Ini merupakan kisah Cinta Terlarang namun membawa Nikmat dan Suatu penyesalan yang sampai saat ini aku rasakan dalam hidup ku.
Semua yang kutulis ini merupakan suatu kisah perjalanan hidupku dengan kak Rena yang merupakan kakak kandungku dan suami nya kak Budy. Namun semua ini adalah salahku sendiri di mana aku tidak mampu untuk menahan gejolak asmara dalam hatiku.
" kisah Cinta ku "
Cerita ini adalah kisah nyata hidupku yang tega mengkhianati saudara sendiri. Pengalaman seru bersama kakak ipar membuatku lupa bahwa dia adalah suami kakakku yang telah membiayai diriku sampai dewasa. Kini yang tersisa adalah penyesalan meskipun godaan dari kak Budy selalu membuat imanku goyah dan tumbang.
Aku menemukan situs karya tulis online secara tidak sengaja ketika sedang mencari-cari informasi lowongan pekerjaan. Kupikir ini adalah situs cerita dewasa ternyata setelah kubaca enak juga, isinya curhatan semua. Dan akupun berpikir untuk menulis sedikit kegundahan hatiku disini.
Aku tahu, masalahku bermula dari kondisi ekonomiku yang sangat pas-pasan yang membuatku numpang tinggal di rumah kak Rena untuk menghemat pengeluaran. Dan tanpa aku sadari, keputusanku ini adalah awal cerita dari rentetan kisah hidupku yang begitu kubenci tapi tak bisa kutinggalkan.
Ceritaku bermula ketika aku memutuskan tinggal di rumah kak Rena yang berada di tengah kota. Sejak melahirkan bayinya yang pertama, kak Rena kewalahan mengatur waktunya antara suami, anak, rumah dan pekerjaannya di kantor.
Aku yang saat itu masih berstatus sarjana muda tidak berpikiran untuk mencari pekerjaan, waktu itu kupikir mencari uang adalah kewajiban suami dan tugas istri adalah menjaga rumah dan mendidik anak. Keinginanku untuk ikut kak Rena diterima baik olehnya dan kak Budy, suaminya.
Hitung-hitung aku mengisi waktu daripada di rumah saja tidak ada kegiatan. Aku pikir aku sudah dewasa jadi bisa menentukan hidupku sendiri, lagian tentu menyenangkan bisa bermain-main dengan kemenakan yang lagi lucu-lucunya.
Teman-temanku menyebutku cantik dan mudah bergaul, itulah mungkin yang membuatku cepat akrab dengan orang disekitar, kemenakan dan suami kakakku juga akrab denganku. Aku tidak terburu-buru ingin menikah sebab selama ini pria-pria yang kukenal selalu minta yang aneh-aneh.
Aku wanita normal dan sudah dewasa, tentu saja butuh seks tapi aku tidak pernah memiliki niat melakukannya dengan pria yang bukan suamiku. Meski banyak teman yang bercerita aktifitas seks mereka tapi tidak membuatku tertarik melakukannya.
Aku senang di rumah Kak Rena, suaminya juga tidak membatasi gerakku, bahkan kak Budy sering memberiku uang untuk keperluan pribadiku, aku jadi tambah semangat di rumah mereka. Di rumah kak Rena semua fasilitas lengkap dan bisa kugunakan, bahkan aku diajar mengendarai mobil oleh kak Budy, katanya supaya aku bisa ke supermarket untuk belanja sendiri.
Jika kak Rena dan suaminya ke kantor, akulah yang menguasai rumah, aku bisa nonton dvd atau makan sepuasnya, yang penting aku bisa menjaga kemenakanku dan kebersihan rumah.
Pekerjaanku bisa dikatakan mudah sebab aku sudah terbiasa di rumahku yang dulu, sejak kecil sampai dewasa aku memang dididik untuk disiplin bekerja.
Menjaga anak kecil usia dua tahun paling cuma menyiapkan susu dan makanan, atau kalau menangis cukup digendong atau di ayun. yang paling berat adalah menyiapkan makanan untuk kak Rena dan suaminya. Aku tahu mereka pasti lapar sepulang kerja, jadi sebisa mungkin segala tetek bengek makanan sudah harus selesai sejak maghrib.
Semua yang kutulis ini merupakan suatu kisah perjalanan hidupku dengan kak Rena yang merupakan kakak kandungku dan suami nya kak Budy. Namun semua ini adalah salahku sendiri di mana aku tidak mampu untuk menahan gejolak asmara dalam hatiku.
" kisah Cinta ku "
Cerita ini adalah kisah nyata hidupku yang tega mengkhianati saudara sendiri. Pengalaman seru bersama kakak ipar membuatku lupa bahwa dia adalah suami kakakku yang telah membiayai diriku sampai dewasa. Kini yang tersisa adalah penyesalan meskipun godaan dari kak Budy selalu membuat imanku goyah dan tumbang.
Aku menemukan situs karya tulis online secara tidak sengaja ketika sedang mencari-cari informasi lowongan pekerjaan. Kupikir ini adalah situs cerita dewasa ternyata setelah kubaca enak juga, isinya curhatan semua. Dan akupun berpikir untuk menulis sedikit kegundahan hatiku disini.
Aku tahu, masalahku bermula dari kondisi ekonomiku yang sangat pas-pasan yang membuatku numpang tinggal di rumah kak Rena untuk menghemat pengeluaran. Dan tanpa aku sadari, keputusanku ini adalah awal cerita dari rentetan kisah hidupku yang begitu kubenci tapi tak bisa kutinggalkan.
Ceritaku bermula ketika aku memutuskan tinggal di rumah kak Rena yang berada di tengah kota. Sejak melahirkan bayinya yang pertama, kak Rena kewalahan mengatur waktunya antara suami, anak, rumah dan pekerjaannya di kantor.
Aku yang saat itu masih berstatus sarjana muda tidak berpikiran untuk mencari pekerjaan, waktu itu kupikir mencari uang adalah kewajiban suami dan tugas istri adalah menjaga rumah dan mendidik anak. Keinginanku untuk ikut kak Rena diterima baik olehnya dan kak Budy, suaminya.
Hitung-hitung aku mengisi waktu daripada di rumah saja tidak ada kegiatan. Aku pikir aku sudah dewasa jadi bisa menentukan hidupku sendiri, lagian tentu menyenangkan bisa bermain-main dengan kemenakan yang lagi lucu-lucunya.
Teman-temanku menyebutku cantik dan mudah bergaul, itulah mungkin yang membuatku cepat akrab dengan orang disekitar, kemenakan dan suami kakakku juga akrab denganku. Aku tidak terburu-buru ingin menikah sebab selama ini pria-pria yang kukenal selalu minta yang aneh-aneh.
Aku wanita normal dan sudah dewasa, tentu saja butuh seks tapi aku tidak pernah memiliki niat melakukannya dengan pria yang bukan suamiku. Meski banyak teman yang bercerita aktifitas seks mereka tapi tidak membuatku tertarik melakukannya.
Aku senang di rumah Kak Rena, suaminya juga tidak membatasi gerakku, bahkan kak Budy sering memberiku uang untuk keperluan pribadiku, aku jadi tambah semangat di rumah mereka. Di rumah kak Rena semua fasilitas lengkap dan bisa kugunakan, bahkan aku diajar mengendarai mobil oleh kak Budy, katanya supaya aku bisa ke supermarket untuk belanja sendiri.
Jika kak Rena dan suaminya ke kantor, akulah yang menguasai rumah, aku bisa nonton dvd atau makan sepuasnya, yang penting aku bisa menjaga kemenakanku dan kebersihan rumah.
Pekerjaanku bisa dikatakan mudah sebab aku sudah terbiasa di rumahku yang dulu, sejak kecil sampai dewasa aku memang dididik untuk disiplin bekerja.
Menjaga anak kecil usia dua tahun paling cuma menyiapkan susu dan makanan, atau kalau menangis cukup digendong atau di ayun. yang paling berat adalah menyiapkan makanan untuk kak Rena dan suaminya. Aku tahu mereka pasti lapar sepulang kerja, jadi sebisa mungkin segala tetek bengek makanan sudah harus selesai sejak maghrib.
Aku juga diberi uang bulanan yang cukup, bukan hanya oleh kak Rena tapi juga kak Budy, mereka memang pasangan yang sangat baik. Jumlahnya lumayan untuk beli baju dan kosmetik. Mereka bahkan bilang kalau aku boleh tetap tinggal di rumah mereka meskipun nanti aku sudah menikah.
Rumah kak Rena memang sangat luas dan sangat bisa ditinggali oleh dua keluarga. Kamarnya saja ada tujuh buah, ditambah ruang tamu dan keluarga yang lumayan besar membuat rumah terasa sepi jika hanya mereka yang tinggali.
Bencana menimpaku saat aku memasuki bulan ke sepuluh di rumah kak Rena. Saat itu suami kak Rena kecelakaan, pembaca yang di Jakarta pasti tahu kecelakaan yang dialami kak Budy karena beritanya sangat luas waktu itu. Luka kak Budy termasuk parah karena kakinya patah sehingga dia harus istirahat total di rumah selama tiga bulan. Karena kak Rena bekerja, maka akulah yang melayani kak Budy di siang hari.
Semua kebutuhan kak Budy aku siapkan mulai dari makan, minum sampai mengantarnya ke toilet untuk buang air kecil. Kak Rena memang wanita karir, ia baru tiba di rumah setelah malam tiba, bahkan terkadang sampai pagi.
Dari keseringan menemani kak Budy aku merasa ada yang aneh, diam-diam kak Budy selalu memperhatikanku dengan seksama, caranya memandang tidak seperti biasanya, aku bahkan tahu dia sedang menatap bokongku jika aku membelakanginya. Aku sadari itu tapi aku berusaha menyembunyikannya dan bertindak biasa saja.
Lama kelamaan kak Budy semakin berani, secara sengaja dia sering memegang tanganku atau bahkan merayuku. Aku hanya diam dan berusaha menghindar, aku selalu ingat kak Rena dan kupikir itu cuma gurauan kak Budy semata.
Hingga suatu siang, ketika aku terlelap di kamarku, aku merasa ada beban yang sangat berat menindih tubuhku. Aku kaget dan berusaha melepaskan diri, tapi semakin aku bergerak semakin sulit aku bergerak, bahkan pakaianku bagian bawah sudah lepas tanpa aku sadari. Tidak kuasa aku melawan dan akhirnya mas Budy….
Dimana hampir setiap ada kesempatan suami kakak ku ini selalu saja mencarkan aksi nya untuk memperkosa ku namun hal ini tidak membuatku berontak dan menolak entah setan apa yang sedang merasuki diriku selama ini.
Itulah awal petualangan seru yang kualami bersama mas Budy, kakak iparku sendiri. Hubungan terlarang itu masih sering kujalani bersamanya sampai sekarang, tidak ada lagi keinginan berontak seperti dulu, aku lupa kalau kak Budy adalah kakak iparku.
Kami melakukan hubungan dewasa itu seperti tak ada batasnya. Jika mengingat kak Rena aku menangis dan meraung, aku merasa berdosa. Aku menangis setiap malam, memohon ampun dan memohon diberi kekuatan untuk bisa melepaskan diri dari kak Budy.
Sekarang aku berusaha sekuat tenaga menghindari kakak iparku, meskipun godaan seksual darinya sangat kuat, aku harus bisa meninggalkan kak Budy demi kebahagiaan kakakku. Semoga aku diberi kekuatan dan segera mungkin untuk melupakan kisah pilu ini yang selama ini selalu menghantui ku dan membuat ku merasa sangat bersalah seumur hidupku.
Rumah kak Rena memang sangat luas dan sangat bisa ditinggali oleh dua keluarga. Kamarnya saja ada tujuh buah, ditambah ruang tamu dan keluarga yang lumayan besar membuat rumah terasa sepi jika hanya mereka yang tinggali.
Bencana menimpaku saat aku memasuki bulan ke sepuluh di rumah kak Rena. Saat itu suami kak Rena kecelakaan, pembaca yang di Jakarta pasti tahu kecelakaan yang dialami kak Budy karena beritanya sangat luas waktu itu. Luka kak Budy termasuk parah karena kakinya patah sehingga dia harus istirahat total di rumah selama tiga bulan. Karena kak Rena bekerja, maka akulah yang melayani kak Budy di siang hari.
Semua kebutuhan kak Budy aku siapkan mulai dari makan, minum sampai mengantarnya ke toilet untuk buang air kecil. Kak Rena memang wanita karir, ia baru tiba di rumah setelah malam tiba, bahkan terkadang sampai pagi.
Dari keseringan menemani kak Budy aku merasa ada yang aneh, diam-diam kak Budy selalu memperhatikanku dengan seksama, caranya memandang tidak seperti biasanya, aku bahkan tahu dia sedang menatap bokongku jika aku membelakanginya. Aku sadari itu tapi aku berusaha menyembunyikannya dan bertindak biasa saja.
Lama kelamaan kak Budy semakin berani, secara sengaja dia sering memegang tanganku atau bahkan merayuku. Aku hanya diam dan berusaha menghindar, aku selalu ingat kak Rena dan kupikir itu cuma gurauan kak Budy semata.
Hingga suatu siang, ketika aku terlelap di kamarku, aku merasa ada beban yang sangat berat menindih tubuhku. Aku kaget dan berusaha melepaskan diri, tapi semakin aku bergerak semakin sulit aku bergerak, bahkan pakaianku bagian bawah sudah lepas tanpa aku sadari. Tidak kuasa aku melawan dan akhirnya mas Budy….
Dimana hampir setiap ada kesempatan suami kakak ku ini selalu saja mencarkan aksi nya untuk memperkosa ku namun hal ini tidak membuatku berontak dan menolak entah setan apa yang sedang merasuki diriku selama ini.
Itulah awal petualangan seru yang kualami bersama mas Budy, kakak iparku sendiri. Hubungan terlarang itu masih sering kujalani bersamanya sampai sekarang, tidak ada lagi keinginan berontak seperti dulu, aku lupa kalau kak Budy adalah kakak iparku.
Kami melakukan hubungan dewasa itu seperti tak ada batasnya. Jika mengingat kak Rena aku menangis dan meraung, aku merasa berdosa. Aku menangis setiap malam, memohon ampun dan memohon diberi kekuatan untuk bisa melepaskan diri dari kak Budy.
Sekarang aku berusaha sekuat tenaga menghindari kakak iparku, meskipun godaan seksual darinya sangat kuat, aku harus bisa meninggalkan kak Budy demi kebahagiaan kakakku. Semoga aku diberi kekuatan dan segera mungkin untuk melupakan kisah pilu ini yang selama ini selalu menghantui ku dan membuat ku merasa sangat bersalah seumur hidupku.