“aduh dewi, kamu ini gimana sih, kamu ini udah semester berapa? Belum juga lulus-lulus.”
Disebuah rumah mewah nampak seorang ibu sedang memarahi anaknya.
“mama udah malu, di tanyain ama teman-teman mama, kapan dewi lulus? Kapan dewi lulus? Kamu gak malu apa?” lanjutnya.
Nampak sang anak hanya terlihat menunduk tak mampu menatap mata ibunya. Dewi nama anak itu. Lebih tepatnya dewi anastasya. Seorang mahasiswi kedokteran semester 9 yang belum juga lulus dari kuliah. Tubuhnya tinggi, langsing, karena berasal dari keluarga yang kaya, dia sering melakukan perawatan yang mahal, membuat kulitnya menjadi putih dan mulus.
Meskipun memakai jilbab, tapi itu tak dapat meyembunyikan lekukan tubuhnya.
“pokoknya mami gak mau tau. Kamu harus buruan lulus, ngerti kamu?” lanjut sang mama
“i...iya ma.”
===x===
Keesokan harinya dewi bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Dia memakasi bedak tipis di wajanya, membuat wajahnya terlihat putih dan halus. Dan lipstick pink di bibirnya. Setibanya di kampus dewi tak langsung turun dari mobilnya.
“aduh gimana nih? Apa aku harus ngomong langsung ke pak professor yah.” Katanya dalam hati
Setelah berdilema akhirnya dewi memutuskan untuk berbicara kepada professor mengenai kelulusannya. Setelah selesai mata kuliah, dewi menghubungi professornya.
“selamat siang prof, saya dewi, saya mau bertanya mengenai kelulusan saya.”
“oh iya boleh, kamu keruangan saya sekarang.” Balas sang professor
Setelah tiba di ruangan professor tersebut, dewi mengetuk pintu.
Tok tok tok
“iya silahkan masuk.” Kata professor.
Dewi pun melangkah masuk ke ruangan professor itu, di ruangan itu hanya ada dewi dan sang professor. Professor ini sudah berumur 80 tahun, dengan kepala botak dan wajah yang keriput. Tubuhnya juga kurus seperti orang tua pada umumnya.
“silahkan duduk,” lanjutnya
“iya prof.”
“boleh saya tawarkan minum?”
“eh gak usah repot repot prof.”
“udah gak papa.”
Professor tersebut kemudian memberikan gelas besar kepada dewi berisikan cairan putih yang kental.
“silahkan dihabiskan."
Dewi yang melihat cairan itu awalnya merasa jijik.
“kalau kamu gak mau habisin minuman itu, kamu boleh keluar dari ruangan saya.”
Dewi dengan terpaksa mengeguk minuman itu, minuman itu hangat dan rasanya sedikit asam. Aromanya pekat. Dewi meminum cairan yang hampir seliter itu dengan sangat terpaksa karena ingin lulus.
Professor itu sendiri melihat dewi meneguk cairan itu dengan kontol yang sudah sangat tegang.
Setelah meminum cairan itu dewi merasa kepalanya pusing, tapi tetap mempertanyakan mengenai kelulusannya.
“jadi gini... prof... saya mau...... bertanya.... mengenai kelulusan... saya...” ucap dewi dengan suara yang aneh.
Cara bicara dewi yang seperti orang mabuk dan matanya yang lesu membuat professor itu berdiri dari kursinya dan menghampiri dewi, mengetahui obat yang dia berikan telah bekerja.
Melihat mata dewi yang sudah tidak fokus, professor itu meraba muka dewi yang halus, sambi berbisik,
“sekarang kamu akan kujadikan budak seksku.”
Itu kata-kata terakhir yang dewi ingat sebelum tertidur.
==x==x==
Ketika dewi membuka matanya, dia medapati dirinya tidak bisa bergerak. Kedua tangan dan kakinya terikat di sebuah kursi. Kepalanya juga tertahan sehingga menoleh ke kiri dan ke kanan pun tak bisa. Matanya di pasangkan semacam penyangga sehingga dia tidak bisa berkedip.
Meskipun hanya dapat menatap kedepan tapi dewi dapat merasakan tubuhnya telanjang hanya masih menggunakan jilbabnya. Dia merasakan kedua putinnya di pasangkan sesuatu alat yang terus menerus menghisap putingnya. Di kursi yang dia duduki terdapat dua buah lubang yang tepat berada di depan memek dan anusnya.
Tiba-tiba suara professor terdengar di telinga dewi,
“bagaimana tidur mu cantik?” tanya professor itu dengan suara khas orang tua.
“a...apa ini prof? lepaskan saya. TOLONG TOLONGG” dewi meronta-ronta di kursinya,
Tapi apa daya ikatan itu sangat erat, dewi bahkan tidak bergerak sedikitpun.
Disebuah rumah mewah nampak seorang ibu sedang memarahi anaknya.
“mama udah malu, di tanyain ama teman-teman mama, kapan dewi lulus? Kapan dewi lulus? Kamu gak malu apa?” lanjutnya.
Nampak sang anak hanya terlihat menunduk tak mampu menatap mata ibunya. Dewi nama anak itu. Lebih tepatnya dewi anastasya. Seorang mahasiswi kedokteran semester 9 yang belum juga lulus dari kuliah. Tubuhnya tinggi, langsing, karena berasal dari keluarga yang kaya, dia sering melakukan perawatan yang mahal, membuat kulitnya menjadi putih dan mulus.
Meskipun memakai jilbab, tapi itu tak dapat meyembunyikan lekukan tubuhnya.
“pokoknya mami gak mau tau. Kamu harus buruan lulus, ngerti kamu?” lanjut sang mama
“i...iya ma.”
===x===
Keesokan harinya dewi bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Dia memakasi bedak tipis di wajanya, membuat wajahnya terlihat putih dan halus. Dan lipstick pink di bibirnya. Setibanya di kampus dewi tak langsung turun dari mobilnya.
“aduh gimana nih? Apa aku harus ngomong langsung ke pak professor yah.” Katanya dalam hati
Setelah berdilema akhirnya dewi memutuskan untuk berbicara kepada professor mengenai kelulusannya. Setelah selesai mata kuliah, dewi menghubungi professornya.
“selamat siang prof, saya dewi, saya mau bertanya mengenai kelulusan saya.”
“oh iya boleh, kamu keruangan saya sekarang.” Balas sang professor
Setelah tiba di ruangan professor tersebut, dewi mengetuk pintu.
Tok tok tok
“iya silahkan masuk.” Kata professor.
Dewi pun melangkah masuk ke ruangan professor itu, di ruangan itu hanya ada dewi dan sang professor. Professor ini sudah berumur 80 tahun, dengan kepala botak dan wajah yang keriput. Tubuhnya juga kurus seperti orang tua pada umumnya.
“silahkan duduk,” lanjutnya
“iya prof.”
“boleh saya tawarkan minum?”
“eh gak usah repot repot prof.”
“udah gak papa.”
Professor tersebut kemudian memberikan gelas besar kepada dewi berisikan cairan putih yang kental.
“silahkan dihabiskan."
Dewi yang melihat cairan itu awalnya merasa jijik.
“kalau kamu gak mau habisin minuman itu, kamu boleh keluar dari ruangan saya.”
Dewi dengan terpaksa mengeguk minuman itu, minuman itu hangat dan rasanya sedikit asam. Aromanya pekat. Dewi meminum cairan yang hampir seliter itu dengan sangat terpaksa karena ingin lulus.
Professor itu sendiri melihat dewi meneguk cairan itu dengan kontol yang sudah sangat tegang.
Setelah meminum cairan itu dewi merasa kepalanya pusing, tapi tetap mempertanyakan mengenai kelulusannya.
“jadi gini... prof... saya mau...... bertanya.... mengenai kelulusan... saya...” ucap dewi dengan suara yang aneh.
Cara bicara dewi yang seperti orang mabuk dan matanya yang lesu membuat professor itu berdiri dari kursinya dan menghampiri dewi, mengetahui obat yang dia berikan telah bekerja.
Melihat mata dewi yang sudah tidak fokus, professor itu meraba muka dewi yang halus, sambi berbisik,
“sekarang kamu akan kujadikan budak seksku.”
Itu kata-kata terakhir yang dewi ingat sebelum tertidur.
==x==x==
Ketika dewi membuka matanya, dia medapati dirinya tidak bisa bergerak. Kedua tangan dan kakinya terikat di sebuah kursi. Kepalanya juga tertahan sehingga menoleh ke kiri dan ke kanan pun tak bisa. Matanya di pasangkan semacam penyangga sehingga dia tidak bisa berkedip.
Meskipun hanya dapat menatap kedepan tapi dewi dapat merasakan tubuhnya telanjang hanya masih menggunakan jilbabnya. Dia merasakan kedua putinnya di pasangkan sesuatu alat yang terus menerus menghisap putingnya. Di kursi yang dia duduki terdapat dua buah lubang yang tepat berada di depan memek dan anusnya.
Tiba-tiba suara professor terdengar di telinga dewi,
“bagaimana tidur mu cantik?” tanya professor itu dengan suara khas orang tua.
“a...apa ini prof? lepaskan saya. TOLONG TOLONGG” dewi meronta-ronta di kursinya,
Tapi apa daya ikatan itu sangat erat, dewi bahkan tidak bergerak sedikitpun.
“percuma cantik.” Kata professor itu kini telah berada di hadapan dewi.
Dia meraba wajah halus dewi dengan tangannya yang keriput. Dewi cuman bisa bergidik ngeri karenanya.
“aku akan melakukan eksperimen kepadamu sayang dan tak ada yang bisa kau lakukan untuk mencegah itu.” Lanjutnya
“......?” raut wajah dewi terlihat heran
"eksperimen apa?" ucap dewi dalam hati
Seperti bisa membaca pikiran dewi, si professor menjawab,
“aku akan menjadikanmu budak seks, dewi anastasya.”
“ti..tidak, itu tidak mungkin. Kau tidak bisa merubahku kakek brengsek.” Raung dewi
“oh yah? Apakah kau lupa kalau aku ini specialist apa?” tanya si professor,
dan seketika dewi menjadi takut.
“benar sekali cantik, specialist rekayasa pikiran. Setelah bertahun-tahun mempelajari pikiran manusia, aku bisa mengutak-atik pikiran manusia menjadi apapun yang aku mau. Contohnya saja, karena rasa takut yang di produksi oleh otak mu, aku bisa membuatmu meminum sperma sebanyak itu. Hahaha”
Dewi mengingat cairan putih kental yang dia minum di ruangan professor itu, seketika dia menjadi mual.
“tenang saja sayang, sebentar lagi kau akan menikmati rasa sperma itu, bahkan aku akan mebuatmu memohon-mohon untuk diberikan sperma.”
“tidaakkkk, lepaskan aku bajingan. Orang tuaku pasti akan mencariku ketika aku tidak pulang ke rumah, tunggu saja.”
“apakah kau yakin? Aku sudah menelfon ibumu tadi, aku bilang kau akan mengikuti pelajaran tambahan selama 3 hari bersamaku, dan dia nampaknya senang-senang saja mendengarnya.”
Mendengar itu dewi hanya bisa terdiam.
“sekarang mari kita mulai eksperimennya.”
==x==x==
Lampu di ruangan itu seketika mati, membuat semuanya menjadi gelap gulita. Layar di depan dewi menyala dan menampilkan sebuah spiral yang terus berputar tanpa henti. Speaker di ruangan itu juga mulai mengeluarkan suara-suara aneh.
Si professor menyetel suara speaker itu di gelombang khusus yang akan membuat pesannya lebih gampang diterima oleh dewi, pesan-pesan seperti, kamu adalah sebuah object pemuas nafsu pria, kamu suka dipuji pria, tanpa pujian pria kamu merasa hampa, kamu hidup untuk memuaskan nafsu pria, kamu adalah boneka seks, kamu selalu mengidam-idamkan kontol, kamu menyukai sperma, terus seperti itu berulang-ulang.
Secara bertahap pula si professor itu menyuntikkan cairan infus ke tubuh dewi supaya dia tidak keurangan cairan, bersamaan dengan itu ia juga menyuntikkan obat perangsang dosis rendah yang tidak cukup untuk membuatnya orgasme tapi tetap membuat memeknya semakin gatal.
Setelah 6 jam eksperimen ini mulai membuahkan hasil. Kedua bola mata dewi mulai tidak fokus, Memeknya berdenyut-denyut meneteskan precum. lidahnya keluar meneteskan saliva demi saliva membasahi kedua payudaranya, dewi sudah mulai mengigau,
“kwontohhl, kwontohll” (kontol, kontol).
Si professor puas melihat hasil ini, dia pun meninggalkan dewi di ruangan itu dan pulang kerumahnya dengan kontol yang sangat tegang.
Hari ke-dua
Saat si professor memasuki ruangan khusus itu dia mendapati lantai sudah basah dengan air liur dan precum dewi. Layar di depan dewi terus menampilkan spiral yang terus berputar dan mengirimkan sugesti-sugesti ke kepala dewi.
“haha sungguh berantakan ruangan ini,” kata professor itu dengan senang.
Dia membuka celananya dan menunjukkan kontol nya di depan dewi. Dewi yang melihat kontol pun langsung merusaha menggapainya sambil mengigau
“kwonthool, kwonthooll”
sayang tubuh dewi masih terikat di kursi.
“waw, luar biasa, baru sehari saja aku sudah berhasil mengubah mahasiswi alim ini menjadi seorang, ups maaf, seekor betina yang doyan kontol.”
Si professor dengan sangat bangga menyeruput wine yang dia bawah dari rumah.
“sabar sayang kamu akan mendapatkannya, kamu akan mendapatkan kontol yang kamu ingin-inginkan itu,” katanya sambil memegang dagu dewi lalu
"eemmppphhh.."
"ssllrruupppp muuacchhh.."
dia melumat bibir yang berlipstik merah itu. “tapi nanti, sekarang kita akan ke pertunjukan selanjutnya.”
Dia meraba wajah halus dewi dengan tangannya yang keriput. Dewi cuman bisa bergidik ngeri karenanya.
“aku akan melakukan eksperimen kepadamu sayang dan tak ada yang bisa kau lakukan untuk mencegah itu.” Lanjutnya
“......?” raut wajah dewi terlihat heran
"eksperimen apa?" ucap dewi dalam hati
Seperti bisa membaca pikiran dewi, si professor menjawab,
“aku akan menjadikanmu budak seks, dewi anastasya.”
“ti..tidak, itu tidak mungkin. Kau tidak bisa merubahku kakek brengsek.” Raung dewi
“oh yah? Apakah kau lupa kalau aku ini specialist apa?” tanya si professor,
dan seketika dewi menjadi takut.
“benar sekali cantik, specialist rekayasa pikiran. Setelah bertahun-tahun mempelajari pikiran manusia, aku bisa mengutak-atik pikiran manusia menjadi apapun yang aku mau. Contohnya saja, karena rasa takut yang di produksi oleh otak mu, aku bisa membuatmu meminum sperma sebanyak itu. Hahaha”
Dewi mengingat cairan putih kental yang dia minum di ruangan professor itu, seketika dia menjadi mual.
“tenang saja sayang, sebentar lagi kau akan menikmati rasa sperma itu, bahkan aku akan mebuatmu memohon-mohon untuk diberikan sperma.”
“tidaakkkk, lepaskan aku bajingan. Orang tuaku pasti akan mencariku ketika aku tidak pulang ke rumah, tunggu saja.”
“apakah kau yakin? Aku sudah menelfon ibumu tadi, aku bilang kau akan mengikuti pelajaran tambahan selama 3 hari bersamaku, dan dia nampaknya senang-senang saja mendengarnya.”
Mendengar itu dewi hanya bisa terdiam.
“sekarang mari kita mulai eksperimennya.”
==x==x==
Lampu di ruangan itu seketika mati, membuat semuanya menjadi gelap gulita. Layar di depan dewi menyala dan menampilkan sebuah spiral yang terus berputar tanpa henti. Speaker di ruangan itu juga mulai mengeluarkan suara-suara aneh.
Si professor menyetel suara speaker itu di gelombang khusus yang akan membuat pesannya lebih gampang diterima oleh dewi, pesan-pesan seperti, kamu adalah sebuah object pemuas nafsu pria, kamu suka dipuji pria, tanpa pujian pria kamu merasa hampa, kamu hidup untuk memuaskan nafsu pria, kamu adalah boneka seks, kamu selalu mengidam-idamkan kontol, kamu menyukai sperma, terus seperti itu berulang-ulang.
Secara bertahap pula si professor itu menyuntikkan cairan infus ke tubuh dewi supaya dia tidak keurangan cairan, bersamaan dengan itu ia juga menyuntikkan obat perangsang dosis rendah yang tidak cukup untuk membuatnya orgasme tapi tetap membuat memeknya semakin gatal.
Setelah 6 jam eksperimen ini mulai membuahkan hasil. Kedua bola mata dewi mulai tidak fokus, Memeknya berdenyut-denyut meneteskan precum. lidahnya keluar meneteskan saliva demi saliva membasahi kedua payudaranya, dewi sudah mulai mengigau,
“kwontohhl, kwontohll” (kontol, kontol).
Si professor puas melihat hasil ini, dia pun meninggalkan dewi di ruangan itu dan pulang kerumahnya dengan kontol yang sangat tegang.
Hari ke-dua
Saat si professor memasuki ruangan khusus itu dia mendapati lantai sudah basah dengan air liur dan precum dewi. Layar di depan dewi terus menampilkan spiral yang terus berputar dan mengirimkan sugesti-sugesti ke kepala dewi.
“haha sungguh berantakan ruangan ini,” kata professor itu dengan senang.
Dia membuka celananya dan menunjukkan kontol nya di depan dewi. Dewi yang melihat kontol pun langsung merusaha menggapainya sambil mengigau
“kwonthool, kwonthooll”
sayang tubuh dewi masih terikat di kursi.
“waw, luar biasa, baru sehari saja aku sudah berhasil mengubah mahasiswi alim ini menjadi seorang, ups maaf, seekor betina yang doyan kontol.”
Si professor dengan sangat bangga menyeruput wine yang dia bawah dari rumah.
“sabar sayang kamu akan mendapatkannya, kamu akan mendapatkan kontol yang kamu ingin-inginkan itu,” katanya sambil memegang dagu dewi lalu
"eemmppphhh.."
"ssllrruupppp muuacchhh.."
dia melumat bibir yang berlipstik merah itu. “tapi nanti, sekarang kita akan ke pertunjukan selanjutnya.”
Professor itu mulai menekan tombol di remot dan kedua dildo dihadapan memek dan anus dewi mulai mendekat, kedua dildo itu tidak memiliki ukuran yang besar dia meternya juga hanya 2cm. kedua kepala dildo itu mulai masuk ke memek dan anus dewi, seketika tubuh dewi menegang,
"AAAHHHHHHHHH.." desah dewi
kedua pahanya bergetar hebat, tapi dia tidak orgasme, dan si professor hanya memasukkan bagian kepalanya saja lalu menariknya keluar, membuat dewi merasa hampa. Dewi menggigit bibir bawahnya memohon-mohon kepada professor untuk di berikan kontol.
“akhuu mawwhhuu kwontoll” sambil menjulurkan lidahnya seperti anjing betina.
Si professor hanya tersenyum dan kembali memasukkan dildo itu hanya sebatas kepalanya saja. Kembali tubuh dewi menegang, lalu lesu karena dildo itu kembali ditarik keluar, terus seperti itu berulang-ulang.
“sepertinya ini cukup,” kata professor
si professor mangambil selang kecil dan memasukkannya di mulut dewi, selang itu tersambung ke sebuah tangki penuh sperma, entah dari mana si professor mendapatkannya, selang tersebut mulai menumpahkan cairan kental putih itu sedikit demi sedikit ke mulut dewi,
“dengan ini kamu akan terbiasa dengan rasa sperma sayangku, kamu bahkan akan menikmatinya haha,” kata si professor dan bergegas pergi, pulang
Hari ke-tiga.
“ah nampaknya hari ini aku harus mengembalikanmu ke kedua orang tua mu sayang.” Katanya professor kepada dewi.
Dia melihat tangki penuh sperma itu telah berpindah ke perut dewi. Selama 2 hari dewi tidak pernah berdiri dari kursinya. Dia kencing dan buang air di tempat itu. Ruangan itu juga sudah berbau cairan sperma, kencing, dan berbagai macam bau lainnya, tapi yang ada di pikiran dewi cuman kontol.
Si professor melepaskan ikatan dewi, dewi pun langsung jatuh terkapar di lantai tubuhnya gemetar lesu, tapi ketika si professor mengeluarkan kontolnya dewi seketika bangun. Dia ingin menggapai kontol besar keriput itu. Si professor hanya bisa tertawa melihat kelakuan mahasiswi alim ini. Dia menahan tangan dewi yang berusaha menggapai kontolnya. “eits, ada ujian sebelum kamu bisa mendapatkan hadiahmu cantik. Jawab pertanyaan saya, pertama, siapa namamu?”
“sa... sayaa....” ucap dewi terbata
Dewi berusaha mengingat-ingat namanya, di kepalanya hanya ada kontol, kontol dan kontol,
“saya dewi anastasya.” lanjut dewi
Bagus, setidaknya dia tidak benar-benar rusak, sangat tidak enak mengentot “robot” kata professor dalam hati.
“selanjutnya, apa tugasmu?” kata professor
“untuk memuaskan nafsu para pejantan.” balas Dewi
"Hmm nampaknya sugestinya bekerja terlalu baik, dia tidak mengatakan pria tapi pejantan, ah itu bukan urusanku" isi hati si professor
“terakhir, apakah kamu rela menyerahkan seluruh tubuhmu, teman, bahkan anggota keluargamu kepada para pejantan yang membutuhkan mereka?”
“aku relaaaa.”
“nice doggy, come get your treat.”
Si professor memukul-mukulkan kontolnya di muka dewi
plak plak plak plak
Dewi dengan senang hati menghisap kontol itu.
Slruupphh slruuppp
empphhhh
qqlloookkk qloookkk
“ahhh terus betinaku,” kata professor keenakan sambil membelai kepala dewi yang masih berbalut jilbab itu.
Saat dia sedang menikmati sepongan dewi tiba-tiba hpnya berbunyi, panggilan rapat.
“anjing lah,” umpat professor
karena nanggung kedua tangan professor itu memegang kepala dewi dan mulai menggenjot mulut dewi dengan kasar dan cepat.
KLOKH KLOKH KLOKH KLOKH
air mata dewi mengalir ke pipinya, ludah sangat banyak jatuh kelantai. Dia tidak bisa bernafas tapi memeknya tambah basah.
“terima ini lonte.” ucap professor Saat akan orgasme,
professor melepaskan kepala dewi dan dewi pun segera membuka mulutnya untuk menerima semprotan sperma professor. Tapi si professor malah mengarahkan kontolnya ke lantai.
Crot crot crot crot
gumpalan gumpalan sperma itu jatuh ke lantai.
"AAAHHHHHHHHH.." desah dewi
kedua pahanya bergetar hebat, tapi dia tidak orgasme, dan si professor hanya memasukkan bagian kepalanya saja lalu menariknya keluar, membuat dewi merasa hampa. Dewi menggigit bibir bawahnya memohon-mohon kepada professor untuk di berikan kontol.
“akhuu mawwhhuu kwontoll” sambil menjulurkan lidahnya seperti anjing betina.
Si professor hanya tersenyum dan kembali memasukkan dildo itu hanya sebatas kepalanya saja. Kembali tubuh dewi menegang, lalu lesu karena dildo itu kembali ditarik keluar, terus seperti itu berulang-ulang.
“sepertinya ini cukup,” kata professor
si professor mangambil selang kecil dan memasukkannya di mulut dewi, selang itu tersambung ke sebuah tangki penuh sperma, entah dari mana si professor mendapatkannya, selang tersebut mulai menumpahkan cairan kental putih itu sedikit demi sedikit ke mulut dewi,
“dengan ini kamu akan terbiasa dengan rasa sperma sayangku, kamu bahkan akan menikmatinya haha,” kata si professor dan bergegas pergi, pulang
Hari ke-tiga.
“ah nampaknya hari ini aku harus mengembalikanmu ke kedua orang tua mu sayang.” Katanya professor kepada dewi.
Dia melihat tangki penuh sperma itu telah berpindah ke perut dewi. Selama 2 hari dewi tidak pernah berdiri dari kursinya. Dia kencing dan buang air di tempat itu. Ruangan itu juga sudah berbau cairan sperma, kencing, dan berbagai macam bau lainnya, tapi yang ada di pikiran dewi cuman kontol.
Si professor melepaskan ikatan dewi, dewi pun langsung jatuh terkapar di lantai tubuhnya gemetar lesu, tapi ketika si professor mengeluarkan kontolnya dewi seketika bangun. Dia ingin menggapai kontol besar keriput itu. Si professor hanya bisa tertawa melihat kelakuan mahasiswi alim ini. Dia menahan tangan dewi yang berusaha menggapai kontolnya. “eits, ada ujian sebelum kamu bisa mendapatkan hadiahmu cantik. Jawab pertanyaan saya, pertama, siapa namamu?”
“sa... sayaa....” ucap dewi terbata
Dewi berusaha mengingat-ingat namanya, di kepalanya hanya ada kontol, kontol dan kontol,
“saya dewi anastasya.” lanjut dewi
Bagus, setidaknya dia tidak benar-benar rusak, sangat tidak enak mengentot “robot” kata professor dalam hati.
“selanjutnya, apa tugasmu?” kata professor
“untuk memuaskan nafsu para pejantan.” balas Dewi
"Hmm nampaknya sugestinya bekerja terlalu baik, dia tidak mengatakan pria tapi pejantan, ah itu bukan urusanku" isi hati si professor
“terakhir, apakah kamu rela menyerahkan seluruh tubuhmu, teman, bahkan anggota keluargamu kepada para pejantan yang membutuhkan mereka?”
“aku relaaaa.”
“nice doggy, come get your treat.”
Si professor memukul-mukulkan kontolnya di muka dewi
plak plak plak plak
Dewi dengan senang hati menghisap kontol itu.
Slruupphh slruuppp
empphhhh
qqlloookkk qloookkk
“ahhh terus betinaku,” kata professor keenakan sambil membelai kepala dewi yang masih berbalut jilbab itu.
Saat dia sedang menikmati sepongan dewi tiba-tiba hpnya berbunyi, panggilan rapat.
“anjing lah,” umpat professor
karena nanggung kedua tangan professor itu memegang kepala dewi dan mulai menggenjot mulut dewi dengan kasar dan cepat.
KLOKH KLOKH KLOKH KLOKH
air mata dewi mengalir ke pipinya, ludah sangat banyak jatuh kelantai. Dia tidak bisa bernafas tapi memeknya tambah basah.
“terima ini lonte.” ucap professor Saat akan orgasme,
professor melepaskan kepala dewi dan dewi pun segera membuka mulutnya untuk menerima semprotan sperma professor. Tapi si professor malah mengarahkan kontolnya ke lantai.
Crot crot crot crot
gumpalan gumpalan sperma itu jatuh ke lantai.
Dewi pun tidak segan-segan langsung menjilati sperma itu. Professor melihat itu dengan tersenyum. Dia menjambak rambut dewi,
“sekarang pulanglah, kamu akan bersikap normal di hadapan orang tuamu, tapi jika ada pejantan yang ingin mengentot mu kamu tidak akan segan-segan untuk melayaninya. Ngerti?”
Dewi hanya mengangguk dengan penuh kepuasan karena sudah merasakan kontol
==x==x==
Sepulangnya dewi ke rumah, ibunya bertanya,
“gimana pelajaran tambahan kamu? Lancar kan? Pokoknya mama gak mau tau, kamu harus lulus dengan cepat bagaimanapun caranya.”
Dewi hanya menatap mamanya dengan tatapan kosong, dikepalanya hanya ada gambaran-gambaran kontol yang membuat memeknya berdenyut-denyut.
“hey kalau ditanya orang tua tuh di jawab.” Ibunya menjentikkan jari, membuat dewi sadar.
“i..iyah ma, aman kok professornya yang bakalan bantu dewi langsung.” Jawab dewi.
“bagus, nanti mama yang akan memberikan tanda terima kasih ke professor itu.”
Pikiran dewi langsung menjadi liar,
"tanda terima kasih apa yah yang akan mama berikan ke professor?" Pikir dewi.
Sejak eksperimen yang dilakukan professor terhadap dewi. sekarang dewi selalu berpikiran mesum terhadap apapun, contohnya seperti sekarang saja, hadiah yang dimaksud ibu dewi adalah berupa uang, tapi yang di pikiran dewi, ibunya berlutut di hadapan professor sambil bibir merahnya melingkari kontol professor.
Perlu diketahui tubuh ibu dewi masih sangat bagus. Ibu berusia 47 tahun itu meskipun sudah tidak selangsing sewaktu muda, tapi tetap saja menggoda. Malahan beberapa orang menganggap dirinya sebagai seorang MILF, dengan kulit putih mulus, dan wajah yang selalu berpoleskan makeup, membuat setiap orang ingin membuang pejuh dimukanya, hanya mereka menahan diri karena tau dia seorang wanita terhormat.
“ya udah sekarang kamu istirahat udah malam.” Lanjut ibunya, “besok masih ngampus kan...”
==x TAMAT x==
“sekarang pulanglah, kamu akan bersikap normal di hadapan orang tuamu, tapi jika ada pejantan yang ingin mengentot mu kamu tidak akan segan-segan untuk melayaninya. Ngerti?”
Dewi hanya mengangguk dengan penuh kepuasan karena sudah merasakan kontol
==x==x==
Sepulangnya dewi ke rumah, ibunya bertanya,
“gimana pelajaran tambahan kamu? Lancar kan? Pokoknya mama gak mau tau, kamu harus lulus dengan cepat bagaimanapun caranya.”
Dewi hanya menatap mamanya dengan tatapan kosong, dikepalanya hanya ada gambaran-gambaran kontol yang membuat memeknya berdenyut-denyut.
“hey kalau ditanya orang tua tuh di jawab.” Ibunya menjentikkan jari, membuat dewi sadar.
“i..iyah ma, aman kok professornya yang bakalan bantu dewi langsung.” Jawab dewi.
“bagus, nanti mama yang akan memberikan tanda terima kasih ke professor itu.”
Pikiran dewi langsung menjadi liar,
"tanda terima kasih apa yah yang akan mama berikan ke professor?" Pikir dewi.
Sejak eksperimen yang dilakukan professor terhadap dewi. sekarang dewi selalu berpikiran mesum terhadap apapun, contohnya seperti sekarang saja, hadiah yang dimaksud ibu dewi adalah berupa uang, tapi yang di pikiran dewi, ibunya berlutut di hadapan professor sambil bibir merahnya melingkari kontol professor.
Perlu diketahui tubuh ibu dewi masih sangat bagus. Ibu berusia 47 tahun itu meskipun sudah tidak selangsing sewaktu muda, tapi tetap saja menggoda. Malahan beberapa orang menganggap dirinya sebagai seorang MILF, dengan kulit putih mulus, dan wajah yang selalu berpoleskan makeup, membuat setiap orang ingin membuang pejuh dimukanya, hanya mereka menahan diri karena tau dia seorang wanita terhormat.
“ya udah sekarang kamu istirahat udah malam.” Lanjut ibunya, “besok masih ngampus kan...”
==x TAMAT x==