupeng.
“eh engak..” jawab tante Melati.
“itu kok, celananya basah..” ujar Mupeng sok polos.
Tangan tante Melati menyentuh selangkangan CDnya, sambil tersenyum dia berkata “ini karena tante suka sama kamu, jadi m*m*k tante basah, sayang..”.
Tante Melati pun semakin nekat saja, CDnya perlahan di bukanya.
Mupeng mengunakan gaya lugunya “ih, tante.. apa itu..” ujar Mupeng.
Tante Melati tersenyum “kamu belom pernah lihat m*m*k perempuan yah..?” tanya tante Melati.
Dengan gaya lugu, dan wajah polos Mupeng menggeleng.
“tuh, coba kamu lihat aja, kamu pasti suka..” ujar tante Melati lalu membuka lebar ke dua kakinya.
Mupeng menatap vagina tante Melati, benar benar vagina yang indah, bulu bulu lebat menghitam di bukit kemaluannya, liang vagina yang telihat rapat, dengan bibir kemaluan yang tebal.
“Mupeng, ayo masukin k*nt*l kamu kemari..” ujar tante Melati.
“ah, tidak tante, saya masih perjaka..” ujar Mupeng.
“gak apa sayang, kalau kamu takut, gak usah di masukin deh ujungnya saja gesek di sini ya..” ujar tante Melati merayu.
“ehm, tapi saya gak masukin yah tante..” kata Mupeng.
Tante Melati tersenyum, dan mengangguk. Mupeng pun mendekatkan penisnya yang sudah tegak kembali itu ke vagina basah milik tante Melati.
“oh..enak banget, kamu bikin m*m*k tante jadi gatel..” ujar tante Melati.
Mupeng dengan memegang batang penisnya, mengesek ujung penisnya pada klitoris tante Melati, yang membuat tante Melati mendesah desah.
Beberapa saat, Mupeng membuat vagina tante Melati gatal, dengan gesekkan ujung penisnya itu. Tante Melati tiba tiba memegang pingang Mupeng, lalu dia mendesakkan pantatnya, sehingga penis Mupeng masuk ke dalam liang vaginanya.
“ahhh, tante.. kenapa di masukin.. aduh sakit..tante.. sakit..” ujar Mupeng.
“tenang sayang, gak apa tenang saja” ujar tante Melati, dengan nafsu dia mengoyang pantatnya, sehingga liang vaginannya bergesekkan dengan batang penis Mupeng.
“aduh tante, ahh..udah ,,tante jahat, saya masih perjaka tante..” ujar Mupeng dengan wajah sedih.
Tante Melati hanya tersenyum.
“ajrit, m*m*knya enak juga, seret dan peret..” ujar Mupeng dalam hati.
Beberapa saat, Tante Melati membalik tubuh Mupeng. Sekarang tubuh Mupeng terlentang, dan tante Melati sudah siap dengan vagina basahnya, di atas tubuh Mupeng.
Dengan dua tanganya Mupeng menutupi penisnya. “udah tante, tolong jangan, saya masih perjaka..”.
“Mupeng, sudah ayo..” tangan tante Melati pun memegang dua tangan Mupeng, dan penisnya yang tegak sudah berada di bawah vagina tante Melati. Pantat tante Melati merendah, dan terus turun, hingga vaginanya kembali menelan penis Mupeng.
Tubuh Mupeng meronta ronta “tante jangan, ahh..tante jahat..”.
Tante Melati hanya tersenyum, sambil terus menggoyang pantatnya turun naik, dengan gerakan yang liar. Tak lama tubuh tante Melati menegang, mengejet, lalu menindih tubuh Mupeng.
“ohh, sayang tante keluar..”.
Tidak berhenti di situ, penis Mupeng masih terus menancap di vaginanya, Setelah beberapa saat, tante Melati menggoyang kembali. Beberapa kali tante Melati orgasme di atas tubuh Mupeng.
“ayo, mau berapa kali juga gua layanin loe..” ujar Mupeng tersenyum dalam hatinya.
“oh, Mupeng kamu hebat juga yah..” ujar Tante Melati masih terus bergoyang. Keringat sudah membasahi tubuhnya, dan nafasnya yang ngos ngosan terdengar jelas.
Setelah tante Melati lebih dari sepuluh kali orgasme, Mupeng pun melepaskan spermanya. Tante Melati merasa sangat puas vaginanya di siram oleh sperma perjaka.
Tante melati berbaring di atas ranjangnya. Mupeng berbaring membelakanginya.
“Mupeng, kenapa menangis sayang..” ujar tante Melati yang mendengar isak Mupeng.
“tante jahat, saya sudah tidak perjaka lagi, saya tidak suci lagi..” ujar Mupeng.
“ah, cepat atau lambat, pasti kamu bakal gak perjaka lagi sayang..” jawab tante Melati.
“tapi, orang tua saya berpesan, unutk menjaga diri, saya harus tetap perjaka hingga malam pertama..” ujar Mupeng.
“oh gitu, tenang aja, sayang, gak ada yang tau kok.. yang penting kita jaga rahasia aja..” jawab tante Melati.
“gak bisa tante, saya punya tanda merah, di pantat saya, itu tanda ke perjakaan saya, sekarang tanda itu pasti sudah hilang..” kata Mupeng lagi.
“tanda apa..?” tanya tante Melati penasaran.
Mupeng menungging, “coba tante lihat di pantat saya, ada tanda merah gak, kayak tompel, tapi warnanya merah tante, coba cari deh..”
Tante Melati pun memeriksa pantat Mupeng, dan tentu saja tak menemukan tompel merah itu, yang memang tidak ada.
“Mupeng, gak ada..” ujar tante Melati.
“coba periksa yang benar..” ujar Mupeng lagi.
Tante Melati pun mendekatkan wajahnya, supaya makin jelas. Tiba tiba gas sharin Mupeng keluar.
"buutt.."
“buset dah, kamu makan jengkol berapa kilo sih, kentut bau kamu bau banget..” ujar tante Melati.
“tante ada gak tandanya..?” tanya Mupeng.
“gak ada..” jawab tante Melati sambil memukul pantat Mupeng.
Mupeng pun menangis tersedu sedu “tuh kan saya bisa di usir dari rumah.. tante jahat..” ujar Mupeng.
“sudah sudah..” kata tente Melati.
Mupeng masih terus terisak “tante, kalau saya udah gak perjaka, saya gak di terima dalam keluarga, saya akan di usir, saya gak punya rumah. dan uang bulanan saya juga gak akan di kirim lagi, saya harus bagaimana tante..?.”
“sudah Mupeng, tante kan tinggal sendiri, anak tante satu tapi jauh, di luar ngeri, nah rumah ini anggap rumah kamu sendiri aja, gak usah kamu pikirin uang sewanya, juga nanti tiap bulan tante akan kasih kamu uang jajan..” kata tante Melati.
Isak Mupeng mereda, “benar nih tante..”. Tante Melati mengangguk.
“eh,.. ehm boleh tante.. tapi saya tidak begitu bisa mijat..” ujar Mupeng.
“gak apa, gak usah bisa mijat, elus elus aja juga boleh kok..” jawab tante Melati, menarik tangan Mupeng masuk ke kamarnya.
“buset dah, maksa banget nih tante..” ujar Mupeng dalam hati.
>>>
Dalam kamarnya tante Melati, membuka baju tidurnya, di hadapan Mupeng. Dan Mupeng pun di suguhi tubuh wanita setengah baya, namun masih mantap dan sexy itu. Buah dadanya yang besar, dan montok. Maklum, tante Melati hanya pernah sekali melahirkan anak.
Tubuhnya juga sexy, perutnya cukup rata, dan di bagian bawahnya tertutup CD Mini yang hitam dengan renda renda kecil.
“kenapa Mupeng, kok melongo, suka yah lihat tante telanjang..” ujarnya tante Melati, sambil mencubit pipi Mupeng.
“eh, anu.. eh..” Mupeng tergagap.
“udah sayang gak usah gerogi, saya tahu kamu suka, ayo coba pegang t*t*k tante..” katanya sambil menuntun tangan Mupeng ke buah dadanya.
“oh, mainkan pent*lnya Mupeng, oh tante suka banget..” ujar tante Melati nafsu.
Mupeng pun merasakan buah dada yang montok dan keras, “benar benar tante yang hebat, umur sudah setengah baya, tapi buah dadanya masih seperti ABG..” ujar Mupeng dalam hati.
Mupeng meramas, remas, dan memainkan putting susu tante Melati, Mupeng memasang wajah lugu, seakan akan dia memang perjaka ting ting.
Tante Melati, tampak nafsu, sepeti mendapat durian runtuh, di hadapannya Mupeng yang perjaka siap di sedotnya.
“Mupeng, sini tante mau lihat, k*nt*l kamu..” tante Melati langsung jongkok, dan hendak membuka resleting celana Mupeng.
Tapi Mupeng menahannya “tante jangan, saya malu, jangan tante, saya masih suci, saya masih perjaka..”
“gak apa kok tante, cuma mau lihat saja, gak di apa apain kok sayang..” ujar tante Melati.
“tapi tante.. tapi..” ujar Mupeng terbata, dan tangan tante melati sudah berhasil meloloskan celana mupeng berikut kolornya.
“hihihi, lihat tuh, k*nt*l kamu udah nganceng kan..” ujar tante Melati kegirangan. Tangan tente itu meraba batang penis Mupeng yang tegak itu.
“aduh tente, jangan dong, saya malu, jangan tente..” ujar Mupeng.
Tanpa tunggu waktu lama, penis Mupeng pun masuk ke dalam mulut tante Melati. dengan nafsu tante melati mengulum penis Mupeng, yang di kiranya perjaka ting ting itu.
“ahh tante.. ahh.. jangan ahh.. tante..” erang Mupeng.
Kepala tante Melati naik turun, mengesek mulutnya, pada tiang sakti Mupeng.
Mata Mupeng merem melek “anjrit, tante ini enak banget mainnya” ujar Mupeng dalam hati
Tante Melati terus saja, mengulum, dan menghisap batang penis ki Mupeng. Aroma sex nafsu terpancar dari wajah cantik wanita setengah baya itu. Vagina tante Melati juga mulai mereka, klitoris menegang, dan lendir mulai membasahi vaginanya, bagai embun yang membasahi rumput hijau di pagi hari.
“oh..tante, gak tahan, saya gak tahan..” erang Mupeng, lalu menyemprotkan spermanya di dalam mulut tante Melati.
Tante Melati mengetup mulutnya rapat rapat, tak rela penis itu lepas dari mulutnya, menelan semua sperma Mupeng, yang di anggapnya obat awet muda, sperma perjaka.
“ayo, sekarang kamu pijatin tante yah” kata tante melati setelah puas dengan penis Mupeng, dia pun berbaring tengkurap.
Mupeng pun mulai memijat punggung Tante Melati. Pijatan di leher, terus turun hingga ke pinggang, dan naik lagi ke atas. Lima menit berlalu, posisi tante Melati berubah, menjadi terlentang.
Kini, bagian depan tubuhnya menjadi alas pijatan Mupeng. Mupeng pun memijat buah dada montok itu, turun ke perut ratanya, ke paha yang mulusnya, dan naik lagi ke atas.
Samar terdengar nafas Tante Melati, yang menderu, di sertai desah nafsunya.
“eh, tante pipis di celana ya..?” ujar Mupeng.
“eh engak..” jawab tante Melati.
“itu kok, celananya basah..” ujar Mupeng sok polos.
Tangan tante Melati menyentuh selangkangan CDnya, sambil tersenyum dia berkata “ini karena tante suka sama kamu, jadi m*m*k tante basah, sayang..”.
Tante Melati pun semakin nekat saja, CDnya perlahan di bukanya.
Mupeng mengunakan gaya lugunya “ih, tante.. apa itu..” ujar Mupeng.
Tante Melati tersenyum “kamu belom pernah lihat m*m*k perempuan yah..?” tanya tante Melati.
Dengan gaya lugu, dan wajah polos Mupeng menggeleng.
“tuh, coba kamu lihat aja, kamu pasti suka..” ujar tante Melati lalu membuka lebar ke dua kakinya.
Mupeng menatap vagina tante Melati, benar benar vagina yang indah, bulu bulu lebat menghitam di bukit kemaluannya, liang vagina yang telihat rapat, dengan bibir kemaluan yang tebal.
“Mupeng, ayo masukin k*nt*l kamu kemari..” ujar tante Melati.
“ah, tidak tante, saya masih perjaka..” ujar Mupeng.
“gak apa sayang, kalau kamu takut, gak usah di masukin deh ujungnya saja gesek di sini ya..” ujar tante Melati merayu.
“ehm, tapi saya gak masukin yah tante..” kata Mupeng.
Tante Melati tersenyum, dan mengangguk. Mupeng pun mendekatkan penisnya yang sudah tegak kembali itu ke vagina basah milik tante Melati.
“oh..enak banget, kamu bikin m*m*k tante jadi gatel..” ujar tante Melati.
Mupeng dengan memegang batang penisnya, mengesek ujung penisnya pada klitoris tante Melati, yang membuat tante Melati mendesah desah.
Beberapa saat, Mupeng membuat vagina tante Melati gatal, dengan gesekkan ujung penisnya itu. Tante Melati tiba tiba memegang pingang Mupeng, lalu dia mendesakkan pantatnya, sehingga penis Mupeng masuk ke dalam liang vaginanya.
“ahhh, tante.. kenapa di masukin.. aduh sakit..tante.. sakit..” ujar Mupeng.
“tenang sayang, gak apa tenang saja” ujar tante Melati, dengan nafsu dia mengoyang pantatnya, sehingga liang vaginannya bergesekkan dengan batang penis Mupeng.
“aduh tante, ahh..udah ,,tante jahat, saya masih perjaka tante..” ujar Mupeng dengan wajah sedih.
Tante Melati hanya tersenyum.
“ajrit, m*m*knya enak juga, seret dan peret..” ujar Mupeng dalam hati.
Beberapa saat, Tante Melati membalik tubuh Mupeng. Sekarang tubuh Mupeng terlentang, dan tante Melati sudah siap dengan vagina basahnya, di atas tubuh Mupeng.
Dengan dua tanganya Mupeng menutupi penisnya. “udah tante, tolong jangan, saya masih perjaka..”.
“Mupeng, sudah ayo..” tangan tante Melati pun memegang dua tangan Mupeng, dan penisnya yang tegak sudah berada di bawah vagina tante Melati. Pantat tante Melati merendah, dan terus turun, hingga vaginanya kembali menelan penis Mupeng.
Tubuh Mupeng meronta ronta “tante jangan, ahh..tante jahat..”.
Tante Melati hanya tersenyum, sambil terus menggoyang pantatnya turun naik, dengan gerakan yang liar. Tak lama tubuh tante Melati menegang, mengejet, lalu menindih tubuh Mupeng.
“ohh, sayang tante keluar..”.
Tidak berhenti di situ, penis Mupeng masih terus menancap di vaginanya, Setelah beberapa saat, tante Melati menggoyang kembali. Beberapa kali tante Melati orgasme di atas tubuh Mupeng.
“ayo, mau berapa kali juga gua layanin loe..” ujar Mupeng tersenyum dalam hatinya.
“oh, Mupeng kamu hebat juga yah..” ujar Tante Melati masih terus bergoyang. Keringat sudah membasahi tubuhnya, dan nafasnya yang ngos ngosan terdengar jelas.
Setelah tante Melati lebih dari sepuluh kali orgasme, Mupeng pun melepaskan spermanya. Tante Melati merasa sangat puas vaginanya di siram oleh sperma perjaka.
Tante melati berbaring di atas ranjangnya. Mupeng berbaring membelakanginya.
“Mupeng, kenapa menangis sayang..” ujar tante Melati yang mendengar isak Mupeng.
“tante jahat, saya sudah tidak perjaka lagi, saya tidak suci lagi..” ujar Mupeng.
“ah, cepat atau lambat, pasti kamu bakal gak perjaka lagi sayang..” jawab tante Melati.
“tapi, orang tua saya berpesan, unutk menjaga diri, saya harus tetap perjaka hingga malam pertama..” ujar Mupeng.
“oh gitu, tenang aja, sayang, gak ada yang tau kok.. yang penting kita jaga rahasia aja..” jawab tante Melati.
“gak bisa tante, saya punya tanda merah, di pantat saya, itu tanda ke perjakaan saya, sekarang tanda itu pasti sudah hilang..” kata Mupeng lagi.
“tanda apa..?” tanya tante Melati penasaran.
Mupeng menungging, “coba tante lihat di pantat saya, ada tanda merah gak, kayak tompel, tapi warnanya merah tante, coba cari deh..”
Tante Melati pun memeriksa pantat Mupeng, dan tentu saja tak menemukan tompel merah itu, yang memang tidak ada.
“Mupeng, gak ada..” ujar tante Melati.
“coba periksa yang benar..” ujar Mupeng lagi.
Tante Melati pun mendekatkan wajahnya, supaya makin jelas. Tiba tiba gas sharin Mupeng keluar.
"buutt.."
“buset dah, kamu makan jengkol berapa kilo sih, kentut bau kamu bau banget..” ujar tante Melati.
“tante ada gak tandanya..?” tanya Mupeng.
“gak ada..” jawab tante Melati sambil memukul pantat Mupeng.
Mupeng pun menangis tersedu sedu “tuh kan saya bisa di usir dari rumah.. tante jahat..” ujar Mupeng.
“sudah sudah..” kata tente Melati.
Mupeng masih terus terisak “tante, kalau saya udah gak perjaka, saya gak di terima dalam keluarga, saya akan di usir, saya gak punya rumah. dan uang bulanan saya juga gak akan di kirim lagi, saya harus bagaimana tante..?.”
“sudah Mupeng, tante kan tinggal sendiri, anak tante satu tapi jauh, di luar ngeri, nah rumah ini anggap rumah kamu sendiri aja, gak usah kamu pikirin uang sewanya, juga nanti tiap bulan tante akan kasih kamu uang jajan..” kata tante Melati.
Isak Mupeng mereda, “benar nih tante..”. Tante Melati mengangguk.
“terima kasih tante..” ujar Mupeng.
“yah sudah, kamu balik ke kamar kamu, tante cape mau tidur..” ujar tante Melati.
“baik tante..” jawab Mupeng sambil menuju pintu kamar tante Melati.
Saat hendak melangkah keluar, tante Melati berkata “besok kamu pijitin tante lagi ya sayang..”.
>>>
Pagi harinya Mupeng keluar dari rumah tante Melati, tujuannya ke warung milik Lilis.
“pagi mas Mupeng..” sapa Lilis ketika Mupeng tiba di warungnnya.
“pagi juga Lilis..” jawab Mupeng.
Lilis pun menyajikan secangkir kopi hanget, untuk Mupeng. Dan Mupeng pun menikmati sajian itu, dengan camilan gorengan yang ada di warung Lilis ,
“kenapa mas, kok kayaknya gak semangat hari ini..” tanya Lilis.
“oh enggak kok, cuma agak letih..” jawab Mupeng.
Belum lima menit Mupeng duduk di warung itu, tiba tiba tiga pria dengan tubuh tegap masuk ke dalam warung Lilis.
“wah, eloe tambah cantik aja Lis..” kata seorang pria itu.
Lilis cuma diam.
Mupeng memperhatikan gerak gerik ke tiga orang itu.
“Lis, mana bapak loe, udah dua bulan dia gak bayar pajak nih..” kata orang itu.
“eh, bapak lagi keluar..” jawab Lilis.
“lis, eloe cakep cakep jangan bohong, bapak eloe buka warung, mesti bayar upeti sama gua, kecuali eloe mau jadi bini gua..” kata orang itu lagi.
“gak sudi..” jawab Lilis.
“eh ada, apa nih ribut ribut..” tiba tiba ayah Lilis keluar.
“eh, eloe udah dua bulan gak bayar pajak, bayar sekarang, kalau gak anak perawan eloe terpaksa gua bawa..” ancam preman itu.
“jangan bang, saya belom punya uang..” jawab ayah Lilis.
Mupeng sudah tak sabar, lalu angkat bicara “pajak apa, emang buka warung mesti bayar pajak sama eloe, kalau mesti bayar pajak juga bukan sama eloe tapi sama pemerintah..” kata Mupeng.
“eh, eloe siapa, ngapain eloe ikut campur..” bentak preman itu.
“eloe gak usah tau gua siapa, tapi kalau eloe bisa ngalahin gua, pajak warung ini gua bayar..” kata Mupeng.
“kurang aja, loe gak tau gua siapa yah..” katanya.
“Anto hajar nih bedebah..” kata preman itu.
Preman yang di panggil Anto itu langsung bergerak, dia memasang jurus, tangannya di tekuk, dengan posisi seperti huruf Z. dan mulutnya mendesis.
“nih loe rasain jurus ular sendok mematuk tikus..” katanya.
“ular sendok.. sendok apa nih? sendok sayur apa sendok nasi..” kata Mupeng sambil tertawa.
“kurang ajar..” Bentaknya lalu bergerak, tubuhnya meliuk bergerak ke kiri dan kekanan mendekati Mupeng.
Mata Mupeng mengawasi setiap inci gerakkannya. Preman itu semakin mendekat, Mupeng terus mencari celah untuk menyerang. Setelah semakin dekat, tiba tiba,
“buk” tinju keras Mupeng melayang tepat di wajah preman itu.
Preman itu terjengkang, dan mengaduh ke sakitan.
“cuma sendok teh..” ujar Mupeng.
Melihat temannya terkapar begitu saja, dua preman lainnya segera mencabut golok yang terselip di pinggangnnya, dan berbarengan menyerang Mupeng.
Serangan yang tiba tiba itu, membuat Mupeng tak siap, dan satu pukulan telak tepat di pelipisnya. Mupeng pun terjatuh.
“mas.. Mupeng..” terdengar jerit Lilis.
Tapi itu tak menciutkan nyali Mupeng, tapi malah membuatnya semakin murka. Mupeng kembali berdiri, menghalau setiap sabetan golok tajam itu. Dengan Mudah Mupeng mematahkan setiap serangan mereka.
Satu sabetan golok yang nyaris hinggap di leher Mupeng, sempat di tahan Mupeng. Tangan Mupeng menahan tangan preman itu, dan satu Tinju di lepas Mupeng, mengenai tepat di ulu hati preman itu. Membuat preman itu mual dan kesakitan. Goloknya lepas, dan Mupeng merebutnya.
Melihat dua temannya telah di taklukkan Mupeng, Preman itu menghentikan serangannya. “baik gua akui eloe hebat, tapi gua akan balas dendam, eloe akan menyesal nanti..”.
Ketiga preman itu pun meninggalkan warung itu, dan Mupeng pun tampak kelelahan, dengan nafasnya yang ngos ngosan.
Lilis pun menghampiri Mupeng. “aduh, mas, mas gimana sakit gak..”
“aduh..aduh.,.sa sakit sekali..:” ujar Mupeng sambil memegang pelipisnya.
“Lilis, cepat bantu dia, antar dia pulang, beri obat..” kata ayah Lilis.
>>>
Mupeng pun terbaring di atas ranjang Lilis.
“mas sakit ya..” tanya Lilis.
“sakit sekali.. aduh sakit..” jawab Mupeng. Lilis pun memakai es batu, yang di bungkus handuk, untuk mengompress, pelipis Mupeng.
“aduh Lis, di sini sakit..” erang Mupeng sambil memegang perutnya.
Lilis, mengerutkan dahinya. “mas, emang perut mas ke pukul..” tanya Lilis.
“iya Lis.. kena pukul tenaga dalam preman itu, sakit sekali Lilis..” jawab Mupeng.
Lilis, memborehkan minyak, dan mengosok di seputar perut Mupeng.
“aduh, aduh.. di bawahnya lebih sakit..” ujar Mupeng.
“dimana mas, di sini..” tanya Lilis dan tangan Lilis pun mengelus elus, atas selangkangan Mupeng.
“iyah, Lis aku buka dulu celananya, baru di urut..” ujar Mupeng.
Lalu Mupeng membuka celananya, hingga tinggal memakai celana kolornya saja. Kontan tindakkan itu membuat wajah Lilis merona.
“ayo Lis, tolong di kasih minyak di pijat” ujar Mupeng.
Lilis pun menggosok atas selangkangan Mupeng itu. Sebentar saja, celana kolor Mupeng bergelembung, karena penisnya membesar.
“aduh..aduh..” Erang Mupeng.
“kenapa mas..” tanya Lilis.
“ininya sakit..sakit..” erang Mupung sambil menunjuk penisnya yang membesar di balik kolornya.
“kok bisa sakit sih mas..” ujar Lilis.
“Mungkin kena tenaga dalam preman itu, lihat aja, jadi bengkak gitu Lis ,,,” ujar Mupeng.
“wah, terus gimana mas..” ujar Lilis.
“yah udah Lis..tolong kamu gosok juga ya..” ujar Mupeng, lalu membuka celana kolornya, yang penisnya tegak berdiri itu.
Lilis manatapnya. “ih mas Mupeng, kok besar gitu sih..” ujarnya.
“justru itu Lis, jadi bengkak, karena kena pukulan preman itu, tolong di gosok Lis..” ujar Mupeng.
Lilis pun memberi minyak pada batang penis Mupeng dan mulai menyentuh penis Mupeng. “aduhh Lis, pelan pelan yah, sakit sekali..”.
Tangan Lilis perlahan menyentuh penis Mupeng.
“Lilis, gosoknya begini sayang..” tangan Mupeng mengajari tangan Lilis untuk menggenggam batang penis nya, lalu bergerak turun naik.
“be..begini mas..” ujar Lilis.
“yah, begitu, cuma pelan pelan yah, sakit di situ..” ujar Mupeng.
Tangan Lilis pun bergerak turun naik, dan Mupeng mendelik, menikmati permainan gadis lugu ini.
“oh..iya begitu sayang.. terus.. sakitnya mulai mereda tuh.. ayo Lis terus..” erang Mupeng.
Lilis semakin cepat bergerak. “mas, sudah mendingan belom..” tanya Lilis.
“belum lis, terus gosok..” jawab Mupeng.
Lilis pun terus menggosok penis Mupeng ke atas dan kebawah, Hingga Mupeng mengejet, penis serasa kena setrum, lalu cairan putih kental muncrat ke luar dari penisnya.
“ih, mas, apa ini, nanah yah..kok putih sih nanahnya..” ujar Lilis.
“eh iyah, nanah tuh..” ujar Mupeng.
Lalu Lilis melap sperma Mupeng yang berhamburan di tangannya. “mas, gimana, mendingan, sakitnya sudah hilang..” tanya Lilis.
“oh iyah udah, udah mendingan, terima kasih yah Lis..” jawab Mupeng.
Mupeng merapikan pakaiannya, lalu duduk di atas ranjang itu. Dia termenung.
“mas, ada apa sih..” ujar Lilis.
“eh, gak apa apa Lis.. cuma..”.
“cuma apa, coba bilang sama Lilis..” ujar Lilis.
Mupeng menarik nafasnya dalam dalam. “saya gak enak mau cerita sama kamu..” kata Mupeng.
“gak apa mas, cerita aja, mas udah bantu Lilis, Lilis akan bantu mas..” jawab Lilis.
Mupeng pun menceritakan, bahwa dirinya telah tak perjaka, kesuciannya di renggut tante Melati.
“jadi mas, udah gak perjaka..” tanya Lilis.
Mupeng mengangguk sambil menitikkan air mata.
“Lis, tubuh saya akan melemah ,tenaga saya akan hilang, ilmu saya akan luntur, karena kesucian saya sudah di rampas” ujar Mupeng.
“lalu gimana mas, apa ada obatnya?” tanya Lilis.
“tidak ada Lis, kecuali jika saya bisa mendapatkan ke perawaan seorang gadis, maka saya akan kembali normal..” ujar Mupeng.
Lilis terdiam memandang Mupeng.
“Sudahlah Lis, saya akan pergi, saya akan mencari gadis yang rela memberikan perawannya untuk menolong saya..” ujar Mupeng.
Mupeng berdiri, “Lis, terima kasih atas pertolonganmu, selamat tinggal, mudah mudahan tubuh saya cukup kuat, sampai saya mendapat gadis baik, yang rela memberikan perawannya..” ujar Mupeng.
Lilis masih terdiam, menatap Mupeng. Mupeng melangkah selangkah., lalu berkata lagi “Lis saya akan pergi..”.
Lilis tetap diam.
Mupeng melangkah selangkah lagi “Lilis, selamat tinggal”.
Lilis pun tetap diam.
Mupeng melangkah lagi, tapi Lilis tetap diam saja. Hingga di depan pintu rumah Lilis, “Lilis, biarkan saya menatap kamu untuk yang terakhir kalinya..”.
Lalu Mupeng melangkahkan kakinya, keluar rumah Lilis.
“mas Mupeng, jangan pergi..” ujar Lilis.
Segera Mupeng langsung masuk ke dalam rumah Lilis, “Lilis mohon mengerti, mas harus pergi untuk mencari ga..” ujar Mupeng terputus, yang langsung di sela Lilis.
“mas Mupeng, Lilis perawan, dan Lilis rela memberinya untuk mas, mas jangan pergi..” ujar Lilis.
“ah, dari tadi dong, gitu aja repot bener..” ujar Mupeng dalam hati.
>>>
“oh Lilis, apa Lilis rela menyerahkan keperawanan Lilis, untuk saya..” ujar Mupeng dengan mata berbinar.
Lilis tak menjawab dengan kata kata, tapi gadis cantik yang masih polos itu segera membuka bajunya, di dadanya tertutup bra dengan warna coklat muda itu. Lalu perlahan roknya pun terlepas, meninggalkan CD dengan warna senada branya.
Tangan Lilis kebelakang, melepas kait branya, kini tubuh Lilis yang ramping dan sexi itu hanya di temani CDnya saja. Tangan Lilis memegang tangan Mupeng, dan menariknya kamarnya.
Lilis merebahkan tubuhnya di atas ranjang tidurnya, matanya terpejam, menunggu aksi Mupeng.
“yah sudah, kamu balik ke kamar kamu, tante cape mau tidur..” ujar tante Melati.
“baik tante..” jawab Mupeng sambil menuju pintu kamar tante Melati.
Saat hendak melangkah keluar, tante Melati berkata “besok kamu pijitin tante lagi ya sayang..”.
>>>
Pagi harinya Mupeng keluar dari rumah tante Melati, tujuannya ke warung milik Lilis.
“pagi mas Mupeng..” sapa Lilis ketika Mupeng tiba di warungnnya.
“pagi juga Lilis..” jawab Mupeng.
Lilis pun menyajikan secangkir kopi hanget, untuk Mupeng. Dan Mupeng pun menikmati sajian itu, dengan camilan gorengan yang ada di warung Lilis ,
“kenapa mas, kok kayaknya gak semangat hari ini..” tanya Lilis.
“oh enggak kok, cuma agak letih..” jawab Mupeng.
Belum lima menit Mupeng duduk di warung itu, tiba tiba tiga pria dengan tubuh tegap masuk ke dalam warung Lilis.
“wah, eloe tambah cantik aja Lis..” kata seorang pria itu.
Lilis cuma diam.
Mupeng memperhatikan gerak gerik ke tiga orang itu.
“Lis, mana bapak loe, udah dua bulan dia gak bayar pajak nih..” kata orang itu.
“eh, bapak lagi keluar..” jawab Lilis.
“lis, eloe cakep cakep jangan bohong, bapak eloe buka warung, mesti bayar upeti sama gua, kecuali eloe mau jadi bini gua..” kata orang itu lagi.
“gak sudi..” jawab Lilis.
“eh ada, apa nih ribut ribut..” tiba tiba ayah Lilis keluar.
“eh, eloe udah dua bulan gak bayar pajak, bayar sekarang, kalau gak anak perawan eloe terpaksa gua bawa..” ancam preman itu.
“jangan bang, saya belom punya uang..” jawab ayah Lilis.
Mupeng sudah tak sabar, lalu angkat bicara “pajak apa, emang buka warung mesti bayar pajak sama eloe, kalau mesti bayar pajak juga bukan sama eloe tapi sama pemerintah..” kata Mupeng.
“eh, eloe siapa, ngapain eloe ikut campur..” bentak preman itu.
“eloe gak usah tau gua siapa, tapi kalau eloe bisa ngalahin gua, pajak warung ini gua bayar..” kata Mupeng.
“kurang aja, loe gak tau gua siapa yah..” katanya.
“Anto hajar nih bedebah..” kata preman itu.
Preman yang di panggil Anto itu langsung bergerak, dia memasang jurus, tangannya di tekuk, dengan posisi seperti huruf Z. dan mulutnya mendesis.
“nih loe rasain jurus ular sendok mematuk tikus..” katanya.
“ular sendok.. sendok apa nih? sendok sayur apa sendok nasi..” kata Mupeng sambil tertawa.
“kurang ajar..” Bentaknya lalu bergerak, tubuhnya meliuk bergerak ke kiri dan kekanan mendekati Mupeng.
Mata Mupeng mengawasi setiap inci gerakkannya. Preman itu semakin mendekat, Mupeng terus mencari celah untuk menyerang. Setelah semakin dekat, tiba tiba,
“buk” tinju keras Mupeng melayang tepat di wajah preman itu.
Preman itu terjengkang, dan mengaduh ke sakitan.
“cuma sendok teh..” ujar Mupeng.
Melihat temannya terkapar begitu saja, dua preman lainnya segera mencabut golok yang terselip di pinggangnnya, dan berbarengan menyerang Mupeng.
Serangan yang tiba tiba itu, membuat Mupeng tak siap, dan satu pukulan telak tepat di pelipisnya. Mupeng pun terjatuh.
“mas.. Mupeng..” terdengar jerit Lilis.
Tapi itu tak menciutkan nyali Mupeng, tapi malah membuatnya semakin murka. Mupeng kembali berdiri, menghalau setiap sabetan golok tajam itu. Dengan Mudah Mupeng mematahkan setiap serangan mereka.
Satu sabetan golok yang nyaris hinggap di leher Mupeng, sempat di tahan Mupeng. Tangan Mupeng menahan tangan preman itu, dan satu Tinju di lepas Mupeng, mengenai tepat di ulu hati preman itu. Membuat preman itu mual dan kesakitan. Goloknya lepas, dan Mupeng merebutnya.
Melihat dua temannya telah di taklukkan Mupeng, Preman itu menghentikan serangannya. “baik gua akui eloe hebat, tapi gua akan balas dendam, eloe akan menyesal nanti..”.
Ketiga preman itu pun meninggalkan warung itu, dan Mupeng pun tampak kelelahan, dengan nafasnya yang ngos ngosan.
Lilis pun menghampiri Mupeng. “aduh, mas, mas gimana sakit gak..”
“aduh..aduh.,.sa sakit sekali..:” ujar Mupeng sambil memegang pelipisnya.
“Lilis, cepat bantu dia, antar dia pulang, beri obat..” kata ayah Lilis.
>>>
Mupeng pun terbaring di atas ranjang Lilis.
“mas sakit ya..” tanya Lilis.
“sakit sekali.. aduh sakit..” jawab Mupeng. Lilis pun memakai es batu, yang di bungkus handuk, untuk mengompress, pelipis Mupeng.
“aduh Lis, di sini sakit..” erang Mupeng sambil memegang perutnya.
Lilis, mengerutkan dahinya. “mas, emang perut mas ke pukul..” tanya Lilis.
“iya Lis.. kena pukul tenaga dalam preman itu, sakit sekali Lilis..” jawab Mupeng.
Lilis, memborehkan minyak, dan mengosok di seputar perut Mupeng.
“aduh, aduh.. di bawahnya lebih sakit..” ujar Mupeng.
“dimana mas, di sini..” tanya Lilis dan tangan Lilis pun mengelus elus, atas selangkangan Mupeng.
“iyah, Lis aku buka dulu celananya, baru di urut..” ujar Mupeng.
Lalu Mupeng membuka celananya, hingga tinggal memakai celana kolornya saja. Kontan tindakkan itu membuat wajah Lilis merona.
“ayo Lis, tolong di kasih minyak di pijat” ujar Mupeng.
Lilis pun menggosok atas selangkangan Mupeng itu. Sebentar saja, celana kolor Mupeng bergelembung, karena penisnya membesar.
“aduh..aduh..” Erang Mupeng.
“kenapa mas..” tanya Lilis.
“ininya sakit..sakit..” erang Mupung sambil menunjuk penisnya yang membesar di balik kolornya.
“kok bisa sakit sih mas..” ujar Lilis.
“Mungkin kena tenaga dalam preman itu, lihat aja, jadi bengkak gitu Lis ,,,” ujar Mupeng.
“wah, terus gimana mas..” ujar Lilis.
“yah udah Lis..tolong kamu gosok juga ya..” ujar Mupeng, lalu membuka celana kolornya, yang penisnya tegak berdiri itu.
Lilis manatapnya. “ih mas Mupeng, kok besar gitu sih..” ujarnya.
“justru itu Lis, jadi bengkak, karena kena pukulan preman itu, tolong di gosok Lis..” ujar Mupeng.
Lilis pun memberi minyak pada batang penis Mupeng dan mulai menyentuh penis Mupeng. “aduhh Lis, pelan pelan yah, sakit sekali..”.
Tangan Lilis perlahan menyentuh penis Mupeng.
“Lilis, gosoknya begini sayang..” tangan Mupeng mengajari tangan Lilis untuk menggenggam batang penis nya, lalu bergerak turun naik.
“be..begini mas..” ujar Lilis.
“yah, begitu, cuma pelan pelan yah, sakit di situ..” ujar Mupeng.
Tangan Lilis pun bergerak turun naik, dan Mupeng mendelik, menikmati permainan gadis lugu ini.
“oh..iya begitu sayang.. terus.. sakitnya mulai mereda tuh.. ayo Lis terus..” erang Mupeng.
Lilis semakin cepat bergerak. “mas, sudah mendingan belom..” tanya Lilis.
“belum lis, terus gosok..” jawab Mupeng.
Lilis pun terus menggosok penis Mupeng ke atas dan kebawah, Hingga Mupeng mengejet, penis serasa kena setrum, lalu cairan putih kental muncrat ke luar dari penisnya.
“ih, mas, apa ini, nanah yah..kok putih sih nanahnya..” ujar Lilis.
“eh iyah, nanah tuh..” ujar Mupeng.
Lalu Lilis melap sperma Mupeng yang berhamburan di tangannya. “mas, gimana, mendingan, sakitnya sudah hilang..” tanya Lilis.
“oh iyah udah, udah mendingan, terima kasih yah Lis..” jawab Mupeng.
Mupeng merapikan pakaiannya, lalu duduk di atas ranjang itu. Dia termenung.
“mas, ada apa sih..” ujar Lilis.
“eh, gak apa apa Lis.. cuma..”.
“cuma apa, coba bilang sama Lilis..” ujar Lilis.
Mupeng menarik nafasnya dalam dalam. “saya gak enak mau cerita sama kamu..” kata Mupeng.
“gak apa mas, cerita aja, mas udah bantu Lilis, Lilis akan bantu mas..” jawab Lilis.
Mupeng pun menceritakan, bahwa dirinya telah tak perjaka, kesuciannya di renggut tante Melati.
“jadi mas, udah gak perjaka..” tanya Lilis.
Mupeng mengangguk sambil menitikkan air mata.
“Lis, tubuh saya akan melemah ,tenaga saya akan hilang, ilmu saya akan luntur, karena kesucian saya sudah di rampas” ujar Mupeng.
“lalu gimana mas, apa ada obatnya?” tanya Lilis.
“tidak ada Lis, kecuali jika saya bisa mendapatkan ke perawaan seorang gadis, maka saya akan kembali normal..” ujar Mupeng.
Lilis terdiam memandang Mupeng.
“Sudahlah Lis, saya akan pergi, saya akan mencari gadis yang rela memberikan perawannya untuk menolong saya..” ujar Mupeng.
Mupeng berdiri, “Lis, terima kasih atas pertolonganmu, selamat tinggal, mudah mudahan tubuh saya cukup kuat, sampai saya mendapat gadis baik, yang rela memberikan perawannya..” ujar Mupeng.
Lilis masih terdiam, menatap Mupeng. Mupeng melangkah selangkah., lalu berkata lagi “Lis saya akan pergi..”.
Lilis tetap diam.
Mupeng melangkah selangkah lagi “Lilis, selamat tinggal”.
Lilis pun tetap diam.
Mupeng melangkah lagi, tapi Lilis tetap diam saja. Hingga di depan pintu rumah Lilis, “Lilis, biarkan saya menatap kamu untuk yang terakhir kalinya..”.
Lalu Mupeng melangkahkan kakinya, keluar rumah Lilis.
“mas Mupeng, jangan pergi..” ujar Lilis.
Segera Mupeng langsung masuk ke dalam rumah Lilis, “Lilis mohon mengerti, mas harus pergi untuk mencari ga..” ujar Mupeng terputus, yang langsung di sela Lilis.
“mas Mupeng, Lilis perawan, dan Lilis rela memberinya untuk mas, mas jangan pergi..” ujar Lilis.
“ah, dari tadi dong, gitu aja repot bener..” ujar Mupeng dalam hati.
>>>
“oh Lilis, apa Lilis rela menyerahkan keperawanan Lilis, untuk saya..” ujar Mupeng dengan mata berbinar.
Lilis tak menjawab dengan kata kata, tapi gadis cantik yang masih polos itu segera membuka bajunya, di dadanya tertutup bra dengan warna coklat muda itu. Lalu perlahan roknya pun terlepas, meninggalkan CD dengan warna senada branya.
Tangan Lilis kebelakang, melepas kait branya, kini tubuh Lilis yang ramping dan sexi itu hanya di temani CDnya saja. Tangan Lilis memegang tangan Mupeng, dan menariknya kamarnya.
Lilis merebahkan tubuhnya di atas ranjang tidurnya, matanya terpejam, menunggu aksi Mupeng.
Mupeng menghampiri tubuh Lilis, mencium bibirnya dan di balas oleh Lilis. Mereka berciuman, bibir mereka merekat kuat. Lidah nakal mupeng menggelitik langit langit mulut Lilis, memberi sensasi beda pada gadis cantik ini.
Lidah mupeng pun menjulur julur menjilati tubuh Lilis, kulit halus gadis ini sangat lembut. Lidah Mupeng pun tiba di putting susunya yang imut. Sebelah tangnnya segera meremas lebut buah dada yang montok itu. Lilis pun mendesah desah, merasakan remasan lembut di buah dadanya.
Putting susu Lilis, semakin menonjol karena terangsang, tubuhnya bergetar, sinyal sinyal birahi terkirim ke otaknya. Tanpa disadari vaginanya mulai meneteskan cairan birahi.
Tangan Mupeng terus merayap hingga ke selangkangan CDnya. Kaki Lilis secara reflek terbuka lebar. Jari Mupeng dengan leluasa menari nari di atas selangkangan CDnya.
“mas.. ahh..mas..” erang Lilis.
Jari Mupeng terus menari nari, membuat Lilis manjadi tambah panas. CDnya mulai basah. Jari Mupeng menggeseki selangkangan CD Lilis, yang tentu rasanya tembus hingga ke klitorisnya yang masih berlindung di balik CDnya. Jari Mupeng terus bergerak, semakin lama semakin liar, tubuh Lilis pun berliuk liuk, dia tak lagi menguasai tubuhnya.
Tak lama kemudian, Lilis merasakan suatu rasa, yang baru di rasakannya, orgasme. Tubuhnya mengejang, dan mulutnya menjerit kecil, sambil tangannya meremas erat bantal, yang manjadi tumpuan kepalanya. Mupeng memberi jeda sebentar, membiarkan Lilis mengambil nafas dan menetralkan dirinya. Lalu perlahan Mupeng menarik turun CDnya.
Birahi Mupeng meninggi saat gadis ABG cantik terbaring di hadapannya, bugil. tubuh yang ramping dan imut, buah dada montok, paha mulus, dan vagina yang di hiasi bulu bulu halus di atasnya.
“Lilis, kamu umur berapa sayang..” tanya Mupeng.
“eh, kalau soal umur, Lilis gak mau bilang mas, yang jelas Lilis ABG, masih perawan dan lugu, udeh mas enjoy aja dah..”jawab Lilis.
Mupeng tersenyum, ke dua Kaki Lilis di pentangkan lebar, Mupeng menatap vagina yang imut dengan liang sempit, dan basah.
“ihh..mas.. mas ngapain.. aduh.. geli.. ahh.. enak.. geli enakk.. ahh..” erang Lilis dengan tubuh yang meliuk, karena vaginanya di jilati dengan nafsu oleh Mupeng.
Lidah Mupeng bergerak liar, menjilati klitoris imut gadis itu.
Lilis pun menggeleper, tubuhnya seperti di sengat arus listrik. Jilatan liar lidah Mupeng, tentu saja membuat Lilis yang perawan ini tak bisa menahan birahinya. Dia pun menjerti dalam nikmat, tubuhnya kembali mengejang.
Mupeng sudah siap dengan penisnya, yang akan membelah vagina Lilis. Ujung penis Mupeng telah siap di depan gang becek itu.
“Lilis, kamu bener bener rela..?” tanya Mupeng.
Lilis menganguk.
“Lilis, kamu yakin..?” tanya Mupeng.
Lilis menganguk.
“Lilis, pertama kali akan sakit, apa kamu tahan..?” tanya Mupeng.
Lilis melotot “mas Mupeng bawel amat sih, cepat masukin..” jawab Lilis.
Penis Mupeng pun mendesak liang sempit itu. Liang vagina Lilis, terbuka, terbelah. Mata Lilis terpejam, merasakan benda asing, masuk ke dalam tubuhnya.
“aduh.. sakit..” erang Lilis.
“Lilis, maaf, kamu sakit sekali..?” tanya Mupeng
Lilis mengeleng. “mas cepat dong di goyang, tapi pelan pelan yah..”.
Penis Mupeng terus bergerak, keluar masuk liang perawan Lilis, Jepitan erat, penis itu, membuat Mupeng merasa nikmat. Lilis meringis, walau nafsu tapi karena dia perawan, Lilis tak bisa menikmati permainan dengan sepenuhnya.
Penis Mupeng mendesak desak vagina Lilis, di sertai erangan erangan Lilis. Mupeng terus bergerak, hingga spermanya tumpah ruah.
“ohh, Lilis.. oh..” erang Mupeng sambil menarik keluar batang penisnya dari vagina Lilis.
Lilis mengigit bibirnya. Dari liang vaginannya, sperma mupeng mengalir keluar, ada darah segar perawan Lilis di sana.
>>>
“Mas Mupeng.. mas.. mas Mupeng..” Teriak Lilis, di depan rumah tante Melati.
“eh Lilis, ada apa cari Mupeng pagi pagi..?” tanya tante Lilis.
“tante mas mupeng mana.. penting tante.. penting..” kata Lilis dengan wajah yang penuh kekawatiran.
“eh ada apa Lis..?” tanya Mupeng yang baru muncul.
“mas, tolong gerombolan preman datang di warung saya.. ayah saya di ancam mau di b*n*h ” ujar Lilis.
Mupeng dan Lilis, pun segera berlari menuju warung Lilis.
>>>
“oh ini, yang jadi pahlawan..” bentak seorang preman dengan wajah sangar.
Mupeng hanya diam.
“eh, cecurut, eloe gak kenal gua siapa?” tanya preman sangar itu.
“maaf, mas saya orang baru di sini, dan lagi kita kan belom kenalan, maka saya tak kenal sama mas..” jawab Mupeng santai.
“ha ha ha.. Jack, loe bilangan gua siapa..” perintah preman itu pada anak buahnya.
“gua jack, lihat ini..” katanya sambil memamerkan tato tato di tubuhnya. “Satu tato gua bikin kalau gua masuk penjara, jadi gua itu sering keluar masuk penjara tau..”
“oh jadi eloe sering di penjara, jadi eloe penjahat dong..” kata ki Mupeng.
“kurang ajar, eloe jangan main main sama gua, gua Jack ompong preman pasar..” katanya.
“Jack, gua bilang eloe sebutin gua siapa, goblok..” bentak preman sangar itu.
“oh iya, maaf bos, ini bos gua, Alex Medan ,big boss terminal wonokromo dan bungurasih..” kata anak buahnya.
“oh, eloe orang Medan..? ” tanya Mupeng.
“ya, gua orang Medan..” jawab Preman itu.
“jadi eloe dateng jauh jauh dari medan, cuma jadi preman di sini..” Kata Mupeng.
“kurang ajar.. hajar dia..”.
Beberapa anak buahnya langsung menyerang Mupeng. Mupeng pun melayani serangan mereka itu. Tubuh Mupeng lincah bergerak ke sana kemari, mengelak serangan mereka dengan membalas setiap serangan jika ada peluang.
Pertempuran seru terus berlanjut. Beberapa preman itu sempat di buat Mupeng terpental.
“Preman macam mana kau ini, beraninya main kroyok..kau..” kata Mupeng.
Mendengar kata kata Mupeng, emosi Alex Medan semakin terpancing. “stop, minggir kalian, biar aku sendiri yang menghadapi orang ini..”.
“eh, kau pikir kami pengecut, biar kau rasa pukulan anak Medan..” bentak Alex.
“oh, ngeri kali, silakan aja bang, ayo kita laga..” kata Mupeng.
Alex pun langsung menyerang. Mereka bertanding imbang. Pukulan Alex, dapat di tangkis Mupeng, Pukulan Mupeng pun di tangkis Alex. Alex menerima pukulan Mupeng, begitu juga sebaliknya. Mereka bertarung hampir imbang.
“wah, hebat juga kau ini..” kata Alex.
“sama lah bang, abang juga hebat..” kata Mupeng.
Mereka terus berkelahi, peluh sudah membasahi tubuh mereka masing masing. Keduanya sama alot.
“Dari mana asal kau..” tanya Alex.
“aku juga anak Medan bang..” jawab Mupeng.
Tiba tiba Alex menghentikan serangannya. “Medan kau di mana..” tanya Alex.
“aku di ****, dekat pajak, bang..” jawab Mupeng.
“oh, dekat pajak yang sebelah warnet itu..” ujar Alex.
“benar..” jawab Mupeng.
“oh aku juga dekat dekat sana” kata Alex.
Mereka saling pandang, Alex menjulurkan tangannya. “kita orang sendiri, tak perlu laga..”.
Mupeng pun menyambut uluran tangan Alex.
Mereka akhirnya ngobrol di warung Lilis, sambil menikmati kopi hangat.
“Mupeng, mampirlah, ke tempatku kalau kau sempat..” kata Alex.
“baik bang, nanti saya akan mampir ke tempat abang.
Lalu gerombolan preman itu pamit.
“hei, kalian dengar, jangan lagi kalian ganggu warung si Lilis ini ya..” kata Alex pada anak buahnya.
lalu mereka pun kembali ke markasnya.
End
Lidah mupeng pun menjulur julur menjilati tubuh Lilis, kulit halus gadis ini sangat lembut. Lidah Mupeng pun tiba di putting susunya yang imut. Sebelah tangnnya segera meremas lebut buah dada yang montok itu. Lilis pun mendesah desah, merasakan remasan lembut di buah dadanya.
Putting susu Lilis, semakin menonjol karena terangsang, tubuhnya bergetar, sinyal sinyal birahi terkirim ke otaknya. Tanpa disadari vaginanya mulai meneteskan cairan birahi.
Tangan Mupeng terus merayap hingga ke selangkangan CDnya. Kaki Lilis secara reflek terbuka lebar. Jari Mupeng dengan leluasa menari nari di atas selangkangan CDnya.
“mas.. ahh..mas..” erang Lilis.
Jari Mupeng terus menari nari, membuat Lilis manjadi tambah panas. CDnya mulai basah. Jari Mupeng menggeseki selangkangan CD Lilis, yang tentu rasanya tembus hingga ke klitorisnya yang masih berlindung di balik CDnya. Jari Mupeng terus bergerak, semakin lama semakin liar, tubuh Lilis pun berliuk liuk, dia tak lagi menguasai tubuhnya.
Tak lama kemudian, Lilis merasakan suatu rasa, yang baru di rasakannya, orgasme. Tubuhnya mengejang, dan mulutnya menjerit kecil, sambil tangannya meremas erat bantal, yang manjadi tumpuan kepalanya. Mupeng memberi jeda sebentar, membiarkan Lilis mengambil nafas dan menetralkan dirinya. Lalu perlahan Mupeng menarik turun CDnya.
Birahi Mupeng meninggi saat gadis ABG cantik terbaring di hadapannya, bugil. tubuh yang ramping dan imut, buah dada montok, paha mulus, dan vagina yang di hiasi bulu bulu halus di atasnya.
“Lilis, kamu umur berapa sayang..” tanya Mupeng.
“eh, kalau soal umur, Lilis gak mau bilang mas, yang jelas Lilis ABG, masih perawan dan lugu, udeh mas enjoy aja dah..”jawab Lilis.
Mupeng tersenyum, ke dua Kaki Lilis di pentangkan lebar, Mupeng menatap vagina yang imut dengan liang sempit, dan basah.
“ihh..mas.. mas ngapain.. aduh.. geli.. ahh.. enak.. geli enakk.. ahh..” erang Lilis dengan tubuh yang meliuk, karena vaginanya di jilati dengan nafsu oleh Mupeng.
Lidah Mupeng bergerak liar, menjilati klitoris imut gadis itu.
Lilis pun menggeleper, tubuhnya seperti di sengat arus listrik. Jilatan liar lidah Mupeng, tentu saja membuat Lilis yang perawan ini tak bisa menahan birahinya. Dia pun menjerti dalam nikmat, tubuhnya kembali mengejang.
Mupeng sudah siap dengan penisnya, yang akan membelah vagina Lilis. Ujung penis Mupeng telah siap di depan gang becek itu.
“Lilis, kamu bener bener rela..?” tanya Mupeng.
Lilis menganguk.
“Lilis, kamu yakin..?” tanya Mupeng.
Lilis menganguk.
“Lilis, pertama kali akan sakit, apa kamu tahan..?” tanya Mupeng.
Lilis melotot “mas Mupeng bawel amat sih, cepat masukin..” jawab Lilis.
Penis Mupeng pun mendesak liang sempit itu. Liang vagina Lilis, terbuka, terbelah. Mata Lilis terpejam, merasakan benda asing, masuk ke dalam tubuhnya.
“aduh.. sakit..” erang Lilis.
“Lilis, maaf, kamu sakit sekali..?” tanya Mupeng
Lilis mengeleng. “mas cepat dong di goyang, tapi pelan pelan yah..”.
Penis Mupeng terus bergerak, keluar masuk liang perawan Lilis, Jepitan erat, penis itu, membuat Mupeng merasa nikmat. Lilis meringis, walau nafsu tapi karena dia perawan, Lilis tak bisa menikmati permainan dengan sepenuhnya.
Penis Mupeng mendesak desak vagina Lilis, di sertai erangan erangan Lilis. Mupeng terus bergerak, hingga spermanya tumpah ruah.
“ohh, Lilis.. oh..” erang Mupeng sambil menarik keluar batang penisnya dari vagina Lilis.
Lilis mengigit bibirnya. Dari liang vaginannya, sperma mupeng mengalir keluar, ada darah segar perawan Lilis di sana.
>>>
“Mas Mupeng.. mas.. mas Mupeng..” Teriak Lilis, di depan rumah tante Melati.
“eh Lilis, ada apa cari Mupeng pagi pagi..?” tanya tante Lilis.
“tante mas mupeng mana.. penting tante.. penting..” kata Lilis dengan wajah yang penuh kekawatiran.
“eh ada apa Lis..?” tanya Mupeng yang baru muncul.
“mas, tolong gerombolan preman datang di warung saya.. ayah saya di ancam mau di b*n*h ” ujar Lilis.
Mupeng dan Lilis, pun segera berlari menuju warung Lilis.
>>>
“oh ini, yang jadi pahlawan..” bentak seorang preman dengan wajah sangar.
Mupeng hanya diam.
“eh, cecurut, eloe gak kenal gua siapa?” tanya preman sangar itu.
“maaf, mas saya orang baru di sini, dan lagi kita kan belom kenalan, maka saya tak kenal sama mas..” jawab Mupeng santai.
“ha ha ha.. Jack, loe bilangan gua siapa..” perintah preman itu pada anak buahnya.
“gua jack, lihat ini..” katanya sambil memamerkan tato tato di tubuhnya. “Satu tato gua bikin kalau gua masuk penjara, jadi gua itu sering keluar masuk penjara tau..”
“oh jadi eloe sering di penjara, jadi eloe penjahat dong..” kata ki Mupeng.
“kurang ajar, eloe jangan main main sama gua, gua Jack ompong preman pasar..” katanya.
“Jack, gua bilang eloe sebutin gua siapa, goblok..” bentak preman sangar itu.
“oh iya, maaf bos, ini bos gua, Alex Medan ,big boss terminal wonokromo dan bungurasih..” kata anak buahnya.
“oh, eloe orang Medan..? ” tanya Mupeng.
“ya, gua orang Medan..” jawab Preman itu.
“jadi eloe dateng jauh jauh dari medan, cuma jadi preman di sini..” Kata Mupeng.
“kurang ajar.. hajar dia..”.
Beberapa anak buahnya langsung menyerang Mupeng. Mupeng pun melayani serangan mereka itu. Tubuh Mupeng lincah bergerak ke sana kemari, mengelak serangan mereka dengan membalas setiap serangan jika ada peluang.
Pertempuran seru terus berlanjut. Beberapa preman itu sempat di buat Mupeng terpental.
“Preman macam mana kau ini, beraninya main kroyok..kau..” kata Mupeng.
Mendengar kata kata Mupeng, emosi Alex Medan semakin terpancing. “stop, minggir kalian, biar aku sendiri yang menghadapi orang ini..”.
“eh, kau pikir kami pengecut, biar kau rasa pukulan anak Medan..” bentak Alex.
“oh, ngeri kali, silakan aja bang, ayo kita laga..” kata Mupeng.
Alex pun langsung menyerang. Mereka bertanding imbang. Pukulan Alex, dapat di tangkis Mupeng, Pukulan Mupeng pun di tangkis Alex. Alex menerima pukulan Mupeng, begitu juga sebaliknya. Mereka bertarung hampir imbang.
“wah, hebat juga kau ini..” kata Alex.
“sama lah bang, abang juga hebat..” kata Mupeng.
Mereka terus berkelahi, peluh sudah membasahi tubuh mereka masing masing. Keduanya sama alot.
“Dari mana asal kau..” tanya Alex.
“aku juga anak Medan bang..” jawab Mupeng.
Tiba tiba Alex menghentikan serangannya. “Medan kau di mana..” tanya Alex.
“aku di ****, dekat pajak, bang..” jawab Mupeng.
“oh, dekat pajak yang sebelah warnet itu..” ujar Alex.
“benar..” jawab Mupeng.
“oh aku juga dekat dekat sana” kata Alex.
Mereka saling pandang, Alex menjulurkan tangannya. “kita orang sendiri, tak perlu laga..”.
Mupeng pun menyambut uluran tangan Alex.
Mereka akhirnya ngobrol di warung Lilis, sambil menikmati kopi hangat.
“Mupeng, mampirlah, ke tempatku kalau kau sempat..” kata Alex.
“baik bang, nanti saya akan mampir ke tempat abang.
Lalu gerombolan preman itu pamit.
“hei, kalian dengar, jangan lagi kalian ganggu warung si Lilis ini ya..” kata Alex pada anak buahnya.
lalu mereka pun kembali ke markasnya.
End
Klik Nomor untuk lanjutannya