Skandal sanggar senam...
Ini Pengalamanku sebenarnya, sengaja aku samarkan namaku dan suamiku agar dia tidak tersinggung dan tidak tahu kalau ini yang nulis saya, Kalau sampai tahu kan nggak enak dong, bisa tengkar nantinya.
Kejadian ini tidak pernah ku duga sebelumnya, Selama ini rumah tanggaku berjalan baik dan aku tidak pernah melakukan hubungan sex selain dengan suamiku sendiri. Ade, suamiku seorang kontraktor yang cukup besar di kota Malang Jawa Timur, hampir setiap hari waktunya habis dikantor untuk mengurus proyek dan proyeknya. Aku sendiri Dini menikah dengan Ade, kakak tingkat kuliahku di Perguaruan Tinggi Bandung , 2 tahun diatasku. Kehidupan sexku biasa saja, dan cenderung membosankan padahal kurasakan sampai sekarang gairahku cepat sekali memuncak dan kalau melakukan hubungan intim aku suka sekali berlama- lama menikmati dengan berbagai variasi.
Tetapi suamiku orangnya kuno dalam melakukan hubungan sex dengan cara yang biasa saja, dia diatas dan aku dibawah, kadang aku kepingin juga cara lain seperti pada video porno yang pernah kulihat saat suamiku pergi, tapi tidak pernah kesampaian, karena pernah kuutarakan pada suamiku dia tidaka menjawab apapun, sehingga kadang aku merasa tidak puas.
Aku sering juga melakukan masturbasi untuk menambah kepuasanku sambil membayangkan wajah seseorang dengan penis menantang. Saat ini aku dikaruniai 2 orang anak yang cukup manis dan ganteng. Aku sendiri memiliki beberapa kesibukan dirumah dengan membuat caterring untuk beberapa perusahaan yang ada di Malang . Jadi dari segi materi aku bisa dikatakan sudah cukup.
Untuk mengisi waktu luang aku sempatkan mengikuti kegiatan kesehatan berupa senam pada sanggar senam tertentu hal ini aku lakukan untuk menjaga stamina dan juga tubuhku biar tidak gembrot, dan hasilnya lumayan saat ini tinggi badanku 165 cm, rambutku hitam pekat, mata coklat, pinggangku cukup ramping pantat juga berisi dan yang penting payudaraku tidak kendor walaupn pernah menyusui dan ukurannya cukup membuat orang menelan ludah 36C. Aku sengaja mengambil jadwal pagi karena siang sedikit aku harus sudah rapi berada dikantor pribadiku.
Setelah membereskan urusan rumah aku bersiap berangkat menuju tempat senam, denga memakai T shirt Kuning cukup ketat dan celana senam aku memagut diri dikaca, Yach... lumayan juga pikirku, dengan tshirt tersebut payudaraku seakan tertekan dan hendak melompat keluar, aku sadari itu.
Mobil yang kukendarai memasuki pelataran parkir kulihat didalam suara cukup ramai juga kiranya hari ini. Aku memang tidak pernah ikut ibu-ibu yang suka ngerumpi ditempatku senam, selesai senam aku langsung pulang.
Pagi ini berbeda sekali tempat senam hampir penuh, aku duduk sendiri ditepi sambil mempersiapkan baju senamku, aku menuju kekamar ganti kudengarkan ada beberapa suara ibu-ibu cekikikan sambil menceritakan pengalamannya, Ah... gila pikirku, mereka suka sekali sama laki-laki usia muda untuk permainan sexnya.
"Iya Jeng Nik... tadi malam itu seru lho, aku tidak menyangka Dion begitu perkasa, aku dibuatnya tak berkutik dalam 4 ronde sekaligus, padahal kelihatan dia paling pendiam ya disini, dan permainannya... Yahuuut lho, memekku sampai seperti mati rasa..." Cerita salah satu ibu peserta senam.
"Ah... Masak sih jeng Rita... yach... sayang aku nggak dapet ya... kalau sama Rico gimana jeng... itu lho anak SMA 3 yang kita temukan bersama waktu nongkrong di café Regent... yang itunya item dan gede." Timpal temannya.
" Oh... Kalo yang itu sih lumayan, tapi permainannya masih hebat si Dion, Awalnya saja aku sudah keder dibuatnya."....
" Masa... aku jadi pengin mencobanya jeng... Lihat aja ya nanti... aku habisin dia dengan segala tenagaku... " celetuknya dengan geregetan.
Pembicaraan terus berlangsung secara tidak sadar aku terbawa ikut memikirkan Dion... Apakah Dion itu pelatih senam yang baru 2 bulan melatih ditempatku, kalo lihat cirinya pendiam dan acuh sih memang dia... tanpa terasa tanganku telah berada diantara dua pahaku terasa hangat dan kuraba pelan memekku dari luar baju senam ah... Cepat-cepat kubuang pikiran buruk itu aku tidak ingin terjadi sesuatu. Semakin kupikir semakin berkecamuk pikiran itu ada. Aku ingat waktu itu
Dion memang sempat menjadi buah bibir dikalangan ibu-ibu tempatku senam tapi aku tidak pernah sedikitpun ikut didalamnya. Apakah dion itu ya yang dibicarakan ibu-ibu.
Pertama kali masuk Dion memang sempat grogi disoraki oleh ibu-ibu bahkan sempat membuat wajahnya memerah ketika perkenalan ibu-ibu menanyakan statusnya. Bahkan salah satu ibu ada yang nyeletuk menanyakan besar tidaknya ukuran vital Dion, dan hanya dijawab dengan senyum saja.
" Tok,.. Tok... Tok..."
Aku terkejut mendengar pintu kamar ganti diketok dari luar, ah kiranya cukup lama juga aku berada dikamar ganti, cepat cepat kekemasi barangku dan keluar menuju hall senam, disana masih banyak ibu bergerombol menunggu waktu senam berlangsung.
Aku duduk sendiri sambil minum teh hangat... tiba-tiba disebelahku duduk empat ibu-ibu yang nampaknya cukup centil dengan usia yang bervariasi. Sambil berbasa-basi dia memperkenalkan diri dan... aku agak terkejut karena suara dan namanya sama dengan yang ada di kamar ganti sebelahku tadi. Jeng Nanik dan Jeng Rita cukup keren juga orangnya dari parfum dan merk lain yang ada ditubuhnya bukan orang yang tidak mampu kiranya.
Nanik ku taksir berusia 37 tahun dan mengaku anaknya 3 dan suaminya pegawai swasta dengan jabatan cukup layak, kulitnya putih dan mulus dengan alis tebal, dandanannya tidak semenor Rita Tingginya sekitar 5 Cm dibawahku dan payudaranya sekitar 34 B tapi nampak serasi sekali dengan penampilannya.
Ini Pengalamanku sebenarnya, sengaja aku samarkan namaku dan suamiku agar dia tidak tersinggung dan tidak tahu kalau ini yang nulis saya, Kalau sampai tahu kan nggak enak dong, bisa tengkar nantinya.
Kejadian ini tidak pernah ku duga sebelumnya, Selama ini rumah tanggaku berjalan baik dan aku tidak pernah melakukan hubungan sex selain dengan suamiku sendiri. Ade, suamiku seorang kontraktor yang cukup besar di kota Malang Jawa Timur, hampir setiap hari waktunya habis dikantor untuk mengurus proyek dan proyeknya. Aku sendiri Dini menikah dengan Ade, kakak tingkat kuliahku di Perguaruan Tinggi Bandung , 2 tahun diatasku. Kehidupan sexku biasa saja, dan cenderung membosankan padahal kurasakan sampai sekarang gairahku cepat sekali memuncak dan kalau melakukan hubungan intim aku suka sekali berlama- lama menikmati dengan berbagai variasi.
Tetapi suamiku orangnya kuno dalam melakukan hubungan sex dengan cara yang biasa saja, dia diatas dan aku dibawah, kadang aku kepingin juga cara lain seperti pada video porno yang pernah kulihat saat suamiku pergi, tapi tidak pernah kesampaian, karena pernah kuutarakan pada suamiku dia tidaka menjawab apapun, sehingga kadang aku merasa tidak puas.
Aku sering juga melakukan masturbasi untuk menambah kepuasanku sambil membayangkan wajah seseorang dengan penis menantang. Saat ini aku dikaruniai 2 orang anak yang cukup manis dan ganteng. Aku sendiri memiliki beberapa kesibukan dirumah dengan membuat caterring untuk beberapa perusahaan yang ada di Malang . Jadi dari segi materi aku bisa dikatakan sudah cukup.
Untuk mengisi waktu luang aku sempatkan mengikuti kegiatan kesehatan berupa senam pada sanggar senam tertentu hal ini aku lakukan untuk menjaga stamina dan juga tubuhku biar tidak gembrot, dan hasilnya lumayan saat ini tinggi badanku 165 cm, rambutku hitam pekat, mata coklat, pinggangku cukup ramping pantat juga berisi dan yang penting payudaraku tidak kendor walaupn pernah menyusui dan ukurannya cukup membuat orang menelan ludah 36C. Aku sengaja mengambil jadwal pagi karena siang sedikit aku harus sudah rapi berada dikantor pribadiku.
Setelah membereskan urusan rumah aku bersiap berangkat menuju tempat senam, denga memakai T shirt Kuning cukup ketat dan celana senam aku memagut diri dikaca, Yach... lumayan juga pikirku, dengan tshirt tersebut payudaraku seakan tertekan dan hendak melompat keluar, aku sadari itu.
Mobil yang kukendarai memasuki pelataran parkir kulihat didalam suara cukup ramai juga kiranya hari ini. Aku memang tidak pernah ikut ibu-ibu yang suka ngerumpi ditempatku senam, selesai senam aku langsung pulang.
Pagi ini berbeda sekali tempat senam hampir penuh, aku duduk sendiri ditepi sambil mempersiapkan baju senamku, aku menuju kekamar ganti kudengarkan ada beberapa suara ibu-ibu cekikikan sambil menceritakan pengalamannya, Ah... gila pikirku, mereka suka sekali sama laki-laki usia muda untuk permainan sexnya.
"Iya Jeng Nik... tadi malam itu seru lho, aku tidak menyangka Dion begitu perkasa, aku dibuatnya tak berkutik dalam 4 ronde sekaligus, padahal kelihatan dia paling pendiam ya disini, dan permainannya... Yahuuut lho, memekku sampai seperti mati rasa..." Cerita salah satu ibu peserta senam.
"Ah... Masak sih jeng Rita... yach... sayang aku nggak dapet ya... kalau sama Rico gimana jeng... itu lho anak SMA 3 yang kita temukan bersama waktu nongkrong di café Regent... yang itunya item dan gede." Timpal temannya.
" Oh... Kalo yang itu sih lumayan, tapi permainannya masih hebat si Dion, Awalnya saja aku sudah keder dibuatnya."....
" Masa... aku jadi pengin mencobanya jeng... Lihat aja ya nanti... aku habisin dia dengan segala tenagaku... " celetuknya dengan geregetan.
Pembicaraan terus berlangsung secara tidak sadar aku terbawa ikut memikirkan Dion... Apakah Dion itu pelatih senam yang baru 2 bulan melatih ditempatku, kalo lihat cirinya pendiam dan acuh sih memang dia... tanpa terasa tanganku telah berada diantara dua pahaku terasa hangat dan kuraba pelan memekku dari luar baju senam ah... Cepat-cepat kubuang pikiran buruk itu aku tidak ingin terjadi sesuatu. Semakin kupikir semakin berkecamuk pikiran itu ada. Aku ingat waktu itu
Dion memang sempat menjadi buah bibir dikalangan ibu-ibu tempatku senam tapi aku tidak pernah sedikitpun ikut didalamnya. Apakah dion itu ya yang dibicarakan ibu-ibu.
Pertama kali masuk Dion memang sempat grogi disoraki oleh ibu-ibu bahkan sempat membuat wajahnya memerah ketika perkenalan ibu-ibu menanyakan statusnya. Bahkan salah satu ibu ada yang nyeletuk menanyakan besar tidaknya ukuran vital Dion, dan hanya dijawab dengan senyum saja.
" Tok,.. Tok... Tok..."
Aku terkejut mendengar pintu kamar ganti diketok dari luar, ah kiranya cukup lama juga aku berada dikamar ganti, cepat cepat kekemasi barangku dan keluar menuju hall senam, disana masih banyak ibu bergerombol menunggu waktu senam berlangsung.
Aku duduk sendiri sambil minum teh hangat... tiba-tiba disebelahku duduk empat ibu-ibu yang nampaknya cukup centil dengan usia yang bervariasi. Sambil berbasa-basi dia memperkenalkan diri dan... aku agak terkejut karena suara dan namanya sama dengan yang ada di kamar ganti sebelahku tadi. Jeng Nanik dan Jeng Rita cukup keren juga orangnya dari parfum dan merk lain yang ada ditubuhnya bukan orang yang tidak mampu kiranya.
Nanik ku taksir berusia 37 tahun dan mengaku anaknya 3 dan suaminya pegawai swasta dengan jabatan cukup layak, kulitnya putih dan mulus dengan alis tebal, dandanannya tidak semenor Rita Tingginya sekitar 5 Cm dibawahku dan payudaranya sekitar 34 B tapi nampak serasi sekali dengan penampilannya.
Kalau Rita lebih tinggi dari Nanik tapi masih dibawahku, rambutnya dipotong pendek dan kulitnya kuning langsat dengan jari lentik payudaranya kutaksir bernomor 32 C dan pantatnya lebih besar dari Rita, dan kelihatan sekali Rita lebih aggresif dalam pembicaraan, sambil diselingi tawa renyah mereka.
"Eh jeng Dini kan sudah lama ikut disini, udah pernah nyoba-nyoba rasa lain nggak selain rasa suami... Dengan cara arisan bersama... enak lho jeng, rugi kalo nggak mencobanya" celetuknya berbisik hati-hati... Sambil sesekali melirik Nanik.
"Rasa lain yang giaman bu.." tanyaku
"Ya rasa kontol lah jeng.. Pasti pernah ya jeng.."
Merah wajahku rasanya, karena selama ini tidak pernah aku temukan orang yang bicara terbuka seperti itu... "Eee... Eee... ti... ti... dak kog,.." Aku gelagapan.
Dan serempak dua ibu tadi tertawa berbahak-bahak...
"Ah... masa jeng Dini, lha wong sekarang fasilitas sudah banyak kog tidak dipergunakan, yach... JUST FOR FUN saja kog, kalo habis ya dibuang to jangan dibawa pulang, bisa bahaya ya jeng Nanik..." timpal ibu-ibu yang lain
"Iya lho Jeng Dini kita ini kan punya kelompok disini yang kadang bikin acara enjoy bersama dan tertutup sekali lho, tidak semua ibu boleh ikutan disini, Tak lihat-lihat jeng Dini ini mulai pertama ikut senam tidak pernah ada teman dan menyendiri saja.. apa salahnya kalo bergabung dan menikmati menu baru kami."
Gila orang-orang ini, Nanik pintar juga ngomong gituan, belum sempat aku berpikir dan menjawab mereka menyela lagi...
"Sudah lah jeng Dini... Ikut aja rahasia pasti terjamin kog,.. dan yang penting ada menu baru tiap bertemu". Sambil menarik tanganku menuju hall senam.
Konsentrasiku bubar selama senam aku secara tidak sengaja hanyu oleh pikiran ibu-ibu, dan kebetulan pelatihku hari ini Dion.
Ku perhatikan seksama Dion cukup keren juga perawakannya, bodinya bagus, otot-ototnya nampak menyembul, dan...
"Ayooo... hap... satu... dua... renggangkan kaki..." perintahnya.
Dia menghadap peserta senam dan... Alamak... otot diantara kedua selangkangannya tertekan oleh baju senamnya nampak menyembul keras dan cukup panjang, aku jadi berpikiran yang bukan bukan, seandainya bisa ku genggam dan ku lakukan seperti di video porno itu enak kali ya... Gila... pikirku aku kog jadi gini.
Senam sudah usai, mobil merangkak pelan menuju garasi, ku hempaskan tubuhku diatas kasur, pikiranku berkecamuk membayangkan perkataan ibu-ibu tentang menu baru penuh rahasia tadi,
Tiba-tiba pikranku menerawang dan melintaslah bayangan Dion dengan mesra aku merinding, Dion seolah datang dan memelukku, tangannya mulai membelai punggung dan turun ke pantat. Diremasnya pelan dan kurasakan benda keras diantara selangkangannya menempel ketat dibaju senamku, aku kegelian, dan... Lambat namun pasti kurasakan tangannya mulai menyentuh dadaku yang kenyal, kurasakan pelintirannya membuat pentilku mulai kaku dan keras... .
Aku mulai mengejang, tapi tak dilepas tangannya didadaku bahkan mulai nakal, tangan kanannya berani menuju selangkanganku dikuaknya kuat-kuat celanaku sampai kudengar robekan kain..
Oh... Jari-jemarinya membelai lembut gumpalan daging lunak penuh bulu dan... Mulutnya tak tinggal diam, Dion mulai mengeluarkan lidaknya menjilati memekku yang mulai basah...
"Aaaahhh,,,, Zssszzzt..." aku tak kuat menahan,
Dion masih terus menjilat dan menjilat klentitku mulai kaku dan memekku semakin basah dan...
Kriinngg... Krrriingg... Suara telepon berdering aku tertegun...
Gila.. aku sampai terbayang dimesumin oleh Dion dengan begitu hebat, badanku meriang rasanya dan satu lagi yang ku rasakan basah diselangkanganku. Aku bangun bermalas-malasan dan ku angkat telepon.
" Hallo... Jeng Dini ada"...
" Ya saya sendiri, siapa ini ya... "
" Aduh... Masak lupa saya Rita yang senam tadi... Wah sedang apa ini kog kayaknya malas-malasan saja... ."
Terasa sekali memang agak serak suaraku saat ini habis membayangkan berbuat cabul dengan Dion, kering rasanya tenggorakkan.
"... Oh... Tidak jeng ini lho sedang membersihkan rumah kacau balau gini, kalau jeng Rita sedang apa ini kog tumben telpon saya"...
" Ah enggak lagi free aja ini gak ada temen ngobrol... Eh,.. iya gimana tadi tawaran kelompok kami jeng... Mbok ya ikut aja lah biar sekali-sekali punya menu sesuai selera... ha ha ha... ndak usah takut,.. enjoy aja kog..."
Kemudian Rita menceritakan panjang lebar pengalaman di club gilanya dan aku tambah menerawang atas kegiatan dengan pengalamannya yang menggila itu.
"... Jeng Rita apa suami jeng gak curiga..." . belum selesai aku bicara, Rita menimpali dengan amat berapi-api.
" ya caranya dong... abis gituan sama yang lain jangan mikirin dia lagi, abis ya abis, kan beres jeng jadi nyampek rumah pikiran fres dan segar lho... Bener Jeng... ayo deh ikutan nanti pasti deh jeng Dini suka." Rayunya tak henti-henti.
Tak lama berselang telepon ku akhiri tanpa jawaban iya atau tidak... aku bingung dan berfikir keras sampai akhirnya aku tertidur.
Sore hari setelah menerima laporan dari tukang antar caterringku aku membukukan hasil caterringku selama sehari, aku membantu anak-anakku menyelesaikan tugas belajarnya. Ku dengar bel pintu dan suamiku pulang dengan wajah kuyu kelelahan, ku persiapkan perlengkapan mandinya.
Malam larut aku sangat menginginkan hubungan intim malam ini, ku coba dekati suamiku dia sudah tertidur lelap tergambar kelelehan diwajahnya, aku kasihan tapi memekku sudah mulai basah ingin dijenguk oleh kemaluan suamiku. Ku coba membangunkan dia, tapi dia menolak dan hanya kekecewaan yang ku dapat malam ini dan tanpa tersadar aku sudah terlelap.
"Eh jeng Dini kan sudah lama ikut disini, udah pernah nyoba-nyoba rasa lain nggak selain rasa suami... Dengan cara arisan bersama... enak lho jeng, rugi kalo nggak mencobanya" celetuknya berbisik hati-hati... Sambil sesekali melirik Nanik.
"Rasa lain yang giaman bu.." tanyaku
"Ya rasa kontol lah jeng.. Pasti pernah ya jeng.."
Merah wajahku rasanya, karena selama ini tidak pernah aku temukan orang yang bicara terbuka seperti itu... "Eee... Eee... ti... ti... dak kog,.." Aku gelagapan.
Dan serempak dua ibu tadi tertawa berbahak-bahak...
"Ah... masa jeng Dini, lha wong sekarang fasilitas sudah banyak kog tidak dipergunakan, yach... JUST FOR FUN saja kog, kalo habis ya dibuang to jangan dibawa pulang, bisa bahaya ya jeng Nanik..." timpal ibu-ibu yang lain
"Iya lho Jeng Dini kita ini kan punya kelompok disini yang kadang bikin acara enjoy bersama dan tertutup sekali lho, tidak semua ibu boleh ikutan disini, Tak lihat-lihat jeng Dini ini mulai pertama ikut senam tidak pernah ada teman dan menyendiri saja.. apa salahnya kalo bergabung dan menikmati menu baru kami."
Gila orang-orang ini, Nanik pintar juga ngomong gituan, belum sempat aku berpikir dan menjawab mereka menyela lagi...
"Sudah lah jeng Dini... Ikut aja rahasia pasti terjamin kog,.. dan yang penting ada menu baru tiap bertemu". Sambil menarik tanganku menuju hall senam.
Konsentrasiku bubar selama senam aku secara tidak sengaja hanyu oleh pikiran ibu-ibu, dan kebetulan pelatihku hari ini Dion.
Ku perhatikan seksama Dion cukup keren juga perawakannya, bodinya bagus, otot-ototnya nampak menyembul, dan...
"Ayooo... hap... satu... dua... renggangkan kaki..." perintahnya.
Dia menghadap peserta senam dan... Alamak... otot diantara kedua selangkangannya tertekan oleh baju senamnya nampak menyembul keras dan cukup panjang, aku jadi berpikiran yang bukan bukan, seandainya bisa ku genggam dan ku lakukan seperti di video porno itu enak kali ya... Gila... pikirku aku kog jadi gini.
Senam sudah usai, mobil merangkak pelan menuju garasi, ku hempaskan tubuhku diatas kasur, pikiranku berkecamuk membayangkan perkataan ibu-ibu tentang menu baru penuh rahasia tadi,
Tiba-tiba pikranku menerawang dan melintaslah bayangan Dion dengan mesra aku merinding, Dion seolah datang dan memelukku, tangannya mulai membelai punggung dan turun ke pantat. Diremasnya pelan dan kurasakan benda keras diantara selangkangannya menempel ketat dibaju senamku, aku kegelian, dan... Lambat namun pasti kurasakan tangannya mulai menyentuh dadaku yang kenyal, kurasakan pelintirannya membuat pentilku mulai kaku dan keras... .
Aku mulai mengejang, tapi tak dilepas tangannya didadaku bahkan mulai nakal, tangan kanannya berani menuju selangkanganku dikuaknya kuat-kuat celanaku sampai kudengar robekan kain..
Oh... Jari-jemarinya membelai lembut gumpalan daging lunak penuh bulu dan... Mulutnya tak tinggal diam, Dion mulai mengeluarkan lidaknya menjilati memekku yang mulai basah...
"Aaaahhh,,,, Zssszzzt..." aku tak kuat menahan,
Dion masih terus menjilat dan menjilat klentitku mulai kaku dan memekku semakin basah dan...
Kriinngg... Krrriingg... Suara telepon berdering aku tertegun...
Gila.. aku sampai terbayang dimesumin oleh Dion dengan begitu hebat, badanku meriang rasanya dan satu lagi yang ku rasakan basah diselangkanganku. Aku bangun bermalas-malasan dan ku angkat telepon.
" Hallo... Jeng Dini ada"...
" Ya saya sendiri, siapa ini ya... "
" Aduh... Masak lupa saya Rita yang senam tadi... Wah sedang apa ini kog kayaknya malas-malasan saja... ."
Terasa sekali memang agak serak suaraku saat ini habis membayangkan berbuat cabul dengan Dion, kering rasanya tenggorakkan.
"... Oh... Tidak jeng ini lho sedang membersihkan rumah kacau balau gini, kalau jeng Rita sedang apa ini kog tumben telpon saya"...
" Ah enggak lagi free aja ini gak ada temen ngobrol... Eh,.. iya gimana tadi tawaran kelompok kami jeng... Mbok ya ikut aja lah biar sekali-sekali punya menu sesuai selera... ha ha ha... ndak usah takut,.. enjoy aja kog..."
Kemudian Rita menceritakan panjang lebar pengalaman di club gilanya dan aku tambah menerawang atas kegiatan dengan pengalamannya yang menggila itu.
"... Jeng Rita apa suami jeng gak curiga..." . belum selesai aku bicara, Rita menimpali dengan amat berapi-api.
" ya caranya dong... abis gituan sama yang lain jangan mikirin dia lagi, abis ya abis, kan beres jeng jadi nyampek rumah pikiran fres dan segar lho... Bener Jeng... ayo deh ikutan nanti pasti deh jeng Dini suka." Rayunya tak henti-henti.
Tak lama berselang telepon ku akhiri tanpa jawaban iya atau tidak... aku bingung dan berfikir keras sampai akhirnya aku tertidur.
Sore hari setelah menerima laporan dari tukang antar caterringku aku membukukan hasil caterringku selama sehari, aku membantu anak-anakku menyelesaikan tugas belajarnya. Ku dengar bel pintu dan suamiku pulang dengan wajah kuyu kelelahan, ku persiapkan perlengkapan mandinya.
Malam larut aku sangat menginginkan hubungan intim malam ini, ku coba dekati suamiku dia sudah tertidur lelap tergambar kelelehan diwajahnya, aku kasihan tapi memekku sudah mulai basah ingin dijenguk oleh kemaluan suamiku. Ku coba membangunkan dia, tapi dia menolak dan hanya kekecewaan yang ku dapat malam ini dan tanpa tersadar aku sudah terlelap.
Suasana hingar bingar ruang senam kembali ku dengar dan ku lihat sekeliling kembali bergerombol sekelompok ibu-ibu yang 3 hari kemarin mengajakku ikut dalam kelompoknya.
"Hai jeng Dini... sini dong kenapa sendirian saja disitu" ajak jeng Rita sambil tersenyum.
Ku langkahkan kakikku menuju kearah mereka ku hitung ada 7 orang denganku. Aku berbasa basi memperkenalkan diri.
"Ibu-ibu, ini peserta baru kita yang saya ceritakan kemarin itu lho... Gimana Jeng jadi ikutan ya... untuk pengalaman aja kog..." ajaknya merayu.
"Iya jeng ..." spontan ibu-ibu yang lain menyemangatiku
"Rahasia terjamin deh",
"Mereka itu sudah terlatih kog, habis acara ya kayak ngaak kenal lagi sama kita deh... dijamin"...
"dan yang penting jeng dijamin pasti enjoy, Enak, Nikmat dan Bikin ketagihan malah kurang terus... Hehehe"...
Suara mereka bersautan mempromosikan kegiatannya selama ini. Aku yang pusing belum memperoleh jatah suamiku tiba-tiba timbul pikiran burukku untuk mencobanya.
" Tapi... Gimana ya... " tanyaku bingung dan ragu.
"Alaaahh nggak usah bingung jeng nanti kita antar dan kita service untuk anggota baru kita... gimana ibu-ibu kalo saat ini kita tetapkan aja bahwa anggota baru kita yang memperoleh jatah arisan kunci saat ini dan langsung kita antar... Setuju".
"Setuju deh biar tambah saudara... Nah sekarang kita senam dulu yok... ".ajaknya sambil memberikan kunci padaku dan aku menerima kunci tersebut tetapi tidak tahu untuk apa kunci itu.
Senam kali ini aku benar-benar tidak konsentrasi dan bingung apa yang harus aku lakukan, hampir semua gerakanku tidak ada yang benar.
Senam telah berakhir dan ibu-ibu mengajak menuju tempat yang telah disediakan, sebuah rumah yang cukup bagus dengan halam luas dibelakang terdapat kolam renang, aku membuka dengan kunci yang telah disediakan, dan kulihat ada 3 kamar yang tertutup setelah omong-omong sejenak, beberapa ibu masuk kamar mandi untuk membersihkan diri tak lama kemudian mereka ada yang minta diri untuk pulang.
"Begini jeng Dini itu kuncinya ada lima kan ?... salah satunya kunci diruangan yang tertutup ini nah nanti kalo jeng Dini sudah siap buka aja kamarnya dan... Lihat sendiri deh ada apa disana dan enjoy saja rimah ini aman kog, ini punya jeng Nanik dan memang khusus untuk kegiatan Arisan ini, kebutuhan makan dan minum ada di kulkas... dan silahkan saja dinikmati sampai jeng Dini lemes.. heheh.. kalo pulang ya langsung aja pulang, kuncinya jangan dibawa lho jeng..." dengan liriknya menggoda.
Aku termanggu mendengarkan ocehan jeng Rita sementara temanya hanya tersenyum sambil memainkan matanya. Aku semakin bingung bagaimana nantinya.
Tak lama kemudian mereka berdua mohon pamit pulang terlebih dahulu dan aku tinggal sendirian. Aku bingung melangkah antara iya dan tidak, aku juga teringat kisah kayalanku dengan Dion... aku tercenung... ingin mencobanya, ku langkahkan kaki dengan berdebar-debar.
Klik,.. !!!! pintu pertama kubuka tapi kulihat sekeliling tidak ada seorangpun, pintu kedua kubuka dan... Darahku berdesir hebat ku lihat seorang lelaki tegap dan cukup ganteng dengan kulit bersih memakai T shirt hitam dan celana pendek biru tua dia tersenyum, aku membalas kecut dan ku urungkan langkah kakiku masuk kamar tersebut, aku kembali duduk diruang tamu. Ku nyalakan televisi untuk menepis kegugupanku ku ganti channel per channel tapi tak ada yang menarik. Dan tiba-tiba...
" Hai ,.. Aku Bandi,.. Kenapa kog tidak ngobrol didalam saja tadi kan udah buka pintu tak tunggu lho..." pintanya sambil mengulurkan tangan perkenalan.
" Eh,.. e... Aku Dini,,.. Eh... Ah nggak kog Aku cuman pengin tahu aja", jawabku gugup dan tanganku mulai berkeringat dingin.
Ku perhatikan wajahnya ada bulu halus didagu masih baru dicukur dan dadanya cukup bidang dengan tinggi badan berkisar 175 Cm, otot-ototnya menonjol kuat.
Bandi dengan santai duduk disebelahku sambil ikut mengawasi televisi yang remotenya masih ditanganku, dia tahu kalo aku gugup diambilkannya aku minum susu hangat dan dia menuju ke televisi diputarnya Film laser disk. Aku diam saja dan dia mulai membuka pembicaraan basa-basi untuk melemaskan suasana.
Aku kaget dua kali karena begitu aku menoleh ke televisi, ku lihat film porno yang diputar, disana terlihat orang kulit putih sedang asyik menghisap kemaluan orang kulit hitam yang tegang dan panjang, aku risih dan malu tapi badanku mulai hangat terutama ada rasa geli disekitar pahaku,
Posisi Bandi mulai lebih mendekat, aku tak menghiraukan mataku tetap kearah televisi, tanpa ku sadari aku mulai ikut hanyut dan ku rasakan ada benda asing yang menempel didadaku, ku lirik ternyata tangan Bandi ku toleh dia hanya tersenyum dan melanjutkan kegiatnnya.
Aku diam merasakan dan dia semakin berani, ditelusuri leherku dengan bibirnya... turun kebahuku... ditariknya pelan kaosku sampai kelihatan tali Bh-ku. Aku tak tahan, disofa aku direbahkan perlahan, dia tambah semangat, tanpa bicara dia mulai meraba kulitku perlahan, tak pernah ku rasakan hal ini sebelumnya, aku seolah melayang kegelian.
Bandi membuka sendiri kaosnya dan kulihat dada bidang itu ditumbuhi bulu halus. Dia bekerja sendiri ditariknya kaosku sampai beberapa kancing terlepas dan diangkat keatas hingga sekarang hanya tinggal Bh da rokku saja, tanganya kurasakan menempel lagi pada susuku dipelintirnya ujung susuku dan kurasakan mengeras,dia mulai menindihku, aku terpejam kurasakan bulu-bulu halus mulai menyentuh dadaku...
Ditariknya lepas Bhku sehingga susuku yang besar seolah melompat keluar dadaku bandi terkejut melihat besarnya susuku dengan warna kuning langsat dengan bulatan kecil coklat tua kemerahan serta putting kecil menantang mulutnyapun menuju putingku... kurasakan lidahnya lincah membuat nafsuku memuncak, putingku semakin mengeras sesekali kurasakan gigitan kecil giginya menggores putingku. Diatas perut kurasakan ada benda yang membonggol mendesak hebat.
"Hai jeng Dini... sini dong kenapa sendirian saja disitu" ajak jeng Rita sambil tersenyum.
Ku langkahkan kakikku menuju kearah mereka ku hitung ada 7 orang denganku. Aku berbasa basi memperkenalkan diri.
"Ibu-ibu, ini peserta baru kita yang saya ceritakan kemarin itu lho... Gimana Jeng jadi ikutan ya... untuk pengalaman aja kog..." ajaknya merayu.
"Iya jeng ..." spontan ibu-ibu yang lain menyemangatiku
"Rahasia terjamin deh",
"Mereka itu sudah terlatih kog, habis acara ya kayak ngaak kenal lagi sama kita deh... dijamin"...
"dan yang penting jeng dijamin pasti enjoy, Enak, Nikmat dan Bikin ketagihan malah kurang terus... Hehehe"...
Suara mereka bersautan mempromosikan kegiatannya selama ini. Aku yang pusing belum memperoleh jatah suamiku tiba-tiba timbul pikiran burukku untuk mencobanya.
" Tapi... Gimana ya... " tanyaku bingung dan ragu.
"Alaaahh nggak usah bingung jeng nanti kita antar dan kita service untuk anggota baru kita... gimana ibu-ibu kalo saat ini kita tetapkan aja bahwa anggota baru kita yang memperoleh jatah arisan kunci saat ini dan langsung kita antar... Setuju".
"Setuju deh biar tambah saudara... Nah sekarang kita senam dulu yok... ".ajaknya sambil memberikan kunci padaku dan aku menerima kunci tersebut tetapi tidak tahu untuk apa kunci itu.
Senam kali ini aku benar-benar tidak konsentrasi dan bingung apa yang harus aku lakukan, hampir semua gerakanku tidak ada yang benar.
Senam telah berakhir dan ibu-ibu mengajak menuju tempat yang telah disediakan, sebuah rumah yang cukup bagus dengan halam luas dibelakang terdapat kolam renang, aku membuka dengan kunci yang telah disediakan, dan kulihat ada 3 kamar yang tertutup setelah omong-omong sejenak, beberapa ibu masuk kamar mandi untuk membersihkan diri tak lama kemudian mereka ada yang minta diri untuk pulang.
"Begini jeng Dini itu kuncinya ada lima kan ?... salah satunya kunci diruangan yang tertutup ini nah nanti kalo jeng Dini sudah siap buka aja kamarnya dan... Lihat sendiri deh ada apa disana dan enjoy saja rimah ini aman kog, ini punya jeng Nanik dan memang khusus untuk kegiatan Arisan ini, kebutuhan makan dan minum ada di kulkas... dan silahkan saja dinikmati sampai jeng Dini lemes.. heheh.. kalo pulang ya langsung aja pulang, kuncinya jangan dibawa lho jeng..." dengan liriknya menggoda.
Aku termanggu mendengarkan ocehan jeng Rita sementara temanya hanya tersenyum sambil memainkan matanya. Aku semakin bingung bagaimana nantinya.
Tak lama kemudian mereka berdua mohon pamit pulang terlebih dahulu dan aku tinggal sendirian. Aku bingung melangkah antara iya dan tidak, aku juga teringat kisah kayalanku dengan Dion... aku tercenung... ingin mencobanya, ku langkahkan kaki dengan berdebar-debar.
Klik,.. !!!! pintu pertama kubuka tapi kulihat sekeliling tidak ada seorangpun, pintu kedua kubuka dan... Darahku berdesir hebat ku lihat seorang lelaki tegap dan cukup ganteng dengan kulit bersih memakai T shirt hitam dan celana pendek biru tua dia tersenyum, aku membalas kecut dan ku urungkan langkah kakiku masuk kamar tersebut, aku kembali duduk diruang tamu. Ku nyalakan televisi untuk menepis kegugupanku ku ganti channel per channel tapi tak ada yang menarik. Dan tiba-tiba...
" Hai ,.. Aku Bandi,.. Kenapa kog tidak ngobrol didalam saja tadi kan udah buka pintu tak tunggu lho..." pintanya sambil mengulurkan tangan perkenalan.
" Eh,.. e... Aku Dini,,.. Eh... Ah nggak kog Aku cuman pengin tahu aja", jawabku gugup dan tanganku mulai berkeringat dingin.
Ku perhatikan wajahnya ada bulu halus didagu masih baru dicukur dan dadanya cukup bidang dengan tinggi badan berkisar 175 Cm, otot-ototnya menonjol kuat.
Bandi dengan santai duduk disebelahku sambil ikut mengawasi televisi yang remotenya masih ditanganku, dia tahu kalo aku gugup diambilkannya aku minum susu hangat dan dia menuju ke televisi diputarnya Film laser disk. Aku diam saja dan dia mulai membuka pembicaraan basa-basi untuk melemaskan suasana.
Aku kaget dua kali karena begitu aku menoleh ke televisi, ku lihat film porno yang diputar, disana terlihat orang kulit putih sedang asyik menghisap kemaluan orang kulit hitam yang tegang dan panjang, aku risih dan malu tapi badanku mulai hangat terutama ada rasa geli disekitar pahaku,
Posisi Bandi mulai lebih mendekat, aku tak menghiraukan mataku tetap kearah televisi, tanpa ku sadari aku mulai ikut hanyut dan ku rasakan ada benda asing yang menempel didadaku, ku lirik ternyata tangan Bandi ku toleh dia hanya tersenyum dan melanjutkan kegiatnnya.
Aku diam merasakan dan dia semakin berani, ditelusuri leherku dengan bibirnya... turun kebahuku... ditariknya pelan kaosku sampai kelihatan tali Bh-ku. Aku tak tahan, disofa aku direbahkan perlahan, dia tambah semangat, tanpa bicara dia mulai meraba kulitku perlahan, tak pernah ku rasakan hal ini sebelumnya, aku seolah melayang kegelian.
Bandi membuka sendiri kaosnya dan kulihat dada bidang itu ditumbuhi bulu halus. Dia bekerja sendiri ditariknya kaosku sampai beberapa kancing terlepas dan diangkat keatas hingga sekarang hanya tinggal Bh da rokku saja, tanganya kurasakan menempel lagi pada susuku dipelintirnya ujung susuku dan kurasakan mengeras,dia mulai menindihku, aku terpejam kurasakan bulu-bulu halus mulai menyentuh dadaku...
Ditariknya lepas Bhku sehingga susuku yang besar seolah melompat keluar dadaku bandi terkejut melihat besarnya susuku dengan warna kuning langsat dengan bulatan kecil coklat tua kemerahan serta putting kecil menantang mulutnyapun menuju putingku... kurasakan lidahnya lincah membuat nafsuku memuncak, putingku semakin mengeras sesekali kurasakan gigitan kecil giginya menggores putingku. Diatas perut kurasakan ada benda yang membonggol mendesak hebat.
Bibirku terasa habis dilumat bibirnya, sampai aku tak bisa bernafas, aku mulai berkeringat dan... Tangan kanannya mulai menuju kearah vagina, diselipkan diantara pahaku, aku gak kuat kupeluk dia dan dia semakin berani ditariknya rokku sampai terlepas, ditarik perlahan celana dalamku sambil tersenyum dan dengan sigap direnggangkannya kakiku sehingga dia dengan leluasa Bandi melihat memekku yang padat dengan bulu hitam keriting, tangannya mengocek memekku yang sudah basah.
Dimasukkannya jari tengah sedangkan ibu jari dan jempolnya membuka jalan dengan meminggirkan rambut kemaluanku. Klentitku kaku... dijilat dan disedotnya susuku sampai aku kegelian dan... kini kurasakan mulutnya sudah diatas memekku. Aku semakin geli lidahnya menyapu bersih ruang dalam memekku yang basah sambil tangan kanannya ikut membantu memainkan ...
" Eeeeh... Bandi... aduuuh.." aku mengerang kegelian, tapi dia tidak perduli diteruskannya mempermainkan klentitku.
Aku sudah tak tahan, dengan berjongkok ku dudukkan bandi dan aku kaget melihat benda menggelantung tegak menghadap keatas (bukan tegak lurus seperti punya suamiku kayaknya) disela selangkangannya. Dia hanya tersenyum memegang leher penis dan digerak-gerakkan dengan tangannya.
Kudekati dan kupegang... Alamak... tanganku tak cukup melingkar pada penisnya dan panjangnya 2 cm dibawah pusarnya. Aku geli dan taku melihatnya Hitam... mendongak seperti pisang ambon besarnya, Kutaksir panjangnya sekitar 19 Cm, sedangkan yang pernah kurasakan hanya 16 CM.
"Kenapa kog dilihatin seperti itu",.. tanyanya
"Eh aku heran kog kayak gini ya... cukup nggak ya ini lewat punyaku nanti". Jawabku sambil tetap memegangnya.
Belum selesai aku melanjutkan omonganku disorongkakn ujung penisnya kemulutku, dan... ehm... mulutku tak muat menampung semua penisnya kedalam... kurasakan nikmat juga, selama ini aku tak pernah seperti ini...
Sedotanku keluar masuk penisnya menyembul tenggelem dalam mulutku tangannya juga tidak diam menggapai semua bagian tubuhku yang sensitif, aku semakin terangsang. Tak lupa pula Bola penis dua buah menjadi sasaran lidahku, kurasakan ada cairan bening sedikit cukup manis dan terus kuhisap sampai mulutku tak mampu lagi menahan besarneragakan posisi sanggama bermacam-macam dengan mani membasahi mulut wanita.,(... Tiba-tiba terlintas dipikiranku bahwa Aku akan berbuat seperti yang di Laser Disk itu ingin merasakan air mani Bandi yang segar nanti... akan kuhabiskan)
" Din coba kamu ngadep belakang dan pegangi ujung sofa itu". Perintahnya.
Aku tidak menolah kulakukan perintahnya tiba-tiba kurasakan penis bandi dipukul-pukulkan pada pantatku aku kegelian. Diserudukkan penisnya ke memekku dari belakang sulit sekali,.. dia coba lagi dan gagal.
"Aaaaaaah... seret sekali ya kayak perawan" omongnya...
Aku semakin tersanjung karena anakku sudah 2 tapi memekku dibilang seret kayak perawan. Aku berbalik ku bantu bandi dengan mengelomohi penisnya dengan ludahku tapi masih juga tidak berhasil menembus memekku. Ku lihat Bandi tidak kehilangan akal diambilnya hand bodi dan dioleskan pada penisnya yang besar dan... perlahan masuk pada vaginaku yang kecil, kurasakan agak pedih.
"Bandi,.. udah ah... nggak bisa masuk lho... terlalu besar sih",. pintaku.
"Sebentar tahan dulu ya... ini udah nyampai sepertiga lho". Jawabnya sambil didesaknya vaginaku dengan penis dan...
sreeet... sret... sreeettttt.
"aaaaaUUUUUU"... aku menjerit
Ku rasakan penis Bandi terasa tembus ke kerongkonganku, digerak gerakan pantatnya aku kegielian... akhirnya banjir juga vaginaku dan ku rasakan kenikmatan yang luarbiasa saat penis bandi maju mundur diruang vaginaku. Sesekali pantatku ditepuknya untuk menambah semangatku menggenjot penisnya, susuku dibiarkan bergelantungan berbegrak bebas sementara tangan bandi sibuk memegang pinggulku memaju mundurkan pantatku.
Saat penis masuk badanku terasa tertusuk geli tak karuan. Sesekali juga Bandi menciumi punggungku sambil penisnya terus bergerak keluar masuk memekku. Aku juga berusaha dengan menggerakkan pantatku kiri kanan dan penis Bandi seakan terjepit diapun mengerang kuat. Dipegangnya susuku kuat-kuat dan ditarik masukkan penis besar tersebut berulang sampai aku kelelahan.
" Aaaahh... Dini... aku mau keluar nih... ". Erangnya.
" Sebentar ya... " Ku tarik penis Bandi dan tak kusia-siakan, ku masukkan lagi dalam mulutku sambil ku gerakkan maju mundur tanganku, dan dia semakin kegelian, tak lama kemudian...
Sreeet,.. Sreeet... Sreeettt,..
kurasakan mulutku penuh dengan tumpahan peju bandi, segar rasanya... ku bersihkan penis bandi dengan mulut dan lidahku dari air maninya... dipegangnya kepalaku seakan dia tak mau aku membuang maninya keluar. Dan... Bandi tergeletak kelelahan dengan keringat yang luar biasa.
Ku bersihkan diriku dan ku lihat Bandi masih istirahat dengan telanjang. Ku ciumi tubuh Bandi (kini aku tidak malu lagi) perlahan dia tersenyum dan kulihat penisnya mengecil lemas... ku pegang... remas perlahan dan aku masih ku rang nampaknya,.. mulutku dengan sigap melahap penis bandi yang lemas itu, dalam kondisi lemas, masuk semua bagian penis kemulutku, terus ku permainkan seperti dalam LD yang diputar Bandi tadi.
Tak lama kemudian mulutku sudah tak muat menampung penis bandi untuk ku kulum... akhirnya ku relakan sebagian batang penis bandi keluar dari mulutku. Bandi pun bangun dan aggresif... diusapnya vaginaku yang sudah kucuci dan mulai basah oleh tangannya. Bandi berbalik menciumi vaginaku sementara aku menciumi penisnya yang tambah mengeras (posis 69)... bandi tambah menggila dimasukkan semua bagian lidahnya ke vaginaku aku menjerit kegelian.
Bandi memindah posisi ditaruh tubuhnya diatas karpet dan diangkatnya tubuhku menindihnya... penis Bandi ditutuntun menuju lubang kemaluanku dan,.. tanpa ampun lagi kemaluanku diucek-ucek oleh penisnya... Kurasakan penis bandi tidak masuk semuanya atau memang vaginanku yang dangkal aku tak tahu, yang ada dalam benakku sekarang hanya nafsu dan nafsu saja... .
Dimasukkannya jari tengah sedangkan ibu jari dan jempolnya membuka jalan dengan meminggirkan rambut kemaluanku. Klentitku kaku... dijilat dan disedotnya susuku sampai aku kegelian dan... kini kurasakan mulutnya sudah diatas memekku. Aku semakin geli lidahnya menyapu bersih ruang dalam memekku yang basah sambil tangan kanannya ikut membantu memainkan ...
" Eeeeh... Bandi... aduuuh.." aku mengerang kegelian, tapi dia tidak perduli diteruskannya mempermainkan klentitku.
Aku sudah tak tahan, dengan berjongkok ku dudukkan bandi dan aku kaget melihat benda menggelantung tegak menghadap keatas (bukan tegak lurus seperti punya suamiku kayaknya) disela selangkangannya. Dia hanya tersenyum memegang leher penis dan digerak-gerakkan dengan tangannya.
Kudekati dan kupegang... Alamak... tanganku tak cukup melingkar pada penisnya dan panjangnya 2 cm dibawah pusarnya. Aku geli dan taku melihatnya Hitam... mendongak seperti pisang ambon besarnya, Kutaksir panjangnya sekitar 19 Cm, sedangkan yang pernah kurasakan hanya 16 CM.
"Kenapa kog dilihatin seperti itu",.. tanyanya
"Eh aku heran kog kayak gini ya... cukup nggak ya ini lewat punyaku nanti". Jawabku sambil tetap memegangnya.
Belum selesai aku melanjutkan omonganku disorongkakn ujung penisnya kemulutku, dan... ehm... mulutku tak muat menampung semua penisnya kedalam... kurasakan nikmat juga, selama ini aku tak pernah seperti ini...
Sedotanku keluar masuk penisnya menyembul tenggelem dalam mulutku tangannya juga tidak diam menggapai semua bagian tubuhku yang sensitif, aku semakin terangsang. Tak lupa pula Bola penis dua buah menjadi sasaran lidahku, kurasakan ada cairan bening sedikit cukup manis dan terus kuhisap sampai mulutku tak mampu lagi menahan besarneragakan posisi sanggama bermacam-macam dengan mani membasahi mulut wanita.,(... Tiba-tiba terlintas dipikiranku bahwa Aku akan berbuat seperti yang di Laser Disk itu ingin merasakan air mani Bandi yang segar nanti... akan kuhabiskan)
" Din coba kamu ngadep belakang dan pegangi ujung sofa itu". Perintahnya.
Aku tidak menolah kulakukan perintahnya tiba-tiba kurasakan penis bandi dipukul-pukulkan pada pantatku aku kegelian. Diserudukkan penisnya ke memekku dari belakang sulit sekali,.. dia coba lagi dan gagal.
"Aaaaaaah... seret sekali ya kayak perawan" omongnya...
Aku semakin tersanjung karena anakku sudah 2 tapi memekku dibilang seret kayak perawan. Aku berbalik ku bantu bandi dengan mengelomohi penisnya dengan ludahku tapi masih juga tidak berhasil menembus memekku. Ku lihat Bandi tidak kehilangan akal diambilnya hand bodi dan dioleskan pada penisnya yang besar dan... perlahan masuk pada vaginaku yang kecil, kurasakan agak pedih.
"Bandi,.. udah ah... nggak bisa masuk lho... terlalu besar sih",. pintaku.
"Sebentar tahan dulu ya... ini udah nyampai sepertiga lho". Jawabnya sambil didesaknya vaginaku dengan penis dan...
sreeet... sret... sreeettttt.
"aaaaaUUUUUU"... aku menjerit
Ku rasakan penis Bandi terasa tembus ke kerongkonganku, digerak gerakan pantatnya aku kegielian... akhirnya banjir juga vaginaku dan ku rasakan kenikmatan yang luarbiasa saat penis bandi maju mundur diruang vaginaku. Sesekali pantatku ditepuknya untuk menambah semangatku menggenjot penisnya, susuku dibiarkan bergelantungan berbegrak bebas sementara tangan bandi sibuk memegang pinggulku memaju mundurkan pantatku.
Saat penis masuk badanku terasa tertusuk geli tak karuan. Sesekali juga Bandi menciumi punggungku sambil penisnya terus bergerak keluar masuk memekku. Aku juga berusaha dengan menggerakkan pantatku kiri kanan dan penis Bandi seakan terjepit diapun mengerang kuat. Dipegangnya susuku kuat-kuat dan ditarik masukkan penis besar tersebut berulang sampai aku kelelahan.
" Aaaahh... Dini... aku mau keluar nih... ". Erangnya.
" Sebentar ya... " Ku tarik penis Bandi dan tak kusia-siakan, ku masukkan lagi dalam mulutku sambil ku gerakkan maju mundur tanganku, dan dia semakin kegelian, tak lama kemudian...
Sreeet,.. Sreeet... Sreeettt,..
kurasakan mulutku penuh dengan tumpahan peju bandi, segar rasanya... ku bersihkan penis bandi dengan mulut dan lidahku dari air maninya... dipegangnya kepalaku seakan dia tak mau aku membuang maninya keluar. Dan... Bandi tergeletak kelelahan dengan keringat yang luar biasa.
Ku bersihkan diriku dan ku lihat Bandi masih istirahat dengan telanjang. Ku ciumi tubuh Bandi (kini aku tidak malu lagi) perlahan dia tersenyum dan kulihat penisnya mengecil lemas... ku pegang... remas perlahan dan aku masih ku rang nampaknya,.. mulutku dengan sigap melahap penis bandi yang lemas itu, dalam kondisi lemas, masuk semua bagian penis kemulutku, terus ku permainkan seperti dalam LD yang diputar Bandi tadi.
Tak lama kemudian mulutku sudah tak muat menampung penis bandi untuk ku kulum... akhirnya ku relakan sebagian batang penis bandi keluar dari mulutku. Bandi pun bangun dan aggresif... diusapnya vaginaku yang sudah kucuci dan mulai basah oleh tangannya. Bandi berbalik menciumi vaginaku sementara aku menciumi penisnya yang tambah mengeras (posis 69)... bandi tambah menggila dimasukkan semua bagian lidahnya ke vaginaku aku menjerit kegelian.
Bandi memindah posisi ditaruh tubuhnya diatas karpet dan diangkatnya tubuhku menindihnya... penis Bandi ditutuntun menuju lubang kemaluanku dan,.. tanpa ampun lagi kemaluanku diucek-ucek oleh penisnya... Kurasakan penis bandi tidak masuk semuanya atau memang vaginanku yang dangkal aku tak tahu, yang ada dalam benakku sekarang hanya nafsu dan nafsu saja... .
Kugerakkan naik turun pantatku menduduku pahanya sementara vaginaku sibuk melahap penis bandi yang kekar dan angkuh itu. Tangan bandi sesekali mengucek susuku tak kuhiraupan karena nikmatnya tak seberapa dibanding dengan penisnya yang mengisi penuh vaginaku.
Kurebahkan tubuhku karena payah sambil kulumat bibir bandi yang terus mengerang itu... dan terus kugoyang pantat sesuai irama nafsuku... bandipun demikian. Aku mulai merasakan vaginaku semakin longgar karena becek basah dan geliku memuncak...
Kugigit dada bandi kuat-kuat untuk menahan kepuasan dan bersamaan dengan itu pula kudengar erangan bandi yang menyatakan bahwa air maninya akan tumpah... Kupercepat menggoyang pantat karena aku tak mau menyia-nyiakan keadaan ini aku ingin kepuasan maksimal...
Dan... . Aaaaaaaahhhhhhhhh... Sreeeeet... Sreeetttt... sreet...
Kurasakan ada aliran hangat menyemprot vaginaku dan terasa penuh... Bandi masih mengerang hebat aku gigit dadnya sekali lagi sambil kucakar punggungnya untuk menahan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kuangkat pantatku pelan-pelan dan masih kulihat sisa-sisa ketegangan dipenis bandi. Kuraih penis itu dan kubersihkan kembali dengan mulut mungilku yang serakah tiada habisnya melihat penis tegang besar dan keras itu.
Bandipun tersenyum puas layaknya aku, ciuman mesranya mendarat dujung bibirku, dan diapun tak mau ketinggalan mengusap vaginaku dengan lidahnya... akupun geli. Tak terasa hari sudah siang.
Tak lama kemudian aku pamit dan aku menjadi keterusan mengikuti acara ibu-ibu itu dengan berganti-ganti pasangan yang hebat. Sedangkan hubunganku dengan suami tetap tidak terganggu karena suamiku tidak pernah minta yang aneh-aneh... jadi asal aku terlentang dia masuk... kocek - kocek sebentar selesai. Untuk kepuasan lainnya aku dapatkan dari yang lain.
Sejak hubungan sexku dengan si Bandi, aku jadi berubah perlakuanku terhadap suami, mungkin dikarenakan rasa bersalah yang dalam atau aku takut ketahuan tindakanku diketahui olehnya. Kegiatanku senam masih tetap berjalan tapi jadwal kurubah agar bisa menghindar dari kelompok ibu-ibu yang telah mengajakku arisan bulan kemarin. Seandainya sempat bertemu dan mereka mengajakku untuk berkumpul seusai senam aku mengatakan bahwa saat ini aku dijemput suamiku, dan selama ini mereka tidak mencurigai kelakuanku menghindari mereka.
Hubungan sexku dengan suami memang tidak seberapa menyenangkan tapi aku bertindak lebih agresif untuk mendapatkan kepuasan tapi masih dalam batas wajar agar suamiku tidak mencurigai keadaanku. Aku memang berusaha untuk tidak melakukan kegiatan sex diluar suamiku, jika gairahku memuncak dan hebat aku akan melarikan dengan kegiatan yang kuanggap baik dan positif. Seperti sore ini, suamiku belum datang dan aku nampak tegang, kuhibur diriku dengan mengajak anakku ke toko buku untuk membeli keperluan sekolahnya esok hari.
Aku masuk kamar untuk berganti pakaian yang pantas, didepan kaca kupagut pagut diriku, kulihat lekuk tubuhku masih cukup sempurna diusia yang sudah tidak dapat dikatakan muda lagi. Perlahan kubuka perlahan dasterku dan kulihat payudaraku tidak kalah dengan perawan-perawan yang ada, kuselusuri perlahan dengan tanganku, dan berhenti pada ujung payudara yang nampak gelap coklat tua, kupelintir perlahan, muncul rasa yang tidak terkira, tiba-tiba muncul bayangan lelaki yang tak kukenal dengan tangan yang kokoh merengkuh dan melingkarkan tanganya dari belakang, aku semakin bergairah.
Tangan lelaki itu turun kebawah dan berhenti tepat pada celana dalam hitam milikku, disentaknya kuat-kuat celana hingga robek dan dengan cekatan tangannya menyelusuri liang kemaluanku, aku menggerinjal kuat dan mendesah, tiba-tiba... .
"Ma... Mama... Jadi nggak ma ke toko buku, kog lama amat sih... .". bersamaan dengan suara itu hilang semua bayangan dan aku jadi tersadar bahwa aku hanya berkhayal dan gairahku sudah memuncak,
Cepat-cepat kukemasi dan kurapikan diriku sambil menjawab ketukan anakku bahwa sebentar lagi aku siap. Kukenakan kaos kuning gading kontras sekali dengan BH ku yang coklat sehinggak nampak garis hitam melingkar pada payudaraku yang ranum. Dengan dipadu celana Streach melekat pada pahaku yang jenjang, kuperhatikan sekali lagi dikaca sudah cukup pantas dan kulihat payudaraku seakan mau melompat keluar, dan aku yakin bahwa siapapun yang melihat pasti tidak keberatan untuk menjamahnya, aku suka itu.
Ku keluarkan mobil dari garasi dan langsung menuju toko buku yang diinginkan. Setelah memberitahu bahwa nanti aku menunggu dibagian majalah, Anakku berlari menuju tempat peralatan yang dibutuhkan, Aku memperhatikan satu persatu pengunjung yang mendekati counter majalah sambil mataku tak lepas dari majalah Popular yang kupegang. Kuperhatikan dimajalah itu ada sesosok lelaki yang cukup tampan dengan pakaian renang yang menampakkan tonjolan otot kemaluannya, aku jadi memerah. Tak seberapa jauh kuperhatikan sepasang anak muda yang sedang pacaran dengan tangan laki-laki melingkar mesra pada pinggang perempuan... dan...
Sreeeet, aku beradu pandang dengan si lelaki...
Matanya kuat memandang dan tajam seakan merobek kaosku. Kualihkan mataku pada majalah dan saat aku melirik lagi, mata tajam itu masih menatapku tajam apalagi saat kulihat siwanita asyik membungkuk memilih buku. Tak seberapa lama kuperhatikan siwanita turun pada lantai bawah dan lelaki sendirian, diluar dugaan anak muda itu berani mendekat dan menyapaku
"... .Hai... ", aku hanya tertegun melihat keberaniannya tanpa kujawab sapaanya.
Dia kembali pada posisinya, dan tak lama kemudian si wanita sudah berada didekatnya lagi. Aku jadi risih dan cepat-cepat aku turun mencari anaku. Saat turunpun ku lirik matanya yang tajam tetap menatapku.
Sesampai dirumah, kulihat suamiku sudah datang, anakku sibuk membongkar belajaannya dan suamiku senyum mendengar ceritanya berbelanja.
"Oh iya ma... tadi aku nyalakan AC kog nggak bisa, dan telah ku laporkan pada dealernya besok akan direparasi... ." lapor suamiku sambil bibirnya disumbat rokok.
Kurebahkan tubuhku karena payah sambil kulumat bibir bandi yang terus mengerang itu... dan terus kugoyang pantat sesuai irama nafsuku... bandipun demikian. Aku mulai merasakan vaginaku semakin longgar karena becek basah dan geliku memuncak...
Kugigit dada bandi kuat-kuat untuk menahan kepuasan dan bersamaan dengan itu pula kudengar erangan bandi yang menyatakan bahwa air maninya akan tumpah... Kupercepat menggoyang pantat karena aku tak mau menyia-nyiakan keadaan ini aku ingin kepuasan maksimal...
Dan... . Aaaaaaaahhhhhhhhh... Sreeeeet... Sreeetttt... sreet...
Kurasakan ada aliran hangat menyemprot vaginaku dan terasa penuh... Bandi masih mengerang hebat aku gigit dadnya sekali lagi sambil kucakar punggungnya untuk menahan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kuangkat pantatku pelan-pelan dan masih kulihat sisa-sisa ketegangan dipenis bandi. Kuraih penis itu dan kubersihkan kembali dengan mulut mungilku yang serakah tiada habisnya melihat penis tegang besar dan keras itu.
Bandipun tersenyum puas layaknya aku, ciuman mesranya mendarat dujung bibirku, dan diapun tak mau ketinggalan mengusap vaginaku dengan lidahnya... akupun geli. Tak terasa hari sudah siang.
Tak lama kemudian aku pamit dan aku menjadi keterusan mengikuti acara ibu-ibu itu dengan berganti-ganti pasangan yang hebat. Sedangkan hubunganku dengan suami tetap tidak terganggu karena suamiku tidak pernah minta yang aneh-aneh... jadi asal aku terlentang dia masuk... kocek - kocek sebentar selesai. Untuk kepuasan lainnya aku dapatkan dari yang lain.
Sejak hubungan sexku dengan si Bandi, aku jadi berubah perlakuanku terhadap suami, mungkin dikarenakan rasa bersalah yang dalam atau aku takut ketahuan tindakanku diketahui olehnya. Kegiatanku senam masih tetap berjalan tapi jadwal kurubah agar bisa menghindar dari kelompok ibu-ibu yang telah mengajakku arisan bulan kemarin. Seandainya sempat bertemu dan mereka mengajakku untuk berkumpul seusai senam aku mengatakan bahwa saat ini aku dijemput suamiku, dan selama ini mereka tidak mencurigai kelakuanku menghindari mereka.
Hubungan sexku dengan suami memang tidak seberapa menyenangkan tapi aku bertindak lebih agresif untuk mendapatkan kepuasan tapi masih dalam batas wajar agar suamiku tidak mencurigai keadaanku. Aku memang berusaha untuk tidak melakukan kegiatan sex diluar suamiku, jika gairahku memuncak dan hebat aku akan melarikan dengan kegiatan yang kuanggap baik dan positif. Seperti sore ini, suamiku belum datang dan aku nampak tegang, kuhibur diriku dengan mengajak anakku ke toko buku untuk membeli keperluan sekolahnya esok hari.
Aku masuk kamar untuk berganti pakaian yang pantas, didepan kaca kupagut pagut diriku, kulihat lekuk tubuhku masih cukup sempurna diusia yang sudah tidak dapat dikatakan muda lagi. Perlahan kubuka perlahan dasterku dan kulihat payudaraku tidak kalah dengan perawan-perawan yang ada, kuselusuri perlahan dengan tanganku, dan berhenti pada ujung payudara yang nampak gelap coklat tua, kupelintir perlahan, muncul rasa yang tidak terkira, tiba-tiba muncul bayangan lelaki yang tak kukenal dengan tangan yang kokoh merengkuh dan melingkarkan tanganya dari belakang, aku semakin bergairah.
Tangan lelaki itu turun kebawah dan berhenti tepat pada celana dalam hitam milikku, disentaknya kuat-kuat celana hingga robek dan dengan cekatan tangannya menyelusuri liang kemaluanku, aku menggerinjal kuat dan mendesah, tiba-tiba... .
"Ma... Mama... Jadi nggak ma ke toko buku, kog lama amat sih... .". bersamaan dengan suara itu hilang semua bayangan dan aku jadi tersadar bahwa aku hanya berkhayal dan gairahku sudah memuncak,
Cepat-cepat kukemasi dan kurapikan diriku sambil menjawab ketukan anakku bahwa sebentar lagi aku siap. Kukenakan kaos kuning gading kontras sekali dengan BH ku yang coklat sehinggak nampak garis hitam melingkar pada payudaraku yang ranum. Dengan dipadu celana Streach melekat pada pahaku yang jenjang, kuperhatikan sekali lagi dikaca sudah cukup pantas dan kulihat payudaraku seakan mau melompat keluar, dan aku yakin bahwa siapapun yang melihat pasti tidak keberatan untuk menjamahnya, aku suka itu.
Ku keluarkan mobil dari garasi dan langsung menuju toko buku yang diinginkan. Setelah memberitahu bahwa nanti aku menunggu dibagian majalah, Anakku berlari menuju tempat peralatan yang dibutuhkan, Aku memperhatikan satu persatu pengunjung yang mendekati counter majalah sambil mataku tak lepas dari majalah Popular yang kupegang. Kuperhatikan dimajalah itu ada sesosok lelaki yang cukup tampan dengan pakaian renang yang menampakkan tonjolan otot kemaluannya, aku jadi memerah. Tak seberapa jauh kuperhatikan sepasang anak muda yang sedang pacaran dengan tangan laki-laki melingkar mesra pada pinggang perempuan... dan...
Sreeeet, aku beradu pandang dengan si lelaki...
Matanya kuat memandang dan tajam seakan merobek kaosku. Kualihkan mataku pada majalah dan saat aku melirik lagi, mata tajam itu masih menatapku tajam apalagi saat kulihat siwanita asyik membungkuk memilih buku. Tak seberapa lama kuperhatikan siwanita turun pada lantai bawah dan lelaki sendirian, diluar dugaan anak muda itu berani mendekat dan menyapaku
"... .Hai... ", aku hanya tertegun melihat keberaniannya tanpa kujawab sapaanya.
Dia kembali pada posisinya, dan tak lama kemudian si wanita sudah berada didekatnya lagi. Aku jadi risih dan cepat-cepat aku turun mencari anaku. Saat turunpun ku lirik matanya yang tajam tetap menatapku.
Sesampai dirumah, kulihat suamiku sudah datang, anakku sibuk membongkar belajaannya dan suamiku senyum mendengar ceritanya berbelanja.
"Oh iya ma... tadi aku nyalakan AC kog nggak bisa, dan telah ku laporkan pada dealernya besok akan direparasi... ." lapor suamiku sambil bibirnya disumbat rokok.
Aku hanya mengiyakan saja karena aku memang jarang menghidupkan AC kalau memang tidak kegerahan. Setelah makan malam aku langsung masuk kamar, kuganti pakaianku dengan daster warna hijau muda kesukaan suamiku, ku sengaja tali dibahu sedikit kendor,.
Rupanya suamiku tahu keinginanku, saat naik ketempat tidur dan masuk selimut, tangan suamiku langsung mendekap payudaraku, aku menggelinjang dan tak seberapa lama kurasakan suamiku menindihku dengan ganas dan dengan cepat penisnya disorongkan pada memekku aku merasakan memekku penuh oleh penisnya dan belum sempat aku ikut goyang lama kurasakan semprotan kecil keluar dari penis suamiku, kiranya permainan malam itu berakhir cukup cepat. Ku lihat suamiku terlelap kepuasan, sedangkan aku hanya separuh saja, permainan belum berakhir tuntas.
===X=X===
Esok paginya.. Dengan memakai hem cukup panjang untuk menutup paha, aku mengantar suami dan anakku berangkat ke sekolah dan kantor, aku menutup garasi dan menuju pintu ruang tamu.
Tak lama kemudian terdengar suara bel rumah berbunyi, cepat aku bergegas menuju ruang tamu, aku mengira suamiku kembali ada barang yang ketinggalan.
Begitu pintu ku buka betapa terkejutnya aku, berdiri sorang lelaki muda dengan pakaian kerja ketelpack warna biru dengan nama perusahaan tertentu. Aku tertegun dua kali karena anak muda yang berdiri didepanku seperetinya sudah aku kenal.
Dia mengulurkan tangan dan menyebut namanya "Freddy", belum sempat aku membalas namanya, dia sudah menceritakan bahwa kemarin sore dia telah bertemu denganku ditoko buku, aku jadi teringat, kiranya si Fredy kemarin yang sempat bersama pacarnya dan menyapaku, aku jadi salah tingkah.
"Maaf bu, perusahaan kami ditelepon sama pak Andrian bahwa AC-nya rusak, dan saya yang ditugaskan untuk membetulkan disini... " katanya sambil matanya tak lepas memandang seluruh tubuhku yang masih awut-awutan.
Aku menyuruh dia duduk dulu sambli bergegas aku masuk ruang untuk ganti pakaian. Gila, kenapa semuanya jadi serba kebetulan begini. Anak muda itu tidak tampan tapi tatapan matanya tajam seakan membelah bajuku ini. Aku menjadi tertantang untuk membuktikan keberaniannya kemarin. Ku kenakan kaos kemarin dipadu dengan span yang cukup pendek memperlihatkan tungkaiku yang panjang.
Saat aku keluar dan berjalan keruang tamu ku perhatikan mata Fredy tidak lepas dari tubuhku, berani juga anak ini. Aku duduk didepan Fredy sambil ku silangkan kakiku dan mata frey juga mengikuti pergerakan kakiku saat bersilang. Aku yakin dia akan bisa melihat i98bagaian yang paling dalam milikku, aku jadi semakin suka.
Sehabis basa-basi sebentar, ku persilahkan Fredy untuk membongkar AC yang rusak dikamar tidurku. Rupanya dia juga pandai memuji hingga membuatku semakin tersanjung dengan mengatakan penataan kamar tidurku rapi dan warnanya serasi, membuat orang betah untuk tidur berlama-lama.
Aku pun mulai hanyut dalam pujiannya dan duduk ditepi kasur memperhatikan kerjanya. Mata Fredy sesekali melirik kearah dadaku kemudian turun pada pahaku yang ku biarkan sedikit terbukan karena rokku cukup pendek. Untuk membuat suasana tambah gayeng ku coba mengingatkannya dengan berkata...
"Kog dik Fredy kalau melihat saya seperti itu sih... aku jadi takut... kan dik Fredy sudah punya pacar... sama kan dengan pacar dik Fredy..." Fredy hanya terseyum saja dan berkata...
"Ehhhhh... maaf nyonya... saya tidak sengaja... eeeeee" katanya terbata-bata dan matanya kembali bertabrakan denganku.
"Eeeee apa dik...?" tanyaku menyelidik sambil senyum.
"Abis badan nyonya sintal sekali padahal nyonya sudah dikaruniai anak", jawab seenaknya.
"Jangan panggil nyonya ya... mbak saja cukup... " Pintaku
"Iya nyonya... Eh mbak..." gayanya melucu.
"Kalau apel sama pacarnya... tiap malem ya,.. wah asyiiik dong,.." kataku mulai menggoda.
"Ah enggak nyonya,.. eh mbak... Yach paling-paling 3 atau empat hari sekali,.." jawabnya.
"Terus... ngapain aja dik Frey kalau apel,"... Tanyaku sambil senyum.
"Yach... mbak kan lebih pengalaman dari saya, masak mau diceritain... ", katanya sambil senyum penuh arti,
Aku tambah memberanikan diri menggoda dengan mengubah posisi dudukku. Dan... Mata itu terus mengikuti gerakanku.
"Eh dik Fredy tolong benerin ya... Aku ke dapur sebentar tak buatkan sarapan pagi biar enak.." kataku sambil bergerak menuju dapur.
"Oh nggak usah mbak, ditemani mbak begini saja saya sudah kenyang kog,.. apalagi ..."
"Apalagi apa dik... ayo teruskan," kataku sambil melirik.
Aku terus menuju dapur dan Fredy masih sibuk membongkar AC dikamar. Didapur aku tidak mengerti apa yang ku masak, karena dari pembicaraan itu gairahku mulai muncul dengan gaya nekat keberaniannya. Aku hanya duduk menghadap kompor sambil melamun membayangkan Si Fredy yang nakal.
Ku bayangkan bagaimana matanya yang hitam menjelajah tubuhku, aku jadi berkeringat, dan... Aku terkejut saat ku rasakan ada tangan memelukku lembut dari belakang. Saat aku menoleh ku dengar dia berbisik...
"Aku seneng di siapin sarapan oleh wanita cantik. Apalagi dapat sarapan sekaligus tubuh Mbak yang sintal ini," katanya sambil mempererat pelukannya.
Aku reflek bergerak menghindar berbalik dan diluar dugaan bibir Fredy menyambar cepat bibirku, Melekat erat. Aku memberontak dengan mendorong dadanya menjauh, semakin kuat aku mendorong, semakin kuat pula bibirnya menempel, aku terus berusaha tapi dia lebih bisa mengupas bibirku dengan lihainya. Akhirnya perlahan badanku lemas merasakan hebatnya ciuman Fredy, sesuai iramanya aku hanyut saat lidah melilit pada lidahku.
Kini akau berhadapan pasrah dengan dada menempel dadanya, tidak bidang kurasakan tapi cukup menampung semua payudaraku bersandar leluasa. Ku rasakan tangannya mulai menyelusuri punggungku dan pantatku tak luput dari belaian. Dua pantatku dilingkup dengan kedua tangannya dan diangkan perlahan, aneh memang, saat tangan mengangkat pantatku, kurasakan ada desiran gairah semakin besar, aku semakin pasrah. Fredy menarik keatas kaosku sehingga bagian atas tubuhku hanya tertutup BH Fredy memandang tak berkedip.
Rupanya suamiku tahu keinginanku, saat naik ketempat tidur dan masuk selimut, tangan suamiku langsung mendekap payudaraku, aku menggelinjang dan tak seberapa lama kurasakan suamiku menindihku dengan ganas dan dengan cepat penisnya disorongkan pada memekku aku merasakan memekku penuh oleh penisnya dan belum sempat aku ikut goyang lama kurasakan semprotan kecil keluar dari penis suamiku, kiranya permainan malam itu berakhir cukup cepat. Ku lihat suamiku terlelap kepuasan, sedangkan aku hanya separuh saja, permainan belum berakhir tuntas.
===X=X===
Esok paginya.. Dengan memakai hem cukup panjang untuk menutup paha, aku mengantar suami dan anakku berangkat ke sekolah dan kantor, aku menutup garasi dan menuju pintu ruang tamu.
Tak lama kemudian terdengar suara bel rumah berbunyi, cepat aku bergegas menuju ruang tamu, aku mengira suamiku kembali ada barang yang ketinggalan.
Begitu pintu ku buka betapa terkejutnya aku, berdiri sorang lelaki muda dengan pakaian kerja ketelpack warna biru dengan nama perusahaan tertentu. Aku tertegun dua kali karena anak muda yang berdiri didepanku seperetinya sudah aku kenal.
Dia mengulurkan tangan dan menyebut namanya "Freddy", belum sempat aku membalas namanya, dia sudah menceritakan bahwa kemarin sore dia telah bertemu denganku ditoko buku, aku jadi teringat, kiranya si Fredy kemarin yang sempat bersama pacarnya dan menyapaku, aku jadi salah tingkah.
"Maaf bu, perusahaan kami ditelepon sama pak Andrian bahwa AC-nya rusak, dan saya yang ditugaskan untuk membetulkan disini... " katanya sambil matanya tak lepas memandang seluruh tubuhku yang masih awut-awutan.
Aku menyuruh dia duduk dulu sambli bergegas aku masuk ruang untuk ganti pakaian. Gila, kenapa semuanya jadi serba kebetulan begini. Anak muda itu tidak tampan tapi tatapan matanya tajam seakan membelah bajuku ini. Aku menjadi tertantang untuk membuktikan keberaniannya kemarin. Ku kenakan kaos kemarin dipadu dengan span yang cukup pendek memperlihatkan tungkaiku yang panjang.
Saat aku keluar dan berjalan keruang tamu ku perhatikan mata Fredy tidak lepas dari tubuhku, berani juga anak ini. Aku duduk didepan Fredy sambil ku silangkan kakiku dan mata frey juga mengikuti pergerakan kakiku saat bersilang. Aku yakin dia akan bisa melihat i98bagaian yang paling dalam milikku, aku jadi semakin suka.
Sehabis basa-basi sebentar, ku persilahkan Fredy untuk membongkar AC yang rusak dikamar tidurku. Rupanya dia juga pandai memuji hingga membuatku semakin tersanjung dengan mengatakan penataan kamar tidurku rapi dan warnanya serasi, membuat orang betah untuk tidur berlama-lama.
Aku pun mulai hanyut dalam pujiannya dan duduk ditepi kasur memperhatikan kerjanya. Mata Fredy sesekali melirik kearah dadaku kemudian turun pada pahaku yang ku biarkan sedikit terbukan karena rokku cukup pendek. Untuk membuat suasana tambah gayeng ku coba mengingatkannya dengan berkata...
"Kog dik Fredy kalau melihat saya seperti itu sih... aku jadi takut... kan dik Fredy sudah punya pacar... sama kan dengan pacar dik Fredy..." Fredy hanya terseyum saja dan berkata...
"Ehhhhh... maaf nyonya... saya tidak sengaja... eeeeee" katanya terbata-bata dan matanya kembali bertabrakan denganku.
"Eeeee apa dik...?" tanyaku menyelidik sambil senyum.
"Abis badan nyonya sintal sekali padahal nyonya sudah dikaruniai anak", jawab seenaknya.
"Jangan panggil nyonya ya... mbak saja cukup... " Pintaku
"Iya nyonya... Eh mbak..." gayanya melucu.
"Kalau apel sama pacarnya... tiap malem ya,.. wah asyiiik dong,.." kataku mulai menggoda.
"Ah enggak nyonya,.. eh mbak... Yach paling-paling 3 atau empat hari sekali,.." jawabnya.
"Terus... ngapain aja dik Frey kalau apel,"... Tanyaku sambil senyum.
"Yach... mbak kan lebih pengalaman dari saya, masak mau diceritain... ", katanya sambil senyum penuh arti,
Aku tambah memberanikan diri menggoda dengan mengubah posisi dudukku. Dan... Mata itu terus mengikuti gerakanku.
"Eh dik Fredy tolong benerin ya... Aku ke dapur sebentar tak buatkan sarapan pagi biar enak.." kataku sambil bergerak menuju dapur.
"Oh nggak usah mbak, ditemani mbak begini saja saya sudah kenyang kog,.. apalagi ..."
"Apalagi apa dik... ayo teruskan," kataku sambil melirik.
Aku terus menuju dapur dan Fredy masih sibuk membongkar AC dikamar. Didapur aku tidak mengerti apa yang ku masak, karena dari pembicaraan itu gairahku mulai muncul dengan gaya nekat keberaniannya. Aku hanya duduk menghadap kompor sambil melamun membayangkan Si Fredy yang nakal.
Ku bayangkan bagaimana matanya yang hitam menjelajah tubuhku, aku jadi berkeringat, dan... Aku terkejut saat ku rasakan ada tangan memelukku lembut dari belakang. Saat aku menoleh ku dengar dia berbisik...
"Aku seneng di siapin sarapan oleh wanita cantik. Apalagi dapat sarapan sekaligus tubuh Mbak yang sintal ini," katanya sambil mempererat pelukannya.
Aku reflek bergerak menghindar berbalik dan diluar dugaan bibir Fredy menyambar cepat bibirku, Melekat erat. Aku memberontak dengan mendorong dadanya menjauh, semakin kuat aku mendorong, semakin kuat pula bibirnya menempel, aku terus berusaha tapi dia lebih bisa mengupas bibirku dengan lihainya. Akhirnya perlahan badanku lemas merasakan hebatnya ciuman Fredy, sesuai iramanya aku hanyut saat lidah melilit pada lidahku.
Kini akau berhadapan pasrah dengan dada menempel dadanya, tidak bidang kurasakan tapi cukup menampung semua payudaraku bersandar leluasa. Ku rasakan tangannya mulai menyelusuri punggungku dan pantatku tak luput dari belaian. Dua pantatku dilingkup dengan kedua tangannya dan diangkan perlahan, aneh memang, saat tangan mengangkat pantatku, kurasakan ada desiran gairah semakin besar, aku semakin pasrah. Fredy menarik keatas kaosku sehingga bagian atas tubuhku hanya tertutup BH Fredy memandang tak berkedip.
Diciuminya leher, sementara tanganya mengucek-ucek dengan nafsu payudaraku. Ujung payudaraku tidak luput dari usapan tangannya. Warna Coklat tua melingkar direngkuh dan dipelintir nyaman, aku kegelian dan kurasakan memekku mulai berair banyak. Dibaliknya badanku sehingga membelakangi dia dan mulutnya mengupas punggunguku senti demi senti. Giginya membuka pengait BH dan begitu BH terbuka payudaraku diraih dari belakang dan mulutnya terus menyelusuri pinggang dan pinggulku. Kini mulutnya turun menguliti rok Spanku dan semuanya terbuka tinggal CD saja.
Badanku dibalik kembali sehingga berhadapan, diangkatnya diriku dan didudukkan pada sebelah kompor. Aku hanya diam dan terpejam merasakan perlakuannya. Cdku ditarik dan dipisahkan dari selangkanganku. Aku tetap terpejam dan diluar dugaan, kurasakan lidah Fredy mulai menggelitik memekku... Aku mendesah hebat saat lidahnya yang panas penuh masuk menjalari dinding memekku yang mulai basah.
Aku rasakan mulutnya bermain dengan rakus di memekku yang basah dan memerah. Ku ucek kepala Fredy yang maju mundur bermain di memekku, permainannya membuatku tidak kuat, ku rasakan adanya cairan kenikmatan yang semakin membanjiri memekku.
Tiba-tiba Fredy menarik mulutnya dari memekku dan berdiri, aku memandang dengan pasrah. Kulihat Fredy mulai melepas ketelpacknya hanya tinggal CD bertuliskan Crocodile berwarna kuning dan kulihat otot penisnya sudah menggelembung. Fredy menarik kertas tissiu dari meja makan dan berjongkok mengelap memekku yang basah, setelah dirasa kering, dimasukkan lagi tangannya menyibak jembutku (bulu memek) yang lebat dan cepat-cepat disorongkan mulutnya dengan gesit menjelajah lagi seluruh memekku... Gila...
"Eeehhsss gghhzz..." eranganku semakin tak ketemu arti,
tapi Fredy justru tambah giat menjilati memekku. Ku rasakan Clitku digigit kecil dan ditarik dengan jarinya. Aku tidak betah melihat perlakuannya dengan keras kutarik kepala Fredy menjauh memekku dan aku berdiri berhadapan dengannya.
Kupegang kontolnya dari luar CD dan kurasakan penisnya sudah kaku dan keras. Tanganku menyelusuri CD dan kusentuh lembut penis Fredy, dia menggeliat. Kutarik CDnya paksa dan nampak penisnya melompat keluar. Kemaluan fredi tidak besar, tapi kaku sekali yang bikin aku makin penasaran.
Kuusap-usap dengan jempolku dan ujung penisnya mulai berair bening. Fredy memandangku dengan senyum aku mengerti. Aku berjongkok perlahan dan kusorongkan mulut mungilku mengecup penisnya... dan... Dengan lahap perlahan perlahan kumasukkan seluruh batag penis Fredy kedalam mulutku. Diluar digaan kulihat lutut Fredy gemetaran menerima perlakuanku. Aku semakin bersemangat. Hisapanku berhasil mengeluarkan suaran erangan dari mulut Fredy yang tak kumengeri artinya.
Kujilat seluruh bagian penis tanpa tersisa. Tanganku yang kanan memengang batang penis sementara tanganku yang kiri kupergunakan untuk mengucek memekku sendiri agar birahiku mencapai puncak. Bulu-bulu penis fredi beradu dengan hidungku, aku geli
"Mbak... zzsssttt tghffff".
Aku hisap dan mengulum penisnya, Fredy mengatakan...
"Mbak... aku mau keluar... ssss".
Aku tak menghiraukan semakin kukocok penis Fredy dengan mulutku, tiba-tiba...
"Crott... Crott... Crottt" kurasakan ada semprotan kuat keluar dari penis Fredy rasanya asin gurih, langsung menuju tonggorokanku.
Aku langsung menelan tanpa sisa, sambil terus menghisap kulihat Fredy semakin tak karuan. Kurasakan sisa-sisa sperma Fredy keluar saat hisapanku kuat pada ujung lubang penisnya, kuhisap terus dan terus sampai akhirnya penis Fredy tak mampu lagi berdiri.
Aku duduk dan menyandarkan diri pada bahunya, Fredy diam saja, sekitar 3 menit kami saling diam dan kulihat Fredy mulai memelukku, aku diam saja dan tanganya kembali beraksi... gila nih anak. Ku toleh dia hanya tersenyum dan tanpa menunggu waktu lagi langsung ku dudukkan Fredy dilantai bawah dan ku ambil lagi penisnya yang masih lemas...
Kukocok dan mulutku kembali beraksi, diluar dugaan begitu penisnya tertempel bibirku langsung tegak menantang... Kuemut dan kukocok, Fredy lebih bergairah.
Fredy menarik mulutku menjauhi penisnya. Aku diterlentangkan dilantai, kurasakan punggungku dingin tapi jilatan Fredy pada seluruh tubuhku bagian depan dapat menghangatkan lantai. Dibukanya selangkanganku lebar-lebar dan tangan Fredy lincah menari memainkan memekku yang sudah basah. Mulut Fredy seakan tak lelah mengelomoh dan mengupas habis memekku yang memerah dan kurasakan Clitku mulai kaku.
Badanku dibalik kembali sehingga berhadapan, diangkatnya diriku dan didudukkan pada sebelah kompor. Aku hanya diam dan terpejam merasakan perlakuannya. Cdku ditarik dan dipisahkan dari selangkanganku. Aku tetap terpejam dan diluar dugaan, kurasakan lidah Fredy mulai menggelitik memekku... Aku mendesah hebat saat lidahnya yang panas penuh masuk menjalari dinding memekku yang mulai basah.
Aku rasakan mulutnya bermain dengan rakus di memekku yang basah dan memerah. Ku ucek kepala Fredy yang maju mundur bermain di memekku, permainannya membuatku tidak kuat, ku rasakan adanya cairan kenikmatan yang semakin membanjiri memekku.
Tiba-tiba Fredy menarik mulutnya dari memekku dan berdiri, aku memandang dengan pasrah. Kulihat Fredy mulai melepas ketelpacknya hanya tinggal CD bertuliskan Crocodile berwarna kuning dan kulihat otot penisnya sudah menggelembung. Fredy menarik kertas tissiu dari meja makan dan berjongkok mengelap memekku yang basah, setelah dirasa kering, dimasukkan lagi tangannya menyibak jembutku (bulu memek) yang lebat dan cepat-cepat disorongkan mulutnya dengan gesit menjelajah lagi seluruh memekku... Gila...
"Eeehhsss gghhzz..." eranganku semakin tak ketemu arti,
tapi Fredy justru tambah giat menjilati memekku. Ku rasakan Clitku digigit kecil dan ditarik dengan jarinya. Aku tidak betah melihat perlakuannya dengan keras kutarik kepala Fredy menjauh memekku dan aku berdiri berhadapan dengannya.
Kupegang kontolnya dari luar CD dan kurasakan penisnya sudah kaku dan keras. Tanganku menyelusuri CD dan kusentuh lembut penis Fredy, dia menggeliat. Kutarik CDnya paksa dan nampak penisnya melompat keluar. Kemaluan fredi tidak besar, tapi kaku sekali yang bikin aku makin penasaran.
Kuusap-usap dengan jempolku dan ujung penisnya mulai berair bening. Fredy memandangku dengan senyum aku mengerti. Aku berjongkok perlahan dan kusorongkan mulut mungilku mengecup penisnya... dan... Dengan lahap perlahan perlahan kumasukkan seluruh batag penis Fredy kedalam mulutku. Diluar digaan kulihat lutut Fredy gemetaran menerima perlakuanku. Aku semakin bersemangat. Hisapanku berhasil mengeluarkan suaran erangan dari mulut Fredy yang tak kumengeri artinya.
Kujilat seluruh bagian penis tanpa tersisa. Tanganku yang kanan memengang batang penis sementara tanganku yang kiri kupergunakan untuk mengucek memekku sendiri agar birahiku mencapai puncak. Bulu-bulu penis fredi beradu dengan hidungku, aku geli
"Mbak... zzsssttt tghffff".
Aku hisap dan mengulum penisnya, Fredy mengatakan...
"Mbak... aku mau keluar... ssss".
Aku tak menghiraukan semakin kukocok penis Fredy dengan mulutku, tiba-tiba...
"Crott... Crott... Crottt" kurasakan ada semprotan kuat keluar dari penis Fredy rasanya asin gurih, langsung menuju tonggorokanku.
Aku langsung menelan tanpa sisa, sambil terus menghisap kulihat Fredy semakin tak karuan. Kurasakan sisa-sisa sperma Fredy keluar saat hisapanku kuat pada ujung lubang penisnya, kuhisap terus dan terus sampai akhirnya penis Fredy tak mampu lagi berdiri.
Aku duduk dan menyandarkan diri pada bahunya, Fredy diam saja, sekitar 3 menit kami saling diam dan kulihat Fredy mulai memelukku, aku diam saja dan tanganya kembali beraksi... gila nih anak. Ku toleh dia hanya tersenyum dan tanpa menunggu waktu lagi langsung ku dudukkan Fredy dilantai bawah dan ku ambil lagi penisnya yang masih lemas...
Kukocok dan mulutku kembali beraksi, diluar dugaan begitu penisnya tertempel bibirku langsung tegak menantang... Kuemut dan kukocok, Fredy lebih bergairah.
Fredy menarik mulutku menjauhi penisnya. Aku diterlentangkan dilantai, kurasakan punggungku dingin tapi jilatan Fredy pada seluruh tubuhku bagian depan dapat menghangatkan lantai. Dibukanya selangkanganku lebar-lebar dan tangan Fredy lincah menari memainkan memekku yang sudah basah. Mulut Fredy seakan tak lelah mengelomoh dan mengupas habis memekku yang memerah dan kurasakan Clitku mulai kaku.
Setelah kurasakan hisapan yang dasyat dan memekku semakin basah Fredy berdiri dan membalik badanku hingga tengkurap. Saat tengkurap ditariknya pinggulku menuju badannya sehingga kedua sikuku meenempel dilantai dan kedua lututku dibuat berjauhan, aku menungging pasrah.
Dari belakang kurasakan Fredy menggila menjilati memekku yang kelihatan merekah. Fredy menjauh dan kurasakan desahan nafasnya membesar. Aku terkejut memekku digeser-geser dengan penisnya, kuarahkan pantatku kebelakang tapi Fredy menjauhkan penisnya dari memekku, dia menggoda dan aku jadi penasaran ingin merasakan penisnya.
Kurasakan penis Fredy kini mulai mendesak memekku dari belakang dan... terpeleset, kurasakan Fredy kesulitan membidikkan penisnya dan memekku. Kini ujung penis itu telah tepat pada lubang memekku , perlahan dan pasti gerakan Fredy maju sedikit demi sedikit menuju dinding memekku. Aku menunggu dan kurasakan gesekan perlahan itu menimbulkan sensasi yang hebat pada tubuhku.
Saat penis Fredy seudah seluruhnya mengisi memekku, Fredy diam sesaat sambil membelai-belai pinggungku yang bulat. Aku merasakan semuanya, dicengekeramnya pinggangku kuat-kuat dan Fredy mulai bergerak maju mundur memompa belahan memekku.
Aku mengimbangi dengan memutar mutar pantatku seperti penari perut, frey mengimbangi dengan sodokan-sodokan gilanya. Pinggulku dipakainya sebagai setir, jika ingin gerakan lambat, ditariknya pinggulku kuat-kuat sehingga aku tidak bisa bergerak demikian pula sebaliknya, aneh sekali aku menikmati penuh permainannya. Kurasakan telur penis Fredy menghantam pantatku sebelah bawah saat penisnya masuk total pada memekku.
Pantatku terus bergerak dan penis Fredy tidak tinggal diam, semua tenaga aku kerahkan untuk memperolah kepuasan maksimum, selang sekian menit kemudian saat dimana aku telah banyak mengalami orgasme, Fredy berteriak mau kelar spermanya... aku bilang keluarkan saja semaunya...
Aku mempercepat gerakan dan anehnya Fredy menahan pinggulku kuat-kuat, dia bergerak maju munderu perlahan, aku mengimbangi dan... Fredy berhenti sambil menancapkan kuat-kuat penisnya dimemekku...
Crooottt... Croott... crooott...
Aku merasakan sesuatu yang tidak dapat kulukiskan dengan jelas, kenikmatan dan kesenangan yang tiada duanya. Fredy masih menancapkan kuata-kuat penisnya, tangan Fredy membantu mengelus memekku, kombinasi ini yang sangat membuatku merasa selangit. Fredy menarik penisnya keluar memekku, kulihat sperma Fredy ikut tumpah saat penisnya menjulur keluar.
Aku berbalik, kupegang penis Fredy yang setengah tegang, kubersihkan dengan mulutku, kutarik ulur Fredy kegelian, dia hanya meringis dan mengelus rambutku. Setelah bersih, kulepas penis Fredy yang semakin mengecil dari mulutku.
Fredy bergegas kekamar mandi kemudian memakai kembali ketelpacknya, ku peluk dia dan ku berikan kecupan mesra tiada tara . Fredy kembali bekerja dan aku mandi diruang tidur tempat Fredy bekerja. Kubiarkan Fredy membetulkan AC sambil menikmati tubuhku yang telanjang saat mandi.
Aku sengaja hanya menutup dengan kelambu transaparan. Fredy berhenti sejenak ikut membantu menyabuni diriku dan tanganya tak lepas dari memekku. Dikatakan bahwa memekku tak kalah dengan perawan sekarang... Gila... ..Payudaraku yang kenyal juga menjadi sasaran remasan tanganya. Pentilku mengejang tapi Fredy melepaskan.
Selesai mandi kami makan mie instant berdua dan aku menyuruh Fredy untuk tidak menyelesaikan pekerjaan hari ini, agar besok dia datang lagi, Fredy setuju.
Hari kedua aku sengaja memberikan servis total pada Fredy tanpa ragu dan malu lagi, Fredy menyambut dengan bahagia. Setelah kejadian itu, aku bersepakat dengan Fredy untuk tidak bertemu lagi karena kondisi dia dan aku berbeda, dan Fredy dengan sabar dan mengerti mau menerima semuanya. Kuberikan ongkos yang lebih untuk dua hari menservis AC ku luar dalam dan Fredy menerimanya.
Dari belakang kurasakan Fredy menggila menjilati memekku yang kelihatan merekah. Fredy menjauh dan kurasakan desahan nafasnya membesar. Aku terkejut memekku digeser-geser dengan penisnya, kuarahkan pantatku kebelakang tapi Fredy menjauhkan penisnya dari memekku, dia menggoda dan aku jadi penasaran ingin merasakan penisnya.
Kurasakan penis Fredy kini mulai mendesak memekku dari belakang dan... terpeleset, kurasakan Fredy kesulitan membidikkan penisnya dan memekku. Kini ujung penis itu telah tepat pada lubang memekku , perlahan dan pasti gerakan Fredy maju sedikit demi sedikit menuju dinding memekku. Aku menunggu dan kurasakan gesekan perlahan itu menimbulkan sensasi yang hebat pada tubuhku.
Saat penis Fredy seudah seluruhnya mengisi memekku, Fredy diam sesaat sambil membelai-belai pinggungku yang bulat. Aku merasakan semuanya, dicengekeramnya pinggangku kuat-kuat dan Fredy mulai bergerak maju mundur memompa belahan memekku.
Aku mengimbangi dengan memutar mutar pantatku seperti penari perut, frey mengimbangi dengan sodokan-sodokan gilanya. Pinggulku dipakainya sebagai setir, jika ingin gerakan lambat, ditariknya pinggulku kuat-kuat sehingga aku tidak bisa bergerak demikian pula sebaliknya, aneh sekali aku menikmati penuh permainannya. Kurasakan telur penis Fredy menghantam pantatku sebelah bawah saat penisnya masuk total pada memekku.
Pantatku terus bergerak dan penis Fredy tidak tinggal diam, semua tenaga aku kerahkan untuk memperolah kepuasan maksimum, selang sekian menit kemudian saat dimana aku telah banyak mengalami orgasme, Fredy berteriak mau kelar spermanya... aku bilang keluarkan saja semaunya...
Aku mempercepat gerakan dan anehnya Fredy menahan pinggulku kuat-kuat, dia bergerak maju munderu perlahan, aku mengimbangi dan... Fredy berhenti sambil menancapkan kuat-kuat penisnya dimemekku...
Crooottt... Croott... crooott...
Aku merasakan sesuatu yang tidak dapat kulukiskan dengan jelas, kenikmatan dan kesenangan yang tiada duanya. Fredy masih menancapkan kuata-kuat penisnya, tangan Fredy membantu mengelus memekku, kombinasi ini yang sangat membuatku merasa selangit. Fredy menarik penisnya keluar memekku, kulihat sperma Fredy ikut tumpah saat penisnya menjulur keluar.
Aku berbalik, kupegang penis Fredy yang setengah tegang, kubersihkan dengan mulutku, kutarik ulur Fredy kegelian, dia hanya meringis dan mengelus rambutku. Setelah bersih, kulepas penis Fredy yang semakin mengecil dari mulutku.
Fredy bergegas kekamar mandi kemudian memakai kembali ketelpacknya, ku peluk dia dan ku berikan kecupan mesra tiada tara . Fredy kembali bekerja dan aku mandi diruang tidur tempat Fredy bekerja. Kubiarkan Fredy membetulkan AC sambil menikmati tubuhku yang telanjang saat mandi.
Aku sengaja hanya menutup dengan kelambu transaparan. Fredy berhenti sejenak ikut membantu menyabuni diriku dan tanganya tak lepas dari memekku. Dikatakan bahwa memekku tak kalah dengan perawan sekarang... Gila... ..Payudaraku yang kenyal juga menjadi sasaran remasan tanganya. Pentilku mengejang tapi Fredy melepaskan.
Selesai mandi kami makan mie instant berdua dan aku menyuruh Fredy untuk tidak menyelesaikan pekerjaan hari ini, agar besok dia datang lagi, Fredy setuju.
Hari kedua aku sengaja memberikan servis total pada Fredy tanpa ragu dan malu lagi, Fredy menyambut dengan bahagia. Setelah kejadian itu, aku bersepakat dengan Fredy untuk tidak bertemu lagi karena kondisi dia dan aku berbeda, dan Fredy dengan sabar dan mengerti mau menerima semuanya. Kuberikan ongkos yang lebih untuk dua hari menservis AC ku luar dalam dan Fredy menerimanya.
Klik Nomer untuk lanjutan ceritanya