Susanty dan Grace adalah dua orang karyawati perusahaan futures trading yang sama-sama punya pekerjaan sampingan sebagai call girl di kelompok Bram. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, entah di kantor entah di pekerjaan sampingannya.
Susanty tingginya 164 cm dengan berat 56 kg, pinggulnya lebih besar dari Grace, begitu pula ukuran payudaranya yang 34C, sedangkan Grace yang tingginya 165 cm memang lebih kurus karena beratnya hanya 48 kg. Payudaranya pun lebih mungil, ukuran 36B.
Sudah lama Susanty yang memang agak licik itu berniat mengerjai Grace. Dia memikirkan suatu rencana sampai akhirnya dia menghadap Bram dan mengutarakan maksudnya itu. Bram tak keberatan sama sekali, baginya yang penting bisa jadi Cuan "It's OK".
===X=X===
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itu tiba.
Pagi itu Grace, Susanty dan Bram berkumpul di sebuah café hotel, di situ Susanty menyampaikan tantangannya pada Grace.
"Grace, bosen nih seks kita cuma gini-gini aja. gimana kalo kita bikin pertandingan? Yang kalah dikasih hukuman. Biar seru gitu lho!" kata Susanty
"Pertandingan apa nih?" tanya Grace.
"Gini, kita bertanding banyak-banyakan nyepong anak buahnya Bram. Kita batesin waktunya satu jam aja. Nah dalam satu jam itu kita liat siapa yang paling banyak bisa nyepong. Inget lho.. NYEMPONG.., bukan sekedar ngisep; jadi kita mem-blow job penis-penis mereka ampe keluar spermanya, yang gak boleh dibuang sedikit pun, harus ditelen semuanya." terang Susanty pada Grace
"Yang spermanya ampe netes ke lantai dinyatakan gugur and langsung kalah. Biar seru, tangan kita diikat ke belakang, jadi murni nyepong pake mulut gak dibantu kocokan tangan. Pakaian kudu lengkap and gak boleh ampe ngerangsang mereka, gak boleh pake yang ketat apalagi ampe pake yang transparan. Pokoknya murni kita adu Blowjob, mulut siapa yang paling hot di antara kita. Setelah satu jam, yang paling banyak nyepong dia yang menang. Gimana..?? Mau..?" lanjut Susanty
"Boleh juga tuh.. trus yang kalah hukumannya apa??" tanya Grace
"Nah yang kalah kudu ngelayanin cowok-cowok yang jumlahnya ditentuin sama Bram. Yang menang sih boleh kencan sama Bram, hi hi hi"
"Boleh juga. boleh juga.." kata Grace yang terlihat tertarik dengan ide itu.
"Gimana, Bram?" tanya Susanty.
"Gua bisa sediain 20 cowok buat pertandingan ini. Gimana kalo yang kalah jadi bintang pesta seks? Usai pertandingan dia diwajibkan melayani 20 orang, trus seminggu berikutnya kudu siap digilir atau di-gangbang setiap malamnya. Dan dia gak boleh nolak berapa dan siapa pun juga yang minta dilayani, termasuk macam-macam dan variasi gayanya." kata Bram yang setuju sekaligus menambah saran akan hukumannya bagi yang kalah.
"Ih... gue jadi geli ngebayanginnya seandainya aku yang kalah.." kata Grace sambil tersipu.
"Eh, Bram, kalo yang kalah belon seminggu itu udah kecapekan gimana? Boleh dong minta istirahat? Capek kan kalo di-gangbang?" tanya Grace lagi.
"Gua yang tentuin istirahatnya kapan. Tapi jangan kuatir, gua tau kemampuan seks kalian, jadi entar gua atur supaya gak setiap saat ada gangbang, bisa juga suatu waktu bergiliran sampe beberapa orang, baru berikutnya gangbang. Pokoknya kalo pas jam tugas, ya gak boleh nolak!" tegas Bram.
"Kalo nekat nolak juga..??" pancing Susanty.
"Pokoknya harus mau! Terserah, mau melayani dengan sukarela atau mau diperkosa.." jawab Bram sambil tersenyum.
"Gua sih hayu aja.. berani gak Grace? Atau elu takut?" tantang Susanty
"Ih! Siapa takut? Paling juga elu yang kalah"
"Jangan yakin dulu.. kita liat nanti" jawab Susanty sambil senyum-senyum.
===X=X===
Hari pertandingan yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Pagi itu mereka semua berkumpul di ruang tengah sebuah villa besar dengan banyak kamar milik Bram. Ada 20 orang pria yang sudah telanjang dengan penis yang ukurannya rata-rata besar, dengan diameter sekitar 3 cm dan panjang sekitar 18 cm, meski tentu tidak sebesar Bram yang memliki darah campuran turunan Arab, yang memiliki ukuran penis dengan diameter sekitar 5 cm dan panjang sekitar 25 cm.
Terlihat Grace memakai kemeja putih dan celana panjang kain warna hitam. Susanty mengenakan rok dan blazer biru tua yang dipadu dengan kemeja biru bergaris-garis. Bram yang masih mengenakan pakaian lengkap juga ikut hadir.
Di ruangan itu terdapat dua sofa yang ditaruh bersebelahan dengan jarak sekitar 2 meter, dengan demikian baik Grace maupun Susanty dapat ikut menghitung hasil dari lawannya. Pengundian pun sudah dilakukan sehingga baik Grace maupun Susanty mendapat jatah pria secara acak.
Namun di luar sepengetahuan Grace, Susanty sudah mengatur rencana licik untuk mengalahkan Grace. Bersama dengan Bram dan anak buahnya ia sudah mengatur rencana.
Mereka sepakat mengerjai Grace, para pria yang disepong oleh Grace akan berusaha menahan-nahan nafsu selama mungkin sebelum sperma mereka akhirnya keluar, sedangkan pria yang disepong oleh Susanty akan mengusahakan agar mereka secepatnya berejakulasi.
Susanty tingginya 164 cm dengan berat 56 kg, pinggulnya lebih besar dari Grace, begitu pula ukuran payudaranya yang 34C, sedangkan Grace yang tingginya 165 cm memang lebih kurus karena beratnya hanya 48 kg. Payudaranya pun lebih mungil, ukuran 36B.
Sudah lama Susanty yang memang agak licik itu berniat mengerjai Grace. Dia memikirkan suatu rencana sampai akhirnya dia menghadap Bram dan mengutarakan maksudnya itu. Bram tak keberatan sama sekali, baginya yang penting bisa jadi Cuan "It's OK".
===X=X===
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itu tiba.
Pagi itu Grace, Susanty dan Bram berkumpul di sebuah café hotel, di situ Susanty menyampaikan tantangannya pada Grace.
"Grace, bosen nih seks kita cuma gini-gini aja. gimana kalo kita bikin pertandingan? Yang kalah dikasih hukuman. Biar seru gitu lho!" kata Susanty
"Pertandingan apa nih?" tanya Grace.
"Gini, kita bertanding banyak-banyakan nyepong anak buahnya Bram. Kita batesin waktunya satu jam aja. Nah dalam satu jam itu kita liat siapa yang paling banyak bisa nyepong. Inget lho.. NYEMPONG.., bukan sekedar ngisep; jadi kita mem-blow job penis-penis mereka ampe keluar spermanya, yang gak boleh dibuang sedikit pun, harus ditelen semuanya." terang Susanty pada Grace
"Yang spermanya ampe netes ke lantai dinyatakan gugur and langsung kalah. Biar seru, tangan kita diikat ke belakang, jadi murni nyepong pake mulut gak dibantu kocokan tangan. Pakaian kudu lengkap and gak boleh ampe ngerangsang mereka, gak boleh pake yang ketat apalagi ampe pake yang transparan. Pokoknya murni kita adu Blowjob, mulut siapa yang paling hot di antara kita. Setelah satu jam, yang paling banyak nyepong dia yang menang. Gimana..?? Mau..?" lanjut Susanty
"Boleh juga tuh.. trus yang kalah hukumannya apa??" tanya Grace
"Nah yang kalah kudu ngelayanin cowok-cowok yang jumlahnya ditentuin sama Bram. Yang menang sih boleh kencan sama Bram, hi hi hi"
"Boleh juga. boleh juga.." kata Grace yang terlihat tertarik dengan ide itu.
"Gimana, Bram?" tanya Susanty.
"Gua bisa sediain 20 cowok buat pertandingan ini. Gimana kalo yang kalah jadi bintang pesta seks? Usai pertandingan dia diwajibkan melayani 20 orang, trus seminggu berikutnya kudu siap digilir atau di-gangbang setiap malamnya. Dan dia gak boleh nolak berapa dan siapa pun juga yang minta dilayani, termasuk macam-macam dan variasi gayanya." kata Bram yang setuju sekaligus menambah saran akan hukumannya bagi yang kalah.
"Ih... gue jadi geli ngebayanginnya seandainya aku yang kalah.." kata Grace sambil tersipu.
"Eh, Bram, kalo yang kalah belon seminggu itu udah kecapekan gimana? Boleh dong minta istirahat? Capek kan kalo di-gangbang?" tanya Grace lagi.
"Gua yang tentuin istirahatnya kapan. Tapi jangan kuatir, gua tau kemampuan seks kalian, jadi entar gua atur supaya gak setiap saat ada gangbang, bisa juga suatu waktu bergiliran sampe beberapa orang, baru berikutnya gangbang. Pokoknya kalo pas jam tugas, ya gak boleh nolak!" tegas Bram.
"Kalo nekat nolak juga..??" pancing Susanty.
"Pokoknya harus mau! Terserah, mau melayani dengan sukarela atau mau diperkosa.." jawab Bram sambil tersenyum.
"Gua sih hayu aja.. berani gak Grace? Atau elu takut?" tantang Susanty
"Ih! Siapa takut? Paling juga elu yang kalah"
"Jangan yakin dulu.. kita liat nanti" jawab Susanty sambil senyum-senyum.
===X=X===
Hari pertandingan yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Pagi itu mereka semua berkumpul di ruang tengah sebuah villa besar dengan banyak kamar milik Bram. Ada 20 orang pria yang sudah telanjang dengan penis yang ukurannya rata-rata besar, dengan diameter sekitar 3 cm dan panjang sekitar 18 cm, meski tentu tidak sebesar Bram yang memliki darah campuran turunan Arab, yang memiliki ukuran penis dengan diameter sekitar 5 cm dan panjang sekitar 25 cm.
Terlihat Grace memakai kemeja putih dan celana panjang kain warna hitam. Susanty mengenakan rok dan blazer biru tua yang dipadu dengan kemeja biru bergaris-garis. Bram yang masih mengenakan pakaian lengkap juga ikut hadir.
Di ruangan itu terdapat dua sofa yang ditaruh bersebelahan dengan jarak sekitar 2 meter, dengan demikian baik Grace maupun Susanty dapat ikut menghitung hasil dari lawannya. Pengundian pun sudah dilakukan sehingga baik Grace maupun Susanty mendapat jatah pria secara acak.
Namun di luar sepengetahuan Grace, Susanty sudah mengatur rencana licik untuk mengalahkan Grace. Bersama dengan Bram dan anak buahnya ia sudah mengatur rencana.
Mereka sepakat mengerjai Grace, para pria yang disepong oleh Grace akan berusaha menahan-nahan nafsu selama mungkin sebelum sperma mereka akhirnya keluar, sedangkan pria yang disepong oleh Susanty akan mengusahakan agar mereka secepatnya berejakulasi.
Dengan demikian jumlah yang disepong Susanty bisa lebih banyak dari yang disepong Grace. Rencana licik di balik layar ini harus dibayar Susanty dengan seksnya. Ia bukan hanya harus membayarnya dengan melayani kedua puluh pria itu kelak, tapi juga harus melayani Bram berikut tamu-tamunya.
Kalau dihitung-hitung ia malah harus melayani lebih banyak pria dibandingkan Grace, tapi memang harga sebuah gengsi untuk menjatuhkan Grace bagi Susanty adalah harga yang tak bisa ditawar lagi.
Pukul 08:00 pagi pertandingan adu kesaktian mulut dua BETINA, antara Grace Vs Susanty dimulai.
Grace mulai menyepong Rud, sedangkan Susanty menyepong Fay. Bram yang jadi juri menyaksikan di antara kedua sofa. Masing-masing gadis itu menyepong segiat mungkin.
Susanty yang mengandalkan gaya hisap dari pangkal sampai ujung dengan gerakan cepat memaju mundurkan kepalanya. Grace tak mau kalah, dengan keahliannya dalam "deep throat" ia juga memaju mundurkan kepalanya.
Kedua tangan mereka diikat ke belakang punggung sementara mereka menyepong partnernya dengan posisi berlutut. Pria yang penisnya sedang disepong diperkenankan memegang kepala penyepongnya ataupun meremas-remas payudaranya. Tapi mereka tidak diperkenankan melucuti pakaian kedua gadis itu.
Setelah 7 menit Fay melenguh dengan keras ketika spermanya menyembur dalam mulut Susanty. Tanpa ragu Susanty menghisap sperma Fay sampai habis, tak lupa menjilati penisnya agar bersih kembali.
Sementara itu Grace masih sibuk mem-blow job Rud yang kelihatannya sangat kuat menahan gelora nafsu agar ia tak cepat-cepat berejakulasi. Baru setelah 9 menit berusaha keras, mulut Grace mendapat semprotan sperma Rud. Sebetulnya Grace kurang suka rasa sperma yang agak amis, tapi demi gengsi ia mau saja mengikuti pertandingan ini.
Grace kelihatan agak kewalahan menelan sperma Rud. Peraturan pertandingan ini memang mengharuskan tiap gadis membersihkan penis partnernya dari seluruh sisa sperma sebelum mem-blow job pria giliran berikutnya.
Lima puluh menit sudah berlalu, mulut Susanty sudah menyepong 7 kontol anak buah Bram. Sedangkan mulut Grace baru saja di tembak oleh semburan sperma Lei yang mendapat giliran kelima disepong Grace.
Grace tampak panik. Ia hendak cepat-cepat menyudahi sepongannya terhadap Lei dan segera beralih ke giliran keenam, tapi sperma Lei yang begitu banyak membuatnya sibuk menelan semuanya. Dengan susah payah sperma yang kental itu bisa dihabiskannya.
Tetapi baru saja Grace mulai menyepong partnernya yang ke-6, Susanty sudah asyik menyepong prianya yang ke-8. Grace yang menyadari bahwa ia semakin dekat pada kekalahan jadi semakin panik. Selama sepuluh menit berikutnya ia memaju mundurkan kepalanya dengan lebih giat dan hisapannya semakin di perkuat.
Deep throat-nya makin menjadi-jadi. Tapi tidak meleset dari rencana Susanty, pada akhirnya Grace kalah juga. Dalam satu jam ia hanya bisa menyepong enam pria sedangkan Susanty sembilan.
Grace yang tampak be-te terpaksa mengakui kekalahannya sementara para pria itu bersorak girang membayangkan seminggu ini setiap malam mereka boleh meminta pelayanan seks apa saja ke Grace. Dalam hatinya Grace sangat jengkel dan bertanya-tanya apakah ia memang kalah jago dari Susanty dalam skil kesaktian mulut ber-blowjob.
Belum sempat dia memikirkannya lama-lama, sepasang tangan kekar kembali merengkuh kepala Grace ke arah selangkangannya, rupanya Ron yang belon kena giliran minta disepong juga. Lima orang pria sisanya yang belum sempat kena giliran, akhirnya disepong oleh Grace dengan disoraki oleh yang lainnya.
Setelah dibuka ikatan tangannya, Grace dituntun ke ruangan lain untuk mulai dikerjai, sedangkan Susanty ditinggal sendiri.
Grace dibawa ke sebuah kamar dengan ranjang besar di dalamnya. Dalam hatinya ia terus mengutuk nasib sialnya, kalah secara memalukan dari saingannya.
"Nah Grace, hari pertama ini elu boleh milih, mau jadi bintang pesta seks kaya apa, mau digilir satu-satu atau mau dikeroyok?" tanya Bram sambil tersenyum.
"Emang gimana?" tanya Grace lesu.
"Kalo satu-satu ya ngelayaninnya gantian. Elu ngelayanin satu orang sampe dia puas baru yang berikutnya masuk. Kalo dikeroyok ya di-gangbang, posisinya terserah mereka" kata Bram.
"Aduh gimana ya ..?" kata Grace dengan muka lesu, berharap Bram bisa meringankan hukuman.
"Gini aja deh, di hari pertama ini gua yang tentuin, hari berikutnya terserah tamu-tamu elu. Sekarang elu digilir aja dulu, baru gangbang." kata bram pada Grace
"Ayo teman-teman.. undi lagi! Kita batasin aja, yang boleh ngegilir Grace 8 orang, sisanya ntar ngeroyok dia!" kata Bram pada para pria yang akan meng-eksekusi memek Grace.
Grace hanya bisa pasrah akan nasip kekalahannya sambil menatap para pria yang mengantri untuk dilayani oleh dirinya.
"Nah Grace, gua tinggal ya.. selamat bersenang-senang!" kata Bram sambil ngeloyor pergi.
Setelah acara pengundian selesai, keluarlah para pria itu, meninggalkan Grace bersama Rud yang mendapat giliran pertama. Tanpa buang waktu Rud duduk di tepi ranjang lalu merengkuh kepala Grace ke arah selangkangannya.
Kalau dihitung-hitung ia malah harus melayani lebih banyak pria dibandingkan Grace, tapi memang harga sebuah gengsi untuk menjatuhkan Grace bagi Susanty adalah harga yang tak bisa ditawar lagi.
Pukul 08:00 pagi pertandingan adu kesaktian mulut dua BETINA, antara Grace Vs Susanty dimulai.
Grace mulai menyepong Rud, sedangkan Susanty menyepong Fay. Bram yang jadi juri menyaksikan di antara kedua sofa. Masing-masing gadis itu menyepong segiat mungkin.
Susanty yang mengandalkan gaya hisap dari pangkal sampai ujung dengan gerakan cepat memaju mundurkan kepalanya. Grace tak mau kalah, dengan keahliannya dalam "deep throat" ia juga memaju mundurkan kepalanya.
Kedua tangan mereka diikat ke belakang punggung sementara mereka menyepong partnernya dengan posisi berlutut. Pria yang penisnya sedang disepong diperkenankan memegang kepala penyepongnya ataupun meremas-remas payudaranya. Tapi mereka tidak diperkenankan melucuti pakaian kedua gadis itu.
Setelah 7 menit Fay melenguh dengan keras ketika spermanya menyembur dalam mulut Susanty. Tanpa ragu Susanty menghisap sperma Fay sampai habis, tak lupa menjilati penisnya agar bersih kembali.
Sementara itu Grace masih sibuk mem-blow job Rud yang kelihatannya sangat kuat menahan gelora nafsu agar ia tak cepat-cepat berejakulasi. Baru setelah 9 menit berusaha keras, mulut Grace mendapat semprotan sperma Rud. Sebetulnya Grace kurang suka rasa sperma yang agak amis, tapi demi gengsi ia mau saja mengikuti pertandingan ini.
Grace kelihatan agak kewalahan menelan sperma Rud. Peraturan pertandingan ini memang mengharuskan tiap gadis membersihkan penis partnernya dari seluruh sisa sperma sebelum mem-blow job pria giliran berikutnya.
Lima puluh menit sudah berlalu, mulut Susanty sudah menyepong 7 kontol anak buah Bram. Sedangkan mulut Grace baru saja di tembak oleh semburan sperma Lei yang mendapat giliran kelima disepong Grace.
Grace tampak panik. Ia hendak cepat-cepat menyudahi sepongannya terhadap Lei dan segera beralih ke giliran keenam, tapi sperma Lei yang begitu banyak membuatnya sibuk menelan semuanya. Dengan susah payah sperma yang kental itu bisa dihabiskannya.
Tetapi baru saja Grace mulai menyepong partnernya yang ke-6, Susanty sudah asyik menyepong prianya yang ke-8. Grace yang menyadari bahwa ia semakin dekat pada kekalahan jadi semakin panik. Selama sepuluh menit berikutnya ia memaju mundurkan kepalanya dengan lebih giat dan hisapannya semakin di perkuat.
Deep throat-nya makin menjadi-jadi. Tapi tidak meleset dari rencana Susanty, pada akhirnya Grace kalah juga. Dalam satu jam ia hanya bisa menyepong enam pria sedangkan Susanty sembilan.
Grace yang tampak be-te terpaksa mengakui kekalahannya sementara para pria itu bersorak girang membayangkan seminggu ini setiap malam mereka boleh meminta pelayanan seks apa saja ke Grace. Dalam hatinya Grace sangat jengkel dan bertanya-tanya apakah ia memang kalah jago dari Susanty dalam skil kesaktian mulut ber-blowjob.
Belum sempat dia memikirkannya lama-lama, sepasang tangan kekar kembali merengkuh kepala Grace ke arah selangkangannya, rupanya Ron yang belon kena giliran minta disepong juga. Lima orang pria sisanya yang belum sempat kena giliran, akhirnya disepong oleh Grace dengan disoraki oleh yang lainnya.
Setelah dibuka ikatan tangannya, Grace dituntun ke ruangan lain untuk mulai dikerjai, sedangkan Susanty ditinggal sendiri.
Grace dibawa ke sebuah kamar dengan ranjang besar di dalamnya. Dalam hatinya ia terus mengutuk nasib sialnya, kalah secara memalukan dari saingannya.
"Nah Grace, hari pertama ini elu boleh milih, mau jadi bintang pesta seks kaya apa, mau digilir satu-satu atau mau dikeroyok?" tanya Bram sambil tersenyum.
"Emang gimana?" tanya Grace lesu.
"Kalo satu-satu ya ngelayaninnya gantian. Elu ngelayanin satu orang sampe dia puas baru yang berikutnya masuk. Kalo dikeroyok ya di-gangbang, posisinya terserah mereka" kata Bram.
"Aduh gimana ya ..?" kata Grace dengan muka lesu, berharap Bram bisa meringankan hukuman.
"Gini aja deh, di hari pertama ini gua yang tentuin, hari berikutnya terserah tamu-tamu elu. Sekarang elu digilir aja dulu, baru gangbang." kata bram pada Grace
"Ayo teman-teman.. undi lagi! Kita batasin aja, yang boleh ngegilir Grace 8 orang, sisanya ntar ngeroyok dia!" kata Bram pada para pria yang akan meng-eksekusi memek Grace.
Grace hanya bisa pasrah akan nasip kekalahannya sambil menatap para pria yang mengantri untuk dilayani oleh dirinya.
"Nah Grace, gua tinggal ya.. selamat bersenang-senang!" kata Bram sambil ngeloyor pergi.
Setelah acara pengundian selesai, keluarlah para pria itu, meninggalkan Grace bersama Rud yang mendapat giliran pertama. Tanpa buang waktu Rud duduk di tepi ranjang lalu merengkuh kepala Grace ke arah selangkangannya.
Tanpa disuruh pun Grace tau tugasnya. Ia menghisap penis Rud dengan gaya yang merupakan keahliannya, deep throat. Grace yang dikenal jago dengan gaya ini dalam waktu tidak terlalu lama membuat Rud merem melek keenakan. Setelah dirasanya cukup, Rud menarik kepala Grace dan memberi isyarat agar Grace berbaring di ranjang.
Rud mulai melucuti celana panjang beserta celana dalam Grace. Dan dengan cepat, Rud mengarahkan mulutnya ke memek Grace. Grace yang masih meratapi nasip kekalahannya pun kaget dan tidak sempat mencegah kepala Rud yang mengarah ke selangkangannya.
Di area itu Rud menciumi, menjilati dan menyesap vaginanya hingga membuat Grace hanya bisa mengerang nikmat.
"Ahhh.. Sshh.. Emmmhhh.."
Rud terus menggarap vaginanya sampai ketika Grace hendak mencapai klimaks, tiba-tiba ia berhenti. Membuat Grace kentang sekaligus kesel pada Rud.
Namun belum sempat Grace bereaksi, Rud sudah menindihnya dan mulai memasukkan penisnya yang besar dan tegang itu ke vaginanya.
Rupanya Rud menganut seks yang cepat dan liar. Tanpa buang waktu ia segera memompa Grace, sementara kedua tangannya merentangkan tangan Grace lebar-lebar ke samping.
Gayanya mirip seorang pemerkosa yang haus akan seks korbannya. Sebagai seorang pelacur high class, Grace berusaha untuk tidak secara seksual tergantung pada tamu-tamunya. Ia selalu berusaha untuk tidak orgasme saat melayani tamu-tamunya. Tujuannya jelas, agar ia tidak kecapekan. Kalau kecapekan, ia hanya akan jadi bulan-bulanan para pria itu.
Namun dengan kelompok Bram kali ini, rupanya hal itu sulit ia terapkan. Dengan Rud ini saja ia sudah tidak bisa menahan birahinya. Grace harus mengakui kalo Rud termasuk pria yang jago bercinta. Pria itu tau di mana titik-titik di tubuh Grace yang bisa membangkitkan birahinya, belum lagi gaya bercintanya Rud yang liar menantang mampu memberikan sensasi tersendiri baginya.
"Suka diginiin..??" tanya Rud iseng
"Ahh... Ahh.." hanya itu jawaban dari Grace
Grace yang mulanya berusaha agar tidak terhanyut dalam hubungan seksnya dengan Rud sedikit demi sedikit ahirnya terhanyut juga. Nafsunya perlahan tapi pasti kian membara, gejolak gairahnya semakin naik.
Tapi selain ganas dan liar Rud juga pintar mengatur irama, begitu dirasakannya Grace hendak mencapai orgasme, ia segera menghentikan gerakannya. Penisnya dibiarkan terbenam dalam vagina Grace. Ini membuat Grace semakin penasaran dan menggeliat-geliat sambil merintih minta dipuaskan.
"Rud.. Aku mau dapet lho.. Kon berhenti sih.."
"Buka dulu bajumu, tapi dengan gaya erotis ya.." balas Rud sambil tersenyum.
Rud yang sedari tadi menciumi payudara Grace dari balik baju yang belum terlepas itu merasa kurang leluasa. Ia melepaskan tangan Grace yang sedari tadi direntangkannya, mempersilahkan gadis itu memulai aksinya.
Grace yang sudah tidak tahan ingin mencapai klimaks menuruti permintaan pria itu. Dibukanya kancing kemejanya satu demi satu dengan gaya yang erotis. Kemudian ia menaikkan punggungnya sedikit, membusungkan dadanya dengan gaya yang menantang, mengundang Rud untuk menjamahnya. Kedua tangan Grace melingkar ke belakang punggung untuk membuka kaitan bra putih transparan yang dengan samar-samar mampu menampakan puting payudaranya yang indah.
Setelah kaitan bra itu sudah terlepas. Rud dengan penuh nafsu menatap bukit kembar yang kencang dan padat itu. Gairah semakin meningkat. Dan secepat kilat Rud sudah menindih tubuh Grace, menekannya ke ranjang dengan penuh nafsu.
Kedua tangan Grace menjadi terjepit di balik punggungnya. Akibat keganasan Rud, hingga Grace belum sempat menarik kedua tangannya dari balik punggung.
Dengan ganas Rud menciumi payudara Grace dari balik bra transparannya, lalu dengan sekali sentak melorotlah bra itu dari payudaranya, yang langsung disantap Rud dengan penuh nafsu.
Kembali Rud menusukkan dan memompa kontolnya pada memek Grace. Dengan mulutnya sibuk menggarap kedua payudara gadis itu. Grace hanya bisa pasrah dan menggelinjang-gelinjang karena nafsunya pun semakin membara.
"Ahhh... Sshhtt.. Ahhh..."
Sekitar setengah jam asik bermain dengan tubuh dan perabotan Grace, Rud mengerang dan menekan kontolnya sedalam mungkin ke memek Grace.
Croottt..!! Croottt..!! Croottt..!!
Rud mencapai orgasmenya dengan menyemburkan spermanya didalam vagina Grace. Bersamaan dengan Grace yang nafsunya sudah di awang-awang, dan caiaran kenikmatan dari vaginanya sendiri sudah ingin segera di lepaskan. dan..
Serrsstt.. Serrsstt.. Serrsstt..
Grace pun mencapai orgasmenya ketika dirasakannya semburan lembut dalam vaginanya. Mereka berdua berbaring terengah-engah kelelahan.
"Makasih Grace.." ucap Rud
Tak lama kemudian Rud bangkit dari ranjang, diikuti Grace. Ketika Rud hendak keluar kamar, Grace menahannya, memintanya menunggu sebentar sementara Grace memakai kembali pakaiannya.
Berdasarkan pengalamannya Grace, wanita yang masih berpakaian lengkap dengan sedikit kedodoran lebih menarik dan membuat penasaran para kontol daripada wanita yang belum apa-apa sudah telanjang.
Tujuannya jelas, supaya pria yang akan menggaulinya lebih on sehingga diharapkan bisa lebih cepat selesai. Untuk itulah Grace memakai pakaiannya dengan sedemikian rupa sehingga yang melihatnya bisa langsung terangsang.
Rud mulai melucuti celana panjang beserta celana dalam Grace. Dan dengan cepat, Rud mengarahkan mulutnya ke memek Grace. Grace yang masih meratapi nasip kekalahannya pun kaget dan tidak sempat mencegah kepala Rud yang mengarah ke selangkangannya.
Di area itu Rud menciumi, menjilati dan menyesap vaginanya hingga membuat Grace hanya bisa mengerang nikmat.
"Ahhh.. Sshh.. Emmmhhh.."
Rud terus menggarap vaginanya sampai ketika Grace hendak mencapai klimaks, tiba-tiba ia berhenti. Membuat Grace kentang sekaligus kesel pada Rud.
Namun belum sempat Grace bereaksi, Rud sudah menindihnya dan mulai memasukkan penisnya yang besar dan tegang itu ke vaginanya.
Rupanya Rud menganut seks yang cepat dan liar. Tanpa buang waktu ia segera memompa Grace, sementara kedua tangannya merentangkan tangan Grace lebar-lebar ke samping.
Gayanya mirip seorang pemerkosa yang haus akan seks korbannya. Sebagai seorang pelacur high class, Grace berusaha untuk tidak secara seksual tergantung pada tamu-tamunya. Ia selalu berusaha untuk tidak orgasme saat melayani tamu-tamunya. Tujuannya jelas, agar ia tidak kecapekan. Kalau kecapekan, ia hanya akan jadi bulan-bulanan para pria itu.
Namun dengan kelompok Bram kali ini, rupanya hal itu sulit ia terapkan. Dengan Rud ini saja ia sudah tidak bisa menahan birahinya. Grace harus mengakui kalo Rud termasuk pria yang jago bercinta. Pria itu tau di mana titik-titik di tubuh Grace yang bisa membangkitkan birahinya, belum lagi gaya bercintanya Rud yang liar menantang mampu memberikan sensasi tersendiri baginya.
"Suka diginiin..??" tanya Rud iseng
"Ahh... Ahh.." hanya itu jawaban dari Grace
Grace yang mulanya berusaha agar tidak terhanyut dalam hubungan seksnya dengan Rud sedikit demi sedikit ahirnya terhanyut juga. Nafsunya perlahan tapi pasti kian membara, gejolak gairahnya semakin naik.
Tapi selain ganas dan liar Rud juga pintar mengatur irama, begitu dirasakannya Grace hendak mencapai orgasme, ia segera menghentikan gerakannya. Penisnya dibiarkan terbenam dalam vagina Grace. Ini membuat Grace semakin penasaran dan menggeliat-geliat sambil merintih minta dipuaskan.
"Rud.. Aku mau dapet lho.. Kon berhenti sih.."
"Buka dulu bajumu, tapi dengan gaya erotis ya.." balas Rud sambil tersenyum.
Rud yang sedari tadi menciumi payudara Grace dari balik baju yang belum terlepas itu merasa kurang leluasa. Ia melepaskan tangan Grace yang sedari tadi direntangkannya, mempersilahkan gadis itu memulai aksinya.
Grace yang sudah tidak tahan ingin mencapai klimaks menuruti permintaan pria itu. Dibukanya kancing kemejanya satu demi satu dengan gaya yang erotis. Kemudian ia menaikkan punggungnya sedikit, membusungkan dadanya dengan gaya yang menantang, mengundang Rud untuk menjamahnya. Kedua tangan Grace melingkar ke belakang punggung untuk membuka kaitan bra putih transparan yang dengan samar-samar mampu menampakan puting payudaranya yang indah.
Setelah kaitan bra itu sudah terlepas. Rud dengan penuh nafsu menatap bukit kembar yang kencang dan padat itu. Gairah semakin meningkat. Dan secepat kilat Rud sudah menindih tubuh Grace, menekannya ke ranjang dengan penuh nafsu.
Kedua tangan Grace menjadi terjepit di balik punggungnya. Akibat keganasan Rud, hingga Grace belum sempat menarik kedua tangannya dari balik punggung.
Dengan ganas Rud menciumi payudara Grace dari balik bra transparannya, lalu dengan sekali sentak melorotlah bra itu dari payudaranya, yang langsung disantap Rud dengan penuh nafsu.
Kembali Rud menusukkan dan memompa kontolnya pada memek Grace. Dengan mulutnya sibuk menggarap kedua payudara gadis itu. Grace hanya bisa pasrah dan menggelinjang-gelinjang karena nafsunya pun semakin membara.
"Ahhh... Sshhtt.. Ahhh..."
Sekitar setengah jam asik bermain dengan tubuh dan perabotan Grace, Rud mengerang dan menekan kontolnya sedalam mungkin ke memek Grace.
Croottt..!! Croottt..!! Croottt..!!
Rud mencapai orgasmenya dengan menyemburkan spermanya didalam vagina Grace. Bersamaan dengan Grace yang nafsunya sudah di awang-awang, dan caiaran kenikmatan dari vaginanya sendiri sudah ingin segera di lepaskan. dan..
Serrsstt.. Serrsstt.. Serrsstt..
Grace pun mencapai orgasmenya ketika dirasakannya semburan lembut dalam vaginanya. Mereka berdua berbaring terengah-engah kelelahan.
"Makasih Grace.." ucap Rud
Tak lama kemudian Rud bangkit dari ranjang, diikuti Grace. Ketika Rud hendak keluar kamar, Grace menahannya, memintanya menunggu sebentar sementara Grace memakai kembali pakaiannya.
Berdasarkan pengalamannya Grace, wanita yang masih berpakaian lengkap dengan sedikit kedodoran lebih menarik dan membuat penasaran para kontol daripada wanita yang belum apa-apa sudah telanjang.
Tujuannya jelas, supaya pria yang akan menggaulinya lebih on sehingga diharapkan bisa lebih cepat selesai. Untuk itulah Grace memakai pakaiannya dengan sedemikian rupa sehingga yang melihatnya bisa langsung terangsang.
Dua kancing atas kemeja dan retsleting celananya dibiarkan terbuka sementara rambutnya dibiarkan agak acak-acakan. Rud tentu saja tidak keberatan menunggu karena sementara proses itu Grace kembali mengulum penisnya. Ketika Grace selesai berpakaian, Rud sudah hampir orgasme lagi karena sepongan Grace. Setelah Rud selesai diblow job lagi, dengan lemas ia bangkit dan beranjak ke pintu.
Tanpa sela waktu, berikutnya muncul Ali yang masuk ke kamar itu dengan penis sudah teracung tegak. Kembali Grace diminta untuk menghisap penisnya dulu sebagai menu pembuka alias foreplay, namun kali ini Grace tidak merasakan jilatan pada vaginanya seperti waktu rone pertama tadi. Mungkin Ali merasa agak jijik dan sungkan mencicipi vagina gadis itu yang sudah bekas pakai Rud.
Sebaliknya Ali yang berbaring di ranjang dan meminta Grace melakukan gaya woman on top (WOT). Bagi Grace ini tentu saja menyenangkan karena dia tau dia bisa mengontrol irama agar dirinya tidak terhanyut.
Tapi setelah 15 menit bercinta Ali tidak melihat tanda-tanda Grace akan orgasme, gairah Ali jadi kurang ada sensasinya. ia pun meminta Grace untuk berganti posisi, kali ini Grace yang di bawah.
Grace hanya bisa pasrah. Benar saja, ketakutannya terbukti ketika Ali mulai mengatur irama sedemikian rupa sehingga Grace ikut terhanyut. Pelepasan baju dan bra dengan gaya yang erotis tak juga membuat Ali orgasme duluan, sehingga akhirnya mereka berdua mencapai klimaks bersama. Ali menggauli Grace selama kurang lebih 40 menit, sebelum akhirnya Grace kembali memblow job Ali sambil memakai kembali pakaiannya.
Ron masuk ke kamar setelah Ali keluar. Tanpa banyak ba-bi-bu ia memberi isyarat agar Grace menungging ke arah ranjang. Dengan agak kasar ia memelorotkan celana Grace.
Rupanya Ron ingin menghajar memek Grace dengan gaya doggy. Penisnya yang sudah tegang dengan gampang memasuki vagina Grace yang sudah licin akibat masih terisi sperma 2 pria sebelumnya. Sisa sperma tersebut seolah menjadi pelumas bagi penis Ron.
Tapi meski begitu karena lubang vagina Grace memang kecil, terasa oleh Ron bahwa penisnya dijepit dengan rasa nikmat yang amat sangat. Ia memompa Grace dengan penuh nafsu. Tangannya meraba dan meremas-remas payudara Grace yang masih terbungkus pakaian dan bra.
Sambil terus memompa, Ron melucuti kemeja Grace dan membuka bra-nya. Tangannya makin ganas meremas payudara Grace sambil sesekali memilin-milin puting susunya. Tubuh Grace tersentak-sentak karena pompaan Ron, badannya menggelepar-gelepar menahan nikmat. Ron terus memompa dan memompa, 20 menit telah berlalu hingga ketika dirasakannya ia hendak ejakulasi, dicabutnya penisnya dari vagina Grace. Tangannya yang kekar membalikkan badan Grace dan menyuruhnya berlutut.
Ron segera menyodorkan penisnya ke mulut Grace dan menjejalkan penis itu ke mulut mungil gadis itu. Grace yang gelagapan terpaksa langsung menerimanya. Ia segera memaju-mundurkan kepalanya, menggunakan mulutnya untuk mengocok penis Ron.
Hanya beberapa saat kemudian,
Crooottt..!!!! Crooottt..!!!! Crooottt..!!!!
Jebol lah pertahanan Ron. Penisnya menyemburkan sperma didalam mulut Grace, yang langsung menelannya.
Terlihat Ron lebih suka melihat Grace mengulum penisnya dan menelan spermanya. Sambil tersenyum puas, Ron keluar ruangan sementara Grace buru-buru memakai kembali bra dan kemejanya.
Lei mengambil giliran berikutnya. Lei yang sudah dalam keadaan telanjang itu meminta Grace untuk bercinta dengan gaya duduk. Grace menaiki pangkuan dan duduk menghadap Lei sambil berusaha memasukkan penis pria itu ke vaginanya.
Setelah masuk semua tanpa hambatan, barualah ia menaik-turunkan tubuhnya. Memompa penis Lei dengan memeknya yang becek. Lei mulai melucuti pakaian Grace dan merenggut bra-nya.
Mulut Lei dengan rakus menghisap puting payudara Grace bergantian kiri dan kanan. Grace yang di atas pangkuan Lei itu, leluasa memainkan irama genjotannya dengan harapan agar Lei cepat ejakulasi.
Tapi harapan tinggal harapan. Grace yang berusaha keras se-erotis mungkin menggenjot penis Lei tampaknya tidak berhasil membuat Lei cepat ejakulasi.
35 menit berlalu Lei masih tampak tenang-tenang saja. Irama pompaan Grace mulai tidak beraturan akibat ia mulai kelelahan. Grace mulai kelabakan. Grace yang ingin segera menyudahi ronde ini mempercepat genjotannya. Ia menaik-turunkan tubuhnya lebih cepat, sementara vaginanya makin menjepit penis Lei, direngkuhnya kepala Lei dan erat didekap di antara kedua payudaranya.
Tak lama kemudian terdengar suara Lei menggeram,
Croottt..!!! Croottt..!!! Croottt..!!!
Penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Grace.
Grace yang merasakan semburan hangat sperma Lei, tubuhnya menggelinjang dan terduduk lemas di atas pangkuan Lei. Nafas mereka berdua memburu terengah-engah.
Setelah menunggu beberapa saat sampai nafasnya teratur kembali, Grace bangkit dari pangkuan Lei, sementara Lei menuju pintu keluar, dan Grace kembali buru-buru merapikan pakaiannya.
Zul yang menggantikan Lei masuk dan langsung meminta Grace untuk juga duduk di pangkuannya. Grace yang menginginkan variasi kali ini duduk membelakangi Zul. Dimasukkannya penis Zul sampai amblas masuk dalam-dalam ke vaginanya. Dengan vaginanya Grace menjepit erat penis Zul dan membuat Zul langsungon.
Tanpa sela waktu, berikutnya muncul Ali yang masuk ke kamar itu dengan penis sudah teracung tegak. Kembali Grace diminta untuk menghisap penisnya dulu sebagai menu pembuka alias foreplay, namun kali ini Grace tidak merasakan jilatan pada vaginanya seperti waktu rone pertama tadi. Mungkin Ali merasa agak jijik dan sungkan mencicipi vagina gadis itu yang sudah bekas pakai Rud.
Sebaliknya Ali yang berbaring di ranjang dan meminta Grace melakukan gaya woman on top (WOT). Bagi Grace ini tentu saja menyenangkan karena dia tau dia bisa mengontrol irama agar dirinya tidak terhanyut.
Tapi setelah 15 menit bercinta Ali tidak melihat tanda-tanda Grace akan orgasme, gairah Ali jadi kurang ada sensasinya. ia pun meminta Grace untuk berganti posisi, kali ini Grace yang di bawah.
Grace hanya bisa pasrah. Benar saja, ketakutannya terbukti ketika Ali mulai mengatur irama sedemikian rupa sehingga Grace ikut terhanyut. Pelepasan baju dan bra dengan gaya yang erotis tak juga membuat Ali orgasme duluan, sehingga akhirnya mereka berdua mencapai klimaks bersama. Ali menggauli Grace selama kurang lebih 40 menit, sebelum akhirnya Grace kembali memblow job Ali sambil memakai kembali pakaiannya.
Ron masuk ke kamar setelah Ali keluar. Tanpa banyak ba-bi-bu ia memberi isyarat agar Grace menungging ke arah ranjang. Dengan agak kasar ia memelorotkan celana Grace.
Rupanya Ron ingin menghajar memek Grace dengan gaya doggy. Penisnya yang sudah tegang dengan gampang memasuki vagina Grace yang sudah licin akibat masih terisi sperma 2 pria sebelumnya. Sisa sperma tersebut seolah menjadi pelumas bagi penis Ron.
Tapi meski begitu karena lubang vagina Grace memang kecil, terasa oleh Ron bahwa penisnya dijepit dengan rasa nikmat yang amat sangat. Ia memompa Grace dengan penuh nafsu. Tangannya meraba dan meremas-remas payudara Grace yang masih terbungkus pakaian dan bra.
Sambil terus memompa, Ron melucuti kemeja Grace dan membuka bra-nya. Tangannya makin ganas meremas payudara Grace sambil sesekali memilin-milin puting susunya. Tubuh Grace tersentak-sentak karena pompaan Ron, badannya menggelepar-gelepar menahan nikmat. Ron terus memompa dan memompa, 20 menit telah berlalu hingga ketika dirasakannya ia hendak ejakulasi, dicabutnya penisnya dari vagina Grace. Tangannya yang kekar membalikkan badan Grace dan menyuruhnya berlutut.
Ron segera menyodorkan penisnya ke mulut Grace dan menjejalkan penis itu ke mulut mungil gadis itu. Grace yang gelagapan terpaksa langsung menerimanya. Ia segera memaju-mundurkan kepalanya, menggunakan mulutnya untuk mengocok penis Ron.
Hanya beberapa saat kemudian,
Crooottt..!!!! Crooottt..!!!! Crooottt..!!!!
Jebol lah pertahanan Ron. Penisnya menyemburkan sperma didalam mulut Grace, yang langsung menelannya.
Terlihat Ron lebih suka melihat Grace mengulum penisnya dan menelan spermanya. Sambil tersenyum puas, Ron keluar ruangan sementara Grace buru-buru memakai kembali bra dan kemejanya.
Lei mengambil giliran berikutnya. Lei yang sudah dalam keadaan telanjang itu meminta Grace untuk bercinta dengan gaya duduk. Grace menaiki pangkuan dan duduk menghadap Lei sambil berusaha memasukkan penis pria itu ke vaginanya.
Setelah masuk semua tanpa hambatan, barualah ia menaik-turunkan tubuhnya. Memompa penis Lei dengan memeknya yang becek. Lei mulai melucuti pakaian Grace dan merenggut bra-nya.
Mulut Lei dengan rakus menghisap puting payudara Grace bergantian kiri dan kanan. Grace yang di atas pangkuan Lei itu, leluasa memainkan irama genjotannya dengan harapan agar Lei cepat ejakulasi.
Tapi harapan tinggal harapan. Grace yang berusaha keras se-erotis mungkin menggenjot penis Lei tampaknya tidak berhasil membuat Lei cepat ejakulasi.
35 menit berlalu Lei masih tampak tenang-tenang saja. Irama pompaan Grace mulai tidak beraturan akibat ia mulai kelelahan. Grace mulai kelabakan. Grace yang ingin segera menyudahi ronde ini mempercepat genjotannya. Ia menaik-turunkan tubuhnya lebih cepat, sementara vaginanya makin menjepit penis Lei, direngkuhnya kepala Lei dan erat didekap di antara kedua payudaranya.
Tak lama kemudian terdengar suara Lei menggeram,
Croottt..!!! Croottt..!!! Croottt..!!!
Penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Grace.
Grace yang merasakan semburan hangat sperma Lei, tubuhnya menggelinjang dan terduduk lemas di atas pangkuan Lei. Nafas mereka berdua memburu terengah-engah.
Setelah menunggu beberapa saat sampai nafasnya teratur kembali, Grace bangkit dari pangkuan Lei, sementara Lei menuju pintu keluar, dan Grace kembali buru-buru merapikan pakaiannya.
Zul yang menggantikan Lei masuk dan langsung meminta Grace untuk juga duduk di pangkuannya. Grace yang menginginkan variasi kali ini duduk membelakangi Zul. Dimasukkannya penis Zul sampai amblas masuk dalam-dalam ke vaginanya. Dengan vaginanya Grace menjepit erat penis Zul dan membuat Zul langsungon.
Tangan-tangan kekar Zul meraba-raba payudara Grace yang masih terbungkus pakaian yang mulai lecek. Tak sabar ia melucuti pakaian Grace dan memelorotkan bra-nya. Di remas-remasnya payudara Grace, dipilin-pilinnya putingnya sementara Grace sibuk menaik-turunkan tubuhnya menggenjot kontol milik pria kelima yang menggaulinya hari itu.
Mulut Zul dengan liar menciumi dan menyupang leher Grace. Kali ini Grace mencoba taktik yang berbeda dengan yang diterapkannya pada Lei tadi. Ia menggenjot sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya se-erotis mungkin kiri-kanan, kiri-kanan. Tapi rupanya stamina Zul tak kalah dengan Lei. Baru setelah dipompa selama setengah jam, penis Zul mengeluarkan hajatnya. Berbeda dengan pria sebelumnya, kali ini Zul tak berlama-lama memangku Grace begitu selesai.
Ia mendorong tubuh Grace, lalu menekan pundaknya ke bawah, diarahkannya kepala Grace menghadap selangkangannya. Grace yang memahami maksud Zul segera mengulum penis itu, yang masih berlumuran cairan vaginanya sendiri bercampur dengan peju dari penis Zul dan pria-pria lain yang sebelumnya menggauli Grace.
Penis itu dihisap-hisap dan digarap kembali sampai Zul kembali ejakulasi meski dengan sperma yang jauh lebih sedikit. Zul yang lemas dan nyaris tak bisa berdiri saking puasnya berjalan gontai keluar ruangan. Rasanya seluruh isi zakarnya sudah dihisap habis oleh Grace.
Ton adalah pria berikutnya yang masuk kamar itu sambil telanjang dengan penis sudah mengacung tegak. Rupa-rupanya tanpa disadari oleh Grace di kamar lain para pria itu menonton aksi Grace yang terekam secara sembunyi-sembunyi dari tiga spy camera (Hidden-Cam) yang ada di kamar tersebut, satu dipasang di dudukan lampu di atas ranjang, dua lagi masing-masing dari sisi kamar dan saling berseberangan.
Tak heran tiap pria yang masuk sedari tadi penisnya sudah menegang, mereka menyaksikan Grace yang menjadi piala bergilir dengan segala aksi erotisnya.
Kalau tahu dirinya ditonton seperti itu, tentu Grace takkan mau bergaya seerotis sekarang.
Ton memulai foreplay-nya dengan menciumi wajah dan leher Grace yang jenjang. Pelan tapi pasti Grace didorong kembali ke arah ranjang. Dimintanya Grace untuk foreplay dengan gaya 69, wajah Ton tenggelam dalam vagina Grace yang sudah basah oleh sperma bercampur cairan vaginanya, sementara mulut Grace menghadapi penis Ton yang langsung dikulumnya.
Dengan tanpa rasa jijik Ton melahap vagina Grace, membuat Grace merem melek keenakan sambil mulutnya maikin giat mengemut penis Ton. Setelah forplay ber-sixty nine selama seperempat jam, Ton meminta Grace terlentang, dan langsung saja Ton dengan penisnya yang tegang, keras dan besar itu di tusukkan pada vagina Grace. Dengan gayanya yang khas Ton menggenjot Grace dengan brutal.
Penisnya seolah bor yang mengebor vagina Grace sambil bergerak kiri-kanan dan atas-bawah, membuat klitoris dan G-spot Grace seolah tersapu oleh penis itu. Grace yang merasa keenakan menggeliat-geliat liar, tangannya merengkuh kepala Ton agar lebih rapat ke dadanya yang sudah terpampang bebas karena sebelumnya Ton sudah melucuti pakaian dan bra-nya.
Lewat 20-an menit barulah Ton ejakulasi, berbarengan dengan orgasme Grace yang sudah entah ke sekian kalinya hari itu. Ton tengkurap menindih Grace beberapa saat sambil mengatur nafasnya ia masih sempat menciumi setiap inci wajah cantik Grace. Setelah puas ia mencabut penisnya dari vagina Grace dan keluar kamar itu, membiarkan Grace yang masih tergeletak tersengal-sengal capek.
Ton digantikan oleh Jon yang memutuskan untuk ngentot memek Grace dengan gaya yang berbeda. Ia menarik Grace yang baru selesai menata pakaian yang dikenakannya. Jon mendorong dan menekan tubuh Grace ke dinding kamar dengan tubuhnya yang besar, lalu memasukkan penisnya ke vagina Grace. Dia angkat kaki kiri Grace dan disampirkannya kaki itu ke pundaknya. Jon mulai menggenjot Grace yang tentu saja kini kewalahan karena ia kini harus bersenggama sambil berdiri di atas satu kaki.
Jon tak juga orgasme meski hampir 20 menit ia menggenjot Grace. Tapi ia tahu kaki Grace mulai kram karena kelamaan berdiri dengan satu kaki, maka Jon menurunkan kaki kiri Grace dan ganti menyampirkan kaki kanan Grace ke pundaknya. Posisi kali ini tak berlangsung lama sebab Jon pun sudah kebelet. Ia melenguh sambil memuncratkan sperma dari penisnya didalam memek Grace.
Grace gelagapan merasakan vaginanya kembali disemprot sperma sementara ia masih berdiri dengan satu kaki. Ketika kakinya diturunkan dari pundak Jon, Grace hanya bisa melorot ke bawah, bersimpuh di lantai sambil tetap bersandar ke dinding.
Posisi itu dipandang ideal oleh Jon yang langsung menyodorkan penisnya ke wajah Grace sambil meminta Grace membersihkan dan mengulum penisnya. Dengan jilatan-jilatan lihainya Grace menjilati penis Jon lalu mengulumnya sampai Jon ejakulasi lagi. Sambil nyengir puas jon keluar kamar.
Mulut Zul dengan liar menciumi dan menyupang leher Grace. Kali ini Grace mencoba taktik yang berbeda dengan yang diterapkannya pada Lei tadi. Ia menggenjot sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya se-erotis mungkin kiri-kanan, kiri-kanan. Tapi rupanya stamina Zul tak kalah dengan Lei. Baru setelah dipompa selama setengah jam, penis Zul mengeluarkan hajatnya. Berbeda dengan pria sebelumnya, kali ini Zul tak berlama-lama memangku Grace begitu selesai.
Ia mendorong tubuh Grace, lalu menekan pundaknya ke bawah, diarahkannya kepala Grace menghadap selangkangannya. Grace yang memahami maksud Zul segera mengulum penis itu, yang masih berlumuran cairan vaginanya sendiri bercampur dengan peju dari penis Zul dan pria-pria lain yang sebelumnya menggauli Grace.
Penis itu dihisap-hisap dan digarap kembali sampai Zul kembali ejakulasi meski dengan sperma yang jauh lebih sedikit. Zul yang lemas dan nyaris tak bisa berdiri saking puasnya berjalan gontai keluar ruangan. Rasanya seluruh isi zakarnya sudah dihisap habis oleh Grace.
Ton adalah pria berikutnya yang masuk kamar itu sambil telanjang dengan penis sudah mengacung tegak. Rupa-rupanya tanpa disadari oleh Grace di kamar lain para pria itu menonton aksi Grace yang terekam secara sembunyi-sembunyi dari tiga spy camera (Hidden-Cam) yang ada di kamar tersebut, satu dipasang di dudukan lampu di atas ranjang, dua lagi masing-masing dari sisi kamar dan saling berseberangan.
Tak heran tiap pria yang masuk sedari tadi penisnya sudah menegang, mereka menyaksikan Grace yang menjadi piala bergilir dengan segala aksi erotisnya.
Kalau tahu dirinya ditonton seperti itu, tentu Grace takkan mau bergaya seerotis sekarang.
Ton memulai foreplay-nya dengan menciumi wajah dan leher Grace yang jenjang. Pelan tapi pasti Grace didorong kembali ke arah ranjang. Dimintanya Grace untuk foreplay dengan gaya 69, wajah Ton tenggelam dalam vagina Grace yang sudah basah oleh sperma bercampur cairan vaginanya, sementara mulut Grace menghadapi penis Ton yang langsung dikulumnya.
Dengan tanpa rasa jijik Ton melahap vagina Grace, membuat Grace merem melek keenakan sambil mulutnya maikin giat mengemut penis Ton. Setelah forplay ber-sixty nine selama seperempat jam, Ton meminta Grace terlentang, dan langsung saja Ton dengan penisnya yang tegang, keras dan besar itu di tusukkan pada vagina Grace. Dengan gayanya yang khas Ton menggenjot Grace dengan brutal.
Penisnya seolah bor yang mengebor vagina Grace sambil bergerak kiri-kanan dan atas-bawah, membuat klitoris dan G-spot Grace seolah tersapu oleh penis itu. Grace yang merasa keenakan menggeliat-geliat liar, tangannya merengkuh kepala Ton agar lebih rapat ke dadanya yang sudah terpampang bebas karena sebelumnya Ton sudah melucuti pakaian dan bra-nya.
Lewat 20-an menit barulah Ton ejakulasi, berbarengan dengan orgasme Grace yang sudah entah ke sekian kalinya hari itu. Ton tengkurap menindih Grace beberapa saat sambil mengatur nafasnya ia masih sempat menciumi setiap inci wajah cantik Grace. Setelah puas ia mencabut penisnya dari vagina Grace dan keluar kamar itu, membiarkan Grace yang masih tergeletak tersengal-sengal capek.
Ton digantikan oleh Jon yang memutuskan untuk ngentot memek Grace dengan gaya yang berbeda. Ia menarik Grace yang baru selesai menata pakaian yang dikenakannya. Jon mendorong dan menekan tubuh Grace ke dinding kamar dengan tubuhnya yang besar, lalu memasukkan penisnya ke vagina Grace. Dia angkat kaki kiri Grace dan disampirkannya kaki itu ke pundaknya. Jon mulai menggenjot Grace yang tentu saja kini kewalahan karena ia kini harus bersenggama sambil berdiri di atas satu kaki.
Jon tak juga orgasme meski hampir 20 menit ia menggenjot Grace. Tapi ia tahu kaki Grace mulai kram karena kelamaan berdiri dengan satu kaki, maka Jon menurunkan kaki kiri Grace dan ganti menyampirkan kaki kanan Grace ke pundaknya. Posisi kali ini tak berlangsung lama sebab Jon pun sudah kebelet. Ia melenguh sambil memuncratkan sperma dari penisnya didalam memek Grace.
Grace gelagapan merasakan vaginanya kembali disemprot sperma sementara ia masih berdiri dengan satu kaki. Ketika kakinya diturunkan dari pundak Jon, Grace hanya bisa melorot ke bawah, bersimpuh di lantai sambil tetap bersandar ke dinding.
Posisi itu dipandang ideal oleh Jon yang langsung menyodorkan penisnya ke wajah Grace sambil meminta Grace membersihkan dan mengulum penisnya. Dengan jilatan-jilatan lihainya Grace menjilati penis Jon lalu mengulumnya sampai Jon ejakulasi lagi. Sambil nyengir puas jon keluar kamar.
Belum sempat Grace merapikan pakaiannya, masuk Fay yang langsung menerkam Grace dan merebahkannya ke ranjang. Grace yang belum sempat mengambil nafas terpaksa menurut, vaginanya kembali dimasuki penis pria berukuran besar. Fay yang sudah sangat bernafsu itu menggenjot Grace dengan ganas dan cepat (brutal).
Gaya bersenggamanya yang menghunjam secara kasar dan hentakan keras makin membuat Grace lemas. Tanpa iba Fay melampiaskan nafsunya pada Grace. Daerah payudara dan leher Grace sampai memerah akibat cupangan Fay yang penuh nafsu.
Sial bagi Grace, rupanya para pria bejat itu sudah mengatur bahwa Fay-lah yang mendapat giliran terakhir di session pertama ini. Fay punya stamina yang luar biasa, boleh dikata menyaingi Bram. Hampir satu jam Fay memperkosa Grace dengan berbagai gaya tapi belum ada tanda-tanda ia akan selesai.
Ketika Grace kembali ditelentangkan setelah sebelumnya dipaksa mengikuti gaya-gaya liar Fay, Grace sudah lemas dan lelah. Hanya satu yang diinginkan Grace, semoga ini semua cepat selesai. Ia bergidik membayangkan masih ada 12 orang pria lain yang menunggu giliran untuk selanjutnya mengeroyoknya.
Kira-kira satu jam lewat 15 menit barulah Fay mencapai puncaknya. Dengan gemas dan penuh hasrat, ia semburkan sperma dari penisnya ke dalam vagina Grace. Grace hanya bisa menggeliat-geliat lemah merasakan peju panas milik Fay.
Setelah mengejan-ngejan memerah pejunya keluar semua. Namun kontol Fay masih tegak, ia pun kembali menghajar Grace tanpa ampun.
Dalam hati Grace, ia mengutuki nasibnya yang harus kalah dari Susanty sehingga ia harus menjadi camilan bergilir para pria itu. Seandainya saja Grace tahu harga yang harus dibayar Susanty untuk gengsinya itu, Grace takkan menyesal.
Beberapa menit kemdian Grace mendapat orgasme lagi dan lansung terkapar tak sadarkan diri. Fay tak mempedulikan kondisi Grace dan terus memacu kontolnya di dalam memek Grace. Tangannya tak mau diam, di remas dengan kasar toket Grace.
Hingga hujaman kontol Fay semakin di tekan dan kembali dia menembbakkan pejunya pada memek Grace yang tak sadarkan diri itu.
Acara itu pun berahir dengan meninggalkan Grace sendirian di Villa tersebut dengan kondisi tak sadarkan diri. Terlihat di memeknya lelehan peju para pria yang menghajarnya merembes keluar menodai seprai ranjang.
Esok paginya..
Grace terbangun dengan badan serasa lemas dan sedikit nyeri di memeknya. Dia sedikit slit untuk bangun, tulang-tulangnya serasa copot semua.
Setelah sukses bangun, dan mandi. Dia baru sadar hanya tinggal dirinya seorang di Villa itu. Dia pun pulang dengan mobilnya sambil mengutuk pada Bram yang tega meninggalkan dia sendirian di sana.
===X=X===
Hari berikutnya...
Lewat ponselnya Grace menerima instruksi agar pada pukul 20.30 menemui Mr. Dyke di hotel J. Jeda waktu antara pulang kantor dan waktu untuk menemui Mr. Dyke dimanfaatkan Grace untuk berbelanja sebentar ke supermarket dekat kostnya lalu beristirahat sejenak, tak lupa meminum vitamin dan suplemen untuk membantu memulihkan tenaganya.
Kejutan bagi Grace sesampainya di kamar hotel J, ternyata Mr. Dyke adalah seorang negro yang memiliki penis besar, nyaris sebesar milik Bram. Kejutan tak berhenti di situ saja karena ternyata Mr. Dyke mengajak 3 orang negro temannya yang penisnya pun tak kalah besar. Berempat mereka mengeroyok Grace, bahkan sampai dua ronde.
Bagi Grace sendiri ini pengalaman baru baginya karena sebelumnya ia belum pernah melayani pria negro. Meski ganas dan liar saat menggaulinya, keempat negro itu sama sekali tak bersikap kasar pada Grace, malah Grace diberi kesempatan istirahat selama kurang lebih setengah jam sebelum memasuki ronde kedua.
Menjelang pukul 01.00 dini hari barulah Grace sampai di kostnya dan langsung tidur karena kelelahan. Tapi walau begitu ia puas karena bisa mencapai orgasme beberapa kali dengan mereka.
Hari Keenam
Siang hari itu Grace menerima instruksi untuk sorenya. Ia diharuskan tiba di apartemen M yang letaknya agak jauh di pinggir kota tidak lebih dari pukul 18.00. Untung saja Grace jarang makan malam untuk menjaga berat badannya, sehingga pengaturan waktu seperti ini tidak terlalu menyulitkannya. Yang paling repot adalah mandi sore. Tapi tak apalah, pikirnya, toh tak ada ketentuan bahwa ia harus mandi dulu sebelum melayani tamu-tamunya.
Grace yang masih memakai pakaian kerjanya langsung menuju apartemen tersebut. Pakaian kerjanya hari itu cukup mengundang, sama seperti yang dipakainya 3 hari yang lalu, yaitu seragam kerja dengan model women safari yang pas di badan, menampakkan lekuk tubuhnya yang mungil namun sensual. Kali ini ia mengenakan seragam kerja warna biru tua dengan kancing bukaan di depan, dipadu dengan rok mini yang sewarna. Sepatu berhak dan berujung lancip warna putih yang dikenakan Grace menambah sensualitasnya.
Gaya bersenggamanya yang menghunjam secara kasar dan hentakan keras makin membuat Grace lemas. Tanpa iba Fay melampiaskan nafsunya pada Grace. Daerah payudara dan leher Grace sampai memerah akibat cupangan Fay yang penuh nafsu.
Sial bagi Grace, rupanya para pria bejat itu sudah mengatur bahwa Fay-lah yang mendapat giliran terakhir di session pertama ini. Fay punya stamina yang luar biasa, boleh dikata menyaingi Bram. Hampir satu jam Fay memperkosa Grace dengan berbagai gaya tapi belum ada tanda-tanda ia akan selesai.
Ketika Grace kembali ditelentangkan setelah sebelumnya dipaksa mengikuti gaya-gaya liar Fay, Grace sudah lemas dan lelah. Hanya satu yang diinginkan Grace, semoga ini semua cepat selesai. Ia bergidik membayangkan masih ada 12 orang pria lain yang menunggu giliran untuk selanjutnya mengeroyoknya.
Kira-kira satu jam lewat 15 menit barulah Fay mencapai puncaknya. Dengan gemas dan penuh hasrat, ia semburkan sperma dari penisnya ke dalam vagina Grace. Grace hanya bisa menggeliat-geliat lemah merasakan peju panas milik Fay.
Setelah mengejan-ngejan memerah pejunya keluar semua. Namun kontol Fay masih tegak, ia pun kembali menghajar Grace tanpa ampun.
Dalam hati Grace, ia mengutuki nasibnya yang harus kalah dari Susanty sehingga ia harus menjadi camilan bergilir para pria itu. Seandainya saja Grace tahu harga yang harus dibayar Susanty untuk gengsinya itu, Grace takkan menyesal.
Beberapa menit kemdian Grace mendapat orgasme lagi dan lansung terkapar tak sadarkan diri. Fay tak mempedulikan kondisi Grace dan terus memacu kontolnya di dalam memek Grace. Tangannya tak mau diam, di remas dengan kasar toket Grace.
Hingga hujaman kontol Fay semakin di tekan dan kembali dia menembbakkan pejunya pada memek Grace yang tak sadarkan diri itu.
Acara itu pun berahir dengan meninggalkan Grace sendirian di Villa tersebut dengan kondisi tak sadarkan diri. Terlihat di memeknya lelehan peju para pria yang menghajarnya merembes keluar menodai seprai ranjang.
Esok paginya..
Grace terbangun dengan badan serasa lemas dan sedikit nyeri di memeknya. Dia sedikit slit untuk bangun, tulang-tulangnya serasa copot semua.
Setelah sukses bangun, dan mandi. Dia baru sadar hanya tinggal dirinya seorang di Villa itu. Dia pun pulang dengan mobilnya sambil mengutuk pada Bram yang tega meninggalkan dia sendirian di sana.
===X=X===
Hari berikutnya...
Lewat ponselnya Grace menerima instruksi agar pada pukul 20.30 menemui Mr. Dyke di hotel J. Jeda waktu antara pulang kantor dan waktu untuk menemui Mr. Dyke dimanfaatkan Grace untuk berbelanja sebentar ke supermarket dekat kostnya lalu beristirahat sejenak, tak lupa meminum vitamin dan suplemen untuk membantu memulihkan tenaganya.
Kejutan bagi Grace sesampainya di kamar hotel J, ternyata Mr. Dyke adalah seorang negro yang memiliki penis besar, nyaris sebesar milik Bram. Kejutan tak berhenti di situ saja karena ternyata Mr. Dyke mengajak 3 orang negro temannya yang penisnya pun tak kalah besar. Berempat mereka mengeroyok Grace, bahkan sampai dua ronde.
Bagi Grace sendiri ini pengalaman baru baginya karena sebelumnya ia belum pernah melayani pria negro. Meski ganas dan liar saat menggaulinya, keempat negro itu sama sekali tak bersikap kasar pada Grace, malah Grace diberi kesempatan istirahat selama kurang lebih setengah jam sebelum memasuki ronde kedua.
Menjelang pukul 01.00 dini hari barulah Grace sampai di kostnya dan langsung tidur karena kelelahan. Tapi walau begitu ia puas karena bisa mencapai orgasme beberapa kali dengan mereka.
Hari Keenam
Siang hari itu Grace menerima instruksi untuk sorenya. Ia diharuskan tiba di apartemen M yang letaknya agak jauh di pinggir kota tidak lebih dari pukul 18.00. Untung saja Grace jarang makan malam untuk menjaga berat badannya, sehingga pengaturan waktu seperti ini tidak terlalu menyulitkannya. Yang paling repot adalah mandi sore. Tapi tak apalah, pikirnya, toh tak ada ketentuan bahwa ia harus mandi dulu sebelum melayani tamu-tamunya.
Grace yang masih memakai pakaian kerjanya langsung menuju apartemen tersebut. Pakaian kerjanya hari itu cukup mengundang, sama seperti yang dipakainya 3 hari yang lalu, yaitu seragam kerja dengan model women safari yang pas di badan, menampakkan lekuk tubuhnya yang mungil namun sensual. Kali ini ia mengenakan seragam kerja warna biru tua dengan kancing bukaan di depan, dipadu dengan rok mini yang sewarna. Sepatu berhak dan berujung lancip warna putih yang dikenakan Grace menambah sensualitasnya.
Setibanya Grace di tempat tujuan menjelang pukul 18.00, ternyata Tom, Yaz, Rob dan Dul sudah menunggu. Tanpa berlama-lama, mereka berempat segera bergantian menggauli Grace. Tak puas dengan pelayanan hanya dari vagina Grace, mereka juga meminta Grace untuk mengoral penis mereka semua.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 21.35 ketika Grace selesai menunaikan tugasnya dan meningalkan keempat pria yang masih tergeletak di ranjang, terengah-engah puas akan pelayanan gadis itu. Berbeda dengan mereka, malam itu Grace agak kurang puas karena dengan mereka ia hanya mengalami 2 kali orgasme, itu pun tak bisa dinikmati sepenuhnya karena mereka terburu-buru dan berebutan menyantap tubuhnya.
Karena apartemen itu masih baru dan belum banyak penghuninya, maka jarang taxi yang mangkal di dekatnya. Ketika hendak memesan taxi di kantor resepsionis, didapatinya kantor itu sedang kosong. Sial bagi Grace, batere ponselnya habis sehingga ia pun tak bisa memesan taxi. Dengan jengkel Grace pun berjalan meninggalkan apartemen itu.
Sebenarnya jarak dari apartemen itu ke kawasan permukiman ramai terdekat cukup jauh untuk ditempuh berjalan kaki, sekitar 2 km, tapi Grace nekat menyusuri jalanan yang sepi tersebut. Di sisi jalan itu hanya ada beberapa rumah, tapi tampaknya semuanya kosong, mungkin belum dihuni.
Baru kira-kira setengah jalan, beberapa sosok tubuh menghampiri Grace dari halaman sebuah rumah yang kelihatannya kosong. Ketika mereka mendekat, Grace mengenali mereka sebagai Wan dan ketujuh orang temannya. Tanpa basa-basi Wan mengajak Grace untuk melewatkan malam itu bersama mereka, tapi Grace dengan halus mencoba menolak.
Dalam hatinya ia mulai takut, jalanan begitu sepi, apa jadinya kalau mereka berdelapan nekat menculiknya? Salah seorang dari para pria itu mengingatkan Grace bahwa karena ia masih dalam masa hukuman akibat kekalahannya dari Susanty, ia tak boleh menolak siapa pun yang minta pelayanannya. Grace mencoba mendebat dengan berdalih bahwa hari itu sudah merupakan jatah Tom, Yaz, Rob dan Dul. Tapi kelihatannya argumen Grace tak diperdulikan oleh mereka.
Wan tiba-tiba maju, tangannya yang mencoba memeluk Grace langsung ditepis oleh gadis itu yang kemudian mencoba berlari. Belum sempat Grace melarikan diri, Mir, Zaf, Bin dan Son menyergap dan meringkusnya.
Mir dan Zaf memegangi tangan Grace erat-erat sementara Bin meringkus pinggang Grace dari belakang, sedangkan mulut Grace yang mencoba mengeluarkan jeritan dibekap oleh Son. Grace meronta-ronta dan berusaha melawan, tapi apalah dayanya. Melawan salah satu dari mereka saja ia tak mampu, apalagi melawan mereka berdelapan.
Wan, Can, Far dan Lud membantu keempat temannya dengan mengangkat kedua kaki Grace yang mencoba menendang-nendang melawan penyergapnya. Berdelapan mereka membopong Grace memasuki rumah itu. Berlawanan dengan luarnya yang remang-remang, bagian dalam rumah itu ternyata terang benderang. Tak terlihat dari luar karena semua jendelanya tertutup rapat.
Grace dibawa menuju sebuah kamar yang telah mereka persiapkan. Kedua tangan Grace diikat ke belakang punggungnya, begitu pula kakinya diikat erat di bagian atas mata kakinya. Sambil memaki dan mengutuk, Grace menendang-nendang kakinya dengan panik, tangannya mencoba menarik lepas ikatannya, namun semua pemberontakannya itu sia-sia.
Satu demi satu para pria itu melepas pakaian mereka. Apa yang ditakutkan Grace sedari tadi tampaknya tak terhindarkan lagi. Malam ini ia akan diperkosa habis-habisan oleh 8 orang pria yang sudah haus seks. Tapi Grace bertekad takkan menyerah begitu saja. Ia berharap para pria itu akan turun gairahnya kalau ia terus melawan dan tak patuh melayani mereka.
Setibanya di kamar, dua orang pria menekan pundak Grace ke bawah, memaksanya untuk berlutut. Wan tadi memegang rambut dan kepala Grace, yang masih terus meronta dengan sia-sia karena tangan dan kakinya sudah terikat erat. Far maju mendekati Grace. Ketika ia mengeluarkan penisnya, ia memerintahkan Grace untuk segera mengulumnya dan jika ia berani mengigit penisnya, ia mengancam akan merontokkan gigi Grace dan melanjutkan memperkosa mulut Grace.
Wan mendorong kepala Grace ke depan. Far yang di depan Grace memajukan penisnya mendekati muka Grace. Ketika penisnya sudah tegang dan keras, ia menjepit hidung Grace untuk membuat Grace membuka mulutnya.
Ketika Grace kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, ia mendorong penisnya ke dalam mulut Grace. Pria itu berhenti begitu bibir Grace telah melingkar di penisnya dan membiarkan Wan di belakang Grace membantunya. Wan tadi mulai mendorong dan menarik kepala Grace. Kepala Grace bergerak maju dan mundur tanpa henti, terus menerus.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 21.35 ketika Grace selesai menunaikan tugasnya dan meningalkan keempat pria yang masih tergeletak di ranjang, terengah-engah puas akan pelayanan gadis itu. Berbeda dengan mereka, malam itu Grace agak kurang puas karena dengan mereka ia hanya mengalami 2 kali orgasme, itu pun tak bisa dinikmati sepenuhnya karena mereka terburu-buru dan berebutan menyantap tubuhnya.
Karena apartemen itu masih baru dan belum banyak penghuninya, maka jarang taxi yang mangkal di dekatnya. Ketika hendak memesan taxi di kantor resepsionis, didapatinya kantor itu sedang kosong. Sial bagi Grace, batere ponselnya habis sehingga ia pun tak bisa memesan taxi. Dengan jengkel Grace pun berjalan meninggalkan apartemen itu.
Sebenarnya jarak dari apartemen itu ke kawasan permukiman ramai terdekat cukup jauh untuk ditempuh berjalan kaki, sekitar 2 km, tapi Grace nekat menyusuri jalanan yang sepi tersebut. Di sisi jalan itu hanya ada beberapa rumah, tapi tampaknya semuanya kosong, mungkin belum dihuni.
Baru kira-kira setengah jalan, beberapa sosok tubuh menghampiri Grace dari halaman sebuah rumah yang kelihatannya kosong. Ketika mereka mendekat, Grace mengenali mereka sebagai Wan dan ketujuh orang temannya. Tanpa basa-basi Wan mengajak Grace untuk melewatkan malam itu bersama mereka, tapi Grace dengan halus mencoba menolak.
Dalam hatinya ia mulai takut, jalanan begitu sepi, apa jadinya kalau mereka berdelapan nekat menculiknya? Salah seorang dari para pria itu mengingatkan Grace bahwa karena ia masih dalam masa hukuman akibat kekalahannya dari Susanty, ia tak boleh menolak siapa pun yang minta pelayanannya. Grace mencoba mendebat dengan berdalih bahwa hari itu sudah merupakan jatah Tom, Yaz, Rob dan Dul. Tapi kelihatannya argumen Grace tak diperdulikan oleh mereka.
Wan tiba-tiba maju, tangannya yang mencoba memeluk Grace langsung ditepis oleh gadis itu yang kemudian mencoba berlari. Belum sempat Grace melarikan diri, Mir, Zaf, Bin dan Son menyergap dan meringkusnya.
Mir dan Zaf memegangi tangan Grace erat-erat sementara Bin meringkus pinggang Grace dari belakang, sedangkan mulut Grace yang mencoba mengeluarkan jeritan dibekap oleh Son. Grace meronta-ronta dan berusaha melawan, tapi apalah dayanya. Melawan salah satu dari mereka saja ia tak mampu, apalagi melawan mereka berdelapan.
Wan, Can, Far dan Lud membantu keempat temannya dengan mengangkat kedua kaki Grace yang mencoba menendang-nendang melawan penyergapnya. Berdelapan mereka membopong Grace memasuki rumah itu. Berlawanan dengan luarnya yang remang-remang, bagian dalam rumah itu ternyata terang benderang. Tak terlihat dari luar karena semua jendelanya tertutup rapat.
Grace dibawa menuju sebuah kamar yang telah mereka persiapkan. Kedua tangan Grace diikat ke belakang punggungnya, begitu pula kakinya diikat erat di bagian atas mata kakinya. Sambil memaki dan mengutuk, Grace menendang-nendang kakinya dengan panik, tangannya mencoba menarik lepas ikatannya, namun semua pemberontakannya itu sia-sia.
Satu demi satu para pria itu melepas pakaian mereka. Apa yang ditakutkan Grace sedari tadi tampaknya tak terhindarkan lagi. Malam ini ia akan diperkosa habis-habisan oleh 8 orang pria yang sudah haus seks. Tapi Grace bertekad takkan menyerah begitu saja. Ia berharap para pria itu akan turun gairahnya kalau ia terus melawan dan tak patuh melayani mereka.
Setibanya di kamar, dua orang pria menekan pundak Grace ke bawah, memaksanya untuk berlutut. Wan tadi memegang rambut dan kepala Grace, yang masih terus meronta dengan sia-sia karena tangan dan kakinya sudah terikat erat. Far maju mendekati Grace. Ketika ia mengeluarkan penisnya, ia memerintahkan Grace untuk segera mengulumnya dan jika ia berani mengigit penisnya, ia mengancam akan merontokkan gigi Grace dan melanjutkan memperkosa mulut Grace.
Wan mendorong kepala Grace ke depan. Far yang di depan Grace memajukan penisnya mendekati muka Grace. Ketika penisnya sudah tegang dan keras, ia menjepit hidung Grace untuk membuat Grace membuka mulutnya.
Ketika Grace kehabisan nafas dan membuka mulutnya untuk menghirup udara, ia mendorong penisnya ke dalam mulut Grace. Pria itu berhenti begitu bibir Grace telah melingkar di penisnya dan membiarkan Wan di belakang Grace membantunya. Wan tadi mulai mendorong dan menarik kepala Grace. Kepala Grace bergerak maju dan mundur tanpa henti, terus menerus.
Lipstik Grace yang berwarna merah menempel di batang penis yang ada di mulutnya. Dan ketika kepala penis itu masuk ke tenggorokannya Grace tersedak, tapi Wan tetap mendorong hingga kepala penis itu masuk lebih dalam di tenggorokan Grace. Grace dipegangi hingga tak bergerak dengan penis yang terbenam hingga tenggorokannya, sementara mereka berbicara satu sama lain.
"Lumayan! Anget dan empuk! Tapi gue pikir dia musti banyak berlatih soal beginian." kata Far.
"Mungkin dia belon pernah pake mulutnya? Gimana? Lo udah pernah pake mulut lo Grace sayang?" tanya Can.
"Terang aja dia pernah! Mulutnya nggak dipake buat makan doang tau? Liat aja tuh bibir, punya lo kayak dijepit sama tuh bibir kan?" kata Wan sambil melihat dari bahu Grace.
"Ntar telen sperma gua semuanya ya, Grace! Awas kalo gak! Ntar gua rontokin gigi elo!" kata Far mengancam Grace.
Far memberi isyarat agar Wan untuk menjauh. Tangannya kemudian menjambak rambut Grace dan mulai menggerakannya dengan kasar membuat penisnya kembali bergerak keluar masuk di mulut Grace. Semua orang dapat mendengar suara dahi Grace yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Grace yang terdengar setiap kali penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.
Ketika pria itu akan mengalami orgasme ia mendorong kepala Grace hingga hidung Grace terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa bisa menarik nafas. Sperma langsung menyembur keluar memenuhi mulut Grace.
Dan dari sudut mulut Grace sperma menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Grace. Kemudian orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Sperma terus mengalir keluar, jatuh dari leher Grace ke atas seragam biru yang dikenakan Grace. Ketika akhirnya ia menarik penisnya dari mulut Grace, Grace megap-megap menarik nafas dan berusaha menelan semua sperma yang masih ada di tenggorokannya.
Dua orang kemudian memegangi Grace sementara yang lain mulai melepaskan pakaian mereka. Grace sendiri tak berdaya untuk melarikan diri karena ikatannya sangat erat.
"Cewek jalang ini udah bikin kita ketagihan, tapi masih aja dia jual mahal. Kita buat dia bayar akibatnya" kata Wan.
Para pria itu menatap Grace dengan penuh nafsu, jelas mereka tak sabar ingin membalas perlakuan jual mahal Grace kepada mereka.
"Sekarang kita kasih pelajaran. Bawa dia ke ranjang!" perintah Wan pada teman-temannya.
Meski ketakutan, Grace tetap tidak mau menampakkan kekhawatirannya. Ia tidak mau memberikan mereka kepuasan melihat ketakutannya karena ia tahu bahwa pria-pria seperti mereka mendapatkan kepuasan melihat ketakutan di wajah korbannya. Grace mencoba berontak lagi ketika beberapa pria mengangkatnya dan membawanya menuju sebuah ranjang.
Dua pria memegang tangannya sementara dua lagi membuka ikatannya dan mengikatnya kembali di sudut ranjang itu. Sementara itu yang lainnya merentangkan dan mengikat kedua kaki Grace ke gantungan khusus di langit-langit kamar itu. Grace kini terikat dengan pinggangnya di tepi ranjang, sementara kakinya yang terentang menjulur ke arah atas, terikat dan tergantung erat.
Posisi itu membuat lekuk tubuhnya yang sangat menawan terlihat jelas dan buah dadanya yang sangat kencang lebih terbentuk karena posisi tangannya yang terikat terentang. Kaki Grace terbuka lebar dan tubuhnya telentang
Grace merasa sangat tak berdaya dengan semua mata pria yang memandangi keindahan tubuhnya. Dia sudah bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Wan dan teman-temannya terhadapnya yang terikat di ranjang tak berdaya.
"Ayo Wan, buka bajunya, kita lihat seperti apa tubuh cewek sombong ini!" kata Can yang diikuti suitan-suitan mesum dari pria-pria lainnya
Wan hanya tersenyum sinis dan mendekati Grace. Perlahan ia menggosokkan penisnya yang besar ke kaki Grace. Wan memerintahkan pria yang ada di dekat kepala Grace untuk mengangkat kepala Grace hingga gadis itu bisa melihat ketika penis Wan mulai masuk ke vagina Grace.
Dua pria yang memegangi kaki Grace di kiri kanannya berusaha membuka kaki Grace lebih lebar, tapi terhalang oleh rok mini yang dikenakan Grace. Wan langsung menarik rok tersebut ke atas hingga ke pinggang Grace.
Para pria itu berseru kagum ketika melihat apa yang dikenakan Grace di bawah seragam kerjanya. Ia mengenakan celana dalam G-String sutra berenda. Orang yang memegang tangan Grace lalu mulai membuka kancing baju Grace dan menyibakkan baju tersebut, terlihatlah BH warna putih transparan yang menutupi buah dada Grace. Puting susu Grace tampak mencuat dari balik BH yang tipis transparan dan berenda itu.
"Gila! Lo pake pakaian kayak gini dan lo musti dipaksa buat ngelayanin kita-kita?!" kata Wan sinis.
"Mungkin lo nggak suka sama kita semua ya?"
"Lo anggep kita nggak pantes lo layanin, gitu?"
"Jadi lo pikir cuma yang lo suka yang bisa nidurin lo?"
"Lo dandan kayak gini supaya mancing napsu kan?"
"Asal lo tau aja Grace, buat malem ini lo milik kita-kita di sini, lo musti ngelayanin kita semua di sini! Sekarang kita liat seberapa hotnya lo!" rentetan pertanyaan dan hinaan dari para pria pada Grace
"Lumayan! Anget dan empuk! Tapi gue pikir dia musti banyak berlatih soal beginian." kata Far.
"Mungkin dia belon pernah pake mulutnya? Gimana? Lo udah pernah pake mulut lo Grace sayang?" tanya Can.
"Terang aja dia pernah! Mulutnya nggak dipake buat makan doang tau? Liat aja tuh bibir, punya lo kayak dijepit sama tuh bibir kan?" kata Wan sambil melihat dari bahu Grace.
"Ntar telen sperma gua semuanya ya, Grace! Awas kalo gak! Ntar gua rontokin gigi elo!" kata Far mengancam Grace.
Far memberi isyarat agar Wan untuk menjauh. Tangannya kemudian menjambak rambut Grace dan mulai menggerakannya dengan kasar membuat penisnya kembali bergerak keluar masuk di mulut Grace. Semua orang dapat mendengar suara dahi Grace yang menumbuk perut orang itu, dan erangan Grace yang terdengar setiap kali penis itu masuk jauh ke tenggorokannya.
Ketika pria itu akan mengalami orgasme ia mendorong kepala Grace hingga hidung Grace terbenam di dalam rambut kemaluan orang itu tanpa bisa menarik nafas. Sperma langsung menyembur keluar memenuhi mulut Grace.
Dan dari sudut mulut Grace sperma menyemprot keluar, mengalir turun, menggantung di dagu Grace. Kemudian orang itu mulai bergerak lagi tanpa henti. Sperma terus mengalir keluar, jatuh dari leher Grace ke atas seragam biru yang dikenakan Grace. Ketika akhirnya ia menarik penisnya dari mulut Grace, Grace megap-megap menarik nafas dan berusaha menelan semua sperma yang masih ada di tenggorokannya.
Dua orang kemudian memegangi Grace sementara yang lain mulai melepaskan pakaian mereka. Grace sendiri tak berdaya untuk melarikan diri karena ikatannya sangat erat.
"Cewek jalang ini udah bikin kita ketagihan, tapi masih aja dia jual mahal. Kita buat dia bayar akibatnya" kata Wan.
Para pria itu menatap Grace dengan penuh nafsu, jelas mereka tak sabar ingin membalas perlakuan jual mahal Grace kepada mereka.
"Sekarang kita kasih pelajaran. Bawa dia ke ranjang!" perintah Wan pada teman-temannya.
Meski ketakutan, Grace tetap tidak mau menampakkan kekhawatirannya. Ia tidak mau memberikan mereka kepuasan melihat ketakutannya karena ia tahu bahwa pria-pria seperti mereka mendapatkan kepuasan melihat ketakutan di wajah korbannya. Grace mencoba berontak lagi ketika beberapa pria mengangkatnya dan membawanya menuju sebuah ranjang.
Dua pria memegang tangannya sementara dua lagi membuka ikatannya dan mengikatnya kembali di sudut ranjang itu. Sementara itu yang lainnya merentangkan dan mengikat kedua kaki Grace ke gantungan khusus di langit-langit kamar itu. Grace kini terikat dengan pinggangnya di tepi ranjang, sementara kakinya yang terentang menjulur ke arah atas, terikat dan tergantung erat.
Posisi itu membuat lekuk tubuhnya yang sangat menawan terlihat jelas dan buah dadanya yang sangat kencang lebih terbentuk karena posisi tangannya yang terikat terentang. Kaki Grace terbuka lebar dan tubuhnya telentang
Grace merasa sangat tak berdaya dengan semua mata pria yang memandangi keindahan tubuhnya. Dia sudah bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Wan dan teman-temannya terhadapnya yang terikat di ranjang tak berdaya.
"Ayo Wan, buka bajunya, kita lihat seperti apa tubuh cewek sombong ini!" kata Can yang diikuti suitan-suitan mesum dari pria-pria lainnya
Wan hanya tersenyum sinis dan mendekati Grace. Perlahan ia menggosokkan penisnya yang besar ke kaki Grace. Wan memerintahkan pria yang ada di dekat kepala Grace untuk mengangkat kepala Grace hingga gadis itu bisa melihat ketika penis Wan mulai masuk ke vagina Grace.
Dua pria yang memegangi kaki Grace di kiri kanannya berusaha membuka kaki Grace lebih lebar, tapi terhalang oleh rok mini yang dikenakan Grace. Wan langsung menarik rok tersebut ke atas hingga ke pinggang Grace.
Para pria itu berseru kagum ketika melihat apa yang dikenakan Grace di bawah seragam kerjanya. Ia mengenakan celana dalam G-String sutra berenda. Orang yang memegang tangan Grace lalu mulai membuka kancing baju Grace dan menyibakkan baju tersebut, terlihatlah BH warna putih transparan yang menutupi buah dada Grace. Puting susu Grace tampak mencuat dari balik BH yang tipis transparan dan berenda itu.
"Gila! Lo pake pakaian kayak gini dan lo musti dipaksa buat ngelayanin kita-kita?!" kata Wan sinis.
"Mungkin lo nggak suka sama kita semua ya?"
"Lo anggep kita nggak pantes lo layanin, gitu?"
"Jadi lo pikir cuma yang lo suka yang bisa nidurin lo?"
"Lo dandan kayak gini supaya mancing napsu kan?"
"Asal lo tau aja Grace, buat malem ini lo milik kita-kita di sini, lo musti ngelayanin kita semua di sini! Sekarang kita liat seberapa hotnya lo!" rentetan pertanyaan dan hinaan dari para pria pada Grace
Setelah menarik lepas celana dalam Grace, Wan merenggut BH gadis itu. Grace berusaha meronta dan menendang Wan, tapi ia tetap tak berdaya. Wan memegang kedua pergelangan tangan Grace yang ramping, sementara ia menempatkan pinggulnya di antara kedua kaki Grace.
Wan kemudian berusaha membuka kaki Grace dengan kedua lututnya dan mengarahkan penisnya yang sudah keras ke vagina Grace. Dengan satu kali dorongan, Wan dengan keras memasuki vagina Grace. Grace menjerit sekeras-kerasnya, dan makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Wan memperkosa dirinya.
Wan sendiri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Grace. Ia menyeringai setiap kali Grace menjerit meronta. Perkiraan Grace bahwa pemerkosanya akan turuh gairahnya kalau Grace terus melawan, ternyata keliru besar.
Wan justru makin bernafsu dan terangsang merasakan Grace yang meronta-ronta dalam keadaan setengah telanjang. Tanpa Grace sadari, setiap gerakannya meronta menyebabkan penis Wan yang ada dalam vaginanya serasa diurut dan dikocok-kocok, menambah sensasi kenikmatan bagi pria itu.
Ketika Wan sedang memperkosanya, pria lainnya ikut meremas, meraba, mengisap, menyupang, menjilat dan menciumi seluruh tubuh Grace. Mereka mulai dengan memainkan buah dada Grace dan bergantian mengisapi puting susunya.
Mereka tak perduli dengan jeritan dan makian Grace. Kaki Grace di angkat tinggi-tinggi dari atas ranjang sementara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Grace. Dua buah penis menampari wajah Grace, mengenai pipi dan matanya.
"Nih.. Kontol nih.. Memek lo butuh kontol nih.. Becek banget memek lo.. Hahahaha.." kata Wan
Hampir setengah jam kemudian jeritan Grace hanya tinggal erangan dan rintihan tapi Wan memperkosa Grace tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Tak lama kemudian, Wan menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Grace, ia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga.
Kepala Grace terdongak kaget, sedangkan Wan mengejang beberapa saat dan bergerak beberapa kali, penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Grace. Sperma mulai mengalir keluar dari vagina Grace. Sperma Wan menyembur tanpa henti, hingga mengalir dan tergenang di atas ranjang. Pria yang lain kemudian melepaskan pegangan mereka pada diri Grace dan mengatur giliran siapa selanjutnya.
Grace hanya bisa berbaring tak bergerak ditindih oleh Wan, kaki dan tangannya masih terbuka lebar, ia mulai menangis. Sebagai pelacur high class ia merasa amat terhina, malam ini ia harus merasakan apa rasanya diperkosa beramai-ramai.
Hiks.. Hiks..
"Udah dong Grace, jangan nangis terus! Lo mustinya bangga ama diri lo, soalnya punya lo masih sempit banget, beda ama pelacur-pelacur murahan! Pokoknya paling sempit dari semua yang udah pernah gue pake! Lagian kita baru aja mulai!" katanya pada Grace.
Wan kemudian menarik penisnya keluar. Semua orang melihat bagaimana vagina Grace menjepit penis itu ketika penis itu perlahan keluar dari vaginanya. Seorang pria segera naik ke atas ranjang setelah Wan turun. Ia tidak terlalu terburu-buru.
Sekarang, Grace dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Grace menangis tertahan sambil menggigit bibirnya. Badannya terkulai lemas. Pria itu yang mengira Grace sudah takluk, melepas ikatan tangan dan kaki gadis itu agar lebih leluasa. Usai ikatan tubuhnya dilepas, Grace kembali meronta, menunjukkan perlawanan dan ketidakrelaannya.
"Lo jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi, masih ada yang laen! Cepet atau lambat lo pasti temuin yang lo suka!" bentak pria itu
Plak..!!! Plak..!! Plak..!!
Dia menampar pipi Grace beberapa kali.
Grace merasa kini ia tidak punya pilihan sama sekali. Grace hanya bisa menyerahkan dirinya dan melayani mereka hingga selesai. Sekarang Grace hanya berharap ia bisa keluar dari situ hidup-hidup, dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alami. Grace kemudian berusaha berpikir bagaimana membuat semua siksaan ini semakin cepat berakhir.
Selain berbekal pengalamannya, ia berusaha mengingat adegan-adegan film-film erotis yang pernah dilihatnya. Ia berusaha mengingat apa yang harus dilakukan untuk mendorong seorang pria cepat mencapai orgasme.
Grace kemudian melingkarkan tangannya ke leher pria yang ada di atas tubuhnya dan menariknya mendekat, lalu menciumi bibir pria itu. Grace lalu melingkarkan kakinya ke tubuh pria itu dan menggosokan kakinya ke pinggul dan pantat pria itu.
Walaupun merasa terpaksa, Grace terus saja melingkarkan dan mengunci kakinya ke pantat dan menariknya hingga penis pria itu masuk lebih dalam ke dalam vagina Grace, dibarengi oleh Grace dengan mengangkat pinggulnya.
Wan kemudian berusaha membuka kaki Grace dengan kedua lututnya dan mengarahkan penisnya yang sudah keras ke vagina Grace. Dengan satu kali dorongan, Wan dengan keras memasuki vagina Grace. Grace menjerit sekeras-kerasnya, dan makin meronta-ronta, tanpa daya menghentikan Wan memperkosa dirinya.
Wan sendiri menikmati sekali segala jeritan dan rontaan Grace. Ia menyeringai setiap kali Grace menjerit meronta. Perkiraan Grace bahwa pemerkosanya akan turuh gairahnya kalau Grace terus melawan, ternyata keliru besar.
Wan justru makin bernafsu dan terangsang merasakan Grace yang meronta-ronta dalam keadaan setengah telanjang. Tanpa Grace sadari, setiap gerakannya meronta menyebabkan penis Wan yang ada dalam vaginanya serasa diurut dan dikocok-kocok, menambah sensasi kenikmatan bagi pria itu.
Ketika Wan sedang memperkosanya, pria lainnya ikut meremas, meraba, mengisap, menyupang, menjilat dan menciumi seluruh tubuh Grace. Mereka mulai dengan memainkan buah dada Grace dan bergantian mengisapi puting susunya.
Mereka tak perduli dengan jeritan dan makian Grace. Kaki Grace di angkat tinggi-tinggi dari atas ranjang sementara tangan-tangan merabainya, menikmati halusnya kaki Grace. Dua buah penis menampari wajah Grace, mengenai pipi dan matanya.
"Nih.. Kontol nih.. Memek lo butuh kontol nih.. Becek banget memek lo.. Hahahaha.." kata Wan
Hampir setengah jam kemudian jeritan Grace hanya tinggal erangan dan rintihan tapi Wan memperkosa Grace tanpa henti, terus bergerak makin cepat. Tak lama kemudian, Wan menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Grace, ia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga.
Kepala Grace terdongak kaget, sedangkan Wan mengejang beberapa saat dan bergerak beberapa kali, penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Grace. Sperma mulai mengalir keluar dari vagina Grace. Sperma Wan menyembur tanpa henti, hingga mengalir dan tergenang di atas ranjang. Pria yang lain kemudian melepaskan pegangan mereka pada diri Grace dan mengatur giliran siapa selanjutnya.
Grace hanya bisa berbaring tak bergerak ditindih oleh Wan, kaki dan tangannya masih terbuka lebar, ia mulai menangis. Sebagai pelacur high class ia merasa amat terhina, malam ini ia harus merasakan apa rasanya diperkosa beramai-ramai.
Hiks.. Hiks..
"Udah dong Grace, jangan nangis terus! Lo mustinya bangga ama diri lo, soalnya punya lo masih sempit banget, beda ama pelacur-pelacur murahan! Pokoknya paling sempit dari semua yang udah pernah gue pake! Lagian kita baru aja mulai!" katanya pada Grace.
Wan kemudian menarik penisnya keluar. Semua orang melihat bagaimana vagina Grace menjepit penis itu ketika penis itu perlahan keluar dari vaginanya. Seorang pria segera naik ke atas ranjang setelah Wan turun. Ia tidak terlalu terburu-buru.
Sekarang, Grace dapat merasakan bagaimana bibir vaginanya perlahan membuka dan penis itu sedikit demi sedikit masuk ke dalamnya. Grace menangis tertahan sambil menggigit bibirnya. Badannya terkulai lemas. Pria itu yang mengira Grace sudah takluk, melepas ikatan tangan dan kaki gadis itu agar lebih leluasa. Usai ikatan tubuhnya dilepas, Grace kembali meronta, menunjukkan perlawanan dan ketidakrelaannya.
"Lo jangan belagu deh! Kalo lo nggak suka sama punya gue atau punya temen gue tadi, masih ada yang laen! Cepet atau lambat lo pasti temuin yang lo suka!" bentak pria itu
Plak..!!! Plak..!! Plak..!!
Dia menampar pipi Grace beberapa kali.
Grace merasa kini ia tidak punya pilihan sama sekali. Grace hanya bisa menyerahkan dirinya dan melayani mereka hingga selesai. Sekarang Grace hanya berharap ia bisa keluar dari situ hidup-hidup, dan berharap tidak ada seorangpun yang tahu apa yang telah ia alami. Grace kemudian berusaha berpikir bagaimana membuat semua siksaan ini semakin cepat berakhir.
Selain berbekal pengalamannya, ia berusaha mengingat adegan-adegan film-film erotis yang pernah dilihatnya. Ia berusaha mengingat apa yang harus dilakukan untuk mendorong seorang pria cepat mencapai orgasme.
Grace kemudian melingkarkan tangannya ke leher pria yang ada di atas tubuhnya dan menariknya mendekat, lalu menciumi bibir pria itu. Grace lalu melingkarkan kakinya ke tubuh pria itu dan menggosokan kakinya ke pinggul dan pantat pria itu.
Walaupun merasa terpaksa, Grace terus saja melingkarkan dan mengunci kakinya ke pantat dan menariknya hingga penis pria itu masuk lebih dalam ke dalam vagina Grace, dibarengi oleh Grace dengan mengangkat pinggulnya.
Sebelah tangan Grace mengusapi kepala pria itu sementara yang lainnya merabai pundak dan punggungnya. Ia menciumi dan mengulum lidah pria itu sembari mengeluarkan erangan seakan-akan ia menikmati semuanya. Grace berusaha mengingat semua adegan erotis yang pernah dilihatnya, berusaha membuat pria yang sedang memperkosanya segera mengalami orgasme. Grace menggerakkan pinggulnya seerotis mungkin.
"Hei, lo suka juga akhirnya! Nah, kalo gitu kan enak, Sayang!" kata pria itu sambil tersenyum.
Grace berusaha semampunya membuat pria itu orgasme. Kalau saja ia dalam keadaan segar, tentu itu takkan jadi masalah, tapi sudah hampir seminggu ia menjadi piala seks bergilir, sehingga staminanya pun sudah menurun.
Walau begitu, gerakan erotis Grace cukup membuat pemerkosanya terangsang, Grace bisa merasakannya. Lalu.berhasil! Pria itu menyemburkan spermanya ke dalam vagina Grace yang sudah terisi oleh sperma Wan. Terengah puas, ia mencabut penisnya, lalu dengan segera pria lain menggantikan pria itu, kemudian pria lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Grace.
Walaupun terpaksa menggeliat erotis, namun lama kelamaan Grace mulai merasakan sensasi kenikmatan menjalari tubuhnya, rasa nikmat perlahan timbul. Grace berusaha membuat mereka orgasme secepat mungkin, tapi akhirnya setelah enam orang pria, Grace tidak bisa lagi mempertahankan gerakan erotisnya itu. Ia mulai kehabisan tenaga melayani para pria itu.
Grace lalu menangis dan memohon pada semuanya agar melepaskan dirinya. Pria yang sedang menindihnya meremas buah dada Grace keras-keras hingga Grace menjerit kesakitan.
"Jangan berisik! Lo belon ngelayanin temen gue yang laen! Lagian masih lama, tau! Kita semua gak pengin cuma seronde ama lo!" bentaknya pada Grace.
Tiba-tiba pria itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Grace. Grace sudah sangat ketakutan sekarang hingga ia hanya bisa pasrah, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya. Tanpa diminta Grace segera membuka mulutnya.
Sperma segera menyembur ke dalam mulut Grace yang sudah terbuka lebar itu. Ketika pria itu puas ia menarik rambut Grace dan menamparkan penisnya ke wajah Grace.
"Satu-satunya yang boleh lo mohon cuma ini tau? Lo musti ngelayanin kita sampe kita nggak bisa bangun lagi! Ngerti?!" orang itu membentak Grace.
Dua pria selanjutnya kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan Grace sama brutalnya, dan ketika pria yang terakhir selesai Grace hanya bisa berbaring lemas tersengal-sengal.
Ketika orang-orang itu beristirahat sejenak, Grace hanya berbaring di atas ranjang, kakinya terbuka lebar dan sperma mengalir keluar dari vaginanya, seolah mengundang dan menunggu pria selanjutnya memperkosa dirinya. Vagina Grace tampak memerah ranum karena baru saja dimasuki delapan orang bergantian tanpa henti.
Mereka hanya butuh waktu sekitar seperempat jam untuk memulihkan tenaga, lalu satu per satu bangkit dan menghampiri Grace. Mereka membuka ikatan tangan dan kakinya lalu memaksanya naik ke ranjang.
Grace yang sudah lemas tak lagi melawan, kini ia hanya bisa berharap para pria itu mau melepaskannya setelah mereka semua puas. Grace tersungkur ke atas ranjang, lalu ia merasakan tangan-tangan kekar mulai menarik dan mengangkat tubuhnya, memaksanya berada dalam posisi merangkak.
Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain mendekati mulutnya. Grace dengan pasrah membuka mulutnya, berharap mereka tidak akan menyakitinya jika ia menuruti kemauan mereka. Penis itu masuk hingga ke tenggorokan Grace dan berhenti tak bergerak. Selanjutnya Grace merasakan sebatang penis memasuki vaginanya dari arah belakang.
Pria yang memasukinya itu mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Grace yang terdorong maju karena gerakan pria itu, disambut dengan sebuah penis yang kini bersarang di mulut gadis itu. Tubuh Grace terpaksa ikut bergerak maju-mundur, sedangkan mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas diredam oleh penis yang keluar masuk.
Dua pria kemudian mendekat dari sisi kiri dan kana Grace, memegangi tubuhnya hingga ia tidak terjatuh ke samping, mereka juga menyeruakkan kepala ke bawah tubuh Grace dan mulai menyantap buah dadanya. Ketika penis di mulut dan vaginanya menyemburkan sperma lagi, penis lain maju menggantikan posisi mereka. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Grace.
Sampai menjelang pukul 03.00 dini hari Grace terus melayani 8 pria itu hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut dan vaginanya masing-masing paling sedikitnya dua kali. Ketika para pria tersebut puas dan menjauh dari tubuh gadis yang kelelahan diperkosa itu, untuk sesaat tubuh Grace tetap tak bergeming dalam posisi merangkak, lalu ia tersungkur ke atas ranjang.
Setelah yakin para pria itu pergi semua, barulah Grace dengan susah payah merapikan kembali pakaiannya. Terhuyung-huyung ia berjalan keluar dari rumah itu. Meski sebenarnya ia takut akan mengalami hal yang sama seperti tadi, disergap lalu diperkosa, namun Grace sudah tak perduli. Ia terus berjalan tersaruk-saruk sampai akhirnya ia bisa menyetop taxi yang lewat. Jam di dinding kamar kostnya sudah menunjukkan pukul 03.55 ketika Grace ambruk ke ranjangnya dan tertidur.
"Hei, lo suka juga akhirnya! Nah, kalo gitu kan enak, Sayang!" kata pria itu sambil tersenyum.
Grace berusaha semampunya membuat pria itu orgasme. Kalau saja ia dalam keadaan segar, tentu itu takkan jadi masalah, tapi sudah hampir seminggu ia menjadi piala seks bergilir, sehingga staminanya pun sudah menurun.
Walau begitu, gerakan erotis Grace cukup membuat pemerkosanya terangsang, Grace bisa merasakannya. Lalu.berhasil! Pria itu menyemburkan spermanya ke dalam vagina Grace yang sudah terisi oleh sperma Wan. Terengah puas, ia mencabut penisnya, lalu dengan segera pria lain menggantikan pria itu, kemudian pria lain menyusul, setelah itu temannya juga mulai memperkosa Grace.
Walaupun terpaksa menggeliat erotis, namun lama kelamaan Grace mulai merasakan sensasi kenikmatan menjalari tubuhnya, rasa nikmat perlahan timbul. Grace berusaha membuat mereka orgasme secepat mungkin, tapi akhirnya setelah enam orang pria, Grace tidak bisa lagi mempertahankan gerakan erotisnya itu. Ia mulai kehabisan tenaga melayani para pria itu.
Grace lalu menangis dan memohon pada semuanya agar melepaskan dirinya. Pria yang sedang menindihnya meremas buah dada Grace keras-keras hingga Grace menjerit kesakitan.
"Jangan berisik! Lo belon ngelayanin temen gue yang laen! Lagian masih lama, tau! Kita semua gak pengin cuma seronde ama lo!" bentaknya pada Grace.
Tiba-tiba pria itu menarik penisnya keluar dan merangkak ke dada Grace. Grace sudah sangat ketakutan sekarang hingga ia hanya bisa pasrah, menunggu orang selanjutnya yang akan mengambil giliran memperkosanya. Tanpa diminta Grace segera membuka mulutnya.
Sperma segera menyembur ke dalam mulut Grace yang sudah terbuka lebar itu. Ketika pria itu puas ia menarik rambut Grace dan menamparkan penisnya ke wajah Grace.
"Satu-satunya yang boleh lo mohon cuma ini tau? Lo musti ngelayanin kita sampe kita nggak bisa bangun lagi! Ngerti?!" orang itu membentak Grace.
Dua pria selanjutnya kemudian mengambil giliran masing-masing dan memperlakukan Grace sama brutalnya, dan ketika pria yang terakhir selesai Grace hanya bisa berbaring lemas tersengal-sengal.
Ketika orang-orang itu beristirahat sejenak, Grace hanya berbaring di atas ranjang, kakinya terbuka lebar dan sperma mengalir keluar dari vaginanya, seolah mengundang dan menunggu pria selanjutnya memperkosa dirinya. Vagina Grace tampak memerah ranum karena baru saja dimasuki delapan orang bergantian tanpa henti.
Mereka hanya butuh waktu sekitar seperempat jam untuk memulihkan tenaga, lalu satu per satu bangkit dan menghampiri Grace. Mereka membuka ikatan tangan dan kakinya lalu memaksanya naik ke ranjang.
Grace yang sudah lemas tak lagi melawan, kini ia hanya bisa berharap para pria itu mau melepaskannya setelah mereka semua puas. Grace tersungkur ke atas ranjang, lalu ia merasakan tangan-tangan kekar mulai menarik dan mengangkat tubuhnya, memaksanya berada dalam posisi merangkak.
Seseorang kemudian menarik rambutnya, dan sebuah penis lain mendekati mulutnya. Grace dengan pasrah membuka mulutnya, berharap mereka tidak akan menyakitinya jika ia menuruti kemauan mereka. Penis itu masuk hingga ke tenggorokan Grace dan berhenti tak bergerak. Selanjutnya Grace merasakan sebatang penis memasuki vaginanya dari arah belakang.
Pria yang memasukinya itu mulai menggerakan pinggulnya secepat dan sekuat tenaga. Tubuh Grace yang terdorong maju karena gerakan pria itu, disambut dengan sebuah penis yang kini bersarang di mulut gadis itu. Tubuh Grace terpaksa ikut bergerak maju-mundur, sedangkan mulutnya hanya bisa mengeluarkan suara tidak jelas diredam oleh penis yang keluar masuk.
Dua pria kemudian mendekat dari sisi kiri dan kana Grace, memegangi tubuhnya hingga ia tidak terjatuh ke samping, mereka juga menyeruakkan kepala ke bawah tubuh Grace dan mulai menyantap buah dadanya. Ketika penis di mulut dan vaginanya menyemburkan sperma lagi, penis lain maju menggantikan posisi mereka. Semuanya tampak sangat bernafsu memperoleh bagian tubuh Grace.
Sampai menjelang pukul 03.00 dini hari Grace terus melayani 8 pria itu hingga semuanya mendapat bagian menggunakan mulut dan vaginanya masing-masing paling sedikitnya dua kali. Ketika para pria tersebut puas dan menjauh dari tubuh gadis yang kelelahan diperkosa itu, untuk sesaat tubuh Grace tetap tak bergeming dalam posisi merangkak, lalu ia tersungkur ke atas ranjang.
Setelah yakin para pria itu pergi semua, barulah Grace dengan susah payah merapikan kembali pakaiannya. Terhuyung-huyung ia berjalan keluar dari rumah itu. Meski sebenarnya ia takut akan mengalami hal yang sama seperti tadi, disergap lalu diperkosa, namun Grace sudah tak perduli. Ia terus berjalan tersaruk-saruk sampai akhirnya ia bisa menyetop taxi yang lewat. Jam di dinding kamar kostnya sudah menunjukkan pukul 03.55 ketika Grace ambruk ke ranjangnya dan tertidur.
Esok harinya Grace kesiangan bangun, sebenarnya ia malas ke kantor karena badannya yang serasa remuk redam masih sangat lelah, tapi karena ia teringat punya janji dengan Jack, customernya, di suite hotel S ia memaksakan untuk bangun dan buru-buru mandi.
Karena sudah kesiangan, Grace hanya bisa berdandan seperlunya. Ia tiba di kantor satu menit menjelang pukul 08.00 dan langsung melihat jadwal kerjanya hari itu. Ternyata ia memang mengosongkan janji lain pada hari itu, hanya ada satu janji yaitu menjamu Jack di site room hotel I.
Hari itu Grace mengenakan kemeja putih yang agak transparan sehingga BH-nya bisa jelas terlihat. Kemeja putih lengan panjang itu dipadukannya dengan rok warna hitam model longgar yang tidak terlalu panjang, hanya kira-kira sebatas lutut. Sepatu yang dikenakannya Menjelang pukul 10.00 sampailah ia ke suite room utama hotel I.
Jack sendiri yang membukakan pintu. Betapa kagetnya Grace ketika ia mendapati bahwa di ruangan itu telah terkumpul para pria yang selama seminggu terakhir menggauli tubuhnya. Selain 20 orang yang menyantap tubuhnya seminggu yang lalu, ada Jack dan 5 orang partnernya, Raz dan 9 temannya, Umar dan 3 temannya, lalu Mr. Dyke dan 3 negro temannya. Total ada 44 orang pria yang menatapnya penuh nafsu di ruangan itu. Sebelum sempat Grace bereaksi, pintu sudah dikunci oleh Jack.
Jack.apa-apaan sih ini? tanya Grace panik. Ia mencoba lari ke pintu namun disergap oleh epat pria yang sedari tadi sudah mengantisipasinya. Mereka menyeret Grace dan memaksanya duduk di sofa.
Jack berdiri sambil berkacak pingang di hadapan Grace dan berkata, Kita semua udah sepakat buat bikin surprise ini. Anggap aja ini acara puncak elo minggu ini, Sayang.
Elo-elo emang pada sakit kali, ya!! jerit Grace sambil mencoba meronta, tapi tangan, kaki dan badannya dipegangi erat-erat oleh enam orang dari mereka. Satu ayunan tamparan dari Jack membuat Grace tersentak terdiam.
Diam!!! Dengerin!! Lonte kayak elo pasti udah tau apa yang namanya bukkake, nah hari ini kita mau ngadain pesta bukkake dengan sedikit modifikasi. Elo wajib menyeleksi laki-laki mana yang bakal ngent*t elo. Elo isep semua penis kita di sini, yang bisa bertahan gak ngeluarin sperma selama 15 menit elo isep, boleh nidurin elo semaleman nanti.
Sperma yang keluar gak boleh elo telen sekarang, semuanya kudu elo tampung di gelas khusus. Yang spermanya keluar kudu elo servis dua kali, pokoknya isep sampe abis! Bram udah pesen kalo elo musti diabisin staminanya! Dan inget ya, waktu elo nyepong nanti, jangan pake tangan, pake mulut doang! kata Jack galak.
Udah, Jack..gak usah panjang lebar nerangin, pasti dia tau apa itu bukkake, kata Wan sinis.
Grace hanya bisa bengong ketakutan. Seumur hidupnya belum pernah ia diperlakukan seperti ini. Tentu saja ia tahu apa itu bukkake, meski belum pernah mengalaminya.
Aslinya, dulu pria-pria Jepang menghukum wanita dengan cara beramai-ramai menyemprotkan sperma ke sekujur tubuh wanita yang bersangkutan sambil ditonton beramai-ramai, lalu menggaulinya. Jika dianggap berat kesalahannya, jumlah pria yang diikutkan dalam ritual itu makin banyak.
Bahkan konon dalam satu catatan pernah terungkap bahwa ada satu selir yang kedapatan selingkuh di-bukkake oleh tak kurang dari 80 orang! Membayangkannya saja Grace sudah merasa ngeri, apalagi kini ia mengalaminya sendiri.
Merasa tak punya pilihan lain, Grace pun hanya bisa memasrahkan tubuhnya pada para pria itu. Ia tahu, percuma saja melawan karena berdasarkan pengalaman semalam kalau melawan mereka hanya akan semakin bernafsu dan menjadikan dirinya bulan-bulanan.
Grace hanya bisa berharap dirinya mampu memerah sperma dari sebanyak mungkin pria sehingga jumlah pria yang nanti menggaulinya tidak terlalu banyak. Jika semua pria itu menonton dirinya nyepong, ada kemungkinan bahwa lama kelamaan karena makin terangsang, banyak di antara mereka yang akan dengan mudah disepongnya dalam waktu singkat.
Namun rupanya harapan Grace itu pupus karena Jack sudah mengatur bahwa hanya ada dirinya yang akan menyaksikan Grace menyepong selain pria yang disepongnya itu sendiri. Rupanya Jack sudah memikirkan kemungkinan bahwa akan ada yang tak bisa menahan nafsu melihat Grace beraksi.
Untuk mencegah Grace melarikan diri, kedua kakinya dipasangi borgol yang dihubungkan dengan rantai sepanjang kurang lebih 30 cm, dengan demikian Grace masih bisa berjalan tapi tak mungkin berlari. Kedua tangannya pun diperlakukan demikian agar ia tak bisa berbuat macam-macam, tapi cukup dapat bergerak seperlunya.
Karena sudah kesiangan, Grace hanya bisa berdandan seperlunya. Ia tiba di kantor satu menit menjelang pukul 08.00 dan langsung melihat jadwal kerjanya hari itu. Ternyata ia memang mengosongkan janji lain pada hari itu, hanya ada satu janji yaitu menjamu Jack di site room hotel I.
Hari itu Grace mengenakan kemeja putih yang agak transparan sehingga BH-nya bisa jelas terlihat. Kemeja putih lengan panjang itu dipadukannya dengan rok warna hitam model longgar yang tidak terlalu panjang, hanya kira-kira sebatas lutut. Sepatu yang dikenakannya Menjelang pukul 10.00 sampailah ia ke suite room utama hotel I.
Jack sendiri yang membukakan pintu. Betapa kagetnya Grace ketika ia mendapati bahwa di ruangan itu telah terkumpul para pria yang selama seminggu terakhir menggauli tubuhnya. Selain 20 orang yang menyantap tubuhnya seminggu yang lalu, ada Jack dan 5 orang partnernya, Raz dan 9 temannya, Umar dan 3 temannya, lalu Mr. Dyke dan 3 negro temannya. Total ada 44 orang pria yang menatapnya penuh nafsu di ruangan itu. Sebelum sempat Grace bereaksi, pintu sudah dikunci oleh Jack.
Jack.apa-apaan sih ini? tanya Grace panik. Ia mencoba lari ke pintu namun disergap oleh epat pria yang sedari tadi sudah mengantisipasinya. Mereka menyeret Grace dan memaksanya duduk di sofa.
Jack berdiri sambil berkacak pingang di hadapan Grace dan berkata, Kita semua udah sepakat buat bikin surprise ini. Anggap aja ini acara puncak elo minggu ini, Sayang.
Elo-elo emang pada sakit kali, ya!! jerit Grace sambil mencoba meronta, tapi tangan, kaki dan badannya dipegangi erat-erat oleh enam orang dari mereka. Satu ayunan tamparan dari Jack membuat Grace tersentak terdiam.
Diam!!! Dengerin!! Lonte kayak elo pasti udah tau apa yang namanya bukkake, nah hari ini kita mau ngadain pesta bukkake dengan sedikit modifikasi. Elo wajib menyeleksi laki-laki mana yang bakal ngent*t elo. Elo isep semua penis kita di sini, yang bisa bertahan gak ngeluarin sperma selama 15 menit elo isep, boleh nidurin elo semaleman nanti.
Sperma yang keluar gak boleh elo telen sekarang, semuanya kudu elo tampung di gelas khusus. Yang spermanya keluar kudu elo servis dua kali, pokoknya isep sampe abis! Bram udah pesen kalo elo musti diabisin staminanya! Dan inget ya, waktu elo nyepong nanti, jangan pake tangan, pake mulut doang! kata Jack galak.
Udah, Jack..gak usah panjang lebar nerangin, pasti dia tau apa itu bukkake, kata Wan sinis.
Grace hanya bisa bengong ketakutan. Seumur hidupnya belum pernah ia diperlakukan seperti ini. Tentu saja ia tahu apa itu bukkake, meski belum pernah mengalaminya.
Aslinya, dulu pria-pria Jepang menghukum wanita dengan cara beramai-ramai menyemprotkan sperma ke sekujur tubuh wanita yang bersangkutan sambil ditonton beramai-ramai, lalu menggaulinya. Jika dianggap berat kesalahannya, jumlah pria yang diikutkan dalam ritual itu makin banyak.
Bahkan konon dalam satu catatan pernah terungkap bahwa ada satu selir yang kedapatan selingkuh di-bukkake oleh tak kurang dari 80 orang! Membayangkannya saja Grace sudah merasa ngeri, apalagi kini ia mengalaminya sendiri.
Merasa tak punya pilihan lain, Grace pun hanya bisa memasrahkan tubuhnya pada para pria itu. Ia tahu, percuma saja melawan karena berdasarkan pengalaman semalam kalau melawan mereka hanya akan semakin bernafsu dan menjadikan dirinya bulan-bulanan.
Grace hanya bisa berharap dirinya mampu memerah sperma dari sebanyak mungkin pria sehingga jumlah pria yang nanti menggaulinya tidak terlalu banyak. Jika semua pria itu menonton dirinya nyepong, ada kemungkinan bahwa lama kelamaan karena makin terangsang, banyak di antara mereka yang akan dengan mudah disepongnya dalam waktu singkat.
Namun rupanya harapan Grace itu pupus karena Jack sudah mengatur bahwa hanya ada dirinya yang akan menyaksikan Grace menyepong selain pria yang disepongnya itu sendiri. Rupanya Jack sudah memikirkan kemungkinan bahwa akan ada yang tak bisa menahan nafsu melihat Grace beraksi.
Untuk mencegah Grace melarikan diri, kedua kakinya dipasangi borgol yang dihubungkan dengan rantai sepanjang kurang lebih 30 cm, dengan demikian Grace masih bisa berjalan tapi tak mungkin berlari. Kedua tangannya pun diperlakukan demikian agar ia tak bisa berbuat macam-macam, tapi cukup dapat bergerak seperlunya.
Grace diperintahkan untuk berlutut di hadapan sebuah sofa di mana satu demi satu pria-pria itu akan diseleksi dengan mulutnya. Di samping Grace disediakan gelas besar untuk menampung sperma yang berhasil diperahnya, dan kotak pendingin khusus untuk mengawetkan sperma itu sehingga tidak habis menguap. Sementara itu di ruang sebelah yang terpisah oleh pintu tembusan, para pria itu sedang mengundi giliran mereka.
Giliran pertama sengaja dijatuhkan pada Jack yang akan bertugas mengawasi Grace. Gadis itu memulai aksinya sekitar pukul 10.30 dan setelah 15 menit menjilat, mengulum dan menghisap penis Jack, tak setetespun sperma keluar dari penis itu.
Skor 1-0 untuk yang akan mengauli Grace. Dua pria berikutnya juga gagal diperah spermanya, membuat Grace makin panik. Apa jadinya kalau ia gagal menyepong semuanya? Membayangkan bahwa ia akan digauli 44 pria membuatnya sangat ketakutan.
Grace berusaha seerotis mungkin mem-blow job pria berikutnya meski tubuhnya kurang leluasa bergerak. Memang susah meliuk erotis kalau sambil berlutut, tapi Grace tetap berusaha sambil terus menjalankan keahliannya ber-deep throat.
Pria keempat akhirnya berhasil diperah spermanya setelah 7 menit disepong. Ketika dirasakannya penis pria itu mulai berdenyut, secepat mungkin Grace mengeluarkan penis itu dari mulutnya dan langsung diarahkan ke gelas yang sudah ia siapkan sebelumnya.
Setelah semprotannya berakhir, Grace memulai lagi hisapan ronde keduanya untuk menuntaskan sperma yang dimiliki pria itu. Sperma yang keluar setelah yang tadi memang tidak sebanyak yang pertama, tapi toh kalau semuanya dikumpulkan, jumlahnya akan menjadi signifikan. Sebelum menyepong pria berikutnya, Grace menyimpan gelas itu ke dalam kotak pendingin yang sudah disediakan. Skor 3-1.
Menjelang pukul 15.00 skor sudah menjadi 9-11. Grace mulai kelelahan tapi Jack sama sekali tak mau membiarkan Grace beristirahat. Ritual oral itu berlangsung sampai pukul 21.35 tanpa sekalipun Grace diberi kesempatan untuk istirahat.
Saat ritual itu berakhir, skor akhir tercatat 16-28. Gelas yang dipakai menampung sperma itu kini terisi hampir 450 cc sperma. Alangkah jengkelnya Grace karena Wan yang memotori perkosaannya kemarin, ternyata termasuk dalam kelompok yang akan menggaulinya malam itu.
Tanpa memberi Grace kesempatan untuk beristirahat, masuklah 16 orang pria yang mendapat jatah menyantap tubuhnya malam itu. Mereka sudah dalam keadaan telanjang bulat. Penis mereka sudah mengacung tegak, menandakan mereka sudah begitu bernafsu untuk menggauli gadis itu. Meskipun demikian, mereka tak langsung menyantap Grace.
Dua orang pria memegangi dan merentangkan tangannya sementara dua pria lainnya merentangkan kedua kakinya lebar-lebar. Jack segera membenamkan kepalanya di antara kedua belah paha mulus Grace, lidahnya menjilati bagian luar vagina gadis itu dan diselingi dengan jari-jarinya yang mengorek-ngorek dan menusuk-nusuk lubang kewanitaan Grace.
Salah satu pria mempreteli satu demi satu kancing bajunya, setelah terbuka semua dibetotnya BH putih di baliknya hingga setengah terlepas. Para pria itu melotot kagum penuh nafsu memandangi buah dada Grace yang indah nan padat dan kencang dengan putingnya yang merah muda.
Salah satu pria langsung melumat payudara kanannya, diremas, dijilat dan disedot-sedot, sedangkan payudara kirinya diciumi dan Mereka juga mengisap-isap puting susu Grace dengan rakusnya hingga putingnya makin mencuat karena terangsang.
Sementara itu Jack sibuk menggarap lubang kewanitaannya, menggerakkan jarinya leluar masuk di liang itu seperti menyetubuhinya, diselingi mulutnya yang mengisap bibir vagina Grace. Ketika Jack menemukan clitoris Grace, diremas-remasnya dengan lembut lalu dengan mulutnya ia mengisapnya seperti mengisap permen saja.
Grace berusaha keras untuk tidak menikmatinya, tapi sepertinya syaraf-syaraf di tubuhnya lebih mendominasi, dia tidak dapat menahan rangsangan yang demikian hebatnya dari titik-titik sensitifnya yang dikerjai mereka.
Nafsu birahinya dengan cepat bangkit. Ia mulai mengerang dan merintih, tubuhnya mulai menggeliat erotis. Pria lain menyibak rambutnya, lalu lidahnya menyapu leher hingga ke telinganya. Kedua pria di sampingnya terus menikmati payudaranya sampai meninggalkan bekas merah karena kebanyakan dicupang.
Baru saja 10 menit Jack menggarap vagina Grace, akhirnya ia merasa tubuhnya menegang disusul dengan mengucurnya cairan pelumas dari kemaluannya. Mulutnya mengeluarkan pekikan kenikmatan sementara tubuhnya yang menegang menggelinjang liar. Grace mencapai orgasmenya yang pertama malam itu.
Jack duduk di sebuah kursi di samping ranjang dengan penis mengacung tegak dan memerintahkan pria lainnya untuk mendudukkan Grace di pangkuannya. Empat pria lainnya segera mengangkat tubuh Grace dengan kedua paha dibuat terkangkang. Jack mulai membuka bibir vagina Grace dan tangan satunya membimbing penisnya memasuki liang kewanitaan gadis itu.
Giliran pertama sengaja dijatuhkan pada Jack yang akan bertugas mengawasi Grace. Gadis itu memulai aksinya sekitar pukul 10.30 dan setelah 15 menit menjilat, mengulum dan menghisap penis Jack, tak setetespun sperma keluar dari penis itu.
Skor 1-0 untuk yang akan mengauli Grace. Dua pria berikutnya juga gagal diperah spermanya, membuat Grace makin panik. Apa jadinya kalau ia gagal menyepong semuanya? Membayangkan bahwa ia akan digauli 44 pria membuatnya sangat ketakutan.
Grace berusaha seerotis mungkin mem-blow job pria berikutnya meski tubuhnya kurang leluasa bergerak. Memang susah meliuk erotis kalau sambil berlutut, tapi Grace tetap berusaha sambil terus menjalankan keahliannya ber-deep throat.
Pria keempat akhirnya berhasil diperah spermanya setelah 7 menit disepong. Ketika dirasakannya penis pria itu mulai berdenyut, secepat mungkin Grace mengeluarkan penis itu dari mulutnya dan langsung diarahkan ke gelas yang sudah ia siapkan sebelumnya.
Setelah semprotannya berakhir, Grace memulai lagi hisapan ronde keduanya untuk menuntaskan sperma yang dimiliki pria itu. Sperma yang keluar setelah yang tadi memang tidak sebanyak yang pertama, tapi toh kalau semuanya dikumpulkan, jumlahnya akan menjadi signifikan. Sebelum menyepong pria berikutnya, Grace menyimpan gelas itu ke dalam kotak pendingin yang sudah disediakan. Skor 3-1.
Menjelang pukul 15.00 skor sudah menjadi 9-11. Grace mulai kelelahan tapi Jack sama sekali tak mau membiarkan Grace beristirahat. Ritual oral itu berlangsung sampai pukul 21.35 tanpa sekalipun Grace diberi kesempatan untuk istirahat.
Saat ritual itu berakhir, skor akhir tercatat 16-28. Gelas yang dipakai menampung sperma itu kini terisi hampir 450 cc sperma. Alangkah jengkelnya Grace karena Wan yang memotori perkosaannya kemarin, ternyata termasuk dalam kelompok yang akan menggaulinya malam itu.
Tanpa memberi Grace kesempatan untuk beristirahat, masuklah 16 orang pria yang mendapat jatah menyantap tubuhnya malam itu. Mereka sudah dalam keadaan telanjang bulat. Penis mereka sudah mengacung tegak, menandakan mereka sudah begitu bernafsu untuk menggauli gadis itu. Meskipun demikian, mereka tak langsung menyantap Grace.
Dua orang pria memegangi dan merentangkan tangannya sementara dua pria lainnya merentangkan kedua kakinya lebar-lebar. Jack segera membenamkan kepalanya di antara kedua belah paha mulus Grace, lidahnya menjilati bagian luar vagina gadis itu dan diselingi dengan jari-jarinya yang mengorek-ngorek dan menusuk-nusuk lubang kewanitaan Grace.
Salah satu pria mempreteli satu demi satu kancing bajunya, setelah terbuka semua dibetotnya BH putih di baliknya hingga setengah terlepas. Para pria itu melotot kagum penuh nafsu memandangi buah dada Grace yang indah nan padat dan kencang dengan putingnya yang merah muda.
Salah satu pria langsung melumat payudara kanannya, diremas, dijilat dan disedot-sedot, sedangkan payudara kirinya diciumi dan Mereka juga mengisap-isap puting susu Grace dengan rakusnya hingga putingnya makin mencuat karena terangsang.
Sementara itu Jack sibuk menggarap lubang kewanitaannya, menggerakkan jarinya leluar masuk di liang itu seperti menyetubuhinya, diselingi mulutnya yang mengisap bibir vagina Grace. Ketika Jack menemukan clitoris Grace, diremas-remasnya dengan lembut lalu dengan mulutnya ia mengisapnya seperti mengisap permen saja.
Grace berusaha keras untuk tidak menikmatinya, tapi sepertinya syaraf-syaraf di tubuhnya lebih mendominasi, dia tidak dapat menahan rangsangan yang demikian hebatnya dari titik-titik sensitifnya yang dikerjai mereka.
Nafsu birahinya dengan cepat bangkit. Ia mulai mengerang dan merintih, tubuhnya mulai menggeliat erotis. Pria lain menyibak rambutnya, lalu lidahnya menyapu leher hingga ke telinganya. Kedua pria di sampingnya terus menikmati payudaranya sampai meninggalkan bekas merah karena kebanyakan dicupang.
Baru saja 10 menit Jack menggarap vagina Grace, akhirnya ia merasa tubuhnya menegang disusul dengan mengucurnya cairan pelumas dari kemaluannya. Mulutnya mengeluarkan pekikan kenikmatan sementara tubuhnya yang menegang menggelinjang liar. Grace mencapai orgasmenya yang pertama malam itu.
Jack duduk di sebuah kursi di samping ranjang dengan penis mengacung tegak dan memerintahkan pria lainnya untuk mendudukkan Grace di pangkuannya. Empat pria lainnya segera mengangkat tubuh Grace dengan kedua paha dibuat terkangkang. Jack mulai membuka bibir vagina Grace dan tangan satunya membimbing penisnya memasuki liang kewanitaan gadis itu.
Walaupun kemaluan Grace sudah basah oleh cairan vaginanya, tapi Jack masih kesulitan memasukkan penisnya yang besar itu. Grace memulai senggamanya yang pertama malam itu, rasa nikmat akibat gesekan penis Jack dan dinding lubang vaginanya membuatnya secara refleks menaikturunkan tubuhnya.
Sementara Grace menggenjot penis Jack, pria itu melumat payudara kanannya, kedua tangannya meremasi bongkahan pantat Grace. Pria-pria lain yang ikut memegangi tubuh Grace pun ikut ambil bagian menggerayangi tubuh gadis itu.
Ada yang mengelus paha mulusnya, ada yang melumat payudara kirinya, ada yang menjilati lehernya, pria yang menopang Grace dari belakang menarik rambut gadis itu wajahnya tengadah ke belakang, lalu dilumatnya bibir mungil yang ranum itu.
Lidah pria itu bergerak liar menjelajahi mulut Grace. Gadis itu kembali merasakan kenikmatan menjalari tubuhnya, walau berusaha sekuat tenaga untuk tidak menikmatinya, tubuhnya tidak bisa berbohong. Tubuhnya menggelinjang hebat disertai suara erangan panjang setelah 15 menit menggenjot Jack.
Setelah digauli oleh 6 orang pria, Grace memohon-mohon pada mereka untuk dapat beristirahat. Grace berusaha merayu mereka dengan mengatakan kalau ia boleh beristirahat sambil makan, sesudahnya ia akan lebih giat melayani mereka semua.
Perut Grace memang terasa sangat lapar karena hari itu ia baru makan sekali, waktu sarapan pagi tadi. Sambil menyeringai, Jack berkata kepadanya bahwa Grace boleh beristirahat, bahkan makanan khusus sudah disiapkan untuknya.
Alangkah kagetnya Grace ketika melihat salah seorang pria menyiapkan makanan khusus itu. Pria itu mengambil gelas berisi sperma dari kotak penyimpanannya lalu menghangatkannya sebentar dalam microwave mini. Setelah itu ia menuangkan kira-kira sepertiga isinya ke sebuah mangkuk kecil berisi butiran-butiran jagung sweet corn.
Sambil tertawa kejam Jack menyuruh Grace memakan bubur jagung sperma itu, lalu setelahnya sisa sperma yang masih ada di gelas haris dihabiskan juga. Grace merasa jijik sekali. Tadinya ia mengira sperma yang ada dalam gelas itu akan diguyurkan ke tubuhnya.
Meski demikian Grace tak berani melawan, di satu sisi perutnya memang sudah lapar di sisi lain ia tak berani membayangkan konsekuensinya melawan para pria maniak seperti mereka.
Sambil menahan rasa jijiknya, Grace menyantap bubur spesialnya itu. Pelan tapi pasti disantapnya jagung campur sperma itu. Ketika mangkuk itu sudah kosong, Jack menyuruh Grace menjilati mangkuk itu sampai licin tandas. Grace pun patuh, tak berani membantah, sementara para pria itu tertawa-tawa melihatnya. Kemudian Grace meminum sperma yang tersisa dalam gelas.
Cairan putih kental yang hangat itu mengalir memasuki tenggorokannya. Sulit bagi Grace untuk cepat-cepat menelannya karena sperma cukup kental, namun dengan hati-hati dipaksakannya menelan semuanya. Ia terus berusaha menekan rasa jijiknya karena Jack mengancam kalau Grace sampai muntah, kedua puluh delapan pria yang tadi disepong akan kembali untuk memperkosa dirinya sebagai hukuman. Dengan susah payah habis juga sperma yang ada dalam gelas itu. Sisa sperma yang menempel dilarutkan dengan air lalu diminum pula oleh Grace. Keseluruhan proses santap malam Grace memakan waktu hampir 40 menit.
Selanjutnya Grace tidak lagi digilir melainkan mulai dikeroyok oleh para pria itu. Mereka dengan brutal menggauli Grace dengan berbagai posisi. Kadang posisi konvensional, posisi woman on top, posisi pangku, doggy style, berdiri, sandwich, dan sebagainya. Pendek kata, semua posisi yang mungkin dalam suatu hubungan seks dilakukan oleh mereka.
Menjelang pukul 03.00 dini hari selesailah sudah acara gangbang mereka. Wan dan Jack yang masih cukup kuat memaksa Grace yang sudah sangat kelelahan itu untuk memakai kembali pakaiannya, lalu menyeret gadis itu ke suite room yang lain di lantai yang sama. Sambil mengutuki nasibnya, Grace sudah bisa menebak ke mana mereka akan membawanya.
Benar saja, di suite room tersebut Bram sudah menunggu dengan seringai mesumnya yang khas. Begitu Wan dan Jack keluar, Bram segera mengunci pintunya lalu mulai membuka pakaiannya. Grace serta merta berlutut dan memeluk kaki Bram, gadis itu memohon sambil mengiba-iba agar dirinya tidak digauli lagi malam itu karena sudah sangat lelah.
Tapi rupanya Bram tak perduli. Dengan tegas ia mengatakan bahwa jika Grace tak mau melayaninya, seperti biasa pilihan lainnya adalah kembali ke ruangan sebelumnya untuk kembali diperkosa beramai-ramai.
Sadar bahwa Bram tak mungkin berubah maunya, Grace pun mencoba taktik lain. Meski kelelahan mendera tubuhnya, Grace bangkir berdiri lalu mulai menari erotis. Dengan gerakan yang sangat sensual ia melepas pakaiannya satu demi satu.
Belum sempat ia melepas semua pakaiannya, Bram sudah menyergap dirinya lalu menghempaskannya ke ranjang dan mulai menggaulinya. Bram tak perduli kalau Grace sudah lemas. Ia sudah sangat terangsang melihat gadis itu. Kondisi Grace yang setengah telanjang dengan sepatu berhak dan berujung lancip warna putih yang masih melekat erat di kaki gadis itu membuat Bram makin bernafsu dan terbakar birahinya.
Sementara Grace menggenjot penis Jack, pria itu melumat payudara kanannya, kedua tangannya meremasi bongkahan pantat Grace. Pria-pria lain yang ikut memegangi tubuh Grace pun ikut ambil bagian menggerayangi tubuh gadis itu.
Ada yang mengelus paha mulusnya, ada yang melumat payudara kirinya, ada yang menjilati lehernya, pria yang menopang Grace dari belakang menarik rambut gadis itu wajahnya tengadah ke belakang, lalu dilumatnya bibir mungil yang ranum itu.
Lidah pria itu bergerak liar menjelajahi mulut Grace. Gadis itu kembali merasakan kenikmatan menjalari tubuhnya, walau berusaha sekuat tenaga untuk tidak menikmatinya, tubuhnya tidak bisa berbohong. Tubuhnya menggelinjang hebat disertai suara erangan panjang setelah 15 menit menggenjot Jack.
Setelah digauli oleh 6 orang pria, Grace memohon-mohon pada mereka untuk dapat beristirahat. Grace berusaha merayu mereka dengan mengatakan kalau ia boleh beristirahat sambil makan, sesudahnya ia akan lebih giat melayani mereka semua.
Perut Grace memang terasa sangat lapar karena hari itu ia baru makan sekali, waktu sarapan pagi tadi. Sambil menyeringai, Jack berkata kepadanya bahwa Grace boleh beristirahat, bahkan makanan khusus sudah disiapkan untuknya.
Alangkah kagetnya Grace ketika melihat salah seorang pria menyiapkan makanan khusus itu. Pria itu mengambil gelas berisi sperma dari kotak penyimpanannya lalu menghangatkannya sebentar dalam microwave mini. Setelah itu ia menuangkan kira-kira sepertiga isinya ke sebuah mangkuk kecil berisi butiran-butiran jagung sweet corn.
Sambil tertawa kejam Jack menyuruh Grace memakan bubur jagung sperma itu, lalu setelahnya sisa sperma yang masih ada di gelas haris dihabiskan juga. Grace merasa jijik sekali. Tadinya ia mengira sperma yang ada dalam gelas itu akan diguyurkan ke tubuhnya.
Meski demikian Grace tak berani melawan, di satu sisi perutnya memang sudah lapar di sisi lain ia tak berani membayangkan konsekuensinya melawan para pria maniak seperti mereka.
Sambil menahan rasa jijiknya, Grace menyantap bubur spesialnya itu. Pelan tapi pasti disantapnya jagung campur sperma itu. Ketika mangkuk itu sudah kosong, Jack menyuruh Grace menjilati mangkuk itu sampai licin tandas. Grace pun patuh, tak berani membantah, sementara para pria itu tertawa-tawa melihatnya. Kemudian Grace meminum sperma yang tersisa dalam gelas.
Cairan putih kental yang hangat itu mengalir memasuki tenggorokannya. Sulit bagi Grace untuk cepat-cepat menelannya karena sperma cukup kental, namun dengan hati-hati dipaksakannya menelan semuanya. Ia terus berusaha menekan rasa jijiknya karena Jack mengancam kalau Grace sampai muntah, kedua puluh delapan pria yang tadi disepong akan kembali untuk memperkosa dirinya sebagai hukuman. Dengan susah payah habis juga sperma yang ada dalam gelas itu. Sisa sperma yang menempel dilarutkan dengan air lalu diminum pula oleh Grace. Keseluruhan proses santap malam Grace memakan waktu hampir 40 menit.
Selanjutnya Grace tidak lagi digilir melainkan mulai dikeroyok oleh para pria itu. Mereka dengan brutal menggauli Grace dengan berbagai posisi. Kadang posisi konvensional, posisi woman on top, posisi pangku, doggy style, berdiri, sandwich, dan sebagainya. Pendek kata, semua posisi yang mungkin dalam suatu hubungan seks dilakukan oleh mereka.
Menjelang pukul 03.00 dini hari selesailah sudah acara gangbang mereka. Wan dan Jack yang masih cukup kuat memaksa Grace yang sudah sangat kelelahan itu untuk memakai kembali pakaiannya, lalu menyeret gadis itu ke suite room yang lain di lantai yang sama. Sambil mengutuki nasibnya, Grace sudah bisa menebak ke mana mereka akan membawanya.
Benar saja, di suite room tersebut Bram sudah menunggu dengan seringai mesumnya yang khas. Begitu Wan dan Jack keluar, Bram segera mengunci pintunya lalu mulai membuka pakaiannya. Grace serta merta berlutut dan memeluk kaki Bram, gadis itu memohon sambil mengiba-iba agar dirinya tidak digauli lagi malam itu karena sudah sangat lelah.
Tapi rupanya Bram tak perduli. Dengan tegas ia mengatakan bahwa jika Grace tak mau melayaninya, seperti biasa pilihan lainnya adalah kembali ke ruangan sebelumnya untuk kembali diperkosa beramai-ramai.
Sadar bahwa Bram tak mungkin berubah maunya, Grace pun mencoba taktik lain. Meski kelelahan mendera tubuhnya, Grace bangkir berdiri lalu mulai menari erotis. Dengan gerakan yang sangat sensual ia melepas pakaiannya satu demi satu.
Belum sempat ia melepas semua pakaiannya, Bram sudah menyergap dirinya lalu menghempaskannya ke ranjang dan mulai menggaulinya. Bram tak perduli kalau Grace sudah lemas. Ia sudah sangat terangsang melihat gadis itu. Kondisi Grace yang setengah telanjang dengan sepatu berhak dan berujung lancip warna putih yang masih melekat erat di kaki gadis itu membuat Bram makin bernafsu dan terbakar birahinya.
Desah Bram menyertai gerakan pinggulnya mendorong masuk penisnya perlahan-lahan ke dalam vagina Grace. Ia amat menikmati setiap inci rongga vagina Grace yang dilewati penisnya. Vagina itu begitu kenyal, panas, basah dan terasa berkedut-kedut seakan-akan sedang memijat penisnya yang sedang berada di dalamnya.
Saat penisnya sudah berada penuh di dalam vagina gadis itu, tanpa membuat gerakan apapun, keduanya menikmati sensasi demi sensasi yang mereka rasakan. Tanpa langsung mengocokkan penisnya, Bram menciumi seluruh bagian tubuh Grace yang berada dalam jangkauan bibir dan lidahnya. Dipilinnya puting susu Grace dengan menggunakan giginya.
Diseruputnya berulang-ulang puting itu penuh nafsu. Sesekali ia menyupang buah dada gadis itu, sehingga di sana-sini meninggalkan garis merah yang kontras dengan warna putih kulit payudara Grace. Keduanya semakin terbakar gairah, hingga di satu saat, keduanya tak kuat lagi menahan nafsu yang tertahan, tanpa dikomando oleh salah satu dari mereka, baik Bram maupun Grace mulai saling menggenjot. Keduanya langsung saling berlomba mengayunkan pinggul mereka.
Bram yang sudah menahan nafsu sejak tadi langsung memompa vagina Grace secepat mungkin. Begitupun dengan Grace, ia mengangkangkan selebar mungkin pahanya yang putih mulus dan mengimbangi gerakan pinggul Bram dengan sedapat mungkin menyambut penis pria itu dengan vaginanya bila ia merasakan pinggul Bram bergerak ke arahnya.
Keduanya langsung saja saling berlomba untuk memberikan yang terbaik buat pasangannya dan saling mengejar meraih kenikmatan. Ruangan itu pun langsung dipenuhi suara erangan kenikmatan keduanya diiringi decak becek dari vagina Grace. Dirinya begitu menikmati permainan pinggul Bram. Jujur saja dalam hatinya ia mengakui bahwa permainan pria itu begitu hebat sampai-sampai terkadang ia tak sempat mengambil nafas.
Bram mengayunkan pinggul begitu cepatnya seakan-akan ia sedang diburu-buru oleh suatu hal sehingga ia ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini. Erangan Grace yang terbata-bata akibat serangan goyangan pinggul Bram yang begitu cepatnya justru semakin membakar nafsu Bram. Ia begitu menikmati saat memandangi wanita yang sedang disetubuhinya itu mengerang tak jelas disertai rintihan memohon untuk segera dipuaskan.
Setelah satu jam menggauli Grace, Bram belum juga menampakkan tanda-tanda akan segera ejakulasi. Grace yang sudah sangat ingin dipuaskan oleh pria itu terus merintih memohon-mohon. Sambil tersenyum Bram mengatakan bahwa ia akan memberikan Grace orgasme puncak kalau Grace mau bermain lebih binal dan erotis.
Grace yang sedang diperbudak oleh gairah langsung menanggapinya. Meski lelah ia berusaha untuk lebih binal melayani Bram. Pinggulnya digerak-gerakkan secara erotis, geliatnya makin sensual dan mengundang. Semua gaya erotis diperlihatkan Grace, sehingga kira-kira setengah jam kemudian sampailah Bram pada puncaknya.
Penisnya berdenyut-denyut, spermanya tersembur deras. Grace spontan merasakan nikmat yang amat sangat merasakan dinding kewanitaannya disemprot cairan hangat yang deras itu. Denyutan-denyutan penis Bram makin membuatnya lepas kendali.
Tubuh Grace menggelepar liar, disertai pekikan kenikmatan yang keluar dari mulutnya, pekikan itu main keras tatkala Bram yang dalam puncak orgasmenya masih sempat menghisap puting susu Grace. Bram lalu ambruk di atas tubuh Grace, penisnya masih bersarang di vagina gadis itu. Keduanya terengah-engah menikmati buah kenikmatan yang baru saja mereka capai.
Dalam hatinya Grace mengakui kalau Bram memang jago becinta. Meski kali ini mereka hanya ngeseks dalam satu posisi, tetap saja mendatangkan nikmat tiada tara. Mereka berdua akhirnya tertidur lelap, masih dalam posisi yang sama.
Saat penisnya sudah berada penuh di dalam vagina gadis itu, tanpa membuat gerakan apapun, keduanya menikmati sensasi demi sensasi yang mereka rasakan. Tanpa langsung mengocokkan penisnya, Bram menciumi seluruh bagian tubuh Grace yang berada dalam jangkauan bibir dan lidahnya. Dipilinnya puting susu Grace dengan menggunakan giginya.
Diseruputnya berulang-ulang puting itu penuh nafsu. Sesekali ia menyupang buah dada gadis itu, sehingga di sana-sini meninggalkan garis merah yang kontras dengan warna putih kulit payudara Grace. Keduanya semakin terbakar gairah, hingga di satu saat, keduanya tak kuat lagi menahan nafsu yang tertahan, tanpa dikomando oleh salah satu dari mereka, baik Bram maupun Grace mulai saling menggenjot. Keduanya langsung saling berlomba mengayunkan pinggul mereka.
Bram yang sudah menahan nafsu sejak tadi langsung memompa vagina Grace secepat mungkin. Begitupun dengan Grace, ia mengangkangkan selebar mungkin pahanya yang putih mulus dan mengimbangi gerakan pinggul Bram dengan sedapat mungkin menyambut penis pria itu dengan vaginanya bila ia merasakan pinggul Bram bergerak ke arahnya.
Keduanya langsung saja saling berlomba untuk memberikan yang terbaik buat pasangannya dan saling mengejar meraih kenikmatan. Ruangan itu pun langsung dipenuhi suara erangan kenikmatan keduanya diiringi decak becek dari vagina Grace. Dirinya begitu menikmati permainan pinggul Bram. Jujur saja dalam hatinya ia mengakui bahwa permainan pria itu begitu hebat sampai-sampai terkadang ia tak sempat mengambil nafas.
Bram mengayunkan pinggul begitu cepatnya seakan-akan ia sedang diburu-buru oleh suatu hal sehingga ia ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini. Erangan Grace yang terbata-bata akibat serangan goyangan pinggul Bram yang begitu cepatnya justru semakin membakar nafsu Bram. Ia begitu menikmati saat memandangi wanita yang sedang disetubuhinya itu mengerang tak jelas disertai rintihan memohon untuk segera dipuaskan.
Setelah satu jam menggauli Grace, Bram belum juga menampakkan tanda-tanda akan segera ejakulasi. Grace yang sudah sangat ingin dipuaskan oleh pria itu terus merintih memohon-mohon. Sambil tersenyum Bram mengatakan bahwa ia akan memberikan Grace orgasme puncak kalau Grace mau bermain lebih binal dan erotis.
Grace yang sedang diperbudak oleh gairah langsung menanggapinya. Meski lelah ia berusaha untuk lebih binal melayani Bram. Pinggulnya digerak-gerakkan secara erotis, geliatnya makin sensual dan mengundang. Semua gaya erotis diperlihatkan Grace, sehingga kira-kira setengah jam kemudian sampailah Bram pada puncaknya.
Penisnya berdenyut-denyut, spermanya tersembur deras. Grace spontan merasakan nikmat yang amat sangat merasakan dinding kewanitaannya disemprot cairan hangat yang deras itu. Denyutan-denyutan penis Bram makin membuatnya lepas kendali.
Tubuh Grace menggelepar liar, disertai pekikan kenikmatan yang keluar dari mulutnya, pekikan itu main keras tatkala Bram yang dalam puncak orgasmenya masih sempat menghisap puting susu Grace. Bram lalu ambruk di atas tubuh Grace, penisnya masih bersarang di vagina gadis itu. Keduanya terengah-engah menikmati buah kenikmatan yang baru saja mereka capai.
Dalam hatinya Grace mengakui kalau Bram memang jago becinta. Meski kali ini mereka hanya ngeseks dalam satu posisi, tetap saja mendatangkan nikmat tiada tara. Mereka berdua akhirnya tertidur lelap, masih dalam posisi yang sama.
Klik Nomor untuk lanjutannya